kedaruratan ginekologi new-1
DESCRIPTION
OBSGYNTRANSCRIPT
KEDARURATAN GINEKOLOGI
Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSUD dr. Moewardi Surakarta
2015
KEDARURATAN GINEKOLOGI
dr. Glondong Suprapto, SpOG
PENDAHULUAN
Pengertian
Kedaruratan ginekologi adalah keadaan gawat akibat kelainan gineklogi yang memerlukan tindakan / penanganan segera untuk menyelamatkan jiwa.
Klasifikasi
Perdarahan
Nyeri
Sepsis
Kecelakaan dalam diagnostik
Perdarahan
Abortus
Abortus insipien
Missed abortion
Mola hidatosa
Menoragia
Robekan forniks posterior
Trauma genital
Proses keganasan
Abortus inkomplet
Nyeri
KET
Torsi kista
Ruptur kista
Retensi urin
Ruptur tuboovarial abses
Sepsis
Abortus provokatus kriminalis
Tuboovarial abses pecah
Kecelakaan
Laparoskopi
Perforasi rahim
Kuldoskopi
Dehisensi
Diagnosa dan penanganan
Anamnesa, meliputi:
keluhan utama
riwayat menarche
riwayat haid
riwayat kontrasepsi
adanya kelainan perdarahan
penyakit-penyakit menahun
penyakit-penyakit endokrin
stress
Pemeriksaan fisik, meliputi :
pemeriksaan fisik secara umum dan pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan penunjang meliputi :
Laboratorium, USG, laparoskopi, hormonal, dan lain-lain
Perdarahan
1
1. Abortus Inkomplet
Definisi :
Abortus inklompet adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi sebelum mencapai usia 20 minggu
Pathofisiologi :
terjadinya abortus adalah secara spontan yang disebabkan oleh beberapa faktor.
Etiologi :
faktor genetic
kelainan anatomi
Infeksi
faktor immunologi
kelainan endokrin
idiopatik
Diagnosa :
Adanya perdarahan per vaginam yang disertai jaringan plasenta yang disertai rasa mules
adanya riwayat amenorrhea
tes kehamilan positif
Pemeriksaan ginekologis :
portio terbuka
teraba jaringan atau sisa plasenta di OUE
rahim lebih kecil dari umur kehamilan
dari hasil USG tampak jaringan di rongga rahim dimana GS tidak ada atau pecah
Penanganan :
Prinsip menghentikan perdarahan:
- perbaikan KU penderita
- infus NaCl, RL
- periksa lab (Hb, AL, Hct, golongan darah, CT, BT)
- evakuasi kavum uteri bila Hb lebih dari 10 gr %
- transfusi bila Hb kurang dari 10 gr
- uterotonika bila perut (methergin 1 ampul)
2. Abortus Insipiens
Definisi: Adalah abortus yang sedang bedangsung.
Patofisiologi: Sama dengan abortus inkomplet
Etiologi: Sama dengan abortus inkomplet
Diagnosa:
Perdarahan per vaginam; encer yang disertai dengan adanya rasa mules oleh karena adanya kontraksi otot rahim.
Adanya riwayat amenorrhoe
Tes kehamilan positif
Perneriksaan ginekologis:
Portio terbuka atau tertutup
Kadang teraba jaringan (selaput ketuban, janin, plasenta) apabila OUE terbuka
Rahim sesuai umur kehamilan
Pemeriksaan USG
Rahim sesuai umur kehamilan, GS positif
e. Penanganan:
Prinsipnya mengeluarkan secara cepat hasil konsepsi apabila suclah tidak dapat dipertahankan
Perbaiki KU
Transfusi bila HB kurang dari 10 gr %
Berikan sintocinon drip dalam Dextrosa 5 % atau RL
3. Missed Abortion
Definisi :
Retensi produk kehamilan dalam waktu lebih dari 8 minggu setelah janin mati
Patofisiologi dan etiologi :
belum begitu jelas, diduga penggunaan preparat progesterone untuk menangani abortus imminens sebagai penyebab keadaan ini.
