pakpahan, hombar. skripsiax.docx · web viewcontribute effectively to learning and achieving...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM
PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 )
oleh:
Yosep Dika Rahadianto
D 1210083
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM
PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan
Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 )
Yosep Dika Rahadianto
Dwi Tiyanto
Aryanto Budhy S
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractAn Ideal and intended condition of student communication intensity and learning achievement motivation is expected to contribute effectively to learning and achieving learning performance maximally. It can be confirmed here that learning achievementis the output an individual gains in his/her learning effort and it breveals and individual’s succes in acquiring new knowledge and skill in the form of indicators such as report mark and so on, specified in the minimum passing criteria (KKM) and should be achieved by the students.The objective of research was to discribe : 1) the significant effect of communication itensity in learning on the learning achievement in the VIII graders of SMP Negeri 3 Teras Boyolali in the school year of 2012/2013; 2) the significant effect of student achieving motivation on learning achievement in the VIII graders of SMP Negeri 3 Teras Boyolali in the school year of 2012/2013This study was a quantitative research with statistic test approach; the popultion of research was the VIII SMP Negeri 3 Teras of Boyolali Regency in the school year of 2012/2013, with the VIII B graders as the sample; the sample was taken using cluster random sampling technique; techniques of collectingb data used was a Multiple Regression Analysis Test.
Keywords : communications intensity, motivation of achievement, and learning achievement.
1
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi dapat dipahami sebagai penyampaian pesan, informasi
atau pemikiran ide-ide dari satu orang atau lebih kepada orang lain atau
kelompok orang dengan menggunakan lambang yang sama. Proses
komunikasi yang berjalan yakni komunikator menyampaikan pesan
(message) melaui jalur tertentu (medium), kemudian ditangkap oleh
penerima (receiver) dan bila memungkinkan menjadi umpan balik
(feedback) kepada komunikator. Kegagalan komunikasi dapat terjadi karena
kemacetan atau kegagalan komunikasi antar pribadi, antar pribadi dalam
kelompok, atau antar kelompok dalam organisasi. Guru diharapkan dapat
menjalin kerjasama yang harmonis dan egaliter, sehingga guru dapat
menempatkan diri sebagai mitra sekolah dalam mencapai kemajuan.
Sedangkan Team building adalah upaya yang dibuat secara sistematis untuk
mengembangkan kerja kelompok dalam usaha mewujudkan visi dan misi
organisasi. Team building dapat memberikan manfaat bagi organisasi,
pimpinan tim/ kelompok, individu anggota tim/ kelompok, dan pelaksana
kerja tim/ kelompok. Tiga unsur penting dalam konsep pelayanan yaitu siapa
yang memberi pelayanan, siapa yang diberi pelayanan, dan apa yang
menjadi fokus kebutuhan pelayanan. Guru sekolah sebagai pelayan
kebutuhan dan kepentingan sekolah perlu membangun etika (ethics) diri
sebagai garda terdepan dalam menjalankan tugasnya.
Pelayanan berkaitan dengan kompetensi diri seorang guru.
Sebagai guru harus memenuhi kebutuhan dan kepentingan sekolah, seorang
guru perlu membangun etika (ethics) diri sebagai garda terdepan dalam
menjalankan tugasnya. Membangun etika pelayanan adalah dengan
menjunjung ketika profesi secara konsisten, dan menekankan nilai dan moral
(value) sebagai prioritas. Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang
berarti watak atau adat dan sering diidentikkan dengan moral. Kriteria guru
yang beretika dapat dilihat dari aspek pribadi dan hubungan sosial. Aspek
pribadi meliputi kemampuan memiliki; harga diri, disiplin, tanggung jawab,
etos kerja, berjiwa besar, dan tahan uji. Aspek hubungan sosial meliputi;
2
toleransi, tenggang rasa, simpati, empati, adil, dan kepekaan terhadap
lingkungannya. Guru merupakan figur yang harus menunjukkan jalan
menuju jalinan kemitraan yang unggul. Guna mewujudkan tugas dan
fungsinya tersebut maka guru harus aktif secara individual maupun
kelompok dalam berbagai komunitas, baik profesional maupun akademik
sehingga dapat memiliki pengalaman dan wawasan yang bermanfaat dalam
menjalankan tugas keguruannya. Etika pelayanan yang dimiliki oleh guru
sangat menentukan keberhasilan layanan yang diberikan.
