papadaan edisi 107 jum'at 17 april 2015

36
Media Komunikasi dan Dedikasi Jamaah

Upload: fahmiainfathah

Post on 30-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ini adalah buleti terbaru Papadaan Edisi 107, Jum'at 17 April 2015. Selamat menikmati.

TRANSCRIPT

  • Media Komunikasi dan Dedikasi Jamaah

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 3

    S alam keren dua jempol untuk warga KMKM di seluruh pelosok Mesir. Apa kabar kawan-

    kawan? Semoga selalu sehat dan selalu

    dalam bimbingan Allah Swt, ya. Aami-

    in.

    Alhamdulillah disela-sela kegiatan

    yang lumayan padat, kami dapat

    menerbitkan Papadaan edesi ke 107 ini.

    Hal ini tidak terlepas dari usaha keras

    para pengurus dan kru. Terimakasih

    banyak kami ucapkan.

    Pada edisi Papadaan kali ini,

    disamping membahas tentang Syiah

    yang menjadi trending topic inter-

    nasional, kami juga menghadirkan dina-

    mika KMKM, mulai dari HUT Ke-57,

    kegiatan baru hingga gelaran Kambing

    Cup. Juga selalu ada rubrik sastra baik

    Bahasa Indonesia maupun Bahasa Ban-

    jar. Tidak lupa, ada teka-teki silang un-

    tuk mengasah otak dan juga rubrik oase

    sebagai penyejuk hati sebelum menyam-

    but ujian dan musim panas.

    Akhirnya, selamat membaca, semoga

    bermanfaat. Dan alangkah berbahagian-

    ya kami, jika ada yang memberikan

    kritik dan saran guna lebih baik ke de-

    pannya. (P).

    Salam Redaksi

    DAFTAR ISI SALAM REDAKSI.....03 SURAT SAHABAT PAPA...04 FOKUS: Sadar Syiah...05 ETALASE: Hegemoni Persia dan Kelangsungan Dinastinya.8 FIKRAH: Tumor Ganas Syiah...12 NISAUNA: Jika Kemudian Ada yang Bertan-ya..17 SOROT MASISIR: Sarasehan Akbar KOLAM bersama Sastrawati Nasional ..19 DINAMIKA KMKM: Ada yang Baru di KMKM..20 KMKM tiup lilin..22 KMKM dan Kambing Cup.23 OASE: Ibrah Bukit Cahaya..25 SASTRA: Cerpen: Gadis Kemarin Sore...27 Pantun.......18 TIPS&TRIK Kiat Menghafal Al-Quran.32 BORNEORIANA..33 TEKA-TEKI SILANG..34 BERITA BERGAMBAR HUT KMKM KE-5735 Futsal Bulanan KMKM..35

  • 4 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Pelindung: Ketua KMKM. Pe-

    nanggung Jawab: Departemen Me-

    dia dan Informasi KMKM. Pimpinan

    Umum: Hanifah M. Zaid. Pemimpin

    Redaksi: M. Fahmi Al-Fath. Krue

    Pelaksana: M. Yusuf Ibrahim,

    Mardiah, Jainatul Faizah, Iffah Izzati,

    RifaI al-Haq, M. Amrul Irsyadi, Ah-

    mad Khalid, Muhammad Irfan, Tajud-

    din Masiani, Abu Masyar, Rahmah

    Rasyidah. Editor: Abdi Zakaria,

    Ainfathah. Tata Letak: Riandi

    Alexandry.

    Alamat Redaksi: 02/01 St. Mahmud

    Banan, Qasr Baron: 1 Blok 20, 9th

    District Nasr City Cairo. Telp.

    +201142418156. Email:

    [email protected].

    Buletin Papadaan diterbitkan oleh De-

    partemen Media dan Informasi KMKM

    dengan visi menjadi wahana silaturrahim,

    informasi, dan aspirasi warga KMKM

    serta menjadi media KMKM dengan Ma-

    hasiswa Indonesia Mesir.

    SURAT

    Layangkan Surat Sahabat Papa di email [email protected]. Papa meneri-ma tulisan dan berhak mengeditnya tanpa mengubah visi penulis. (P)

    A ssalamualaikum warahmatullahi wa-barakatuh.

    Nitip salam dan do'a kepada kawan-

    kawan di Mesir, gasan yang balik mu-

    dahan selamatan, yang tetap bertahan

    semoga tetap aman, truz mudahan kon-

    flik cepat terselesaikan, aamiin.

    Alfath Nuur, Mahasiswa Al-Ahqaf Uni-

    versity, Yaman. Orang Banua.

    A ssalamualaikum wr.wb Salam Papa, Gmn kabarx neh? Smoga Papa dan sahabat Papa makin keren

    dan makin sukses. Amin.

