membangun karakter generasi muda melalui …lp2m.um.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/8.pdfsuatu...

6
47 MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA MELALUI BUDAYA MAPALUS SUKU MINAHASA Reynaldo Joshua Salaki Universitas Negeri Manado [email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menggali informasi tentang budaya mapalus suku minahasa yang kiranya dapat memberikan pengaruh dalam membangun karakter generasi muda, dimana mapalus dapat mebangun dan membentuk sikap kerjasama dan saling membantu pada generasi muda. Saran yang diajukan dalam penelitian: (1) Perlu adanya sikap sadar akan sikap bertanggung jawab dan saling menolong pada generasi muda sehingga budaya mapalus akan terus dilakukan, (2) Program dari pemerintah yang terus melestarikan budaya mapalus harus tetap dijalankan dan melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan kegiatan, (3) Memberikan generasi muda kesempatan dalam menyampaikan ide-ide dalam membangun daerah dengan menggunakan metode mapalus, (4) Institusi pendidikan, pendidikan merupakan media dimana dalam proses pembelajaran ditanamkan nilai-nilai serta pembangunan karakter khususnya untuk generasi muda sebagai generasi penerus bangsa. Kata kunci : kerja bersama, membangun karakter, generasi muda. Abstract: The aim of this research is to explore information about mapulus tradition of minahasa tribe which could give effect in building young generation character, where mapalus could establish dan form cooperative action and help each other for young generation. Suggestion which was given in this research are: (1) need awareness about responsibility action and help each other for young generation so mapalus culture would be coninously, (2) goverment program which has been look for mapulus tradition shoul be kept going and inviting young generation in conducting it. (3) Giving young generation chance in explaining ideas in developing region by mapalus method, (4) educational institution is a media where in study process could be installed values as well as established special charater for young genetion as the next leader of nation. Key Words: cooperative, establish character, young generation Setiap lingkungan dalamsuatu daerah pasti memiliki suatu dasar mengenai nilai dan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan kehidupan ma- syarakatnya. Dasardalam suatu lingkungan masya- rakat merupakan pandangan hidup sekaligus men- jadi kontrol sosial masyarakat dalam berperilaku. Nilai-nilai yang dikandung merupakan hasil kon- struksi sosial yang lama dan panjang. Pada masyarakat Minahasa dikenal dengan konsep mapalus yang sangat terkenal dan menonjol (Muklis dkk, 1995). Secara harafiah mapalus mengan- dung makna gotong royong atau bekerjasama. Penerapannya dalam kehidupan masyarakat men- cakup hampir semua pekerjaan, baik dalam kegiatan duka (kemalangan, kegiatan suka (pernikahan, pembaptisan, ulang tahun,mediami rumah baru,dll), kegiatan pembangunan rumah, maupun kegiatan produksi pertanian. Saling bantu dan kerjasama dibangun dengan konsep resipositas. Bantuan yang diberikan bisa dalam bentuk materi seperti barang- barang atau uang, maupun immateri seperti tenaga, penghormatan atau penghargaan. Sebagai suatu dasar dalam kehidupan suatu lingkungan masyarakat, mapalus dipandang sebagai kekayaan atau modal sosial yang memiliki peran sebagai pembentukan karakter masyarakat agar bisa memiliki jiwa sosial yang tinggi. Lekatnya jiwa ker- jasama yang ditunjukan lewat mapalus mengan-dung energi komunitas yang besar, sehingga sampai saat ini keberadaannya tetap eksis di masyarakat. Perma- salahan yang terjadi adalah bagaimana budaya mapalusakan tetap terus dilakukan bahkan dapat membangun jiwa sosial pada masyarakat terlebih membangun karakter generasi muda untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik.Pada penulisan ini akan mencoba mempelajari dan mengetahui tentang budaya mapalus pada masyarakat Minahasa dan manfaatnya untuk pembentukan karakter generasi muda.

