nasuwakesaceh.acnasuwakesaceh.ac.id/gudang/file/pdf/jurnal-pdf-u4bscy0xymosq9yo.… · merasa malu...
TRANSCRIPT
121 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 121 – 129
PERSEPSI WANITA TERHADAP KANKER PAYUDARADI KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH
PERCEPTION OF WOMEN ABOUT BREAST CANCERIN LUENG BATA DISTRICT OF BANDA ACEH
Nurleli*, Ainal Mardhiah**, Novemi***
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes AcehJalan Tgk. H. Mohd. Daud Beureueh No. 110 Lamprit Banda Aceh
Email: [email protected]
Abstrak: Di Aceh, kanker payudara merupakan penyakit tidak menular terbanyak ketigadengan sebagian besar pasien kanker payudara mempunyai masa keterlambatan berobat lebihdari 3 bulan. Persepsi pasien terhadap kanker payudara sangat menentukan keterlambatanpengambilan keputusan dalam pemeriksaan dan penanganan kanker payudara. Penelitianbertujuan untuk mengetahui persepsi wanita terhadap kanker payudara di Kecamatan LuengBata Kota Banda Aceh. Penelitian akan dilakukan pada 99 wanita yang dipilih secaradisproporsional stratified random sampling dari 9 desa di Kecamatan Lueng Bata Kota BandaAceh. Pengumpulan data diperoleh melalui jawaban dari responden dengan menggunakankuesioner. Data dianalisis secara univariat berdasarkan kriteria positif dan negatif yangdisajikan dalam bentuk persentase dan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa persepsi wanita tentang kanker payudara berada pada kategori negatif(53.5%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak adekuatnya tindakan pemeriksaanpayudara yang dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara. Diharapkan kepada petugaskesehatan agar dapat mengubah persepsi wanita terhadap kanker payudara menjadi positifsehingga dapat memotivasi untuk melakukan tindakan kesehatan yang direkomendasikan demimencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup.
Kata Kunci: Persepsi, wanita, kanker payudara
Abstract: Breast cancer is the third most infectious diseases in Aceh, and the majority of breastcancer patients had treatment delay period more than 3 months. Perception of breast cancerpatients was determined in this breast cancer examination and treatment delay. Thisdescriptive cross-sectional study was designed to examine the perception of women againstbreast cancer in the Lueng Bata district of Banda Aceh. Data collection was conducted withninety nine respondents recruited from 9 villlages in Lueng Bata Districof Banda Aceh,Indonesia. The results found that the majority of respondents had a high negative score ofperception about breast cancer (53.5%). The results also revealed that inadequate breastcancer screening performed by respondents.The negative perception about breast cancer wasreported as an enormous barrier to access breast cancer screening. Health care providershould make an effort to change the negative perception about breast cancer because thepositive perception is a facilitating factor in health system to prevent complications andimprove the quality of life for women.
Keyword: Perception, women, breast cancer
PENDAHULUAN
Saat ini kejadian kanker payudara
telah menghantui banyak wanita karena
jenis kanker ini merupakan yang paling
banyak menyerang wanita dan
menyebabkan kematian diseluruh dunia
termasuk Indonesia. Secara statistik
menunjukkan angka kejadian kanker
payudara pada wanita sebesar 30,5%
(48.998) dan kematian 21,5% (19.750)
121
nasuwakesaceh.ac.id
Persepsi Wanita Terhadap Kanker Payudara……..122
dari seluruh jenis kanker.1 Begitu pula
dengan daerah Aceh, menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada
tahun 2013, kanker menduduki urutan
ketiga terbanyak dengan kejadian 1,4%
dari seluruh penyakit tidak menular,
setelah Asma dan Penyakit Paru
Obstruksi Kronis. 2
Selain prevalensi dan mortaliti yang
tinggi, sebagian besar penderita kanker
payudara di Indonesia terdiagnosa pada
stadium lanjut. Hasil penelitian yang
dilakukan di Rumah Sakit Dharmais
ditemukan bahwa 70 % pasien kanker
payudara berada pada stadium III dan
IV. 3 Hal tersebut juga ditemukan pada
penelitian di rumah sakit yang sama
dimana lebih dari setengah pasien
kanker yang berobat terdiagnosa dengan
kanker stadium lanjut.4 Tentunya
keterlambatan dalam mendapatkan
perawatan akan menimbulkan efek
negatif yaitu penyebaran sel kanker ke
area lain (metastase).
