keterkaitan letak geografis, desain program dan pelaporan
TRANSCRIPT
1669
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
KETERKAITAN LETAK GEOGRAFIS, DESAIN PROGRAM
DAN PELAPORAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Studi Kasus Online Report PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. dan
OZ Minerals
Deasy Sagitaningrum
Dianne Frisko
Universitas Surabaya
Abstract
This research aim to analyse the role of the geographical area surrounds company in
the linkage of the Corporate Social Responsibility (CSR)’s program being designed, and the
CSR being reported within companies in the same type of industry but located in the
significantly different area of origin. This study use qualitative approach and compares two
mining’ companies in different location which are Indonesia,in particular PT
IndoTambangraya Megah,Tbk. and Australia’s company called OZ Minerals. Content analysis
method is used to collect data which are published in the public domain. The result convey that
the geographical area which determine the community surrounds, the natural environment and
the local value create the differences for each company in designing the CSR program and the
ways companies provide CSR Report.
Keywords: Geographic, CSR program, CSR reporting
PENDAHULUAN
Keterkaitan letak dan kondisi geografi dengan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
sangat erat, karena setiap manusia melakukan interaksi baik dalam hubungan antar sesama
manusia, dengan alam, maupun dengan makhluk hidup yang lain. Beberapa contoh disekeliling
kita menunjukkan bahwa hubungan geografi ekonomi bertujuan meningkatan dan memperbaiki
pendapatan atau kondisi ekonomi untuk kesejahteraan manusia. Kegiatan operasional
perusahaan juga bergntung pada kondisi geografis dan lingkungan. Setiap aktivitas perusahaan,
baik aktivitas operasional maupun non-operasional, tidak terlepas dari lingkungan sekitar
perusahaan. Dampak dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan seringkali tidak dirasakan
oleh perusahaan. Beberapa perusahaan bahkan sering melupakan tanggung jawabnya dan hanya
ingin mengejar profit saja. Hal ini mengakibatkan lingkungan dan masyarakat sekitar
perusahaan terkena dampak dari ketidak pedulian perusahaan terhadap lingkungannya
(Emanuel, 2011). Disisi lainkomponen sustainable perusahaan bukan hanya proft, tetapi juga
people dan planet. Keseimbangan tiga komponen tersebut bagi perusahaan mutlak dilakukan
dengan kesadaran penuh oleh perusahaan sebagai tanggungjawab sosial perusahaan, yang
dituangkan dalam program dan aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR).
Di Indonesia, perusahaan go publicberbentuk Perseroan Terbatas (PT) diwajibkan
untuk melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sesuai aturan yang tertulis
di Undang-Undang. Di Indonesia terdapat 2 Undang-Undang yang menegaskan tentang CSR
1670
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
yakni UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 dan UU No.25 tahun
2007 tentang Penanaman Modal pasal 15, 17 & 34. Pengertian Corporate Social Responsibility
(CSR) sendiri adalah, bisnis yang dilakukan secara transparan dan terbuka serta berdasarkan
pada nilai-nilai moral dan menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan
lingkungan (Wibisono, 2007). Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan
mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan (Kotler dan Nancy, 2005).
CSR dianggap sebagai salah satu cara meningkatkan competitive advantage. Dentchev
(2004) menemukan bahwa dukungan yang besar untuk perusahaan yang memberikan efek
positif adalah terletak pada hubungan dengan karyawan, klien, agen pemerintah, dan
masyarakat. Porter dan Kramer (2006) menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara
kesejahteraan perusahaan dan masyarakat. Mereka menetapkan bahwa CSR yang terintegrasi
dengan baik dengan kegiatan bisnis inti dapat membawa peluang, inovasi, dan keunggulan
kompetitif bersama dengan manfaat bagi masyarakat.
Setiap perusahaan tentu memiliki program CSR yang berbeda-beda satu sama lain
sesuai dengan lokasi dan kebijakan perusahaan masing-masing. Dalam situasi persaingan,
faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting. Agar
usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah
untuk dijangkau. Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati. Penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan
dengan kesuksesan usaha tersebut (Indarti, 2004).
Alasan di balik pemilihan lokasi perusahaan dimotivasi oleh tiga pertimbangan.
Pertama, lokasi perusahaan telah dikaitkan dengan kebijakan perusahaan dan proses
pengambilan keputusan (Loughran, 2008), Kedua, dapat mempengaruhi hasil perusahaan
(Porter, 2000), dan terakhir, perbedaan letak geografis menunjukkan hubungan positif dengan
kinerja sosial perusahaan yang didasarkan pada perusahaan multinasional (Brammer, Pavelin
dan Porter, 2006; Maignan dan Ralston, 2002).
