kawasan techno park (baron techno park)b2tke.bppt.go.id/images/documents/ppid/setiapsaat/n -...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
(PROGRAM DOCUMENT)
KAWASAN TECHNO PARK
(BARON TECHNO PARK)
(5864.005)
BALAI BESAR TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
2016
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................. ii
ABSTRAK ............................................................. iii
I. PENDAHULUAN ............................................................. 1
II. TUJUAN DAN SASARAN ............................................................. 5
III. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................. 7
IV. HASIL KEGIATAN DAN
PEMBAHASAN
............................................................. 8
4.1 Hasil Capaian Kegiatan 2016 ............................................................. 8
4.2 Pemetaan Kegiatan ............................................................. 45
4.3 Hasil Capaian Tingkat
Kesiapan Teknologi Tahun 2016
............................................................. 48
4.4 Mitra Kerja ............................................................. 49
4.5 Kendala yang dialami ............................................................. 49
4.6 Kegiatan/Output lain yang
mendukung BTP
............................................................. 50
4.7 Pengaruh pengurangan
anggaran terhadap target awal
kegiatan
............................................................. 51
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48
LAMPIRAN ............................................................. 49
iii
ABSTRAK
Sejak tahun 2010, BPPT membangun “Baron Techno Park (BTP)” sebagai sarana
eduwisata IPTEK energi terbarukan yang pertama di Indonesia. DIY dipilih karena
sebagai kota pendidikan dan tujuan wisata sehingga dapat mendukung terwujudnya
peran BTP sebagai kawasan eduwisata. “Pengembangan Baron Techno Park” telah
dimasukkan dalam Perda Kabupaten Gunungkidul. Pengembangan Kawasan BTP
diintegrasikan dengan Kawasan “Agro Techno Park” (ATP). Keberadaan BTP telah
diakui Pemerintah DIY sebagai salah satu pengungkit ekonomi daerah melalui berbagai
kunjungan eduwisata.
Beberapa fasilitas R&D dan demo plant telah terpasang di BTP seperti model
implementasi sistem PLTH (surya-bayu-diesel), pengolah minyak nabati (biodiesel),
desalinasi air laut, ice maker dan cold storage, rumah komposit serta pusat informasi
multimedia. Pada tahun 2016, beberapa sarana pendukung telah dibangun seperti
mushala, sarana sanitasi, tempat registrasi, mess karyawan, techno camp, serta
fasilitas lainnya.
Dengan fasilitas yang dimiliki, tahun ini BTP sebagai sarana eduwisata telah menerima
lebih dari 4.000 pengunjung dari berbagai kalangan. Disamping itu, beberapa pelatihan
dan sosialisasi IPTEK EBT telah dilaksanakan di BTP antara lain pelatihan teknologi
EBT untuk industri, pelatihan pengoperasian dan perawatan PLTS untuk mayarakat
sekitar dan juga sosialisasi PLTS untuk siswa SMA/SMK se- Gunung Kidul.
Pada tahun ini BTP telah mencapai TRL 7 dengan mengaplikasikan PLTS dan PLTB
untuk mensuplai kebutuhan listrik untuk operasional kawasan Baron Techno Park.
Ditahun selanjutnya ditargetkan beberapa sasaran yang tertunda akibat efisiensi
anggaran 2016 akan direalisasikan antara lain finalisasi amphiteater, penambahan daya
PLTS, Baron Festival skala Nasional, dsb.
1
I. PENDAHULUAN
Sejak tahun 2010, BPPT telah membangun “Baron Teknopark” sebagai pusat penelitian
dan pengembangan teknologi energi terbarukan yang juga dipergunakan sebagai
sarana diseminasi IPTEK Energi Terbarukan. Kawasan Baron, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta dipilih karena daerah tersebut mempunyai potensi SDE terbarukan (surya,
bayu, biomass, energi laut dll) yang besar. Pengembangan pusat riset ini telah
mendapat dukungan dari pemerintah DIY dan Gunungkidul. “Pengembangan Baron
Tekno Park (BTP)” telah dimasukkan ke dalam Perda Kabupaten Gunungkidul
mengenai “Tata Ruang kawasan Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 – 2030. Oleh
Gubernur DIY, pengembangan kawasan Baron dan sekitarnya juga telah ditetapkan
sebagai salah satu program unggulan utama DIY. Pengembangan Kawasan Baron
Teknopark telah dintegrasikan dengan Kawasan “Agro Teknopark” (ATP) dan
Pengembangan Pantai wisata Baron.
Gambar 1.1 Lokasi Baron Technopark.
Baron Teknopark diharapkan menjadi Pusat R & D dan Pelatihan Teknologi
Pemanfaatan Energi Terbarukan yang sekaligus juga sebagai wahana dan obyek
kunjungan wisata IPTEK. Pengembangan ini di dasarkan pada lokasi Baron yang
mempunyai potensi sumberdaya energi (SDE) EBT yang besar dan mempunyai potensi
sumberdaya alam (SDA) yang indah, seperti; Bentang alam kars, pantai. Selain itu juga
2
mempunyai kondisi geologi serta iklim yang hampir sama dengan kawasan Indonesia
Timur dan pulau-pulau terpencil. Potensi lainnya adalah Yogyakarta merupakan kota
pendidikan dan kota tujuan wisata utama.
Gambar 1.2 Kawasan Baron Technopark.
Pada tahap awal pengembangan “Baron Teknopark”, BPPT mendapatkan dana hibah
dari NORAD-Norwegia sebesar USD 1.180.000. Dana tersebut dipergunakan untuk
membangun gedung kontrol kelistrikan dan gedung pabrik pengolah minyak nabati.
Selain itu, dana tersebut juga digunakan untuk pengadaan peralatan Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrida (PLTH), yang terdiri atas PLT Surya 36kWp, PLT Bayu (5kW dan
10kW) dengan back-up PLT Diesel berbahan bakar biofuel 25kVA dan pabrik pengolah
minyak nabati dengan kapasitas 500kg/ batch. Selain itu, BPPT juga telah melengkapi
kawasan tersebut dengan peralatan desalinasi air laut kapasitas 10 ton/ hari dan Ice
maker serta cold storage.
Beberapa aktifitas juga telah dilaksanakan, diantaranya adalah sosialisasi IPTEK untuk
anak sekolah dan melakukan kerjasama riset dengan Mitsubishi Research Institute –
Jepang (MRI). Dalam kerjasama riset tersebut, MRI telah menghibahkan satu unit turbin
angin berkecepatan rendah “Tomono Kaze” 4kW. Baron Technopark juga telah banyak
3
mendapatkan kunjungan diantaranya Departemen Fisika IPB (Bogor), Jurusan Teknik
Elektro UNJ (Jakarta), Jurusan T. Elektro Universitas Semarang, Universitas Islam
Negeri Malang, SMK Negeri 26 Jakarta, SMP Al Azhar Jogja, Kementerian
Transmigrasi, ESDM dan beberapa Pemda, LSM serta Lembaga riset asing.
Pada tahun 2016, beberapa sarana pendukung telah dibangun seperti amphiteater,
mushala, sarana sanitasi, tempat registrasi, mess karyawan, techno camp, serta
fasilitas lainnya. Dengan fasilitas yang dimiliki, tahun ini BTP sebagai sarana eduwisata
telah menerima lebih dari 2.000 pengunjung dari berbagai kalangan. Beberapa
pelatihan teknologi EBT telah dilaksanakan pada tahun ini diantaranya pelatihan sistem
PLTS bagi teknisi, pelatihan pengoperasian PLTS, Pelatihan perawatan PLTS dan juga
pengenalan teknologi EBT untuk SMA/SMK yang dirangkai dalam acara Baron Festival.
Kegiatan Baron Techno Park mendukung Rencana Strategis BPPT 2015-2019 sesuai
dengan salah satu tujuan BPPT yaitu meningkatkan inovasi dan layanan teknologi
dalam mendukung peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa. Dengan
meningkatnya wisatawan di BTP, tingkat perekonomian masyarakat sekitar semakin
berkembang dan meningkat yang pada akhirnya akan menuju ke masyarakat yang
sejahtera.
Kesiapan lokasi dan sudah terlaksanakannya beberapa aktifitas di Pusat Riset EBT
Baron Teknopark serta dukungan kuat pemerintah DIY dan Kabupaten Gunungkidul
serta MRI-Jepang dapat menjadi modal pengembangan Baron Teknopark menjadi
program prioritas Nasional. Penetapan lokasi Baron, mempunyai banyak keuntungan
dan keunggulan bagi Nasional maupun DIY.
