kekom

128

Upload: suba

Post on 30-Dec-2015

110 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jjn

TRANSCRIPT

Page 1: kekom
Page 2: kekom

2

SEJA

RAH

SU

RVEI

LAN

SDimulai ketika William Farr,mengembangkan sistem pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab Kematian, dibandingkan pola kematianantara orang-orang yang menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis pekerjaannya.

Page 3: kekom

3

SEJA

RAH

SU

RVEI

LAN

SUpaya yang telah dilakukan untuk mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr sebagai the founder of modern epidemiology

Page 4: kekom

KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI (SE)

Page 5: kekom

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI BERASAL DARI KATA

1. SURVEILANS2. EPIDEMIOLOGI

Page 6: kekom

SURVEILANS

Surveillance is the ongoing systematiccollection, analysis, and interpretationof outcome-specific data for use in the

planning, implementation, and evaluation ofpublic health practice (Thacker, 2000).

Page 7: kekom

EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari, menganalisis, serta berusaha memecahkan berbagai masalah kesehatan pada suatu kelompok populasi

tertentu (Murti, 1997).

Page 8: kekom

8

SURV

EILA

NS

EPID

EMIO

LOG

I

Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit dan masalah-masalah kesehatan

Kegiatan analisis terhadap kondisi yang memperbesar risiko terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-masalah kesehatan

Melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.

Page 9: kekom

TUJUAN SE

Mendapatkan informasi epidemiologi tentang masalah kesehatan meliputi gambaran masalah kesehatan menurut waktu, tempat dan orang, diiketahuinya determinan, faktor risiko dan penyebab langsung terjadinya masalah kesehatan tersebut.

Page 10: kekom

10

TUJU

ANSU

RVEI

LAN

S

Monitor trend penyakit endemis

Deteksi dini & Prediksi adanya KLB

Monitor kemajuan kinerja program

Evaluasi program intervensi

Page 11: kekom

• KHUSUS:1. Memperkirakan kuantitas masalah2. Menggambarkan riwayat alamiah penyakit3. Mendeteksi wabah/KLB4. Menggambarkan distribusi masalah kes5. Memfasilitasi penelitian dan epidemiologis dan laboratoris6. Membuktikan hipotesis7. Menilai kegiatan pencegahan dan penanggulangan8. Memonitor perubahan agen infeksius9. Memonitor upaya isolasi10. Mendeteksi perubahan kegiatan11. Merencanakan kegiatan

Page 12: kekom

MANFAAT SE (Thacker, 2000)

UMUM:

1.perencanaan,2.implementasi,3.evaluasi kegiatan kesehatan masyarakat.

Page 13: kekom
Page 14: kekom

PERAN MASING-MASING INSTITUSI

• Pelayanan kesehatan:– Penyediaan data

(pengumpulan dan pelaporan)

– Melakukan tindakan yang direkomendasikan.

• Otoritas kesehatan:– Kompilasi data– analisis dan interpretasi

data– feed back – diseminasi informasi.

Page 15: kekom

LANGKAH – LANGKAH SURVEILANS

Page 16: kekom

SISTEM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi (SE) yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan:

•Laboratorium•Sumber-sumber data•Puslit•Penyelenggara program kesehatan

tata hubungan SE antar wilayah Kab/Kota, Prop, Pusat.

Page 17: kekom

SEBAGAI SUATU SISTEM MENCAKUP DUAKEGIATAN MANAJEMEN:

1. Kegiatan inti:– Surveilans:

Mencakup deteksi, pencatatan, pelaporan, analisis, konfirmasi,umpan balik.

– Tindakan:Mencakup respon segera (Epidemic type response) dan respon terencana (Management type response)

2. Kegiatan pendukung:– Pelatihan– supervisi,– penyediaan dan

manajemen sumber daya.

Page 18: kekom

RUANG LINGKUP

• SE Penyakit Menular• SE Penyakit Tidak Menular• SE Kesehatan Lingkungan dan

Perilaku• SE Masalah Kesehatan• SE Kesehatan matra

Page 19: kekom

SE PENYAKIT MENULAR1. PD3I2. AFP3. Penyakit Potensial Wabah/KLB Peny. Menular dan4. Keracunan5. DBD/DSS6. Malaria7. Zoonosis (Antraks, Rabies, Leptospirosis)8. Filariasis9. Tuberkulosis10. Diare, Tifus perut, Kecacingan, Peny. Perut Lain11. Kusta12. HIV/AIDS13. PMS14. Pneumonia (termasuk SARS)

Page 20: kekom

SE PENYAKIT TIDAK MENULAR

1. Hipertensi, Stroke dan PJK2. DM3. Neoplasma4. Penyakit Paru Obstruksi Kronis5. Gangguan mental6. Masalah Kesehatan Akibat Kecelakaan

Page 21: kekom

SE KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PRILAKU

1. Sarana Air Bersih2. TTU3. Pemukiman dan Lingk. Perumahan4. Limbah industri, RS dan kegiatan lain5. Vektor penyakit6. Kesehatan dan Keselamatan Kerja7. RS dan sarana yankes lain --> termasuk INOS

