kesiapan mahasiswa ekonomi syariah terhadap pasar tenaga kerja ..piliyanti presentasi edit

22
KESIAPAN MAHASISWA EKONOMI ISLAM MENGHADAPI PASAR KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (STUDI PADA PERGURUAN TINGGI EKONOMI ISLAM) Agni Alam Awirya, Indah Piliyanti Abstract The development of Islamic banking has expanded to the other sectors such as pawn, insurance, etc. Awareness that makes demands toward Islamic economics system brings a huge result to the development of this system itself. Then, Islamic economics system application in business implicates to the turning up of human resource need that specially master this system. Education is a direct path to prepare human resource mastering Islamic economics, as a reaction of the needs. Islamic Economics mastering is important when conventional study and skill cannot accommodate specific needs, which turn up because of model and system development in business. The objective of the research is is to find out availability human resource in Islamic economic to face labor market and business. Eight variabels is used for predict the readiness of human resource. There are underst, labor, sex, informal study, training, literature, lecture, award. The model of readiness tested using logistic regression method which is the main analysis tool used in this study. In this research the proposed model is: Readiness = f (underst, labor, sex, informal study, training, literature, lecture, award). The number of lecture and understanding of Islamic economics are hypothesized to have a positive correlation with the readiness variabel. Key words: human resources, logistic regression, Islamic economics Kategori : J2. Demand and Supply Labour. 1 | Page

Upload: jaharuddinhannover

Post on 28-Jul-2015

11.144 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

KESIAPAN MAHASISWA EKONOMI ISLAM MENGHADAPI

PASAR KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(STUDI PADA PERGURUAN TINGGI EKONOMI ISLAM)

Agni Alam Awirya, Indah Piliyanti

Abstract

The development of Islamic banking has expanded to the other sectors such as pawn, insurance, etc. Awareness that makes demands toward Islamic economics system brings a huge result to the development of this system itself. Then, Islamic economics system application in business implicates to the turning up of human resource need that specially master this system. Education is a direct path to prepare human resource mastering Islamic economics, as a reaction of the needs. Islamic Economics mastering is important when conventional study and skill cannot accommodate specific needs, which turn up because of model and system development in business. The objective of the research is is to find out availability human resource in Islamic economic to face labor market and business. Eight variabels is used for predict the readiness of human resource. There are underst, labor, sex, informal study, training, literature, lecture, award. The model of readiness tested using logistic regression method which is the main analysis tool used in this study. In this research the proposed model is: Readiness = f (underst, labor, sex, informal study, training, literature, lecture, award). The number of lecture and understanding of Islamic economics are hypothesized to have a positive correlation with the readiness variabel.

Key words: human resources, logistic regression, Islamic economics

Kategori : J2. Demand and Supply Labour.

1 | P a g e

Page 2: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

LATAR BELAKANG

Pengenalan praktik ekonomi Islam di Indonesia, diawali oleh industry

perbankan pada tahun 1992 berdasar pada UU No. 7 tahun 1998 tentang

kemungkinan membuka bank dengan system bagi hasil. Bank Muamalat

Indonesia merupakan pelopor pertama industry perbankan. Pada perkembangan

sepuluh tahun terahir ini, bank syariah mengalamai peningkatan signifikan,

setelah di berlakukan UU No. 10 tahun 1998 yang memuat dual banking system

pada perbankan nasional. Data statistik perbankan syariah Bank Indonesia (BI),

bulan Mei 2008 jumlah jaringan bank syariah terdiri dari 3 bank umum syariah,

28 unit usaha syariah (UUS) dan 120 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

Pangsa pasar bank syariah terhadap total bank di Indonesia sebesar 2, 6%1.

Selain industry perbankan, praktik bisnis syariah telah merambah pada

industr lainnya: seperti asuransi syariah pada tahun 1994. Syarikat Takaful

Indonesia merupakan pelopor industri asuransi syariah di tanah air. Pegadaian

syariah meramaikan bisnis syariah di Indonesia sejak tahun 2003. Kemudian,

pengembangan syariah di pasar modal diawali dengan penerbitan Jakarta Islamic

Index –kerjasama antara Bursa efek Jakarta dan Danareksa– pada tahun 2000,

kemudian diterbitkannya obligasi syariah pertama pada tahun 2002.

Sebagai konsekuensi logis dari perkembangan bisnis syariah di Indonesia,

kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai bisnis syariah

menjadi sebuah keniscayaan. Lembaga keuangan syariah, bank maupun lembaga

keuangan lainnya memiliki perbedaan karakteristik dengan lembaga keuangan

non syariah. Menurut perkiraan biro perbankan syariah BI, dalam jangka sepuluh

tahun ke depan, dibutuhkan sekitar 10 ribu SDM yang memenuhi kualifikasi dan

keahlian di bidang ekonomi syariah.2

Perguruan tinggi sebagai agent of social change, merupakan tempat dimana

harapan lahirnya SDM yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan

dunia kerja muncul. Perguruan tinggi diharapkan mampu menjawab kebutuhan

SDM untuk segala bidang ilmu, termasuk bidang ekonomi Islam. Di Indonesia,

1 Statistik Perbankan Syariah,Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah bulan Mei

2008, lihat dalam www.bi.go.id. 2 Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah, Edisi 17 Thn. II Mei 2008, hal. 56

2 | P a g e

Page 3: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

terdapat dua model perguruan tinggi yang membuka program studi ekonomi

Islam. Pertama: perguruan tinggi umum yang membuka program studi ekonomi

Islam, baik milik pemerintah maupun swasta seperti pada Universitas Islam

Negeri, Universitas Islam Indonesia, Universitas Muhammadiyah di berbagai

daerah. Kedua, perguruan tinggi khusus yang hanya menawarkan program studi

ekonomi Islam, misalnya: Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI, STEI

Tazkia di Jakarta dan STEI di Yogyakarta.3

Dari sini, ada dua aspek penting, yang menarik untuk diperbincangkan:

pertama, aspek idealisme untuk mengembangkan system ekonomi Islam dalam

kehidupan. Kedua, aspek pemenuhan hukum permintaan dan penawaran yang

menciptakan pasar tenaga kerja setelah itu.

