no. kontrak aid-oaa-1-13-00019 perintah tugas aid-497-to

60
PROYEK INDONESIA CLEAN ENERGY DEVELOPMENT II (ICED II) Laporan Tahunan TA 2016 1 Oktober 1 2015 – 30 September 2016 No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO-15-00002 Tanggal Penyerahan: 15 Oktober 2016 Revisi 1: Maret 2017 DISUNTING No. Kontrak: AID-OAA-I-13-00019 Perintah Tugas: AID-497-TO-15-00002 Jangka Waktu Aktivitas: Mei 2015 ke Mei 2020 Nama COR: Retno Setianingsih Disampaikan oleh: Tetra Tech ES, Inc. USAID Indonesia Clean Energy Development Project II Menara Jamsostek, Menara Utara, Lantai 14, Jl. Gatot Subroto No.38, Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 | Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id PENAFIAN Dokumen ini disusun dengan dukungan dari rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat di Indonesia (USAID). Isi menjadi tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan belum tentu mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

FY 2016 ANNUAL REPORT

July 2008 1

PROYEK INDONESIA CLEAN ENERGY DEVELOPMENT II (ICED II)

Laporan Tahunan TA 2016 1 Oktober 1 2015 – 30 September 2016 No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO-15-00002

Tanggal Penyerahan: 15 Oktober 2016 Revisi 1: Maret 2017 DISUNTING No. Kontrak: AID-OAA-I-13-00019 Perintah Tugas: AID-497-TO-15-00002 Jangka Waktu Aktivitas: Mei 2015 ke Mei 2020 Nama COR: Retno Setianingsih Disampaikan oleh:

Tetra Tech ES, Inc. USAID Indonesia Clean Energy Development Project II Menara Jamsostek, Menara Utara, Lantai 14, Jl. Gatot Subroto No.38,

Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 | Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id

PENAFIAN Dokumen ini disusun dengan dukungan dari rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat di Indonesia (USAID). Isi menjadi tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan belum tentu mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat

Page 2: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN TAHUNAN TA 2016 1 OKTOBER 2015-30 SEPTEMBER 2016 Proyek Indonesia Clean Energy Development II (ICED II) Revisi 1, Maret 2017 DISUNTING

Disiapkan untuk: Kantor Lingkungan USAID/Indonesia Disiapkan oleh: Tetra Tech ES, Inc. Menara Jamsostek, Menara Utara, Lantai 14 Jalan Gatot Subroto No. 38 Jakarta Selatan 12710 Indonesia Tel. +62-21-5296-2325 Fax +62-21-5296-2326 www.iced.or.id PENAFIAN Dokumen ini disusun dengan dukungan dari rakyat Amerika melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat di Indonesia (USAID). Isi merupakan tanggung jawab Tetra Tech ES Inc. dan belum tentu mencerminkan pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat.

Page 3: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

1

DAFTAR SINGKATAN AAM Armstrong Asset Management ADB Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank) AFD Badan Pembangunan Prancis (French Development Agency) ASEAN Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ASHRAE American Society of Heating, Refrigeration and Air Conditioning Engineers Bank Exim Bank Ekspor Impor Indonesia BAPPEDA Badan Perencana Pembangunan Daerah BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAU Bisnis Seperti Biasa (Business as usual) BCEF Forum Energi Bersih Bali (Bali Clean Energy Forum) BI Bank Indonesia BKF Badan Kebijakan Fiskal BLU-DKE Badan Layanan Umum Direktorat Konservasi Energi BPPT Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPS Badan Pusat Statistik BPSDM Badan Pengelola Sumber Daya Manusia BU-EBT Badan Usaha Energi Terbarukan CDCS Strategi Kerjasama Pembangunan Negara (Country Development Cooperation

Strategy) CED Pengembangan Energi Bersih (Clean energy development) CETIF Dana Teknologi dan Inovasi Energi Bersih (Clean Energy Technology and Innovation

Fund) CIRCLE Proyek Kapasitas untuk Pengurangan Karbon Indonesia dalam Penggunaan Lahan

dan Energi (Capacity for Indonesian Reduction of Carbon in Land Use and Energy Project)

COD Tanggal Operasi Komersial (Commercial operating date) CoE Pusat Unggulan (Center of Excellence) COR Perwakilan Petugas Kontrak (Contracting Officer’s Representative) DANIDA Badan Pembangunan Internasional Denmark DCA Otoritas Kredit Pembangunan (di bawah USAID) DEN Dewan Energi Nasional Ditjen Direktorat Jenderal Ditjen EBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi DKE Dana Ketahanan Energi DO Development Objective EBTKE Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi EC-LEDS Peningkatan Kapasitas untuk Strategi Pembangunan Rendah Emisi (Enhancing

Capacity for Low Emission Development Strategy) ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral ESG Tata Kelola Risiko Sosial Lingkungan (Environmental Social Risk Governance) ESRA Analisis Risiko Lingkungan dan Sosial (Environmental and social risk analysis) FiT Feed-in tariff GCC Global Climate Change (Perubahan Iklim Global) GIS Geographic information system GIZ Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (Perusahaan Jerman untuk

Kerjasama Internasional)

Page 4: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

2

GRK Gas Rumah Kaca HHP Hadiputranto Hadinoto and Partners ICED II USAID’s Indonesia Clean Energy Development Project II IFC Korporasi Keuangan Internasional (International Finance Corporation) IIF Pembiayaan Infrastruktur Indonesia (Indonesia Infrastructure Finance) INDC Kontribusi yang Dimaksudkan Secara Nasional (Intended Nationally Determined

Contribution) IPP Penyedia Listrik Swasta /PLS (Independent power project/producer) IR Intermediate result Jamkrindo Perum Jaminan Kredit Indonesia KEN Kebijakan Energi Nasional Kemenkeu Kementerian Keuangan KLHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan LEAP Sistem Perencanaan Alternatif Energi Jarak Jauh (Long-Range Energy Alternatives

Planning System) LPEM-UI Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia MEPS Standar Kinerja Energi Minimum (Minimum energy performance standards) Monev Monitoring dan Evaluasi MoU Memorandum of Understanding MW Megawatt NAMA Tindakan mitigasi yang sesuai secara nasional (Nationally appropriate mitigation

action) NTB Nusa Tenggara Barat NTT Nusa Tenggara Timur OJK Otoritas Jasa Keuangan OPIC Perusahaan Investasi Swasta Luar Negeri Amerika Serikat (US Overseas Private

Investment Corporation) OTA Kantor Bantuan Teknis di bawah Kementerian Keuangan Amerika Serikat P2EBT Satuan Tugas Percepatan Pembangunan Energi Baru & Terbarukan PEP Pemantauan, evaluasi dan pelaporan (Monitoring, evaluation and reporting/MER) Peraturan Peraturan Perpres Peraturan Presiden PFAN Jaringan Penasihat Pembiayaan Swasta (Private Financing Advisory Network) PIP Pusat Investasi Pemerintah PIT Program Indonesia Terang PJBL Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement/PPA) PLEA Planning for Energy Access Initiative of ICED II PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro PLN Perusahaan Listrik Negara PMU Project management unit PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur PUEB Pusat Unggulan Energi Bersih (CE CoE) PV Photovoltaic RAD-GRK Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca RALI Sumber Daya untuk Memajukan Penerapan Strategi Pembangunan Rendah Emisi

(Resources to Advance Low Emission Development Strategies Implementation) RAN-GRK Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca RDTP-ET Reska Dana Penyertaan Terbatas untuk Energi Terbarukan

Page 5: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

3

RFA Permintaan Penyesuaian (Request for Adjustment) RFP Permintaan Proposal (Request for Proposals) RUED Rencana Umum Energy Daerah RUEN Rencana Umum Energy Nasional RUPTL Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik SDGs Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sustainable

Development Goals) SRUC Proyek Reformasi Sektor dan Komersialisasi Utilitas dari USAID (Sector Reform and

Utility Commercialization Project) TAL Training Analisis Lingkungan TPP CoE Tim Persiapan Pembentukan Pusat Unggulan Energi Bersih UI Universitas Indonesia UKCCU Unit Perubahan Iklim Inggris (United Kingdom Climate Change Unit) UNDP United Nations Development Programme UP3KN Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional USAID United States Agency for International Development USU Universitas Sumatra Utara WWF World Wildlife Fund for Nature

Page 6: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

4

DAFTAR ISI

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................................... 1

1. PENGANTAR ....................................................................................................................... 6

Sekilas Proyek ICED II .......................................................................................................................................................... 6 Cakupan Geografis ................................................................................................................................................................ 9 Kerangka Bantuan USAID ICED II untuk Pemerintah Indonesia .............................................................................. 10 Susunan Laporan Ini ............................................................................................................................................................ 11

2. RINGKASAN KEGIATAN DAN PENCAPAIAN UTAMA ....................................... 12

Dukungan ICED II terhadap Program Energi Bersih dan Program Terkait ........................................................... 12 Pengurangan Emisi GRK di Sektor Energi .................................................................................................................. 13 Perencanaan Energi .......................................................................................................................................................... 14 Perencanaan Sumber Daya Kelistrikan ....................................................................................................................... 15 Listrik Pedesaan ................................................................................................................................................................ 17 Program Energi Terbarukan Terhubung Jaringan ..................................................................................................... 18 Program Pengembangan Tenaga Panas Bumi ............................................................................................................. 19 Program Pengembangan Mini Hidro ............................................................................................................................ 20 Program Pengembangan Tenaga PV Surya Terhubung Jaringan ............................................................................ 21 Tenaga Angin ..................................................................................................................................................................... 22 Program Efisiensi Penerangan Jalan Kota .................................................................................................................... 23 Keuangan Berkelanjutan ................................................................................................................................................. 23 Pusat Unggulan Energi Bersih (PUEB) ......................................................................................................................... 25

Dukungan ICED II untuk Proyek Energi Bersih ............................................................................................................ 25 Dana Teknologi dan Inovasi Energi Bersih (CETIF) ..................................................................................................... 23

3. STRATEGI DAN KEMAJUAN ICED II DALAM MENCAPAI HASIL ..................... 25

Emisi GRK yang Berkurang ............................................................................................................................................ 27 Penggalangan Investasi untuk Energi Bersih ............................................................................................................... 28 Peningkatan Layanan Energi ........................................................................................................................................... 30 Lembaga dengan Peningkatan Kapasitas untuk Mengatasi Perubahan Iklim ....................................................... 31 Hukum, Kebijakan, Strategi, Rencana, atau Peraturan Mengenai Mitigasi Perubahan Iklim ............................ 33 Kapasitas Pembangkit Energi Bersih ............................................................................................................................ 35 Kapasitas Pembangkit Energi Bersih yang Mencapai Pemenuhan.......................................................................... 36 Syarat-Syarat Pembiayaan ............................................................................................................................................... 36 Proyeksi Emisi GRK yang Berkurang Hingga 2030................................................................................................... 36 Pelatihan Perubahan Iklim .............................................................................................................................................. 37 Penghematan Energi Seumur Hidup dari Efisiensi Energi ....................................................................................... 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................................... 38

Lampiran A Hasil Indikator Kinerja Terhadap Sasaran ............................................................................................... 38 Lampiran B Informasi Referensi untuk Indikator dan Hasil Kinerja ......................................................................... 41 Lampiran C Hasil Proyek ICED II .................................................................................................................................... 42 Lampiran D Penyampaian Proyek ICED II ..................................................................................................................... 44 Lampiran E Rincian Kegiatan Pelatihan ICED II ............................................................................................................ 45 Lampiran F Bantuan teknis ICED II .................................................................................................................................. 52

Page 7: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

5

Lampiran G Kegiatan Eksternal ICED II, TH 2016 ...................................................................................................... 53

Page 8: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

6

1. PENGANTAR Sekilas Proyek ICED II

Proyek Pengembangan Energi Bersih Indonesia II (ICED II) adalah program lima tahun (Mei 2015 - Mei 2020) yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). ICED II dirancang untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menetapkan lingkungan kebijakan, peraturan dan insentif yang efektif untuk pertumbuhan rendah emisi di sektor energi, sekaligus menarik investasi sektor publik dan swasta dalam pengembangan energi bersih. Sebagai pengakuan atas penekanan USAID/Indonesia yang bertambah pada bidang sains, teknologi, dan inovasi, ICED II juga diharapkan untuk mendukung kemajuan teknologi dan kapasitas manusia dalam bidang energi bersih. ICED II melanjutkan kemajuan yang dibuat dan pembelajaran yang dicapai oleh inisiatif USAID/Pengembangan Energi Bersih Indonesia (Clean Energy Development/CED). CED - yang berada di bawah Strategi Kerjasama Pembangunan Negara (Country Development Cooperation Strategy/CDCS) USAID untuk 2010-2014 - terdiri dari empat proyek: 1) Proyek Pengembangan Energi Bersih Indonesia (ICED), 2) Proyek Kapasitas untuk Pengurangan Karbon Indonesia dalam Penggunaan Lahan dan Energi (Capacity for Indonesian Reduction of Carbon in Land Use and Energy Project/CIRCLE project), 3) Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Panas Bumi AS-Indonesia, dan 4) Program Kemitraan Utilitas Energi antara PLN dan Perusahaan Listrik Hawai'i. ICED II dipandang sebagai proyek “kelanjutan” dari ICED, yang berakhir pada 17 Februari 2015. ICED II memberikan perhatian khusus pada status intervensi-intervensi ICED di akhir proyek (sebagaimana didokumentasikan dalam laporan akhir ICED), perubahan-perubahan yang telah terjadi baik di dalam mitra Pemerintah Indonesia dan pasar energi bersih, keterlibatan kembali dengan mitra sektor publik dan swasta ICED, dan pemosisian ICED II dalam memanfaatkan momentum ICED untuk mencapai tujuan dan target hasil ICED II. ICED II secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan (Direct Objective/DO) USAID/Indonesia Nomor 3 dari CDCS 2014-2018, yaitu: “Prioritas-Prioritas Pembangunan Global yang Menjadi Kepentingan Bersama Ditingkatkan.” Tujuan dan tugas-tugas yang terkait proyek ICED II terhubung dengan Hasil Seketika (Immediate Result/IR) Nomor 3.3 dari DO3, yaitu: “Mitigasi dan Ketangguhan terhadap Perubahan Iklim untuk Mendukung Ekonomi Hijau Diperkuat,” dan Sub-IR Nomor 3.3.1, yaitu: “Landasan untuk Sistem Energi Rendah Karbon Diperkuat.” Tujuan keseluruhan dari ICED II adalah untuk memperkuat landasan sistem energi rendah karbon di Indonesia. Komponen-komponennya berkontribusi pada target yang ditetapkan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses/keamanan dalam sektor ini, sekaligus mendukung upaya nasional untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK). ICED II diimplementasikan melalui tiga komponen yang berjalan bersama dan saling melengkapi yaitu: Komponen 1: Memperbaiki lingkungan pendukung untuk investasi bersama yang cepat di

bidang energi bersih Komponen 2: Mempercepat mobilisasi investasi bersama sektor swasta dan publik di bidang

energi bersih

Page 9: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

7

Komponen 3: Menjangkau kegiatan antar-lembaga USAID dan Pemerintah AS di sektor energi Indonesia.

ICED II juga menjalankan Dana Teknologi dan Inovasi Energi Bersih yang dipakai untuk menguatkan intervensi-intervensi proyek. Tujuan Dana Inovasi adalah menjadi sarana yang fleksibel, jika diperlukan dan/atau berguna untuk tujuan proyek, untuk mendorong partisipasi dan/atau kolaborasi sektor swasta dan entitas lokal menuju pencapaian komponen dan tugas ICED II. Di akhir proyek, ICED II harus mencapai hasil tingkat tinggi berikut:

1. Setidaknya 4,5 juta ton emisi GRK, diestimasikan dalam metrik ton CO2e, dikurangi, diserap, dan/atau dihindari sebagai hasil dari bantuan Pemerintah AS.

2. Setidaknya ada investasi sebesar $ 800 juta dolar Amerika yang digerakkan dari sumber swasta dan publik untuk mitigasi perubahan iklim yang didukung oleh bantuan Pemerintah AS

3. Setidaknya tambahan 5 juta orang yang mempunyai akses ke energi bersih

4. Setidaknya ada 20 lembaga dengan kapasitas yang meningkat untuk menangani masalah

perubahan iklim sebagai hasil dari bantuan Pemerintah AS

5. Setidaknya ada 20 undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan dalam hal mitigasi perubahan iklim yang secara resmi diusulkan, diadopsi, atau dilaksanakan sebagai hasil dari bantuan pemerintah AS.

Sebagai tambahan, ICED II memiliki sejumlah sasaran di tingkat komponen (atau tugas-) dan "hasil yang ditargetkan" sebagaimana disajikan di tabel di bawah ini. Hasil-hasil "tingkat tinggi" dan "yang ditargetkan" akan dijelaskan secara lebih rinci dalam Rencana Pemantauan dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation/M&E) ICED II.

