model hybrid singular spectrum analysis dan...

193
TUGAS AKHIR SS141501 MODEL HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI PECAHAN INFLOW DAN OUTFLOW UANG KARTAL DI INDONESIA ENDAH SETYOWATI NRP 1314 100 083 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono PROGRAM STUDI SARJANA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA, KOMPUTASI, DAN SAINS DATA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • TUGAS AKHIR – SS141501

    MODEL HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI PECAHAN INFLOW DAN OUTFLOW UANG KARTAL DI INDONESIA ENDAH SETYOWATI NRP 1314 100 083 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono PROGRAM STUDI SARJANA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA, KOMPUTASI, DAN SAINS DATA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

  • TUGAS AKHIR – SS141501

    MODEL HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI PECAHAN INFLOW DAN OUTFLOW UANG KARTAL DI INDONESIA

    ENDAH SETYOWATI NRP 1314 100 083 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono

    PROGRAM STUDI SARJANA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA, KOMPUTASI, DAN SAINS DATA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

  • ii

  • iii

    FINAL PROJECT – SS 141501

    HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS AND NEURAL NETWORK MODEL FOR FORECASTING CURRENCY INFLOW AND OUTFLOW IN INDONESIA ENDAH SETYOWATI NRP 1314 100 083 Supervisor Dr. Suhartono UNDERGRADUATE PROGRAMME DEPARTMENT OF STATISTICS FACULTY OF MATHEMATICS, COMPUTING, AND DATA SCIENCES INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

  • iv

  • v

    1 LEMBAR PENGESAHAN

    MODEL HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS

    DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI

    PECAHAN INFLOW DAN OUTFLOW UANG KARTAL

    DI INDONESIA

    TUGAS AKHIR

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Sains

    pada

    Program Studi Sarjana Departemen Statistika

    Fakultas Matematika, Komputasi, dan Sains Data

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Oleh :

    Endah Setyowati

    NRP. 1314 100 083

    Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :

    Dr. Suhartono

    NIP. 19710929 199512 1 001

    ( )

    Mengetahui,

    Ketua Departemen

    Dr. Suhartono

    NIP. 19710929 199512 1 001

    SURABAYA, JANUARI 2018

  • vi

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • vii

    MODEL HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS

    DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI

    PECAHAN INFLOW DAN OUTFLOW UANG KARTAL

    DI INDONESIA

    Nama Mahasiswa : Endah Setyowati

    NRP : 1314 100 083

    Departemen : Statistika

    Dosen Pembimbing : Dr. Suhartono

    2 Abstrak Peredaran uang kartal di masyarakat yang sering dikenal

    dengan sebutan inflow dan outflow memiliki peranan yang sangat

    penting bagi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia sebagai

    satu-satunya lembaga yang berwenang mengedarkan uang kartal

    kepada masyarakat harus mampu melakukan pengelolaan

    terhadap uang kartal melalui perencanaan mengenai kebutuhan

    uang dimasa mendatang dengan melakukan forecasting.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemodelan dan

    peramalan inflow dan outflow uang kartal setiap pecahan dengan

    menggunakan metode Hybrid Singular Spectrum Analysis dan

    Neural Network (SSA-NN). Data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah inflow dan outflow uang kartal sebanyak 14

    pecahan mulai tahun 2003 hingga 2016. Analisis yang digunakan

    dalam penelitian ini menggunakan kajian simulasi dan kajian

    terapan. Hasil dari kajian simulasi menunjukkan bahwa metode

    SSA-NN dengan peramalan agregat cenderung lebih baik

    daripada individu dan pola data yang mengandung noise random

    lebih baik dari pada noise berpola non linier. Pada kajian

    terapan,hasil peramalan SSA-NN yang dibandingkan dengan

    ARIMAX memberikan hasil bahwa peramalan dengan

    menggunakan SSA-NN mampu meramalkan lebih baik sejumlah

    57% pecahan inflow dan outflow uang kartal nasional.

    Kata Kunci : Inflow dan Outflow, Neural Network,

    Nonlinieritas, Pola Data, Singular Spectrum Analysis

  • viii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • ix

    HYBRID SINGULAR SPECTRUM ANALYSIS

    AND NEURAL NETWORK MODEL FOR FORECASTING

    CURRENCY INFLOW AND OUTFLOW IN INDONESIA

    Name : Endah Setyowati

    NRP : 1314 100 083

    Department : Statistics

    Supervisor : Dr. Suhartono

    3 Abstract

    The circulation of currency in the community often known

    as inflow and outflow has a very important role for the

    Indonesian economy. Bank Indonesia as the only institution that

    authorized to distribute currency to the public should be able to

    manage the currency through planning on future money needs by

    forecasting. This study aims to determine the modeling and

    forecasting of inflow and outflow of currency every fraction using

    Hybrid Singular Spectrum Analysis and Neural Network (SSA-

    NN) method. The data used in this research is the inflow and

    outflow currency of 14 fractions from 2003 to 2016. The analysis

    used in this study is using simulation studies and applied studies.

    The results of the simulation study indicate that the SSA-NN

    method with aggregate forecasting tends to have better result

    than the individual and the data pattern that containing random

    noise is better than non-linear patterned noise. In the applied

    studies, SSA-NN forecasting results compared to ARIMAX have

    resulted that forecasting using SSA-NN was able to predict better

    for 57% of national inflow and outflow currency.

    Keywords: Currency Inflow and Outflow, Data Pattern, Neural

    Network, Nonlinearity, Singular Spectrum Analysis

  • x

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xi

    4 KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat dan hidayah yang

    diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan

    laporan Tugas Akhir yang berjudul “Model Hybrid Singular

    Spectrum Analysis dan Neural Network untuk Peramalan Nilai

    Pecahan Inflow dan Outflow Uang Kartal Di Indonesia”

    dengan lancar.

    Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

    tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh

    karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

    1. Dr. Suhartono selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan Ketua Departemen Statistika, yang telah meluangkan waktu

    dan dengan sangat sabar memberikan bimbingan, saran,

    dukungan serta motivasi selama penyusunan Tugas Akhir.

    2. Dr. R.Mohamad Atok, M.Si. dan Santi Puteri Rahayu, Ph.D. selaku dosen penguji yang telah banyak memberi masukan

    kepada penulis.

    3. Dr. Sutikno, M.Si. selaku Ketua Program Studi Sarjana yang telah memberikan fasilitas, sarana, dan prasarana.

    4. Prof. Dr. I Nyoman Budiantara M.Si. selaku dosen wali yang telah banyak memberikan saran dan arahan dalam proses

    belajar di Departemen Statistika.

    5. Kedua orang tua, atas segala do’a, nasehat, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan kepada penulis demi kesuksesan

    dan kebahagiaan penulis.

    6. Sahabat-sahabat penulis, Ulfi Faizah, Eka Aullya, Fatchi Rihadatul, Dedi Setiawan, Rizky Cahyani, Ria Retna,

    Achmad Nuruddin, Nafilah Faradiba, Nanda Prasetya, dan

    Adistya Febriana yang selama ini telah membantu,

    mendukung, dan mendengarkan keluh kesah penulis selama

    masa perkuliahan berlangsung.

    7. Teman-teman seperjuangan TA, khususnya Salafiyah Isnawati dan Zuhrofatul Ulwiyah yang selama ini telah

    berjuang bersama dan saling memberikan semangat.

  • xii

    8. Kakak angkatan, mbak Priliyandari Dina yang sangat membantu dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini, mulai

    dari data hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

    9. Teman-teman Statistika ITS angkatan 2014, Respect, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis selama ini.

    10. Teman-teman Pekan Raya Statistika 2016, HIMASTA-ITS 2015/2016 dan HIMASTA-ITS 2016/2017 khususnya

    Pengurus Harian, yang selama perkuliahan ini memberikan

    banyak pembelajaran dan mendukung penulis dalam

    mengembangkan softskill penulis.

    11. Para donatur dan teman-teman penerima beasiswa Karya Salemba Empat yang selama 3 tahun telah memberikan

    bantuan baik secara materi maupun pengembangan diri

    kepada penulis.

    12. Semua pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan Tugas Akhir yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

    Besar harapan penulis untuk mendapatkan kritik dan saran

    yang membangun sehingga Tugas Akhir ini dapat memberikan

    manfaat bagi semua pihak yang terkait.

    Surabaya, Januari 2018

    Penulis

  • xiii

    5 DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................ i

    COVER PAGE ....................................................................iii

    LEMBAR PENGESAHAN ................................................. v

    ABSTRAK .......................................................................... vii

    ABSTRACT ......................................................................... ix

    KATA PENGANTAR ........................................................ xi

    DAFTAR ISI .....................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR ......................................................... xv

    DAFTAR TABEL ............................................................. xix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................... xix

    DAFTAR NOTASI .........................................................xxiii

    BAB I PENDAHULUAN .................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................... 6

    1.3 Tujuan ....................................................................... 6

    1.4 Manfaat ..................................................................... 7

    1.5 Batasan Masalah ........................................................ 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................... 9

    2.1 Analisis Deret Waktu ................................................ 9

    2.2 ACF dan PACF ......................................................... 9

    2.3 Autoregressive Integrated Moving Average

    (ARIMA) ................................................................. 10

    2.4 Autoregressive Integrated Moving Average with

    Exogeneus Variable (ARIMAX) ............................. 16

    2.5 Singular Spectrum Analysis (SSA) .......................... 16

    2.6 Neural Network ....................................................... 20

    2.7 Singular Spectrum Analysis dan Neural Network .. 23

    2.8 Evaluasi Kebaikan Model ....................................... 24

    2.9 Inflow dan Outflow Uang Kartal ............................. 24

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................ 27

    3.1 Kajian Simulasi ....................................................... 27

  • xiv

    3.2 Kajian Terapan ........................................................ 30

    3.2.1 Sumber Data..................................................30

    3.2.1 Variabel Penelitian........................................31

    3.2.3 Langkah Analisis...........................................33

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................... 37

    4.1 Kajian Simulasi ....................................................... 37

    4.1.1 Skenario 1.....................................................38

    4.1.2 Skenario 2.....................................................50

    4.1.3 Perbandingan Hasil Peramalan SSA-NN

    pada Studi Simulasi......................................54

    4.2 Pemodelan Data Inflow dan Outflow Nasional

    dengan ARIMAX dan SSA-NN ............................. 55

    4.2.1 Pemodelan Data Inflow dan Outflow

    Nasional dengan ARIMAX..........................62

    4.2.2 Pemodelan Data Inflow dan Outflow

    Nasional dengan SSA-NN...........................69

    4.3 Perbandingan Peramalan Inflow dan Outflow

    dengan Menggunakan ARIMAX dan SSA-NN ...... 84

    4.4 Peramalan Data Inflow dan Outflow Tahun 2018 .... 88

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................. 91

    5.1 Kesimpulan ............................................................. 91

    5.2 Saran ....................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 93

    LAMPIRAN ....................................................................... 97

    BIODATA PENULIS ...................................................... 167

  • xv

    6 DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Arsitektur FFNN dengan satu lapis tersembunyi,

    p unit input, q unit neuron di lapis tersembunyi,

    dan satu unit neuron output ............................... 22

    Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah Analisis Secara Umum .... 35

