menuju tata kelola cagar biosfer cibodas yang baik · pengelolaan cagar biosfer cibodas yang...
TRANSCRIPT
AGUSTUS 2012
This publication was produced by ITTO Project “Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve,
West Java, under Contract No. TFL – PD 019/10 Rev.2 (M)
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer
Cibodas yang Baik
Pengembangan Strategi Implementasi Program
Cagar Biosfer Cibodas melalui Pendekatan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJM-Des)
DESA LANGENSARI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI
2
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer Cibodas yang Baik Pengembangan Strategi Implementasi Program Cagar Biosfer Cibodas melalui Pendekatan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa)
Laporan Kegiatan
Program, activity, or project number : Developing Collaborative Management of
Cibodas Biosphere Reserve West Java under
Contract No. TFL-PD 019/10 Rev 2 (M)
Date of publication : Agustus 2012
Location : Desa Langensari Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi, West Java - Indonesia
Fasilitator/ Trainer : Dandang Mulyadi
National Consultant ITTO Project : Usep Suparman
3
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmatnya laporan kegiatan yang berjudul
Pengembangan Strategi Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pendekatan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa): Perencanaan Berbasis Parapihak dapat hadir di
depan pembaca sebagai upaya mendorong peningkatan kualitas perencanan konservasi
keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan khususnya di tingkat desa.
Pilihan menetapkan Desa Langensari menjadi percontohan dalam implementasi pengelolaan Cagar
Biosfer Cibodas merupakan pilihan yang sangat strategis, mengingat secara geografis Desa Langensari
terletak pada ketinggian yang relative sedang dan tinggi dengan kondisi topografi bergelombang, serta
curah hujan yang cukup tinggi juga. Faktor-faktor tersebut membentuk kondisi ekologi dan ekosistem
Desa Langensari yang relative melimpah dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati
merupakan modal dasar pembangunan, akan tetapi sifatnya yang rentan maka pemanfaatan dan
pengelolaan keanekaragaman hayati harus secara arif dan bijaksana yang dipadukan dengan upaya
pengembangan pembangunan berkelanjutan disegala aspek yang ada di desa tersebut.
Desa Langensari yang merupakan pilihan bersama para pihak akan mendorong kebijakan
pembanguan berkelanjutan berlandaskan kaidah-kaidah konservasi sumber daya alam. Berdasarkan
hal tersebut, maka semua aspek pembangunan Desa Langensari harus mengacu pada konservasi.
Perencanaan partisipatif pengembangan strategi implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas
melalui pendekatan rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Des) ini bertujuan untuk
strategi pada bidang-bidang kajian pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya bagi implementasi
pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang berkelanjutan.
Laporan ini terdiri atas 3 (tiga) komponen kegiatan. Titik berat pembahasan terdapat pada aspek arah
kebijakan dan rencana aksi implementasi progam/kegiatan yang telah disusun oleh tim pemerintahan
desa yang tertuang dalam RPJM-Desa.
Akhirnya penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan laporan ini. Semoga hasil ini menjadi langkah nyata menuju Desa Langensari menjadi
Desa dalam mendorong upaya konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan
berbasis parapihak.
Sukabumi, Agustus 2012
Tim Penyusun
4
Executive Summary
PENDAHULUAN
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama dengan program
MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan
berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal. Sebagai
kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi, pemberdayaan
masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan alam, cagar biosfer
adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang
mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan pada tingkat regional.
Pada saat ini CBR dalam tahapan pengembangan program berbasis para pihak yang dibuat dengan
jangka panjang, dimana dalam pengelolaannya tersebut akan mengikat pemerintah
daerah/kabupaten/kota/propinsi dan para pemangku lainnya untuk mengimplementasikan kegiatan-
kegiatan dalam rangka pengelolaan cagar biosfer cibodas di Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi
dengan prinsip-prinsip memperbaiki pembangunan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman
hayati melalui dukungan collaborative management atau pengelolaan kolaboratif kawasan konservasi
dan kawasan hutan lainnya yang mempunyai nilai biodiversity tinggi.
Efektifitas pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan Cagar Biosfer cibodas guna mengatasi
permasalahan, untuk merespon kebutuhan dan menjawab tantangan perkembangan masayarakat,
ditentukan sejauh mana proses pembangunan dan pengelolaan dapat meningkatkan kapasitas desa
mencapai kemandirian dan kesejahteraan, karena sebagian besar penduduk berada di daerah
penyangga kawasan konservasi. Dengan demikian, keberhasilan membangun desa akan memberikan
dampak yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan nasional secara makro.
Dari cara pandang di atas, menjadi sangat penting untuk memacu peningkatan kapasitas masyarakat
dan aparatur Pemerintahan Desa dengan meningkatkan daya dukung (support system) dalam
pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang mencakup mutu, kesesuaian dan ketepatan perangkat lunak
pembangunan desa, efektivitas system pengelolaan pembangunan desa, kemampuan desa, dan
keberdayaan masayarakat maupun para pemangku lainnya dalam mewujudkan konservasi
keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Kecenderungan selama ini perencanaan yang dibuat di tingkat desa lebih menghasilkan prioritas
program/kegiatan yang bersifat “instant” - langsung dirasakan secara ekonomi dan fisik karena
dianggap lebih mudah dalam pelaksanaannya, kasar mata, mudah diukur, menyerap lapangan kerja,
dan argumentasi lainnya. Hal ini juga yang menjadi alasan mengapa beberapa desa lebih
mengupayakan pembangunan infrastruktur dibanding non fisik, karena kondisi geografis, akses yang
terbatas dan keterisolasian, memerlukan penanganan segera dengan pertimbangan keterbatasan
anggaran.
5
Berkaitan hal tersebut, perencanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dengan perencanaan
pembangunan desa harus diletakan secara komprehensif untuk menjebatani kebutuhan
pengembangan wilayah, penguatan sektor dan harmonisasi para pelaku pembangunan. Hal ini
dirasakan perlu untuk disusun sebuah rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJM-Desa)
yang dapat membantu perencanaan dan pelaksanaan dalam mengintegrasikan konservasi
keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang diprioritaskan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun. Paling tidak, harapan RPJM-Desa ini dapat mengisi kekosongan konflik dapat dipahami
pada saat pengkajian kondisi desa termasuk gagasan sinkronisasi dan pengintegrasian prespektif
dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan.
MAKSUD KEGIATAN
Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang terlibat dalam proses penyusunan
RPJM-Desa dan RKP Desa sebagai penunjang dalam upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis
para pihak.
TUJUAN KEGIATAN
a. Mendorong terwujudnya RPJM-Desa dan RKP Desa sebagai dokumen perencanaan yang penting
dan berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan pembangunan desa untuk mempromosikan
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan;
b. Mewujudkan perencanaan pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
keadaan setempat;
c. Merumuskan arah, tujuan, kebijakan dan strategi pembangunan desa; dan
d. Menyelaraskan rencana kegiatan, anggaran, peran serta, tanggung jawab dan rasa memiliki
masyarakat di desa dalam proses pengelolaan cagar biosfer cibodas berbasis para pihak.
HASIL YANG DIHARAPKAN
� Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat desa yang sesuai
dengan aspirasi, kebutuhan masyarakat dan pengembangan ke depan;
� Komitmen dan tanggung jawab para pemangku kepentingan baik pemerintah desa, masyarakat,
BPD, swasra, dan lembaga lainnya dalam mencapai visi pembangunan di desa;
� Memperkecil tingkat kesenjangan antar kelompok melalui program pembangunan terpadu;
� Kontribusi masyarakat dalam memelihara, mengembangkan dan melestarikan hasil pembangunan
desa;
� Memperkuat kerekatan sosial dalam rangka pengelolaan sumber daya secara berkeadilan,
transparan dan berpihak kepada kelompok marjinal; dan
� Acuan bagi usulan kebijakan Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas ke Pemerintahan
Daerah/Kabupaten/Kota/Propinsi. KERANGKA PENDEKATAN
� Demokratis dan partisipatif
� Buttom-up planning
� Top-down planning
6
WAKTU KEGIATAN
Kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des)
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu :
• Hari/Tanggal : Senin s/d Rabu/ 6-8 Agustus 2012
• Tempat : Kantor Pemerintahan Desa Langensari Kec. Sukaraja Kab. Sukabumi
KOMPONEN KEGIATAN
A. Tahap Persiapan
1. Orientasi dan Sosialisasi Perencanaan Desa.
2. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa.
3. Penyusunan Rencana Kerja Penyiapan Dokuman RPJM Desa.
B. Tahap Pelaksanaan
Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa
1. Penyusunan Profil Desa.
2. Kajian terhadap Dinamika Konflik
3. Kajian terhadap RPJMD.
4. Kajian terhadap Visi, Misi dan Program Prioritas Desa.
5. Analisis keuangan Desa.
6. Penyusunan Rancangan Awal RPJM Desa.
7. Diskusi Terfokus (FGD) untuk setiap Topik.
8. Pembahasan Rancangan Awal RPJM Desa bersama SKPD.
9. Musrenbang RPJM Desa.
10. Naskah Kesepakatan Hasil Musrenbang RPJM Desa.
Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Desa
1. Penyusunan Rancangan Akhir dokumen RPJM Desa.
2. Penetapan Naskah Perdes RPJM Desa.
C. Tahap Pelembagaan
Masyarakat perlu mengetahui arah kebijakan dan prioritas pembangunan 5 (lima) tahun ke depan
yang disusun dan disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan di desa khususnya
dalam penyusunan RPJM Desa. Kegiatan ini dilakukan melalui forum atau pertemuan warga
(formal/informal), papan pengumuman, surat edaran, dan lain-lain.
PESERTA DAN PANITIA KEGIATAN
Peserta yang mengikuti proses penyusunan RPJM-Des ini diikuti oleh 15 (lima belas) peserta yang
merupakan perwakilan dari: Kepala Desa, Sekretaris Desa, BPD, LPMD, KADUS, RT/RW, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Agama, PKK, dan Kelompok Tani.