Upload: lamkien

Post on 13-May-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

47

Reynaldo, Membangun Karakter Generasi Muda Melalui . . .

47

MEMBANGUN KARAKTER GENERASI MUDA MELALUIBUDAYA MAPALUS SUKU MINAHASA

Reynaldo Joshua SalakiUniversitas Negeri Manado

[email protected]

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menggali informasi tentang budaya mapalus suku minahasayang kiranya dapat memberikan pengaruh dalam membangun karakter generasi muda, dimanamapalus dapat mebangun dan membentuk sikap kerjasama dan saling membantu pada generasimuda. Saran yang diajukan dalam penelitian: (1) Perlu adanya sikap sadar akan sikapbertanggung jawab dan saling menolong pada generasi muda sehingga budaya mapalus akanterus dilakukan, (2) Program dari pemerintah yang terus melestarikan budaya mapalus harustetap dijalankan dan melibatkan generasi muda dalam pelaksanaan kegiatan, (3) Memberikangenerasi muda kesempatan dalam menyampaikan ide-ide dalam membangun daerah denganmenggunakan metode mapalus, (4) Institusi pendidikan, pendidikan merupakan media dimanadalam proses pembelajaran ditanamkan nilai-nilai serta pembangunan karakter khususnyauntuk generasi muda sebagai generasi penerus bangsa.

Kata kunci : kerja bersama, membangun karakter, generasi muda.

Abstract: The aim of this research is to explore information about mapulus tradition of minahasa tribe whichcould give effect in building young generation character, where mapalus could establish dan form cooperativeaction and help each other for young generation. Suggestion which was given in this research are: (1) needawareness about responsibility action and help each other for young generation so mapalus culture would beconinously, (2) goverment program which has been look for mapulus tradition shoul be kept going andinviting young generation in conducting it. (3) Giving young generation chance in explaining ideas indeveloping region by mapalus method, (4) educational institution is a media where in study process could beinstalled values as well as established special charater for young genetion as the next leader of nation.

Key Words: cooperative, establish character, young generation

Setiap lingkungan dalamsuatu daerah pasti memilikisuatu dasar mengenai nilai dan budaya yang tumbuhdan berkembang dalam lingkungan kehidupan ma-syarakatnya. Dasardalam suatu lingkungan masya-rakat merupakan pandangan hidup sekaligus men-jadi kontrol sosial masyarakat dalam berperilaku.Nilai-nilai yang dikandung merupakan hasil kon-struksi sosial yang lama dan panjang.

Pada masyarakat Minahasa dikenal dengankonsep mapalus yang sangat terkenal dan menonjol(Muklis dkk, 1995). Secara harafiah mapalus mengan-dung makna gotong royong atau bekerjasama.Penerapannya dalam kehidupan masyarakat men-cakup hampir semua pekerjaan, baik dalam kegiatanduka (kemalangan, kegiatan suka (pernikahan,pembaptisan, ulang tahun,mediami rumah baru,dll),kegiatan pembangunan rumah, maupun kegiatanproduksi pertanian. Saling bantu dan kerjasamadibangun dengan konsep resipositas. Bantuan yangdiberikan bisa dalam bentuk materi seperti barang-

barang atau uang, maupun immateri seperti tenaga,penghormatan atau penghargaan.

Sebagai suatu dasar dalam kehidupan suatulingkungan masyarakat, mapalus dipandang sebagaikekayaan atau modal sosial yang memiliki peransebagai pembentukan karakter masyarakat agar bisamemiliki jiwa sosial yang tinggi. Lekatnya jiwa ker-jasama yang ditunjukan lewat mapalus mengan-dungenergi komunitas yang besar, sehingga sampai saatini keberadaannya tetap eksis di masyarakat. Perma-salahan yang terjadi adalah bagaimana budayamapalusakan tetap terus dilakukan bahkan dapatmembangun jiwa sosial pada masyarakat terlebihmembangun karakter generasi muda untuk dapatmenjadi pribadi yang lebih baik.Pada penulisan iniakan mencoba mempelajari dan mengetahui tentangbudaya mapalus pada masyarakat Minahasa danmanfaatnya untuk pembentukan karakter generasimuda.