    Melalui rubrik kecil ini, Ane ingin meng-

    ingatkan kembali sahabat semua untuk me-

    manfaatkan waktu sebaik-baikx d negeri

    orang untuk terus menggali, mengkaji dan

    menuntut ilmu kepada para guru-guru serta

    masyaikh. Karena, bekal yg kalian isi terse-

    but akan sangat berguna ketika kembali ke

    tanah air tercinta. Semoga kesempatan

    yang ada tersebut menjadi nilai ibadah dan

    barakah .

    .

    Salam hangat dr Nusantara tercinta.

    A ssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sahabat nan jauh. Sahabat-sahabat

    yang terpilih menjadi penjelajah ilmu di

    bumi Kinanah. Timbalah ilmu sekuat tena-

    ga, berjuanglah tanpa henti, Jika suatu kali

    merasa lelah di tengah perjalanan, ingatlah

    jiwa-jiwa suram yang masih banyak di

    tanah air, mereka menanti limpahan cahaya

    ilmu agar jiwa mereka kembali memancar-

    kan pancaran surga. Harapan kami saat

    sudah selesai studi, pulanglah ke negeri

    Indonesia, khususnya bumi Borneo.

    Dakwahkan agama. Bantu perbaiki akhlak.

    Tanamkan benih-benih alquran. Walaupun

    pada kenyataannya dunia dakwah kalian

    tak seindah pesona Piramida dan Ratu Cle-

    opatra. Salam Generasi Cerdas Mulia.

    -Zahratun Nisa, Penulis Buku Pelangi

    Cinta, Orang Banua, Borneo.

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 5

    FOKUS

    Telinga kita sudah tentu tidak as-

    ing lagi saat ada yang menyinggung

    perihal Syiah. Betapa tidak, sepak ter-

    jangnya yang terbilang masif, mampu

    ber-istiqomah dalam membangun imej

    diseantero dunia. Syiah kenyataannya

    bukanlah barang baru, ia justru sudah

    ada sejak zaman khalifah islamiyah.

    Bahkan Syiah mampu mengambil peran-

    peran krusial didalam sejarah islam. Sa-

    lah satunya, mereka menjadi motor per-

    pecahan didalam tubuh ummat islam.

    Adalah Abdullah bin Saba yang

    menjadi pelopor hadirnya Syiah ini.

    Seorang yahudi yang pernah mendeklar-

    asikan diri sebagai muslim (berpura-

    pura,red-), namun kemudian dikenal

    sebagai sosok munafiq yang berhasil

    mengadu domba internal ummat. Ter-

    bukti dengan usahanya menggalang

    kekuatan dan melancarkan provokasi

    yang berujung pada terbunuhnya kha-

    lifah Utsman bin Affan RA.

    Syiah sendiri memiliki macam,

    diantaranya adalah Syiah Zaidiyah, Sy-

    iah Ismailiyyah dan Syiah Imamiah yang

    kemudian dikenal dengan Syiah

    Rafidhoh. Syiah Rafidhoh ini lah yang

    tiada henti-hentinya mengerogoti aqidah

    dan merusak kemurnian islam. Ke-

    lompok ini bahkan juga banyak membu-

    at pernyataan yang kontroversial, seperti

    mereka mengkafirkan para sahabat Nabi

    SAW, menganggap Al Quran telah men-

    galami perubahan, menuduh Bunda

    Aisyah RA sebagai pezina dan hal

    lainnya. Sungguh pernyataan yang

    menyakiti ummat islam.

    Lain halnya dengan Syiah Zaidiyah

    yang pada kenyataannya tidak sama 100

    % dengan Syiah Rafidhoh. Syiah Zaidiyah

    tergolong lebih ringan kemungkarannya

    dan agak cenderung pada Ahlu Sunnah.

    Namun jumlah pengikut Syiah Zaidiyah

    hingga saat ini tidak sebanyak Syiah

    Rafidhoh.

    Prof.Dr.Toha Hibisyi al-Dasuqi al-

    Husaini pada suatu kesempatan me-

    maparkan bahwa Syiah tercipta saat adan-

    ya pertentangan antara Ali dan Muawiyah

    yang kemudian memunculkan dua golon-

    gan yaitu golongan yang memusuhi Ali

    dan golongan yang mencintai Ali. Sejarah

    pun mencatat bahwa diantara mereka ada

    yang menganggap mashum dan yang

    lainnya sampai menuhankan beliau.

    Pernah suatu ketika Syeikh Musa

    Jarullah, sebagaimana dimuat di majalah

    azhar edisi desember 2014, mengadakan

    perjalanan ke Negara Iran untuk meneliti

    perihal kebiasaan rakyat Iran yang banyak

    memeluk Syiah. Beliau menukilkan-

    Jainatul Faizah Mahasiswi Fak. Ushuluddin Tk.1

    SADAR SYIAH

  • 6 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    FOKUS

    bahwa masjid-masjid disana lebih sering

    terlihat sepi. Sholat jumat tidak ada,

    bahkan waktu sholat lima waktu saja

    tidak dijaga. Beliau melanjutkan, pun

    demikian dengan anak-anak disana,

    murid-murid bahkan para guru, tidak

    ada yang menghafal Al-Quran, tidak ada

    yang membaca Al-Quran. Lalu jika ada

    yang bertanya, apakah Syiah itu bagian

    dari Islam? Maka cukuplah catatan

    Syeikh alamah Musa Jarullah menjadi

    jawabannya.

