koperasi peduli rakyat sejahtera

156

Upload: romeoenny4154

Post on 09-Aug-2015

195 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

TRANSCRIPT

Page 1: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera
Page 2: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

1K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Koperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat Sejahtera

Kisah Sukses Koperasi Simpan Pinjam Peserta ProgramPerkuatan Permodalan Agribisnis/Sektoral

Buku ini merupakan output dari pekerjaan/kegiatan “Penyusunan Kisah Sukses KSP/USP Koperasi Peserta Program Agribisnis/Sektoral pada Satuan Kerja Unit Deputi Pembiayaan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia pada Tahun Anggaran 2009

COOPERATIVE CARE ON PROSPEROUS PEOPLE

Success Stories of Save and Loan CooperativeParticipants of Capitalization Strengthening for

Agribusiness / Sectoral

This book is the output of the work / activities "Composing of Success Stories of Incorporation KSP/USP participants OFAgribusiness Cooperatives / Sector on Work Unit of Financing Unit Deputy State Ministry of Cooperatives and Small and Medium

Enterprises of the Republic of Indonesia in Fiscal Year 2009

Page 3: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

2 K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Program Pengembangan Pengusaha Mikro dan Kecil melalui Program Perkuatan PermodalanKoperasi Simpan Pinjam merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan Pemerintah melaluiKementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah untuk memberdayakan

pengusaha mikro dan kecil yang mempunyai usaha produktif.Program tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi rakyat

melalui Gerakan Koperasi di tanah air yang semakin menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu.Kemajuan itu semakin membangkitkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan koperasi sebagaiinstrumen pemberdayaan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatandan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Program Perkuatan Permodalan tersebut juga merupakan bagian dari perjuangan untukmewujudkan imej koperasi yang mampu tampil sebagai mitra masyarakat dalam mewujudkankesejahteraan.

Akhirnya, saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telahbekerja keras untuk mewujudkan penerbitan Buku Kisah Sukses Koperasi Simpan Pinjam PesertaProgram Perkuatan Permodalan ini. Kiranya berbagai kesuksesan yang telah dituliskan di dalambuku ini bisa menjadi inspirasi bagi segenap bangsa Indonesia.

Jakarta, Agustus 2009

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Suryadharma Ali

SAMBUTAN

ii

Page 4: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

3K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Micro and small Entrepreneurs Development Program through Save Loan Cooperation Capitalization Strengthening is a series of activities conducted by the Government Program troughState Ministry of Cooperation and Small and Middle Business to empower micro and small

entrepreneurs having productive business.Such program is an inseparable part of the people’s economy development through Coopera-

tion Movement in this country that shows more and more progress from time to time. Such progresslives up the trust of the community to use cooperation as economic empowerment instrument increating work field, revenue increase, and pulling out the people from poverty.

Such capitalization strengthening is also a part of the struggle to create cooperation image thatis able to appear as community partner in creating prosperity.

Finally, I’m expressing my highest appreciation to all sides that have worked hard to createthe issuance of this Book of Success Stories of Save Loan Cooperation Participant of CapitalizationStrengthening Program. Hopefully various successes that have been written in this book could beinspiration for all Indonesian people.

Jakarta, August 2009

State Minister of Small and Middle Business

Suryadharma Ali

FOREWORD

iii

Page 5: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

4 K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridho-Nya BukuKisah Sukses KSP/USP Koperasi Peserta Program Agribisnis/Sektoral ini dapat diselesaikan.Hal pertama yang ingin kami sampaikan kepada hadirin pembaca yang budiman sehubungan

dengan penerbitan Buku Kisah Sukses KSP/USP Koperasi Peserta Program Agribisnis/Sektoral adalah,bahwa perkuatan permodalan bagi KSP/USP-Koperasi yang telah disalurkan oleh Kementerian NegaraKoperasi dan UKM cq. Deputi Bidang Pembiayaan sejak tahun 2003 sampai dengan 2005 dan tahun2007 yang bersumber dari dana APBN sepatutnya diketahui secara luas oleh masyarakat.

Hal kedua yang ingin kami sampaikan adalah buku ini merupakan parade ekspose tentangmanfaat dari program perkuatan permodalan serta menampilkan perjuangan mereka untuk menjadisejahtera dan kiat-kiat keberhasilan yang telah dilaksanakan oleh KSP/USP-Koperasi peserta pro-gram. Penulisan buku ini menggunakan suatu pendekatan jurnalisme dimana kami mengajak partisipasiDinas yang membidangi Koperasi dan UKM selaku Pembina di tingkat Kabupaten/Kota, tingkat Provinsidan masyarakat sekitar penerima manfaat untuk mengungkapkan peran KSP/USP-Koperasi dalampeningkatan perekonomian di wilayahnya.

Disadari bahwa tidak jarang kegigihan dan keberhasilan dari KSP/USP-Koperasi peserta pro-gram dengan keragaman kiat yang mereka tempuh, dapat dijadikan contoh bagi KSP/USP-Koperasilainnya. Untuk itu, saya secara pribadi maupun sebagai Deputi Menteri Bidang Pembiayaan menyambutbaik penerbitan buku ini yang menggambarkan dinamika positif dari KSP/USP-Koperasi peserta pro-gram dan para anggotanya yang memanfaatkan bantuan dana dari Pemerintah. Semoga, program-program sejenis yang sangat mengandung tujuan mulia kelak akan menjadi suatu kontribusi pentingdalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang berkeadilan bagi Bangsa Indonesia.

Akhirnya, saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginyakepada semua pihak yang telah memberikan dedikasi dan kontribusi dalam merealisasikan catatan-catatan penting ke dalam buku ini. Mudah-mudahan buku ini akan memberikan arti dan motivasiyang lebih tinggi kepada kita dikemudian hari.

Jakarta, Agustus 2009Deputi Menteri Bidang Pembiayaan

Ir. Agus Muharram, MSP.

iv

Page 6: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

5K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Our gratitude is addressed to Allah SWT, since with His blessing and sincerity, these successstories of KSP/USP as Agribusiness/Sector Program Participating Cooperation could be completed. The first thing that we would like to convey to or readers with regard to the issuance

of Success Stories of KSP/USP of Agribusiness/Sector Program Participating Cooperation is thatcapitalization strengthening for KSP/USP-Cooperation that has been distributed by State Ministry ofCooperation and UKM through Funding Division Deputy since 2003 up to 2005 and 2007 derivedfrom State Revenue and Expenditure Budget should be announced to the public.

The second thing that we would like to convey is that this book is the exposure parade on thebenefit of capitalization strengthening program as well as presenting their struggles to become pros-perous and the tricks of success that have been implemented by program participant KSP/USP-Cooperation. The composing of this book uses a journalism approach in which we asked the partici-pation of Service that is in charge of Cooperation and UKM as the actor of Founder in the level ofRegency/City, Province and the surrounding community as beneficiaries to express the role of KSP/USP-Cooperation in increasing economic matters in their areas.

It is realized that the persistence and success of program participating KSP/USP-Cooperationwith the various tricks that they have achieved can be set as an example for any other KSP/USP-Cooperation. For that purpose, I personally or as Deputy Minister of Funding Field welcome theissuance of this book which describes the positive dynamic of program participating KSP/USP-Coop-eration and its members who utilize fund aid from the Government. I hope similar programs that verymuch contain noble purposes will in the future become a significant contribution in creating fair pros-perity and welfare for Indonesia as a nation.

Finally, I would like to convey my highest gratitude and honor to all sides who have provided theirdedication and contribution in realizing important notes into this book. I hope this book could providehigher meaning and motivation to us in the future.

Jakarta, August 2009Deputy Ministry of Funding Field

Ir. Agus Muharram, MSP.

PREFACE

v

Page 7: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

6 K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Sambutan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.................................. iiPengantar Deputi Menteri Bidang Pembiayaan ................................................................. iv

Bab I Prolog .......................................................................................................... 1

Bab II Dana Bergulir Untuk Modal Usaha Kecil dan Mikro ....................................... 8

Bab III Senyum dari Mereka yang TerbaikParade Kisah Sukses .................................................................................. 20Propinsi Sumatera BaratBila Keberlanjutan Koperasi Adalah Penentu Kejayaan ............................... 26Barek Samo Dipikua, Ringan Samo Dijinjiang .............................................. 32Propinsi Jawa BaratTetap Eksis Setelah Enam Dekade ............................................................. 40Kiprah Trisula di “Kota Angin” ...................................................................... 44Bila Tak Ada Dusta di Antara Kita adalah Kunci Sukses ............................... 50Propinsi Jawa TengahAgribisnis di Antara Lereng Merapi .............................................................. 57Jati Diri Kebersamaan di Bumi Kartini .......................................................... 62Tangan-tangan Dingin di Ujung Timur Pantura ............................................ 68Propinsi Jawa TimurSukses dengan Sistem Tanggung Renteng ................................................. 76Propinsi Nusa Tenggara BaratMaju Bersama Petani Tembakau dan Rumput Laut ..................................... 84Sahabat Petani di Lereng Rinjani ................................................................ 88Propinsi Nusa Tenggara TimurDari Guru untuk Masyarakat ........................................................................ 94Berani Tampil Beda ...................................................................................... 98Propinsi Kalimantan TengahBerkawan ala Surya Sekawan ..................................................................... 104Propinsi Sulawesi UtaraMitra Petani Cengkeh .................................................................................. 112Buka Peluang Lebar-lebar, Ketat Bersyarat ................................................ 116Propinsi Sulawesi TenggaraMaju Bersama Petani Rumput Laut ............................................................. 124Bertindak Cermat di Masa Sulit ................................................................... 130Propinsi MalukuMandiri di Usia Muda ................................................................................... 138

Bab IV E p i l o g...................................................................................................... 144

DAFTAR ISI

vi

Page 8: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

7K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Froeword from State Minister of Cooperation and Small and Middle Scale .......................... iiiPreface from Deputy Minister of Funding Field .................................................................. v

Chapter I Prologue .................................................................................................... 6

Chapter II Scroling Fund For Small and Micro Business Capuital ................................... 16

Chapter III Smiles of the BestA Parade of Success Stories...................................................................... 24West Sumatera ProvinceIf the Cooperation Sustainability is the Determinant of Glory ……............. 30Barek Samo Dipikua, Ringan Samo Dijinjiang ........................................... 32(We Bare Heavy Matters Together and Carry Light Matters Together)West Java ProvinceStill Exist After Six Decades………………................................................... 43The Progress of Trisula at “The Wind City” ............................................... 49If there is no Lie Betrween us is the Key to Success .......................... 53Central Java ProvinceAgribusiness in Between the Slope of Merapi ........................................... 54Togetherness Identity in the Land of Kartini .............................................. 60Cold Hands at the East Tip of North Beach ............................................... 64East Java ProvinceSuccess with Joint Responsibility System .................................................. 70West Nusa Tenggara ProvinceProgressing Together With Tobacco and Seawees Farmers...................... 78Farmers Best Friend at the Slope of Rinjani............................................... 82Nusa Tenggara Timur ProvinceLife Light at Bukit Sikka ........................................................................... 88Dare to be Different .................................................................................. 92Central Kalimantan ProvinceBeing Friends like Surya Sekawan ............................................................ 98South Sulawesi ProvinceClove Farmers Partner................................................................................ 115Providing Wide Open opportunities, Tight Requirements .......................... 120Southeast Sulawesi Tenggara ProvinceMoving Forward Together With Seaweed Farmers .................................... 128Acting Thoroughtly in Difficult Times .......................................................... 134Maluku ProvinceIndependent at a Young Age .................................................................... 130

Chapter IV E p i l o g u e ............................................................................................... 134

INDEX

vii

Page 9: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

8 K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a

Page 10: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 1

Koperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliKoperasi PeduliRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat SejahteraRakyat Sejahtera

Kisah Sukses Koperasi Simpan Pinjam Peserta ProgramPerkuatan Permodalan Agribisnis/Sektoral

COOPERATIVE CARE ON PROSPEROUS PEOPLE

Success Stories of Save and Loan CooperativeParticipants of Capitalization Strengthening for

Agribusiness / Sectoral

Page 11: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a2

Apa yang akan terjadi pada masyarakatyang selama ini tekun dan rajinbekerja: sejak dari aspek budi daya,

pascapanen, proses pengolahan, hingga tahappemasarannya; beretos jujur dan bertindaksportif, jauh dari intrik-intrik kolusi, bertradisikankebersamaan dan kekeluargaan, bila merekadiberi suntikan modal untuk memperbesaromzet usahanya?

Dugaan yang paling dekat adalah omzetbisnis mereka berangsur membesar, keuntunganmeningkat, pendapatan menggelembung, dan

mereka menuai sukses sebagai pengusaha. Dan,tentu saja, pada akhirnya kesejahteraan merekaakan semakin membaik. Jawaban semacam itusepenuhnya masuk di akal karena padadasarnya mereka adalah pelaku ekonomi yangmandiri.

Siapa mereka itu?Siapa lagi jika bukan para petani, petambak,

atau pedagang yang modal dan ruang lingkupbisnisnya terbatas, sebagaimana nelayan,perajin, dan lain-lain. Di negeri ini, jumlah mereka

Prolog

Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

Page 12: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 3

yang bergerak di usaha kecil dan mikro ini sangatbanyak, tersebar di kawasan perdesaan(mayoritas), dan sebagian lagi di perkotaan yangbergerak dalam berbagai sektor usaha.

Bagi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecildan Menengah, dinamika di atas adalah hal yangmembanggakan. Memang, tidak semua darimereka tertampung ke dalam koperasi. Merekayang telah menjadi anggota koperasi padaumumnya memiliki kekhasan dalam etosusahanya.

Nah, untuk mempertegas upaya pember-dayaan terhadap usaha kecil ini, KementerianKoperasi dan Usaha Kecil dan Menengah lantasmengeluarkan kebijakan Program Pengem-bangan Pengusaha Mikro dan Kecil melaluiPerkuatan Dana Bergulir Bagi Koperasi SimpanPinjam (KSP) untuk membiayai usaha ekonomiproduktif di sektor agribisnis dan sektor usahaproduktif lainnya.

Penekanan terhadap sektor agribisnis dansektor lain itu tentu saja berdasarkanpertimbangan-pertimbangan yang matang.Agribisnis adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup.Agribisnis merupakan cara pandang ekonomimasyarakat di bidang pertanian. Namun,agribisnis juga berarti semua usaha ekonomiyang berbasis sumber daya alam. Karena itu,yang menjadi sasaran program di atas bukanhanya anggota koperasi yang bergerak dibidang pertanian saja, tetapi juga mereka yangmengembangkan rumput laut, dan usaha-usahapengolahan hasil-hasil alam lainnya.

Tujuan Program Pengembangan Pengu-saha Mikro dan Kecil melalui perkuatanpermodalan KSP ini yaitu: Meningkatkan aktivitasdan pendapatan Pengusaha Mikro dan Kecilmelalui pelayanan pinjaman modal usaha yangberasal dari KSP; Meningkatkan kemampuandan jangkauan layanan KSP khususnya di sektor

Page 13: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a4

agribisnis; Meningkatkan kualitas Sumber DayaManusia pengelola KSP.

Program ini merupakan serangkaian ke-giatan yang dilakukan Pemerintah melalui Pro-yek Pengembangan Kebijakan PeningkatanAkses Sumberdaya Produktif yang bersumberdari dana APBN dalam bentuk pemberianbantuan perkuatan permodalan kepada KSPdengan pola dana bergulir.

Bantuan Perkuatan Dana Bergulir BagiKoperasi Simpan Pinjam (KSP) di Sektor Agribisnisselanjutnya disebut Dana Bergulir KSP Agribinisadalah dana yang berasal dari Pemerintah melaluiKementerian Koperasi dan Usaha Kecil danMenengah yang disalurkan kepada KoperasiSimpan Pinjam (KSP) di Sektor Agribisnis sebagaipinjaman dana bergulir untuk disalurkan lebih lanjutkepada anggotanya dalam bentuk pinjaman.

Program tersebut dimulai pada 2003 danditeruskan pada tahun 2004. Mengingatpelaksanaan program Bantuan Perkuatan DanaBergulir di Sektor Agribisnis di tahun 2003 dan2004 berlangsung cukup gemilang, maka padatahun 2005 Pemerintah memperluas usahapengembangan melalui bantuan perkuatan DanaBergulir Sektoral guna membiayai berbagaisektor usaha produktif lainnya, melalui sumber

pembiayaan APBN. Karena itu, sejak 2005 pro-gram tersebut dikenal sebagai Bantuan Per-kuatan Permodalan KSP Agribisnis / Sektoral.

Pelaksananaan program tersebut meng-gambarkan seperti yang terlukis di bagian awaltulisan itu. Rata-rata koperasi penerima pro-gram bantuan berhasil menyalurkan kreditpenguatan modal mereka kepada para anggota.Kinerja koperasi, baik pengembalian modal darianggota maupun angsuran koperasi ke bankpelaksana secara nasional baik. Bisa dikatakankredit macet di bawah angka 2% seperti batasmaksimal yang diberlakukan.

Perkuatan juga ditempuh melalui program-program peningkatan kapasitas koperasi didalam mengelola usahanya. Kapasitas yangdimaksud adalah bidang manajemen, sistempelaporan dan administrasi keuangan, dankemampuan teknis lainnya, hingga wawasankewirausahaan. Hal ini niscaya mengingatkoperasi adalah sentra usaha bagi parapengusaha kecil/ mikro.

Pengalaman menyebutkan bahwa pembinaanakan berlanjut ke anggota. Koperasi yang telahtertata dengan baik dalam berbagai aspeknya secaranatural akan menularkan berbagai keterampilan danpengetahuannya kepada anggota.

Kemudahan pada Koperasi Simpan Pinjam dalam memberikan bantuan modal usaha sangat membantu petani dan pengusaha kecil

Page 14: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 5

Nah, banyak pelajaran berharga selamapelaksanaan program-program di atas. Rasanyaterlalu sayang bila momentum-momentumseperti itu lenyap begitu saja. Antara lain untuktujuan menjawab kesanksian itulah buku inidisusun.

Jauh dari kesan formal, buku ini disusunmelalui proses peliputan di koperasi-koperasiterbaik yang tersebar di seluruh Indonesia. Tidaksemua yang terbaik berhasil diliput. Timpenyusun membagi beberapa koperasi di 10provinsi yang mencerminkan keterwakilanwilayah Indonesia bagian barat, tengah dantimur. Cara pemilihan kabupaten dan kotadidasarkan kepada ragam jenis usaha yangdikembangkan.

Namun demikian, meski buku ini jauh darikesan formal, koperasi-koperasi yang kisahsuksesnya ditampilkan dipilih berdasarkankriteria baku. Setidaknya, ada lima kriteria suksesyang menjadi bahan pertimbangan, yakni:sukses penyaluran dana; sukses pemanfaatandana; sukses pengembalian dana; suksespeningkatan usaha dana; dan sukses pengem-bangan usaha dana;

Jika kemudian buku ini diberi judul KoperasiPeduli Rakyat Sejahtera, itu semata karena ingin

memunculkan sebuah pesan bahwa koperasiadalah sebuah aset, sekaligus potensi, yang jikadigerakkan dan dikembangkan secara optimalakan bermuara pada kesejahteraan rakyat. Tentusaja, ukuran sejahtera itu berjenjang.

Rakyat, dalam konteks ini diwakili oleh paraanggota koperasi penerima pinjaman bergulir,yang berhasil menaikkan taraf hidup merekatelah menuai hasil program Perkuatan DanaBergulir Bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP)Agribisnis/ Sektoral. Dengan tulus, senyummereka terkembang. Di balik senyum mereka ituada ‘sebongkah’ kebanggaan bahwa perjuanganmereka untuk menjadi lebih sejahtera telahberada pada jalur yang benar. Di balik senyum-senyum itu pula terkandung beribu memoritentang pergulatan yang tak ringan. Pergulatantentang mengelola sawah, kolam, tambak,bengkel, kedai makan, dan sebagainya. Diantara memori-memori itu, ada satu yang takakan mereka lupakan—bahkan akan terwariskankepada generasi penerus mereka kelak—yaknikepedulian insan-insan koperasi, yang sejakawal setia mendampingi pergulatan mereka itu.Melalui buku ini serempak mereka bersuara:Terima kasih Koperasi.

Seorang anggota Kopdit Obor Mas (NTT) sedang menerima kunjungan petugas Kopdit. Keharmonisan hubungan antara Pengurusdan Anggota Koperasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengelolaan Koperasi.

Page 15: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a6

What would happen to a communitymembers who have worked diligently: from cultural, post harvest,

management process up to its marketing as-pects; with honest ethos and sportive acts,far from collusion intrigues, has togethernessand family tradition, if they were provided withcapital injection to enhance their businessearnings?

The closest assumption is that their busi-ness earnings would enhance, profit increase,income would enlarge and they would yieldsuccess as businessmen. And of course, inthe end their prosperity will improve. This typeof answer is fully logical since basically theyare independent economic actors.

Who are they?

None other than farmers, fishermen,traders with limited capital and businessspace, such as fishermen, craftsmen, andmany others. In this country, the number ofthose who are engaged in small and microbusiness is very large, scattered in villageareas (majority), and some in urban areaswhich engage in various business sectors.

For the Ministry of Cooperation and Smalland Middle Scale Business, the dynamic above

Prolog

ProsperousCommunity CareCooperation

is a pride. Indeed not all of them are accommo-dated in the cooperation. Those who have be-come members of cooperation generally havetypical characteristics in their business ethos.

Well, to expressly shows the empowermentfor this small business, Ministry of Cooperationand Small and Middle Scale Enterprises then is-sued Micro and Small Development throughScrolling Fund Strengthening for Save LoanCooperation (KSP) Program to fund productiveeconomic business in agricultural and any otherproductive business sectors. The emphasizingon agricultural and other sectors is of coursebased on proper considerations. Agribusinessis an activity of utilizing natural resources to ful-fill life needs. Agribusiness is an economic per-spective in agriculture sector. However,agribusiness also means all economic businesswith natural resources basis. Therefore the tar-get of program above is not only cooperationmembers engaged in agricultural field, but alsothose developing sea weed, and any other natu-ral resources products processing business.

The objective of Micro and Small Entrepre-neur through KSP capital strengthening is: to in-crease activities and income of Micro and smallEntrepreneur trough business capital servicederived from KSP; to increase ability and cover-age of KSP service especially in agribusiness

Page 16: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 7

sector; to increase KSP manager Human Re-sources quality.

This program is a series of activities con-ducted by the Government through ProductiveResources Access Increase DevelopmentProject originating from the State Revenue andBudget of 2004 fund in the form of the grantingof capital strengthening aid to KSP in the pat-tern of scrolling fund.

Such Save and Loan Cooperation (KSP)Scrolling Fund Strengthening Aid which is fur-ther referred to as Agribusiness KSP ScrollingFund is fund deriving from the Governmentthrough the Ministry of Cooperation and Smalland Middle Scale Business which is distributedto Save Loan Cooperation (KSP) in AgriculturalSector as scrolling fund loan to further be dis-tributed to its members in the form of loan.

Such program was commenced in 2003 andwas continued in 2004. Considering the successof Scrolling Fund Strengthening Aid in Agricul-tural Sector in 2003 and 2004, then in 2005 theGovernment extended development businessthrough Sectoral Scrolling Fund strengtheningaid to fund various other productive businesssectors, through fund source from State Rev-enue and Budget. Therefore since 2005 suchprogram was known as Agribusiness/SectoralKSP Fund Strengthening Aid.

The implementation of such program wasdescribed as what is illustrated in the early partof this writing. In average cooperations receiv-ing the aid program were successful in distribut-ing credits to strengthen their capital to theirmembers. Cooperation performance, both incapital return from members and cooperationinstallment to the bank national wide is favor-able. Non performing credit can be consideredas below 2% as the applied limit.

Strengthening was also sought throughcooperation capacity increase programs in man-aging its business. The capacity concerned is inthe field of management, reporting system, andfinancial administration, and any other technicalabilities, up to entrepreneurial horizon. This mat-ter will in turn make cooperation the center ofbusiness for small/micro entrepreneurs.

Experience has shown that developmentwill continue to members. Cooperations that havebeen ordered well in various aspects naturallywill transfer their various skills and knowledge

to their members.Well, there are many valuable lessons

during the above programs. It would be sucha waste if such momentums disappear just likethat. It is that reason, among other things, thatunderlies the objective to compose this book.

Far from formal image, this book is com-posed through covering process in the best co-operations scattered all over Indonesia. Not allof the best were covered. The composing teamdivided several cooperations in 10 provices thatreflect the represented ness of Indonesian areain western, central and eastern parts. Themethod in choosing regencies and cities wasbased on business types developed.

However, even though this book is far fromformal image, cooperations which success sto-ries are presented were chosen based on rawcharacteristics. At least there are five success-ful criteria that became the material of consid-eration, namely: fund distribution success; fundutilization success; fund return success; fundbusiness increase success; and fund businessdevelopment success;

If further this book was titled ProsperousCommunity Care Cooperation, it is merely be-cause a message that cooperation is an as-set and at the same time a potential which, if it ismoved and developed, optimally will end up incommunity welfare, is intended to be set out. Ofcourse, the size of welfare has its own levels.

People, in this context is represented bymembers of cooperation receiving scrollingloan, who are successful in increasing their lifestandard after they have harvested the outputof Scrolling Fund Strengthening For Loan SaveCooperaton (KPS) in Agribusiness/Sector pro-gram. Sincerely, their smiles bloom. Behindthose smiles there is a “piece” of pride that theirstruggle to become more prosperous has beenin the right lane. Behind those smiles there arealso thousands of memories about heavystruggle. Struggle on the management of ricefield, pond, embankment, workshops, restau-rants, and etc. Among these memories thereis one that they cannot forget-even when theyinherit it to their future generation-the care ofcooperation personnel, who since the begin-ning have been loyal assisting their struggle.Through this book together they will say: Thankyou Cooperation.

Page 17: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a8

Bab II

Suatu ketika pada tahun 1953,sepenggal isi pidato Bung Hatta padaperayaan Hari Koperasi yang ke-3

berbicara tentang sejauh mana manfaat koperasibagi rakyat petani dan pengrajin. Ketika itu,secara retoris Bapak Koperasi Indonesia itubertanya: “Sudahkah berkembang peternakan dikalangan rakyat yang dibiayai dengan pinjamankoperasi? Sudahkah terlaksana di mana-manakebun sayur dibiayai dengan pinjaman

Dana Bergulir Untuk ModalUsaha Kecil dan Mikro

koperasinya? Bagaimana koperasi di kalanganpertukangan dan kerajinan? Sampai di manakahhasil yang diperoleh dengan koperasi untukmengatasi ijon dengan pinjaman kecil-kecil sesuaikebutuhan dan lain-lainnya?” Meski berbentuksebuah kalimat tanya, pesan Bung Hatta dalampenggalan pidatonya itu sangat jelas: bahwaKoperasi harus mampu membiayai para petanidalam berusaha, juga para pengusaha kecil yangbergerak di sektor riil.

Berpuluh tahun kemudian, sentilan bernada

Page 18: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 9

introspektif itu ternyata masih relevan untukdiungkapkan: “sudahkah koperasi mampumendampingi para petani dan pengusaha kecildan mikro?” Begitu kira-kira bentuk pertanyaanitu di masa kini. Sementara itu fakta di lapanganberbicara bahwa, meski bukan segala-galanya,aspek permodalan merupakan sebuah aspekpenting dalam pengembangan dan pembinaanusaha kecil dan menengah (UKM).

Jika mengacu pada visi Bung Hatta padaparagraf pertama tadi maka Koperasi idealnyatampil sebagai lembaga yang mampu menjawabaspek permodalan yang dibutuhkan para petanidan pengusaha kecil dan mikro tadi. Namun, setalidua uang, kondisi sebagian besar koperasi punsetali dua uang dengan para pengusaha kecildan mikro: sama-sama minim permodalan.Sementara itu, dalam konteks pembinaan danpengembangan koperasi dan usaha kecil dan

menengah (KUKM) tersebut, kemampuan KUKMuntuk mengakses sumber permodalan, baik baikdari lembaga keuangan bank maupun bukan bankmasih rendah. KUKM dianggap belum bankable.

Atas dasar fakta itu, Pemerintah dalam halKementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecildan Menengah merasa perlu membangunsebuah ‘jembatan’ yang bisa menghubungkanantara KUKM dan sumber permodalan, yangdalam konteks ini diawali dengan dana stimulandari APBN. Berangkat dari visi itulah lahir Pro-gram Dana Bergulir pada Kementerian NegaraKoperasi dan UKM termasuk ProgramPengembangan Pengusaha Mikro dan Kecilmelalui Bantuan Perkuatan Dana Bergulir BagiKoperasi Simpan Pinjam (KSP) yang bergerakdalam pembiayaan Agribisnis/Sektoral.

Program ini memiliki tujuan yang sangatstrategis, yakni meningkatkan aktivitas dan

Page 19: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a10

pendapatan Pengusaha Mikro dan Kecil melaluipelayanan simpan pinjam; meningkatkan aksesanggota dan calon anggota untuk memperolehpelayanan pinjaman dari KSP; meningkatkankemampuan dan jangkauan layanan KSP yangbergerak dalam pembiayan agribisnis/sektoral;meningkatkan kualitas sumberdaya manusiapengelola KSP; dan membangun KSP sebagailembaga keuangan yang handal agar dapatsejajar dengan lembaga keuangan lainnya.Melalui mekanisme ini transfer dana dariPemerintah Pusat pada akhirnya bisa menjadimotor penggerak aktivitas ekonomi di daerah,terutama di daerah perdesaan. Perputaran danapinjaman bergulir itulah kemudian yang menjadibahan bakar pertumbuhan ekonomi di daerah.

Program ini mulai dilaksanakan olehKementerian Negara Koperasi dan UKM sejaktahun 2003. Dalam kurun waktu itu, terjadibeberapa dinamika kebijakan. Selama duatahun, yakni tahun 2003 dan tahun 2004, pro-

gram Perkuatan Dana Bergulir ini fokus padaKoperasi Simpan Pinjam (KSP) yang bergerakdalam pembiayaan agribisnis. Pada tahun 2003,program ini bernama “Program PengembanganPengusaha Mikro dan Kecil Melalui PerkuatanModal Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di SektorAgribisnis”. Kemudian pada tahun 2004, pro-gram ini bernama “Program PengembanganPengusaha Mikro dan Kecil Melalui BantuanPerkuatan Dana Bergulir Bagi Koperasi SimpanPinjam (KSP) di Sektor Agribisnis”.

Satu tahun kemudian, yakni pada tahun2005, program ini dikembangkan tak hanyauntuk pengembangan usaha mikro dan kecil disektor agribisnis tapi juga pengembanganusaha mikro dan kecil di sektor riil lainnya dengannama “Program Pengembangan PengusahaMikro dan Kecil Melalui Bantuan Perkuatan DanaBergulir Bagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP)Sektoral”. Setelah sempat vakum satu tahunselama 2006, pada tahun 2007 program ini

Aktivitas usaha di pabrik penggilingan padi milik anggota KSP Lestari Mandiri, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Page 20: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 11

dilanjutkan dengan nama “Program PeningkatanPermodalan Dana Bergulir Sektoral BagiKoperasi, Usaha Mikro, dan Kecil”.

Selama rentang waktu 2003 sampai 2005dan 2007 Pemerintah mengalokasikan danasebesar Rp. 321.700.000.000,- bagi 448 koperasiyang tersebar di 32 provinsi. Dari alokasi danasebesar itu, tercatat realisasi pencairan sebesarRp. 299.150.715.000. Kemudian, berdasarkanhasil monitoring yang dilakukan KementerianKUKM per Maret 2009 dana pinjaman bergulirtersebut telah berkembang menjadi Rp.840.972.990.980 dengan jumlah pemanfaatsebanyak 183.968 anggota koperasi. Itu artinyatelah terjadi dinamika positif hingga sebesar281%. Catatan hasil monitoring itu memberi sinyalindikasi bahwa koperasi penerima programberhasil didalam mengelola dan menggulirkanbantuan yang diberikan. Jumlah dana yangtersalur dan hasil pengembangannya itu punmenjadi salah satu indikasi bahwa program ini

telah berjalan dengan baik.Demi kebersinambungan program dana

bergulir ini, koperasi peserta program wajibmengembalikan angsuran pokok dan bungakepada Bank Pelaksana. Hingga 31 Maret 2009kinerja pengembalian angsuran pokok dan bungatersebut tercermin pada tabel di bawah ini.

Angka-angka pada tabel tersebutmenunjukkan bahwa meskipun para koperasipeserta program sukses mengembangkan danabergulir tersebut hingga 281 % tapi tingkat ataukinerja pengembalian angsuran pokok danbunga masih belum sesuai target (lihat tabel).Dari yang seharusnya Rp. 104.797.609.500 baru44,92 % atau Rp.47.076.688.594 yang telahditunaikan. Menurut penelusuran, angkapengembalian angsuran pokok dan bunga yangrendah itu disebabkan karena Bank Pelaksanadipandang masih kurang aktif dalam melakukanpembinaan dan monitoring kepada koperasipeserta program. Di samping itu, kewajibanKelompok Kerja Keuangan Kabupaten/ Kota jugadipandang belum optimal.

Hasil monitoring dan evaluasi jugamenunjukkan bahwa di tingkat nasional, PropinsiJawa Timur merupakan propinsi dengan tingkatrealisasi pencairan terbesar, yakni yaitu434,32%. Di propinsi ini, jumlah dana pinjamanbergulir terlah berkembang dari Rp. 39,8 miliarmenjadi Rp. 167,81 miliar. Propinsi lain yang jugamemiliki kinerja bagus, yakni Propinsi JawaTengah dengan perkembangan sebesar255,99% atau berkembang dari Rp. 35 miliarmenjadi Rp. 89.59 miliar.

***Teknis Pelaksanaan

Tidak semua Koperasi bisa menerima pro-gram perkuatan permodalan bagi koperasi,usaha mikro dan kecil tersebut. Ada syarat-syaratyang harus dipenuhi Koperasi-koperasi SimpanPinjam calon penerima dana perkuatan.

Syarat-Syarat Umum:a. Telah melaksanakan Rapat Anggota

Tahunan (RAT) sebanyak 3 (tiga) TahunBuku terakhir;

b. Hasil penilaian kesehatan dalam 2 (dua)tahun terakhir berturut-turut “sehat”;

c. Memiliki kantor sendiri yang telah ditempatiminimal 2 (dua) tahun;

d. Dalam melayani anggota-anggota disentra agribisnis, bersedia membuat unit

Page 21: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a12

pelayanan yang berada di lokasi sentraagribisnis;

e. Kelompok masyarakat sebagai anggotaKSP sudah pernah memperoleh dukunganmodal dan pembinaan dari instansi teknis,yang dikelola dengan pola simpan pinjamdan sudah diadministrasikan secara tertib;

f. Diutamakan bagi KSP yang paraanggotanya mempunyai hubungankerjasama kemitraan dengan perusahaanpenghela.

g. Ada pihak yang menjadi JaminanPerorangan (personal guarantee) atasDana Perkuatan yang diterima pesertaprogram perkuatan modal KSP.

Pada tahun 2004 syarat-syarat umumtersebut diperbarui. Beberapa pembaruantersebut di antaranya:

a. Merupakan koperasi primer kota/kabupaten yang telah berbadan hukumminimal 4 (empat) tahun dan melak-sanakan RAT 3 (tiga) Tahun Buku terakhirdan memiliki predikat “sehat” berdasarkanhasil penilaian kesehatan dalam 2 (dua)tahun berturut-turut;

b. KSP telah memperoleh jaminan per-orangan (Personal Guarantee) dariBupati/ Wali Kota setempat untukmengelola Dana Bergulir KSP Agribisnis.

Syarat-Syarat Khusus :a. Merupakan lembaga koperasi primer

Kabupaten/Kota yang sudah berbadanhukum minimal 4 tahun;

b. Di samping anggota secara keseluruhan,

KSP juga memiliki anggota minimal 100orang yang bergerak dibidang usahaproduktif yang sejenis antara lain: petani,peternak dan nelayan (bukan pedagang);

c. Jumlah Pinjaman yang diberikan minimalRp. 1 milyar;

d. Tunggakan pinajaman macet maksimal 2%;e. Memiliki Komputer sendiri dan sanggup

membeli komputer minimal Pentium 3;f. Hasil audit 2 tahun terakhir, Wajar Tanpa

Syarat (WTS);g. Mempunyai Sistem Pengendalian Intern

(SPI) yang telah berjalan secara efektif;h. Pengelolaan Usaha KSP sudah didele-

gasikan kepada manajer dan didukungkaryawan-karyawan yang professional,serta tidak terjadi perangkapan pekerjaanuntuk fungsi-fungsi yang bertentangan;

i. Jumlah modal sendiri yang terdiri dariSimpanan Pokok, Simpanan Wajib,Cadangan, Donasi dan Sisa Hasil Usahatahun berjalan minimal sebesar 33% daritotal aset.

