marketing strategic planning museum brawijaya

39
MARKETING STRATEGIC PLANNING MUSEUM BRAWIJAYA MALANG Dosen pembimbing : Bpk. Dimas Hendrawan, SE., MM. Disusun oleh ANKHA RHAZIQIEN 115020200111079 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

Upload: ankha-rhaziqien

Post on 15-Nov-2014

843 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

semoga bisa membantu

TRANSCRIPT

Page 1: Marketing strategic planning museum brawijaya

MARKETING STRATEGIC PLANNING

MUSEUM BRAWIJAYA MALANG

Dosen pembimbing : Bpk. Dimas Hendrawan, SE., MM.

Disusun oleh

ANKHA RHAZIQIEN 115020200111079

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2013

Page 2: Marketing strategic planning museum brawijaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan

Marketing Strategic Planning untuk Museum Brawijaya sebagai tugas Akhir mata

kuliah Marketing Strategic Planning.

1. Bpk. Dimas Hendrawan, SE., MM,. Selaku dosen pembimbing.

2. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa saya sebutkan

satu- persatu.

Kami sangat berharap marketing strategic planning dapat berguna dalam

rangka menambah wawasan serta memberikan ide – ide segar untuk pembangunan

Museum Brawijaya kedepannya.

. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Marketing Strategic

Planning ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami

harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa

sarana yang membangun.

Semoga Marketing Strategic Planning sederhana ini dapat dipahami bagi

siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat

berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan ataupun tata bahasa yang tidak sempurna. Kritik dan saran kami

harapkan demi penyempurnaan

Penulis

Januari 2013

Page 3: Marketing strategic planning museum brawijaya

I. EXECUTIVE SUMMARY

1.1 Synopsis

Museum Brawijaya adalah museum yang didirikan oleh Brigjend TNI (Purn)

Soerachman (mantan Pangdam VIII/Brawijaya tahun 1959-1962) dan Arsitek

museum adalah Kapten Czi Ir.Soemadi pada tanggal 4 Mei 1968 yang terletak di

jalan Ijen no 25 . Pembangunan gedung museum mendapat dukungan pemerintah

daerah kotamadya Malang dengan penyediaan lokasi tanah seluas 10.500 meter

persegi, dan dukungan biaya dari Sdr.Martha, pemilik hotel di Tretes Pandaan.

Semboyan dari Museum Brawijaya sendiri adalah “Citra Uthapana Cakra”yang

berarti “Sinar yang membangkitkan kekuatan”.

Peranan Museum Brawijaya lainnya antara lain :

1. Sebagai media pendidikan

2. Sebagai tempat rekreasi

3. Sebagai tempat penelitian ilmiah

4. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai-nilai '45

dan TNI '45 bagi prajurit TNI dan masyarakat umum

5. Sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dalam rangka pembinaan

wilayah

Museum terbagi atas 2 area utama. Yaitu area pamer dan perkantoran.. Di depan

museum dipajang koleksi tank yang digunakan pada pertempuran 10 november

1945 di Surabaya Kemudian senjata penangkis serangan udara yang disita oleh

BKR pada September 1945 dari tangan tentara Jepang. Meriam cannon 3,5 Inch

yang diberi nama “Si buang”. Tank AMP-Track yang digunakan dalam pertempuran

para pejuang TRIP.

Koleksi di dalam museum juga tak kalah menarik. Antara lain koleksi senjata yang

digunakan pada zaman kemerdekaan. Foto-foto jaman perang kemerdekaan. Foto-

foto pemberontakan. Foto-foto Malang Tempo Dulu, komputer jadul jaman dahulu

kala yang cukup besar walau hanya digunakan untuk menghitung, benda

peninggalan panglima besar Sudirman dan lain-lain. Terdapat juga gerbong maut

yang menjadi ikon dari museum ini.

Page 4: Marketing strategic planning museum brawijaya

1.2 Major aspect of the marketing plan

Berbeda dengan tempat wisata yang lain. Museum adalah tempat wisata yang

bertujuan untuk mengingatkan kita pada kejadian di masa lampau. Dan merupakan

wisata sejarah dan kejuangan yang banyak memberikan pendidikan sejarah bagi

pelajar maupun kalangan umum yang berkunjung. Begitu juga Museum brawijaya

yang berada di kota Malang. Museum ini berisi benda-benda bersejarah pada

zaman perang kemerdekaan hingga koleksi foto-foto malang pada tempo dulu..

Pada masyarakat saat ini ketika mendengar kata “museum” hal yang akan terlintas

dalam benak kita adalah suatu tempat penyimpanan benda-benda tua yang sudah

usang dan kotor serta tidak terawat. Sehingga tidak sedikit masyarakat yang lebih

memilih menghabiskan waktu luang atau akhir pekan mereka untuk mengunjungi

pusat perbelanjaan, bioskop, taman hiburan, atau sekedar berkumpul di sebuah

restoran atau cafe. Museum tidak lagi dijadikan alternatif utama sebagai media

pembelajaran, hiburan, dan kesenangan. Sudah sulit ditemui masyarakat yang

memilih mengunjungi tempat-tempat bersejarah maupun bangunan budaya sebagai

alternatif hiburan di akhir pekan. Hal ini sangat disayangkan karena tempat

bersejarah (museum) sesungguhnya menyimpan banyak potensi yang masih sangat

bisa dimaksimalkan.