Tugas Hasil Yang Ditargetkan

Peningkatan Kapasitas untuk Perencanaan dan Implementasi Sektor Energi Rendah Emisi

Setidaknya ada 20 lembaga dengan kapasitas yang meningkat untuk menangani masalah perubahan iklim sebagai hasil dari bantuan Pemerintah AS.

Di provinsi-provinsi terpilih, peningkatan integrasi RAD-GRK dengan dokumen-dokumen RAN-GRK, RUEN/RUED, RUKD, RPJMD, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi/Kabupaten/Kota (RTRWP/K), dan dokumen perencanaan strategis terkait

Di provinsi-provinsi terpilih, RUED dan RUKD pendahuluan dikembangkan yang mencerminkan perencanaan sumber daya yang terintegrasi, responsif terhadap model permintaan energi untuk daerah, dan sejalan dengan RAD-GRK masing-masing

Peningkatan kapasitas lembaga di tingkat lokal untuk mengoperasionalkan dan menyempurnakan rencana RAD-GRK berdasarkan data kuantitatif dan analisis yang kuat serta sinkronisasi metodologi di tingkat nasional dan lokal; dan untuk mengembangkan, mengoperasionalkan dan menyelaraskan RUED dan RUKD dengan prioritas pembangunan daerah

Meningkatkan partisipasi lembaga kabupaten dan kota dalam proses

Page 10: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

8

Tugas Hasil Yang Ditargetkan

perencanaan dan pelaksanaan RAD-GRK, RUED dan RUKD.

Dukungan Reformasi Kebijakan dan Peraturan untuk Pengembangan Proyek Energi Bersih

Setidaknya ada 20 undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan yang menangani mitigasi perubahan iklim yang secara resmi diusulkan, diadopsi, atau dilaksanakan sebagai hasil dari bantuan Pemerintah AS

Merampingkan reformasi kebijakan dan peraturan yang ada yang terkait dengan pertumbuhan energi bersih

Penerapan insentif fiskal dan non-fiskal yang efektif untuk meningkatkan investasi dalam berbagai jenis teknologi energi terbarukan skala kecil hingga menengah

Pembentukan kerangka peraturan dan FIT yang terstandarisasi untuk pengembangan proyek energi terbarukan dengan kapasitas pembangkit yang lebih besar dari 10 MW

Strategi penjangkauan publik yang dikembangkan di tingkat nasional/daerah untuk mengkomunikasikan secara efektif dampak reformasi kebijakan/peraturan.

Pengembangan Proyek Lanjutan dan Promosi Investasi

Memfasilitasi pemasangan kapasitas pembangkit energi bersih minimal 400 MW

Adopsi praktik bisnis standar untuk pengembangan energi bersih, integrasi dan prosedur yang terkait dengan PLN

Menetapkan kerangka pendanaan dan implementasi untuk aksi mitigasi di sektor energi bersih pada tingkat daerah

Peningkatan praktik bisnis dari desain proyek dan penilaian kelayakan dalam pasar energi bersih untuk mengurangi risiko dan meningkatkan kemungkinan menarik investasi.

Meningkatnya Kapasitas Lokal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Inovasi dan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Energi Bersih

Penilaian yang terdokumentasi atas kebutuhan sumber daya manusia dari pemangku kepentingan terkait dan rencana aksi untuk merancang dan menyalurkan bantuan teknis terkait untuk meningkatkan kapasitas organisasi lokal dalam menyediakan layanan dan pelatihan yang relevan dalam aspek-aspek energi bersih.

Modul percontohan untuk studi dan pelatihan praktis di sedikitnya lima lembaga untuk setidaknya lima teknologi yang berbeda (tenaga air, biomassa, biogas, limbah kota, PV surya dan tenaga angin).

Mengujicobakan setidaknya lima inovasi energi terbarukan/konservasi energi dengan peta peningkatan skala dan/atau replikasi cepat.

ICED II menyediakan kombinasi bantuan teknis jangka pendek dan jangka panjang kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan pemerintah provinsi dan kabupaten yang terpilih, Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kementerian dan otoritas sektoral lainnya, serta sektor swasta.

Page 11: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

9

Cakupan Geografis

USAID/Indonesia telah mengidentifikasi 14 provinsi fokus yang akan diberi dukungan pembangunan lintas sektor yang akan dilengkapi dengan bantuan kelembagaan, perencanaan dan koordinasi yang diberikan di tingkat pusat kepada pemangku kepentingan Pemerintah Indonesia di Jakarta. 14 provinsi fokus tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua. ICED II telah memilih lima provinsi prioritas dari 14 provinsi fokus USAID di mana ICED II akan memusatkan dukungan perencanaan energi regionalnya: Aceh, Jawa Timur, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan. Tiga provinsi prioritas diidentifikasi dalam lingkup pekerjaan kontrak ICED II sedangkan Jawa Timur dan NTB dipilih berdasarkan kriteria berikut ini:

• Peluang indikatif pengembangan proyek energi bersih (investasi dan kapasitas terpasang) • Potensi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor energi selama proyeksi dasar

dalam RAD-GRK • Jumlah rumah tangga dan orang tanpa akses listrik • Komitmen progresif yang terindikasi dari pemerintah daerah (provinsi, kota/kabupaten)

untuk mengambil langkah dalam melaksanakan rencana aksi mitigasi dan percepatan pengembangan energi bersih

• Kemudahan dalam mendukung pekerjaan lapangan dari kantor ICED II Jakarta (misal: logistik)

Strategi cakupan geografis ICED II (Gambar 1) menggabungkan dukungan yang sedang berlangsung untuk mitra tingkat nasional dengan provinsi prioritas ICED II dan provinsi fokus USAID yang dijelaskan di atas. Pertama, ICED II akan melakukan pendekatan portofolio untuk mendukung PT. PLN, Kementerian ESDM, bank dan lembaga keuangan nasional serta pengembang nasional. Kedua, kami akan memusatkan dukungan kami di lima provinsi prioritas ICED II di mana ICED II akan terlibat dalam perencanaan dan kebijakan mitigasi energi dan GRK daerah, dan membantu memulai proyek dan program energi bersih yang baru. Ketiga, ICED II akan menanggapi peluang untuk mendukung mitra sektor publik dan swasta yang berbasis di 14 provinsi fokus USAID yang berpotensi untuk berkontribusi pada hasil tingkat tinggi ICED II. Terakhir, ICED II akan mendukung proyek dalam portofolio mitra tingkat nasional kami meskipun jika mereka berada di luar provinsi fokus USAID. Selain itu, ICED II akan terus mendukung proyek-proyek dalam alur proyek energi bersih ICED I yang memiliki potensi tinggi untuk berkontribusi pada hasil tingkat tinggi ICED II (misalnya, pengurangan GRK, investasi yang ditingkatkan, orang-orang yang memiliki akses ke energi bersih).

Page 12: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

10

Gambar 1: Strategi Cakupan Geografis ICED II

Kerangka Bantuan USAID ICED II untuk Pemerintah Indonesia

USAID dan Pemerintah Indonesia menyelesaikan Strategi Kerjasama Pembangunan Negara selama lima tahun (CDCS), yang menyajikan prioritas pembangunan kedua belah pihak dari 2014 - 2018. Dokumen ini berfungsi sebagai pedoman untuk desain intervensi dan alokasi sumber daya di seluruh sektor-sektor yang teknis penting. Proyek USAID Indonesia Clean Energy Development (ICED II) mendukung Tujuan Pembangunan (DO3) USAID dari CDCS 2014-2018, yaitu: “Prioritas Pembangunan Global yang Menjadi Kepentingan Bersama Ditingkatkan”. Tujuan dan tugas-tugas yang terkait proyek ICED II terhubung dengan Hasil Seketika (Immediate Result/IR) Nomor 3.3 dari DO3, yaitu: “Mitigasi dan Ketangguhan terhadap Perubahan Iklim untuk Mendukung Ekonomi Hijau Diperkuat,” dan Sub-IR Nomor 3.3.1, yaitu: “Landasan untuk Sistem Energi Rendah Karbon Diperkuat.” ICED II mendukung pembentukan kerangka kerja USAID - Pemerintah Indonesia untuk bantuan energi bersih. Hal ini meliputi dua perjanjian dengan Pemerintah Indonesia: perjanjian administratif dengan Bappenas dan perjanjian teknis dengan Kementerian ESDM. Keduanya mengakui kelayakan ICED II dan proyek untuk mendapatkan dukungan formal dari Pemerintah Indonesia. Selain itu, USAID, dengan dukungan ICED II, menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Kementerian ESDM dan PLN yang menguraikan bidang-bidang kerja sama teknis yang telah disepakati.

Page 13: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

11

Susunan Laporan Ini

Bagian 2 menjelaskan kegiatan ICED II di dua tingkat yang berbeda. Pertama, kami merangkum dukungan ICED II untuk energi bersih dan program terkait. Kedua, kami merangkum dukungan ICED II untuk proyek energi bersih. Untuk keduanya, kami memberikan gambaran singkat tentang program dan statusnya di awal dan di akhir periode pelaporan, penjelasan kegiatan penunjang ICED II, dan capaian ICED II yang terkait. Bagian 3 merangkum strategi ICED II untuk mencapai hasil yang ditargetkan dan kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini.

Page 14: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

12

2. RINGKASAN KEGIATAN DAN PENCAPAIAN UTAMA

Dukungan ICED II terhadap Program Energi Bersih dan Program Terkait

Sebagai bagian dari upaya memperbaiki lingkungan pendukung untuk investasi bersama yang cepat dalam bidang energi bersih, ICED II membantu sejumlah program nasional yang dirancang, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mempercepat pengembangan energi bersih. Program-program yang ada berkisar dari program yang mendukung energi terbarukan tertentu dan jenis-jenis proyek yang berhubungan dengan efisiensi energi, hingga program yang menangani sektor energi yang lebih luas tetapi memiliki tujuan yang tersirat untuk meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber energi bersih. Kami mendukung mitra kerja utama kami – Kementerian ESDM1, Bappenas, dan PLN – serta badan pemerintah lainnya, seperti Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, di tingkat daerah, kami mengarahkan bantuan kami ke Bappeda di tingkat provinsi dan kantor-kantor Dinas ESDM dan PLN Wilayah. Selain proses yang berkenaan dengan energi dan perencanaan yang terkait, ICED II mendukung lembaga-lembaga yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan program kritis yang efektif. Bantuan yang berhubungan dengan program umumnya melibatkan intervensi ICED II pada tahapan-tahapan yang berbeda, seperti perancangan program, perumusan kebijakan, sosialisasi kebijakan, bimbingan dan peningkatan kapasitas dalam implementasi program, dan pada akhirnya, pemantauan dan evaluasi. Berikut adalah deskripsi dari program-program utama yang didukung ICED II di Tahun ke-2. Dukungan dari ICED II terintegrasi ke dalam proses-proses perencanaan nasional yang utama (seperti ditunjukkan dalam Tabel 1) yang perlu merespon baik Kebijakan Energi Nasional (KEN) maupun target-target yang ditetapkan dalam kebijakan perubahan iklim untuk memfasilitasi konsistensi data dan pemodelan, memastikan keberlanjutan dari hasil-hasil program, dan melembagakan perubahan. Kami mendukung lembaga-lembaga utama di tingkat nasional maupun provinsi dalam memenuhi mandat mereka dan dalam waktu yang bersamaan, meningkatkan transparansi; memperbaiki ketersediaan data, meningkatkan alat-alat untuk pemodelan, prakiraan, dan analisis lainnya; serta memungkinkan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang dapat diverifikasi.

1 Pada 23 Agustus 2016, pelaksana tugas Menteri ESDM secara resmi membubarkan unit-unit ad hoc yang dibentuk oleh Menteri sebelumnya. Unit-unit tersebut termasuk UP3KN dan P2EBT, dua unit dalam Kementerian ESDM yang telah meminta dukungan ICED II. Pada 30 September 2016, tidak jelas apakah inisiatif yang diambil oleh kedua unit tersebut akan dilanjutkan dan, jika memang demikian, di mana hal tersebut akan ditempatkan di Kementerian ESDM.

Page 15: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

13

Tabel 1. Proses Perencanaan yang Mempengaruhi Pengembangan Energi Bersih

Proses Perencanaan

RPJMN/RPJMD RAN/RAD-GRK

RUEN/RUED RUKN RUPTL

Deskripsi Rencana Pembangunan Ekonomi Jangka Menengah

Rencana Mitigasi Gas Rumah Kaca

Rencana Pembangunan Energi Nasional & Daerah

Rencana Pembangunan Kelistrikan Nasional

Rencana Bisnis Penyediaan Listrik

Badan yang Bertanggung Jawab

BAPPENAS BAPPENAS Kementerian ESDM

Kementerian ESDM

PLN

Kerangka Waktu Perencanaan

2015 - 2019 2015 - 2034 2015-2050 2015-2034 2016-2025

Masukan dari Provinsi / Daerah

Data energi tingkat provinsi

Rencana aksi pengurangan emisi GRK

Masukan terhadap kebutuhan energi

Perencanaan kelistrikan daerah

Investasi/ pengembangan kantor daerah

Implikasi terhadap Energi Bersih

Pertumbuhan dan intensitas permintaan energi

Proyek energi terbarukan/ efisiensi energi

Potensi energi terbarukan dan efisiensi energi

Catu daya energi terbarukan

Proyek pembangkit listrik energi terbarukan PLN dan PLS

Pengurangan Emisi GRK di Sektor Energi

Di tingkat nasional, ICED II menyediakan dukungan terhadap pengembangan Kontribusi yang Dimaksudkan Secara Nasional (Intended National Determined Contribution/INDC) untuk Indonesia yang kemudian menjadi Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (National Determined Contribution/NDC) periode 2020-2030. ICED II terus mendukung BAPPENAS DAN Kementerian ESDM dalam sektor energi melalui bantuan teknis dalam proses pengembangan perencanaan energi di tingkat nasional maupun daerah. ICED II berupaya menyelaraskan dukungannya dengan berbagai inisiatif dari pemerintah dalam bidang perencanaan energi, yang di tingkat nasional antara lain meliputi Rencana Aksi Nasional Pembangunan Rendah Emisi / Rencana Aksi Daerah Pembangunan Rendah Emisi (RAN / RAD GRK), Rencana Energi Nasional / Rencana Energi Daerah (RUEN / RUED), dan akses listrik, untuk memastikan konsistensi dalam prakiraan dan perencanaan, serta untuk mendorong pengembangan energi rendah karbon. ICED II melanjutkan dukungan yang diberikannya terhadap Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). DI tingkat nasional, Sekretariat RAN RAD GRK di BAPPENAS menerapkan template Pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP) yang dikembangkan ICED II, sementara di tingkat provinsi, ICED II terlibat di hampir semua aspek program. Bantuan ICED II dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) mendukung BAPPENAS dalam mempersiapkan informasi referensi dan panduan yang akan membantu otoritas-otoritas di tingkat provinsi meninjau rencana dan implementasi pengurangan emisi GRK yang ada, serta mengembangkan rencana yang diperbaharui dengan pengurangan GRK yang realistis, dapat tercapai dan dapat didokumentasikan pada sektor energi, industri dan transporatsi. Hal ini akan mencerminkan wawasan-wawasan kami dari putaran pertama RAN/RAD-GRK selain pencapaian-pencapaian selama implementasi di tahun-tahun berikutnya.

