jurnal-milsa-e.-mintalangi-091511166-epid.pdf
TRANSCRIPT
-
Artikel : Perbandingan Kadar Kolesterol Total Pada Masyarakat Semi Kota dan
Desa di Kabupaten Minahasa Selatan
Article : Comparison Of Total Cholesterol Levels In The Community Suburbs
and Village South Discrit Minahasa
Oleh:
Milsa E. Mintalangi
091511166
Dosen Pembimbing :
Dr. dr. Billy J. Kepel, MMed, Sc
Dr. Ir. Reiny A. Tumbol, MApp, Sc
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2013
-
Mintalangi, Milsa. Perbandingan Kadar Kolesterol Total Pada Masyarakat Semi Kota dan
Desa di Kabupaten Minahasa Selatan. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado. Pembimbing : (I) Dr. dr.
Billy J. Kepel, MMed, Sc., (II) Dr. Ir. Reiny A. Tumbol, MApp, Sc
ABSTRAK
Latar Belakang: Kolesterol total adalah jumlah kolesterol yang dibawah dalam semua
partikel pembawa kolesterol dalam darah, termasuk High Density Lipoprotein (HDL),
Low Density Lipoprotein dan Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Kadar HDL darah
yang rendah akan berpengaruh pada rasio total kolesterol dan HDL, yang dapat
digunakan untuk memprediksi risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK). Provinsi Sulawesi
Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tertinggi suspek Penyakit Jantung
Koroner (PJK). suburban merupakan kelompok komunitas yang memiliki sifat tengah-
tengah antara rural dan urban, sedangkan masyarakat desa adalah mata pencaharian
bersifat homogen (bertani, beternak, nelayan, dan lain-lain). Penelitian ini dilakukan
untuk melihat perbandingan kadar kolesterol total pada masyarakat semi kota dan desa di
kabupaten minahasa Selatan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional study. Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat ukur kolesterol
total nesco multicheck, alkohol, kapas, jarum, steril, sarung tangan. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2013 di Kelurahan Bitung Kecamatan
Amurang dan Desa Kapoya Kecamatan Suluun Tareran. Sampel penelitian yaitu 133 jiwa
di Kelurahan Bitung dan 118 di Desa Kapoya. Analisis bivariat menggunakan uji chi
square dan mann whitney.
Hasil: Hasil penelitian perbedaan kadar kolesterol di Kelurahan Bitung diperoleh
perbedaan rerata kadar kolesterol total pada masyarakat semi kota dan di desa, maka
didapatkan nilai p = 0,276 atau p>0,05, hubungan faktor umur dan jenis kelamin dengan
kadar kolesterol total, hubungan umur p = 0,000 p< 0.05, hubungan jenis kelamin p =
0,597.
Kesimpulannya : Tidak ada perbedaan rerata kadar kolesterol total di Bitung dan di
Kapoya, terdapat hubungan antara faktor umur dengan kadar kolesterol total, dan tidak
ada hubungan antara faktor jenis kelamin dengan kadar kolesterol total.
Kata Kunci : Kadar Kolesterol Total, Semi kota, Desa
-
Mintalangi, Milsa. Comparison Of Total Cholesterol Levels In The Community
Suburbs and Village South Discrit Minahasa. Thesis. School of Public
Health. Sam Ratulangi University of Manado. Supervisor (I) Dr. dr. Billy J.
Kepel, MMed, Sc., (II) Dr. Ir. Reiny A. Tumbol, MApp, Sc
ABSTRACT
Background: Total cholesterol is below the amount of cholesterol in all particle
cholesterol carrier in the blood, including High Density Lipoprotein (HDL), Low Density
Lipoprotein and Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Low blood HDL levels will
affect the ratio of total cholesterol and HDL, which can be used to predict the risk of
coronary heart disease (CHD). North Sulawesi province is one of the highest in Indonesia
with suspected coronary heart disease (CHD). Suburbs community is a group that has
properties midway between village and city, while village communities are homogeneous
livelihood (farming, livestock breeding, fishing , etc.). This study was conducted to
compare the levels of total cholesterol in the suburbs and village communities in South
Minahasa regency.
Methods: This study was an observation al study with cross sectional analytic study. The
research instrument used is a measure NESCO Multicheck total cholesterol, alcohol,
cotton, needles, sterile gloves. The research was conducted in February-March 2013 in
the village and the village of Bitung District Amurang Kapoya Suluun Tareran District.
The research sample that is 133 lives in the Village of Bitung and 118 in the Village
Kapoya. Bivariate analysis using chi square test and Mann Whitney.
Results: The results cholesterol differences in the Village of Bitung obtained mean
difference in total cholesterol levels in the semi-urban and rural, the obtained value of p =
0.276 or p> 0.05, the correlation between age and sex with higher levels of total
cholesterol, age relationships p = 0.000 p> 0.05, gender relations p = 0.597.
