my first jamboree
DESCRIPTION
novelTRANSCRIPT
-
2
muhamadth
MY FIRST
JAMBOREE
Penerbit
Albatroz Publishing
-
3
DAFTAR ISI
I. BOY SCOUTING
OF AMERICA 5
II. CMS 14
III. PRAJURIT 21
IV. LORONG 36
V. RITUAL 45
VI. SURAT 63
-
4
BOY SCOUTING OF AMERICA
Siang yang cukup panas. Matahari begitu
menyengat dan terasa membakar kulit. Musim panas
ini memang badest summer dalam kurun waktu
sepuluh tahun terakhir di kota San Diego. Setidaknya
itu yang kudengar di siaran cuaca radio Fox FM.
Radio lokal yang sering memutar lagu-lagu country.
Dengan malas aku menyeret kaki untuk
menaiki bus yang sudah sekitar dua puluh menit ku
tunggu. Belum sepuluh detik aku duduk, Mr.
Conductor datang menghampiriku. Aku langsung
menyodorkan karcis yang sudah agak basah oleh
keringat karena terlalu lama kugenggam. Sebelum
berlalu, wajahnya mengernyit dan aku hanya bisa
tersenyum malu karena ulahku.
-
5
Pemandangan kota dari jendela bis selalu
menarik perhatianku. Kulihat memang San Diego
tengah kering kerontang. Pohon-pohon yang
menghiasi jalan tampak menguning daun-daunnya.
Jalanan juga agak sepi di banding bulan-bulan lalu.
Hanya terlihat tiga sampai empat mobil atau truk
yang melintas.
Seventeen! teriak Mr. Conductor dari bagian depan. Aku turun, karena halte nomor tujuh
belas ini adalah yang terdekat dengan kompleks
rumahku. Stanleey street.
Ku baringkan tubuhku diranjang. Tak peduli
dengan teriakan Mom yang memerintahku untuk
makan terlebih dahulu. Udara yang panas membuatku
malas beranjak dari kamar.
Huff, tak terasa sudah empat tahun aku
bermukim di San Diego, California. Masih segar
dalam ingatan ketika Dad memutuskan untuk migrasi
ke Amerika. Dad mendapat tawaran kerja di
perusahaan bioteknologi raksasa, Neurocrine.
Tentunya kami sangat senang dan bangga dengan
prestasi besar ini. Namun dampaknya, aku harus
berpisah dengan sanak keluarga di Indonesia.
Aku ingat, ketika itu aku masih duduk di
bangku kelas enam Sekolah Dasar. Tetapi setelah
pindah ke Westfield Elementary School, aku harus
mengulang dari fifth grade. Beruntung aku mewarisi
otak Dad. Sehingga aku tidak kesulitan untuk
mengejar ketertinggalan dengan teman-teman
-
6
sekelas. Selain itu, aku juga sudah fasih berbahasa
Inggris. Sejak kecil Mom dan Dad membiasakanku
berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dan sekarang
aku sudah duduk dibangku setingkat SMP kelas dua
di Moreno Junior High School, Junior High School
(JHS) pinggiran kota yang cukup Wah dibanding SMP-SMP yang bertebaran di Jakarta.
***
John, bangun! ! teriakan Mom membuatku berjengit dari tidur pulasku. Kuraih weker yang
berada disamping ranjang.
Oh, my God! aku tersentak melihat jarum jam menunjuk angka tujuh.
Segera saja ku berlari ke kamar mandi sembari
menyambar handuk di gantungan. Setelah berpakaian
lengkap dan memasukkan buku-buku ke dalam
ransel. Aku berlarian menuruni tangga. Tetapi
kemudian aku memperlambat langkahku ketika ku
lihat Dad tidak berseragam rapi seperti biasanya.
Kamu mau berangkat sekolah? Tanya Dad dengan wajah menahan tawa.
Ya jawabku polos.
Sabtu? ujar Dad lagi yang kemudian diikuti tawa renyah mereka berdua.
-
7
CMS
Roda truk yang kami tumpangi mendadak
berdecit. Ternyata sudah sampai ditujuan. Setelah
perjalanan kurang lebih setengah jam dari kota San
Diego, kami tiba di Cleveland National Forest, bumi
perkemahan tempat berlangsungnya jambore Boy
Scouting Junior High Schoool se-San Diego regency.
Aku melompat turun. Di ikuti oleh Eric,
Douglas, Patrick dan lainnya. Austin masih
terkantuk-kantuk diatas gulungan tenda.
Austin! Jangan malas, cepat bangun! Mr. Nick tampak kesal.
Ok, sekarang turunkan perlengkapan berkemah kalian!
-
8
PRAJURIT
Eric, John. Maukah kalian membantuku mengambil air di sungai? Persedian air kita hampir
habis, Douglas menepuk bahu kami. Eric langsung mengambil ember besar di belakang tenda.
Sungai itu ada di dalam hutan. Hati-hati John, barangkali ada beruang!
He he he., aku tertawa hambar mendengar lelucon Downey.
-
9
LORONG
Aku punya kabar baik dan kabar buruk! Mark memecah keheningan kami. Rata-rata dari kami
mungkin sedang melamunkan kasur empuk dan
segelas kopi hangat sepertiku.
Kabar baiknya? Tanya Eric malas-malasan.
Kabar baiknya, aku menyimpan dua batang coklat di dalam saku bajuku,
Eric yang tadinya malas-malasan seperti
mendapat semangat baru. Lidahnya di julurkan
seperti seekor anjing.
-
10
RITUAL
Steve! Kami berpapasan dengan Steve ketika hendak kembali ke lubang. Dia tampak
tergesa-gesa.
Syukurlah kalian datang Steve menghela nafas.
Gawat!! Hantu prajurit itu tiba-tiba datang dan membawa Rudolf dan Eric!
What?! Kami bertiga amat kaget.
Aku berhasil lolos darinya, lanjut Steve.
Apa kau yakin hantu prajurit itu yang membawa mereka Steve? Steve tampak bingung dengan pertanyaan Tony.