ALUR PROSES PENYUSUNAN RENCANA JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA)
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENYUSUNAN PROFIL DESA
Penyusunan profil desa merupakan bagian dari kajian desa yang dilakukan secara partisipatif dalam
rangka mengenal kondisi desa secara komprehensif. Profil desa merupakan gambaran wilayah dan
aspek pengembangan sumber daya secara keseluruhan menyangkut kondisi saat ini tentang fungsi-
fungsi pemerintah dan pembangunan pada umumunya. Profil Desa erupakan instrument penting
dalam perencanaan khususnya RPJM Desa untuk mengindentifikasi, mengorganisasikan dan
mengkoordinasikan informasi data dalam rangka penambilan keputusan dan kebijakan pembangunan.
Profil desa menyediakan data dasar yang tediri dari data keluarga, potensi desa, kelembagaan secara
berkelanjutan (time series) sebagain informasi penting dalam menyusun dokumen RPJM Desa.
Permendagri No.12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan
Kelurahan, menyatakan bahwa profil desa digunakan dalam rangka mengetahui gambaran potensi dan
tingkat perkembangan desa atau kelurahan secara akurat, komprehensif dan terpadu. Hal ini
memudahkan bagi Desa untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan yang dicapai dalam
penyenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan desa dan menentukan alternative program pembangunan
5 (lima) tahun. Penyusunan profil desa merupakan upaya mengenal kondisi sosial, budaya dan
ekonomi yang berpengaruh terhadap perubahan, distribusi sumber daya dan tantangan masyarakat
dalam membangun sisuasi aman, mencegah terjadinya konflik serta memberikan masukan dalam
upaya perdamaian.
KONDISI UMUM DESA LANGENSARI KECAMATAN SUKARAJA
KABUPATEN SUKABUMI Geografi dan Demografi
Desa Langensari terletak di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat yang
memiliki luas wilayah 454 Ha. Jumlah penduduk Desa Langensari sebanyak 9.393 jiwa yang terdiri
dari 4.750 laki-laki dan 4.643 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.826KK..
Batas-batas administratif pemerintahan Desa Langensari Kecamatan Sukaraja sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
• Sebelah Selatan : Desa Pasir Halang
• Sebelah Barat : Desa Cisarua dan Limbangan
• Sebelah Timur : Desa Margaluyu dan Salaawi
Dilihat dari tofografi dan kontur tanah, Desa Langensari Kecamatan Sukaraja secara umum berupa
daratan dan sawah yang berada pada ketinggian antara 700 m s/d 1200 m diatas permukaan laut
(dpl) dengan suhu rata-rata berkisar antara 22 s/d 320 Celcius. Desa Langensari terdiri dari 4 (Empat)
Dusun, 15 (Lima Belas) orang Rukun Warga (RW) dan 50 (Lima Puluh) orang Rukun Tetangga (RT).
Sedangkan untuk mencapai desa dari ibu kota Kabupaten Sukabumi 68 km persegi dengan waku
9
tempuh 120 menit dan ibu kota Kecamatan Sukaraja 5 km persegi dengan waktu tempuh 30 menit
dengan menggunakan transportasi darat. Transportasi yang biasa dipergunakan masyarakat berupa
kendaran roda dua dan roda empat.
Keadaan Sosial Budaya
Dalam bekerja, umumnya perempuan dan laki-laki bekerja bersama-sama dan tidak berubah dari dulu
sampai sekarang. Beberapa pekerjaan yang dilakukan perempuan selain pekerjaan rumah tangga
adalah bertani, pemetik teh dan buruh tani. Dari agama, sebagian besar masyarakat desa beragama
Islam. Agama Islam berpengaruh kuat pada budaya masyarakat.
Keadaan Ekonomi
Mata pencaharian utama masyarakat Desa Langensari Kecamatan Sukaraja dalam memenuhi ekonomi
sehari-hari terdiri dari:
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Petani 2341 orang Nelayan 0
Buruh Tani 3148 orang Montir 0
Pedagang 0 Peternak 5 orang
PNS 112 orang Pertukangan 246 orang
TNI/Polri 8 orang Pemulung 5 orang
Karyawan Swasta 112 orang Lain-lain -
Keadaan Sarana dan Prasarana Umum
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan umum yang terdapat di Desa Langensari Kecamatan Sukaraja meliputi:
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Paud 4 unit SLTP 1 unit
Taman Kanak-kanak 1 unit SLTA/ SMK -
Sekolah Dasar (SD) 3 unit Perguruan Tinggi -
MI 1 unit Lainnya -
MTs 1 unit
Sedangkan untuk jumlah tenaga pengajar terdiri dari :
Tenaga Jumlah Tenaga Jumlah
Taman Kanak-kanak/ PAUD - SLTP/ MTs 10 orang
Sekolah Dasar (SD) 30 orang SLTA/ SMK -
MI 6 orang
10
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di desa Langensari meliputi:
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Puskesmas - Dokter Praktek 1 orang
Puskesmas Pembantu - Bidan 1 orang
Polides - Perwat 5 orang
Balai Pengobatan/ Klinik - Petugas Gizi Keliling -
Dokter Rumah Sakit 1 orang Dukun Bayi Terlatih -
Posyandu 10 unit
Sarana dan Prasana Ekonomi
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Bank - Raksa Desa -
Koperasi Unit Desa - Toko/ Warung -
Pasar - GOR 1 unit
BUMDES 1 unit Lapangan sepak Bola 1 unit
Industri Rumah Tangga - Lapangan Bola Volly 1 unit
Perusahaan Kecil - Lapangan Bulu Tangkis 3 unit
Perusahaan Besar -
Prasarana Desa
Sarana Jumlah Sarana Jumlah
Mesjid 21 unit Vihara -
Mushola 56 unit Pura -
Madrasah - Pesantren 6 unit
Gereja -
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Sawah 216 ha Hutan Negara 4 ha
Kelompok Tani 7 kelompok Perkebunan 75 ha
Anggota Kelompok Tani 70 orang Lahan Kritis 600 ha
Kebun/ Tegalan 37 ha
Peternakan
Potensi Jumlah Potensi Jumlah
Kambing 115 ekor Sapi Potong 15 ekor
Domba 527 ekor Sapi Perah 30 ekor
Ayam Kampung 515 ekor
11
KONDISI PEMERINTAHAN DESA
Pembagian Pemerintahan Desa
Urusan pemerintahan desa dilakukan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa atau
BPD untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Pemerintah desa terdiri dari kepala
desa yang dibantu oleh sekretaris desa, kepala dusun, kaur pemerintahan, kaur kesejahteraan
masyarakat sosial, kaur umum, kaur pembangunan, dan kaur keuangan. Pemerintah desa bekerjasama
dengan BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Pemerintah desa juga bekerjasama dengan PKK untuk pelaksanaan kegiatan posyandu dan dengan
Polides untuk membuat rujukan kesehatan bagi kelompok masyarakat yang tidak mampu. LKMD
berkoordinasi dengan pemerintahan desa dan BPD untuk menjalankan pemerintahan desa. BPD Desa
Langensari dibentuk tahun 2003. Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk masyarakat desa adalah
lembaga pemberdayaan masyarakat desa atau LPMD. Lembaga lain yang ada di desa Langensari
adalah karang taruna, posyandu, koperasi, kelompok tani, dan lembaga lainnya.
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa
BENDAHARA
MARGARITA RIZKY
BPD KEPALA DESA
SIROD H MAHPUD
SEKRETARIS DESA
YANTI SUSANTI
KAUR PEMERINTAHAN
GANI PERMANA
KESBANG
IYUD RUSMAN
KESRA
UCI SANUSI
KEPALA DUSUN I
MIPTAHUL ARIPIN
KEPALA DUSUN II
AZAT SUDRAJAT
KEPALA DUSUN III
SAEPUDIN
KEPALA DUSUN IV
………………………………
KETUA RT
MSYARAKAT
12
KAJIAN DINAMIKA KELOMPOK
Analisis konflik merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menggali informasi tentang
perubahan sosial masyarakat desa, dinamika konflik, tingkat kohesi sosial, harmonisasi
antarpemangku kepentingan dan ketahanan masyarakat dalam mengelola konflik. Analisis konflik
dilaksanakan untuk melengkapi kajian desa secara cepat (potret desa, peta potensi desa dan bagan
kelembagaan) yang akan menjadi masukan dalam merumuskan isu strategis dan program prioritas
selama 5 (lima) tahun. Hasil kajian ini untuk memastikan sejauhmana perencanaan yang dibuat benar-
benar peka terhadap konflik dengan mempelajari pola interaksi antarkelompok (relasional dan
struktural), perbedaan nilai (kultural), isu-isu ketidakadilan, penolakan, kesenjangan, penyalahgunaan
wewenang, dan pola pengelolaan sumber daya.
Analisis konflik dapat membantu dalam menemukenali kebutuhan bina damai, tingkat kerentanan
terhadap konflik dan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
Memperkuat upaya pemerintah desa dalam bina damai berkaitan erat dengan komitmen seluruh
permangku kepentingan untuk memformulasikan kebutuhan pembangunan dengan mengintegrasikan
hasil analisi konflik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pelestarian.
Pada bagian ini diperkenalkan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penyusunan RPJM Desa
khususnya untuk mengkaji kondisi sosial dan dinamika perubahan masyarakat mencakup pemahaman
terhadap konteks, perilaku dan sikap yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembangunan.
Hasil Pemetaan Konflik Desa Langensari
Desa Langensari yang terletak di daerah penyangga kawasan konservasi dan merupakan zona transisi
dari kawasan Cagar Biosfer Cibodas dihuti oleh suku sunda. Secara umum potensi yang berada di
wilayah desa ini sebagain besar adalah lahan pertanian sawah dan ladang. Sedangkan konflik yang
terjadi di wilayah Desa Langensari sebagian besar adalah kepemilikan lahan pertanian yang saat ini
dikuasai oleh pihak luar, sehingga peranan masyarakat untuk mengelola lahan pertanian tersebut
sangat sulit.