Pengakuan kedudukan guru sebagai pendidik profesional merupakan
bagian dari keseluruhan upaya pembaharuan dalam Sistem Pendidikan
Nasional yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai peraturan
perundang-undangan, antara lain, tentang kepegawaian, ketenagakerjaan,
keuangan, dan Pemerintahan Daerah. Sertifikat pendidik bagi guru dalam
jabatan dapat diperoleh melalui pendidikan profesi atau uji kompetensi. Hal
ini dilandasi oleh pertimbangan bahwa pemerolehan kompetensi dapat
dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman langsung yang
diinternalisasi secara reflektif.
Untuk itu, tugas pokok dan fungsi guru bertanggung jawab dalam
pembelajaran di sekolah supaya proses pembelajaran bisa berlangsung
dengan baik dan terarah. Hal tersebut sangat penting dikarenakan situasi
pembelajaran yang kondusif dan komunikati memerlukan intensitas
komunikasi yang efektif dan meningkatkan motivasi berprestasi sekaligus
prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan. Peran seorang guru di sini
adalah memberikan materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa dapat
menangkap pesan yang disampaikan oleh guru dengan baik. Hal ini dapat
terwujud apabila seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat berperan aktif dalam pembelajaran dengan cara memberikan waktu
kepada siswa untuk selalu bertanya dan mengajukan argumentasi mereka.
Hal ini tentunya akan membentuk komunikasi yang baik antara siswa
dengan guru, sehingga intensitas komunikasi yang baik apabila terus terjalin
diharapkan dapat mewujudkan prestasi belajar yang baik bagi siswa.
3
Kondisi yang ideal dan diharapkan tentang intensitas komunikasi dan
motivasi prestasi belajar siswa diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang efektif dalam pemblajaran dan pencapaian prestasi belajar secara
maksimal, Dapat ditegaskan di sini, bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seseorang dalam usaha belajarnya dan mengungkap keberhasilan
seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan kecakapan baru dalam
bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor dan semacamnya, yang sudah
ditetapkan dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan harus dicapai oleh
siswa, jika belum mencapai KKM tersebut maka perlu dilaksanakan
perbaikan pembelajaran.
Terkait dengan kondisi nyata di lapangan, bahwa intensitas komunikasi
dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran masih belum optimal,
hal ini disebabkan beberapa faktor, misalnya siswa yang kurang aktif
mengikuti pembelajaran, motivasinya untuk mencapai prestasi belajar
rendah, penyampaian materi pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang
efektif, komunikasi antara guru dan siswa belum efektif, guru belum
mengikutisertakan siswa secara aktif dalam pembelajaran, guru kurang
menguasai materi pembelajaran, guru sering memberikan tugas tanpa
memberikan penjelasan terlebih dahulu, guru jarang sekali memberikan
kesempatan untuk berkomunikasi tentang materi yang sulit, dan sebagainya.
Dengan demikian, akan berpengaruh pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Sebaliknya jika intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi siswa dapat
diciptakan dalam pembelajaran secara efektif dan kondusif, akan mampu
mempengaruhi prestasi belajar siswa semakin tinggi.
Permasalahan lain yang terjadi di lapangan, di SMP Negeri 3 Teras
Kabupaten Boyolali, pada tahun 2010 prestasi dari nilai ujian nasional
rangking 68 dari 105 SMP di Kabupaten Boyolali, pada tahun 2011 rangking
62, dan tahun 2012 rangking 48, meskipun rangking membaik, namun
melihat dari potensi sumber daya manusia yaitu para guru mestinya masih
bisa masuk rangking 20 besar, mengingat, 90 gurunya sudah tersertifikasi,
dan 95% berpenmdidikan minimal sarjana, jadi kompetensinya tinggi.
4
Di samping itu, secara internal, di SMP Negeri 3 Teras Kabupaten
Boyolali, guru harus mampu mencapai KKM bagi seluruh siswa, misalnya
KKM 74, misal ada siswa yang kurang dari KKM 74 harus diremidi dan
berhasil mencapai KKM 74. Kenyataan dalam pembelajaran, terkait dengan
intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran
memang bervariasi, ada yang tinggi, sedang, dan rendah, guru sebagai
pendidik dan pembelajar di sekolah harus mampu membangun dan
menciptakan intensitas komunikasi dan motivasi berprestasi yang tinggi,
yang diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal inilah
yang menarik untuk dikaji lebih lanjut dan mendalam, sehingga akan
diperoleh deskripsi yang sesuai dengan kenyataan.