In conclusion: There is no difference in the mean total cholesterol levels in Bitung and in
Kapoya, there is a correlation between age and total cholesterol levels, and there is no
relationship between the sex factor with total cholesterol levels.
Keywords: Total Cholesterol Levels, Suburbs, Village
-
Pendahuluan
Kolesterol total adalah jumlah kolesterol
yang dibawah dalam semua partikel
pembawa kolesterol dalam darah,
termasuk High Density Lipoprotein
(HDL), Low Density Lipoprotein dan
Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
(Freeman dkk, 2008). Kolesterol total
merupakan salah satu parameter dalam
hiperlipidemia selain LDL dan HDL
kolesterol, serta trigliserida. Bila
terdapat kolesterol dalam jumlah terlalu
banyak di dalam darah dapat
membentuk endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menyebabkan
penyempitan yang dinamakan
aterosklorosis (Suhadi dkk, 2010).
Kadar Kolesterol tinggi
dipengaruhi oleh seringnya
mengkonsumsi makanan yang tinggi
kolesterol. Semakin banyak konsumsi
makanan berlemak, akan semakin besar
peluangnya untuk menaikkan kadar
kolesterol total dan menurunkan kadar
High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar HDL darah yang rendah akan
berpengaruh pada rasio total kolesterol
dan HDL, yang dapat digunakan untuk
memprediksi risiko Penyakit Jantung
Koroner (PJK) (Rahmawati dkk, 2009).
Berdasarkan data Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2008
untuk masalah Penyakit Jantung
Koroner di wilayah perkotaan,
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dengan disertai gejala. Pada masyarakat
di perkotaan untuk penyakit jantung
koroner berdasarkan diagnosis sebesar
1,3 % sedangkan di wilayah perdesaan
sama dengan masyarakat di perkotaan
yaitu 1,3%. Untuk kasus penyakit
jantung koroner yang di sertai dengan
gejala dimana pada masyarakat
pedesaan lebih tinggi sebesar 8,8 %
sedangkan di wilayah perkotaan sebesar
7,7%. Berdasarkan karakteristik
responden umur pada kelompok usia 45-
54, kasus penyakit jantung koroner
berdasarkan diagnosis sebesar 2,1 % dan
yang disertai gejala 1,9 %, untuk
karakterisitik jenis kelamin berdasarkan
diagnosis laki-laki sebesar 1,1 % dan
perempuan 1,2 dan yang disertai gejala
laki-laki 7,1 %, perempuan 9,4 %.
-
Masyarakat Semikota Dilihat
sebagai suatu lingkungan daerah, maka
daerah suburban (semi kota) merupakan
daerah yang berada di antara atau di
tengah-tengah daerah rural (desa) dan
urban (kota). Jika dilihat sebagai suatu
komunitas, maka suburban (semikota)
merupakan kelompok komunitas yang
memiliki sifat tengah-tengah antara
rural (desa) dan urban (kota) (Indrizal,
2006). Sedangkan untuk masyarakat
desa adalah mata pencaharian bersifat
homogen (bertani, beternak, nelayan,
dan lain-lain). Sedangkan mata
pencaharian berdagang merupakan
pekerjaan sekunder, sebagian besar
penduduknya bertani (Foster dan
Anderson, 2008 ).
Faktor resiko penyakit jantung
koroner yang tidak bisa di ubah yaitu
umur dan jenis kelamin. Setelah
mencapai umur 20 tahun, kadar
kolesterol biasanya cenderung naik.
Semakin bertambanya umur seseorang,
resiko memiliki kolesterol tinggi pun
akan semakin meningkat. Kolesterol
yang ada di pembuluh darah semakin
lama semakin menebal, semakin
bertambah usia maka penebalan yang
terjadi pun akan semakin meningkat,
pada pria umunya kadar kolesterol terus
meningkat setelah berumur lebih dari 45
tahun. Sementara pada wanita akan naik
saat menopause atau di atas 55 tahun.
Pada usia yang semakin lanjut plak
kolesterol yang menumpuk pada
pembuluh darah akan semakin menebal.
(Mulyanto, 2012).
Tujuan umum penelitian ini
adalah perbedaan kadar kolesterol total
dan hubungan faktor umur, dan jenis
kelamin pada masyarakat semi kota di
Kelurahan Bitung Kecamatan Amurang
dan masyarakat desa di Desa Kapoya
Kecamatan Suluun Tareran Kabupaten
Minahasa Selatan.