    Zaman berganti, modus dan usaha Syiah

    semakin bervariasi. Apalagi kalau bukan

    demi menyebarkan paham mereka.

    Mereka pun melakukan eksplorasi dan

    perjalanan ke beberapa Negara. Jalur

    yang ditempuh pun berbeda-beda. Ada

    yang masuk melalui buku-buku, film

    bahkan sampai pada tahap pengajaran di

    sekolah-sekolah.

    Didalam sebuah buku yang ber-

    judul Peta Penyebaran Syiah di Dunia

    karya Amiir Said dipaparkan bahwa

    penyebaran Syiah sudah cukup men-

    jamur dan luas dibelahan dunia. Dian-

    taranya adalah Tunisia, Al Jazaer, Sudan,

    Yaman, Saudi, Mesir, Jordan, Iraq, Suri-

    ah, Lebanon, Palestina, Pakistan, Rusia,

    Turki, Cina bahkan juga Indonesia.

    Menurut sejarah, Syiah telah berhasil

    menggulingkan presiden Iran yang sah

    beberapa tahun silam (1979) dan

    berangkat dari keberhasilan inilah, syiah

    semakin bersemangat menjelajahi negara

    -negara islam lainnya demi menyebarkan

    paham mereka. Mereka pun tidak segan-

    segan untuk mengancam dan mem-

    bunuh jika ternyata ada yang menentang

    paham Syiah mereka. Ditambah lagi, saat

    ini Iran sedang mengembangkan proyek

    nuklirnya yang sudah tentu melahirkan

    kekhawatiran pada tubuh kaum mus-

    limin.

    Belum lagi banyak media yang be-

    berapa pekan terakhir memberitakan ten-

    tang apa yang terjadi di Yaman, dimana

    Khouty, yang merupakan Syiah Rafidhoh,

    sudah beraksi dengan merusak tatanan

    internal Yaman.

    Kita tidak pernah tahu pasti,

    bagaimana aktifitas dakwah Syiah akan

    berjalan atau dengan metode apa mereka

    akan bergerak dihari depan. Maka perlu

    kita tanamkan kewaspadaan akan bahaya

    Syiah ini kepada generasi kita. Kembali

    mengkaji sejarah dan sedikit demi sedikit

    membangun persatuan didalam tubuh

    ummat. Mari kita memohon kepada Allah

    agar senantiasa diperlihatkan mana yang

    benar dan yang salah, agar dituntun un-

    tuk selalu berada dalam kebenaran dan

    kebajikan.

    ***

    Isu Syiah terus mencuat di kalangan

    kaum muslimin, bahkan perjalanan aliran

    radikal ini semakin jelas. Khususnya di

    penghujung tahun 1979, saat terjadinya

    revolusi Iran yang dipimpin oleh Imam

    Khomeini,dan berhasil menjadikan ajaran

    Syiah sebagai agama mayoritas di Iran

    setelah pemerintahan Reza Fahlefi runtuh.

    Karena itu, Iran bermaksud mendirikan

    negara Syiah dan mulai menyebarkan aja-

    ran mereka ke seluruh negara Islam

    dengan mengatasnamakan dakwah Islam.

    Berbagai carapun dilakukan tokoh-tokoh

    Syiah untuk masuk dan mendakwahkan

    ajaran mereka. Terutama Indonesia yang

    mayoritas penduduknya adalah Islam.

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 7

    FOKUS

    Secara umum, pola yang diajarkan

    Syiah menyerupai Islam. Mereka be-

    rusaha menanamkan perasaan cinta ter-

    hadap nabi dan ahlul bait. Sebuah cara

    tepat yang pasti diterima oleh masyara-

    kat awa m.Metode inilah yang akan

    menjadi tolak ukur mereka , ditambah

    cerita karbala yang mensyahidkan cucu

    nabi, Asy-Syahid husein bin Ali ra. Keti-

    ka pondasi ini telah terbangun, mulailah

    Syiah memutar balikkan sejarah yang

    terjadi dan melampiaskan kebencian

    mereka terhadap sahabat-sahabat nabi

    yang berbeda pendapat dengan Ali ra

    dan pelampiasan itu ditujukan kepada

    Sunni yang telah berabad-abad tahun

    tidak bisa damai dengan Syiah. Proses

    itulah yang tengah terjadi di Indonesia

    dengan pola yang sama dengan berbagai

    negara islam.