Mengacu pada referensi penelitian diatas, lokasi perusahaan cenderung mempengaruhi
CSR dari perusahaan yang bersangkutan, yang merupakan salah satu sumber keunggulan
kompetitif bagi perusahaan. Beberapa penelitian telah menjelaskan hubungan antara lokasi
perusahaan dan CSR. Scholtens dan Dam (2007) menemukan efek dari perbedaan geografis,
tata kelola praktik korupsi, kebijakan hak asasi manusia. Penelitian Brammer, Pavelin, dan
Porter (2006), Maignan dan Ralston (2002) menemukan hasil yang sama pada perusahaan-
perusahaan besar AS dan tiga negara Eropa. Selain itu Boeprasert (2012) yang menghubungkan
lokasi perusahaan dengan kegiatan investasi dan CSR.
Penelitian-penelitian di atas masih terbatas dengan perbedaan geografis dalam satu
negara maupun satu benua saja terhadap program CSR. Sejauh ini, penelitian yang menunjukkan
pengaruh letak geografis perusahaan terhadap model pelaporan CSR masih minim. Penelitian
ini bertujuan membahas research gap tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara
letak geografis terhadap desain program dan pelaporan CSR dari dua perusahaan yang bergerak
dalam bidang yang sama, di dua lokasi yang berbeda yang meliputi perbedaan benua, bangsa,
tata kelola, bahasa, serta budaya masyarakat sekitarnya.
1671
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Rumusan Masalah
Sejauh ini, penelitian yang membahas keterkaitan letak geografis perusahaan terhadap
desain program dan model pelaporan CSR masih sangat minim. Penelitian ini bertujuan
membahas research gap tersebut untuk mengetahui sejauh mana keterkaitan antara letak
geografis terhadap desain program dan pelaporan CSR dengan mengambil obyek dua
perusahaan dalam sektor industri yang sama, namun berada di lokasi atau area operasional di
dua negara di dua benua yang berbeda. Perbedaan obyek penelitian juga meliputi perbedaan tata
kelola, bahasa, maupun nilai-nilai budaya masyarakat sekitar perusahaan.Untuk itu rumusan
masalah yang akan menjadi bahan utama analisis penelitian ini dituangkan dalam bentuk
pertanyaan penelitian (research question) yang meliputi:
1. Bagaimana kebijakan dan pelaksanaan program CSR di perusahaan?
2. Sejauh mana letak geografis perusahaan menjadi pertimbangan dalam mendesain program
CSR?
3. Bagaimana model pelaporan progam CSR di perusahaan dan sejauh mana keterkaitan peran
faktor-faktor geografis terhadap pelaporan CSRperusahaan?
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu,
dalam menyajikan informasi tentang keterkaitan antara aktivitas tanggungjawab social
perusahaan dengan letak geografis perusahaan. Serta mengetahui peran faktor-faktor terkait
letak geografis yang menjadi pertimbangan dalam mendesain program CSR, termasuk
didalamnya format pelaporan CSR.
KAJIAN PUSTAKA
CSR merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap ekonomi, sosial, dan
lingkungan sesuai prinsip Triple Bottom Line yang meliputi profit, people,dan planet.Profit
yang bertujuan pada hasil/profit yang diinginkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat terus
beroperasi dan berkembang.People merupakan salah satu jaminan kelangsungan hidup
perusahaan, dimana perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan
dan masyarakat.Planet merupakan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan
keragaman hayati yang ada pada lingkungan sekitar perusahaan (Elkington, 1998).
Tiga alasan perusahaan melakukan CSR menurut Bhatt (2002) adalah kepatuhan
(compliance) terhadap peraturan, ketentuan hukum, kesepakatan, konvensi ataupun standar
nasional maupun internasional yang berlaku tergantung pada luas skala perusahaan. Semakin
besar skala perusahaan, maka peraturan yang diikuti mengacu skala internasional. Berikutnya
adalah meminimalisasi risiko (risk minimisation), perusahaan harus menyadari impact nyata
dan impact potensial secara sosio-ekonomi, politik maupun lingkungan. Ketiga adalah
menciptakan nilai (value creation), perusahaan dapat menciptakan “positive social value”
dengan melibatkan masyarakat di dalamnya (engage in), seperti inovasi investasi sosial
(innovative social investment), konsultasi dengan stakeholders, dialog kebijakan (policy
dialogue), dan membangun istitusi masyarakat (building civic institution), baik secara mandiri
ataupun bersama perusahaan lain.
Anatan (2008) menunjukkan bahwa terdapat sembilan program kerja yang dapat
dilakukan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan CSR. Program-program tersebut
1672
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
melibatkan para stakeholders perusahaan baik internal maupun eksternal, baik people maupun
planet. Program yang berkaitan dengan people adalah employee program, customer program,
dan supplier program dimana karyawan, konsumen, dan pemasok merupakan bagian penting
dari perusahaan yang dapat mempengaruhi profit perusahaan secara langsung. Perusahaan
dapat melakukan program Community and Broader Society, dengan melakukan community
development yangintinya membantu individu, kelompok komunitas dalam berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka (Shardlow 1998; dalam Ambadar 2008).