Page 22: kekom

SE MASALAH KESEHATAN1. SKPG2. Gizi mikro (Kekurangan Yodium, Anemia Gizi Besi,

KVA)3. Gizi lebih4. KIA (termasuk Kespro)5. Usila6. Penyalahgunaan napza7. Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional,

bahan kosmetika dan alkes8. Kualitas makanan dan bahan tambahan makanan

Page 23: kekom

SE KESEHATAN MATRA

1. SE Kesehatan Haji2. SE Kesehatan Pelabuhan dan Lintas Batas

Perbatasan3. SE Bencana dan masalah sosial4. SE Kesehatan matra laut dan udara5. SE pada KLB Penyakit dan Keracunan

Page 24: kekom

KOMPONEN SISTEM SURVEILANS

• Pengumpulan data• Kompilasi, analisis dan interpretasi• Umpan balik dan Diseminasi informasi

Page 25: kekom

PENGUMPULAN DATA

• Dilakukan secara pasif (menggunakan data sekunder) dan aktif (menggunakan data primer)

• Sebaiknya menggunakan data rutin yang telah dicatat atau dilaporkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang sedang berjalan

• Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dari sistem surveilans PENTING DITETAPKAN TUJUAN SURVEILANS.

Page 26: kekom

TUJUAN PENGUMPULAN DATA

1. Menentukan kelompok /golongan populasi at risk (umur, sex, bangsa, pekerjaan, dll)

2. Menentukan jenis agen dan karakteristiknya3. Menentukan reservoir infeksi4. Memastikan penyebab transmisi5. Mencatat kejadian penyakit

Page 27: kekom

SUMBER DATA

• Laporan penyakit• Pencatatan kematian• Laporan wabah• Pemeriksaan laboratorium• Penyelidikan peristiwa penyakit• Penyelidikan wabah• Survei/Studi Epidemiologi• Penyelidikan distribusi vektor dan reservoir• Penggunaan obat, serum, vaksin• Laporan kependudukan dan lingkungan• Laporan status gizi dan kondisi pangan

Page 28: kekom

JENIS DATA

• Data kesakitan• Data kematian• Data demografi• Data geografi• Data laboratorium• Data kondisi lingkungan• Data status gizi• Data kondisi pangan• Data vektor dan reservoir• Data dan informasi penting lainnya

Page 29: kekom

Frekuensi disesuaikan kebutuhan• Rutin bulanan Perencanaan & Evaluasi

– Sumber : SP2TP, SPRS• Rutin harian & mingguan SKD KLB

– Sumber : Penyakit Potensial wabah (W2)

Page 30: kekom

SISTEM PENGUMPULAN DATA

• Aktif• Pasif tergantung dari kecepatan,

ketepatan, kelengkapan dan kebenaran laporan yang dikirimkan dikurangi dengan melakukan pembinaan rapid survei atau surveilans sentinel.

Page 31: kekom

PETUGAS PENGUMPUL DATA

Page 32: kekom

KOMPILASI DATA

Untuk menghindari duplikasi, menilai kelengkapan

Dilakukan secara manual (membuat master table, kartu pengolah data) atau dengan komputer (menggunakan program Epi-Info).

Sesuai tujuan dari sistem surveilans dan karakteristik (cirri khusus) dari masalah kesehatan

Menurut orang, tempat, waktu

Page 33: kekom

ANALISIS DAN INTERPRETASI

• Univariat menghitung proporsi atau menggunakan statistik deskriptif (misalnya mean, modus, Standar Deviasi-SD)

• Bivariat membuat :1. Tabel (menghitung proporsi).2. Grafik(analisis kecenderungan).3. Peta (analisis menurut tempat dan waktu).

• Analisis sebaiknya oleh tim

Page 34: kekom

HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI

• INFORMASI• EPIDEMIOLOGI

Page 35: kekom

DESIMINASI INFORMASI

Kepada:• Pengelola program penanggulangan → tindakan• Pemberi data → disebut feed back → masalah yang ditemukan

dan alternatif pemecahan; bila tidak ditemukan masalah, → alternatif untuk meningkatkan kinerja sistem yang sudah ada atau sedang berjalan dapat melalui bulletin, news letter, kunjungan atau surat untuk corrective action.

• Atasan → disebut laporan → untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

• Lintas program• Lintas sektor → diharapkan adanya dukungan politis dan dana

dari institusi terkait.

Page 36: kekom

36

TERIMA KASIH

Page 37: kekom
Page 38: kekom

Dr. John Snow's map of dots from 1855 mapping the «London Cholera Epidemic (1854)» is one of the first maps with epidemic data (each dot represents a cholera dead) in relation to the local water pump:

«Snow observed that cholera occurred almost entirely among those who lived near (and drank from) the Broad Street water pump. He had the handle of the contaminated pump removed, ending the neighborhood epidemic which had taken more than 500 lives.»

Page 39: kekom

INVESTIGASI WABAH

Page 40: kekom

Definisi WabahBerdasarkan Kamus Besar BahasaIndonesia 1989 • Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit

dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.

