jurnal myopia (indah, hasmeinah, muhaimmin)
DESCRIPTION
kesehatan mataTRANSCRIPT
![Page 1: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/1.jpg)
1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI KEJADIAN MYOPIA PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG.
Indah Septiana1, Hasmeinah2, Muhaimin Ramdja2
1Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah2 Fakultas Kedokteran Universitas MuhammadiyahPalembang
Background : Refractive error are the cause of visual impairment in children andadolescents. In Indonesia visual impairment caused refractive error estimated to be 22,1% isstill become big problem. The most common type of refractive error myopia, is a complextrait including both genetic and environmental factors. The prevalence of myopia isincreasing dramatically among children and adolescents in South-east Asia includingIndonesia. Recent studies have tried to elucidate the aetiology of myopia, but however theexact aetilogy of myopia is not unclear yet.This research is intended to identify what influencing factors for myopia incidence, so thatcould be used for preventive or reduce myopia progression in students School of MedicineMuhammadiyah University Palembang.Method : This research is analityc description, using cross sectional design. Survey-basedprimer data from questioners. The subject whole student in School of Medicine UniversityMuhammadiyah Palembang were choosen as sample by using systematic random samplingmethod.Result : Of the 160 students eligible to analysed, 90 (56,3%) are myopia, 18 (11,3%) areastigmatism, 13 (8,13%) are myopia with astigmatism. Parental history of myopia hascorrelation to myopic student (p>0,05) pR. 2,89. Poor light and reading position are riskfactors of myopia incidence (p>0,05) pR. 2,9 and 1,6. Sport pR. 1,31 with chi-square test(p>0,05) means as risk factor of myopia incidence. Found in this research population,playing video game seen were not as risk factor of myopia (p>0,05) pR. 0,65.Conclussion :Parental history of myopia and environmental factors have role in myopiaincidence as risk factor.
Key word : Myopia, Parental history of myopia, Poor light and reading position, PlayingVideo game and Sport.
PendahuluanWHO memperkirakan terdapat 45 juta
penderita kebutaan di dunia, di mana
sepertiganya berada di AsiaTenggara.
Diperkirakan 12 orang menjadi buta tiap
menit di dunia dan 4 orang di antaranya
berasal dari Asia Tenggara, sedangkan di
Indonesia diperkirakan setiap menit ada
satu orang menjadi buta. Sebagian besar
orang buta (tunanetra) di Indonesia berada
di daerah miskin dengan kondisi sosial
ekonomi lemah13. Survey Kesehatan Indra
Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-
1996 menunjukkan angka kebutaan
Indonesia mencapai 1,5%. Penyebab
utama kebutaan adalah katarak (0,78%),
gluakoma (0,20%), kelainan refraksi
(0,14%) dan penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan usia lajut (0,38%).
Dibandingkan dengan angka kebutaan di
negara regional Asia Tenggara, Indonesia
memiliki angka kejadian paling tinggi7. Di
Sumsel jumlah penduduk yang mengalami
kelainan refraksi sebanyak 1.011.119 jiwa
(BPS 2010)1, gangguan penglihatan akibat
![Page 2: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/2.jpg)
2
kelainan refraksi dengan prevalensi
sebesar 22,1%, masih merupakan masalah
besar di Indonesia (PGPK,2011)7. Sebab
kelainan refraksi dapat menyebabkan
penderita kehilangan pendidikan,
kesempatan kerja, menurunnya
produktivitas dan rendahnya kualitas hidup
jika tidak terkoreksi dengan benar (Vision
2020 Report, 2011)13.
Myopia adalah bentuk kelainan
refraksi di mana sinar-sinar sejajar, pada
mata yang istirahat akan dibiaskan pada
suatu titik di depan retina (Vaughan,
2008). Biasanya myopia diturunkan dari
orangtua dan terlihat setelah anak berumur
8-12 tahun. Sering terlihat bertambahnya
berat myopia sesuai dengan bertambahnya
pertumbuhan pada usia remaja ( Ilyas,
1989)2. Anak dengan kedua orangtua yang
myopia maka kemungkinan untuk terjadi
myopia sebanyak 32,9%, dan anak hanya
dengan salah satu orangtua yang myopia
maka kemungkinan untuk mengalami
myopia pula sebanyak 18%. Kemungkinan
untuk terjadi myopia hanya 6% pada anak
dari pasangan tanpa myopia ( The Myopia
Manual, 2011)9. Aktivitas visual dengan
jarak pandang objek dekat dan paparan
cahaya remang merupakan faktor resiko
myopia sebab kerja dekat dan paparan
cahaya remang pada mata membuat mata
perlu akomodasi ekstra untuk memperjelas
objek (Vaughan, 2008) 12. Penelitian lain
mengungkapkan bahwa myopia secara
dominan disebabkan oleh faktor
lingkungan bukan faktor genetika,
penelitian yang dilakukan di Australia yang
membandingkan gaya hidup 124 anak di
Sidney etnis Cina dan 682 anak etnis yang
sama di Singapura mendapati prevalensi
myopia sebanyak 3,3% di Sidney dan 29%
di Singapura, padahal anak-anak yang
tinggal di Sidney menghabiskan lebih
banyak waktu perminggu untuk membaca
dan belajar dibandingkan anak-anak di
Singapura namun mereka juga
menghabiskan waktu lebih banyak untuk
beraktivitas di luar rumah dan olahraga
(McCredie, 2008)4.
