kusta
DESCRIPTION
morbus hansenTRANSCRIPT
MORBUS HANSEN
ALFIA PUSFITA SARIDEFIRA ROSA AMALIA
PEMBIMBING :FITRIA
PENDAHULUAN
Definisi: Penyakit infeksi kronik Disebabkan : Mycobacterium leprae Saraf perifer, kulit, mata,sistem
pernafasan, kelenjar limfa, testis dan sendi
Tertinggi : Asia Tenggara
India 137.685
Brazil 39.125Indonesia 17.723
Patogenesis
KLASIFIKASI
Resistensi tinggi Resistensi tidak stabil
Resistensi tidak
ada
Tuberkuloid (TT)
BorderlineTuberkuloi
d (BT)
Borderline (BB)
BorderlineLepromatos
a (BL)
Lepromatosa (LL)
Lesi 1-3 Sedikit Sedikit atau
banyak asimetris
Banyak Banyak dan
simetris
BTA 0 +1 +2 +3 +4Test
lepromin
+3 +2 + + 0
Histolog
i
Sel epitel menurun Kerusakan saraf, seperti
granuloma sarkoid
Meningkatkan histiosid, dari sell, granuloma,
seperti xanthoma
REAKSI KUSTA
Reaksi tipe 1
•banyak pada tipe BL BB dan BT. •pada kulit lesi yang telah ada bertamabah aktif dan atau timbul lesi baru dalam waktu yang relatif singkat. •Pada saraf terjadi neuritis akut, berupa nyeri pada saraf dan gangguan fungsi saraf
Reaksi tipe 2 •pada pasien tipe MB•Gejala berupa nodus, eritema, dan nyeri
Identitas PasienNama : Tn. AJenis Kelamin : Laki-laki Umur : 77 TahunAlamat : Ulee KarengTanggal Pemeriksaan : 23 September 2014
Keluhan Utama Bercak kemerahan dan mati rasa pada dada,
wajah, tangan dan kaki
Keluhan tambahan Kebas pada ujung jari tangan dan kaki
Keluhan Penyakit Sekarang bercak kemerahan tidak terasa sejak 1 tahun yang lalu. pada dada wajah, tangan dan kaki. kebas pada ujung jari sejak dua bulan yang lalu. Kulit terlihat kering. Pasien telah berobat ke puskesmas dan diberikan salf
dan pasien lupa nama obatnya.
Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya. Pasien pernah menetap lama di sigli yang merupakan
daerah Endemis
Riwayat Penyakit Keluarga Dari anggota keluarga pasien tidak ada yang
mengalami keluhan yang sama, tetapi ada teman dekat pasien yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat Penggunaan Obat Riwayat meminum obat selama setahun disangkal.
Pemeriksaan Fungsi sarafa. N. Aurikularis magnus : Penebalan (+/+),
nyeri tekan (+/+)b. N.Ulnaris : Penebalan (-), Nyeri
tekan (-)c. N. Poroneus Communis : Penebalan (-),
Nyeri tekan (-)d. N. Tibialis Posterior : Penebalan (+/+).
Nyeri tekan (+/+)
PENEBALAN N. AURIKULARIS MAGNUS
Pemeriksaan Motorik
a.Kekuatan jari kelingking :Kuat/Sedang/Lemah
b. Kekuatan ibu jari :Kuat/Sedang/Lemah
c. Tangan ke atas : Kuat/Sedang/Lemah
PEMERIKSAAN DERMATOLOGI
Regio : thorakalis anterior
Deskripsi Lesi : Didapatkan patch eritematous berbatas tegas tepi reguler ukuran numular sampai plakat jumlah multipel penyebaran diskret distribusi generalisata dan didapatkan permukaan tampak skuama kasar
PEMERIKSAAN KECACATAN
Lagoftalmus 10mm
DIAGNOSIS
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa
2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-
3. Tidak ditemukan basil tahan asam
RESUME
bercak kemerahan yang tidak terasa sejak 1 tahun yang lalu.
Dada,wajah,tangan dan kakiKebas ujung jari sejak 2 bulan yang laluKulit kering, Pembesaran saraf aurikularis magnus dan
n.Tibialis posterior .
DIAGNOSA BANDING
Morbus Hansen tipe MB Psoriasis Vulgaris Dermatitis numularis Kandidiasis mukokutaneus kronik Urtikaria
Diagnosis Kerja Morbus Hansen tipe MB (BL)
Farmakoterapi Rifampicin 600 mg/bulan DDS (Dapson) 100 mg/bulan Lampren (B663/Klofazimin) 50 mg/hari
NON FARMAKOTERAPI
Menjelaskan agar minum obat teratur, dan jangan sampai putus obat.
Sering bercermin Memakai kaca mata, hindari kontak dengan debu Waktu istirahat tutup mata dengan kain basah Seringlah memeriksa tangan dan kaki Lindungi tangan dan kaki dari benda yang panas,
kasar ataupun tajam,
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia at bonam
Quo ad functionam : Dubia at malam
Quo ad Sanactionam : Dubia malam
ANALISA MASALAH
Temuan Klinis
Adanya kelainan kulit yaitu bercak kemerahan yang mati rasa.
Penebalan saraf auricularis dekstra dan sinistra dan hilang rasa pada ujung jari tangan dan kakinya
Teori Kriteria WHO Adanya kelainan kulit
hipopigmentasi atau eritema yang anestesi
BTA (+) hapusan kulit Penebalan saraf karena
proses inflamasi yang dapat menyebabkan terjadinya hipestesi dan anhidrosis
Kulit Kering
Legoftalmus
kulit kering dikarenakan kurangnya keringat yang diakibatkan dari kegagalan saraf otonom akibat kerusakan saraf dermal untuk menstimulasi kelenjar keringat
Kerusakan pada N. fasialis yang mengakibatkan paralisis N. orbicularis palpebrum.
TERIMA KASIH