Departemen Kesehatan RI Direktorat JenderalPemberantasan Penyakit Menular danPenyehatan Lingkungan Pemukiman 1981• Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau

kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit

Page 41: kekom

…Definisi WabahUndang undang RI No 4 th. 1984 tentang‑wabah penyakit menular• Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam

masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka

Benenson, 1985• Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada

penduduk suatu daerah, yang nyata nyata melebihi jumlah yang biasa‑ Last 1981• Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa

penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa

Page 42: kekom

Selain kata wabah• letusan (outbreak)• kejadian luar biasa (KLB = unusual event)Di Indonesia• pernyataan adanya wabah hanya boleh

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Page 43: kekom

BATASAN WABAH

• Batasan tentang penetapan terjangkitnya keadaan wabah banyak macamnya.

• Secara sederhana yang dimaksud dengan penetapan keadaan wabah ialah suatu proses pengumpulan dan penganalisaan data dari suatu penyakit disuatu daerah tertentu serta menarik kesimpulan atasnya sehingga dapat segera diketahui ada atau tidaknya keadaan wabah didaerah tersebut.

Page 44: kekom

NILAI BATAS AMBANG WABAH(EPIDEMIC THRESHOLD)

Page 45: kekom

NILAI BATAS KEADAAN WABAH

• Yang dimaksud dengan Nilai Batas Keadaan Wabah ialah suatu nilai yang dipakai untuk menentukan terjadi atau tidaknya suatu wabah.

• Tergantung dari jenis penyakitnya, ciri-ciri penduduk yang terserang serta situasi dan kondisi daerah yang terjangkit, maka Nilai Batas Keadaan Wabah ini tidaklah sama

Page 46: kekom

Menghitung Nilai Batas Keadaan Wabah

• Untuk menghitung Nilai Batas Keadaan Wabah ini diperlukan tersedianya dua angka yakni yang menunjukkan keadaan yang lazim (normal) dari suatu penyakit yang dapat diketahui dengan menghitung jumlah rata-rata penderita (mean) serta nilai standar penyimpangan (standard deviasi) dari penyakit tersebut.

Page 47: kekom

CONTOH:

• Pencatatan terhadap penyakit MALARIA selama 12 minggu memperlihatkan jumlah penderita baru dari minggu pertama sampai minggu ke 12 berturut-turut 8 orang, 10 orang, 13 orang, 9 orang, 9 orang, 15 orang, 10 orang, 8 orang, 11 orang, 13 orang, 14 orang dan 14 orang.

• Berapakah nilai rata-rata (mean) dan standar penyimpangan (SD) dari penyakit MALARIA tersebut untuk SATU minggu?.

Page 48: kekom

MENGHITUNG STD DEVIASIMinggu ke(N)

Jumlah Kasus BaruPenyakit A (x)

(x – X) (x – X)2

1 8 -3 9

2 10 -1 1

3 13 2 4

4 9 -2 4

5 9 -2 4

6 15 4 16

7 10 -1 1

8 8 -3 9

9 11 0 0

10 13 2 4

11 14 3 9

12 14 3 9

TOTAL 134 71

Page 49: kekom

MEAN

Untuk mencari nilai mean dipergunakan rumus sebagai berikut:• X = E x

NX = nilai rata-rata (MEAN) kasus perminggu Ex = jumlah seluruh kasusN = jumlah minggu

Hasil yang diperoleh adalah:= 134 / 12 = 11

• Artinya jumlah kasus penyakit MALARIA rata-rata seminggu adalah sebanyak 11 orang.

Page 50: kekom

Standar Deviasi (SD)

Untuk mencari nilai standar deviasi dipergunakan rumus sebagai berikut:

SD = Standard deviasiX = jumlah kasus semingguX = nilai rata-rata kasus semingguN = jumlah minggu

Page 51: kekom
Page 52: kekom

MENGHITUNG STD DEVIASIMinggu ke(N)

Jumlah Kasus BaruPenyakit A (x)

(x – X) (x – X)2

1 8 -3 9

2 10 -1 1

3 13 2 4

4 9 -2 4

5 9 -2 4

6 15 4 16

7 10 -1 1

8 8 -3 9

9 11 0 0

10 13 2 4

11 14 3 9

12 14 3 9

TOTAL 134 71

Page 53: kekom

MENGHITUNG STD DEVIASIMinggu ke(N)

Jumlah Kasus BaruPenyakit A

(x)

(x – X) (x – X)2

1 8 -3 92 10 -1 13 13 2 44 9 -2 45 9 -2 46 15 4 167 10 -1 18 8 -3 99 11 0 0

10 13 2 411 14 3 912 14 3 9

TOTAL 134 71

Page 54: kekom
Page 55: kekom
Page 56: kekom

• Dari perhitungan yang seperti ini dapatlah ditetapkan nilai batas keadaan wabah yakni nilai rata-rata (MEAN) ditambah dua standard deviasi.