Kepemilikan Lahan oleh Pihak Luar. Kondisi saat ini di daerah resapan mata air batukarut,
khususnya pada zona II dan zona III hampir sebagian besar (95%) lahan pertanian dimiliki oleh pihak
swasta/perusahaan. Kepemilikan lahan oleh pihak luar ini banyak menimbulkan permasalahan antara
masyarakat dan si pemilik lahan itu sendiri, karena pemilik lahan tidak pernah memperhatikan
kondisi lahannya yang kurang adanya tegakan pohon untuk perlindungan dan perbaikan daerah
resapan air.
Tumpang Tindih Regulasi. Kawasan mata air batukarut yang berada di wilayah desa Langensari
merupakan kawasan tanah hutan yang berada di bawah kewenangan Pemerintahan Kota Sukabumi
yang dalam hal ini dikelola oleh PDAM Kota Sukabumi. Mata air batukarut termasuk kategori daerah
lindung. Meskipun demikian, kawasan mata air batukarut juga terbagi habis dalam wilayah
administrative pemerintahan daerah kabupaten, kecamatan dan desa. Pada tingkat ini secara dejure
13
kawasan mata air batukarut mestinya berada pada wilayah pengelolaan kabupaten. Di sisi lain,
keberadaan mata air batukarut saat ini merupakan konsumsi air bersih bagi masyarakat Kotamadya
Sukabumi dan diatur dalam regulasi pemerintahan kotamadya. Sedangkan masyarakat kabupaten
tidak disubsidi sumber air bersih dari mata air batukarut, tetapi aliran air dari Danau Batukarut,
dimanfaatkan oleh masyarakat kabupaten sebagai penompang irigasi persawahan saja. Situasi ini,
menggambarkan terdapatnya konflik regulasi, khususnya antara regulasi yang mengatur eksistensi
pemerintahan Kota Sukabumi dan eksistensi pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang akan mengatur
dalam perlindungan daerah resapan mata air batukarut tersebut.
KAJIAN TERHADAP RPJMD
Dalam sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan, penyusunan RPJM Desa harus mengacu
pada RPJMD (Kabupaten/Kota) sebagai dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah
kabupaten/kota dalam periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan arah kebijakan pemerintah di
tingkat kabupaten/kota yang berisi program prioritas dan penyelenggaraan fungsi-fungsi pelayanan
publik dan perbantuan yang harus menjadi acuan bagi pemerintah desa dalam pelaksanaan
pembangunan. Dalam rangka keseinambungan perencanaan, maka RPJMD lebih bersifat makro yang
memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah di tingkat kabupaten/kota yang akan
menjadi dasar dalam menentukan arah, strategi, kebijakan dan program pembangunan yan masuk
dalam dokumen RPJM Desa.
Perlunya kajian terhadap RPJMD dalam penyusunan RPJM Desa untuk melihat hal-hal pokok yang
perlu diintegrasikan dan dipertimbangkan oleh pemerintah desa dalam merumuskan kebijakan,
strategi dan prioritas pembangunan 5 (lima) tahun ke depan agar terjadi sinkronisasi dan sinergitas
dengan perencanaan di atasnya. Artinya keduanya menjadi suatu kesatuan perencanaan, karena
banyak program atau kegiatan yang dirumuskan di tingkat kabupaten/kota bersumber dari usulan di
tingkat kecamatan dan desa. Artinya keduanya menjadi satu kesatuan perencanaan, karena banyak
program atau kegiatan yang dirumuskan di tingkat kabupaten/kota besumber dari usulan di tingkat
kecamatan dan desa. Pemerintah kabupaten/ kota berupaya mereview dan mengkaji kebutuhan desa
dengan mempertimbangkan tata ruang, pengembangan bidang/sector pelayanan di tingkat
kabupaten/kota dengan pelayanan antar desa, desa dengan kecamatan dan antar kecamatan.
Kebijakan Pembanguan Desa Langensari
Ada dua materi pokok yang disajikan pada bagian ini. Materi pokok tersebut adalah arah kebijakan
dan rencana aksi yang dituangkan dalam RPJMD untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dalam mendukung
upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis para pihak melalui 3 bidang uatama, yaitu bidang
pendidikan, bidang sosial budaya, dan bidang ekonomi. Pada dasarnya, RPJMD dilaksanakan untuk
mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran yang sudah dirumuskan agar bisa tercapai dengan baik, tujuan,
dan sasaran dari pemerintah kabupaten/kota ini harus mendapat dukungan dari berbagai pihak
termasuk masyarakat. Selanjutnya dukungan semua pihak ini harus menjadi komitmen dan gerakan
bersama guna mendukung upaya pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis parapihak.
14
Arah Kebijakan Bidang Pendidikan
Arah kebijakan bidang pendidikan dalam menunjang Desa Langensari menuju Desa Percontohan
dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas terbagi kedalam 9 kebijakan, yaitu :
1) Meningkatkan program wajib belajar 9 dan 12 tahun.
2) Mengembangkan kurikulum, evaluasi dan implementasi kurikulum berbasis pendidikan
konservasi berdasarkan kebutuhan dan sumberdaya alam setempat.
3) Melakukan sosialisasi nilai, manfaat, peranan dan strategi konservasi bagi masyarakat Desa
Langensari, dengan menggunakan semua perangkat pemerintahan daerah, baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
4) Melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menyampaikan pendidikan konservasi,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
5) Membentuk kader konservasi dari berbagai latar belakang dan organisasi.
6) Meningkatkan peran serta perempuan dalam pendidikan konservasi.
7) Mengembangkan riset-riaset konservasi dalam rangka menyusun database konservasi daerah.
8) Melakukan kerjasama konservasi pada tataran regional, nasional dan internasional untuk
meningkatkan dukungan dalam pencapaian desa berbasis pengelolaan cagar biosfer.
9) Membangun mekanisme insentif dan disinsentif bagi masyarakat, sebagai rangsangan dalam
implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Arah Kebijakan Bidang Sosial Budaya
Arah kebijakan Pemerintahan Desa Langensari bagi pelaksanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas
yang merupakan salah satu alat untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan adalah sebagai
berikut:
1) Membangun dan meningkatkan perilaku/pola hidup masyarakat yang dapat mendukung
pelestarian sumberdaya alam melalui pelaksanaan program kabupaten konservasi.
2) Meningkatkan peran serta dan kemitraan organisasi kemasyarakatan dan kelompok masyarakat
dalam pelestarian sumberdaya alam guna mewujudkan cita-cita desa konservasi.
3) Meningkatkan dan mengembangkan serta mempertahankan budaya lokal (budaya pasundan).
4) Menyusun inventarisasi budaya lokal masyarakat diseluruh wilayah desa Langensari sebagai
dasar penyusunan perencanaan pengembangan budaya yang sejalan dengan konservasi dan
pembangunan berkelanjutan.
5) Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal masyarakat yang telah sejalan dengan nilai-nilai
konservasi dan pembangunan berkelanjutan.
6) Mensosialisasikan nilai-nilai budaya lokal pro konservasi kepada seluruh lapisan masyarakat
sebagai upaya pelestarian budaya tersebut.
7) Membangun budaya pro konservasi yang ditanamkan mulau sejak usia dini sebagai upaya
membangun karakter generasi yang akan datang.
8) Melakukan interpretasi lingkungan terhadap obyek wisata alam (situ/danau batukarut &
perkebunan teh goalpara) dalam rangka membangun komunikasi antar objek dengan
pengunjung wisata alam.
15
9) Membangun kampung konservasi sebagai model interaksi antara sosial budaya masyarakat
dengan sumberdaya alam.
10) Melakukan promosi wisata budaya dan wisata alam (situ/danau batukarut dan perkebunan teh
goalpara) yang tepat sasaran untuk menarik minat pengunjung wisata alam.
11) Membuat paket wisata yang kreatif dan menarik sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata
dan pembelajaran pendidikan konservasi.
12) Meningkatkan kapasitas konservasi penggiat wisata alam yang merupakan bagian dari upaya
meningkatkan pengelolaan wisata alam (situ/danau batukarut, hutan mata air batukarut, dan
perkebunan teh goalpara) sebagai suatu strategi konservasi.
Arah Kebijakan Bidang Ekonomi
Arah kebijakan Pemerintahan Desa Lengensari bagi pelaksanaan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas
yang merupakan salah satu alat untuk mewujudkan konservasi keanekaragaman hayati dan
pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1) Membangun data dan informasi semua potensi sumber daya alam baik hayati dan non hayati
yang terkandung di Desa Langensari dan mengembangkannya agar menjadi lebih bermanfaat
bagi terwujudnya pembangunan Desa Langensari secara berkelanjutan.
2) Mengembangkan pembangunan hutan rakyat dan manfaatnya, baik manfaat ekonomi maupun
manfaat jasa lingkungan, sebagai salah satu upya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat daerah penyangga dan pembangunan Desa Langensari yang berkelanjutan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai sumberdaya
alam sehingga akan memunculkan budaya pemanfaatan sumberdaya alam yang efektif dan
efisien yang sangat membantu dalam menjamin kelestariannya.
4) Mengembangkan manfaat ekosistem hutan melalui pemanfaatan hasil hutan non kayu yang
selama ini masih terabaikan dan masih didominasi oleh pemanfaatan hasil hutan berupa kayu
sehngga terjadi perubahan cara pandang terhadap nilai ekonomi dari ekosistem hutan yang
sangat berguna bagi kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan, dan
pembangunan Desa Langensari berkelanjutan.
5) Mengoptimalkan nilai ekonomi dan manfaat sumberdaya alam dan ekosistemnya melalui
pengembangan dan pemanfaatan ekowisata dan jasa lingkungan lainnya sehingga dapat
memberikan peranan yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangun
Desa Langensari berkelanjutan.
