optimalisasi penggunaan sumber daya · pdf file(studi kasus proyek pembangunan gedung r.kuliah...

66
1 OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE RESOURCES LEVELLING MENGGUNAKAN BANTUAN MICROSOFT PROJECT 2007 (Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS) OPTIMIZING HUMAN RESOURCES USING RESOURCES LEVELLING METHOD THROUGH THE USE OF MICROSOFT PROJECT 2007 (A Case Study of Lecture Room Construction Project And Library, Kleco FKIP PGSD UNS) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universttas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: RAMA PUTRA KELANA NIM I 0105111 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: buianh

Post on 30-Jan-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

1

OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN METODE RESOURCES LEVELLING

MENGGUNAKAN BANTUAN MICROSOFT PROJECT 2007 (Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan

PGSD Kleco FKIP UNS)

OPTIMIZING HUMAN RESOURCES USING RESOURCES LEVELLING METHOD THROUGH THE USE OF MICROSOFT PROJECT 2007

(A Case Study of Lecture Room Construction Project And Library, Kleco FKIP PGSD UNS)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universttas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

RAMA PUTRA KELANA

NIM I 0105111

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat waktu

awal dan waktu akhir dengan tujuan mewujudkan gagasan menjadi bentuk fisik

atau bangunan. Sejalan dengan makin majunya peradaban manusia maka makin

kompleks dan canggih proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan

mans, materials, money, machines, method sehingga terjadi suatu kegiatan yang

menghasilkan bentuk fisik berupa bangunan. Sementara itu kebutuhan akan alat-

alat produksi, barang konsumsi, maupun jasa pada kehidupan masyarakat makin

meningkat jumlah maupun mutunya.

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting, karena seringkali

penyediaannya terbatas, baik karena faktor kualitas maupun hal-hal lain.

Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya mahal dan

membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah lama mereka

bergabung dengan proyek tidak mudah untuk melepas dan memanggil kembali

untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan yang tersedia. Sedangkan

menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya yang dipandang tidak

efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi fluktuasi keperluan

yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).

Fluktuasi sumber daya manusia, menyebabkan permasalahan dalam penjadwalan

konstruksi. Karena itu, perlu dikembangkan suatu teknik perataan sumber daya

manusia untuk meminimalkan penyimpangan antara kebutuhan sumber daya

manusia dan profil sumber daya manusia yang diinginkan. Permasalahan optimasi

perataan sumber daya manusia merupakan masalah yang sudah umum dan telah

dipelajari dalam waktu yang lama, namun perlu dicari metodologi atau

Page 3: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

3

pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini telah berkembang beberapa

solusi alternatif yang ditawarkan. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk

memecahkan permasalahan optimasi perataan sumber daya manusia, antara lain

dengan menggunakan metode Resouces Leveling. Perataan sumber daya manusia

(Resources Leveling) merupakan kegiatan untuk meminimalkan fluktuasi

penggunaan sumber daya manusia dalam keseluruhan aktivitas proyek. Prinsipnya

adalah dengan menggeser aktivitas-aktivitas non kritis dalam waktu tenggang

yang tersedia. Karena perataan sumber daya manusia hanya diterapkan pada

aktivitas-aktivitas non kritis, lintasan kritis tetap tidak diganggu, dan durasi

proyek tidak berubah. Perataan sumber daya manusia (Resources Leveling)

merupakan suatu teknik penjadwalan yang valid yang dapat digunakan pada

proyek-proyek konstruksi, sehingga teknik ini merupakan teknik yang efisien

dalam merencanakan penggunaan tenaga kerja.

Kemajuan pesat disegala bidang khususnya dibidang aplikasi komputer telah

meningkatkan kegunaan dan daya guna metode jaringan kerja yang pada dasarnya

memang memerlukan dukungan suatu perangkat yang mampu memproses data

dan melakukan perhitungan-perhitungan dalam jumlah besar, cepat dan akurat.

Dengan demikian, teknik dan metode jaringan kerja dapat dikembangkan

sedemikian jauh sehingga sesuai untuk merencanakan, menyusun jadwal dan

mengendalikan suatu proyek yang kompleks, berukuran kecil sedang maupun

besar dengan ribuan kegiatan. Ini berarti secara potensial akan menambah

efektifitas penyelenggaraan proyek (Iman Soeharto, hal 182 th 1997)

Bertolak dari permasalahan tersebut penulis akan melakukan penelitian tentang

bagaimana perencanaan alokasi sumber daya manusia dapat diterapkan pada

Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP

UNS.

1.2. Rumusan Masalah

Page 4: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

4

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana mendapatkan histogram sumber daya yang ideal

mempertimbangkan durasi waktu proyek dengan metode Resources

Leveling.

2. Bagaimana alokasi sumber daya yang efektif, mempertimbangkan

keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara mendapatkan histogram alokasi sumber daya manusia

yang ideal dalam pelaksanaan suatu proyek berdasarkan waktu dan sumber

daya yang ada.

2. Untuk mengetahui perbedaan jadwal alokasi sumber daya manusia sebelum

dan sesudah melalui proses resources leveling menggunakan aplikasi

Microsoft Office Project 2007.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Memberi gambaran mengenai perencanaan alokasi sumber daya manusia

dengan metode Resources Levelling menggunakan aplikasi Microsoft Office

Project 2007.

2. Membantu kepada pelaku jasa pelaksana konstruksi dalam menyusun jadwal

alokasi sumber daya tenaga kerja agar tidak menyulitkan pelaksana dalam

mencari dan mengalokasikan kebutuhan sumber daya manusia.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah

Agar diperoleh hasil sesuai tujuan penelitian, tinjauan dibatasi pada :

Page 5: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

5

1. Data proyek yang dianalisa adalah Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah

dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap 1, namun menggunakan

data harga upah dan bahan dari Harga Satuan Dasar (HSD) Dan Harga Satuan

Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Dan

Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009.

2. Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP

UNS Tahap 1 terletak di Jln.Slamet Riyadi No 449 ,Surakarta. Untuk lebih

jelasnya, keadaan site dan letak lokasi dapat dilihat pada Gambar Lokasi

Proyek Pembangunan berikut:

RS. PANTI WALUYOPOLWIL SURAKARTA

SOLO SQUARE

SMP Batik Ska

JL.SLAMET RIYADIarah Kartosuro

ke

arah

term

inal

Pemukiman

Lokasi Proyek

Pos Polisi

FKIP PGSD KLECO UNS

Gambar. 1.1 Lokasi Pembangunan Proyek

3. Penggunaan sumber daya dan waktu kerja berdasar jam kerja normal dengan 7

jam kerja sehari dimulai pada pukul 08.00 sampai 16.00, dengan waktu

istirahat 1 (satu) jam pada pukul 12.00 hingga pukul 13.00. Dalam satu

minggu berlaku 6 hari kerja. Apabila ada tambahan kerja pada hari minggu

dihitung lembur.

KOREM SURAKARTA

Page 6: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

6

4. Sumber daya yang diteliti adalah manusia atau tenaga kerja.

5. Proses perencanaan alokasi sumber daya manusia menggunakan metode

Resources Levelling dengan bantuan aplikasi Microsoft Office Project 2007.

1.6. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjuan Pustaka

Bab ini terdiri kajian pustaka yang mengulas tentang penelitian sebelumnya yang

pernah dilakukan serta landasan teori yang memuat teori-teori yang digunakan

dalam lingkup tugas akhir ini, diantaranya adalah penggunaan analisa SNI dalam

perencanaan tenaga kerja, perataan tenaga kerja (Resouces Levelling) metode trial

and error, produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI

Bab III : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data,

tahapan dan prosedur penelitian, serta diagram alir penelitian

Bab IV : Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data. Dalam bab inilah akan

dijelaskan tentang pengolahan serta analisis data penelitian ini.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Akhir dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan dan saran yang nantinya

diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua kalangan yang akan atau sudah

berkecimpung dalam bidang usaha konstruksi.

Page 7: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

Analisa SNI merupakan pembaharuan analisa BOW dalam membuat analisa harga

satuan untuk penawaran kontrak. Pada pelaksanaannya di lapangan, kontraktor

membuat penawaran dengan analisa SNI namun tidak diimplementasikan pada

pelaksanaan. Di lapangan menggambarkan penyediaan tenaga kerja dilakukan

hanya berdasarkan perkiraan kebutuhan dan pengalaman kontraktor pada proyek-

proyek sebelumnya (Yuni Arrosidah:2008).

Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Gedung FKIP Tahap

I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam perencanaan

sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih sedikit daripada

lapangan. Jumlah tenaga kerja riil di lapangan adalah 4943 orang. Namun prestasi

fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal ini menunjukkan bahwa

produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya tenaga kerja berdasarkan

perhitungan SNI adalah Rp.87.737.500,00 sedang biaya yang dikeluarkan

kontraktor adalah Rp.100.276.500,00. Jadi selisih biaya tenaga kerja berdasarkan

SNI adalah Rp. 12.345.500,00 terhadap tenaga kerja dilapangan. Tenaga kerja

berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan volume rencana dengan

jumlah tenaga kerja lebih sedikit dari lapangan dalam waktu sama dengan waktu

pelaksanaan lapangan yaitu 120 hari sehingga histogram yang dihasilkan dapat

digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama pelaksanaan

proyek (Yuni Arrosidah:2008).

Page 8: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

8

Dari hasil analisis dimana proyek yang digunakan sebagai studi kasus adalah

Proyek Pembangunan Gedung F.MIPA Tahap V yang berlokasi dikampus UNS

Surakarta, dapat disimpulkan bahwa dengan proses perataan dapat dihasilkan

histogram sumber daya manusia dengan fluktuasi yang lebih kecil. Sedangkan

histogram penggunaan tenaga kerja yang didapat dari laporan pengawas

membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat laporan pengawas

membuktikan bahwa jumlah tenaga kerja yang didapat selama berlangsungnya

proyek jauh lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan

analisa SNI (Miftahudin.2007)

Hasil analisis data dengan studi kasus Proyek Pembangunan Perluasan Kantor

Pusat Tahap I UNS Surakarta, dapat disimpulkan bahwa penggunaan SNI dalam

perencanaan sumber daya manusia menunjukkan kebutuhan tenaga kerja lebih

kecil daripada secara riil dilapangan. Jumlah tenaga kerja perencanaan

berdasarkan SNI adalah 3341 orang sedangkan tenaga kerja riil dilapangan adalah

6433 orang. Namun prestasi fisik perencanaan lebih tinggi daripada lapangan hal

ini menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan SNI tinggi. Biaya

tenaga kerja berdasarkan perhitungan SNI adalah Rp. 97.112.500,00 sedangkan

biaya yang dikeluarkan kontraktor adalah Rp.188.115.000,00. Jadi selisih biaya

tenaga kerja berdasarkan SNI adalah Rp. 91.002.500,00 terhadap tenaga kerja

dilapangan. Tenaga kerja berdasarkan perencanaan SNI mampu menyelesaikan

volume rencana dengan jumlah tenaga kerja lebih kecil dari lapangan dalam

waktu yang sama dengan waktu pelaksanaan dilapangan sehingga histogram yang

dihasilkan dapat digunakan sebagai dasar untuk menyediakan tenaga kerja selama

pelaksanaan proyek (Emilla Melati.2008)