Metode Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan
merupakan penelitian analitik dengan
menggunakan desain cross sectional,
dengan melakukan pemeriksaan kadar
kolesterol total dengan menggunakan
alat nesco multicheck terhadap
responden. Sampel penelitian yaitu 251
-
orang pada masyarakat semi kota dan
desa. Data yang sudah dikumpulkan
dianalisis dengan uji mann whitney
untuk melihat perbedaan rerata kadar
kolesterol total pada masyarakat
semikota dan desa dan uji chi square
untuk melihat hubungan faktor umur dan
jenis kelamin dengan kada kolesterol
total.
Hasil
Karakteristik Responden
Hasil Penelitian menunjukkan jumlah
responden yang berumur 41-50 tahun
lebih banyak pada masyarakat desa yaitu
92 (77,9%), sedangkan jumlah
responden yang berumur 30-40 tahun
lebih banyak pada masyarakat semi-kota
yaitu 44 (33,1%). Jumlah responen
berjenis kelamin laki-laki yang paling
banyak terdapat pada masyarakat semi-
kota yaitu 47 orang (35,3%). Responden
berjenis kelamin perempuan yang paling
banyak terdapat pada masyarakat desa
yaitu 88 orang (74,6%).
Analisis Univariat
Mendeskripsikan setiap variabel
independen masyarakat semi kota dan
desa, umur dan jenis kelamin dan
variabel dependen kadar kolesterol total
yang ada dengan menyajikan rerata,
nilai minimal dan maksimal untuk
melihat kadar kolesterol total pada
masyarakat semikota dan desa.
Analisis Bivariat
1. Perbedaan Kadar Kolesterol Total pada masyarakat semi kota dan desa dengan
Menggunakan Mann-Whitney U
Karakteristik Mean Rank Z p
Semi kota 130,7 -1,090 0,27
Desa 120,7
Hasil analisis menggunakan uji Mann-
Whitney maka didapatkan nilai p = 0,276
atau p>0,05, berarti tidak ada perbedaan
rerata kadar kolesterol total antara
-
masyarakat semi kota di Keluraan
Bitung Kecamatan Amurang dan di
Desa Kapoya Kecamatan Suluun
Tareran pada tabel 1.
2. Hubungan Umur dan Jenis Kelamin dengan Kadar Kolesterol Total Menggunakan chi-
square
Hasil analisis menggunakan uji Chi
square karakteristik responden umur dan
jenis kelamin dapat dilihat untuk
hubungan umur nilai p = 0,000 atau
p0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dengan kadar kolesterol total
pada tabel 2
Pembahasan
Perbedaan Kadar Kolesterol Total
Pada Masyarakat Semikota dan
Masyarakat Desa
Berdasarkan, hasil pengukuran kadar
kolesterol total pada masyarakat di
Kelurahan Bitung dan desa Kapoya yang
diuji statistik dengan menggunakan uji
Mann-Whitney diperoleh hasil p= 0,27
Karakteristik
Kadar Kolesterol Total
Total
n (%)
OR 95% CI
p Normal
n (%)
Tinggi
n (%)
Umur
< 40 Tahun 38 (54,3) 32 (45,7) 70 (100) 8,15 2,24 1,28-3,93 0,00
40 Tahun 64 (35,4) 117 (64,6) 181 (100)
Jenis Kelamin
Laki-laki 30 (39,0) 47 (61,0) 77(100) 0,28 0,86 0,49-1,49 0,59
Perempuan 74 (42,5) 100 (57,5) 174(100)
-
(p>0,05). Hasil tersebut menunjukan
bahwa tidak ada perbedaan yang
bermakna kadar kolesterol total pada
masyarakat semi-kota dan desa.yang
artinya bahwa wilayah bukan
merupakan faktor resiko yang
berpengaruh terhadap tingginya kadar
kolesterol total pada masyarakat semi-
kota di Kelurahan Bitung dan
masyarakat Desa Kapoya di Kabupaten
Minahasa Selatan. Penelitian Ernawati
dkk (2009), tinggal di wilayah perkotaan
beresiko lebih tinggi untuk mempunyai
kolesterol tinggi dari pada tinggal di
pedesaan. Hal ini di perkirakan di kota
lebih mudah tersedia aneka jenis
makanan sumber kolesterol, disamping
kehidupan di kota juga memberi peluang
seseorang menjadi stress. Selain itu
tingkat aktivitas fisik sedang atau berat
lebih banyak dilakukan oleh responden
di pedesaan, sementara itu responden di
perkotaan mempunyai tingkat aktivitas
ringan.
