marketing management - carte blanche

23

Upload: erick-affrian

Post on 04-Jul-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Marketing Management - Carte Blanche
Page 2: Marketing Management - Carte Blanche

1

Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................................ 1

Bab 1 : Pendahuluan ........................................................................................................................... 2

Bab 2: Current Marketing Activities ................................................................................................... 3

2.1 Marketing Objective ................................................................................................................... 3

2.2 Segmenting and Targeting ....................................................................................................... 3

2.3 Positioning .................................................................................................................................. 4

2.4 Product ........................................................................................................................................ 4

2.5 Price ............................................................................................................................................. 6

2.6 Place / Distribution Channel ..................................................................................................... 6

2.7 Promotion .................................................................................................................................... 7

Bab 3: Possible / Potential Problem .................................................................................................. 8

3.1 Marketing Objective ................................................................................................................... 8

3.2 Positioning .................................................................................................................................. 8

3.3 Segmenting and Targeting ....................................................................................................... 8

3.4 Product ........................................................................................................................................ 8

3.5 Price ............................................................................................................................................. 9

3.6 Place / Distribution Channel ..................................................................................................... 9

3.7 Promotion .................................................................................................................................. 10

Bab 4 : Rekomendasi ........................................................................................................................ 11

4.1 Marketing Objective ................................................................................................................. 11

4.2 Positioning ................................................................................................................................ 11

4.3 Segmenting and Targeting ..................................................................................................... 12

4.4 Product ...................................................................................................................................... 12

4.5 Price ........................................................................................................................................... 15

4.6 Place / Distribution Channel ................................................................................................... 16

4.7 Promotion .................................................................................................................................. 17

Appendix: Hasil rekapitulasi kuisioner…………………………………………………………………………………………..…19

Page 3: Marketing Management - Carte Blanche

2

Bab 1 : Pendahuluan

Carte Blanche telah memulai kiprahnya di dunia fashion Indonesia sejak awal tahun

1980an sebagai usaha keluarga kecil-kecilan. Pada awal memulai bisnis-nya, Carte

Blanche bergerak menjadi supplier untuk Ramayana Department Store. Sewaktu

menjadi supplier untuk Ramayana Group, Carte Blanche memproduksi pakaian

remaja yang bervariatif baik dalam warna dan bahan.

Dalam kurun waktu beberapa tahun selanjutnya, Carte Blanche mulai mendapatkan

permintaan produksi untuk baju baju muslim putih dalam jumlah besar dari

Ramayana setiap liburan lebaran; dari sini tercetusnya pemikiran untuk melakukan

spesialisasi dalam produksi baju baju muslim putih dan mulai melakukan marketing

secara terlepas dari Ramayana.

Sekitar awal tahun 1990-an, Carte Blanche, yang beranjak dari usaha keluarga

tradisional membentuk PT. Maluku Muda untuk menaungi label Carte Blanche.

Proses produksi pun bertambah, dan variasi pakaian bertambah dari spesialis baju

muslim putih, menjadi produksi baju-baju kebaya tradisional.

Masa keemasan Carte Blanche terjadi pada tahun 1997 – 1998, sewaktu terjadi

krisis moneter di Indonesia. Pada dua tahun ini, pembeli dari luar negeri (seperti:

Filipina, Sri Lanka, Singapore, Malaysia, dan Cina) mulai berbondong-bondong

datang dan membeli pakaian Carte Blanche dalam jumlah besar.

Semenjak dari tahun 2000, marketing activities Carte Blanche bertambah dengan

pembukaan dua (2) toko, satu di Pasar Pagi Mangga Dua, dengan nama Rolan

Fashion, dan satu lagi di Pasar Tanah Abang dengan nama Carte Blanche

Collection; dimana kedua toko ini menjual produk Carte Blanche secara eksklusif.