Diagnosa:
Perdarahan per vaginam, biasanya sedikit-sedikit berwarna kehitaman
Rahim tidak sesuai umur kehamilan
Amenorrhoe
Tes kehamilan negatif
Gerakan janin negatif
DJJ negatif
Pemeriksaan lab hipofibrinogenemia
USG: rahim lebih kecil dari umur kehamilan, anak ada, mati, spalding sign positif, DJJ negatif
d. Penanganan:
Pada missed abortion perlu diperiksa kadar fibrinogen karena sering disertai adanya hipofibrinogenemia yang dapat menyebabkan DIC.
Bila kadar fibrinogen : 150 mg %, transfusi hingga kadar fibrinogen menjadi 200 mg %. Bila perlu.ditambah anti fibrinolitik.
Lakukan induksi dengan oksitoson atau prostaglandin, bila inkomplet dilakukan kuretase.
Jika induksi gagal dilakukan histerotomi
4. Mola Hidatidosa
Definisi :
Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak seluruh atau sebagian villi choriales mengalami degenerasi hidropik dengan atau tanpa janin.
Patofisiologi :
Teori missed abortion
Teori neoplasma
Etiologi :
belum diketahui secara pasti , diduga disebabkan defisiensi nutrisi asam folat
Diagnosa:
Uterus lebih besar dari usia kehamilan
Perdarahan per vaginam, biasanya merah tua kadang disertai jaringan mola
Pada palpasi tidak teraba bagian janin
DJJ negatif
Amenorrhoe
PP tes positif
Pada doppler tidak terdengar suara jantung janin
Pada USG badai salju
e. Penanganan:
Pada mola hidatidosa dapat terjadi perdarahan yang hebat maka sebelum evakuasi perlu disiapkan darah minimal 2 kolf
12 jam sebelum dilakukan evakuasi dipasang laminaria
Kuretase mola bisa dengan suction curettage atau dengan sendok kuret biasa yang besar dan tumpul
Kuretase ulangan atau kedua dilakukan 7 - 10 hari kemudian
Follow up tiap 2 minggu sekali dengan memeriksa titer kadar HCG, hingga kadar HCG negatif dalam 3 minggu berturut-turut, kemudian tiap 1 bulan sekali hingga kadar HCG negatif dalam 3 bulan berturut-turut
Bila selama masa follow up terjadi peningkatan kadar HCG atau menetap berarti prognosa buruk dirujuk
5. Menorrhagi
Definisi:
Adalah perdarahan haid yang banyak dan atau berlangsung lebih dari 1 minggu.
Metrorrhagi adalah perdarahan diantara 2 siklus haid yang banyak
Penyebab metrorrhagi dan menorrhagi adalah:
Gangguan hormonal
Tumor uterus (myorna uteri)
Polip servix
Polip endometrium
Erosi portio yang berat
Proses kegananasan
Kelainan hematologi
Diagnosa:
Perdarahan per vaginam kadang disertai stolsel atau bekuan
PP tes negatif
Laboratorium pada yang kelainan hematologi ditemukan kelainan koagulasi atau masa perdarahan memanjang
Pemeriksaan ginekologik ditentukan; ada kelainan organik atau tidak ditemukan kelainan organik
USG
d. Penanganan:
Pada menorrhagi dan metrorrhagi perlu dicari penyebab yang mendasarinya sehingga penanganan sesuai dengan penyebab.
Pada yang gangguan hormonal dapat diberikan:
Obat anti fibrinolitik: transamin 3xI
Prostaglandin inhibitor sintetase (obat penghambat sintesa prostaglandin) seperti asam mefenamat 3 x 500 mg
Hormonal : pil KB kombinasi
Apabila terjadi perdarahan berulang dilakukan dilatasi dan kuretase kemudian dikirim ke lab PA
Pada perdarahan per vaginam non organik yang berat diberikan estrogen dosis tinggi yaitu conjugated estrogen 25 - 40 mg IV tiap 6 jam atau tablet oral 2,5 mg tiap 6 jam. Apabila perdarahan dapat dikontrol dilanjutkan dengan pemberian progesteron oral untuk setiap hari
Pada penyebab perdarahan oleh karena kelainan organik tetapi sesuai dengan kelainannya.
6. Robekan Fornix Posterior
Biasanya terjadi post coital karena : foreplay yang kurang, vagina pendek, post radiasi
Terapi :
dijahit dengan teknik tertentu
perbaikan keadaan umum dengan cairan transfusi
7. Tauma alat genital
Penanganan seperti di atas.