Page 9: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

9

Dari segi penggunaan sumber daya perencanaan dapat diartikan sebagai memberi

pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan

kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah

dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan

penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien (Iman Soeharto:1997:107)

Tenaga kerja merupakan sumber daya yang seringkali tidak mudah didapat, mahal

dan menimbulkan banyak persoalan. Untuk itu diperlukan perencanaan yang

masak mulai dari memperkirakan jumlah total tenaga kerja jenis dan jumlah

masing-masing disiplin dan keahlian, jumlahnya pada masing-masing tahap

kemajuan proyek dan lain sebagainya. Demikian juga perlu mengkaji besarnya

tenga yang tersedia di daerah lokasi proyek, perlukah diadakan latihan untuk

meningkatkan keterampilan tenaga kerja tersebut, atau lebih baik mendatangkan

dari daerah lain (Iman Soeharto.1995:115)

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber

daya adalah usaha pemakaian secara efisien. Di sini yang akan ditinjau adalah

sumber daya yang berbentuk tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan salah satu

sumber daya yang penting, karena seringkali penyediaannya terbatas, baik karena

faktor kualitas maupun hal-hal lain. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga

kerja memerlukan biaya mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka

siap pakai. Setelah lama mereka bergabung dengan proyek tidak mudah untuk

melepas dan memanggil kembali untuk bekerja sesuai dengan fluktuasi pekerjaan

yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand-by akan menelan biaya

yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan sampai terjadi

fluktuasi keperluan yang tajam (Iman Soeharto ,1997:222).

Page 10: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

10

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Penjadwalan Proyek

Penjadwalan merupakan alat mutlak yang diperlukan guna menyelesaikan suatu

proyek. Untuk proyek berskala kecil, yang hanya memiliki beberapa kegiatan,

umumnya penjadwalan hanyalah dibayangkan saja (di dalam kepala atau pikiran)

sehingga penjadwalan tidak terlalu mutlak dilakukan. Akan tetapi berbeda

masalahnya pada proyek berskala besar, dimana jumlah kegiatannya yang sangat

besar serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan) antar kegiatan sehingga tidak

mungkin lagi bila hanya diolah didalam pikiran. Penjadwalan dan kontrol menjadi

rumit dan sangat penting supaya kegiatan dapat dilaksanakan dengan efisien.

Unsur utama penjadwalan adalah peramalan (forecasting). Perlu disadari bahwa

perubahan-perubahan yang dapat saja terjadi di masa mendatang sehingga akan

mempengaruhi pola rencananya sendiri.

2.2.2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal

Sebelum proyek dimulai sebaiknya seorang manager yang baik terlebih dahulu

merencanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal adalah :

1. Mempermudah perumusan masalah proyek

2. Menentukan metode atau cara yang sesuai

3. Kelancaran kegiatan lebih terorganisir

4. Mendapatkan hasil yang optimum

Manfaat perencanaan tersebut bagi proyek adalah :

1. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan

2. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegitan kritis)

3. Mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus

menyelesaikannya

2.2.3. Perkembangan Penjadwalan Proyek

Page 11: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

11

Diperkenalkannya diagram batang adalah untuk mengidentifikasikan unsur waktu

dan urutan dalam perencanaan suatu kegiatan yang terdiri dari waktu selesai dan

waktu pelaporan. Network analysis sebenarnya adalah perbaikan dari metode

diagram batang. Metode tersebut menyajikan secara jelas hubungan

ketergantungan antara bagian kegiatan dengan kegiatan lain, dan kegiatan yang

tidak perlu tergesa-gesa. Metode Network analysis tersebut mengalami

penyempurnaan secara bertahap, yaitu PERT, CPM, PDM dan terakhir

penjadwalan dengan komputer.

2.2.3.1. Bar Chart

Bar chart atau lebih dikenal diIndonesia sebagai diagram batang mula-mula

dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence Gantt pada tahun 1917.

Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk

merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan

waktu pelaporan.

Aturan Bar Chart

Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat urutan

kegiatan yang disusun secara bergantian. Baris menunjukkan periode waktu yang

dapat berupa jam, hari, minggu ataupun bulan. Penggambaran bar (batang) pada

setiap baris kegiatan akan menunjukkan waktu mulai dan waktu selesainya

kegiatan.

2.2.3.2. Kurva S

Pada proyek yang tidak banyak kegiatannya, metode bar chart sering digunakan.

Penggunaannnya digabungkan dengan kurva S sebagai pemantauan biaya. Disebut

kurva S karena bentuknya yang menyerupai huruf S. hal tersebut terjadi karena

pada awal proyek (kegiatan persiapan) besarnya kegiatan yang dikeluarkan per

satuan waktu cenderung rendah, kemudian meningkat cepat pada pertengahan

proyek (kegiatan konstruksi), dan menurun rendah kembali pada akhir proyek

(penyelesaian akhir).

Page 12: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

12

Gambar 2.1. Kurva S

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif

terhadap sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Kemajuan

kegiatan biasanya diukur terhadap jumlah uang yang tidak dikerluarkan oleh

proyek. Pembandingan kurva S rencana dengan kurva pelaksanaan

memungkinkan dapat diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai,

lambat, ataupun dapat lebih dari yang direncanakan. Bobot kegiatan adalah nilai

persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk mengetahui kemajuan

prouek tersebut.

Rumus bobot kegiatan = x 100 %

Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan penggunaan bar chart pada system penjadwalan adalah mudahnya

dibaca dan dimengerti oleh seluruh level baik pelaksana sampai manajer kerena

bentuk grafisnya yang sangat sederhana. Pada awal proyek di mana banyak terjadi

perubahan-perubahan rencana, bar chart sangat cocok digunakan karena pada

proses pembuatannya sangat mungkin dilakukan revisi berkali-kali.

Kelemahan bar chart terletak pada kurangnya penjelasan akan keterkaitan antar

kegiatan, dan tidak dapat secara langsung memberikan informasi mengenai

Harga kegiatan

Harga total kegiatan

Persiapan Persiapan Persiapan

Page 13: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

13

akibat-akibat yang akan terjadi bila ada suatu perubahan. Walaupun memiliki

kelemahan, bar chart tetap merupakan suatu penjadwalan proyek yang baik.

2.2.3.3. PERT

Metode PERT dikembangkan oleh Navy Spesial Project Office yaitu biro proyek-

proyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957. PERT merupakan

singkatan dari Program Evaluation and Review Teknique atau teknik menilai dan

meninjau kembali program. PERT pada prinsipnya adalah hubungan

ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang digambarkan dalam bentuk

diagram network. Dengan demikian dapat diketahui bagian-bagian kegiatan mana

yang harus didahulukan dan kegiatan mana yang menunggu selesainya pekerjaan.

Aturan PERT

Untuk membuat jaringan kerja kita harus mengetahui semua kegiatan yang terjadi

pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan antar

kegiatan (kegiatan pendahulu/predecessors dan kegiatan pengikut/sukccessors).

Urutan-urutan logis seluruh proyek harus diketahui dengan baik. Setiap kegiatan

harus diketahui kegiatan pendahulu serta kegiatan pengikutnya. Dengan demikian

jaringan kerja dapat terbentuk dari awal proyek sampai dengan akhir proyek.

Keunggulan dan Kelemahan

Dibandingkan dengan bar chart, metode PERT memiliki beberapa keunggulan ,

yaitu berupa hubungan ketergantungan kegiatan yang logis sehingga

memungkinkan proyek dapat dikendalikan dan dikerjakan dengan prosedur yang

jelas. Apabila ada suatu proyek yang terganggu, maka kita dapat mengetahui

pengaruhnya terhadap kegiatan yang lain.

Walaupun metode tersebut memiliki keunggulan akan tetapi metode tersebut juga

memiliki kelemahan. Kelemahannya terletak pada cara pembacaan, tidak semua

Page 14: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

14

level menajemen dapat membaca/memahami dan dapat mengetahui kegiatan

mana yang memerlukan perhatian penuh agar proyek tersebut dapat selesai

rencana.

2.2.3.4. CPM

Pada tahun 1958, perusahaan bahan-bahan kimia Du Pon Company (USA)

memecahkan kesulitan-kesulitan dalam proses fabrikasi dengan menemukan

metode Critical Path Methode (CPM). Perbedaan mendasar antara metode ini

dengan PERT adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat

memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan

dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan

dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian

pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat selesai sesuai rencana.

Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan kritis adalah

untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaannya

tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.

Aturan CPM

Metode tersebut memiliki istilah-istilah dan symbol-simbol yang sedikit berbeda

dengan PERT, yaitu :

Tanda (simbol)

Anak panah (arrow), kegiatan (activity),job

Ada tiga jenis anak panah :

Anak panah biasa menunjukkan suatu kegiatan yang dapat

dikerjakan secara manual

Anak panah tebal menunjukkan suatu kegiatan yang harus menjadi

perhatian (kritis)

Page 15: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

15

Anak panah putus-putus menunjukkan kegiatan dummy

Lingkaran kecil (node), kegiatan/peristiwa event.

Pada node CPM terbagi tiga bagian yang terdiri dari nomor

node, EET (Earlies Event Time), dan LET (Latest Event

Time).

Gambar 2.2. Contoh Metode CPM

Keunggulan dan Kelemahan

CPM tidak jauh berbeda dengan PERT, akan tetapi CPM lebih baik karena CPM

dapat mengontrol keterlambatan kegiatan. Seperti halnya PERT, CPM memiliki

kelemahan pada cara pembacaan bagi level manajemen tingkat bawah. Masih

banyak penjadwalan yang menggunakan dummy yang sering membingungkan

pembacaan. Selain itu juga CPM masih menggunakan aturan ketergantungan

kegiatan selesai mulai, artinya suatu kegiatan harus selesai terlebih dahulu baru

kemudian dapt dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

2.2.3.5. PDM

LET

EET No

D = 2 A=5

0

0 1

10

10 3

18

18 4

24

24 5

47

35 8

33

33 7

45

45 6

50

50 9

16

5 2

B = 10 E = 8

C = 6

F = 6

H = 11

G = 9

I = 12

K = 2

L = 3

J = 5

Page 16: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

16

Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W.Fondahl dari

Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. Selanjutnya dikembangkan

oleh perusahaan IBM. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi

empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang

bersangkutan tidak memerlukan kegiatan dummy.Pada PDM sebuah kegiatan baru

dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).

Aturan PDM

PDM metode yang digunakan adalah Activity on Node (AON) di mana tanda

panah hanya menyatakan keterkaitan antara kegiatan. Kegiatan dari peristiwa

pada PDM ditulis dalam bentuk node yang berbentuk kotak segi empat.

