meningitis serosa
DESCRIPTION
meningitis serosa adalahTRANSCRIPT
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
1/24
MENINGITISMENINGITIS
TUBERKULOSATUBERKULOSA
I. PENDAHULUAN
Sampai saat ini tuberkulosis masih merupakan masalah besar di
Indonesia maupun negara berkembang lainnya, dan dapat menimbulkan
beberapa penyulit. Meningitis tuberkulosa merupakan salah satu penyulit
tuberkulosis, yang mempunyai morbiditas dan mortalitas tinggi, denganprognosis buruk. Walaupun pengobatan saat ini telah maju, gejala sisa dari
meningitis tuberkulosa masih sering ditemukan, dan mortalitasnya masih
cukup tinggi. Penyakit ini masih banyak ditemukan di Indonesia dan
insidensnya sebanding dengan insidens tuberkulosis itu sendiri.(1)
II. DEFINISI
Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput otak akibat komplikasi
tuberculosis primer.()
III. EPIDEMIOLOGI
Insidens meningitis tuberkulosa sangat ber!ariasi dan bergantung
kepada tingkat sosio"ekonomi dan kesehatan masyarakat, umur, status gi#i
serta $aktor genetik yang menentukan respons imun seseorang. Sejak tahun
1%&'"1%&, och dan *arson menemukan &+ kasus meningitis tuberkulosa
dari - kasus meningitis bakterial. Menurut uerbach, insidens meningitis
tuberkulosa sebanyak ,+ dari %/ anak yang meninggal karena
tuberkulosis.
0i Inggris pada tahun 1%/-"1%/%, insidens meningitis tuberkulosa
sekitar 1+, sedangkan penelitian menemukan sekitar /"1+. Penyakit ini
1
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
2/24
dapat menyerang semua umur dan insidens tertinggi menurut umur pasien dari
masing"masing penulis berbeda"beda, tetapi jarang ditemukan pada usia di
baah 2 bulan dan hampir tidak pernah pada usia dibaah & bulan, insidens
tertinggi pada usia 2 bulan"2 tahun, peneliti lain ada yang menemukan
insidens tertinggi pada usia 2" bulan. Peneliti 3ropa menemukan insidens
tertinggi pada musim semi, yaitu antara bulan pril sampai 4uni. 5eberapa
penulis menemukan baha in$eksi morbili dan pertusis serta trauma kepala
sering mendahului timbulnya meningitis tuberkulosa.(1)
IV. PATOFISIOLOGI.
Meningitis tuberkulosa pada umumnya sebagai penyebarantuberkulosis primer, dengan $okus in$eksi di tempat lain. 5iasanya $okus
in$eksi primer di paru, namun 5lockloch menemukan ,-+ dengan $okus
in$eksi primer di abdomen, ,1+ di kelenjar lim$e leher dan 1,+ tidak
ditemukan adanya $okus in$eksi primer. 0ari $okus in$eksi primer, basil
masuk ke sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar lim$e regional,
dan dapat menimbulkan in$eksi berat berupa tuberkulosis milier atau hanya
menimbulkan beberapa $okus metastase yang biasanya tenang.(1)
Mula"mula terbentuk tuberkel di otak, selaput otak, atau medulla
spinalis, sebagai akibat penyebaran kuman hematogen selama in$eksi primer
atau selama perjalanan tuberculosis kronik. emudian timbul meningitis
sebagai akibat lepasnya basil dan antigen dari tuberkel yang pecah karena
rangsangan mungkin trauma atau $actor imunologis. uman kemudian
langsung masuk ke ruang subaaknoid atau !entrikel. 6al ini mungkin terjadi
segera sesudah dibentuknya lesi atau setelah periode laten beberapa bulan atau
tahun.(&)
5ila hal ini terjadi pada pasien yang sudah tersensitisasi maka
masuknya kuman ke dalam ruang sub arakhnoid menimbulkan peradangan
yang menyebabkan perubahan dalam cairan serebrospinal. 7eaksi peradangan
ini mula"mula timbul di sekitar tuberkel yang pecah, tetapi kemudian tampak
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
3/24
jelas di selaput otakpada dasar otak dan ependim. Meningitis basalis yang
terjadi akan menimbulkan komplikasi neurologist berupa paralysis sara8$
kranialis.(&)
Pada pemeriksaan histologis, meningitis tuberkulosa ternyata
merupakan meningoence$alitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada
dasar otak terutama pada batang otak ( brain stem ) tempat terdapat eksudat
dan tuberkel. 3ksudat yang sero$ibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan
obstrukti$ pada sternabasalis dan mengakibatkan hidrosepalus serta kelainan
sara$ otak. 9ampak juga kelainan pada pembuluh darah seperti arteritis dan
$leblitis yang menimbulkan penyumbatan. kibat penyumbatan ini dapat
terjadi in$ark otak yang kemudian akan mengakibatkan pelunakan otak.