    Gambar 3.2 Diagram Alir Langkah Peramalan SSA-NN ......... 36

    Gambar 4.1 Plot Bangkitan Komponen (a) Tren, (b) Musiman,

    (c) Variasi Kalender, (d) White Noise dan

    (e) Noise ESTAR (1).........................................38

    Gambar 4.2 Time Series Plot Data Simulasi Skenario 1 ......... 39

    Gambar 4.3 Plot Nilai Singular Skenario 1 ............................. 40

    Gambar 4.4 Plot Rekontruksi 11 Eigentriple Utama

    Skenario 1 .......................................................... 41

    Gambar 4.5 Plot Komponen Tren Skenario 1 .......................... 43

    Gambar 4.6 Plot Komponen Musiman Skenario 1 .................. 43

    Gambar 4.7 Plot Komponen Noise Skenario 1 ........................ 44

    Gambar 4.8 Plot ACF dan PACF Komponen Noise

    Skenario 1 .......................................................... 44

    Gambar 4.9 PACF Data Tren Skenario 1 ................................ 45

    Gambar 4.10 Perbandingan Data Testing dengan Peramalan

    Agregat dan Individu pada Skenario 1 .............. 49

    Gambar 4.11 Time Series Plot Data Simulasi Skenario 2 ......... 50

    Gambar 4.12 Plot Nilai Singular Skenario 2 ............................. 50

    Gambar 4.13 Plot Rekontruksi 9 Eigentriple Utama

    Skenario 2 .......................................................... 51

    Gambar 4.14 Plot Komponen (a) Tren, (b) Musiman dan (c)

    Noise pada Skenario 2 ....................................... 52

    Gambar 4.15 PACF Data Tren Skenario 2 ................................ 53

  • xvi

    Gambar 4.16 Perbandingan Data Testing dengan Peramalan

    Agregat dan Individu pada Skenario 2............... 53

    Gambar 4.17 Perkembangan Data Inflow dan Outflow

    Nasional setiap Tahun ........................................ 55

    Gambar 4.18 Time Series Plot Data Inflow dan Outflow

    Nasional ............................................................. 56

    Gambar 4.19 Perbandingan Rata-rata Inflow dan Outflow

    pada Bulan Terjadinya Hari Raya Idul Fitri

    dan Bulan yang Terpengaruhi ............................ 57

    Gambar 4.20 Time Series Plot Inflow Nasional per Pecahan .... 59

    Gambar 4.21 Time Series Plot Outflow Nasional per

    Pecahan .............................................................. 60

    Gambar 4.22 Perbandingan Data Aktual dan Ramalan

    Seluruh Pecahan Inflow dan Outflow dengan

    Metode ARIMAX .............................................. 65

    Gambar 4.23 Plot Nilai Singular Data Inflow Pecahan Rp

    100.000,00 ......................................................... 70

    Gambar 4.24 Plot Komponen Utama pada Data Inflow

    Pecahan Rp 100.000,00 ..................................... 70

    Gambar 4. 25 Plot Komponen Tren Data Inflow Pecahan Rp

    100.000,00 ......................................................... 72

    Gambar 4.26 Plot Komponen Musiman Data Inflow Pecahan

    Rp 100.000,00 .................................................... 72

    Gambar 4.27 Plot Komponen Noise Data Inflow Pecahan Rp

    100.000,00 ......................................................... 73

    Gambar 4.28 Plot ACF dan PACF (a) Tren, (b) Musiman,

    dan (c) Noise ...................................................... 73

    Gambar 4.29 Plot PACF Data Komponen Tren Inflow

    Pecahan Rp 100.000,00 Setelah Stasioner ......... 74

  • xvii

    Gambar 4.30 Hasil Pengujian Transformasi Box-Cox

    Komponen Musiman Data Inflow Pecahan

    Rp 100.000,00 .................................................... 74

    Gambar 4.31 ACF dan PACF Komponen Musiman Data

    Inflow Pecahan Rp 100.000,00 setelah

    Transformasi dan Differencing .......................... 75

    Gambar 4.32 Arsitektur Neural Network Komponen Tren

    Data Inflow Pecahan Rp 100.000,00 .................. 78

    Gambar 4.33 Arsitektur Neural Network Komponen

    Musiman Data Inflow Pecahan

    Rp 100.000,00 .................................................... 79

    Gambar 4.34 Arsitektur Neural Network Komponen Noise

    Data Inflow Pecahan Rp 100.000,00 .................. 79

    Gambar 4.35 Perbandingan Peramalan Data Training dan

    Testing dengan Peramalan Data Inflow

    Pecahan Rp 100.000,00 ..................................... 80

    Gambar 4.36 Perbandingan Data Aktual dan Ramalan Setiap

    Pecahan Inflow dan Outflow dengan

    SSA-NN ............................................................. 80

    Gambar 4.37 Perbandingan Rasio Perbandingan RMSE

    SSA-NN terhadap ARIMAX pada Peramalan

    Pecahan Inflow dan Outflow .............................. 86

    Gambar 4. 38 Perbandingan Metode ARIMAX dan SSA-NN

    pada Peramalan Pecahan Inflow dan Outflow .... 87

    Gambar 4.39 Hasil Peramalan Inflow dan Outflow untuk

    Periode Tahun 2017 dan 2018 (Miliar Rp) ........ 88

  • xviii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xix

    7 DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Bentuk Transformasi .................................................. 12

    Tabel 2.2 Plot ACF dan PACF Model ARIMA Non Musiman .. 13

    Tabel 3.1 Kejadian Idul Fitri Tahun 2001 hingga 2016.............29

    Tabel 3.2 Variabel Penelitian (dalam miliar rupiah) .................. 31

    Tabel 3.3 Struktur Data Inflow ................................................... 31

    Tabel 3.4 Struktur Data Outflow ................................................. 32

    Tabel 3.5 Variabel Dummy yang Digunakan .............................. 32

    Tabel 4.1 Eigentriple yang Berhubungan dengan Musiman

    pada Skenario 1 .................................................42

    Tabel 4.2 Pengelompokan Komponen Eigentriple Skenario 1 ... 42

    Tabel 4.3 Kombinasi Input Model Neural Network Skenario 1 . 46

    Tabel 4.4 Pemilihan Model Neural Network Terbaik Skenario

    1 secara Agregat...................................................... 47

    Tabel 4.5 Input dan Neuron Optimal untuk Setiap Komponen

    Utama Skenario 1.................................................... 48

    Tabel 4.6 Perbandingan Kriteria Model Neural Network untuk

    Peramalan Individu ................................................. 48

    Tabel 4.7 Perbandingan Kriteria Kebaikan Model Agregat

    dan Individu Skenario 1 .......................................... 49

    Tabel 4.8 Pengelompokan Komponen Eigentriple Skenario 2 ... 51

    Tabel 4.9 Perbandingan Kriteria Kebaikan Model Agregat dan

    Individu Skenario 2 ................................................. 54

    Tabel 4.10 Perbandingan Kriteria Kebaikan Model Agregat

    dan Individu Kajian Simulasi ................................. 54

    Tabel 4.11 Statistika Deskriptif Data Inflow dan Outflow

    (miliar Rp) .............................................................. 58

    Tabel 4.12 Estimasi Parameter Time Series Regression untuk

    Pecahan Inflow Rp 100.000,00 ............................... 62

  • xx

    Tabel 4.13 Pengujian Asumsi Residual Model ARIMA Data

    Inflow Pecahan Rp 100.000,00 ............................... 63

    Tabel 4.14 Model Terbaik ARIMA untuk Masing-masing

    Pecahan ................................................................... 64

    Tabel 4.15 Evaluasi Kebaikan Model Peramalan ARIMAX ...... 69

    Tabel 4.16 Eigentriple yang Berhubungan dengan Musiman

    Data Inflow Pecahan Rp 100.000,00 ....................... 71

    Tabel 4.17 Pengelompokan Komponen Eigentriple Data

    Inflow Pecahan Rp 100.000,00 ............................... 71

    Tabel 4.18 Pemilihan Model Neural Network Terbaik Data

    Inflow Rp 100.000,00 .............................................. 75

    Tabel 4.19 Evaluasi Kebaikan Model Setiap Pecahan Inflow

    dan Outflow Peramalan SSA-NN ............................ 84

    Tabel 4.20 Perbandingan Evaluasi Kebaikan Model Data

    Testing dengan Peramalan Data Inflow dan

    Outflow Metode ARIMAX dan SSA-NN ............... 85

    Tabel 4.21 Rasio RMSE SSA-NN terhadap RMSE ARIMAX .. 86

  • xxi

    8 DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Data Inflow dan Outflow di Indonesia ..... 97

    Lampiran 2. Hasil SSA-NN pada Skenario 1 ............... 98

    Lampiran 3. Hasil SSA-NN pada Skenario 2 ............. 103

    Lampiran 4. Peramalan Inflow dan Outflow dengan

    ARIMAX .............................................................. 105

    Lampiran 6. Syntax Peramalan Inflow dan Outflow

    dengan ARIMAX ................................................. 157

    Lampiran 7. Syntax Peramalan Inflow dan Outflow

    dengan SSA-NN ................................................... 159

    Lampiran 8. Surat Keterangan Pengambilan Data......165

  • xxii

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • xxiii

    9 DAFTAR NOTASI

    ARIMAX

    Error model yang bersifat white noise

    B Backshift operator

    Yt Data time series dengan indeks t

    Fungsi autokorelasi parsial

    Koefisien parameter autoregresive

    Koefisien parameter moving average

    Fungsi autokorelasi

    p Koefisien parameter autoregresive musiman

    p Koefisien parameter moving average musiman

    Tt Dummy tren

    Mi,t Dummy musiman

    Vi,t Dummy variasi kalender

    C Panjang data testing

    n Panjang data training

    Singular Spectrum Analysis

    F Deret waktu

    Deret waktu dengan panjang n

    ,i jF Subderet dari suatu deret waktu

    L Window length

    K Jumlah L-lagged vectors dari

    iX L-lagged vectors ke-i dari deret waktu

    X Matriks lintasan dengan kolom iX TX Matriks X yang ditranspos

  • xxiv

    Neural Network

    )(kix Variabel input

    )(ˆ

    ky Nilai dugaan dari variabel output

    k Indeks pasangan data input-target h

    jiw Bobot dari input ke-i yang menuju neuron ke-j

    pada lapis tersembunyi h

    jb Bias pada neuron ke-j pada lapis tersembunyi

    h

    jf Fungsi aktifasi di neuron ke-j pada lapis

    tersembunyi 0

    jw Bobot dari neuron ke-j di lapis tersembunyi yang

    menuju neuron pada lapis output 0b Bias pada neuron di lapis output 0f Fungsi aktifasi pada neuron di lapis output

  • 1

    BAB I

    1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Keberadaan uang kartal memiliki peranan yang sangat

    penting bagi perekonomian Indonesia. Meskipun telah

    berkembang sistem pembayaran non tunai yang lebih

    memudahkan masyarakat, uang kartal masih menjadi alat

    pembayaran yang lebih efisien untuk pembayaran yang bersifat

    perseorangan dan nominal yang bernilai relatif kecil

    (Sigalingging, Setiawan, & Sihaloho, 2004). Peredaran uang

    kartal tentu harus dikelola dengan baik agar tetap menjaga

    kestabilan perekonomian negara. Bank Indonesia sebagai satu-

    satunya lembaga yang berwenang mengedarkan uang kartal

    kepada masyarakat harus mampu melakukan prediksi terkait

    kebutuhan uang kartal di masyarakat (Bank Indonesia, 2012).

