laporan tugas akhir - failure mode and effect analysis bab : vi

Upload: prismayanto-raharjo

Post on 05-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Laporan Tugas Akhir - Failure Mode and Effect Analysis Bab : VI

    1/3

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data dari pembahasan pada bab-bab

    sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Poin potensial kegagalan yang berhubungan dengan kualitas produk

    dibagi menjadi 2 yaitu: kualitas hasil jahitan (workmanship) dan kualitas

    ukuran produk (measurement). Poin potensial kegagalan yang

    menyebabkan kualitas tidak sesuai dengan standar, yang akan mungkin

    terjadi pada saat proses produksi pembuatan celana panjang F3APW909

    dibuat berdasarkan rangking terbesar dari frekuensi kejadian kegagalan

    antara lain:

    a.Poin potensial kegagalan yang berhubungan dengan kualitas hasil

    jahitan (workmanship).

    Kansai waistbandhasil jahitanputus

    Kansaiwaistbandhasil jahitanlompat

    Kansai waistbandhasil jahitan tidak ketemu

    Stitchheminghasil jahitan berkerut

    Stitch heminghasil jahitan tidak ketemu

    Bagian garmen kotor

    Bagian garmen ditemukan benang panjang

    Stitch 1/16 back rise hasiljahitan lompat

    Proses gabung jahit kantong hasil jahitan jebol

    Proses gabungside seam hasil jahitan jebol

    b.Poin potensial kegagalan yang berhubungan dengan kualitas ukuran

    produk (measurement).

    169

  • 7/31/2019 Laporan Tugas Akhir - Failure Mode and Effect Analysis Bab : VI

    2/3

    Tight width memiliki penyimpangan ukuran yang lebih kecil

    dari LSL. Leg openingmemiliki ukuran yang lebih kecil dari LSL.

    Placement logo, top to top edge waistbandmemiliki ukuran

    yang lebih kecil dari LSL.

    Back rise memiliki ukuran yang tidak konsisten.

    Inseam memiliki ukuran lebih kecil dari LSL.

    2. Berdasarkan nilai prioritas resiko (Risk Priority Number (RPN)),

    maka poin potensial kegagalan yang paling kritikal disusun dalam urutanseperti pada Tabel V.7 Rangking Nilai RPN Poin Potensial Kegagalan

    sebagai berikut:

    Rangking Poin Potensial Kegagalan Kode Nilai RPN

    1. Kansaiwaistbandjahitan lompat B 210

    2. Proses gabung jahit kantong, hasil jahitan jebol I 200

    3. Proses gabungside seam,hasil jahitan jebol J 200

    4. Inseam Memiliki Ukuran Lebih Kecil Dari LSL O 200

    5. Bagian garmen kotor F 180

    6. Kansaiwaistbandjahitan putus A 1757. Tight width memiliki ukuran yang lebih kecil

    dari LSL

    K 160

    8. Leg openingmemiliki ukuran yang lebih kecil

    dari LSL

    L 160

    9. Stitch heminghasil jahitan berkerut D 150

    10. Placement logo: top to top edge waistband

    memiliki ukuran lebih keci dari LSL

    M 150

    11. Bagian garmen ditemukan benang panjang G 140

    12. Stitch 1/16 back rise jahitan lompat H 12513. Back rise memiliki ukuran yang tidak konsisten N 100

    14. Kansaiwaistbandjahitan tidak ketemu C 50

    15. Stitch hemingjahitan tidak ketemu E 50

    3. Dari analisa dan pembahasan poin potensial kegagalan, maka

    dihasilkan sebuah dokumen proses FMEA yang dapat direkomendasikan

    sebagai standar proses untuk pencegahan dari kemungkinan terjadinya

    170

  • 7/31/2019 Laporan Tugas Akhir - Failure Mode and Effect Analysis Bab : VI

    3/3

    poin kegagalan. Tindakan pencegahan dari poin potensial kegagalan

    terdapat pada tabel V.12 Rencana Tindakan Pencegahan.

    6.2 Saran

    Adapun saran yang dapat diberikan kepada perusahaan adalah sebagai

    berikut:

    1. Perusahaan disarankan untuk mengimplementasikan dokumen proses

    FMEA sebagai pencegahan dari kemungkinan kegagalan proses, terutama

    pada produk akan diproduksi kembali (repeat order).

    2. Untuk memastikan tindakan pencegahan dari poin potensial kegagalan

    yang direkomendasikan dapat berjalan dengan baik maka seharusnya terus

    dilakukan kontrol dan pengawasan dari metode baru tersebut. Kontrol dan

    pengawasan dilakukan sebagai kegiatan PDCA (Plan, Do, Check, Action)

    sebagai evaluasi untuk mendapatkan metode yang paling baik.

    3. Mengingat prinsip pada Kaizen untuk melakukan peningkatan

    berkelanjutan (continous improvement) maka sangat disarankan untuk

    selalu melakukan pembaharuan (update) dari dokumen FMEA jika

    ditemukan metode baru untuk mencegah poin potensial kegagalan.

    4. Untuk menjamin bahwa kualitas produk yang dihasilkan sesuai

    dengan keinginan konsumen maka diperlukan tindakan pencegahan

    kegagalan dimulai dari persiapan material. Oleh karena itu sangat

    disarankan untuk membuat dokumen FMEA pada bagian persiapan untuk

    mencegah poin potensial kegagalan yang akan menghambat proses pada

    lini produksisewing.

    171