Sedangkan persyaratan bagi Unit SimpanPinjam (USP) Koperasi calon penerima danaperkuatan adalah sebagai berikut:

a. USP Koperasi sudah menjadi unit otonomminimal 3 tahun;

b. Telah melakukan pemisahan dalamakuntansi usaha dari akuntansiKoperasinya.

c. Bersedia mengubah badan hukumnyamenjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Anggota koperasi yang berhak menerima

1 2003 Rp. 2.653.798.676 Rp. 2.145.214.083 Rp. 5.000.000.000 Rp. 6.000.000.0002. 2004 Rp. 25.888.986.731 Rp.23.431.731.955 Rp. 57.249.580.000 Rp. 68.699.496.0003. 2005 Rp. 18.483.903.187 Rp.10.956.055.146 Rp. 41.918.029.500 Rp. 25.150.817.7004. 2007 Rp. 50.000.000 Rp. 5.000.000 Rp. 630.000.000 Rp. 378.000.000

Jumlah Rp. 47.076.688.594 Rp.36.538.001.184 Rp.104.798.609.500 Rp.100.228.313.700

TahunProgram

NoBunga Pokok Bunga Pokok

Sudah Dibayar SebelumnyaKewajiban Kepada Bank

Tabel 1. Kewajiban Koperasi Ke Bank

Sumber Data: Koperasi Peserta Program, Dinas yang membidangi Koperasi dan UKM, dan Bank Pelaksana (diolah)

Page 22: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 13

pinjaman dana bergulir untuk membiayai usaha-usaha ekonomi produktif dari alokasi dana pro-gram ini juga diatur dengan seleksi ketat. Aturanini dibuat sebagai pagar bagi KSP-KSP pesertaprogram dalam menyalurkan pinjaman danabergulir tersebut. Sepanjang aturan ini ditaati,resiko pinjaman macet semakin kecil. PengusahaMikro dan Kecil calon penerima pinjaman dariKSP wajib memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Terdaftar sebagai anggota KSP/calonanggota KSP;

b. Memiliki aktivitas usaha produktif di bidangagribisnis/sektoral yang menciptakan nilaitambah sehingga berkemampuan untukmengembalikan/ melunasi pinjaman;

c. Tidak mempunyai tunggakan pinjaman padaKSP;

d. Mengajukan permohonan pinjaman kepadaKSP sesuai kelayakan usaha;

e. Mendapat persetujuan dari pengurus KSPatas hasil analisa kelayakan dari manajerpengelola simpan pinjam.

Pada tahun 2005, seiring dengan dinamikayang terjadi pada pelaksanaan program tahun2003 dan 2004, Kementerian Negara Koperasidan UKM kemudian kembali melakukan penyem-purnaan teknis pelaksanaan penyaluran pin-jaman dana bergulir tersebut. Penyempurnaanini dilakukan untuk mengakomodir pengem-bangan program. Jika pada tahun 2003 dan tahun2004 fokus program lebih pada KSP yangmembiayai usaha mikro dan kecil di sektoragribisnis, pada tahun 2005 sasaran KSP pesertaprogram diperluas tak lagi terbatas pada KSPyang membiayai usaha mikro dan kecil di sektoragribisnis tapi juga KSP yang membiayai usahamikro dan kecil di berbagao sektor riil lainnya.

Beberapa perubahan itu di antaranya padaSyarat-syarat umum KSP calon penerima danabergulir sektoral itu di antaranya:

a. KSP calon penerima diprioritaskan yangbelum pernah memperoleh Dana BergulirKSP Agribisnis;

b. KSP memiliki anggota minimal 100 (seratus)orang Pengusaha Mikro dan Kecil yangbergerak disektor usaha produktif yangsejenis antara lain: pertanian, kehutanandan perkebunan, peternakan, perikanan,pertambangan dan galian, industri pengo-lahan dan kerajinan, perdagangan dananeka jasa lainnya;

c. Telah berbadan hukum minimal 4 (empat)tahun dan melaksanakan Rapat AnggotaTahunan (RAT) 3 (tiga) Tahun Buku terakhirdan memiliki predikat “sehat” berdasarkanhasil penilaian kesehatan dalam 2 (dua) tahunberturut-turut serta klasifikasi minimal B;

d. Hasil audit 2 (dua) tahun terakhir berpredikatWajar Tanpa Syarat (WTS);

e. Memiliki jumlah kekayaan bersih minimalsebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus jutarupiah), dan memiliki simpanan pokok mini-mal Rp.150.000.000,- (Seratus lima puluhjuta rupiah), bagi KSP Calon Penerima DanaBergulir Sektoral sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

f. Memiliki kekayaan bersih minimal sebesarRp. 150.000.000,- (seratus lima puluh jutarupiah), dan memiliki simpanan pokok mini-mal Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima jutarupiah), bagi KSP Calon Penerima DanaBergulir Sektoral sebesar Rp.500.000.000,-(lima ratus juta rupiah).

g. Memberikan pelayanan pinjaman kepadaanggota minimal 70 % (tujuh puluh perseratus) dari total pinjaman yang diberikan;

h. Memiliki saldo pinjaman (piutang) minimalRp.750.000.000,- (tujuh ratus lima puluh jutarupiah), bagi KSP Calon Penerima DanaBergulir Sektoral sebesar Rp.1.000.0 00.000,-(satu milyar rupiah).

i. Memiliki saldo pinjaman (piutang) minimal Rp.375.000.000,- (tiga ratus tujuh puluh limajuta rupiah), bagi KSP Calon Penerima DanaBergulir Sektoral sebesar Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah).

Sedangkan beberapa perubahan padaSyarat-syarat Khusus bagi KSP calon penerimadana bergulir sektoral itu di antaranya:

a. Bersedia atau telah melayani anggota-anggotanya di berbagai sektor usahaproduktif dan membuka unit pelayanan yangberada di lokasi sentra;

b. Diprioritaskan bagi KSP yang anggota-anggotanya mempunyai hubungan kerjasamakemitraan dengan perusahaan penghela;

c. KSP telah memperoleh jaminan perorangan(Personal Guarantee) dari Bupati/ Wali Kotasetempat untuk mengelola Dana Bergulir Sektoral;

d. Total tunggakan pinjaman macet maksimal2 % (dua persen);

Page 23: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a14

e. Pengelolaan Usaha KSP sudah didele-gasikan kepada manajer yang didukung olehkaryawan yang profesional dan tidak terjadiperangkapan pekerjaan, dengan Jumlahkaryawan dan manajer minimal 5 orang;

f. Modal sendiri minimal sebesar 33 % (tigapuluh tiga per seratus) dari total aset;

g. Telah memiliki prosedur pemberian pinjamanke anggota.

Selain Syarat Umum dan Syarat Khusustersebut di atas yang berlaku bagi KoperasiSimpan Pinjam (KSP), sejak tahun 2005 USP-Koperasi calon penerima Dana Bergulir Sektoralwajib memenuhi syarat tambahan, yakni:

a. manajemen USP-Koperasi telah dikelolasecara otonom minimal 3 tahun, dan siapmenjadi KSP;

b. telah melakukan pembukuan terpisah ataspengelolaan usaha simpan pinjam dariakuntansi koperasinya, dibuktikan denganneraca lajur 3 (tiga) tahun terakhir;

c. Koperasi induk bersedia melakukanpembagian, dengan cara memisahkan unitSimpan Pinjam dari koperasi untuk menjadiKoperasi Simpan Pinjam tersendiri ataumengubah nama dan bidang usaha koperasimenjadi hanya Usaha Simpan Pinjam (KSP);

d. seluruh aset USP-Koperasi menjadi asetKSP yang baru dibentuk.

Kemudian, selain syarat-syarat yang telahditetapkan pada petunjuk teknis tahun 2003 dan2004, pada tahun 2005 Pengusaha Mikro danKecil calon penerima pinjaman dari KSP jugawajib memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Terdaftar sebagai anggota KSP aktif mini-mal 1 (satu) tahun dan dibuktikan denganjumlah simpanan wajib di koperasi;

b. Mempunyai aktivitas di sektor usahaproduktif dan masih dapat dikembangkanserta menciptakan nilai tambah, sehinggamemiliki kemampuan untuk mengembalikan/melunasi pinjaman;

c. Tidak mempunyai tunggakan pinjamanpada KSP;

d. Bersedia menyimpan 5 % dari pokokpinjaman di KSP dalam bentuk SimpananWajib Khusus milik anggota sebagai bagiandari pemupukan modal sendiri KSP danuntuk keperluan stabilitas permodalan KSP.

***Pada tahun 2007, terjadi beberapa

perubahan persyaratan yang harus dipenuhiKoperasi Peserta Program. Beberapa persyaratanyang mengalami perubahan itu, di antaranya:

a. Koperasi telah berbadan hukum minimal 1(satu) tahun dan melaksanakan RapatAnggota Tahunan (RAT) dengan memilikipredikat “cukup sehat” berdasarkan hasilpenilaian kesehatan yang dilakukan pejabatyang berwenang;

Suasana di kantor manajemen KSP Cipta Mandiri, Pulau Buru. Idealnya, pengelolaan Usaha KSP didelegasikan kepada manajeryang didukung oleh karyawan yang profesional

Page 24: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 15

b. Belum pernah memperoleh Dana Bergulir dariKementerian Negara Koperasi dan UKM.

c. Koperasi memiliki kekayaan bersih minimalRp. 150.000.000,- (seratus lima puluh jutarupiah) termasuk simpanan pokok dan wajibminimal Rp. 100.000.000,- (seratus juta ru-piah), memiliki saldo piutang minimal Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) danmemiliki jumlah anggota paling sedikit 100orang, untuk Koperasi calon penerima danabergulir sebesar Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah);

d. Koperasi memiliki kekayaan bersih minimalRp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)termasuk simpanan pokok dan wajib mini-mal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta ru-piah), memiliki saldo piutang minimal Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) danmemiliki jumlah anggota paling sedikit 60 orang,untuk Koperasi calon penerima danabergulir sebesar Rp. 300.000.000,- (tigaratus juta rupiah).

Sedangkan beberapa perubahan padapersyaratan khusus, yakni :

a. Koperasi telah memperoleh jaminan per-orangan (Personal guarantee) dari KepalaDinas Kabupaten/Kota, dengan meng-gunakan formulir sebagaimana contoh padalampiran 14 peraturan ini;

b. Total tunggakan pinjaman macet maksimal5% (lima persen) yang dibuktikan dengan

laporan tahunan berjalan;c. manajemen unit usaha koperasi yang akan

mengelola dana bergulir, telah dikelolasecara otonom minimal 1 (satu) tahun;

d. unit usaha koperasi yang akan mengeloladana bergulir telah menyelenggarakanpembukuan secara terpisah atas pengelolaanusaha koperasinya, yang dibuktikan denganlaporan keuangan pada tahun terakhir.

Selain aturan-aturan main tadi, KementerianKoperasi dan UKM juga telah mengantisipasikemungkinan-kemungkinan khusus terutamabagi koperasi-koperasi yang berlokasi di daerahtertinggal atau di daerah yang terkena bencanaalam atau koperasi yang dinilai mempunyai peranstrategis pada daerah tertentu. Salah satucontoh, KSP Cipta Mandiri di Pulau Buru, yangprofilnya ditampilkan dalam buku kisah suksesini. Meski baru berdiri pada tahun 2004, KSPCipta Mandiri bisa menjadi peserta program inipada tahun 2005 berdasarkan Pasal 7Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKMNo. 12/2005. Pada pasal itu disebutkan bahwa“Menteri dapat menetapkan KSP/USP-KoperasiPenerima Dana Bergulir Sektoral secara khususyang dinilai mempunyai peran strategis antaralain untuk keperluan pembinaan KSP/USP-Koperasi di daerah yang sedang berkembang,daerah perbatasan/terpencil. Dalam konteks ini,Pulau Buru dipandang memiliki kedudukan strategissebagai ‘lumbung beras’ di Propinsi Maluku.

Sebagian besar KSP tadinya merupakan Unit Simpan Pinjam (KSP) dari sebuah koperasi induk. Gambar menunjukkan suasanapelayanan di sebuah KSP.

Page 25: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a16

One day in 1953, a piece of BungHatta’s speech content in the celebration of the 3rd Cooperation Day

which discussed how far cooperation canbenefit for farmers and craftsmen. At the time,rhetorically such Indonesian CooperationFounding Father asked: “has animal farmingdeveloped in the community which is fundedby cooperation loan? Has vegetable plantsbeen funded by their cooperation loan? Howare cooperations among the handicraft andcraftsmen? How far is the output obtainedwith cooperation to overcome early crops pur-

chase with small loan in accordance with needsand others?” Even though it is in the form ofquestions, Bung Hatta message in its speech partis very clear: that Cooperation must be able tofund farmers in running their business, also forsmall entrepreneurs who are engaged in realsectors.

Many years later, such introspective in na-ture critic is still relevant to be expressed: “havecooperations been able to assist farmers andmicro and small entrepreneurs?“ That is approxi-mately the form of such statement in the present.In the mean time the facts on the field speak out

Chapter II

Scrolling FundFor Small and Micro Business Capital

Page 26: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 17

that even though it is not everything, capitaliza-tion aspect is the important aspect in the devel-opment and founding of small and middle scalebusiness (UKM).

If referring to the mission of Bung Hatta inthe first paragraph earlier, then ideally Coopera-tion appears as an institution that is able to an-swer capitalization aspect needed by such farm-ers and small and micro entrepreneurs. How-ever, same as usual, the conditions of coopera-tion are as bad as small and micro entrepreneurs:they lack capitalization. Meanwhile in the con-text of founding and development of coopera-

tion and such small and middle scale entrepre-neurs (KUKM), the ability of KUKM to accesscapitalization source, both from bank financialinstitutions and non bank is still low. KUKM is stillconsidered as non bankable.

Based upon that fact, the Government inthis matter State Ministry of Cooperation andSmall and Middle Scale Entrepreneurs feels thenecessity to build a ‘bridge’ that can connectKUKM and capitalization source, which in thiscontext is initialized with stimulant fund fromState Revenue and Expenditure (APBN). Fromthat vision, Scrolling Fund Program on State Min-

Page 27: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a18

istry of Cooperation and UKM was born andwas incorporated in Small and Micro Entre-preneurs Development Program throughScrolling Fund Program for Save Loan Coop-eration (KSP) engaging in Agribusiness/Sec-tor funding.

This program has a very strategic pur-pose, i.e. increasing activities and revenue ofMicro and Small Entrepreneurs through saveloan services; Your browser may not supportdisplay of this image. increasing the ability andcoverage of KSP services engaging inagribusiness/sector funding; increasing humanresources KSP managers quality; and devel-oping KSP as a financial institution that is reli-able in order to be in the same level as anyother financial institutions. Through thismechanism, fund transfer from Central Gov-ernment at the end of the day could be themoving engine of region economic activities,mainly in villages. Such scrolling fund circle thenbecomes the fuel of region’s economic growth.

This program has been implemented byState Ministry of Cooperation and Small andMiddle Scale Enterprises since 2003. Within suchperiod, there have been several policy dynam-ics. Within two years, i.e. 2003 and 2004 thisScrolling Fund Strengthening was focused onSave Loan Cooperation (KSP) engaging inagribusiness funding. In 2003, this program wasnamed “Micro and Small Entrepreneurs Devel-opment Program through Save Loan Coopera-tion (KSP) Capital Strengthening in AgribusinessSector.” Then in 2004 this program was called“Micro and Small Entrepreneurs Developmentprogram Through Scrolling Fund StrengtheningAid For Save Loan Cooperation (KSP) inAgribusiness Sector.”

A year later, i.e. in 2005 and in 2007 thisprogram was developed not only to develop mi-cro and small business in agribusiness sectorbut also for the development of any other realsectors with the name “Micro and Small Entre-preneurs Development Program Through Scroll-

The economic activites at Yudi Pujianto’s rice mill, whose life standard was lifted after synergizing with KSP Lestari Mandiri,Malang, East Java

Page 28: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 19

ing Fund Strengthening Aid For Sector SaveLoan Cooperations (KSP).” After being non ac-tive for a year in 2006, in 2007 this program wascontinued with the name “Sector Scrolling FundCapitalization Increase Program For Coopera-tion, Micro and Small Business.”

Within the period of 2003 up to 2005 and2007 the Government allocated fund in theamount of Rp. 321,700,000,000,- for 448 coop-eration scattered in 32 provinces. From suchamount of fund allocation, it is noted that the dis-bursement realization was in the amount of Rp.299,150,715,000. Then, based on the monitor-ing output conducted by Ministry of KUKM, inMarch 2009 such scrolling loan fund had in-creased to become Rp. 840,972,990,980 andwas utilized by 183,968 cooperation members.It means there has been positive dynamic of upto 281 %. Such monitoring record indicates thatprogram receiving cooperation is successful inmanaging and scrolling the aid provided. Theamount of fund distributed and the output of itsdevelopment become indicators that this programhas been running well.

For the sake of the sustainability of thisscrolling fund program, participating coopera-tions are obligated to return principal installmentwith its interest to Implementing Banks. Datashows that even though participating coopera-tions are successful in developing such scroll-ing fund up to 281% however the level or per-formance of principal installment return has notbeen the same as the target. From the actualRp. 104,797,609,500 only 44.92 % or the amountof Rp.47,076,688,594 has been paid up. Accord-ing to investigation, such low principal installmentand interest return was due to the fact that Imple-menting Bank has been not active enough inconducting development and monitoring againstprogram participating cooperations. In addition,Regency/City Working Group obligations areconsidered as non optimum.

Implementation Technique

Not all cooperations could receive capitali-zation strengthening program for such coopera-tions, micro and small business. There are re-quirements that must be met by Save Loan Co-

operation as nominees for strengtheningfund receivers. Cooperation members whoare entitled to receive scrolling fund to fundproductive economic business from this pro-gram fund allocation are also regulated withtight selection. This regulation is set up asfence for program participating KSPs in dis-tributing such scrolling fund loan. So long asthis regulation is complied with, non perform-ing loan risk will become smaller.

In 2005, along with the dynamic that tookplace in the program implementation of 203and 2004, State Ministry of Cooperation andUKM then re-perfected the implementationtechnique in distributing such scrolling fundimplementation. This perfection was con-ducted to accommodate program develop-ment. In 2003 and 2004 the program wasmore focused to KSP that funded micro andsmall business in agribusiness sector, in 2005and 2007 the target of program participatingKSP was extended and not only limited toKSP funding micro and small business inagribusiness sector but also KSPs that fundmicro and small business in any other realsectors.

Ministry of Cooperation and UKM alsohas anticipated specific possibilities mainlyfor cooperations located in disadvantagedarea or areas that have been exposed bynatural disasters or cooperations that areconsidered as having strategic roles on someareas. One example is KSP Cipta Mandiri inPulau Buru, which profile has been presentedin this successful stories book. Although itwas not established until 2004, KSP CiptaMandiri was able to become a member of thisprogram in 2005 based on Article 7 of Minis-ter of Cooperation and UKM Regulation UKMNo. 12/2005. In that article it is stated that “Aminister may stipulate KSP/USP-SectorScrolling Fund Receiving Cooperation in spe-cial manner which is considered as havingstrategic role among others for the need ofthe founding of KSP/USP-Cooperation is ar-eas that are developing, border/remote ar-eas. In this context, Pulau Buru is consid-ered as having the strategic position as ‘ricebarn’ in Maluku Province.

Page 29: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a20

Sebuah kalimat bijak tentang koperasi,yang pernah diungkapkan Bung Hattamenarik untuk dicermati. Bapak Koperasi

Indonesia, yang juga Proklamator negara inipernah berkata bahwa “bukan semboyan yangmuluk-muluk yang dibutuhkan untuk mencapaimasyarakat kooperasi yang ingin kita ciptakan,melainkan amal, yang berupa pendidikan atasdiri sendiri dan perbuatan. Di atas jalan menujumasyarakat koperatif, belum ada yangsempurna, sebab itu dasar kita bekerja ialah:mencapai perbaikan senantiasa!”

Parade Kisah Sukses

Melalui kalimatnya itu, Bung Hatta bicarabahwa segunung konsep untuk membangunmasyarakat perkoperasian tak akan cukup jikatak bermuara pada kerja nyata, yang dibalutdengan semangat untuk senantiasa mewu-judkan perbaikan.

Parade kisah sukses KSP peserta programperkuatan permodalan usaha agribisnis/ sektoralini merupakan bagian dari geliat untuk senantiasamewujudkan kemajuan bagi dunia perkoperasiandi Indonesia. Kisah-kisah sukses yang termuatdi dalam bab ini bukan ditulis untuk sekadar

Bab III

Page 30: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 21

mengukur tingkat keberhasiloan pelaksanaanProgram Pengembangan Pengusaha Mikro danKecil melalui Bantuan Perkuatan Dana BergulirBagi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yangbergerak dalam pembiayaan Agribisnis/ Sektoral.Lebih dari itu, kisah-kisah sukses yang ditulisdiniatkan untuk bisa menjadi referensi, sekaligussebagai sumber inspirasi dan motivasi bagimasyarakat koperasi di Indonesia, serta parapelaku usaha mikro dan kecil yang selama inimenjadi mitra koperasi.

Tentu saja, dalam memilih KSP dari sepuluhpropinsi, yang profil dinamikanya ditulis dalambuku ini, berbagai pertimbangan dilakukan.Berbagai data tentang kinerja keuangan KSP,

kinerja penyaluran dana bergulir, kinerjapemanfaatan dana, kinerja pengembalian danadari anggota koperasi penerima pinjaman,kinerja peningkatan usaha anggota koperasipenerima pinjaman, hingga kinerja pengem-bangan usaha dana koperasi menjadipertimbangan penting untuk memilih KSP-KSPmana saja yang layak diprofilkan. Tidak hanyaitu, selain data-data statistik tersebut, per-timbangan-pertimbangan kualitatif juga me-nentukan, seperti upaya inisiasi, inovasi,terobosan, dan orisinalitas program yangdilakukan oleh KSP peserta program. Akhirnya,selamat mengambil manfaat.

Page 31: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a22

Chapter III

A wise sentence about cooperation,which was expressed by Bung Hattais interesting to be analyzed. This In-

donesian Cooperation Father, who is also thestate proclaimer had also said that “it is notthe pompous motto that is needed to createcooperation community that we would like tohave, but it is the deed, in the form of selfeducation and good deed. On the road thatleads to cooperative community, nothing isperfect, therefore the basis of our work is: toalways seek for improvement!”

Through such sentence, Bung Hatta

said that a pile of concepts to develop coopera-tion community will not be enough if they do notend up on real work, wrapped with the spirit toalways create improvements.

Parade of KSP success stories on thisagribusiness/sector capitalization strengtheningprogram participates is a part of the spirit to al-ways create progress for the world of coopera-tion in Indonesia. Success stories contained inthe chapters of this book are not merely writtento measure the success level of Micro and SmallEntrepreneurs Development Program throughScrolling Fund Strengthening Aid For Save Loan

A Parade Of Success Stories

Page 32: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 23

Cooperation (KSP) engaging in Agribusiness/Sector funding. More than that, success storieswritten are intended to become references, andat the same time as the source of inspiration andmotivation for cooperation community in Indo-nesia, as well as micro and small business ac-tors who have been partners for cooperation.

Of course, in selecting KSP from ten prov-inces, which profile dynamics are written in thisbook, various considerations are taken into ac-count. Various data on KSP financial perfor-mance, scrolling fund distribution performance,fund utilization, fund return performance by loan

receiver cooperation members, loan receivercooperation members business increase, upto cooperation fund business increaseperfomance become important consider-ations to select which KSPs are worth to beprofiled. Not only that, in addition to such sta-tistical data, qualitative considerations alsosercve as determining factors, such as initia-tive, inovation, break through, and programoriginality efforts conducted by program par-ticipating KSP. At the end of the day, takeadvantage out of them.

Page 33: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a24

Page 34: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 25

SUMATERA BARATWest Sumatera

Page 35: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a26

Bila pengurus koperasi piawai danmelahirkan kinerja koperasi menjadisemakin baik, itu hal biasa. Namun, bila

sebuah koperasi juga menginginkan paraanggotanya pandai mengelola koperasi, makahal itu menjadi luar biasa. Tapi, itulah prinsip yangdiyakini pengurus KSP Lumbuang Pusako KotaBukitinggi, Sumatera Barat.

Bagi pengurus KSP Lumbuang Pusako,menjalankan koperasi perlu keahlian danpengalaman. Tanpa itu, keberhasilan angan-angan belaka. Bukan hanya pengurus, paraanggota pun dituntut untuk memahami bahkanberkemampuan mengelola koperasi. Sebab,

KSP LUMBUANG PUSAKOKota Bukittingi, Provinsi Sumatera Barat

Bila Keberlanjutan KoperasiAdalah Penentu Kejayaan

melalui pengenalan yang memadai kepadaanggota, koperasi menjadi lebih dinamis, bisasaling mengawasi, dan seterusnya. “Kami selaluberusaha menjadi pengurus yang bisa menjadipanutan bagi anggota sekaligus bisa meng-ayomi,” kata Anismar Asri, Ketua KSP LumbuangPusako.

Untuk itu, KSP bekerja sama dengan DinasKoperasi dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan, baik untuk pengurus dan koperasi.Bagi pengurus, follow up pelatihan jelas, yaknilangsung menerapkan ilmunya dalam praktikpengelolaan koperasi. Tapi bagaimana dengananggota? Mereka akan dimagangkan di

Kantor KSP Lumbuang Pusako, senantiasa menjadi tempat menyimpan (lumbuang) aset-aset warisan yang berharga (pusako).Aset berharga itu adalah anggota yang terampil dan piawai mengelola koperasi.

Page 36: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 27

koperasi. Selama ini, setiap bulan dipilih limaorang anggota untuk mengikuti kegiatan magangtersebut.

Pihak KSP sendiri berharap, kegiatanmagang ini menjadi ajang pendidikan danpelatihan bagi anggota untuk mengetahuibagaimana proses mengurus koperasi. Kelak,jika ada regenerasi pengurus, anggota relatifsiap menerima estafeta kepengurusan. Polaregenerasi semacam ini jelas menguntungkansebab banyak anggota yang sudah mengertibagaimana mengurus koperasi.

Seperti namanya, Lumbuang Pusako,koperasi ini senantiasa menjadi tempatmenyimpan (lumbuang) aset-aset warisan yangberharga (pusako). Aset berharga itu adalahanggota yang terampil dan piawai mengelolakoperasi. Melalui prosedur ini, keberlanjutan misikoperasi pun terjamin.

Dan, keyakinan itu, bukanlah hisapanjempol belaka. KSP Lumbuang Pusako menjadisalah satu koperasi unggulan di Kota Bukittinggi.Bahkan, koperasi yang beralamat di Jl. Tarok

Bungo No. 9A – Kec. Guguak Panjang,Bukittinggi, ini setidaknya telah mengantongisebelas penghargaan, mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga tingkat nasional. Jumlahasetnya telah mencapai Rp 5 miliar.

***

Dua dasawarsa lalu, koperasi ini dikenaldengan nama KOPINKRA, sebuah koperasiindustri kerajinan sulaman dan konveksi. Idepembentukannya dicetuskan sejumlah pengu-saha dan perajin border, sulaman dan konveksiyang ada di Kota Bukittinggi. Tujuannya,membentuk sebuah organisasi yang mampumenampung hasil karya para perajin.

Koperasi berakta notaris No. 1702/XVII/1988 ini kemudian mengubah bentuknya menjadiKoperasi Simpan Pinjam (KSP), melalui SuratKeputusan Menteri Negara Koperasi dan UKMNo. 188.45 – 385 – 2006, dan berganti namamenjadi KSP Lumbuang Pusako.

Di usianya yang baru dua tahun, koperasi

Salah satu usaha kecil menengah yang memanfaatkan modal usaha dari KSP Lumbung Pusako

Page 37: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a28

ini telah mendapat perhatian dari pemerintah.Dari tahun ke tahun, perkembangan KSPLumbuang Pusako menunjukkan peningkatanyang cukup signifikan. Dari sisi aset, misalnya,total aset KSP ini telah mencapai Rp5 miliar.Padahal, beberapa tahun lalu, modal koperasiini hanya Rp 2,5 miliar. Jumlah itu sudahtermasuk tambahan dana pinjaman bergulirsektoral sebesar Rp 1 miliar yang diterima padatahun 2005.

Namun, berkat kegigihan dan perjuanganpara pengelola, kini KSP Lumbuang Pusakomenjadi koperasi unggulan di Kota Bukittingi.Selain aset yang makin menggelembung, jumlahanggota KSP pun terus bertambah. Hinggapertengahan tahun 2009 jumlah anggotamencapai 178 orang.

Jika bicara prestasi, KSP Lumbuang Pusakomemang bukanlah yang terbaik. Ada beberapaKSP lain di Sumatera Barat yang dianggap punyaprestasi lebih membanggakan. Dalam dinamika-nya, KSP Lumbuang Pusako pernah menerimaanugerah sebagai Koperasi Terbaik I Tingkat KotaBukittinggi 1992, Koperasi Berprestasi Tingkat

Kota Bukittingi 2002, Koperasi Sehat TingkatKota Bukittinggi 2002. Kemudian, pada tahun2001 KSP ini dinobatkan sebagai KoperasiBerprestasi Tingkat Nasional.

Keberhasilan-keberhasilan itu tidak datangbegitu saja, tetapi melalui upaya keras parapengurusnya. Misalnya dalam hal pembinaanterhadap anggota. Pengurus menggunakanpendekatan persuatif yang biasanya dilakukanpada saat anggota menabung atau menyetor.Pengurus akan memberikan pembinaan secaratidak langsung, seperti bertanya tentangperkembangan usaha anggota dan kendala yangdihadapi. Jika ada anggota yang mengalamikesulitan, pengurus tidak segan-segan mem-berikan solusi, termasuk kiat-kiat sukses dalammelakukan berbagai usaha.

Jika dalam keanggotaan KSP terkesanblak-blakan, sebaliknya dalam hal pinjaman KSPtetap selektif. Pengurus koperasi memberlakukanbeberapa ketentuan. Misalnya, jumlah danapinjaman yang akan diberikan kepada paraanggota disesuaikan masa keanggotaan, kese-tiaan dan jumlah tabungannya.

Peran KSP Lumbung Pusako sangat besar dalam membantu mengembangkan usaha

Page 38: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 29

Sekadar contoh, ada anggota yang bisamendapat pinjaman sebesar Rp 50 juta karenaia telah menjadi anggota sejak tahun 1986 dansimpanannya sudah mencapai Rp 20 juta. “Jadianggota tersebut bisa mendapat pinjamansekitar Rp 50 jutaan, dengan tingkat suku bunga12% per tahun,” kata Anismar Asri.

Keberhasilan anggota dalam mengem-bangkan usahanya akan berdampak positif bagiperkembangan KSP, tentu saja. Hal itu dapatdilihat dari tingkat keberhasilan pengembalianpinjaman anggota mengalami peningkatan.Boleh dikatakan tingkat kemacetan penyetoranangsuran kurang dari 1%.

KSP Lumbuang PusakoAlamat : Jl. Tarok Bungo No. 9A, Kec. Guguak

Panjang, Kab. Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat

Berdiri : 2 Januari 1988Badan Hukum : No:188.45 – 385 – 2006Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2005Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Hj. Anismar AsriJumlah Anggota : 178 orang

Berdasarkan catatan dari Bank NagariBukittinggi, sebagai lembaga perbankan yangmembina administrasi penyaluran pinjaman danabergulir sektoral, KSP Lumbuang Pusako telahmengembalikan pokok pinjaman sebesar Rp 300 juta.

Sebagai Ketua KSP, Asnimar yakin bahwa sisapinjaman pokok yang masih sebesar Rp 700 jutaakan bisa dilunasi. Jika pun itu baru bisa dilunasisetelah ia tak lagi menjabat sebagai Ketua KSP,Anismar yakin para penerusnya akan melakukanitu. Dan, yang penting, Ia juga yakin bahwa danabergulir itu akan terus bergulir memberdayakanpara anggota Lumbuang Pusako.

Salah satu usaha konveksi anggota KSP Lumbuang Pusako

Page 39: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a30

For administrators of KPS LumbuangPusako, running a cooperation requires skills and experience. Without

those elements, success is only a fantasy. Notonly administrators, members are also re-quired to understand and even have the abil-ity to manage the cooperation. Due to properintroduction to the members cooperation be-comes more dynamic, they can supervise eachother, and so forth. “We always try to be ad-ministrators who could also be a role modelfor members and at the same time protect themembers,” said Anismar Asri, Chairman of KSPLumbuang Pusako.

For that purpose, KSP in cooperation withCooperation Services holds trainings, both foradministrators and cooperation. For adminis-trators, the follow up of trainings is obvious,i.e. to directly apply the knowledge in coop-eration management practice. What about themembers? They will participate in cooperationapprenticeship. Each month five members arechosen to participate in such apprenticeship.

KSP itself hopes that this apprenticeshipactivity will become educational and trainingevent for members to discover the process ofcooperation administration. In the future, if re-generation takes place, members are readyto accept the administration handover. Thispatter of regeneration is obviously profitablesince there are many members who have al-ready understood how to administer the co-operation.

KSP Lumbuang Pusako is one of supe-rior cooperations in Bukittingi City. This coop-eration with Rp 5 billion asset has even re-

KSP LUMBUANG PUSAKOBukittingi City - West Sumatera

If the Cooperation Sustainabilityis the Determinant of Glory

ceived eleven awards, starting from regency/city, province up to national level. In its dy-namic, KSP Lumbuang Pusako received anachievement award as the Best CooperationI for Bukittinggi City Level in 1992, AchieverCooperation for Bukittinggi City level in 2002,Healthy Cooperation for Bukittingi City Levelin 2002. Then in 2001 this KSP was crownedas Achiever Cooperation for National Level.

Two decades ago, this cooperation wasknown with the name KOPINKRA, an embroi-dery handicraft and convection industrial co-operation. At its tender age of tw, this coop-eration has attracted attention of the govern-ment. From one year to another, KSP devel-opment has shown a significant increase. Interms of asset, for instance, the total asset ofthis KSP has reached Rp 5 billion. A couple ofyears ago this cooperation capital was onlyRp 2.5 billion.

In loan affairs KSP applies effectiveways. Cooperation administrators set out sev-eral conditions. The amount of loan to be pro-vided to members is adjusted to the member-ship period, loyalty and amount of savings.

The success of members in developingtheir business will have positive impact for thedevelopment of KSP, of course. This can beseen from the loan return success increaserate. It may be concluded that the installmentdeposit nonperformance is less than 1%.

Based on the record of Nagari BukittinggiBank, as the banking institution that developssector scrolling distribution administration, KSPLumbuang Pusako has returned principal loanin the amount of Rp 300 million.

Page 40: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 31

Kantor KSP Lumbuang Pusako

Page 41: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a32

Nama KSP Sungai Kamuyang memangtidak bisa dilepaskan dari nama besarNagari Sungai Kamuyang, sebuah

nagari di Kecamatan Luak, KabupatenLimapuluhkota, Sumatera Barat. Selain memilikinama yang sama, lokasi KSP pun berada diwilayah kenagarian yang juga dikenal dengannama Sei Kamuyang. Tak heran jika namakoperasi yang didirikan pada tahun 1996 inibegitu mudah dihafal. “Kita menggunakan namaSungai Kamuyang, selain karena kisahhistorisnya juga karena nama Sungai Kamuyangsudah dikenal masyarakat,” kata ketua KSPSungai Kamuyang, Najmul Irfan.

Kini, nama KSP Sungai Kamuyang cukupdikenal masyarakat di nagari yang berada di kakiGunung Sago itu. Sungai Kamuyang bolehmenjadi sumber inspirasi bahkan dijadikan namakoperasi, tapi kegesitan para pengurus KSPSungai Kamuyang tetap merupakan sebabterpenting mengapa badan usaha tersebut layakdisebut bila membicarakan koperasi di wilayahProvinsi Sumatera Barat. Kinerja KSP SungaiKamuyang yang baik selama ini adalah alasanbagi Dinas Koperasi Kabupaten Limapuluhkotamerekomendasikan badan usaha ini sebagaipenerima bantuan Perkuatan Permodalan DanaBergulir Sektoral pada tahun 2006 senilai Rp 500 juta.