Nilai penting dan keunggulan Baron Teknopark, diantaranya :
Mempunyai Potensi sumberdaya energi (SDE) terbarukan yang besar (surya,
bayu, biomassa, energi laut)
Kondisi geologi (litologi berupa batugamping/ karbonat) dan iklim Baron
(kering dan sedikit curah hujan) serta udaranya sangat korosif (terletak di
pantai). Dengan demikian Baron dapat dijadikan “model kawasan yang minim
suplai BBM” seperti pulau-pulau terpencil.
4
Potensi Jogja sebagai kota pendidikan dan tujuan wisata, dapat mendukung
sasaran akhir Baron Teknopark sebagai pusat R&D, pelatihan dan obyek
kunjungan wisata Iptek.
Gambar 1.3 Masterplan Kawasan Baron (art vew) : Integrasi Baron
Teknopark, Agro Park dan Pengembangan Pantai Wisata
Baron.
Nilai penting bagi “pembangunan Wilayah di DIY”
Menjadikan kawasan Baron sebagai point of interest DIY yang bersentuhan
dengan Teknologi
Memperkuat posisi DIY sebagai pusat pendidikan dan tujuan wisata (wisata
Iptek EBT) seperti tertuang di dalam Visi dan Misi DIY.
Sebagai komponen pengembang ekonomi wilayah selatan DIY dan Jateng
(Pawonsari: Pacitan, Wonogiri, Wonosari).
Baron Technopark
ArgoTechnopark
Baron Beach
Tourism
Main gate
Baron Technopark
5
Gambar 1. 4 Masterplan Kawasan Baron : Integrasi Baron Teknopark, Agro Park
dan Pengembangan Pantai Wisata Baron.
Integrasi kegiatan R&D dan pelatihan dengan kegiatan wisata edukasi energi
terbarukan dapat mengurangi biaya riset dan meningkatkan kemanfaatan fungsi
dan sarana serta prasarana yang ada.
II. TUJUAN DAN SASARAN
Mengintegrasi kegiatan R&D dan pelatihan dengan kegiatan wisata edukasi energi
terbarukan dengan mengoptimalisasi pemanfaatan EBT sebagai Sumber Daya energi
Lokal untuk energi listrik, dan yang paling penting dalam kegiatan ini adalah:
a) Pembangunan pusat R&D dan pelatihan teknologi kelistrikan berbasis EBT;
b) Peningkatan SDM di bidang Teknologi Pemanfaatan EBT;
c) Integrasi pusat R&D dan pelatihan dengan sarana prasarana diseminasi
IPTEK/ obyek wisata edukasi untuk meningkatkan “Kemanfaatan fungsi dan
sarana prasarana”.
6
Adapun tujuan kegiatan Baron Techno Park (BTP) jangka panjang adalah sebagai
berikut:
a) Pembangunan Sarana R&D, Pelatihan dan Diseminasi IPTEK untuk
meningkatkan kualitas Riset dan SDM di bidang EBT.
b) Menjadikan Baron Technopark sebagai “MODEL Kawasan MANDIRI
ENERGI dengan Optimalisasi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan”.
c) Menjadikan sarana R&D Teknologi EBT “Baron Teknopark” sebagai pemicu/
pendorong pengembangan wilayah.
Sasaran kegiatan jangka panjang adalah menjadikan Baron Teknopark sebagai
Pusat R&D, Pelatihan dan Sarana Diseminasi Teknologi Pemanfaatan Energi Baru
Terbarukan secara NASIONAL.
Adapun sasaran kegiatan pada tahun 2016 adalah:
Sistem kelistrikan (PLT Hybrida) Baron beroperasi optimal dan mampu mendukung
kemandirian kebutuhan energi listrik di Kawasan Baron Teknopark. Target aktifitas
penunjangnya adalah penambahan sarana dan prasarana serta melakukan kajian-
kajian pengembangan kelistrikan dan kajian unjuk kerja sistem kelistrikan serta
penyusunan konsep desain pengembangan
Kawasan Baron Technopark ditujukan untuk menjadi contoh daerah yang seluruh
aktifitasnya menggunakan listrik energi terbarukan. Di kawasan tersebut juga terdapat
percontohan peralatan bertenaga listrik; seperti: peralatan desalinasi, ice maker dan
cold storage serta peralatan transportasi bertenaga listrik. Target aktifitas
penunjangnya berupa pembangunan gedung IPTEK dan sarana & prasarana serta
melakukan pengkajian & pengembangan sistem kelistrikan, pelatihan serta
menjalankan peran Intermediasi.
7
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Baron Techno Park menggunakan sistem perekayasan dimana
kegiatan tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Program (KP) yaitu Ir. Arie Rahmadi,
B.Eng., M.Eng.Sc. Dalam menjalankan kegiatan secara teknis, KP dibantu oleh
seorang Chief Engineer (CE) yang ahli di Bidang Energi Terbarukan yaitu Drs. Adjat
Sudradjat, MSc. Sedangkan dalam proses monitoring kegiatan, KP dibantu oleh
seorang Program Manager (PM). Diagram struktur organisasi kegiatan Baron Techno
Park (BTP) TA 2016 dapat dilihat pada Gambar 3.1.
KEPALA PROGRAM
Ir. Arie Rahmadi, B.Eng, M.Eng.Sc
BTP 200
Kelistrikan
Ir. Ario Witjakso, MT
BTP 300
Pengembangan Teknopreneur
Dr. Ir. Agus Nurrohim, M.Eng
BTP 100
Pengembangan Kawasan
Ir. Andri Subandriya, MSc
BTP 310
Pelatihan dan Sosialisasi
IPTEK
Dra. Endang Sri H.
BTP 220
Sistem Kontrol Monitoring & Baterai
Prasetyo Aji, S.Si
BTP 230
Fuel Cell
Dr. Abdul Hamid B., ST, MSc
BTP 210
Pembangkit EBT (PLTH)
Ir. Sudirman, MT
BTP 130
Pembangunan Gedung &
Fasilitas Baru, Perbaikan Ice
Maker & Charging Station
Ridwan Budi P.,ST,M.Eng
BTP110
Program dan Kerjasama
Dian Khairiani, A.Md
PROGRAM MANAGER
Sugeng, ST, MT
CHIEF ENGINEER
Drs. Adjat Sudradjat, MSc
PENANGGUNG JAWAB PROGRAM
Dr. Ir. Hammam Riza, MSc
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
Dr. Ir. Andhika Prastawa, MSEE
BTP 120
Pemeliharaan
Winarni, SE
BTP 140
Optimalisasi Sistem Desalinasi
Ir. Ahmad Gusyairi
BTP 240
ICT untuk Kelistrikan
Windy Deliana K., S.Komp
ADVISORS
Dr. Ir. As Natio Lasman
Drs. Agus Salim D., M.Eng
Dr. Ir. MAM Oktaufik
Gambar 3.1 Struktur organisasi BTP.
8
WBS BTP 100 Pengembangan kawasan dipimpin oleh Group Leader dan membawahi
3 orang Leader yang masing-masing akan melakukan program kerjasama, program
pemeliharaan, program pembangunan fasilitas penunjang baru, dan program
optimalisasi sistem desalinasi.
WBS BTP 200 bertanggung jawab untuk melaksanakan perbaikan dan penambahan
sistem pembangkit listrik yang baru yang terdiri dari sistem PLTH, sistem control dan
monitoring, sistem Pembangkit Listrik Fuel Cell, ICT untuk sistem kelistrikan, serta
sistem Green building.
WBS BTP 300 mempunyai program Pengembangan technopreuneuship yang meliputi
pelatihan dan sosialisasi.
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Capaian Kegiatan 2016
4.1.1 Pembangunan dan prasarana penunjang
Untuk melengkapi infrastruktur di lokasi BTP, pada tahun 2016 telah dibangun
infrastruktur penunjang yang terdiri dari Mess karyawan, Mushola, tempat registrasi,
Techno Camp, sarana sanitasi, Ampitheater serta fasilitas lainnya. Proses
pembangunan sarana dan prasarana ini dimulai pada bulan September dan selesai
pada bulan November 2016.
9
Gambar 4.1 Sarana sanitasi.
Gambar 4.2 Mushala dan Mess Karyawan.
Gambar 4.3 Amphiteater.
10
Gambar 4.4 Pagar Jam Matahari dan Jalan setapak menuju Amphiteater.
4.1.2 Pengkajian dan perbaikan sistem pembangkit EBT
Pada tanggal 29 Maret 2016 di daerah Gunungkidul terjadi hujan sangat lebat pada
siang hari sampai sore hari, sementara untuk di kawasan Baron terjadi hujan ringan
yang dibarengi dengan sambaran petir yang kuat. Salah satu penangkal petir yang
diletakan di Menara utama kawasan BTP terkena sambaran petir dan penangkal petir
berfungsi dengan baik. Dari menara tersebut aliran bunga api tersalurkan ke tanah akan
tetapi masih merambat ke system penerangan lampu jalan yang pada akhirnya
meledak namun semua sistem control di ruang control masih berfungsi dengan baik
dan system PLT hibrida masih beroperasi .