48

JURNAL STUDI SOSIAL, Th. 6, No. 1, Mei 2014, 47-52

METODEPenelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dariobyek penelitian dan perilaku yang da­pat diamati(Moleong dalam Jurnal of Educational Social Studies,2010: 11). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September dengan mengambil lokasi di Kota Tomo-hon, Kota Tondano, dan Kota Manado. Penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif dengan meng-gunakan multi-metoda pengumpulan data berupapengamatan langsung dan wawancara mendalam(indepth interview). Informan meliputi petani anggotamapalus, petani pengguna jasa mapalus, tokoh formaldan informal masyarakat, tokoh pendidikan, tokohagama dan pemuda. Sebagai penelitian kualitatif,kajian memberi penekanan pada proses dan pemaknaankebudayaan mapalus, yang tidak akan diuji secaraketat dari segi kuantitas, jumlah, intensitas ataupunfrekuensi (Denzin dan Lincoln, 1994).

Fokus pada penelitian ini dasarnya lebih diarah-kan pada rumusan masalah, yaitu membangunkarakter generasi muda melalui budaya mapalussukuminahasa, yaitu pengertian tentang budaya mapalusserta kegiatan yang dilakukan dalam kegiatanmapalus.Teknik pengumpulan data, yaitu observasi,dokumentasi, dan wawancara. Data yang telah ter-kumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakananalisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif yangdikumpulkan akan diinterpretasikan dengan tri-angulasi teori, yaitu membandingkan dan mema-dukan berbagai teori dalam bidang ilmu dan ataulintas ilmu, terutama bidang ilmu kependidikansosiologi dan geografi. Analisis juga dilakukan de-ngan rujukan teman sejawat, baik sekampus maupundi luar lingkungan kampus.

HASIL DAN PEMBAHASANMapalus adalah sebuah bentuk kebudayaan yang

direa-lisasikan melaui kegiatan saling memban-tuyang dilakukan suatu kelompok masyarakat.Kegiatan mapalussampai saat ini masih dilakukanmasyarakat suku Minahasa yang tersebar di kota/kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara.Kegiatanmapalusyang dilakukan oleh kelompok masyarakatberagam, sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatankelompok mapalusyang ada pada suatu daerah.Kegiatan mapalusumumnya memiliki tujuan untuksaling membantu satu sama lain dalam anggota mapa-lus, baik membantu dalam suasana senang (ucapansyukur atas hasil bumi) maupun dalam suasana duka(meninggal dunia).

Dalam kegiatan mapalus yang dilakukanmasyarakat suku minahasa dalam suasana suka(syukur hasil bumi) adalah dengan melakukan kegia-tan panen bersama, yang dilakukan oleh angotamapalus yang ada. Kegiatan ini dilakukan untuk setiapanggota mapalus yang akan melakukan kegiatan pa-nen hasil bumi/pertanian, dimana anggota mapalusmembantu anggota mapalus yang bersyukur atas

hasil pertanian/panen hasil bumi. Di bidang per-tanian misalnya, anggota mapalus membantu dalampemotongan padi di sawah.

Kegiatan mapalusyang dilakukan bermacam-macam, mulai dari pembukaan kebun baru, mem-bersihkan kebun, memanen hasil pertanian,membantu dalam pemasangan rumah panggung,dan bahkan dalam kegiatan mapalus pemerintah jugaturut ambil bagian dalam mendukung kegiatan mapa-lus ini dengan turun langsung dalam kegiatan mapalusyang dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan mapalusyang dilakukan dapat dilihat pada gambar 1-8.