Pandangan yang lebih komprehensif mengenai CSR yang kemudian disebut sebagai
“teori Piramida CSR” dikemukakan oleh (Carol 1991; dalam Shahin 2007) bahwa
tanggungjawab sosial perusahaan dapat dilihat berdasarkan empat jenjang yang merupakan satu
kesatuan.Untuk memenuhi tanggungjawab ekonomis, sebuah perusahaan harus menghasilkan
laba sebagai fondasi untuk mempertahankan perkembangan dan eksistensinya. Jenjang pertama
adalah Economic Responsibility yang berkaitan dengan menyediakan ROI kepada
pemegang saham, menciptakan pekerjaan dan pengupahan yang adil, menemukan
sumberdaya baru, mempromosikan penggunaan teknologi lanjutan, inovasi, dan menciptakan
barang dan jasa yang baru. Kedua, Legal Responsibility yang berkaitan dengan peran
perusahaan memainkan peran sesuai dengan peraturan dan prosedur. Dalam kaitan
ini masyarakat mengharapkan agar perusahaan dapat memenuhi visi dan misi yang
diusungnya. Selanjutnya Ethics Responsibility, dimana sebagai pelaku bisnis diharapkan agar
mempunyai moral, etika kerja dimana perusahaan berada. Etika tidak harus sesuai dengan apa
yang diatur dalam aturan formal, tetapi dapat memenuhi harapan masyarakat terhadap
perusahaan, misalnya menghargai masyarakat, menghindari pencideraan masyarakat, dan
mencegah adanya bencana bagi masyarakat. Jenjang terakhir adalah Philanthropic
Responsibility yang berkaitan dengan penilaian, pilihan perusahaan dalam kegiatan yang
diharapkan kembali kepada masyarakat.
Selain program CSR, hal terpenting adalah bagaimana perusahaan melaporkan program CSR
yang sudah dijalankan sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap pemangku kepentingan
bahwa program CSR sudah dijalankan secara nyata. Di Indonesia, belum ada Undang-Undang
dan dasar hukum yang mewajibkan atau mengatur tentang tata cara pelaporan program CSR,
sehingga banyak variasi pelaporan CSR perusahan di Indonesia. Bahkan beberapa perusahaan
hanya melakukan program CSR saja tanpa membuat laporan atas program CSR yang sudah
dilakukan. Berbagai alasan perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi CSR secara
sukarela adalah untuk mentaati peraturan yang ada, untuk memperoleh keunggulan kompetitif
melalui penerapan CSR untuk memenuhi ekspektasi masyarakat, untuk melegitimasi tindakan
perusahaan, dan untuk menarik investor (Wondabio, 2008).
Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi pertanggung jawaban sosial
yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder. Menurut Guthrie dan Parker
(1990) sebagaimana dikutip Sayekti dan Wondabio (2008), pengungkapan informasi CSR
dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan membangun, mempertahankan,
dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomis dan politis. Selain itu, CSR dapat
memberikan informasi mengenai sejauh mana perusahaan memberikan kontribusi positif
maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya (Cheng, 2011).
Rivet Software (2012) pada situsnya, sustainability report menunjukkan hubungan
antara kinerja keuangan perusahaan dan lingkungan, sosial dan tata kelola yang transparan dari
1673
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
perusahaan.Biasanya sustainability report ini terpisah dari laporan keuangan perusahaan dan
terfokus pada data kinerja keuangan perusahaan dan strategi perusahaan yang umum.
Pedoman laporan keberlanjutan Global Reporting Initiative (GRI), adalah praktek
pengukuran, pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun
eksternal. Laporan keberlanjutan yang disusun berdasarkan kerangka pelaporan GRI
mengungkapkan keluaran dan hasil yang terjadi di periode laporan tertentu dalam konteks
komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya.