    Strate-

    gi awal Syiah

    di Indonesia

    dimulai dari

    pendidikan,

    yayasan, lalu

    masuk ke

    jajaran

    pemerinta-

    han, partai politik dan kabinet. Mereka

    juga mendirikan organisasi bernama IJA-

    BI (Ikatan jemaah Ahlul Bait Indonesia)

    yaitu sebuah organisasi yang bergerak

    dalam bidang penerbitan buku-buku,

    majalah, buletin dan membentuk ke-

    lompok-kelompok intelektual dengan

    mengadakan beasiswa ke luar negeri

    atau lebih tepatnya ke Qum, Iran. Karena

    itu, tidak mengherankan jika beberapa

    tahun terakhir ramai cendikiawan dan

    mahasiswa Indonesia yang diberangkat-

    kan sekolah ke Iran , bahkan jumlah

    mereka tiap tahunnya mengalami pening-

    katan

    Untuk mendapatan legitimasi dan

    pengakuan eksistensi Syiah di Indonesia,

    lembaga-lembaga Syiah pun didirikan dan

    tersebar di beberapa kota di Indonesia,

    sehingga secara sistematis membentuk

    jaringannya sendiri. Salah satunya adalah

    ICC (Islamic Cultural Center), sebuah lem-

    baga yang berada di bawah kendali Atase

    Kebudayaan kedutaan besar Iran di Jakar-

    ta.

    Awalnya ICC ini didirikan dengan

    nama ICJ (Islamic Cultural Jakarta). Na-

    mun seiring perkembangan zaman, organ-

    isasi ini beralih nama menjadi ICC.

    ICC sendiri terdiri dari 2 devisi: de-

    visi pen-

    didikan

    dan

    dakwah

    serta devisi

    penerbitan

    dan web-

    site ICC.

    Struktur

    organisasi

    ini dipimpin dan dikelola langsung oleh

    Mohsen Hakimullah selaku diretur dan

    Ali Hussein sebagai sekretaris dari Iran.

    Selain dari jalur organisasi dan

    kelembagaan, Syiah juga memanfaatkan

    media online dalam mempropagandakan

    dogma-dogma Syiah dan berusaha meni-

    pu umat Islam dengan taqiyyah

    (penyembunyiaan jati diri)mereka dalam

    berdakwah yang seakan menyampaikan

    Islam secara benar. (P)

  • 8 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    ETALASE

    Iran sebuah negara yang sangat

    kuat, gaung namanya selalu terdengar

    dari zaman dahulu kala di saat dunia

    masih berusia muda hingga sampai di

    abad modern ini. Negara yang terletak di

    Asia tengah ini hingga saat ini masih

    menampakan eksistensi nya dalam

    percaturan politik dunia, dikenal dengan

    negara mullah, Iran seakan tak pernah

    berhentinya untuk menampakan

    hegemoni keperkasaanya ,mulai dari

    perperangan dengan negeri tetangganya

    Iraq hingga percobaan pembuatan

    nuklirnya yang kontroversial.

    Melihat lapak tilas catatan sejarah

    negeri khomeini ini lebih baiknya kita

    lihat kembali sejarah bermulanya negeri

    tersebut. Bermula setelah tenggelamnya

    Peradaban Mesir dan Yunani kuno, maka

    pada abad 92 SM munculah dua

    kekuatan baru dunia yang menampakan

    kehebatanya yaitu Dinasty Romawi yang

    mengusai barat dan Persia yang

    mengusai timur. Walau sebenarnya dua

    dinasty tersebut sudah ada jauh beribu

    abad sebelum masehi namun perseteruan

    keduanya baru nampak jelas setelah 90

    abad sebelum nabi Isa lahir.

    Ya memang jauh beribu abad

    sebelum masehi Dinasty Persia didirikan,

    Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban

    Iran yang pertama ialah Proto-Iran,

    diikuti dengan peradaban Elam. Pada

    milenium kedua, dan ketiga, Bangsa

    Arya hijrah ke Iran, dan mendirikan

    kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran

    Media (728SM-550SM). Kekaisaran ini

    telah menjadi simbol pendiri bangsa, dan

    juga kekaisaran Iran, yang disusul

    dengan Kekaisaran Akhemeniyah

    (648SM330SM) yang didirikan oleh

    Koresh yang Agung.

    Koresh Agung juga terkenal

    sebagai pemerintah pertama yang

    mewujudkan undang-undang mengenai

    hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas

    artefak yang dikenal sebagai Silinder

    Koresh. Ia juga merupakan pemerintah

    pertama yang memakai gelar Agung dan

    juga Shah Iran. Di zamannya,

    perbudakan dilarang di kawasan-

    kawasan taklukannya (juga dikenal

    sebagai Kekaisaran Persia.) Gagasan ini

    kemudian memberi dampak yang besar

    pada peradaban-peradaban manusia

    setelah zamannya.