Pada tanggal 30 Maret 2016 di kawasan Baron Technopark terjadi lagi hujan yang
sangat lebat dan dibarengi dengan sambaran petir yang kuat. Setelah melakukan
perbaikan yakni penggantian SSR dan Dioda pada alat control PLTB 10 KW dan
system PLTB 10 KW mulai beroperasi pada kecepatan angin 5 s/d 7 m/dt, kira – kira
jam 18: 15 terjadi sambaran petir kembali yang luar biasa kuatnya dan mengakibatkan
semua system HPC terjadi trip. Kemudian 10 menit kemudian terjadi sambaran petir
yang lebih dahsyat sehingga seluruhn system PLTH terjadi trips kecualium system Fuel
cell dan Sistem PLTS untuk catu daya Multi media center. Setelah melakukan beberapa
11
perbaikan di HPC ternyata Master controlnya MD2 ada beberapa komponen yang
terbakar dan alat komunikasi data ( seluruh module konverternya/RS232 ke RS 485)
terbakar.
Pada tanggal 31 Maret 2016 dengan bantuan Ir. Budiprasetyo kami melakukan
beberapa penggantian komponen HPC yakni MD3, MD4 dan MD2(yang lama) serta
mengecek IGBT driver MD1 A,B,C dan memastikan Battery Bank masih beroperasi
pada tegangan nominalnya serta SCC I, masih berfungsi, SCC.II on terus /tidak pernah
cut-off dan SCC III baru sepertiga string dioperasikan. Kami berasumsi system HPC
masih berfungsi walaupun seluruh data tidak bisa dimonitor. Oleh karena itu perlu
dilakukan beberapa perbaikan dan penggantian komponen-komponen yang sudah
terbakar.
Pada tanggal 12 April sampai dengan 16 April adalah untuk memverifikasi dan
menginventarisir masalah untuk mencari solusi pemecahan masalah tersebut.
4.1.2.1 Kondisi sistem terpasang
a) Sistem Pembangkit
Modul surya yang terpasang merupakan jenis mono Kristal buatan PT LEN Industri
dengan kapasitas 100 Wp seperti terlihat pada gambar 1 berikut.
Gambar 4.5 Spesifikasi modul surya terpasang
12
Kondisi rangkaian modul surya terlihat masih pada kondisi yang baik, tetapi box PV
combiner sudah mulai rusak dan harus diganti dengan bahan yang bukan metal karena
kondisi lingkungan udara yang mengadung air garam yang mempercepat proses korosi.
Gambar 4.6 kondisi PV combiner dan pengkabelan yang kurang rapi.
Ada 4 buah pembangkit listrik tenaga bayu terpasang di Baron Technologi Park, yaitu
masing-masing dengan kapasitas 10 kW, 5 kW, 1 kW yang terintegrasi menjadi sistem
PLT Hybrid dengan sistem PLTS, satu buah PLTB bantuan Jepang yang berdiri sendiri
(Tomono Kaze) dengan kapasitas 5 kW. PLTB dengan kapasitas 10 kW, 5 kW dan 1
kW beroperasi normal, sedangkan PLTB bantuan Jepang tidak beroperasi.
Sistem Pembangkit Mesin Diesel tidak beroperasi tetapi dapat dioperasikan sebagai
back-up. Ada dua buah mesin Diesel yaitu Diesel Maxtron 12,5 KVA untuk mensuplai
daya listrik beban Reverese Osmosis System (lama), mesin biodiesel dan mesin Ice
Making. Selain itu, ada mesin diesel Perkins 30 kVA yang merupakan back-up sistem
hybrid PLTS dan PLTB.
13
Gambar 4.7 Mesin diesel Maxtron 12,5 kW.
Gambar 4.8 Mesin Diesel Perkin 30 kVA.
b) Komponen Beban
Beban utama sistem PLT hybrid PLTS dan PLTB di Baron adalah sistem pelistrikan
kawasan yang terdiri dari penerangan gedung utama 2 lantai, sistem Reverse Osmosis,
sistem ice making, sistem pompa air,mesin pembuatan biofuel. Saat ini beban yang
beroperasi hanya sistem pelistrikan gedung utama dikarenakan masukan energi dari
sumber pembangkit listrik belum mencukupi.
c) Sistem penyimpan energi baterai
Baterai pada sistem ini merupakan rangkaian blok baterai merek shoto masing-masing
2Volt, 1200Ah, sebanyak 120 blok, yang dihubung seri. Terlihat beberapa blok baterai
memerlukan tambahan air baterai. Pada sistem baterai ini terdapat tegangan sebesar
140 Volt diantara kutub negatif dengan ground dan tegangan 50 Volt antara kutub
positif dan ground.
Tegangan sistem baterai pada tanggal 12 April 2016, hannya sebesar 216 Volt atau 1,8
Volt per blok baterai, kondisi ini menunjukkan bahwa masukan energi listrik dari sistem
pembangkit kurang.
14
d) Komponen Hybrid Power Conditioner (HPC)
Berdasarkan laporan pendahuluan [1] dikatakan bahwa SCC 2 dan 3 pada kondisi
rusak. SCC 2 tidak mempunyai batas tegangan cut-off, sedangkan pada SCC 3 akan
terjadi drop tegangan yang tinggi pada saat ON (PV terhubung dengan SCC). Dengan
kondisi ini akan terjadi masalah pengisian baterai dari rangkaian modul surya.
e) Sistem Monitoring dan Pengukuran
Sistem Monitoring dan pengukuran parameter sistem tidak berfungsi sama sekali,
dikarenakan terkena petir.
4.1.2.2 Hasil Pengukuran.
1. Rangkaian modul surya
Total kapasitas PLTS terpasang adalah sebesar 36 kWp, yang teridiri dari 360 modul
surya disususun menjadi 3 array yang masing-masing array terhubung 20 seri dan 6
paralel modul surya. Setiap array terhubung pada PV combiner yang dilengkapi dengan
breaker, dimana setiap dua string terhubung pada satu breaker.
Pada array 1 tidak dapat dilakukan pengukuran dikarenakan array ini sedang tidak
terhubung dengan sistem, tegangan VOC string adalah 373 Volt.
Arrester pada PV combiner array 1 terbakar seperti terlihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Arrester pada array 2 yang terbakar.
15
Pengukuran arus pengisisan pada array 2 terlihat seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil pengukuran arus pengisian array 2.
Arus pengisian
(A)
Tegangan
(Volt)
String 1 & 2 10 234,8
String 3 & 4 3,4
String 5 & 6 3,7
Pengukuran dilakukan pada radiasi dengan julat 150 W/m2 sampai dengan 240 W/m2.
Pengukuran pada array 3 terlihat seperti pada tabel berikut dibawah ini, dengan
besaran radiasi dengan julat 400 W/m2 sampai dengan 450 W/m2.
Tabel 4.2 Hasil pengukuran arus pengisian array 3.
Arus pengisian
(A)
Tegangan
(Volt)
String 1 & 2 7,4 236,2
String 3 & 4 -
String 5 & 6 -
String 3&4, serta string 5&6 pada array ini tidak bisa diukur dikarenakan, sedang
diputus dalam rangka pemeriksaan Solar Charge Controller (SCC).
16
2. Sistem Pembangkit Listrik Fuel Cell
Telah dicoba untuk menghidupkan sistem Pembangkit Listrik Fuel Cell, sistem bekerja
dengan dengan tegangan output 45 Volt, dan arus 22 Amper. Akan tetapi dikarenakan
inverter rusak maka beban air condition tidak bekerja.
Gambar 4.10 Inverter untuk AC dari Fuel Cell, kondisi rusak.
3. Pemeriksaan dan Pengukuran HPC
Dari hasil pemeriksaan terhadap SCC terlihat bahwa temuan laporan pendahuluan [1]
adalah benar adanya terbukti dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan seperti berikut:
Pada saat kondisi rangkaian PLTS melakukan pengisian arus listrik yang dihasilkan
pada saat status ketiga SCC ON , arus yang dihasilkan (7A) lebih kecil daripada arus
listrik yang dihasilkan (15 A) bila status SCC 2 dan SCC 3 OFF. Kedua SCC 2 dan SCC
3 yang dilaporkan pada laporan [1] benar adanya dan terlihat mempengaruhi keluaran
arus total yang dihasilkan.
4. Pemeriksaan Mesin Diesel.
Kondisi mesin diesel Perkins sebagai back-up sistem PLT Hybrid mempunyai frekwensi
55 Hz, untuk melindungi perlatan elektronik yang dipakai maka mesin diesel diganti
menjadi mesin diesel maxtron sebagai back-up yang mempunyai frekwensi 50 Hz
setelah dilakukan penyelerasan frekwensi.