6) Meningkatkan ketahanan pangan melalui diversifikasi pangan dan pengembangan usaha
pertanian yang lebih ramah lingkungan yang akan menjamin terjaganya keseimbangan
ekosistem pertanian dan keanekaragaman jenis dan genetic tanaman pangan/pertanian.
7) Meningkatkan kembali keanekaragaman buah-buahan lokal yang selama ini mulai diabaikan
sehingga Desa Langensari dapat menjadi salah satu daerah penyedia materi keanekaragaman
genetic buah-buahan setempat (desa unggulan).
8) Mengembangkan home industry masyarakat Desa Langensari melalui peningkatan produk-
produk kerajinan tangan yang berbahan baku sumber daya alam yang terbaharukan.
16
9) Menciptakan lingkungan yang nyaman melalui pengelolaan berbagai sampah dan barang-
barang bekas menjadi produk atau barang-barang yang kembali berguna.
10) Mengembangkan inkubasi usaha produktif melalui pengembangan peternakan sapi potong atau
sapi perah dan memanfaatkan limbah kotoran ternak tersebut menjadi energy terbarukan yang
ramah lingkungan (biogas dan energy listrik).
11) Mempertahankan daerah resapan mata air batukarut melalui pengembangan sumur resapan,
embung, biopori dan terasering.
12) Memperbaiki saran dan prasarana umum Desa Langensari (jalan, MCK, dan fasilitas lainnya)
guna mendukung kelancaran upaya pembangunan berkelanjutan.
KEBIJAKAN UMUM
PEMBANGUNAN DESA LANGENSARI
BERDASARKAN RPJMD
Kebijakan pembangunan Desa Langensari Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi yang disusun
pada periode kepemimpinan saat ini berpedoman pada Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan
Desa (DU-RKP-Desa) yang diusulkan setiap tahun. Kebijakan pembangunan tersebut disinergiskan
dengan perencanaan pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi dengan mangacu
pada RPJMK Kabupaten Sukabumi. Dengan demikian, kebijakan pembangunan Desa Langensari
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pelaksanaan kebijakan pembangunan
Kabupaten/Kota Sukabumi dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dalam melaksanakan program
pembangunan kabupaten, Pemerintahan Desa Langensari tentunya telah menetapkan visi terlebih
dahulu dengan batasan waktu. Visi merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu organisasi,
lembaga, atau perusahaan di masa mendatang untuk menjamin keberlangsungan dan eksistensi jangka
panjang. Pada periode 2013-2017, Desa Langensari memiliki visi “Terciptanya masyarakat Desa
Langensari dalam mewujudkan pembangunan jasmani dan rohani yang didasari dengan rasa iman dan
taqwa”.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Desa 2013-2017 tersebut diatas, Desa Langensari telah
menyusun 8 misi yang perlu ditempuh selama periode tersebut. Kedelapan misi yang harus ditempuh
adalah : (1) Meningkatkan moralitas agama yang tinggi; (2) Peningkatan hidup yang penuh social dan
gotong royong; (3) Meningkatkan kinerja pemerintah dengan pelayanan yang lebih baik; (4)
mengarahkan kehidupan yang berinisiasi produktif dan positif; (5) Meningkatkan kwalitas pertanian
untuk untuk kesejahteraan masyarakat; (6) Meningkatkan pendidikan dan pelayanan; (7)
Meningkatkan kesejatan untuk kesejahteraan masyarakat; dan (8) Mendorong program program
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan di areal Cagar Biosfer Cibodas.
Desa Langensari memiliki sumberdaya alam yang banyak, terutama jasa lingkungan; baik yang
berupa sumber daya air, keanekaragaman hayati, maupun sumber daya wisata alam (Situ/Danau
Batukarut), sehingga visi yang disusun oleh Desa Langensari berlandaskan pada pemanfaatan sumber
daya alam secara lestari. Dalam misi yang perlu ditempuh oleh Desa Langensari, konsep konservasi
17
dan pembangunan berkelanjutan sudah dituangkan dalam misi nomor 8. Dalam misi nomor 8 tersebut,
desa konservasi merupakan kerangka yang digunakan untuk melestarikan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup dengan berorientasi pada perlindungan, pengaweta, dan pemanfaatan secara lestari.
Visi dan misi tersebut dijabarkan kembali melalui visi, misi, tujuan, dan sasaran semua
dinas/badan yang ada dilingkup Pemerintahan Kabupaten Sukabumi. Mengingat kajian ini dibatasi
pada bidang pendidikan, ekonomi, dan social dan budaya, bagian dibawah ini hanya menyajikan
gambaran umum atas program-program yang sudah disusun oleh pemerintahan desa (tim kecil) yang
terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) yang terkait dengan
bidang pendidikan, bidang ekonomi, dan bidang sosial dan budaya. Rancangan ini juga ingin
menguraikan tingkat keterkaitan antara program yang yang disusun oleh Pemerintahan Desa
Langensari dengan konsep konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang
mana akan menjadikan komitmen dan prioritas Pemerintahan Kabupaten Sukabumi dalam
mendukung upaya pengelolaan cagar biosfer cibodas sesuai yang dimandatkan oleh Gubernur Jawa
Barat. Selain itu, bagian ini juga menyajikan kondisi umum dari ketiga bidang tersebut. Selanjutnya,
kondisi ketiga bidang tersebut akan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program dalam
rencana aksi implementasi pengelolaan cagar biosfer cibodas berbasis para pihak.
Bidang Pendidikan
Visi dan Misi
Visi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi adalah “Terwujudnya
perubahan paradigma pengelola pendidikan dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten
Sukabumi yang bertaqwa, cerdas, terampil, demokratis dan memiliki daya saing tinggi pada tahun
2010”. Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Membangun koordinasi dan sinergitas antara lini, unit dan institusi dalam pengelolaan pendidikan
di Kabupaten Sukabumi yang terintegrasi berdasarkan tugas pokok, fungsi dan peran
masing-masing sesuai bidang tugas dan tanggungjawabnya. Hal ini dilakukan melalui
intensifikasi komunikasi formal maupun informal di tataran internal maupun eksternal
kedinasan serta menyiapkan sarana dan prasarana berupa acuan-acuan yang jelas dan
implementatif yang disepakati untuk dilaksanakan dan dijalankan dengan sebaik-
baiknya dan tanggungjawab sesuai dengan bidang tugas pokok, fungsi, dan peran
masing-masing.
2. Meningkatkan kinerja aparatur dan pengelola pendidikan dalam rangka memberikan pelayanan yang prima
terhadap masyarakat. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan, pengetahuan,
keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga terwujud aparatur
dan pengelola pendidikan yang berahlak mulia, memiliki idealism tinggi, profesional, memiliki jiwa
inovasi, kreasi, dan entrepreneur dalam pengelolaan pendidikan, berjiwa abdi negara, dan abdi
masyarakat sesuai bidang tugas masing-masing..
3. Meningkatkan kinerja pengelola pendidikan yang berbasis masyarakat. Hal ini dilakukan melalui
peningkatan dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka menunjang peningkatan dan
18
penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat terhadap penyediaan tenaga pengelola pendidikan, sarana
dan prasarana pendidikan dan kebudayaan yang memenuhi standar peleyanan minimal.
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan di berbagai jenjang
satuan pendidikan di Kabupaten Sukabumi. Hal ini dilakukan melalui peningkatan sarana dan
prasarana baik mutu maupun jumlah yang memenuhi standar pelayanan minimal sarana dan
prasarana pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan target dan capaian mutu jenjang/satuan
pendidikan yang akan dicapai. Dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan yang tersedia.
5. Meningkatkan mutu dan produktifitas pendidikan di berbagai jenjang/satuan pendidikan. Hal ini
dilakukan melalui peningkatan mutu pengelolaan pendidikan dan kebudayaan yang kondusif di
berbagai jenjang/satuan pendidikan, sehingga tercipta pemerataan memperoleh pendidikan, mutu
dan relevansi lulusan di berbagai jenjang/satuan pendidikan dengan kebutuhan msyarakat
(stakeholders).
Kondisi Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan merupakan bidang yang paling strategis untuk membangun sumberdaya manusia,
khususnya di lingkup Pemerintahan Desa Langensari guna menunjang upaya pengelolaan Cagar
Biosfer Cibodas. Secara umum, gambaran umum yang merupakan permasalahn pendidikan
masyarakat di Desa Langensari adalah sebagai berikut:
1. Tingginya putus sekolah yang diakibatkan oleh kurangnya tingkat kesadaran masyarakan akan
pentinggnya pendidikan.
2. Kurangnya fasilitas gedung pendidikan
3. Jauhnya akses menuju sekolah
4. Mahalnya biata sekolah
5. Belum ada gedung dan buku perpustakaan sekolah
6. Tenaga pendidik PAUD non honorer
7. Kurangnya penyuluhan secara berkesinambungan
8. Masih rendahnya kesempatan memperoleh pemerataan dan keadilan pendidikan
9. Masih rendahnya kualitas dan relevasi pendidikan
10. Masih rendahnya manajemen pendidikan disamping belum terwujudnya kemandirian
Berdasarkan permasalah tersebut diatas, telah dirumuskan kebijakan prioritas pembangunan bidang
pendidikan sebagai berikut: (a) pembuatan perdes wajib belajar 9 dan 12 Tahun; (b) pembangunan
gedung PAUD dan Diniyah; (c) biaya sekolah gratis; (d) peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
(e) penyedian buku perpustakaan; (f) pengajuan honor pengajar PAUD dan Diniyah; (g) penyediaan
sarana transportasi masal untuk anak sekolah dasar; (h) peningkatan sumberdaya manusia; (i)
penyedian peralatan marawis; (j) penyuluhan secara berkelanjutan; (k) pengembangan pendidikan
non formal dan informal; (l) pengembangan kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri; (m)
implementasi manajemen berbasis sekolah; (n) pelaksanaan broad base education dan life skill; dan (o)
pengembangan PKBM.