Gambar 2.3. Node Kegiatan PDM

Notasi yang digunakan dalam node kegiatan PDM yaitu :

· Durasi (D) adalah waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

· Earliest Start (ES) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut dilaksanakan

· Earliest Finish (EF) adalah saat paling cepat kegiatan tersebut diselesaikan

· Latest Start (LS) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut dilaksanakan

· Latest Finish (LF) adalah saat paling lambat kegiatan tersebut diselesaikan

· Free Float (FF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu

kegiatan tanpa mempengaruhi waktu awal kegiatan berikutnya

· Total Float (TF) adalah jumlah waktu tunda atau memperpanjang waktu

kegiatan tanpa memperhitungkan akhir proyek.

No. & Pekerjaan

Nama kegiatan

E S

No. & Nama Kegiatan

ES/LS EF/LF

FF TF

Waktu Penyelesaian (D)

Nomor Urut

Nama kegiatan

Waktu Penyelesaian (D)

E S

E S

L S

Nama kegiatan

Waktu Penyelesaian

L F

E F

FF

E F

L F

TF

Page 17: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

17

Rumus :

EF = ES + D

LS = LF – D

FF = ES(i) – EF(j)

TF = LF – EF

Keunggulan dan Kelemahan

Pada PDM sebuah kegiatan dapat dikerjakan tanpa menunggu kegiatan

pendahulunya selesai 100%, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang

tindih (overlapping). Walaupun penggunaan PDM lebih logis dibandingkan

dengan metode yang lainnya, akan tetapi penggambaran masih dalam bentuk

network yang hanya dapat dibaca/dimengerti oleh level manajemen tertentu saja.

Penggunaan PDM saat ini sudah sangat popular, terutama perhitungannya yang

sekarang telah dikomputerisasikan.

2.2.4. Alokasi Sumber Daya

Perencanaan/penjadwalan waktu proyek dan keberhasilan pelaksanaanya

ditentukan oleh perencanaan alokasi ketersediaan sumber daya (resources) proyek.

Perencanaan tersebut meliputi :

1. Perencanaan penyediaan dan alokasi tenaga kerja (SDM)

2. Perencanaan penyediaan material

3. Perencanaan penyediaan peralatan

4. Perencanaan penyediaan dan alokasi dana / keuangan (Cash Flow)

Dalam penelitian ini secara lebih khusus pembahasan diarahkan pada perencanaan

penyediaan dan alokasi tenaga kerja. Dalam suatu proyek,tenaga kerja yang

digunakan memiliki porsi biaya yang terbesar. Oleh karena itu, sudah merupakan

keharusan bagi seseorang pimpinan atau manajer proyek untuk memerhatikan

dengan cermat hal tersebut agar tidak terjadi pemborosan.

Page 18: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

18

Setelah selesai menyusun jadwal seringkali hasil yang didapatkan jauh dari

memuaskan. Padahal jadwal yang baik adalah jadwal yang kegiatannya tersusun

dengan ketergantungan yang baik dan memiliki jadwal sumber daya yang baik

pula. Contoh berikut adalah grafik sumber daya yang kurang baik :

Gambar 2.4 Grafik Sumber Daya

Dikatakan tidak baik karena pada periode pertama kebutuhan akan tenaga

kerjanya besar yaitu 50 orang. Namun, pada periode kedua, kebutuhannya sedikit

yaitu 30. Dengan demikian, ada kelebihan sumber daya sebanyak 20 orang. Untuk

menghindari pemborosan biaya tenaga, kelebihan pada periode pertama

diberhentikan karena tidak mungkin tidak bekerja tapi tetap dibayar. Namun pada

periode ketiga kembali kebutuhan tenaganya meningkat. Tentu saja hal tersebut

tidak dapat dibenarkan karena tenaga kerja yang telah diberhentikan belum tentu

mau bekerja kembali atau mungkin sudah bekerja ditempat lain sehingga terjadi

kekurangan sumber daya (kebutuhan 40 orang yang tersedia pada periode

sebelumnya sebanyak 30).

Kondisi sumber daya yang naik turun atau fluktuasi tersebut tidak

menguntungkan. Dengan kondisi demikian, perusahaan hanya memiliki dua

pilihan, yaitu memindahkan tenaga kerja kelebihan tersebut ke proyek lain yang

membutuhkannya atau menanggung kerugian karena tetap membayar tenaga kerja

tersebut selama tanpa tugas.

Jmh Tenaga

Waktu 0 10 20 30

40 50

Page 19: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

19

Grafik yang terbaik adalah apabila jumlah tenaga kerja meningkat dari awal

proyek atau rata atau banyak, kemudian sedikit demi sedikit kemudian meningkat,

dan kembali sedikit sampai akhir proyek. Seperti grafik-grafik ideal berikut ini :

Gambar 2.5. grafik-grafik ideal Sumber Daya Tenaga Kerja

Untuk mendapatkan grafik tenaga kerja yang baik, kita dapat mengatur atau

menyesuaikan kembali jadwal kegiatan. Kegiatan yang berada pada jalur kritis

jangan diganggu karena akan manyebabkan bertambahnya waktu akhir proyek.

Penyesuaian hanya dilakukan pada kegiatan tidak kritis, itupun hanya dengan

memundurkan atau memajukan sesuai dengan waktu tunda (float). Waktu tunda

sebenarnya itu yang menentukan derajat fleksibilitas yang dapat dimanfaatkan

perencana dalam usaha meratakan penggunaan tenaga kerja.

Jmh Tenaga

Waktu 0 10

20 30

40 50

Jmh Tenaga

Waktu 0 10 20 30

40 50

Jmh Tenaga

Waktu 0 10

20 30

40 50

Jmh Tenaga

Waktu 0 10 20 30

40 50

Page 20: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

20

VpA rPrA

2.2.5. Histogram Kebutuhan Sumber Daya

Histogram kebutuhan sumber daya merupakan gambaran mengenal penetapan

kebutuhan tenaga kerja setiap harinya. Langkah-langkah dalam menyusun

histogram kebutuhan sumber daya adalah sebagai berikut :

a. Menghitung Produktivitas

Produktivitas tenaga kerja adalah besarnya volume pekerjaan yang dihasilkan oleh

seorang tenaga kerja atau oleh suatu regu tenaga kerja selama periode tertentu.

Rumus dasar produktivitas adalah :

Produktivitas tenaga kerja =

Produktivitas dapat dihitung melalui harga borongan pekerjaan dan upah harian

tenaga kerja. Rumus perhitungan yang digunakan sebagai berikut :

Produktivitas per kelompok kerja (rPr) =

(Robert B.Harris, Journal of Contruction and Management. July/August

1998,p.271 dalam skripsi Desy Haryanti 2002:30)

b. Menghitung Durasi

Durasi kegiatan dapat ditentukan dengan cara perkiraan, bergantung pada

pengalaman. Semakin besar pengalaman semakin akurat dan logis durasi yang

ditentukan. Selain itu, durasi dapt dihitung dengan pendekatan teoritis yaitu

berdasarkan logika perhitungan berdasarkan volume pekerjaan dan produktivitas

tenaga kerja dalam satuan waktu tertentu. Selanjutnya untuk menghitung durasi

hari digunakan rumus sebagai berikut :

T A =

Dimana :

T A = durasi kegiatan

rPrA = Resource production rate untuk kegiatan A (vol/hari)

Volume pekerjaan Kurun waktu pekerjaan

Upah hatian per kelompok TK Harga borongan satuan pekerjaan

Page 21: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

21

Jumlah total keperluan tenaga kerja Total hari kerja efektif

VpA = volume kegiatan A

Setelah diketahui besarnya produktivitas yang harus dicapai per hari diketahui

durasi yang diinginkan maka dapat dihitung jumlah tenaga kerja per hari.

2.2.6. Batas Maksimum Penggunaan Tenaga Kerja

Keperluan rata-rata tenaga kerja sebagai batas normal penggunaan tenaga kerja

dan keperluan tenaga kerja puncak sebagai batas maksimum penggunaan tenaga

kerja per hari. Nilai batas normal dan batas maksimum dihitung berdasar jenis

tenaga kerja masing-masing dalam hal ini pekerja, mandor, tukang kayu, tukang

batu, dan tukang besi. Rumus perhitungan sebagai berikut :

Keperluan tenaga kerja rata-rata/hari =

Keperluan tenaga kerja puncak = 1,7 x keperluan tenaga kerja rata-rata/hari

(Bahan Bacaan Pendidikan dan Pelatihan Manajemen (PPM), 1992:2578 dalam

skripsi Desy Haryanti 2002:32)

2.2.7. Perataan Penggunaan Sumber Daya (Resources Leveling)

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara jadwal dan sumber

daya adalah usaha memakainya secara efisien. Tenaga kerja yang sudah

bergabung tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil kembali sesuai dengan naik

turunnya pekerjaan. Oleh karena itu diusahakan jangan terjadi keperluan yang

naik turun secara tajam, untuk mengatasinya dengan meratakan sumber daya

(resoueces leveling)

Pemerataan sumber daya dapat dikerjakan dengan cara grafis yaitu menggambar

jadwal kegiatan dalam bentuk (barchart). Sumber daya yang dibutuhkan untuk

setiap kegiatan dijumlah kebawah dalam satu satuan waktu. Mencari jalur kritis

dan float jarigan kerja kemudian komponen kegiatan nonkritis diatur dengan

Page 22: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

22

menggeser-geser (sebatas float yang tersedia) dan mangusahakan kebutuhan

sumber daya untuk tidak terjadi flustuasi yang tajam.

Ada 2 metode untuk melakukan perataan sumber daya manusia (resources

leveling) pada Microsoft Project, yaitu :

1. Trial-and-error approach

2. Blok Schedule

a. Trial-and-error approach

Hal yang pertama-tama dilakukan saat melakukan perataan menggunakan

pendekatan trial-and-error adalah menggambar jadwal kegiatan dalam bentuk

diagram balok ( barchart ) yang dimulai dari kegiatan-kegiatan kritis di bagian

atas. Sumber daya yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan dijumlah kebawah dalam

satu satuan waktu. Sumber daya untuk kegiatan kritis yang telah dijumlahkan

tersebut berada pada baris terpisah dibawah barchart. Langkah berikutnya adalah

dengan cara mencoba-coba menggeser-geser kegiatan nonkritis diantara EST dan

LST sampai didapat fluktuasi minimum atau pola tertentu pada diagram

penggunaan SDM (Miftachudin:2007,Surakarta).