Pendidikan ekonomi Islam adalah jalur langsung yang menyiapkan SDM yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus, ketika pendidikan tinggi yang ada saat

ini, tidak compatible dengan system ekonomi Islam serta perkembangan bisnis

syariah yang semakin meningkat. Sehingga, dalam konteks ini, ketersediaan

pendidikan atau program studi ekonomi Islam tergantung pada keberadaan bisnis

syariah. Konsekuensinya, kesiapan SDM dalam bidang ekonomi Islam adalah

kunci perkembangan system ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan kata lain,

dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan erat antara bisnis, ketersediaan

pendidikan ekonomi Islam, kesiapan SDM.

Penelitian ini adalah studi pada dua perguruan tinggi tentang kesiapan

mahasiswa program studi ekonomi Islam –perguruan tinggi umum dan sekolah

tinggi ekonomi Islam– dalam menghadapi pasar tenaga kerja bidang ekonomi

Islam.

3 Sebagai perbandingan, sebuah penelitian tahun 2005 di Yogyakarta, menyebutkan

jumlah perguruan tinggi yang membuka program ekonomi Islam adalah lima institusi yang terdiri dari sekolah tinggi khusus maupun universitas, dari jenjang diploma sampai dengan strata dua. Selanjutnya lihat dalam Laporan Penelitian “Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Ekonomi Islam (Perspektif Lembaga Keuangan Syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta)” Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia 2005, hal. 16

3 | P a g e

Page 4: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah:

“Sejauhmana kesiapan mahasiswa yang mengambil program studi ekonomi

Islam menghadapi pasar tenaga kerja?”

Sedangkan, hubungan model ketersediaan pendidikan ekonomi Islam dan

kesiapan SDM sebagai respon kebutuhan pasar tenaga kerja, dapat digambarkan

sebagai berikut:

Bisnis Syariah

MasyarakatCalon SDM Ekonomi Islam

Prodi Ekonomi Islam

SDM khusus Ekonomi Islam

Kesiapan SDM khusus Ekonomi Islam

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kesiapan SDM –dalam hal

ini mahasiswa program studi ekonomi Islam– dalam menghadapi pasar tenaga

kerja khusus bisnis syariah.

Manfaat Penelitian:

1. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian dapat menjadi gambaran tentang

kondisi kesiapan mahasiswa menghadapi pasar tenaga kerja, yang

selanjutnya dari informasi tersebut, dapat dijadikan acuan bagi bidang

akademik khususnya untuk mengevaluasi model dan strategi pendidikan

ekonomi Islam masa yang akan datang.

2. Bagi institusi bisnis syariah, sumber informasi ini, dapat dijadikan

masukan untuk kebijakan formulasi rekrutmen SDM.

4 | P a g e

Page 5: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

3. Bagi pengembangan studi ekonomi Islam, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada pengembangan teori dan model bidang ilmu

ekonomi Islam.

PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian tentang persediaan tenaga kerja telah banyak diteliti oleh para

ahli ekonomi. Diantaranya adalah Horald Press, Gelard Galway dan Elderd

Barnes pada tahun 2002 berjudul “Teacher Labor Market, Condition in Canada:

Balancing Demand and Supply”. Penelitian ini membahas bagaimana

keseimbangan antara kebutuhan guru dan persediaan pasar tenaga kerja guru.

Kesimpulannya adalah perubahan demografi dan kondisi ekonomi suatu daerah

membawa tantangan baru dalam memahami pasar tenaga kerja guru. Pihak yang

berwenang dalam pemerintah, fakultas keguruan dan sekolah-sekolah yang berada

di daerah menghadapi tantangan baru untuk keseimbangan antara penawaran dan

permintaan guru untuk meraih kesejahteraan sosial.

Peter Haan menulis dalam “Discrete Choice Labor Supply: Conditional

Logit vs Random Coefficient Models” yang ditulis kembali pada tahun 2003

membahas tentang perkiraan persediaan tenaga kerja menggunakan SDM

menggunakan kondisional logit dan model koefisien radom. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menentukan model mana yang terbaik untuk meneliti persediaan

tenaga kerja. Kesimpulannya, model koefisien random adalah lebih akurat untuk

memperkirakan persediaan SDM berdasar pada data dari German Socioeconomic

Panel (GSOEP).

Awirya dan Martha (2007) berjudul “Education Supply and Human

Recource Raediness in Islamic Economic as Reaction of Bussiness needs”.

Penelitian merupakan studi kasus pada salah satu sekolah tinggi ekonomi Islam di

Jakarta tentang kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pasar tenaga kerja di

bidang ekonomi Islam sebagai respon atas perkembangan praktik ekonomi Islam

di Indonesia. Empat variabel digunakan untuk memprediksi atau meramalkan

kesiapan SDM. Variabel tersebut adalah: informasi, lama belajar, pendidikan

informal, dan jenis kelamin. Dua variabel terahir sebagai variabel dummy yang

digunakan sebagai pembagi. Model kesiapan SDM kemudian diuji dengan metode

5 | P a g e

Page 6: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

regresi logistik sebagai alat utama analisis yang di gunakan dalam penelitian ini.