19
Kebijakan prioritas pada bidang pendidikan di Desa Langensari dijabarkan melalui program kerja
pada setiap tingkatan pendidikan.
A. Program Pendidikan Anak Usia Dini
1. Pembangunan sarana dan prasarana bermain
2. Pembangunan ruang kelas baru bagi TK
3. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik TK
4. Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Tutor PAUD
5. Publikasi dan sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini
B. Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
1. Pembangunan Unit Sekolah Baru untuk SD
2. Penambahan Ruang Kelas Baru SD
3. Pengadaan sarana perlengkapan UKS (Unit Kesehatan SD)
4. Beasiswa siswa miskin tingkat SD
5. Pembangunan perpustakaan sekolah
6. Pengadaan alat praktek dan peraga siswa
7. Biaya penyelenggaraan SMP terbuka
8. Penyelenggaraan kejar paket B setara SMP
9. Penyelenggaraan akreditasi SD dan SMP
10. Pengadaan alat dan bahan laboratorium IPA SMP
11. Pendampingan BOS Kabupaten
12. Rehabilitasi gedung SD/MI
13. Rehabilitasi dan RKB Gedung SD/MI dan SMP/MTs
14. Penunjang dana Role Sharing rehab dan RKB SD/MI da SMP/MTs
15. Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa SD dan SMP
16. Pelatihan kompetensi pendidik TK
17. Pengembangan SD berbudaya lingkungan
C. Program Pendidikan Non Formal dan Informarmal (PNFI)
1. Pemberdayaan tenaga pendidikan non formal
2. Pemberian bantuan operasional pendidikan Non formal untuk pengembangan PKBM
3. Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan dalam bentuk pemberian beasiswa kursus
4. Pengembangan pendidikan keaksaraan
5. Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
6. Penyelenggaran sarana dan prasarana pendidikaan non formal bagi pengembangan Taman
Bacaan Masyarakat (TBM)
7. Publikasi dan sosialisasi pendidikan nonformal dalam bentuk penyebarluasan juknis, poster
dan leaflet
8. Pemberdayaan Organisasi Mitra
9. Biaya Operasional Kegiatan Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
10. Pemetaan dan Verifikasi Data Kelembagaan Program PNFI
11. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan PNFI
20
D. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SD
2. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SMP
3. Peningkatan kompetensi tenaga pendidik SMA dan SMK
4. Diklat kepala TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Pengawas
5. Seleksi kepala TK, SD, dan SMP
6. Pelaksanaan sertifikasi pendidik
7. Pelaksanaan uji kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
8. Seleksi guru kepala sekolah dan pengawas yang berprestasi dan berdedikasi tinggi
9. Pembinaan kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata pelajaran
10. Program pemetaan mutu pendidikan
11. Pendamping program BERMUTU
E. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
1. Penerapan system dan informasi manajemen pendidikan
2. Penyusunan profil pendidikan dan statistik pedidikan
3. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga pengolah data tingkat kecamatan dan persekolahan
4. Pengelolaan dan pengembangan Jejaring Pendidikan Nasional (JARDIKNAS)
5. Inventarisasi barang milik Negara sektor pendidikan
6. Penyediaan biaya penyelenggaraan pendidikan
7. Penyediaan biaya pembinaan siswa
8. Biaya ujian nasional, ujian sekolah dan penerimaan siswa baru
9. Sekolah berbudaya lingkungan
10. Stimulan sekolah berprestasi
11. Pembangunan gedung UPTD Kecamatan
12. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pendidikan
Berdasarkan pemaparan diatas, pada bidang pendidikan belum tercermin strategi dan program kerja
yang berhubungan langsung dengan bidang konservasi. Namun demikian, pada kurikulum pendidikan
sudah termuat pendidikan lingkungan hidup yang merupakan kurikulum muatan lokal yang wajib
dilaksanakan. Pendidikan lingkungan hidup yang merupakan kurikulum lokal tersebut sifatnya masih
umum dan belum berbasis kebutuhan dan kondisi sumberdaya alam setempat. Oleh karena itu, masih
perlu dikembangkan kurikulum pendidikan konservasi yang sifatnya spesifik dan berdasarkan
kebutuhan dan kondisi sumberdaya alam setempat.
21
Bidang Ekonomi
Visi dan Misi
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya, konservasi keanekaragaman hayati dan
pembangun berkelanjutan merupakan bagian dari visi dalam pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas.
Melalui telaahan terhadap beberapa dinas/badan yang memiliki tanggung jawab atau keterkaitan
terhadap bidang ekonomi, beberapa dinas telah menjadikan sumber daya alam yang lestari sebagai
bagian dari visi yang ingin dicapai. Namun demikian, terdapat juga beberapa dinas/badan yang tidak
menjadikan sumber daya alam yang lestari sebagai bagian dari visinya.
Tabel 4.1. Beberapa dinas/badan yang dinilai terkait dengan bidang ekonomi yang ada dilingkup Pemerintahan
Kabupaten Sukabumi
No Intansi Visi Misi
1 Dinas Kehutanan
dan Perkebunan
Mewujudkan hutan yang
lestari dan perkebunan yang
produktif dan berdaya saing
- Percepatan rehabilitasi dan pemantapan
kawasan lindung.
- Peningkatan produksi dan produktivitas
perkebunan.
2 Dinas
Pertambangan dan
Energi
Menjadi institusi yang handal
dalam pengungkapan potensi
sumber daya geologi untuk
peningkatan investasi sektor
ESDM guna menunjang
percepatan pembangunan
nasional
- Meningkatkan pengungkapan dan
pemanfaatan wilayah keprospekan serta
status potensi sumber daya mineral, panas
bumi dan energi fosil untuk percepatan
investasi pertambangan dan energi serta
ketersediaan data sumber daya geologi
Nasional secara berkesinambungan
- Meningkatkan usulan rekomendasi Wilayah
Kerja Pertambangan (WKP) dan Wilayah
Pertambangan (WUP dan WPN) untuk
rencana Tata Ruang
- Meningkatkan optimalisai nilai tambah
keekonomian dan pemanfaatan potensi
sumber daya melalui penerapan kaidah
konservasi.
- Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan
serta pemanfaatan data informasi potensi
sumber daya geologi
- Meningkatkan pengelolaan akuntabilitas
kinerja organisai dan kompetensi sumber
daya manusia untuk mewujudjan
optimalisasi system manajemen mutu
kelembagaan.
3 Dinas Pengelola
Sumber Daya Air
Terwujudnya kemanfaatan
sumber daya air guna
menunjang kebutuhan akan air
untuk masyarakat kabupaten
Sukabumi
- Menyediakan, memperbaiki dan
mengembalikan fungsi jaringan irigasi
untuk kebutuhan masyarakat.
- Melaksanakan konservasi sumber daya air
dan mengemdalikan daya rusak air yang
berwawasan lingkungan.
- Pendayagunaan sumber daya air yang adil
dan merata, dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan sumber
daya air.
22
4 Dinas Pertanian
Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan
yang tangguh, efisien dan
ramah lingkungan tahun 2015
- Mengembangkan sistem agribisnis
komoditas tanaman pangan dan
hortikultura
- Meningkatkan ketahanan pangan
- Mengembangkan sumber daya manusia
pertanian
5 Dinas Peternakan Mewujudkan agribisnis
peternakan yang tangguh,
berdaya saing dan
berkelanjutan demi ketahanan
pangan asal hewan dan
kesejahteraan masyarakat
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas
sumber daya manusi peternakan yang
PROFESIONAL.
- Mengembangkan ketahanan pangan dan
optimasilisasi pemanfaatan sumber daya
peternakan.
- Mendorong peningkatan konstribusi sub
sektor peternakan terhadap perekonomian
daerah.
- Mendorong terciptanya iklim yang kondusif
bagi usaha peternakan, kesehatan hewan
dan kesehatan masyarakat veteriner.
6 Dinas Koperasi
Perindustrian dan
Perdagangan
Mewujudkan Diskopperindag
yang Profesional menuju
Koperasi, Usaha Mikro Kecil
Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan yang berdaya
saing dan unggul Pada tahun
2015"
- Meningkatkan kualitas dan Profesionalisme
Diskopperindag dalam memberikan
pelayanan Kepada Publik;
- Meningkatkan daya saing Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan
- Meningkatkan perlindungan terhadap
konsumen
- Membangun dan Meningkatkan sarana
Perdagangan
7 Dinas
Kepariwisataan,
Kebudayaan,
Kepemudaan dan
Olah Raga
Terwujudnya destinasi wisata
yang aman, nyaman dan
berwawasan lingkungan,
lestarinya nilai-nilai
tradisional dan kearifan lokal
serta pemuda yang mandiri
dan olahraga yang berprestasi
menuju masyarakat berakhlaq
mulia, maju dan sejahtera
- Meningkatkan penataan dan pengembangan
objek dan destinasi wisata
- Meningkatkan promosi wisata dan
penguatan kemitraan dengan stakeholder
kepariwisataan
- Melestarikan dan mengembangkan budaya
daerah
- Meningkatkan kemandirian dan peran
pemuda dalam pembangunan
- Meningkatkan pemasalan dan prestasi olah
raga.
8 Dinas Pendapatan Optimalisasi pendapatan dan
pengelolaan keuangan dan
aset daerah yang amanah
- Meningkatkan intensifikasi dan
ektensifikasi pendapatan daerah yang
terukur dan berkualitas.
- Meningkatkan tata kelola keuangan dan aset
daerah yang professional.
- Meningkatkan kualitas sumberdaya
perbendaharaan, akuntansi anggaran
pendapatan dan belanja daerah sesuai
dengan standar pelayanan minimal.