Jumlah keseluruhan pengunjung Museum Brawijaya dalam tiga tahun terakhir

mengalami penurunan signifikan namun terjadi sedikit peningkatan pada jumlah

pengunjung dari kalangan pelajar khususnya pelajar kota Malang. Hal ini perlu

mendapat perhatian khusus dari pihak pengelola museum.

Berkembang secara pesatnya tempat hiburan sejenis seperti taman bermain dan

mall yang memiliki keunikan sendiri dalam menarik pendatang, hal ini membuat

museum yang memiliki paradigma “kuno” ini sendiri terkikis dan keluar dari

kompetisi. Yang mana hal ini membuat Museum Brawijaya semakin sulit dalam

mempertahankan posisinya dalam persaingan . Hal ini diakibatkan oleh modernisasi

dan keinginan konsumen dalam berkunjung ke tempat wisata. Menurut data ,

Page 5: Marketing strategic planning museum brawijaya

konsumen lebih menyenangi untuk menghabiskan akhir pekan di keramaian, tempat

cozy dan menyenangkan.

Kurangnya promosi dan inovasi pada museum juga menjadi faktor penting

didalamnya karena pendatang / turis kurang mengetahui museum tersebut.

Untuk itu, Dibutuhkan sebuah pengembangan marketingisasi museum lebih lanjut

agar museum mampu menunjukkan nilai-nilai koleksi yang tersimpan kepada publik.

Dibutuhkan kerjasama dengan pihak – pihak tertentu dalam marketingisasi

museum ,diferensiasi namun dengan tetap memegang kekhasan sebuah “museum”

serta inovasi dalam struktur organisasi museum itu sendiri.

Page 6: Marketing strategic planning museum brawijaya

II. SITUATION ANALYSIS

II.1  Analysis of the internal environment

Ciri khas

Memiliki keaslian barang otentik koleksi bekas perang pada tahun 1945

Keaslian barang yang sarat akan nilai sejarah

·         Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia memiliki kelemahan dalam regenerasi, kurangnya

SDM berkualitas dalam struktur organisasi mengakibatkan adanya

kurangnya kekereatifan dan inovasi dalam perusahaan (museum) yang

mengakibatkankan museum tidak mengalami perkembangan dan

modernisasi yang mumpuni yang dapat bersaing dengan tempat wisata

sejenis.

Rencana tidak suksesi merupakan hal yang kritikal mengingat jumlah

angkatan muda yang sedikit.

Kurangnya rasa ingin memajukan perusahaan karena berlandaskan

idealisme museum itu sendiri

·         Infastruktur

Infastruktur yang kurang baik dan kurangnya renovasi didalam museum

Lahan museum yang luas (10.500 meter)

Sarana dan prasana yang masih kurang

·        Teknologi

Kurang andilnya teknologi dalam pemasaran yang mengakibatkan tidak

adanya marketingisasi secara online

Belum adanya pemesanan secara online dan informasi yang dapat diolah

pada internet

2.2. Analysis of the customer environment

·         Pelanggan

Pengunjung lebih menyenangi mall dan tempat wisata sejenis untuk

meluangkan akhir pekannya.

Page 7: Marketing strategic planning museum brawijaya

Anggapan pengunjung tentang “museum” adalah tempat kuno yang

membosankan

Pengunjung masa sekarang lebih menyenangi tempat yang nyaman dan

menyenangkan.

Kurangnya nasionalisme

·         Tren

Tren traveling yang berkembang di kalangan masyarakat mendorong

Museum untuk melakukan kegiatan promosi secara intensif. Traveling atau

hiking menjadi pilihan lebih utama bagi masyarakat untuk menghilangkan

penat atau stress yang terakumulasi dari kegiatannya sehari-hari di akhir

pekan.

Keunikan ethnic museum sendiri bisa dijadikan sebuah keunikan sebagai

tempat wisata yang diferensiatif

2.3 Analysis of the external environment

·         Persaingan

Seiring dengan perkembangan tren masyarakat dan industri tempat wisata,

persaingan dalam industri tempat wisata semakin meningkat pula. Pesaing

berasal dari usaha sejenis. Yang lebih diferensiatif dan inovatif yang lebih

dapat memuaskan konsumen

Seperti pusat perbelanjaan, bioskop, taman hiburan, restoran ataupun cafe.

·         Ekonomi

Kondisi ekonomi yang semakin membaik menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi pelilaku pembelian jasa masyarakat. Kenaikan pendapatan

perkapita masyarakat membuat enggan mendatangi tempat yang dinilai kuno

·         Sosial budaya

Perubahan budaya masyarakat yang tidak lagi berorientasi tren pada

kerabat, teman sebaya maupun pergaulannya.

Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah pada masa sekarang.