Proses keganasan pada traktus genital
Umumnya yang sering ditemukan adalah :
Ca portio
Chorio carsinoma.
A. Ca serviks
Diagnosa:
Kontak bleeding, kadang terjadi perdarahan yang hebat yang dapat mengancam jiwa penderita.
Pada perneriksaan ginekologi portio berubah menjadi masa tumor seperti kembang kol, rapuh, mudah berdarah.
Dinding vagina dan dinding panggul kaku bila sudah terinfiltrasi masa tumor.
Biopsi dan pemeriksaan PA.
b. Penanganan:
Apabila terjadi perdarahan yang mengancam jiwa dilakukan usaha-usaha untuk menghentikan perdarahan dengan :
Perbaikan KU penderita
Pasang infus dan transfusi
Pemberian obat-obat anti perdarahan
Kauterisasi dengan iodium dan tampon vagina. Tampon vagina diambil 24 jam kemudian.
B. Chorio Carsinoma
Pengertian :
Merupakan tumor ganas yang berasal dari trofoblas yang merusak stroma uteri dengan akibat perdarahan dan nekrose jaringan
Asal :
mola hidatidosa50%
kehamilan ektopik2 - 5 %
Abortus25%
hamil normal22 %
Diagnosa:
Perdarahan per vaginam
Uterus membesar dan lunak
Kadar P-HCG tinggi (lebih dari 100.000 unit)
Penanganan:
perbaiki KU transfusi bila Hb kurang dar 10 gr %
histerektomi untuk yang cukup anak
histerotomi untuk yang belum punya anak
kemoterapi
Nyeri Akut Perut Bawah
2
1. KET Akut.
Pengertian
Kehamilan ektopik yang mengalami gangguan (abortus atau robek) dari tempat implantasi di luar rongga rahim.
Patofisiologi
Proses implantasi ovum pada tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla tuba (lokasi tersering), isthmus, fimbriae, pars interstitialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen, serviks dan ligamentum kardinal.
c. Diagnosa:
Gejala-gejala yang timbul karena adanya iritasi peritoneum
Amenorrhoe
perdarahan pervaginam, biasanya sedikit dan tidak teratur
Nyeri akut perut bagian bawah sehingga penderita pingsan
Pekak beralih, defans muskuler positif, nyeri lepas tekan perut, anemia, pre syok sampai syok.
Pada perneriksaan ginekologi ditemukan cavurn douglas menonjol, teraba massa di adnexa, slinger pain positif.
Pemeriksaan laboratodurn Hb serial menurun.
Kuldosintesis positif (darah kehitaman dengan stolsel kecil-kecil yang akan memberikan gambaran halo apabila disemprotkan di kasa)
Pemeriksaan USG, adanya GS di luar cavurn uteri atau adanya darah atau cairan bebas di retro uteri.
d. Penanganan:
Prinsip menghentikan perdarahan dan mempertahankan hemostasis.
Perbalkan KU
Pasang infus RL, NaCl
Transfusi
Laparotomi eksplorasi
DIAGNOSIS BANDING
2. Torsi Kista
Adalah terpuntimya tangkai tumor, tumor yang sering mengalami torsi adalah :
kista dermoid
kista adenoma pseudomusinosurn
kista techa lutein
Diagnosa:
Nyeri akut perut bagian bawah atau intermitten
Mual, muntah, sinkope atau syok
Nadi cepat nyeri tekan perut biasanya unilateral, defans muskuler lokal, bising usus normal, teraba masa tumor kistik
USG tampak tumor kistik
Penanganan:
Perbaikan KU penderita
Analgetik untuk mengurangi rasa sakit
Lakukan laparotomi dan pengangkatan tumor
3. Ruptur Kista
Pengertian :
Pecahnya dinding kista sehingga cairan kista keluar, hal ini akan mengiritasi peritoneum sehingga memberikan gejala-gejala peritonitis.
Diagnosa :
Nyeri akut perut bagian bawah
Defans muskuler positif, pekak beralih positif, bising usus menurun sampai menghilang, cavum douglas menonjol, douglas pungsi ditemukan cairan
USG cairan bebas positif.