Informasi dan lama studi di hipotesiskan memiliki hubungan positif dengan

variabel kesiapan. Dua variabel terahir di hipotesiskan memiliki tidak memiliki

hubungan signifikan.

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa hasil statistik deskriptif

menunjukan bahwa tingkat pemahaman akan ilmu syariah berpengaruh terhadap

tingkat kesiapan mahasiswa. Semakin lama mendapatkan pendidikan ekonomi

Islam, juga meningkatkan tingkat kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pasar

tenaga kerja bisnis syariah. Namun hasil tersebut tidak berlaku pada pengujian

menggunakan statistik inferensial.

Penelitian ini, menggunakan model dan rumus seperti yang dilakukan

Awirya dan Martha (2007). Namun, terdapat penambahan variabel untuk

memprediksi kesiapan mahasiswa dalam mengahadapi persaingan tenaga kerja

bidang ekonomi Islam yaitu kesempatan magang, ketersediaan referensi dan

dosen yang memadai, serta penghargaan yang pernah diterima mahasiswa.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di Indonesia

Jika merunut sejarah kebelakang, berbicara tentang lembaga keuangan

Islam –lazimnya di Indonesia disebut sebagai lembaga keuangan syariah

(LKS)–, kita kembali pada tahun 1992. UU No. 7 tahun 1992 tentang

perbankan, menyebutkan dimungkinkannya berdiri bank dengan system bagi

hasil. UU No. 7 tersebut, menjadi dasar beroperasinya Bank Muamalat

Indonesia (BMI), sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Kemudian, UU

No. 7 tahun 1992 disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998 yang

memungkinkan diterapkannya dual banking system dalam perbankan nasional.

Akhirnya, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui

pengesahan UU perbankan syariah pada tanggal 17 Juni 2008 lalu.

UU perbankan syariah adalah payung hukum yang jelas bagi industry

syariah di Indonesia agar mampu bersaing dengan sejajar dengan lembaga

keuangan konvensional yang sudah lebih dulu dikenal masyarakat. LKS pada

6 | P a g e

Page 7: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

awalnya hanya bank syariah, namun saat ini, merambah pada industry lainnya

seperti pegadaian syariah, asuransi syariah, bahkan perhotelan.

Bank Syariah

Menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 ayat 3 dan 13 definisi bank

syariah adalah bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah4. Sebagaimana bank konvensional, bank syariah juga

mempunyai fungsi sebagai intermediasi keuangan antara dari unit surplus ke

unit defisit. Dalam kegiatan operasional bank syariah, bank syariah

menghindarkan diri dari praktik MAGRIB –maisir, gharar, riba–. Sebagai

solusi ketiadaan bunga pada bank syariah, ada beberapa akad muamalah yang

digunakan untuk meraih profit sebagai institusi bisnis, terdiri dari kegiatan

penghimpunan dana (funding) maupun penyaluran dana (financing). Akad-

akad yang biasa digunakan, yaitu: Wadiah, Mudharabah, ijarah, Murabahah,

musyarakah, qardh dan sebagainya5.

Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah dapat diartikan sebagai: Perjanjian menahan sesuatu

barang sebagai tanggungan utang. Atau dapat pula diartikan akad/perjanjian

utang piutang dengan menjadikan harta sebagai kepercayaan/penguat utang

dan yang memberi pinjaman berhak menjual barang yang digadaikan itu pada

saat ia menuntut haknya.

Awal berdirinya pegadaian syariah ini, dilatarbelakangi oleh keluarnya

fatwa DSN-MUI No. 25 tahun 2000 yang memperbolehkan kegiatan gadai

sesuai syariah dengan system ijarah (akad sewa tempat). Peluang ini,

langsung direspon oleh Perum Pegadaian yang selama ini eksis dibidang jasa

pegadaian di Indonesia. Maka, perum pegadaian tersebut meseponnya dengan

4 Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian yang berdasarkan hukum Islam (Alqur’an &

Assunnah) antara Bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain: Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil, penyertaan modal, jual beli, sewa menyewa, pengiriman uang dan berbagai jasa bank lainnya.

5 Saat ini, referensi mengenai bank syariah beserta produk-produknya telah banyak

diterbitkan.

7 | P a g e

Page 8: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

membentuk suatu divisi khusus pegadaian yang berbasis syariah dan pertama

kali dibuka di Jakarta pada bulan November 2001. Dari data majalah Sharing,

tahun 2006, perum pegadaian syariah tumbuh 40 % lebih besar dibanding

kinerja pegadaian yang hanya tumbuh 15%.

Asuransi Syariah

Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia (DSN-MUI)6 dalam

fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberi definisi tentang

asuransi. Menurutnya, asuransi syariah (ta’min, takaful, tadhamun) adalah

usaha saling melindung dan tolong menolng diantara sejumlah orang/ pihak

melalui investasi dalam bentuk aseet dan atau tabbaru’ yang memberikan

pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)

yang sesuai dengan syariah.