MEAN + 2.SD

• Nilai yang diperoleh ialah : 11 + 2 (2,54) = 16 kasus baru (dibulatkan).

• Artinya kalau dalam waktu satu minggu jumlah kasus baru penyakit malaria mencapai 17 penderita atau lebih maka ditempat tersebut terjadi wabah atau kejadian luar biasa untuk penyakit malaria.

Page 57: kekom

Cara Mengungkapkan Wabah

• Dideteksi dari analisis data surveilans rutin• Adanya laporan petugas, pamong ataupun

warga yang cukup perduli

Page 58: kekom

Alasan menyelidiki (INVESTIGASI) kemungkinan wabah

• Mengadakan penanggulangan dan pencegahan

• Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan

• Pertimbangan Program• Kepentingan Umum, Politik dan Hukum

Page 59: kekom

Langkah-Langkah Investigasi Wabah

1. Persiapan Investigasi di Lapangan2. Memastikan adanya Wabah3. Memastikan diagnosis4. a. Membuat definisi kasus4. b. Menemukan dan menghitung Kasus5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)6. Membuat hipotesis7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-

kontrol)8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian

tambahan9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan10. Menyampaikan hasil penyelidikan

Page 60: kekom

Langkah 1: Persiapan Investigasi di Lapangan

tiga kategori: • Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai,

perlengkapan dan alat)• Administrasi (prosedur administrasi• Konsultasi (peran masing-masing petugas yang

turun ke lapangan)

Page 61: kekom

Langkah 2: Memastikan adanya Wabah

Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang diharapkan.

Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlahnya beberapa minggu atau bulan sebelumnya, atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya

Page 62: kekom

Pembuktian Adanya Wabah

1. Penyakit Endemis yang tidak dipengaruhi oleh musim

• Dapat dilihat dari rata-rata penderitanya setiap bulan pada tahun-tahun yang lalu

• Mencari ambang wabah (Epidemic threshold), yang didapat dari rata-rata hitung (mean) jumlah penderita pada waktu-waktu yang lalu, ditambah dengan 2 x SE-nya. Bila suatu saat jumlah penderita melebihi garis ambang ini, maka keadaan tersebut dinyatakan sebagai wabah

Page 63: kekom

…Pembuktian Adanya Wabah

2. Penyakit Endemis yang bersifat musiman• Bila pola penyakit yang berjangkit itu dipengaruhi oleh

musim, maka jumlah penderita yang diharapkan adalah sebanyak penderitanya di musim yang sama tahun yang lalu atau jumlah paling tinggi yang pernah terjadi pada musim-musim yang sama di tahun yang telah silam

• Mencari ambang wabah mingguan atau bulanan sehingga tercermin variasinya berdasarkan musim, baru kemudian ditentukan apakah kejadian yang sedang dihadapi memang lebih tinggi daripada yang diharapkan

Page 64: kekom

…Pembuktian Adanya Wabah

3. Penyakit yang tidak endemis• Dibutuhkan data tentang waktu penyakit

tersebut biasa ditemukan dan berapa banyak penderitanya. Dengan membandingkan hal ini akan dapat ditentukan apakah kejadian yang diharapkan itu di luar kebiasaan yang berlaku

Page 65: kekom

Kriteria Untuk Menentukan KLB1. Timbulnya suatu penyakit menular yang

sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal di suatu daerah

2. Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau kematian dua kali atau lebih dibandingkan jumlah kesakitan atau kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu) bergantung pada jenis penyakitnya

3. Adanya peningkatan kejadian kesakitan secara terus menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari, minggu) berturut-turut menurut jenis penyakitnya

Page 66: kekom

Kriteria Untuk Wabah Akibat Keracunan Makanan (CDC)

1. Ditemukannya dua atau lebih penderita penyakit serupa, yang biasanya berupa gejala gangguan pencernaan (gastrointestinal), sesudah memakan makanan yang sama

2. Hasil penyelidikan epidemiologi menunjukkan makanan sebagai sumber penularan

Perkecualian diadakan untuk keracunan akibattoksin (racun) Clostridium botulinum atau akibatbahan-bahan kimia, didapatkan seorang penderitasudah dianggap suatu letusan.

Page 67: kekom

Kriteria KLB:

1.Timbulnya suatu peny.menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.

2.Peningkatan kasus/kematian terus menerus selama kurun waktu berturut-turut (jam/hari/minggu)

* Minggu ke 8 =5 kasus * Minggu ke 9 = 10 kasus * Minggu ke 10 = 15 kasus

Page 68: kekom

Kriteria KLB:

3. Peningkatan kejadian penyakit atau kematian 2 x atau lebih dibanding dgn periode sebelumnya (jam,minggu,bulan ,tahun)

Minggu ke 2- sampai Minggu ke 7 tiap minggu dilaporkan diare 10-13 kasus

Tetapi Minggu ke 8 = 26 kasus

4. Angka rata-rata perbulan meningkat 2 x dibanding dengan angka rata-rata tahun sebelumnya.

Page 69: kekom

Kriteria KLB:

5. Angka kematian /CFR menunjukkan kenaikan >50% dibanding dengan CFR periode sebelumnya.

Kriteria KLB diatas dalam aplikasi sehari-hari menggunakan akal sehat/common sense

Page 70: kekom

Langkah 3: Memastikan Diagnosis

• Tujuan dalam pemastian diagnosis adalah (1) untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut (2) untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan peningkatan kasus yang dilaporkan

• Semua temuan klinis harus disimpulkan dalam distribusi frekuensi – Distribusi ini penting untuk menggambarkan spektrum

penyakit, menentukan diagnosis, dan mengembangkan definisi kasus

• kunjungan terhadap satu atau dua penderita

Page 71: kekom

Langkah 4a: Membuat Definisi Kasus

• Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam penyelidikan wabah dibatasi oleh waktu, tempat dan orang

• Bila penyakitnya belum terdiagnosis, diagnosis kerja dibuat berdasarkan gejala gejala yang ‑paling banyak diderita, sedapat mungkin yang dapat menggambarkan proses penyakit yang pathognomonis, dan cukup spesifik.

Page 72: kekom

Level Kasus

1. Kasus Pasti (Confirmed): Harus disertakan pemeriksaan lab hasil +

2. Kasus Mungkin (Probable): Harus memenuhi semua ciri klinis penyakit, tanpa pemeriksaan lab

3. Kasus Meragukan (Possible): Biasanya hanya memenuhi sebagian gejala klinis saja

Page 73: kekom

Langkah 4b: Menemukan dan Menghitung Kasus

• Dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus:• Data indentifikasi -- nama, alamat, nomor telepon• Data demografi-- umur, jenis kelamin, ras, dan

pekerjaan• Data klinis• Faktor risiko-- harus dibuat khusus untuk tiap

penyakit. • Informasi pelapor mencari informasi tambahan

atau memberikan umpan balik

Page 74: kekom

Langkah 5 EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

• Studi tentang kejadian penyakit atau masalah lain yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi.

• Umumnya berkaitan dengan ciri-ciri dasar seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan lokasi geografiknya

• Berdasarkan1. Orang2. Tempat3. Waktu

Page 75: kekom

Gambaran Perjalanan wabah berdasarkan waktu

1. Kurve Epidemi• Gambar perjalanan suatu letusan, berupa

histogram dari jumlah kasus berdasarkan waktu timbulnya gejala pertama

Page 76: kekom

Manfaat Kurva Epidemi

• Mendapatkan Informasi tentang perjalanan wabah dan kemungkinan kelanjutan

• Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan kapan pemaparan terjadi memusatkan penyelidikan pada periode tersebut

• Kesimpulan pola kejadian -- apakah bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya

Page 77: kekom

Membuat Kurva epidemi

Untuk membuatnya dibutuhkan informasi tentang waktu timbulnya gejala pertama. tanggal timbulnya gejala pertama jam timbulnya gejala pertama, untuk masa inkubasi sangat pendek

Page 78: kekom

Cara mengartikan kurve epidemi

Pertimbangkan bentuknya. Bentuknya ditentukan oleh: cara penularan & periode pemaparan

1. Cara penularan penyakit a. Point source epidemic, pemaparan bersumber tunggal dan waktu yang singkat b. Continuous common source epidemic: periode pemaparan memanjang --> kurve berpuncak tunggal & datar c. Intermittent common source epidemic: lama pemaparan dan jumlah orang yang terpapar tak beraturan besarnya, kurve bergerigi tak beraturan d. Propagated epidemic: penularan dari orang ke orang, berpuncak banyak, berjarak 1 masa inkubasi

Page 79: kekom

2. Perjalanan Wabah

a. kurve menanjak: jumlah kasus terus bertambah, wabah sedang memuncak, akan ada kasus-kasus barub. Puncak kurve sudah dilalui: kasus yang terjadi semakin berkurang, wabah akan segera berakhir.

Page 80: kekom

3. Mencari Periode PemaparanPada point source epidemic -- penyakit dan masa inkubasi diketahui, kurve epidemic dapat digunakan untuk mencari periode pemaparan -- penting menanyakan sumber letusan

Caranya: 1. Cari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata 2. Tentukan puncak letusan atau kasus median, hitung mundur satu masa inkubasi rata-rata, catat hasilnya 3. Mulai dari kasus paling awal, hitung mundur masa inkubasi terpendek, catat hasilnya

Page 81: kekom

2. Masa Inkubasi

Waktu antara masuknya agen penyakit sampai timbulnya gejala pertama

Cara menghitung masa inkubasiContoh: Sepuluh orang menderita diare akibat keracunan makanan yang diperkirakan terjadi pada saat makan siang, tanggal 26 September 2011, jam 13.00. Saat timbulnya gejala pertama adalah sebagai berikut:

Page 82: kekom

1. tanggal 26 sept jam 24.002. tanggal 26 sept jam 18.303. tanggal 27 sept jam 01.004. tanggal 26 sept jam 21.005. tanggal 26 sept jam 16.006. tanggal 26 sept jam 19.007. tanggal 26 sept jam 19.008. tanggal 26 sept jam 20.009. tanggal 26 sept jam 19.0010. tanggal 26 sept jam 18.00

Tentukan masa inkubasi terpendek, terpanjang, dan median masa inkubasi?