Page 16: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

14

BAPPENAS menyelenggarakan proses konsultasi sepanjang tahun 2015 untuk memantau dan mengevaluasi tindakan-tindakan yang diambil oleh badan-badan pemerintahan di tingkat nasional ataupun daerah dari tahun 2012 hingga 2014 dalam mengurangi emisi GRK. ICED II membantu Sekretariat RAN/RAD-GRK dari BAPPENAS dalam proses tersebut untuk sektor energi. Berdasarkan temuan dari proses tersebut, BAPPENAS dan berbagai kementerian merevisi metodologi untuk perencanaan dan perhitungan emisi GRK dari sektor energi dan sektor lainnya. Sepanjang tahun, ICED II menyediakan bantuan yang spesifik untuk program-program RAN RAD GRK. Kegiatan utama kami meliputi: 1) mengevaluasi pelaksanaan nasional dari RAD-GRK saat ini dan menyiapkan untuk putaran revisi RAD-GRK yang berikutnya; 2) menyiapkan pedoman teknis untuk memperhitungkan hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan pengurangan emisi GRK di sektor energi; 3) merevisi modul pelatihan mengenai dasar bisnis-seperti-biasa (business-as-usual/BAU) untuk sektor energi; 4) menyusun pedoman pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP) dari RAN-GRK untuk sektor energi, yang mencakup seperangkat infografis yang menjelaskan dasar BAU dari sektor tersebut; 5) menyajikan hasil PEP di sektor energi dalam acara peningkatan kapasitas yang diselenggarakan BAPPENAS dan GIZ; 6) ikut mendanai lokakarya nasional yang dilaksanakan tanggal 17-20 Mei di Medan mengenai finalisasi PEP untuk RAD-GRK yang diikuti oleh 21 provinsi dalam sesi-sesi sektor energi dan transportasi, dengan 64% peserta mengumpulkan laporan RAD-GRK mereka, 7) ikut mensponsori sesi pelatihan kedua tentang RAD GRK di Lombok, tanggal 2-15 November 2015, untuk semua kelompok kerja RAD-GRK dari 34 provinsi, untuk membantu mereka menyelesaikan perhitungan dan pelaporan PEP mereka; 8) memfasilitasi pelatihan PEP terhadap rencana kerja GRK di Medan yang diselenggarakan untuk Kelompok Kerja Pembangunan Rendah Emisi dari 34 provinsi. Pada tanggal 22 Agustus 2016, Kepala Sekretariat RAN RAD GRK di BAPPENAS menyampaikan penghargaan atas dukungan ICED II terhadap RAN RAD GRK, secara khusus di bidang energi. Dengan bantuan ICED II, perhitungan pengurangan emisi GRK terkait bidang energi dari seluruh provinsi adalah sebesar 97,747 tCO2e, sementara untuk tingkat nasional adalah 3,323,763 tCO2e. ICED II memberikan sebuah template untuk bagian naratif di bidang energi dalam Revisi RAD GRK Tingkat Provinsi, selain juga mengumpulkan dokumen-dokumen perencanaan tingkat provinsi yang relevan. Kedua dokumen tersebut menjadi bagian dari starter kit yang disiapkan oleh Sekretariat untuk memudahkan proses revisi RAD GRK.

Perencanaan Energi

Bersarkan UU No. 30, Tahun 2007 tentang Energi, Dewan Energi Nasional diwajibkan untuk menyusun Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Rencana tersebut harus didasarkan pada Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengenai pengelolaan untuk menciptakan kemandirian energi dan ketahanan energi nasional yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, keberlanjutan dan keramahan lingkungan. KEN menetapkan target nasional sebesar 25 persen energi primer dari sumber energi baru dan terbarukan di tahun 2025. Selama tahun kedua, ICED II menyelesaikan dukungannya terhadap Biro Perencanaan Energi di bawah Kementerian ESDM, yang meliputi: 1) membantu merevisi rancangan RUEN energi

“Kami ingin berterima kasih kepada USAID ICED II atas kontribusi berkelanjutan yang telah diberikan dalam membantu rencana aksi nasional dan daerah dalam pengurangan emisi GRK (RAN/RAD GRK), secara khusus dalam bidang energi.” Atjeng Kadaryana, Kepala Sekretariat RAN RAD GRK, Bappenas

Page 17: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

15

(menyempurnakan model energi dan menyusun narasi RUEN), 2) menyediakan layanan dan fasilitator teknis untuk sembilan subtim (sektor rumah tangga, transportasi, industri, komersial, dan sektor lainnya; lingkungan dan emisi GRK; kelistrikan dan energi baru dan terbarukan; energi sebagai modal pembangunan; konten teknologi dan lokal; dan sinkronisasi model), dan 5) ikut mensponsori diskusi kelompok terarah tentang pengembangan sumber daya energi terbarukan. Selama proses tersebut, kami telah bekerja sama dengan Dewan Energi Nasional (DEN), Direktorat Energi, Sumber Daya Mineral dan Pertambangan BAPPENAS, dan Kementerian ESDM. Sejalan dengan finalisasi dari RUEN tersebut, ICED II terlibat dalam pembentukan Sekretariat Perencanaan Energi, yang akan mengawal penyelesaian Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Sekretariat RUED adalah upaya bersama Dewan Energi Nasional (DEN), BAPPENAS dan Kementerian ESDM. Sekretariat RUED ini akan menjadi penghubung antara pemerintah daerah dan pusat dalam menyelesaikan RUED mereka. ICED II membagikan wawasan dan pembelajaran dari kegiatan-kegiatan RAN/RAD-GRK, seperti pedoman-pedoman untuk konten dari provinsi-provinsi, pengaturan kelembagaan untuk melibatkan Kementerian Dalam Negri (Kemendagri) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serta pengelolan program secara keseluruhan. ICED II juga menekankan urgensi dimasukkannya program listrik pedesaan dalam RUEN, mengingat mandat kelistrikan yang banyak yang harus dicapai dalam jangka waktu yang singkat.

Perencanaan Sumber Daya Kelistrikan

Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2016-2015, PLN menetapkan target untuk menambah kapasitas baru sebesar 80,5 GW dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Dari jumlah tersebut, PLN berniat membangun 18 GW, sementara Penyedia Listrik Swasta telah mengalokasikan 45,5 GW dan sekitar 20 GW masih akan dialokasikan. Lebih dari 22 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan akan ditambahkan, termasuk 6.150 MW tenaga panas bumi; 13.100 tenaga air kapasitas besar; 1.365 tenaga air kapasitas kecil; 444 MW tenaga PV surya; 640 MW tenaga angin; dan 488 MW tenaga biogas/biomassa. PLN juga berencana untuk menggunakan lebih dari 3.000 kiloliter bahan bakar hayati (biofuel) untuk generator disel selama 10 tahun ke depan.

Tabel 2. RUPTL PLN 2016-2025 Type 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 TOTAL Tenaga panas bumi

85 350 320 590 580 450 340 935 1.250 1.250 6.150

Tenaga air kapasitas besar

45 57 175 1405 147 330 639 2.322 2.031 5.950 13.100

Tenaga air kapasitas kecil

32 78 115 292 81 86 196 26 257 201 1.365

Tenaga PV surya

26 122 70 50 118 11 10 17 10 10 444

Tenaga angin 70 190 165 195 10 5 5 640 Tenaga biogas/ biomassa

125 142 135 11 21 11 21 15 6 488

TOTAL 812 594 1.005 2.513 230 898 173 3.326 3.563 7.422 22.186 Sumber: PLN RUPTL 2016-2025. Bidang Perencanaan Sistem PLN telah menerima proposal dari para penyedia listrik swasta untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga angin yang terhubung ke jaringan (on-grid) (528MW) dan

Page 18: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

16

pembangkit listrik tenaga PV surya (877 MW). Para penyedia listrik tersebut telah menyelesaikan studi kelayakan serta kajian interkoneksi/dampak sistem mereka, kajian yang menganalisa dampak dari daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga angin dan PV surya pada jaringan listrik. Untuk mendukung PLN, ICED II menawarkan dukungannya dalam menganalisa lebih lanjut dampak yang tidak diharapkan dari pembangkit listrik tenaga PV surya ataupun angin. Dukungan ICED II meliputi pemodelan, pedoman-pedoman pengembangan dan pengembangan kapasitas. ICED II membantu Bidang Perencanaan SIstem PLN dalam menyusun model dampak pembangkit listrik tenaga angin 350 MW dan tenaga PV surya 175 MW selama 5 tahun ke depan di Sulawesi Selatan,2 menggunakan perangkat lunak DIgSILENT PowerFactory. Rancangan Kajian Dampak Sistem mengkaji penggunaan Automatic Generation Control (AGC) and beban yang muncul dari Automated Dispatching System (ADS), Energy Management System (EMS), dan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) System serta keterkaitan data/komunikasi antara semua stasiun pembangkit listrik.3 Penggunaan alat-alat tersebut dapat meningkatkan kemampuan PLN dalam mengelola listrik yang berasal dari proyek-proyek pembangkit listrik tenaga angin dan PV surya intermiten. Operasi sistem PLN dapat ditingkatkan melalui peramalan angin/matahari dengan sarana Weather Research and Forecasting (WRF) untuk memprediksi ketersediaan dan keluaran dari sumber daya tersebut dengan lebih baik. Kajian tersebut dirancang untuk meningkatkan perencanaan yang dilakukan PLN terhadap pembangkit listrik tenaga PV surya dan angin yang terhubung ke sistem transmisi.4 ICED II sedang dalam proses penyelesaikan rancangan pedoman Metodologi Kajian Dampak Sistem Tenaga Listrik Interkoneksi dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Surya (Methodology for Power System Impact Studies of Interconnection of Wind and Solar Photovoltaic Power Plants), berdasarkan pelatihan yang dilakukan ICED II di Makasar tentang Integrasi Jaringan Daya Tenaga Angin menggunakan perangkat lunak DigSilent dengan menggunakan Sulawesi Selatan sebagai studi kasus. Dukungan program perencanaan sistem dari ICED II dirancang untuk meningkatkan kapasitas PLN dalam perencanaan yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga PV surya dan angin yang terhubung ke sistem transmisi. ICED II mengidentifikasi bahwa Bidang Perencanaan Sistem PLN menetapkan batasan yang tidak resmi untuk energi terbarukan yang bersifat intermiten (tenaga PV surya dan angin) sebesar 5 persen dari kapasitas yang terpasang pada sistem apapun. Hal ini berdasarkan pengalaman dari proyek pembangkit listrik tenaga PV surya 5 megawatt-peak (MWp) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. ICED II mengembangkan memorandum proyek untuk PLN yang diberi judul, ‘Kajian dan Rancangan Proyek untuk Meningkatkan Load Response Capability dari Sistem Jaringan Kupang terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Surya 5MWp yang Tersedia,” tertanggal Agustus 2016. ICED II merekomendasikan perubahan untuk memperbaiki fleksibilitas dan daya tanggap dari sistem jaringan PLN di Kupang untuk sepenuhnya menerima daya yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga PV surya 5MWp5. Pembangkit listrik tenaga PV surya dan angin tidak akan mencapai target yang diharapkan dari bauran pembangkit PLN, kecuali jika PLN yakin terhadap stabilitas jaringan

2 Berdasarkan kajian Dampak Sistem Sulawesi Selatan sebelumnya yang dipersiapkan oleh ICED I, PLN menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan UPC Renewable Energy untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin 70MW. 3 AGC, ADS, EMS dan SCADA adalah komponen standar dari operasi jaringan modern. 4 Berdasarkan kajian Dampak Sistem Sulawesi Selatan sebelumnya yang dipersiapkan oleh ICED I, PLN menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan UPC Renewable Energy untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin 70MW. 5 Proyek ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT. LEN dan merupakan proyek tenaga surya terbesar di Indonesia.

Page 19: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

17

dalam kasus-kasus di mana penetrasi melebihi 5 persen dari total kapasitas pembangkit yang terpasang dalam sistem. ICED II mengusulkan sebuah kombinasi antara penganalisis jaringan dengan kontrol generator disel sebagai proyek percontohan untuk perbaikan sistem jaringan di Kupang. Divisi Perencanaan Sistem PLN setuju untuk membentuk satuan tugas untuk melaksanakan proyek tersebut dan satuan tugas ini akan memberikan solusi untuk masalah tanggapan beban jaringan di Kupang. Satuan tugas ini melibatkan Bidang Perencanaan Sistem PLN, PLN Wilayah Indonesia Timur, PLN Kupang, PT LEN, dan ICED II. Dalam jangka panjang, hal ini akan memungkinkan PLN untuk melayani lebih banyak pelanggan dan meningkatkan akses energi bagi lebih banyak orang, selain memungkinkan penetrasi yang lebih tinggi dari energi terbarukan yang bermacam-macam dalam jaringan mereka.

Listrik Pedesaan

Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang diadopsi di tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia harus ‘mendekati’ rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada tahun 2020. Sementara itu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menargetkan rasio elektrifikasi 96,6 persen pada akhir tahun 2019. ICED II memulai inisiatif yang disebut Perencanaan Akses Energi (Planning for Energy Access, PLEA) yang dirancang untuk membantu pemerintah daerah dalam mengidentifikasi dan memanfaaatkan sumber daya yang tersedia untuk perencanaan kelistrikan guna meningkatkan akses energi. PLEA dimulai pada Oktober 2015 dan sedang diujicobakan di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara. ICED II memilih lokasi tersebut berdasarkan data PLN yang menunjukkan bahwa hampir 50 persen dari 319 kelurahan di Nias belum terhubung dengan jaringan listrik. PLEA dilaksanakan dalam tiga tahap: 1) memproyeksikan kemampuan jaringan PLN untuk memasok listrik dalam 5 dan 10 tahun ke depan menggunakan perangkat lunak Perencana Jaringan, 2) menemukan sumber energi terbaik yang berpotensi tersedia di daerah-daerah di luar jangkauan jaringan PLN dengan menggunakan perangkat lunak HOMER, dan 3) menganalisa persediaan-permintaan dan merancang sistem kelistrikan berdasar hasil yang didapatkan pada Tahap 2 (tenaga PV surya di daerah terpencil yang ditentukan). Tahun 2016, Kementerian ESDM mengumumkan Program Indonesia Terang (PIT) untuk membantu pemerintah Indonesia meningkatkan rasio elektrifikasi nasional dari 88 persen menjadi 97 persen pada tahun 2019 menurut Kebijakan Energi Nasional. PIT dirancang untuk memfasilitasi akses listrik di desa-desa terpencil dengan menggunakan daya di luar jaringan dari sumber energi terbarukan yang tersedia di daerah tersebut. Untuk memudahkan dalam mendefinisikan konsep PIT, ICED II menyediakan masukan tentang peran dan cakupan yang dimilikinya yang berhubungan dengan program-program listrik pedesaan lainnya dari pemerintah Indonesia, penilaian-penilaian ketersediaan dan kualitas data tingkat daerah, dan wawasan-wawasan dari PLEA yang disusun ICED II. Untuk menyelaraskan program-program PIT dan PLEA, kami juga membagikan data, metodologi dan kesimpulan-kesimpulan dari PLEA dari putaran pertama perencanaan model elektrifikasi. Kami juga mempresentasikan garis besar dari pedoman-pedoman PIT berdasarkan permintaan tim PIT dan meninjau kemungkinan pendanaan PIT melalui hibah khusus. ICED II membagikan hasil studi pustaka mengenai PLEA dalam sebuah lokakarya di Jakarta. Dalam acara tersebut, ICED II berkolaborasi dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) dari Kementerian ESDM untuk memperkenalkan proses data , metodologi dan temuan-temuan awal dari PLEA kepada berbagai pemangku kepentingan di sektor energi: Kementerian ESDM, termasuk Biro Perencanaan, Pusat Pelatihan Energi Baru Terbarukan, dan Pusat Pengelolaan Data dan

Page 20: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

18

Informasi, Program Indonesia Terang dari Kementerian ESDM; beberapa LSM dan universitas. Sesi yang diselenggarakan mencakup diskusi mengenai pemodelan energi dan memberikan praktik langsung untuk setiap model/alat yang digunakan untuk mendukung perencanaan elektrifikasi. Lokakarya kedua diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara, dan dihadiri oleh perwakilan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kantor Cabang Dinas ESDM, PLN, dan universitas. Acara tersebut mendiskusikan pemodelan energi, memberikan praktik langsung dari masing-masing model/alat untuk mendukung perencanaan elektrifikasi, serta melangsungkan diskusi terhadap peluang dan tantangan elektrifikasi di Nias. Dalam diskusi tersebut, terungkap bahwa PLN tidak berhasil menagih pembayaran listrik dari pelanggan di Nias karena faktor mata pencaharian masyarakat. Oleh karena itu, mereka menyarankan bahwa ICED II mempertimbangkan masalah tersebut dalam perancangan PLEA untuk memastikan keberlanjutan program. Ketersediaan data merupakan tantangan lain yang didiskusikan.