Dari uraian tersebut di atas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “ Hubungan Antara Intensitas Komunikasi Dalam
Pembelajaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Siswa “
(Studi Korelasi Antara Intensitas Komunikasi Dalam Pembelajaran Dan
Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013)
Rumusan Masalah
a. Apakah ada korelasi antara intensitas komunikasi dalam pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali
tahun pelajaran 2012/2013 ?
b. Apakah ada korelasi antara motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar
siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 ?
c. Apakah ada korelasi antara intensitas komunikasi dalam pembelajaran dan
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri
3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013 ?
Tinjauan Pustaka
5
a. Intensitas Komunikasi
Intensitas komunikasi ialah proses komunikasi yang terjalin dengan
melihat kuantitas pada kurun waktu tertentu. Intensitas komuniksi yang efektif
lebih menekankan pada kuantitas. Efisiensi waktu dalam menjalin tercipatanya
intensitas komunikasi menjadi hal yang penting manakala lingkungan
mempunyai sentiment negatif terhadap hal yang dianggap baru1.
Intensitas komunikasi berlangsung antara sekurang-kurangnya dua
pihak yang berinteraksi. Dua pihak yang intens berkomunikasi di sekitar
kampus adalah antara masyarakat dengan mahasiswa. Dengan demikian yang
di maksud dengan intensitas komunikasi antara masyarakat dengan mahasiswa
adalah frekuensi usaha yang dilakukan masyarakat dalam berkomunikasi
dengan mahasiswa baik dalam bentuk penyampaian informasi, sinyal, atau
pesan individu kepada individu yang lain dengan konsekuensi umpan balik
yang diterima secara langsung sehingga teijadi hubungan timbal balik atau
komunikasi dua arah antara kedua individu tersebut2.
Menurut Chaplin Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional
dan kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau pendapat keluarga lainnya3
Intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling
dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.
Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang mendalam ditandai
oleh kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon
dalam bentuk perilaku atau tindakan4.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa intensitas komunikasi
antara siswa dan guru dalam pembelajaran, dan atau sebaliknya adalah tingkat
kedalaman dalam penyampaian pesan dari siswa kepada guru, atau dari guru
kepada siswa yang dikuti oleh kejujuran, kepercayaan, keterbukaan,
penerimaan, dukungan sehingga menimbulkan respon dan keinginan dalam 1 Pakpahan, Hombar. 2013. Pengertian Intensitas Komunikasi Menonton. http://pengertiandaninfo.
blogspot.com Hal. 1.2 Anonim. 2012. Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Teori, Fungsi, Model dan Definisi.
http://www.sarjanaku.com. Hal. 1.3 C.P. Chaplin, 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada4 Gunarsa. 2004. Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 12.
6
bentuk perilaku untuk mencapai segala sesuatu yang lebih baik atau
peningkatan yang signifikan, misalnya setelah siswa belajar mencapai prestasi
belajar yang baik.
. Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu
sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas
hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah5.
b. Motivasi Berprestasi
Teori Motivasi Berprestasi mengemukakan bahwa, manusia pada
hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi diatas kemampuan
orang lain. Teori ini memiliki sebuah pandangan (asumsi) bahwa kebutuhan
untuk breprestasi itu adalah suatu yang berbeda dan dapat dan dapat
dibedakan dari kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Menurut Mc Clelland,
seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai
keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi
karya orang lain.
Ada tiga jenis kebutuhan manusia menurut Mc Clelland, yaitu
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk kekuasaan, dan kebutuhan
untuk berafiliasi. Teori mengenai motivasi atau kebutuhan manusia selama
ini mungkin yang lebih Anda kenal adalah teori dari Abraham Maslow
dengan hirarki kebutuhannya, tetapi sebenarnya ada banyak para ahli dengan
pendapat mereka masing-masing tentang teori motivasi, termasuk David Mc
Clelland6.
Motivasi berprestasi di sekolah adalah dorongan pada diri
seseorang baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk melakukan aktivitas
berupa belajar dan aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin dan
5 Yudi, 2011. “Pengertian Makna Pendidikan Karakter”. http://yudinet.com6 Farida, Mutia. 2010. “Motivasi Berprestasi”. http://moethya26.wordpress . Com. . Hal 3.