Kelompok kami akan membahas Marketing Objective, Market Segmentation &

Targeting, Positioning, dan Marketing Mix dari Carte Blanche, dengan fokus di Rolan

Fashion yang merupakan salah satu main store dari Carte Blanche. Rolan Fashion

ini terletak di: Pasar Pagi Mangga Dua, Lantai 1 Blok B No. 2-3.

Page 4: Marketing Management - Carte Blanche

3

Bab 2: Current Marketing Activities

2.1 Marketing Objective

Untuk saat ini, Carte Blance tidak mempunyai marketing objective secara tertulis dan

spesifik. Dari hasil interview kami dengan pemilik, mereka tidak mempunyai objektif

secara spesifik, dan semua kegiatan marketing dari perusahaan ini dilakukan

dengan tujuan untuk mendapatkan profit sebesar mungkin.

2.2 Segmenting and Targeting

Pada saat ini Carte Blanche, merek pakaian yang memproduksi baju muslim dan

kebaya ini telah memilih segmentasi konsumen dibawah ini untuk dijadikan pasar

sasaran primer.

Dilihat dari sisi segmentasi, Carte Blanche menggunakan penggabungan metode

Demographic, Psychographic dan Behavioristic

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Usia : 15 - 65 Tahun

- Disposable income : ≈ Rp 1 jt / bulan

- Social Economic strata : Menengah ke bawah

- Suku / Ras : Jawa dan Bali

- Occasions

o Perayaan hari besar atau kegiatan Muslim

o Acara resmi seperti pernikahan, dll

Analisis ini menunjukkan kemampuan Carte Blanche yang baik dalam menentukan

peluang pasar di Indonesia, dimana masyarakatnya sebagian besar berada dalam

ekonomi menengah kebawah dan beragama Islam serta penduduk terpadat

terkonsentrasi di pulau Jawa yang kental dengan kebiasaan adat tradisionalnya

yang pada akhirnya akan membawa Carte Blanche secara perlahan tapi pasti

menuju puncak ke suksesan.

Page 5: Marketing Management - Carte Blanche

4

2.3 Positioning

Dalam hal positioning strategy, Carte Blanche mengalami under positioning. Hal ini

sangat disayangkan karena pakaian Carte Blanche sendiri sudah mempunyai

diferensiasi produk yang cukup terlihat dalam:

1. Jenis bahan yang digunakan (distinctive & communicable)

Bahan yang digunakan adalah katun sari yang dipesan dan diproduksi secara

khusus untuk Carte Blanche

2. Warna pakaian yang di produksi (distinctive & communicable)

Carte Blanche memproduksi pakaian dengan menggunakan warna putih

3. Model pakaian, terutama di kategori produk kebaya (superior &

communicable)

Model pakaian Carte Blanche baik dalam baju muslim dan kebaya termasuk

sangat fashionable; dalam hal design (contoh: kerancang, manik2, border,

model gamis, dsb)

4. Harga baju (affordable & profitable)

Harga baju Carte Blanche rata-rata sekitar Rp80,000 (grosir) dan Rp 100,000

(eceran), sehingga masih berada dalam harga rata-rata pakaian wanita

sekarang.

Akan tetapi, strategi diferensiasi ini kurang kuat terutama di produk kategori lainnya

seperti : baju muslim wanita dan blouse wanita. Jika ditelisik dari hasil wawancara

dengan pemilik, kebaya adalah produk yang paling diminati pelanggan dibanding

baju muslim dan blouse.

2.4 Product

Bisnis fashion bergerak relatif cepat dibanding sektor komoditi lain. Perubahan yang

sangat dinamis ini terjadi mengikuti tren dan gaya hidup yang berkembang di

masyarakat.

Berdasarkan hasil survey dan wawancara, produk Carte Blanche menurut benak di

konsumen adalah:

Page 6: Marketing Management - Carte Blanche

5

1. Produk relatif sangat nyaman dipakai dengan menggunakan bahan

berkualitas yang tidak panas, menyerap keringat dan cocok untuk iklim tropis

Indonesia.