Program Energi Terbarukan Terhubung Jaringan

Sepanjang tahun ini, ICED II mendukung Kementerian ESDM dalam mengembangkan strategi untuk mencapai 25 persen dari target 35.000 MW di tahun 2020 dari kapasitas pembangkit listrik tambahan yang telah dimandatkan oleh Pemerintah Indonesia. Dukungan kami meliputi penyediaan masukan mengenai kontribusi yang berpotensi signifikan bagi pembangkit listrik tenaga PV surya mengingat jangka waktu pengembangan yang relatif singkat (1-2 tahun) dan kemudahan di lokasi proyek, serta skalabilitas. Dukungan ini mempelajari alternatif-alternatif hukum dan peraturan untuk mendanai kesenjangan antara harga pembelian listrik dari proyek pembangkit listrik energi terbarukan dengan biaya layanan dari PLN. Kami juga memfasilitasi tinjauan hukum terhadap pembentukan badan/unit untuk melaksanakan proyek-proyek dalam memenuhi target nasional akan akses listrik secara menyeluruh. Kurangnya data menjadi hambatan bagi kemampuan Kementerian ESDM dan PLN dalam memantau keefektifan program-program energi terbarukan yang terhubung jaringan. Data tersebut seharusnya menunjukkan kemajuan dari pengembangan proyek, mulai dari persetujuan oleh Kementerian ESDM hingga pengoperasian (commissioning). ICED II telah mengembangkan pangkalan data internal energi bersih berdasarkan georeferensi untuk mendukung bantuan pengembangan proyeknya sendiri. Pangkalan data tersebut, yang saat ini terdiri dari 188 proyek, mencakup informasi mengenai status semua proyek dan sebuah dasbor yang menyediakan ringkasan tingkat tinggi mengenai pasar. Pangkalan data ini telah diperkaya dengan informasi penting seperti peta Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tautan ke Google Maps, biaya investasi proyek (bukan asumsi biaya), dan kemampuan yang telah ditingkatkan untuk menghasilkan laporan status proyek dengan cara mengubah data dengan format Microsoft Excel ke dalam format pangkalan data. ICED II Memulai diskusi-diskusi dengan World Resources Institute (WRI) Indonesia mengenai pengembangan pangkalan data serupa yang disebut Sustainable Energy One Map (Satu Peta Energi Berkelanjutan) yang akan digunakan di Kementerian ESDM. ICED II setuju untuk bekerja sama dengan WRI untuk mengembangkan sebuah pangkalan data proyek energi terbarukan yang sesuai dengan kebutuhan Kementerian ESDM.

Page 21: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

19

Gambar 2. Dasbor Revisi Ringkasan Pangkalan Data Proyek Energi Bersih ICED II

Gambar 3. Fitur query dalam Pangkalan Data Proyek Energi Bersih ICED II

Program Pengembangan Tenaga Panas Bumi

ICED II memberikan masukan terhadap pedoman internal PLN untuk renegosiasi tenaga panas bumi guna mendukung Permen ESDM No. 17 Tahun 2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PERSERO). Bekerja sama dengan

Page 22: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

20

SRUC,6 ICED II membantu menyelesaikan pedoman internal yang dapat digunakan PLN dalam menegosiasikan ulang harga pembelian listrik dari PLS panas bumi. Pedoman tersebut telah diterapkan untuk renegosiasi harga tarif panas bumi, khususnya untuk dua pembangkit listrik tenaga panas bumi yang sedang dikembangkan oleh PT. Supreme Energy. Pedoman ini merupakan terobosan dalam komersialisasi panas bumi di Indonesia. Pedoman ini memberikan langkah-langkah yang jelas bagi PLS untuk mengajukan penyesuaian harga, setelah eksplorasi panas bumi dan konfirmasi sumber daya selesai, dan memberikan prakiraan biaya yang lebih akurat untuk mengembangkan proyek panas bumi yang diusulkan. Pedoman tersebut menyediakan kerangka kerja dan proses yang transparan, praktis, dan sistematis untuk renegosiasi PJBL panas bumi, mulai dari penentuan kelayakan PLS untuk negosiasi ulang hingga penetapan tarif baru. Pedoman tersebut juga mencakup detail yang signifikan tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan peninjauan proposal negosiasi ulang PLS. Kajian terhadap Proposal Permintaan Penyesuaian (Request for Adjustment/RFA) yang diajukan oleh PLS terdiri dari tiga langkah utama: (1) Verifikasi Biaya, (2) Kajian Teknis dan (3) Kajian Keuangan. Pedoman tersebut menguraikan kerangka kerja dan pedoman untuk ketiga langkah tersebut untuk memvalidasi, menganalisis, dan mengevaluasi parameter utama PJBL, termasuk tarif (harga dasar listrik), waktu proyek, ukuran sumber daya (perkiraan kapasitas), biaya yang dikeluarkan dan diantisipasi, dan pentahapan proyek. ICED II telah menuntaskan dukungannya kepada Unit Panas Bumi dari Divisi Energi Baru dan Terbarukan PLN (PLN EBT) dalam melakukan tinjauan teknis terhadap dua proyek PLS panas bumi pertama yang menerapkan pedoman tersebut, yaitu: Muara Laboh di Sumatera Barat dan Rantau Dedap di Sumatera Selatan, masing-masing menyumbangkan 220 MW dari kapasitas pembangkit yang direncanakan.

Program Pengembangan Mini Hidro

ICED II membantu PLN terkait dengan Permen ESDM No. 19 Tahun 2015 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan Kapasitas sampai dengan 10 MW (Sepuluh Megawatt) oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Pada dasarnya, peraturan ini mengatur tentang Feed in Tariff (FiT) pembangkit listrik tenaga mini hidro. Bantuan yang kami berikan termasuk saran untuk mengubah standar Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) yang berlaku saat ini. Selain itu, kami menyusun panduan untuk mengkaji studi kelayakan proyek pembangkit listrik tenaga air, untuk digunakan oleh kantor wilayah PLN (Wilayah). Panduan tersebut menyangkut konten dan kualitas laporan studi kelayakan pembangkit listrik tenaga air dan masalah-masalah utama yang menjadi perhatian PLN seperti hidrologi dan energi, hak atas tanah, perizinan, pengangkutan air, tata letak proyek, masalah konstruksi sipil dan kontrak, masalah peralatan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) dan kontrak , masalah operasi dan kualitas jaringan yang terhubung dan masalah-masalah lain terkait. ICED II juga menyusun template untuk Kajian Studi Kelayakan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro agar proses pengkajian oleh berbagai kantor wilayah PLN tetap konsisten. ICED II juga terus melakukan peningkatan kapasitas bagi perbankan sebagai tanggapan atas banyaknya proposal yang diterima bank untuk membiayai proposal pembangkit listrik tenaga air. Di bawah program pelatihan Analisis Risiko Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Risk

6 Proyek Reformasi Sektor dan Komersialisasi Utilitas dari USAID (Sector Reform and Utility Commercialization /SRUC USAID).

Page 23: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

21

Assessment/ESRA) oleh OJK, ICED II menyelenggarakan tiga kursus untuk bank dan lembaga keuangan: Bandung (26 orang), Medan (39 orang), dan Padang (42 orang).

Program Pengembangan Tenaga PV Surya Terhubung Jaringan

Atas permintaan Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM (di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru,Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE)), ICED II membantu revisi Permen ESDM No. 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik. Pekerjaan kami meliputi penelitian biaya pembangkitan semua sistem jaringan di Indonesia dan karakteristik beban jaringan lokal untuk menilai tingkat penetrasi PV (fotovoltaik) yang sesuai berdasarkan lokasi. ICED II menyiapkan studi tentang penetrasi PV surya ke dalam 23 sistem jaringan PLN dan 1.121 subsistem di seluruh negeri. Pekerjaan ini termasuk menghitung kelayakan finansial proyek PV surya di Indonesia menggunakan model bisnis, prosedur lisensi dan izin, tahapan penerapan FiT yang direvisi, dan sistem kuota untuk regulasi yang direvisi. Hasilnya dipresentasikan dalam dua pertemuan Direktorat, dilanjutkan dengan diskusi kelompok terfokus. ICED II juga membagikan temuan tentang potensi teknis PV surya di sistem PLN dan implikasi terkait terhadap desain dan struktur FiT untuk PV surya, ukuran pasar, dan mekanisme sistem kuota. Pada 12 Juli 2016, Menteri ESDM mengeluarkan peraturan baru, yaitu Permen ESDM No. 19 Tahun 2016 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). ICED II juga membagikan temuan tersebut kepada PLN. Kami memperkenalkan pendekatan penetrasi rendah untuk pengembangan proyek PV surya, termasuk metodologi dan perhitungannya. Hasilnya, PLN dan Kementerian ESDM menggunakan studi tersebut untuk menyusun peraturan baru tentang FiT yang direvisi untuk teknologi PV surya. ICED II juga mendukung pendekatan untuk pengembangan sistem hibrid PV surya di area mini-grid PLN. Di tahun yang sama, ICED II menyelenggarakan sejumlah lokakarya pelatihan dan acara lainnya, yang ditujukan untuk PLN, ESDM, pengembang swasta, dan bank serta lembaga keuangan, untuk mengantisipasi percepatan pembangunan proyek-proyek PLTS yang terhubung ke jaringan listrik (grid-connected).

• ICED II dan PLN menyelenggarakan lokakarya pelatihan tentang PV surya dan teknologi hibrida, serta interkoneksi ke jaringan transmisi dan distribusi, untuk mendukung target nasional PLTS 5.000 MW di tahun 2019. Beberapa pengembang proyek dan vendor teknologi juga berbagi pengalaman dan mendiskusikan opsi teknologi yang tersedia di pasar saat ini. Lebih dari 60 karyawan PLN hadir.

• Di Bali Clean Energy Forum, ICED II menyelenggarakan acara sampingan, “Pengembangan PLTS: Tantangan, Perkembangan Terkini, dan Praktik Terbaik Global”. Para ahli di bidang energi surya (tiga internasional, dua nasional, dan satu dari PLN NTT) memimpin diskusi terkait sejumlah topik, seperti meningkatkan kerangka peraturan, dan mengidentifikasi tujuan teknologi dan pencapaian untuk memungkinkan perluasan PV surya yang paling hemat biaya. Lebih dari 150 orang mengambil bagian dalam diskusi.

• ICED II dan BPSDM Kementerian ESDM melatih 38 staf Kementerian ESDM tentang sejumlah opsi untuk teknologi tenaga surya serta pro dan kontranya; kami juga merekomendasikan kebijakan untuk mendorong pengembangan PV surya di Indonesia.

• ICED II menyelenggarakan pelatihan in-house tentang teknologi PV surya untuk Nikko Securities sesuai dengan pengembangan strategi Nikko untuk investasi reksa dana dalam

Page 24: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

22

proyek PV surya (Reksa Dana Penyertaan Terbatas - RDPT), di mana ICED II akan memberikan layanan konsultasi.

• ICED II menyelenggarakan pelatihan ESRA untuk bank dan lembaga keuangan di Kupang dan Bali, dengan total 69 peserta pelatihan dari bidang risiko kredit, analis kredit, pengembangan proyek dan manajemen risiko.

Untuk memenuhi target pembangunan PLTS 5 gigawatt peak (GWp), Kementerian ESDM berencana meluncurkan FiT gelombang kedua. ICED II memberikan bantuan untuk menentukan alokasi kuota untuk setiap putaran yang akan ditawarkan kepada pengembang proyek. Bantuan teknis ini akan memastikan jumlah MWp (untuk setiap putaran) yang dapat diterima jaringan listrik PLN. Ini juga akan mencakup rincian area di mana pengembang proyek disarankan untuk membangun pembangkit listrik. Bantuan teknis ICED II didasarkan pada Studi Potensi Penetrasi PV Surya ke Sistem Jaringan PLN yang diselesaikan pada Triwulan 3. ICED II juga mendukung EBT PLN dalam persiapan proses tender PV surya. ICED II menyediakan model Levelized Cost of Energy (LCOE) dan mengembangkan persyaratan permintaan proposal (RFP, Request for Proposal) untuk pembangunan proyek PV surya di Lombok dan Minahasa, Sulawesi Utara. ICED II mempresentasikan usulan proses permohonan kepada EBT PLN untuk pembangunan PLTS 35 MW di Lombok dan Minahasa. Selain itu, ICED II juga menyusun persyaratan RFP dan menyerahkan produk akhir sebagai memo proyek ke PLN. Mengikuti pedoman PLN untuk menghubungkan pembangkit energi terbarukan ke jaringan distribusi,7 ICED II membeli ETAP, perangkat lunak yang digunakan oleh PLN untuk menganalisis dampak dari fasilitas energi terbarukan yang diusulkan. ICED II mulai menyelenggarakan pelatihan untuk konsultan untuk membantu pengembang proyek dalam mempersiapkan studi interkoneksi mereka. ICED II juga menyelenggarakan lokakarya sehari di World Renewable Energy Congress (WREC/Kongres Energi Terbarukan Dunia) bertajuk: “Addressing Challenges in Grid Integration in Achieving Indonesia’s Renewable Energy Targets”(Menghadapi Tantangan-Tantangan Integrasi Jaringan dalam Mencapai Sasaran-Sasaran Energi Terbarukan) . Lokakarya tersebut menyediakan forum diskusi untuk Kementerian ESDM (Dirjen EBTKE dan Dirjen Ketenagalistrikan), PLN, pengembang proyek dan konsultan.

Tenaga Angin

Dukungan ICED II untuk pengembangan tenaga angin difokuskan di Sulawesi Selatan di mana PLN telah menerima sejumlah proposal proyek yang dimasukkan tanpa ada permintaan dari PLN dengan total kapasitas 350 MW, di samping proyek Sidrap 70 MW yang sudah memiliki PJBL. Seperti disebutkan dalam Perencanaan Sumber Daya Listrik di atas, ICED II menyelesaikan studi dampak sistem untuk Sulawesi Selatan sebagai tanggapan atas proposal-proposal tersebut. ICED II mengadakan sesi pelatihan di Makassar, Sulawesi Selatan tentang dasar-dasar tenaga angin dan interkoneksi jaringan, serta cara mengintegrasikan tenaga angin ke jaringan listrik PLN. Pelatihan yang diikuti oleh 32 staf PLN dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Minahasa, NTT, NTB, Sulawesi Tenggara dan perwakilan dari Kantor Pusat PLN ini berfokus pada aspek bisnis tenaga angin, aspek teknis turbin angin, penilaian sumber daya angin , dan siklus hidup proyek. ICED II juga mendukung EBT PLN dalam persiapan proses tender tenaga angin. ICED II menyediakan model Levelized Cost of Energy (LCOE) dalam mendukung persyaratan RFP untuk pengembangan tenaga angin di Jeneponto, Sulawesi Selatan. ICED II mengembangkan persyaratan teknis dari RFP

7 Pedoman untuk menghubungkan Pembangkit Energi Terbarukan (Renewable Energy Generation Plants/REGP) ke sistem distribusi PLN didukung dalam ICED I dan dipublikasikan oleh PLN pada 2014.

Page 25: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

23

dan menyerahkan produk akhir sebagai memo proyek ke PLN. Hasil awal Studi Dampak Sistem menghasilkan penandatanganan PJBL oleh PLN dengan Equis/Redaya Energy untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin 65 MW di Jeneponto.

Program Efisiensi Penerangan Jalan Kota

Efisiensi energi dalam penerangan jalan kota telah diidentifikasi sebagai cara yang efektif untuk mengurangi konsumsi listrik. Ini juga mengurangi permintaan puncak untuk listrik karena pengoperasian penerangan jalan biasanya bertepatan dengan puncak penggunaan pada sistem PLN. Dukungan ICED II dimulai dengan pendokumentasian hasil demo proyek percontohan ICED I di Kota Makassar. Hingga akhir 2015, ICED I telah membantu Kota Makassar dalam peningkatan 77 lampu jalan dan pemasangan LED di tiga jalan utama Kota Makassar. Berdasarkan hasil proyek percontohan tersebut, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen untuk mengganti 4.000 lampu jalan dengan LED pada tahun 2016-2017. Pada September 2016, kota ini telah mengganti 2.462 lampu jalan dan diperkirakan menghemat sekitar 1,4 MWh listrik dan $130,711 dolar AS8 tagihan listrik untuk setiap tahunnya. ICED II mendukung Program Efisiensi Penerangan Jalan Kota di tingkat nasional dan kota. ICED II mendukung Kementerian Perhubungan dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) terkait regulasi dan spesifikasi peralatan. Kami berdiskusi dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tentang lingkup bantuan teknis ICED II dalam penerangan jalan hemat energi sepanjang 420 km di Jabodetabek. Jabodetabek, wilayah yang sedikit lebih besar dari Chicago, terdiri dari DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan merupakan rumah bagi sekitar 30 juta orang. ICED II menandatangani MOU dengan PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI), lembaga keuangan infrastruktur pemerintah, untuk memberikan pembiayaan kepada pemerintah kabupaten melalui bentuk pinjaman infrastruktur kepada pemerintah daerah dengan pembayaran tahunan yang disesuaikan dengan belanja anggaran. Fokus awal kegiatan ini adalah untuk Kota Makassar dan Kabupaten Lombok Barat. ICED II akan memberikan dukungan teknis kepada Pemerintah Daerah Kota Makassar dan Kabupaten Lombok Barat mengenai spesifikasi lampu dioda pemancar cahaya (LED), jumlah lampu LED, dan sistem pemantauan. ICED II juga menanggapi permintaan bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum Batam di Kepulauan Riau. Dua kota lain - Malang dan Surabaya - juga berpotensi menjadi calon proyek penerangan jalan hemat energi. Mengingat kedua kota tersebut merupakan bagian dari Jawa Timur, salah satu dari lima provinsi prioritas, ICED II akan menindaklanjuti secara langsung dengan pemerintah kota sebagai bagian dari dukungan RUED.