Keterkaitan letak geografis dan CSR dalam sudut pandang yang berbeda telah diungkap dalam
penelitian-penelitian sebelumnya. Boeprasert (2012) yang malakukan penelitian di pasar
Amerika misalnya, menemukan bahwa kedekatan geografis kantor pusat dengan wilayah
metropolitan dapat mempengaruhi tingkat CSR dari perusahaan itu. Diversifikasi geografis
memainkan peran penting bahwa perusahaan menggunakan kebijaksanaan mereka dengan
membentuk strategi kinerja sosial mereka pada profil geografis mereka. Brammer, Pavelin, dan
Porter (2005) mengungkapkan perusahaan yang aktivitasnya tersebar di banyak negara
tampaknya memiliki kinerja sosial lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
yang aktivitasnya lebih sempit terbatas secara geografis. Hasil beberapa penelitian juga
menemukan bahwa perbedaan letak geografis akan mempengaruhi sistem pengungkapan CSR
dari perusahaan tersebut.Hasil penelitian Boeprasert (2012), menyatakan bahwa perusahaan di
area wilayah pedesaan memberikan kualitas yang lebih baik dari pengungkapan perusahaan
yang beroperasi di tengah kota. Hal berbeda diungkapakan oleh Golob dan Barlett (2006) yang
melakukan penelitian di Australia dan Slovenia, yang mengungkapkan bahwa ada beberapa
tekanan pasar pada badan usaha untuk mengadopsi pelaporan CSR.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan qualitative research dengan pembahasan studi kasus pada
obyek penelitian dua perusahaan di industri tambang dengan lokasi yang berbeda.Metode
pengumpulan data menggunakan content analysis yaitu mengambil data dan informasi yang
tersaji di media publik.Obyek penelitian adalah PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITM) dan
OZ Minerals (OZM) dimana kedua perusahaan tersebut terletak di dua negara yang berbeda,
Indonesia dan Australia. Kedua objek merupakan perusahaan yang sama-sama bergerak di
bidang pertambangan. Alasan menggunakan perusahaan pertambangan karena kegiatan
penambangan secara langsung memberi dampak pada alam dan sumber utama produk
perusahaan tambang dipengaruhi letak geografis, kondisi dan kekayaan alam yang ada.
Misalnya batu bara lebih banyak ditemukan di Kalimantan daripada di Jawa. Dipilihnya dua
perusahaan yang berada di benua berbeda sebagai objek penelitian agar telihat jelas perbedaan
letak gografis dan faktor-faktor geografis yang ada di dalamnya. Perbedaan letak geografis
negara pada benua yang berbeda yaitu benua Asia dan Australia juga menunjukkan perbedaan
faktor geografis yang mempengaruhi yaitu musim, cuaca, pola hidup dan kebiasaan masyarakat
di kedua negara hingga budaya yang ada di dua wilayah tersebut menunjukkan perbedaan.
Penelitian ini akan mengkaji lebih jauh keterkaitan faktor-faktor geografis tersebut, selain letak
geografis perusahaan , dengan penerapan dan pelaporan aktifitas tanggungjawab sosial
perusahaan.
Data dan informasi sebagai sumber analisis dua perusahaan diperoleh dari website
masing-masing perusahaan, website yang menyajikan informasi terkait kebijakan, aturan,
1674
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
program CSR di masing-masing Negara, maupun informasi dari media public meliputi majalah,
suratkabar, bulletin, dan lain-lain yang relevan dan andal. Pengumpulan data dan informasi
dengan metode ini menggunakan kata kunci (keywords) untuk melakukan seleksi pada data
yang relevan.Data yang dikumpulkan dan diseleksi disesuaikan dengan rumusan permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini.Data tersebut meliputi data gambaran umum perusahaan;
kebijakan sector industry pertambangan di kedua Negara; kondisi geografis kedua Negara. Data
lain terkait penerapan CSR perusahaan meliputi: latar belakang, kebijakan, jenis program-
program CSR kedua perusahaan; informasi kondisi dan budaya masyarakat sekitar area
geografis kedua perusahaan, dan data lain yang relevansinya terkait desain rumusan masalah
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITM) merupakan perusahaan tambang batu bara
yang memiliki lokasi eksplorasi di area Kalimantan yaitu di Bontang, Kutai Timur dan Kutai
Kertanegara. Pulau Kalimantan sebagai pulau terbesar di Indonesia merupakan area yang 40%
berupa hutan tropis dengan julukan sebagai paru-paru dunia. Seperti yang dijelaskan dalam
situs resminya, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk merupakan produsen batubara terkemuka
di Indonesia yang memproduksi dan memasok batubara kelas premium untuk pasar lokal dan
internasional selama lebih dari satu dekade. Sementara OZ Minerals (OZM) merupakan
perusahaan tambang tembaga dan emas yang membuka area eksplorasi di di Coober Pedy,
Australia Selatan. Coober Pedy adalah daerah gurun di Australia yang sehari-hari suhunya bisa
mencapai 40oC, dan kota ini adalah bagian paling Kering di Australia (Detik, 2013).