    Prediksi jumlah kebutuhan uang kartal di Indonesia sering disebut

    sebagai autonomous liquidity factor, artinya jumlah permintaan

    uang berdiri sendiri dan di luar kendali dari otoritas yang

    berfungsi sebagai lembaga pencetak dan pengedar uang, sehingga

    dalam memprediksi jumlah permintaan uang kartal oleh

    masyarakat akan sulit diperkirakan secara akurat (Sigalingging,

    Setiawan, & Sihaloho, 2004). Oleh karena itu, sebagai salah satu

    bentuk pengelolaan terhadap uang yang beredar dapat dilakukan

    dengan melakukan pengelolaan terhadap inflow dan outflow uang

    kartal di Indonesia.

    Inflow uang kartal merupakan aliran uang kertas dan uang

    logam yang masuk dari perbankan dan masyarakat ke Bank

    Indonesia, sedangkan outflow uang kartal merupakan aliran uang

    kertas dan logam yang keluar dari Bank Indonesia kepada

    perbankan dan masyarakat (Bank Indonesia, 2012). Pengelolaan

    uang yang beredar melalui inflow dan outflow perlu dilakukan

    dengan baik karena berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan

    permintaan uang di masyarakat. Salah satu bentuk pengelolaan

    uang kartal adalah perencanaan mengenai kebutuhan uang dimasa

  • 2

    mendatang dengan melalukan forecasting. Telah dilakukan

    beberapa penelitian mengenai peramalan inflow dan outflow uang

    kartal nasional yang dilakukan oleh beberapa peneliti terkait

    peramalan inflow dan outflow nasional maupun daerah. Saputri,

    Suhartono, dan Prastyo (2017) telah melakukan peramalan inflow

    dan outflow uang kartal nasional dengan menggunakan hybrid

    quantile regression neural network dengan hasil bahwa metode

    hybrid quantile regression neural network cenderung lebih baik

    dari pada metode ARIMAX dan neural network dalam

    meramalkan inflow dan outflow uang kartal nasional. Selain itu,

    peramalan inflow dan outflow uang kartal daerah juga pernah

    dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Rachmawati,

    Setiawan, dan Suhartono (2015) mengenai peramalan inflow dan

    outflow uang kartal Bank Indonesia wilayah Jawa Tengah dengan

    menggunakan metode ARIMA, Time Series regression, dan

    ARIMAX dengan hasil bahwa metode ARIMA cenderung baik

    untuk meramalkan data inflow dan metode time series regression

    cenderung baik untuk meramalkan data outflow serta penelitian

    oleh Wulansari, Setiawan, dan Suhartono (2017) mengenai

    peramalan outflow tiap pecahan uang kartal dengan metode

    ARIMAX, hybrid ARIMAX-ANN, dan VARI-X (Studi kasus

    Bank Indonesia Regional Surabaya) dengan hasil bahwa

    berdasarkan RMSE in-sample, model VARI-X memberikan hasil

    peramalan yang lebih baik untuk pecahan Rp 20.000, Rp 10.000,

    dan Rp 5.000, akan tetapi berdasarkan RMSE aditif out-sample,

    model VARI-X hanya dapat memberikan peramalan yang baik

    untuk 5 langkah (bulan) ke depan.

    Perkembangan inflow dan outflow uang kartal baik secara

    nasional maupun daerah memiliki pola pergerakan tertentu yang

    dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor pertumbuhan

    ekonomi, perkembangan inflasi, perbandingan jumlah kredit dan

    dana, jumlah kantor bank & jaringan ATM, perkembangan suatu

    daerah (termasuk otonomi daerah), faktor musiman, tingkat usia

    edar uang dan jarak suatu daerah (Sigalingging, Setiawan, &

    Sihaloho, 2004). Perkembangan inflow dan outflow yang

  • 3

    memiliki pola tertentu tersebut tentu akan memberikan

    perhitungan tersendiri dalam melakukan peramalan, sehingga

    dibutuhkan metode peramalan yang dapat mengetahui komponen

    pada pola data secara terpisah. Untuk mengetahui komponen

    deret waktu pada inflow dan outflow secara terpisah, maka pola-

    pola data inflow dan outflow tersebut dapat didekomposisi

    menjadi sub pola sehingga dapat diperoleh ketepatan peramalan

    atas perilaku deret data secara lebih baik (Makridakis,

    Wheelwright, & Hyndman, 1998). Pada umumnya terdapat tiga

    sub pola data yang dapat terdekomposisi yaitu faktor trend,

    siklus, dan seasonal. Salah satu metode yang dapat digunakan

    untuk melakukan dekomposisi pola data deret waktu adalah

    metode Singular Spectrum Analysis (SSA). SSA merupakan

    sebuah teknik peramalan yang menggabungkan elemen dari

    analisis deret waktu klasik, statistika multivariat, geometri

    multivariat, sistem dinamik, dan proses signal (Golyandina,

    Nekrutkin, & Zhigljavsky, 2001). Tujuan utama dari metode SSA

    ini adalah untuk mendekomposisikan deret waktu asli kedalam

    beberapa komponen aditif yang dipisahkan komponen trend,

    oscillatory, dan noise.

    SSA dikenal sejak keluarkannya penelitian oleh

    Broomhead dan King (1986a, 1986b), serta Broomhead dkk.

    (1987). Kemudian perkembangan metode peramalan dengan

    menggunakan SSA ini semakin banyak, diantaranya peramalan

    mengenai Produk Domestik Bruto (PDB) di Iran oleh Hassani

    dan Zhigljavsky (2008) dengan menggunakan SSA Linear

    Recurrent Formula (SSA-LRF) dengan hasil bahwa metode SSA

    mampu digunakan dengan baik untuk analisis dan peramalan data

    deret waktu yang pendek dengan berbagai jenis data yang tidak

    stasioner. Selain itu Hassani, Heravi, dan Zhigljavsky (2009) juga

    melakukan penelitian mengenai peramalan produksi industri di

    Eropa dan memberikan hasil bahwa metode SSA menghasilkan

    nilai ramalan yang cenderung lebih akurat dari pada ARIMA.

    Penggunaan metode SSA di Indonesia telah dilakukan oleh

    Siregar, Prariesa, dan Darmawan (2017) untuk meramalkan

  • 4

    pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan data

    Produk Domestik Bruto (PDB) periode triwulan tahun 2006-

    2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode SSA dapat

    dijadikan metode yang handal dan dapat dikatakan valid karena

    dilihat dari nilai ukuran MAPE yang cukup kecil yaitu 0.82 %.

    Selain itu, penelitian oleh Ete, Suharsono, dan Suhartono (2017)

    yang menggunakan metode SSA dan ARIMA untuk meramalkan

    jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia menurut

    pintu masuk memberikan kesimpulan bahwa metode SSA

    memberikan tingkat akurasi ramalan yang lebih tinggi

    dibandingkan dengan metode ARIMA ketika data yang

    digunakan mengandung komponen musiman yang kompleks.

    Penggunaan metode SSA ini semakin dikembangkan oleh

    para peneliti terkait metode peramalan yang digunakan. Beberapa

    penelitian yang dilakukan diantaranya oleh Zhang dkk. (2011)

    untuk meramalkan aliran waduk secara tahunan dengan

    menggunakan kombinasi SSA dan ARIMA dengan hasil bahwa

    metode peramalan SSA-ARIMA cenderung lebih signifikan

    daripada metode SSA-LRF dan ARIMA serta penelitian oleh

    Vahabie dkk. (2007) yang melakukan peramalan pada Short Term

    Load Forecasting mengenai Iran National Power System (INPS)

    dengan menggunakan kombinasi SSA dan AR (Autoregressive)

    memberikan hasil bahwa metode SSA-AR mampu meramalkan

    dengan baik untuk satuan jam hingga harian. Selain itu, dilakukan

    peramalan mengenai data listrik dari bagian Mid-Atlantic pada

    pasar listrik PJM dengan menggunakan metode SSA dan AR oleh

    Li, Cui, dan Guo (2014) dengan hasil bahwa metode SSA-AR

    memberikan performa yang lebih baik daripada metode AR, SSA-

    Linear Recurrent Formula (SSA-LRF), dan BPNN (Back

    Propagation Neural Network). Perkembangan metode peramalan

    dengan SSA ini juga pernah dilakukan oleh Lisi, Nicolis, dan

    Sandri (1995) yang menggunakan kombinasi SSA dan neural

    network dengan menggunakan data generating process (DGP)

    dan memberikan hasil bahwa metode SSA-neural network

    mampu meramalkan dengan baik untuk data deret waktu yang

  • 5

    pendek dan mengandung noise. Selain itu juga penelitian yang

    dilakukan oleh Lopes, Costa, dan Lima (2016) yang melakukan

    penelitian tentang peramalan permintaan pada bidang industri di

    Brazil dengan kombinasi SSA dan neural network dengan hasil

    bahwa metode ini mampu meramalkan dengan efektif karena

    memiliki korelasi yang tinggi antara data aktual dan data prediksi.

    Neural network mampu mengolah data dalam jumlah besar dan

    dapat memiliki akurasi yang tinggi dalam melakukan prediksi

    (Sarle, 1994). Penelitian yang dilakukan oleh Saputri, Suhartono,

    dan Prastyo (2017) menjelaskan bahwa terdapat hubungan

    nonlinier pada data inflow dan outflow uang kartal nasional. Oleh

    karena itu, diperlukan metode neural network yang mampu

    memodelkan hubungan non linier pada data tersebut.

    Pada penelitian ini akan dilakukan peramalan mengenai

    inflow dan outflow uang kartal nasional dengan menggunakan

    kombinasi metode singular spectrum analysis dan neural network

    (SSA-NN). Kombinasi metode yang dilakukan digunakan untuk

    meningkatkan nilai akurasi terhadap hasil ramalan, karena

    kombinasi dua metode cenderung akan menghasilkan peramalan

    yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan satu metode

    saja (Makridakis & Hibon, 2002). Metode SSA ini diharapkan

    dapat mendekomposisi berbagai pola pada data inflow dan

    outflow ke dalam sub pola trend, oscillatory, dan noise.