()
V. PATOLOGI
:ambaran patologi pada meningitis tuberkulosa ada tipe, yaitu;
1. 0isseminated miliary tubercles, seperti pada tuberkulosis milier
.
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
4/24
VI. GEJALA KLINIS.
Secara klinis kadang"kadang jarang terdapat gejala meningitis nyata
alaupun selaput otak sudah terkena. 6al demikian terdapat pada tuberkulosis
miliaris. Sehingga pada penyebaran miliar sebaiknya dilakukan pungsi lumbal
alaupun gejala klinis belum nampak. ()
:ejala biasanya didahului oleh stadium prodormal berupa iritasi
selaput otak. Meningitis biasanya mulai perlahan"lahan tanpa panas atau
hanya terdapat kenaikan suhu yang ringan, jarang terjadi akut dengan panas
yang tinggi, sering dijumpai anak mudah terangsang atau anak menjadi apatis.
nak besar dapat mengeluh nyeri kepala anoreksia, obstipasi dan muntah jugasering ditemukan.()
Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dengan kejang,
gejala diatas menjadi lebih berat dan rangsangan meningeal mulai nyata,
kuduk kaku, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus, re$leks
tendon menjadi lebih tinggi, ubun"ubun menonjol dan pada umumnya juga
terdapat kelumpuhan urat sara$ mata sehingga timbul gejala strabismus dan
nistagmus. Sering turberkel terdapat di koroid. Suhu tubuh menjadi lebih
tinggi dan kesadaran lebih menurun sampai sopor.()
Stadium terminal berupa kelumpuhan"kelumpuhan, koma menjadi
lebih dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali, nadi dan
pernapasan menjadi tidak teratur, kadang"kadang terjadi pernapasan cheyne"
stokes hiperpiraksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadaran pulih
kembali.()
9iga stadium ini biasanya tidak mempunyai batas yang jelas antara
satu dengan yang lainnya. =amun bila tidak diobati umumnya berlangsung
tiga minggu sebelum anak meninggal. ()
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
5/24
VII. DIAGNOSIS
0iagnosis meningitis tuberkulosa ditegakkan berdasarkan gambaran
klinis, riayat ada kontak dengan pasien 95* yang kadang"kadang
asimtomatik, uji tuberkulin positi$, dan kelainan cairan serebrospinal. >ji
tuberkulin anergi terdapat pada &2+ pasien.
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
6/24
menurun, bila cairan otak didiamkan maka akan timbul $ibrinous eb
(po!iken). 9empat yang sering ditemukannya basil tuberkulosis.
adang"kadang jumlah sel pada $ase akut dapat mencapai lebih kurang
1'''Amm&. kadar protein meninggi dan glukosa menurun, uji tuberkulin (B)
anergi pada &2+.