Kebijakan dan pelaksanaan program CSR di perusahaan
Desain program CSR, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk di pulau Kalimantan lebih
memfokuskan pada program-program yang mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan
pendidikan yang ada di Kalimantan, mengingat kondisi jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Timur berjumlah 10% dari total penduduk (BPS, 2007). Permasalahan sosial yang
kerap dihadapi masyarakat meliputi masalah pendidikan, kesehatan, dan kondisi ekonomi yang
rata-rata berada di garis kemiskinan. Visi PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk menjadi
perusahaan yang berkomitmen memberdayakan masyarakat melalui kemitraan, kerja sama
yang berkelanjutan menuju kemandirian dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu,
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk juga peduli dengan dunia pendidikan dengan membina
beberapa sekolah dan guru dengan memberikan fasilitas yang memadai untuk proses belajar
mengajar.
Berbeda dengan OZ Mnerals yang menambang di wilayah Coober pedy, Australia
Selatan. Dalam mendesain program CSRnya, OZ Minerals mengutamakan program-program
yang bermanfaat bagi karyawan tambang dan penduduk sekitar tambang. OZ Minerals
memiliki tujuan agar karyawan dan masyarakat dapat merasakan secara langsung manfaat dari
program yang diberikan.Program-program OZ Minerals berfokus pada sosial-ekonomi secara
global maupun nasional, lingkungan sekitar tambang, kesehatan dan keselamatan karyawan
tambang dan masyarakat, serta komunitas sekitar tambang.
1675
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Keterkaitan Letak Geografis dalam Desain Program CSR
PT. Indo tambangraya Megah, Tbk sangat memperhatikan faktor-faktor geografis di
areanya dalam mendesain program CSR perusahaan. Kegiatan CSR perusahaan mendapat
dukungan pemerintah dan komunitas setempat. Dua program utama PT. Indo tambangraya
Megah, Tbk, Community Development dan ITM for Education, dikhususkan bagi masyarakat
sekitar. Sebagian besar fasilitas pendidikan di Kalimantan masih tertinggal jika dibandingkan
dengan fasilitas pendidikan yang ada di Jawa. Perusahaan berusaha untuk membantu
memfasilitasi masyarakat untuk belajar, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.
Beberapa program CSR perusahaan meliputi: pemberian beasiswa di tahun 2010 bagi 600
siswa, dan di tahun 2010-2011 memberi pelatihan pada seluruh guru yang ada khusus di tiga
area pertambangan perusahaan yaitu Kutai Timur, Kutai Kertanegara dan Bontang.
Selain itu, melalui program-program CSR yang diberikan, perusahaan juga berusaha
turut serta berpartisipasi mewujudkan Millennium Development Goals (MDG) yang
disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar Kalimantan. Beberapa tujuan yaitu;
Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; Mencapai pendidikan dasar untuk semua;
Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; Menurunkan angka kematian
anak; Meningkatkan kesehatan ibu; Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular
lainnya; Memastikan kelestarian lingkungan hidup; Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan. Program CSR perusahaan didesain mengacu pada tercapainya tujuan tersebut.
Desain program CSR yang dilaksanakan perusahaan tidak jauh dari faktor-faktor
geografis yang ada di Kalimantan. Dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat dan
menekan angka kemiskinan misalnya, program usaha mandiri “teri Borneo”, Pelatihan
ketrampilan manik-manik khas Kalimantan, budidaya singkong gajah di lahan bekas tambang,
dan lainnya. Program-program CSR ini didesain juga untuk mengembangkan kekayaan daerah
setempat.
Desain program CSR OZ Minerals, memiliki varian program seperti, Our People,
Safety and Health, Community, dan Environtment. Program-program tersebut bertujuan
membantu masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan. OZ Minerals yang beroperasi di
wilayah paling kering di Australia, daerah gurun Coober Pedy, membuat perusahaan bekerja
keras untuk berkontribusi pada lingkungan. Perusahaan bekerjasama dengan perusahaan-
perusahaan lokal untuk menjadi supplier barang atau jasa bagi OZM. Sebagai contoh, mereka
bekerjasama dengan perusahaan roti lokal CRUSTS. CRUSTS menyediakan roti bagi pegawai
tambang selama 5 hari dalam seminggu. Program kerjasama ini memberikan keuntungan bagi
CRUSTS sebesar 40% dan Karyawan tambang tidak perlu jauh-jauh memikirkan cara
mendapatkan makanan karena lokasi yang cukup jauh dari pertokoan.
OZMinerals juga menggandeng Royal Flying Doctor Service (RFDS). OZMinerals
melakukan hal ini karena ia menyadari bahwa lokasi pertambanagn di Coober Pedy sangat jauh
dari kota besar. Sehingga untuk keadaan darurat seperti kecelakaan di tambang, mereka pasti
akan kesulitan. OZMinerals memilih berinvestasi pada RFDS yang sudah profesional dalam
menangani hal-hal semacam itu. Kemitraan ini, jumlah armada helicopter RFDS tiap tahun
selalu bertambah. Bahkan RFDS sudah memiliki 18 landasan di Australia Selatan. Kerjasama
ini tentu saja bermanfaat tidak hanya untuk karyawan di area pertambangan, namun juga
penduduk sekitar yang membutuhkan bantuan medis.