7
bersaing berdasarkan standar keunggulan agar mencapai prestasi dengan
predikat terpuji atau predikat unggul7.
Dari beberapa pendapat tersebut, disimpulkan bahwa motivasi
berprestasi adalah daya dorong yang memberikan kekuatan untuk
melaksanakan suatu kegiatan lazimnya melalui belajar (memperoleh
pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mencapai hasil
yang terbaik, unggul, dan bermakna.
c. Prestasi Belajar
Prestasi adalah kecakapan nyata yang dapat diatur secara
langsung dengan menggunakan instrumen, yaitu tes. Dapat ditegaskan
bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai melalui proses dalam
waktu tertentu. Prestasi dapat dicapai memerlukan kemampuan,
pengetahuan, ketrampilan, minat, motivasi, bakat, dan lingkungan. Prestasi
itu dapat berupa nilai. Nilai bisa berbentuk angka/kuantitatif atau berupa
huruf/ kualitatif. Istilah belajar merupakan istilah yang telah populer di
dalam masyarakat sehingga pengertian belajar sudah dipahami, namum
setelah dikaji lebih mendalam di dalam masyarakat tentang pengertian
tentang belajar tidak sama dengan yang diharapkan8.
Prestasi artinya hasil yang sudah dapat dicapai atau dikerjakan.
Belajar pada hakekatnya adalah suatu individu untuk memiliki pengetahuan
ketrampilan dan pendapat yang baru baik secara formal maupun non formal,
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh secara maksimal dari usaha
seseorang yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik yang
dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat.
Hakekat penilaian belajar adalah menilai penguasaan siswa
terhadap tujuan-tujuan instruktual karena rumusan instruksional
menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa setelah menerima
pelajarannya9. Dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan
7 Bahar, Haris, 2012: 1 “Motivasi Berprestasi”. http://harisbahar.blogspot.com. Hal 3.8 Sudjana. 2008. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Tarsito. Hal. 328.9 Nana Sudjana. 1995. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: IKIP. Hal 34.
8
menjadi dua yaitu tes dan non tes10. Tes lisan biasanya digunakan untuk
pertanyaan bahwa tes lisan biasanya digunakan untuk pertanyaan terbuka,
baik pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik tanpa
menggunakan pedoman secara tertulis11. Ada dua tes, yaitu tes tindakan dan
tingkah laku konkrit. Tes tindakan digunakan untuk mengukur perubahan
pendapat peserta didik, kemampuan dalam mengaplikasikan jenis
keterampilan tertentu12.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena menggunakan
angka-angka dan pendekatannya menggunakan uji statistik korelasi (hubungan
antara variabel bebas dan variabel tak bebas) yang terkait dengan secara parsial
pengaruh yang signifikan intensitas komunikasi dalam pembelajaran, dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar siswa, dan secara simultan pengaruh
intensitas komunikasi dalam pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran
2012/2013.
Lokasi penelitian SMP Negeri 3 Teras terletak di Desa Tawangsari
Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, sedangkan pelaksanaan penelitian ini sejak
awal hingga penyusunan laporan hasil penelitian direncanakan selama enam bulan
yang dimuai bulan Juli sampai dengan Desember 2013.
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan data
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data pokok yang diperoleh dari
responden penelitian, yiatu siswa dan guru. Sedangkan sumber data sekunder
adalah sumber data pendukung yang diperoleh melalui kajian pustaka dari
referensi atau buku bacaan, jurnal, dan sebagainya.
10 Ibid, hal 5.11 Winkel WS. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia. Hal 325.12 Cholik Toha. 1994. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP. Hal 63.
9
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai13.
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas ialah objek amatan utama penelitian yang
berhubungan dengan hasil yang diteliti14. Variabel bebas dalam
penelitian ini ialah intensitas komunikasi dalam pembelajaran (X1) dan
motivasi berprestasi siswa (X2).
Sedangkan jenis data untuk variabel bebas tentang intensitas
komunikasi dalam pembelajaran (X1) dan motivasi berprestasi siswa
(X2) yaitu data kualitatif yang dikauntifikasikan, artinya dari data skala
sikap yang akhirnya diolah dengan menggunakan skor-skor tententu
yang akhirnya dapat diolah dan diuji menggunakan rumus atau uji
statistik. Data ini diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan
oleh penulis kepada responden penelitian.