·         Perubahan Teknologi

Page 8: Marketing strategic planning museum brawijaya

Perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong museum untuk cepat

dan tanggap dalam mengadaptasi teknologi baru agar marketingisasi ,

inovasi dan promosi dalam meningkatkan kondisi museumnya.

III. SWOT ANALYSIS

3.1 Faktor Internal Strategi

Faktor Internal Strategi Bobot (a)

Rating (b)

Skor terbobot

(axb)

Kekuatan / Strenght

1. Museum dengan koleksi perjuangan sejak tahun 1945 0.16 4 0,64

2. Keaslian benda yang kaya akan nilai sejarah 0.11 3 0.33

3. Letak strategis 0.15 4 0,6

4. Memiliki lahan yang luas 0.12 3 0,36

5.Objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan pengetahuan

0,9 3 0,27

JUMLAH 0,63 2,2

Kelemahan/ Weakness

1. Kurangnya promosi 0,09 3 0,27

2. Standarisasi pelayanan 0,06 1 0,06

3. Sarana dan prasarana yang masih kurang 0,07 2 0,14

4. Kurangnya daya kreativitas 0,00 3 0,27

5. Konsep bangunan 0,06 2 0,12

JUMLAH 0,37 0,86

TOTAL 1 3,06

3.2 Faktor Eksternal Strategi

Faktor Internal Strategi Bobot (a)

Rating (b)

Skor terbobot

(axb)

Peluang/ Opportunities

1. Memiliki potensi menarik untuk dikembangkan 0.16 4 0,64

2. Peningkatan jumlah wisatawa di masa mendatang 0.14 4 0.56

3. Dukungan pemerintah 0.11 2 0,22

4. Hubungan kerjasama 0.9 3 0,27

5.Perkembangan informasi dan teknologi 0,8 3 0,27

Page 9: Marketing strategic planning museum brawijaya

JUMLAH 0,58 1,93

Threat/ Ancaman

1. Objek wisata sejenis yang sudah berkembang 0,08 3 0,24

2. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap sejarah 0,07 2 0,14

3. Kurang pahamnya masyarakat mengenai museum 0,1 3 0,3

4. Munculnya pusat hiburan seperti mall 0,09 3 0,27

5. Berubahnya gaya hidup masyarakat 0,08 2 0,16

JUMLAH 0,42 1,11

TOTAL 1 3,04

Keterangan Angka :

1. Bobot

2. Rating

Pada S dan O

2 (kurang)

3 (cukup)

4 (penting)

Pada W dan T

1 (kurang)

2 (cukup)

3 (penting)

Dari hasil perhitungan pada perbandingan antara kekuatan dan kelemahan

pada table IFAS dan EFAS antara peluang dan ancaman pada table EFAS

diketahui jumlah sebagai berikut :

Kekuatan (S) = 2,2

Kelemahan (W) = 0.86

Peluang (O) = 1,93

Ancaman ( T) = 1,11

>0.04 sangat tidak penting

0.05- 0.08 tidak penting

0.09 - 0.12 cukup penting

0.13 - 0.16 penting sekali

Page 10: Marketing strategic planning museum brawijaya

Dapat dilihat bahwa pada hasil perhitungan IFAS S(2,2) > W (0,86)sementara pada

hasil perhitungan EFAS peluang O(1,93) > T (1,11). Sehinggajelas Museum

Brawijaya harus memilih dan menggunakan strategi agresif atau berkembang,

dimana mencakup kondisi kekuatan dan peluang berada pada posisi yang baik

(strategi SO)

Faktor-faktor internal strategi(IFAS)

Faktor-faktor eksternal strategi(EFAS)

Kekuatan (S)1. Museum dengan koleksiperjuangan sejak tahun19452. Keaslian benda yang kayaakan nilai sejarah3. Letak strategis4. Memiliki lahan yang luas5. Objek wisata yangmenarik, penuh sejarah danpengetahuan

Kelemahan (W)1. Kurangnya promosi2. Standarisasi pelayanan3. Sarana dan prasaranayang masih kurang4. Kurangnya dayakreativitas5. Konsep bangunan

Peluang (O)1. Memiliki potensi yangmenarik untukdikembangkan lagi2. Peningkaan jumlahwisatawan di masamendatang3. Dukungan pemerintah4. Hubungan kerjasama5. Perkembangan teknologidan informasi

Strategi SO1. Koleksi perjuangan sejaktahun 1945 yangmerupakan potensi untuklebih dikembangkan lagi2. Mengadakan eventkerjasama3. Pendekatan lebihmendalam denganmasyarakat4. Lebih memanfaatkan lahansecara maksimal

Strategi WO1. Meningkatkan promosioleh para personil2. Hubungan kerjasamayang bisa dikembangkan3. Mengajukan proposalkerjasama denganbeberapa pihak

Ancaman (T)1. Objek wisata sejenis yangsudah cukup berkembang2. Rendahnya kesadaranmasyarakat terhadap

Strategi ST1. Letak strategis yang bisadikembangkan untuk bisabersaing dengan objek wisata