Hubungan Karakteristik Responden
Dengan Kadar Kolesterol Total
1. Hubungan umur dengan kadar
kolesterol total
Variabel umur dikelompokkan menjadi
dua yaitu umur < 40 tahun dan 40
tahun. Hasil statistik kadar kolesterol
total terhadap umur yaitu p = 0,00, OR:
2,24; 95% CI 1,28-3,93, artinya umur
40 tahun berisiko mempunyai
kemungkinan 2,24 kali mengalami kadar
kolesterol total yang tinggi dibanding
umur < 40 tahun. Penelitian ini sama
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Listiana dkk (2006) hubungan antara
umur dan kadar kolesterol total bahwa
pada usia yang semakin tua, kolesterol
total lebih tinggi kadarnya. Hal ini
menunjukkan bahwa usia dapat
mempengaruhi kadar kolesterol total
seseorang. Pada usia yang semakin tua
kadar kolesterol totalnya relatif lebih
tinggi dari pada kadar kolesterol total
pada usia muda.
2. Hubungan jenis kelamin dengan kadar
kolesterol total
Berdasarkan analisis hubungan kadar
kolesterol total dengan jenis kelamin
yaitu p = 0,59, OR: 0,86; 95% CI 0,49-
-
1,49, artinya jenis kelamin tidak
memiliki hubungan dengan kadar
kolesterol total. Dalam hasil penelitian
Wiyono dkk (2004) perempuan lebih
beresiko menderita kolesterol tinggi
dibandingkang laki-laki. Hal ini
diperkirakan adanya perbedaan perilaku
dan cara hidup. Dilihat dari segi gender,
wanita sebagai ibu rumah tangga yang
bertanggung jawab terhadap pengadaan
konsumsi makanan di rumah sehingga
lebih terpapar terhadap makanan, salah
satunya makanan tinggi kolesterol atau
berlemak. Di samping itu aktifitas fisik
lebih ringan dibandingkan laki-laki.
Kesimpulan
1. Tidak ada perbedaan rerata kadar
kolesterol total pada masyarakat
semi kota dan desa.
2. Terdapat hubungan antara umur
terhadap kadar kolesterol total
pada masyarakat semi kota dan
desa.
3. Tidak ada hubungan antara jenis
kelamin terhadap kadar kolesterol
total pada masyarakat semi kota
dan desa.
Saran
1. Untuk mengontrol kadar kolesterol
total bagi masyarakat semikota dan
desa maka masyarakat di kedua
wilayah tersebut harus tetap
memberlakukan gaya hidup sehat
dan mengatur pola makan dalam
kesehariannya khususnya, yang
termasuk dalam kategori kolesterol
tinggi.
2. Untuk kategori umur >40 dan
karekteritik jenis kelamin yang
beresiko tingginya kadar kolesterol
total sebaiknya untuk memeriksa
kadar kolesterol total minimal 3
bulan 1 kali agar bisa terkontrol
dengan baik.
3. Perlu dilaksanakan penelitian lebih
lanjut tentang perbandingan kadar
kolesterol total pada masyarakat
semikota dan desa yang bisa
dilakukan di daerah-daerah lain di
Indonesia.
-
Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial Dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
Bintana & Muryati. 2010. Hubungan
Konsumsi Lemak Dengan Kejadian
Hiperkolesterolemia Pada Pasien
Rawat Jalan Di Poliklinik Jantung
Rumah Sakit Umum Daerah Kraton
Kabupaten Pekalongan. (Online)
(http://jurnal.unimus.ac.id. Diakses
pada tanggal 22 juli 2013)
DinKes Sulut. 2008. Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara (online).
http://dinkes.co.id (diakses pada
tanggal 22 Maret 2013)
Ernawati, Fitrah, Muherdiyantiningsi; R,
Efendi, S.Herman. 2004. Profil
Distribusi Lemak Tubuh dan Lemak
Darah Dewasa Gemuk Di
Pedesaan Dan Perkotaan.
Penelitian Gizi dan Makanan. 27
(1):1-9
Foster dan Anderson. 2008. Antropologi
Kesehatan. Jakarta: UI-Press
Freeman M & Junge C, 2008. Kolesterol
Rendah Jantung Sehat. Jakarta:
Bhuana Ilmu Populer
Mulyanto, D. 2012. Panjang Umur
dengan Kontrol Kolesterol dan
Asam Urat. Yogyakarta: Cahaya
Atma Pustaka.
Suhadi, R., Dewi, Haryanti, VA. 2010.
Perbandingan Kadar Kolesterol
Total Subyek Karena Perbedaan
Durasi Edukasi Hidup Sehat. Vol
14 No 1.
publikasiilmiah.ums.ac.id/.../jurnal
%20kes%20vol%201%20no%202
%2 (Diakses 22 Juli 2013)
Wiyono, S., K. Bantas; R.D Hatma, S.
Wahjoe. 2004. Hubungan Antara
Rasio Lingkar Pinggang-Panggul
Dengan Kadar Kolesterol Pada
Orang Dewasa di Kota Surakarta.
Cermin Dunia Kedokteran, 143:44-
48