    Kekaisaran Persia kemudian

    diperintah oleh Cambyses selama tujuh

    tahun (531SM - 522SM) dan

    kemangkatannya disusul dengan

    perebutan kuasa. Akhirnya Darius yang

    Agung (522SM -486SM) menang, dan

    dinyatakan sebagai raja.

    Ibu kota Persia pada zaman Darius

    dipindahkan ke Susa dan ia mulai

    membangun Persepolis. Sebuah terusan

    Oleh : Abdi Zakaria

    Mahasiswa Universitas Al-Azhar Fak. Ushuluddin

    Hegemoni Persia dan Kelangsungan Dinastinya

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 9

    di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun, dan menjadikannya pelopor untuk

    pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan juga turut diperbaharui, dan sebuah jalan raya

    dibangun menghubungkan Susa, dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan

    Kerajaan.

    Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel

    (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut

    diperkenalkan, dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.

    Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung, dan Darius yang Agung,

    Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar, dan terkuat di dunia zaman

    itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan

    sikap toleransi, dan menghormati budaya-budaya, dan agama-agama lain di kawasan

    jajahannya.

    Kembali ke abad 92 SM, di saat Romawi dan Persia sedang dalam konflik yang

    rentan, Hubungan antara Kekaisaran Parthia dan Republik Romawi dimulai pada

    tahun 92 SM; peperangan dimulai ketika masa akhir Republik Romawi dan terus

    berlanjut ketika Kekaisaran Romawi melawan Kekaisaran Sassaniyah. Konflik ini

    berakhir ketika munculnya invasi Muslim Arab, yang menghantam Sassaniyah serta

    Kekaisaran Romawi Timur dengan dampak yang sangat menghancurkan tidak lama

    setelah Romawi dan Sassaniyah berhenti berperang.

    Meskipun peperangan antara Romawi dan Parthia/Sassaniyah berlangsung

    selama tujuh abad, garis depan kedua pihak cenderung tetap stabil. Tarik-menarik

    berlangsung: kota, benteng, dan provinsi terus-menerus diserang, ditaklukkan,

    dihancurkan, dan dipindahtangankan. Kedua belah pihak tidak memiliki kekuatan

    logistik dan tenaga manusia untuk menghadapi kampanye yang panjang dan jauh di

    luar perbatasan mereka, dan kedua belah pihak tidak mampu melaju terlalu jauh tanpa

    mengambil risiko membuat garis depan menjadi terlalu tipis. Kedua pihak memang

    melakukan penaklukan di luar perbatasan masing-masing, namun keseimbangan selalu

    kembali seperti semula. Garus kebuntuan bergeser pada abad ke-2 M: batasnya awalnya

    adalah di sepanjang Efrat; batas baru ada di timur, atau kemudian di timur laut, di

    seberang Mesopotamia sampai Tigris utara. Ada pula beberapa pergeseran penting lebih

    jauh di utara, yakni di Armenia dan Kaukasus.

    Penghabisan sumber daya selama Perang RomawiPersia pada akhirnya

    berujung bencana pada kedua Kekaisaran tersebut. Peperangan yang berkepanjangan

    dan meningkat pada abad ke-7 dan ke-6 SM menyebabkan kedua pihak menjadi lemah

    dan rentan ketika terjadi kebangkitan dan ekspansi yang tiba-tiba dari Kekhalifahan

    Muslim Arab, yang pasukannya menginvasi kedua kekaisaran itu hanya beberapa tahun

    setelah Perang RomawiPersia berakhir. Memanfaatkan keadaan mereka yang

    melemah, pasukan Muslim Arab dengan cepat menaklukkan keseluruhan Kekaisaran

    Sassaniyah. Pasukan Arab juga merampas wilayah Kekaisaran Romawi Timur yang ada

    di Levant, Kaukasus, Mesir, dan Afrika Utara. Pada abad-abad berikutnya, sebagian

    besar Kekaisaran Romawi Timur berhasil dikuasai oleh Muslim.

    Khalifah Umar Bin Khattab yang menjadi Amirul Mukmunin di saat itu memerintahkan

    Saad Bin Abi Waqash untuk memimpin pasukan Islam dan pada tahun 636 memulai

    ETALASE

  • 10 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Khalifah Umar Bin Khattab yang menjadi Amirul Mukmunin di saat itu memerintahkan

    Saad Bin Abi Waqash untuk memimpin pasukan Islam dan pada tahun 636 memulai

    ekspansi mengalahkan Dinasty Sassaniyah hingga perlahan demi perlahan Negeri

    Persia Ini menjadi negeri Muslim dibawah kendali Kekhalifahan Islam.

    Disaat Islam sudah semakin masuk ke dalam rakyat Iran, Orang-orang Persia mulai

    membentuk gambaran Islam dinegeri ini, di mana mereka melestarikan gambaran

    sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8

    M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena

    Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab, dan memandang rendah kepada

    orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam

    administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.