Namun cara tersebut bila penelitian dilakukan secara manual tanpa bantuan

program, sedang dalam Microsoft Project sendiri sudah ada fasilitas untuk

melakukan Resources Levelling yang dilakukan trial pada MS.Project adalah pada

batasan maksimum unit jumlah tenaga yang tersedia di resources sheet. Dengan

mengubah-ubah nilai batasan maksimum kemudian dilakukan Resouces Levelling

maka akan diperoleh beberapa Histogram Sumber Daya setelah itu dipilih

histogram yang paling ideal.

b. Blok Schedule

Keterbatasan sumber daya yang terampil seringkali menjadi kendala tersendiri

dalam menyususn kebutuhan sumber daya. Selain keterbatasan sumber daya yang

ada, yang sering juga terjadi adalah keterbatasan ruang atau area kerja sehingga

Page 23: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

23

tidak memungkinkan sumber daya dengan jumlah yang banyak. Penyusunan

grafik sumber daya yang baik dapat juga dilakukan dengan membuat blok

schedule. Misal untuk sebuah kegiatan yang jumlah total kebutuhan tenaga adalah

60 orang, dengan durasi 4 hari, maka per harinya 60/4 atau 15 orang per harinya.

= 60 orang

Namun yang sering terjadi di lapangan adalah keberadaan tenaga kerja yang pada

awalnya tidak tersedia secara lengkap sehingga pembagian tenaga kerja tidak

memungkinkan untuk merata seperti diatas. Misalnya tenaga kerja yang akan

dipekerjakan didatangkan dari tempat lain (dari kampung), pada hari :

1. Pertama, tenaga kerja yang datang hanya 5 orang sehingga hanya 5 orang

yang bekerja pada hari pertama.

2. Kedua, datang lagi 5 orang sehingga sampai pada ahri kedua jumlah yang

bekerja 10 orang

3. Ketiga, datang 10 orang lagi sehingga pada hari ketiga yang bekerja 20

orang

4. Keempat, datang lagi 5 orang sehingga berjumlah 25 orang.

Penyusunan sumber dayanya adalah sebagai berikut :

= 60 orang

Terlihat jumlah total kebutuhan tenaga kerjanya adalah sama, yaitu 60 orang

dengan durasi yang sama yaitu 4 hari. Perbedaannya adalah pada jumlah tenaga

kerja yang bekerja per harinya sehingga jumlah produktivitasnya per harinya

berbeda.

15 15 15 15

5 10 20 25

Page 24: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

24

Menjadi Dalam penelitian kali ini kedua metode akan digunakan dan dipilih hasil

histogram sumber daya yang paling ideal.

2.2.8. Penggunaan Microsoft Project

Microsoft Project memang ditujukan untuk manajemen proyek sehinggga pada

orang-orang yang berkecimpung dalam bidang manajemen proyek saja yang

mengenal program Microsoft Project ini secara mendalam, Microsoft Project

merupakan suatu program komputer yang banyak digunakan untuk menyusun

rencana kerja sebuah proyek konstruksi. Project atau dalam bahasa sehari-hari

disebut dengan proyek merupakan suatu rangkaian kerja yang dimulai dari tahap

perencanaan sampai pada tahap akhir. Hal-hal yang perlu dilakukan bila memiliki

sebuah proyek adalah :

1. Melakukan perencanaan dan penjadwalan, serta pelibatan pihak-pihak

yang berkompeten dalam proyek tersebut.

2. Setelah itu masuk ke dalam proses penentuan jenis-jenis pekerjaan

(Task),sumber daya yang diperlukan (Resources) baik sumber daya

manusia maupun material,biaya yang diperlukan (cost), juga jadwal kerja

(schedule) kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan sudah harus

selesai. Jika semua hal tersebut telah ditentukan dandisetujui oleh semua

pihak maka kita telah mempunyai rencana dasar (Baseline).

3. Selanjutnya rencana tersebut harus dijalankan dan perkembangannya harus

terus dipantau dalam sebuah tahapan Tracking. Apabila pekerjaan belum

selesai maka harus dilakukan penjadwalan ulang (Rescheduling).

Dengan Microsoft Project dapat memperoleh rincian seluruh komponen kerja

secara detail.

15 15 15 15

5 10 20 25

Page 25: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

25

2.3. Kerangka Pikir

Mulai

Latar Belakang: - Perencanaan kebutuhan sumberdaya proyek menunjang keberhasilan proyek. - Kegiatan proyek selalu berubah-ubah jenis dan intensilasnya sehingga

mengakibatkan kebutuhan sumber daya mengalami fluktuasi.

Objek permasalahan : - kesesuaian rencana kebutuhan sumberdaya proyek dengan implementasi proyek - menghindari fluktuasi histogram kebutuhan tenaga kerja - keefektifan kebutuhan tenaga keria hasil perataan

Mengumpulkan data

data Pengawas

data Pelaksana

- RAB - Daftar harga upah dan bahan - Gambar Kerja - Time Schedule

Menyusun jaringan kerja (Network planning) - Identifikasi & mengelompokkan jenis pekerjaan - Hubungan ketergantungan - Menghitung produktivitas dan durasi - Perhitungan diagram jaringan kerja

Menyusun histogram tenaga kerja

Proses Levelling dengan MS.Project 2007

Pembahasan

Histogram tenaga kerja riil

Laporan Harian dan Mingguan Proyek

Histogram tenaga kerja ideal

setelah levelling

Tidak

Ya

Kesimpulan

Page 26: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

26

Gambar 2.6. Kerangka Berpikir

Selesai

Page 27: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian bertujuan untuk menganalisa kembali pengendalian tenaga kerja

dengan metode Resources Levelling. Metode menggunakan bantuan aplikasi

Microsoft Office Project 2007 yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu

dengan analisis data-data yang ada. Analisis data menggunakan metode analitis

dan deskriptif. Analitis berarti data yang sudah ada diolah sedemikian rupa

sehingga menghasilkan hasil akhir yang dapat disimpulkan. Sedangkan deskriptif

maksudnya adalah dengan memaparkan masalah-masalah yang sudah ada atau

tampak serta kesimpulan dari hasil analisis.

3.2. Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga

kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Untuk mendukung analisa tersebut,

penulis mengambil contoh sebagai studi kasus yaitu Proyek Pembangunan

Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Surakarta Tahap 1.

Untuk mempermudah analisis diperlukan data-data yang berkaitan langsung

dengan proyek tersebut. Data-data tersebut antara lain :

1. Daftar Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penawaran dan Pelaksanaan

2. Daftar harga upah dan bahan

3. Daftar harga satuan pekerjaan

4. Laporan harian.

5. Gambar rencana proyek

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Page 28: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

28

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk

mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh

dari kontraktor pelaksana meliputi RAB yang ada dalam Perhitungan Pekerjaan

Tambah Kurang, gambar rencana, serta laporan harian yang diperoleh dari

konsultan pengawas. Data-data tersebut diperoleh pada saat Kerja Praktek di

Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS

Surakarta Tahap 1. Data Upah dan Bahan diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum

kota Surakarta berupa Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok

Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung Kota Surakarta Tahun

2009.

3.4. Tahap dan Prosedur Penelitian

Tahapan dalam analisa data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan secara

sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat analisa yang

akurat untuk mencapai tujuan penulisan. Data terkait yang telah dikumpulkan

diolah dan dianalisis dengan tahapan sebagai sebagai berikut :

1. Pengolahan data RAB dan Gambar Kerja dengan bantuan daftar analisa

pekerjaan SNI dan daftar upah dan bahan satuan pekerjaan, sehingga diperoleh

durasi dan rincian tenaga kerja tiap jenis pekerjaan.

2. Dengan rincian tenaga kerja yang dibutuhkan dan durasi dari tiap pekerjaan,

kemudian menentukan hubungan ketergantungan (constrain) antar kegiatan

dengan metode PDM.

3. Pengaplikasian Program Microsoft Office Project 2007 dan membuat jaringan

kerja metode PDM, berdasarkan input yang diperlukan yang telah dibuat

sebelumnya.

4. Pembuatan histogram sumber daya manusia dengan aplikasi Microsoft Office

Project 2007, kemudian melakukan Resources Leveling sampai menemukan

grafik/histogram sumber daya manusia yang ideal.

Page 29: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

29

5. Dari hasil laporan pengawas didapat histogram sumber daya manusia riil.

Kemudian berdasarkan histogram hasil levelling dan histogram riil di

lapangan dilakukan analisis dan pembahasan, yang meliputi :

a. Menganalisa kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI dan riil

di lapangan.

b. Menganalisa tingkat fluktuasi histogram sumber daya manusia

sebelum dan sesudah proses Resources Levelling.

c. Menganalisa perubahan kurva S akibat proses Resources Levelling.

d. Membandingkan histogram sumber daya manusia berdasarkan laporan

pengawas dengan histogram yang didapat dari proses Resources

Levelling.

6. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa menjelaskan rumusan masalah

yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu untuk mengetahui sejauh mana

efektifitas histogram tenaga kerja yang telah mengalami proses perataan dapat

diterapkan dilapangan dengan tolak ukur histogram tenaga kerja riil yang

didapat dari hasil pengawasan.

Page 30: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

30

Untuk selanjutnya dapat dibuat diagram alir sebagai berikut :

MULAI

Mempelajari tentang literatur yang berkaitan dengan Resources Leveling dan mengenai aplikasi Microsoft Office

Project 2007

Pengumpulan Data Proyek : - Daftar Analisa SNI Upah dan Bahan - Rencana Anggaran Biaya - Laporan Mingguan Tenaga Kerja - Gambar Kerja

Menghitung dan menganalisis data untuk mendapatkan input yang diperlukan aplikasi ke Microsoft Office Project 2007

Mengaplikasikan program Microsoft Office Project 2007 berdasarkan input yang didapat

Membuat Jaringan kerja dengan metode PDM

Membuat Histogram Tenaga Kerja

A

Page 31: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

31

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Levelling

Melakukan Resources Leveling guna mendapatkan Histogram Alokasi Sumber Daya Tenaga Kerja yang

Ideal

A

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

SELESAI

Page 32: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

32

BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data

4.1.1. Penyusunan Jaringan Kerja PDM

a. Mengidentifikasi dan mengelompokkan lingkup kerja proyek

Mengidentifikasi pekerjaan yang akan dianalisa adalah kegiatan yang pertama kali

dilakukan untuk menyusun jaringan kerja PDM, dalam hal ini :

Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Dan Perpustakaan

PGSD Kleco FKIP UNS tahap 1

Kontraktor : PT. Rudi Persada Nusantara, Jl. Adi Sumarmo No.64

Nusukan Surakarta

Setelah mengidentifikasi dan memperoleh data dari Proyek yang akan dianalisa,

kemudian menentukan tanggal proyek. Hal ini perlu dilakukan pada saat awal

karena berhubungan dengan time schedule yang akan menentukan tanggal mulai

dan selesai proyek, dengan cara memilih Project, Project Information seperti

berikut.

Gambar 4.1 Menu Project Information

Selain tanggal mulai atau selesai, Microsoft Project juga menyediakan project

information yang dapat dilihat dan diisi dengan cara memilih menu File,

Page 33: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

33

Properties. Pada format tersebut, kita dapat memasukkan bio data tentang proyek

yang dianalisis.