Premi pada asuransi syariah adalah sejumlah dana yang dibayarkan

oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan tabbaru’. Dana tabungan

adalah dana titipan dari peserta asuransi syariah (life insurance) dan akan

mendapat alokasi bagi hasil (al-mudharabah) dari pendapatan investasi

bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan beserta alokasi bagi hasil

akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang bersangkutan

mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim manfaat

asuransi. Sedangkan, tabbaru’ adalah derma atau dana kebajikan yang

diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu waktu akan

dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat (life maupun general

insurance).

Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah adalah pasar dimana transaksi penawaran umum

dan perdagangan efek syariah terjadi. Di pasar modal ini, perusahaan yang

melakukan penawaran umum efek syariah disebut emiten.7.Pengembangan

6 Fatwa DSN MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi 7 Sumber Fatwa DSN-MUI No. 40/DSM-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal Syariah

8 | P a g e

Page 9: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

syariah di pasar modal diawali dengan penerbitan Jakarta Islamic Index –

kerjasama antara Bursa efek Jakarta dan Danareksa– pada tahun 2000,

kemudian diterbitkannya obligasi syariah pertama pada tahun 2002. Aturan

atau regulasi yang melengkapi praktik syariah di pasar modal juga telah

memadai dengan diterbitkannya Peraturan BAPEPAM (Badan Pengawas

Pasar Modal) No. IX. A. 13 dan 14 tentang penerbitan efek syariah dan akad

yang digunakan dalam penerbitan efek syariah tanggal 23 November 20068.

Pasar modal syariah sampai dengan bulan Juli 2007 telah mengembangkan 21

emisi obligasi syariah/sukuk senilai Rp. 3, 174 triliun serta 24 danareksa

dengan nilai aktiva besih Rp. 1,207 triliun.

B. Perbedaan LKS dengan Lembaga Keuangan Konvensional

Sejarah berdirinya LKS di berbagai belahan dunia, baik bank syariah,

pegadaian syariah, dan bisnis syariah lainnya pada dasarnya memiliki alasan

teologis yang sama. Mengindari praktik Magrib –maisir, gharar, riba– dan

praktik muamalah yang dilarang dalam Islam lainnya. Kaidah ushul fiqh

dalam muamalah berprinsip: “ Al aslu fil asya-ya’i al-ibahah” artinya bahwa

segala transaksi bisnis diperbolehkan kecuali yang dilarang. Beberapa

perbedaan mendasar antara ekonomi Islam dan konvensional, dapat dilihat

dari beberapa sudut, yaitu:

1. Sumber (epistimologi)9

2. Tujuan Kehidupan10

3. Konsep harta sebagai wasilah (perantara)11.

8 Dalam Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah Edisi 13 Thn II, Januari 2008, hal

16-17

9 Mustafa Edwin Nasution et.al , 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Cetakan pertama, Kencana: Jakarta, hal. 8. Sumber hukum utama dalam Islam adalah Al Qur’an dan Hadits sebagai petunjuk bagi manusia di dunia

10 Ibid, hal. 9. Tujuan ekonomi Islam membawa pada konsep al-falah (kejayaan) dunia

dan akhirat 11 Ibid, hal. 10. Dalam Islam kedudukan harta hanya sebagai perantara meraih al-falah

bukan tujuan akhir.

9 | P a g e

Page 10: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

LKS dapat memiliki struktur yang sama dengan lembaga keuangan

konvesional yang ada, namun, terdapat perbedaan utama dalam struktur

organisasi. LKS memiliki sebuah dewan yang bertugas mengawasi dan

memastikan bahwa produk-produk yang ditawarkan oleh LKS tidak

bertentangan dengan syariah. Dewan Pengawas Syariah (DPS) di setiap LKS

adalah pembeda utama struktur organisasi LKS dengan lembaga konvensional.

Dalam lingkup lebih luas (nasional) DSN-MUI merupakan sebuah

lembaga yang mengemban amanah untuk memastikan pelaksanaan produk-

produk LKS sesuai syariah, mengeluarkan fatwa terkait dengan

perkembangan bisnis syariah dan sebagainya.

Perbedaan karakteristik tersebut, menuntut sumber daya manusia yang

bekerja pada LKS harus mengetahui serta memahami perbedaan prinsip,

konsep serta operasional kerja antara LKS dan lembaga keuangan non syariah

yang ada.

C. Sumber Daya Manusia (SDM) pada LKS

Melihat pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah di berbagai

belahan dunia –termasuk di Indonesia– kebutuhan akan kesiapan SDM untuk

menempati berbagai posisi pada LKS adalah sebuah keniscayaan. Namun

sayangnya, masalah SDM masih menjadi masalah fundamental bagi LKS di

Indonesia. Sebuah penelitian menunjukkan fenomena ini12

SDM sebagai human capital13 dalam sebuah institusi bisnis –termasuk

bisnis syariah– memiliki peran strategis dalam menghadapi perkembangan

12 Misalnya hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga manajemen PPM di Jakarta

yang menegaskan bahwa industry perbankan syariah di Indonesia bermasalah dengan SDM, sekanjutnya lihat dalam Republika, “SDM UUS lemah” Edisi 5 Agustus 2005 hal. 15. Kemudian, Adiwarman Karim, pakar ekonomi Islam di Indonesia pernah mengklaim bahwa SDM yang memiliki kualifikasi memadai dalam bidang syariah hanya berkisar antara 25-30 persen yang ada dilapangan LKS saat ini. Selanjutnya baca dalam Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah Edisi 13 Thn II, Januari 2008 hal. 42

13 Pennings, Lee dan Wittleoostuijn (1998) mendefinisikan human capital dalam

perusahaan sebagai knowledge dan skill yang dimiliki professional yang dapat digunakan untuk menghasilkan jasa professional. Dalam memproduksi dan menyampaikan superior product dibutuhkan knowledge dan skill yang terakumulasi dalam bentuk human capital. Selanjutnya lihat dalam Eunike Prapti LK, 2005“Pengembangan Human Capital dan Social Capital sebagai Sumber Competitive Advantage”. Jurnal Janavisi Vo. 8. No.2. ISSN: 1410-8372

10 | P a g e

Page 11: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

bisnis yang cepat dan global. LKS memiliki perbedaan karakteristik dengan

lembaga keuangan konvensional maka dibutuhkan SDM plus yang memiliki

kemampuan dan keahlian dalam bisnis syariah. Nilai-nilai luhur yang dimiliki

LKS harus menular pada perilaku SDM pada LKS.