    Sedangkan metode neural network ini digunakan sebagai metode

    yang mampu menganalisis data yang memiliki pola hubungan

    non linier salah satunya data inflow dan outflow. Dengan

    mengkombinasikan metode SSA-NN, karakterisktik data inflow

    dan outflow yang berpola dan memiliki hubungan non linier dapat

    dianalisis secara bersamaan. Selain itu, juga untuk mengetahui

    bagaimana SSA-NN mampu digunakan pada data inflow dan

    outflow yang memiliki pengaruh variasi kalender berupa hari raya

    Idul Fitri, karena metode SSA pada penelitian sebelumnya

    mampu meramalkan beberapa data dengan lebih baik. Oleh

    karena itu, pada penelitian ini diharapkan hasil peramalan inflow

  • 6

    dan outflow uang kartal nasional dengan metode SSA-NN

    memberikan hasil yang lebih akurat.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

    permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana hasil dekomposisi dan peramalan dengan metode hybrid singular spectrum analysis - neural network dari hasil

    studi simulasi?

    2. Bagaimana model peramalan pada data inflow dan outflow di Indonesia menggunakan metode hybrid singular spectrum

    analysis - neural network?

    3. Bagaimana perbandingan model peramalan inflow dan outflow dengan menggunakan metode hybrid singular

    spectrum analysis - neural network dengan model peramalan

    individu ARIMAX?

    4. Bagaimana hasil peramalan pada data inflow dan outflow di Indonesia pada periode 2018?

    1.3 Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin

    dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Memperoleh hasil dekomposisi dan peramalan dengan metode hybrid singular spectrum analysis - neural network

    dari hasil studi simulasi.

    2. Memperoleh model peramalan pada data inflow dan outflow di Indonesia menggunakan metode hybrid singular spectrum

    analysis - neural network.

    3. Memperoleh perbandingan model peramalan inflow dan outflow dengan menggunakan metode hybrid singular

    spectrum analysis - neural network dengan model peramalan

    individu ARIMAX

    4. Memperoleh hasil peramalan pada data inflow dan outflow di Indonesia pada periode 2018.

  • 7

    1.4 Manfaat

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa

    manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

    1. Memberikan informasi dan rekomendasi bagi Bank Indonesia mengenai metode peramalan terkait percetakan

    dan pengedaran uang di Indonesia

    2. Memberikan wawasan keilmuan statistika mengenai gabungan metode peramalan klasik dan modern.

    1.5 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini adalah data yang

    digunakan merupakan data pecahan inflow dan outflow uang

    kartal nasional periode bulan Januari 2003 hingga bulan

    Desember 2016 dengan jenis pecahan Rp 1.000,00; Rp 2.000,00;

    Rp 5.000,00; Rp 10.000,00; Rp 20.000,00; Rp 50.000,00; dan Rp

    100.000,00. Selain itu, metode yang digunakan untuk peramalan

    adalah ARIMAX dan hybrid singular spectrum analysis - neural

    network. Pada analisis peramalan menggunakan neural network,

    hidden layer yang digunakan adalah single hidden layer.

  • 8

    (Halaman ini sengaja dikosongkan)

  • 9

    BAB II

    2 TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas mengenai analisis deret waktu, ACF dan

    PACF, ARIMA, ARIMAX, Singular Spectrum Analysis (SSA),

    Neural Network, Singular Spectrum Analysis Neural Network,

    evaluasi kebaikan model, serta inflow dan outflow uang kartal.

    2.1 Analisis Deret Waktu

    Time series atau runtun waktu adalah himpunan observasi

    data terurut dalam waktu. Metode time series adalah metode

    peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara

    variabel yang akan dipekirakan dengan variabel waktu.

    Peramalan suatu data time series perlu memperhatikan tipe atau

    pola data. Secara umum terdapat empat macam pola data time

    series, yaitu horizontal, trend, musiman, dan siklis (Hanke &

    Wichern, 2005). Pola horizontal merupakan kejadian yang tidak

    terduga dan bersifat acak, tetapi kemunculannya dapat

    memepengaruhi fluktuasi data time series. Pola trend merupakan

    kecenderungan arah data dalam jangka panjang, dapat berupa

    kenaikan maupun penurunan. Pola musiman merupakan fluktuasi

    dari data yang terjadi secara periodik dalam kurun waktu satu

    tahun, seperti triwulan, kuartalan, bulanan, mingguan, atau harian.

    Sedangkan pola siklis merupakan fluktuasi dari data untuk waktu

    yang lebih dari satu tahun.

    2.2 ACF dan PACF

    Autocorrelation Function (ACF) merupakan suatu fungsi

    yang digunakan untuk menjelaskan korelasi antara Yt dan Yt+k dari

    suatu proses yang sama dan hanya terpisah oleh lag waktu ke-k.

    Perhitungan ACF untuk sampel 1 2, ,..., nY Y Y dapat diperoleh

    melalui persamaan berikut (Wei, 2006).

  • 10

    n

    t

    t

    kn

    i

    ktt

    k

    YY

    YYYY

    1

    2

    1

    )(

    ))((

    ̂, 0,1,2,...k (2.1)

    dengan n

    Y

    Y

    n

    i

    t 1 merupakan rata-rata dari sampel.

    Partial Autocorrelation Function (PACF) digunakan untuk

    mengukur korelasi antara Yt dan Yt+k setelah pengaruh variabel

    Yt+1 , Yt+2 ,..., Yt+k-1 dihilangkan (Wei, 2006). Perhitungan PACF

    untuk sampel dapat diperoleh melalui persamaan berikut.

    k

    j

    jkj

    k

    j

    jkkjk

    kk

    1

    1

    11

    1,1

    ˆˆ1

    ˆˆˆ

    ˆ

    (2.2)

    dan

    jkkkkjkjk 1,1,1,,1ˆˆˆˆ , j=1,2,...,k. (2.3)

    2.3 Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    Analisis time series pada dasarnya merupakan analisis

    analisis hubungan variabel terhadap terhadap variabel waktu pada

    data runtun waktu. Data runtun waktu memiliki pola data yang

    berbeda-beda, termasuk stasioner dan tidak stasioner. Pola data

    stasioner dapat dianalisis dengan menggunakan model

    Autoregressive (AR), Moving Average (MA), dan Autoregressive

    Moving Average (ARMA). Sedangkan pola data runtun waktu

    yang tidak stasioner dapat dianalisis dengan menggunakan model

    Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) (Wei,

    2006).

    1. Model Autoregressive (AR)

    Model Autoregressive (AR) merupakan sebuah proses Yt

    yang dipengaruhi oleh nilai Y pada waktu t sebelumnya (Yt-1 ,

  • 11

    Yt-2 ,..., Yt-p) ditambah sebuah nilai residual ( ta ) dengan

    rumus umum AR(p) sebagai berikut

    (2.4)

    dengan dan ta merupakan nilai residual yang

    telah memenuhi asumsi white noise.

    2. Model Moving Average (MA)

    Model Moving Average (MA) merupakan sebuah proses Yt

    yang dipengaruhi oleh residual ( ta ) dan residual pada waktu

    t sebelumnya (qttt aaa ,...,, 21 ). Rumus umum MA(q)

    adalah sebagai berikut.

    (2.5)

    dengan dengan dan ta merupakan nilai error

    yang telah memenuhi asumsi white noise.

    3. Model Autoregressive Moving Average (ARMA)

    Model Autoregressive Moving Average (ARMA) merupakan

    gabungan dari model AR dan MA dengan rumus umum

    ARMA(p,q) adalah sebagai berikut.

    (2.6)

    dengan p

    pp BBBB 2

    211)( (2.7)

    q

    qq BBBB 2

    211)( (2.8)

    4. Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA)

    merupakan model lanjutan dari ARMA dengan data runtun

    waktu yang digunakan adalah tidak stasioner sehingga perlu

    dilakukan differencing. Model umum ARIMA (p,d,q) adalah

    sebagai berikut.

    tqt

    d

    p aBYBB )()1)(( 0 (2.9)

    dengan

    ( )p

    B

    = 1

    (1 ... )p

    pB B , p merupakan orde untuk AR,

    ( )q

    B

    = 1

    (1 ... )q

    qB B , q merupakan orde untuk MA,

  • 12

    (1 )d

    B = operator differencing untuk orde d,

    at = error pada waktu ke-t.

    Parameter θ0 berperan penting ketika d=0 dan d>0. Ketika

    d=0 maka proses telah stasioner, koefisien θ0 menunjukkan

    rata-rata proses . Namun

    ketika d≥1, θ0 menunjukkan komponen untuk trend dan

    dapat dihilangkan apabila tidak diperlukan.

    Dalam pembentukan model ARIMA, terdapat beberapa

    tahapan yang akan dilakukan, yaitu:

    1. Identifikasi

    Tahapan identifikasi dilakukan untuk mengetahui

    kestasioneritasan data. Stasioneritas data dapat dilakukan dengan

    membuat plot time series, plot ACF serta plot PACF. Suatu data

    dapat dikatakan stasioner apabila memenuhi dua kriteria yaitu

    stasioner dalam mean dan varians. Stasioner dalam mean dapat

    diketahui dari plot time series atau dengan plot ACF serta uji

    Dickey Fuller. Apabila data tidak stasioner dalam mean, maka

    perlu dilakukan differencing. Proses differencing orde ke-d ditulis

    sebagai berikut:

    1d

    t tW B Y . (2.10)

    Apabila data belum memenuhi asumsi stasioneritas dalam

    varians maka akan dilakukan transformasi menggunakan

    transformasi Box-Cox dengan bentuk pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Bentuk Transformasi

    Nilai estimasi Transformasi

    -1 tY

    1

    -0,5 tY

    1

    0 ln tY

    0,5 tY

    1 (tidak ada transformasi)

  • 13

    Identifikasi model ARIMA dapat dilakukan dengan melihat

    plot time series, plot ACF, dan plot PACF. Tabel 2.2 merupakan

    bentuk-bentuk plot ACF dan PACF dari model ARIMA. Plot

    ACF dan PACF digunakan untuk menentukan orde p dan q dari

    model ARIMA.

    Tabel 2.2 Plot ACF dan PACF Model ARIMA Non Musiman

    Model Plot ACF Plot PACF

    AR(p) Turun cepat secara

    eksponensial (dies down)

    Terpotong setelah lag ke-

    p

    MA(q) Terpotong setelah lag ke-q Turun cepat secara

    eksponensial (dies down)

    ARMA(p,q) Turun cepat setelah lag

    (q-p)

    Turun cepat setelah lag

    (p-q)

    2. Estimasi Parameter dan Uji Signifikan

    Setelah diketahui model ARIMA maka tahap selanjutnya

    adalah tahap estimasi parameter. Pada tahap estimasi parameter

    akan diperoleh nilai dari setiap parameter dalam model ARIMA.

    Estimasi parameter dari model dugaan dapat dilakukan

    menggunakan Metode Maximum Likelihood Estimation (MLE).

    Estimasi parameter menggunakan MLE pada dasarnya terdiri dari

    dua tahapan yakni menentukan fungsi likelihood dan menentukan

    nilai taksiran yang memaksimumkan fungsi likelihood yang telah

    diperoleh (Hamilton, 1994, p. 117). Untuk pengamatan

    Y1,Y2,...,Yn, fungsi likelihood L merupakan joint probability

    density dari data yang diamati. Dengan demikian, fungsi

    likelihood L dapat dituliskan sebagai berikut (Saputri, Suhartono,

    & Prastyo, 2017).