Strategi WT1. memperbaiki saranaprasarana yang masihkurang2. memberikan pelayananyang lebih maksimal

Page 11: Marketing strategic planning museum brawijaya

peninggalan sejarah3. Kurangnya pemahamanmasyarakat terhadapmuseum4. Munculnya pusat hiburanbaru seperti mall5. Berubahnya gaya hidupmasyarakat

sejenis2. menciptakan museumdengan nuansa baru yang lebihmodern mengikuti pasar

dengan guide yang selalusiap sedia

Dari analisa diatas menyebutkan bahwa, Museum Brawijaya dalam strategi

pengembangannya seharusnya memilih strategi berkembang. Dimana, kekuatan (S)

lebih besar daripada peluang (O), artinya pilihan strateginya bedasarkan tabel

pilihan strategi diatas, maka pilihan strateginya adalah pertumbuhan cepat dengan

memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh museum.

Adapun cara yang dapat dilakukan oleh Museum Brawijaya dalam

pengembangannya sebagai berikut :

1. Museum Brawijaya memiliki koleksi perjuangan yang kaya makna dan nilai

sejarah. Ini merupakan potensi yang dapat dipromosikan oleh pengelola Museum

2. Museum Brawijaya berada dibawah naungan Bintaldam V Kodam Brawijaya yang

memiliki jaringan sampai ditingkat kecamatan. Hal ini menjadi potensi untuk promosi

dan pengembanganMuseum

3. Letak strategis museum yang berada di pusat kota Malang menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan

4. Memanfaatkan sisa lahan yang tersedia sebagai arena edukasi tambahan

5. Melakukan promosi melalui internet dan memperbanyak informasi terkait museum

Brawijaya

IV. MARKETING GOAL AND OBJECTIVES

Marketing Goals

Membuat Museum Brawijaya menjadi tempat wisata pilihan pertama di Indonesia

Marketing Objectives :

Page 12: Marketing strategic planning museum brawijaya

1. Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat dibandingkan 3 tahun

silam

a) Melakukan promosi secara gencar dengan memanfaatkan teknologi

informasi secara lebih itensif

b) Melakukan kerjasama dengan pihak biro perjalanan di Indonesia ,

dengan hal ini memberikan keuntungan bagi museum untuk

mendapatkan pengunjung

c) Melakukan inovasi dalam infastruktur dan museum guna

meningkatkan daya tarik pengunjung

d) Melakukan riset yang mengutamakan customer behavior .

2. Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi kepentingan pengunjung

museum

a) Memanfaatkan sisa lahan dengan tetap mempertahankan keontetikan

museum itu sebagai tempat bersejarah

b) Memberikan fasilitas tambahan dengan mendirikan tempat yang

nyaman untuk beristirahat pada para pengunjung

3. Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada museum di Indonesia

(sejenis)

a) Membuat beberapa program kreatif yang belum didapatkan oleh

seluruh museum di Indonesia

b) Membuat isu – isu tentang museum , contohnya adalah seperti isu

adanya pintu rahasia di museum , hal – hal lainnya yang dapat

mengundang pengunjung yang penasaran untuk datang

c) Orientasi barang museum yang didasarkan pada keinginan

konsumen

4. Memberikan promosi gencar – gencaran pada online maupun offline

a) Membuat tim marketing kreatif dalam pelaksanaan promosi online

dan offline.

b) Menjalin relasi dengan menggandeng biro – biro perjalanan serta

franchise terkemuka

Page 13: Marketing strategic planning museum brawijaya

c) Bantuan pemerintah dalam melestarikan dan menjaga museum

tersebut.

V. MARKETING STRATEGIES

5.1 Primary target and marketing mix

Page 14: Marketing strategic planning museum brawijaya

Segmenting

Pada segmentasi geografis , Museum Brawijaya yang terletak di pusat kota Malang

memiliki berbagai keuntungan yaitu mudah dijangkau dan transportasi yang mudah ,

selain itu faktor lain seperti berada di Malang yang terkenal sebagai kota wisata

menjadi suatu keuntungan karena museum bisa menjadi tempat singgah para

SEGMENTASI GEOGRAFIS

- Tempat Strategis (pusat kota)

- Berada di kota wisata Malang

- Iklim dingin

SEGMENTASI DEMOGRAFIS

• Pengunjung semua usia

• Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

SEGMENTASI PSIKOGRAFIS

Kelas sosial : Semua kelasGaya Hidup : Menyenangi traveling

SEGMENTASI PERILAKU

Alasan : • Meluangkan

waktu akhir pekan

• Ingin merasa wisata yang berbeda

Page 15: Marketing strategic planning museum brawijaya

pengunjung , iklan dingin juga menjadi faktor geografis yang membuat masyarakat

nyaman saat berada di Malang maupun museum.

Pada segmentasi Demografis , museum Brawijaya memiliki calon pengunjung dari

semua umur dan semua gender , karena tempat ini tidak memilki batasan. Hal ini

membuat keuntungan karena pengunjung bisa didapat dari kalangan balita sampai

kepada veteran yang ingin mengenang masa perebutan kemerdekaan pada saat itu.