Sumber: Website Profile Kabupaten Sukabumi
23
Kondisi Bidang Ekonomi
Sebagian besar masyarakat Desa Langensari dalam memenuhi kebutuhan hidup dan sumber
pendapatannya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam. Sumber pendapatan masyarakat Desa
Langensari dapat berupa penjualan hasil pertanian, penjualan hasil perkebunan, penjualan hasil
kehutanan, penjualan hasil peternakan dan perikanan, perdagangan, buruh, dan pegawai negeri sipil.
Koperasi merupakan salah sarana perekonomian kerakyatan yang dapat membantu dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Langensari, namun saat ini wadah koperasi yang sudah
dibentuk di Desa Langensari tidak berjalan karena dipengaruhi oleh faktor kepengurusan dan
manajemen koperasi yang belum maksimal.
Bidang Sosial dan Budaya
Visi dan Misi
Sebagaimana konsep pembangunan berkelanjutan skala nasional, sosial dan budaya merupakan aspek
yang tidak bisa dilepaskan dalam pembangunan daerah. Dengan kata lain, aspek sosial dan budaya
harus diintegrasikan kedala, pembangunan Desa Langensari yang berkelanjutan. Intansi pemerintah
yang memiliki tugas pokok dalam menangani aspek social adalah Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, dan
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD). BPMD mempunyai tugas pokok membantu
bupati dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan
desa. BPMD memiliki visi “Terwujudnya desa yang mandiri dan berkembang yang didukung oleh
peran serta masyarakat dalam pembangunan”. Sementara itu, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja memiliki
visi “Tercapainya kesejahteraan melalui masyarakat yang mandiri dan kompeten”. Selanjutnya,
masing-masing Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan BPMD telah menyusun beberapa misi untuk
mewujudkan visi-visi tersebut. Visi dari kedua dinas/badan juga secara eksplisit tidak mencantumkan
pelestarian sumber daya alam bagian dari visi yang ingin dicapai oleh kedua dinas/badan tersebut.
Sedangkan untuk Bidang Budaya di Kabupaten Sukabumi pengelolaannya berada dibawah
Dinas Kepariwisataan, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olah Raga, sehingga visi dan misi yang dijadikan
acuan adalah Visi “Terwujudnya destinasi wisata yang aman, nyaman dan berwawasan lingkungan,
lestarinya nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal serta pemuda yang mandiri dan olahraga yang
berprestasi menuju masyarakat berakhlaq mulia, maju dan sejahtera” dan Misi adalah Meningkatkan
penataan dan pengembangan objek dan destinasi wisata, Meningkatkan promosi wisata dan
penguatan kemitraan dengan stakeholder kepariwisataan, Melestarikan dan mengembangkan budaya
daerah, Meningkatkan kemandirian dan peran pemuda dalam pembangunan, dan Meningkatkan
pemasaran dan prestasi olah raga.
24
PERAN CAGAR BIOSFER CIBODAS
BAGI DESA LANGENSARI
Cagar Biosfer Cibodas memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan suatu Negara atau
daerah, termasuk Kabupaten Sukabumi. Sumberdaya alam merupakan modal bagi pembangunan
daerah atau Negara. Bagi Negara Indonesia, minyak bumi dan sumber daya hutan berupa kayu pernah
menjadi salah satu sumber pendapatan Negara yang sangat besar pula. Pada beberapa propinsi atau
kabupaten di Indonesia, sumber daya alam berupa batubara telah menjad sumber pendapatan utama
daerah. Namun, kondisi di lapangan menunjukan bahwa pemanfaatan terhadap sumberdaya alam
seperti kayu dan batu bara telah banyak menimbulkan kerusakan lingkungan; sepserti yang terjadi di
Pulau Kalimantan dan Sumatera. Hal tersebut karena pemanfaatan yang terjadi kurang
memperhatikan dampak ke depan dan lebih mengutamakan keuntungan jangka pendek. Oleh karean
itu, konsep pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas bagi pemerintahan Desa Langensai dan pemerintah
Kabupaten Sukabumi pada khususnya merupakan alat untuk mewujudkan pembangunan daerah
berkelanjutan dengan tetap berbasis pemanfaatan sumber daya alam secara lestari. Dengan demikian,
pemanfaatan sumber daya alam yang sebanyak-banyaknya untuk generasi yang selama-lamanya
sangat berguna bagi pembangunan Pemerintahan Desa Langensari yang berkelanjutan. Hal yang harus
diperhatikan dari produksi sumber daya alam adalah sentuhan teknologi. Adanya sentuhan teknologi
dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dari komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu,
peningkatan kemampuan masyarakat serta penyediaan teknologi dalam mengolah produk-produk
yang dihasilkan sangat diperlukan.
Sumber Daya Kehutanan dan Perkebunan di Desa Langensari
Salah satu sumber daya alam yang dapat menjadi modal bagi pembangunan Desa Langensari adalah
sumber daya kehutanan dan perkebunan. Namun, pemerintahan Desa Langensari hingga saat ini
belum memanfaatkan sumber daya hutan dan kebun secara maksimal. Pemanfaatan sumber daya
hutan umumnya masih terbatas pada pemanfaatan sumber daya kayu. Padahal, sumber daya yang
terkandung di dalam hutan tidak hanya kayu. Demikian juga sumber daya perkebunan,
pemanfaatannya masih terbatas pada beberapa komoditas tertentu dan tampaknya juga belum
maksimal.
Desa Langensari memiliki kawasan hutan Negara seluas 4 ha, hutan lindung resepan mata air
batukarut 6 ha, kawasan perkebunan 75 ha, kebun tegalan 37 ha yang terdiri dari taman nasional,
hutan rakyat, dan hutan lindung. Hutan Taman Nasional dikelola oleh Kementerian Kehutan, Hutan
Lindung Resapan Mata Air Batukarut dikelola oleh Pemerintahan Kota Sukabumi (PDAM Kota
Sukabumi), dan hutan rakyat dikelola oleh masyarakat karena berada pada lahan milik. Meski dikelola
oleh atau berada di bawah pengawasan pemerintah pusat, pemerintahan Desa Langensari dan
masyarakat dengan berbagai pendekatan masih bisa mendapatkan manfaat yang besar dari taman
nasional, dan hutan lindung lainnya.
25
Sumber Daya Pertanian, Peternakan, dan Perikanan di Desa Langensari
Sumber daya lainnya yang dapat menjadi modal pembangunan Desa Langensari berkelanjutan melalui
konsep pelestarian keragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan adalah pertanian, peternakan,
dan perikanan. Komoditas pertanian komersial yang berupa tanaman pangan masih terbatas pada 4
jenis. Jenis-jenis tersebut adalah padi sawah, jagung, ubi jalar, dan ubi kayu. Jenis yang memiliki
produksi paling tinggi adalah padi sawah. Selain empat jenis tersebut, komoditas pertanian berupa
tanaman sayuran dapat berupa kembang kol, kacang panjang, cabe besar, cabe rawit, tomat, dll. Jenis
yang memiliki produksi paling tinggi adalah kacang panjang dan cabe. Selain jenis-jenis tersebut,
masyarakat juga sudah memproduksi jenis sayuran lainnya seperti terong dan ketimun. Sebagimana
komoditas pertanian tanaman pangan, intenssifikasi dan diversifikasi komoditas tanaman sayuran
juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Langensari. Jenis hewan ternak yang selama
ini sudah dibudidayakan oleh masyarakat Desa Langensari adalah sapi potong, sapi perah, kambing,
domba, ayam buras, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik. Sedangkan dari sektor perikanan, jenis
yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat adalah ikan mas, mujair, gurame, nila, lele
dan lainnya.
Sumber Daya Air di Desa Langensari
Desa Langensari memiliki sumber daya air yang cukup besar. Desa Langensari memiliki lebih dari 100
titik mata air, yang salah satunya adalah mata air batukarut yang saat ini dikelola oleh PDAM Kota
Sukabumi, dengan debit air rata-rata 40 liter/detik yang diperuntukan sebagai sumber air baku bagi
masyarakat yang tinggal di Kota Sukabumi. Jumlah situ yang ada di Desa Langensari sebanyak 1 buah
(Situ Batukarut), jumlah sumur resapan di zona 1 daerah resapan mata air batukarut 50 buah. Potensi
sumber mata air yang cukup potensial yang bisa dimanfaatkan sekitar 30 buah.
Keindahan Bentang Alam di Desa Langensari
Potensi lainnya yang dimiliki Desa Langensari adalah keindahan alam. Potensi ini dapat dikembangkan
untuk kegiatan wisata alam dan pada beberapa tempat kegiatan wisata alam sudah dilakukan.
Bentang alam yang indah tersebar di setiap wilayah kedusunan. Bentang alam tersebut umumnya
dipadukan dengan keberadaan perkebunan teh, hamparan sawah, dan danau/situ. Saat ini,
pengembangan wisata alam secara intensif masih terbatas pada kegiatan petualangan “offroad” dan
sepeda gunung pada objek-objek yang berdekatan dengan kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango. Pengembangan daerah wisata di berbagai wilayah yang memiliki potensi dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa itu sendiri.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berupa kegiatan wisata memiliki kelebihan dibandingkan
dengan pemanfaatan sumber daya alam hayati, terutama berupa kayu. Hal tersebut karena sumber
daya yang dimanfaatkan dalam kegiatan wisata alam berupa jasa lingkungan, sehingga tingkat
kerusakan terhadap sumber daya alam dapat dikurangi bahkan dihindari. Oleh karena itu,
pemanfaatan sumber daya alam berupa jasa lingkungan sangat mennjang bagi implementasi program
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan yang merupakan salah satu alat
untuk mewujudkan pengelolaan cagar biosfer cibodas secara berkelanjutan.