Mengadopsi serta mengembangkan konsep human capital yang

didefinisikan oleh Penning dan Wittleoostuijn (1998), maka profil SDM pada

LKS harus memiliki knowedge dan skill khusus sejalan dengan karakteristik

LKS tersebut. Antara lain:

1. Aspek Knowledge.

Knowledge dapat disimpulkan sebagai sebuah pengetahuan yang

terdiri dari informasi dan dapat dimanfaatkan untuk menjawab

berbagai persoalan dan mampu meningkatkan kinerja seseorang14.

Knowledge yang harus dimiliki SDM syariah antara lain penguasaan

terhadap Al-Qur’an dan As-sunnah –khususnya tentang bisnis–

sebagai rujukan utama Islam. Penguasaan terhadap Fiqh Muamalah

sebagai rujukan hukum ekonomi/muamalah.

2. Aspek Skill

Skill atau ketrampilan yang harus dimiliki oleh SDM syariah antara

lain: kemampuan mengemban amanah (khalifah), kemampuan

berkomunikasi dengan baik (tabligh), kemampuan memasarkan

dengan baik. Kemampuan menunjukkan pelayanan prima sebagai

perwujudan ibadah. LKS bukan hanya menawarkan jasa, namun LKS

menawarkan sejumlah value, maka, setiap SDM syariah harus mampu

mentransformasikan ajaran agama dalam hal akhlaq kedalam

ketrampilan melayani dan perilaku bekerja.

Kedua aspek di atas, baik knowledge maupun skill tidak dapat

dipisahkan satu dengan lainnya. Ketiadaan salah satu aspek dalam diri

seorang karyawan akan berpengaruh pada kinerja prima SDM syariah.

14 Kesimpulan definisi ini disarikan dari definisi Knowledge oleh Spiegler (2003) dalam

Urumsah. Selanjutnya lihat dalam Dekar Urumsah, 2006. “Knowledge Sebagai Kunci Sumber Daya Manusia”, Jurnal Kompak No. 1, Januari-Juni. hal. 18

11 | P a g e

Page 12: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah studi kasus pada dua perguruan tinggi yang memiliki

program studi ekonomi Islam di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Penelitian

menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diambil dari hasil kuisioner

yang dibagikan kepada mahasiswa program ekonomi Islam. Sedangkan data

sekunder berasal dari referensi yang terkait dengan ekonomi Islam.

Penelitian dilakukan pada dua perguruan tinggi yang memiliki

karakteristik berbeda. Pada pendidikan di universitas, pengambilan sampel

dilakukan salah satu universitas swasta di jawa tengah dan pengambilan sampel

lainnya dilakukan di salah satu Sekolah Tinggi Ekonomi Islam di Yogyakarta.

Karakteristik Universitas mempunyai banyak fakultas dengan disiplin ilmu yang

berbeda sehingga membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk menjalin relasi

dengan mahasiswa lainnya yang tidak mendalami ekonomi Islam. Sementara

untuk sekolah tinggi ekonomi Islam hanya mempunyai satu disiplin ilmu saja

sehingga ruang untuk menjalin relasi dengan mahasiswa dengan disiplin ilmu

lainnya sedikit terbatas.

Teknik pengambilan sampel adalah judgment sampling15. Dalam

penelitian ini masing-masing sampel dari dua perguruan tinggi berjumlah 30

orang sehingga sampel sebanyak 60 orang.

Alat Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Statistik deskriptif menggunakan analisis tabulasi silang

(cross tabulation) untuk menjelaskan faktor-faktor yang meningkatkan kesiapan

mahasiswa dalam menghadapi pasar tenaga kerja di bidang ekonomi Islam.

Statistik inferensial menggunakan regresi logistik untuk menguji apakah kesiapan

mahasiswa dalam menghadapi pasar tenaga kerja secara statistik dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain, pemahaman terhadap ekonomi islam dan tenaga kerja,

jenis kelamin, infrastruktur pendidikan seperti dosen dan bahan bacaan serta

faktor-faktor lainnya.