KSP Sungai KamuyangKabupaten Limapuluh Kota,Provinsi Sumatera Barat

Barek Samo Dipikua, RinganSamo Dijinjiang

Kantor KSP Sungai Kamuyang, Kabupaten Limapuluh Kota

Page 42: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 33

Dalam perkembangannya, kehadiran KSPSungai Kamuyang disambut baik olehmasyarakat, sehingga jumlah anggota yangbergabung semakin bertambah. Sampai saat inijumlah anggota KSP mencapai 350 orang.Jumlah itu sebagian besar merupakanmasyarakat yang berdomisili di Nagari SungaiKamuyang. Bagi setiap anggota baru diwajibkanmenyetor dana Simpan Pokok sebesar Rp 10ribu dan Simpanan Wajib Rp 5 ribu. Pada bulanselanjutnya, anggota cukup membayarSimpanan Wajib sebesar Rp 5 ribu.

Kondisi geografis Sungai Kamuyang yangberada di kaki Gunung Sago ternyata cukupberpengaruh terhadap unit layanan usaha KSP.Berdasarkan catatan, sebagian besar nasabahKSP berprofesi di bidang agibisnis, sepertibertani dan beternak. Sedangkan untuk sektorperdagangan dan industri kecil, jumlahnyatidaklah sebesar sektor agribisnis.

Seperti sebuah sungai, KSP SungaiKamuyang mengalirkan banyak manfaat yangbisa dimanfaatkan siapa saja (baca: anggota).Sebut saja salah satunya Yurniati Ura, warga Jl.Raya Batang Tabik, Sungai Kamuyang. Awalnya,ia hanya mempunyai usaha kue kecil-kecilan.Semenjak bergabung dengan KSP Sungai

Kamuyang tahun 2006 dan mendapat pinjamandana sebesar Rp 10 juta, usahanya semakinberkembang dan kini ia telah mempunyai sebuahtoko grosir. Pihak manajemen KSP tak sulitmemberi dia pinjaman kedua sebesar Rp10 juta,karena selama ini proses pengembalianpinjamannya lancar. Yurniati membayarcicilannya Rp 650 ribu per bulan. “Kalau bisa dimasa depan pinjaman bagi anggota bisa lebihbesar karena usaha kami semakin berkembang,”kata pengusaha yang kini juga memilikiperkebunan kopi, coklat dan jeruk itu.

Pengalaman serupa juga dialami Kurniadan Leni Marlina, pemilik usaha Kerupuk Sanjai‘’MARISA”. Kini, usaha kerupuk yang beralamatJl. Raya Payakumbuh Lintau Sungai Kamuyangini mampu mempekerjakan 42 orang karyawan.Awalnya, Kurnia dan isterinya, Leni Marlina,hanya dibantu 15 orang karyawan. Kurniabergabung pada KSP Sungai Kamuyang padatahun 2006, sementara istrinya baru pada tahun2007. Dengan modal pinjaman sebesar Rp 15juta dari KSP, Kurnia dan Leni mulaimengembangkan usahanya. Kini, usaha KerupukSanjai ‘’MARISA” semakin berkembang dan telahdipasarkan hingga ke luar daerah.

Yuniarti dan Kurnia hanya dua dari sekian

Usaha kecil yang mendapat bantuan modal usaha dari KSP Sungai Kamuyang

Page 43: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a34

banyak masyarakat yang telah memanfaatkandana pinjaman dari KSP Sungai Kamuyang untukmengembangkan usaha mereka. Masih banyakanggota lain yang memiliki kisah sukses serupadi bidang yang berbeda berkat dana pinjamandari KSP Sungai Kamuyang.

Setiap tahun pundi-pundi KSP pun terusbertambah. Berdasarkan laporan terakhir, danaKSP sudah berkembang menjadi Rp 1,6 miliar.Keberhasilan itu juga dapat dilihat daripengembalian pinjaman KSP ke bank, yangsudah sejumlah Rp 100 juta melalui BankSumbar. Selain itu KSP juga telah membayarbunga pinjaman sebesar Rp 88 juta.

***

Sampai saat ini, pinjaman tertinggi yangdiberikan kepada anggota sebesar Rp 10 juta.Besarnya pinjaman ini didasarkan pada besarkecilnya jenis usaha dan agunan yangdijaminkan. Jenis usaha yang telah mapanbiasanya bisa memperoleh pinjaman hinggaRp10 juta, sementara untuk usaha mikrobesarnya disesuaikan dengan kemampuan

pengembalian anggota. “Bukan berarti penguruspilih kasih. Kemampuan pengembalian anggotamenjadi pertimbangan kami. Kalau anggotadengan usaha kecil kita berikan pinjaman yangbesar, nanti dia akan kesulitan dalampengembaliannya,“ kata Najmul Irfan, KetuaKSP Sungai Kamuyang.

Terhadap semua jenis pinjaman, KSPmenetapkan batas pengembalian pada tanggal10 setiap bulan, dengan besaran jasa pinjamansebesar 18% per tahun. Jika melewati tanggalyang telah ditetapkan, KSP menerapkan sanksidenda sebesar 1,5% dari pokok pinjaman untuksetiap keterlambatan.

Meski demikian, bukan berarti sanksi itumerupakan harga mati. KSP masih memberikantiga pilihan bagi anggota yang kesulitanmengembalikan pinjaman ke KSP. Pertama,peminjam menyerahkan jaminan ke koperasiuntuk menyelesaikan tunggakan. Kedua, memilihcara meregulasi hutang pokok dengan melunasiseluruh jasa dan denda. Ketiga, membuatkesepakatan baru, di mana nasabah sanggupmelunasi seluruh hutang dan jasa pada tanggalyang telah disepakati tanpa dikenai denda. Cara

Usaha pembuatan kue milik Yuniarti, salah seorang anggota KSP Sungai Kamuyang

Page 44: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 35

ini dilakukan dengan mencicil hutang setiapbulannya hingga lunas pada akhir tahun.

Lantas, setelah si penunggak mampumembayar pinjaman itu dia tak bisa lagimemperoleh kredit dari KSP? Rumus seperti itutidak berlaku di KSP Sungai Kamuyang. “Adayang kita berikan pinjaman lagi agar bisamemulai kembali usahanya,” kata Najmul.

Kearifan pengurus KSP Sungai Kamuyangpatut menjadi catatan. Pasalnya, tidak sedikitpengurus lembaga usaha sejenis yang tidaklegowo ketika mengetahui kegagalan usahaanggotanya.

Pembinaan anggota tidak dilakukan secara

kontiniu, hanya dilakukan dalam bentuk kon-sultasi saja terutama dalam bidang usaha danadministrasi. Pembinaan dalam pengertian tidaklangsung justru diberikan pada saat terjaditransaksi antara manajemen dan anggota/nasabah, melalui pemberian saran ataupandangan. Justru model pembinaan seperti inibanyak yang mencapai sasaran, yakni anggotasenantiasa mematuhi prosedur yang telahditetapkan. Kebersamaan yang terjalin, sepertikata pepatah Minang, ‘Barek samo dipikua,ringan samo dijinjiang’, artinya berat sama dipikulringan sama dijinjing.

KSP Sungai KamuyangAlamat : Batang Tabit, Sungai Kamuyang,

: Kec. Luak, Kab. Lima Puluh KotaBerdiri : 23 Juli 1987Badan Hukum : No: 097/BH/LEMB-3/2006Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2006Jumlah Perkuatan Modal : Rp 500 jutaKetua : Najmul IrfanJumlah Anggota : 350 orang

Usaha kerupuk Sanjai Marisa anggota KSP Sungai Kamuyang, telah dipasarkan hingga ke luar daerah

Page 45: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a36

KSP Sungai Kamuyang Management provides three options for members facing difficulties in returning loan to KSP. The wisdom ofSungai Kamuyang KSP administrators worth becoming a note, since many similar business institution administrators do not havebig hearts when discovering the failure of their members’ business.

The name KSP Sungai Kamuyang cannot be separated from the big name ofNagari Sungai Kamuyang, a state in

Lunak District, Limapuluhkota Regency, WestSumatera. Besides having the same name,the location of KSP is in the state area alsoknown by the name Sei Kamuyang. No won-der the name of this cooperation establishedin 1996 is easy to remember.

Now, the name KSP Sungai Kamu yangis quite known by the community of this statelocated in the foot of Sago Mountain.Kamuyang river may be the muse and evenbecomes the name of the cooperation, how-ever the nimbleness of the administrators of

KSP Sungai KamuyangLimapuluh Kota, West Sumatera

We bear heavy matters togetherand carry small matters together

KSP Sungai Kamuyang is the main reason whysuch business entity worth mentioning when dis-cussing cooperations in the area of WestSumatera Province. Favorable performance ofKSP Sungai Kamuyang all this time has beenthe reason for Cooperation Service ofLimapuluhkota Regency to recommend this busi-ness entity as receiver of Sector Fund Capitali-zation Strengthening in 2006 in the amount ofRp 500 million.

Geographical condition of Kamuyang Riverwhich is located on the foot of Sago Mountain isquite affecting for business service unit of KSP.Based on the record, most of KPS customerswork in agribusiness field, such as plant and

Page 46: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 37

animal farmings. Whereas as to trading sectorand small industry, the number is not as large asagribusinees sector. Just like a river, KSP SungaiKamuyang flows many benefits that can be uti-lized by anyone, mainly its members.

Each year KSP’s pots keeps adding. Basedon the last report, KSP fund had developed tobecome Rp 1.6 billion. This save loan coopera-tion has returned its KSP loan to the bank, whichis in the amount of 88 million through Sumbar Bank.

Up to date, the highest loan provided to themembers has been in the amount of Rp 10 mil-lion. The amount of loan is based on the sizebusiness type and the collateral secured. Thetype of business that is already settled usuallyobtains loan up to Rp 10 million, whereas formicro business the amount is adjusted to thereturning ability of its members.

To all loan types, KSP sets out returning limiton the 10th each month, with the amount of loanservice 18% per year. If exceeding the stipulateddate, KSP applies penalty in the amount of 1.5%from the principal loan for each delay.

Nevertheless, it does not mean that suchpenalty is a dead end. KSP still provides threeoptions for members facing difficulties in return-

ing loan to KSP. First, borrower delivers secu-rity to cooperation to settle arrears. Second,opting the method of regulating principal loanby paying up all services and penalties. Thirddrafting a new agreement, in which custom-ers are able to pay up all debts and serviceson the agreed date without being imposed withpenality. This method is conducted by payinginstallment each month untill all are paid up atthe end of the year.

So, after the customer in arrears is ableto pay up his/her loan, can he/she obtain creditfrom KSP? Such formula does not apply inSungai Kamuyang KSP. “There are custom-ers that are provided with loan so that theycan restart their business,” said Najmul. Thewisdom of Sungai Kamuyang KSP administra-tors worth becoming a note, since many simi-lar business institution administrators do nothave big hearts when discovering the failureof their members’ business. This policy is theform of Minang proverb, ‘Barek samo dipikua,ringan samo dijinjiang’, artinya berat samadipikul ringan sama dijinjing’ (We bear heavymatters together and carry small matters to-gether).

Page 47: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a38

Page 48: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 39

JAWA BARATWest Java

Page 49: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a40

Berdirinya koperasi di Indonesia tidaklepas dari sejarah koperasi itu sendiri.Banyak koperasi dengan berbagai

bentuk tumbuh dan berkembang di Indonesia.Kondisinya pun bermacam-macam. Ada yangtetap eksis bahkan menjadi badan usahaunggulan, namun ada juga yang dalamperjalanannya harus tumbang karena tidak bisamengimbangi labilnya kondisi ekonomi. Salahsatu koperasi yang masih eksis itu adalahKoperasi Simpan Pinjam (KSP) Rukun IkhtiarBandung.

KSP Rukun Ikhtiar merupakan salah satukoperasi tertua di Jawa Barat. Koperasi ini berdiri

pada tahun 1930, lebih tua dari Koperasi Susudi Pangalengan yang berdiri pada tahun 1949oleh Gabungan Petani Peternak Sapi IndonesiaPangalengan (Gappsip).

Sejarah KSP Rukun Ikhtiar dimulai darisebuah perkumpulan di unit perbengkelan milikAngkatan Udara (dulu AURI) HuseinSastranegara. Kelahiran KSP Rukun IkhtiarBandung ini jelas tidak bisa dilepaskan dari unitperbengkelan milik Angkatan Udara (AURI), yangkemudian membidani pendirian sebuahperkumpulan yang diberi nama Spaar VereenigingLuchtvaart Afdeeling, sebagai cikal bakal KoperasiSimpan Pinjam Rukun Ikhtiar. Perkumpulan itu

Tetap Eksis Setelah Enam Dekade

KSP RUKUN IKHTIAR,Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat

KSP Rukun Ikhtiar, tetap eksis dan semakin berkembang setelah enam dekade

Page 50: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 41

sendiri lahir berawal dari rasa solidaritasantarpegawai. Ketika itu, salah seorang buruhbengkel terjerat hutang rentenir. Karena tidakmampu membayar, maka sang rentenirmemenjarakannya. Tiga sekawan yakni R.Sukardi, Rum Affandi dan Kartawiria kemudianmembentuk suatu perkumpulan yang bersifatmenghimpun modal guna membantu rekan yangterjerat hutang tadi.

Perkumpulan ini kemudian tumbuh danberkembang menjadi sebuah badan usahaekonomi yang kemudian dikenal dengan namaKSP Rukun Ikhtiar. Perjalanan KSP ini tidaklahsemulus yang dibayangkan: penuh tantangan.Kondisi pasang surut mewarnai perjalanankoperasi ini hingga akhirnya menjadi salah satubadan usaha ekonomi yang cukup diper-hitungkan.

Berbekal umur dan pengalaman yangpanjang (selama 79 tahun) tersebut, wajar jikaKSP Rukun Ikhtiar mampu tumbuh dan terusberkembang, meskipun harus bersaing dengan

badan-badan usaha lain yang sejenis. Di tangandingin H. Suryana, yang sejak 1999 memimpinKSPRI ini, Rukun Ikhtiar ini mampu bertahan,bahkan semakin menampakkan eksistensinya.

Dari sisi keanggotaan, misalnya, dari tahunke tahun jumlah anggota KSPRI semakinbertambah. Pada tahun 2008, jumlah anggotaKSP ini sebanyak 9.521 orang. Pada bulan Juli2009 jumlah anggota meningkat menjadi 10.072orang. Pertambahan jumlah anggota ini tentusaja berpengaruh pada jumlah permodalankoperasi. Simpanan Pokok anggota pada tahun2008 bertambah menjadi Rp 42.435.900 dansimpanan wajib sebesar Rp 1.756.449.460 sertasimpanan khusus sebesar Rp 161.157.250.Menurut Ketua KSP Rukun Ikhtiar, Suryana, to-tal aset KSP Rukun Ikhtiar saat ini telah beradapada level Rp 20 miliar.

Peningkatan juga terjadi pada kualitasneraca pinjaman, yang mengalami kenaikanhingga 5,35%. Pinjaman yang diberikan padatahun 2008 kepada 4.270 orang anggota

Suasana ketika salah seorang anggota KSP Rukun Ikhtiar menyetor uang di kas koperasi. Selain memberikan pinjaman modal usaha,KSP RI juga menggalakkan program tabungan berhadiah.

Page 51: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a42

mencapai jumlah Rp12,66 miliar. Jumlah itu lebihbesar daripada jumlah pinjaman pada tahun2007 yang diberikan kepada 3.991 anggota,yakni sejumlah Rp12,01 miliar. Besarnyapinjaman yang diberikan bervariasi, mulai dariyang terkecil Rp 1 juta dan maksimal Rp 20 juta.Untuk setiap pinjaman dikenakan jasa pinjamansebesar 3%.

Pada tahun 2005, KSP Rukun Ikhtiarmenjadi salah satu koperasi penerima bantuandana bergulir sektoral Rp 1 miliar, yang dikhusus-kan untuk membiayai kebutuhan permodalananggotanya yang bergerak di bidang usahaagribisnis dan sektor riil lainnya. Dalam kontekspenyaluran pinjaman, manajemen KSP sangatselektif. Ada agunan yang disyaratkan sepertisertifikat tanah, misalnya. Besarnya tabunganpeminjam dan tingkat pengembaliannya punturut menjadi penentu besarnya pinjaman yangdiberikan. Sistem ini dimaksudkan untuk mene-kan jumlah kredit macet. Terbukti sistem ini cukup

efektif menekan angka kredit macet. Hingga saatini, jumlah kredit macet di KSP Rukun Ikhtiar tidaklebih dari 1%.

Berbagai rapor biru tadi akhirnya bermuarapada perolehan laba. Pada tahun 2008 KSP inimencatat laba sebesar Rp 1,643 miliar. Jumlahini meningkat dari laba tahun 2007 yang Rp 1,487miliar. Atas prestasi itu, Dinas Koperasi UKM danPerindustrian Perdagangan Kota Bandungmemberi nilai 87,2 (delapan puluh tujuh komadua) kepada KSP Rukun Ikhtiar. Artinya, KSPRukun Ikhtiar merupakan salah satu koperasidengan predikat Koperasi Sehat. “KSP RukunIkhtiar adalah koperasi kebanggaan KotaBandung” kata H. Meivy Adha Krisnan, Drs, M.Si,Sekretaris Dinas Koperasi Usaha Kecil Mene-ngah (KUKM) dan Perindustrian PerdaganganKota Bandung. KSP ini juga telah dinobatkansebagai Koperasi Simpan Pinjam Berprestasitahun 2008 oleh Menteri Negara Koperasi danUsaha Kecil Menengah.

KSP Rukun IkhtiarAlamat : Jl. Otto Iskandardinata, No. 435, Bandung,

Jawa BaratBerdiri : 7 Agustus 1997Badan Hukum : No: 581/PAD/20.DISKOP/2007,

tanggal 2 Mei 2007Tahun Perkuatan Modal : 2005Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp 20 miliarKetua : H. SuryanaJumlah Anggota : 10.072 orangJumlah Karyawan : 20 orang

KSP Rukun Ikhtiar Bandung memberikan hadiah bagi anggotanya yang berprestasi, di antaranya berupa sepeda motor

Page 52: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 43

KSP RUKUN IKHTIAR BANDUNG

Still Exists After Six Decades

amount is higher than the loan amount in2007 provided to 3,991 members i.e. Rp 12.01billion. The amount of loan provided variesfrom the smallest Rp 1 million to a maximumof Rp 20 million. For each loan, loan serviceis charged in the amount of 3%.

In 2005, KSP Rukun Ikhtiar became oneof sector scrolling fund aid receiver coopera-tions in the amount of Rp 1 billion, which wasfocused to fund capitalization need to its mem-bers who are engaged in agribusiness fieldand any other real sectors. In the context offund distribution, KSP management is veryselective. They require collaterals such as landcertificate. The amount of borrower’s savingsamount and the level of its return also deter-mine the amount of loan granted. This sys-tem is intended to press the amount of nonperforming loan. This system is proven to beeffective in pressing non performing credit.Up to now, the amount of non performing loanin KSP Rukun Ikhtiar has been less than 1%.

Such various favorable reports finallyended up in profit gaining. In 2008 this KSPnoted a profit of Rp 1.643 billion. This amountincreased from the profit gained in 2007 whichwas Rp 1.487 billion. On such achievement,Cooperation Service of Small Middle ScaleEnterprises (UKM) and Industry and Tradingof Bandung City gave the score of 87.2 (eightyseven point two) to KSP Rukun Ikhtiar. Itmeans KSP Rukun Ikhtiar is one of coopera-tions with the predicate Healthy Cooperation.“KSP Rukun Ikhtiar is the pride cooperationof Bandung City” said H. Meivy Adha Krisnan,Drs, M.Si, Secretary of Cooperation Serviceof Small Middle Scale Enterprises (KUKM) andIndustry and Trading of Bandung City. ThisKSP was also crowned as the Achiever SaveLoan Cooperation in 2008 by State Ministerof Cooperation and Small Middle Scale En-terprises.

The establishment of cooperation in Indonesia is inseparable from the historyof cooperation itself. Many coopera-

tions of various types are developing in Indo-nesia. Their conditions also vary. There aresome that still exist and even become supe-rior business entities, however there are alsosome that had to fall in their journeys sincethey could not balance with the unstable eco-nomic condition. One of the cooperations thatstill exist is Save Loan Cooperation (KSP) ofRukun Ikhtiar Bandung. KSP Rukun Ikhtiar isone of the oldest cooperations in West Java.This cooperation was established in 1930,older than the Milk Cooperation inPangalengan that was established in 1949 bythe Indonesian Cow Farmers Association ofPangalengan (Gappsip).

Equipped with such old age and long ex-perience (79 years), it is obvious that KSPRukun Ikhtiar is able to grow and keep devel-oping, although it has to compete with othersimilar business entities. In the cold hand ofH. Suryana, who since 1999 has led thisKSPRI , this Rukun Ikhtiar is able to surviveand even show more of its existence.

From its membership point of view, for ex-ample, from one year to another the numberof members of KSPRI has become larger andlarger. In 2008, the number of KSP memberswas 9,521. In July 2009 the number of mem-bers increased to become 10,072. The in-crease of this number of members of courseaffects the amount of cooperation capitaliza-tion amount and volume of asset. Accordingto Chairman of KSP Rukun Ikhtiar, Suryana,the total asset of KSP Rukun Ikhtiar at this timeis at the level of Rp 20 billion.

Increase also occurs to the loan balancequality, which increased by up to 5.35%. Theloan provided in 2008 to 4,270 membersreached the amount of Rp12.66 billion. That

Page 53: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a44

Dua puluh enam tahun lalu, tepatnyatahun 1983, sebuah perkumpulanpetani tiga desa di Kecamatan Palasah

Kabupaten Majalengka berembug. Merekatergabung dalam Kelompak Tani Tegal Simpur.Dalam pertemuan rutin kelompok tani tersebut,Subani, sang ketua kelompok, mengusulkanuntuk mendirikan sebuah lembaga usaha yangbisa menaungi para petani, baik dalammenyediakan berbagai kebutuhan pertanianmaupun menampung hasil panen mereka,termasuk kepastian harga jual hasil panen.Karena masalah tersebut selama bertahun-tahunselalu mereka hadapi, para peserta rembug punsepakat terhadap usulan Subani. Konkretnya,

KSP TRISULAKabupaten Majalengka,Provinsi Jawa Barat

Kiprah Trisula di “Kota Angin”

mereka inginkan sebuah koperasi.Trisula, atau KUD Trisula, begitulah nama

yang mereka pilih untuk badan usaha yangberazaskan kekeluargaan dan gotong royongyang mereka dirikan itu. Nama itu dipilih karenamereka ingin koperasi yang mereka dirikan itukelak bisa menjadi

Kala itu, jumlah anggota terdaftar berjumlah139 orang dengan total modal simpanan sebesarRp 298.175. Secara aklamasi, Subani pun dipilihsebagai Ketua KUD Trisula.

Karena belum memiliki tempat untukkegiatan, separuh rumah milik Subani dijadikansebagai kantor sekaligus tempat pelayanan bagianggota. Satu tahun berjalan, namun KUD Trisula

Suasana di Kantor Pelayanan KSP Trisula, Majalengka

Page 54: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 45

belum juga mendapatkan pinjaman dana dariDepartemen Koperasi. Alasanya, tidak mungkinkelompok tani bisa mengelola sebuah KUD.Berbekal semangat tinggi namun kemampuankeuangan terbatas KUD belum bisa bergerakcepat melayani berbagai kebutuhan anggota.Masa-masa awal KUD ini berdiri adalah saat-saatsulit dalam mendapatkan suntikan modal. Namun,mereka tak berputus asa. Justru era itu merekajadikan sebagai sebuah tantangan.

Subani pun mencoba menggandenglembaga usaha lain. Akhirnya, KUD Trisulamendapatkan kepercayaan PT Taman SariCirebon sebagai penyalur pupuk. Kerja samapertama kali itu sukses. KUD Trisula mampumenjual pupuk kepada anggota dan masyarakatluas dengan omzet yang luar biasa. Maka,tawaran dana pun mengalir bukan ataspermohonan pengurus koperasi, tetapi atasinisiatif pihak luar. Kas KUD menggelembung,nama Trisula pun semakin tenar. Memanfaatkandana-dana tersbut, berbagai usaha anggota dibidang usaha pengadaan pangan terutamapenanaman padi unggul bisa terbiayai.

Kinerja KUD Trisula semakin mantap. Padatahun 1986 KUD ini mendapat penghargaan dari

BPPT Jawa Barat atas keberhasilannyamemproduksi benih unggul. Sejak itu berbagaipenghargaan pun diperoleh baik atas nama KUDmaupun atas nama Subani.

Awal EkspansiSekitar tahun 2004, KUD Trisula mendapat

kucuran dana dari pemerintah berupa kredit pro-gram agribisnis. Nilainya Rp 1 miliar. Untuk bisamendapatkan dana itu, badan usaha harusberbentuk Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Maka,Unit Simpan Pinjam (USP) yang ada di KUDTrisula pun dikembangkan menjadi koperasibaru berbasis usaha simpan pinjam, termasukstatusnya ditingkatkan menjadi badan hukumtersendiri terpisah dari KUD. Maka, berdirilahKoperasi Simpan Pinjam (KSP) Trisula padatanggal 5 Agustus 2004 dengan Badan HukumNo.518/Kep.58/Kop.UKM dan PM.

Kendati terpisah, pada dasarnya dualembaga ini tetap satu. Misalnya dalam sisikeanggotaan. Anggota yang mendirikan KSPTrisula adalah juga anggota KUD Trisula.Bahkan pengelolanya pun sebagian besardirekrut dari KUD Trisula. “Meminjam istilahpemerintahan tempo dulu, yaitu dwi-tunggal,

Kelompok belajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dikelola oleh KSP Trisula, Majalengka

Page 55: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a46

maka kurang lebih begitulah pola keberadaankedua koperasi ini,” jelas Susilowati, manajerKSP Trisula, seperti dilansir Majalah PIP edisiAgustus 2009.

Kedua koperasi itu memang saling mengisidan bersinergi. Misalnya dalam hal penyaluranpupuk dan pengadaan beras yang dikelola KUD.Jika dulu permodalannya berdasarkan modalkerja, maka kini pembiayaannya dipasok olehKSP Trisula. Begitu pula dengan urusan pinjammeminjam uang untuk anggota KUD, kini menjadiurusan KSP Trisula. Dua-duanya sama-samamenggunakan nama Trisula, berkantor di tempatyang sama, yaitu di komplek KUD Trisula, Jl RayaPalasah, Desa Cisambang, Majalengka, JawaBarat. Bahkan, ketua yang memimpin adalahjuga orang yang sama. Itulah H. Subani (72),yang akrab dipanggil Abah, atau orang yangdituakan.

Perubahan bentuk dari USP menjadi KSP,ternyata tidak mempengaruhi minat masyarakatuntuk menjadi nasabah/ anggota KSP Trisula.Termasuk adanya pergantian pucuk pimpinan diTrisula, dari H. Subani ke Khoeruman.Pertumbuhannya tetap menunjukkan kenaikan

cukup signifikan. Ambil contoh dengan total asetyang dimiliki, sudah tercatat lebih dari Rp 7 miliar.Padahal, modal awal tak lebih dari Rp 300 juta.Bahkan menurut Susi, pada neraca Juni 2009,jumlah asset sudah berada di level Rp 9 miliar.Adapun pinjaman yang disalurkan pada 2008,tercatat Rp 6,6 miliar.

Demikian pula dari sisi keanggotaan, jugamengalami peningkatan. Seperti dikatakan olehKhoeruman, yang sejak 5 Mei 2009 lalu diangkatmenjadi Ketua KSP Trisula, jika pada 2005jumlah anggota baru 468 orang, per Juni 2009sudah melonjak jadi 1.541 orang.

Menggunakan pola tanggung renteng(kebersamaan) dengan pendekatan kelompok,begitulah sistem yang dijalankan oleh KSPTrisula dalam menyalurkan pinjaman.

Pertambahan jumlah anggota ini jugaberpengaruh terhadap ruang lingkup pelayanan,juga menjadi semakin luas. Jika sebelumnya(saat masih USP) hanya beroperasi di seputarKecamatan Palasah, kini KSP Trisula men-jangkau beberapa kecamatan lain di kabupatenMajalengka. Tak tanggung-tanggung, meliputi 26kecamatan dan 331 desa. Maka tak heran bila

Usaha perikanan milik Kelompok Tani Tegal Simpur anggota KSP Trisula

Page 56: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 47

KSP Trisula saat ini sudah mempunyai anggotamencapai 1.541 orang yang tersebar dibeberapa kecamatan di “Kota Angin” ini.

Selain syarat administrasi, manajemenTrisula juga menerapkan persyaratan kualifikatif.Yakni, setiap peminjam harus mendapatrekomendasi dari satuan kelompok yang terdiridari 20 hingga 50 orang. Tanpa itu, pinjamantidak dapat dicairkan walaupun secaraadministrasi telah memenuhi persyaratan.Besarnya pinjaman bervariasi mulai dari yangterkecil Rp 1 juta hingga 150 juta dengan sukubunga 2 persen.

Pola penyaluran seperti ini mampu menekanrisiko kemacetan pengembalian pinjaman. Padaneraca 2008, misalnya, pinjaman bermasalahatau nonperforming loan (NPL) KSP Trisula dibawah lima persen. Menurut catatan Bank JabarBanten Cabang Majalengka, KSP Trisula me-rupakan koperasi yang tingkat pengembalianpinjaman ke bank cukup bagus. Padapertengahan 2009, tingkat pengembalian pin-jaman dana bergulir 1 miliar telah mencapai 50%atau sebesar Rp 500 juta. “Kami melihat KSPTrisula punya potensi. Saya berharap banyak

koperasi seperti ini,” kata Budi Heryanto, KepalaCabang Bank Jabar Banten Cabang Majalengka.

Meskipun baru berusia 5 tahun, KSP Trisulaini telah meraih beberapa penghargaan baik ditingkat kabupaten, provinsi maupun tingkatnasional; seperti Juara Koperasi BerprestasiKelompok Koperasi Simpan Pinjam TingkatKabupaten Majalengka, Koperasi Simpan PinjamBerprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun2006. Pada Hari Koperasi Ke-62, KSP Trisulamendapatkan anugerah sebagai KoperasiTerbaik Tingkat Nasional tahun 2009 dengankategori Koperasi Wirausaha Mandiri. Selain itu,pembina Koperasi Trisula, H Subani dinobatkansebagai tokoh koperasi tingkat nasional danmendapatkan Satya Lencana Wira Karya dariPresiden Soesilo Bambang Yudhoyono.Penyerahan anugerah tertinggi bidang koperasiitu diberikan pada 15 Juli 2009 lalu.

Prestasi ini membuat pihak bank tertarikbekerja sama dengan KSP Trisula. Salah satunyapinjaman dari Bank BNI sebesar Rp 20 miliar yangsemuanya dialokasikan untuk sektor agribisnis.

Kini jalan lempang bagi KSP Trisula telahterbentang di depan mata. Pikiran-pikiran kreatif

Peternakan kambing milik Kelompok Tani Tegal Simpur, yang merupakan salah satu binaan KSP Trisula dan permodalannya dibiayaidari dana bergulir Agribisnis/ Sektoral

Page 57: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a48

para pengurusnya pun senantiasa menelorkanide-ide baru pengembangan usaha. Di an-taranya membikin sebuah perusahaan dengannama PT. Trisula Mandiri yang bergerak di bidangperdagangan umum serta jasa. Perusahaan iniantara lain menjadi mitra PT. PLN (Persero) dalampelayanan pembayaran rekening listrik. Gagasanpendirian perseroan terbatas tersebut padaawalnya merupakan inisiatif H. Subani bersama6 pengurus koperasi lain—KUD Trisula, KUDLingga Setra, KUD Karya Sejati, KUD Mitra Tani,KUD Bakti Jaya, KUD Sumber Harapan, KUDMekar Jaya. Hasil kesepakatan seluruhpengurus dan anggota ketujuh koperasi tersebutmenghasilkan sebuah lembaga baru yang

KSP TrisulaAlamat : Desa Cisambeng, Kec. Palasah,

Kab. Majalengka, Jawa BaratBerdiri : 1 Juli 1988Badan Hukum : 518/Kep.58/KOP. UKM dan PM,

tanggal 5 Agustus 2004Tahun Perkuatan Modal : 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp 1 miliarTotal Aset : Rp 9 miliarKetua : KhoerumanJumlah Anggota : 1.541 orangJumlah Karyawan : 15 orang

bernama PT. Trisula Mandiri itu. Di perusahaanitu H. Subani duduk sebagai komisarissedangkan Khoeruman sebagai direktur.

Apa yang diperankan para pionir KoperasiTrisula jelas inspiratif. Beranjak dari keber-sahajaan, kemudian secara gradual menatasebuah lembaga koperasi hingga eksis, semangatmereka untuk terus maju terus membara. Tak puassukses di ‘rumah’ sendiri mereka menjajakikesuksesan bersama koperasi-koperasi lain. Takberlebihan jika mereka menyandang namaTrisula, yang dalam mitos yunani adalah senjatapara perwira yang berpenampilan seperti petaniatau nelayan. Mereka itulah perwira-perwira itu.

Kolam tempat budidaya ikan air tawar milik salah seorang anggota KSP Trisula, yang permodalannya dibiayai dana berguliragribisnis/sektoral

Page 58: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 49

Twenty Six years ago, precisely in 1983,a farmer organization in three villagesin the district of Palasah Majalengka

Regency had a discussion. They were unitedunder Tegalsipur Farmers Group. In suchregular farmers meeting, Subani, the groupleader, proposed to establish a businessentity that could protect farmers, both in pro-viding various needs of farmers andaccomodating their harvest output, includingthe price certainty of crops sale proceeds. Inprincipal, they wanted to have a coopera-tion. Trisula, or KUD Trisula, is the name theypicked for the business entity that they triedto establish based on kindship and workingtogether spirit.

In 2004, KUD Trisula was programmedto become a participant of scrolling fundstrenghtening program from the governmentin the form of agribusiness program creditwith a value of Rp 1 billion. In order to beable to obtain such fund, the business entitymust be in the form of Save Loan Coopera-tion (KSP). Therefore, the existing Save LoanUnit (USP) in KUD Trisula was then devel-oped to become Save Loan Cooperation(KSP) of Trisula.

The formation change from USP to be-come KSP, could not attract the interest ofthe community to become a customer/mem-ber of KSP Trisula. Neverthelessm, KSPperformance kept showing a significant in-crease. According to June 2009 balance, theamount of asset was on the level of Rp 9billion. The save distributed in 2008 wasnoted at Rp 6.6 billion.

Service scope became wider. Previously(when it was still in the form of USP) the op-eration only covered Palasah District, now

KSP Trisula Majalengka

The Progress of Trisula in“The Wind City”

KSP Trisula covers several other districts inMajalengka Regency, including 26 districtsand 331 village with number of members upto 1,541. Fantastic numbers!

In addition to administrative require-ments, Trisula management also applies quali-fication requirements. Each of the borrowermust obtain recommendation from a group unitcomprising 20 up to 50 persons. Without suchrecommendation, loan could not be liquidatedeven if administratively the borrower has metthe requirements. The amount of loan variesfrom the smallest amount Rp 1 million up to150 million with interest rate of 2 percent. Thejoint responsibility (togetherness) with groupaproach pattern is the system used by KSPTrisula in distributing loan.

This type of distribution pattern is ableto press non performing credit risk. In 2008balance, for instance, non performing loan(NPL) of KSP Trisula was under 5%. Accord-ing to the record of Jabar Banten BankMajalengka Branch, KSP Trisula is the coop-eration with quite favorable level of loan re-turn. In mid 2009, the level of loan return ofscrolling fund in the amount of 1 billion hadreached 50% or in the amount of Rp 500 mil-lion.

Even though KSP Trisula is only 5 yearsold, it has achieved several awards in regency,province and national levels; such as AchieverCooperation Champion for Save Loan Coop-eration Group Majalengka Regency Level,Achiever Save Loan Cooperation West JavaProvince Level in 2006. On the 62th Coop-eration Day, KSP Trisula reached theachievement as The Best Cooperation forNational Level in the year 2009 with the cat-egory of Independent Business Cooperation.

Page 59: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a50

Bila Tak Ada Dusta di Antara Kitaadalah Kunci Sukses

KSP Wahana Arta MuktiKabupaten Subang - Provinsi Jawa Barat

Syahdan, pada 2004, Pemerintah melaluiKementerian Koperasi dan UMKM menggulirkandana bantuan agribisnis Rp 1 miliar. Syaratnyapenerima dana ini tentu saja koperasi simpanpinjam. Pada waktu itu KSP Wahana Arta Muktimasih berbentuk KUD Wahana Arta Mukti.Karena itu, pada tanggal 2 Oktober 2004,pengurus dan 29 anggota aktif KUD Wahana ArtaMukti bermusyawarah untuk mengembangkanUsaha Simpan Pinjam (USP) yang merupakanunit usaha otonom KUD Wahana Arta Muktimenjadi badan usaha yang mandiri. Merekabersepakat untuk membentuk Koperasi SimpanPinjam (KSP) dan diberi nama Wahana Arta

D i Kabupaten Subang, Jawa Barat,setidaknya terdapat 828 unit koperasidengan berbagai bentuk usaha mulai

dari Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Jasa,Koperasi Pemasaran, Koperasi Serba Usaha(KSU), Koperasi Pondok Pesantren hinggaKoperasi Simpan Pinjam (KSP). Badan usahayang disebut terakhir jumlahnya 46 unit. Satu diantaranya Koperasi Simpan Pinjam (KSP)Wahana Arta Mukti (WAM) Kecamatan DawuanSubang. KSP WAM tumbuh dan berkembang diantara koperasi lainnya. Kisah sukses koperasi yangtumbuh dan berkembang di kabupaten yang dikenalsebagai penghasil nanas madu ini layak disimak.