Page 83: kekom

Jawaban

• Masa inkubasi terpendek adalah 3 jam (kasus no. 5) dan yang terpanjang 12 jam (kasus no. 3)

Page 84: kekom

1. tanggal 26 sept jam 16.002. tanggal 26 sept jam 18.003. tanggal 26 sept jam 18.304. tanggal 26 sept jam 19.005. tanggal 26 sept jam 19.006. tanggal 26 sept jam 19.007. tanggal 26 sept jam 20.008. tanggal 26 sept jam 21.009. tanggal 26 sept jam 24.0010.tanggal 27 sept jam 01.00

Median kelompok ini terletak pada penderita no. 5 1/2( berasal dari (n +1)/2 , yang dalam hal ini (10 + 1)/2Sehingga median masa inkubasinya adalah jarak antara jam 13.00 ke jam ( 19.00 + 19.00 ) / 2 = 19.00 yaitu 6 jam

Page 85: kekom

Manfaat diketahuinya masa inkubasi

1. Bila penyakit belum diketahui, informasi tentang masa inkubasi bersama diagnosis penyakit dapat mempersempit differential diagnosis

2. Untuk memperkirakan saat terjadinya penularan

Page 86: kekom

Tabel 1Distribusi frekuensi penderita diare berdasarkan masa inkubasinya, kecamatan M, tahun 1996

Masa inkubasi (dalam hari)

Frekuensi Frekuensi kumulatif

0-1 2 2

2-3 5 7

4-5 10 17

6-7 9 26

8-9 5 31

10-11 3 34

12-13 2 36

14-15 1 37

jumlah 37

Hitunglah median masa inkubasi

Page 87: kekom

Rumus Median untuk data berkelompok

Median = B + [(Pm – f) / (fm – f)] x i

B = batas atas dari kelas dibawah kelas medianPm = posisi medianf = frekuensi kumulatif dari kelas dibawah

medianfm = frekuensi kumulatif dari kelas medianI = besarnya interval kelas

Page 88: kekom

1. Posisi median = (37 + 1)/2 = 192. Kelas median adalah kelompok 6-7 hari3. Oleh karena antara tiap kelas interval ada selang satu

hari, maka batas antara masing-masing interval dianggap terdapat pada pertengahan selang tersebut, sehingga untuk kelas 6-7 hari batasnya adalah 5,5 – 7,5 hari, sedangkan untuk kelas 2-3 hari adalah 1,5 – 3,5 hari. Dengan demikian interval masing-masing kelas adalah 2 hari.

4. Frekuensi kumulatif kelas median = 265. Frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas median = 176. Dengan menggunakan rumus, didapat hasil sbb:7. Median = 5,5 + [(19-17)/(26-17)] x 2 hari = 5,94 hari

atau 5 hari 22 jam 33 menit 36 detik

Page 89: kekom

Tabel 2Distribusi penderita penyakit hepatitis A

berdasarkan tanggal timbulnya gejala pertama, di Kecamatan X, tahun 2012

TanggalFrekuensi Frekuensi kumulatif

8-12 Maret 2 2

13-17 Maret 17 19

18-22 Maret 31 50

23-27 Maret 26 76

28 Maret-2 April 15 91

3-7 April 10 101

8-12 April 4 105

Jumlah 105

Hitunglah median masa inkubasi:

Page 90: kekom

Jawaban

Median masa inkubasi:Median = B + [(Pm – f) / (fm – f)] x iMedian = 22 Maret 24.00 + [(53 – 50) / (76 – 50)] x 5 hariMedian = 22 Maret 24.00 + 3/26 x 120 jamMedian = 22 Maret 24.00 + 13,84 jamMedian = 23 Maret 13 jam 50 menit 24 detik (median waktu mulai sakit)

Hitung jarak antara saat pemaparan dengan waktumulai sakitnya kasus median ini, maka akandidapatkan nilai median masa inkubasi

Page 91: kekom

Gambaran Kejadian Wabah berdasarkan Orang

• Ciri Inang:• Umur

• Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan penyakit, karena mempengaruhi:

• Daya tahan tubuh• Pengalaman kontak dengan penyakit• Lingkungan pergaulan yang memungkinkan kontak dengan

sumber penyakit

Page 92: kekom

• Jenis Kelamin; Ras/ suku; dsb.– Faktor-faktor ini digambarkan apabila diduga ada

perbedaan risiko diantara golongan-golongan dalam faktor tsb.

– Di negara-negara multirasial, gambaran penderita berdasarkan ras sering ditampilkan. Adanya perbedaan cara hidup, tingkat sosial ekonomi, kekebalan, dsb.