17
5. Pemeriksaan dan perbaikan sistem PLTB 10 kW.
Telah diganti 3 buah komponen diode SKKD 100/16, kemudian dicoba untuk
mengoperasikan (belum terlaksana dikarenakan tidak cukup kecepatan angin untuk
menggerakkan PLTB 10 kW).
Gambar 4.11 Dioda Semikron SKKd 100/16.
6. Pengukuran grounding (tahanan tanah).
Telah dilakukan pengukuran grounding (pentanahan) di beberpa lokasi didalam area
BTP seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Hasil pengukuran besarnya grounding.
Lokasi Arah kabel
Pengukuran
Besar Tahanan
pentanahan
(grounding) (Ω)
Dibawah Tower kabel hijau pada
grounding dibawah box kontrol
Merah dan kunning kea
rah Barat
2,29
Dibawah Tower kabel hijau pada
kaki rangka tower
Merah dan kunning
kearah Barat
1,56
Dibawah Tower kabel hijau pada
kabel grounding tower Petir
Merah: dan kuning ke
arah Barat
102,8
18
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada box control
Kuning kearah Utara,
merah kearah Barat
1,22
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada box control
Kuning kearah Timur,
Merah kearah Timur
0
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada box control
Kuning kearah Utara,
Merah kearah Timur
0,04
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada box control
Kuning kearah Barat,
Merah kearah Timur,
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada box control
Kuning kearah Barat,
Merah kearah Selatan
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada ground array 3
Kuning kearah Barat,
Merah kearah Barat
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada ground array 2
Kuning kearah Selatan,
Merah kearah Barat
0,03
Diarea rangkaian Fotovoltaik kabel
hijau pada ground array 1
Kuning kearah Utara,
Merah kearah Barat
0,02
7. Penyusunan Ulang Dokumen Sistem
Dikarenakan terdapat kesulitan untuk membaca rangkaian sistem maupun pengkabelan
dan grounding, maka dilakuklan pengurutan rangkaian satu persatu dan telah dibuat
gambar single line diagram untuk sistem.
19
Gambar 4.12 Diagram pengkabelan.
20
4.1.2.3 Hasil perbaikan
Telah dilaksanakan perbaikan-perbaikan untuk masing-masing komponen pada sistem
pembangkit Fuel Sel dan sistem PLT hybrid di Baron.
1. Perbaikan sistem pembangkit Fuel Cell
Persiapan pekerjaan dilakukan sebelum keberangkatan ke site yang terletak di Baron,
Yogyakarta yaitu dengan membawa komponen yang diduga mengalami kerusakan
sesuai laporan hasil kunjungan sebelumnya.
Setelah dilakukan persiapan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik diketahui bahwa
reformer tidak dapat berjalan/berfungsi dengan normal dikarenakan komponen
pendukung berupa distribusi mengalami masalah dibagian keluaran 28V sehingga
seluruh komponen pendukung yang membutuhkan daya tersebut tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
MFC fault sejak Mei 2016 dari SD Card, antara lain;
INVALID OUTPUT VOLTAGE : Voltage yang terbaca tidak sesuai dengan system kerja
(46V - 56V)
CIRCUIT BREAKER 103 28V : CB 103 trip/OFF, dikarenakan ada sisi system 28V yang
bermasalah
BURNER CONTROLLER LOCKOUT - COMBUSTION BLOWER : Combustion Blower
tidak bisa menyala/run ketika dibutuhkan.
CIRCUIT BREAKER 107 REACTOR HEATERS : CB 107 trip/OFF, dikarenakan
Reactor heater tidak bisa keja dikarenakan Combustion Blower OFF.
21
Gambar 4.13 Perbaikan sistem Fuel Cell.
Dari hasil investigasi sebelumnya perbaikan dilakukan dengan cara mengganti power
distribution board unit yang terletak di dalam cabinet. Setelah dilakukan penggantian
kemudian system fuel cell dilakukan start up ulang dan dilakukan pengkondisian
reformer sehingga mencapai kondisi operasi standard
PN: 0016162-PCBA,
POWER
DISTRIBUTION
BOARD
SN: 43561248582
PN: 0016162-PCBA,
POWER
DISTRIBUTION
BOARD
SN: 43561525042
Gambar 4.14 Komponen yang diganti pada sistem Fuel Cell.
22
Uji coba dilakukan untuk mengetahui kestabilan system dan untuk mengetahui
konsumsi data fuel yang digunakan. Berikut adalah hasil perhitungan total kWh yang di
produksi oleh MFC dengan total konsumsi fuel yang terpakai. Perhitungan tersebut
diambil berdasarkan data dimana fuel cell kita running selama sehari-semalam. Namun
SD Card merekam data tersebut hanya +/-15.94 jam, dikarenakan ada pengurangan
load saat malam hari (Aircond dimatikan oleh pak Agus), sehingga MFC sempat
shutdown(stop) dan kemudian running lagi saat voltage di battery turun ke start voltage
point MFC (49V).
Tabel 4.4 Hasil pengukuran Sistem Fuel Cell
Starting fuel Level 100% 225 liters
Ending fuel Level 87% 170 liters
fuel consume 55 liters
Float voltage 52 V
kwh produce 8.69 kWh
run hours 15.94 hrs
Consumption
liter/hr 3.45 ltr/hr
liter/kwh 6.33 ltr/kwh
load current Avg 10.5 Amp
23
Diperoleh bahwa dengan beban dibawah 20 Ampere, konsumsi hydroplus menjadi tidak
efisien
Agar sistem dapat berjalan training diadakan pada personil yang in charge di lokasi.
Dengan materi-materi:
a) Pengenalan teknologi fuel cell
b) Pengenalan komponen utama dan komponen pendukung system
c) Pengoperasian dibantu dengan control pada LCD dan juga pada computer server
d) Pengisian bahan bakar.
Gambar 4.15 Pelaksanaan Pelatihan Pembangkit Fuel Cell.
Program pengaman petir rencananya akan digabung dengan pengaman petir yang
sudah ada, tetapi belum bias terlaksana pada kunjungan kali ini dikarenakan tidak
tersedianya kontraktor untuk melakukan pengeboran. Namun titik-titik penghubungan
untuk anti petir sudah diinfokan kepada tim yang akan melakukan pemasangan anti
petir tersebut.
Untuk jaringan LAN yang hendak dihubungkan di komputer server, saat ini belum
terkoneksi menunggu rencana pemasangan internet di lokasi yang direncanakan akan
24
dipasang pada minggu ke 3 bulan Agustus 2016, sehingga saat ini system fuel cell
masih menggunakan modem untuk monitoring dan pengoperasian jarak jauh
2. Perbaikan PV combiner
Telah dilakukan penggantian dan perbaikan PV combiner dari bahan poly-urethane,
yang dilengkapi dengan arrester, diode, busbar, seperti terlihat pada gambar berikut
dibawah ini.
Gambar 4.16 PV Combiner yang telah diganti.
3. Perbaikan SCC
Dari hasil pemeriksaan terhadap SCC terlihat bahwa temuan laporan pendahuluan
adalah benar adanya terbukti dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan seperti berikut:
Pada saat kondisi rangkaian PLTS melakukan pengisian arus listrik yang dihasilkan
pada saat status ketiga SCC ON , arus yang dihasilkan (7A) lebih kecil daripada arus
listrik yang dihasilkan (15 A) bila status SCC 2 dan SCC 3 OFF. Kedua SCC 2 dan SCC
3 yang dilaporkan pada laporan.
Dua buah SCC benar-benar rusak., satu buah SCC hanya batas atas pemutusan yang
rusak, tetapi masih dapat mengisi baterai.
25
Gambar 4.17 Solar Charge Controller.
Satu buah SCC diganti baru dan dapat berjalan normal kembali, kemudian satu buah
SCC yang tidak mempunyai batas atas masih tetap dipasang, akan tetapi hanya dua
string yang dihubungkan ke SCC tersebut. Sedangkan empat buah string array PV tidak
terhubung dengan dengan sistem.
4. Perbaikan Inverter
Telah terjadi kerusakan komponen HPC yaitu Modul D2 Control Module dengan
spesifikasi Apolo MTP 413#2 925 kW, 240 VDC, 84 ADC dan modul MD 1 IGBT Driver
dengan spesifikasi Apolo MTP 413#2 925 kW, 240 VDC, 84 ADC.
Setelah dilakukan penggantian dua macam komponen tersebut diatas sistem HPC
berjalan dengan normal kembali
26
Gambar 4.18 Hybrid Power Conditioner (HPC).