26
Sumber Daya Manusia
Implementasi pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Hal tersebut karena sumber
daya manusia yang berkualitas dapat menjadi salah satu penentu keberhasilan dari pelaksanaan
konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, sumber daya
manusia yang berkemampuan tinggi harus dipersiapkan. Sumber daya manusia pada lingkup
masyarakat Desa Langensari umumnya sudah baik dan memiliki banyak pengalaman, meski tidak ada
salahnya jika kapasitasnya lebih ditingkatkan lagi. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan
terdapat beragam persepsi dan pemahaman terhadap konsep Cagar Biosfer Cibodas. Oleh karena itu,
hal penting yang harus dilakukan dalam implementasi strategi Cagar Biosfer Cibodas adalah
penyamaan persepsi mengenai konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan
itu sendiri.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia penting dilakukan pada lingkup pemerintahan desa dan
kelompok masyarakat. Mengingat masyarakat umumnya lebih banyak tahu tentang pengelolaan
sumber daya alam, maka peningkatan kapasitas lebih diarahkan untuk merubah aktivitas pemanfaatan
sumber daya alam yang lebih ramah terhadap lingkungan. Peningkatan kapasitas sumber daya
manusia yang dapat menunjang program Cagar Biosfer Cibodas atau pemanfaatan sumber daya alam
yang ramah lingkungan dapat dilakukan melalui berbagai cara atau pendekatan. Cara lainnya yang
dilakukan diantaranya pemberian pelatihan dan kursus-kursus singkat tentang bidang-bidang yang
dapat menunjang pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan.
Lembaga Pelaksana dan Penanggung Jawab
Disadari bahwa pelaksanaan program Cagar Biosfer Cibodas melibatkan banyak pihak. Oleh karena
itu, diperlukan suatu lembaga yang dapat menjadi wadah bagi para pihak yang terlibat dalam program
pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas di tingkat masing-masing kabupaten. Keberadaan lembaga sangat
berguna dalam memudahkan koordinasi dengan para pihak. Pada level dinasi/badan, pemerintah
daerah (bupati) perlu menunjuk suatu dinas/badan sebagai koordinator pelaksana, dan yang lebih
memungkinkan adalah Bappeda. Pihak yang duduk dalam lembaga atau wadah tersebut harus terdiri
dari para pihak yang berasal dari berbagai instansi.
Keterlibatan semua dinas/badan dimaksudkan agar semua dinas memiliki komitmen dan pemahaman
yang sama dalam melaksanakan pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas yang merupakan salah satu alat
dalam mewujdukan pembangunan kabupaten secara berkelanjutan. Keterlibatan setiap dinas/badan
juga dimaksudkan untuk menghilangkan anggapan bahwa pelaksanaan program Cagar Biosfer Cibodas
hanya tanggung jawab dinas tertentu saja; menghilangkan ego sektoral. Kebijakan level dinas/badan
di Kabupaten Sukabumi yang lebih menitikberatkan tugas pokok dan fungsi karena kurangnya
koordinasi menyebabkan kebijakan yang sifatnya terintegrasi cenderung stagnasi. Hal tersebut
ditandai dengan keluarnya berbagai ijin yang bertentangan dengan konsep Cagar Biosfer Cibodas.
27
Sementara itu, kebijakan pemerintah kabupaten juga seringkali berhenti pada tingkat dinas atau
kecamatan. Dengan kata lain, kebijakan yang ada seringkali tidak sampai pada tingkat desa, terlebih
lagi tingkat anggota masyarakat. Oleh karena itu, lembaga atau wadah pelaksanaan program Cagar
Biosfer Cibodas harus juga dibuat pada tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dan dusun atau RW.
Wadah pelaksanaan Cagar Biosfer Cibodas sebaiknya mengoptimalakan lembaga pemerintahan yang
sudah ada (untuk tingkat kecamatan dan desa). Optimalisasi dan pembentukan wadah tersebut
dilakukan agar program Cagar Biosfer Bibodas dapat diteruskan hingga tingkat masyarakat sehingga
bisa dilaksanakan di lapangan. Sebagaimana pada level dinas/badan, lembaga Cagar Biosfer pada
tingkat kecamatan dan desa juga harus memiliki koordinator. Koordinator pelaksana kabupaten
konservasi pada tingkat kecamatan dapat dilakukan oleh camat, dan pada tingkat desa dapat
dilakukan oleh kepala desa. Dengan demikian, program Cagar Biosfer Cibodas dapat menjadi bagian
yang terintegrasi dengan program kerja pemerintah kecamatan dan pemerintah desa, yang
merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah kabupaten.
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA) DESA LANGENSARI
DALAM MENDUKUNG PROGRAM PENGELOLAAN CAGAR BIOSFER CIBODAS BERBASIS PARAPIHAK
PERIODE 2013 - 2017
Desa : Langensari
Kecamatan : Sukaraja
Kabupaten : Sukabumi
Provinsi : Jawa Barat
No Urusan
Wajib Jenis Kegiatan Tujuan Lokasi Waktu Pelaksanaan
Biaya/Sumber
Dana Ket.
2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah /Rp. Sumber
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Pendidikan Pembangunan gedung
PAUD dan Diniyah.
Terbangunnya gedung
PAUD dan Diniyah 350.000.000 APBD
Membuat Perdes
tentang wajib belajar 9
tahun dan penyuluhan
untuk meningkatkan
kesadaran pendidikan.
Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan
pentingnya pendidikan 30.000.000 APBD
Penyedian peralatan
marawis
mempertahankan
budaya lokal 15.000.000 APBD
Penambahan buku
bacaan untuk
perpustakaan di SD,
SMP dan desa
Meningkatkan wawasan
bagi anak sekolah dan
masyarakat umum
20.000.000 APBD
Pengajuan honor
pengajar PAUD dan
Diniyah
Meningkatkan
profesionalisme
pengajar
30.0000.000 APBD
Penyuluhan secara
berkelanjutan
Meningkatkan wawasan
masyarakat APBD
29
Biaya sekolah gratis Meningkatnya minat
belajar APBD
Penyedian sarana
transportasi untuk
anak sekolah
Keamanan dan
kenyamanan anak
sekolah
50.000.000 APBD
II Kesehatan Pembuatan gedung
posyandu di masing-
masing kedusunan
atau RT
Peningkatan pelayanan
kesehatan 200.000.000 APBD
. Pembuatan pusat
kesehatan di desa
Peningkatan pelayanana
kesehatan masyarakat 150.000.000 APBD
Penambahan
Jamkesmas
Mempermudah proses
pelayanan kesehatanan
bagi masyarakat yang
tidak mampu
APBD
Pengobatan gratis Meningkatnya kesehatan
masyarakat DINKES
Penyedian alat
posyandu yang
standar
Pelayanan kesehatan
yang lebih baik
25.000.000 APBD
Peningkatan
penyuluhan tentang
kesehatan
Kesadaran masyarakat
30.000.000 DINKES
Penambahan tenaga
medis
Pelayanan kesehatan DINKES
III Sosial
Budaya
Mendirikan organisasi
kesenian daerah
Mempertahankan
budaya local 50.000.000
DINAS
TERKAIT
Pembuatan gedung
kesenian di desa
Tersedianya saran
kesenian 150.000.000 APBD
Aktifkan kembali
wadah karang taruna
Peningkatan sumber
daya manusia
30
IV Sarana dan
Prasarana
Perbaikan jalan desa Sarana transportasi
lancar dan aman 3.000.000.000 APBD
Pembuatan posyandu
di masing-masing RT
Pelayanan kesehatan
masyarakat terjamin 100.000.000 APBD
Pembuatan saluran
irigasi
Pelayanan sumber air
bersih 1.000.000.000 APBD
Pembuatan MCK
umum
Peningkatan kesehatan
masyarakat 150.000.000 APBD
Pembuatan TPS Kebersihan 100.000.000 APBD
Perbaikan gedung
sekolah
Sarana pendidikan yang
memadai 120.000.000 APBD
V Lingkungan
Hidup
Pembuatan kebun
bibit rakyat (KBR)
Membangun kesadaran
masyarakat 150.000.000 DISTANHUT
Rehabilitasi lahan
kritis dan pembuatan
sumur resapan di zona
2 dan 3 daerah
resapan mata air
batukarut
Kesadaran masyarakat
dan terjaminnya
ketersedian sumber daya
air 1.500.000.000 APBD
Pengembangan hutan
kerakyatan
Peningkatanan
perekonomian
masyarakat
500.000.000 APBD
Pengembangan
pengelolaan limbah
ternak menjadi energy
ramah lingkungan
(biogas)
Kesadaran masyarakat
meningkat
150.000.000 BLH/APBD
Pengelolaan sampah
organik dan anorganik
Kesadaran masyarakat
dan peningkatan
perekonomian lokal
200.000.000 APBD
31
Melakukan
penyuluhan secara
intensif
Peningkatan wawasan
masyarakat 50.000.000 DINAS
TERKAIT
VI Kehutanan Rehabilitasi hutan dan
lahan
Terjaminnya kelestarian
lingkungan 500.000.000
TNGGP &
DISTANHUT
Pipanisasi air bersih
dari kawasan
konservasi
Pelayanan sumber air
bersih 300.000.000 APBD
Membuat naskah
kesepakatan
kerjasama antara
pemerintah desa dan
PDAM Kota Sukabumi
tentang kontribusi
dari pemanfaatan jasa
lingkungan air
Peningkatan
perekonomian
masyarakat
30.000.000 PDAM KOTA/
APBD KOTA
Pengembangan
potensi sumberdaya
alam dari kawasan
konservasi
Peningkatan
perekonomian
masyarakat melalui
pembangunan
berkelanjutan
150.000.000 TNGGP DAN
DISTANHUT
V Pariwista Pengembangan wisata
situ/danau batukarut
Peningkat perekonomian
masyarakat 1.500.000.000 APBD
Penyedian sarana dan
prasarana wisata
situ/danau batukarut
Kemanan dan
kenyamanan 500.000.000 APBD
Peningkatan kapasitas
SDM pengelola wisata
alam
Profesionalisme
pengelola wisata
75.000.000 DISBUDPAR
32
Membangun
kerjasama
pengelolaan wisata
alam
Kerjasama pengelolaan
wisata alam
50.000.000 DISPBUDPAR
Pembuatan Perdes
pengelolaan wisata
alam
Kebijakan pengelolaan
wisata alam
50.000.000 DISBUDPAR
VI Koperasi &
Usaha
Masyarakat
Mendirikan koperasi
dan kerjasama
pengembangan usaha
Wadah pengembangan
usaha masyarakat 50.000.000
DINAS UKM
DAN
KOPERASI
Pelatihan manajemen
koperasi
Peningkatan
sumberdaya manusia 100.000.000
DINAS UKM
DAN
KOPERASI
VII Pertanian Membuat percetakan
sawah
Peningkatan kualitas
hasil pertanian 500.000.000 APBD
Pembuatan koperasi
tani/warung tani
Penunjang kebutuhan
petani 150.000.000 APBD
Pembuatan naskah
pengelolaan lahan
(kespala)
Peningkatan
perekonomian
masyarakat
25.000.000 DINAS
PERTANIAN
Peningkatan
penyuluhan dan
pendidikan pertanian
Peningkatan wawasan
masyarakat 75.000.000 DINAS
PERTANIAN
Pengembangan
pertanian ramah
lingkungan (organic)
Kualitas hasil pertanian
yang lebih baik 75.000.000 DINAS
PERTANIAN
Pembuatan embung
air dan terasering
Pertanian berkelanjutan 300.000.000 APBD
Pengembangan
tanaman produktif
(pala, sirsak, cengkeh)
Peningkatan
perekoniman jangka
panjang
200.000.000 DINAS
PERTANIAN
33
Alat pengolahan tanah
(traktor)
Kualitas produksi
meningkat
300.000.000 APBD
IX Peternakan Pengembangan
peternakan sapi perah,
kambing dan ayam
kampong
Peningkatan
perekonomian
masyarakat 500.000.000
DINAS
PETERNAKAN
/ APBD
Penyuluhan
pengembangan
peternakan
Wawasan masyarakat
meningkat 50.000.000 DINAS
PETERNAKAN
Pengembangan bapak
angkat dalam
pengembangan
inkubasi usaha
peternakan
Peningkatan
perekonomian
PIHAK
TERKAIT
Pengembangan