Keuangan Berkelanjutan

Dukungan ICED II untuk keuangan berkelanjutan terbagi dalam tiga kategori. Pertama, ICED II ditugaskan untuk mendukung pengembangan insentif khusus untuk merangsang aliran pembiayaan untuk proyek energi bersih dan inisiatif pengurangan emisi di tingkat nasional dan lokal. Kedua, ICED II mendukung program Keuangan Berkelanjutan OJK dan membantu OJK dalam merumuskan pedoman bagi industri keuangan untuk mempromosikan dan meningkatkan investasi dalam proyek energi bersih untuk berbagai teknologi (yaitu air, biogas, bio-massa, surya, angin). Dan ketiga, ICED II

8 Angka ini dihitung pada saat penulisan kisah sukses proyek penerangan jalan (Maret 2016). Saat itu tarif PLN untuk 1 kWh sama dengan Rp 1.352.

Page 26: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

24

memberikan layanan konsultasi, bantuan teknis dan peningkatan kapasitas kepada investor, perbankan domestik dan lembaga keuangan nonbank, dan perusahaan ekuitas - dengan tujuan utama untuk membangun kapasitas internal mereka dalam melakukan penilaian yang tepat atas proyek-proyek energi bersih, meningkatkan portofolio energi bersih dan mendukung beragam mekanisme pembiayaan proyek untuk proyek energi bersih. Selama Tahun 2, Kementerian ESDM meminta dukungan ICED II untuk usulan Dana Ketahanan Energi (DKE) Indonesia. Dana prakarsa Kementerian ESDM ini diusulkan untuk melakukan pungutan atas penggunaan bahan bakar fosil (premi pengurasan bahan bakar fosil) yang akan dialokasikan ke APBN dan digunakan untuk mendukung eksplorasi bahan bakar fosil dan pengembangan energi bersih. Desain yang diusulkan cukup kompleks, dengan pendanaan yang berasal dari anggaran pemerintah, donor dan swasta. Kementerian ESDM merencanakan bahwa DKE yang akan bertugas untuk mengalokasikan hibah, pinjaman, pembiayaan pembagian risiko, dan pola pembiayaan mezanin. Bantuan kami termasuk 1) memeriksa faktor lingkungan yang memungkinkan dalam investasi energi bersih DKE; 2) menekankan pengembangan proyek-proyek energi bersih sebagai akibat dari kelebihan likuiditas DKE, yang mempersulit pemodal untuk mencairkan uang karena sedikitnya jumlah proyek energi bersih yang layak di pasar Indonesia; dan 3) menyampaikan pembelajaran dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), mekanisme pendanaan publik serupa yang pencairannya mengecewakan karena hambatan regulasi. Kementerian ESDM sedang menyiapkan rancangan peraturan untuk membentuk DKE. ICED II memberikan layanan konsultasi kepada tim DKE selama perumusan catatan konsep dan proposal, serta berbagi wawasan tentang pembiayaan energi terbarukan dari bank dan lembaga keuangan. ICED II memberikan masukan kepada Divisi Hukum Kementerian ESDM untuk mendukung perumusan Peraturan Presiden tentang DKE (Perpres DKE) termasuk bagaimana DKE dapat digunakan untuk mensubsidi PLN untuk menutupi selisih antara harga beli listrik yang lebih tinggi untuk energi terbarukan dan biaya rata-rata produksi listrik PLN. ICED II melanjutkan dukungannya kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mengimplementasikan Peta Jalan Keuangan Berkelanjutan Indonesia 2013-2019. Inisiatif ini bertujuan untuk berkontribusi pada perubahan prospek pembangunan ekonomi nasional saat ini, dari perspektif keuntungan jangka pendek menjadi salah satu investasi jangka panjang melalui keuangan berkelanjutan. Bantuan kami termasuk memberikan pelatihan kepada bank tentang penilaian risiko lingkungan dan sosial (ESRA), melakukan penilaian kebutuhan pelatihan untuk bank, dan mengerjakan basis green lending (pinjaman hijau). ICED II menerbitkan buku a Guideline for Understanding Environmental Permits in Clean Energy – A Handbook for Financial Services Institutions (Pedoman Pemahaman Izin Lingkungan dalam Energi Bersih - Buku Pegangan untuk Lembaga Jasa Keuangan) dan mendistribusikannya di seminar tentang Keuangan Berkelanjutan pada tahun 2015. Buku ini membahas: 1) peraturan yang terkait dengan perizinan dan perizinan lingkungan, 2) tata kelola lingkungan di Indonesia, 3) aspek kunci dari penilaian risiko lingkungan dan sosial (ESRA), dan 4) penggunaan ESRA dalam pinjaman lembaga keuangan atau tinjauan investasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan membantu penyusunan buku pedoman ini dengan menyediakan materi sumber daya tentang peraturan lingkungan dan kehutanan. Kegiatan sumber pembiayaan baru ICED II berfokus pada peningkatan jaminan kredit USAID dan Pemerintah Indonesia, pengembangan obligasi hijau, dan bekerja untuk membebaskan pembiayaan

Page 27: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

25

dari sumber nonbank. Kami juga menyiapkan catatan konsep untuk OJK dan Jamkrindo (Jaminan Kredit Indonesia) tentang pengembangan penjaminan kredit parsial untuk proyek energi bersih. ICED II bekerja dengan International Finance Corporation (IFC) untuk memprakarsai obligasi hijau (jaminan hutang untuk meningkatkan modal secara khusus untuk mendukung proyek-proyek terkait iklim atau lingkungan) di Indonesia. ICED II kemudian menerima permintaan dari PT SMI dan Indonesia Infrastructure Finance (IIF) untuk mendukung pengembangan obligasi hijau. ICED II terus mendukung program OJK untuk menyelenggarakan pelatihan ESRA. Selama tahun ini, ICED II mengadakan lima kursus dan melatih 176 perwakilan bank dan nonbank dalam pengembangan dan pembiayaan proyek pembangkit listrik tenaga air dan PV surya. Pelatihan ESRA memberikan mekanisme bagi ICED II untuk menumbuhkan jaringan mitra bank dan lembaga keuangan yang mencakup 8 bank dan 3 lembaga keuangan nonbank, serta sejumlah penyedia ekuitas swasta, per September 2016. Terakhir, ICED II mendukung OJK dan IFC pada Forum Keuangan Berkelanjutan ASEAN di Manila. ICED II memberikan data tentang kondisi pasar energi bersih di Indonesia dan perkembangan terkini di pasar.

Pusat Unggulan Energi Bersih (PUEB)

Kementerian ESDM meminta bantuan ICED II untuk pembentukan Clean Energy Center of Excellence (CoE) Indonesia (Pusat Unggulan Energi Bersih/PUEB). PUEB merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penelitian dan pengembangan energi bersih. Ini akan menjadi pusat bagi upaya pengembangan energi bersih nasional serta saluran dukungan regional dan internasional. Dukungan ICED II untuk CoE difokuskan pada Tim Pelaksana Pembentukan PUEB (TPP PUEB). Mengikuti pemetaan kelembagaan Pusat Unggulan, ICED II mempresentasikan hasil peta kelembagaan penelitian dan pengembangan energi terbarukan kepada TPP PUEB. Peta tersebut menunjukkan badan-badan pemerintah yang sedang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan; ini bermaksud untuk menghindari redundansi peran antara Pusat Unggulan dan lembaga lain. Ini juga memberikan peran masa depan yang lebih terfokus untuk Pusat Unggulan dalam mempercepat penelitian energi terbarukan. ICED II melakukan dua kali diskusi kelompok terfokus (FGD) tentang kerangka kelembagaan Pusat Unggulan. Yang pertama membahas berbagai opsi pada aspek organisasi dan fungsional pusat. Yang kedua dilakukan setelah TPP PUEB diumumkan oleh Pjs. Menteri ESDM melalui SK ESDM 6752 K/70/MEM/2016 tanggal 31 Agustus 2016. ICED II bermaksud untuk mengumpulkan temuan kajian yang dilakukan oleh narasumber sebelumnya yang terlibat dalam kegiatan ini dan menghasilkan laporan kemajuan yang akan diserahkan kepada Kementerian ESDM.

Dukungan ICED II untuk Proyek Energi Bersih

Bagian utama dari program ICED II adalah dukungan untuk energi terbarukan dan proyek efisiensi energi. Bantuan tersebut dapat diberikan dalam bentuk menyediakan evaluasi teknis dari desain proyek dan rencana bisnis, menghubungkan proyek yang sedang dikembangkan ke berbagai mekanisme pembiayaan yang mungkin tersedia bagi pengembang proyek publik/swasta agar dapat diakses di luar industri perbankan/jasa keuangan konvensional, dan memfasilitasi pengembangan mekanisme percontohan pembiayaan dalam negeri. Bantuan ICED II diberikan kepada mitra sektor publik dan swasta yang secara khusus meminta masukan untuk proyek mereka.

Page 28: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

26

Per 30 September 2016, proyek energi bersih ICED II yang sedang dikembangkan mencakup 181 proyek (168 proyek energi terbarukan dan 13 proyek efisiensi energi) dengan kapasitas pembangkit gabungan 2.099 MW. Lihat Gambar 3 untuk peta yang menunjukkan distribusi geografis pengembangan proyek ICED II.

Page 29: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

22

Gambar 3. Pengembangan Proyek Energi Bersih ICED II (per 30 September 30)

Page 30: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

23

Selama Tahun ke-2, ICED II memberikan bantuan teknis dan layanan konsultasi untuk 45 proyek energi bersih yang menggunakan tenaga air, biomassa, biogas, angin, PV surya dan panas bumi dengan total kapasitas pembangkit sebesar 1.152 MW (lihat Tabel 3). Di bawah ini adalah ringkasan proyek-proyek yang dibantu oleh ICED II yang mencapai hasil di Tahun 2: Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Dua pembangkit listrik tenaga mini hidro di Provinsi Sumatera Utara mencapai tanggal operasi

komersial (COD), yang berarti sudah beroperasi penuh dan siap menghasilkan listrik. Dua proyek tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Pakkat berkapasitas 10 megawatt (MW) yang berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan dan PLTMH Karai 7 berkapasitas 6,7 MW di Kabupaten Simalungun.

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Taludaa 2 berkapasitas 2,3 MW di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo meningkatkan pembangkitan listriknya sebesar 0,7 MW mengikuti anjuran ICED II untuk membersihkan sedimen di bendungan dan pipa masuk, serta melakukan penyiraman di gerbang-gerbang air untuk mengoptimalkan aliran air.

Proyek PV Surya dan Tenaga Angin Empat proyek bantuan ICED II mencapai tahap pemenuhan syarat-syarat pembiayaan (financial

closure). Proyek PLTS Hambapraing 2 MW di Sumba Timur ($2,2 juta dolar AS), PLTB (Bayu) Sidrap 70 MW di Sulawesi Selatan ($150 juta dolar AS), proyek PLTA Sangir Hulu 10 MW di Sumatera Barat ($19,25 juta dolar AS), dan proyek PLTA Malea 90 MW di Sulawesi Selatan (pinjaman $180 juta dolar AS, total investasi $225 juta dolar AS).

Proyek Panas Bumi ICED II membantu PLN dalam menerapkan Pedoman Internal Pelaksanaan Renegosiasi Harga

Listrik Panas Bumi untuk dua proyek panas bumi PLS: Muara Laboh di Sumatera Barat (220 MW) dan Rantau Dedap di Sulawesi Selatan (220 MW).

Tabel 3. Daftar Memo Proyek, Tahun Anggaran 2, 1 October 2015 – 30 September 2016

[DISUNTING]

Dana Teknologi dan Inovasi Energi Bersih (CETIF)

Proyek ICED II memberikan anggaran diskresioner yang dapat digunakan untuk menanggapi permintaan yang tidak terduga dan/atau memperkenalkan pendekatan inovatif untuk mendukung bantuan yang terkait program dan bantuan tingkat proyek ICED II. ICED II mengirimkan kembali rancangan kedua Rencana Pengelolaan dan Panduan Hibah CETIF (Clean Enery Technology and Innovation Fund) pada November 2015. Versi final diserahkan dan disetujui oleh USAID pada Desember 2015. Tabel 4 (disunting) di bawah ini menunjukkan pendanaan dari CETIF yang disetujui selama periode 1 Oktober 2015 hingga 30 September 2016.

Page 31: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

24

Tabel 4. Pendanaan CETIF untuk TA 2016 [DISUNTING]

Page 32: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

25

3. STRATEGI DAN KEMAJUAN ICED II DALAM MENCAPAI HASIL

ICED II adalah suatu program bantuan teknis yang berorientasi pada hasil. Program ini bekerja sama dengan berbagai mitra sektor publik dan swasta untuk menerapkan kebijakan, program dan proyek yang akan memberikan kontribusi terukur pada tujuan-tujuan pemerintah di bidang energi terbarukan, pengurangan emisi GRK dan elektrifikasi. Hubungan antar indikator kinerja untuk mencapai hasil yang ditargetkan penting untuk dipahami. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4, ICED II menempuh dua jalur yang berbeda, tapi saling berhubungan, yaitu: Dukungan Proyek dan Dukungan Program.

Gambar 4. Indikator Kinerja Utama dan Kerangka Hasil ICED II

Melalui penguatan bantuan kepada lembaga pemerintah pusat dan daerah, ICED II meningkatkan program-program energi bersih dan mitigasi perubahan iklim. Pembuatan atau perbaikan undang-undang, kebijakan, strategi atau peraturan adalah dasar dari program ini. ICED melatih orang-orang di bidang fungsional penting yang terkait dengan pelaksanaan program. Ditambah dengan pedoman, perangkat dan prosedur operasi standar, hal ini mengarah pada peningkatan kapasitas kelembagaan. Imbal baliknya, peningkatan kapasitas kelembagaan akan berujung pada pelatihan internal bagi manajer baru atau pindahan dan staf kunci yang seharusnya, dalam jangka panjang, menghasilkan rancangan dan implementasi program yang lebih efektif. Pelaksanaan program-program energi bersih dan mitigasi perubahan iklim membutuhkan investasi sektor publik dan swasta dalam proyek-proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Bantuan ICED II

Page 33: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

26

bagi pengembang proyek, bank dan lembaga keuangan, serta konsultan dan perusahaan teknik dirancang untuk meningkatkan kelangsungan proyek energi bersih. Setelah beroperasi, listrik yang dihasilkan atau energi yang dikurangi menghasilkan pengurangan emisi GRK. Pembangkit tambahan juga menghasilkan peningkatan layanan energi kepada konsumen baru atau yang sudah ada. Indikator kinerja kuantitatif ICED II dan hasil target Life of Project/LOP (umur proyek) ditunjukkan pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel tersebut juga menunjukkan hasil ICED II yang dicapai hingga saat ini, dari Mei 2015 hingga September 2016.

Tabel 5. Indikator Kinerja dan Hasil Kuantitatif ICED II

No. Indikator Hasil Target LOP Hasil Sampai Saat Ini (per 30 September 2016)

1 Emisi GRK yang berkurang (ton CO2e) 4,5 juta 3,6 juta

2 Penggalangan investasi $800 juta $398 juta

3 Peningkatan layanan energi (orang) 5 juta 224.353

4 Lembaga dengan kapasitas yang meningkat 20 0

5 Hukum, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan

Paling tidak 20 4

6 Kapasitas pembangkit energi bersih 400 MW 22,45 MW

7 Wanita dengan efikasi diri yang meningkat 70% 50%

8 Membangkitkan kapasitas mencapai pemenuhan pembiayaan

400 MW 176 MW

9 Emisi GRK yang diproyeksikan berkurang atau dihindari hingga tahun 2030 sebagai hasil dari adopsi undang-undang, kebijakan, peraturan, atau teknologi terkait dengan energi bersih (ton CO2e)

27 juta 29,9 juta

10 Orang-orang yang terlatih tentang perubahan iklim

5.000 1.562

11 Penghematan energi seumur hidup dari efisiensi/konservasi energi

2,8 juta GJ 752.629 GJ

Page 34: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

27

Gambar 5. Kerangka Strategi ICED II

Emisi GRK yang Berkurang

ICED II telah mengidentifikasi beberapa jalur untuk mencapai target pengurangan emisi GRK, berdasarkan indikator kinerja USAID terkait pengurangan emisi GRK. Indikator pertama adalah emisi GRK dikurangi atau dihindari dengan bantuan Pemerintah Amerika Serikat. Indikator ini mengukur dampak bantuan ICED II selama periode pelaporan proyek, yaitu triwulanan, tahunan dan umur proyek ICED II. Indikator terkait kedua melaporkan proyeksi emisi gas rumah kaca (GRK) yang berkurang atau dihindari hingga tahun 2030 sebagai akibat dari adopsi undang-undang, kebijakan, peraturan, atau teknologi terkait energi bersih yang didukung oleh bantuan pemerintah Amerika Serikat. Kedua indikator tersebut berlaku untuk semua jenis kebijakan dan aksi di sektor energi bersih, termasuk tapi tidak terbatas pada aksi mitigasi yang sesuai dengan agenda pembangunan nasional (NAMA), Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Rencana Umum Energi Daerah (RUED), Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Perencanaan Akses Energi, pedoman penyambungan pembangkit listrik energi terbarukan, peraturan tenaga PV surya, kebijakan efisiensi energi atau energi terbarukan, peraturan dan standar, program pelaporan GRK, program perdagangan emisi, dan penerapan teknologi yang menghasilkan pengurangan emisi. Target pengurangan emisi GRK dicapai melalui intervensi berikut: Menghitung emisi GRK dari energi terbarukan dan proyek efisiensi energi yang dipasang dan

memulai beroperasi. Hal ini termasuk pengurangan emisi GRK berulang selama periode pelaporan dari proyek yang selesai di ICED I, serta proyek yang selesai selama ICED II. Karena metana memiliki GRK yang setara dengan 25 kali CO2, proyek biogas dan gas lahan urug seharusnya diprioritaskan.