Page 93: kekom

• Berdasarkan pemaparan:– Pekerjaan– Rekreasi– Penggunaan obat-obatan

Kedua kelompok (berdasarkan ciri inang atau pemaparan) mempengaruhi kepekaan dan risiko pemaparan

Ciri lain yang juga diselidiki: jenis penyakit dan kejadian wabah

Page 94: kekom

Rate

• Rate digunakan untuk mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi

• Dibutuhkan pembilang (jumlah kasus) dan penyebut (besar populasi)

• Rate berdasarkan umur dan jenis kelamin faktor yang paling kuat hubungannya dengan pemaparan dan risiko terserang penyakit

Page 95: kekom

Gambaran kejadian wabah berdasarkan tempat kejadian

• Memberikan informasi tentang luasnya wialyah yang terserang• Menggambarkan pengelompokkan atau pola lain ke arah

penyebab• Berupa: Spot map atau area map• Spot map: peta sederhana yang berguna untuk

menggambarkan tempat para penderita tinggal, bekerja, atau kemungkinan terpapar

• Area map: menunjukkan insidens atau distribusi kejadian pada wilayah dengan kode/ arsiran– Mencantumkan angka serangan (rate) untuk masing-masing

wilayah

Page 96: kekom

Spot map

Page 97: kekom

Area map

Page 98: kekom

UJI HIPOTESIS

Page 99: kekom

Langkah 6: Membuat hipotesis

Formulasikan hipotesis :• Meliputi sumber agen penyakit• Cara penularan (dan alat penularan atau

vektor) dan pemaparan yang mengakibatkan sakit

Page 100: kekom

Langkah 7: Menilai Hipotesis

Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara ini:

1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau 2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki peran kebetulan.

Page 101: kekom

Penelitian Kohort

• Merupakan teknik uji terbaik dalam investigasi wabah pada populasi yang kecil dan jelas batasnya

• Dalam memeriksa informasi, ada tiga hal yang harus diperhatikan:– Attack rate tinggi pada mereka yang terpapar– Attack rate rendah pada mereka yang tidak terpapar– Sebagian besar penderita terpapar, sehingga pemaparan

dapat menerangkan sebagian besar dari kejadian

Page 102: kekom

Penelitian Kohort

Penyakit Total

Exposure Ya Tidak

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

RR = a/(a+b) : c/(c+d)

Page 103: kekom

Penelitian kasus kontrol

• Dilakukan apabila wabah terjadi, populasinya tidak jelas batasannya

Page 104: kekom

Penelitian kasus kontrol

Penyakit Total

Exposure Ya Tidak

Ya a b a+b

Tidak c d c+d

Total a+c b+d a+b+c+d

OR = (A/B) : (C/D)OR = AD / BC

Page 105: kekom

Langkah 8: Memperbaiki Hipotesis dan

mengadakan Penelitian tambahan

Penelitian Epidemiologi : epidemiologi analitik Penelitian Laboratorium dan Lingkungan

· Pemeriksaan serum· Pemeriksaan tempat pembuangan tinja

Page 106: kekom

Langkah 9: Melaksanakan Pengendalian dan Pencegahan

• Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin

• Upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui

• Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam penularan penyakit.

• Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit, sumbernya, atau reservoirnya.

Page 107: kekom

Langkah 10: Menyampaikan Hasil Penyelidikan

• Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara:

(1) Laporan lisan pada pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas mengadakan pengendalian dan pencegahan

(2) laporan tertulis

Page 108: kekom

Penyampaian hasil penyelidikan 1) Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang

tepat dan beralasan2) Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah;

kesimpulan dan saran harus dapat dipertahankan secara ilmiah

3) Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan, dan saran)

4) Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan5) Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal,

dan merupakan bahan rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang

Page 109: kekom

Laporan Tertulis

a. Pendahuluan (gambaran peristiwa)b. Latar belakang (geografis, politis, ekonomis, demografis, historis)c. Uraian tentang investigasi yang dilakukan (alasan, metode, sumber informasi)d. Hasil investigasi (fakta, karakteristik kasus, angka serangan, tabulasi, kalkulasi, kurva, pemeriksaan laboratorium, kemungkinan sumber infeksi, suspek suatu sumber penularan, dan lain-lain)

Page 110: kekom

e. Analisis data dan simpulan

f. Uraian tentang tindakan (penanggulangan)

g. Uraian dampakPopulasi: akibat kesehatan, hukum, ekonomisTindakan penanggulangan terhadap Populasi status kekebalan, cara hidupReservoir jumlah, distribusiVektor jumlah, distribusiPenemuan penyebab menular baru

h. Saran (perbaikan prosedur surveilens dan penang-gulangan di masa depan

Page 111: kekom

MACAM-MACAMWABAH

Page 112: kekom

MACAM WABAHPoint source epidemic (common source epidemic).

Yang dimaksud dengan point source epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh:1.timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang cepat.2.Masa inkubasi penyakit yang pendek3.Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal4.Waktu munculnya penyakit jelas5.Lenyapnya penyakit dalam waktu cepat.