    2

    2 2 2

    1 2

    1 2

    1

    2

    1

    1 ...2

    1( , , ..., )2

    1

    2.

    t

    n

    n

    n

    na

    t

    a a a

    L a a a e

    e

    (2.11)

    Fungsi likelihood tersebut dimaksimumkan dengan mengubah menjadi ln dari fungsi likelihood. Berdasarkan ln dari

  • 14

    fungsi likelihood tersebut maka didapatkan estimasi dari

    parameter model ARIMA.

    Setelah didapatkan estimasi parameter maka dilakukan

    pengujian hipotesis untuk pengujian signifikansi parameter model

    AR dengan hipotesis sebagai berikut:

    H0: 0j

    H1: 0j

    dengan statistik uji yang digunakan adalah:

    )ˆ(

    ˆ

    j

    j

    hitungSE

    t

    (2.12)

    dengan )ˆ( jSE merupakan standard error dari parameter model

    AR. H0 ditolak apabila nilai statistik uji )(,2/ pnnhitungtt ,

    dengan n merupakan banyaknya pengamatan dan np merupakan

    banyaknya parameter yang diestimasi. Sedangkan hipotesis yang

    digunakan untuk melakukan pengujian signifikansi parameter

    model MA adalah sebagai berikut.

    H0: 0j

    H1: 0j

    dengan statistik uji yang digunakan adalah:

    )ˆ(

    ˆ

    j

    j

    hitung

    SEt

    (2.13)

    dengan )ˆ( jSE merupakan standard error dari parameter model

    MA. H0 ditolak apabila nilai statistik uji )(,2/ qnnhitungtt ,

    dengan n merupakan banyaknya pengamatan dan nq merupakan

    banyaknya parameter yang diestimasi.

  • 15

    3. Cek Diagnosa

    Model ARIMA dengan parameter yang signifikan juga

    harus memenuhi asumsi white noise dan berdistribusi normal.

    Residual disebut white noise jika residual tersebut bersifat

    independen dengan residual yang tidak berkorelasi, mempunyai

    mean nol dan varians konstan. Untuk melakukan pengujian

    asumsi independen, dapat dilakukan dengan menggunakan Ljung-

    Box test dengan pengujian sebagai berikut.

    H0 : (residual independen)

    H1 : minimal ada satu nilai 0k dengan

    (residual tidak independen).

    Perhitungan statistik uji Q dapat dilakukan menggunakan

    persamaan berikut.

    2

    1

    ˆ( 2)

    K

    k

    k

    Q n nn k

    (2.14)

    H0 akan ditolak apabila nilai 2

    ,K p qQ , dengan ˆk

    merupakan autokorelasi dari residual, nilai p adalah banyaknya

    parameter AR pada model, q adalah banyaknya parameter MA

    pada model, n adalah banyaknya pengamatan, dan α adalah taraf

    signifikansi yang digunakan.

    Selain residual bersifat independen, residual juga harus

    berdistribusi normal. Pengujian distribusi normal untuk residual

    dapat dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut

    adalah hipotesis yang digunakan (Daniel, 1989):

    H0: 0( ) ( )t tF a F a (Residual mengikuti distribusi normal)

    H1: 0( ) ( )t tF a F a (Residual tidak mengikuti distribusi normal)

    Statistik uji yang digunakan adalah sebagai berikut

    0( ) ( )

    t tD Sup F a F a (2.15)

    dengan:

  • 16

    ( )tF a = fungsi distribusi frekuensi kumulatif residual,

    0( )

    tF a = fungsi distribusi frekuensi kumulatif distribusi normal,

    Sup = nilai maksimum dari 0

    ( ) ( )t t

    F a F a .

    Daerah penolakan apabila nilai D lebih besar dari nilai

    tabel Kolmogorov-Smirnov yaitu dn,α dengan n adalah banyaknya

    pengamatan dan α adalah taraf signifikansi yang digunakan.

    2.4 Autoregressive Integrated Moving Average with Exogeneus

    Variable (ARIMAX)

    Model ARIMAX merupakan model ARIMA dengan

    penambahan variabel eksogen. Model ARIMAX ini memiliki

    kemiripan bentuk dengan regresi linier yang memiliki variabel

    tambahan seperti variansi kalender. Model yang didapatkan

    dalam pemodelan ARIMAX adalah sebagai berikut.

    ttpptt wVVY ,,110 ... (2.16)

    dengan Vi,t (i = 1, 2, ..., p) adalah variabel dummy untuk p efek

    variasi kalender. Jumlah dari efek variasi kalender dapat

    diidentifikasi berdasarkan pada plot time series pada data (Lee,

    Suhartono, & Hamzah, 2010). Dalam membentuk model

    ARIMAX, akan dilakukan terlebih dahulu pemodelan regresi

    untuk menghilangkan efek dari variabel dummy yang digunakan.

    Residual dari model regresi time series harus memenuhi asumsi

    white noise. Apabila asumsi tersebut belum dipenuhi, maka akan

    dilakukan pemodelan residual (wt) menggunakan ARIMA

    (Saputri, Suhartono, & Prastyo, 2017).

    2.5 Singular Spectrum Analysis (SSA) Singular Spectrum Analysis (SSA) merupakan metode

    peramalan yang menggabungkan elemen dari peramalan klasik,

    statistika multivariat, geometri multivariat, sistem dinamik, dan

    proses signal. Pada beberapa metode statsitika dan probablilitas

    diperluka pemenuhan asumsi statistika seperti stasioner,

    ergodicity, principal component, bootstrap, dan lainnya, namun

  • 17

    metode SSA ini tidak memerlukan pemenuhan asumsi-asumsi

    statistika tersebut. Tujuan utama dari metode SSA ini adalah

    untuk mendekomposisikan deret waktu asli kedalam beberapa

    komponen aditif yang dipisahkan komponen trend, oscillatory,

    dan noise (Golyandina, Nekrutkin, & Zhigljavsky, 2001).

    Metode SSA memiliki 4 langkah analisis yang

    digabungkan menjadi 2 tahapan utama yaitu dekomposisi dan

    rekontruksi.

    2.5.1 Dekomposisi

    Pada tahap dekomposisi ini terdapat 2 langkah yaitu

    embedding dan dekompisisi nilai singular / Singular Value

    Decompotition (SVD)

    1. Embedding

    Jika suatu data memiliki nilai runtun waktu misalkan

    dari jumlah data sebanyak n dengan . Asumsikan bahwa F adalah data runtun waktu yang tidak bernilai

    nol, artinya minimal terdapat satu nilai dimana 0if . Prosedur

    pada embedding ini adalah memetakan data runtun waktu asli

    kedalam persamaan lagged vector multidimensional. Diberikan L

    merupakan sebuah bilangan integer yang disebut window length

    dengan nilai , selanjutnya pembentukan nilai K dengan nilai lagged vectors

    , (2.17)

    yang memiliki dimensi L. Jika dimensi dari iX yang ditekankan,

    maka iX disebut sebagai L-lagged vectors. Matriks lintasan dari

    deret F digambarkan sebagai berikut

    (2.18)

    Lagged vectors iX adalah kolom dari matriks lintasan X . Baris

    dan kolom dari X adalah subderet dari deret asli. Unsur ke- ,i j

  • 18

    dari matriks X adalah 2ij i jx f . Matriks lintasan X

    merupakan sebuah matriks Hankel. Jika n dan L ditetapkan, maka ada korespondensi satu-satu antara matriks lintasan dan

    deret waktu (Golyandina, Nekrutkin, & Zhigljavsky, 2001).

    Penentuan besar window length L yang digunakan dalam

    SSA tidak memiliki aturan yang baku. Pemilihan besar L

    tergantung pada informasi pada data yang mengandung trend,

    musiman, dan noise. Terdapat beberapa aturan yang terangkum

    berdasarkan Golyandina, Nekrutkin, & Zhigljavsky (2001)

    mengenai penentuan nilai window length :

    a. Pada SVD akan ditunjukkan matriks dengan window length L

    adalah ekuivalen dengan matriks dari komplementer window

    length yaitu . Namun, penanmbahan nilai L diatas setengah dari jumlah data akan menghasilkan seperti

    hasil yang telah dilakukan dengan nilai L yang lebih kecil

    b. Semakin besar nilai L maka dekomposisi yang dihasilkan akan

    semakin detail. Sehingga nilai L yang digunakan lebih baik

    dengan nilai besar namun lebih kecil dari jumlah setengah data

    c. Jika diketahui periodik dari data maka nilai L yang lebih baik

    adalah mengikuti pola periodik data tersebut (Zhang, Wang,

    He, & Peng, 2011).

    2. Dekomposisi Nilai Singular (Singular Value Decompotition /

    SVD)

    Diberikan .TS XX Misalkan adalah nilai eigen dari matriks S dimana dan adalah vektor eigen dari matriks S yang

    bersesuaian dengan nilai eigen. max , sehingga 0id i

    merupakan rank dari matriks X . Jika T

    i i iV X U , untuk

    , maka SVD dari matriks lintasan X dapat ditulis sebagai

    (2.19)

  • 19

    dimana T

    i i i iX U V . Matriks iX mempunyai rank 1, oleh

    karena itu matriks iX adalah matriks elementer. Kumpulan

    , ,i i i U V disebut eigentriple ke- i dari SVD (2.19) (Golyandina, Nekrutkin, & Zhigljavsky, 2001).

    2.5.2 Rekontruksi

    Rekontruksi pada SSA terdiri atas dua langkah yaitu

    pengelompokan dan Diagonal Averaging.

    1. Pengelompokan

    Setelah ekspansi (2.19) diperoleh, prosedur

    pengelompokan akan memartisi himpunan indeks menjadi m himpunan bagian yang saling lepas, .

    Diberikan , maka matriks IX yang dihasilkan

    sesuai dengan kelompok I yang didefinisikan sebagai matriks . Matriks ini dihitung untuk nilai

    dan ekspansi (2.19) menyebabkan dekomposisi (2.20)

    Prosedur pemilihan himpunan disebut sebagai

    pengelompokan eigentriple. Jika m d dan jI j , serta , maka pengelompokan yang sesuai disebut elementer (Golyandina, Nekrutkin, & Zhigljavsky, 2001).

    2. Diagonal Averaging

    Langkah terakhir dalam SSA adalah mengubah setiap

    matriks jI

    X dari dekomposisi yang dikelompokan (2.20) menjadi

    suatu deret baru dengan panjang .N Misalkan Y adalah sebuah

    matriks berukuran L K dengan unsur-unsur ijy , 1 ,i L

    1 j K , untuk .L K Diberikan * min ,L L K ,

    * max ,K L K , jika ,L K dan *

    ij jiy y jika

    L K .

  • 20

    Diagonal averaging memindahkan matriks Y ke deret dengan rumus

    1

    2

    *

    2,

    1

    *

    2,

    1

    1

    *

    2,

    *

    *

    *

    1

    1

    1

    1

    KN

    Kkm

    mkm

    L

    m

    mkm

    k

    m

    mkm

    k

    ykN

    yL

    yk

    g (2.21)

    Pernyataan (2.21) berhubungan dengan rata-rata elemen

    matriks atas anti diagonal 2i j k . Untuk pilihan 0k

    memberikan 0 1,1g y , pilihan 1k memberikan

    1 1,2 2,1 2g y y , dan seterusnya. Perhatikan bahwa jika matriks Y adalah matriks lintasan dari beberapa deret

    , maka i ig h untuk semua i .