Page 35: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

28

Membantu Kementerian ESDM dan PLN dalam pengembangan dan implementasi kebijakan dan

peraturan (seperti pembayaran energi terbarukan atau feed-in tariff, studi penyambungan, dan standar kinerja energi minimum untuk peralatan atau peralatan). Kami menghitung pengurangan emisi GRK aktual melalui pelaksanaan program selama periode pelaporan dengan menghitung kontribusi dari proyek-proyek yang telah selesai dalam program, misalnya, proyek yang telah menyelesaikan konstruksi dan mulai beroperasi yang telah menyelesaikan studi penyambungan atau memiliki PJBL di bawah Kementerian ESDM atau pengadaan PLN. Kami juga memperkirakan kontribusi yang akan diberikan oleh proyek-proyek tersebut hingga tahun 2030.

Membantu Bappenas (Sekretariat RAN RAD GRK) dalam pelaksanaan penilaian mandiri dasar

RAN RAD GRK, pengembangan alat/metodologi, kompilasi dan pemodelan data, pengembangan pedoman, peningkatan kapasitas, dan Pemantauan, evaluasi dan pelaporan (PEP) untuk sektor energi.

Membantu pemerintah provinsi dalam melaksanakan aksi di sektor energi dari RAD GRK atau RUED terkait dengan kebijakan energi daerah, peraturan atau pendanaan infrastruktur atau operasi yang menurunkan emisi GRK. Kami menghitung pengurangan emisi GRK aktual yang dihasilkan dari program atau proyek tertentu serta pengurangan emisi GRK yang diharapkan hingga tahun 2030.

Per 30 September 2016, ICED II melaporkan 172.495 ton CO2e yang berkurang atau dihindari sebagai akibat dari proyek-proyek, dan 3.416.510 ton dari pelaksanaan RAN RAD GRK 2015 (di tingkat nasional dan provinsi). Jumlah 3.589.005 ton CO2e ini mewakili 80% dari target 4,5 juta ton CO2e yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan). ICED II melaporkan 29.902.961,0 ton emisi GRK yang diproyeksikan berkurang atau dihindari hingga tahun 2030 dari target 27 juta ton (110,7%).

Penggalangan Investasi untuk Energi Bersih

Peningkatan investasi termasuk penggalangan (atau peningkatan) pembiayaan yang dimungkinkan oleh bantuan ICED II untuk aksi, kegiatan, proyek atau program yang menghindari atau mengurangi GRK. Pendanaan dapat digalang dari sektor publik (misalnya pemerintah lain atau entitas multilateral) atau sektor swasta (misalnya ekuitas, pinjaman, atau produk keuangan lainnya). Hal ini mencakup proyek energi bersih serta infrastruktur terkait seperti investasi penyambungan atau penyimpanan yang terkait dengan proyek yang terhubung ke jaringan. Peningkatan pendanaan didefinisikan sebagai perkiraan uang tunai atau nilai uang dari penghasilan natura dari mitra pelaksana proyek ICED II. Jenis peningkatan bergantung pada aktivitas dan termasuk, tapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut ini: Pembiayaan proyek (investasi modal - hutang, ekuitas dan hibah dari sumber di luar ICED) Studi pra-pengembangan (misalnya pembagian biaya studi pra-kelayakan dan kelayakan,

penilaian dampak lingkungan) Hibah (atau dukungan natura) untuk bantuan teknis Alokasi anggaran pemerintah Komitmen pendanaan untuk energi bersih (misalnya dana sektor swasta atau publik baru)

Dalam mencapai target peningkatan keuangannya, ICED II berfokus pada keterlibatan sektor swasta. Peningkatan keuangan dari sektor swasta didefinisikan sebagai nilai transaksi dalam suatu periode akuntansi untuk energi bersih dan/atau proyek efisiensi energi yang mendapat dukungan ICED II. Kami

Page 36: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

29

berfokus pada proyek-proyek yang sebagian besar studi pra-pengembangannya telah dilakukan, telah mengajukan atau telah menandatangani PJBL, atau sedang mengajukan permohonan pembiayaan. Bantuan kami menyasar ke para pengembang/sponsor, PLN dan bank. ICED II membantu proyek-proyek energi bersih sesuai dengan potensinya untuk berkontribusi pada peningkatan target investasi. Dengan kata lain, kami memberikan lebih banyak sumber daya untuk proyek dengan total investasi yang lebih besar. Informasi dasar menunjukkan bahwa, pada pertengahan 2013, total pinjaman hijau dari sektor perbankan (konvensional dan syariah) mencapai $ 860 juta dolar Amerika, dengan kenaikan rata-rata sebesar $ 97 juta dolar Amerika per tahun (2011-2013).9 Komposisi pinjaman secara substansial didominasi oleh proyek pembangkit listrik tenaga air. Berdasarkan sejarah pertambahan pinjaman hijau, target ICED II sebesar $ 800 juta dolar Amerika dalam lima tahun ke depan dari sektor swasta dinilai agresif. Oleh karena itu, ICED II berfokus pada transaksi berbasis portofolio dan menargetkan peluang dari transaksi energi bersih besar seperti pembangkit listrik tenaga angin dan proyek hidro atau panas bumi besar (terutama melalui bantuan kepada PLN atau bank). Peningkatan keuangan dari sektor publik diwujudkan dengan investasi bersama oleh pemerintah ICED II dan/atau mitra donor. Investasi ini akan berbentuk anggaran belanja untuk program kolaboratif. Untuk kegiatan kebijakan berkait program, ICED II memusatkan perhatian pada upaya kolaboratif dengan donor lain untuk meningkatkan “faktor keberhasilan” dari dampak program dan risiko yang ditanggung bersama. Akses ke investasi bersama anggaran sektor publik diharapkan akan memberikan tantangan potensial karena hal ini menyangkut kebijakan internal dan transparansi organisasi.

9 Presentasi Dr. Mulya Siregar, Policy and Development of Sustainable Finance in Indonesia. “Outlook on Clean Energy Financing in Indonesia,” EBTKE Conex, Juni 2014.

Page 37: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

30

Gambar 6. Sasaran Bantuan ICED II

Per 30 September 2016, ICED II melaporkan investasi sebesar $ 398 juta dolar Amerika yang digalang dari sumber publik dan swasta dengan bantuan Pemerintah AS. Jumlah ini mewakili hampir setengah dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Peningkatan Layanan Energi

Akses ke energi bersih bisa didapatkan dari dua pendekatan: 1) perkiraan permintaan pelanggan layanan listrik yang dipenuhi melalui produksi listrik dari proyek energi terbarukan yang terhubung ke jaringan dan 2) proyek industri kawasan tertutup dan aplikasi energi terbarukan di area terpencil yang tidak saling-terhubung. Untuk sistem energi bersih yang terhubung ke jaringan (termasuk listrik yang dihasilkan dari proyek energi terbarukan dan listrik yang dihemat dari proyek efisiensi dan konservasi energi), akses didefinisikan sebagai rumah tangga yang terhubung ke sistem distribusi PLN. Untuk aplikasi industri pembangkit kawasan tertutup, akses didefinisikan sebagai jumlah orang yang dipekerjakan di fasilitas industri. Untuk komunitas pedesaan yang tidak terhubung ke jaringan listrik, akses didefinisikan sebagai orang-orang dalam komunitas yang memperoleh manfaat dari energi yang dihasilkan oleh proyek energi bersih. Sistem energi rumah tangga hanya memberikan akses kepada individu yang ada dalam rumah tangga tersebut. Sistem energi komunitas menyediakan akses ke semua orang dalam komunitas, sekolah, pusat komunitas, dll. Aplikasi perusahaan mikro menyediakan akses ke karyawan penuh dan paruh waktu perusahaan, pemerintah daerah, PLN atau operator utilitas berlisensi yang berinvestasi di infrastruktur distribusi dan menerima bantuan ICED II (seperti pemetaan SIG). Mereka juga akan memberikan kontribusi kepada orang-orang yang memiliki akses ke energi bersih selama sebagian atau seluruh listrik dihasilkan dari sumber energi terbarukan.

Page 38: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

31

Untuk proyek atau program yang dibantu oleh ICED II, kami menghitung jumlah orang yang akan memiliki akses ke energi bersih di awal. ICED II membantu proyek-proyek energi bersih sesuai dengan potensinya untuk berkontribusi pada peningkatan target investasi. Dengan kata lain, kami memberikan lebih banyak sumber daya untuk proyek dengan total investasi yang lebih besar. Selain membantu proyek-proyek khusus, ICED II juga mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan jatah elektrifikasi. Ini dilakukan melalui program PLEA, dan kemudian melalui RUED provinsi. Per 30 September 2016, ICED II melaporkan peningkatan akses ke energi bersih sebesar 224.353 dari target 5 juta orang dengan bantuan Pemerintah A.S. Jumlah ini mewakili 4,5% dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Lembaga dengan Peningkatan Kapasitas untuk Mengatasi Perubahan Iklim

Proyek ICED II menggunakan pendekatan "terkait program" untuk mengimplementasikan kebijakan energi bersih. Pendekatan ini membutuhkan pemetaan, peraturan, pedoman dan prosedur administratif yang jelas serta lembaga yang mampu memenuhi tanggung jawab administratif mereka secara efektif. ICED II bekerja sama dengan unit-unit di bawah otoritas pemerintah nasional, regional/lokal (seperti departemen, direktorat, anak perusahaan, dan kantor cabang) dan entitas swasta yang telah menerima pelatihan berdasarkan tanggung jawab administratif mereka. Kami juga bekerja sama dengan lembaga keuangan yang memiliki peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan bantuan teknis untuk mengkaji dan memproses aplikasi pembiayaan energi bersih. ICED II telah melanjutkan dukungannya kepada pemerintah pusat dan daerah serta lembaga lain untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengatasi perubahan iklim terutama melalui perencanaan, pengembangan, pembiayaan dan pelaksanaan program dan proyek energi terbarukan. Tabel 6 memberikan daftar lembaga yang ditargetkan ICED II beserta bidang pengembangan kapasitasnya.

Tabel 6. Lembaga Sasaran yang Diusulkan untuk Pembaruan Peningkatan Kapasitas ICED II No. Institusi Area Pengembangan Kapasitas

1 Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian ESDM

Merumuskan regulasi berbasis insentif yang menyeimbangkan kepentingan pengembang dan PLN, serta mencapai target kapasitas terpasang nasional.

2 Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM

Mengadopsi perencanaan sumber daya terpadu untuk utilitas serta standar penyambungan ke jaringan tegangan menengah dan tinggi.

3 Biro Perencanaan Kementerian ESDM

Memfasilitasi penyusunan RUEN dengan nasihat pakar dan membimbing pemerintah provinsi dalam menyusun RUEDnya.

4 Bappeda Provinsi Sumatra Utara

Mengembangkan dan mengimplementasikan rancangan energi rendah emisi untuk provinsi.

5 Bappeda Provinsi Aceh Mengembangkan dan mengimplementasikan rancangan energi rendah emisi untuk provinsi.

6 Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan

Mengembangkan dan mengimplementasikan rancangan energi rendah emisi untuk provinsi.

7 Bappeda Jawa Timur Mengembangkan dan mengimplementasikan rancangan

Page 39: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

32

No. Institusi Area Pengembangan Kapasitas energi rendah emisi untuk provinsi.

8 Bappeda NTT Mengembangkan dan mengimplementasikan rancangan energi rendah emisi untuk provinsi.

9 DISTAMBEN Provinsi Sumatra Utara

Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pengembangan energi daerah untuk provinsi.

10 DISTAMBEN Provinsi Aceh Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pengembangan energi daerah untuk provinsi.

11 DISTAMBEN Provinsi Sulawesi Selatan

Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pengembangan energi daerah untuk provinsi.

12 DISTAMBEN Jawa Timur Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pengembangan energi daerah untuk provinsi.

13 DISTAMBEN NTT Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pengembangan energi daerah untuk provinsi.

14 Divisi Perencanaan PLN Meningkatkan pemodelan, perencanaan dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN.

15 Divisi EBT PLN Meningkatkan kajian, evaluasi, pengadaan dan kontrak proyek energi terbarukan.

16 PLN Wilayah Sumatra Utara

Meningkatkan kajian, perencanaan, kontrak dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN.

17 PLN Wilayah Aceh Meningkatkan kajian, perencanaan, kontrak dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN.

18 PLN Wilayah Sulawesi Selatan

Meningkatkan kajian, perencanaan, kontrak dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN.

19 Wilayah NTT Meningkatkan kajian, perencanaan, kontrak dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN.

20 OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

Mengembangkan suatu sistem untuk memantau portofolio bank dalam energi bersih, memfasilitasi pemecahani tantangan pembiayaan, dan insentif untuk meningkatkan investasi.

21 Bappenas RAD/RAD-GRK Memfasilitasi penyusunan rencana pengurangan emisi GRK nasional (RAN-GRK) untuk sektor energi dan membimbing pemerintah provinsi dalam mengembangkan RAD-GRK mereka.

22 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian ESDM

Memperkuat kemampuan lembaga untuk merancang dan melaksanakan program pengembangan kapasitas energi bersih untuk berbagai kalangan.

23 LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia)

Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan dan menyampaikan materi keuangan berkelanjutan kepada bank dan lembaga keuangan, termasuk modul pembiayaan energi bersih.

24 Pusat Pendidikan dan Pelatihan PLN

Meningkatkan kapasitas untuk mengembangkan sumber daya manusia PLN dalam pemodelan, perencanaan dan integrasi proyek energi terbarukan ke dalam sistem PLN dan/atau kajian, evaluasi, pengadaan, dan kontrak proyek energi terbarukan.

25 BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek)

Meningkatkan kemampuan melakukan pemetaan lampu jalan, kajian, serta pengadaan bola lampu jalan hemat energi.

Page 40: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

33

Per 30 September 2016, ICED II melaporkan 0 dari target 20 lembaga dengan peningkatan kapasitas untuk mengatasi perubahan iklim. Jumlah ini mewakili 0% dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Hukum, Kebijakan, Strategi, Rencana, atau Peraturan Mengenai Mitigasi Perubahan Iklim

ICED II dirancang untuk membantu membangun atau meningkatkan kerangka kerja pengembangan energi bersih di Indonesia. Karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai otoritas pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan masukan mengenai undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, perjanjian, dan peraturan mereka yang terkait dengan pengembangan energi bersih dan emisi GRK di sektor energi. Kami memantau status undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, perjanjian, dan peraturan yang dibantu ICED II melalui berbagai tahap formalisasi: diusulkan, diadopsi, dan diterapkan secara resmi. Pengalaman kami menunjukkan bahwa hasil akhirnya adalah produk dari proses yang digunakan untuk mengembangkannya. Kami juga memahami bahwa ada kepekaan di lembaga pemerintah terkait pengaruh proyek donor asing. Untuk alasan ini, kami berupaya memfasilitasi proses (misalnya mencari masukan dari para pakar dan industri yang diatur dengan kebijakan yang ketat) dan memberikan saran secara terpisah berdasarkan apa yang kami yakini paling efektif. Hal ini seringkali ini didasarkan pada pengalaman di luar Indonesia, tetapi dibentuk oleh pengaruh politik, kelembagaan dan pasar di Indonesia. Tabel 7 menyajikan daftar undang-undang, kebijakan, strategi dan peraturan yang diusulkan untuk mendapat bantuan ICED II.

