laporan digitasi kontur dan pembuatan profil

Upload: mohammad-hisyam-adnan

Post on 10-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Autocad Land Companion 2009

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KARTOGRAFI DIGITAL LONG AND CROSS SECTION, VOLUME

    JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SURABAYA 2015

    Disusun Oleh:

    Muhammad Irsyadi Firdaus 3512100015

    Dosen:

    Agung Budi Cahyono, ST., MSc., DEA

    Asistensi Dosen:

    Udiyana Wahyu Deviantari, ST., MT

    Akbar Kurniawan, ST., MT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Data spasial adalah data yang bereferensi geografis atas representasi

    obyek di bumi. Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan

    interpretasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena

    tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Data spasial

    memiliki dua jenis model data yaitu vektor dan raster. Model data vektor

    menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan

    menggunakan titik, garis, atau poligon beserta atribut-atributnya sedangkan

    model data raster menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan

    menggunakan struktur matriks atau piksel piksel yang membentuk grid

    (Prahasta, 2001). Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan

    dengan peruntukan dan kebutuhannya.

    Konversi data analog menjadi data vektor, seiring dengan

    perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, dapat

    dilakukan dengan berbagai cara. Secara garis besar proses konversi dari data

    analog menjadi data digital dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu: cara

    manual dan automatis. Cara manual (ada yang menyebut sebagai cara manual

    konvensional) umumnya dilakukan dengan bantuan suatu interface yang biasa

    disebut digitizer. Adanya alat yang disebut dengan scanner, memungkinkan

    cara manual dilakukan tanpa menggunakan digitizer tapi dengan suatu teknik

    yang disebut digitasi on screen.

    Garis kontur adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik

    dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas

    peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang

    sama. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya

    keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk

    memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan

    profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek

  • 2

    (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan

    tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan.

    Laporan ini akan menjelaskan tentang vektorisasi peta RBI 1:25000

    lembar 1708-121 secara on screen menggunakan software autoCAD pada

    elemen kontur yang kemudian akan dibuat profil memanjang atau melintang

    permukaan tanah.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari Praktikum digtasi kontur ini yaitu

    1. melakukan vektorisasi elemen kontur pada RBI 1708-121 Tangkup skala

    1: 25000 melalui proses digitasi on-screen

    2. Dapat melakukan pembuatan profil memanjang atau melintang

    permukaan tanah.

    1.2 Batasan Masalah

    Batasan masalah dari laporan ini yaitu melakukan digitasi kontur pada peta

    RBI 1:25000 kemudian melakukan pembuatan profil memanjang dan

    melintang.

  • 3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Profil Memanjang

    Profil memanjang adalah penampang pada arah memanjang yang

    menggambarkan turun naiknya permukaan suatu bentuk objek. Untuk

    menyusun penampang memanjang biasanya menggunakan kertas milimeter

    block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke

    penampang. Langkah-langkah membuat penampang lintasan:

    1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil

    mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus

    2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-

    rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer.

    Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas

    permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau

    dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.

    3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan

    ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya,

    buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan

    perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian

    seterusnya hingga titik akhir.

    4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut

    dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa

    garis menanjak, turun dan mendatar.

  • 4

    5. Tambahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan

    nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya

    berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya.

    Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala

    penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan

    penampang yang telah dibuat.

    Gambar 2.1 Penampang melintang

    Beberapa manfaat penampang lintasan :

    1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan jalan.

    2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan

    kecuraman medan

    3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan

    tertentu.

    2.2 Profil Melintang

    Profil melintang adalah penampang pada arah lebar yang

    menggambarkan turun naiknya permukaan suatu bentuk objek.

  • 5

    Penggambaran penampang melintang bertujuan untuk memperlihatkan

    bentuk topografi dalam tiap segmen. Segmen disini diartikan sebagai titik

    ketinggian dan jarak. Penampang melintang memperlihatkan perbedaan

    antara penampang-penampang yang memiliki informasi tertentu di peta untuk

    diinterpretasikan. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat

    secara jelas bentuk dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi.

    Untuk membuat sebuah penampang melintang maka harus tersedia peta

    topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat penampang

    melintangnya.

    Gambar 2.2 penampang melintang

    Metode penggambaran:

    1. Tarik garis transis yang dikehendaki diatas peta, bisa berupa garis

    lurus maupun mengikuti rute perjalanan

    2. Beri tanda (huruf atau angka) pada titik awal dan akhir

    3. Buat grafik pada milimeter blok.untuk sumbu x dipakai sekala

    horizontal dan sumbu y sekala vertikal.

    4. Ukur pada peta jarak sebenarnya (jarak pada peta x angka

    penyebut skala peta) dan ketinggian (beda tinggi) pada jarak yang

    diukur tadi.