Suasana di Kantor Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Wahana Arta Mukti (WAM) Kecamatan Dawuan, Subang

Page 60: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 51

Mukti. Pendirian KSP Wahana Arta Muktiberbadan hukum No. 553/BH 10.11/X/2004tanggal 5 Oktober 2004, dengan modal dankekayaan bersih Rp 663.266.000.

Pola usaha yang diterapkan adalanpinjaman pola bulanan (konvensional) danpinjaman pola mingguan, dengan jasa pinjamansebesar 2,5% per bulan. Jangka waktupengembalian pinjaman bervariasi antara 10bulan – 18 bulan. Selain itu, hampir 90% wargadi Kecamatan Dawuan Subang dalamkehidupan kesehariannya masih mengandalkansektor agro seperti padi, kadang, jagung dansebagainya. Pontensi inilah yang dinilai menjadipeluang usaha yang cukup menjanjikan.

Pinjaman tertinggi yang ditetapkan sebesarRp 20 juta, dengan jasa pinjaman sebesar 2,5%.Namun dalam praktiknya tidak semua laba itumasuk ke kas KSP, sebagian lagi dikembalikanke nasabah yakni sebesar 0,5%. Syaratnya,pengembalian pinjaman harus tepat waktu. Pro-gram ini dimaksudkan untuk memacu kesadaranpeminjam untuk selalu mengembalikan kredittepat pada waktunya. Cara ini dinilai cukupberhasil. Berdasarkan catatan, tingkat pengem-balian pinjaman di KSP mencapai lebih 99%.

Bukan hanya dalam hal pinjaman, mana-jemen KSP juga selektif dalam menerima anggotabaru. Untuk bisa menjadi anggota KSP pengelolamenetapkan beberapa syarat, di antaranyanasabah telah meminjam minimal 3 kali. Jikaselama 3 kali berturut-turut tingkat pengem-baliannya bagus, nasabah dapat mengajukanmenjadi calon anggota. Biasanya besar pinjamantahap awal ini tidak lebih dari Rp 2 juta. Jika syaratdi atas belum terpenuhi, maka KSP belum akanmemproses menjadi anggota.

Hingga kini jumlah anggota KSP WAMberjumlah 130 orang, dan nasabah sebanyakRp 700 orang. Mereka tidak hanya pedagangkecil seperti padagang asongan, tetapi juga

pengusaha menengah. Salah satunya adalahUkanda, warga Kampung Buah Dua DesaMargasari, Kecamatan Dawuan, Subang, yangmenekuni usaha ternak ayam. Saat ini, usahapeternakan ayam miliknya telah mengalamikemajuan cukup pesat. Awalnya, Ukanda hanyamempunyai satu blok kandang yang mampumenampung 5.000 ekor ayam. Kini, ia telahmempunyai tiga kandang yang mampumenampung 15.000 ekor ayam. Sekali panen,ia bisa mengantongi laba Rp 10-20 juta

Ukanda merupakan salah satu anggotamasyarakat yang berhasil membangun usahanyadengan memanfaatkan dana pinjaman dari KSPWahana Arta Mukti. Selain meningkatkan tarafhidupnya, ia juga mampu menampung tenagakerja di sekitarnya. Ia mempekerjakan tiga orangkaryawan dengan gaji rata-rata Rp 700 ribu perbulan.

Usaha yang dibiayai oleh KSP Sahana ArtaMukti meliputi usaha sektor agribisnis (pertanian,peternakan, perikanan), usaha sektor niaga(warung, pedagang kaki lima), usaha sektorpengadaan (bahan bangunan, penghala hasilpertanian), usaha kecil mikro (kerajinan, mebeler).

Tingkat perputaran uang yang cukup tinggitelah menjadikan aset KSP Wahana Arta Muktibertambah besar dari hari ke hari. Kini totalasetnya mencapai Rp 2,198 miliar. Dalammelayani nasabah, KSP Wahan Arta Muktididukung 14 orang karyawan dengan kualifikasipendidikan SMA dan 1 orang sarjana. Pengurussenantiasa beruisaha meningkatkan kinerja parapengurus dengan cara mengikutsertakan parakaryawannya ke berbagai kegiatan pengem-bangan kapasitas.

Yang tak kalah penting adalah upayapengurus dan manajemen di dalam membangunmental kerja karyawan melalui internalisasi mottoKSP Wahan Arta Mukti: “Tidak ada dusta di antarakita” dan “Tidak ada dendam di antara kita”.

KSP Wahana Arta MuktiAlamat : Desa Dawuan Kaler RT. 08/03,

Kec. Kalijati, Kab. Subang, Jawa BaratBerdiri : 14 Juli 1997Badan Hukum : 553/BH/KDK.10.11/X/2004,

tanggal 5 Oktober 2004Tahun Perkuatan Modal : 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp2,1 miliarKetua : H. Hali Natapermana, SpdJumlah Anggota : 130 orangJumlah Karyawan : 14 orang

Page 61: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a52

Adalah saat-saat paling mem-bahagiakan Ukanda, Warga Kp.Buahdua Desa Margasari, Ke-

camatan Dawuan, Subang, saat berada dikandang ayam, apalagi bila menjelang panentiba. “Alhamdulillah, sebentar lagi panen,” tuturayah dua anak ini sembari senyum simpul,Agustus 2009 silam.

Kegembiraan semakin tergambar di rautmukanya karena harga ayam di pasarancukup tinggi. Ia membayangkan akan mem-peroleh untung yang cukup besar. Karena ituIa bernazar akan memberi bonus kepada tigakaryawannya, dan selanjutnya mampu me-ngembalikan pinjamannya ke koperasi. Ya, iatelah meminjam uang ke KSP Wahana ArtaMukti sebesar Rp 20 juta. Ia lupa entah yangkeberapa pinjaman kali ini, karena begitusering ia meminjam dana dari KSP WahanaArta Mukti.

Ukanda mulai meminjam dana dari KSPWahana Arta Mukti sebesar Rp 10 juta padatahun 2005 untuk modal usaha peternakanayam. Modal tersebut besar maknanya bagipengembangan usahanya. Berkat insting ke-jelian dalam pengelolaan usahanya, ia suk-ses, bahkan pinjaman bisa ia dikembalikansebelum jatuh tempo. Kepercayaan dari kope-rasi pun bertambah, dan sebagai bentuk re-ward koperasi memberi Ukanda kelonggaranpeminjaman hingga Rp 20 juta. Kini ia telahmempunyai tiga blok kandang yang mampumenampung 15.000 ekor ayam.

Bisanya ayam-ayam ini bisa dipanenpada usia antara umur 28-35 hari, denganbiaya operasional per musim sebesar Rp 10juta. Modal kerja tersebut dipergunakan untukbiaya bibit, pakan dan obat-obatan. Setelahdipotong biaya operasional, ia bisa mempe-

roleh laba hingga Rp 10-20 juta sekali panen.Keuntungan tambahan juga Ukdanda

dapatkan dari hasil menjual kotoran ayam.Para karyawannya mengemas kotoran kedalam karung. Sekali panen Ukanda biasanyamendapat 800-1000 karung kotoran ayam,dijual dengan harga Rp 3.500- 4.000 perkarung

Nilai-nilai koperasi, yakni kebersamaan,kekeluargaan dna kegotongroyongan iaterapkan juga dalam pengelolaan usahanya.Setidaknya, tiga orang karyawan bisamerasakan hal ini. Mereka bergaji Rp 700 ribuper bulan, ditambah uang saku mingguansebesar Rp 25 ribu per orang. Ukanda acapmemberi mereka bonus bila mendapatkankeuntungan besar. Ia tak segan-segan mem-berikan bonus kepada karyawan hingga Rp1 juta per orang.

Dengan performa bisnisnya yang cukupbagus, Ukanda berharap dapat meminjammodal lebih besar untuk mengembangkanusahanya. Dengan begitu, Ia bisa menam-pung tenaga kerja lebih banyak lagi.

Kisah Sukses Peternak Ayam di Buahdua, anggota KSP WahanaArtha Mukti

Sekali PanenBisa UntungRp10-20 Juta

Ukanda dan usaha peternakan ayam yang ia kelola

Page 62: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 53

Save Loan Cooperation (KSP) ofWahana Arta Mukti (WAM) DawuanSubang District grows and develops

in Subang Regency, the regency that usedto be known as honey pineapple producer isworth paying attention to. In 2004, the Gov-ernment through Ministry of Cooperation andUMKM scrolled agribusiness aid fund in theamount of Rp 1 billion. This save loan wasformerly in the form of Save Loan Unit fromKUD Wahana Arta Mukti. In October 2004,Save Loan Cooperation (KSP) was born withlegal entity No. 553/BH 10.11/X/2004 dated5 October 2004.

The applied business pattern wasmonthly pattern loan (conventional) andweekly pattern loan, with loan service in theamount of 2.5% per month. The term for re-turn varied between 10 – 18 months. In ad-dition, nearly 90% of denizens in DawuanSubang District depended on agriculturalsector in their daily lives, such as rice,(kadang?), corn, etc. It was this potential thatwas considered as quite promising.

The highest loan was stipulated at Rp20 million, with loan service in the amount of2.5%. However in practice not all profit wentto KSP petty cash, some was returned to thecustomers i.e., in the amount of 0.5%. Therequirements are that such return must bemade in timely manner. This program wasintended to drive the awareness of borrow-ers to always return credits in timely maner.This way was considered as quite success-ful. Based on the record, the level of returnat KSP reached up to more than 99%.

KSP WAHANA ARTA MUKTI

If there is no Lie Betrween us is theKey to Success

Not only in terms of loan, KSP manage-ment is also selective in accepting new mem-bers. To be able to become a member ofKSP the manager applies several require-ments, among others is that the customerhas borrowed at least 3 times. If the returnhas been favorable 3 times consecutively,the customer may apply to become a mem-ber. The amount of loan at this early stageis not more than Rp 2 million.

Up to now the number of members ofKSP WAM has been 130, and the numberof customers has been 700. They are notonly small traders such as peddlers, but arealso middle scale businessmen.

Business funded by KSP Sahana ArtaMukti includes agribusiness sector (agricul-ture, animal farming, fishery), commerce sec-tor business (shops, pavement sellers), trad-ing sector business (hardware store, cropsprocessors) , and micro small business(handicraft, furniture).

The high level of money circulation hasmade KSP Wahana Arta Mukti’s asset to in-crease. Now its total asset reaches Rp 2.198billion. In providing service to customers,KSP Wahan Arta Mukti is supported by 14staff who are high school graduates and 1university graduate.

Another important thing is the effort ofthe administrators and managemewnt in de-veloping the working mental of their staffthrough the internalization of KSP WahanArta Mukti motto: “There is no lie betweenus” and “There is no grudge between us.”

Page 63: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a54

Page 64: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 55

JAWA TENGAHCentral Java

Page 65: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a56

Ibarat perangko ketemu amplop. Demikiankisah pengembangan usaha agribisnis/sektoral yang diupayakan melalui KSP Karya

Usaha Dana Grabag di Kabupaten Magelang.Betapa tidak. Pemerintah Kabupaten Magelangsejak 2004 silam telah mengeluarkan kebijakanpengembangan agropolitan. Artinya, pengem-bangan agribisnis di wilayah KabupatenMagelang yang terbentang di antara GunungMerapi dan Merbabu (seluas 1.085,73 km² atausetara 9,56% dari Wilayah Propinsi JawaTengah) itu mendapat perhatian serius peme-rintah daerah.

Gayung pun bersambut. Kebijakan tersebut

KSP KARYA USAHA DANA GRABAGKabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah

Agribisnis di Antara Lereng Merapi

telah menaikkan antusiasme masyarakat petanidalam kegiatan budi daya pertanian. Bilakegiatan budi daya tanaman, ternak, ataucampuran, pada 2003 berjumlah 122.527 orang,pada tahun 2006, angkanya meningkat menjadi132.077 orang atau naik sebanyak 7,79%.Demikian juga pada pengolahan hasil atauagroindustri telah menghasilkan kesempatankerja tahun 2003 sebanyak 23.743 orang. Padatahun 2006 jumlahnya meningkat menjadi 26.231orang atau naik 10,47%.

Tentu saja bukan semata lantarankebijakan tersebut bila KSP Karya Usaha DanaGrabag sukses menjalankan Program Pengem-

Suasana kawasan agropolitan di perdesaan di Kecamatan Grabag, yang terletak di di lereng dan kaki Gunung Merapi

Page 66: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 57

bangan Pengusaha Mikro dan Kecil MelaluiPerkuatan Modal Koperasi Simpan Pinjam (KSP)di Sektor Agribisnis dari Kementerian NegaraKoperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Yangbisa dikatakan adalah bahwa sukses KSP KaryaUsaha Dana Grabag berada dalam arus besarkeberhasilan Kabupaten Magelang dalammengembangkan sektor agribisnisnya.

Keberhasilan pengelolaan dana tentu sajamerupakan wilayah yang berbeda dari gambaranagropolitan secara umum. Yang jelas, kesuksesanitu merupakan cerminan dari keseriusan dankepiawaian para pengurus dan manajemenKesuksesan KSP Karya Usaha Dana Grabagdalam mengelola dana. Hubungan kerja samayang harmonis antara koperasi dan Dinas KoperasiDinas Koperasi, Perindustrian dan PerdaganganKab. Magelang menambah nilai tersendiri.

Harmoni Pengurus dan AnggotaGrabag sebagai wilayah kecamatan—di

lereng dan kaki Gunung Merapi— memang telahlama dikenal daerah yang memiliki “kulturberkoperasi” yang baik. KUD Grabag jugaterkenal bukan hanya di seantero KabupatenMagelang, tetapi juga Provinsi Jawa Tengah.Kultur ini menurun juga kepada KSP Karya UsahaDana Grabag yang tumbuh–pada awalnya—sebagai bagian dari KUD Grabag itu.

KSP Karya Usaha Dana Grabag initermasuk koperasi sehat. Meski baru berdiri pada

2004, KSP ini langsung menjadi peserta ProgramPengembangan Pengusaha Mikro dan Kecilmelalui Bantuan Perkuatan Dana Bergulir bagiKSP di Sektor Agribisnis pada tahun itu juga,dengan jumlah perkuatan sebesar Rp 1 miliar.KSP ini dinilai telah memenuhi persyaratan yangdiwajibkan. Sebagai catatan, sebelum KSP inidibentuk KUD Grabag telah melakukanotonomisasi pengelolaan usaha simpan pinjamselama lebih dari tiga tahun.

Kini KSP Karya Usaha Dana Grabag telahmembukukan asetnya sekitar Rp Rp2.255.922.274. Jumlah anggota per 31Desember 2008 sebanyak 481 orang. Hinggabuku ini disusun, angkanya tentu saja telahmeningkat. Gambaran sekilas tersebut melukis-kan dinamika yang tercipta selama ini.

“Sebagai badan usaha berbasis budayakekeluargaan dan kebersamaan, manajemenKSP Karya Usaha Dana Grabag berusaha selaludekat dengan anggota, atau dalam hal ini parapetani, perajin, dan peternak,” tutur KelikMurtandiya. “Hubungan kami dengan para tokohdesa di Grabag cukup akrab dan salingmengenal satu sama lain,” tambah Kelik.

Benar. Setidaknya Kepala Desa Lebakmengakui hal ini. “Sebagai kepala desa, sayamemberikan dorongan kepada warga untukmenjadi atau aktif di KSP Karya Usaha DanaGrabag. Jadi, kami saling memberikanrekomendasi, misalnya dalam hal pengajuan

Anggota KSP Dana Grabag memasarkan berbagai komoditas agribisnis di pasar agropolitan Grabag

Page 67: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a58

kredit,” aku Budi Solikin Kepala Desa Lebah,kecamatan Grabag.

Kedekatan semacam itu menjadi kunci darikeberhasilan penyaluran sekaligus kontrolterhadap pemanfaatan dana koperasi. Ciri dariasas kekeluargaan dan kegotongroyongankoperasi semacam itu dirasakan seoranganggota KSP Karya Usaha Dana Grabag, DoniRiskianto (48 th), warga Dusun Kaligandu,Grabag. Ia mendapatkan pinjaman koperasihingga Rp 30 juta untuk melancarkan usahapembuatan aneka krupuk singkong. Ia yangmemiliki keahlian di dalam pengolahan berbaganbaku singkong itu bekerja sama dengan parapetani. Hasil yang diserahkan kepada Doniberupa bahan setengah jadi untuk kemudiandibumbui hingga barang jadi (mentah). Berkatpinjaman dari koperasi, ia bisa membayarpuluhan petani serta mengangsur setelahproduk-produknya terbeli.

Doni tidak mengalami kesulitan lantaran iatelah memiliki sejumlah pelanggan, seperti dariJakarta, Malang, dan Kabupaten Banyumas.“Kami menerapkan sistem kontan. Pada saatmemesan, saya meminta para pelanggan untukmentransfer uang pemesanan, setelah itu

barang dikirim sesuai pesanan yang sudahdibayar,” ujar Dodi menceritakan mekanismebisnisnya.

Kelik sendiri mengaku bangga memilikinasabah seperti Doni ini. “Ia adalah prototipenasabah yang berani dalam mengambil risiko,namun jujur dan sportif. Kami tak pernahterganggu bila, misalnya, terjadi terlambatanangsuran, sebab alasannya masuk akal. Inilahsalah satu seni berkoperasi. Ada prinsipfleksibilitas tanpa harus mengorbankan risikobesar,” kata Kelik.

Bahkan, untuk ukuran nasabah yangkemampuannya jauh di bawah Doni, KSP tetapmemberikan pelayanan dan kesempatan untukmeminjam modal. Pengalaman Mardi, 60 tahun,membuktikan hal itu. Mardi, yang seorang petaniitu, mengajukan pinjaman uang sebesar Rp700.000. Dana tersebut dipergunakan sebagaibiaya untuk membesarkan seekor sapi Australiayang ia miliki, seperti yang dilakukan para petanidi lingkungannya. Maklum, untuk membesarkansapi membutuhkan waktu beberapa bulanhingga hewan piaraan tersebut layak dijual kepasar. Ia juga mendapatkan tambahan berupapupuk dari pengelolaan kotoran piaraannya itu.

Doni Riskiyanto, anggota KSP Dana Grabag membiayai usaha pembuatan aneka kerupuk singkong dari dana pinjaman berguliragribisnis/ sektoral sebesar Rp 30 juta, yang dikucurkan dalam beberapa tahap

Page 68: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 59

Mardi hanya mengambil untung beberapapersen dari nilai jual seekor sapi (sekitar Rp 4-7juta). “Saya berani pinjam ke koperasi karenaada yang bisa saya hasilkan. Saya takut ngutang.Saya baru bisa kembalikan pinjaman setelahsapi ini dijual. Karena saya dipercaya, dan sayabersedia dengan persyaratan yang berlaku, yasaya mau,” tutur Mardi lugu namun tegas.

Tingkatkan KinerjaPenyaluran dan hasil Program Pengem-

bangan Pengusaha Mikro dan Kecil melaluiBantuan Perkuatan Dana Bergulir bagi KSP diSektor Agribisnis yang dilakukan melalui KSPKarya Usaha Dana Grabag cukup berhasil dantepat sasaran. Namun, jajaran manajemen takberbangga hati, sebagaimana jajaran dewanpengurus dan pengawas KSP Karya UsahaDana Grabag tak berpangku tangan terhadapprestasi yang telah mereka raih. Pasalnya,mereka masih “gelisah” terhadap kurangoptimalnya penggalangan dana dari anggota.

Mereka mengakui, selama ini pemanfaatandana yang sampai ke anggota, meskipun sudah

cukup berhasil, masih mengandalkan modal dariluar. Hal itu mengemuka pada saat RapatAnggota Tahunan di akhir 2008 silam. Olehkarena itu, mari kita upayakan secar bersama-sama peran aktif nyata anggota,” tuturSutaryono, ketua Pengawas KSP Karya UsahaGrabag pada kesempatan hajatan puncak itu.

Kelik Murtandiya mengakui kelemahankoperasi yang ia pimpin. “Kami masih terus belajardari kekurangan-kekurangan itu, meski kami sudahmencoba berbuat yang terbaik. Kami, misalnya, takbosan untuk mengirimkan beberapa karyawan keberbagai forum pelatihan peningkatan kompetensi,”aku Kelik merendah.

“KSP Karya Usaha Dana Grabag di mata kamisudah cukup bagus. Karyanya nyata dan bisadibuktikan di lapangan. Kami berharap ke depanKSP ini bisa berkinerja lebih baik,” kata MenurutAnik Indaryanti, Kasi Bina Usaha dan PermodalanDinas Koperasi Dinas Koperasi, Perindustrian danPerdagangan Kab. Magelang. “Bukan melulu soalbesarnya aset, tetapi jangan lupa bahwa mengelolakoperasi itu juga membutuhkan semangat. Nah, darisisi itulah KSP Karya Usaha Dana Grabag harusdilihat,” simpul Kelik.

KSP Karya Usaha Dana GrabagAlamat : Jl. Stadion No 1 Grabag, Kab. Magelang,

Provinsi Jawa TengahBerdiri : 1 Maret 1997Badan Hukum : No: 227/GH/II/2004, tanggal 22 Novem-ber 2004Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp2.255.922.274Manager : Kelik Murtandiya PhJumlah Anggota : 327 orangJumlah Karyawan : 5 orang

Mardi anggota KSP Dana Grabag dan usaha penggemukan sapi yang ia kelola

Page 69: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a60

Just like a stamp that meets an envelope, this is the story of agribusiness/sector business development sought

through KSP Karya Usaha Dana Grabag inMagelang Regency. The government ofMagelang Regency since 2004 has issued apolicy of agropolitan development. It means,such agribusiness development in MagelangRegency area stretched between Merapiand Merbabu Mountains obtains a serious at-tention from regional government.

Of course, the government attention isnot the only factor that makes KSP KaryaUsaha Dana Grabag successful in runningMicro and Small Entrepreneurs DevelopmentThrough Capital Save Loan Cooperation(KSP) Strengthening in Agribusiness Sectorfrom State Ministry of Cooperation and SmallMiddle Scale Enterprises. It would be moreprecise to say that the success of KSP KaryaUsaha Dana Grabag is in the large wave ofMagelang Regency success in developing itsagribusiness sector. Such success is obvi-ously the reflection of the seriousness andexpertise of the administrators and manage-ment of KSP Karya Usaha Dana Grabag inmanaging fund. There is a harmonious co-operative relation among Cooperation Ser-vices, Industry and Trading of Magelang Re-gency. Magelang has added specific value.

Grabag as a district area – on the slopeof Merapi Mountain – has been known for along time as an area that has a good “coop-eration culture.” KUD Grabag is also knownnot only throughout Magelang Regency, butalso Central Java Province. This culture alsodescended to the staff of KSP Karya UsahaDana Grabag who grew–initially— as partsof such KUD Grabag.

KSP KARYA USAHA DANA GRABAGMagelang Regency – Central Java

Agribusiness Between Merapi Slopes

This KSP Karya Usaha Dana Grabag isquite a healthy cooperation. Even thought itwas not established until 2004, this KSP im-mediately became participant of Micro andSmall Entrepreneurs Development Programthrough Strengthening Scrolling Fund Aid forKSP in Agribusiness Sector in the same year,with strengthening fund in the amount of Rp1 billion. This KSP is considered as havingmet the compulsory requirements. As a note,before this KSP was established, KUD Grabaghad conducted save loan business manage-ment autonomy for more than three years.

Now KSP Karya Usaha Dana Grabag hasaccounted its asset which is around Rp2,255,922,274. The number of members asper 31 December 2008 is 481. Until this bookwas composed, the number of course has in-creased. The brief description provides cleardynamic that has been created all this time.

“As a business entity with kinship and to-getherness basis, management of KSP KaryaUsaha Dana Grabag always tries to be closeto members, or in this matter farmers, crafts-men, and animal farmers,” said KelikMurtandiya, Chairman of this KSP.

Such closeness becomes the key to suc-cess in distribution and control of coopera-tion fund utilization. These characteristics ofkinship and mutual assistance are felt by amember of KSP Karya Usaha Dana Grabag,Doni Riskianto (48), a Kaligandu Village deni-zen, in Grabag. He obtained cooperationloan up to Rp 30 million to smoothen his cas-sava chips business. Thanks to the loanfrom cooperation, he could pay many farm-ers and pay his own installment after all hisproducts are sold.

Page 70: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 61

Pasar agropolitan Grabag, tempat para anggota KSP Karya Usaha Dana Grabag memasarkan hasil tani mereka

Page 71: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a62

Jika Anda pergi ke Kabupaten Jepara,Jawa Tengah, sempatkan pergi ke Jl.Raya Bakalan No. 21 Kalinyamatan. Anda

akan menjumpai sebuah gedung dua lantaiberarsitektur modern-minimalis. Penampilangedung ini bersih, dan tampak menonjol biladibanding beberapa bangunan di sekitarnya.Sekilas, terkesan bahwa bangunan itu milikperusahaan swasta nasional, atau kantorperwakilan perusahaan besar swasta. Halamansamping hingga ke belakang luas, dan terdapatsebuah toko grosiran ala supermarket.

Ada apa dengan bangunan tersebut?Bangunan tersebut adalah kantor pusat

KSP UTAMA KARYAKabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Utama Karya.Tidak salah bila Anda menyimpulkan bahwapenampilan bangunan tersebut mewakiliperforma koperasi yang berdiri pada 2004 itu.Kemegahan bangunan tersebut sekaligusmenggambarkan dedikasi para pengurusnya,dan manajemen KSP Utama Karya, di dalammengembangkan usahanya.

Logikanya sederhana, bagaimana mungkinsebuah koperasi—atau badan usaha apa saja—mampu membangun gedung perkantoran untukaktivitas sehari-hari bila para pengelolanya tidakmemiliki dedikasi untuk maju? Motto KSP UtamaKarya: Bersama Membangun Jati Diri, seperti

Jati Diri Kebersamaan di Bumi Kartini

Suasana dialog antara pengurus dan anggota KSP Utama Karya yang sedang mengajukan kredit.

Page 72: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 63

telah tertransformasi ke dalam etos kerja parapengurusnya, puluhan karyawannya, bahkanpara nasabahnya. Kinerja koperasi ini adalahyang terbaik di Kabupaten Jepara, dan termasukbersinar di antara koperasi-koperasi terbaik diJawa Tengah.

Sebagai koperasi simpan pinjam, UtamaKarya masih berusia muda. Induknya adalahKoperasi Serba Usaha (KSU) Utama Karya yangberdiri sejak 1993, yang kini memiliki 7 cabangyang tersebar di sejumlah kabupaten/ kota diJawa Tengah (baca: Cita-Cita Kaum Kaki Lima).

Keberadaan KSP Utama Karya memangrelevan dengan potensi Kabupaten Jepara yangmemiliki banyak jenis usaha agribisnis, sepertipertanian, kerajinan. Tak heran begitu ada Pro-gram Perkuatan Modal Koperasi Simpan Pinjam(KSP) di Sektor Agribisnis, kesempatan itu tidakdisia-siakan.

Namun, kemauan saja tak cukup. Sebab,bagaimanapun juga dana tersebut adalah uangnegara yang harus dipertanggungjawabkan.Dinas Koperasi, UMKM dan Pengelolaan PasarKabupaten Jepara memiliki peranan besar dalammenentukan koperasi mana yang berhak dandapat dipercaya untuk mengelola pemanfaatandana tersebut. Dan, bila pilihan jatuh kepadaKSP Utama Karya, tentu pertimbangannya

adalah kinerja. “KSP Utama Karya memangsalah satu koperasi terbaik yang kami miliki disini. Kami percaya, Utama Karya adalah pihakyang pas menjalankan program perkuatan modaldi bidang agribnisnis-sektoral itu,” kata Sujarot,Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan PengelolaanPasar Kabupaten Jepara

Bagi jajaran pengurus KSP Utama Karyakepercayaan tersebut bukan tanpa konsekuensi.“Kami menjalankan kepercayaan tersebutsebagai amanah, dan progam agribisnis-sektoralitu kebetulan sama dengan misi kami di sini,” tuturZaenal Arief, yang merupakan KepalaPembukuan KSP Utama Karya tersebut.

Memfasilitasi Agribisnis

Keputusan Dinas Koperasi dan PengelolaanPasar itu sangat beralasan, karena KSP UtamaKarya selama ini bekerja secara profesional. Kiniaset Koperasi ini secara keseluruhan sekitar Rp80 miliar.

Koperasi Simpan Pinjam Utama Karyamemang terpisah secara otonomi dari KoperasiUtama Karya sebagai induk. Sebagai holding,Koperasi Utama Karya bergerak di bidangperdagangan. Dari sinilah, memang, pergerakanmodal koperasi melejit. Sebagai catatan,

Sutomo, anggota KSP Utama Karya memamerkan hasil kerajinan tenun hasil usaha tenun yang ia kelola

Page 73: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a64

Koperasi Utama Karya kini memiliki Toko Grosirterbesar di Kabupaten Jepara.

Kembali ke KSP Utama Karya. Penyalurandana perkuatan sebesar Rp 1 miliar (diterimapada tahun 2004) kepada para anggota yangbergerak di bidang agribisnis dan sektor riillainnya bukan hal sulit bagi KSP Utama Karya.Ya, sebab, mekanisme dan tradisi koperasi telahterbangun dengan baik.

Salah satu anggota koperasi yangmendapatkan manfaat dari program di atasadalah Sutomo, 48 tahun, seorang perajin tenundi Desa Troso, Kecamatan Pecangakan. Desaini memang dikenal sebagai penghasil tenunsejak 1935. “Saya jelas beruntung bisa dapatkanmodal usaha itu dengan persyaratan yangmemudahkan saya,” aku Sutomo, perajin yangproduknya telah banyak dipasarkan hingga keBali itu.

Pencanggihan Manajemen

Kini, tenaga-tenaga utama di manajemenKoperasi Simpan Pinjam Utama Karya adalah

anak-anak muda. Generasi perintis hanyaberada di jajaran kepengurusan. Hal ini memangbukan tanpa kesengajaan. “Kami tutwurihandayani (mendorong dari belakang),” tuturIbnu Zaenuri, perintis Koperasi Utama Karya,kalem.

Dan, benar, kepercayaan para senior dalammendorong kader-kader koperasi yang mudatelah membuahkan hasil. Paling tidak, pada saatini di jajaran manajemen koperasi telah memilikiseorang manajer yang telah mengantongisertifikat kompetensi di bidang manajemen.Mahali, demikian namanya, kini menjabatsebagai Manajer KSP Utama Karya. “Kami inginmengelola koperasi ini secara profesional.Teman-teman senantiasa berlomba-lomba untukmendapatkan sertifikat yang proses ujiannyaternyata nggak mudah,” tutur Mahali bangga.

Laporan dari pihak Bank Jateng CabangJepara yang berperan sebagai mitra dari pro-gram perkuatan modal dana bergulir sektoragribisnis ini menyebutkan bahwa KSP UtamaKarya telah menjalankan kewajibannya denganbaik dan tidak pernah menunggak.

KSP Utama KaryaAlamat : Jl. Raya Bakalan No. 21 Kalinyamatan,

Kab. Jepara, Jawa TengahBerdiri : 31 Januari 1996Badan Hukum : No: 12047a/BH/PAD/KWK-II/1/1996Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : H. Ahmad Zaeni

Usaha tenun kain milik Sutomo, anggota KSP Utama Karya Jepara

Page 74: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 65

Awalnya, pada 1993, sekitar 6 orang pedagang berinisiatif mendirikan sebuahpaguyuban untuk menghimpun para pedagang kaki lima (PKL) di KabupatenJepara. Gagasan tersebut segera menyebar di kalangan PKL. Pada tahap

pertama berkumpul 35 orang. Mereka bersepakat untuk membangun membangunekonomi bersama melalui sebuah koperasi.

Sejumlah pionir, di antaranya Ibnu Zaenuri, lantas melobi Dinas Koperasi setempat.Maka, di tahun 1993 juga keinginan bersama itu terwujud. Kebetulan, Ibnu Zaenuridan beberapa kawannya pernah mengelola sebuah koperasi. Maka, rapat anggotapun terselenggara, dan lahirlah Koperasi Utama Karya.

Berkat keuletan para pengurusnya, kini Koperasi Utama Karya telah memiliki 7cabang di berbagai kota di sekitar Jepara, seperti di Pati, bahkan hingga ke arahbarat Banjarnegara.

Kini, total aset Koperasi Utama Karya mencapai Rp 80 miliar. Itu melingkupi semuajenis usaha yang ada, termasuk KSU Utama Karya yang kini mengelola PusatPerbelanjaan Grosir yang tidak pernah sepi pembeli itu. Omset per hari mencapaipuluhan juta rupiah. Demikian bila kebersamaan dibangun, jati diri pun terlahir, sepertimotto Koperasi Utama Karya, “Maju Bersama Membangun Jati Diri”.

Cita-Cita Kaum Kaki Lima

Pusat Grosir, salah satu jenis usaha milik KSU Utama Karya Jepara

Page 75: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a66

If you go to Jepara Regency, Central Java,stop by at Jl. Raya Bakalan No. 21Kalinyamatan. You will meet a two-storey

building with modern-minimalist architecturaldesign. This building looks clean and moreprominent compared to the surrounding build-ings. At a glance, there is an impression thatsuch building belongs to national private com-pany, or it is a private large company repre-sentative office. On the side yard up to back-yard, there is a grocery store just like a su-permarket.

Such building is the head office of SaveLoan Cooperation (KSP) of Utama Karya. Itwouldn’t be incorrect if we concluded that thebuilding appearance represents the perfor-mance of the cooperation that was estab-lished in 2004. The greatness of such build-ing is at the same describes the dedicationof the administrators and management ofKSP Utama Karya, in developing their busi-ness. Performance of this cooperation is thebest in Central Java.

As a save loan cooperation, Utama Karyais still young. Its chief is Various Business Co-operation (KSU) of Utama Karya that was es-tablished in 1993, which now owns 7 branches,scattered in a number of regencies/cities inCentral Java.

The presence of KSP Utama Karya isindeed relevant with Jepara Regency poten-tial that has many types of agribusiness busi-ness, such as agriculture and handicraft. Nowonder when an opportunity such as CapitalStrengthening Program for Save Loan Co-operation (KSP) in Agribusiness came, it didnot go to waste. Cooperation, Small MiddleScale Enterprises and Jepara have a largerole in determining which cooperation is en-

KSP UTAMA KARYAJepara, Central Java

Togetherness Identity onthe Earth of Kartini

titled and can be trusted to manage such fundutilization. Such decision of Cooperation Ser-vice and Market Management is reasonablesince KSP Utama Karya has worked profes-sionally. Now this Cooperation asset in totalis around Rp 80 billion.

Save Loan Cooperation of Utama Karyais separate in terms of autonomy from UtamaKarya Cooperation as the chief. As a holdingcompany, Utama Karya Cooperation is en-gaged in trading. From here, indeed, coop-eration capital movement rocketed. As arecord, Utama Karya Cooperation now ownsthe Largest Grocery Store in Jepara Regency.

Going back to KSP Utama Karya, the dis-tribution of strengthening fund in the amountof Rp 1 billion (received in 2004) to memberswho are engaged in agribusiness and anyother real sectors was not a difficult matterfor KSP Utama Karya.

One of cooperation members who ob-tain benefit from the above program isSutomo, 48 year, a weaving craftsman inTroso Village, Pecangakan District. This vil-lage is indeed has been famous for its weav-ing products since 1935. “I am obviously verylucky to be able to obtain such business capi-tal with requirements that facilitate me,” ad-mit Sutomo, the craftsman whose productshave been marketed up to Bali.

Now, principal powers in Utama KaryaSave Loan Cooperation management areyoungsters. Pioneer generation is only at ad-ministrator array. Reports from Jateng BankJepara Branch who acts as a partner in thisagribusiness scrolling fund capital strength-ening program say that KSP Utama Karya hasfulfilled its obligation well and it is never inarrears.