2. Cutting dan trimming yang rapi

3. Model pakaian yang mengikuti perkembangan trend

4. Keterbatasan model baju yang dipesan pelanggan

5. Keterbatasan ukuran kebaya/baju muslim.

6. Bordir yang terlalu berlebihan

7. Buying situation yang impulsif hanya pada waktu-waktu tertentu seperti idul

fitri, lebaran haji, natal, musim wisuda dan tahun baru.

8. Penulisan logo yang tidak konsisten dalam label baju dan logo di price tag

Desain Label Baju Desain Label Harga

Berdasarkan wawancara dengan pemilik dan karyawan dan angket yang kami sebar

ke pelanggan, Carte Blanche memiliki pasar dan prospek yang bagus. Saat ini

product life cycle Carte Blanche sudah memasuki tahap early decline dengan

impulsive buying situation di waktu-waktu tertentu seperti saat mendekati idul fitri,

Page 7: Marketing Management - Carte Blanche

6

lebaran haji, natal, musim wisuda dan tahun baru. Strategi marketing yang matang

sangat dibutuhkan untuk memberikan hawa segar bagi Carte Blanche.

2.5 Price

Di dalam penetapan harga, Carte Blanche melakukan cost-oriented method, dimana

harga barang ditetapkan berdasarkan cost-of-goods sold dari produk barang yang

dibeli dari pabrik lalu ditambahkan dengan margin yang telah ditentukan (margin

berbeda untuk pembelian secara grosir dengan retail) dengan mempertimbangkan

biaya operasional, seperti biaya gaji pegawai, iuran kebersihan, biaya listrik, biaya

parkir gedung dll.

2.6 Place / Distribution Channel

Carte Blanche sebagai merk pakaian menggunakan distribution channel sebagai

berikut:

Dalam pelaksanaan distribusi, Carte Blanche membuka dua (2) toko di Pasar Pagi

Mangga Dua dan Pusat Grosir Tanah Abang yang bergerak sebagai wholesaler.

Untuk kasus paper ini, kami akan berfokus pada Rolan Fashion.

Dalam mendistribusikan produk Carte Blanche kepada retailer, Rolan Fashion

mempekerjakan tenaga sales untuk menawarkan produk Carte Blanche kepada

retailer dengan membawa sampel untuk ditawarkan. Untuk para retailer diluar

Jakarta, Rolan Fashion, pemesanan dan pengiriman barang dilakukan berdasarkan

referensi dan pengalaman (setelah dua atau tiga kali transakasi); dan untuk menjaga

kesinambungan transaksi dengan retailer di daerah (luar Jakarta), maka Carte

Blanche akan selalu menghubungi mereka apabila ada desain terbaru.

Producer Wholesaler Retailer Consumer

Page 8: Marketing Management - Carte Blanche

7

2.7 Promotion

Untuk promosi, Carte Blanche melalui Rolan Fashion melakukan dengan cara

menawarkan produk langsung ke retailers dengan tenaga sales promotion person

tanpa adanya iklan-iklan, point of sales, publisitas, public relation sama sekali.

Promosi lainnya yang dilakukan adalah word of mouth, dari pelanggan setia yang

puas dengan produk Carte Blanche dan melalui pramuniaga di Rolan Fashion.

Namun berdasarkan hasil pengamatan penulis, pramuniaga di Rolan Fashion tidak

menawarkan dan membujuk pelanggan secara aktif dan agresif.

Page 9: Marketing Management - Carte Blanche

8

Bab 3: Possible / Potential Problem

3.1 Marketing Objective

Dari marketing objective yang kurang terstruktur ini, maka semua kegiatan marketing

dari Carte Blanche akan mengalami arah / tujuan yang tidak jelas, sehingga tidak

dapat berkembang /tumbuh secara optimal.

3.2 Positioning

Di masa mendatang Carte Blanche akan mengalami kompetisi yang semakin ketat.