    Jika diagonal averaging (2.21) diterapkan pada matriks

    kIX yang dihasilkan, maka akan diperoleh suatu deret yang

    direkonstruksi

    . Oleh karena itu, deret

    awal didekomposisi menjadi jumlah dari m deret yang direkonstruksi:

    , (2.22)

    2.6 Neural Network

    Artificial Neural Network atau yang biasa disebut dengan

    Neural Network (NN) merupakan sistem pemroses informasi

    yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi,

    dimana dalam memproses informasi, otak manusia terdiri dari

    sejumlah neuron yang melakukan tugas sederhana. Karena

    adanya keterhubungan antar neuron, maka otak dapat melakukan

    fungsi pemrosesan yang cukup kompleks. Pemrosesan informasi

    untuk 10 * Lk

    untuk ** 1 KkL

    untuk

  • 21

    pada manusia bersifat adaptif, yang artinya hubungan antar

    neuron terjadi secara dinamis dan selalu memiliki kemampuan

    untuk mempelajari informasi-informasi yang belum diketahui

    sebelumnya (Ardianto, 2012). Dalam bidang statistik, neural

    network mampu mengolah data dalam jumlah besar dan dapat

    memiliki akurasi yang tinggi dalam melakukan prediksi (Sarle,

    1994).

    Bentuk arsitektur neural network (NN) yang secara umum

    paling banyak digunakan dalam aplikasi di bidang teknik atau

    rekayasa adalah Multi Layer Perceptrons (MLP) yang juga

    dikenal dengan Feedforward Neural Networks (FFNN). Dalam

    pemodelan statistik, FFNN dapat dipandang sebagai suatu kelas

    yang fleksibel dari fungsi-fungsi nonlinear. Secara umum, model

    ini bekerja dengan menerima suatu vektor dari input x dan

    kemudian menghitung suatu respon atau output )(ˆ xy dengan

    memproses (propagating) x melalui elemenelemen proses yang

    saling terkait. Elemen-elemen proses tersusun dalam beberapa

    lapis (layer) dan data input, x , mengalir dari satu lapis ke lapis

    berikutnya secara berurutan. Dalam tiap-tiap lapis, input-input

    ditransformasi kedalam lapis secara nonlinier oleh elemen-elemen

    proses dan kemudian diproses maju ke lapis berikutnya.

    Akhirnya, nilai-nilai output ŷ , yang dapat berupa nilai-nilai

    skalar atau vektor, dihitung pada lapis output (Suhartono, 2007).

    Dalam arsitektur FFNN dengan satu lapis tersembunyi yang

    terdiri dari q unit neuron dan lapis output yang hanya terdiri dari

    satu unit neuron, nilai-nilai respon atau output ŷ dihitung dengan

    q

    j

    p

    i

    h

    jki

    h

    ji

    h

    jk bbxwfwfy1

    0

    1

    )(

    0

    1

    0

    )(ˆ (2.23)

    dengan :

    )(kix = variabel input sebanyak p, (i=1,2,...,p)

    )(ˆ

    ky = nilai dugaan dari variabel output

    k = indeks pasangan data input-target ()(kix , )(ky ), k=1,2,...,n

  • 22

    h

    jiw = bobot dari input ke-i yang menuju neuron ke-j pada lapis

    tersembunyi, (j = 1,2,...,q) h

    jb = bias pada neuron ke-j pada lapis tersembunyi (j i= 1,2,...,q)

    h

    jf = fungsi aktifasi di neuron ke-j pada lapis tersembunyi

    0

    jw = bobot dari neuron ke-j di lapis tersembunyi yang menuju

    neuron pada lapis output 0b = bias pada neuron di lapis output 0f = fungsi aktifasi pada neuron di lapis output

    Arsitektur FFNN pada persamaan (2.23) digambarkan

    dalam ilustrasi Gambar 2.1 sebagai berikut

    Gambar 2.1 Arsitektur FFNN dengan satu lapis tersembunyi, p unit input, q

    unit neuron di lapis tersembunyi, dan satu unit neuron output

    Secara umum, aplikasi nonlinear least squares pada neural

    network terbagi dalam dua pendekatan untuk mengupdate bobot-

    bobot, yaitu yang dikenal dengan adaptasi off-line dan on-line.

    h

    jiw

    0

    jw

    b0

    X1

    X2

    Xp

    1

    f1h(.)

    f2h(.)

    f3h(.)

    fqh(.)

    0

    f (.)

    h

    jb

    1

    lapis input

    (variabel

    independen)

    lapis tersembunyi

    (q unit neuron)

    lapis output

    (variabel

    dependen/respon)

  • 23

    Pada adaptasi off-line, bobot-bobot diupdate pada setiap pasangan

    input-output, sedangkan di adaptasi on-line atau yang dikenal

    dengan batch mode, bobot-bobot hanya diupdate setelah seluruh

    pasangan data input-output pada data training terproses. Bagian

    ini hanya menjelaskan aplikasi dari algoritma nonlinear least

    squares pada training yang diproses secara batch mode dari suatu

    FFNN (Suhartono, 2007).

    Gradient descent merupakan salah satu dari kelompok

    metode optimisasi yang paling tua. Metode ini berdasarkan pada

    suatu pendekatan linear dari fungsi kesalahan (error) yaitu

    (2.24) Bobot-bobot diupdate melalui

    , (2.25) dengan adalah suatu koefisien pembelajaran (learning rate). Hasil estimasi bobot ada neural network ini secara lengkap dapat dilihat pada Suhartono (2007).

    2.7 Singular Spectrum Analysis dan Neural Network

    Secara umum, metode SSA mampu mendekomposisi suatu deret data menjadi pola tren, musiman dan noise. Dari hasil

    dekomposisi pola-pola data tersebut kemudian yang akan

    dilakukan peramalan dengan menggunakan beberapa metode

    peramalan salah satunya neural network. Peramalan yang

    dilakukan dapat menggunakan peramalan secara individu maupun

    agregat. Peramalan individu dilakukan dengan meramalkan setiap

    komponen utama yang terbentuk tanpa menggabungkan sebagai

    komponen tren, musiman atau noise. Sedangkan peramalan secara

    agregat yaitu dilakukan dengan menjumlahkan komponen yang

    memiliki pola yang sama sehingga hanya terbentuk 3 pola utama

    yaitu tren, musiman dan noise. Apabila noise yang dihasilkan

    telah white noise maka tidak perlu untuk dilakukan peramalan,

    Hasil dari peramalan baik pada peramalan secara individu

    ataupun agregat akan dilakukan penjumlahan karena jenis data

    yang digunakan adalah dekomposisi sehingga akan terbentuk nilai

    ramalan.

  • 24

    2.8 Evaluasi Kebaikan Model

    Evaluasi model dilakukan untuk mengetahui seberapa baik

    model yang terbentuk telah dapat meramalkan kejadian pada

    beberapa periode kedepan. Evaluasi model akan dilakukan

    berdasarkan nilai keakuratan hasil ramalan menggunakan

    beberapa kriteria sebagai berikut (Wei, 2006).

    a. Root Mean Square Error (RMSE), dengan perhitungan sebagai berikut:

    (2.26)

    b. Mean Absolute Error (MAE), dengan perhitungan sebagai berikut:

    MAE =

    (2.27)

    c. Mean Absolute Percentage Error (MAPE), dengan perhitungan sebagai berikut:

    MAPE =

    (2.28)

    2.9 Inflow dan Outflow Uang Kartal

    Uang kartal yang beredar di masyarakat dan perbankan (UYD) adalah uang kertas, uang logam dan uang khusus yang

    dikeluarkan oleh otoritas moneter sebagai alat pembayaran yang

    sah. Perhitungan UYD diperoleh dari selisih antara posisi

    rekening pembuatan uang dengan posisi rekening kas di Bank

    Indonesia, rekening uang yang dicabut dan ditarik oleh peredaran

    serta rekening uang dalam penelitian. Outflow uang kartal

    merupakan aliran uang kertas dan uang logam yang keluar dari BI

    kepada perbankan dan masyarakat, terdiri dari bayaran bank dan

    non bank, penukaran keluar dari loket BI dan kas keliling, serta

    transaksi keluar kas titipan. Sedangkan inflow uang kartal adalah

    aliran uang kertas dan uang logam yang masuk dari perbankan

  • 25

    dan masyarakat ke BI, terdiri dari setoran bank dan non bank,

    penukaran masuk dari loket BI dan kas keliling, serta transaksi

    masuk kas titipan (Bank Indonesia, 2017).

    Perkembangan outflow dan inflow mencerminkan suatu

    pergerakan permintaan uang kartal yang dipengaruhi oleh faktor

    pertumbuhan ekonomi, perkembangan inflasi, perbandingan

    jumlah kredit dan dana, jumlah kantor bank & jaringan ATM,

    perkembangan suatu daerah (termasuk otonomi daerah), faktor

    musiman, tingkat usia edar uang dan jarak suatu daerah dari

    Jakarta (Sigalingging, Setiawan, & Sihaloho, 2004).

    1) Pertumbuhan Ekonomi Daerah

    Secara teori, dapat dikatakan bahwa jika terdapat

    pertumbuhan ekonomi maka akan ada peningkatan

    permintaan uang (termasuk uang kartal).

    2) Perkembangan Inflasi

    Laju inflasi meningkatkan permintaan uang kartal karena

    diperlukan lebih banyak uang kartal untuk membeli barang

    dengan jumlah yang sama.

    3) Perbandingan Jumlah Kredit dan Dana

    Umumnya, semakin banyak kredit yang disalurkan akan

    berpeluang menciptakan lapangan pekerjaan sehingga pada

    akhirnya dapat mempengaruhi permintaan uang.

    4) Jumlah Kantor Bank dan ATM

    Semakin banyak jumlah kantor bank dan ATM, semakin

    memudahkan masyarakat untuk menggunakan uang kartal.

    5) Perkembangan Daerah

    Dengan berkembangnya daerah (pemekaran Daerah Tingkat

    I dan Daerah Tingkat II) diperkirakan akan semakin banyak

    menciptakan lapangan pekerjaan dan mengundang penduduk

    baru/pendatang, sehingga permintaan uang kartal meningkat.

    6) Penerapan Otonomi Daerah (OTODA)

    Sejak diberlakukannya kebijakan OTODA Januari 2001,

    pola pengeluaran pemerintah mengalami perubahan.

    Penerapan OTODA mengubah alokasi penyaluran dana yang

  • 26

    tidak lagi tersentralisasi, tetapi langsung ke daerah-daerah.

    Hal ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan uang.

    7) Lapangan Pekerjaan dan Sektor Ekonomi

    Permintaan uang kartal dipengaruhi oleh seberapa banyak

    jumlah pekerja yang “membutuhkan uang tunai” (cash

    minded). Umumnya, lapangan pekerjaan antara lain petani

    dan pedagang eceran, banyak menggunakan pembayaran

    secara tunai. Perlu diperhatikan sektor ekonomi yang

    menyerap jenis pekerjaan tesebut, antara lain pertanian,

    perdagangan eceran. Kesempatan kerja di suatu daerah

    menentukan inflow-outflow uang kartal di daerah.