Penelitian mengenai keterlambatan
berobat pada wanita Aceh yang
menderita kanker payudara didapatkan
bahwa sebagian besar (51,2%)
responden mempunyai interval waktu
berobat dengan waktu pertama kali
penderita menemukan tanda dan gejala
yaitu lebih dari 3 bulan bahkan bisa
sampai dengan 3 tahun.5 Dengan
keterlambatan tersebut, banyak waktu
yang terbuang saat fase awal penyakit
sehingga umumnya pasien kanker
payudara berobat pada saat sudah
stadium lanjut ketika pengobatan sudah
tidak begitu efektif lagi. Padahal
tindakan dini sangat menentukan
prognosis dan tingkat kesembuhan tanpa
komplikasi untuk pasien kanker
payudara.
Keterlambatan dalam mengambil
keputusan untuk menerima pengobatan
modern di rumah sakit sangat erat
kaitannya dengan latar belakang sosial
budaya yang menimbulkan persepsi dan
kepercayaan negatif tentang pemerik-
saan dan pengobatan kanker payudara6.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan di
negara lain menunjukkan berbagai
macam persepsi negatif dan stigma
terhadap kanker yang menjadi faktor
keterlambatan dalam mendapatkan
pertolongan medis. Selain itu nilai
budaya yang dianut oleh wanita Asia
yang menganggap tabu untuk
mendiskusikan mengenai payudara
bahkan sesama wanita sendiri. Mereka
merasa malu untuk memperlihatkan
payudaranya, walaupun untuk keperluan
pemeriksaan kesehatan oleh petugas
kesehatan7. Bahkan dikalangan
masyarakat ada yang cenderung tidak
mau membicarakan tentang kanker
nasuwakesaceh.ac.id
123 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 121 – 129
payudara karena takut, sebagian wanita
berasumsi bahwa kata kanker itu adalah
suatu hal yang menakutkan dan berarti
kematian. Berdasarkan persepsi dan
kepercayaan tersebut sangat rentan bagi
wanita untuk mengabaikan pentingnya
masalah kanker dan menghindari untuk
melakukan pemeriksaan bahkan
pengobatan. Adanya persepsi yang
berbeda dan ketakutan yang dirasakan
karena didiagnosis kanker payudara
sangat berpengaruh terhadap kesalahan
dalam pengambilan keputusan untuk
bertindak sehingga terjadi keterlambatan
pengobatan8. Keterlambatan itu sendiri
dapat menjadi faktor penghambat yang
dapat merugikan kesehatan seseorang
dan menurunkan kualitas hidup.
Provinsi Aceh mempunyai
kebudayaan yang unik diberbagai
daerah. Ditambah lagi sangat banyak
pengobatan tradisional yang mudah di
akses dan menjanjikan dapat
menyembuhkan kanker sehingga banyak
wanita Aceh yang terpengaruh untuk
menggunakannya sebagai pengobatan
utama. Berdasarkan Teori Health Belief
Model (HBM) menjelaskan bahwa
persepsi dan tindakan seseorang sangat
dipengaruhi oleh faktor kerentanan yang
dirasakan (perceived susceptibility),
keseriusan yang dirasakan (perceived
severity/ seriousness), manfaat yang
dirasakan (perceived benefits), hambatan
yang dirasakan (perceived barrier)9.
Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui persepsi wanita
terhadap kanker payudara di Kecamatan
Lueng Bata Kota Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
deskriptif eksploratif dengan pendekatan
cross-sectional study, untuk mengetahui
persepsi wanita Aceh terhadap kanker
payudara di Kecamatan Lueng Bata
Kota Banda Aceh. Sampel dalam
penelitian berjumlah 99 wanita berusia
>40 tahun yang dipilih dengan
menggunakan teknik disproporsional
stratified random sampling dari9 Desa
yang terdapat di Kecamatan Lueng Bata
Kota Banda Aceh yaitu: Lamdom, Cot
Mesjid, Batoh, Suka Damai,
Lamseupeung, Panteriek, Lueng Bata,
Blang Cut, dan Lampaloh.