5. Perbaikan sistem penyimpan energi baterai
Baterai pada sistem ini merupakan rangkaian blok baterai merek shoto masing-masing
2Volt, 1200Ah, sebanyak 120 blok, yang dihubung seri. Terlihat beberapa blok baterai
memerlukan tambahan air baterai. Pada sistem baterai ini terdapat tegangan sebesar
140 Volt diantara kutub negatif dengan ground dan tegangan 50 Volt antara kutub
positif dan ground.
Tegangan sistem baterai pada tanggal 12 April 2016, hannya sebesar 216 Volt atau 1,8
Volt per blok baterai, kondisi ini menunjukkan bahwa masukan energi listrik dari sistem
pembangkit kurang.
Untuk mengetahui kondisi baterai, sistem beban dimatikan selama satu hari, dan
keluaran energi dari rangkaian modul surya hanya dipakai untuk mengisi baterai,
selama pengisian.
Setelah dilakukan re-arrangement rangkaian baterai, yang sebelumnya dilakukan
pembersihan masing-masing blok baterai, dan diukur kembali setiap tegangan baterai
dan hasilnya cukup baik
27
Gambar 4.19 Baterai sebagai penyimpan baterai.
6. Perbaikan Pengukuran grounding (tahanan tanah)
Telah dilakukan pengukuran grounding (pentanahan) di beberapa lokasi didalam area
BTP dan hasil besarnya tahanan diatas dari persyaratan yang diharusklan yaitu lebih
kecil aatau sama dengan 2 Ohm, serta kualitas sambungan kabel grounding yang
sudah mulai tidak baik seperti gambar dibawah ini
Gambar 4.20 pengukuran tahanan sistem pentanahan
28
Tabel 4.5 Hasil pengukuran Tahanan pentanahan
Lokasi Arah kabel Pengukuran Besar Tahanan
pentanahan
(grounding) (Ω)
Dibawah Tower kabel hijau
pada grounding dibawah box
kontrol
Merah dan kunning kea rah
Barat
2,29
Dibawah Tower kabel hijau
pada kaki rangka tower
Merah dan kunning kearah
Barat
1,56
Dibawah Tower kabel hijau
pada kabel grounding tower
Petir
Merah: dan kuning ke arah
Barat
102,8
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada box control
Kuning kearah Utara, merah
kearah Barat
1,22
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada box control
Kuning kearah Timur, Merah
kearah Timur
0
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada box control
Kuning kearah Utara, Merah
kearah Timur
0,04
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada box control
Kuning kearah Barat, Merah
kearah Timur,
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada box control
Kuning kearah Barat, Merah
kearah Selatan
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada ground
array 3
Kuning kearah Barat, Merah
kearah Barat
0,05
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada ground
array 2
Kuning kearah Selatan, Merah
kearah Barat
0,03
Diarea rangkaian Fotovoltaik
kabel hijau pada ground
array 1
Kuning kearah Utara, Merah
kearah Barat
0,02
29
Pada sistem Grounding telah dilakukan perbaikan dan penambahan sistem grounding
untuk setiap tempat dengan menambahkan rod sepanjang 2,5 meter dengan
kedalaman 3 meter.
Gambar 4.21 Perbaikan sistem Grounding.
Setelah dilakukan perbaikan dan penambahan titik grounding dan dilakukan
pengukuran tahanan grounding, besarnya tahanan hamper semua dibawah atau lebih
keil dari 2 Ohm seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.22 Pengukuran tahanan pentanahan
30
7. Perbaikan sistem monitoring
Sistem Monitoring dan pengukuran parameter sistem tidak berfungsi sama sekali,
dikarenakan terkena petir. Sistem
Dilakukan perbaikan dengan mengganti banyak komponen, dan dilakukan pengiriman
data untuk jarak jauh melalui internet, hanya saja data belum dapat di unduh di Jakarta,
hanya dapat memonitor sistem, gambar monitoring diambil dari Jakarta seperti terlihat
pada gambar berikut dibawah ini
31
Gambar 4.23 Tampilan Monitoring Sistem PLTH.
Sedangkan data akumulasi bulanan belum dapat diunduh secara jarak jauh, akan tetapi
dapat diunduh di lokasi, untuk bahan evaluasi.
Contoh hasil evaluasi karakteristik baterai pada tanggal 9 Oktober 2016 terlihat seperti
pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.24 Karakteristik baterai.
32
Gambar 4.25 Karakteristik tegangan Beban untuk masing-masig fasa.
Gambar 4.26 Karakteristik beban tanggal 9 Oktober 2016.
33
Gambar 4.27 Kecepatan Angin tanggal 9 Oktober 2016.
Gambar 4.28 Keluaran Daya PLTB 5 kVA (rata-rata 1,176 kVA)
8. Pemasangan sistem pengukuran cuaca
Untuk kepentingan evaluasi sistem terpasang telah dipasang stasiun pengukuran data
cuaca yang terdiri dari radiasi matahari, temperature ambient, kelembaban, curah
hujan, arah dan kecepatangan angin. Data parameter tersebut diatas dicatat dengan
data logger dimana data selain dicatat akan ditampilkan pada layar yang terintegrasi
dengan tampilan monitoring sistem pada layar yang sama.
34
Gambar 4.29 Tampilan monitor Weather station.
4.1.3 Pengembangan technopreuneurship dan pelatihan
4.1.3.1 Kunjungan Eduwisata ke BTP
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2016, kunjungan tamu ke Baron Techno Park
(BTP) berjumlah 4000 pengunjung dimana grafiknya ditunjukkan seperti terlihat pada
grafik dibawah ini.
Gambar 4.30 Jumlah Kunjungan Wisata edukasi ke Baron
Kunjungan wisata edukasi ke BTP, dilakukan oleh berbagai kleompok seperti dari
Instansi sebanyak42 % kunjungan dari berbagai macam instansi, mahasiswa 23 %,
35
Siswa SMK/SMA 10 %, siswa Sekolah Menengah Pertama 8 %, Sekolah Dasar 16 %
dan warga sekitar sebanyak 1 %.
Gambar 4.31 Klasifikasi tamu pada kunjungan ke Baron.
Gambar 4.32 Kunjungan Bupati Gunung Kidul.
36
Gambar 4.33 Kunjungan Siswa SMK.
4.1.3.2 Pelatihan dan Sosialisasi IPTEK EBT
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan sosialisasi sistem PLTS ini diklasifikasi ke dalam
dua kelompok pelaksanaan, yakni :
1. Kelompok A dengan target peserta pelaku industri, akademisi dan para
stake holder di bidang PLTS, dan
2. Kelompok B dengan target peserta siswa SMA/setingkat.
a. Sosialisasi Dan Pelatihan Untuk Kelompok A
Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan untuk kelompok ini dilakukan dengan
mekanisme Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Bagi para peserta dikenakan
biaya sebesar Rp.5.850.000/orang untuk mengakomodir kebutuhan konsumsi,
transportasi dan sarana pelatihan selama tiga hari. Format pelatihan dibuat dengan
komposisi dua hari penyampaian materi di ruang rapat dan satu hari praktek di Baron
techno Park.