    Pada abad kesembilan, dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah

    Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam, dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini

    tidak menentang identitas seorang Islam. Salah satu dampak kebangkitan ini ialah

    penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)

    Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam.

    Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat, dan teknik. Ini

    kemudian memengaruhi sains di Eropa, dan juga kebangkitan Renaissance.

    Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan

    Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, dimana kedua penjelajah ini menyebabkan

    kemusnahan yang parah di Iran.

    Kebangkitan ashobiyah persia dan masuk nya Syiah.

    Setelah Baghdad ditaklukkan oleh Mongol pada tahun 1258, banyak perubahan penting

    yang terjadi di kawasan Iran, Iraq, dan sekitarnya.Dalam proses penaklukkan itu,

    banyak kaum Muslimin yang terbunuh, terpaksa hijrah ke tempat lain. Kehidupan

    ekonomi mengalami penurunan, begitu juga dengan aktivitas intelektual dan

    keagamaan.Beberapa waktu setelah itu, bangsa Mongol yang menaklukkan wilayah

    tersebut dan memimpin di bawah Dinasti Ilkhan itu masuk Islam.

    Agama ini kembali berkembang di tengah masyarakat. Namun jika pada masa

    sebelumnya pemerintahan Islam relatif dapat menjaga masyarakat dari berbagai bentuk

    penyimpangan agama, pada masa setelah invasi Mongol berbagai aliran keagamaan

    muncul dan berkembang di wilayah ini tanpa pengawalan.

    Dinasti Ilkhan sendiri sangat toleran terhadap berbagai aliran keagamaan yang pada

    gilirannya membantu tumbuh suburnya berbagai kelompok keagamaan di Iran dan

    sekitarnya. Di antara bentuk bentuk keagamaan yang berkembang pada masa itu adalah

    apa yang disebut oleh sebagian peneliti sebagai sinkretisme Sunni-Syiah. Hal ini banyak

    tersebar di tengah masyarakat dan merupakan salah satu ekspresi keagamaan yang

    populer. Bentuk ekspresinya beragam antara satu kelompok dengan kelompok yang

    lain.

    Bentuk keyakinan yang populer di masyarakat ini mencakup kepercayaan terhadap

    kemampuan supranatural, mistisisme Islam, pemujaan terhadap orang suci, dan juga

    pemujaan terhadap Ali bin Abi Thalib ra. Hal ini sudah ada sejak sebelum invasi

    ETALASE

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 11

    Mongol, tetapi sejak pertengahan abad ke-13 pertumbuhannya menjadi semakin pesat.

    Bentuk keagamaan ini pada umumnya berkembang di tengah kelompok-kelompok sufi.

    Istilah sinkretisme Sunni-Syiah mungkin bukan istilah yang tepat untuk menggambarkan

    keseluruhan fenomena yang ada dan dapat menimbulkan kesalahpahaman, walaupun hal

    itu berlaku di sebagian masyarakat Iran ketika itu.Kepercayaan pada karamah, adanya wali

    Allah, serta pengagungan terhadap Ali bin Abi Thalib ra. dan ahlul bait Nabi sudah ada

    sejak masa sebelumnya dalam ajaran tasawuf di kalangan Ahlu Sunnah Wal Jamaah dan

    masih ada hingga sekarang ini.

    Namun pada masa itu tampaknya sebagian kalangan Syiah yang tidak menampakkan

    identitasnya secara terbuka juga menjadikan tasawwuf sebagai ekspresi keagamaannya.

    Sehingga orang yang melakukan penelitian tentang keagamaan di Iran dan sekitarnya pada

    abad ke-13 hingga 15 akan kesulitan untuk membedakan antara Sunni dan Syiah yang

    berkembang di tengah masyarakat, karena mereka memiliki ciri-ciri yang mirip.

    Perbedaan antara Ahlu Sunnah dan Syiah di tengah masyarakat belakangan mengkristal

    setelah terjadinya konflik serius antara Dinasti Safawi yang Syiah dengan Turki Utsmani

    yang Sunni. Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat Iran sebelum abad ke-16

    kebanyakannya menganut paham Ahlu Sunnah Wal Jamaah, terlepas dari tingkat ortodoksi

    keyakinan mereka (Johnson, 1994; Turner, 2000: 50; Jackson et.al., 1986).

    Keadaan ini berubah setelah berdirinya Dinasti Safawi pada awal abad ke-16 yang

    menjadikan Syiah Itsna Asyariyah sebagai keyakinan resmi negara dan memaksakannya di

    tengah masyarakat dan tanpa adanya Khalifah islam yang jelas pada saat itu rasa panatik

    kebanggaan menjadi orang persia pun kembali.

    Konflik Syiah dan Sunni dan berebut kepentingan.

    Setelah terjadinya revolusi Iran pada 11 Februari 1979 negri Mullah berubah yang tadi dari

    kerajaan menjadi Negara Republik Islam yang mana Ayatullah Khomeini menjadi Imam dan

    pemimpin tertinggi di negara serta Presiden terpilih menjadi orang pertama yang

    menjalankan Roda pemerintahan.