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat disebut juga dengan variabel dependent, yang
nilainya tergantung kepada nilai variabel lain, dalam hal ini variabel
bebas15. Variabel terikat dalam penelitian ini prestasi belajar (Y) siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Teras Kabupaten Boyolali. Sedangkan jenis
data pada variabel terikt tentang prestasi belajar ini diperoleh melalui
dokumentasi yaitu nilai yang tercatat dalam buku raport siswa.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Teras
Kabupaten Boyolali, yang terbagi dalam lenam kelas, yaitu VIII A, B, C, D, E, F
dengan jumlah siswa seluruhnya 192 siswa. Sampel adalah sebagian dari populasi.
Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sampling adalah cara atau
teknik yang digunakan untuk mengambil sampel16.
13 Walujo, H.J., 2007. Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta : UNS Surakarta. Hal 61.
14 Ibid, hal 62.15 Ibid, hal 62.16 Sutrisno Hadi, 2006. Analisis Regresi. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi
UGM Yogyakarta. Hal 185
10
Dalam penelitian ini peneliti sampling atau teknik pengambilan sampel
menggunakan cluster random sampling, arti cluster adalah tandan, rumpun,
kelompok17 dari enam kelas diundi sesuai kelompok kelas yang ada dan diambil
satu kelas, dalam hal ini, terpilih kelas VIII B sebanyak 40 siswa Teknik ini biasa
juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda
dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap
unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik
yaitu dengan menggunakan angket, dokumentasi dan observasi, sedangkan untuk
teknik analisis data menggunakan beberapa teknik yaitu Analisis validitas
instrumen angket dalam penelitian ini menggunakan butir item dengan
menggunakan korelasi product moment angka kasar, kemudian untuk uji
reliabilitas menggunakan rumus Spearman – Brown. Sedangkan untuk analisis
hipotesis menggunakan analisis regresi ganda.
Sajian Data
A. Intensitas Komunikasi
Menurut Chaplin Intensitas yaitu kedalaman atau reaksi emosional dan
kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau pendapat keluarga lainnya18
Intensitas komunikasi dapat diukur dari apa-apa dan siapa yang saling
dibicarakan, pikiran, perasaan, objek tertentu, orang lain atau dirinya sendiri.
Ditambahkannya lagi, bahwa intensitas komunikasi yang mendalam ditandai oleh
kejujuran, keterbukaan, dan saling percaya, sehingga menimbulkan respon dalam
bentuk perilaku atau tindakan19.
Tabel 3.21. Intensitas Komunikasi
17 Suhartono, Irawan. 2011. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal. 61.
18 C.P. Chaplin, 2000. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa : Kartini Kartono. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada19 Gunarsa. 2004. Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 12.
11
No. Aspek yang diamati Banyaknya Pemilih dan PersentaseA B C D E
JML % JML % JML % JML % JML %1. Komunikasi tentang arti
penting prestasi belajar 23 57,5 9 22,5 8 22 0 0 0 0
2. Prestasi belajar yang baik merupakan hasil dari komunikasi yang baik antara siswa dan guru
20 50 14 35 6 15 0 0 0 0
3. Komunikasi yang baik mewujudkan prestasi belajar yang maksimal
25 62,5 12 30 3 7,5 0 0 0 0
4. Menjadi ketua kelas berarti dapat berkomunikasi dengan baik
14 35 16 40 10 25 0 0 0 0
5. Siswa bertanggung jawab dalam menjaga komunikasi yang baik dengan guru
5 12,5 18 45 17 42,5 0 0 0 0
6. Komunikasi berpengaruh terhadap pembelajaran
19 47,5 15 37,5 5 12,5 1 2,5 0 0
7. Komunikasi yang baik menumbuhkan iklim belajar yang positif
16 40 16 40 8 20 0 0 0 0
8. Siswa wajib menghormati guru dan teman saat berkomunkikasi
15 37,5 15 37,5 10 25 0 0 0 0
9. Komunikasi dengan baik di dalam maupun diluar kelas
24 60 12 30 4 10 0 0 0 0
10. Pendapat terhadap teman yang hormat terhadap guru
23 57,5 13 32,5 4 10 0 0 0 0
11. Siswa harus berperan aktif dalam komunikasi saat proses belajar mengajar
16 40 12 30 11 27,5 1 2,5 0 0
12.Siswa wajib ikut dalam pemilihan pengurus kelas
25 62,5 8 20 7 17,5 0 0 0 0
13. Menaati tata tertib sekolah mendukung hasil belajar yang baik
23 57,5 14 35 3 7,5 0 0 0 0
14. Siswa rajin belajar dan berpendapat positif terhadap semua pelajaran
24 60 9 22,5 7 17,5 0 0 0 0
15. Siswa berpendapat positif dalam belajar kelompok untuk
34 85 4 10 2 5 0 0 0 0
12
mendukung hasil belajar
16. Sekolah menerapkan tata tertib dengan adil kepada siswa
26 65 7 17,5 7 17,5 0 0 0 0
17. Pendapat positif dalam pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa
27 67,5 6 15 7 17,5 0 0 0 0
18. Keberhasilan siswa tidak lepas dari pendapatnya dalam proses belajar di kelas
21 52,5 14 35 5 12,5 0 0 0 0
19. Pendapat yang tidak baik tidak perlu di contoh
27 67,5 11 27,5 2 5 0 0 0 0
20. Saling menghormati dan menjaga tata tertib sekolah merupakan kewajiban siswa
19 47,5 14 35 7 17,5 0 0 0 0
sumber : diolah penulis
B. Motivasi berprestasi siswa (X2)
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat
sendiri. Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu.