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
7/24
bersi$at bakteriostatik diberikan dengan dosis '"' mgAkg55Ahari atau '"/'
mgAkg55 dua kali seminggu dibagi dalam "& dosis, diberikan selama bulan
secara oral. 3tambutol bersi$at bakteriostatik diberikan dengan dosis 1"
mgAkg55Ahari atau ' mgAkg55 dua kali seminggu secara oral selama
minimal % bulan. Pada anak usia muda dapat terjadi neuritis optika atau atro$i
optik, sehingga diberikan pada anak di atas tahun, tetapi pengalaman kami
tidak pernah terjadi komplikasi seperti itu. Streptomisin bersi$at bakteriosid
diberikan dengan dosis ' mgAkg55Ahari, tetapi kami tidak pemah
menggunakan lagi. 3$ek samping berupa gangguan !estibular atau auditori
(keseimbangan atau pendengaran), tetapi lebih sering gangguan
keseimbangan.
X. KOMPLIKASI .
0apat terjadi karena akibat pengobatan yang tidak sempurna atau
pengobatan yang terhambat, dapat terjadi cacat neurologis berupa paresi,
parentis sampai deserebrasi. 6idrose$alus akibat sumbatan, resorbsi berkurang
atau produksi berlebihan dari likuor serebrospinalis.
nak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang"kadang timbul
retardasi mental.()
XI. PROGNOSIS
Pasien meningitis tuberkulosa yang tidak diobati bisanya meninggal
dunia. Prognosis tergantung kepada $aktor stadium penyakit saat pengobatan
dimulai dan umur pasien. Pasien yang berumur lebih muda dari & tahun
mempunyai prognosis lebih buruk daripada yang lebih tua.
6anya 1-+ dari yang hidup mempunyai neurologis dan intelek
normal. :ejala sisa neurologis yang terbanyak adalah paresis spastik, kejang,
paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas. ornplikasi pada mata berupa
atro$i optik dan kebutaan. :angguan pendengaran dan keseimbangan
disebabkan oleh obat streptomisin atau. oleh penyakitnya sendiri. :ejela sisa
/
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
8/24
neurologis minor berupa kelainan sara$ otak, nistagmus, ataksia, gangguan
ringan pada koordinasi dan spastisitas.
:angguan intelektual terjadi kira"kira pada dua pertiga pasien yang
hidup. Pada pasien ini biasanya mempunyai kelainan 33: yang berhubungan
dengan kelainan neurologis menetap seperti kejang dan mental subnormal.
alsi$ikasi intrakranial terjadi pada kira"kira sepertiga pasien yang sembuh.
Seperlima pasien yang sembuh mempunyai kelainan pituitari dan
hipotalamus, dan akan terjadi prekoks seksual, hiperprolaktinemia, dan
de$isiensi 06, hormon pertumbuhan, kortikotropin dan gonadotropin.(1)
-
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
9/24
KEPUSTAKAAN
1. 9aslim S. Soeomenggolo dkk, 5uku jar =eurologi
nak, 5alai Penerbit Ikatan 0okter nak Indonesia, 4akarta, 1%%%
. Sta$ pengajar Ilmu esehatan nak,
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
10/24
STATUS PASIEN
I. Anamnesa Pribai
=ama ; n.
>mur ; tahun 2 bulan
4enis elamin ; ?aki"laki
Suku ; 4aa
gama ; Islam
lamat ; 4l. Sayur 0usun III 9. 6ilir
9anggal Masuk 7.S ; '1 "'"'1&
II. Anamnesa Pen!a"i#
eluhan >tama ; tangan kanan susah digerakkan dan kedua tungkai
sudah tidak dapat digerakkan.
9elaah ; Gs datang ke 7S>0 0r. 7M.0joelham 5injai pada
tanggal '1 $ebruari '1& dengan keluhan tangan kanan susah digerakkan dan
kedua tungkai tidak dapat digerakkan sejak satu bulan yang lalu secara tiba"tiba.