1676
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
Keterkaitan Faktor Geografis dengan Pelaporan CSR
Dalam melaporkan kegiatan CSRnya, PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk menyajikan
dalam bentuk majalah yang diterbitkan setiap 3-4 bulan sekali. Keputusan ITM untuk
mengungkapkan kegiatan CSRnya melalui majalah karena beberapa alasan. Pertama, di
Indonesia masih belum ada Undang-Undang yang mengatur tentang pelaporan CSR. Alasan
kedua, tujuan penerbitan majalah CSR sendiri adalah sebagai media komunikasi kawasan
binaan PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk karena kegiatan operasional perusahaan sebagian
besar berada di wilayah Kalimantan dan perusahaan hanya melaksanakan kegiatan CSRnya di
Kalimantan, sehingga majalah adalah media komunikasi yang tepat untuk berkomunikasi
dengan masyarakat dan anak perusahaan.
Pengungkapan CSR dalam bentuk majalah tidak terlepas dari peran letak geografis dari
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk sendiri. Mulai dari pengambilan nama majalah yaitu
BUBUHAN yang diambil dari Bahasa Kutai, Dayak dan Banjar yang berarti pertemanan,
perkawanan, atau persahabatan. Nama BUBUHAN mencerminkan semangat Community
Development PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk untuk selalu menghargai dan belajar pada
kearifan lokal yang ada di masyarakat.
Selain itu, peran letak geografis tampak melalui informasi yang tersaji dalam majalah
tersebut yang menampilkan kebudayaan Kalimantan dan sekitarnya. Seluruh program-program
CSR perusahaan yang telah dilakukan berkaitan dengan pelestarian kebudayaan seperti
program binaan Batik Sasirangan (batik khas Kalimantan), Manik-manik dari batu-batuan yang
hanya ada di Kalimantan, program binaan Teri Borneo, dan sebagainya. Edukasi tentang
Kalimantan juga tak ketinggalan menjadi bahasan dalam majalah tersebut seperti tips merawat
kain Batik Sasirangan dan pembahasan tentang rotan asal Kalimantan termasuk
pembudidayaan, pengelolaan, teknik produksi hingga pemasaran produk rotan bagi masyarakat
sekitar dan informasi bagi stakeholder lainnya. Melalui majalah ini juga disajikan kegiatan,
maupun informasi edukasi umum terkait topik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun pendidikan.
Pengungkapan aktifitas CSR melalui majalah lebih mudah dipahami oleh stakeholder
dalam hal ini termasuk didalamnya masyarakat Kalimantan terutama yang menjadi mitra
binaan dari PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk. Mereka akan mudah mengerti karena
pengungkapan berupa huruf dan foto-foto kegiatan, disertai uraian bahasa yang mudah
dimengerti. Perusahaan memilih majalah sebagai media berkomunikasi yang pas dengan
masyarakat dan komponen stakeholder lainnya sebagai bentuk pelaporan dan
pertanggungjawaban atas program-program CSR yang dilakukan.
Berbeda dengan Indonesia yang tidak menetapkan standar dalam pengungkapan
CSR, Australia memiliki beberapa standar yang bisa dijadikan acuan. Perusahaan-
perusahaan di Australia menganut strandar Triple Bottom Line Reporting in Australia:
A Guide to Reporting against Environmental Indicators; Global Reporting Initiative
(GRI) dan World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam
mengungkapkan kegiatan CSR.
OZ Minerals yang berada di kawasan Australia, maka OZ Minerals memilih untuk
mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah Australia yaitu pengungkapan
sustainability performance dengan mengikuti standar internasional Global Reporting Initiative
(GRI). Hal ini memudahkan OZ Minerals dan perusahaan-perusahaan di Australia karena
pemerintah sudah menetapkan standar yang digunakan sebagai acuan. Sehingga mereka tidak
perlu membuat pengungkapan khusus. Mereka hanya perlu mengikuti acuan yang ditetapkan
1677
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
dan mengikuti indikator-indikator yang sudah ditentukan oleh GRI.
KESIMPULAN
Studi yang dilakukan oleh peneliti ini berdampak terhadap CSR baik program maupun
pengungkapannya.Karena kegiatan CSR merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh
perusahaan untuk lingkungan khususnya yang ada di sekitarnya.Hal ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Brammer, Pavelin, dan Porter (2005) tentang hubungan kinerja perusahaan
dan letak geografis. Selain itu, penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Golob dan Bartlett (2006) mengenai beberapa tekanan pasar pada badan usaha untuk
mengadopsi pelaporan CSR.Dalam melaporkan CSR perusahaan cenderung menunjukkan
sikap yang berbeda dalam memilih format pelaporan.Perusahaan yang berada di wilayah
geografis tertentu melaporkan kegiatan CSR mereka menggunakan standar yang sudah diadopsi
di negaranya. Disisi lain, beberapa negara yang belum menetapkan standar dalam pelaporan
standar, membuat perusahaan lebih bebas dalam melaporan CSR dengan format yang lebih
kreatif.