Selama tahun 2016, telah dilakukan dua gelombang pelatihan untuk kelompok A
dengan keterangan sebagai berikut :
Pelatihan Gelombang 1
Pelatihan kelompok A Gelombang 1 dilaksanakan pada tanggal 29 – 31 Maret 2016 di
Hotel Santika Yogyakarta. Peserta berjumlah 15 orang sebagai berikut :
37
1. Agus Setiawan - PT. Azet Surya Lestari
2. Bunyamin - PT. Cipta Mentari Utama
3. Fani Sutoro - PT. Energy Management Indonesia
4. Gamal Ersyad - PT. Karyatama Berkah Abadi
5. Hadi Puspa H - PT. Cipta Mentari Utama
6. Haris Suryanto - PT. Arkon Prima Indonesia
7. I Ketut Parti - Poli Teknik Bali
8. Ir. Gede Aria S - CV. Edison
9. Johanes Sutrisno - PT. Karyatama Berkah Abadi
10. Laode Alivian F - PT. Arkon Prima Indonesia
11. M. Basuki - PT. Cipta Mentari Utama
12. Noor Hidayati - PT. Energy Management Indonesia
13. Wyhan Raka A - Poli Teknik Bali
14. Yogie Trihartanto - PT. Karyatama Berkah Abadi
15. Zulfahmi Akmal - PT. Cipta Mentari Utama
Agenda pelatihan sebagai berikut :
TANG
GAL
WAKTU DESKRIPSI KEGIATAN PENANGGUNGJAWAB
29
Mare
t 2
01
6
8.00-8.30 Registrasi & Coffee Break Panitia
8.30-8.45 Pembukaan Dr. Ir Andhika Prastawa, MSEE
8.45-9.00 Pendahuluan & Pre Test Panitia
9.00-10.00 Overview sistem PLTS Dr. -Ing Oo Abdul Rosyid, MSc
10.00-
11.00
Dasar Konversi energi surya Dr. -Ing Oo Abdul Rosyid, MSc
11.00-
12.00
Penyimpanan energi Ichwan Subagio
12.00-
12.30
Diskusi Tim Pengajar
12.30-
13.30
ISHOMA Panitia
13.30-
14.30
Kontroller Ichwan Subagio
14.30-
15.30
Inverter Nelly Malik Lande, ST, MT
15.30-
15.45
coffee break Panitia
15.45-
16.45
Proteksi dan keselamatan kerja Nelly Malik Lande, ST, MT
16.45-
17.15
Diskusi Tim Pengajar
30
Ma
ret
20
16
8.00-9.00 Perencanaan dan disain sistem
PLTS
Dr. -Ing Oo Abdul Rosyid, MSc 9.00-10.00 Prosedur instalasi, O&M, dan
trouble shooting
Ichwan Subagio
10.00-
10.15
coffee break Panitia
10.15-
11.15
Inspeksi, pengujian, dan
komisioning
Nelly Malik Lande, ST, MT
11.15-
12.00
Diskusi Dr. -Ing Oo Abdul Rosyid, MSc,
Ir. Ario Witjakso, MT, Nelly Malik
Lande, ST, MT
38
12.00-
13.00
ISHOMA Panitia
13.00-
14.00
Overview Baron Technopark Panitia
14.00-
15.00
Materi praktek & Pembagian
kelompok
Dr. -Ing Oo Abdul Rosyid, MSc
15.00-
15.30
Post Test Panitia
15.30-
15.45
coffee break Panitia
15.45-
16.15
Diskusi Tim Pengajar
31
Mare
t 2
01
6
8.00-10.00 Perjalanan ke Baron Panitia
10.00-
11.00
Welcome to Baron & Tinjauan
Lokasi
Ridwan Budi Prasetyo,
ST,M.Eng, Luthfi Maharsa, ST,
Ari
11.00-
11.15
Coffeee break Panitia
11.15-
12.00
Praktek Tim Pengajar
12.00-
13.00
ISHOMA Panitia
13.00-
14.00
Praktek Tim Pengajar
14.00-
15.00
Diskusi Tim Pengajar
15.00-
17.00
Penutupan & Pulang ke Yogya Panitia
Pelatihan Gelombang 2
Pelatihan kelompok A Gelombang 2 dilaksanakan pada tanggal 19-211 Desember 2016
di Hotel Lynn Yogyakarta. Peserta berjumlah 10 orang sebagai berikut :
1. Angga Indrawan - PT Fluidic Energy
2. Aris Prayoga - PT Fluidic Energy
3. JM. Hanggoro - PT Selindo Light Power
4. Nicky Serfirah S - PT PLN (Pesero) - PUSLITBANG
5. Novriza - PT Dyaeri Citra Ellang
6. Prasetyo Adi N - PT PLN (Pesero) - PUSLITBANG
7. Santoso - PT Subur Semesta
8. Tjia Tek Ijoe - PT Subur Semesta
9. Winda Fitriah A - PT PLN (Pesero) - PUSLITBANG
10. Zulfikar Jaya - PT PLN (Pesero) – PUSLITBANG
39
Agenda pelatihan sebagai berikut :
TGL WAKTU DESKRIPSI KEGIATAN PIC 1
9 D
ese
mb
er
20
16
08.00-
08.30
Registrasi & Coffee Break Panitia
08.30-
08.45
Pembukaan Dian Khairiani, A.Md
08.45-
09.00
Pendahuluan & Pre Test Panitia
09.00-
10.00
Overview sistem PLTS Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
10.00-
11.00
Dasar Konversi Energi Surya Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
11.00-
12.00
Penyimpanan Energi Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
12.00-
12.30
Diskusi Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
12.30-
13.30
ISHOMA Panitia
13.30-
14.30
Controller Ir. Ario Witjakso, MT
14.30-
15.30
Inverter Ir. Ario Witjakso, MT
15.30-
15.45
Coffee Break Panitia
15.45-
16.45
Proteksi dan Keselamatan Kerja Ir. Ario Witjakso, MT
16.45-
17.15
Diskusi Ir. Ario Witjakso, MT
20
De
se
mb
er
20
16
08.00-
09.00
Perencanaan dan Disain Sistem
PLTS
Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
09.00-
10.00
Prosedur instalasi, O&M, dan trouble
shooting
Ir. Ario Witjakso, MT
10.00-
10.15
Coffee Break Panitia
10.15-
11.15
Inspeksi, Pengujian, Dan
Komisioning
Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc
11.15-
12.00
Diskusi Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc, Ir.
Ario Witjakso, MT 12.00-
13.00
ISHOMA Panitia
13.00-
14.00
Overview Baron Technopark Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc, Ir.
Ario Witjakso, MT 14.00-
15.00
Materi praktek & Pembagian
kelompok
Ir. Ario Witjakso, MT
15.00-
15.30
Post Test Panitia
15.30-
15.45
Coffee Break Panitia
15.45-
16.15
Diskusi Drs. Adjat Sudradjat, M.Sc, Ir.
Ario Witjakso, MT
21
Dese
mb
er
20
16
08.00-
08.30
Registrasi & Coffee Break Panitia 08.30-
11.00
Praktek Ir. Ario Witjakso, MT
11.00-
12.00
Diskusi Drs. Adjat Sudradjat, Ir. Ario
Witjakso, MT 12.00-
13.00
ISHOMA Panitia
13.00-
14.00
Penutupan Panitia
Sosialisasi Dan Pelatihan Untuk Kelompok B
Sementara sosialisasi dan pelatihan untuk kelompok B dilakukan pada rangkaian
agenda Baron Festival Tahun 2016 yang dilaksanakan pada tanggal 21-22 Desember
2016.
Sosialisasi dan pelatihan dibagi menjadi dua tahap dengan masing-masing peserta
sebagai berikut :
40
Tanggal 21 Desember 2016
1 Faiz Hendri P - MA Al Mumtaz
2 Al – Faroja - MA Al Mumtaz
3 Ken Amisesa Bumi - SMAN 1 Wonosari
4 Annisa Dyah Sekarini - SMAN 1 Wonosari
5 Muhammad Anggil S - SMAN 1 Wonosari
6 Qoit Muhammad A.G - SMAN 1 Wonosari
7 Sandi Kuspriyanto - SMAN 1 Wonosari
8 Lue Aulra - SMAN 2 Playen
9 Nauroh Nashifah I - SMAN 2 Playen
10 Dewi Maria S - SMAN 2 Playen
11 Resandre David Candra
- SMAN 2 Playen
12 Poppy Nurlaila - SMAN 2 Wonosari
13 Susmitha Oliviani C - SMAN 2 Wonosari
Tanggal 22 Desember 2016
1 Ri Hergarini Ayu S - SMKN 2 Wonosari
2 Dio Yuda Irawan - SMK YAPPI Wonosari
3 Yudha Bayu P - SMK YAPPI Wonosari
4 Agung Haryanto - SMK YAPPI Wonosari
5 Yulian Ariyanto - SMK YAPPI Wonosari
6 Bondan Rifani - SMK YAPPI Wonosari
7 Agung Wahyudi - SMK YAPPI Wonosari
8 Dwiki Apriyanto - SMK YAPPI Wonosari
9 Anton Trianto - SMK YAPPI Wonosari
10 Alfian Fiqi Santosa - SMK YAPPI Wonosari
11 Elen Mur Febriyani - SMAN 2 Wonosari
41
12 Nur Intan Permatasari - SMAN 2 Wonosari
13 Mellinia Intan Pertiwi - SMKN 2 Wonosari
14 Danik Nur Dwiatmaja - SMKN 2 Wonosari
15 Rizal Raehmadan TP - SMKN 2 Wonosari
16 Retno Mayamurti - SMKN 2 Wonosari
17 Ikkrom Mutia - SMKN 2 Wonosari
18 Muhammad Darmawan - SMK YAPPI Wonosari
19 Isnaini Wahyu Saputri - SMAN I Tanjungsari
20 Seftiana Tri Wahyuni - SMAN I Tanjungsari
21 Tri Rahayu - SMAN I Tanjungsari
22 Aisah Nurmala - SMAN I Tanjungsari
23 Ana Seliviani - SMAN I Tanjungsari
24 Nur Yulialha - SMAN I Tanjungsari
25 Suhartini - SMAN I Tanjungsari
26 Ambarwati - SMAN I Tanjungsari
27 Seli Ravinda - SMAN I Tanjungsari
28 Primasta Pramundita Sari
- SMAN I Tanjungsari
29 Melinia Nurfitriani - SMAN 2 Wonosari
30 Mellinna Abriyanti - SMAN 2 Wonosari
31 Alfian Budi Hatmoko - SMKN 2 Wonosari
32 Ivan Setya Noviando - SMKN 2 Wonosari
33 Syaiful Akbar R - SMKN 2 Wonosari
34 Roni Ulya Mustaqim - SMKN 2 Wonosari
42
Gambar 4.34 Pelatihan sistem PLTS bagi Industri
43
Gambar 4.35 Pelatihan sistem PLTS bagi Operator di desa pantai Gising dan pantai wediombo
4.1.3.3 Pelaksanaan baron techno park festival
Pada akhir tahun anggaran 2016, B2TKE mengadakan baron festival yang berlangsung
pada tanggal 21-22 Desember 2016. Ada beberapa tujuan diadakannya Baron Festival
di Baron Teknopark adalah sebagai berikut.