Apabila mereka terus terjebak dari posisi under positioning akan berakibat negatif

pada performa penjualan perusahaan.

3.3 Segmenting and Targeting

Kompetisi di industri pakaian saat ini semakin sengit, para produsen sudah mulai

melakukan konsentrasi di masing – masing segment konsumen ( High , Medium or

Low Social Economy / Income ), mulai dari produk, pricing, desain sampai dengan

strategy pemasaran yang dilakukan. Jika Carte Blanche tidak mulai untuk

mempersiapakan diri dengan baik, maka dapat terjadi mismatch antara pakaian

yang di produksi dengan konsumen sehingga akan lebih sulit untuk memenangkan

persaingan.

3.4 Product

Selera pasar dan gaya hidup konsumen yang berubah-ubah merupakan tantangan

yang Carte Blanche akan hadapi. Carte Blanche harus selalu berinovasi untuk

menghasilkan produk yang memiliki diferensiasi kuat dan menarik sehingga dapat

Page 10: Marketing Management - Carte Blanche

9

mengatasi kejenuhan dan permintaan konsumen (baik dalam model, ukuran, motif,

dsb).

Selain itu, perbedaan logo juga dapat menimbulkan kebingunan konsumen

mengenai Brand Identity dari Carte Blanche itu sendiri. Ditambah dengan tidak

adanya slogan / tag-line, brand awareness Carte Blanche juga kurang tercipta.

3.5 Price

Di dalam penetapan harga, Carte Blanche hanya melakukan estimasi product cost

dan hanya melakukan perbandingan harga dengan barang substitusi (baju modern).

Apabila analisa perbandingan harga tidak dilakukan secara baik dan menyeluruh,

maka dikhawatirkan dapat terjadi pemberian harga yang tidak tepat (underselling or

overselling) sehingga, berdampak negatif terhadap konsumen.

3.6 Place / Distribution Channel

Berdasarkan dari keadaan yang sudah terjadi saat ini, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran Carte Blanche bergantung pada retailer dan belum dikenal

secara luas oleh masyarakat.

Selain itu,Carte Blanche terlalu bergantung kepada toko yang ada di Pasar Pagi

Mangga Dua dan Tanah Abang untuk melanjutkan jalur distribusi kepada retailer.

Hal ini memungkinkan terjadinya distribusi barang yang tidak lancer atau terlalu

lama. Proses distribusi tidak memfasilitasi retail yang membeli secara rutin.

Masalah selanjutnya yang dapat terjadi dalam proses distribusi adalah perjanjian

antara retailer dengan wholesalers mengenai pembelian produk Carte Blanche.

Terkadang ada beberapa retailer yang membeli produk Carte Blanche dan

menjualnya dengan merek sendiri dan menjual diatas harga jual Carte Blanche. Hal

ini tentunya dapat merusak pricing strategy, karena bisa saja ada retailer rekanan

yang mengenali produk dari retailer saingan tersebut dan akhirnya memasang harga

yang tinggi juga dan ini akan berakibat kurangnya minat customer untuk membeli

produk Carte Blanche dan mengurangi pembelian produk Carte Blanche.

Page 11: Marketing Management - Carte Blanche

10

3.7 Promotion

Dengan minimnya aktivitas promosi yang telah dilakukan, maka bukanlah hal yang

mengejutkan apabila jumlah penjualan tidak mencapai nilai yang terlalu tinggi jika

dibanding dengan produsen pakaian lainnya yang melakukan promosi sehingga

memiliki brand awareness yang kuat.

Page 12: Marketing Management - Carte Blanche

11

Bab 4 : Rekomendasi

4.1 Marketing Objective

Rekomendasi dari kelompok kami untuk marketing objective Carte Blance adalah:

1. Meningkatkan product awareness

2. Mempertahankan pelanggan yang dimiliki sekarang yang setia terhadap

Carte Blanche.

3. Meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan

4. Memperluas distribusi pemasaran

5. Menjadi market leader dalam menghadapi persaingan di pasaran sasaran

primer

6. Memelihara pertumbuhan perusahaan

7. Mengidentifkasi peluang untuk peningkatan volume penjualan dan profit di

masa yang akan datang.

Kami percaya dengan marketing objective diatas, maka Carte Blanche akan dapat

bertahan dan memiliki objective yang jelas sehingga semua kegiatan pemasaran-

nya dapat lebih terstruktur dan terarah.

4.2 Positioning

Persepsi pelanggan tentang produk Carte Blanche sangat penting dan harus di jaga.

Diferensiasi yang kuat akan membentuk persepsi kualitas yang baik di mata

konsumen sehingga loyalitas konsumen pun tercipta.

Mengingat Carte Blance membidik pasar wanita dari remaja sampai wanita dewasa

untuk kategori kebaya/blouse dan wanita muslimah untuk kategori baju muslim untuk

kalangan menengah ke bawah., maka kami menyarankan untuk menggunakan user

positioning, dimana Carte Blanche akan lebih menyorot profil wanita pengguna

pakaian Carte Blanche, untuk menimbulkan citra yang positif dan mulai membangun

Brand Equity dari Carte Blanche.

Page 13: Marketing Management - Carte Blanche

12

4.3 Segmenting and Targeting

Bila ingin memenangkan persaingan maka harus melakukan pengembangan bisnis ,

baik yang berupa penambahan pembidikan segment konsumen ( yang tadinya

hanya konsentrasi dengan konsumen menengah kebawah ) sekarang ditambah

dengan menjual produk pakaian untuk konsumen menengah ke atas. Jika hal ini

yang di lakukan maka diperlukan penyesuaian terhadap penetapan targeting dan

segmenting konsumen yang baru, inovasi dan pengembangan produk ( mulai dari

kualitas bahan, motif, model, corak, dan pilihan warna ) sampai dengan strategy

pemasaran yang tepat.

Pilihan yang lain dalam mengembangkan Carte Blanche jika ingin tetap fokus pada

segment pasar awal adalah dengan lebih melakukan promosi yang komunikatif dan

agresif serta melakukan strategy channel distribusi yang lebih inovatif dan

terintegrasi.

4.4 Product

Untuk mempertahankan kualitas produk, perusahaan harus memahami keragaman

persepsi konsumen terhadap setiap kategori produk Carte Blanche. Memenuhi

harapan konsumen dalam kualitas produk baik itu dari segi material produk, kualitas

jahitan, model produk hingga servis yang unggul kepada konsumen.

Inovasi memegang peranan terpenting dalam majunya bisnis fesyen. Perusahaan

sebaiknya senantiasa berinovasi secara kreatif dan agresif. Berikut adalah beberapa

rekomendasi yang dapat diimplementasikan.

1. Menambah model di tiap kategori produk: Kebaya , Baju muslim (Tunik,

Gamis), Blouse, Tank-top, sackdress, minidress, babydoll dress. Diversifikasi

produk dapat mengatasi buying situation yang impulsif.

2. Menambah varian warna selain putih untuk menghindari kejenuhan

konsumen.

Page 14: Marketing Management - Carte Blanche

13

3. Memperlengkap ukuran dari Extra Small (XS) sampai Double Extra Large

(XXL) di tiap kategori produk. Hal ini memecahkan masalah bagi wanita yang

memiliki tubuh dengan ukuran ekstra kecil atau besar.

4. Memperkaya model kerancang/motif border disesuaikan dengan jenis baju

dan model.

5. Menghindari model dan motif border yang terlalu berlebihan dan ramai. Hal ini

memberi kesan kurang elegan.

6. Menambah aksesori bagi baju muslim. Misalnya bisa berupa sabuk atau

bahkan jilbab. Hal ini dapat membantu memecahkan masalah wanita

terutama ibu-ibu yang senantiasa mencari padanan jilbab yang pas untuk

baju muslimnya.