Gambar. 4.2 Biodata Proyek yang akan dianalisis

Pengkajian lingkup proyek berdasarkan penampakan fisik urutan pelaksanaan

pekerjaan yang juga disesuaikan dengan urutan pekerjaan berdasarkan Time

Schedule yang sudah dibuat pelaksana. Urutan pekerjaan berdasarkan Time

Schedule Pelaksanaan Proyek adalah :

1) Pekerjaan persiapan

a) Pembuatan utilizet dan bowplank

b) Pembuatan direksi keet

c) Pembersihan lokasi proyek

2) Pekerjaan tanah

a) Pasir urug bawah pondasi

b) Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran

c) Pekerjaan galian tanah pondasi footplat

d) Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali

e) Pekerjaan urugan tanah kembali

3) Pekerjaan pondasi dan pasangan

a) Pasangan pondasi batu belah 1 pc : 6 ps

Page 34: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

34

b) Pasangan batu kosong

c) Pembesian sumuran besi D – 19 mm

d) Pembesian sumuran besi polos D – 12 mm

e) Beton cyclope 1:2:3, 40% batu kali

4) Pekerjaan beton

a) Poer beton K-250

b) Foot plat beton K-250

c) Kolom beton 50x60 cm2, K-250

d) Kolom beton 40x40 cm2, K-250

e) Kolom beton 20x20 cm2, K-250

f) Balok BL1, beton K-250 uk. 40/80

g) Balok BL2, beton K-250 uk. 25/50

h) Balok BL3, beton K-250 uk. 25/40

i) Balok BL4, beton K-250 uk. 20/30

j) Balok BL5, beton K-250 uk. 30/60

k) Balok BL6, beton K-250 uk. 20/30

l) Balok BL7, beton K-250 uk. 30/60

m) Stek besi balok lantai

n) Stek besi konsol beton 15/25

o) Plat listplank, beton K-250

p) Plat lantai beton K-250 t=12 cm

q) Besi stek kolom 40x60 cm2 + cat menie

r) Besi stek kolom 40x40 cm2 + cat menie

s) Besi stek kolom 20x40 cm2 + cat menie

t) Besi stek Balok Tangga

u) Lantai Kerja beton 1pc :4ps :6 kr

v) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250

w) Besi stek sloof SL2

x) Sloof SL1 25x 60, Beton K-250

Page 35: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

35

Setelah itu untuk memudahkan penyusunan jaringan kerja PDM, pekerjaan yang

ada dikelompokkan lagi sesuai dengan jenis pekerjaan secara lebih detail sehingga

dapat disusun menjadi serangkaian jaringan kerja yang mudah dimengerti dan

dianalisis. Kegiatan – kegiatan tersebut ketika dirangkai akan menjadi

serangkaian kegiatan yang saling berhubungan seperti berikut ini :

1. Pekerjaan persiapan

a. Pembersihan lokasi proyek

b. Pembuatan utilizet dan bowplank

c. Pembuatan direksi keet

2. Pekerjaan tanah

a. Pekerjaan galian tanah pondasi sumuran

b. Pekerjaan galian tanah pondasi footplat

c. Pekerjaan galian tanah pondasi batu kali

d. Pasir urug bawah pondasi

e. Pekerjaan urugan tanah kembali

3. Pekerjaan pondasi

a. Pekerjaan pondasi Beton cyclope

· Pembesian sumuran besi

· Pasangan batu kosong

· Pengecoran pondasi sumuran 1:2:3, 40% batu kali

b. Poer beton K-250

c. Footplat beton K-250

d. Pekerjaan pondasi pondasi batu belah 1 pc : 6 ps

4. Pekerjaan sloof

a. Lantai Kerja beton 1pc : 4ps : 6 kr

b. Penulangan Sloof

c. Pemasangan bekisting

d. Pengecoran Sloof

e. Bongkar bekisting

f. Besi stek sloof 25 x 40 SL3

Page 36: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

36

5. Pekerjaan kolom

a. Penulangan kolom

b. Besi Stek kolom

c. Pemasangan bekisting

d. Pengecoran kolom

e. Bongkar bekisting

f. Stek besi balok lantai

6. Pekerjaan kolom praktis beton 15 x 15

a. Penulangan kolom

b. Pemasangan bekisting

c. Pengecoran kolom

d. Bongkar bekisting

7. Pekerjaan balok dan plat lantai

a. Pemsangan bekisting balok dan plat

b. Penulangan balok

c. Penulangan plat

d. Stek besi konsol beton 15/25

e. Besi stek balok tangga

f. Pengecoran balok dan plat

g. Bongkar bekisting balok dan plat

b. Menghitung Produktivitas tenaga kerja dan durasi pada masing – masing

kegiatan.

Untuk menyusun jaringan kerja dibutuhkan durasi dari masing-masing kegiatan

tersebut. Perhitungan durasi tiap-tiap kegiatan didasarkan pada volume pekerjaan,

jumlah kebutuhan tenaga kerja, dan produktivitas tenaga kerja. Untuk

mendapatkan angka produktivitas tenaga kerja dibutuhkan data harga borongan

pekerjaan dan upah harian tenaga kerja.. Rumus yang digunakan dalam

perhitungan produktivitas tenaga kerja adalah sebagai berikut :

Page 37: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

37

Produktivitas =

Contoh Perhitungan produktivitas tenaga kerja :

· Pekerjaan batu kosong

Berdasarkan analisa SNI untuk 1 m3 pekerjaan batu kosong dibutuhkan :

Tenaga

Pekerja 0,7800 Oh

Tukang batu 0,3900 Oh

Kepala tukang batu 0,0390 Oh

Mandor 0,0390 Oh

Bahan

Batu belah 15/20 cm 1.2000 m3

Pasir urug 0,3000 m3

Data :

Volume galian = 33,93 m3

Harga tenaga = 41.102,1

Harga borongan = 45.212,31

Kombinasi tenaga kerja = 1 tukang batu, 2 pekerja

Upah harian = pekerja 28.000

Tukang batu 39.600

Produktivitas = = 2,1147 m3 per hari

Upah harian per kelompok tenaga kerja Harga borongan

(1x39.600) + (2x28.000) 45.212,31

Page 38: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

38

Produktivitas 1 tukang batu dan 2 pekerja adalah 2,1145 m3 per hari. Maka

dapat dikatakan bahwa dalam satu hari 1 tukang batu dan 2 pekerja dapat

menyelesaikan 2,11145 m3 pekerjaan batu kosong.

Setelah dihitung angka produktivitas dalam sehari, maka dapat dihitung kurun

waktu (durasi) masing-masing kegiatan berdasarkan rumus :

Durasi =

Contoh perhitungan durasi pekerjaan :

1. Volume pembesian besi sumuran = 4519,88 kg

Produktivitas = 117,75 kg

Kombinasi tenaga kerja = 1 tukang besi, 1 pekerja

Kelompok kerja = 4 group

Durasi =

= 9,596 ~ 10 hari

2. Volume pondasi batu kosong = 33,93 m3

Produktivitas = 2,1147 m3

Kombinasi tenaga kerja = 1 tukang batu, 2 pekerja

Kelompok kerja = 2 group

Durasi =

= 8,02 ~ 8 hari

Hasil peritungan produktivitas dan durasi kegiatan selengkapnya dapat dilihat di

lampiran B-1

Volume pekerjaan Produktivitas x jumlah goup pekerjaan

33.93 2,114 x 2

4519,88 117,75 x 4

Page 39: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

39

c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja

Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan menjumlahkan jumlah tenaga

kerja yang dipakai oleh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada hari yang sama.

Perhitungan kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan bobot dan nilai

fisik dari masing-masing kegiatan.

Contoh perhitungan jumlah tenaga kerja setiap harinya adalah sebagai berikut :

1) Galian pondasi batu kali

Analisa 1 m3 galian tanah berdasarkan SNI

Upah

0,400 Oh Pekerja @ Rp. 28.000,00 = Rp. 11.200,00

0,040 Oh Mandor @ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 +

Jumlah = Rp. 13.180,00 (100%)

Bahan (tidak memerlukan bahan = 0%)

Bahan + upah = Rp. 13.180,00 (100%)

Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1% = Rp. 10.149.970,84

Bobot pekerjaan = 0,1170546 %

Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 0,1170546 = 90,144 m3 Rp. 13.180,00

Durasi = 8 hari

Volume kegiatan per hari = 90,144 / 8 = 11,268 m3

Mencari faktor pengali = 11,268 x 100% = 11,268 untuk tenaga

11,268 x 0 % = 0 untuk bahan

Kebutuhan tenaga :

Pekerja = 0,400 x 11,268 = 4,5072 ~ 5 Oh

Mandor = 0,040 x 11,268 = 0,45072 ~ 1 Oh

Page 40: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

40

2) Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps

Analisa 1 m3 pondasi batu belah berdasarkan SNI

Upah

1,500 Oh Pekerja @ Rp. 28.000,00 = Rp. 42.000,00

0,600 Oh Tukang batu @ Rp. 39.600,00 = Rp. 23.760,00

0,060 Oh Kepala tukang @ Rp. 48.400,00 = Rp. 2.904,00

0,040 Oh Mandor @ Rp. 49.500,00 = Rp. 1.980,00 +

Jumlah = Rp. 72.376,50 (19,2%)

Bahan

1,100 m3 batu belah @ Rp. 107.500,00 = Rp. 118.250,00

117 kg semen portland @ Rp. 1.100,00 = Rp. 128.700,00

0,561 m3 pasir pasang @ Rp. 101.200,00 = Rp. 56.773,20 +

Jumlah = Rp. 303.723,20

(80,8%)

Bahan + upah = Rp. 376.099,70 (100%)

Nilai fisik sebelum jasa dan pajak 1% = Rp. 10.149.970,84

Bobot pekerjaan = 3,163375 %

Besar volume pekerjaan = Rp. 10.149.970,84 x 3,163375 = 85,371 m3 Rp. 376.099,70

Durasi = 12 hari

Volume kegiatan per hari = 85,371 / 12 = 7,1143 m3

Mencari faktor pengali = 7,1143 x 19,2 % = 1,366 untuk tenaga

= 7,1143 x 80,8 % = 5,748 untuk bahan

Kebutuhan tenaga :

Pekerja = 1,500 x 1,366 = 2,05 ~ 3 Oh

Tukang batu = 0,600 x 1,366 = 0,819 ~ 1 Oh

Kepala tukang batu = 0,060 x 1,366 = 0,0819 ~ 1 Oh

Mandor = 0,040 x 1,366 = 0,05464 ~ 1 Oh

Page 41: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

41

Berdasarkan hasil analisis perhitungan jumlah kebutuhan tenaga kerja, pada saat

pekerjaan pengecoran membutuhkan jumlah tenaga besar karena dalam SNI biaya

tenaga termasuk digunakan untuk biaya penggunaan alat, oleh karena itu jumlah

tenaga kerja dapat dikurangi dengan cara memperhitungkan alat yang digunakan.