    5. Pindahkan setiap angka beda tinggi dan jarak sebenarnya tadi

    sebanyak-banyaknya pada grafik.

    6. Hubungkan setiap titik pada grafik.

  • 6

    2.3 Volume

    Volume mempunyai dimensi kubik, misalnya meter kubik (m3). Secara

    sederhana diambil contoh suatu balok yang mempunyai ukuran panjang 10 m,

    lebar 0,5 m dan tinggi 6 m akan mempunyai volume = panjang x lebar x

    tinggi = 10 m x 0,5 m x 6 m = 30 m3. Pada pembahasan kali ini yang

    dimaksud volume adalah volume tanah. Sering terjadi bahwa bentuk tanah

    yang akan dihitung volumenya tidak ideal, artinya tidak selalu berbentu balok

    atau silinder. Permukaan tanah yang tidak beraturan akan dihitung volumenya

    dengan beberapa metode. Yang dimaksud dengan bidang tanah disini

    referensinya adalah pada bidang datar atau bidang proyeksi.

    Volume tanah yang dimaksud disini adalah apabila ingin menggali atau

    menimbun tanah pada suatu tempat ( Cut and fill ) atau untuk menghitung

    material (bahan) galian yang sifatnya padat. Suatu bidang tanah yang

    mempunyai ketinggian bervariasi, misalnya 10 m, 12 m, 15 m, 13 m, 12 m

    dan seterusnya, jika ingin dibangun gedung diatasnya dengan level

    (ketinggian) tertentu, misalnya 16 m, maka bidang tanah tersebut harus

    ditimbun. Yang menjadi pertanyaan adalah berapa volume timbunannya?

    Volume timbunan ini yang akan dihitung besarnya. Kasus lain, apabila suatu

    daerah merupakan gundukan (tanah tinggi), sedangkan daerah tersebut akan

    dibangun dengan ketinggian tertentu yang mengharuskan memangkas

    (memotong) ketinggian daerah tersebut. Volume galian ini yang akan

    dihitung besarnya.

    Pada dasarnya volume tanah dihitung dengan cara menjumlahkan

    volume setiap bagian yang dibatasi oleh dua bidang. Pada gambar bidang

  • 7

    dimaksud merupakan bidang mendatar. Banyak metode yang dapat digunakan

    untuk menghitung volume. Disini hanya akan diberikan metode

    menggunakan rumus prisma dan rumus piramida. Prisma adalah suatu benda

    yang dibatasi oleh dua bidang sejajar pada bagian-bagian atas dan bawahnya

    serta dibatasi oleh beberapa bidang datar disekelilingnya.

    Didalam peta topografi, garis-garis batas bidang datar A0, Am dan A1

    ditunjukan oleh garis-garis kontur sedangkan h merupakan interval

    konturnya. Jadi apabila h dibuat kecil, garis kontur ditarik dari data-data

    ketinggian tanah yang cukup rapat serta pengukuran luas bidang-bidang yang

    dibatasi oleh garis kontur diukur hingga v mendekati volume sebenarnya.

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Pemetaan Digital adalah

    sebagai berikut:

    1. Laptop

    2. Mouse

    3. Software AutoCAD Land Dekstop 2009

    4. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 Lembar 1608-111 Batu

    3.1 Prinsip Kerja Alat

    3.2.1 Laptop

    Seperangkat komputer yang dapat mendukung pengoperasian perangkat

    lunak yang dipergunakan.

    3.2.2 Mouse

    Alat yang terhubung dengan leptop yang digunakan untuk menginput

    perintah untuk computerdan melakukan tracking dalam melakukan digitasi.

    Cara kerja mouse adalah dengan cara menggeser pada permukan datar, klik

    dan double klik.

    3.2.3 AutoCAD Land Dekstop 2009

    Digitasi kontur

    1. Membuat Project Baru. Pada saat pertama kali mebuka Software

    AutoCad maka akan muncul kotak dialog start Up seperti berikut,

    kemudian pilih New atau membuat shet baru dan beri nama 1608-111,

    File - New

  • 8

    Gambar 3.1 Sheet Lembar Baru

    2. Setelah itu akan muncul kotak dialog New Drawing : Project Based.

    Mengatur nama drawing dan atur dimana project akan disiman dengan

    menekan Browse.

    Gambar 3.2 New Drawing : Project Based

    3. Membuat dan memasukkan nama project dengan menekan tombol

    Create kemudian OK

  • 9

    Gambar 3.3 Project Detail

    4. Maka akan muncul Load Setting. Melakukan Pengaturan sesuai

    kebutuhan.