Pada segmentasi psikografis, memiliki segmen semua kelas dari bawah , menengah

maupun atas dalam memperoleh pengunjung, serta tren konsumen yang

menyenangi traveling apalagi ditambah dengan tempat yang unik akan memberikan

keuntungan tersendiri bagi museum.

Pada Segmentasi perilaku, Alasan konsumen datang kepada museum adalah untuk

meluangkan waktu akhir pekan , memperoleh pendidikan tambahan oleh sekolahnya

(untuk SD-SMP) , serta beberapanya ingin memperoleh wisata yang unik dengan

mengenang jasa pahlawan.

Targetting

Seteleh melewati tahap segmentasi , pemilihan targeting menjadi acuan penting bagi

Museum Brawijaya. Dari variable – variabel segmentasi diatas dapat disimpulkan

bahwa museum memiliki keuntungan karena banyak target pelanggan dalam

pemasarannya , karena pemasarannya mencakupi semua usia , semua gender

maupun semua pendidikan, Alasan untuk datang berkunjung kepada museum

sendiri hanya dengan sekedar menghabiskan akhir pekan, mendapatkan pendidikan

nasionalisme dan juga ingin memperoleh wisata yang berbeda. Hal ini menjadi

simpulan bahwa orang – orang membutuhkan tempat akhir pekan yang dapat

menghilangkan penat dan menjadi tempat langganan mereka dalam menghabiskan

akhir pekannya.

Positioning

Page 16: Marketing strategic planning museum brawijaya

Penentuan posisi perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan image konsumen

terhadap museum terhadap tempat wisata sejenis . Penempatan posisi museum

sebagai tempat pameran wisata otentik yang berisi hasil warisan – warisan para

pahlawan kemerdekaan menjadi keunikan tersendiri dari wisata sejenis. Dan juga

posisinya yang berada di kota wisata Malang . Hal ini menjadi suatu diferensiasi

terhadap wisata sejenis khususnya yang berada di kota Malang.

4P (Marketing Mix)

Product

Produk museum sendiri museum lebih bersifat psikologis daripada secara dirasakan

fisik. Artinya pengunjung mendapatkan hiburan dan kesan pada produk yang

diberikan museum yang berbentuk pameran. Berarti sebuah pameran pada museum

tersebut disebut ‘core’produk museum tersebut , yang berarti produk inti untuk

memajukan misi museum tersebut. Produk atau layanan lain yang disediakan oleh

museum adalah berupa ‘secondary’ produk atau produk pendukung yang berfungsi

untuk melengkapi dan memfasilitasi konsumen dalam menikmati ‘core’ product atau

produk inti itu sendiri. Keontetikan produk ini museum sendiri memiliki nilai

diferensiasi yang berbeda pada usaha sejenis , namun seringkali tidak adanya

penemabahan produk yang sesuai dengan keinginan pasar yang akhirnya kurang

dapatnya nilai tambah yang diterima konsumen.

Produk yang dapat disediakan oleh museum Brawijaya ini sendiri adalah :

● Pelestarian warisan (Stewardship)

Seperti tujuan awal museum yaitu melestarikan warisan, dan bertanggung

jawab untuk melestarikan macam – macam warisan revolusioner kita pada

masa merebut kemerdekaan tahun 1945. Warisan ini kemudian dapat dilihat

sebagai produk inti museum. Struktur Bangunan museum juga merupakan

produk yang dapat diperoleh konsumen karena berbentuk keontetikan

bangunan yang dibangun oleh Brigjend TNI (Purn) Soerachman dan Kapten

Czi Ir.Soemadi,

● Informasi

Page 17: Marketing strategic planning museum brawijaya

Penyediaan informasi terkait dengan peninggalan masa perang 1945.

Informasi ini sendiri berguna untuk konsumen dengan memahami sejarah

dan melihat secara langsung peninggalan masa kemerdekaaan 45 oleh

Indonesia. Karena normalnya, sejarah yang mereka dapatkan hanya berupa

pendidikan secara formal yang diberikan pada SD dan SMP.

● Pendidikan

Pendidikan juga menjadi kekuatan pendorong utama. Museum Brawijaya

harus mempertimbangkan cara untuk memperkenalkan lembaga mereka

kepada masyarakat dewasa sebagai sumber pengayaan intelektual, sebagai

tempat belajar dimana proses belajar akan lebih spontan dan lebih personal

dan peluang untuk pertumbuhan dan pemikiran pengunjung serta sebagai

penumbuhan rasa nasionalisme pengunjung tersebut.

● Layanan Umum Pengunjung

Program acara dan kegiatan dimana museum dapat mengaturnya namun

untuk menikmatinya lebih baik dibuat berdasar customer oriented.

People

Sumber daya Manusia oraganisasi museum seperti Customer service dan internal

marketing telah menjadi perhatian utama dari organisasi pelayanan dalam beberapa

tahun terakhir ini. Layanan yang mengandalkan interaksi antara staff yang dengan

pelanggan, perlu dipastikan bahwa staf mereka cukup berpengalaman dalam

pelayanan pelanggan. Kontak dengan staf biasanya dijaga agar tetap minimum di

museum, dimana petugas adalah personel hanya terlihat. Museum dengan

interpretasi secara lansung jelas memerlukan kontak secara personal dengan

pengunjungnya, terutama pada cafe dan toko yang ada di museum.