Memberikan informasi mengenai Baron Teknopark sebagai obyek kunjungan
wisata IPTEK Energi Terbarukan.
Menggali kemampuan dan wawasan ilmiah di kalangan pelajar dalam
pemanfaatan potensi lokal.
44
Mendorong terciptanya hasil inovasi pelajar di bidang IPTEK, khususnya IPTEK
Energi Terbarukan
Meningkatkan kreatifitas pelajar dalam menghadapi permasalahan lingkungan
lokal.
Gambar 4.36. Peninjauan pameran inovasi Teknologi Baron Festival.
Gambar 4.37. Pameran Kuliner dan Kerajinan Baron Festival.
45
4.2 Pemetaan Kegiatan
4.2.1 Keterkaitan hasil capaian tahun 2016 dengan tahun 2015.
Kegiatan Baron Techno Park direncanakan berlangsung selama 5 (lima) tahun yang di
mulai pada 2015 dan berakhir 2019, sehingga kegiatan tahun 2016 sangat erat
hubungannya dengan tahun 2015. Tabel 4.6 menunjukkan keterkaitan antara hasil
capaian kegiatan BTP tahun 2015 dan 2016.
Tabel 4.6 Keterkaitan hasil capaian tahun 2016 dengan tahun 2015.
Kegiatan Capaian Tahun 2015 Capaian Tahun 2016
Pembangunan sarana dan
prasarana pendukung
BTP
Dilakukan basic desain
untuk pembangunan
sarana dan prasarana
Dilakukan detail desain dan
dilanjutkan dengan
pembangunan sarana dan
prasarana pendukung
seperti Mushala,
technocamp, tempat
resgistrasi, mess karyawan,
sarana sanitasi,
amphiteater dsb.
Seminar dan pelatihan
pemanfaatan teknologi
EBT di Yogyakarta
Kegiatan ini di lakukan di
Baron Technopark dengan
tujuan memperkenalkan
Program dan Fungsi
pembangunan Baron
Technopark. Pelatihan
dilakukan 2 (dua kali
dengan target peserta yang
pertama adalah SKPD,
kepala sekolah dan guru
IPA di Kabupaten
Gunungkidul. Sedangkan
Pelaksanaan kegiatan
pelatihan dan sosialisasi
sistem EBT ditujukan untuk
tiga kelompok sbb:
1. Kelompok A dengan
target peserta pelaku
industri, akademisi dan
para stake holder di
bidang PLTS: dua kali;
2. Kelompok B dengan
target masayarakat
46
pelaksanaan yang ke dua
ditujuan untuk pelaku
wisata di Yogyakarta dan
Gunungkidul.
sekitar BTP: satu kali.
3. Kelompok C dengan
target peserta siswa
SMA/setingkat: satu kali.
Sosialisasi IPTEK untuk
pelajar SMP, SMA/ SMK
di sekitar Gunungkidul
Kegiatan sosialisasi Iptek
pelajar dilakukan 2 (dua)
kali, yaitu pada anak SMP
Negeri 1 Wonosari dan
yang ke dua ditujukan pada
anak SMA/ SMK di
Kecamatan Patuk
Kabupaten Gunungkidul.
Kegiatan sosialisi IPTEK
untuk pelajar dikemas
dalam acara Baron Festival
2016 yang menghadirkan
seluruh SMA/SMK se-
Gunung Kidul. Dalam acara
tersebut diadakan inovasi
teknologi tingkat SMA/SMK;
festival budaya; lomba
melukis serta pameran
kuliner.
Kajian dan perawatan
sistem Pembangkit Listrik
Hibrida (PLTH Baron
Technopark)
Kegiatan evaluasi/ kajian
unjuk kerja dilakukan
dengan cara melakukan
pengoperasian dari tiap-tiap
sub sistem pembangkit.
Hasil evaluasi/ kajian
pengoperasian ini
selanjutnya ditindaklanjuti
dengan melakukan
perbaikan, penambahan
ataupun peningkatan
kualitas pembangkit.
Kajian unjuk kerja sistem
PLTH dilakukan untuk
mendeteksi gangguan dan
kerusakan pada PLTH dan
ditindaklanjuti dengan
perbaikan ataupun
penggantian komponen
sistem PLTH.
Kunjungan eduwisata 500 pengunjung 4000 pengunjung
47
4.2.2 Perbandingan hasil capaian tahun dengan sasaran akhir tahun 2016.
Pada tahun 2016 kegiatan pengembangan kawasan BTP ditargetkan satu paket
pembangunan sarana dan prasarana pendukung BTP, sekali pelatihan IPTEK EBT dan
100 pengunjung eduwisata BTP. Tabel 4.7 menunjukkan capaian tahun 2016
dibandingkan dengan target akhir tahun 2016.
Tabel 4.7 Perbandingan hasil capaian tahun dengan sasaran akhir tahun 2016
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Capaian
Kawasan Techno Park
Energi (Baron Techno
Park)
Jumlah Paket Pembangunan Sarana
dan Prasarana Pendukung Baron
Techno Park
1 1
Jumlah Pelatihan IPTEK EBT di
Baron
1 4
Jumlah Layanan Kunjungan Edukasi
Techno Park EBT Baron
1000 2000
4.2.3 Perbandingan hasil capaian tahun dengan sasaran akhir RENSTRA 2015-
2019.
Dalam dokumen RENSTRA BPPT 2015-2019 kegiatan pengembangan Kawasan BTP
ditargetkan seperti pada tabel 4.8. Melihat sasaran tahun 2016, capaian tahun ini telah
sesuai dengan dokumen RENSTRA 2015-2019. Bahkan capaian tahun ini telah
melebihi target yang ditetapkan yaitu pembangunan sarana dan prasarana pendukung,
4 kali pelatihan EBT dan juga 4000 pengunjung eduwisata.
48
Tabel 4.8 Sasaran kegiatan BTP pada RENSTRA 2015-2019.
Sasaran
Kegiatan Indikator Kinerja
Satuan 201
5
201
6 2017
201
8
201
9
Kawasan
Techno Park
Energi (Baron
Techno Park)
Jumlah Paket
Pembangunan Sarana
dan Prasarana
Pendukung Baron
Techno Park
Paket
tekn
ologi
1 1
Jumlah Pelatihan
IPTEK EBT di Baron
Paket
Pela
tihan
1 1 1 1
Jumlah Layanan
Kunjungan Edukasi
Techno Park EBT
Baron
Kunjun
gan
100
0 1000
100
0
100
0
4.2.4 Perbandingan dengan Baron Techno Park dengan Technopark lainnya.
Baron Techno Park merupakan techno park satu-satunya di Indonesia yang fokus
mengembangkan Pembangkit Listrik Berbasis Energi Baru Terbarukan. Selain sebagai
tempat pengembangan teknologi EBT, Baron Techno Park juga melakukan sosialisasi
baik terhadap warga sekitar maupun pelajar untuk mengenal dan mendalami teknologi
EBT. Dengan adanya Baron Techno Park diharapkan ekonomi masyarakat meningkat
seiring dengan semakin meningkatnya kunjungan wisata edukasi EBT di BTP.
4.3 Hasil Capaian Tingkat Kesiapan Teknologi Tahun 2016
Seluruh kebutuhan listrik di kawasan Baron Techno Park disuplai dengan Pembangkit
Listrik berbasis EBT. Dalam kawasan ini ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya,
49
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu maupun Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid
(PLTH), sehingga kegiatan Baron Techno park ini layak mendapatkan TRL 7.