15 Nur Indriantono dan Bambang Supomo, 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, cetakan kedua BPFE: Yogyakarta. hal. 131

12 | P a g e

Page 13: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Regresi Logistik

Model Logit didasarkan pada fungsi probabilitas logistik kumulatif yang

dispesifikasikan sebagai berikut:

)(11

11)()(

ii XZiii eeXFZFP βαβα +−− +

=+

=+== ........................(persamaan 3.1)

Pada notasi ini e merepresentasikan basis dari logaritma natural. Pi adalah

probabilitas apabila suatu individu melakukan suatu pilihan yang pasti dan

dipengaruhi oleh Xi. Model logit dapat diestimasi dengan mengkalikan persamaan

3.1 dengan 1 + e-Zi untuk mendapatkan (1+ e-Zi)Pi = 1. Dengan membagi

persaman tersebut dengan Pi dan memodifikasi angka 1 maka didapatkan:

e-Zi = 1/Pi – 1 = (1 – Pi)/Pi

Karena e-Zi = 1/ e-Zi maka e-Zi = Pi/(1 – Pi)

Logaritma natural pada kedua sisi akan menghasilkan Zi = log{Pi/(1 – Pi)}

atau

log{Pi/(1 – Pi)} = Zi = α + βXi. Sehingga kita dapat mengestimasi model

probabnilistik logit dengan notasi :

iiii

i

ii

ii

i

i Xrn

rnr

nrP

P εβα ++=−

=−

=−

**log/1

/logˆ1

ˆlog

Pada penelitian ini, regresi logistik akan digunakan untuk melakukan

analisis kesiapan mahasiswa sebagai fungsi dari pemahaman atas ilmu ekonomi

islam, pemahaman atas pasar tenaga kerja, jenis kelamin, pendidikan tambahan

(magang dan informal), ketersediaan tenaga pengajar, penghargaan dan tempat

pendidikan formal. Notasi model logistik adalah sebagai berikut:

ProbConfidence = f (Underst, Labor, Sex, Informal, Magang, Literature,

Lecture, Award)

Dimana :

1. Confidence

Kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pasar tenaga kerja. Variabel ini

merupakan variabel dummy dengan kategori 1 siap dan kategori 0 tidak siap.

2. Understanding

13 | P a g e

Page 14: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Pemahaman mahasiswa terhadap ekonomi syariah, dibagi menjadi dua

variabel yaitu underst1 dan underst2 yang masing-masing menunjukkan

tingkatan pemahaman mahasiswa.

3. Labor

Pemahaman mahasiswa terhadap pasar tenaga kerja, dibagi menjadi dua

variabel yaitu labor1 dan labor2 yang masing-masing menunjukkan tingkatan

pemahaman mahasiswa.

4. Sex

Variabel dummy yang berisi jenis kelamin dengan kategori 1 laki-laki dab

kategori 0 perempuan.

5. Informal

Variabel dummy dengan kategori 1 pernah mendapatkan pendidikan informal

dan 0 belum pernah.

6. Magang

Variabel dummy dengan kategori 1 pernah magang di institusi syariah dan 0

belum pernah.

7. Literature

Variabel dummy dengan kategori 1 tersedia cukup bahan bacaan di tempat

pendidikan formal dan 0 tidak banyak bahan bacaan yang tersedia.

8. Lecture

Variabel dummy dengan kategori 1 tersedia dosen ekonomi Islam yang

memadai di tempat pendidikan formal dan 0 jumlah dosen tidak memadai.

9. Award

Variabel dummy dengan kategori 1 pernah mendapatkan penghargaan di

bidang ekonomi Islam dan 0 belum pernah.

Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar

mahasiswa pada dua institusi pendidikan tinggi mempresepsikan kesiapan

menghadapi pasar tenaga kerja pada tingkat yang tinggi yaitu di atas 7 dengan

jumlah responden sebesar 78.33% (lihat tabel. 1). Hal ini mengindikasikan

14 | P a g e

Page 15: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

kepercayaan diri mahasiswa cukup tinggi dan dapat menjadi bekal yang positif

dalam menghadapi persaingan di dunia kerja.

Tabel 1. Kesiapan Mahasiswa

Level %

5 - 7.5 21.67

7.6 - 10 78.33

n=60

Sumber: data primer diolah, 2008

Tahapan berikutnya dilakukan analisis tabulasi silang antara kesiapan

mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja (direpresentasikan oleh readiness)

dengan pemahaman ilmu ekonomi syariah. Hasil tabulasi silang menunjukkan

semakin tinggi tingkat pemahaman akan meningkatkan tingkat kesiapan

mahasiswa (86,7% mahasiswa dengan tingkat kepahaman di atas 7,5 memiliki

tingkat kesiapan di atas 7,5 dibandingkan dengan 63,2% pada tingkat kepahaman

2,6 – 6).

Tabel 2. Kesiapan Mahasiswa berdasar Kepahaman Ilmu Ekonomi Islam

Kesiapan mahasiswa

2,6 - 6 6,1 -7,5 7,6 - 10 Total

Count 3 4 12 192,6 - 6

% within

paham 15,8% 21,1% 63,2% 100,0%

Count 1 3 22 266,1 -7,5

% within

paham 3,8% 11,5% 84,6% 100,0%

Count 0 2 13 15

Paham akan

ilmu ekonomi

Islam

7,6 - 10

% within

paham ,0% 13,3% 86,7% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 3 menunjukkan bahwa peningkatan prosentase responden dengan

kesiapan tinggi berdasar pemahaman terhadap pasar tenaga kerja jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan pemahaman akan ilmu ekonomi Islam. Pada tingkat

pemahaman pasar tenaga kerja di atas 7,5 sebanyak 90% di antaranya memiliki

15 | P a g e

Page 16: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

tingkat kesiapan di atas 7,5. Hal ini menunjukkan indikasi awal bahwa

pengetahuan terhadap pasar tenaga kerja memberikan pengaruh yang cukup tinggi

bagi kesiapan menghadapi dunia kerja.