Data yang dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner dalam bentuk
pertanyaan tertutup yang terdiri dari:
kerentanan terhadap kanker payudara,
keseriusan terhadap kanker payudara,
manfaat yang dipersepsikan terhadap
perilaku yang diharapkan, hambatan
yang dipersepsikan terhadap perilaku
yang diharapkan. Responden diminta
memilih salah satu alternatif jawaban
nasuwakesaceh.ac.id
Persepsi Wanita Terhadap Kanker Payudara……..124
yang tersedia sesuai dengan pemikiran
dan keyakinannya.
Data yang telah dikumpulkan
selanjutnya dilakukan proses pengolahan
data untuk menjawab pertanyaan
penelitian meliputi: editing, coding,
transferring, tabulating. Analisa data
menggunakan teknik statistik deskriptif.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian yang diperoleh dari
99 responden diwilayah Kecamatan
Lueng Bata Kota Banda Aceh dijelaskan
dalam empat bagian utama yang terdiri
dari: (1) Karakteristik responden; (2)
Jenis pemeriksaan payudara yang
digunakan; dan (3) Persepsi terhadap
kanker payudara; dan (4) frekuensi dan
persentase riwayat keluarga,
pemeriksaan payudara dengan persepsi
tentang kanker payudara
Tabel 1. Karakteristik Responden
Variabel n %Umur (tahun)
40-4546-5051- 5556- 6061-65
2627211510
26.327.321.215.210.1
Mean (SD) = 50.49 (6.71)StatusMenikahBelum menikah
CeraiJanda
7674
12
76.87.14.0
12.1
Sambungan Tabel 1Variabel n %
TingkatPendidikanSDSMPSMASarjanaTidak sekolah
71842311
7.118.242.431.31.0
PekerjaanPNSPegawai Swasta
IRTHonorerTidak Bekerja
19106037
19.210.160.63.07.1
Riwayat keluarga kanker payudaraYa
Tidak 1584
15.284.8
Pendapatan keluarga (Rp)Mean (SD)=2,397,979.80(1,748,292,45)Asuransi kesehatan
YesNo
7514
85.914.1
Berdasarkan hasil analisis
statistik untuk karateristik responden
diketahui bahwa umur rata-rata
responden adalah 50 tahun dengan
persentase terbanyak (74.8%) berada
pada rentang usia 40-55 tahun. Seperti
yang dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa
mayoritas dari responden adalah
nasuwakesaceh.ac.id
Persepsi Wanita Terhadap Kanker Payudara……..122
berpendidikan SMA dan Sarjana (42.4%
dan 31.3%) dan tidak bekerja (67.7%),
berstatus menikah (76.8%). Sebagian
besar responden (84.8%) menyatakan
tidak ada riwayat keluarga dengan
kanker payudara.
Tabel 2. Jenis Pemeriksaan Payudara yang Digunakan oleh Responden
Variabel n %Pemeriksaan payudara sendiri Tidak pernah
6 bulan sekali1 bulan sekaliSeminggu sekali
53221410
53.522.214.110.1
Pemeriksaan klinis Tidak pernah6 bulan sekali1 bulan sekaliSeminggu sekali
907
2-
90.97.12.0-
Mammo-gram Tidak pernah6 bulan sekali1 bulan sekaliSeminggu sekali
954--
96.04.0--
Tabel 2. menunjukkan bahwa
sebagian besar responden tidak pernah
melakukan ketiga jenis pemeriksaan
tersebut, bahkan untuk SADARI yang
merupakan pemeriksaan yang paling
sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Tabel3. Persepsi tentang kanker payudaraItem n %
Persepsi tentang kanker payudaraMean (SD) = 107.81 (9.199)Min = 90; Max = 136Positif 46 46.5Negatif 53 53.5
Kerentanan terhadap kanker payudaraMean (SD) = 22.38 (3.867)Min = 13; Max = 35Positif 46 46.5Negatif 53 53.5
Sambungan Tabel 3Item n %
Keseriusan terhadap kanker payudaraMean (SD) = 21.62 (2.762)Min = 15; Max = 30Positif 50 50.5Negatif 49 49.5
Manfaat melakukan pemeriksaan kanker payudaraMean (SD) = 33.24 (2.925)Min = 27; Max = 41Positif 43 43.4Negatif 56 56.6
Hambatan dalam melakukan pemeriksaan kanker payudaraMean (SD) = 30.57 (4.502)Min = 22; Max = 42Positif 49 49.5Negatif 50 50.5
Untuk persepsi secara total
responden berada pada kategori negatif
(mean = 107.81; SD = 9.199). Begitu
juga persepsi tentang kerentanan dan
keseriusan terhadap kanker payudara,
serta manfaat dan hambatan dalam
melakukan pemeriksaan kanker
payudara berada pada kategori negatif.