Page 76: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 67

Kantor KSP Utama Karya

Page 77: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a68

Kening Haji Saleh berkerut ketikamenghadapi jalan buntu untukmendapatkan dana secara cepat bagi

sekitar 40 hektar lahan tebu miliknya dansembilan petani di kelompoknya. Petani padaumumnya tidak bankable. Ia sadar betul soal ini,dan proses mengurus kredit di bank pun takmudah.

Namun, guratan-guratan di dahinya segeraberubah ketika telepon genggamnya berdering.“Alhammdulillah, pengajuan pinjaman saya danteman-teman disetujui,” ucap Saleh usaimembaca sebuah pesan pendek dari seorang

KOPERASI SIMPAN PINJAMBINA UMMAT SEJAHTERA (BUS)Lasem, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah

Tangan-tangan Dingin di UjungTimur Pantura

petugas koperasi simpan pinjam yang dikeloladengan sistem Syariah: Koperasi JasaKeuangan Syariah (KJKS) Bina Umat Sejahtera(BUS) Lasem atau juga dikenal sebagai KoperasiSimpan Pinjam (KSP) Bina Umat Sejahtera.

“Pinjaman seperti ini sungguh sangatmembantu kami. Kesulitan kami terutama untukmembeli pupuk. Saya dan teman-teman kan barupanen setelah menunggu 11 bulan. Panenpertama itu baru untuk menutupi ongkosproduksi. Jadi, kalau dihitung-hitung, selamamasa itu kami makan apa?” ucap Haji Saleh.

Kenangan itu terjadi pada tahun 2005.

Kantor KSP Bina Ummat Sejahtera, Rembang

Page 78: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 69

Beberapa bulan sebelumnya, ia dan teman-teman memang telah mendengar tentang adanyadana pinjaman Rp 1 miliar dari KementerianKoperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yangakan diterima KJKS BUS Lasem untukpengembangan usaha agribisnis/ sektoral. Salehdan kawan-kawan sendiri telah lama menjadianggota koperasi tersebut. Mereka merasacocok karena sistem diterapkan KJKS BUS itumenggunakan sistem syariah.

Sistem Bagi Hasil

Hatta, maka kelompok tani yang ia pimpinmendapat pinjaman sebesar Rp 150 juta. Jikadirata-rata, setiap orang mendapat pinjamansebesar Rp 15 juta. Hitung-hitungannyasederhana. Sepuluh orang dalam kelompokpetani tebu itu paling tidak harus membeli 30sampai 40 ton pupuk. Belum lagi untuk ongkospengelolaan lahan, seperti membalikkan tanah(dangir) dan membikin tangkep (gundukan tanahmemanjang untuk ditanamani tebu).

Selain untuk pupuk, para petani tebu jugaharus mengeluarkan biaya tebang dan angkutRp 3.000.000, dan biaya giling Rp 1.300.000.Rata-rata, per satu ha lahan menghasilkan 60ton batang tebu. Jika direkapitulasi, biaya tanamtebu pada saat ini sekitar Rp 4.500.000 per

hektar per musim tanam (11 bulan) denganperhitungan jangka waktu hanya tiga kali panen.Dengan rendemen 7,5% dan harga gula Rp3.000 per kg, maka total biaya yang harusditanggung petani sekitar Rp 5.280.000.Pendapatan petani sekitar Rp 3.810.000 perhektar.

Berdasarkan hitung-hitungan seperti itu,maka antara anggota dan KSP BUS lalumembuat akad kredit. Mereka bersepakat untukmemberikan keuntungan kepada Koperasisetara dengan nilai 2%. “Anggota kami di sinisudah akrab dengan akad kredit seperti ini,” tuturMartono, Manajer Kredit KSP BUS Lasem.

Nilai pinjaman tersebut memang atas namakelompok. Namun, pemanfaatan dana tersebutdibagi sesuai kebutuhan masing-masinganggota. “Kelebihan dari sistem kelompok iniadalah pertanggungjawaban terhadap kami lebihterjamin. Sebab, masing-masing pemanfaatpinjaman akan menjadi tanggung jawba bersamakelompok. Dan, berdasarkan pengalamanselama ini cukup efektif,” tutur Martonomenambahkan.

Anggota kelompok petani tebu tak lagimenjual kepada pabrik gula dalam bentukbatang tebu, melainkan kepada anggota laindalam satu kelompok yang memiliki mesinproduksi gula. Gula tebu ini, selain bisa langsung

Pabrik gula tebu milik salah satu anggota KSP BUS Lasem

Page 79: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a70

dijual ke pasar, juga dibeli perusahaan pembuatkecap. Bahkan, Haji Saleh memproduksi kecapdari bahan dasar gula tebu itu untuk memenuhipasar di Kabupaten Rembang dan sekitarnya.“Jadi, keuntungan tidak pergi ke mana-mana,”kata Haji Saleh.

Menjadi Mitra Usaha Kecil-MenengahKSP BUS Lasem memang memiliki

kepedulian cukup tinggi dalam menumbuhkansektor agrobisnis/ sektoral. KSP BUS Lasem jugatidak mengalami kesulitan dalam menyalurkandana agribisnis/ sektoral ini. Di Lasem padakhususnya, dan Rembang pada umumnya,terdapat sejumlah anggota yang telah bergerakdi bidang yang dimaksud.

Selain disalurkan kepada petani tebu, KSPjuga menawarkan pemanfaatan dana Rp 1 miliartersebut kepada sejumlah penggiat agri-industri.Seperti pada kisah petani tebu, perajin terasibiasanya membutuhkan modal untuk membelibahan baku berupa udang kering dan ongkosproduksi. Joyo Kasmita (50), misalnya, bisamenghabiskan 7 kwintal udang kering dalamsatu pekan. Industri rumahan ini memiliki 7karyawan yang dibayar dengan sistem borongan.

Pada umumnya, para perajin yang telah memilikipelanggan itu tidak mengalami kesulitan untukmengembalikan pinjaman mereka.

Demikian juga pengalaman anggotaKoperasi, Nurhidayah, seorang pengelola usahabatik tulis Lasem. Ia bahkan mempekerjakan 30pembatik. “Saya membayar karyawan ber-dasarkan hasil pekerjaan per potong. Merekamembawa kain dan semua kelengkapan dari siniuntuk kemudian mengolahnya sesuai desain darisaya. Jika desainnya rumit, kami akanmembayar lebih mahal ketimbang batik yangmodelnya biasa,” tutur Nurhidayah, pengusahakecil/ perajin batik di Desa Ngemplak, Lasem.

Manajemen Solid dan InovatifFaktor penting keberhasilan KSP BUS

dalam mengelola dana koperasi adalah mana-jemen yang solid. Pengelolaannya bertangandingin. Ini bisa dimengerti bila melihat usiakoperasi yang hampir dua puluh tahun suksesmengelola dana masyarakat dengan sistemsyariah (Bank Muamalat Takaful-BMT).

Peningkatan kemampuan sumber dayamanusia memang menjadi prioritas di koperasiini. Secara berkala, para manajer dan stafmendapat berbagai training. Bahkan BMT BUS

Batik Lasem, karya anggota koperasi KSP BUS Lasem

Page 80: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 71

sendiri juga membuka jasa konsultasi-pelatihanpengelolaan lembaga keuangan nonbank secaramodern. Beberapa telah bersertifikat.

“Di kami, secara bergiliran, setingkat kasidan manajer diberikan kesempatan untukmeningkatkan kapasitas atau kompetensi, yaknidengan disekolahkan. Kita dapat fasilitasbeasiswa, katakan begitu, 50% biaya kuliah dariKoperasi,” kata Martono.

Selain manajemen, KSP juga senantiasamemberikan pelayanan terbaik kepada anggota.Salah satu inovasi yang langka bagi sebuahkoperasi adalah penyediaan anjungan tunai

KSP Bina Ummat SejahteraAlamat : Jl Raya No. 1 Lasem, Kab. Rembang,

Provinsi Jawa TengahBerdiri : Tahun 1996Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : H. Abdullah YazidJumlah Karyawan : 200 orang

mandiri (ATM). Bahkan, Koperasi sudah memilikiATM sendiri, satu unit. Pelayanan ini sudah setaradengan lembaga perbankan di tingkat unit ataukantor cabang pembantu.

Kinerja yang baik lantaran didukung sumberdaya berkemampuan memadai telah mengan-tarkan Koperasi ini sebagai salah satu koperasiterbaik di Jawa Tengah, bahkan mungkin di Indo-nesia. Bagaimana dengan cicilan pinjaman Rp 1miliar untuk agribisnis? “Alhamdulillah, lancar,”kata Martono. Kalau ada lagi, kami tak kesulitanmenyalurkan dana tersebut,” tutur Martonomenantang setengah bercanda.

Terasi udang, salah satu produk usaha anggota KSP BUS Lasem

Page 81: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a72

PROSPEROUS BUSINESS DEVELOPMENT SAVELOAN COOPERATIONLasem, Rembang, Central Java

Cold Hands at the East Tip ofPantura

sugar cane, instead they sell their crops toother members in one group who have sugarproducer machines. This sugar cane, in addi-tion to be able to be sold directly at the mar-ket, it may also be bought by soy bean saucemanufacturer companies.

Becoming Small-Middle Scale Business Partner

KSP BUS Lasem indeed has high levelof care in growing agribusiness /sector. KSPBUS Lasem also does not experience difficul-ties in distributing this agribusiness/sectorfund. Particularly in Lasem, and generally inRembang, there are members who have en-gaged in the concerned field. In addition todistributing to sugar cane farmers, KSP alsooffers fund utilization of such Rp 1 billion to anumber of agribusiness-industry activators.

The important factor of KSP BUS successin managing its cooperation fund is its solidmanagement. The managers have cold hands.This could be understood considering the ageof the cooperation which has nearly twentyyears managed community fund using shariasystem (Bank Muamalat Takaful-BMT).

The favorable performance due to thesupport of appropriate resources has deliv-ered this Cooperation as one of the best co-operations in Central Java, possibly even inIndonesia. What about the installment of Rp1 billion for agribusiness? “Thank God it hasgone well,” said Martono. If there is anotherfund granted, we will not face any difficulty indistributing such fund,” challenged Martonojokingly.

Haji Saleh frowned when he faced adead end to obtain fund quickly foraround 40 hectares of sugar cane

land of his and nine farmers of his group.Generally farmers are not bankable. He wasfully aware of this fact, and the process ofcredit administration at the bank is not an easymatter either. However, the facial wrinkles ofhis forehead soon changed when his cellularphone rang. “Thank God, the load submis-sion from me and my friends is approved, “said Saleh after reading a short message froman official of save loan cooperation managedusing Sharia system: Sharia Financial ServiceCooperation (KJKS) Prosperous CommunityDevelopment (BUS) of Lasem or also knownas Save Loan Cooperation (KSP) of BinaUmat Sejahtera.

In its operation, KSP BUS Lasem appliesfarmer group system. One group may obtainloan in the amount of Rp 150 million. In aver-age, each person obtains loan in the amountof Rp 15 million. Farmers group and KSP BUSthen draw up a credit contract. They agreedto provide profit for the Cooperation which isequivalent to 2% value.

Such loan value was indeed on behalfof the group. However, such fund utilizationwas distributed in accordance with eachmember’s needs. “The advantage of this groupsystem is that the accountability towards usis more secured, since each loan utilizationwill be the joint responsibility of the group. Inaddition, it is based on the effective experi-ence that we have had,” said Martono.

Sugar cane farmers group members nolonger sell to the sugar factory in the form of

Page 82: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 73

Aktivitas produksi batik pada sebuah worksop yang dikelola oleh anggota KSP BUS Lasem

Page 83: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a74

Page 84: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 75

JAWA TIMUREast Java

Page 85: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a76

Rasanya tidak berlebihan jika YudiPujianto punya rasa fanatisme yangbesar terhadap eksistensi Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) Lestari Mandiri. Ketikausaha penggilingan padi yang ia kelola perlupengembangan modal, ia meminjam modal darikoperasi. Ketika itu tahun 2000, ia meminjamsejumlah dana dari Usaha Simpan Pinjam (USP)Lestari Mandiri. Dan, ketika usahanya sempatmengalami gonjang-ganjing karena ditipu mitrakerja pada tahun 2008, lagi-lagi ia mendapatkanpinjaman dari KSP Lestari Mandiri, yang dulubernama USP Lestari Mandiri. Usaha yang iakelola pun selamat dari kebangkrutan. “”Di saat

KSP LESTARI MANDIRIKota Malang, Provinsi Jawa Timur

Sukses dengan SistemTanggung Renteng

aku jatuh, hanya koperasi yang setiamembantuku,” ungkap Yudi Pujianto, pemilikusaha penggilingan gabah (selep) di kawasanSingosari, Kabupaten Malang. Yudi Pujiantomerupakan salah satu contoh warga masyarakatdi Kabupaten Malang yang taraf hidupnyaterangkat setelah bersinergi dengan koperasi,dalam hal ini KSP Lestari Mandiri.

Koperasi Simpan Pinjam Lestari Mandirimerupakan salah satu koperasi peserta ProgramPengembangan Pengusaha Mikro dan Kecilmelalui Perkuatan Modal KSP di sektorAgribisnis. Pada tahun 2003, koperasi inimenerima pinjaman dana bergulir dari Pe-

Kantor KSP Lestari Mandiri, Kota Malang, Jawa Timur

Page 86: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 77

merintah melalui Kementerian Negara Koperasidan UKM sebesar Rp 1 miliar. Koperasi simpanpinjam ini merupakan reinkarnasi dari UnitSimpan Pinjam (USP) Koperasi Citra LestariMandiri. Pada tahun 2004, berdasarkan SKBupati Malang nomor SK 180/ 863/ KOP/KEP/421.012/2004 tanggal 11 November 2004, USPLestari Mandiri berubah status menjadi KSPLestari Mandiri. Perubahan ini merupakanamanat dari Keputusan Menteri Negara Koperasidan UKM No. 143.1/Kep/M.KUKM/XI/2003, yangsalah satu pasalnya menyebutkan bahwa USPKoperasi penerima dana perkuatan bersediamengubah badan hukumnya menjadi KoperasiSimpan Pinjam.

Menurut Ketua KSP Lestari Mandiri,Khulsum Hidayati, dari pinjaman dana bergulirsenilai Rp 1 miliar itu, hingga saat ini jumlahpengembalian yang telah dilakukan oleh KSPLestari Mandiri sudah mencapai Rp 500 juta.“Kami melakukan pengangsuran bunga setiapbulan, sedangkan angsuran simpanan pokokkami lakukan pada setiap tahun,” ungkapperempuan sarjana ekonomi ini. Jika diukur dari

profil keuangan KSP ini siapapun akan sepakatuntuk menyatakan bahwa KSP Lestari Mandiriadalah koperasi berkinerja bagus. Denganjumlah anggota sudah mencapai 4.268 orang,kemudian aset mencapai Rp 7,2 miliar,perputaran simpan pinjam pada KSP inimencapai Rp 10,8 miliar pada tahun 2008 lalu.Tidak hanya membiayai permodalan bagi usahaanggotanya di sektor agribisnis, KSP ini jugamembiayai permodalan di sektor jasa, sepertijasa katering, salon, dan percetakan.

Masih menurut Khulsum Hidayati, salah satukunci keberhasilan para pengurus dalammengelola KSP ini adalah penerapan sistemtanggung renteng. “Sistem tanggung rentengsebagai tujung tombak keberhasilan kami, sistemitu berhasil menekan pinjaman yang macet,” jelasKhulsum Hidayati. Dalam sistem itu, koperasitidak memberikan pinjaman secara perorangan,melainkan secara kelompok. Satu kelompokterdiri dari 15 hingga 30 orang anggota koperasi.Dengan cara ini, setiap anggota KSP LestariMandiri otomatis menjadi anggota kelompoktanggung renteng.

Suasana kantor pelayanan KSP Lestari Mandiri

Page 87: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a78

Dengan cara ini maka jika ada anggotayang kesulitan melakukan pengangsuranpinjaman maka anggota lain dalam satukelompok ikut menanggung resiko. Dengandemikian potensi pinjaman macet bisa ditekan.Kelebihan lain, pengurus koperasi pun lebihmudah melakukan pembinaan terhadap anggotakoperasi yang tergabung dalam 267 kelompokitu. “Lebih mudah mengatur jadwal kunjunganke 267 kelompok ketimbang ke empat ribuananggota,” ujar Khulsum Hidayati. Mekanismetanggung renteng ini oleh para pengurus dananggota KSP dianggap sangat ‘Indonesia’.“Kebersamaan, kegotongroyongan, dan keke-luargaan adalah semangat dari tanggungrenteng,” ungkap Julia Maris Herdiyanti, salahseorang anggota KSP Lestari Mandiri, yangmemiliki usaha konsultan jasa pesta pernikahan(wedding consultant) itu.

Setiap kelompok memiliki jadwal rutinpertemuan bulanan. Selain untuk saling bertukarinformasi, para anggota biasanya melakukanpenyetoran angsuran pinjaman, pada forumbulanan itu. Hasil setoran angsuran yang

terkumpul itu kemudian dibawa oleh perwakilankelompok untuk disetorkan ke kantor KSP LestariMandiri. Cara seperti ini merupakan konsekwensidari sistem pinjaman yang disalurkan melaluikelompok, meskipun pinjaman itu dialokasikanuntuk anggota tertentu. Besar pinjamanpermodalan yang diberikan melalui kelompok itumaksimal Rp 8 juta per anggota dengan jangkawaktu pengembalian selama 24 bulan. Bagianggota yang memerlukan jumlah pinjaman lebihdari ketentuan itu maka KSP mensyaratkanjaminan baginya. Sebagai catatan, besar bungapinjaman ditetapkan maksimal 2%.

***

Saat ini keluarga besar KSP Lestari Mandirimulai bisa menikmati hasil kebersamaan merekamengelola koperasi. Tak hanya para pengurus,para anggota koperasi pun ikut menikmati hasilkerja keras mereka. Salah satu bentuk kerjakeras itu di antaranya bangunan dua lantaiseluas 400 m² yang kini menjadi Kantor KSPLestari Mandiri. Bangunan itu dibeli dari hasil

Mekanisme tanggung renteng oleh para pengurus dan anggota KSP dianggap sangat ‘Indonesia’.

Page 88: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 79

urunan (patungan) anggota selama 18 bulan.“Dari urunan yang hanya Rp 2.000 per orangper bulan, akhirnya kami bisa membangunsebuah kantor yang layak,” kata KhulsumHidayati seraya tersenyum.

Namun, kesuksesan itu tak lantas menyi-laukan para pengurus dan anggota KSP LestariMandiri. Apalagi, tingkat kompetisi antarkoperasidi Malang cukup tinggi. Kehadiran bank-bankperkreditan rakyat, yang menjanjikan bungarendah, juga menjadi tantangan tersendiri.“Yang jelas, kami bekerja keras untuk melayani

KSP Lestari MandiriAlamat : Jl. Dr. Cipto No.24 Kec. Lawang

Kab. Malang, Provinsi Jawa TimurBerdiri : 31 Juli 1999Badan Hukum : 180/863/KUP/KEP/421.012/2004Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2003Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Khulsum Hidayati, SEJumlah Anggota : 4.268 orang

anggota dengan pelayanan seoptimal mungkin,”ungkap Khulsum. Bahkan, KSP Lestari Mandiriterus berusaha menambah jumlah anggotadengan menerapkan cara member get member,yang artinya anggota merekrut anggota baru.Cara itu ditempuh untuk melebarkan sayappelayanan KSP Lestari Mandiri di antara derapkompetisi 600-an koperasi di seantero Malang.Bagaimana kelanjutan cerita KSP Lestari Mandirikelak, jawabannya ada pada seluruh pemangkukepentingan KSP Lestari Mandiri.

Contoh-contoh kartu undangan produk wedding consultant yang dikelola Julia Maris Herdiyanti, anggota KSP Lestari Mandiri

Page 89: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a80

Bangkit Bersama Koperasi

Seperti tulisan pembuka pada profil sukses KSP Lestari Mandiri, Yudi Pujiantoadalah salah satu anggota yang telah menjadikan KSP Lestari Mandirisebagai bagian yang tak terpisahkan dari kisah hidupnya. Betapa tidak,

usaha penggilingan gabahnya bisa maju seiring dengan perkuatan modal yang iaterima dari KSP Lestari Mandiri. Bahkan, ketika ia rugi hingga Rp 1 miliar karenaditipu mitra bisnisnya, KSP Lestari Mandiri kembali hadir sebagai ‘dewa penyelamat’.Usaha selep atau penggilingan gabah yang ia kelola kini telah mempekerjakan 12orang dengan produksi rata-rata sebesar 8 ton per hari.

Puji pun bercerita tentang masa-masa sulit yang pernah dihadapinya ketika iaharus menghadapi jurang kebangkrutan akibat penipuan yang dilakukan mitrabisnisnya. “Uang habis, saya tak mampu membeli gabah. Orang pun tidak beranimenjual gabahnya kepada saya karena takut tak dibayar,” kenang Puji. Yangmembuat bebannya semakin berat, ketika itu tak satu pihak pun yang maumembantunya hingga akhirnya sebuah telpon datang dari kantor KSP Lestari Mandiri.“Saya ingat betul, waktu itu Ibu Khulsum menelpon saya menawarkan bantuan,”lanjut Puji. Kini, usaha selep yang ia kelola pun kembali eksis. Dalam sebulan iabisa menghasilkan laba kotor hingga Rp 50 juta perbulan.

Yudi Pujianto anggota KSP Lestari Mandiri, pemilik usaha penggilingan padi

Page 90: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 81

It wouldn’t be exaggerating if Yudi Pujiantohad the feeling of huge fanaticism towardsthe presence of Save Loan Cooperation

(KSP) of Lestari Mandiri. When rice mill thathe managed needed capital development,he borrowed capital from cooperation. At thetime it was 2000, he borrowed fund fromSave Loan Business (USP) of LestariMandiri. When his business went through upsand downs since he was deceived by hisbusiness partner in 2008, again he obtainedloan from KSP Lestari Mandiri, which usedto be known as USP Lestari Mandiri. Thebusiness that he managed was saved frombankruptcy. “When I fell, only cooperationthat was there to help me,” said YudiPujianto, business owner of rice mill, whoselife standard was lifted after synergizing withcooperation, in this matter KSP LestariMandiri.

Lestari Mandiri Save Loan Cooperationis one of cooperations participating in Microand Small Entrepreneur Development Pro-gram through KSP Capital Strengthening inAgribusiness sector. This save loan coop-eration is the reincarnation of Save Loan Unit(USP) of Citra Lestari Mandiri Cooperation.In 2003, this cooperation received scrollingfund from the Government through StateMinistry of Cooperation and Small MiddleScale Enterprises in the amount of Rp 1 bil-lion.

According to Chairman of KSP LestariMandiri, Khulsum Hidayati, from such scroll-ing fund loan in the amount or Rp 1 billion,up to now the amount of return that has beenpaid by KSP Lestari Mandiri has reached Rp500 million. With number of members of upto 4,268, then the asset reached Rp 7.2 bil-

KSP Lestari MandiriMalang, East Java

Success with JointResponsibility System

lion, the circulation of save loan in this KSPreached Rp 10.8 billion last year (2008).

Still according to Khulsum Hidayati,one of the keys to the success of adminis-trators in managing this KSP is the applica-tion of joint responsibility system. “Joint re-sponsibility system as the tip of the spear ofour success has been successful also interms of pressing the non performing loan,”described Khulsum Hidayati. In such system,the cooperation does not provide individualloan, instead it is provided for groups. Onegroup consists of 15 up to 30 cooperationmembers. This way each member of KSPLestari Mandiri automatically becomes amember of joint responsibility.

With this method if there is a memberwho faces difficulties in paying the loan in-stallment, other members within the groupwill also bare the risk. Therefore the poten-tial non performing loan can be pressed.Another advantage, cooperation administra-tors will find it easier to develop cooperationmembers who are united in such 267 groups.

Each group has a regular schedule ofmonthly meeting. In addition to exchanginginformation, members usually make loan in-stallment deposit in such monthly forum. Thecollected installment deposit is then carriedby group representatives to be deposited toKSP Lestari Mandiri.

The amount of capital provided throughsuch groups is at a maximum of RP 8 millionper member with the term of 24 months. Formembers who need more than the stipulatedamount of loan, KSP will require security forthem. As a note, the amount of loan interestis stipulated at a maximum of 2%.

Page 91: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a82

Page 92: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 83

NUSA TENGGARA BARATWest Nusa Tenggara

Page 93: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a84

Komoditas rumput laut tak hanya sedangnaik daun. Harga rumput laut yang sejakbeberapa terakhir ini terus naik

membuat para nelayan di wilayah pesisir LombokTimur mengaku menjadi petani rumput laut lebihmenguntungkan daripada nelayan.

Di sepanjang kawasan pantai di KecamatanJerowaru, sejumlah nelayan yang kini beralihprofesi menjadi petani rumput laut tampakbergairah. Betapa tidak, harga komoditi rumputlaut yang kini menjadi salah satu komoditasekspor unggulan itu harganya terus meningkat.Padahal para petani rumput laut di wilayahtersebut tidak pernah menuntut kepada

pengepul, yang datang langsung ke dusunmereka agar harga rumput laut dinaikan.

Sebagai gambaran, harga rumput lautbasah dijual Rp 1.000 per kilogram, sedangkanyang kering harganya bisa mencapai Rp.6.400s/d Rp.7.000 rupiah per kilogram. Saat musimkemarau rumput laut cukup dikeringkan selamadua hari.

Di Jerowaru, para petani rumput laut itusebagian di antaranya adalah anggota KoperasiSimpan Pinjam (KSP) Karya Mandiri. Sebagianbesar dari mereka, bahkan, bisa mengembangkanusaha budidaya rumput laut setelah memperolehsuntikan modal usaha kecil dari KSP tersebut,

KSP KARYA MANDIRIKec. Jerowaru, Kab. Lombok TimurNusa Tenggara Barat

Maju Bersama Petani Tembakaudan Rumput Laut

Petani tembakau anggota KSP Karya Mandiri ketika hasil panen tembakau yang sudah siap untuk dikeringkan

Page 94: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 85

terutama melalui perkuatan modal dana bergulirProgram Agribisnis/Sektoral.

KSP Surya Mandiri merupakan satu dari 14KSP berbasis agribisnis penerima kucuran danaperkuatan sebesar Rp 1 miliar tersebut. Koperasiyang diketuai Ahmad Zulyadaen ini memperolehkucuran dana perkuatan modal tersebut padatahun 2004. Dana bergulir itu kemudiandisalurkan kepada 80 petani untukmenghidupkan kebun tembakau dan budidayarumput laut. Selain dua jenis usaha agribisnisitu, ada juga petani padi yang menerima pinjamanbergulir dari KSP Surya Mandiri. Menurut AhmadZulyadaen, setiap peminjam dikenai biaya bungarata-rata sebesar 2 % per bulan. Kelebihan yangbisa dinikmati para petani atau nelayan anggotaKSP ini adalah: “Bila pinjam di bank bisa sebulanbaru cair. Di koperasi cepat cair, seminggusetelah disurvai.”

Tak sulit bagi mereka untuk mengembalikanpinjaman modal usaha tersebut. Bayangkan,setiap petani rumput laut rata-rata memiliki limarakit. Dalam setiap rakit rata-rata bisamenghasilkan tiga kwintal rumput laut basah.Tinggal hitung jika harganya mencapai Rp.6.400s/d Rp.7.000 rupiah per kilogram. Padahal, modal

untuk membiayai satu rakit hanya berkisar Rp150 ribu.

***

Koperasi Simpan Pinjam Karya Mandiriberdiri sejak 11 September 2000. Koperasi inisemula merupakan KSU, yang berdasarkanRapat Anggota kemudian berubah menjadi KSPpada tahun 2003. Perubahan tersebutdilakukan dengan pertimbangan agar usahayang dikelola terfokus pada satu bidang usahayakni memberikan layanan Simpan Pinjam.

Seiring dengan perubahan status tersebut,akte pendirian KSP Karya Mandiri punmengalami perubahan. Apalagi, setelah KSP inimembuka cabang di luar Lombok Timur, sepertidi Kecamatan Praya, Lombok Tengah. Perluasanwilayah layanan itu jelas memerlukanpengesahan dari Dinas Koperasi dan UKMPropinsi NTB.

Menurut Ahmad Zulyadaen, hingga akhir tahun2008, jumlah anggota KSP Karya Madiri berjumlah445 orang. Padahal pada saat berdiri pada tahun2000 jumlah anggotanya hanya 21 orang.

Permodalan KSP Karya Mandiri berasal dariSimpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan Dana

Anggota KSP Karya Mandiri ketika memanen rumput laut

Page 95: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a86

KSP Karya MandiriAlamat : Kecamatan Jerowaru, Kab. Lombok

: Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)Berdiri : 11 September 2000Badan Hukum : No: 518/31/BH/DISKOP DAN UKM/X/2004Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Ahmad ZulyadaenJumlah Anggota : 445 orang

Cadangan dan Modal Penyertaan, yang saatberdirinya pada November 2000 tercatat ModalAwal sebesar Rp 21 juta. Selanjutnya per 31Desember 2001 jumlah modal meningkat menjadimenjadi Rp 36.125.000. Kemudian, hinggatahun 2008 jumlah permodalan sudah mencapaiangka Rp. 1,564 miliar. Sedangkan modal dariluar yang bersumber dari Tabungan SukarelaAnggota/Calon Anggota dan Pinjaman yangditerima hingga 31 Desember 2008, tercatatsebesar Rp.6,796 miliar.

Permodalan KSP Karya Mandiri yangbersumber dari luar meningkat drastis pada tahun2004 yakni menjadi senilai Rp.1,980 miliar setelahmendapat bantuan dana bergulir sektor Agrobisnisdari Kementerian Negara Koperasi dan UKM RIsebesar Rp 1 milyar. Dan, sejak saat itu puladilakukan ekspansi besar-besaran dalam pelayananpinjaman, yang otomatis mendorong semua sendiKoperasi Simpan Pinjam Karya Mandiri.

Eskalasi volume usaha tersebut kini telahberkembang pesat. Jika pada akhir tahun 2001volume Usaha KSP Karya Mandiri berbentukpinjaman yang diberikan kepada masyarakatsebesar baru senilai Rp.704 juta, maka per 31

Desember 2008 lalu sudah melonjak menjadisebesar Rp.14,592 miliar.

Yang jelas, kemajuan pesat yang dialamiKSP Karya Mandiri itu berbanding lurus denganpeningkatan kesejahteraan anggotanya. Di matamereka, program perkuatan modal sektoralmembuat para petani di Jerowaru semakinmudah mengakses pinjaman modal usaha. LaluJumairi, misalnya, yang petani tembakau di DesaJerowaru. Menurut ia, selain bunga yang relatifrendah, yakni hanya 1,5 % prosedur peminjamanpun tak berbelit-belit. “Mudah dan cepat,” simpulLalu Jumairi. Sebagai penerima pinjaman modalusaha, Lalu Jumairi berhasil meningkatkan skalaproduksi tembakaunya hingga 50 persen darisebelumnya.

Lalu Jumairi pun mengenang masa-masaketika para petani tembakau di desanya harusberhubungan dengan para rentenir. Beberapatahun silam, banyak di antara petani di desanyayang terjerat renternir, dengan bunga hingga 50% per 40 hari kerja. Bandingkan dengan programbantuan dana bergulir, yang paling tinggi hanyamengeluarkan 5% hingga 6% dari hasil usahauntuk mengembalikan angsuran ke koperasi.

Seorang anggota KSP Karya Mandiri merawat tanaman rumputlaut yang sudah hampir siap panen

Page 96: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 87

Seaweed is not only a hot commodity atthe market. The price of seaweed forthe last couple of years has been in-

creasing and made farmers in East Lombokcoastal area admit that it is more profitable tobe seaweed farmers than to be fishermen.

Some of seaweed farmers in JerowaruDistrict, East Lombok, are members of SaveLoan Cooperation (KSP) of Karya Mandiri.Most of them even develop seaweed cultiva-tion business after obtaining business capitalfund aid from such cooperation, mainly throughscrolling fund strengthening of Agribusiness/Sector Program.

KSP Surya Mandiri is one of KSP withagribusiness basis receiver of strengtheningfund in the amount of Rp 1 billion. This coop-eration led by Ahmad Zulyadaen obtainedsuch capital strengthening fund in 2004. Suchscrolling fund was then distributed to 80 farm-ers to revive tobacco plantation and seaweedcultivation business. In addition to those twoagribusiness types, there are also rice farm-ers who obtain scrolling loan from KSP SuryaMandiri. Each loan is imposed with interest inthe average amount of 2 % per month.

Karya Mandiri Save Loan Cooperationwas established on 11 September 2000. Ini-tially this cooperation was a KSU, based onMembers Resolution, which then changed tobecome KSP in 2003. Such change was con-ducted with the consideration to make thebusiness managed focused on one field, i.e.providing Save Loan services. Along with suchstatus change, KSP Karya Mandiri establish-ment deed was also amended. Moreover, af-ter this KSP opened a branch outside EastLombok, such as in Praya District, CentralLombok. Such area expansion obviouslyneeded ratification from Cooperation Serviceand UKM of NTB Province.

KSP KARYA MANDIRI JEROWARU DISTRICTEast Lombok Regency

Progressing Together With Tobaccoand Seaweed Farmers

Until the end of 2008, the number ofmembers of KSP Karya Madiri had been 445.When it was established in 2000 the numberof members was only 21. Volume escalationof KSP Karya Mandiri business keeps devel-oping fast. At the end of 2001 Business Vol-ume of KSP Karya Mandiri business in theform of loan provided to the community wasonly in the amount of Rp 704 million, then asper 31 December 2008 it went up to becomeRp.14,592 billion.

Obviously, such vast progress experi-enced by KSP Karya Mandiri is parallel withthe increase of its members’ prosperity. Tothem, sector capital strengthening programmakes farmers in Jerowaru find it easier toaccess business capital loan. Lalu Jumairi,for example, who is a tobacco farmer inJerowaru Village opines that in addition to itsrelatively low interest, i.e. 1.5% up to [?]%,the loan procedures are not complicated.“Easy and fast,” concluded Lalu Jumairi. Asa business capital loan receiver, Lalu Jumairihas been successful in increasing his tobaccoproduction scale up to 50 percent from pre-vious production.

Seaweed farmers in Jerowaru, East Lombok aremembers of KSP Karya Mandiri.

Page 97: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a88

Lombok Timur identik dengan banyak hal.Salah satunya adalah tembakau virginia.Separuh potensi tanaman tembakau

virginia di pulau Lombok yang seluas 58.000hektar itu separuhnya ada di Lombok Timur,yakni seluas 29.000 hektare. Rata-rata tiaphektar ladang tembakau bisa menghasilkan duaton. Karena potensinya itu, saat ini 15perusahaan pengelola dan pabrikan rokok besardari Jawa yang membeli tembakau dari Lombok.Dari fakta yang ada, sekitar 70 persen petanitembakau di Lombok Timur telah menjadi binaanpara perusahaan pengelola IntensifikasiTembakau Virginia itu. Mereka yang 70% inirelatif tidak mengalami hambatan baik dalam

KSP RINJANI PERKASAKec. Selong, Kab.Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat

Sahabat Petani di Lereng Rinjani

aspek permodalan maupun pemasaran.Sebaliknya, yang 30% petani tembakau swadayacukup sering mengalami hambatan dalamberproduksi, berupa hambatan permodalan,teknologi pengolahan yang minim, hinggapemasaran.

Untuk kebutuhan modal, para petanitembakau swadaya itu terpaksa mengetuk pinturumah para rentenir dengan bunga pinjamanhingga sebesar 50% per 40 hari kerja. Jelas,suku bunga pinjaman yang sebesar itu sangatmencekik petani. Fakta tentang hal itu jugadialami oleh para petani tembakau di KecamatanSelong.

Berangkat dari keprihatinan itu KSP Rinjani

Kesibukan di KSP Rinjani Perkasa, Lombok Timur

Page 98: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 89

Perkasa didirikan. Pada awalnya, KSP tersebutmerupakan unit simpan pinjam Koperasi RinjaniPerkasa yang telah berdiri sejak tahun 1995.Koperasi simpan pinjam yang berkantor di DesaSandubaya ini pun segera menjadi solusi bagipara petani tembakau yang hampir tiap tahunmengaku kesulitan modal tadi. Betapa tidak, sukubunga pinjaman di KSP ini sangat rendah. Parapetani peminjam cukup mengeluarkan rata-rata5% sampai 5% dari hasil panen untuk membayarangsuran pinjaman ke koperasi atau denganbunga pinjaman yang hanya berkisar 1% hingga2 %. Selain suku bunga yang rendah, prosespencairan pinjaman pun tak serumit jika petanimeminjam dari bank. Cara pengembaliannya punlebih mudah. Selain paket pinjamankonvensional, KSP Rinjani Perkasa menyiapkansebuah paket pinjaman musiman. Pada paketpinjaman musiman ini para petani mengangsurpinjamannya pada setiap musim panen dengankisaran masa panen antara empat sampai tujuhbulan. Model pinjaman ini juga dikenal sebagaimodel pinjaman yarnen (bayar panen). Daribeberapa aspek, pinjaman model ini sangatmeringankan petani, karena mereka tidak

dibebani biaya bulanan. Besarnya jasa pinjamandihitung sekaligus berdasarkan jangka waktupinjaman dan dikembalikan bersama besarnyapinjaman.