Gambar 1. Kegiatan Panen Padi (Sumber :Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

Gambar 2. Pemotongan Padi (Sumber :Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

Gambar 3. Pengumpulan Hasil Panen (Sumber :Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

49

Reynaldo, Membangun Karakter Generasi Muda Melalui . . .

Gambar 4. Pengerjaan Rumah Panggung (Sumber: Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

Gambar 7. Mapalus Membersihkan Kebun(Sumber :Ade Pricillia pada 24 Oktober 2012)

Gambar 5. Proses Pengerjaan (Sumber :Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

Gambar 6. Rumah Panggung (Sumber :Dokumentasi Reynaldo Joshua Salaki)

Gambar 8. Walikota Manado Mendukung Pro-gram Mapalus (Sumber :Ade Pricillia pada 24

Oktober 2012)

Budaya pada dasarnya memiliki nilai-nilai yangsenantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakanseiring dengan proses perubahan sosial kemasyara-katan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakanbukti legitimasi masyarakat terhadap budaya.Eksistensi budaya dan keragaman nilai-nilai luhurkebudayaan yang xdimiliki oleh bangsa Indonesiamerupakan sarana dalam membangun karakterwarga negara, baik yang berhubungan dengan ka-rakter privat maupun karakter publik.

Chudoba dalam Muji Sutrisno (2008:3)berpendapat bahwa kebudayaan adalah kegiatankreatif dan hidup dari nilai-nilai baru, sedangkanperadaban adalah gagasan-gagasan, karya-karya,alat-alat,adat kebiasaan dan pranata-pranata dalammasa lampau yang tak dapatdiubah.Menurut Lévi-Strauss (2001:146), kebudayaan (culture):keseluruhankompleks pengetahuan dan perilaku, menyangkutilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat istiadat dan semua hasil daya cipta budilain yang dipelajari oleh manusia selaku anggotasuatu masyarakat tertentu dan yang diturunkan darisatu generasi ke generasi yang lain.

Rasid Yunus dalam papernya mengutip penger-tian kebudayan menurut Geertz (1992:5) kebudayaanadalah ‘pola dari pengertian-pengertian atau maknayang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis, suatusistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskandalam bentuk-bentuk simbolik yang dengan caratersebut manusia berkomunikasi, melestarikan danmengembangkan pengetahuan dan sikap mereka ter-hadap kehidupan’. Pendapat ini menekankan bahwakebudayaan merupakan hasil karya manusia yangdapat mengembangkan sikap mereka terhadap kehi-dupan dan diwariskan dari satu generasi ke generasiberikutnya melalui proses komunikasi dan belajaragar generasi yang diwariskan memiliki karakteryang tangguh dalam menjalankan kehidupan.

50

JURNAL STUDI SOSIAL, Th. 6, No. 1, Mei 2014, 47-52

Namun seiring perkembangan zaman, eksistensibudaya dan nilai-nilai budaya yang dimiliki olehbangsa Indonesia sampai saat ini belum optimal da-lam upaya membangun karakter warga negara,bahkan setiap saat kita saksikan berbagai macamtindakan masyarakat yang berakibat pada kehan-curan suatu bangsa yakni menurunnya perilakusopan santun, menurunnya perilaku kejujuran, me-nurunnya rasa kebersamaan, dan menurunnya rasagotong royong diantara anggota masyarakat.

Indonesia merupakan salah satu negara yangmemiliki kebudayaan yang sangat beraneka ragam.Hal ini juga menjadi daya tarik bagi bangsa lainuntuk mengetahui bahkan mempelajari budaya In-donesia, karena budaya juga merupakan perwujudanidentitas bangsa dimana nilai-nilai yang tertanamharus dihormati, dijaga, bahkan dilestarikan agarbudaya yang baik yang sudah ada dapat terus dila-kukan dan tidak akan pudar.