    8) Perkembangan berdasarkan kurun waktu

    Faktor Seasonal : harian (pajak), mingguan (gaji), bulanan

    (hari raya keagamaan, panen raya, liburan akademik dan

    liburan akhir tahun). Faktor yang dipengaruhi oleh sosial

    budaya daerah secara lokal : perayaan Imlek di Kalbar, Hari

    Raya Nyepi di Bali, Sekaten di Solo dan sebagainya.

  • 27

    BAB III

    3 METODOLOGI PENELITIAN

    Pada penelitian ini digunakan dua kajian yaitu kajian

    simulasi dan kajian terapan. Kajian simulasi dilakukan untuk

    mengetahui sejauh mana metode yang digunakan mampu

    menangkap berbagai pola data yang mengandung efek variasi

    kalender dan noise yang berbeda. Sedangkan kajian terapan

    menggunakan data real yaitu data inflow dan outflow nasional

    setiap pecahan.

    3.1 Kajian Simulasi

    Dalam melakukan kajian simulasi dilakukan pembangkitan

    data untuk setiap komponen dengan pola tren, musiman, efek

    variasi kalender dan juga noise yang random dan tidak random

    yaitu noise yang memiliki pola nonlinier. Data yang menjadi

    acuan dalam kajian simulasi ini adalah data total inflow nasional

    untuk periode Januari 2001 hingga Desember 2016. Dari masing-

    masing komponen data selanjutnya digabungkan secara aditif

    yaitu penjumlahan dari seluruh komponen data yang dibangkitkan

    dengan model sebagai berikut:

    t t t t tY T M V N (3.1)

    dengan

    Yt = data simulasi

    Tt = komponen tren

    Mt = komponen musiman

    Vt = efek variasi kalender

    Nt = noise

    Berikut merupakan pembangkitan data untuk masing-

    masing komponen.

    1. Komponen tren Komponen tren merupakan komponen yang memiliki pola

    data naik atau turun dengan model tren yang diberikan sebagai

    berikut.

    tT ,t (3.2)

  • 28

    Pada kajian simulasi ini dilakukan pembangkitan data tren

    dengan menggunakan koefisien yang konstan yaitu β=0,2.

    2. Komponen musiman Komponen musiman merupakan pola data yang memiliki

    nilai tertentu dan berulang pada periode tertentu. Pada kajian

    simulasi ini dilakukan pembangkitan data komponen musiman

    untuk bulan dengan model sebagai berikut:

    tM

    1 1, 2 2, 12 12,...

    t t tM M M (3.3)

    Untuk membangkitkan data komponen musiman untuk

    bulanan digunakan persamaan sinus yaitu:

    12

    2sin

    tdcM t

    (3.4)

    dengan digunakan nilai konstanta c = 15 dan koefisien d = 10

    maka didapatkan persamaan data komponen musiman sebagai

    berikut.

    . (3.5)

    3. Komponen variasi kalender Komponen variasi kalender merupakan data yang

    dibangkitkan dengan adanya pengaruh kejadian-kejadian

    tertentu, misalnya hari taya Idul Fitri. Pada penelitian ini, data

    yang menjadi acuan adalah data total inflow nasional. Uang

    yang masuk ke Bank Indonesia yang berasal dari masyarakat

    dan perbankan atau inflow cenderung mengalami peningkatan

    pada bulan sebelum hari raya, sedangkan uang yang keluar

    dari Bank Indonesia atau outflow akan cenderung lebih tinggi

    pada bulan sebelum hari raya karena dibutuhkannya

    persediaan uang bagi masyarakat untuk hari raya. Sehingga

    dengan menggunakan acuan data inflow untuk penentuan efek

    variasi kalender dapat diketahui melalui bulan terjadinya hari

    raya dan bulan setelah hari raya. Perhitungan minggu menurut

    Bank Indonesia adalah minggu pertama meliputi tanggal 1

    sampai dengan tanggal 7, minggu kedua untuk meliputi 8

    sampai dengan tanggal 15, minggu ketiga meliputi tanggal 16

  • 29

    sampai dengan tanggal 23, dan minggu keempat meliputi

    tanggal 24 sampai dengan tanggal terakhir pada bulan tersebut

    (Bank Indonesia, 2001). Tanggal kejadian hari raya

    ditunjukkan pada Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Kejadian Idul Fitri Tahun 2001 hingga 2016

    Tahun Tanggal

    Idul Fitri

    Idul Fitri pada

    minggu ke-i

    Variabel Dummy

    Vi,t Vi,t+1

    2001 17-18 Desember Minggu ke-3 Desember Januari

    2002 6-7 Desember Minggu ke-1 Desember Januari

    2003 25-26 November Minggu ke-4 November Desember

    2004 13-14 November Minggu ke-2 November Desember

    2005 03-04 November Minggu ke-1 November Desember

    2006 23-24 Oktober Minggu ke-4 Oktober November

    2007 12-13 Oktober Minggu ke-2 Oktober November

    2008 1-2 Oktober Minggu ke-1 Oktober November

    2009 20-21 September Minggu ke-3 September Oktober

    2010 09-10 September Minggu ke-2 September Oktober

    2011 30-31 Agustus Minggu ke-4 Agustus September

    2012 18-19 Agustus Minggu ke-3 Agustus September

    2013 08-09 Agustus Minggu ke-2 Agustus September

    2014 28-29 Juli Minggu ke-4 Juli Agustus

    2015 19-20 Juli Minggu ke-3 Juli Agustus

    2016 06-07 Juli Minggu ke-1 Juli Agustus

    Sehingga dengan menggunakan acuan bulan terjadinya hari

    raya dan bulan setelah terjadinya hari raya dapat diketahui

    model variasi kalender sebagai berikut:

    1,441,331,221,11,44,33,22,11 ttttttttt VVVVVVVVV (3.6)

    Dengan menggunakan acuan data inflow maka dapat

    diketahui koefisien untuk variasi kalender yaitu:

    . (3.7)

    4. Noise Noise yang digunakan dalam kajian simulasi ini terdiri dari

    noise yang random (white noise) dan noise yang tidak random

    yaitu yang mengandung pola ESTAR(1) untuk pola nonlinier.

    Sehingga terdapat 2 persamaan model noise yang digunakan

    sebagai berikut:

    N1,t = at, dengan at ~ IIDN (0,1) (3.8)

  • 30

    22, 1 16,5 .exp 0 dengan , 5 02 ~ ,1 ., tt t t tN N N a a IIDN (3.9) Langkah analisis yang digunakan dalam kajian simulasi ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Membangkitkan komponen tren sesuai persamaan (3.2) 2. Membangkitkan data dengan komponen musiman sesuai

    dengan persamaan (3.5)

    3. Membangkitkan data dengan efek variasi kalender sesuai dengan persamaan (3.7)

    4. Membangkitkan komponen noise sesuai dengan persamaan (3.8) dan (3.9)

    5. Membentuk 2 skenario kajian simulasi yaitu sesuai persamaan (3.1) dengan skenario 1 mengandung pola noise yang telah

    white noise dan skenario 2 dengan noise ESTAR(1)

    6. Melakukan dekomposisi SSA pada tiap skenario untuk mengetahui pola yang mampu ditangkap oleh SSA.

    7. Melakukan peramalan terhadap data simulasi hasil dekomposisi SSA dengan menggunakan neural network secara

    agregat dan individu.

    8. Membandingkan hasil peramalan diantara dua skenario dan membandingkan peramalan secara individu dan agregat.

    3.2 Kajian Terapan

    3.2.1 Sumber Data

    Sumber data yang digunakan sebagai kajian terapan

    merupakan data sekunder dari Tugas Akhir saudari Priliyandari

    Dina Saputri, Departemen Statistika Institut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS). Data yang digunakan adalah data inflow dan

    outflow nasional uang kertas per pecahan. Dalam penelitian ini,

    periode data yang digunakan adalah Januari 2003 hingga

    Desember 2016. Data penelitian tersebut akan dibagi kedalam

    data training yaitu data inflow dan outflow periode Januari 2003

    hingga Desember 2014 dan data testing yaitu data inflow dan

    outflow pada periode Januari 2015 hingga Desember 2016.

  • 31

    3.2.1 Variabel Penelitian

    Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah variabel inflow dan outflow nasional uang kertas per

    pecahan sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Variabel Penelitian (dalam miliar rupiah)

    Data Variabel Keterangan

    Inflow

    Y1,t

    pecahan Rp1.000,00 pada bulan ke-t

    Y2,t

    pecahan Rp2.000,00 pada bulan ke-t

    Y3,t

    pecahan Rp5.000,00 pada bulan ke-t

    Y4,t

    pecahan Rp10.000,00 pada bulan ke-t

    Y5,t

    pecahan Rp20.000,00 pada bulan ke-t

    Y6,t

    pecahan Rp50.000,00 pada bulan ke-t

    Y7,t

    pecahan Rp100.000,00 pada bulan ke-t

    Outflow

    Y8,t

    pecahan Rp1.000,00 pada bulan ke-t

    Y9,t

    pecahan Rp2.000,00 pada bulan ke-t

    Y10,t

    pecahan Rp5.000,00 pada bulan ke-t

    Y11,t

    pecahan Rp10.000,00 pada bulan ke-t

    Y12,t

    pecahan Rp20.000,00 pada bulan ke-t

    Y13,t

    pecahan Rp50.000,00 pada bulan ke-t

    Y14,t

    pecahan Rp100.000,00 pada bulan ke-t

    Struktur data penelitian yang digunakan untuk data inflow

    dan outflow setiap pecahan ditunjukkan pada Tabel 3.3 dan Tabel

    3.4 sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Struktur Data Inflow

    Inflow

    Tahun Bulan Pecahan

    1.000 2.000 5.000 10.000 20.000 50.000 100.000

    2003 Januari 1,1Y 2,1Y 3,1Y 4,1Y 5,1Y 6,1Y 7,1Y

    2003 Februari 1,2Y 2,2Y 3,2Y 4,2Y 5,2Y 6,2Y 7,2Y

    ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

    2016 Nopember Y1,167

    Y2,167

    Y3,167

    Y4,167

    Y5,167

    Y6,167

    Y7,167

    2016 Desember Y1,168

    Y2,168

    Y3,168

    Y4,168

    Y5,168

    Y6,168

    Y7,168

  • 32

    Tabel 3.4 Struktur Data Outflow Outflow

    Tahun Bulan Pecahan

    1.000 2.000 5.000 10.000 20.000 50.000 100.000

    2003 Januari 8,1Y 9,1Y 10,1Y 11,1Y 12,1Y 13,1Y 14,1Y

    2003 Februari 8,2Y 9,2Y 10,2Y 11,2Y 12,2Y 13,2Y 14,2Y

    ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

    2016 Nopember Y8,167

    Y9,167

    Y10,167

    Y11,167

    Y12,167

    Y13,167

    Y14,167

    2016 Desember Y8,168

    Y9,168

    Y10,168

    Y11,168

    Y12,168

    Y13,168

    Y14,168

    Sedangkan variabel dummy yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah variabel dummy tren, musiman, dan variasi

    kalender sebagai berikut:

    Tabel 3.5 Variabel Dummy yang Digunakan

    Variabel dummy Keterangan

    Tren t, dengan t=1,2,...,n

    Musiman

    1,

    1,

    0,t

    M

    untuk Januari pada bulan ke-t

    lainnya

    2,

    1,

    0,t

    M

    untuk Februari pada bulan ke-t

    lainnya

    12,

    1,

    0,t

    M

    untuk Desember pada bulan ke-t

    lainnya

    Variasi Kalender

    0

    1,tiV

    untuk Idul Fitri pada minggu ke-i bulan ke-t,

    dengan i=1,2,3,4

    lainnya

    0

    11,tiV

    untuk bulan sebelum Idul Fitri (bulan ke-t)

    pada minggu ke-i, dengan i=1,2,3,4

    lainnya

    0

    11,tiV

    untuk bulan sesudah Idul Fitri (bulan ke-t) pada

    minggu ke-i, dengan i=1,2,3,4

    lainnya

  • 33

    3.2.3 Langkah Analisis

    Langkah-langkah yang digunakan dalam kajian terapan

    adalah sebagai berikut:

    1. Mendeskripsikan data inflow dan outflow uang kartal nasional per pecahan dengan statisika deskriptif dan time

    series plot untuk mengetahui karakteristik dan pola data

    inflow dan outflow.