Koperasi Simpan Pinjam Rinjani Perkasamerupakan salah satu koperasi peserta programperkuatan permodalan pengusaha kecil danmikro melalui dana bergulir agribisnis. Padatahun 2003, KSP ini menerima pinjaman danabergulir agribisnis senilai Rp 1 miliar. Sejak mulaimenggulirkan dana senilai Rp 1 miliar tersebut,hingga buku ini disusun, jumlah outstandingpinjaman bergulir tersebut sudah mencapai Rp1,4 miliar, yang dialokasikan sebagai pinjamanpermodalan untuk membiayai berbagai sektorusaha anggotanya, serta warga masyarakatyang bukan anggota KSP. Sementara itu, sejaktahun 2004 hingga tahun 2008 perputaranpinjaman, bahkan mencapai Rp 7 miliar. Selainuntuk membiayai usaha kecil dan mikro sektoragribisnis, dana bergulir itu juga sudahdimanfaatkan untuk membiayai permodalanberbagai usaha sektor riil, seperti sektorperdagangan, restoran dan warung kecil.

Sesuai dengan prinsip koperasi, KSP Rinjani

Lahan pertanian padi yang dikelola oleh para anggota KSP Rinjani Perkasa dan permodalannya dibiayai melalui paket pinjamanmusiman bagi para petani

Page 99: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a90

Perkasa melayani kebutuhan permodalan usahadi berbagai sektor yang dikelola masyarakat,mulai dari sektor pertanian, peternakan, kelautanhingga perdagangan. Namun, dari semua sektoritu, pembiayaan sektor agrobisnis memang yangterbesar karena mayoritas penduduk Selongyang bermatapencaharian petani. Pada musimpenghujan mereka bertani padi, sedangkanpada musim kemarau berkebun tembakau. “Kamiberusaha membantu masyarakat dengan memberikankemudahan mendapatkan modal usaha,” kata KetuaKoperasi Rinjani Perkasa, Muhammad Idrus.

KSP Rinjani PerkasaAlamat : Kecamatan Selong, Lombok Timur, NTBBerdiri : 29 Desember 1998Badan Hukum : No: 11.a/BH/PAD/.DKP/08.5/XI/2004Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2003Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp3.485.196.718Ketua : Ir.H. M. Idus, MMJumlah Anggota : 209 orangJumlah Karyawan : 15 orang

Manfaat yang ditebarkan koperasi ini akhirnyamenuai hasil. Sebagian besar warga di Selong,terutama yang pernah berhubungan dengan KSPRinjani Perkasa, memuji kinerja KSP yang kini telahmemiliki aset senilai Rp3,5 miliar itu. Harapan besarpun dipikul KSP ini. Para petani Selong berharapKSP Rinjani Perkasa adalah bagian penting dariperwujudan mimpi-mimpi mereka untuk menjadipetani-petani perkasa di lereng Rinjani. “Kamiadalah sahabat para petani, kami ingin sahabat-sahabat kami juga perkasa, seperti nama koperasiini,” simpul Muhammad Idrus.

Tanaman tembakau yang dikelola para petani tembakau KSP Rinjani Perkasa

Page 100: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 91

East Lombok is identical with manythings. One of them is Virginian tobacco. Half of the potential of Virgin-

ian tobacco plants in Lombok island is in EastLombok, i.e. covering an area of 29,000hectare. In average, each tobacco planta-tion can produce up to two tons. Due to suchpotential, at this time there are 15 managingcompanies and large cigarette factories inJava that purchase tobacco from Lombok.From the present facts, approximately 70%of tobacco farmers in East Lombok have be-come the developed personnel by manag-ing companies engaging in such VirginianTobacco Intensification. This 70% does notface any obstacles both in capitalization andmarketing aspects. On the contrary, the 30%of independent tobacco farmers often faceobstacles in production, in the form of capi-talization, minimum processing technology,up to marketing obstacles.

For capital need, such independent to-bacco farmers had to borrow from loansharks with loan interest of 50% per 40 work-ing days. It is obvious that such large loaninterest made it more difficult for farmers.

From such concern KSP RinjaniPerkasa was established in 1995. This SaveLoan Cooperation with its office atSandubaya Village then became the solutionfor tobacco farmers who almost each yearhad difficulties in capitalization matters. Withvery low loan interest rate in this KSP, bor-rower farmers only spend 5% of the harvestproceeds to pay loan installment to such co-operation or with loan interest of only approxi-mately 1% up to 2%. Besides the low interestrate, loan disbursement process is also notas complicated as if the farmers borrow fromthe bank. The return method is also easier.

KSP RINJANI PERKASA AT SELONG REGENCYEast Lombok – Nusa Tenggara Barat

Farmers Best Fried at the Slopeof Rinjani

Farmers can also pay their loan installmentin each harvest season with approximatelyharvest period of four up to seven months.This loan model is also known as yarnen loanmodel (harvest payment).

Rinjani Perkasa Save Loan Coopera-tion is one of participating cooperations insmall and micro entrepreneurs capitalizationstrengthening program participants throughagribusiness scrolling fund. In 2003, thisKSP received agribusiness scrolling fundloan in the amount of Rp 1 billion. Since com-mencing such fund scrolling in the amountof Rp 1 billion, until this book is composed,the amount of outstanding of such scrollingloan has been Rp 1.4 billion.

In accordance to cooperation principal,KSP Rinjani Perkasa provides service in busi-ness capitalization need in various sectorsmanaged by the community, starting from ag-riculture, animal farming, marine, up to trad-ing sectors. However, from all such factors,agribusiness sector funding is the largest,since majority of Selong denizens work asfarmers. In raining season they plant rice,whereas in hot season they plant tobacco.

Benefits spread by this cooperation fi-nally resulted in output. Most of denizens inSelong, mainly those who have had relationswith this cooperation, compliment such KSPperformance, having an asset of Rp 3.5 bil-lion. High hopes are carried by this KSP.Selong farmers hope that KSP RinjaniPerkasa is an important part of the realiza-tion of their dreams to become powerful farm-ers at the slope of Rinjani. “We are farmers’best friends, we wish our best friends couldalso be powerful,” concluded MuhammadIdrus, Chairman of KSP Rinjani Perkasa.

Page 101: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a92

Page 102: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 93

NUSA TENGGARA TIMUREast Nusa Tenggara

Page 103: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a94

Mendirikan koperasi mungkin bukan cita-cita Yosef Doing saat itu. Yosef, begituIa biasa disapa, adalah Kepala Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sikkayang merasa prihatin melihat nasib para guruSD yang sering telat menerima gaji bulananmereka. Alih-alih membentuk organisasi yangmembantu para guru dalam mendapatkanpinjaman, kini Koperasi tersebut justru menjadisalah satu koperasi kredit yang cukup maju diSikka.

Bermula dari kesulitan yang dialami paraguru SD Kabupaten Sikka di tahun 1972koperasi ini dibentuk. Walaupun para guru inimendapat penghasilan tetap, namunkenyataannya sering terlambat menerima gaji.

KOPERASI KREDIT OBOR MASKabupaten Sikka, Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Dari Guru untuk MasyarakatBahkan, hingga tiga bulan sekali baru menerimagaji. Kondisi ini menyebabkan para guru diKabupaten Sikka mengalami kesulitan dalammemenuhi kebutuhan rumah tangga yang serbamendesak dan mendasar seperti kebutuhanbiaya pendidikan, kesehatan, perbaikan rumah,dll. Di sisi lain, pendapatan sebagai PNS sangattidak berlebih. Akhirnya, rentenir menjadi satupemecahan soal dana. Walaupun, merekamenyadari bahwa terlibat dengan rentenirsangat tidak menguntungkan.

Menyadari hal tersebut, Yosef Doing, KepalaDinas Pendidikan dan Kebudayaan KabupatenSikka bersama Ramiggus S. Parera, KetuaKelompok Kerja Guru di Sikka, membentukarisan di kalangan guru SD. Namun, dalam

Kantor Koperasi Kredit Obor Mas, Kabupaten Sikka

Page 104: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 95

perjalanannya disadari bahwa kelompok arisanini tidak mampu mengakomodasi keinginan parapeserta untuk menjadi lembaga yang permanen.Lalu muncul pemikiran untuk membentuk sebuahkelompok usaha bersama simpan pinjam, yangdikenal sebagai Credit Union.

Kemudian ditahun 1974, tepatnya padatanggang 04 November, atas inisiatif Yosef Do-ing, didirikan sebuah Koperasi untuk kalanganGuru SD dan Pegawai TU Dinas P dan K dengannama Credit Union Obormas. Setelah berkiprahselama 20 tahun, nama CU Obormas digantidengan nama Koperasi Kredit Obormas atauKopdit Obormas, pada tanggal 29 Oktober 1994.Kala itu, jumlah anggota berjumlah 98 orang,dengan jumlah simpanan anggota yang berhasildihimpun sebesar Rp105.500. Dari modalsebesar tersebut, pertama kali pemberianpinjaman diberikan kepada salah seorang gurudari Desa Nele, sebesar Rp100.000 untuk biayapernikahan.

Sampai akhir 2008, Kopdit Obormas telahmemiliki 6.267 anggota, dengan rincian 4.312orang (69%) adalah Pegawai Negeri Sipil dan1.955 orang (31%) adalah masyarakat umum.Kini koperasi ini telah menempati gedung mewahlantai tiga. Untuk ukuran sebuah kabupatan,

sarana prasarana yang dimiliki oleh KoperasiKredit Obormas tergolong mewah.

Karena jumlah nasabah yang semakinbanyak dan jangkauan yang semakin luas,Kopdit Obormas membuka Kantor cabang dikomplek pasar tingkat sebagai tempat layanansimpan pinjam bagi Kec. Alok Timur, Kec. Nelle,Kec. Kangae dan Kec. Kewapante. Selain itujuga dibuka Unit Agribisnis di Jl. Kesehatan No04 Maumere lantai II, sebagai pusat layanananggota di bidang perdagangan, pertanian,peternakan dan nelayan.

Unit ini dibentuk dengan modal awalbersumber dari pinjaman lunak KementerianNegara Koperasi Republik Indonesia sebesarRp1miliar. Tepatnya pembentukan unit ini padatanggal 1 April 2005. Tujuannya, pemberianmodal kerja bagi anggota Kopdit Obormas yangbergerak di bidang usaha Pertanian, peternakan,Nelayan dalam bentuk pinjaman bulanan dantriwulan. Dengan Harapan modal ini dapatmeningkatkan produktifitas usaha mereka,dengan suku bunga 2,5% IOB atau 1,25 flat/bulan.

Unit Agrobisnis ini juga menekankan agaranggota yang berhasil dapat menabung diSIMANIS (Simpanan Masyarakat Agrobisnis)yang akan bermanfaat untuk dapat membantu

Usaha penjahitan baju yang dikelola oleh salah satu anggota Kopdit Obor Mas

Page 105: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a96

Koperasi Kredit Obor MasAlamat : Jl. Kesehatan No. 04 Maumere,

Nusa Tenggara TimurBerdiri : 29 Oktober 1994Badan Hukum : Nomor: 716/BH/XIV/X/1994Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Remius NoangJumlah Anggota : 6.267 anggota

anggota lain yang juga membutuhkan modalusaha. Dengan sistem ini akan terbentuksemangat solidaritas tolong-menolong diantarapelaku agrobisnis yang menjadi binaan KopditObormas, Sikka-Maumere-NTT.

Ada Keunikan lain dalam pemberianpinjaman kepada masyarakt agrobisnis di sektornelayan, di Kecamatan Kawapante. Pengurusmenggunakan boks yang kuncinya dipegangoleh petugas dari koperasi. Menurut Fredianto,sang Manajer Kopdit Obormas kebijakan ituditempuh karena Unit Agrobisnis hanya melayaniangsuran pinjaman bulanan atau triwulan,sedangkan budaya nelayan, khususnya sukuBajo yang tinggal di kawasan pantai masih sukamenyimpan uang di rumah daripada di lembagakeuangan. Maka, untuk memudahkan dibuatlahkotak yang mereka isi setiap memperoleh uangdari hasil penjualan ikan atau dari usaha dagangikan asin yang menjadi andalan pendapatanrata-rata keluarga di kawasan ini.

Sebagai sebuah badan usaha yangbergerak di jasa keuangan, koperasi ini selalu

membangun kerjasama dengan berbagai pihakdalam nuansa saling mendukung dan salingmenyelamatkan. Koperasi Kredit Obormasterlibat aktif sebagai anggota Puskopdit SwadayaUtama, sebagai anggota Dekopinda KabupatenSikka. Lembaga ini juga selalu menjalin danmemelihara hubungan kerjasama yang baikdengan sesame gerakan koperasi maupundengan instansi pemerintah.

Sebagai badan usaha keuangan, kiprahKopdit Obormas dinilai cukup berhasil. Banyakanggota yang meningkat taraf hidupnya. Sepertihalnya Abraham, salah seorang Guru SMK 1Sikka, yang mempunyai usaha sampinganpeternakan ayam potong.

Dengan adanya dana agrobisnis KopditObormas, menurut Abraham penghasilannyalebih meningkat. Dengan dana pinjaman terakhirsebesar Rp60 juta dengan jangka waktu 1tahun, ia dapat meningkatkan produksi rata-ratahasil ternak ayam potong setiap 3 bulan sehinggabisa menghasilkan Rp30 juta, dengan keuntunganbersih rata-rata Rp 6-7 juta per bulan.

Aktivitas petani cengkeh anggota Kopdit Obor Mas

Page 106: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 97

Establishing a cooperation may not bethe goal of Yosef Doing. However,Yosef, his nick name, who is the Head

of Educational and Cultural Services of SikkaRegency felt concerned for the fate of Pri-mary School teachers who were often de-layed in receiving their monthly pay checks.From there, Yosef with his friends then es-tablished an institution to manage save loanwith members who are Primary School teach-ers. This institution is the embryo of coop-eration that later will become ‘the light” of thecommunity of Sikka Regency.

The story of Yosef concern took placein 1972. Teachers in Sikka Regency were of-ten delayed in receiving their pay checks.Once they even received pay checks oncein three months. On the other hand their dailyneeds had to be fulfilled. They, the teachers,as Civil Servants, had less than enough in-come. Consequently, many Civil Servants andteachers in Sikka Regency utilized loansharks’ service as short term solution for dailylife needs. That method was also adoptedwithout the awareness of the fact that get-ting involved with loan shark was actually anon profitable act.

This fact encouraged Yosef Doing to-gether with Ramiggus S. Parera, Chairmanof Teacher Working Group in Sikka Regency,to seek for alternative solution. These twomen then established an “arisan” ( monthlymeeting with the purpose of saving money)for Primary School teachers. In 1974, to beexact on November 4, upon Yosef Doing’sinitiative, a Cooperation for Primary Schoolteachers and Administrative employees ofEducational and Cultural Services with thename of Obor Mas Credit Union was estab-lished. After operating for 20 years, on Octo-ber 29, 1994 CU Obor Mas changed its nameto become Credit Cooperation of Obor Masor Kopdit Obor Mas. Up to 2008, Kopdit Obor

KOPDIT OBOR MASSikka

had had 6,267 members, with the followingdetails: 4,312 members (69%) are State CivilServants and 1,955 members (31%) are thepublic. Now this cooperation inhibits a three-storey luxurious building. Fantastic.

Kopdit Obor Mas services have also beenexpanded to provide services in agribusiness/sector capitalization funding since 1 April 2005.This has been the largest expansion ever doneby Kopdit Obor Mas within several decadessince it was established. Along with the es-tablishment of such unit, Kopdit Obor Mas wasgiven the trust to manage Micro and SmallEntrepreneur Development Program throughSave Loan Cooperation capitalizationstrengthening from State Ministry of Coopera-tion of the Republic of Indonesia in the amountof Rp 1 billion. Agribusiness sector developmentis the accurate step considering the topogra-phy of Sikka Regency, which mostly is hilly, asthe resource of produce such as variety of veg-etable such as chilly, pecan, vanilla, and oth-ers. Meanwhile, Sikka Regency also has coastalwater area which is potential for fishermen.

Further, such program entrusted KopditObor Mas to distribute working capital for mem-bers who are engaged in agribusiness sec-tor, mainly who are engaged in agriculture andanimal farming business fields. For fishermen,Kopdit Obor Mas created a product in the formof monthly and quarterly loan with interest rateof 2.5% IOB or 1.25 flat/month.

There is uniqueness in loan granting toagribusiness community, mainly to fishermen inKawapante District. The administrators use abox which key is held by a special cooperationofficer. According to Fredianto, the manager ofKopdit Obor Mas, such policy is adopted sinceAgribusiness Unit only serves monthly or quar-terly installment, meanwhile in fishermen culture,especially Bajo tribe who lives in coastal area,they still like to save their money in their homesrather than in financial institutions.

Life Light at Bukit Sikka

Page 107: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a98

Lapisan ‘akar rumput’ memang lapisanmasyarakat ekonomi bawah. Namun jikadiorganisir dengan benar, ternyata

mereka mempunyai potensi yang luar biasa. Halitu telah dibuktikan oleh Koperasi Kredit (Kopdit)Swasti Sari. Karena mampu merangkul kalangan‘akar rumput’ tersebut, kini, Kopdit Swasti Sarimenjadi lembaga jasa keuangan yang cukupmaju, bahkan cukup diperhitungkan di KotaKupang. “Sesuai dengan visi Kopdit Swasti Saribahwa koperasi harus dapat diakses olehmasyarakat pada tingkat ‘akar rumput’, artinyaharus mampu melayani masyarakat miskin ataumasyarakat lapisan bawah,” kata Ketua Kopdit

KOPERASI KREDIT SWASTI SARIKota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Berani Tampil Beda

Swasti Sari, Drs. Daniel Tapobali sedikit ber-promosi.

Seperti koperasi kredit pada umumnya,kegiatan koperasi yang didirikan pada 10 April1997 ini difokuskan pada pemberian bantuanpermodalan kepada para petani dan nelayan dipantai Kupang. Jumlahnya cukup besar, men-capai Rp27.058.825.000 pada tahun 2008.

Ada satu trik unik yang diterapkan Daniel,dkk dalam merekrut nasabah. Salah satunyadengan memberikan bunga pinjaman yang lebihrendah dari unit jasa keuangan lainnya. Jikalembaga keuangan mematok bunga minimalsebesar 2%, Kopdit Swasti Sari mampu

Kesibukan di Kantor Kopdit Swasti Sari, Kota Kupang

Page 108: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 99

memberikan bunga pinjaman hanya 1,5% saja.Trik ‘tampil beda’ ini tergolong berani. Namun,kelebihan ini yang justru menarik minatmasyarakat. “Kalau mereka diberikan bungayang tinggi, mereka akan kesulitan,” tambahDaniel beralibi.

Di bawah kendali tangan dingin DanielTapobali, Kopdit Swasti Sari mengalami kemajuanyang cukup signifikan. Misalnya dari sisikeanggotaan. Jumlah anggota Kopdit SwastiSari dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.Hingga Maret 2009, anggota Kopdit berjumlah4.701 orang, sementara jumlah total nasabahyang sudah dilayani oleh Kopdit Swasti Sarimencapai 8.000 orang.

Dalam hal pengelolaan, Drs. Daniel Tapobaliyang dibantu oleh 8 karyawan selalu menekankanpentingnya kebersamaan. Baik kebersamaanantara sesama pengurus maupun kebersamaanpengurus dengan anggota. Kebersamaandengan anggota diantaranya diwujudkan denganrutin melakukan kunjungan ke anggota. Selainmenyampaikan informasi tentang sejauhmanaefektivitas penggunaan dana pinjaman terhadapusaha anggota. “Jika ada anggota yangmengalami kesulitan berusaha, selalu kitapecahkan bersama,” kata Daniel.

Hasilnya pun dapat dirasakan. Rapor KopditSawti Sari berhiaskan angka biru. Berdasarkanhasil audit dari Puskopdit Bekatigade Timor,Inkopdit dan Akuntan Publik BWP dan RekanRegisterred Public Accountants Jakarta-Indone-sia pada Pebruari 2009, menyatakan bahwaKoperasi Kredit Swasti Sari Kupang dinyatakanSehat dan Layak.

Bukan hanya sisi keanggotaan saja yangmengalami kenaikan, grafik neraca keuanganjuga menunjukkan peningkatan. Berdasarkanhasil Laporan Rapat Angota Tahunan (RAT) 2008yang dilaksanakan Maret 2009, Kopdit SwastiSari telah membukukan omzet senilaiRp5.334.670.383. Jika kurangi biaya bunga danoperasional yang harus dikeluarkan senilaiRp4.345.617.974, maka surplus Hasil Usaha(HU) yang bisa dikantongi sebesar Rp989.052.409. Sekadar catatan, deviden/BJPyang dibagikan kepada anggota pada tahun2008 sebesar Rp1.867.536.676.

Beralih Ke Sektor Agribisbis

Awalnya, Koperasi Kredit (Kopdit) yangberdiri pada 10 April 1997, lebih banyakberkosentrasi pada bidang perdagangan. Salah

Toko serba ada milik Kopdit Swasti Sari

Page 109: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a100

satu alasannya karena base camp koperasi yangberada di jantung Kota Kupang. Namun, ketikakoperasi ini mendapat bantuan dana berguliragribisnis melalui Kementerian Negara Koperasidan UKM Rp1 miliyar pada tahun 2005, KSPSwasti Sari kemudian banting stir. Cakupanlayannya kini lebih banyak ke sektor agribisnis,dengan memberikan bantuan permodalan parapetani jagung dan nelayan di pantai Kupang.Pada tahun 2008, jumlah pinjaman yang di-cairkan untuk sektor ini sebesar Rp27.058.825.000. Jumlah ini dialokasikan untuk1.762 orang, dengan rincian 65% sebagai

Koperasi Kredit Swasti SariAlamat : Jl. Thamrin Oepoi, Kota Kupang,

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)Berdiri : 10 April 1997Badan Hukum : Nomor: 10/PAD/KWK/IV/1997Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2005Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Drs. Daniel TapobaliJumlah Anggota : 4.701 orang

pinjaman Kesra dan sisanya sebesar 35%merupakan pinjaman produktif. “Karena ini danaprogram agribisnis, ya kita jalankan sesuaiprosedur,” kata Daniel Tapobali.

Selain modal pinjaman dari pemerintah,sumber dana koperasi yang kini memiliki assetlebih Rp29 M ini, juga didukung oleh danaswadaya, di antaranya bersumber dari SimpananSaham sebesar Rp17.297.598.709, SimpananNon Saham sebesar Rp4.702.020.214, PinjamanBeredar sebesar Rp26.153.351.650, dan DanaCadangan Rp960.448.852.

Cengkeh hasil dari petani anggota Kopdit Swasti Sari

Page 110: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 101

Low class community, who generally haslow income, if “handled” properly, willshow outstanding potential. Such expe-

rience has been proven by Credit Coopera-tion (Kopdit) of Swasti Sari in the city of Kupang,NTT. Since it was able to put its hands aroundthe “grass root” class, now Kopdit of SwastiSari—established on April 10, 1997— becomesan advanced financial service institution, it iseven quite prominent in the City of Kupang.

Just like any other cooperation in gen-eral, Kopdit of Swasti Sari actively distributescredit fund that is normally utilized as workingcapital for farmers and fishermen in Kupangbeach. The number is quite large during 2008which reached Rp 27,058,825,000. With suchlarge scrolling loan fund, of course crucialquestion arises: What is the secret behind thesuccess of that Kopdit of Swasti Sari?

There is one strategy applied by Danieland partners administrators of Kopdit in re-cruiting customers. One of which is by ways ofproviding lower loan interest than any otherfinancial services. If a financial institution setsa minimum interest in the amount of 2%, Kopditof Swasti Sari is able to provide loan interestin the amount of only 1,5%. This “appear dif-ferently” trick is quite daring, indeed. However,then it harvested the interests of those whowish to become customers and members. “Ifthey are given high interest, they will face dif-ficulties,” added Daniel Tapobali, Chairman ofKopdit of Swastisari providing alibis. The num-ber of Kopdit of Swasti Sari members increasedfrom one year to another. Up to March 2009,the number of members of Kopdit was 4,701,while the total number of customers servicedby Kopdit of Swasti Sari reached 8,000, bothas members and non members. Different fromKSP, that only services members, Kopdit ser-vice scale is more open.

KOPDIT SWASTI SARIKupang, East Nusa Tenggara

Dare to be Different

In terms of management, Daniel Tapobalitogether with eight staff always emphasize theimportant meaning of togetherness, both withadministrators, and with members. “I think, thatis the meaning of togetherness in cooperationbasis, which is to sit together to solve problemsfaced by the members or otherwise,” said Daniel.

Initially Swasti Sari Credit Cooperationconcentrated in trading field. One of the rea-sons is that the cooperation base camp whichis located in the heart of the City of Kupang isthe busiest transaction center throughout suchNTT capital city. Meanwhile farmers and fish-ermen in the area of sub-urban in the city ofKupang expected that they could also obtaincapital aid service. Their wishes were granted.Considering the favorable track record ofKopdit of Swasti Sari that shows this Kopdithas successfully managed scrolling loan fund,in 2005 this cooperation was participated incapital strengthening program through sec-tor scrolling fund aid through State Ministry ofCooperation and Small and Middle Scale Busi-ness in the amount of Rp 1 billion. KSP ofSwasti Sari service scale was extended byopening credit services for agricultural sector.

Indeed, not only strengthening fund inthe amount of Rp 1 billion that was scrolled.Kopdit of Swasti Sari also scrolled their ownfund to strengthen such capitalization for farm-ers, especially corn farmers and fishermen inKupang beach. In addition to loan capital fromthe government, in the amount of Rp 1 bil-lion, fund source of the cooperation that nowowns asset worth more than Rp 29 billion isalso supported by independent fund. Tracingback the story of Kopdit Swasti of Sari, onething that can be modeled is the innovativenature adopted by the administrators. “Inno-vation is important, even though for that weare considered as different,” concluded Daniel.

Page 111: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a102

Page 112: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 103

KALIMANTAN TENGAHCentral Kalimantan

Page 113: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a104

Koperasi Simpan Pinjam Surya Sekawandibentuk pada tahun 1997 denganmodal awal tak lebih dari Rp 10 juta itu.

Pada tahun 2003, status KSU pun dinaikkanmenjadi Koperasi Simpan Pinjam. Kinerja positifitu akhirnya menghantarkan Surya Sekawanterpilih sebagai koperasi peserta ProgramAgribisnis/Sektoral pada periode tahun 2004-2005. Dana bergulir sebesar Rp1 miliar punmengucur ke kas koperasi ini.

Jika sekarang ini KSP Surya Sekawanmendapat label sebagai koperasi berprestasi halitu tentu saja tak diperoleh tanpa sebab. Amanah,menjadi satu kata, yang kemudian disebut-sebutsebagai kata sifat yang wajib diperankan olehsegenap pribadi yang berkiprah di koperasi ini.Tak hanya para pengurus, tapi juga para

KSP SURYA SEKAWANKab. Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah

Berkawan ala Surya Sekawan

Berkawan dengananggota, berkawandengan perbankan,

berkawan denganpemerintah, dan berkawan

dengan pengusaha.Amanah, menjadi satu kata,

yang kemudian disebut-sebut sebagai kata sifat

yang wajib diperankan olehsegenap pribadi yang

berkiprah di koperasi ini. Takhanya para pengurus, tapi

juga para anggota.

Muhammad Nasir di Kantor KSP Surya Sekawan di Jl Barito no. 26 Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah

Page 114: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 105

telah berkembang hingga ke beberapakecamatan tetangga di sekitar Kecamatan Selat,seperti Kecamatan Kapuas Hilir, KecamatanPulau Petak, dan Kecamatan Kapuas Timur, KSPSurya Sekawan tak lagi milik wargaMuhammadiyah. Di empat kecamatan itu, saatini tersebar 225 orang anggota KSP ini. Tidaksedikit dari para anggota itu kini berada padataraf hidup yang jauh lebih baik sejak bergabungdengan KSP Surya Sekawan. Beberapa figuranggota koperasi penerima pinjaman bergulirbahkan telah mampu mengembangkanusahanya pada level yang tidak pernah merekaduga sebelumnya.

Sebut saja, Hj. Naji Maturpah, seorangpengusaha peternakan burung puyuh, yangpada tahun 2006 memperoleh pinjaman bergulirsebesar Rp20 juta dari KSP Surya Sekawan.Juga, Muhammad Nasir, petani kebun karet diareal tanah hutan rakyat di Desa Barimba,Kecamatan Kapuas Hilir. Meski hingga tulisan inidisusun ia belum pernah memanen karet dari3.000 pohon karet yang bibitnya ia beli dari danapinjaman bergulir, namun empat tahunmendatang, Nasir akan segera menikmati hasilnya(lihat boks: Mereka yang Tersenyum di BibirKapuas).

anggota. “Amanah bukan sekadar dalam maknajujur, tapi juga konsisten dan kerja keras,” tegasPandih, seorang pensiunan PNS DinasPertanian yang sudah beberapa periode terakhirdipercaya sebagai Ketua KSP Surya Sekawan.Selain amanah, Pandih juga menyebut sebuahstrategi yang menurut ia menjadi simpulkesuksesan KSP yang kini ia pimpin:perkawanan. “Berkawan dengan anggota,berkawan dengan perbankan, berkawan denganpemerintah, dan berkawan dengan pengusaha,”jelasnya.

***

Sedikit kilas balik, kelahiran koperasi ini takbisa dilepaskan dari peran Pengurus DaerahMuhammadiyah Kabupaten Kapuas. “Memang,koperasi ini awalnya didirikan oleh para pengurusMuhammadiyah, tapi siapapun bisa menjadianggota koperasi ini,” lanjut Pandih. Menilik latarbelakangnya itu, wajar jika kemudian SuryaSekawan dipilih sebagai nama koperasi yang kinitelah mengelola dana pinjaman bergulir senilaiRp 2,9 miliar itu. Di beberapa daerah, koperasiyang dikelola oleh lembaga berlatar belakangMuhammadiyah pun diberi nama serupa.

Kini, seiring dengan skala layanan yang

Pengurus dan karyawan KSP Surya Sekawan

Page 115: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a106

Selain dua pengusaha di bidang agribisnistadi, nama Umi Suyatmi juga pantas dimunculkansebagai profil anggota yang sukses mengelolausaha berkat dana pinjaman dari KSP SuryaSekawan. Pemilik usaha restoran bakso, sotobabat dan rawon ini memang memulai usaharumah makannya dengan modal sendiri padatahun 2006. Pada tahun 2006, ia mengajukanpinjaman permodalan sebesar Rp 15 juta padatahun 2008 dan Rp20 juta pada tahun 2008. Kinidengan omset Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta perhari, ia bisa menabung sebesar Rp200 ribu perhari. Bayangkan, setidaknya Umi bisamenambah pundi-pundi tabungannya hingga Rp6 juta per bulan.

Besaran dana pinjaman berupa suntikanmodal usaha tadi memang bervariasi antara Rp10 juta hingga Rp 20 juta dengan bungapinjaman sebesar Rp 16 % per tahun.

***

Sebagai koperasi peserta ProgramPerkuatan Modal KSP Agribisnis/Sektoral, olehBPD Kalteng KSP Surya Sekawan memilikireputasi terpuji. Selain disiplin melakukanangsuran pinjaman, koperasi ini juga dianggapmemiliki strategi yang efektif dalam memilih

anggota penerima pinjaman. Menurut Pandih,anggota-anggota yang telah memiliki basis usahakuat memang mendapat semacam kemudahanuntuk menerima pinjaman. “Setidaknya, peluangmenjadi kredit macet semakin kecil,” ungkapPandih menjabarkan kebijakan itu. Namundemikian, KSP jelas pantang pilih kasih. Anggota-anggota yang baru akan memulai usaha puntetap mendapatkan pinjaman.

Memang, tak semua anggota yang menerimapinjaman permodalan itu disiplin menunaikanangsuran. Nah, untuk mengantisipasi kredit macetsemacam ini, pengurus KSP membentuk sebuah“tim buser” yang secara intensif melakukanpendekatan persuasif kepada anggota yangmenunggak tersebut. “Meski dinamai tim buser, tapidalam praktiknya tidak sesangar namanya, justrukedatangan tim tersebut untuk membantu mencarisolusi masalah. Itulah salah satu bentuk berkawandengan anggota tadi,” lanjut Pandih.

Saat ini, dari total pinjaman bergulir ProgramAgribisnis/Sektoral yang pernah diterima KSPSurya Sekawan, menurut laporan keuangan perbulan Juli 2009, dana tersebut telah berkembanghingga mencapai Rp 2,9 miliar. Dari jumlahpinjaman pokok sebesar Rp1 miliar tersebut, KSPtelah menunaikan kewajiban pengembalian

Hj. Naji Maturpah, anggota KSP Surya Sekawan di peternakanan burung puyuh miliknya

Page 116: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 107

senilai Rp280 juta. Selain itu, selama dua tahun,KSP Surya Sekawan juga telah menunaikankewajiban bunga pinjaman sebesar Rp120 juta.

Profil kinerja yang semacam itu tak terlepasdari strategi manajemen yang diterapkan parapengampu koperasi ini. Pandih, misalnya, rutinmelakukan safari kunjungan ke rumah-rumahanggota koperasi. Selain Pandih, pengurus lainpun mendapat giliran tugas serupa. Selain itu,komunikasi dengan BPD Kalteng pun terbinadengan baik. Bahkan, telah dibuat sebuah pro-gram tabungan khusus bagi para anggota KSP.Yang unik, Kepala Cabang BRI Kuala Kapuasdidaulat sebagai Pengawas pada strukturkepengurusan KSP Surya Sekawan.“Setidaknya, ada pengawas yang ahli di bidang

KSP Surya SekawanAlamat : Jl. Barito No.26, Kab. Kuala Kapuas,

Provinsi Kalimantan TengahBerdiri : Tahun 1997Badan Hukum : No: 333/PAD/DPPK/KOP-1/II/2006,

tanggal 9 Februari 2006Tahun Perkuatan Modal : 2005Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarKetua : Pandih M.S,SpJumlah Anggota : 225 orangJumlah Karyawan : 12 orang

akuntansi dan perbankan,” lanjut Zulianto,Sekretaris KSP.

Sederet rapor biru tadi, tentu saja takmembuat para pengurus KSP Surya Sekawanberpuas diri. “Masih banyak pekerjaan rumah yangharus kami kerjakan,” ungkap Zulianto melengkapi.Salah satunya, program jejaring kemitraan dengankomunitas pengusaha di wilayah itu. Di masamendatang, para pengurus KSP Surya Sekawanmengimpikan sebuah sinergi yang salingmenguntungkan antara KSP dan para pengusahaitu, terutama dalam jejaring pemasaran hasilproduksi anggota koperasi. “Kami pasti bisamewujudkan itu. Surya Sekawan akan terusmenjalin perkawanan dengan siapapun,” simpulPandih mengakhiri.

Pengurus KSP Surya Sekawan mengunjungi salah seorang anggota KSP yang mengelola usaha perkebunan karet

Page 117: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a108

Jarak Desa Selat Hulu, tempat parapengurus KSP Surya Sekawanberkantor memang tak berada di bibir

sungai Kapuas. Namun, anggota koperasi initersebar hingga ke bibir sungai yangmembentang hingga ke Propinsi KalimantanSelatan itu. Alhasil, senyum yang ditebar olehkeberhasilan KSP Surya Sekawan ini punmerambat hingga ke bibir Kapuas.

Hj. Helmi, misalnya, pemilik usaha tokopakaian di Pasar Sari Mulya, Kuala Kapuas.Ia telah dua kali mendapatkan pinjamansuntikan modal usaha masing-masing senilaiRp 20 jt rupiah pada tahun 2006 dan tahun2008. Kini, total asset yang dikelola telahmencapai Rp 200 jt.