Komponen geografis lain yang membuat perusahaan berbeda-beda dalam memutuskan
desain program CSR adalah kebudayaan dari sebuah wilayah itu sendiri. Perusahaan yang
berada di wilayah geografis yang kental kebudayaannya, cenderung mempertimbangkan dan
mendesain program CSR bagi masyarakat dengan memasukkan nilai-nilai budaya masyarakat
melalui inisiatif pelestarian budaya dan peningkatan kualitas hasil produk budaya tersebut,
termasuk juga pelatihan cara memasarkan hasil budaya masyarakat guna peningkatan kondisi
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat. Konsep penerapan CSR adalah memberi
manfaat bagi stakeholder, dapat diwujudkan melalui program peningkatan taraf hidup
masyarakat sekaligus pelestarian budaya mereka. Letak Geografis berkaitan erat terhadap
kondisi sosial masyarakat sekitar perusahaan. Perusahaan cenderung memberikan program
CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitarnya.Misalnya masyarakat yang
berada di adrah gurun lebih membutuhkan bantuan saluran air bersih daripada bantuan pupuk.
Dengan demikian tujuan dari pelaksanaan program CSR itu sendiri akan lebih tepat.
Aspek kebudayaan juga berperan dalam penyusunan laporan CSR bagi perusahaan
yang berada di wilayah geografis tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan PT. Indo
Tambangraya Megah menyajikan laporan aktifitas CSR dalam format majalah dengan nama
yang diambil dari bahasa daerah setempat, dan diterbitkan secara periodik.Majalah CSR
perusahaan ini, tidak hanya berisi tentang program CSR, juga menjadi media edukasi tentang
1678
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
kebudayaan masyarakat sekitar. Dalam hal ini perusahaan juga turut melestarikan budaya
masyarakat dan mengenalkan kebudayaan wilayah tersebut kepada banyak pihak, terutama
pembaca laporan.
Dalam pembuatan laporan pun juga demikian, keadaan sosial masyarakat sekitar juga
harus menjadi hal yang perlu diperhatikan.Sebab pembaca laporan CSR adalah stakeholder,
dimana masyarakat merupakan bagian dari stakeholder. Jika masyarakat tidak mampu
memahami akan menjadi sulit bagi perusahaan. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan
dengan keadaan tersebut.Akan tetapi jika pemerintah sudah menetapkan standar tertentu
perusahaan harus mengikuti aturan yang berlaku.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa letak geografis berperan pada aktifitas CSR
sebuah perusahaan, baik dalam mendesain maupun pelaporannya. Karena dalam letak geografis
itu sendiri, terdapat banyak aspek yang perlu dipertimbangkan saat perusahaan membuat
keputusan dalam mebuat desain program CSR. Seperti misalnya keadaan lingkungan sekitar,
keadaan sosial masyarakat sekitar, dan juga keadaan ekonomi masyarakat sekitar. Hal tersebut
menjadi pertimbangan agar program CSR yang diberikan perusahaan tepat pada sasaran, bukan
hanya sekedar program yang tidak bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
Implikasi Teoritis
Dalam sebuah letak geografis banyak aspek yang perlu dipertimbangkan perusahaan
dalam mendesain dan melaporkan program CSR. aspek tersebut seperti keadaan sosial
masyarakat, kebudayaan, keadaan lingkungan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut lah yang
seharusnya menjadi fokus utama.Perusahaan yang bergerak di bidang yang sama, namun
memiliki letak geografis yang berbeda ternyata memiliki program CSR berbeda dan pelaporan
CSR dengan format berbeda juga. Hal ini berkaitan dengan aspek-aspek letak geografis dan
faktor terkait geografis tersebut.
Keterbatasan Studi
Penelitian ini hanya menggunakan dua perusahaan tambang yang mengeluarkan online
report, dimana kedua perusahaan tersebut terletak di dua negara dari dua benua berbeda
Indonesia dan Australia. Penelitian ini tidak mencakup perusahaan yang bergerak di bidang
selain pertambangan dan tidak mencakup perusahaan yang tidak mengeluarkan online
report.Selain itu, penelitian ini hanya mencakup negara dari benua Asia dan Australia
saja.Sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisir ke dalam wilayah-wilayah yang tidak termasuk
objek penelitian.