Gs juga mengeluh demam dan kejang sejak hari yang lalu sebanyak @,
lamanya kejang kurang lebih selama menit, setelah kejang os sadar dan
langsung menangis. Sesak na$as (B). 7iayat batuk pilek sejak 1 bulan yang lalu.
1'
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
11/24
7P9 ; "
7PG ; "
III. S#a#$s Presen#
Sensorium ; *ompos Mentis
9ekanan 0arah ; "
=adi ; 1'' @Ai
Pernapasan ; ' @Ai
9emperatur 9ubuh ; &-. '*
IV. S#a#$s Ne$r%&%'is
A. Ran'san'an Menin'ea&
1. aku kuduk ; (B)
. 5rud#inski I ; ("A")
&. 5rud#inski II ; ("A")
. 5rud#inski III ; ("A")
. ernig ; (BAB)
B. Ran'san'an Rai"$&er
1. ?ase8ue ; (BAB)
11
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
12/24
. *ross ?ase8ue ; (BAB)
&. ?ermint test ; (" A" )
(. Pemeri"saan Ner)$s (rania&is
=er!us I Meatus =asi 0e@tra Meatus =asi Sinistra
=ormosmia
nosmia
Parosmia
akosmia
>ncinate $it
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
=er!us II Gkuli 0e@tra Gkuli Sinistra
Hisus
7e$lek pupil
"?angsung
"9idak langsung
Sulit dinilai
(B)
(B)
Sulit dinilai
(B)
(B)
=er!us III, IH, HI Gkuli
0e@tra
Gkuli
Sinistra
1
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
13/24
:erakan bola mata
Ptosis
=istagmus
Pupil
?ebar
5entuk
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
14/24
Memejamkan mata
Menggembungkan pipi
Memperlihatkan gigi geligi
Mencucurkan bibir
?ago$talmus
(B)
(B)
(B)
(B)
(")
(B)
(B)
(B)
(B)
(")
Sensorik
Pengecapan A& 0epan ?idah 90P 90P
Stapedial 7e$leks
:labela 7e$leks
90P
90P
90P
90P
=er!us HIII anan iri
uditorius
Pendengaran
9es 7inne
9es Weber
9es Schabach
Hestibularis
=istagmus
9est 7omberg
Stepping 9est
9andem Walking
=ormal
90P
90P
90P
90P
90P
90P
90P
=ormal
90P
90P
90P
90P
90P
90P
90P
1
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
15/24
=er!us I,
Posisi Pallatum Mole
:erakan Pallatum Mole
Posisi >!ula
:erakan >!ula
0isatria
0is$onia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
(")
(")
Posisi
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
16/24
D. Pemeri"saan M%#%ri"
Re*&e"s
4enis 7e$leks anan iri7e$leks
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
17/24
E. Sis#em E"s#rairamia&
9remor ; ( " )
*horea ; ( " )
9ik ; ( " )
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
18/24
Gs datang ke 7S>0 0r. 7M. 0joelham 5injai pada tanggal '1 $ebruari '1&,
dengan keluhan tangan kanan susah digerakkan dan kedua tungkai sudah tidak
dapat digerakkan.
Gs mengeluh batuk pilek sejak 1 bulan yang lalu
Gs mengeluh demam
Gs juga sempat kejang sebanyak @ selama kurang lebih menit.
RPT : -
7PG ; "
StatusPresent
Sensorium ; *ompos Mentis
=adi ; 1'' @Ai
Perna$asan ; ' @Ai
9emperatur tubuh ; &-. '*
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan ;
aku kuduk ( B )
0itemukan re$leks kernig (BAB)
0itemukan re$leks lasegue (BAB) dan cross lasegue (BAB)
0ijumpai re$leks babinski (BAB), chaddock (BAB), gordon (BAB), schae$er (BA
B), ho$$man tromner (BAB).
II. Pemeri"saan en$n/an'
9anggal '1A'A'1&
?aboratorium
?eukosit ; , @ 1'& Au?