Di Desa Barimba, di Kecamatan KapuasHilir, tersebut seorang petani karet bernamaMuhammad Nasir. Ia juga penerima pinjamandana bergulir. Memulai usaha penanamanpohon karet dengan modal awal sebesar Rp60 jt di atas lahan kelola seluas 4 hektar, iakemudian mengajukan suntikan modal sebe-sar 20jt pada tahun 2008, yang seluruhnyadipergunakan untuk membeli bibit pohon karetsebanyak 3.000 bibit karet. “Setidaknya,dengan usaha ini saya sudah bisa

Mereka yang Tersenyumdi Bibir Kapuas

mempekerjakan penduduk kampung,” ungkapia. Kelak, sekitar empat tahun mendatang, jikatelah menuai panen, Nasir akan bisa memanensetidaknya 500 kg getah karet per satu hektaratau sekitar 2 ton getah karet per bulan. Denganasumsi harga getah karet itu Rp.10.000 per kgmaka omset usaha kebun karet miliknya itu akanmencapai Rp 20 jt per bulan.

Penerima pinjaman lain bernama Hj. NajiMaturpah. Usaha peternakan puyuhnya saatini telah berkembang hingga sekitar 3.000 ekor,dengan rata-rata produksi telur sebanyak4.000 butir per hari. Dengan skala usaha yangseperti itu ia bisa mengantongi laba bersihsenilai Rp 8 jt per bulan.

Sementara itu, H. Suryadarma, seorangwarga Kelurahan Umbulau, KecamatanKapuas Hilir, menambah skala usaha distribusipupuk produksi Petrokimia Gresik dari suntikanmodal usaha sebesar Rp20 juta pada tahun2007. Ia, bahkan, berhasil melunasi pinjamanitu sebelum tenggat akhir pinjaman.

Nama-nama tadi, hanyalah segelintirnama yang senyumnya terabadikan dalambuku ini. Di luar sana, senyum-senyumanggota lain mengembang mengiringi asa yangkian benderang.

Hj. Helmi, anggota KSP Surya Sekawan pemilik usaha tokopakaian di Pasar Sari Mulya, Kuala Kapuas

H. Suryadarma, seorang anggota KSPSurya Sekawan digudang pupuk miliknya

Page 118: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 109

Surya Sekawan Save Loan Cooperation was established in 1997 withworking capital of not more than Rp

10 million. In 2003, KSU status was promotedto become Save Loan Cooperation. Suchpositive performance finally brought SuryaSekawan to be selected as participating co-operation in Agribusiness Sector KSP Capi-talization Strengthening Program for the pe-riod of 2004. Scrolling fund in the amount ofRp 1 billion was distributed to this coopera-tion treasury.

In managing KSP Surya Sekawan, ad-ministrators apply trusteeship philosophy. Inaddition to trusteeship, there is a strategy thatis believed to the knot of this KSP SuryaSekawan success, namely: “Being friendswith the members, being friends with bank-ing, being friends with the government, andbeing friends with entrepreneurs”.

Now, along with this KSP financial abil-ity, the service scale has also been developedup to several neighboring districts that sur-round Selat Regency, such as Kapuas HilirDistrict, Pulau Petak District, and East KapuasDistrict. In these four regencies at this timethere are 225 members of this KSP. Many ofthem have now been living in better living stan-dards since they joined with KSP SuryaSekawan. Some of members of scrolling loanreceiver cooperation have even been able todevelop their business to the level that they hadnever expected before. Just to name one, Hj.Naji Maturpah, an entrepreneur of quail farm,in 2006 obtained scrolling loan in the amountof Rp 20 million from KSP Surya Sekawan.

As a cooperation that is a member ofAgribusiness/Sector KSP Strengthening Pro-gram, according to BPD Kalteng, KSP SuryaSekawan has a remarkable reputation. In ad-

KSP SURYA SEKAWANKapuas

Being Friends like Surya Sekawan

dition to being discipline in paying for loaninstallment, this cooperation is also consid-ered as having effective strategy in selectingloan receiver members. According to Pandih,members who have strong business basisindeed have some sort of facility in receivingloan. However, KSP is not allowed to apply fa-voritism. The new members who are just com-mencing their business will also obtain loan.

Indeed, not all members who have re-ceived such capitalization loan are disciplinein paying installment. Well, to anticipate thistype of non performing credit, KSP adminis-trators established what is so called as an “am-bush team” which intensively conducts intensiveapproach to such members who are in arrears.

At this time, the total amount ofAgribusiness/Sector program scrolling thatwas received by KSP Surya Sekawan, ac-cording to financial report per July 2009, hasdeveloped to up to Rp 2,9 billion. From theprincipal loan in the amount of Rp 1 billion,KSP has fulfilled its obligations to return theloan in the amount of Rp 280 million. In addi-tion, for two years, KSP Surya Sekawan hasalso fulfilled its obligation in returning the loaninterest in the amount of Rp 120 million.

This type of performance profile is in-separable from management strategy appliedby these cooperation administrators. Pandih,for example, regularly visits the cooperationmembers’ homes. Besides that, the commu-nication with BPD has also been favorable. Aspecial savings for KSP members has evenbeen established. The unique thing is BranchHead of BRI Kuala Kapuas is assigned tobecome the Supervisor in KSP SuryaSekawan administrative structure. “At least thereis an expert in accounting and banking as a su-pervisor,” continued Zulianto, Secretary of KSP.

Page 119: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a110

Page 120: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 111

SULAWESI UTARASouth Sulawesi

Page 121: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a112

Wajah Alfi Waleleng, 35 th, sumringahpada hari-hari belakangan ini(akhir Juli 2009 lalu). Ia senantiasa

tersenyum setiap kali melihat kebun cengkehmiliknya mulai berbuah. Tak lama lagi musim petiktiba, ia akan panen cengkeh. Jika harga sedangbagus, Alfi bisa mengantongi untung yanglumayan besar.

Alfi adalah salah satu petani cengkeh diDesa Kombi, Kecamatan Kombi, KabupatenMinahasa. Seperti kehidupan petani cengkehpada umumnya, Alfi juga bergantung dari hasilbudi daya cengkeh. Setiap menjelang musimpanen, ia selalu sibuk merawat kebun cengkehmiliknya, berharap panen kali ini menuai hasilmelimpah. Dari hasil kebun seluas 1,5 hektar, iamenghidupi istri dan dua orang anaknya.

KSP AYAMEN MANDIRIKabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

Mitra Petani Cengkeh

Nama Kombi bagi sebagian orang memangsudah tak asing lagi. Kecamatan baru hasilpemekaran dari Kecamatan Eris sejak tahun1962 ini dikenal sebagai salah salah satuprodusen cengkeh terbesar di Minahasa, bahkanseantero Provinsi Sulawesi Utara. Selain hasilnyayang melimpah, cengkeh dari Kombi terkenalkarena mempunyai kualitas yang bagus. Letakgeografi Kombi yang berada di daerehpegunungan sangat cocok untuk budi daya jenistanaman ini. Maka, tak heran jika sebagian besarmasyarakat Kombi tertarik untukmengembangkan jenis komoditas cengkeh.

Peran lembaga keuangan sebagai mitrapetani terjalin baik di sini. Bentuk hubungan yangdimaksud adalah pemanfaatan fasilitas pinjamanmodal usaha yang disediakan lembagakeuangan oleh para petani cengkeh. Bukan

Suasana Kantor Pelayanan KSP Ayamen Mandiri, Kabupaten Minahasa

Page 122: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 113

hanya dari bank milik pemerintah dan swasta,bantuan modal usaha itu pun terkucur darilembaga keuangan seperti koperasi. Salahsatunya adalah Koperasi Simpan Pinjam AyamenMandiri. Koperasi yang berkantor di Desa Kombiini telah lama menjadi mitra masyarakat diKecamatan Kombi.

Hubungan antara KPS Ayamen Mandiri danmasyarakat cukup harmonis. Bahkan, interaksiyang baik telah tercipta sejak KPS itu masihberbentuk Koperasi Unit Desa (KUD)— berubahmenjadi KSP pada tanggal 6 Januari 2005 lalu.Wajar jika KSP Ayamen Mandiri telah dikenal luasmasyarakat.

KPS Ayamen Mandiri adalah alasan senyumAlfi di atas. Alfi adalah salah satu nasabah KSPAyamen Mandiri yang paling aktif. “Koperasi inisangat membantu kami. Dulu kami pinjam uangdari bank harian, namun kesulitanmengembalikan karena harus menyetor tiap hari.Kini kami memilih koperasi karena bisa bayarsetelah panen,” kata Alfi.

Meski baru berusia empat tahun, koperasiini telah menunjukkan pola kinerjanya yang baik.Dari sisi keanggotaan, misalnya, jumlahnyabertambah dari waktu ke waktu. Hingga tahun2008 jumlah anggota KSP telah mencapai 120

orang, dan cakupan layanannya pun semakinmeluas. Ketika itu, KSP Ayamen Mandiri takhanya sebatas berkiprah di Desa Kombi, namunjuga telah merambah ke beberapa desa diKecamatan Kombi.

Sejurus dengan itu, kepercayaanmasyarakat menjadi vitamin-suplemen tersendiribagi pengurus KSP Ayamen Mandiri untuk terusberkiprah, bahkan berinovasi. Puncak kinerjapada empat tahun usianya, KSP Ayamen Mandiridipercaya untuk mengelola Progran DanaBantuan Perkuatan KSP Agribisnis/ Sektoralpada tahun 2006. Lantaran program ini pula,KSP Ayamen Mandiri menjalin kerja sama dengandua bank di Sulawesi Utara, yakni Bank Sulutdan Bank Prisma Dana. Bank Sulut merupakanbank penyalur dana bergulir agribisnis Rp1 miliar,sementara Bank Prisma Dana berperan menjadipensuplai dana bagi KSP kekurangan danauntuk memenuhi permintaan pinjaman,khususnya pada momen-momen tertentu. “Padamusim tanam banyak anggota yang mengajukanpinjaman. Biasanya kami kekurangan dana,” kataKetua KSP Ayamen Mandiri, Hesky Z.P Montong.

Layanan KSP Ayamen Mandiri bagi wargamendorong warga lain yang belum menjadianggota mengajukan aplikasi permohonan

Alfri Waleleng merasa lebih mudah dan nyaman mengajukan kredit di koperasi untuk modal bertani cengkeh

Page 123: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a114

KSP Ayamen MandiriAlamat : Desa Kombi, Kecamatan Kombi,

Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara

Berdiri : 10 Mei 1997Badan Hukum : No: 2499/BH-KOP, tanggal 6 Januari 2005Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2006Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp1.354.575.000Ketua : Drs. Hesky Z.P. MontongJumlah Anggota : 120 orang

menjadi anggota. Memang, tak semua aplikasiserta merta dikabulkan. Tapi yang jelas,pertambahan jumlah anggota itu berimplikasipada necara keuangan koperasi. Pada tahun2008, omzet koperasi mencapai Rp1.323.865.000. Angka Sisa Hasil Usaha (SHU)pun naik dari tahun ke tahun. Bila pada 2006,jumlah SHU senilai Rp 27.718.000, pada duatahun berikutnya, 2008, jumlah HSU melonjakhingga dua kali lipat, yakni mencapai Rp45.256.701.

Angka-angka tersebut tidak terlalu besar,tetapi menarik jika dilihat dari kontribusinyaterhadap kekayaan koperasi. Menurut Hesky Z.PMontong, jumlah kekayaan KSP pada tahun 2008berada pada level Rp 1.354.575.000. Angka inicukup fantastik jika dibandingkan dengan jumlahkekayaan awal ketika berdiri yang hanya Rp 40juta. Tak berlebihan jika KSP Ayamen Mandiri, kini,menjadi salah satu koperasi unggulan di Minahasa.

***Memang, tak ada gading yang tak retak.

Meskipun telah mencapai beberapa prestasidinamika positif KSP Ayamen Mandiri tadi sesekali

tersandung kendala. Salah satunya, ulah nasabah‘nakal’ yang enggan mengembalikan pinjamantepat waktu. Untuk meminimalir angka kemacetanitu, tambah Hesky, kunjungan dan pembinaan ru-tin terhadap anggota pun dilakukan. Bahkan takjarang Ketua KSP turun langsung untuk berdialogdan mendengar keluh kesah anggota. “Kamiberusaha mengenal lebih dekat para anggotamaupun calon anggota,” kata Hesky Z.P Montong.

Semua langkah tadi, tambah Hesky,merupakan upaya untuk membantu para petaniyang rata-rata kesulitan mendapatkan pinjamanmodal kerja. Ia berharap kerja sama antarakoperasi dan masyarakat tetap terjalin secaraharmonis. Meskipun hubungan demikian dekat,KSP tetap bisa menerapkan sistem sanksi berupadenda sebesar 30% dari besarnya pinjamanterhadap setiap kasus keterlambatan pengem-balian pinjaman. Bagi KSP, kebijakan sanksitersebut ditempuh untuk mendewasakan anggota.Bagaimanapun, kedewasaan anggota adalahmodal bagi sebuah pola kemitraan yang sehat.“Kami hadir sebagai mitra bagi para petani. Dalambermitra perlu ada pola kemitraan yang sehat diantara koperasi dan petani,” simpul Hesky.

Lahan perikanan nmilik anggota KSP Ayamen Mandiri

Page 124: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 115

The name “Kombi” for some peopledoes not sound strange anymore. Thenew district as a result of Eris District

extension since 1962 has been known as oneof the largest clove producers in Minahasa,even in the entire North Sulawesi Province. Inaddition to its abundance produce, the clovefrom Kombi is famous for its good quality. Geo-graphic location of Kombi which is on themountain range is suitable for the cultivationof this type of plant. No wonder if most of Kombicommunities are interested in developing clovecommodity type.

The financial institution as farmers’ part-ner plays a very good role here. The intendedform of relationship is the utilization of busi-ness capital loan provided by financial institu-tion by clove farmers. Not only from state andprivate owned banks, such business capital isalso provided by financial institution such ascooperation. One of such cooperations is SaveLoan Cooperation Ayamen Mandiri. The Co-operation that has its office at Kombi Villagehas been the partner of the community in KombiRegency for a long time.

The relation between KPS Ayamen Mandiriand the community is quite harmonious. Thefavorable interaction that has been createdsince such KPS was still in the form of VillageUnit Cooperation (KUD)— changed to becomeKSP on 6 January 2005. It is obvious that KSPAyamen Mandiri has been widely known.

KPS Ayamen Mandiri is the reason of Alfi’ssmile above. Alfi is one of the most active cus-tomers of KSP Ayamen Mandiri. “This coopera-tion helps us a lot. We used to borrow moneyfrom daily bank, but we found it difficult to re-turn the money because we had to depositevery day. Now we choose cooperation be-cause we can pay after the harvest,” said Alfi,who is also one of the farmers there.

Even though it is only four years old, thiscooperation has shown its favorable perfor-mance pattern. In terms of membership, for ex-ample, the number increases from time to time.

KSP AYAMEN MANDIRI

Clove Farmers PartnerUntil 2008, the number of KSP membersreached up to 120 people, and its service cov-erage became wider. Then, KSP AyamenMandiri was not limited to only operate in KombiVillage, but also had spread to several villagesin Kombi Regency.

In line with that, the trust of the commu-nity becomes a supplement vitamin for KSPAyamen Mandiri administrators to keep acting,and even innovating. The peak performanceof its fourth year, KSP Ayamen Mandiri wastrusted to manage Agribusiness/Sector KSPAid Fund Program in 2006. Due to this pro-gram also, KSP Ayamen Mandiri cooperatedwith two banks in North Sulawesi, namely SulutBank and Prisma Dana Bank. Sulut Bank is thedistributing bank for agribusiness scrolling fundin the amount of Rp 1 billion, meanwhile PrismaDana Bank has the role of fund supplier forKSPs that are lack of fund to fulfill loan request,especially on specific moments. “In the plantingseason there are many members who apply forloan. Usually we are lack of fund,” said Chairmanof KSP Ayamen Mandiri, Hesky Z.P Montong.

The service of KSP Ayamen Mandiri fordenizens, encourages other denizens who arenon members, to apply for membership. In-deed, not all applications could merely begranted. However it is clear that such numberof members increase implicates the coopera-tion financial balance. According to Hesky Z.PMontong, the value of asset of KSP in 2008was at the level of Rp 1,354,575,000. Thisnumber is quite fantastic if it it is compared tothe number when the cooperation was firstestablished which was only Rp 40 million. Itwill not be exaggerating to say that KSPAyamen Mandiri, now, has become one of su-perior cooperations in Minahasa.

To minimize the amount of non perform-ing loan, regular visits and development onmembers are conducted. It is also quite oftenthat Chairman of KSP directly participates andhas dialogs as well as listens to the grievancesof members.

Page 125: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a116

Sumiati adalah sosok wanita bersahaja.Ia tinggal di Desa Tatelu, KecamatanDimembe. Di balik kebersahajaannya

itu sesungguhnya ia adalah perempuanpengusaha tangguh. Sejak tahun 2001 silam,Sumiati adalah pengelola usaha kecil sektorperikanan darat. Bersama sang suami,perempuan yang kini berusia 38 tahun itumengawali bisnisnya dengan sebuah kolam ikan,yang masing-masing berukuran 10 x 20 meter.Kolam-kolam itu ia gunakan untuk membesarkanikan-ikan mas, gurami, dan mujair, yang kelak iasuplai ke rumah-rumah makan di Minahasa, danbeberapa lagi di Manado. Ketika usahanya mulai

berbuah hasil. Sebuah kolam tambahan pun iasewa. “Jika mengingat masa-masa itu peng-hasilan torang pas-pasan,” kenang Sumiati.

Beruntung Sumiati adalah anggota KUDTamporok, yang kelak melahirkan KoperasiSimpan Pinjam (KSP) Tamporok Timampas,penerima perkuatan modal dari dana bergulirProgram Agribisnis/Sektoral. Ketika KSPTamporok Timampas terbentuk pada tahun 2003,Sumiati pun mendaftar menjadi anggota KSP.

Tahun 2005, Sumiati mengajukan perkuatanmodal usaha perikanan yang ia kelola. Bantuanmodal sejumlah Rp 5 juta pun ia peroleh. Uangsebesar itu ia gunakan untuk untuk membeli bibit

Buka Peluang Lebar-lebar,Ketat Bersyarat

KSP TAMPOROK TIMAMPASKab. Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara

Suasana pelayanan di KSP Tamporok Timampas

Page 126: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 117

ikan dan pakan. Pinjaman modal itu ternyataefektif menaikkan skala usaha kolam ikanmiliknya. Lantaran termasuk anggota KSP yangdisiplin menunaikan angsuran pinjaman, aplikasipinjaman tahap kedua yang ia ajukan diterima.Kali ini sebesar Rp 10 juta. Bahkan, kini Sumiatikembali meminjam perkuatan modal sebesar Rp15 juta. “Semua uang itu torang gunakan untukmodal usaha, bukan untuk membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga,” tegasSumiati.

Delapan tahun berselang, kini Sumiati telahmemiliki enam kolam ikan. Selain menyuplai ikanuntuk kebutuhan rumah-rumah makan diMinahasa dan Manado, Sumiati juga berjualanikan di Pasar KUD Tamporok pada setiap hariMinggu. Memang, grafik usaha Sumiati takselamanya meniti jalan mendaki. Terkadang,terselip juga kisah duka dalam mengelola usahamiliknya. Penuh onak dan duri, bahkankegagalan. Suatu ketika, Sumiati pernahmengalami kerugian besar akibat ikan-ikan yangia biakkan terserang penyakit. Ikan-ikan mas

yang sudah siap panen itu tiba-tiba mati.Beruntung, Sumiati tipe pengusaha gigih, aralseperti itu tak lantas menyurutkan semangatnyauntuk maju. Kini, berkat kegigihannya mengelolausaha, dalam sebulan kini ia bisa memperolehlaba bersih senilai Rp 4,5 juta.

Itulah sekelumit kisah tentang Sumiati, satudari sekian anggota KSP Tamporok Timampasyang berhasil menaikkan taraf hidupnya.Keberhasilan Sumi mengelola dana bergulirpermodalan jelas menginspirasi warga lain diDesa Tatelu. Bahkan, warga desa-desa di sekitarTatelu, seperti Desa Pinilih, Desa Warukapas,Desa Wassian, Desa Lumpias, dan Desa Klabat.Ratusan warga desa-desa itu kini antrimenunggu persetujuan untuk menjadi anggotaKSP Tamporok Timampas.

***

Koperasi Simpan Pinjam (KSP) TamporokTimampas berdiri pada tahun 2003. KelahiranKSP ini memiliki sejarah erat dengan eksistensiKUD Tamporok. Awalnya, KUD Tamporok

Sumiati dan usaha budidaya ikan air tawar

Page 127: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a118

Pasar tradisional milik KUD Tamporok, tempat para anggota KSP Tamporok Timampas memasarkan hasil panen

mengelola sebuah unit simpan pinjam (USP).Seiring dengan dinamika USP itu, beberapatokoh KUD Tamporok kemudian mengusulkanagar unit usaha simpan pinjam itu dikukuhkansaja menjadi sebuah koperasi tersendiri yangmemiliki badan hukum. Singkat cerita, ber-dasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan Tahun2003, terbentuklah Koperasi Simpan Pinjam(KSP), yang selanjutnya diberi nama KSPTamporok Timampas.

Modal awal KSP ini tentu saja berasal darikas USP yang menjadi cikal bakal kelahirannya.Jumlahnya tidak besar. Hanya Rp.147.509.230.Untuk ukuran sebuah koperasi simpan pinjam,dana senilai itu jelas tergolong minim.

Bayang-bayang KSP yang gulung tikarkarena seret modal sempat menghantui parapengurus KSP Tamporok Timampas, yang barusaja berdiri itu. Tak ingin bernasib serupa, parapengurus KSP baru itu pun mulai menyusunstrategi. Beberapa penjajakan kerjasama denganbadan usaha lain, baik swasta maupun lembagapemerintah dilakukan. Hasilnya, KSP TamporokTimampas berhasil menjalin kerjasama denganPT. Permodalan Nasional Madani (PNM). Bantuanpermodalan sebesar Rp 250 juta pun mengucurpada akhir tahun 2003. Setahun kemudian,tepatnya pada akhir 2004, KSP TamporokTimampas kembali mendapat suntikan modal

serupa sebesar Rp500 juta. Hanya berselangtiga tahun, seluruh pinjaman dari PT PNM tersebutberhasil dilunasi.

Berkaca dari jejak rekam KSP TamporokTimampas tadi wajar jika kemudian proposalmereka untuk bantuan perkuatan modal ProgramAgribisnis/Sektoral sebesar Rp 1 miliar terkabulpada tahun 2005.

Berkat disiplin mengelola sistem, danabergulir sebesar Rp1 miliar itu kini, empat tahunkemudian, telah berkembang menjadi lebih dariRp 2 miliar. “Peningkatan itu diperoleh dari labausaha simpan pinjam yang dijalankan,” ungkapKetua KSP Tamporok Timampas, JuliantjeKaunang. Keberhasilan itu juga mempengaruhitingkat pengembalian dana pinjaman ke bank.Berdasarkan track record Bank Sulsel, sebagaipenyalur dana bergulir agribisnis Rp 1 miliar, KSPTemporok pada 2008 telah menyetor danasebesar Rp 100 juta ditambah bunga.

Keberhasilan KSP Tamporok Timampasmenggali berbagai potensi permodalan efektifmenggerakkan grafik aset dan neraca keuanganKSP ke level yang lebih baik. Menurut data KSP,saat ini aset yang dimiliki sudah bernilai Rp 800juta. Grafik neraca keuangan pun setali dua uang.Tahun demi tahun neraca keuanganmenunjukkan peningkatan yang cukup untukmembuat para pengurus KSP ini tersenyum puas.

Page 128: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 119

Salah satu indikator, misalnya, bisa dilihat darijumlah kredit yang dikeluarkan. Pada tahun 2007jumlah kredit yang disalurkan mencapai senilai Rp1.967.808.300, yang kemudian menghasilkanlaba usaha senilai Rp24.181.925. Satu tahunkemudian, jumlah kredit yang tersalur meningkatmenjadi Rp1.998.278.300 dengan laba usaha jugameningkat menjadi Rp27.199.507. Sebagaicatatan, besaran pinjaman atau kredit yangdisalurkan bervariasi, mulai dari yang terkecilRp500 ribu hingga Rp20 juta dengan berbagaiprogram pilihan. Sedangkan tingkat suku bungayang digunakan adalah sebesar 20,4% per tahun.

Kinerja keuangan yang kinclong tersebutmerupakan buah dari sistem penyaluran danabergulir yang relatif ketat. Dalam hal keang-gotaan, KSP menerapkan sistem open house.Artinya, membuka pintu seluas-luasnya bagimasyarakat atau calon anggota yang inginmenjadi anggota KSP. “Kami membukakesempatan seluas-luasnya bagi calon anggotauntuk menjadi anggota KSP,” kata Ketua KSPTamporok Timampas, Juliantje Kaunang.

Namun, ada beberapa syarat yang harusdipenuhi untuk bisa menjadi anggota KSP. Salahsatunya prestasi pengembalian yang tidak bolehcacat selama dua kali pengajuan kredit. Untuksyarat yang satu ini pengurus tidak memberitoleransi. Wajar jika sampai waktu tertentu, KSPTamporok Timampas baru mempunyai anggotatetap sebanyak 25 orang. “Kami harus selektifdalam menerima anggota,” jelas Juliantje Kaunang.

Kebijakan pintu dibuka lebar-lebar di satupihak, dan pemberlakuan ketat di dalampersyaratannya di pihak lain, ternyata mem-buahkan hasil. Hasilnya adalah jumlah anggotayang banyak dan selektif. Hingga tahun 2009calon anggota KSP mencapai 1.604 orang, yangtersebar tidak hanya di Desa Tatelu tapi juga desa-

desa sekitarnya, seperti Pinilih, Warukapas,Wassian, Lumpias, T. Rondor dan Klabat.

Kredibilitas calon anggota dan jenis usahayang dilakukan menjadi pertimbangan KSP untukmeluncurkan kredit. Bahkan, bisa berpengaruhterhadap besar kecilnya pinjaman yangdikeluarkan. Sedangkan untuk memudahkanpembinaan, di masing-masing desa ditempatkanseorang manajer, seorang kasir dan seorang jurutagih berstatus karyawan KSP.

Track record bagus itu tidak datang begitusaja, namun melalui perjuangan keras yangcukup panjang dari para pengurus. Misalnyakeberhasilan pengurus KSP dalam menembusbirokrasi lembaga usaha yang selama ini terkesanenggan bekerja sama dengan koperasi.Setidaknya, Pemerintah Daerah mulai memper-timbangkan keberadaan KSP. Sebagai bentukdukungan Pemda, KSP Tamporok Timampas terpilihsebagai koperasi penerima bantuan dana bergulirperkuatan modal bidang agribisnis dari Pemerintahsebesar Rp 1 miliar pada tahun 2005/ 2006.

Tapi, bukan hanya alasan lobi kenapa KSPpantas untuk menjalankan program dari Kemen-terian Negara Koperasi dan usaha Kecil danMenengah. Pertimbangan utamanya tetap padakinerja koperasi itu sendiri. Di sana kepiawaianpengurus teruji.

Sayang, sinar kinerja KSP TamporokTimampas terganggu oleh sebuah catatan kakidari Bank Sulut. Menurut Data Bank Sulut, jumlahpinjaman dana bergulir Program AgribisnisSektoral yang sebesar Rp 1 miliar yang diterimaKSP Tamporok Timampas, baru Rp 100 juta yangdikembalikan. Menyikapi pertanyaan nakal atasfakta itu, sang Ketua KSP Tamporok Timampas,Juliantje Kaunang, hanya bisa berujar: “kamimasih prioritas pada perguliran dana, semakinbergulir semakin kuat koperasi kami.”

KSP Tamporok TimampasAlamat : Desa Tatelu, Keca. Dimembe,

Kab.Minahasa UtaraBerdiri : 10 Mei 1997Badan Hukum : No: 2473/BH-KOP/IX-2003Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarPeningkatan Dana Perkuatan Modal : Lebih dari Rp2 miliarKetua : Juliantje KaunangJumlah Anggota : 25 orangJumlah Karyawan : 23 orang

Page 129: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a120

Sumiati is a simple woman. She lives inTatelu Village, Dimembe District. Behind her simplicity she is actually a

strong business woman. Since 2001, Sumiatiis the manager of land fishery small businesssector. Sumiati is a member of Loan Save Co-operation (KSP) of Tamporok Timampas, receiverof scrolling fund strengthening for Sector KSP.

Sector

In 2005, Sumiati submitted a proposalon capital strengthening for fishery businessthat she managed. Capital aid with the valueof Rp 5 million was obtained by her. With thatmuch money, she bought fish seed and food.As a discipline member of KSP she paid backthe loan installment, and then she applied forthe second stage loan, in the amount of 10million, then the third one in the amount ofRp 15 million. “I used all that money for busi-ness capital, not for purchasing householdgoods,” said Sumiati expressly.

Eight years later, now Sumiati has hadsix fish ponds. In addition she also suppliesfish for restaurants in Minahasa and Manado.Sumiati is a hard work type of businesswoman, any hindrances do not stop her spiritfrom progressing. Now, thanks to her hardwork in managing her business, in a monthshe can obtain a net profit of Rp 4.5 million.

Loan Save Cooperation (KSP) TamporokTimampas was established in 2003. Becauseof its good recording system, their proposalto obtain scrolling fund aid for Sector KSP inthe amount of Rp 1 billion was granted in 2005.Because of the discipline in system manage-ment, scrolling fund in the amount of Rp 1billion has now four years later, developed to

KSP TAMPOROK TIMAMPASNorth Minahasa, Norht Sulawesi

Providing Wide Openopportunities, Tight Requirements

become Rp 2 billion. “Such increase was ob-tained from profit of the managed loan savebusiness,” said Chairman of KSP TamporokTimampas, Juliantje Kaunang. Such success alsoaffects the return level of loan fund to the bank.In 2008 Temporok returned such scrolling loanfund in the amount of Rp 100 million plus interest.

According to KSP data, currently assetthat is owned has reached the amount of Rp800 million. Meanwhile, financial balance alsoshows enough increase to make all adminis-trators smile in satisfaction. On of the indica-tors, for example, can be seen from the amountof credit issued. In 2007 the amount of creditdistributed reached the amount ofRp1.967.808.300, which then produced busi-ness profit in the amount of Rp24.181.925. Ayear later, the amount of credit distributed in-creased to become Rp1.998.278.300 withbusiness profit that also increased to becomeRp27.199.507.

Such sparkling financial performance isthe fruit of scrolling fund distribution systemwhich is relatively tight. In terms of member-ship, KSP applies the open house system. Itmeans, it opens the door widely for communi-ties or future members who wish to becomeKSP members. “We provide opportunities wideopen for future members to become membersof KPS,” said Chairman of KSP TamporokTimampas, Juliantje Kaunang.

The wide open door policy by one side,and the tight enactment in its requirements areactually fruitful. The output is the large and se-lective number of members. Up to 2009 mem-bers of KSP have reached 1,604 scattered notonly in Tatelu Village but also the surroundingvillages such as Pinilih, Warukapas, Wassian,Lumpias, T. Rondor and Klabat.

Page 130: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 121

Lahan persawahan di Kabupaten Minahasa

Page 131: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a122

Page 132: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 123

SULAWESI TENGGARASoutheast Sulawesi

Page 133: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a124

Masyarakat Labone terkenal sebagaimasyarakat pembudidaya rumputlaut. Awalnya, mereka berprofesi

sebagai nelayan. Namun, seiring denganperkembangan usaha budidaya rumput lautyang dianggap lebih potensial, satu demi satumereka beralih profesi menjadi petani rumputlaut. Secara geografis masyarakat Desa Laboneterletak di tepi selat Buton yang memang cocokuntuk budidaya rumput laut. Meskipun hargarumput laut tergolong labil dianggap tetapi usahaini dianggap lebih prospektif daripada menjadinelayan kecil.

KSP TUNAS SARIKabupaten Muna, Sulawesi Tenggara

Lagi-lagi alasan minim modal membuatpara petani rumput laut itu sulit melakukaneskalasi usaha mereka. Untuk meminjam modalke bank, terlalu banyak persyaratan administra-tif yang tak bisa mereka penuhi. Padahal,permintaan pasar terhadap rumput laut semakintinggi. Tanpa modal yang cukup, para petanirumput laut itu jelas tak bisa berbuat banyak.

Keresahan itu akhirnya bermuara di forumpertemuan anggota Koperasi Simpan PinjamTunas Sari. Para petani rumput laut mengeluh.“Seperti ada tembok besar di hadapan kami,”kenang La Saimuna, Ketua sekaligus Manager

Aktivitas anggota KSP Tunas Sari dalam melakukan pemilihan bibit rumput laut

Maju Bersama Petani Rumput Laut

Page 134: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 125

KSP Tunas Sari menggambarkan suasana hatipara petani rumput laut yang menjadianggotanya.

Ketika itu tahun 2003. Begitu mendengarbahwa Kementerian KUKM meluncurkan pro-gram perkuatan permodalan bagi KSP yangmembiayai UKM sektor agribisnis, para pengurusKSP Tunas Sari sepakat untuk mengajukan pro-posal. Berbekal neraca keuangan yang stabil,mereka yakin bahwa proposal itu akandikabulkan. Sebagai catatan, pada tahun 2003,KSP Tunas Sari telah memiliki anggota hampir2000 orang dengan modal mencapai Rp3.092.275.276. “Dengan anggota sebanyak itu,kami masih membutuhkan perkuatan modaluntuk membiayai usaha mikro para petanirumput laut yang menjadi anggota KSP,” ungkapLa Saimuna.

Satu tahun kemudian, doa para petanirumput laut Lasalepa terkabul. Proposal KSPuntuk memperoleh perkuatan permodalansebesar Rp 1 miliar melalui Perkuatan ModalKSP Sektor Agribisnis disetujui.

Sedikit kilas balik, koperasi simpan pinjamberkembang dari sebuah unit usaha SimpanPinjam pada KUD Tunas sari yang telah berdirisejak tahun 1992 di Desa Labone, KecamatanLasalepa. Karena USP dari KUD Tunas sari initumbuh dengan pesat dan menjadi unit usahaprimadona maka pada 1995 diputuskan untukberdiri sendiri dengan nama KSP Tunas Sari.

Ketika itu, modal awalnya hanya sebesarRp 8 juta rupiah dengan jumlah pengurussebanyak 3 orang, selain pengawas sebanyak3 orang, satu orang karyawan. Memang, jumlahanggotanya sudah relatif banyak: 200 orang.“Dengan anggota sebanyak itu modal kami habisberputar, padahal jumlah pinjaman tertinggi kamihanya Rp. 100.000, yang harus lunas selama5-10 bulan dengan bunga rata-rata 2,5 persen,”kenang La Saimuna.

Kini, berbelas tahun kemudian, berkatsentuhan tangan dingin dari para pengurusnya,KSP Tunas Sari telah mengembangkan usahasimpan pinjamnya. Sejak menerima perkuatanmodal bergulir Program Agribisnis/Sektoral,

Rumput laut hasil produksi usaha tambak rumput laut milik anggota KSP Tunas Sari

Page 135: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a126

La Saimuna, Ketua KSP Tunas Sari (kiri). Cabang KSP Tunas Sari di Kendari (kanan)

2007 2008 Peningkatan (Rp) Peningkatan (%)

Volume usaha 11.214.450.050 14.347.473.200 3.134.023.150 28

Hasil Usaha (HU) 788.920.561 823.901.658 34.981.097 4,4

Jumlah anggota 2.830 2.816 -14 -0,49

Kondisi KSP Tunas Sari 2007-2008

KSP TUNAS SARIAlamat : Desa Labone, Kec. Lasalepa, Kab.Muna,

Provinsi Sulawesi TenggaraBerdiri : 21 Juli 1995Badan Hukum : No: 16/BH/KWK.21/XI/1995Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp1.624.511.628Ketua : La SaimunaJumlah Anggota : 2000 orangJumlah Karyawan : 32 orang

jumlah anggota KSP ini merangkak naik. Padatahun 2004 jumlah anggotanya telah mencapai2.468 orang dengan total modal yang mencapaisenilai Rp 5,67 miliar.

Pertambahan anggota yang cukup pesat itutak mengherankan, karena KSP Tunas Sarimemberikan persyaratan yang mudah. Cukupdengan mengisi formulir pendaftaran, menyetorsimpanan pokok sebesar Rp10.000 danmembayar simpanan wajib yang besarnya 5%dari total pinjaman. Sepanjang calon anggotatersebut disiplin melunasi pinjamannya selamadua kali putaran, mereka berhak menjadianggota.

Sekadar menampilkan data statistik, padatahun 2008 lalu, jumlah pinjaman yang digulirkankepada para anggota mencapai Rp 11,84 miliar

dengan volume usaha sebesar Rp 14,34 miliar.Pencapaian itu meningkat 28 persen jikadibandingkan prestasi keuangan pada tahun2007 dengan volume usaha sebesar Rp 11,21miliar. Dari hasil penyaluran pinjaman selamaTahun Buku 2008 tersebut, KSP Tunas Sarimeraih pendapatan Hasil Usaha (HU) senilaiRp823,9 juta (lihat tabel).