    Rasa kebangggan sebagai orang Arya dan pengaruh Syiah pun selalu di utamakan dalam

    segala kepentingan poltiknya baik itu mengenai konfliknya dengan negara lain, terutama

    saat perang teluk pada tahun 1980 antara Irak dan Iran yang mana bangsa Iran

    mempertahankan negaranya dari serangan Saddam Husein yang ingin merebut daerah yang

    dimilliki Iran dan takutnya Saddam akan pengaruh Syiah di daerah selatan Irak.

    Di setiap konflik di Irak pada saat itu selalu di bantu oleh Negeri Khomeini ini, dan yang

    terbaru saat ini konflik Syiah khouty di Yaman yang mana dalang dari bantuan

    pemberontakn tersebut dari negeri Mulllah ini pastinya .

    Walaupun di setiap konflik dan Hura hara di negeri-negeri timur tengah selalu bedasarkan

    kepentingan, baik ekonomi maupun politik ataupun terotial namun yang perlu selalu kita

    selalu ingat bahwanya peran Ideologi dan rasa ashobiah ras juga bermain penting

    didalamnya.

    Maka kita sebagai Muslim hendaknya tidak terpercah belah dalam perbedaan yang mana

    melemahkan Islam itu sendiri, disaat kita sedang saling sibuk berperang antara sunni dan

    syiah disaat itu pula Barat, Zionisme, dan Kaum Sekuler menyerang kita perlahan lahan baik

    dari Pemikiran dan Pengaruh Sosial di negeri muslim, sedangkan kita tidak menyadarinya,

    Wallahhu Alam. (P)

    ETALASE

  • 12 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    FIKRAH

    Nabi SAW melihat kepada Ali ra. lalu berkata: Ini (maksudnya adalah Ali) ada di surga, dan diantara syiahnya ada satu kaum yang mengerti Islam kemudian menolaknya, mereka memiliki tanda disebut rafidhah, barang siapa bertemu mereka maka bunuhlah (diriwayat lain perangilah) sesungguhnya mereka itu musyrik. Husain Salim Asad menghukumin-ya: sanadnya shahih. Abu Yala, Bazzar, Thabrani meriwayatkan sabda Nabi SAW: Aku (Abdullah bin Abbas) duduk di sisi Nabi shallalahu alaihi wa sallam dan di sisinya ada Ali, maka beliau berkata: Wahai Ali akan ada dalam umatku kaum yang madzhabnya adalah cinta ahlul bait mereka memiliki tanda (gelar) mereka disebut Rafidhah, perangilah mereka karena mereka musyrik. (al-Haitsami berkata: Thabrani berkata: dan sanadnya ha-san. Al-Sunnah karya ibnu Abi Ashim dicetak bersama Zhilal al-Jannah, takhrij Syaikh al-Albani, 2/476) Abdullah bin Imam Ahmad berkata: saya Tan-ya ayah saya: siapakah Rafidhah?: beliau ber-kata: yaitu orang-orang yang mencela atau mencaci Abu Bakar dan Umar. (al-Sunnah, Abdullah bin Ahmad, 1273)

    Syiah sendiri hakikatnya lahir dari

    kebencian terhadap Islam. Agama Syiah

    dibangun atas pencelaan dan pengkafiran

    kepada isteri-isteri Nabi Muhammmad

    SAW, yaitu Aisyah dan Hafshah juga pa-

    ra sahabat-sahabat terutama Abu Bakar,

    Umar bin Khattab, Muawiyah bin Abu

    Sufyan, Utsman bin Affan, Abu Hurairah,

    dan lain-lain. Mereka sangat mengutuk

    dan membenci islam seperti bencinya Ya-

    hudi kepada kaum muslimin, dendam

    kesumat itu telah ada sejak dahulu.

    Syiah subur dan besar di zaman

    pemerintahan Ali bin Abi Thalib ini

    bahkan berani menuhankannya serta ber-

    kamuflase dibalik cinta kepada ahlul bait

    Rasul. Ajaran sesat ini diprakarsai oleh

    seorang Yahudi yang berpura-pura masuk

    Islam bernama Abdullah bin Saba. Ada-

    pun tujuannya adalah ingin memecah Is-

    lam dengan mengajarkan ajaran sesat sea-

    kan-akan agama itu adalah Islam setelah

    wafat Nabi Muhammad SAW. Caranya

    dengan berpura-pura membela dan

    mencintai Ali bin Abi Thalib dengan

    membuat issue bahwa Nabi Muhammad

    memiliki pewaris yaitu Ali bin Abi Thalib

    dan mengadu domba umat dengan

    mengkafiri sahabat-sahabat Nabi yang

    lainnya. Menyusupi ajaran-ajaran sesat

    juga bidah yang tidak ada tuntunan dari

    quran dan hadits. Dan syiah menghalal-

    kan umat Islam untuk dibunuh.