Besarnya biaya sewa alat (seperti: molen, concrete vibrator, mixer truck, concrete

pump ) yang digunakan selama pelaksanaan proyek dan pada masing-masing

pekerjaan, sehingga jumlah tenaga kerja yang diperhitungkan berdasarkan analisa

SNI pada pekerjaan pengecoran manual menggunakan kepala tukang batu, tukang

batu, dan pekerja tanpa alat bantu dapat dikurangi dengan sejumlah tenaga yang

tergantikan oleh alat tersebut. Contoh perhitungan :

Berdasarkan laporan harian dan pada saat pengamatan langsung di lapangan,

peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pada beberapa pekerjaan

adalah :

Tabel 4.1 Daftar harga sewa Alat Berat/Alat Konstruksi

Jenis pekerjaan Alat yang dibutuhkan Biaya sewa / hari

(Rp)

Pengecoran pondasi cyclop - Concrete mixer (250 lt) 251.155,20

Pengecoran sloof - Concrete mixer (250 lt)

- Concrete vibrator

251.155,20

172.725,68

Pengeocoran kolom - Concrete mixer (250 lt) 251.155,20

Pengecoran balok dan plat - Concrete mixer (600 lt)

- Concrete pump (60m3/jam)

- Concrete vibrator

332.000,00

1.644.000,00

86.362,84

Pemadatan tanah - Stemper 181.780,64

Sumber : Asiosiasi Pengusaha dan Pemilik Alat Konstruksi Indonesia

Page 42: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

42

Pengecoran beton K-250 (sloof, kolom, balok dan plat) berdasarkan SNI

membutuhkan :

Tabel 4.2 komposisi kebutuhan tanaga kerja pekerjaan beton

Jenis tenaga koefisien jumlah

Pekerja 6.000 60

Tukang batu 1.000 10

Kepala tukang 0.100 1

Mandor 0.300 3

1. Pengecoran pondasi cyclop

Biaya sewa concrete mixer 250 lt = Rp. 251.155,20

Upah harian pekerja = Rp. 28.000,00

Tukang batu = Rp. 39.600,00

Kepala tukang = Rp. 48.400,00

Mandor = Rp. 49.500,00

Pekerja = (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296

Tukang batu,dll = (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20

Pekerja = 209.296 / 28.000 = 7,475 ~ 8 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600 = 0,26 ~ 0 orang

Kp.Tk batu = (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400 = 0,02 ~ 0 orang

Mandor = (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500 = 0,068 ~ 1 orang

Jadi kebutuhan total tenaga untuk pengecoran balok dan plat menjadi :

Pekerja = 60 – 8 = 52 orang

Tukang batu = 10 orang

Kp.Tk batu = 1 orang

Mandor = 3 – 1 = 2 orang

Page 43: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

43

2. Pengecoran sloof

Biaya sewa alat :

Concrete mixer 250 lt = Rp.251.155,20

Concrete vibrator = Rp.172.725,68 +

Rp.423.880,88

Pekerja = (5/6 x 423.880,88) = Rp. 353.234,07

Tukang batu,dll = (1/6 x 423.880,88) = Rp. 70.646,81

Pekerja = 353.234,07 / 28.000 = 12,6155 ~ 13 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 70.646,81 / 39.600 = 0,44 ~ 0 orang

Kp.Tk batu = (0,025/1) x 70.646,81 / 48.400 = 0,04 ~ 0 orang

Mandor = (0,08/1) x 70.646,81 / 49.500 = 0,114 ~ 0 orang

3. Pengecoran kolom

Biaya sewa concrete mixer 250 lt = Rp. 251.155,20

Upah harian pekerja = Rp. 28.000,00

Tukang batu = Rp. 39.600,00

Kepala tukang = Rp. 48.400,00

Mandor = Rp. 49.500,00

Pekerja = (5/6 x 251.155,20) = Rp. 209.296

Tukang batu,dll = (1/6 x 251.155,20) = Rp. 41.859,20

Pekerja = 209.296 / 28.000 = 7,475 ~ 8 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 41.859,20 / 39.600 = 0,26 ~ 1 orang

Kp.Tk batu = (0,025/1) x 41.859,20 / 48.400 = 0,02 ~ 0 orang

Mandor = (0,08/1) x 41.859,20 / 49.500 = 0,068 ~ 1 orang

Page 44: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

44

4. Pengecoran balok dan plat

Biaya sewa alat :

Concrete mixer 250 lt = Rp. 996.000,00

Concrete pump = Rp. 4.932.000,00

Concrete vibrator = Rp. 259.088,52+

Rp. 6.187.088,52

Pekerja = (5/6 x 6.187.088,52) = Rp. 5.155.907,1

Tukang batu,dll = (1/6 x 6.187.088,52) = Rp. 1.031.181,42

Pekerja = 5.155.907,1 / 28.000 = 184,14 ~ 184 orang

Tukang batu = (0,25/1) x 1.031.181,42 / 39.600 = 6,51 ~ 7 orang

Kp.Tk batu = (0,025/1) x 1.031.181,42 / 48.400 = 0,5 ~ 0 orang

Mandor = (0,08/1) x 1.031.181,42 / 49.500 = 1,666 ~ 2 orang

Biaya penggunaan alat bantu diharapkan sama dengan biaya pengecoran tanpa

alat bantu dengan menggunakan tenaga manusia yang lebih banyak jumlahnya.

Akan lebih bagus jika biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan alat bantu

menjadi lebih sedikit daripada biaya upah tenaga kerja yang dihitung dari analisa

SNI. Hal tersebut dapat saja terjadi karena produktivitas alat yang tinggi dengan

metode pelaksanaan yang terencana dengan baik.

Page 45: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

45

d. Menentukan hubungan ketergantungan antar kegiatan

Pada tahap ini ditentukan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya.

Menyusun urutan atau hubungan antar kegiatan berdasarkan urutan

ketergantungan. Setelah diketahui kegiatan yang termasuk dalam lingkup proyek

hubungan ketergantungan antar kegiatan dapat ditentukan. Pada tahap penentuan

hubungan antar kegiatan ini sudah dibantu dengan aplikasi Microsoft Project 2007

dengan cara memasukkan kegiatan pendahulu di kolom predessor.

Contoh hubungan antar kegiatan :

· Kegiatan pembersihan lokasi proyek

Kegiatan pendahulu (predessor) : -

Kegiatan pengikut (successor) : * pembuatan utilizet dan bowplank

* Pembuatan direksi keet

· Kegiatan galian tanah pondasi sumuran

Kegiatan pendahulu (predessor) : kegiatan persiapan

Kegiatan pengikut (successor) : pembesian besi sumuran

Selanjutnya urutan antar kegiatan dapat dilihat pada lampiran tabel B-2

e. Perhitungan diagram kerja metode PDM

Hubungan antar komponen kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan

diperlukan untuk membuat jaringan kerja metode PDM. Hubungan

ketergantungan dalam metode PDM, yaitu Start to Start, Finish to Start, Finish to

Finish, Start to Finish dan dalam suatu kegiatan mempunyai kegiatan pendahulu

(predeccessor) dan kegiatan pengikut (successor). Penentuan kegiatan konstrain

dilakukan setelah mengetahui durasi tiap-tiap kegiatan, karena dalam memilih

jenis kostrain, durasi kegiatan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan.

Selanjutnya setelah jaringan kerja tersusun dalam suatu diagram, perhitungan

dalam PDM network diagram dapat dilakukan.

Page 46: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

46

f. Memasukkan Data ke dalam aplikasi Microsoft Project 2007

Data yang telah didapat dari hasil perhitungan sebelumnya berupa urutan

kegiatan, durasi masing-masing kegiatan, hubungan kegiatan (konstrain) dengan

metode PDM dan kebutuhan tenaga kerja yang diperoleh dari perhitungan

produkitivitas dan durasi sebelumnya, kemudian diinput ke dalam lembaran kerja

awal ketika pertama kali membuka program Microsoft Project 2007. Proses

pengisian datanya adalah :

1. Data kegiatan proyek dimasukkan dengan mengetikkan pada kolom task

name, waktu kegiatan pada kolom durasi, dan untuk kolom start dan finish

akan terisi sendiri.

2. Masukkan hubungan ketergantungan “sebelum” pada kolom predessor,

pada kolom ini hubungan kegiatannya adalah nomor ID-nya, misalkan

pekerjaan persiapan dengan 2, pembersihan lokasi proyek dengan 3, dan

seterusnya. Pada lembaran kanan (grafik gantt chart) akan tergambar

dengan sendirinya bart chart tersebut dengan hubungan keterkaitannya.

Gambar 4.3 Lembar kerja dan Bar Chart hubungan Keterkaitan kegiatan

Page 47: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

47

3. Mengubah tampilan, Microsoft project terdiri dari beberapa tampilan,

yaitu: calendar, gantt chart, network diagram, task usage, resources graph,

resources sheet, resources usage. Penukaran tampilan dapat dilakukan

dengan memilih View, dan menentukan tampilan yang dikehendaki

misalnya Network Diagram

Gambar 4.4 Network Diagram metode PDM

Gambar Network Diagram metode PDM selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran B.3

Page 48: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

48

4. Memasukkan sumber daya manusia pada setiap kegiatan terlebih dahulu

mengubah tampilannya gantt chart menjadi resources sheet dengan cara

memilih menu view, resources sheet.

Gambar 4.5 Lembaran Kerja Sumber Daya

Lembaran kerja sumber daya tersebut terdiri dari beberapa kolom, namun

yang akan digunakan hanya beberapa saja, yaitu :

a. Resources Name, yaitu nama sumber daya. Namun sumber daya dapat

berupa tenaga, dalam penelitian ini yang diteliti hanya pekerja, tukang

kayu, tukang gali, tukang batu, dan tukang besi.

b. Type, untuk menentukan apakah sumber dayanya termasuk work atau

material.

c. Initials, awal atau singkatan nama sumber daya.

d. Group, bila ingin mengelompokkan sumber daya.

e. Max unit, jumlah sumber daya terbanyak yang tersedia.

Untuk memasukkan sumber daya ke tiap-tiap kegiatan, kembali ke

tampilan gantt chart, kemudian pilih icon assign resources sehingga akan

muncul menu sumber daya. Meletakkan kursor pada kegiatan yang akan

diisikan sumber daya kemudian isi menu Assign Resources dengan jumlah

tenaga sesuai dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja pada

perhitungan sebelumnya, kemudian mengulangi pada kegiatan selanjutnya

sampai selesai.

Page 49: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

49

4.1.2. Kurva S dan Histogram Kebutuhan Tenaga Kerja

4.1.2.1 Pembuatan Kurva S

Hasil analisis jaringan kerja PDM dari tahapan sebelumnya diaplikasikan pada

bagan balok, sehingga diperoleh jadwal pelaksanaan proyek yang memiliki limit

jadwal paling awal dan paling lambat. Oleh karena itu terdapat 2 kurva S yang

digambar pada bagan balok tersebut dengan batasan kurun waktu pelaksanaan 120

hari.

Prosentase bobot dari masing-masing kegiatan perhari diperoleh berdasarkan

perbandingan antara bobot tiap-tiap pekerjaan dibagi durasi waktu pelaksanaan

masing-masing kegiatan. Jadwal kegiatan paling awal dan paling lambat untuk

batasan kurun waktu proyek 120 hari disajikan dalam lampiran C.2. Prosentase

masing-masing pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.3 Prosentase bobot pekerjaan.