Kinerja keuangan yang baik itu juga diiringidengan kinerja pengembalian dana berguliryang sebesar Rp 1 miliar, yang mesti lunasdalam kurun waktu 10 tahun. Menurut data BankSultra KSP Tunas Sari tergolong koperasi yangdisiplin melakukan pengangsuran. Hingga akhir2008, KSP Tunas Sari telah menunaikankewajiban pengembalian sebesar Rp 450 juta.

Page 136: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 127

Menjadi petani rumput laut sudahmenjadi pilihan hidup La Rimu.Pria 49 tahun ini memiliki

sebidang lahan seluas 400 x 300 meterpersegi yang ia manfaatkan sebagai arenabudidaya rumput laut. Setiap 45 hari sekaliia bisa memanen rumput laut rata-rata 1ton rumput laut kering. Dalam satu tahunia bisa memanen hingga lima sampaienam kali panen. Sebelum membudidayarumput laut, La Rimu bekerja sebagaipedagang kelontong sekaligus bertani diladang.Harga rumput laut kering saat iniRp 8.500/kg. Memang harga rumput lautkering sering tidak stabil. Kadang turunhingga kisaran Rp 4.000/kg. Namun, suatuwaktu bisa melambung hingga Rp 15.000/kg. Rata-rata para petani rumput laut bisamengantongi untung setidaknya 200%hingga 300% dari modal yang merekakeluarkan. Hal itulah yang membuat LaRimu tetap setia dengan usaha budidayarumput laut.Suatu ketika, La Rimu terbentursebuah situasi sulit. Di satu sisi iamemerlukan biaya untuk kedua anaknya,yang kebetulan bersiap melanjutkan kejenjang SMA dan SMP secara bersamaan.Uang simpanannya hampir habis untukbiaya sekolah anak-anaknya. “Sempatterpikir untuk meminjam uang di Bank,tetapi saya pikir kenapa tak pinjam diKoperasi saja yang persyaratannyaternyata lebih mudah,” kenang La Rimu.Akhirnya dengan tekad bulat La Rimudatang ke kantor KSP Tunas Sari untukmendaftar menjadi anggota koperasisekaligus mengajukan pinjaman modalsebesar Rp 1 juta. Uang itu ia gunakanuntuk membeli tambang sebagai mediatanam rumput laut seluas 100 m x 50 m.Untuk membeli bibit ia terpaksamenggunakan uang simpanan yang masihsedikit tersisa. Ternyata usaha La Rimu

menuai hasil bagus. Di saat panen, hasilpanennya berkualitas baik. Sementara itu,ketika itu harga rumput laut juga sedangtinggi. La Rimu pun akhirnya bisamembayar hutangnya ke koperasi denganlancar. Kini, La Rimu telah beberapa kalimengajukan pinjaman. Pinjaman keduasebesar Rp 2,5 juta yang ia gunakanuntuk menambah luas area budidayarumput laut miliknya. Pinjaman kedua inipun bisa ia kembalikan tepat waktu. Saatusaha budidaya rumput lautnyamengalami kemajuan, naluri dagang LaRimu menyeruak. “Selain menanamsendiri, saya juga ingin menjadi pengepul,”ujarnya. La Rimu kembali mengajukanpinjaman sebesar Rp 10 juta untuk modalmenjadi pengepul rumput laut kering.Sebagian uang tersebut ia gunakan untukmembangun gudang penampunganrumput laut kering. Usahanya berjalanlancar. Kini ia mampu membiayai keduaanaknya kuliah di Unhalu Kendari. Bahkania telah mempunyai deposito puluhan jutarupiah di KSP Tunas Sari.

Inspirasi La Rimu

La Rimu

Page 137: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a128

Labone Community is famous as seaweed cultivator community. Initially,they were fishermen. However, along

witht the development of seaweed cultivationthat is considered as more potential, one byone the community members changed jobsto become seaweed farmers. Geographically,Labone Village community is on the edge ofButon strait which is suitable for seaweed cul-tivation. Even though the price of seaweedis rather unstable, this business is consid-ered as more prospective compared to be-ing small fishermen.

Again, minimum capital becomes thereason for the seaweed farmers as the diffi-culties in escalating their business. To applyfor loan from the bank, there are too manyadministrative requirements that thay could notmeet. On the other hand, market demand for sea-weed increased. Without enough capital, such sea-weed farmers obviously could not gain much.

Such anxiety finally ended up in meet-ing forum of Tunas Sari Save Loan Coop-eration members. Seaweed farmers com-plained. “There seems to be a great wall infront of us,” said La Saimuna, Chairman andManager of KSP Tunas Sari describing thefeeling of seaweed farmers who were hismembers. In 2003, when there was news thatMinistry of KUKM launched capital strength-ening program for KSPs that have UKM inagribusiness sector, administrators of KSPTunas Sari agreed to submit a proposal.Equiped with stable financial balance, theywere certain that such proposal will begranted. As a note, in 2003, KSP Tunas Sarihad had members up to 2,000 people withcapital that reached Rp 3,092,275,276. A yearlater, the prayers of Lasalepa seaweed farm-ers were granted. KSP Proposal to obtain

KSP OF TUNAS SARISoutheast Sulawesi

Moving Forward Together WithSeaweed Farmers

capital strengthening in the amount of Rp 1billion through Capital Strenghtening for KSPAgribusiness Sector Program was approved.

A little flash back, save loan coopera-tion developed from a business unit of SaveLoan in KUD of Tunas Sari that has beenestablished since 1992 in Labone Village,Lasalepa District. Since this USP from KUDof Tunas Sari grew fast and became the mainbusiness unit, then in 1995 it was decided tobecome independent with the name KSPTunas Sari. Now, years later, due to the touchof the administrators’ cold hands, KSP Tu-nas Sari has developed its save loan busi-ness. Since receiving scrolling capitalstrengthening for Agribusinees/Sector Pro-gram, the number of KSP members has be-gun to go up. In 2004 the number of mem-bers had reached 2,468 people with a totalcapital value of Rp 5.67 billion.

Just to present a statistic data, in 2008,the amount of loan scrolled to the membersreached Rp 11,84 billion with a business vol-ume of Rp 14.34 billion. Such achievementincreased by 28 percent if compared to thefinancial achievement in 2007 with a businessvolume of Rp 11.21 billion. From the outputof loan distribution during such FinancialYear of 2008, KSP Tunas Sari obtained abusiness revenue (HU) with a value ofRp823,9 million (see table).

Such favorable financial performancewas also in line with scrolling fund return per-formance in the amount of Rp 1 billion, thatmust be paid up wihtin 10 years. Accordingto Sultra Bank data KSP Tunas Sari is a dis-cipline cooperation in paying the installment.Up to the end of 2008, KSP Tunas Sari hadfulfilled its obligation in returning loan in theamount of Rp 450 million.

Page 138: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 129

Aktivitas petani rumput laut anggota KSP Tunas Sari

Page 139: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a130

Pengalaman adalah guru terbaik”.Begitulah pesan yang bisa ditangkapdari kisah perjalanan KSP Mina

Sejahtera Kabupaten Kolaka, SulawesiTenggara. Meskipun masa-masa sulit juga dialamibadan usaha serupa, KSP Mina Sejahteramampu keluar dari ujian tersebut. Pengurus KSPini senantiasa belajar kepada pengalamanmereka sendiri di masa lalu sehingga bekerjalebih cermat pada masa-masa berikutnya.

Ujian demi ujian telah menempa KDP MinaSejahtera. Misalnya, ketika usaha budi dayarumput laut dan teripang yang ditekuni sebagiananggota KSP sedang mengalami kelesuan.Keadaan yang tak menguntungkan ini berimbasterhadap penurunan tingkat pendapatan

KSP MINA SEJAHTERAKabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara

Bertindak Cermat di Masa Sulit

anggota, dan pada akirnya mempengaruhikelancaran pengembalian pinjaman kepadakoperasi.

Muhammad Jaya, Ketua KSP MinaSejahtera, tidak tinggal diam. Ia lantasmencarikan alternatif usaha bagi anggota yangmengalami kesulitan. Di kepalanya tercetusgagasan untuk mengajak sejumlah anggotayang sebelumnya bergerak di bidang budi dayarumput lut dan teripang itu untuk beralihsementara bekerja menyadap getah pinusbahkan sampai ke pengolahan. “Anggota yangsedang sulit usahanya saya ajak untuk bekerjamenyadap dan mengolah getah pinus bekerjasama dengan Dinas Kehutanan,” kata Jaya.

Dalam kerja sama tersebut, KSP

Kantor KSP Mina Sejahtera di Kabupaten Kolaka

Page 140: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 131

menyediakan jasa tenaga, sementara DinasKehutanan menyediakan lahannya. “Hasilnyananti akan kita sepakati bersama,” tambah Jaya.

Menurut Jaya, upaya itu dilakukan agarpinjaman dana yang telah dikucurkan dapatdikembalikan oleh masyarakat. “Sekarang kitaberusaha untuk memperlancar pengembalianpinjaman,” tambah Jaya.

***

Kehadiran KSP Mina Sejahtera telah banyakmembantu masyarakat. Bahkan ketika masihberbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU) MinaSejahtera pada tahun 1998, koperasi ini telahmelakukan berbagai kegiatan usaha, diantaranya sebagai penyalur pupuk saprodi(sarana produksi padi), menampung danmenyalurkan hasil berbagai budi daya pertaniandan perkebunan, menampung hasil budi dayakelautan seperti teripang dan rumput laut danwarung serba ada (waserba). Selain itu,koperasi ini juga melayani simpan pinjam.

Manfaat program simpan pinjam inisungguh besar, terutama bagi anggota dan calonanggota di lingkungan Tanggetada yang

sebagian besar merupakan petani dan nelayan.Satu contoh terjadi pada saat booming budi dayarumput laut dan teripang beberapa waktu lalu,yang berpengaruh terhadap pola usahamasyarakat. Saat itu, warga Tanggetada ramai-ramai membudidayakan rumput laut danteripang. Hanya saja, sebagian besar darimereka tidak mempunyai modal cukup untukmemulai usaha budi daya tersebut. Sebagaisolusi, mereka pun mengajukan pinjaman modalke koperasi Mina sejahtera yang pada saat itumasih berbentuk Koperasi Serba Usaha (KSU).

Ketika skala usaha budidaya rumput lautmasyarakat Tanggetada meningkat, kebutuhanmodal usaha pun ikut meningkat. Mina Mandiri,yang ketika itu masih berbentuk KSU, tak mampumengakomodasi peningkatan kebutuhan modalusaha itu. Para pengurus pun akhirnya menjalinkata sepakat: meningkatkan status Mina Mandiridari KSU menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

Kehadiran KSP ini sangat membantumasyarakat Tanggetada dalam mendapatkanmodal usaha. Bagi mereka, lebih mudahmemperoleh pinjaman modal dari koperasidaripada lembaga keuangan lainnya.

Aktivitas KSP Mina Sejahtera dalam memberikan pelayanan bagi para anggotanya

Page 141: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a132

“Persyaratan peminjaman ke bank itu repot.Sementara, jika pinjam ke rentenir, jelas kami taksanggup dengan bunga dan sistempengembalian pinjaman,” tutur Palampang (53),salah seorang anggota KSP Mina Sejahtera yanghingga kini menggeluti budi daya rumput lautdemi untuk menghidupi keluarganya.

Arus surat pengajuan pinjaman darimasyarakat yang begitu deras membuatpengurus KSP kelabakan. Pasalnya, pengajuanpinjaman ternyata lebih besar dari stok danayang ada di koperasi. “Kami sempat kerepotanmelayani permintaan anggota karenaketerbatasan modal yang ada di kas koperasi,”kata Jaya.

Kini, kisah kekurangan dana itu menjadicerita masa lalu. Setelah mendapatkan bantuandana dana bergulir perkuatan modal sektoragribisnis sebesar Rp 1 miliar pada tahun 2004,KSP Mina Mandiri mulai bisa mencukupikebutuhan pinjaman anggota. Dari situlahkemudian KSP Mina Sejahtera mulai fokus padakegiatan usaha simpan pinjam. Saat ini, KSP MinaSejahtera mempunyai anggota sebanyak 126orang dan calon anggota 1.250 orang.

Dari tahun ke tahun neraca KSP menunjukkanpeningkatan. Sebagai contoh, adanyapeningkatan SHU pada tahun 2008 sebesar Rp194.033.372 dibandingkan SHU pada tahun 2007yang hanya sebesar Rp 5.345.450.

Dinamika Koperasi Problem pengembalian pinjaman adalah

masalah klasik. Hal itu dihadapi oleh hampirseluruh KSP, termasuk KSP Mina Sejahtera.Ketersendatan pengembalian pinjaman ituterjadi, salah satunya, karena hasil bisnisbudidaya teripang dan rumput laut yang dikelolaanggota sedang menurun alias tak sebagusdulu. Fenomena ini, misalnya, dialamiPelampang yang di masa lalu bisa menghasilkan1 ton rumput laut dari lahan berukuran 100 m x50 m. Kini, di lahan yang sama, Pelampanghanya bisa memanen paling banyak 600 kgrumput laut. “Mungkin karena laut kami mulaitercemar,” tambah Jaya.

Meski mengalami kelesuan, tingkatpengembalian pinjaman dana bergulir agribisnisyang pernah disalurkan KSP Mina Sejahteratergolong lancar. Dalam kurun waktu empat

Usaha pengepulan rumput laut yang mendapat suntikan modal dari KSP Mina Sejahtera

Page 142: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 133

tahun, KSP Mina Sejahtera telah mengembalikanpinjaman dana bergulir agribisnis/ sektoralsebesar Rp 400 juta melalui Bank BPD Sultra.Artinya, KSP Mina Sejahtera tak pernahmenunggak, karena aturannya memangdemikian. Untuk menutupi hutang ini, KSPmenerapkan subsidi silang.

Di balik kemampuan KSP Mina Sejahteramenghadapi berbagai situasi sulit di atas adalahkualitas sumber daya manusia yang terlibat

KSP Mina SejahteraAlamat : Desa Tanggetada, Kec. Tanggetada,

Kab. Kolaka, Provinsi Sulawesi TenggaraBerdiri : 5 Oktober 1998Badan Hukum : No: 359/BH/DKPPM/II/05Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2004Jumlah Perkuatan Modal : Rp1 miliarTotal Aset : Rp.3.723.316.078Ketua : Muhammad JayaJumlah Anggota : 126 orangJumlah Karyawan : 10 orang

dalam kepengurusan. KSP Mina Sejahtera taksegan untuk mengirim karyawan atau pengurusmengikuti berbagai pelatihan/kursus yangdiselenggarakan Dinas Koperasi dan PKMProvinsi Sulawesi Tenggara serta instansi terkaitatau mengikuti magang di koperasi lain yang telahmapan. Para pengurus koperasi ini yakinkecermatan dalam bertindak perlu diasah.Pelatihan, kursus, dan magang adalah upayauntuk mengasah kecermatan itu.

Aktivitas anggota KSP Mina Sejahtera dalam proses produksi rumput laut

Page 143: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a134

One ordeal after another has shapedKSP Mina Sejahtera. For example,when seaweed and trepang (sea

cucumber) cultivation was elaborated mem-bers of KSP experienced listlessness. Theunfavorable circumstance had affected thelevel decrease of members’ revenue and inthe end would affect the smoothness of loanreturn to the cooperation.

Muhammad Jaya, Chairman of KSP MinaSejahtera, did not stand still. He then soughtbusiness alternatives for members who faceddifficulties. In his head there was an idea toask a number of members who previouslywere engaged in seaweed and trepang cul-tivation to shift jobs temporarily and workedas pine gum tapers and even involved up tothe processing stage. “Members who wereexperiencing difficulties were invited by meto work as tapers and process pine gum incooperation with Forestry Service,” said Jaya.In such cooperation, KSP provided man-power, meanwhile Forestry Services providedthe land. “The production will be jointly agreedupon later,” Jaya added. According to Jaya,such effort was made in order for fund loanthat has been distributed to be returned bythe community. “Now we are thriving tosmoothen out the return of loan,” Jaya added.

The presence of KSP Mina Sejahtera inthe vicinity of seaweed farmers is consideredas something quite large, especially for mem-bers and future members in Tanggetada area.One example was when seaweed andtrepang cultivation went booming a coupleof years ago, which affected the businesspattern of the community. At the time,

KSP MINA SEJAHTERAKolaka, Southeast Sulawesi

Tanggetada denizens together cultivated sea-weed and trepang. However, most of themdid not have enough capital to start such cul-tivation. As a solution, they applied for loanto KSP Mina Sejahtera.

When the scale of seaweed cultivationbusiness of Tanggetada community in-creased, the need of business capital alsoincreased. One day, loan application demandwas so high that KSP administrators becameoverwhelmed. The loan application turned outto be larger than the fund reserve in the co-operation. However, now the story of fundshortage becomes the story of the past. Afterreceiving agribusiness sector capital strength-ening scrolling fund aid in the amount of Rp 1billion in 2004, KSP Mina Mandiri began tobe able to fulfill the needs of loan for the mem-bers. At this time, KSP Mina Sejahtera has126 members and 1,250 future members.

The issue of loan return is classical. It isfaced by nearly all KSPs including KSP MinaSejahtera. The stagnation of loan return oc-curs, among others, due to the production oftrepang and seaweed cultivation managed bythe members that decreased or in other wordsthat was not as good as it used to. Eventhough it went through listlessness, the levelof agribusiness scrolling fund loan return dis-tributed by KSP Mina Sejahtera was ratherhigh. Within four years, KSP Mina Sejahterahas returned agribusiness/sector scrollingfund loan in the amount of Rp 400 millionthrough BPD Sultra Bank. It means KSP MinaSejahtera has never been in arrears, since itis regulated that way. To pay up this debt KSPapplies cross subsidize.

Acting Carefully in a Difficult Period

Page 144: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 135

Para pengurus KSP Mina Sejahtera

Page 145: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a136

Page 146: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 137

MALUKUMaluku

Page 147: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a138

Mereka itu para pendatang dari tanahJawa. Sebuah buku berjudul “Ceritadari Pulau Buru” menulis bahwa

mereka telah mengubah Pulau Buru yangtandus menjadi pulau yang mengalirkan ‘emasputih’ (istilah untuk sagu) dan ‘emas merah’(istilah untuk kayu meranti); mereka jugamengubah hutan dan savana menjadi beras danpalawija.

Memang, masih ada citra dari masa lampauyang masih melekat pada pulau Buru, yang padaakhir dekade 1960-an menjadi pulau ‘tefaat’(baca: tempat pemanfaatan) para tahanan politik.Citra suram itu jelas fakta, yang tak bisa dihapus

KSP CIPTA MANDIRIKabupaten Buru, Provinsi Maluku

Mandiri di Usia Mudabegitu saja. Namun, bagi warga Buru, ketimbangmenghapus citra lama itu, membangun citra barudianggap lebih bijak. Itulah yang dilakukan wargaBuru, yang juga sebagian besar pendatang daritanah Jawa. Mereka adalah para transmigran,yang berhasil meneruskan mimpi parapendatang awal di pulau ini untuk menjadikanpulau Buru sebagai pulau lumbung beras,sebagian lagi menyebutnya sebagai pulaupangan. Bersama penduduk asli, yang sebagianbesar bekerja sebagai penyuling minyak kayuputih, pulau Buru kini menjadi lumbung padiwilayah Maluku. Setiap tahun, pulau ini memasokpadi sebanyak 2.500 ton. Pertanian dan

Suasana di Kantor KSP Cipta Mandiri, Kabupaten Buru

Page 148: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 139

perkebunan adalah nafas pulau Buru. Duasektor ini menyumbang 70% devisa dari totaldevisa yang dihasilkan pulau ini.

Bertolak dari karakteristik yang demikianitu berbagai dinamika kehidupan di pulau ini puntak jauh-jauh dari urusan kedua sektor tersebut,termasuk dinamika perkoperasian, yang jugaberkembang sebagai penopang aktivitasmasyarakat Pulau Buru dalam menggerakkanaktivitas mereka dalam bertani dan berkebun.Koperasi Simpan Pinjam Cipta Mandiri, salah satukoperasi terkemuka di Propinsi Maluku, juga lahirdari dinamika kedua sektor tadi. Ketika berdiripada tahun 2003, KSPCM masih berbentuk KSUdengan usaha pengadaan beras sebagaiandalan utama.

Konsisten mengkawal jati dirinya, enamtahun kemudian, KSP Citra Mandiri (KSPCM)tumbuh sebagai koperasi multiprestasi. Bahkan,tidak berlebihan jika ada pihak yang menyebutKoperasi ini sebagai salah satu dinamo aktivitasbisnis di pulau Buru. Sebagai gambaran, jikaanda berjalan-jalan ke Waeapo, sebuahkecamatan di pulau ini, anda akan menjumpai

bangunan Rice Milling Unit (RMU) milik KSPCM.Bangunan itu menjulang tinggi di antarabangunan-bangunan lain di sekitarnya.

***

Sejarah KSP Cipta Mandiri bermula darisebuah Koperasi Serba Usaha Cipta Mandiri.Koperasi ini hadir diantara kelesuan usahaperkoperasian di Waeapo. Ketika itu tahun 1980-an. Sayang, mereka tak bisa mendirikan koperasikarena amanat Inpres No.4/1984 yangmenyebutkan bahwa dalam satu wilayahkecamatan hanya boleh ada satu koperasi.

Ketika Inpres No. 4/1984 dicabut, seiringdengan pemberlakuan Inpres No. 18/1998,pertumbuhan koperasi di Indonesia meningkatpesat. Impian lama para petani di Pulau Buruuntuk memiliki sebuah koperasi akhirnyaterwujud. Meski agak terlambat, pada tahun2003 berdirilah Koperasi Serba Usaha CiptaMandiri.

Ketika berdiri pada tahun 2003, ada 23 or-ang yang menjadi anggota pertama. Dari merekaterkumpul modal awal sebesar Rp6 juta, yang

Aktivitas usaha penggilingan gabah milik anggota KSP Cipta Mandiri di Pulau Buru

Page 149: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a140

berasal dari simpanan pokok dan simpananwajib anggota. Warung serba ada (waserba)merupakan usaha pertama yang dirintis KSUCipta Mandiri (KSU-CM). Tak puas, sebagai ketuaKSU, Slamet Haryono terus mencari peluang danterobosan bisnis lain. Akhirnya, KSU-CMmendapat peluang kontrak kerjasama denganDivisi Regional Bulog Provinsi Maluku. Isi kontrakitu, KSU-CM dilibatkan dalam pengadaan berasdengan kuantitas pasokan sebanyak 50 ton padasetiap musim panen. Sebuah tawaran yangsangat menggiurkan, sekaligus menantang.Tantangan itu dijawab dengan akhir memuaskan.Di bawah kepemimpinan Slamet, petani asalBanyuwangi yang hijrah ke Buru tahun 1981,KSU-CM berhasil menggandeng 14 kelompokpenggilingan padi untuk memasok beras 50 tonper musim. Cerita sukses itu tersiar luas. Parapetani Waeapo pun tertarik untuk bergabung.Dalam tempo singkat, jumlah anggota KSU KCMmelonjak hingga tiga kali lipat menjadi 67 orang.Tak hanya apresiasi dari masyarakat, Pemerintahpun mulai melirik kinerja apik KSUCM tersebut.

Pada tahun 2005, berdirilah KSP CiptaMandiri, yang merupakan ‘anak kandung’ dariKSU Cipta Mandiri. Melihat jejak rekam KSU CiptaMandiri dan konsistensi para pengurusnya, sertanilai strategis koperasi ini pada pertumbuhanekonomi kawasan, pada tahun itu juga (tahun2005) KSP Cita Mandiri mendapat kepercayaan

sebagai peserta program perkuatan permodalandana bergulir sektoral dari Kementerian NegaraKoperasi dan UKM. Koperasi ini pun menerimapinjaman perkuatan permodalan sebesar Rp 500juta. Kebijakan ini didasarkan pada Pasal 7Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKMNo. 12/2005 yang menyebutkan bahwa “Menteridapat menetapkan KSP/USP-Koperasi PenerimaDana Bergulir Sektoral secara khusus yangdinilai mempunyai peran strategis antara lainuntuk keperluan pembinaan KSP/USP-Koperasidi daerah yang sedang berkembang, daerahperbatasan/terpencil. Dalam konteks ini, PulauBuru dipandang memiliki kedudukan strategissebagai ‘lumbung beras’ di Propinsi Maluku.

Meski berumur muda, KSP Cipta Mandiritelah memberi contoh kepada masyarakat diPulau Buru bahwa kerja keras adalah awal darikesuksesan. Dalam usia yang masih relatifmuda, empat tahun, KSP Cipta Mandiri kinimemiliki kekayaan senilai Rp 1,5 miliar—yang didalamnya sudah termasuk dana pinjamanbergulir sebesar Rp 500 juta.

***

Cerita sukses KSP Cipta Mandiri taditampaknya berbanding lurus denganpeningkatan kesejahteraan para anggotanya.Anton Suparman, 67 th, misalnya. Ia telahbeberapa kali memperoleh pinjaman permodalan

Mbok Sutinah, di warung kelontongnya, setia pada KSP Cipta Mandiri

Page 150: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 141

dari KSP. Setelah berhasil melunasi pinjamanpertamanya, yang senilaiRp5 juta, Anton kembalidipercaya untuk memperoleh pinjaman per-modalan senilai Rp10 juta. Modal usaha itudigunakan untuk memperbesar skala usahausaha penggilingan padi miliknya dan biayapengolahan tanah seluas 1 ha. Dari usahanyatersebut, Anton mampu membiayai pendidikandua anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi:seorang di Akper Ambon dan seorang lagi diUniversitas Siliwangi Tasikmalaya, Jawa Barat.

Selain Anton, Mbok Sutinah, 56 tahun,transmigran asal Banyuwangi juga bisa menjadisisi terang dinamika anggota KSP Cipta Mandiri.Berbekal keahlian membuat tempe, ia membukausaha pembuatan tempe. Dari usaha ini iamampu menghidupi sembilan orang anaknya.

KSP Cipta MandiriAlamat : Desa Waekasar, Kec. Waeapo, Kab. Buru,

Provinsi MalukuBerdiri : 29 November 2002Badan Hukum : No: 518-80/BH/DK-UKM/V/2006,

tanggal 04 Mei 2006Tahun Perkuatan Modal : Tahun 2005Jumlah Perkuatan Modal : Rp500 jutaKetua : Slamet HaryonoJumlah Anggota : 67 orangJumlah Karyawan : 11 orang

Seperti kebanyakan pengusaha mikro lainnya,bagi Mbok Sutinah, permodalan sempat menjadimasalah. Ia pun lalu mengajukan pinjaman kekoperasi, dengan jumlah pinjaman yang tidakterlalu besar, hanya Rp500 ribu. “Uang itu untukbiaya beli bahan-bahan,” ungkap nenek 13 or-ang cucu ini. Ketika pinjaman telah lunas, ia punkembali mengajukan pinjaman. Begtulahseterusnya hingga usahanya berkembang.Bahkan, karena seringnya ia meminjam modalke KSP, Sutinah tidak ingat lagi berapa kali telahmeminjam modal ke koperasi. “Karena seringminjem jadi nggak ingat sudah berapa kamiminjem ke koperasi,” katanya seraya tersenyum.Dari usaha pembuatan tempe itu, kini ia telahmemiliki sebuah toko kelontong yang cukupbesar.

Lahan pertanian yang dikelola oleh salah satu anggota KSP Cipta Mandiri

Page 151: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a142

They are pilgrims from Java land. Abook titled “A Story from Buru Island”says that they have converted the dry

land of Buru Island to become an islandwhere ‘white gold’ (the term for sago palm)and ‘red gold’ (the term for timber tree wood)flow; they also turned forests and deserts tobecome rice and crops. They are the trans-migrated people, who are successful in con-tinuing the dreams of the early pilgrims in thisisland who turned Buru island into rice barn,and some other people call it as the food is-land. For the natives, who mostly work assandal wood oil refiners, now Buru Island hasbecome rice barn for Maluku area. Each year,this island supplies 2,500 tons of rice. Agri-culture and plantation are the breath of Buruisland. These two sectors contribute 70% ofthe total revenue produced by this island.

From such characteristics, various lifedynamics in this island are not far from thetwo sectors’ affairs, including the dynamicsof cooperation matters, which also developedas Buru island community activities supporterin motoring their activities of farming andgardening. Cipta Mandiri Save Loan Coop-eration, one of prominent cooperations inMaluku Province, was also born from thedynamics of those two sectors. When it wasestablished in 2003, KSPCM was still in theform of KSU with rice trading business as itsmainstay.

The history of KSP Cipta Mandiri startedfrom a Various Business Cooperation CiptaMandiri. This cooperation was present amongthe resistance of cooperation business inWaeapo. When it was established in 2003,there were 23 first members. From them work-ing capital in the amount of Rp 6 million was

KSP CIPTA MANDIRIBuru, Maluku

Independent at a Young Age

collected, deriving from main savings andmembers’ compulsory savings. It was a con-venient store (waserba) that was first man-aged by KSU Cipta Mandiri (KSU-CM).

In 2005. KSP Cipta Mandiri was estab-lished, and this KSP is the “biological son” ofKSU Cipta Mandiri. Looking at the track recordof KSU Cipta Mandiri and the consistency ofits administrators as well as the strategic valueof this cooperation on the area economicgrowth, in the same year (2005) KSP CiptaMandiri was granted a trust to become a mem-ber of sector scrolling fund strengthening pro-gram from Ministry of Cooperation and SmallMiddle Scale Enterprises. This cooperationthen received a capital strengthening loan inthe amount of Rp 500 million. This policy isbased on Article 7 of State Minister of Coop-eration and Small Middle Scale BusinessRegulation No. 12/2005 which states that“Minister may stipulate KSP/USP-Sector Scroll-ing Fund Receiver Cooperation particularlywhich is considered as having strategic roleamong others for the need of development ofKSP/USP-Cooperation in the developing ar-eas and border/remote areas. In this context,Buru Island is considered as having the stra-tegic position as ‘rice barn’ in Maluku Prov-ince.

Even tough it is still young, KSP CiptaMandiri has given examples to the commu-nity in Buru Island that hard work is the be-ginning of success. In its relatively young age,four years, KSP Cipta Mandiri now owns as-set with a value of Rp 1,5 billion—in whichscrolling fund in the amount of Rp 500 millionis included.

***

Page 152: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 143

Para pengurus KSP Cipta Mandiri

Page 153: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a144

Upaya pembinaan koperasi memiliki duamakna penting dalam waktubersamaan. Pertama, memperkuat pi-

lar ekonomi kerakyatan, yang di dalamnyamelibatkan warga negara terbesar danmerupakan bagian penting dari perekonomiannasional. Kedua, memenuhi amanah konstitusiUndang-Undang Dasar 1945.

Meningkatkan kapasitas koperasi secarakelembagaan maupun permodalan otomatisberarti memberikan ruang yang luas bagiberkembangnya pengusaha kecil / mikro. Sebab,koperasi merupakan titik simpul penting bagipengusaha kecil yang tergabung ke dalambadan usaha tersebut dalam melakukanberbagai kegiatan bisnis sehari-hari. Aktivitas

Epilog

Demi Amanah Konstitusi

penting itu misalnya penyediaan modal jangkapendek bagi usaha kecil / mikro. Koperasi bisamenyediakan modal yang dibutuhkan denganpersyaratan yang lebih ringan ketimbanglembaga perbankan.

Melalui komunikasi dan interkasi yang intensif,apalagi didukung tradisi kekeluargaan,kebersamaan serta kegotongroyongan, prosespembinaan terhadap para pengusaha kecil/ mikrosudah otomatis berlangsung. Titik tekan pembinaanpaling tidak terfokus kepada upaya peningkatankemampuan produksi serta kapasitas usaha.

Dalam situasi iklim usaha baik di tingkatlokal, nasional maupun global, yangmengutamakan kompetisi, upaya pembinaanterhadap koperasi tersebut jelas memiliki makna

Epilog

Page 154: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 145

besar tidak hanya bagi peningkatan kapasitaspengusaha kecil/ mikro yang tergabung dalamberbagai jenis usaha koperasi, tetapi jugameringankan tugas negara mengingat merekaadalah bagian terbesar dari bangsa ini.

Dari sisi ini, ketika membina koperasi berartinegara telah memberikan jaminan bagipewujudan keadilan sosial. Amanah konstitusitersebut merupakan hal prinsip karena Indone-sia penganut paradigma negara kesejahteraan(welfare state). Dalam perspektif demikian, Pro-gram Pengembangan Pengusaha Mikro danKecil Melalui Perkuatan Modal Koperasi SimpanPinjam (KSP) yang membiayai kegiatan ekonomidi sektor Agribisnis maupun sektoral lainnya,yang dilaksanakan sejak tahun 2003, merupakanlangkah nyata yang diperlukan bagi usahaperkuatan ekonomi kerakyatan yang dimaksud.

Perhatian pemerintah kepada usaha kecildan mikro tak boleh berhenti karena peranannya

tidak kecil bagi kekuatan perekonomian nasional.Buktinya, pada masa krisis ekonomi Indonesiapada 2007 yang masih terasa dampaknyahingga pada saat ini, mereka–bersama usahamenengah— pada umumnya masih eksis,bahkan kekuatan yang memberikan kontribusikepada angka pertumbuhan ekonomi nasionaltidak anjlok atau bertahan di angka 4%. Artinya,koperasi sebagai wadah pembinaan usaha bagimasyarakat senantiasa relevan.

Keberhasilan yang ditunjukan ratusankoperasi simpan pinjam koperasi penerima Pro-gram Pengembangan Pengusaha Mikro danKecil melalui Perkuatan Modal Bagi KoperasiSimpan Pinjam (KSP) di bidang Agribisnis/Sektoral, dan tentu saja juga kesuksesanpengusaha kecil di dalam memanfaatkan kredit,adalah penjelasan terang benderang bahwapembangunan ekonomi kerakyatan di negeri inimemiliki prospek yang cerah di masa mendatang.

Page 155: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a146

The effort of cooperation developmenthas two important meanings simultaneously: First, to strengthen populist

economic pillars, in which the largest citizensare being involved and which constitute theimportant part of the national economic andSecond, to fulfill The 1945 Constitution man-date.

Increasing the cooperation capacity bothin institutional and capitalization manners au-tomatically means providing wide space forthe development of small/micro business. Co-operation is the point of important knot for

Epilog

Epilog

small entrepreneurs as members of such busi-ness entities in running daily business. Such im-portant activities are long term capital supply forsmall/micro business. Cooperation is able to pro-vide the needed capital with more lenient require-ments compared to banking institutions.

Through interactive and intensive commu-nications, more over if they are supported by fa-mily, togetherness and mutual cooperation, theprocess of development of small/micro entrepre-neurs has automatically taken place. Develop-ment emphasizing point at least is focused onthe effort of production as well as business ca-

For The Sake of ConstitutionalMandate

Page 156: Koperasi Peduli Rakyat Sejahtera

K o p e r a s i P e d u l i , R a k y a t S e j a h t e r a 147

pacity increase.In the favorable business climate either in

local, national or global levels, which emphasizein competition, development effort on such co-operation clearly has large meaning not only forthe increase of small/micro entrepreneurs whoare members of various types of cooperation,but also to lighten the state duties in remindingthem as the largest part of this nation.

From this perspective, by developing coop-eration a country has provided security for thecreation of social welfare. Such constitutionalmandate is a principal matter since Indonesiaadopts the welfare state paradigm. Within thisperspective, Micro and Small EntrepreneursDevelopment Program through the Strengthen-ing of Safe and Loan Cooperation Capital (KSP)which funds the economic activities in Agricul-tural or any other sectors, which has been imple-mented since 2003, is the real step required forthe concerned populist economic.

The government attention to small and mi-

cro business cannot be ceased since its roleis not insignificant for the national economicpower. As evidence, in the Indonesian eco-nomic crisis period of 2007 which effect is stillfelt until today, they-together with middle scalebusiness-generally still existed, even the powerthat provides contribution to the number ofnational economic growth did not plumet orotherwise it remained stable at the level of 4%.It meas, cooperation as the accomodation forbusiness develpoment for the community hasalways been relevant.

The sucess shown by hundreds of saveloan cooprations or cooprations the receiversof Micro and Small Entrepreneurs Develop-ment Program through the Strengthening ofSafe and Loan Cooperation Capital (KSP) inAgricultural/ Sectoral fields, and of course thesuccess of small entrepreneurs in benefitingfrom credits, are crystal clear descriptions thatthis country’s populist economic developmenthas bright prospect in the future.