    5. Mengatur Satuan dan Azimut

    Gambar 3.5 Units

    6. Pada kotak dialog Scale, klik Ok

    7. Setelah itu kita mengatur zone, zona yang kita pilih sesuai dengan

    sistim proyeksi peta RBI 1608-111, Yaitu DGN 95 atau bisa

    menggunakan WGS 84. Klik Next.

    Gambar 18 Kotak Dialog Zone

  • 10

    8. Kemudian pada kotak dialog Orientation kita klik Next selanjutnya

    pada kotak dialog Text Style, klik Next kemudian pada kotak dialog

    Border, klik Next dan selanjutnya klik Finish. Maka akan muncul

    kotak dialog bahwa Autocad sudah di atur kedalam sistem yang kita

    inginkan. Klik OK

    Gambar 19 Kotak Dialog Finish

    9. Selanjutnya muncul kotak dialog Create Point Database, Klik OK

    Gambar 20 Kotak Dialog Create Point Database

    10. Kemudian kita memasukkan lembar peta RBI 1608-111 ke dalam

    AutoCAD dengan cara, klik Attach image klik 1608-111. Atau

    dengan cara drag peta ke dalam AutoCAD.

    11. Apabila image tidak tampil di layar, ketik z enter e enter, untuk

    melakukan zoom extention. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.

  • 11

    Gambar 21 Hasil Insert Peta

    12. Kemudian kita melakukan Rubersheet dapat menggunakan dua cara

    pertama dengan Pilih menu Map Tools Rubber Sheet, kedua

    dengan mengetik ADERSHEET pada Command yang tersedia pada

    Autocad.

    Gambar 22 Comment adersheet

    13. Pada sudut image peta masukkan nilai koordinat di command line

    (koordinat x : 0665317; koordinat y: 9115401), lakukan pada sudut-

    sudut peta lainnya minimal 3 titik.

    Gambar 23 Titik Koordinat Yang Akan Di Adersheet

  • 12

    14. Setelah semua titik titik selesei dimasukkan (pada praktikum ini

    digunakan 4 titik), klik Enter dan pilih s (Select) klik pada gambar peta

    tepi RBI dan klik Enter.

    15. Apabila image tidak tampil di layar, ketik z enter e enter, untuk

    melakukan zoom extention. Bila Rubersheet berhasil peta RBI akan di

    tranformasikan ke koordinat yang kita masukkan. Hasilnya seperti

    gambar di bawah ini.

    Gambar 24 Hasil dari Adersheet

    Digitasi kontur

    1. Membuka file peta RBI yang telah dilakukan adersheet sebelumnya.

    2. Membuat Layer baru yaitu layer Mayor dan Minor.

  • 13

    3. Mengaktifkan layer mayor kemudian melakukan digitasi kontur mayor

    menggunakan tools Polyline.

    4. Melakukan input ketinggian dari kontur tersebut. Dengan cara seleksi hasil

    digitasi kontur yang akan diinput ketinggian. Klik kanan pilih properties

    Maka akan muncul jendela propertis. Input ketinggian pada kolom elevasi.

  • 14

    5. Mengulangi langkah 3 dan 4 hingga semua kontur mayor telah

    dilakukan digitasi.

    6. Setelah semua kontur mayor telah didigitasi, selanjutnya melakukan

    digitasi kontur minor. Mengaktifkan layer minor.

    7. Melakukan digitasi kontur minor dengan menggunakan tools polyline.

    8. Melakukan input ketinggian dari kontur tersebut. Dengan cara seleksi

    hasil digitasi kontur yang akan diinput ketinggian. Klik kanan pilih

    properties.

    9. Maka akan muncul jendela propertis. Input ketinggian pada kolom

    elevasi.

  • 15

    10. Mengulangi langkah 8 dan 9 untuk semua kontur minor.

    Pembuatan Long section dan Cross Section

    1. Membuat surface dengan cara klik menu terrain, pilih terrain model

    explorer. Maka akan muncul kotak dialog terrain model explorer.

  • 16

    2. Klik kanan pada terrain pilih create new surface. Maka akan muncul

    surface 1.

    3. Expand tanda + pada surface1, kemudian klik kanan pada kontur pilih add

    contour data. Maka akan muncul kotak dialog contour weeding klik ok.

    4. Ketik E. select semua kontur yang akan di build surface lalu OK. Jika

    proses selesai maka pada komen window akan muncul notifikasi seperti

    berikut

  • 17

    5. Setelah proses selesai maka kotak dialog terrain model explorer akan

    muncul kembali. Kemudian klik kanan pada surface 1 pilih build. Maka

    akan muncul kotak dialog build surface klik OK.

    6. AutoCAD akan memproses build surface apabila proses selesai maka akan

    muncul notifikasi berikut.