Page 113: kekom

Point source epidemic (common source epidemic).

a) Keadaan wabah yang seperti ini ditemukan misalnya pada peristiwa keracunan makanan. Sekelompok orang yang selesai pesta tiba-tiba menderita penyakit muntah berak.

b) Wabah yang muncul disini adalah merupakanperistiwa tunggal (penyakit muntah berak), waktu munculnya penyakit jelas (setelah ikut pesta) serta sumber penyebabnya adalah sama yakni karena memakan makanan yang disajikan dalam pesta (common source/point source).

c) Lamanya masa inkubasi, saat timbul gejala penyakit serta saat lenyapnya penyakit tergantung dari penyebab penyakitnya, tetapi pada umumnya lebih singkat daripada wabah penyakit lainnya.

Page 114: kekom

Contagious disease epidemic (propagated epidemic)

Yang dimaksud dengan contagious disease epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh :1.timbulnya gejala penyakit (onset penyakit) yang pelan.2.Masa inkubasi penyakit yang panjang3.Episode penyakit yang bersifat majemuk4.Waktu munculnya penyakit yang tidak jelas5.Lenyapnya penyakit dalam waktu lama.

Keadaan wabah yang seperti ini umumnya berlaku untuk suatu penyakit menular. Timbulnya keadaan wabah disini adalah karena adanya faktor-faktor yang menguntungkan timbulnya wabah (propagated) serta karena adanya hubungan (contact) antara penderita dengan orang lain yang rentan

Page 115: kekom

Mix source epidemic

• Yang dimaksud dengan mix epidemic (wabah campuran) ialah suatu keadaan wabah yang disamping ditemukan gejala-gejala dari wabah bentuk kedua.

• Karena gejala-gejala pada wabah campuran ini tidak khas, sering mengacaukan interpretasi sehingga dapat mempersulit upaya penanggulangannya.

Page 116: kekom

Pseudo Epidemik

• Bila jumlah kasus yang dilaporkan melebihi jumlah yang diharapkan, kelebihan ini tidak selalu menunjukkan adanya wabah. Peningkatan yang demikian disebut Pseudo Epidemik, contohnya:

1. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita2. Adanya cara diagnosis baru3. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat4. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa5. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan

Page 117: kekom

Epidemic Curve How can it help in an outbreak?

-An epidemic curve is a graphical depiction of the number of cases of illness by the date of illness onset.-It can provide information on the following characteristics of an outbreak:

– Pattern of spread– Magnitude– Outliers– Time trend– Exposure and/or disease incubation period

Page 118: kekom

Interpreting an epidemic curve

• Interpretation of the epidemic curve can prove to be very helpful in determining the source of the outbreak.

• Through review of the different patterns illustrated in an epidemic curve, it is possible to hypothesize:How an epidemic spread throughout a population At what point you are in an epidemic The diagnosis of the disease, by establishing the

potential incubation period

Page 119: kekom

Outbreak Pattern of Spread

The overall shape of the epidemic curve can reveal the type of outbreak

– Common source– Point source– Propagated

Page 120: kekom

Outbreak Pattern of Spread--Common Source--

A common source outbreak is one in which people are exposed continuously or intermittently to a common harmful source.

The period of exposure may be brief or long. An intermittent exposure in a common source

outbreak often results in an epidemic curve with irregular peaks that reflect the timing and extent of the exposure

Page 121: kekom

Example of an Epidemic Curve for a Common Source Outbreak

--Intermittent Exposure--

Page 122: kekom

Common Source outbreak --Continuous exposure--

• Exposure to the source is prolonged over an extended period of time,

• May occur over more than one incubation period,

• The down slope of the curve may be very sharp if the common source is removed, or

• Gradual if the outbreak is allowed to exhaust itself.

Page 123: kekom

The data above is from the well-known outbreak of cholera in London that was investigated by the "father of epidemiology," John Snow. Cholera spread from a water source for an extended period of time. Note that the typical incubation period for cholera is 1-3 days that the duration of this outbreak was more than 1 month.

Common Source Outbreak --Continuous Exposure--

Page 124: kekom

Common Source Outbreak --Continuous Exposure--

The duration of exposure is relatively long and has a plateau, rather than a peak.

Page 125: kekom

Outbreak Pattern of Spread--Point Source--

In a point source epidemic, persons are exposed to the same exposure over a breif, defined period of time, usually within one incubation period. The shape of this curve commonly rises rapidly and contains a definite peak at the top, followed by a gradual decline.

Page 126: kekom

Point Source epidemic curve

Page 127: kekom

The graph above illustrates an outbreak of gastrointestinal illness from a single exposure. While there are outliers to this dataset, it is clear that there is an outbreak over a limited period of time, and the shape of the curve is characteristic of one source of exposure

Common Source Outbreak -Continuous Exposure-

Page 128: kekom

Propagated/Progressive Source Epidemic

A propagated (progressive source) epidemic occurs when : A case of disease serves as a source of infection, Subsequent cases, in turn, serve as sources for later

cases. May have multiple waves The shape of the curve usually contains a series of

successively taller peaks (reflecting the increasing number of cases caused by person-to-person contact), distanced one incubation period apart

This pattern may continue until the pool of susceptible is exhausted or control measures are implemented.