No. Kegiatan Bobot % Durasi bobot/hari Pekerjaan Persiapan 1 Pembersihan lokasi proyek 0.028259 9 0.003196 2 Uitzet dan bowplank 0.2260718 3 0.0696534 3 Direksi keet 0.3249782 2 0.1803461 Perkerjaan Tanah 4 Galian tanah pondasi sumuran 0.6678767 15 0.0452611 5 Galian tanah footplat 0.017191 2 0.0076196 6 Galian pondasi batu kali 0.1170546 8 0.0152393 7 Pasir urug bawah pondasi 0.1034 3 0.0306311 8 Urugan tanah kembali 0.0789139 9 0.0086318 Pekerjaan Pondasi 9 Pembesian besi sumuran 3.6753236 10 0.3829916 10 Pasangan batu kosong 0.3673306 8 0.045783

11 Pengecoran pondasi beton cyclop 1:2:3 40% batu kali 8.8333508 9 1.0064324

12 Poer beton 3.7472499 6 0.6717579 13 Footplat beton 0.1422033 2 0.0798354 14 Pondasi batu belah 1 pc : 6 ps 3.1633747 12 0.2640022 Pekerjaan Sloof

15 Lantai kerja beton 1pc : 4ps : 6kr 0.1946102 5 0.0370533 16 Penulangan sloof 6.2761068 13 0.4787394 17 Pemasangan bekisting sloof 2.1848231 7 0.318561

Page 50: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

50

18 Pengecoran sloof 2.5726312 8 0.3358789 19 Bongkar bekesting sloof 0.037012 5 0.0077121 20 Besi stek sloof 25X40 SL3 0.0346238 1 0.0390239 Pekerjaan Kolom

25 Penulangan kolom 11.756957 15 0.7659831 26 Besi Stek Kolom 0.0705421 2 0.0390239 27 Pemasangan bekisting kolom 6.8281509 15 0.4573584 28 Pengecoran kolom 3.3672403 5 0.6717579 29 Bongkar bekesting kolom 0.0521813 7 0.0077121 40 Stek besi balok lantai 0.0367867 1 0.0390239 Pekerjaan Kolom Praktis beton 15x15

41 Penulangan kolom praktis 0.250815 1 0.1914958 42 Pemasangan bekisting kolom praktis 0.5407387 7 0.0762264 43 Pengecoran kolom praktis 0.0735037 1 0.0681452 44 Bongkar bekesting kolom praktis 0.0041324 1 0.0077121 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

45 Penulangan balok 15.624036 16 0.9574789 46 Pemasangan bekisting balok dan plat 13.091737 12 1.0811335 47 Penulangan plat 6.5250922 9 0.7659831 48 Stek besi konsol beton 15/25 0.1027492 3 0.0390239 49 Besi stek balok tangga 0.0177591 0 0.0390239 50 Pengecoran Beton dan Plat 8.7824968 1 5.8778814 51 Bongkar bekesting Beton dan Plat 0.082696 5 0.0154243 TOTAL 100.00

Kurva S menunjukkan grafik kumulatif sumber daya total dana tiap satuan waktu,

yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan acuan Harga Satuan Dasar

(HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) Pekerjaan Konstruksi

Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta Tahun 2009 yang tertera pada

lampiran A.2. Bagan balok disajikan beserta kurva S sekaligus untuk

memudahkan pembacaan time schedule hasil penelitian.

Dari hasil pembuatan kurva S dan diagram jaringan kerja maka didapat hasil :

1. Waktu penyelesaian proyek

Waktu yang diberikan dari pihak pemilik proyek untuk pelaksanaan proyek

adalah 120 hari pelaksanaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan pelaksanaan

pekerjaan hanya mencapai 84 hari atau sampai tanggal 08 Oktober 2009, hal

Page 51: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

51

ini menunjukkan bahwa waktu yang diperoleh dari hasil penelitian sebelum

dilevelling masih menyisakan waktu 36 hari dari yang telah disediakan oleh

pihak pemilik proyek (owner).

2. Analisa Float

Nilai ES (Early Start), EF (Early Finish), LS (Late Start), FF (Free Float) dan

TF (Total Float) dalam Microsoft Project dapat diketahui dengan mengubah

tampilan Gantt Chart yang dapat disesuaikan kolom isiannya (task sheet),

yaitu dengan cara menuju menu Veiw, Table : Entri, pilih Schedule sehingga

tampilan gantt chart akan berubah. Hasil analisis Free Slack dan Total Slack

dapat dilihat pada lampiran B.4.

3. Identifikasi Jalur kritis

Berdasarkan tabel analisis Free Float (Free Slack) dan Total Float (Total

Slack) dapat diketahui bahwa kegiatan kritis adalah kegiatan yang ditunjukkan

dengan nilai Total Float (Total Slack) sama dengan nol, sedamgkan kegiatan

non kritis ditunjukkan dengan adanya nilai Total Float (Total Slack) pada

kegiatan tersebut. Pada tampilan gantt chart dan network diagram jaringan

PDM kegiatan kritis dibedakan dengan tanda warna merah.

4.1.2.2 Penyusunan Histogram Tenaga Kerja

Histogram SDM menggambarkan kebutuhan tenaga kerja setiap hari selama

waktu pelaksanaan proyek. Dengan adanya histogram SDM dapat diketahui

kebutuhan tenaga kerja pada hari-hari berlangsungnya proyek baik dari segi

jumlah maupun dari segi jenis tenaga kerja yang dibutuhkan.

Penyusunan histogram tenaga kerja pada Microsoft Project 2007 ditampilkan per

jenis tenaga kerja sehingga memudahkan melihat kebutuhan tenaga kerja sesuai

jenisnya, namun dalam penelitian ini histogram disusun kembali dalam bentuk

gabungan dari semua jenis tenaga kerja yang ada. Sehingga memudahkan dalam

Page 52: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

52

menganalisa dan melihat secara umum gambaran dari hasil penelitian yang

dilakukan.

Untuk melihat grafik sumber dayanya, dengan cara mengubah tampilan menu

view, Resousces Graph sehingga akan terlihat seperti berikut :

Gambar 4.6 Histogram Sumber Daya Tenaga Kerja MS.Project 2007

Penyusunan histogram dalam penelitian ini dengan cara mengeplotkan kebutuhan

sumber daya manusia pada masing-masing pekerjaan setelah itu meng-copy dari

tampilan rekapan data kebutuhan yang dapat dilihat pada menu view, Resources

Usage kemudian membuat grafik tenaga kerja dengan bantuan Microsoft excel.

Histogram tenaga kerja selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.3 s/d C.7.

4.1.2.3 Proses Levelling Sumber Daya Manusia

Proses leveling Sumber Daya Manusia dilakukan dalam 3 tahapan yang mana

masing-masing tahapan mempunyai cara yang berbeda, yaitu :

Page 53: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

53

1. Proses yang pertama dilakukan dengan cara mengubah-ubah batas maximum

penggunaan tenaga kerja yang ada pada resources sheet di bagian max unit

dilakukan perubahan secara bertahap sehingga yang dapat dilakukan leveling

hanya pada jenis tenaga kerja tukang kayu dan pekerja, yaitu dengan batasan

terendah 3 unit untuk tukang kayu dan 25 unit untuk pekerja. Kemudian

selanjutnya proses leveling dilakukan secara simultan.

Langkah-langkah dalam melakukan resources levelling pada Miscrosoft

Project 2007 :

a. Masukkan sumber daya tenaga kerja pada tiap kegiatan, kemudian pada

menu resources sheet tentukan batas maksimum untuk tukang kayu 3 unit

dan pekerja 25 unit lalu kembali ke tampilan gantt chart.

b. Memilih menu Tools, Resources Levelling, lalu memilih menu Level now

dan klik OK.

Gambar 4.7 Cara me-levelling sumber daya

Selanjutnya hasil grafik tenaga kerja secara kumulatif trial 1 dapat dilihat

pada lampiran C.4

2. Proses leveling yang kedua ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan

menggeser-geser kegiatan yang nonkritis di dalam ruang senggangnya (float),

yaitu dengan cara :

Page 54: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

54

a. Kembali ke tampilan gantt chart, mengubah gantt chartnya menjadi

tampilan slack atau float dengan cara klik icon gantt chart wizard. Pada

step kedua pilih custom gantt chart, next > sampai ke step ke 8 pilih total

slack, lalu finish.

Gambar 4.8 Mengubah tampilan gantt chart

Pada kegiatan yang tidak kritis kemudian akan terlihat garis hitam yang menandakan batasan waktu senggangnya (slack).

Gambar 4.9 Batasan waktu senggang

b. Bagi dua lembaran kerja gantt chart dengan cara memilih menu Windows,

Split atau mengklik icon Task entry view sehingga layar kerja terbagi dua.

Tukar bagian bawah dengan resources graph dengan cara mengklik kursor

Garis waktu senggang

Page 55: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

55

di bagian bawah, kemudian pilih menu view, lalu resources graph

sehingga menjadi seperti berikut :

Gambar 4.10 Pembagian tampilan gantt chart.

Selanjutnya geser kegiatan nonkritis ke belakang dimulai dari kegiatan

yang paling awal, sehingga grafik secara kumulatif akan terlihat seperti

pada lampiran C.5

3. Proses leveling yang ketiga sebenarnya hanya langkah penyempurnaan agar

didapat grafik sumber daya yang ideal, yaitu dengan cara mem-variasikan

kebutuhan tenaga kerja per hari pada kegiatan non kritis. Pada dasarnya pada

Microsoft Project tidak berlaku pembagian sumber daya bervariasi seperti di

atas. Microsoft Project hanya memberlakukan distribusi secara merata. Untuk

dapat menyelesaikan langkah tersebut, kita harus melakukan trik tambahan

agar Microsoft Project mengerti dengan susunan sumber daya seperti yang

kita harapkan.

Langkah-langkah penyelesaiannya adalah :

Page 56: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

56

a. Pada jadwal yang telah diisi kebutuhan tenaga dan dalam hal ini hanya

melanjutkan proses leveling sebelumnya.

b. Menukar tampilan Gantt chart dengan menu View, Resources Usage.

Variasikan kebutuhan tenaga kerja per hari pada pekerjaan yang nonkritis

dengan tetap tidak melebihi kebutuhan maksimal tenaga kerja per hari.

Gambar 4.11 Hasil penyesuaian penempatan tenaga kerja

Pada proses ini kegiatan yang dipilih untuk divariasikan adalah pada

pekerjaan pembersihan lokasi proyek, galian tanah pondasi sumuran,

galian pondasi batu kali, dan urugan tanah kembali. Kegiatan-kegiatan

tersebut dipilih karena memungkinkan bila diperpanjang durasi karena

adanya batasan waktu senggang (slack) pada masing-masing kegiatan

tersebut, juga ada kegiatan yang dimungkinkan adanya split durasi yaitu

pada pekerjaan urugan tanah kembali.