7. Mengganti desain logo dan label menjadi lebih mudah diingat, elegan ,dan

representative. Logo yang disarankan adalah dengan spesifikasi sebagai

berikut:

• Tipe font: Pharmacy,

• Dominan Warna: 703354 (Ungu Tua) dan sedikit sentuhan E8BCD7

(Pink)

Desain Logo Desain Label Baju

Page 15: Marketing Management - Carte Blanche

14

Desain Logo di label harga

8. Menentukan slogal atau tag-line yang sesuai dengan karakter produk yang

ingin di tawarkan.

Suggested:

• “Carte Blanche - Elegan & Nyaman”,

9. Memilih packaging yang menarik berupa kantong plastik dengan beragam

motif dan warna menarik yang banyak tersedia di pasaran. Hal ini dilakukan

untuk memanjakan mata wanita yang senang akan keindahan.

Page 16: Marketing Management - Carte Blanche

15

4.5 Price

Pertimbangan yang digunakan dalam strategi penentuan harga adalah, sasaran

yang ingin dicapai perusahaan, kondisi harga dari pesaing, ketersediaan dan harga

dari barang substitusi, dan tahapan dalam daur hidup produk.

Untuk bisa memperoleh pangsa pasar yang besar dalam menawarkan produk,

sebaiknya Carte Blanche di samping memberi perhatian pada biaya (cost oriented)

juga memperhatikan pesaing di dalam proses penentuan harga. Dengan mencari

tahu pada harga berapa pesaing menetapkan harga, kita bisa mengetahui price

ceiling yang ada di dalam pasar. Pesaing yang diteliti tidak harus yang memiliki

produk sejenis dengan kita, tetapi kita bisa melakukan benchmarking dengan

perusahaan yang memiliki barang substitusi terdekat dengan produk kita.

Jadi sebelum menetapkan harga, Carte Blanche bisa melakukan perbandingan

antara price floor dan price ceiling, lalu Carte Blanche bisa memutuskan untuk

menetapkan harga di bawah rata rata industri atau menetapkan harga di atas rata

rata industri. Biasanya pelanggan lebih menyukai barang yang lebih murah tetapi

mempunyai kualitas produk yang hampir sama atau bahkan sama dengan barang

pesaing.

Perusahaan yang memakai competition-oriented pricing tidak mengesampingkan

biaya, sebaliknya justru mereka melakukan kontrol terhadap biaya, seperti biaya

operasional, biaya pemasaran, dan biaya produksi agar mereka bisa menyesuaikan

dengan keadaan pesaing di dalam penetapan harga.

Untuk produk yang memiliki daur hidup yang sampai ke tahapan mature, dalam

strategi penetapan harga lebih baik menggunakan harvesting strategy, strategi

memaksimalkan laba jangka pendek sebelum produk ini mengalami tahap

penurunan akibat adanya barang substitusi baru yang muncul. Strategi

memaksimalkan laba ini bisa berakibat pada perpindahan permintaan ke barang

kompetitior. Oleh karena itu strategi ini cocok dilakukan kalau perusahaan sudah

sampai di tahapan mature dan tidak gencar lagi melakukan promosi produk.

Page 17: Marketing Management - Carte Blanche

16

4.6 Place / Distribution Channel

Kami merekomendasikan agar Carte Blanche dapat memotong jalur penjualan

dengan cara independent distributor karena:

1. Dapat meluaskan pasar secara geografi

2. Dapat mempertahankan tingkat kesetiaan para distributor

3. Menghindari inventory atau penumpukan barang hasil produksi

4. Require rapid delivery from local source

5. Desire one stop shopping for a variety of items beyond manufacturer’s

product

Dengan independent distributor, maka Carte Blanche dapat meluaskan pasarnya

hingga ke Bali, yang mempunyai lifestyle yang cocok dengan pakaian Carte Blanche

dalam hal penggunaan baju kebaya dalam kehidupan dan adat orang Bali.