    7. Surface telah terbentuk.

    8. setelah surface terbuild maka selanjutnya membuat long dan cross section.

    Buat polyline sepanjang 3 km untuk long

  • 18

    9. klik menu terrain, pilih section pilih view quick section, pilih polyline.

    Maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

  • 19

    10. Untuk menampilkan ke dalam work shet window, maka klik Utilities

    Import Quick Section

    11. Klik sembarang tempat kemudian klik enter- mengisi diskripsi datum

    mengatur Minimal Vertikal Increment dan Minimal Horizontal Increment -

    enter

    12. Selain itu kita juga dapat mengaturnya dengan klik pada kotak dialog

    Quick Section Viewer, pilih menu Section - Quick Section properties atur

    sesuai dengan keinginan kita.

  • 20

    13. Sehingga tampilannya seperti dibawah ini

  • 21

    BAB IV

    HASIL DAN ANALISIS

    4.1 Hasil Praktikum

    Kontur Mayor

    Kontur Minor

  • 22

    Profil

    1. Profil Memanjang

    2. Profil Melintang

    - STA 1+0

    - STA 1+500

  • 23

    - STA 1+1000

    - STA 1+1500

    - STA 1+2000

  • 24

    - STA 1+2500

    - STA 1+3000

    4.2 Analisa Hasil Praktikum

    Analisa dari serangkaian praktikum pemetaan digital adalah :

    1. Ketika proses scanning dilakukan, perlu menentukan tingkat kedalaman

    image, diukur dengan nilai dpi (dot per inch). Semakin besar nilai dpi

    maka semakin jelas image yang dihasilkan. Nilai minimal dpi adalah 300.

    Pada peta RBI yang kami scan nilai dpi adalah 600.

    2. Rubber sheet pada peta, dilakukan sesempurna mungkin sehingga

    koordinat yang digunakan untuk digitasi mendekati koordinat yang

    sebebnarnya pada peta.

    3. Wilayah Batu sebagian besar tutupan lahannya adalah daerah pegunungan

    4. Wilayah Batu merupakan daerah Pegunungan, sehingga konturnya sangat

    rapat, dengan ketinggian yang sangat bervariasi.

    5. Pada daerah Batu lahan terluas adalah Tegalan/Ladang.

    6. Di Daerah Batu, mempunyai nilai Kontur tertinggi yaitu 1850 Meter.

    7. Long section di ukur dari jalan arteri sepanjang 3 Km, dan Cross section

    diukur sepanjang 500 m ke kanan dan kiri jalan.

  • 25

    8. Kalau dilihat dari tampilan penampang memanjang dan melintangnya

    menunjukkan bahwa daerah Batu adalah daerah pegunungan yang

    memiliki kontur yang relatif rapat.

    9. Terdapat pada tampilan penampang dan melintang memiliki elevasi nol

    karena ada beberapa kontur yang tidak terbaca elevasinya

  • 26

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    1. Pembuatan peta tutupan lahan dibutuhkan ketelitian dan ketekunan ketika

    melakukan digitasi pada setiap layernya.

    2. Pembuatan peta kontur diperlukan ketekunan dalam melakukan digitasi.

    3. Pembuatan panampang memanjang dan melintang harus memasukkan

    elevasi dari tiap-tiap kontur, sehingga mempermudah hasilnya.

    5.1 Saran

    1. Gunakan softcopy peta yang jelas sebelum dilakukan digitasi (dpi nya

    harus sesuai standar).

    2. Lakukan Rubbersheet peta secara benar

    3. Pembuatan layer landcover harus dilakukan satu orang saja, sehingga

    ketika disatukan tidak terjadi garis yang saling bertumpukan(bertampalan)

    , sehingga mempermudah saat akan melakukan boundary.

    4. Memasukkan elevasi pada kontur dilakukan bersamaan dengan pendigitan

    kontur sehingga tidak membuang-buang waktu, jangan lupa untuk

    menggabungkan garis kontur yang putus-putus sehingga mempermudah

    memasukan elevasi.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA http://www.ssgsurfer.com/ssg/detailed_description.php?products_id=135#Contou

    r_Maps, diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 12.34 WIB

    http://hendriwibowo.wordpress.com/2009/05/14/how-to-work-with-land-desktop-

    tutorial-membuat-long-dan-cross-section/, di akses tanggal 25 Desember

    2013 pukul 13.04 WIB

    http://geoexpose.blogspot.com/2013/04/tutorial-autodesk-land-desktop-

    import.html, diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 13.27 WIB

    http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_tematik diakses pada tanggal 30 Desember 2013

    pukul 11. 40 WIB

    http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi diakses pada tanggal 30 Desember

    20131 pukul 11:54 WIB