Tabel 3.21. Motivasi Berprestasi Siswa
No. Aspek yang diamati Banyaknya Pemilih dan PersentaseA B C D E
A Motivasi intrinsik JML % JML % JML % JML % JML %1. Belajar rajin di rumah 23 57,5 9 22,5 7 17,5 1 2,5 0 02. Belajar rajin di sekolah 14 35 13 32,5 13 32,5 0 0 0 03. Mengerjakan tugas guru 10 25 14 35 16 40 0 0 0 04. Berlomba berprestasi
dengan teman 4 10 18 45 18 45 0 0 0 0
5. Bertanya kepada guru jika kesulitan 7 17,5 26 65 7 17,5 0 0 0 0
6. Memperhatikan penjelasan guru 5 12,5 19 47,5 15 37,5 1 2,5 0 0
7. Berlatih mandiri mengerjakan soal-soal 31 77,5 3 7,5 6 15 0 0 0 0
8. Berdiskusi dengan teman mengerjakan soal-soal
24 60 11 27,5 5 12,5 0 0 0 0
9. Berupaya memiliki buku dan kumpulan soal lengkap
26 65 5 12,5 9 22,5 0 0 0 0
10.Menyukai pelajaran 15 37,5 15 37,5 10 25 0 0 0 011.Senang menghadapi 14 35 17 42,5 9 22,5 0 0 0 0
13
kesulitan12.Berusaha memgikuti
pelajaran 19 47,5 12 30 9 22,5 0 0 0 0
13.Senang mengikuti lomba 23 57,5 12 30 5 12,5 0 0 0 014.Berusaha mencapai nilai
yang terbaik 17 47,5 16 40 7 17,5 0 0 0 0
15.Memiliki catatan dan tugas lengkap 19 47,5 16 40 5 12,5 0 0 0 0
B Motivasi extrinsik JML % JML % JML % JML % JML %16.Orangtua memenuhi
kebutuhan belajar 21 52,5 17 42,5 2 5 0 0 0 0
17.Guru mampu memenuhi kebutuhan belajar 14 35 17 42,5 9 22,5 0 0 0 0
18.Teman sekolah mampu membantu belajar 36 90 3 7,5 1 2,5 0 0 0 0
19.Teman di rumah mampu membantu belajar 29 72,5 9 22,5 2 5 0 0 0 0
20. Sarana prasarana sekolah memenuhi kebutuhan belajar
9 22,5 7 17,5 18 45 6 15 0 0
sumber : diolah penulis
Analisis Data
a. Pengaruh Intensitas Komunikasi terhadap Prestasi Belajar
Hasil perhitungan signifikansi pengaruh intensitas komunikasi
terhadap prestasi belajar diketahui bahwa besarnya nilai thitung adalah 6,174.
Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk
kesalahan 5% uji dua fihak dan dk= n-2 = 38, maka diperoleh ttabel sebesar
2,024. Ternyata harga thitung > ttabel (6,174 > 2,024), sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya intensitas komunikasi dalam pembelajaran mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP
Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
b. Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar
Hasil perhitungan signifikansi untuk pengaruh motivasi berprestasi
terhadap prestasi belajar siswa diketahui bahwa besarnya nilai thitung adalah
5,923. Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel. Untuk
kesalahan 5% uji dua fihak dan dk= n-2 = 38, maka diperoleh ttabel sebesar
2,024. Ternyata harga thitung > ttabel (5,923 > 2,024), sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang signifikan
14
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali
Tahun Pelajaran 2012/2013.
c. Pengaruh Intensitas Komunikasi dan Motivasi Berprestasi terhadap
prestasi belajar
Berdasarkan hasil perhitungan uji signifikansi koefisien korelasi
ganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 30,473. Harga ini selanjutnya
dikonsultasikan dengan Ftabel yang didasarkan pada dk pembilang = 3 dan dk
penyebut (40 – 2 – 1) = 37. Untuk taraf kesalahan 5%; F tabel adalah 3,23. Oleh
karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka koefisien korelasi yang diuji
adalah signifikan, artinya intensitas komunikasi dan motivasi berpretasi
secara bersma-sama berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII
di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.
Dengan besar t hitung (11.032) > t tabel (88 : 0,05) adalah ±
2.000 , maka t hitung berada diluar t tabel sehingga H0 ditolak artinya
koefisien a signifikan. Sedangkan perbandingan Sig. dengan a. Sig. (0,000)
< a (0,05), maka H0 ditolak, jadi koefisien a signifikan mempengaruhi
komunikasi guru dan siswa.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Studi Korelasi antara
IntensitasKomunikasi dalam Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Dengan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali Tahun
Pelajaran 2012/2013 dapat ditarik simpulan:
1. Ada korelasi yang signifikan antara intensitas komunikasi dalam
pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3
Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.
2. Ada korelasi yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran
2012/2013.
15
3. Ada korelasi yang signifikan antara intensitas komunikasi dalam
pembelajaran dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas
VIII di SMP Negeri 3 Teras Boyolali tahun pelajaran 2012/2013.
Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis berdasarkan penelitian ini adalah
sebagi berikut :
1. Bagi sekolah diharapkan senantiasa meningkatkan fasilitas yang dapat
digunakan oleh siswa untuk melakukan komunikasi dengan guru maupun
sekolah secara intens, sehingga segala kekurangan dari siswa dapat diatasi
dan menjadikan peningkatan pada prestasi belajar.
2. Bagi siswa diharapkan untuk berperan aktif dalam kegiatan sekolah karena
dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi, maka diharapkan
dengan kemampuan komunikasi yang baik maka siswa akan lebih baik
dalam proses menerima materi dalam proses pembelajaran.
3. Motivasi berprestasi diharapkan senantiasa ditumbuh kembangkan pada
diri siswa dengan memberikan reward ataupun stimulus bagi siswa agar
senantiasa mempunyai motivasi untuk berprestasi.
4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan senantiasa meningkatan penelitian
dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa.
Daftar PustakaPakpahan, Hombar. ( 2013 ). Pengertian Intensitas Komunikasi Menonton.
http://pengertiandaninfo.blogspot.com di akses 2 Agustus 2013Anonim. ( 2012 ). Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli Teori, Fungsi, Model
dan Definisi. http://www.sarjanaku.com di akses 24 Agustus 2013 Chaplin, C.P. Kamus Lengkap Psikologi. Alih Bahasa: Kartini Kartono: PT. Raja GrafindoPersada: Jakarta. 2000.Gunarsa. ( 2004 ). Komunikasi. Yogyakarta: Andi Offset.Yudi, ( 2011 ). “Pengertian Makna Pendidikan Karakter”. http://yudinet.com
di akses 26 Juli 2013Deddy Mulyana. ( 2010 ). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Remaja
Rosda Karya.
16
Farida, Mutia. ( 2010 ). “Motivasi Berprestasi”. http://moethya26.wordpress . com . di akses 25 September 2013
Bahar, Haris, ( 2012 ): 1 “Motivasi Berprestasi”. http://harisbahar.blogspot.com. di akses 24 Juli 2013
Nana Sudjana. ( 1995 ). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: IKIP.Winkel WS. ( 1991 ). Psikologi Belajar. Jakarta: Gramedia.Sudjana. ( 2008 ). Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Tarsito.Cholik Toha. ( 1994 ). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: IKIP.Walujo, H.J.,( 2007 ). Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta : UNS
Surakarta.Sutrisno Hadi, ( 2004 ). Statistik II. Yogyakarta : Andi Ofsset.Suhartono, Irawan. ( 2011 ). Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosdakarya
17