Selain itu Carte Blanche dapat mencoba kembali menyalurkan produknya kepada

Matahari atau Ramayana. Selain itu Carte Blanche dapat mendirikan toko cabang di

daerah-daerah yang sudah rutin memesan, sehingga jalur distribusi dapat lebih

cepat dan tidak perlu menunggu terlalu lama dari Jakarta, sebagai contoh di

Semarang, karena disana ada retail yang sudah rutin memesan dari Carte Blanche.

Dan cabang di Semarang ini nantinya bisa menangani pesanan untuk daerah Jawa

Tengah, Jawa Timur dan Bali. Carte Blanche juga disarankan menggunakan cara

lain untuk menunjukkan brand mereka, contoh dengan jahitan kecil dibagian dalam

baju atau cap didalam bagian baju, sehingga dapat meminimalisir para pesaing yang

menjual produk Carte Blanche tapi dengan merk lain dan dengan harga yang lebih

tinggi yang dapat mengakibatkan produk Carte Blanche menurun penjualannya.

Carte Blanche juga harus bias mempertahankan komunikasi dengan para distributor,

cara yang dapat dilakukan antara lain

1. Memberitahukan bila ada model terbaru dan bila ada perubahan harga

2. Tetap melakukan pengantian barang bila ada barang yang cacat

3. Mempekerjakan sales promotion person yang mendatangi langsung retailer

4. Membuka kerja sama baru dengan retailer baru, sehingga nantinya produk

Carte Blanche dapat dengan mudah ditemui oleh konsumen dan dikenal

Page 18: Marketing Management - Carte Blanche

17

sebagai produk yang mempunyai kualitas bagus namun harga yang dapat

dijangkau semua masyarakat

4.7 Promotion

Untuk promosi produk Carte Blanche, kami merekomendasikan personal selling mix

(dengan menggunakan pramuniaga, retailers, dan direct selling) dan ditambah

dengan promosi melalui situs niaga online dan jejaring sosial (contoh: facebook,

kaskus atau tokobagus.com atau alibaba.com) atau melalui mailing list.

Penambahan aktivitas promosi menggunakan media internet ini bisa dibilang

keputusan yang menguntungkan, modal yang diperlukan relatif kecil dibanding yang

lain.

Tren yang terjadi di masyarakat sekarang adalah hampir seluruh masyarakat

Indonesia telah melek internet. Informasi produk Carte Blanche yang disediakan

melalui media internet ini tersedia 24 jam dan setiap hari. Hal ini memberikan

penetrasi dan awareness yang kuat terhadap calon pelanggan.

Personal selling mix yang sudah dilakukan oleh Carte Blanche kami nilai kurang

agresif, karena tidak mencari retail di daerah-daerah baru dan bila mencari retail

baru, hanya dilakukan di kawasan Pasar Pagi Mangga Dua atau Tanah Abang saja.

Pasar sasaran primer dari Carte Blanche ini terhitung masih sangat luas. Hal ini

kami rasa juga dikarenakan oleh SDM yang kurang terarah dan persuasif; sehingga

untuk mengatasi ini, kami menyarakan untuk melakukan evaluasi dan arahan

terhadap setiap karyawan pada setiap akhir bulan, dan bagi karyawan yang

mendapat hasil evaluasi terbalik, maka akan diberikan stimulus berupa tambahan 1

minggu uang makan & transport.

Kami juga menyarankan Carte Blanche memiliki beberapa banner dengan foto

menarik yang diletakkan di posisi strategis Tanah Abang dan Mangga Dua. Hal ini

dapat meningkatkan brand awareness dan meningkatkan rasa ingin tahu dari calon

pembeli. Contoh banner yang kami sarankan adalah sebagai berikut:

Page 19: Marketing Management - Carte Blanche

18

Peletakan mannequin di Rolan Fashion dapat dibuat menjadi lebih menarik dengan

penambahan padanan yang serasi sehingga dapat menjadi daya tarik bagi calon

pembeli, dan penyusunan mannequin yang lebih terstruktur dan tidak dijejerkan

secara berlebihan karena relatif dapat mengurangi ketertarikan calon pembeli dan

tidak mencerminkan citra Carte Blanche yang simple dan elegan.