Place

Lokasi, yaitu kenyamanan lokasi dan kemudahan akses, juga merupakan faktor

penentu kedatangan pengunjung .Ada ketidakfleksibelan yang cukup besar,

meskipun, di lokasi museum. Keuntungannya museum ini sudah berada di pusat

Page 18: Marketing strategic planning museum brawijaya

kota Malang sebagai tempat wisata yang sudah dibilang ideal sebagai tempat

wisata.. Aksesibilitas memerlukan jaringan transportasi yang baik. Museum dapat

mendorong perbaikan transportasi umum, namun tidak dapat mengontrol

mempengaruhi struktur di luar kendali mereka. Parkir mobil dan bis parkir juga bisa

menjadi faktor acuan ,

Rambu – rambu yang berada di jalan sebagai arah penunjuk museum juga dapat

membantu turis – turis yang belum mengenal kota Malang untuk dapat mengetahui

posisi Museum Brawijaya tersebut.

Promotion

Promosi memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara pengunjung.

Hal ini juga harus digunakan dalam membangun hubungan dengan pasar penting

lainnya, khususnya karyawan, penyandang dana, dan sponsor. Promosi adalah

sarana berkomunikasi antar museum dengan target pasarnya. Setidaknya museum

Brawijaya harus memberitahu orang-orang apa yang ada di sana dan

menggambarkan bagaimana produk yang ditampilkan). Karena Penelitian telah

menemukan bahwa kurangnya kesadaran adalah salah satu alasan utama mengapa

orang tidak mengunjungi museum (Ada berbagai macam metode alternatif

berkomunikasi yang dapat digunakan dalam program komunikasi. Mengembangkan

program komunikasi meliputi empat tugas utama: identifikasi kelompok sasaran,

menentukan tujuan promosi, pengembangan pesan, dan pemilihan communications

mix.

Tujuan promosi perlu ditentukan di bawah tiga bagian: untuk menginformasikan,

untuk membujuk, untuk mengingatkan. Tujuan kemudian dapat termasuk:

● Mengembangkan dan meningkatkan citra museum

● Menginformasikan pengguna potensial tentang museum dan atribut yang

relevan

● Mengingatkan pengguna tentang museum secara terus menerus

● Mengingatkan penyandang dana mengenai nilai dari museum

● Mengembangkan motivasi dan komitmen di antara karyawan.

Pengembangan pesan melibatkan empat hal:

Page 19: Marketing strategic planning museum brawijaya

● Isi - apa yang harus dikatakan

● Struktur - bagaimana mengatakannya secara logis

● Gaya - menciptakan kesan yang kuat

● Sumber- siapa yang harus mengembangkannya

VI. MARKETING IMPLEMETATION

Issue

Page 20: Marketing strategic planning museum brawijaya

Marketing Objectives A:

Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat dibandingkan 3 tahun silam

Implementation :

a) Melakukan promosi secara gencar dengan memanfaatkan teknologi

informasi secara lebih itensif

Menggunakan media sosial , website pribadi yang memuat informasi

museum dan lainnya.

b) Melakukan kerjasama dengan pihak travel di Indonesia , dengan hal ini

memberikan keuntungan bagi museum untuk mendapatkan pengunjung

c) Melakukan inovasi dalam infastruktur dan museum guna meningkatkan daya

tarik pengunjung

d) Membuat suatu event besar yang berlokasi di museum yang dimaksudkan

memperkenalkan museum secara lebih menarik guna membuat nilai

tersendiri bagi calon pengunjung museum.

Marketing Objectives B:

Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi kepentingan pengunjung museum

Implementation :

a) Memanfaatkan sisa lahan dengan mendirikan arena simulasi perang –

perangan untuk anak – anak , dengan hal ini dapat menciptakan rasa

nasionalisme karena secara tidak langsung pada mereka

b) Membuat event outbound di sekitaran lahan museum untuk anak – anak

hingga remaja dengan program pengenalan pahlawan, sejarah pahlawan –

pahlawan Indonesia pada masanya

c) Memberikan fasilitas tambahan dengan mendirikan tempat yang nyaman

untuk beristirahat pada para pengunjung dengan menggandeng franchise

makanan dan minuman seperti Jco dan Starbucks

Marketing Objective C:

Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada museum di Indonesia (sejenis)

Implementation :

Page 21: Marketing strategic planning museum brawijaya

a) Membuat program “Night at the Museum” yaitu merasakan wisata malam di

museum hal ini menjadi suatu ciri khas tersendiri karena banyak masyarakat

sendiri sangat menyenangi hal – hal yang berbau mistik.

b) Membuat isu – isu tentang museum , contohnya adalah seperti isu adanya

pintu rahasia di museum , hal – hal lainnya yang dapat mengundang

pengunjung yang penasaran untuk datang

c) Mendatangkan otentik museum dari luar negeri yang sesuai dengan keadaan

tren masyarakt pada saat itu. Contoh : boneka Annabelle pada film Conjuring

atau lainnya yang sesuai dengan permintaan pasar.

d) Membuat event yaitu ketika pengunjung dapat membawa barang – barang

yang dinilai otentik dan bernilai sejarah jika diteliti memiliki nilai sejarah maka

pengunjung mendapat reward dan barang tersebut akan disimpan dalam

museum.