Tabel 4.9 TRL kegiatan Baron Techno Park
TRL Kriteria
1 Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan
2 Formulasi konsep dan atau aplikasi teknologi
3 Pembuktian konsep
4 Validasi kode, komponen dalam suatu lingkungan laboratorium
5 Validasi kode, komponen dalam suatu lingkungan simulasi
6 Demonstrasi model atau prototipe sistem dalam lingkungan yang relevan
7 Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan yang relevan
8 Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat melalui pengujian dan demo
dilingkungannya
9 Sistem benar-benar terbukti melalui pengoperasian
4.4 Mitra Kerja
Pada tahun 2016 ini Kegiatan BTP menggandeng beberapa mitra kerja dimana nama
mitra dan perannya disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.10 Mitra kerja BTP
NO. MITRA PERAN
1. Pemda Gunung Kidul Koordinasi dalam pengelolaan Kawasan
Baron
2. PemProv DIY Melalui
Bappeda dan Dewan Riset
Daerah
Koordinasi dalam pengelolaan Kawasan
Baron
50
3. PT. Sankosha Kerjasama dalam pengembangan
Penagkal Petir
4. Kementrian Ristek Koordinasi dalam pembinaan Science and
Tekno park Nasional
4.5 Kendala yang dialami
Keterbatasan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pengembangan Kawasan
Baron Techno Park merupakan salah satu kendala yang dihadapi. Dalam rencana
kegiatan BTP, ada pembangunan visitor center yang membutuhkan biaya hingga 25
Milyar. Akan tetapi sampai tahun 2017, anggaran tersebut belum teralokasikan. B2TKE
terus berupaya untuk mendapatkan anggaran tersebut baik melalui APBN maupun
hibah luar negeri sehingga sasaran akhir 2019 bisa terealisasi dengan sempurna.
4.6 Kegiatan/Output lain yang mendukung BTP
Ada beberapa kegiatan/output lain yang mendukung keberhasilan dalam mencapai
sasaran tahun 2016 seperti terlihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.11 Kegiatan/outpun lain pendukung keberhasilan BTP
NO KEGIATAN/OUTPUT PERAN
1 Smart Energy Monitoring System
(SEMS)
Monitoring sistem energi di BTP
2 Biodiesel Inventarisasi kebutuhan perbaikan
plant biodiesel
3 Technopreuner Pelatihan technopreuner untuk warga
sekitar BTP
4 WhyPGEN Aplikasi PLTB
5 Lab Komponen dan Sistem Fotovoltaic Aplikasi PLTS
51
4.7 Pengaruh pengurangan anggaran terhadap target awal kegiatan
Efisiensi anggaran yang teradi pada tahun 2016 berimbas pada pengurangan target
awal kegiatan. Ada beberapa target yang dikurangi antara lain sebagai berikut:
a) Pembangunan amphiteater yang semula bisa selesai menjadi landscaping
amphiteater.
b) Baron Festival 2016 yang semula ditargetkan Tingkat DIY dan Jawa Tengah
menjadi tingkat kabupaten Gunung Kidul.
c) Penundaan penambahan daya PLTS.
d) Penundaan pemasangan CCTV.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa fasilitas R&D dan demo plant telah terpasang di BTP seperti model
implementasi sistem PLTH (surya-bayu-diesel), pengolah minyak nabati (biodiesel),
desalinasi air laut, ice maker dan cold storage, rumah komposit serta pusat informasi
multimedia. Pada tahun 2016 ini dilakukan kajian dan perawatan terkait fasilitas dan
demoplant tersebut. Selain itu juga dibangun sarana dan prasarana pendukung seperti
mushala, sarana sanitasi, tempat registrasi, mess karyawan, techno camp, serta
fasilitas lainnya.
Dengan fasilitas yang dimiliki, tahun ini BTP sebagai sarana eduwisata telah menerima
lebih dari 4.000 pengunjung dari berbagai kalangan. Disamping itu, beberapa pelatihan
telah dilaksanakan di BTP antara lain pelatihan teknologi EBT untuk industri, pelatihan
pengoperasian dan perawatan PLTS untuk mayarakat sekitar dan juga sosialisasi PLTS
untuk siswa SMA/SMK se- Gunung Kidul.
Pada tahun ini BTP telah mencapai TRL 7 dengan mengaplikasikan PLTS dan PLTB
untuk mensuplai kebutuhan listrik untuk operasional kawasan Baron Techno Park.
Ditahun selanjutnya ditargetkan beberapa sasaran yang tertunda akibat efisiensi
anggaran 2016 akan direalisasikan antara lain finalisasi amphiteater, penambahan daya
PLTS, Baron Festival skala Nasional, dsb.
52
LAMPIRAN
Realisasi (Rp.) % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
DIPA 4.749.058 4.640.354 98
1. Alih teknologi melalui
pelatihan dan sosialisasi
IPTEK EBT
PNBP2. Survey melalui kajian
IPTEK EBT
PHLN
3, Prototipe berupa Kawasan
Techno Park Energi EBT
(Baron Techno Park)
Keterangan nomor 1-10 adalah sebagai berikut :
1. Rekomendasi 5. Pengujian 9. Prototype
2. Advokasi 6. Jasa operasional 10. Survey
3. Alih Tek 7. Pilot project
4. Konsultasi 8. Pilot plant
Petunjuk Pengisian Kolom Tabel di atas :
B. ANGGARAN
Diisi dengan jumlah DIPA, PNBP dan PHLN sesuai pagu serta realisasinya untuk per kegiatan
C. SDM, diisi dengan jumlah tenaga perekayasa
D. LUARAN, nomor 1-10 merupakan indikator kinerja hasil/luaran kegiatan, diisi jumlah dari masing-masing indikator yang dicapai pada satu tahun anggaran.
E. KETERANGAN, Untuk masing - masing luaran uraikan data dan informasi lebih detail.
Pagu (Rp.)
KETERANGAN
LUARAN
1 Kawasan Techno Park
(Baron Techno Park)
A. PROGRAM, diisi dengan sesuai nama program
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2016
FORM A
46 1 14
SDM (org,)
ANGGARAN (dlm ribuan)
No. NAMA PROGRAM
53
Form B
PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI ENERGI
PENGEMBANGAN KAWASAN TECHNO PARK (BARON TECHNO PARK)
Baron Techno Park Fasilitas Pembangkit EBT
Jam Matahari Pembukaan Baron Festival 2016
INTI KEGIATAN BPPT membangun “Baron Techno Park (BTP)” sebagai sarana eduwisata IPTEK energi terbarukan yang pertama di Indonesia. DIY dipilih karena sebagai kota pendidikan dan tujuan wisata sehingga dapat mendukung terwujudnya peran BTP sebagai kawasan eduwisata. “Pengembangan Baron Techno Park” telah dimasukkan dalam Perda Kabupaten Gunungkidul. Pengembangan Kawasan BTP diintegrasikan dengan Kawasan “Agro Techno Park” (ATP). Keberadaan BTP telah diakui Pemerintah DIY sebagai salah satu pengungkit ekonomi daerah melalui berbagai kunjungan eduwisata. Beberapa fasilitas R&D dan demo plant telah terpasang di BTP seperti model implementasi sistem PLTH (surya-bayu-diesel), pengolah minyak nabati (biodiesel), desalinasi air laut, ice maker dan cold storage, rumah komposit serta pusat informasi multimedia. Pada tahun 2016, beberapa sarana pendukung telah dibangun seperti mushala, sarana sanitasi, tempat registrasi, mess karyawan, techno camp, serta fasilitas lainnya. TUJUAN PROGRAM
d) Pembangunan Sarana R&D, Pelatihan dan Diseminasi IPTEK untuk meningkatkan kualitas Riset dan SDM di bidang EBT.
e) Menjadikan Baron Technopark sebagai “MODEL Kawasan MANDIRI ENERGI dengan Optimalisasi Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan”.
f) Menjadikan sarana R&D Teknologi EBT “Baron Teknopark” sebagai pemicu/ pendorong pengembangan wilayah.
PROGRAM YANG DILAKSANAKAN
Kajian dan evaluasi PLT EBT;
Pembangunan sarana dan prasarana pendukung;
Pelatihan dan sosialisasi IPTEK EBT;
Pemasaran BTP untuk memenuhi target 1000 pengunjung. HASIL PROGRAM
Hasil kajian dan perawatan PLT EBT;
Pembangunan sarana prasarana BTP meliputi mushala, sarana sanitasi, tempat registrasi, mess karyawan, techno camp, serta fasilitas lainnya.
4 kali pelatihan dan sosialisasi EBT untuk mayarakat sekitar, siswa SMA/SMK dan juga industri EBT;
Hadirnya 4000 pengunjung eduwisata EBT
Bidang : Energi Lokasi kegiatan:
Gunung Kidul DIY Tahun ke : 2/5
Unit Kerja : B2TKE - BPPT Ka. Program : Ir. Arie Rahmadi,
M.Eng.Sc Program Manager :Sugeng, MT Chief Engineer : Drs. Adjat Sudradjat,
MSc Alamat : B2TKE Gd. 620
PUSPIPTEK Telepon : 021-7560550/021-
7560904
Dana DIPA:Rp.
4.749.058.000
Dana mitra : - Nama mitra kerja: Pemda
Gn. Kidul Nama User : -