Generasi muda memiliki peranan bahkantanggung jawab dalam menjaga budaya yang adapada suatu daerah. Derasnya arus modereniasi saatini membawa dampak pada masyarakat luas takterkecuali generasi muda, dimulai dari masuknya bu-daya-budaya negara luar yang secara perlahan-lahan mengikiskan nilai-nilai budaya yang ada padasuatu daerah. Hal ini menantang generasi muda, agarsupaya tetap melestarikan,menjaga serta tetap terusmelaksanakan kebudayaan yang sudah ada.

Minahasa merupakan salah satu kabupaten diprovinsi Sulawesi Utara. Minahasa dikenal dengankebudayaannya yang banyak, dimulai dari kebu-dayaan dalam bidang kesenian baik tarian, rumahadat dan kegiatan sosial yang sering dilakukan olehmasyarakat Minahasa yaitu mapalus. Mapalus adalahsuatu budaya tradisional di daerah Minahasa, buda-ya gotong-royong atau tolong-menolong yangberkembang di Minahasa.Mapalus merupakan suatumodel kerja bersama beberapa keluarga, kelompok-kelompok kerja yang dibentuk dalam suatu wilayah.

J.Turang (Teori Dan Praktek Mapalus, 1989)mengemukakan : Pandangan masyarakat Minahasa,bahwa hakekat manusia adalah “makhluk kerjabersama berke-Tuhan-an”. Manusia hidup untuk be-kerja bersama berke-Tuhan-an, bukan bekerjasendiri tetapi bekerja bersama (Working Togetherness),bukan bekerja bersama mengandalkan atau untukkepentingan hidup material tetapi bekerja bersamaatas amanat “Opo Empung”, “Opo Rengan rengan”, “OpoWailan”, atau nama lainnya, dalam bahasa daerahMinahasa (Tuhan Yang Maha Esa). Oleh karenanyasetiap memulai dan menyelesaikan/memperolehhasil pekerjaan harus dilakukan upacara sakraldipimpin oleh Walian (pemimpin keagamaan dalamAgama Tua). Sebelum upacara dilaksanakan harusmendengar suara burung manguni atau melihattanda-tanda alam lainnya atau cara lainnya, sebagaipetunjuk Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakatmelalui Walian atau Pemimpin masyarakat (Tonaas).

Ada sejumlah nilai dasar tradisional yang di-junjung tinggi dan menjadi kaedah-kaedah hidupmanusia/masyarakat Minahasa :- Nilai religius : kesucian, kesalehan, kejujuran,

keadilan, kebenaran. Personifikasi nilai-nilaireligius ditampilkan oleh Walian (PemimpinAgama Tua) yang menjadi penghubung (Media-tor) Opo Empung dengan manusia/masyarakat.

- Nilai Estetika (keindahan) : nilai keindahan iniditampilkan dalam berbagai bentuk dan karyaseni (seni suara, seni musik, sei tari, dsb) dalamberbagai kegiatan/media, seperti “sambil bekerjamenyanyi”, dalam setiap upacara sakral(Rumages) terdapat unsur seni tari/musik/suara,ukiran pada tiang rumah adat, ukiran pada wa-ruga, dan sebagainya. Oleh karenanya seorangseniman sebagai personifikasi nilai-nilai estetika,sangat dihormati dalam masyarakat tradisionalMinahasa.

- Nilai kebenaran hakiki (kebijaksanaan): diakuisebagai Nuwu Tu’ah (Amanat Luhur).Personifikasi “Nuwu Tu’ah” ialah “Tumutuzuk”(Guru) sebagai orang bijaksana. Simbol legen-daris orang bijaksana antara lain yang bernamaKarema, Lumimuut dan Toar.

- Nilai etika : yang menjadi kaedah-kaedah moralkehidupan bersama, kehidupan bersamasekampung (Kawanua), perkawinan suami-istriyang monogami (hanya ada satu suami dan hanyasatu istri). Personifikasi nilai etika ialah “Kaawu”(Suami-Istri). Oleh karenanya “Orang Tua”, si Ina(Ibu) wo si Amak (Ayah) sangat dihormati dalamkehidupan keluarga/masyarakat.