Tabel 3. Kesiapan Mahasiswa berdasar Kepahaman Dunia Kerja

Kesiapan mahasiswa

2,6 - 6 6,1 -7,5 7,6 - 10 Total

Count 2 2 1 52,6 - 6

% within

duniakerja 40,0% 40,0% 20,0% 100,0%

Count 2 4 9 156,1 -7,5

% within

duniakerja 13,3% 26,7% 60,0% 100,0%

Count 0 3 37 40

Pasar tenaga

kerja

7,6 - 10

% within

duniakerja ,0% 7,5% 92,5% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Temuan yang menarik terlihat pada tabel 4. Kesiapan yang paling tinggi (93,3%

dengan jumlah responden 28) justru berada pada mahasiswa yang duduk pada

semester 6. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang tercermin dalam banyaknya

semester yang sudah ditempuh justru menurunkan tingkat kesiapan mahasiswa.

Semakin banyak jumlah semester yang ditempuh menunjukkan mahasiswa

membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menyelesaikan studinya dengan kata

lain kemampuan akademisnya barangkali relatif kurang bagus sehingga tingkat

kesiapannya dalam menghadapi pasar tenaga kerja menurun.

16 | P a g e

Page 17: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Tabel 4. Kesiapan berdasarkan Jumlah Semester yang di Tempuh

Kesiapan mahasiswa

2,6 - 6 6,1 -7,5 7,6 - 10 Total

Count 2 4 8 144,00

% within

Semester 14,3% 28,6% 57,1% 100,0%

Count 2 0 28 306,00

% within

Semester 6,7% ,0% 93,3% 100,0%

Count 0 0 7 78,00

% within

Semester ,0% ,0% 100,0% 100,0%

Count 0 3 1 410,00

% within

Semester ,0% 75,0% 25,0% 100,0%

Count 0 2 3 5

Semester

12,00

% within

Semester ,0% 40,0% 60,0% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 5 dan 6 menunjukkan perbedaan kesiapan mahasiswa pada

perbedaan jenis kelamin dan pendidikan informal. Tabel 5 menunjukkan 87.9%

dari total responden perempuan mempunyai tingkat kesiapan di atas 7.5 lebih

tinggi dibandingkan responden laki-laki yang hanya sebesar 66.7%. Mahasiswa

perempuan mempunyai kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa

laki-laki.

Sedangkan pada tabel 6 justru seluruh responden tanpa pendidikan

informal mempunyai tingkat kesiapan di atas 7,6. Namun demikian sedikitnya

responden yang belum pernah menerima pendidikan informal menyebabkan hasil

ini masih dapat diperdebatkan.

17 | P a g e

Page 18: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Tabel 5. Kesiapan Mahasiswa berdasar Jenis Kelamin

Kesiapan mahasiswa

2,6 - 6 6,1 -7,5 7,6 - 10 Total

Count 2 7 18 27Laki-laki

% within

Gender 7,4% 25,9% 66,7% 100,0%

Count 2 2 29 33

Jenis

kelamin

Perempuan

% within

Gender 6,1% 6,1% 87,9% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 6. Kesiapan Mahasiswa berdasar Pendidikan Informal Kesiapan mahasiswa

2,6 - 6 6,1 -7,5 7,6 - 10 Total

Count 4 9 37 50Pernah

% within

Informal 8,0% 18,0% 74,0% 100,0%

Count 0 0 10 10

Pendidikan

Informal

Belum pernah

% within

Informal ,0% ,0% 100,0% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 7 menunjukkan tingkat kesiapan mahasiswa antara Universitas dan

Sekolah Tinggi tidak jauh berbeda yaitu 23 responden pada sekolah tinggi dan 24

responden pada universitas. Hal ini menunjukkan relatif ratanya kemampuan dan

kepercayaan diri mahasiswa di kedua institusi pendidikan tersebut. Temuan ini

diperkuat pada tabel 8. yang juga menunjukkan pemahaman terhadap ekonomi

Islam yang hampir sama di kedua institusi tersebut yaitu 7 responden Sekolah

tinggi dan 8 responden universitas mempunyai tingkat kesiapan di atas 7,5 serta

11 responden Sekolah Tinggi dan 15 responden Universitas memiliki tingkat

kesiapan 6.1 – 7.5.

Namun apabila dilihat dari pemahaman akan pasar tenaga kerja, mahasiswa

universitas memiliki pemahaman yang lebih tinggi (23 responden universitas

memiliki pemahaman pasar tenaga kerja lebih tinggi daripada responden sekolah

tinggi yang hanya sebanyak 17 responden meskipun selisih ini tidak terlalu besar).

18 | P a g e

Page 19: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Tabel 7. Kesiapan Mahasiswa berdasar Asal Perguruan Tinggi

Kesiapan mahasiswa

2.6 -6 6.1 -7.5 7.6 -10 Total

Count 4 3 23 30STEI

% within

sekolah 13,3% 10,0% 76,7% 100,0%

Count 1 5 24 30

Perguruan

Tinggi

Universitas

% within

sekolah 3,3% 16,7% 80,0% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 8. Pemahaman Ekonomi Islam berdasarkan