nasuwakesaceh.ac.id
nasuwakesaceh.ac.id
125 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 121 – 129
Tabel4. Frekuensi dan persentase riwayat keluarga dan pemeriksaan payudara, terhadappersepsi kanker payudara
Karakteristik responden Persepsi tentang kanker payudara
Positif Negatif
n % n %
Riwayatkeluarga
Ya 6 40.0 9 60.0
Tidak 40 47.6 44 52.4
Pemeriksaanpayudara
Ya 21 43.8 27 56.3
Tidak 25 49.0 26 51.0
Tabel 4 mendeskripsikan bahwa
responden yang memiliki riwayat
keluarga dengan kanker payudara lebih
sedikit, namun diantara responden
tersebut mayoritas mempunyai
persentase nilai persepsi tentang kanker
payudara negatif (60%).
PEMBAHASAN
Usia rata-rata responden pada
penelitian ini adalah 50 tahun, dimana
pada usia ini wanita menjadi lebih
beresiko mengalami kanker payudara.
Berdasarkan data dari American Cancer
Society menyatakan bahwa umumnya
angka kejadian dan kematian akan
meningkat seiring dengan peningkatan
usia. Sebanyak 95% kasus baru dan 97%
kematian akibat kanker payudara terjadi
pada wanita usia 40 tahun keatas. 10 Oleh
karena itu, peneliti memilih wanita yang
berusia diatas 40 tahun menjadi
responden penelitian. Seiring dengan
penelitian di RS M. Djamil Padang
dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan risiko
kelompok usia ≥ 50 tahun terkena
kanker payudara 1,35 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok wanita
usia < 50 tahun. 11
Mayoritas responden dalam
penelitian ini berstatus menikah (76.8%).
Status perkawinan seseorang adalah
salah satu hal yang mempengaruhi
persepsi sampai akhirnya akan
membentuk sikap untuk mau melakukan
pemeriksaan dan pengobatan terhadap
penyakit kanker payudara atau bahkan
bisa mengalami keterlambatan. Hal
tersebut menitikberatkan pada peran
wanita yang akan berubah seiring
dengan perubahan status. Sebagai
contoh, bagi wanita Iran yang
mengalami Kanker Payudara dan
menikah, mereka akan cenderung
mencurahkan waktunya untuk mengurus
anak dan suami, sehingga kesehatan
dirinya akan terabaikan dan berlanjut
pada keadaan keterlambatan untuk
melakukan pengobatan.
nasuwakesaceh.ac.id
Persepsi Wanita Terhadap Kanker Payudara……..126
Faktor individu yang dapat
menghambat untuk melakukan
pendeteksian dini terhadap kanker
payudara adalah tidak adanya jaminan
kesehatan dan fasilitas transportasi,
kesulitan finansial, perasaan malu dan
enggan untuk diperiksa oleh dokter laki-
laki, kurang kesadaran terhadap kanker
payudara.8 Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hampir seluruh responden
memiliki jaminan kesehatan (85.9%).
Namun, adanya jaminan kesehatan saja
belum merupakan jaminan bahwa
seorang yang sakit akan segera berobat
terutama bagi masyarakat yang tempat
tinggal jauh dari pusat pelayanan
kesehatan. Mereka juga akan cenderung
mempunyai masalah lain seperti biaya
perjalanan, makanan, serta akomodasi.
Sehingga pendapatan yang rendah juga
menjadi alasan lain bagi wanita yang
mempunyai kemungkinan menderita
kanker payudara menunggu lebih lama
sebelum datang untuk mencari
pengobatan pada saat yang sudah sangat
mendesak distadium lanjut.12
Hasil penelitian mendapatkan data
bahwa masih tidak adekuatnya tindakan
pemeriksaan payudara yang dilakukan
untuk mendeteksi kanker payudara.