Tabel 7. Undang-Undang, Kebijakan, Strategi dan Peraturan yang Diusulkan untuk Mendapat Bantuan ICED II

No. Hukum, Kebijakan, Strategi, Rencana atau Peraturan

Institusi yang Bertanggung Jawab

1 Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)

Biro Perencanaan Kementerian ESDM

2 Pedoman RUED Provinsi Sekretariat RUED (Kementerian ESDM, BAPPENAS, DEN)

3 Pedoman Perencanaan Akses Energi (PLEA) untuk Pemerintah Provinsi

Sekretariat RUED (Kementerian ESDM, BAPPENAS, DEN)

4 Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 5 Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemerintah Provinsi Aceh 6 Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 7 Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemerintah Provinsi NTT 8 Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Pemerintah Provinsi Jawa Timur 9 Rencana Usaha Penyediaan Tenaga

Listrik (RUPTL) PLN

10 11 Peraturan Pembelian Listrik Tenaga

Surya Direktorat Jenderal Komite Etik Riset dan Evaluasi Nasional (DG NREEC) Kementrian ESDM

12 Peraturan Pembelian Listrik Hibrid Direktorat Jenderal Komite Etik Riset dan Evaluasi

Page 41: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

34

No. Hukum, Kebijakan, Strategi, Rencana atau Peraturan

Institusi yang Bertanggung Jawab

Tenaga Surya - Diesel Nasional, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM

13 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) yang direvisi

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

14 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) yang direvisi

Pemerintah Provinsi Aceh

15 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) yang direvisi

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

16 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) yang direvisi

Pemerintah Provinsi NTT

17 Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD GRK) yang direvisi

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

18 Petunjuk umum dan teknis untuk pemantauan evaluasi dan pelaporan RAN dan RAD GRK

Sekretariat BAPPENAS RAN RAD GRK

19 Peraturan tentang penerangan jalan hemat energi

Direktorat Jenderal Komite Etik Riset dan Evaluasi Nasional (DG NREEC) Kementrian ESDM dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

20 Peraturan tentang Standar Kinerja Energi Minimum, pengujian dan pelabelan untuk pencahayaan LED

Direktorat Jenderal Komite Etik Riset dan Evaluasi Nasional (DG NREEC) Kementrian ESDM dan Badan Litbang

21 Peraturan tentang penyambungan Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Energi Terbarukan ke Sistem Distribusi PLN

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM

22 Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik yang Diperbarui untuk Sulawesi Selatan

PLN dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM

23 Pedoman untuk Memahami Izin Lingkungan dalam Energi Bersih - Buku Pegangan untuk Lembaga Jasa Keuangan

OJK

Per 30 September 2016, ICED II melaporkan 4 dari target 20 undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan yang secara resmi diusulkan, diadopsi, atau diimplementasikan sebagai hasil dari bantuan Pemerintah AS. Jumlah ini mewakili 20% dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Page 42: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

35

Kapasitas Pembangkit Energi Bersih

Kapasitas pembangkit energi bersih dapat dipenuhi melalui dua indikator berbeda. Yang pertama adalah instalasi atau rehabilitasi fasilitas pembangkit energi terbarukan. Bantuan tersebut dapat berasal dari dukungan untuk proyek energi terbarukan individual atau program pemerintah yang menghasilkan peningkatan penggunaan energi terbarukan untuk pembangkit listrik. Contoh untuk indicator yang kedua termasuk kebijakan bahwa energi terbarukan harus mencakup 25% dari 35 GW kapasitas pembangkit baru hingga tahun 2020, sebagaimana tercermin dalam RUPTL PLN. Contoh lainnya adalah dukungan ICED II atas usulan peraturan tenaga surya baru yang akan meningkatkan perkiraan kapasitas terpasang saat ini dari 70 MW menjadi 5.000 MW. Target kapasitas pembangkit energi bersih ICED II akan dicapai melalui intervensi berikut: Terus mendukung dan memantau proyek-proyek yang telah mencapai pemenuhan pembiayaan

selama ICED I, yaitu 17 proyek yang mencapai pemenuhan pembiayaan dengan gabungan kapasitas pembangkit 117 MW.

Membantu proyek energi terbarukan yang akan menyelesaikan konstruksi selama proyek ICED II berlangsung (2020). Untuk proyek tenaga air yang memiliki siklus pengembangan proyek 3-5 tahun, bantuan kami berfokus pada bank, PLN, dan investor proyek. Untuk proyek biomassa, biogas dan tenaga angin yang memiliki siklus pengembangan proyek 2-3 tahun, kami membantu pengembang, bank dan PLN dalam melaksanakan proyek yang dapat mencapai pemenuhan pembiayaan pada tahun 2016. Untuk proyek tenagal surya yang memiliki siklus pengembangan 1-2 tahun, kami membantu pengembang, bank, dan PLN untuk melaksanakan proyek yang dapat mencapai pemenuhan pembiayaan pada tahun 2017. Untuk proyek efisiensi energi yang memiliki siklus pengembangan satu tahun atau kurang, kami membantu proyek yang dapat mencapai pemenuhan pembiayaan pada tahun 2018.

Kami memusatkan sumber daya kami untuk proyek-proyek yang memenuhi kriteria berikut: 1) proyek-proyek dengan kemungkinan keberhasilan yang tinggi (misalnya sponsor, kelayakan, penting untuk pasokan energi), 2) proyek dengan kapasitas pembangkit yang lebih besar, dan 3) proyek dengan siklus pengembangan lebih lama (misalnya dengan atau mengajukan PJBL). Selain membantu pengembang proyek, kami akan bekerja sama dengan mitra kami - UP3KN Kementerian ESDM, PLN, bank dan lembaga keuangan - untuk memfasilitasi proyek-proyek yang sudah mereka kaji dan perlu diputuskan. Bantuan ICED II pada program energi terbarukan yang terhubung ke jaringan membutuhkan pendekatan yang sistematis. Kami berusaha melakukan intervensi pada tahap perencanaan dengan mendukung analisis yang mendasari melalui pemodelan atau penelitian lainnya. Kami juga mendukung penyusunan peraturan atau pedoman terkait program. Terakhir, kami memberikan peningkatan kapasitas kepada institusi yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan peraturan atau pedoman, termasuk memantau hasilnya. Per 30 September 2015, ICED II melaporkan pencapaian sebesar 22,45 MW dari 400 MW kapasitas pembangkit energi bersih dengan bantuan Pemerintah AS. Jumlah ini mewakili 5,61% dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Page 43: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

36

Kapasitas Pembangkit Energi Bersih yang Mencapai Pemenuhan

Syarat-Syarat Pembiayaan

Ini adalah indikator Perubahan Iklim Global (Global Climate Change/GCC) baru yang dirancang untuk mendokumentasikan hasil bantuan untuk proyek energi terbarukan yang telah mencapai tonggak penting dalam proses pembangunannya. Pemenuhan pembiayaan mencerminkan komitmen sponsor dan/atau pemberi pinjaman untuk menyelesaikan proyek. Semua itu diperoleh setelah melakukan studi ekstensif, penerbitan izin dan lisensi, dan dalam beberapa kasus, menyetor biaya keamanan (hingga 10% dari nilai proyek). Untuk sampai pada tahap ini, proyek yang terhubung ke jaringan membutuhkan waktu sekitar 1 tahun setelah proyek tersebut memiliki Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL). Sebagi contoh, ICED I membantu proyek energi bersih berkapasitas 117 MW untuk mencapai pemenuhan pembiayaan. Kapasitas ini tidak dimasukkan dalam laporan hasil ICED untuk kapasitas terpasang. Karena ICED II berlangsung selama lima tahun, diharapkan banyak proyek akan mencapai pemenuhan syarat-syarat pembiayaan tetapi tidak akan menyelesaikan konstruksinya sebelum tahun 2020. Indikator ini akan memastikan bahwa kapasitas pembangkit (didokumentasikan?) untuk semua proyek bantuan ICED II yang setidaknya mencapai tahap pemenuhan syarat-syarat pembiayaan. Target ICED II untuk menghasilkan kapasitas proyek yang mencapai pemenuhan syarat-syarat pembiayaan berkaitan langsung dengan indikator kinerja dari investasi yang digalang untuk energi bersih karena hal ini berkaitan dengan proyek energi terbarukan yang dibantu secara langsung atau tidak langsung melalui dukungan terkait program ICED II. Per 30 September 2016, ICED II melaporkan 0 MW dari 400 MW kapasitas pembangkit energi bersih yang telah mencapai pemenuhan syarat-syarat pembiayaan. Jumlah ini mewakili 44% dari dari target yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Proyeksi Emisi GRK yang Berkurang Hingga 2030

Untuk mencapai target ini, ICED II bekerja di level proyek dan program. Di level proyek, ICED II mendukung pengembang proyek energi terbarukan dan efisiensi energi. Di level program, kami mendukung kebijakan dan aksi energi bersih seperti aksi-aksi mitigasi yang sesuai dengan agenda pembangunan Nasional (NAMA), Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), Rencana Umum Energi Daerah (RUED), Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Perencanaan Akses Energi, pedoman penyambungan pembangkit listrik energi terbarukan, peraturan tenaga surya, efisiensi energi atau kebijakan energi terbarukan, peraturan dan standar, program pelaporan GRK, program perdagangan emisi , dan penyebaran teknologi yang menghasilkan pengurangan emisi. Pendekatannya serupa dengan indikator pengurangan atau penghindaran emisi GRK (lihat 3.1 di atas). Perbedaan utamanya adalah indikator ini memproyeksikan pengurangan atau penghindaran emisi hingga 15 tahun mendatang, yaitu hingga 2030. Per 30 September 2016, ICED II melaporkan proyeksi pengurangan atau penghindaran emisi GRK sebesar 29.902.961 ton hingga tahun 2030 dari undang-undang, kebijakan, peraturan, atau teknologi yang terkait dengan energi bersih. Jumlah ini mewakili 110,7% dari target (27 juta ton) yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Page 44: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

37

Pelatihan Perubahan Iklim

ICED II memberikan peningkatan kapasitas kepada berbagai pemangku kepentingan termasuk, tapi tidak terbatas pada, pengembang proyek swasta, bank dan lembaga keuangan, PLN, berbagai kementerian dan lembaga di tingkat nasional, berbagai lembaga pemerintah di tingkat provinsi, kota bahkan kabupaten, dan konsultan serta perwakilan organisasi non-pemerintah. Dimungkinkan pula bahwa selama ICED II berlangsung kami dapat mendukung pembentukan koperasi listrik pedesaan berbasis masyarakat yang menjalankan utilitas mikro berlisensi. ICED II melihat kebutuhan peningkatan kapasitas yang signifikan di semua jenjang. Permintaan pelatihan profesional (dan teknis) di antara para pemangku kepentingan ICED II jauh melebihi sumber daya keuangan dan manusia yang tersedia. Oleh karena itu, strategi kami untuk mencapai target ini adalah dengan mengintegrasikan peningkatan kapasitas ke dalam kegiatan bantuan kebijakan, perencanaan dan teknis untuk meningkatkan bantuan kami untuk mencapai target lainnya. Selain itu, kami bekerja sama dengan lembaga yang didirikan untuk memberikan pelatihan di bidang energi, pembiayaan, dan perubahan iklim. Lembaga ini termasuk pusat pelatihan Kementerian ESDM dan PLN, universitas, asosiasi serta masyarakat profesional. Pelatihan kami ditawarkan melalui salah satu atau lebih dari satu lembaga-lembaga semacam ini dengan tujuan mentransfer materi pelatihan ke lembaga tersebut sehingga lembaga tersebut mampu untuk terus memberikan pelatihan tanpa dukungan ICED II. Pendekatan “melatih para pelatih” ini akan mencapai hasil yang berpotensi jauh melebihi target jika berhasil diadopsi oleh lembaga mitra kami. Alat lain seperti pendidikan daring atau jarak jauh juga akan dijajaki. Per 30 September 2016, ICED II melaporkan proyeksi 1.562 orang yang menerima pelatihan tentang perubahan iklim global sebagai hasil bantuan pemerintah AS. Jumlah ini mewakili 31,24% dari target (5.000 orang) yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Penghematan Energi Seumur Hidup dari Efisiensi Energi

Dalam hal alokasi sumber daya, ICED II lebih memprioritaskan energi terbarukan daripada efisiensi energi. Belajar dari pengalaman ICED, kami tidak mendukung proyek efisiensi energi individual kecuali jika mereka memiliki potensi tinggi untuk berkontribusi pada penggalangan pembiayaan dan/atau hasil pengurangan emisi GRK. Alih-alih, ICED II bekerja di tingkat program untuk efisiensi energi, di mana bantuan kami berpotensi menghasilkan adopsi teknologi baru dalam skala luas. Salah satu contohnya adalah lampu LED untuk penerangan jalan raya. Kami sudah melihat dampak dari proyek percontohan di kota Makassar. ICED I memberikan hibah untuk mengganti 77 lampu jalan dengan lampu hemat energi. Proyek percontohan tersebut membuat pemerintah kota Makassar mengganti hampir 6.500 lampu jalan. Pendekatan terkait program lainnya adalah dengan bekerja sama dengan EBTKE-ESDM mendukung peraturan menteri tentang penerangan jalan yang mengatur input standar kinerja energi minimum. ICED II juga bekerja di level proyek dengan pemerintah kota setempat dan pengembang proyek untuk mencoba mengembangkan program yang akan menciptakan dampak ganda yang sama seperti penggantian lampu LED untuk penerangan jalan ICED I di kota Makassar. Per 30 September 2016, ICED II melaporkan penghematan energi sebesar 752.629 GJ selama proyek efisiensi energi yang dijalankan selama ICED I. Jumlah ini mewakili 26,88% dari target (2,8 juta GJ) yang dicapai dalam kurun waktu 28% dari umur proyek ICED II (60 bulan).

Page 45: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

38

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A Hasil Indikator Kinerja Terhadap Sasaran

ICED Indikator 1: (GCC Indikator EG. 12-64) Emisi gas rumah kaca (GRK), diperkirakan dalam metrik ton setara CO2, dikurangi, dibatasi, atau dihindari melalui kegiatan energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat. Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 37.245,2 3.551.760,2 3.589.005,4 4.500.000 ICED Indikator 2: (GCC Indikator EH. 12-4) Jumlah investasi yang digalang (dalam dolar Amerika) untuk energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: USD Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 0 397.899.068 397.899.068 800.000.000 ICED Indikator 3: (GCC Indikator EG 7.1 1) Jumlah penerima manfaat dengan layanan energi yang ditingkatkan karena bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Jumlah Orang Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 18.848 205.505 224.353 5.000,000 ICED Indikator 4: (GCC Indikator EG. 12-2) Jumlah lembaga dengan peningkatan kapasitas untuk menangani masalah energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Jumlah Lembaga Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 0 0 0 20 ICED Indikator 5: (GCC Indikator EG. 12-3) Jumlah undang-undang, kebijakan, peraturan, atau standar tentang energi bersih yang secara resmi diusulkan, diadopsi, atau diterapkan yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Jumlah undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini Masa Proyek

Page 46: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

39

(Akumulatif) Total Saat Ini 0 4 4 20 ICED Indikator 6: Kapasitas pembangkit energi bersih yang dipasang atau direhabilitasi sebagai hasil bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Megawatt (MW) Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 2,05 20,4 22,45 400 ICED Indikator 7: Proporsi perempuan yang melaporkan peningkatan efikasi diri pada akhir pelatihan / pemrograman yang didukung Pemerintah Amerika Serikat Unit: Persentase perempuan (%) Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 0 50% 50% 70% ICED Indikator 8: (GCC Indikator EG. 12-5) Kapasitas pembangkit energi bersih didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat yang telah mencapai syarat-syarat pembiayaan Unit: Megawatt (MW) Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 0 176 176 400 ICED Indikator 9: (GCC Indikator EG. 12-7) Emisi gas rumah kaca (GRK) yang diproyeksikan berkurang atau dihindari hingga tahun 2030 dari undang-undang, kebijakan, peraturan, atau teknologi yang diadopsi di bidang energi bersih sebagaimana didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat Units: Jutaan metrik ton CO2e yang dikurangi atau dihindari Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat

ini (Akumulatif) Masa Proyek

Total Saat Ini 1.340.827,7 28.562.133,8 29.902.961,0 27.000.000 ICED Indikator 10: (GCC Indikator EG. 12-1) Jumlah orang yang terlatih di bidang energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Jumlah Orang Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat

ini (Akumulatif) Masa Proyek

L P L P L P Total Saat Ini 230 66 941 325 1.171 391 5.000

Page 47: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

40

ICED Indikator 11: Penghematan energi seumur hidup yang diharapkan dari efisiensi energi atau konservasi energi, sebagai hasil dari bantuan Pemerintah Amerika Serikat Unit: Gigajoules (GJ) Nilai Indikator Kinerja Data Hasil FY 2015 FY 2016 Proyek sampai saat ini

(Akumulatif) Masa Proyek

Hasil Proyek Terkait

702.019 50.611 752.629 2.800.000

Hasil Terprogram

Tidak Tersedia Tidak Tersedia

Total Saat Ini 702.019 50.611 752.629 2.800.000

Page 48: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

41

Lampiran B Informasi Referensi untuk Indikator dan Hasil Kinerja

[DISUNTING]