3ritrosit ; &,%& @ 1'2Au?
6b ; 11, grAdl
III. Dia'n%sa Banin'
" Meningitis Serosa
1-
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
19/24
" Meningitis Purulenta
IV. Dia'n%sa semen#ara
Meningitis Serosa
V. Terai
" 5ed rest
" IH
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
20/24
FOLLO0 UP PASIEN
+, F%&&%1 $ #an''a& 2+ *ebr$ari -2+3 s4 25 *ebr$ari -2+3
'1 $ebruari '1& ' $ebruari '1& ' $ebruari '1&
eluhan >tama 9angan dan kaki tidak
bisa digerakkan
9angan dan kaki tidak
bisa digerakkan
9angan dan kaki ti
bisa digerakkan
Status Present Sens ; compos mentis
90; "
67; 1''@A menit
77; '@A menit
9; &-, J*
Sens ; compos mentis
90 ; "
67 ; @Amenit
77 ; @Amenit
9 ; J*
Sens ; compos mentis
90; "
67 ; 11@Amenit
77 ; &'@Amenit
9 ; &%,& J*
Peningkatan
9ekanan
Intrakranial
ejang ;( " )
Muntah ; ( " )
=yeri epala ; ( B )
ejang ; ( " )
Muntah ; ( " )
=yeri epala ; (B)
ejang ; ( " )
Muntah ; ( " )
=yeri epala ; ( B )
Perangsangan
meningeal
aku uduk ; ( B )
ernig ; ("A")
5rud#inski I ; ( " )
aku uduk ; ( B )
ernig ; ("A")
5rud#inski I ; ( " )
aku uduk ; ( B )
ernig ; ("A")
5rud#inski I ; ( " )
'
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
21/24
5rud#inski II ; ( " )
5rud#inski III ; ( " )
5rud#inski II ; ( " )
5rud#inski III ; ( " )
5rud#inski II ; ( " )
5rud#inski III ; ( " )
=er!us ranialis = I ; 90P
= II, III ; re$lekscahaya BA"
= H ; re$leks kornea
(BAB), de!iasi rahang
ke sebelah kiri
= HII ; de!iasi sudut
mulut ke kanan
= HIII ; pendengaran
normal
= I, ; 7e$leks
muntah (B)
= I ; 90P
= II ; lidah kearah
kanan
= I ; 90P
= II, III ; re$lekscahaya BA"
= H ; re$leks kornea
(BAB), de!iasi rahang
ke sebelah kiri
= HII ; de!iasi sudut
mulut ke kanan
= HIII ; Pendengaran
normal
= I, ; 7e$leks
muntah (B)
= I ; 90P
= II ; lidah kearah
kanan
= I ; 90P
= II, III ; re$leks cahBA"
= H ; re$leks kornea
(BAB), de!iaSsi rah
ke sebelah kiri
= HII ; de!iasi su
mulut ke kanan
= HIII ; Pendenga
normal
= I, ; 7e$l
muntah (B)
= I ; 90P
= II ; lidah kea
kanan
7e$leks
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
22/24
9erapi " 5ed rest
" IH
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
23/24
Perangsangan
meningeal
aku uduk ; ( B )
ernig ; ("A")
5rud#inski I ; ( " )
5rud#inski II ; ( " )
5rud#inski III ; ( " )
=er!us ranialis = I ; 90P
= II, III ; re$leks
cahaya BA"
= H ; re$leks kornea
(BAB), de!iasi rahang
ke sebelah kiri
= HII ; de!iasi sudut
mulut ke kanan
= HIII ; pendengaran
normal
= I, ; 7e$leks
muntah (B)
= I ; 90P
= II ; lidah kearah
kanan
7e$leks
-
5/24/2018 Meningitis Serosa
24/24
0iagnosa Stroke hemoragik
9erapi " 5ed rest
" IH