- Nilai kebenaran akali : diakui kebenaranberdasarakan pengalaman dari waktu ke waktuyang menjadi petunjuk/nasehat dalam kehi-dupan misalnya “menebang kayu” pada waktuyang tepat (Oras) supaya tidak cepat rusak, ber-cocok tanam pada bulan yang tepat supaya tidakada hama, dan sebagainya.

- Nilai demokratis : nilai demokratis ditampilkanoleh Tonaas dalam kepemimpinan masyarkatyang mendasarkan/menghargai suara/aspirasirakyat, menjunjung tinggi Musyawarah dan Mu-pakat Adat. Dan pada pihak lain, Tonaas sebagaiorang yang diangkat/diakui sebagai pemimpinkarena karya gemilang dan unggul dalam banyakhal dalam masyarakat yang patut diteladani danmenjadi panutan masyarakat.

- Nilai kebersamaan : nilai kebersamaan ditam-pilkan “Hidup Bersama dan Maju Bersama”(Gotong Royong Khas Minahasa), rasapersahabatan dan ketamah-tamahan yangtinngi, rasa sepenanggungan dalam suka (mapa-lus menyiapkan makanan dan minuman pestapernikahan, memberikan dana bantuan perni-kahan, dsb), sepenanggungan dalam duka(mapalus “mekan” memberikan dana duka, dsb),mapalus membangun rumah, mapalus buka/

51

Reynaldo, Membangun Karakter Generasi Muda Melalui . . .

mengolah kebun, dan sebagainya.- Nilai kekeluargaan : nilai kekeluargaan ditam-

pilkan dalam rukun-rukun keluarga, rukunsedaerah asal (Rukun Kawanua), rukun kam-pung, dan sebagainya.Oleh karenannya personi-fikasi masyarakat Minahasa ialah “sangatmenghormati orang tua dan orang yang ditua-kan” (senior).

- Nilai kerja keras bersama : nilai kerja keras ber-sama menjadi kewajiban setiap warga masya-rakat. Tempo dulu seorang anggota kerja mapalusyang malas/terlambat akan dikenai sanksidipukul atau sanksi lainnya oleh pemim-pinkelompok.

Nilai-nilai dan kaedah-kaedah dasar kehidupanmasyarakat Minahasa dilestarikan melalui nasehat/petuah dalam upacara-upacara yang oleh MKMdikenal dengan “5 Letek” (Lima Kesetiaan) :1. Letek Wia Si Opo Empung (Setia kepada Tuhan

Yang Maha Esa).2. Letek Wia Toktolan Um Banua (Setia pada sendi-

sendi dasar negeri antara lain Mapalus, dandalam masyarakt Indonesia yaitu setia padaPancasila dan UUD 1945).

3. Letek Wia Se Ni Matu’a Wo Nuwu Tuah (Setia padaleluhur dan pesan leluhur para leluhur).

4. Letek Wia Si Inak Wo Si Amak (Setia pada Ibu danAyah).

5. Letek Wia Se Antang Um Banua , Wo Se Kupalus(Setia pada pimpinan/atasan dan juga terhadapteman kerja).

Dalam buku Teori dan Praktek Mapalus oleh J.Turang (1989) dikemukakan : Mapalus merupakansuatu sistem kehidupan masyarakat dalam berbagaibidang kehidupan, sebagai suatu aktualisasi HakekatManusia sebagai makhluk kerja bersama berke-Tuhan-an dan taat pada Kaedah Sistem Nilai Masya-rakat. Oleh karenannya, tempo dulu mapalus sangatdihormati oleh masyarakat Minahasa.Mapalus bukansekedar suatu “kerjasama” (cooperation) yang bekerja-sama untuk suatu kepentingan belaka, melainkansuatu keutuhan hidup “kerja bersama” (working toget-herness) dalam bidang ekonomi, budaya, organisasi,manajemen kerja bersama, masyarakat, keagamaan,pertahana dan keamanan

Ada 5 (lima) azas Mapalus yaitu :1. Azas religious.2. Azas kekeluargaan.3. Azas musyawarah dan mufakat4. Azas kerja bersama5. Azas persatuan dan kesatuan.