Page 49: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

42

Lampiran C Hasil Proyek ICED II

Tabel 1. Memorandum Proyek ICED II, Pemenuhan Syarat-Syarat Pembiayaan dan Kapasitas Terpasang

per September 2016 Tekno

logi Memo Proyek FY

2016 Pemenuhan Syarat-Syarat Pembiayaan Kapasitas terpasang

Q1 Q2

Q3

Q4

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

US$ Proyek US$ Proyek US$ Proyek US$ Proyek

MW

Proyek

MW

Proyek

MW

Proyek

MW

Proyek

Biogas 1 1

-

- 20.171.087 2 152.200.000 3 225.527.981 1 3 1 10 1 0 0 7,4 2

Bio-massa

1 1

Panas Bumi

Mini Hidro

15 10 5 24

PV Surya

2

Angin 1

Page 50: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

43

Tabel 2. Hasil ICED: Oktober 2015-September 2016 (dari Pentahapan Proyek) Indikator / Target TH 2015 TH 2016 Proyek sampai

saat ini (Akumulatif)

Q1 Q2 Q3 Q4 Total

Indikator 1 (EG. 12-6): Emisi gas rumah kaca (GRK), diperkirakan dalam metrik ton setara CO2, dikurangi, dibatasi, atau dihindari melalui kegiatan energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Metrik ton CO2e dikurangi atau dihindari)

4.500.000 37.245,2 23.611,5 36.230,7 36.230,7 3.455.687,1 3.551.760,2 3.589.005,4 Indikator 2 (EG. 12-4): Jumlah investasi yang digalang untuk energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (dalam dolar Amerika)

800.000 - - 20.171.087 152.200.000 225.527.981 397.899.068 397.899.068 Indikator 3 (EG 7.1-1): Jumlah penerima manfaat dengan layanan energi yang ditingkatkan karena bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Jumlah orang)

5.000.000 18.848 23.530 100.742 - 81.233 205.505 224.353 Indikator 4 (EG. 12-2): Jumlah lembaga dengan peningkatan kapasitas untuk menangani masalah energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Jumlah lembaga)

20 - - - - - - - Indikator 5 (EG. 12-3): Jumlah undang-undang, kebijakan, peraturan, atau standar tentang energi bersih yang secara resmi diusulkan, diadopsi, atau diterapkan yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Jumlah undang-undang, kebijakan, strategi, rencana, atau peraturan)

20 - 3 - - 1 - - Indikator 6: Kapasitas pembangkit energi bersih yang dipasang atau direhabilitasi sebagai hasil bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Megawatt)

400 2,05 3 10 0 7,4 20,4 22,45 Indikator 7: Proporsi perempuan yang melaporkan peningkatan efikasi diri pada akhir pelatihan / pemrograman yang didukung Pemerintah Amerika Serikat (Persentase perempuan)

70% 0% 0% 0% 0% 50% 50% 50% Indikator 8 (EG.12-5): Kapasitas pembangkit energi bersih didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat yang telah mencapai syarat-syarat pembiayaan (Megawatt)

400 - - 10 76 90 176 176 Indikator 9 (EG. 12-7): Emisi gas rumah kaca (GRK) yang diproyeksikan berkurang atau dihindari hingga tahun 2030 dari undang-undang, kebijakan, peraturan, atau teknologi yang diadopsi di bidang energi bersih sebagaimana didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Jutaan metrik ton CO2e dikurangi atau dihindari)

27.000.000,0 1.340.827,7 223.308,4 596.596,4 - 27.742.228,8 28.562.133,6 29.902.961,2 Indikator 10 (EG. 12-1): Jumlah orang yang terlatih di bidang energi bersih yang didukung oleh bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Jumlah orang)

Page 51: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

44

5.000 296 413 279 386 188 1,266 1.562 Indikator 11: Penghematan energi seumur hidup yang diharapkan dari efisiensi energi atau konservasi energi, sebagai hasil dari bantuan Pemerintah Amerika Serikat (Gigajoules)

2.800.000 702.019 - 50.611 - - 50.611 752.629

Lampiran D Penyampaian Proyek ICED II

Tabel 1. ICED II Laporan Eksternal, TH 2016 No. Judul (dalam urutan abjad) Disiapkan

untuk 1 Modul pelatihan ESRA untuk lembaga keuangan: Pengantar, Modul Tata Kelola Sosial

Lingkungan OJK

2 Modul pelatihan ESRA untuk lembaga keuangan: Modul Pinjaman Hijau untuk Proyek Hidro Mini

OJK

3 Pedoman Umum PEP RAD-GRK Bappenas 4 Pedoman Re-negosiasi Harga Pembelian Tenaga Listrik Panas Bumi dari PLS PLN 5 Panduan Kajian Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLN 6 Pedoman Pemahaman Izin Lingkungan dalam Energi Bersih - Buku Panduan Lembaga Jasa

Keuangan OJK

7 Pedoman Umum dan Teknis Rencana Energi Daerah (RUED) Bappneas 8 Ringkasan 17 laporan pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

(RAD GRK) provinsi untuk basis data online Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Bappenas

9 Modul pelatihan Keuangan Berkelanjutan dan Pembiayaan Energi Bersih OJK 10 Petunjuk Teknis Perhitungan Penurunan GRK dalam Pelaksanaan RAD GRK Bappenas 11 Studi Dampak Sistem Tenaga Angin dan Tenaga Surya di Sulawesi Selatan PLN

Page 52: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

45

Lampiran E Rincian Kegiatan Pelatihan ICED II

No Tanggal Judul Kegiatan Pelatihan Komponen /

Aliran Kerja (Workstream/WS) Terkait

Jenis Pelatihan

Lokasi Peserta Penyelenggara / Bantuan ICED

Laki-laki

Perempuan

Total Grup

Juli – September 2015 1. 21 Agustus

2015 Tantangan dan Peluang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia (PLTA / PLTMH)

Komponen 2, WS. 2.1.2

Pelatihan Jakarta 125 34 159 Pengembang Proyek, Konsultan Proyek, Universitas, Investor

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Biaya pembicara

2. 10-13 Agustus 2015

Pelatihan Dasar BAU untuk Wilayah Tengah Indonesia

Komponen 1, WS. 1.1.1

Pelatihan Lokakarya

Solo 16 4 20 Pemerintah Daerah (Dinas Energi, Dinas Transportasi, dan Dinas Industri)

ICED: Pelatih untuk Sesi Sektor Energi

3. 24-27 Agustus 2015

Pelatihan Dasar BAU Wilayah Timur Indonesia

Komponen 1, WS. 1.1.1

Pelatihan Lokakarya

Makassar 19 6 25 Pemerintah Daerah (Dinas Energi, Dinas Transportasi, dan Dinas Industri)

ICED: Pelatih untuk Sesi Sektor Energi

4. 31 Agustus – 3 September

Pelatihan Dasar BAU untuk Wilayah Barat

Komponen 1, WS. 1.1.1

Pelatihan Lokakarya

Belitung 70 22 92 Pemerintah Daerah

Bappenas & ICED:

Page 53: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

46

2015 Indonesia (Sumatra: 10 Provinsi)

(kelompok kerja RAD GRK)

● Paket Rapat ● Logistik ● Akomodasi

Oktober – Desember 2015 5. 30 September

– 2 Oktober 2015

Bantuan PEP untuk Provinsi Sulawesi Barat

Komponen 1, Tugas 1.1

Pelatihan Lokakarya

Mamuju 8 1 9 Pemerintah Daerah & Kabupaten

ICED: Pelatih untuk Sesi Sektor Energi

6. 5-8 Oktober 2015

Training Analis Lingkungan (TAL) atau Environmental and Social Risk Assessment (ESRA) Tahap 8 untuk Tenaga Hidro

Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 1, WS 1.2.4

Pelatihan Bandung 17 9 26 Analis / Pejabat Risiko Bank & Lembaga Keuangan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Biaya pembicara ● Pelatihan Peserta

7. 11-13 Oktober 2015

Bantuan PEP untuk Provinsi Sulawesi Tenggara

Komponen 1, Tugas 1.1

Pelatihan Lokakarya

Sulawesi Tenggara

N/A N/A N/A Pemerintah Daerah & Kabupaten

ICED: Pelatih untuk Sesi Sektor Energi

8. 16 Oktober 2015

Pemanfaatan Energi Terbarukan dan Teknologi Penggunaan Energi Di Bidang Pendinginan dan Tata Udara

Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 3

Lokakarya Jakarta 86 15 101 Pemasok/ penyedia teknologi, Pabrikan, akademisi, eksportir, importir, dll.

ICED: Biaya pembicara

9. 2-5 November 2015

Bantuan dan Evaluasi PEP di 34 Provinsi

Komponen 1, Task 1.1 & 1.2

Pelatihan Lokakarya

Lombok 160 59 219 Pemerintah Daerah (kelompok kerja RAD GRK)

ICED: Pelatih untuk Sesi Sektor Energi Perlengkapan Pelatihan Peserta

Page 54: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

47

10 10-11 November 2015

Bantuan Dasar PEP & BAU untuk Provinsi Kalimantan Timur

Komponen 1, Task 1.1

Pelatihan Lokakarya

Balikpapan 17 2 19 Pemerintah Daerah & Kabupaten

ICED: ● Pelatih untuk Sesi Sektor Energi

11 16-19 November 2015

Training Analis Lingkungan (TAL) atau Environmental and Social Risk Assessment (ESRA) Tahap 9 pada Tenaga Hidro

Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 1, WS 1.2.4

Pelatihan Medan 25 14 39 Analis / Pejabat Risiko Bank & Lembaga Keuangan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Biaya Pembicara ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

Januari-Maret 2016 12 20 Januari

2016 Lokakarya Teknologi PV Surya untuk ESDM

Komponen 2, WS. 2.1.3 & WS. 2.2.2

Lokakarya Jakarta 31 7 38 Staff Kementerian ESDM dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Pelatihan, Dirjen EBTKE, Dirjen Ketenagalistrikan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

13 25 – 29 Januari 2016

Lokakarya Pelatihan Hibrid PV Surya untuk PLN

Komponen 2, WS 2.1.3, 2.2.2 Komponen 4

Pelatihan Lokakarya

Bali 57 4 61 Anggota PLN, termasuk PLN Pusat, PLN Regional, and PLN anak perusahaan: PJB, dll.

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik (termasuk penerjemah & perangkat terjemahan) ● Persiapan Materi ● Tiket dan

Page 55: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

48

akomodasi Pembicara ● Akomodasi Peserta

14 12 Februari 2016

PV Surya Workshop Komponen 1, WS 1.2.2 Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 3, WS 3.1

Pelatihan Lokakarya

Bali 112 26 138 Pengembang Proyek, PLN Regional, Investor, Pemasok PV Surya, LSM Internasional, Pemerintah Pusat & Daerah, KADIN, Bank.

ICED: ● Persiapan Materi ● Tiket dan akomodasi Pembicara

15 23-26 Februari 2016

Pelatihan Analis Lingkungan (TAL) atau Environmental and Social Risk Assessment (ESRA) Tahap 10 on Hydro Power

Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 1, WS 1.2.4

Pelatihan Padang 22 20 42 Analis / Pejabat Risiko Bank & Lembaga Keuangan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Persiapan Materi ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

April – June 2016 16 5-7 April Perencanaan Elektrifikasi:

Data & Metodologi Komponen 1, WS. 1.1.3 and WS 1.2.5

Lokakarya Jakarta 30 20 50 Staff Kementerian ESDM dari Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Pelatihan, Biro Perencanaan, Dirjen EBTKE,

ICED: ● Paket Rapat ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

Page 56: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

49

Dirjen Ketenagalistrikan

17 26-29 April Pelatihan Analis Lingkungan (TAL) atau Analisis Risiko Lingkungan dan Sosial (ESRA) Angkatan 11 tentang Tenaga PV Surya

Komponen 2, WS 2.2.2 Komponen 1, WS 1.2.4

Pelatihan Kupang, NTT

20 8 28 Analis / Pejabat Risiko Bank & Lembaga Keuangan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Persiapan Materi ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

18 27-28 April Lokakarya PLEA Nias: Metodologi & Data Perencanaan Elektrifikasi

Komponen 1, WS. 1.1.2, 1.1.3, 1.2.3, 1.2.5 Komponen 2, WS. 2.2.2, 2.2.3

Lokakarya Medan 15 1 16 PLN Sumatera Utara, Dinas Energi, dan Bappeda

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Persiapan Materi

19 2 Mei Pengenalan Tenaga Angin dan Interkoneksi Tenaga Angin

Komponen 2, WS. 2.1.3 and WS. 2.2.2

Pelatihan Makassar 15 4 19 Divisi perencanaan sistem PLN (Kantor Pusat dan Wilayah), Divisi Operasi, Pengiriman, dan Pembangkitan Baru, Kincir Angin PLN Nusa Penida, Bali

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Persiapan Materi ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

20 17-20 Mei Fasilitasi dan Percepatan Penyusunan dan Penyebarluasan Laporan

Komponen 1, WS. 1.1.1

Pelatihan Lokakarya

Medan 164 80 244 Pemerintah Daerah & Kabupaten

ICED: ● Paket Rapat ● Akomodasi

Page 57: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

50

PEP Kajian RAD-GRK Komponen 2, WS. 2.2.4 Komponen 3, WS. 3.5

(Kelompok Kerja RAD-GRK)

Panitia dan Peserta ● Logistik ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

21 1 Juni Pelatihan Bisnis Biomassa & Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk CIMB Niaga

Komponen 2, WS. 2.2.2

Pelatihan Jakarta 14 6 20 Pejabat CIMB Niaga

ICED: Persiapan Materi

22 6-10 Juni ICED II Sponsorship kepada Delegasi Pemerintah Indonesia untuk Berpartisipasi dalam Asia Clean Energy Forum 2016 di Manila Filipina

Komponen 1, WS. 1.2.3 Komponen 3, WS. 3.4. and WS. 3.5

Konferensi & Pameran

Manila 5 4 9 Staf PLN, Bappenas, dan Kementerian ESDM

ICED: ● Akomodasi ● Perjalanan ● Biaya Pendaftaran ● Belanja Harian

July-September 2016 23 26 Juli Pelatihan In-house

tentang Proyek PV Surya untuk Nikko Securities

Komponen 2, WS. 2.1.2

Pelatihan Jakarta 13 4 17 Staf Nikko Securities & Level Manajemen, Perwakilan OJK

Perencanaan Pembicara & Pengembangan Materi

24 1-5 Agustus Pelatihan Integrasi Jaringan Energi Angin Menggunakan DIgSilent PowerFactory

Komponen 2, WS. 2.1.3

Pelatihan Makassar 24 12 36 Staf PLN Wilayah Nasional

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Pembicara & Persiapan Materi ● Akomodasi Peserta ● Perencanaan

Page 58: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

51

Kunjungan Lapangan

25 6-9 September

Pelatihan Analis Lingkungan (TAL) atau Analisis Risiko Lingkungan dan Sosial (ESRA) Angkatan 12 tentang Tenaga PV Surya

Komponen 2, WS. 2.1.2

Pelatihan Bali 32 9 41 Analis / Pejabat Risiko Bank & Lembaga Keuangan

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Persiapan Materi ● Perencanaan Kunjungan Lapangan ● Perlengkapan Pelatihan Peserta

26 22 September Mengatasi Tantangan Integrasi Jaringan dalam Mencapai Target Energi Terbarukan Indonesia

Komponen 3, and Komponen 2, WS. 2.1.2 dan 2.1.3

Lokakarya Jakarta 74 20 94 ESDM, Kantor Pusat PLN, PLN Regional, Pengembang Proyek, Perguruan Tinggi, dan Instansi Pemerintah lainnya

ICED: ● Paket Rapat ● Logistik ● Pembicara & Persiapan Materi

Page 59: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

52

Lampiran F Bantuan teknis ICED II

Tabel 1. Ringkasan Penerima Bantuan Teknis dan Nota Proyek

Jumlah Pengembang Swasta yang Dibantu

Jumlah Bank / Organisasi

Keuangan yang Dibantu

Jumlah Proyek Pemerintah / PLN

/ Donor yang Dibantu

Jumlah Proyek yang Dibantu

Jumlah Nota Proyek

25 7 2 65 87

Tabel 2. Bantuan Teknis Terperinci [DISUNTING]

Page 60: No. Kontrak AID-OAA-1-13-00019 Perintah Tugas AID-497-TO

LAPORAN KEMAJUAN TAHUNAN 2 SEPTEMBER– 2016

53

Lampiran G Kegiatan Eksternal ICED II, TH 2016

Staf ICED berpartisipasi dalam 68 acara yang diselenggarakan oleh organisasi sektor publik dan swasta Indonesia dan AS, serta acara donor lainnya.

[DISUNTING]