Untuk tindakan pemeriksaan sendiri
yang pelaksanaannya cukup sederhana
dan tidak membutuhkan waktu lama,
tercatat sebanyak 53% tidak pernah
melakukan dan 22% hanya melakukan
selama 6 bulan sekali. Hal ini terjadi
karena persepsi negatif yang dimiliki
reponden bahwa pemeriksaan payudara
sendiri membutuhkan waktu khusus
yang lama (81.8%). Apalagi untuk
pemeriksaan klinis di rumah sakit dan
pemeriksaan mammogram, hampir
seluruh responden tidak pernah
melakukannya (90% dan 95%). Padahal
idealnya bagi wanita yang berusia diatas
40 tahun harus melakukan pemeriksaan
mammogram setiap tahun sekali,
pemeriksaan klinis setiap tahun sekali,
dan pemeriksaan payudara sendiri
sesering mungkin.10
Secara umum untuk persepsi tentang
kanker payudara berada pada kategori
negatif (53.5%). Demikian pula untuk
persepsi secara khusus yang terdiri dari
kerentanan dan keseriusan terhadap
kanker payudara, manfaat, dan hambatan
yang dirasakan dalam melakukan
pemeriksaan kanker payudara juga
berada pada kategori negatif. Mayoritas
responden mempunyai persepsi bahwa
tidak perlu melakukan pemeriksaan
payudara jika tidak mempunyai tanda
dan gejala (65.7%) dan sering menekan-
nekan daerah payudara dapat
nasuwakesaceh.ac.id
127 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 121 – 129
menyebabkan kanker payudara (82.7%).
Adanya persepsi yang demikian akan
membuat wanita takut untuk melakukan
pemeriksaan payudara.
Demikian pula dengan persepsi
tentang keseriusan dari kanker payudara
akan mempengaruhi prilaku untuk
mencari pertolongan. Sebagian besar
responden menganggap bahwa gejala
yang muncul akan hilang sendiri tanpa
harus memeriksakan diri dan berobat ke
rumah sakit (85.9%). Persepsi tersebut
akan membuat para wanita memutuskan
untuk menunda melakukan pemeriksaan
dini sampai mereka merasa kesakitan,
pada saat tersebut mereka akan berada
pada stadium lanjut dan pengobatan
sudah tidak efektif lagi.
Kepercayaan terhadap terapi
tradisional merupakan faktor
penghambat yang dapat merugikan
kesehatan wanita. Terdapat 86.9% dari
responden yang menyatakan bahwa
dukun adalah pilihan pertama pada saat
terdeteksi gejala abnormal pada
payudara. Alasan mengapa penderita
kanker payudara lebih suka
menggunakan pengobatan trasional
antara lain: takut operasi, rekomendasi
dari teman dan keluarga, persepsi bahwa
pengobatan tradisional dapat menyem-
buhkan penyakit apapun tanpa perlu
operasi, pengalaman yang buruk
terhadap pelayanan rumah sakit, masalah
keuangan, tidak mempunyai waktu
banyak, dan juga merasa tidak nyaman
dan malu dengan prosedur diagnostik. 13
Pengobatan tradisional juga sering
menjanjikan kesembuhan bagi penderita
kanker melalui promosi dan melakukan
pengobatan dengan menciptakan
hubungan yang dekat dengan pasien.
KESIMPULAN
Hasil penelitian diperoleh data
bahwa mayoritas dari responden
memiliki nilai persepsi negatif, baik
persepsi tentang kerentanan terhadap
kanker payudara, keseriusan terhadap
kanker payudara, manfaat, dan juga
hambatan yang dirasakan. Selanjutnya
juga ditemukan rendahnya jumlah
responden yang melakukan pemeriksaan
payudara baik SADARI, pemeriksaan
klinis, maupun mammogram.
SARAN
Petugas kesehatan sebaiknya dalam
melakukan intervensi pendidikan
kesehatan harus mengkaji lebih detail
akan kemungkinan hambatan yang
dihadapi oleh wanita dengan kanker
payudara. Disamping itu juga,
pemberian pelayanan kesehatan pada
wanita dengan kasus kanker payudara
nasuwakesaceh.ac.id
Persepsi Wanita Terhadap Kanker Payudara……..128
harus lebih sensitif dan menghormati
segala aspek individual sehingga akan
timbul hubungan saling percaya antara
petugas kesehatan dan masyarakat.