    2. Melakukan pemodelan ARIMAX dengan menggunakan time series regression dengan langkah-langkah :

    a. Menentukan variabel dummy yang digunakan yaitu variabel dummy untuk tren, musiman bulan, dan efek

    variasi kalender berupa hari raya Idul Fitri

    b. Melakukan pemodelan time series regression untuk pola data tren, musiman, kalender variasi secara simultan

    c. Memodelkan residual hasil time series regression dengan menggunakan metode ARIMA

    d. Melakukan pemodelan data inflow dan outflow menggunakan ARIMAX

    e. Melakukan peramalan untuk data testing menggunakan metode yang diperoleh pada langkah sebelumnya

    f. Menghitung tingkat kesalahan peramalan untuk data testing

    3. Melakukan pemodelan Singular Spectrum Analysis dan neural network (SSA-NN) dengan langkah-langkah :

    a. Embedding Pada tahap embedding, dilakukan pemilihan terhadap

    parameter tunggal dekomposisi yaitu window length (L).

    Selanjutnya deret data multidimensi dengan dimensi

    window length ini akan membentuk matriks lintasan X.

    Pemilihan parameter L yang lebih baik adalah dengan

    nilai yang relatif besar namun kurang dari setengah

    panjang deret data.

    b. Singular Value Decompotition (SVD) Pada tahap Singular Value Decompottion (SVD),

    dilakukan dekomposisi nilai singular dari matriks

  • 34

    lintasan menjadi suatu penjumlahan dari matriks

    ortogonal rank satu-dua

    c. Pengelompokan Pengelompokan ini bertujuan untuk menentukan pola

    hasil dekomposisi kedalam 3 pola umum dalam time

    series yaitu trend, musiman dan noise. Pengelompokan

    ini dapat diketahui berdasarkan pemeriksaan grafik dari

    deret rekontruksi. Komponen yang yang memiliki pola

    bervariasi secara lambat dapat dikategorikan sebagai

    pola data trend dan komponen hasil rekontruksi

    menghasilkan pola sama dari dua atau lebih eigentriple

    maka dikelompokkan menjadi kelompok musiman.

    Selebihnya, komponen yang tidak terdeteksi keduanya

    maka termasuk kelompok noise.

    d. Diagonal averaging

    Mengembalikan data menjadi deret sesuai dengan hasil

    pengelompokan tren dan musiman.

    e. Melakukan pemodelan terhadap hasil dekomposisi

    dengan menggunakan metode neural network dengan

    langkah-langkah seperti berikut.

    i. Menentukan variabel input yang akan digunakan dalam neural network berdasarkan lag signifikan

    pada PACF

    ii. Melakukan pengujian linieritas menggunakan uji terasvirta

    iii. Menentukan banyaknya unit pada hidden layer menggunakan metode cross validation

    iv. Melakukan estimasi parameter untuk pembobot neural network

    v. Melakukan pengujian apakah residual dari model neural network identik

    vi. Melakukan peramalan untuk data testing vii. Menghitung tingkat kesalahan peramalan untuk

    data testing

    f. Melakukan peramalan untuk data testing

  • 35

    g. Melakukan penjumlahan kembali komponen tren,

    musiman, dan noise sehingga terdiri dari series data

    utama

    h. Menghitung tingkat kesalahan peramalan untuk data

    testing

    4. Membandingkan performa model ARIMAX dan SSA-NN dengan menggunakan nilai tingkat kesalahan RMSE, MAPE,

    dan MAE

    5. Melakukan peramalan inflow dan outflow untuk periode tahun 2018 untuk masing-masing pecahan dengan metode

    terbaik berdasarkan nilai tingkat kesalahan terkecil

    6. Menarik kesimpulan dan saran

    Langkah-langkah analisis secara umum dapat

    digambarkan dalam diagram alir pada Gambar 3.1.

    Gambar 3.1 Diagram Alir Langkah Analisis Secara Umum

    Membagi data inflow dan outflow kedalam data training dan

    data testing

    Data pecahan inflow outflow

    Melakukan analisis statistika deskriptif

    Menarik kesimpulan dan saran

    Membandingkan performansi ARIMAX dan SSA-NN dengan

    RMSE, MAPE, dan MAE

    Peramalan dengan model SSA-NN

    Peramalan dengan model ARIMAX

  • 36

    Sedangkan diagram alir untuk model peramalan dengan menggunakan metode Singular Spectrum Analysis dan Neural

    Network dapat diberikan pada Gambar 3.6 berikut:

    Gambar 3.2 Diagram Alir Langkah Peramalan SSA-NN

    Data Inflow dan Outflow tiap pecahan

    Dekomposisi dengan Singular Spectrum

    Analysis

    Menentukan periode data inflow dan

    outflow tiap pecahan

    Rekontruksi 1 Rekontruksi 2 Rekontruksi 3 Rekontruksi n

    Hasil ramalan

    rekontruksi 1

    Hasil ramalan

    rekontruksi 3

    Hasil ramalan

    rekontruksi 2

    Hasil ramalan

    rekontruksi n

    Menggabungkan hasil ramalan

    dekomposisi sebagai hasil ramalan

    Pemodelan dengan neural network

  • 37

    BAB IV

    4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Pada penelitian ini, analisis dan pemahasan mencakup 2

    kajian yaitu kajian simulasi dan kajian terapan. Pada kajian

    simulasi digunakan metode hybrid singular spectrum analysis dan

    neural network sebagai metode utama penelitian yang bertujuan

    untuk mendapatkan peramalan terbaik terhadap dua skenario data

    yang digunakan dengan hasil kebaikan peramalan individu dan

    agregat digunakan sebagai acuan dalam kajian terapan.

    Sedangkan kajian terapan menggunakan data real yaitu data

    inflow dan outflow nasional setiap pecahan. Pada kajian terapan

    ini akan dilakukan dua metode peramalan yaitu ARIMAX dan

    hybrid singular spectrum analysis neural network. Metode

    terbaik diperoleh dengan membandingkan nilai RMSE, MAE, dan

    MAPE pada data testing. Selanjutnya dilakukan peramalan inflow

    dan outflow uang kertas tiap pecahan di Indonesia untuk 24

    periode ke depan menggunakan metode terbaik.

    4.1 Kajian Simulasi

    Kajian simulasi pada penelitian ini digunakan dua skenario

    dengan perbedaan pada komponen noise, yaitu noise random dan

    noise berpola ESTAR(1). Pembentukan dua skenario ini

    bertujuan untuk membandingkan hasil peramalan data dari

    perbedaan komponen noise yang digunakan. Pada kedua skenario

    dilakukan peramalan secara individu dan agregat yang akan

    dilakukan perbandingan hasil peramalan individu dan agregat dan

    digunakan sebagai acuan dalam melakukan peramalan pada

    kajian terapan.

    Berikut merupakan time series plot untuk komponen tren,

    musiman, variasi kalender, dan noise sesuai dengan persamaan

    yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan kajian simulasi

    ini.

  • 38

    Gambar 4.1 Plot Bangkitan Komponen (a) Tren, (b) Musiman, (c) Variasi

    Kalender, (d) White Noise dan (e) Noise ESTAR (1)

    4.1.1 Skenario 1

    Pada skenario 1 ini menggunakan model seperti persamaan

    (3.1) dengan noise yang digunakan adalah white noise. Gambar

    4.2 merupakan plot hasil simulasi untuk data pada skenario 1.

    Year

    Month

    2016201520142013201220112010200920082007200620052004200320022001

    JanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJan

    3

    2

    1

    0

    -1

    -2

    -3

    no

    ise

    wh

    ite

    no

    ise

    2016201520142013201220112010200920082007200620052004200320022001

    JanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJan

    8

    6

    4

    2

    0

    -2

    -4

    -6

    -8

    ES

    TA

    R(1

    ) 1

    Year

    Month

    2016201520142013201220112010200920082007200620052004200320022001

    JanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJan

    40

    30

    20

    10

    0

    Ko

    mp

    on

    en

    tre

    n

    Year

    Month

    2016201520142013201220112010200920082007200620052004200320022001

    JanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJan

    50

    40

    30

    20

    10

    0

    Ko

    mp

    on

    en

    Mu

    sim

    an

    (a) (b)

    (c) (d)

    (e)

    20162015201420132012201120102009200820072006200520042003200220012000

    JanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJanJan

    70

    60

    50

    40

    30

    20

    10

    0

    va

    ria

    si ka

    len

    de

    r

    (c)

  • 39

    Gambar 4.2 Time Series Plot Data Simulasi Skenario 1

    Berdasarkan time series plot pada Gambar 4.2 dapat

    diketahui bahwa data mengandung tren naik dengan musiman 12

    bulan. Sedangkan variasi kalender yang terkandung pada data

    skenario 1 menunjukkan nilai yang tinggi saat bulan terjadinya

    hari raya dan bulan setelah terjadinya hari raya serta noise yang

    digunakan adalah noise yang random (white noise). Pada Gambar

    4.2 diketahui bahwa data yang digunakan untuk data training

    adalah selama 16 tahun mulai tahun 2001 hingga 2016 dengan

    nilai indeks pada Gambar 4.2 nilai 1 mewakili 1 tahun atau 12

    bulan.

    Metode dekomposisi SSA pada kajian simulasi ini

    menggunakan nilai window length (L) setengah dari jumlah data

    yaitu L=96. Langkah selanjutnya adalah melakukan SVD untuk

    mendekomposisi jumlah eigentriple. Berdasarkan proses SVD ini

    didapatkan 50 nilai eigentriple yang terdiri dari 50 e