Penelitian yang dilakukan pada
mahasiswa kedokteran oleh Saw (2004) di
Singapura mendapati bahwa mahasiswa
kedokteran merupakan populasi yang
terbesar untuk terjadinya myopia, hal ini
kemungkinan disebabkan kecenderungan
dalam waktu lama dan intensif untuk
aktivitas visual dekat, misalnya membaca
buku dan menulis10.
Dari uraian di atas peneliti tertarik
untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian myopia pada
mahasiswa fakultas kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian myopia pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Data skunder adalah data mengenai
jumlah seluruh mahasiswa FKUMP yang
diambil dari pihak UPK, sedangkan data
primer diambil menggunakan kuesioner.
Pengisian kuesioner oleh responden
dipandu oleh peneliti. Analisa data
dilakukan dengan menggunakan tabel 2x2
dan Chi-Square.
![Page 3: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Hasil dan PembahasanDari 160 mahasiswa, 90 (56,3%) orang
menderita myopia, 18 (11,3%) orang
menderita astigmatisma, dan 13 (8,14%)
orang menderita myopia dengan
astigmatisma. Tabel 1 menunjukkan dari
90 orang penderita myopia, 75 (83,4%)orang menderita myopia derajat ringan,myopia derajat sedang sebanyak 14(15,5%) orang. 1 (1,1%) orang penderitamyopia derajat berat
Tabel 1. Derajat Myopia
Derajat Myopia Frekuensi %
Ringan 75 83,4
Sedang 14 15,5
Berat 1 1,1
Jumlah 90 100
Sumber : Data Primer
I. Riwayat Orangtua
Tabel 2. Hubungan antara Kejadian Myopia dengan Riwayat Orangtua
Myopia
Jumlah pR PYa Tidak
Riwayat
Orangtua
Myopia
ya 34 9 43
Tidak 56 61 117 1,65 0,01
Jumlah 90 70 160
Sumber : Data Primer
Dari hasil penelitian, secara statistikdiketahui terdapat hubungan antaramyopia dengan riwayat orangtua dengannilai p-value 0,001 (pvalue>0,05),pR=1,65 dengan kata lain riwayat orangtuayang menderita myopia merupakan faktorresiko untuk terjadinya myopia pada anak.Hal ini diperkuat oleh pernyataan Sowkadkk (2001), bahwa adanya keterlibatan gen18p11.3. yang membawa sifat myopia itu
sendiri11, Wu dalam Morgan (2003) jugamenyatakan adanya allel yangbertanggungjawab terhadap kejadianmyopia telah teridentifikasi pada 104keluarga Taiwan5. Jones dkk (2007) dalampenelitiannya juga mengungkapkan adanyahubungan antara kejadian myopia denganriwayat orangtua p-value 0,0001 (pvalue <0,0001)3.
![Page 4: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/4.jpg)
4
II. Kebiasaan Membaca di bawah Cahaya Remang
Tabel 3. Hubungan antara Kejadian Myopia dengan Kebiasaan Membaca di BawahCahaya Remang
Myopia
Jumlah pR PYa Tidak
Cahaya
Remang
<12 watt 40 12 52
≥12 watt 50 58 108 1,66 0,000
Jumlah 90 70 160
Sumber : Data Primer
Peneliti mendapati adanya hubunganantara myopia dengan kebiasaan membacadi bawah cahaya remang sebab p-value0,000 (pvalue<0,05) dengan pR1,66>1yang berarti merupakan faktor resiko.Hasil temuan peneliti ini diperkuat olehRehm (2001), pencahayaan yang adequatesaat membaca membuat pupil mengecildan membutuhkan sedikit akomodasi
sehingga dapat mengurangi resikomyopia8.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwahipotesis yang menyatakan “TerdapatHubungan antara Kebiasaan Membaca diBawah Cahaya Remang dengan KejadianMyopia” dapat diterima.