Dinas kesehatan dapat mengambil
kebijakan yang lebih mengarah ke arah
promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, dan penggunaan pusat
pelayanan kesehatan guna merubah
persepsi yang selama ini cenderung
negatif dan menjadi faktor penghambat
dalam bidang kesehatan. Dengan adanya
hasil penelitian ini diharapkan kepada
peneliti selanjutnya dapat melanjutkan
dalam area hubungan karakteristik
individu terhadap persepsi terhadap
kanker payudara sehingga dapat
diperoleh data dan fakta yang lebih
lengkap. Dengan mengetahui stimulus-
stimulus terbentuknya persepsi akan
memperjelas dan memudahkan dalam
melakukan intervensi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Poltekkes
Kemenkes Aceh sebagai penyedia
anggaran. Selanjutnya terima kasih
kepada Camat Lueng Bata dan Kepala
Desa di wilayah Kecamatan Lueng bata
serta seluruh responden dalam penelitian
ini.
DAFTAR PUSTAKA1. GLOBOCAN. (2012). International
Agency for Research on Cancer.Retrieved fromhttp://globocan.iarc.fr/factsheet.asp
2. Badan Penelitian dan pengembanganKesehatan KementerianKesehatan. (2013). RisetKesehatan Dasar 2013. Retrivedfromhttp://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013
3. Irawan, C., Hukom, R., &Prayogo, N.(2008). Factors associated withbone metastasis in Breast Cancer:A preliminary study in anIndonesian population. TheIndonesian Journal of InternalMedicine, 40, 178-180.
4. Ng, C, H., Pathy, N, B., Taib, N, A.,Teh, Y, C., Mun, K, S.,Amiruddin, A., Yip, C. H. (2011).Comparison of breast cancer inIndonesia and Malaysia – Aclinico-pathological study betweenDharmais Cancer Centre Jakartaand University Malaya MedicalCentre, Kuala Lumpur.AsianPacific Journal CancerPrevention, 12, 2943-2946.
5. Nurleli., Maneewat, K.,Petpichetchian, W. (2013). Patientdelay in consulting a medicaldoctor among Acehnese womenwith breast cancer.Songklanagarind Journal ofNursing,37, 1-11.
6. Parsa, P., Kandiah, M., Rahman, H.A., &Zulkefli, N. A. M. (2006).Barrier for breast cancer screeningamong Asian women: A miniliterature review. Asian PacificJournal of Cancer Prevention, 7,509-514.
7. Azaiza, F., & Cohen, M. (2008).Between traditional and modernperceptions of breast and cervicalcancer screenings: A qualitative
nasuwakesaceh.ac.id
129 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 121 – 129
study of Arab women in Israel.Journal of Psycho-Oncology, 17,34-41.
8. Ersin, F., & Bahar, Z. (2011).Inhibiting and Facilitating FactorsConcerning Breast Cancer EarlyDiagnosis Behavior in TurkishWomen: A Qualitative StudyAccording to the Health Belief andHealth Development Models,Asian Pacific Journal of CancerPrevention, 12, 1849-1854
9. Glanz, K., Rimer, B. K., &Viswanath, K. (2008). Healthbehavior and health education:Theory, research, and practice(4th ed.). United Stated ofAmerica: Jossey-Bas
10. American Cancer Society. (2011).Breast cancer facts& figures 2011-2012. Retrieved from
http://www.cancer.org/acs/groups/content/@epidemiologysurveilance/documents/document/acspc-030975.pdf
11. Azamris. (2006). Analisis faktorrisiko pada pasien kanker payudaradi Rumah Sakit Dr. M. DjamilPadang. Jurnal Cermin DuniaKedokteran, 152, 53-56.
12. Talpur, A. A., Surahio, A. R., Ansari,A., & Ghumro, A. A. (2011). Latepresentation of breast cancer: Adilemma. Journal of the PakistanMedical Association, 61, 662-666.
13. Muhammad, M., Merriam, S.,&Suhami, N. (2011). Why breastcancer patients seek traditionalhealers. International Journal ofBreast Cancer, 2012, 1-9.
nasuwakesaceh.ac.id