Hasil histogram pada proses terakhir ini dapat dilihat pada lampiran C.6.

4.2. Pembahasan

Page 57: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

57

4.2.1. Uraian Kurva S

a) Kurva S (time schedule) hasil jaringan PDM (penelitian) berdasarkan SNI

Grafik 4.1 Kurva S sebelum proses leveling

Dari hasil kurva S penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan proyek sampai

dengan tahap pekerjaan pengecoran akhir hanya membutuhkan waktu sampai

minggu ke-9, yaitu pada tanggal 28 Agustus 2009. Selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran C.2.

Grafik 4.2 Kurva S setelah proses leveling

Proses leveling sumber daya mangakibatkan waktu pelaksanaan proyek yang

mundur dari sebelum proses leveling, yaitu sampai minggu ke-12 tanggal 19

September 2009 baru dapat dilakukan pekerjaan pengecoran akhir. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya kemunduran waktu akibat proses leveling sumber

daya tenaga namun masih dalam kurun waktu penyelesaian proyek 120 hari

kalender. Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.2.

Page 58: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

58

Grafik 4.3 Kurva S Pelaksana Proyek.

Hal yang dapat diamati dari kurva S pelaksana dari segi realisasi pelaksanaan

pekerjaan adalah proses pelaksanaan yang lebih cepat dari waktu perencanaan

kontraktor sendiri yaitu sampai minggu ke-10 untuk pekerjaan pengecoran akhir.

Dapat dilihat selengkapnya pada lampiran A.4.

b) Perbandingan Kurva S penelitian (berdasarkan SNI), setelah dilevelling, kurva

S perencanaan kontraktor (time schedule) dan kurva S pelaksanaan proyek

(realisasi).

Grafik 4.4 kurva S Perbandingan.

Page 59: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

59

Waktu pelaksanaan proyek bila dilihat dari kurva S pembanding antara kurva S

penelitian setelah mengalami proses leveling dengan kurva S riil pelaksanaan

proyek dari kontraktor memperlihatkan waktu penyelesaian yang lebih lama,

namun masih dalam kurun waktu 120 hari kalender. Hal ini disebabkan adanya

proses leveling sumber daya guna mencari histogram kebutuahan tenaga kerja

yang ideal salah satunya dengan cara menggeser-geser pekerjaan yang

menyebabkan tergesernya pekerjaan yang lain.

4.2.2. Uraian Histogram

a) Histogram Tenaga Kerja sebelum mengalami proses leveling.

Gambar 4.12 Histogram Tenaga Kerja hasil Jaringan Kerja PDM

Sebelum mengalami proses leveling histogram hasil penelitian menunjukkan

fluktuasi kebutuhan tenaga kerja, adanya peningkatan kebutuhan antara hari ke-7

sampai hari ke-22 kemudian turun dan naik lagi kebutuannya setelah hari ke-28.

Kebutuhan tenaga kerja maksimum mencapai 45 orang pekerja.

Page 60: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

60

b) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 1

Gambar 4.13 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 1

Setelah mengalami proses leveling pertama histogram menunjukkan penurunan

kebutuhan tenaga kerja maksimum, yaitu 36 tenaga kerja pada hari ke-19, namun

masih terlihat fluktuatif dari kebutuhan tenaga kerja dan mengalami kemuduran

waktu pelaksanaan yang sebelumnya 97 hari menjadi 105 hari

c) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 2

Gambar 4.14 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 2

Page 61: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

61

Dari proses leveling yang ke dua ini menunjukkan histogram kebutuhan tenaga

kerja yang lebih kecil kebutuhan tenaga kerjanya per hari namun masih belum

menunjukkan histogram kebutuhan yang ideal.

d) Histogram Tenaga Kerja berdasarkan Trial 3

Gambar 4.15 Histogram Tenaga Kerja Penelitian Trial 3

Setelah mengalami beberapa proses leveling sumber daya manusia akhirnya

didapatkan histogram yang lebih baik dan termasuk dalam histogram tenaga kerja

yang ideal dengan kategori mula sedikit kemudian banyak dan akhirnya secara

bertahap berkurang, walaupun masih ada fluktuasi kebutuhan terutama pada saat

Pekerjaan Pengecoran Plat dan Balok, karena pada pekerjaan ini memerlukan

banyak pekerja yang telah direncanakan waktunya satu hari.

Page 62: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

62

4.2.3. Perbandingan Histogram Tenaga Kerja penelitian (berdasarkan SNI)

dan Histogram Riil Pelaksanaan.

Gambar 4.16 Histogram Tenaga Kerja antara Penelitian dan Pelaksanaan

Histogram yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan jumlah total tenaga

kerja yang dibutuhkan lebih kecil daripada jumlah tenaga kerja riil yang

dilaporkan oleh pengawas. Hal ini disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang

dipakai dalam proses penelitian diperoleh berdasarkan angka komposisi yang ada

dalam SNI sehingga dapat diketahui produktivitas tenaga kerja sedangkan

kontraktor hanya berdasarkan pengalaman tanpa memperhitungkan produktivitas

tenaganya.

Page 63: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

63

Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia berdasarkan SNI diperoleh

komposisi tenaga kerja yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Komposisi kebutuhan tenaga kerja Penelitian dan Pelaksanaan

Jenis Tenaga Kerja Jumlah berdasarkan penelitian (orang)

Jumlah berdasarkan pelaksanaan riil (orang)

1. Site Manager 54 52 2. Pelaksana 54 54 3. Logistik 54 51 4. M a n d o r 54 88 5. Tukang gali 0 806 6. Tukang batu 78 10 7. Pekerja 683 95 8. Tukang Kayu 78 589 9. Tukang listrik 10 10 10. Tukang besi 100 479 11. Penjaga 117 88 12. Harian Kantor 108 117 Jumlah Total 1390 2439

Jadi selisih kebutuhan tenaga kerja berdasarkan SNI yang telah mengalami proses

leveling sumber daya manusia dengan kebutuhan tenaga kerja pelaksanaan :

Silisih = 2439 – 1390

= 1049 orang pekerja

Page 64: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

viii

viii

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis tentang kebutuhan tenaga kerja Proyek Pembangunan Gedung

Ruang Kuliah dan Perpustakaan PGSD Kleco FKIP UNS Tahap I, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Resources Leveling dalam perencanaan sumber daya manusia suatu

proyek dapat menghasilkan histogram kebutuhan tenaga kerja yang ideal

dibandingkan dengan histogram kebutuhan tenaga kerja riil pada pelaksanaan

proyek yang masih terdapat fluktuasi kebutuhan tenaga keja.

2. Jumlah perencanaan tenaga kerja yang mengalami proses leveling

berdasarkan perhitungan SNI adalah 1390 orang sedangkan tenaga riil

dilapangan berdasarkan laporan pengawas adalah 2439 orang. Meskipun

jumlah tenaga kerja lebih sedikit, namun penyelesaian proyek masih dapat

terselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih dari 120 hari kalender sesuai

dengan waktu yang disediakan pihak pemilik proyek.

3. Jadwal alokasi kebutuhan tenaga kerja dari hasil penelitian sebelum

mengalami proses leveling mampu menyelesaikan kegiatan selama 58 hari,

sedangkan pada jadwal alokasi tenaga kerja setelah mengalami proses

leveling mampu menyelesaikan kegiatan proyek selama 79 hari. Kemunduran

jadwal yang terjadi diakibatkan proses perataan kebutuhan sumber daya untuk

menghindari fluktuasi kebutuhan tenaga kerja.

5.2. Saran

Dari hasil analisis yang diperoleh dari penyusunan skripsi ini, diberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Data yang didapat untuk penyusunan skripsi ini masih belum lengkap yaitu

data tentang analisis biaya pekerjaan dari kontraktor, sehingga digunakan

data Harga Satuan Dasar (HSD) dan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK)

Page 65: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

ix

ix

Pekerjaan Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan Kota Surakarta

Tahun 2009. Untuk penelitian selanjutnya diusahakan mendapatkan data yang

lebih akurat dari pelaksana proyek.

2. Dalam pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan perencanaan tenaga kerja

untuk mencegah terjadinya fluktuasi penggunaan tenaga kerja yang akan

berakibat terjadinya keterlambatan waktu penyelesaian proyek karena adanya

keterbatasan tenaga kerja yang tersedia.

3. Dalam pembuatan kurva S (time schedule) proyek perlu memperhatikan

faktor tenaga kerja, yaitu diusahakan kenaikan prosentase bobot pekerjaan

dapat diikuti jumlah tenaga kerja yang merata tiap harinya agar tidak terjadi

fluktuasi yang tajam, yaitu dengan cara melakukan perataan sumber daya

manusia (Resources Leveling).

4. Untuk mengetahui optimasi dari pengaruh penambahan tenaga kerja guna

mendapatkan waktu penyelesaian yang cepat dengan perataan tenaga kerja

dengan implikasi waktu penyelesaian yang lebih lama dan hubungannya

dengan masalah biaya, dapat dilakukan penelitian selanjutnya mengenai

efisiensi biaya dari proses leveling sumber daya yang berpengaruh terhadap

waktu pelaksanaan proyek (time cost trade off).

DAFTAR PUSTAKA

Page 66: OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBER DAYA · PDF file(Studi kasus Proyek pembangunan Gedung R.Kuliah dan ... pendekatan teknis yang memadai dan sampai saat ini ... dan urutan dalam perencanaan

x

x

Dipohusodo, Istimawan.1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi : Jilid 1 dan 2.

Kanisius.Yogyakarta Haedar Ali,Tubagus.1995. Prinsip-prinsip Network Planning. PT. Gramedia :

Jakarta Haryanti, Desi. 2002. Studi Kasus Time Schedule Pelaksanaan Proyek

Pembangunan Gedung Lab.Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Ditinjau Dari Kerataan dan Kepadatan Jadwal Tenaga Kerja. Skripsi : Surakarta.

J Gordon and A Tulip. Resource Scheduling International Journal of Project

Management APM, UK.Volume 15, Issue 6, December 1997, Pages 359-370

Madcoms. 2005. Mahir dalam 7 Hari Microsoft Project 2003. Penerbit Andi.

Yogyakarta. Miftachudin. 2007. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan Resources

Leveling Metode Trial and Error (Studi Kasus Proyek Pembangunan Gedung Fakultas Mipa UNS). Skripsi : Surakarta.

M. H. Elwany, Professor, I. E. Korish, Professor, M. Aly Barakat, Associate

Professor and S. M. Hafez, Research Assistant. Resource Smoothening In Repetitive Projects. Faculty of Engineering- Alexandria University, USA

Putri Lyna A. Luthan M.Sc.& Syafriandi, ST. 2006. Aplikasi Microsoft Project

untuk Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil. Penerbit Andi. Yogyakarta. Yuni, Arrosidah. 2008. Pengaruh Aplikasi Penggunaan SNI Dalam Perencanaan

Sumber Daya Manusia Pada Pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Skripsi : Surakarta.

Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari Konseptual sampai

Operasional. Erlangga : Jakarta.