Penanganan :
laparotomi
4. Retensi Urin
Pengertian
Tertahannya urin di dalam kantong kemih lebih dari 350 cc yang menimbulkan keluhan (> 10-12 jam)
Penyebab:
Obat-obatan seperti fenotiazin, narkotik, diazepam, dil.
Tumor
Kehamilan
Infeksi uretra
Diagnosa :
Tidak bisa kencing
Teraba masa tumor kistik di atas SOP
Sakit tekan-
Penanganan:
Kateterisasi
Terapi kausa
5. Ruptur Tubo Ovarial Abses
Pengertian :
Pecahnya abses pada adnexa
Diagnosa:
Keadaan umurn penderita jelek, delirium hingga koma
Leukositosis
Nyeri akut abdomen yang berat, konstan dan difus di abdomen bagian bawah
Perdarahan per vaginam kadang ada
Demam, mengiggil, anorexia, mual sampai muntah
Adanya riwayat infeksi panggul
Adanya riwayat abortus provokatus kriminalis
Tanda-tanda peritonitis
Nadi cepat, bising usus menurun
Pemeriksaan ginekologi : teraba masa di adnexa, riyeri dengan batas tidak tegas.
Penanganan:
Antibiotik masive, posisi fowler
Bila telah tenang (bebas panas 3 hari)
laparotorni pengangkatan abses drainase/pasang drain.
Sepsis
3
Sepsis
Definsi :
Sepsis didefinisikan sebagai respon sistemik tubuh terhadap infeksi disertai adanya systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan adanya infeksi.
Etiologi :
Abortus
Tubo Ovarial Abses yang pecah
Pathofisiologi
Pada abortus sepsis :
Infeksi biasanya dimulai dari endometritis akibat sisa jaringan endometrium dan produk kehamilan . Jika tidak diterapi infeksi akan menyebar melalui miometrium dan parametrium. Parametritis dapat terjadi peritonitis. Akibatnya akan terjadi bakteremia dan sepsis.
Pada Tubo Ovarial Abses yang pecah :
Infeksi menyebar secara langsung ke peritoneum, sehingga terjadi peritonitis, dan dapat terjadi sepsis
Diagnosa
Gejala - gejala peradangan yang lebih nyata
Nyeri abdominal yang akut pada ruptur tubo ovarial abses
Leukore yang berbau pada abortus sepsis
Adanya 2 tanda - tanda dari gejala dibawah ini
Temperature lebih dari 38oC
Heart rate lebih dari 90 kali per menit
Respiratory rate lebih dari 20 kali per menit
Leukositosis(AL > dari 16.OOO/mm3
Terapi :
Terapi yang pertama dilakukan adalah mamperbaiki fungsi pernafasan dan sirkulasi dengan pemberian : oksigen ( bila perlu ventilasi secara mekanik ) dan pemberian cairan secara infus
Perbaiki keseimbangan elektrolit dan asam basa
Pemberian antibiotika sensitivitas test
Mengurangi distensi abdominal
Mengontrol proses inflamasi dan nyeri
Pemberian diet yang sesuai
Kecelakaan Tindakan
4
IV. Kecelakaan Tindakan/Kegagalan
Perforasi rahim :
Terjadi pada waktu kuretase, sondase pada pemasangan AKDR
Terapi:
Kecil: Uterotonika dan observasi
Besar: Laparotomi
Perdarahan / perlukaan pada laparoskopi / kuldoskopi :
Terapi :
Laparotomi, tindakan selanjutnya tergantung perlukaan yang timbul.
Dehisensi
Pengertian :
Terbukanya luka jahitan post operasi
Macam:
Total : Kulit s/d peritoneum terbuka sehingga organ perut tampak /keluar
Subtotal : Terbuka dari kulit s/d fascia
Penyebab:
Infeksi
Anemia berat
Bahan benang tidak baik/tepat
Teknik penjahitan tidak benar
Penyakit: DM (Diabetes Mellitus)
Diagnosa :
Infeksi bila terdapat pus, AL meningkat, demam
Anemia berat, kurang gizi: Hb rendah
DM : gula darah tinggi
Penanganan:
Jahit ulang : peritoneum jahit jelujur, fascia s/d kulit dengan benang baja atau sutera yang besar dijahit jadi satu, bila perlu ditutup"Amsterdam verband
Terapi infeksi/anemianya DM nya
THANK YOU