KESIMPULANMapalus merupakan kegiatan kerja bersama

(working togetherness) yang sudah menjadi budaya didalam kehidupan suku minahasa. Mapalus dalam

pelaksanaannya secara tidak langsung membentukkarakter manusia/masyarakat menjadi lebih baik, halini ditunjukan lewat tindakan kerja bersama, salingmenghargai satu dan yang lain, mentaati setiapperaturan yang ada dalam suatu kelompok Mapalus,dan saling membantu dalam berbagai kegiatan baikdalam kegiatan suka (pesta/syukur atas hasil ladang)ataupun dalam kegiatan duka (kematian).

Generasi muda dalam menghadapi era yangmaju ini telah dihadapi bahkan dipengaruhi olehkebudayaan luar, sehingga menjadikan nilai-nilaikebudayaan yang sudah ada mulai memudar dantergeserkan dengan kebudayaan daerah negaraasing. Suku Minahasa yang melaksanakan kegiatanMapalus ini diharapakan mampu membentuk karak-ter generasi muda, dimulai dari rasa tolong-meno-long satu dan yang lain, kerja bersama, mem-bentuksikap tanggung jawab, dan sikap menghargai satusama lain.

Saran yang diajukan perlunya dukungan dankerjasama dari semua pihak, baik instansi peme-rintahan maupun swasta di Kabupaten Minahasa,lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakatMinahasa untuk penguatan nilai kebudayaan Mapalusyang ada di Minahasa, khususnya dalam menjaganilai dalam kebudayaan Mapalus yang sudah ada.

Sehingga kebudayan Mapalus dapat terus adadan tertanam dalam kehidupan masyarakat danmembentuk sikap dan nilai-nilai baik terlebih khususgenerasi muda sebagai generasi penerus, dimana ge-nerasi muda dapat dapat mengambil nilai-nilai baikyang terkandung dalam kebudayaan Mapalus sukuMinahasa dalam membangun karakter baik pribadimaupun kelompok.

52

JURNAL STUDI SOSIAL, Th. 6, No. 1, Mei 2014, 47-52

DAFTAR RUJUKAN

Herlina Tarigan. Juli 2005. Kelembagaan KetenagakerjaanMapalus Pada Masyarakat Minahasa. ICASEPSWORKING PAPER No.80

Lévi-Strauss, Claude. 2001. Mitos, Dukun dan Sihir.Terjemahan Cremers dan De Santo. Jakarta :Kanisius.

Prof.DR.J.Turang,dkk. November 1997. Profil Kebuda-yaan Minahasa. Majelis Kebudayaan Minaha-sa.Tomohon

Rasid Yunus.1 April 2013. Transformasi Nilai-NilaiBudaya Lokal Sebagai Upaya (Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula di Kota

Gorontalo ) Pembangunan Karakter Bangsa. JurnalPenelitian Pendidikan Vol.14 No.1

Stanislaus Mangkey, dkk.April 2010. KebudayaanMinahasa : Kajian Etnolinguistik Tentang KonstrukNilai Budaya Lokal Menghadapai Persaingan Glo-bal. Interlingua Vol.4

Sutrisno, M. 1995. Filsafat, Sastra dan Budaya, Jakarta:Obor

Treesye I. Turang, dkk. 2012. Kajian PeranMapalus Dalam Pemberdayaan Masyarakat di KotaTomohon.Wacana Vol.15

Diakses Online dari http://adepricillia23.wordpress.c o m / 2 0 1 2 / 1 0 / 2 4 / b u d a ya - m a p a l u s -minahasa/. Tanggal 17 September 2014 Pukul14:45 WITA.