III. Kebiasaan Membaca dengan Posisi Tubuh Berbaring
Tabel 4. Hubungan antara Kejadian Myopia dengan Kebiasaan Membaca denganPosisi Tubuh Berbaring
Myopia
Jumlah pR PYa Tidak
Membaca
Posisi
Berbaring
Ya 80 35 115
Tidak 10 35 45 3,13 0,000
Jumlah 90 70 160
Sumber : Data Primer
p-value 0,000 (pvalue<0,05) Hoditolak, maka secara statistik terdapathubungan antara myopia dengan kebiasaanmembaca dengan posisi tubuh berbaring.pR 3,13>1, hal ini berarti membaca dalamkeadaan tubuh berbaring merupakan faktorresiko myopia. Hasil penelitian inimendukung pernyataan Rehm (2001) yangmenyatakan bahwa kebiasaan membaca
dalam keadaan tubuh berbaring ataupunbersandar merupakan salah satu faktorresiko untuk menjadi myopia sebab objekbaca cenderung menjadi lebih dekatdengan mata si pembaca8.
Dari uraian di atas dapat disimpulkanbahwa terdapat hubungan antara kebiasaanmembaca dengan posisi tubuh berbaringterhadap kejadian myopia.
![Page 5: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/5.jpg)
5
IV. Kebiasaan Bermain Video Game
Tabel 5. Hubungam antara Kejadian Myopia dengan Kebiasaan Bermain VideoGame
Myopia
Jumlah pR PYa Tidak
Bermain
Video
Game
≥ 2Jam/Minggu 59 34 93
< 2 Jam/Minggu 31 36 67 1,37 0,031
Jumlah 90 70 160
Sumber : Data Primer
Pada penelitian ini Ho yang diajukan tidakditerima secara statistik, ini berartiterdapat hubungan antara myopia dengankebiasaan bermain video game sebab p-value 0,031 (pvalue<0,05) dengan pR1,37>1 yang mempunyai makna sebagaifaktor resiko. Bermain video gamemerupakan salah satu variableCloseworking yang diajukan oleh Mutti (2002), dimana kita ketahui bahwaCloseworking merupakan salah satupenyebab myopia6. Menurut Rehm (2001)8
bermain video game ataupun menontontelevisi bukanlah penyebab dari myopiajika saja jarak tidak terlalu dekat atau tidakkurang dari 6 kaki6. Penelitian sebelumnyayang dilakukan oleh Jones ( 2007)3 tidakterdapat hubungan antara bermain videogame dengan myopia p-value 0,816.
Perbedaan hasil penelitian inikemungkinan disebabkan oleh perbedaankarakter dari populasi yang diteliti, padapenelitian ini populasi terpilih adalahmahasiswa fakultas kedokteran, sedangkanpada penelitian terdahulu populasi yangditeliti adalah siswa kelas tiga SD denganrentang usia 8-9 tahun, sehingga terdapatkebiasaan dan jumlah aktivitas yangberbeda pula. Selain itu kemungkinanadanya perbedaan hasil penelitian adalahjarak tubuh responden saat bermain videogames terhdap layar monitor, yangdiketahui jarak tersebut dapat berpengaruhpada kejadian myopia (Rehm, 2001)8.
Dapat ditarik kesimpulan bahwaterdapat hubungan antara kebiasaanbermain video game dengan kejadianmyopia.
V. Kebiasaan Berolahraga
Tabel 6. Hubungan antara Kejadian Myopia dengan Kebiasaan Berolahraga
Myopia
Jumlah pR PYa Tidak
Olahraga
≥7 Jam/Minggu 3 19 22
<7 Jam/Minggu 87 51 138 0,21 0,000
Jumlah 90 70 160
Sumber : Data Primer
![Page 6: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Terdapat hubungan yang signifikanantara kejadian myopia dengan kebiasaanberolahraga p-value 0,000 (pvalue<0,05)dan pR 0,21 > 1 maksudnya jarangberolahraga merupakan faktor resikomyopia. Teori yang dikemukakan olehLovasik dalam Jones (2007) olahragadapat menghambat pertumbuhan ocularmelalui perubahan aliran darah choroid,sehingga perpanjangan axial bola mata
sebagai salah satu penyebab myopia dapatditekan3. Hasil yang didapat penelitisebanding dengan hasil yang ditemukanoleh peneliti sebelumnya pvalue 0.001(pvalue>0,05) (jones dkk, 2007)3. MakaHo ditolak, Terdapat hubungan antarakebiasaan olahraga dengan kejadianmyopia, dengan pR=0,21, myopiamerupakan faktor protektif dari myopia.