Mannequin sekarang Mannequin yang disarankan

Page 20: Marketing Management - Carte Blanche

CARTE BLANCHE QUESTIONER RESULTSTOTAL : 9

Jenis KelaminPria 2Wanita 7

Usia20-25 126-30 031-40 5>40 3

PekerjaanTdk Bekerja 0Wiraswasta 5Karyawan swasta 3Pegawai Negeri 1Lainnya 0

4. Anda pertama kali mengetahui Carte Blanche dari :( 1 ) Teman / keluarga 6( 2 ) Brosur 0( 3 ) Radio 0( 4 ) Surat kabar 0( 5 ) Lainnya: pass by - lewat toko 3

5. Pengeluaran per bulan:( 1 ) < Rp. 700,000 3( 2 ) Rp. 700,000 – Rp.1,500,000 0( 3 ) Rp. 1,500,000 – Rp. 3,000,000 0( 4 ) Rp. 3,000,000 – Rp. 5,000,000 2( 5 ) > Rp. 5,000,000 4

6. Daerah asal : ( 1 ) Jakarta 4 ( 2 ) Luar Jakarta……………………………….(sebutkan) 5

7. Media yang “sering” dibaca / dengar / tonton : (boleh pilih lebih dari satu) ( 1 ) Koran :……………………………….(sebutkan) 4 ( 2 ) Radio :……………………………….(sebutkan) 0 ( 3 ) Majalah :………………….. ………..(sebutkan) 2 ( 4 ) TV :.................................................(sebutkan) 5

Berapa sering konsumen membeli baju di Carte Blanche ?Lebih dari Satu kali per bulan 4Satu kali per bulan 2Lainnya : Pas lewat saja 3

19

Page 21: Marketing Management - Carte Blanche

Jenis produk yang konsumen sukai atau sering di beli (boleh pilih lebih dari satu)Kebaya 4Kebaya muslim 4Setelan Muslim dengan Rok 1Setelan Muslim dengan Celana 3Lainnya: blouse 1

Apakah tujuan konsumen membeli Carte Blanche :Untuk di pakai sendiri 3Untuk di jual kembali 6

4. Apa merek baju muslim yang anda ketahui selain Carte Blanche ?blank 7spoza 2

Apakah konsumen berencana pindah ke merek lain ?Yes 1No 6blank 2

Alasan konsumen memilih Carte Blanche

Modelnya 5Harganya 3Kualitasnya 5Lainnya 0

Saran dan kritik anda untuk Carte Blanchetambah variasi modeltambah variasi kerancangtambah variasi ukuran baju

20

Page 22: Marketing Management - Carte Blanche

21

31%

31%

7%

23%

8%

Jenis produk yang konsumen sukai atau sering di beli (boleh pilih lebih dari satu)

Kebaya

Kebaya muslim

Setelan Muslim dengan Rok

Setelan Muslim dengan Celana

Lainnya: blouse

33%

67%

Apakah tujuan konsumen membeli Carte Blanche :

Untuk di pakai sendiri

Untuk di jual kembali

45%

22%

33%

Berapa sering konsumen membeli baju di Carte Blanche ?

Lebih dari Satu kali per bulan

Satu kali per bulan

Lainnya : Pas lewat saja

Page 23: Marketing Management - Carte Blanche

22

39%

23%

38%

0%

Alasan konsumen memilih Carte Blanche

Modelnya

Harganya

Kualitasnya

Lainnya

11%

67%

22%

Apakah konsumen berencana pindah ke merek lain ?

Yes

No

blank