Institusi Pendidikan Tinggi

paham

2.6 - 6 6.1 -7.5 7.6 -10 Total

Count 12 11 7 30STEI

% within

sekolah 40,0% 36,7% 23,3% 100,0%

Count 7 15 8 30

Perguruan

Tinggi

Universitas

% within

sekolah 23,3% 50,0% 26,7% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

Tabel 9. Pemahaman Pasar Tenaga Kerja berdasarkan

Institusi Pendidikan Tinggi

duniakerja

2.6 - 6 6.1 -7.5 7.6 -10 Total

Count 3 10 17 30STEI

% within

sekolah 10,0% 33,3% 56,7% 100,0%

Count 2 5 23 30

Perguruan

Tinggi

Universitas

% within

sekolah 6,7% 16,7% 76,7% 100,0%

Sumber: data primer diolah, 2008

19 | P a g e

Page 20: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Hasil Statistik Inferensial Variabels in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

underst1 1,230 ,960 1,641 1 ,200 3,422

underst2 2,417 1,228 3,873 1 ,049 11,209

labor1 3,521 2,062 2,917 1 ,088 33,821

labor2 3,004 1,798 2,790 1 ,095 20,157

sex 1,334 ,931 2,054 1 ,152 3,797

informal -1,147 1,099 1,090 1 ,297 ,318

literature -1,586 1,253 1,603 1 ,206 ,205

magang -,661 1,027 ,414 1 ,520 ,516

lecture 2,737 1,004 7,432 1 ,006 15,434

award -,743 ,757 ,963 1 ,326 ,476

school -,085 1,077 ,006 1 ,937 ,919

Step

1(a)

Constan

t -4,382 2,957 2,196 1 ,138 ,013

a Variabel(s) entered on step 1: underst1, underst2, labor1, labor2, sex, informal, literature,

magang, lecture, achieve, school.

Sumber: data primer diolah, 2008

Hasil estimasi menunjukkan hanya dua variabel bebas yang berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikatnya pada tingkat signifikansi 5% dan dua

variabel bebas berkaitan dengan pemahaman akan pasar tenaga kerja yang

signifikan pada tingkat signifikansi 10%. Pada tingkat signifikansi 5%

ketersediaan dosen dan pemahaman akan ekonomi islam yang tinggi secara

statistik signifikan meningkatkan peluang mahasiswa siap menghadapi pasar

tenaga kerja.

Pada tingkat signifikansi 10% hanya pemahaman akan pasar tenaga kerja

saja yang signifikan meningkatkan peluang mahasiswa siap menghadapi pasar

tenaga kerja. Sementara variabel-variabel bebas lainnya tidak signifikan.

KESIMPULAN

Tingkat kesiapan mahasiswa ekonomi Islam antara Universitas dan Sekolah

Tinggi tidak jauh berbeda yaitu 23 responden pada sekolah tinggi dan 24

responden pada universitas. Hal ini menunjukkan relatif ratanya kemampuan dan

kepercayaan diri mahasiswa di kedua institusi pendidikan tersebut.

20 | P a g e

Page 21: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

Ketersediaan dosen dan pemahaman akan ekonomi islam yang tinggi

secara statistik signifikan meningkatkan peluang mahasiswa siap menghadapi

pasar tenaga kerja. Variabel lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

kesiapan mahasiswa ekonomi Islam untuk menghadapi pasar tenaga kerja syariah.

REKOMENDASI

Pihak perguruan tinggi perlu meningkatkan ketersediaan dosen yang memadai

(memiliki kualifikasi di bidangnya) dan menyusun strategi agar mahasiswa

memiliki tingkat pemahaman yang baik tentang ekonomi Islam pada umumnya,

dan skill khusus pada bidang keuangan syariah. Dengan demikian, lulusan

perguruan tinggi dapat diserap pasar tenaga kerja syariah sebagaimana mestinya.

21 | P a g e

Page 22: Kesiapan Mahasiswa Ekonomi Syariah Terhadap Pasar Tenaga Kerja ..Piliyanti Presentasi Edit

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhamad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori dan Praktik. Penerbit Gema Insani Press dan Tazkia Cendekia: Jakarta

Awirya, Agni alam dan Fajar Luhur Martha, 2007. Education Supply and Human

Recource Raediness in Islamic Economic as Reaction of Bussiness needs. Working paper

Eunike Prapti LK, 2005. “Pengembangan Human Capital dan Social Capital

sebagai Sumber Competitive Advantage”. Jurnal Janavisi Vo. 8. No.2, ISSN: 1410-8372

Haan, Peter. 2003. Discrete Choice Labor Supply: Conditional Logit vs Random

Coefficient Models. German Institute of Economic Research: Germany Harold Press, Gerald Galway, and Eldred Barnes. 2002. Teacher Labor Market,

Condition in Canada : Balancing Demand and Supply. School Business Affairs

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metode Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, cetakan kedua, PBFE: Yogyakarta Nasution, Mustafa Edwin et.al , 2006, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam,

Cetakan pertama, Kencana: Jakarta Nachrowi, D. 2002. “Penggunaan Teknik Ekonometri Pendekatan Populer dan

Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan Pengolahan Data dengan Menggunakan Paket Program SPSS.” PT Raja Grafindo: Jakarta

Pindyck, Robert S and Daniel L. Rubinfeld. 1998. “Econometric Models and

Economic Forecasts”. Fourth edition. Mc.Graw-Hill: Singapore Rifan, Ahmad Arif et al. 2005“Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Ekonomi

Islam (Perspektif Lembaga Keuangan Syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta)” Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia, tidak diterbitkan

Sharing, Majalah Ekonomi dan Bisnis Syariah Edisi Khusus Thn.1 Oktober 2007, Edisi 13 Thn II, Januari 2008, Edisi 17 Thn. II Mei 2008 Urumsah, Dekar, 2006. “Knowledge Sebagai Kunci Sumber Daya Manusia”,

Jurnal Kompak No. 1, Januari-Juni Varian, Hall R. 1992. “Microeconomics Analysis.” Third edition. W.W. Norton

and Company: New York.

22 | P a g e