KesimpulanDari penelitian ini didapatkan 90 (56,3%)
orang menderita myopia, 18 (11,3%) orangmenderita astigmatisma, dan 13 (8,14%)orang menderita myopia denganastigmatisma. Dari 90 orang yangmenderita myopia 75 (83,4%) orangdengan myopia derajat ringan, 14 (15,5%)orang dengan myopia derajat sedang,sedangkan 1 (1,1%) orang dengan myopiaderajat berat.
Meski tidak signifikan (pR 1,65) riwayatorangtua dengan myopia merupakan faktorresiko untuk terjadinya myopia pada anak.Begitu pula dengan kebiasaan membaca dibawah cahaya remang, merupaka faktor resiko
untuk terjadinya myopia (pR1,66). Membacasambil berbaring adalah faktor resiko untukterjadinya myopia dengan (pR 3,13)Kebiasaan bermain video game jugamerupakan faktor resiko untuk terjadinyamyopia (pR 1,37) dan kebiasaan berolahragamerupakan faktor protektif bagi myopia (pR0,21).
Ditemukan hubungan antara riwayatorangtua myopia, kebiasaan membaca dibawah cahaya remang, kebiasaan membacasambil berbaring, kebiasaan bermain videogame dan berolahraga dengan kejadian myopiapada mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Muhammadiyah Palembang
.
SaranFaktor riwayat orangtua dengan kata
lain keturunan tidak dapat terhindarkannamun myopia masih dapat dicegah yaitudengan menjaga agar aktivitas mata tidakbanyak berakomodasi, seperti membacadengan penerangan yang cukup dandengan posisi mata terhadap jarak bacalebih kurang 30 cm.
Dari 90 orang mahasiswa yangmenderita myopia, dan 18 orangmahasiswa yang menderita astigmatisma,
tidak seluruhnya terkoreksi. Diharapkankelainan refraksi tersebut dapat dikoreksiagar progresifitas tidak berlanjut.
Untuk penelitian selanjutnyadiharapkan dapat diteliti pula jarak antaratubuh terhadap layar monitor pada saatbermain video games, karena telahdisebutkan dalam teori bahwa jaraktersebut merupakan faktor resiko untukterjadinya myopia.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan.2012. (http://sumsel.bps.go.id/, diakses tanggal20 Januari 2012).1
llyas, Sidarta. 1989. Masalah Kesehatan MataAnda dalam Pertanyaan-pertanyaan. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta, hal 28.2
Jones, dkk. 2007. Parentral History of Myopia,Sports and Outdoor Activities and FutureMyopia. Association for Research in Visionand Ophtalmology. 48 (8), (http://iovs.org,diakses tanggal 23 November 2011).3
![Page 7: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/7.jpg)
7
McCredie, Jane. 2008. Outdoor Time Could CutRisk of Childhood Myopia. Australian DoctorPage:3 (http://proquest.umi.com, diakses 20Desember 2011).4
Morgan IG. 2003. The Biological Basis of MyopicRefractive Error. Clinical and ExperimentalOptometry, 86, (http://onlinelibrary.wiley.com,diakses 24 Desember 2011). 5
Mutti. 2002. Parental Myopia, Nearwork, SchoolAchievement, and Children`s Refractive Error.Assosiation For Research in Vission andOpthalmology, 43 (12).6
PGPK. 2011. Race Againts Blindness,(http://pgpk.sisfo.net, diakses tanggal 25November 2011).7
Published by Myopia.org. 2001. Donald. S Rehm.The Myopia Mith, (http://www. Myopia. org,diakses tanggal 23 November 2011).8
Published by University of Illinois Eye and EarInfirmary Physicians. 2011. The MyopiaManual, (http://www. Agingeye.net, diaksestanggal 23 November 2011).9
Saw, MS dkk. 2004. Refractive Errors in MedicalStudents in Singapore. Singapore Med J. 45(10) :48. 10
Sowka W, Andrew. S. Gurwood, and Alan. G.Kabat. 2001. Handbook of Occular DiseaseManagemen, (http://cms. Revoptom.com,diaskses 25 November 2011). 11
Vaughan, dkk. 2008. General Opthalmology (Edisike-17). Terjemahan Oleh : dr. Brahm U, EGC,Jakarta, Indonesia. Hal. 392 – 398. 12
World Health Organisation. 2007. Vision 2020 TheRight To Sight : “ Action Plan 2006-2011. hal.15-20.13
![Page 8: Jurnal Myopia (Indah, Hasmeinah, Muhaimmin)](https://reader036.vdocument.in/reader036/viewer/2022081807/55cf8f04550346703b981a30/html5/thumbnails/8.jpg)
8