Marketing Objective D:

Memberikan promosi gencar – gencaran pada online maupun offline

a) Membuat akun twitter yang memuat museum brawijaya secara informatif

maupun jenaka (dengan catatan admin akun tersebut orang yg aktif di dunia

twitter dan memiliki selera humor ). Karena pada masa sekarang anak muda

pengguna twitter sangat menyenangi sesuatu yang humoris .

b) Membangun suatu komunitas pencinta Museum, dengan hal ini membuat

marketingisasi sendiri dari skala mikro sampai kepada makro

c) Menggandeng public figure dalam promosi museum Brawijaya tersebut.

Tactical marketing activities

Page 22: Marketing strategic planning museum brawijaya

Spesific tactical activities Person

responsible

Required

Budget

Completion date

Marketing Objectives A:

Membuat peningkatan pengunjung museum 3x lipat

dibandingkan 3 tahun silam

a) Melakukan promosi secara gencar dengan

memanfaatkan teknologi informasi secara

lebih itensif

b) Melakukan kerjasama dengan pihak travel di

Indonesia , dengan hal ini memberikan

keuntungan bagi museum untuk

mendapatkan pengunjung

c) Melakukan inovasi dalam infastruktur dan

museum guna meningkatkan daya tarik

pengunjung

d) Membuat suatu event besar yang berlokasi di

museum yang dimaksudkan

memperkenalkan museum secara lebih

menarik guna membuat nilai tersendiri bagi

calon pengunjung museum.

Tim Marketing

Tim Marketing

Tim Kreatif

Humas dan tim

kreatif

Rp. 5.000.000

Rp. 1.500.000-

5.000.000

Kondisional

Rp. 15.000.000

(dibantu oleh

pemerintah)

Tidak terbatas

1-2 tahun

1 tahun

1 tahun 1x

Marketing Objectives B:

Memanfaatkan sisa lahan dengan efektif demi

kepentingan pengunjung museum

Implementation :

a) Memanfaatkan sisa lahan dengan mendirikan

arena simulasi perang – perangan untuk

anak – anak , dengan hal ini dapat

menciptakan rasa nasionalisme karena

secara tidak langsung pada mereka

b) Membuat event outbound di sekitaran lahan

Pengembangan

dan tim kreatif

Sejarahwan

Rp. 15.000.000

Rp. 500.000

1 tahun

Tidak terbatas

Page 23: Marketing strategic planning museum brawijaya

museum untuk anak – anak hingga remaja

dengan program pengenalan pahlawan,

sejarah pahlawan – pahlawan Indonesia

pada masanya

c) Memberikan fasilitas tambahan dengan

mendirikan tempat yang nyaman untuk

beristirahat pada para pengunjung dengan

menggandeng franchise makanan dan

minuman seperti Jco dan Starbucks

Humas dan

Marketing

Kondisional 5 tahun

Marketing Objective C:

Memberikan diferensiasi yang tidak didapatkan pada

museum di Indonesia (sejenis)

Implementation :

a) Membuat program “Night at the Museum”

yaitu merasakan wisata malam di museum

hal ini menjadi suatu ciri khas tersendiri

karena banyak masyarakat sendiri sangat

menyenangi hal – hal yang berbau mistik.

b) Membuat isu – isu tentang museum ,

contohnya adalah seperti isu adanya pintu

rahasia di museum , hal – hal lainnya yang

dapat mengundang pengunjung yang

penasaran untuk datang

c) Mendatangkan otentik museum dari luar

negeri yang sesuai dengan keadaan tren

masyarakt pada saat itu. Contoh : boneka

Annabelle pada film Conjuring atau lainnya

yang sesuai dengan permintaan pasar.

d) Membuat event yaitu ketika pengunjung

dapat membawa barang – barang yang

dinilai otentik dan bernilai sejarah jika diteliti

memiliki nilai sejarah maka pengunjung

Tim kreatif ,

sejahrawan dan

penjaga

museum

Tim Kreatif

Humas dan

pengembangan

Sejarahwan dan

peneliti

Rp. 0

Rp. 0

Kondisional

Dana

pemerintah

Tidak terbatas

Tidak terbatas

Per 2 bulan

Tidak terbatas

Page 24: Marketing strategic planning museum brawijaya

mendapat reward dan barang tersebut akan

disimpan dalam museum.