rumput atau pakan
ternak
Produksi peternakan
meningkat 100.000.000 DINAS
PETERNAKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
35
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI KECAMATAN SUKARAJA
DESA LANGENSARI Alamat : Jl. Kabandungan KM 3 Sukaraja (43192)
RANCANGAN PERATURAN DESA LANGENSARI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUM
PERATURAN DESA
NOMOR : ……………. TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DESA)
DESA LANGENSARI PERIODE 2013 - 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA LANGENSARI
a. bahwa dalam rangka RPJM-Desa perlu dibuat Peraturan Desa yang merupakan
landasan hukum untuk mengatur kebijakan-kebijakan perencanaan
pembangunan desa;
b. bahwa untuk menertapkan RPJM-Desa sebagaimana dimaksud huruf a,
diperlukan adanya Peraturan Desa:
c. bahwa untuk menjabarkan dan melengkapi peraturan tersebut diperlukan
Keputusan Kepala Desa;
d. bahwa dalam menjalankan kebijakan tersebut, diperlukan rekomendasi dan
petunjuk teknis.
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4389);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 4437), sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Menimbang :
Mengingat :
36
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia 3988);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia 4857);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi Dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4737);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, Tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, Tentang Pedoman
Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007, Tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, Tentang Perencanaan
Pembangunan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, Tentang Pendataan
Program Pembangunan Desa/Kelurahan;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 31 Tahun 2000, Tentang
Kewenangan Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21
seri d);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 1 Tahun 2006, Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun
2006 - 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 1 seri e);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 15 Tahun 2006, Tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 11 seri e);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 16 Tahun 2006, Tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan (Lembaran Daerah Nomor 12
seri e);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 01 Tahun 2008, Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;
18. Peraturan Desa Langensari Nomor 02 Tahun 2008, Tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.
37
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA LANGENSARI
Dan
KEPALA DESA LANGENSARI
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DES)
LANGENSARI TAHUN 2013 - 2017
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa disini yang dimaksud :
(1) Daerah adalah Kabupaten Sukabumi.
(2) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.
(3) Bupati adalah Bupati Sukabumi.
(4) Desa adalah Desa Langensari.
(5) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkatnya.
(6) Badan Permusyawaratan Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa Langensari.
(7) Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat bersama dengan Badan
Permusyawaratan Desa dengan Kepala Desa Langensari.
(8) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des) adalah rencana pembangunan
dalam jangka waktu menengah 5 (lima) tahun kedepan.
(9) Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) adalah penjabaran dari RPJM-Des untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun kedepan.
(10) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah rencana anggaran tahunan keuangan
pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintahan Desa dan BPD, yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
(11) Visi adalah pandangan tentang bagaimana desa akan diinginkan.
(12) Misi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga visi akan dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
(RPJM-Des)
Pasal 2
(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Langensari Tahun 2012-2016 disusun secara
sistematis sebagai berikut ;
Bagian Pertama : Pendahuluan
38
Bagian Kedua : Profil Desa
Bagian Ketiga : Potensi dan Masalah
Bagian Keempat : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Bagian Kelima : Penutup
(2) Sistematika sebagaimana dimaksud pada poin (1) merupakan landasan dan pedoman bagi
pemerintah desa untuk penyusunan RPJM-Desa dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Rencana pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Desa Langensari Tahun 2012- 2016
merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan pembangunan selama
5 (lima) tahun.
Pasal 4
Berdasarkan Peraturan Desa Langensari disusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Des) yang
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa yang merupakan penjabaran dari RPJMDes yang
selanjutnya disusun dalam APB-Des.
Pasal 5
Pelaksanaan pembangunan dapat mengalami perubahan dari RPJM-Des karena adanya bencana alam
secara tiba-tiba dan atau keadaan darurat lainnya.
Pasal 6
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam peraturan RPJM-Desa ini akan diatur oleh Keputusan
Kepala Desa.
Pasal 7
Peraturan Desa tentang RPJM_Desa ini mulai berlaku pada saat diundangkan. Agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Desa ini dengan menempatkannya dalam
lembaran desa.
Ditetapkan di Desa Langensari
Pada tanggal 28 Agustus 2012
KEPALA DESA LANGENSARI,
ttd
(SIROD H. MAHPUD)
Diundangkan di Desa
Pada tanggal 28 Agustus 2012
SEKRETARIS DESA LANGENSARI,
ttd
(YANTI SUSANTI)
39
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
KECAMATAN SUKARAJA
DESA LANGENSARI
Alamat : Jl. Kabandungan KM 3 Sukaraja (43192)
KEPUTUSAN KEPALA DESA LANGENSARI
KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI
NOMOR : ……………….. TAHUN 2012
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PERUMUS UNTUK PENYUSUNAN
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-DES)
TAHUN 2013 - 2017
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA LANGENSARI
Membaca : Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2 /1408/PMD, Tanggal 31
Maret 2010 Tentang Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa.
a. Bahwa untuk melakukan kegiatan pembangunan di Desa Langensari dirasa
perlu membuat suatu perencanaan pembangunan berskala yang disebut
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) untuk
anggaran 5 (lima) tahun kedepan periode 2012 - 2016 untuk mencapai Visi dan
Misi Desa sesuai dengan program yang telah disiapkan dan disepakati bersama.
b. bahwa untuk melaksanakan penyelenggaraan Rencana Pembangunan Desa
pada poin (a) diatas dipandang perlu membentuk Tim Perumus untuk
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Tahun
2012-2016 yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa Langensari.
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
Menimbang :
Mengingat :
40
dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4587);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005, tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006, tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4664);
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003, tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman
Penataan Lembaga Kemasyarakatan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007, tentang Kader
Pemberdayaan masyarakat;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman
Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan
Pembangunan Desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan
Program Pembangunan Desa/Kelurahan;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 31 Tahun 2000, Tentang
Kewenangan Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21
seri d);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 1 Tahun 2006, Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun
2006 - 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 1 seri e);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 15 Tahun 2006, Tentang Badan
Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 11 seri e);
41
16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 16 Tahun 2006, Tentang
Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan (Lembaran Daerah Nomor 12
seri e);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 01 Tahun 2008, Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa;
18. Peraturan Desa Langensari Nomor 02 Tahun 2008, Tentang Struktur Organisasi
dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Kepala Desa Langensari Tentang Pembentukan Anggota Tim
Perumus Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-
Desa) Desa Langensari Periode 2012 - 2016.
Kedua : Mengangkat Saudara yang namanya tersebut dalam daftar lampiran Keputusan
ini sebagai Anggota Tim Perumus Untuk Menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Desa Langensari (daftar nama terlampir).
Ketiga : Masa Tugas Tim Perumus Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM-Desa) terhitung sejak diterbitkannya Surat Keputusan
ini sampai dengan di tetapkannya Perdes tentang RPJM-Des oleh Kepala Desa
kepada BPD.
Ditetapkan di : Langensari
Pada tanggal : 6 Agustus 2012
KEPALA DESA LANGENSARI,
ttd
(SIROD H. MAHPUD)
42
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
KECAMATAN SUKARAJA
DESA LANGENSARI Alamat : Jl. Kabandungan KM 3 Sukaraja (43192) Sukabumi
NAMA-NAMA TIM PERUMUS
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
(RPJM-DES) DESA LANGENSARI
PERIODE 2013-2017
No Nama Jabatan
1 Sirod H. Mahmud Kepala Desa
2 Yanti Susanti Sekretaris Desa
3 Iyus Rusman
4 Nanang S
5 Supyan
6 M. Samba
7 Margarita Rifki
8 Lilik Sadeli
9 Badru
19 Ali S
11 Cep Mahendra
12 Adjat Sudrajat
13 Muhidin
14 H Saripudin
15 R Mulayan
Ditetapkan di : Langensari
Pada tanggal : 7Agustus 2012
KEPALA DESA LANGENSARI,
ttd
(SIROD H. MAHPUD)
43
DOKUMENTASI KEGIATAN