Fokus penelitian ini hanya terbatas pada letak geografis yang dikaitkan dengan kinerja
perusahaan dalam melaksanakan CSR dan melaporkannya.Peluang penelitian berikutnya dapat
dikembangkan dengan melihat keterkaitan antara lokasi perusahaan dan sistem pemerintahan
yang lebih mendalam terhadap pelaporan CSR serta dapat dikembangkan pada lokasi dan jenis
perusahaan yang berbeda.
1679
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
DAFTAR PUSTAKA
Ambadar, J. 2008. Corporate Social Responsibility dalam Praktik di Indonesia.Jakarta: PT.
Elek Media Komputindo Kelompok
Gramedia.http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&
cad=rja&ved=0CFUQFjAF&url=http%3A%2F%2Fmurnioktarina.blogspot.com%2F
2012%2F02%2Ftinjauan-praktik-dan-manfaat-coorporate.html&ei=WMv-
UpnzLonYrQeo7oG4Aw&usg=AFQjCNF1pf5g8duQe084V0Bbp6IJ0TEM6A&sig2
=OjdGqG_Cai17_I3EsolSOg.
Anatan, L., 2008. Corporate Social responsibility: Tinjauan Teoritis dan Praktik di
Indonesia.
Bhatt, 2012.Mengapa Perusahaan Melakukan CSR.
http://csrineducation.blogspot.com/2012/09/mengapa-perusahaan-melakukan-
csr.html. Diakses pada 8 Juni 2013.
Boeprasert, A., 2012. Does location Matter for Corporate Social Responsibility?.National
Institute of Development Administration (NIDA) and PTT Global Chemical (PTTGC).
Boeprasert, A., 2012. Does Geographical Proximity Affect Corporate Social Responsibility?
Evidence from U.S. Market.International Business Research; Vol. 5, No. 9; 2012.
Brammer, S. J., Pavelin, S., and Porter, L. A., 2006. Corporate Social Performance and
Geographical Diversification.Journal of Business Research, 59, 1025-1034.
Cheng, M. dan Christiawan, Y. J., 2011. Pengaruh Pengungkapan CSR Terhadap Abnormal
Return. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol 13, No 1, Mei 2011: 24-36.
Dentchev, N. A., 2004.Corporate Social Performance as a Business Strategy.
http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10551-004-1348-5#close.
Detik, 2013. Coober Pedy, Satu-Satunya Kota Bawah Tanah Di Dunia.
http://m.detik.com/travel/read/2013/02/26/093717/2179651/1383/coober-pedy-satu-
satunya-kota-bawah-tanah-di-dunia?vt22011381
Elkington, John, 1998. Cannibals with Forks: The Triple Botom Line of 21st Century Business,
Philadelpia: New Society.
Emanuel, V., 2011.Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. http://www.kalimantan-
news.com/berita.php?idb=8778
Golob, U., dan Bartlett, J.L, (2006).Communicating about Corporate Social Responsibility: A
Comparative Study of CSR Reporting in Australia and Slovenia.University of
Ljubljana, Slovenia and Queensland University of Technology, Australia.
Indarti, N., 2004. Business Location and Success:The Case of Internet Café Business in
Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business Vol. 6, No. 2, pp. 171-192.
BPS, 2007. BPS Provinsi Kalimantan Timur. http://kaltim.bps.go.id.
Kotler, P., dan Nancy, L., 2005.Corporate Social Responsibility. John Wiley&Sons, Inc.:New
Jersey.
Loughran, T., 2008.The Impact of Firm Location on Equity Issuance.Financial Management,
1680
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
37, 1-21.
Maignan, I. and Ralston, D. A., 2002. Corporate social responsibility in Europe and the U.S.:
Insights from businesses’ self-presentations. Journal of International Business
Studies, 33 (3), 497-514.
Porter, M. E., dan Kramer, M. R., 2006. Strategy and Society: The link Between Competitive
Advantage and Corporate Social Responsibility. Harvard Business Review.
Porter, M. E., 2000. Location, Competition and Economic Development: Local Clusters in a
Global Economy. Economic Development Quarterly 14, no. 1, 15-34.
Rivet Software (2012). Corporate Sustainabililty Reporting. http://www.rivetsoftware.com.
Shahin, A., dan Zairi, M. 2007.Corporate Governance as a Critical Element for Driving
Excellence in Corporate Social Responsibility, International Journal of Quality and
Reliability Management Vol. 24, No. 7 2007 pp. 753-770.
Scholtens, B., dan Dam, L., 2007.Cultural values and international differences in
business ethics.Journal ofBusiness Ethics, 75, 273-284.
Wibisono, Y., 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.
http://images.andamawara.multiply.multiplycontent.com.
Wondabio, L. S. dan Sayekti, Y., 2008. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Jurnal Akuntansi & Bisnis, Vol. 8,
No. 2, Agustus 2008: 179-19.