Marketing Objective D:

Memberikan promosi gencar – gencaran pada online

maupun offline

a) Membuat akun twitter yang memuat museum

brawijaya secara informatif maupun jenaka

(dengan catatan admin akun tersebut orang

yg aktif di dunia twitter dan memiliki selera

humor ). Karena pada masa sekarang anak

muda pengguna twitter sangat menyenangi

sesuatu yang humoris .

b) Membangun suatu komunitas pencinta

Museum, dengan hal ini membuat

marketingisasi sendiri dari skala mikro

sampai kepada makro

c) Menggandeng public relawan dalam promosi

museum Brawijaya tersebut.

Admin (oleh tim

Humas ) dan tim

kreatif

Humas

Humas dan

Marketing

Rp. 0

Rp.0

Kondisional

Tidak terbatas

Tidak terbatas

1 tahun

VII. EVALUATION AND CONTROL

7.1 Formal marketing control

Page 25: Marketing strategic planning museum brawijaya

Customer Feedback

Customer feedback adalah serangkaian kegiatan yang memberikan informasi

tentang produk atau servis yang sudah diterima oleh konsumen . Hal ini

memudahkan pihak Museum Brawijaya tentang pengembangannya dan

meningkatkan suatu nilai profabilitas pada Museum Brawijaya ini sendiri . Hal ini

dapat dilakukan dengan cara

1) Menyediakan kotak feedback diarah jalur keluar museum yang berguna

untuk pengunjung dalam menuliskan feedbacknya terhadap jasa yang sudah

diterima.

2) Menyediakan e-feedback yaitu konsep feedback secara online yang tersedia

di website Museum

3) Membuat voting tentang barang apa saja yang cocok untuk diimpor dan

dipamerkan pada Museum Brawijaya

Target Market Sales

Target market sales adalah serangkaian rencana kegiatan yang dimaksudkan untuk

memberikan tujuan dan target marketing dalam waktu tertentu. Untuk hal ini pihak

Museum dapat memberikan target marketing secara berkala yang berhubungan

dengan cara untuk menarik pengunjung.

1) Memberikan perencanaan dan target marketing berdasar dengan waktu

tertentu dan membentuk tim yang bertanggung jawab dalam kegiatan

tersebut.

2) Mengevaluasi kegiatan organisasi secara period guna memastikan target

sudah sepenuhnya terpenuhi atau tidak.

7.2 Informal Marketing Control

Dengan cara memastikan komunitas – komunitas atau orang – orang yang

menyenangi museum berkembang atau tidaknya , komunitas adalah se

Page 26: Marketing strategic planning museum brawijaya

kelompok sosial dari beberapa orang – orang yang tinggal di lingkungan yang sama

, umumnya memiliki ketertarikan yang sama . Dengan mengontrol perkembangan

komunitas tersebut maka mudah mendapati data yang konkrit terhadap minat orang

terhadap museum

Adapun dengan cara mengetahui tren dan sosial budaya yang berkembang di

masyarakat , dengan hal ini dapat mengetahui apa yang diinginkan konsumen dan

kapan aka nada masa ‘retro’ kembali muncul pada tahun tahun tersebut.

VIII. SUMMARY AND CONCLUSION

Page 27: Marketing strategic planning museum brawijaya

Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa Museum Brawijaya memiliki keunikan

tersendiri dalam positioningnya sebagi tempat wisata karena Museum Brawijaya

memiliki :

1. Museum Brawijaya memiliki koleksi perjuangan yang kaya makna dan nilai

sejarah. Ini merupakan potensi yang dapat dipromosikan oleh pengelola Museum

2. Museum Brawijaya berada dibawah naungan Bintaldam V Kodam Brawijaya yang

memiliki jaringan sampai ditingkat kecamatan. Hal ini menjadi potensi untuk promosi

dan pengembanganMuseum

3. Letak strategis museum yang berada di pusat kota Malang menjadi daya tarik

tersendiri bagi wisatawan

4. Lahan yang masih dapat dimanfaatkan

Hal ini menjadi potensi yang sangat besar bagi Museum Brawijaya sendiri , menurut

analisa SWOT sendiri Museum Brawijaya harus melakukan strategi

agresif/berkembang yaitu meminimalisir ancaman dan kelemahan . Dengan cara

melakukan promosi besar – besaran dan memberikan berbagai macam inovasi

dalam pengembangannya namun dengan tetap mempertahankan kekuatan

internalnya sebagai sebuah museum , Hal ini dapat didapat dengan cara program –

program yang sudah dituliskan pada marketing implementation seperti :

a) Melakukan kerjasama dengan pihak biro perjalanan di seluruh Indonesia

b) Memanfaatkan lahan dengan menciptakan simulasi perang – perangan anak

anak

c) Membuat berbagai program yang berkaitan museum seperti : system reward

bagi penemu barang otentik , outbound di museum dan lainnya.

d) Mengembangkan komunitas pecinta museum di Indonesia

e) Dan lainnya.

Dan tidak lupa Museum Brawijaya harus tetap melakukan evaluation control yang

berfungsi sebagai media pengembangan museum Brawijaya sendiri agar dapat

bersaing dengan tempat wisata sejenis.

Attachment

Beberapa potret Museum Brawijaya

Page 28: Marketing strategic planning museum brawijaya
Page 29: Marketing strategic planning museum brawijaya