    Seorang jurnalis dan aktivis HAM asal Aljazair, Anouar Abdel Malek,

    menekankan bahwa bahaya Syiah Iran

    khususnya di kawasan Timur Tengah,

    terutama negara-negara Teluk, semakin

    nyata seperti tumor ganas. Untuk

    menghadapi hal ini, negara-negara Timur

    Hanifah M. Zaid Penulis adalah Penum Papadaan 2014-2015

    TUMOR GANAS

    SYIAH

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 13

    Tengah harus mengambil tindakan yang

    tepat sebelum Syiah benar-benar berkuasa

    di Timur Tengah.

    Seperti dilansir Memo Islam, Rabu

    (3/11/2014), Malek mengatakan, Setiap

    kali Iran dibiarkan oleh musuh-

    musuhnya, maka mereka akan semakin

    memunculkan konflik-konflik dalam

    negeri. Konflik-konflik itu sangat mungkin

    akan berkembang menjadi perang kotor

    yang akan

    menghancur-

    kan kawasan

    Timur Ten-

    gah.

    Menurut Malek, saat ini orang-

    orang Arab merasakan bahaya Iran yang

    menghantui mereka. Kenapa kondisinya

    tidak dibalik; orang-orang Iran juga me-

    rasakan adanya bahaya Arab yang

    menghantui mereka? Tanpa bisa memba-

    lik keadaan atau menyamai seperti itu,

    Iran akan terus membahayakan. Agenda

    mereka selalu sejalan dengan kepentingan

    Israel.

    Ada logika-logika dasar akidah

    Syiah yang bisa diajukan sebagai bahan

    diskusi ke kalangan Syiah dari level

    awam, sampai level ulama. Setidaknya,

    logika ini bisa dipakai sebagai anti vi-

    rus untuk menangkal propaganda dai-

    dai Syiah yang ingin menyesatkan Um-

    mat Islam dari jalan yang lurus. Jika kita ingin berbicara dengan

    orang Syiah, atau ingin mengajak orang

    Syiah bertaubat dari kesesatan, atau di-

    ajak berdebat oleh orang Syiah, atau kita

    mulai dipengaruhi dai-dai Syiah,

    kemuka-

    kan LOGI-

    KA-

    LOGIKA

    DASAR di

    bawah ini.

    Sehingga

    kita bisa

    membuk-

    tikan, bah-

    wa ajaran

    mereka

    sesat dan

    tidak boleh

    diikuti.

    LOGIKA

    1: Nabi

    dan Ahlul

    Bait Tanyakan kepada orang Syiah:

    Apakah Anda mencintai dan

    memuliakan Ahlul Bait Nabi? Dia pasti

    akan menjawab: Ya! Bahkan mencintai

    Ahlul Bait merupakan pokok-pokok

    akidah kami. Kemudian tanyakan lagi:

    Benarkah Anda sungguh-sungguh

    mencintai Ahlul Bait Nabi? Dia tentu

    akan menjawab: Ya, demi Allah!

    Lalu katakan kepada dia: Ahlul

    Bait Nabi adalah anggota keluarga Nabi.

    Kalau orang Syiah mengaku sangat

    mencintai Ahlul Bait Nabi, seharusnya

    mereka lebih mencintai sosok Nabi

    FIKRAH

  • 14 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    sendiri? Bukankah sosok Nabi Mu-

    hammad Shallallah Alaihi Wasallam

    lebih utama daripada Ahlul Bait-nya?

    Mengapa kaum Syiah sering membawa-bawa nama Ahlul Bait, tetapi kemudian

    melupakan Nabi?

    Faktanya, ajaran Syiah sangat

    didominasi oleh perkataan-perkataan

    yang katanya bersumber dari Fathimah,

    Ali, Hasan, Husein, dan anak keturunan

    mereka. Kalau Syiah benar-benar mencin-

    tai Ahlul Bait, seharusnya mereka lebih

    mendahulukan Sunnah Nabi, bukan sun-

    nah dari Ahlul Bait beliau. Syiah

    memuliakan Ahlul Bait karena mereka

    memiliki hubungan dekat dengan Nabi.

    Kenyataan ini kalau digambarkan seperti:

    Lebih memilih kulit rambutan daripada

    daging buahnya.

    LOGIKA 2: Ahlul Bait dan Isteri

    Nabi Tanyakan kepada orang Syiah:

    Siapa saja yang termasuk golongan

    Ahlul Bait Nabi? Nanti dia akan menja-

    wab: Ahlul Bait Nabi adalah Fathimah,

    Ali, Hasan, Husein, dan anak-cucu mere-

    ka. Lalu tanyakan lagi: Bagaimana

    dengan isteri-isteri Nabi seperti

    Khadijah, Saudah, Aisyah, Hafshah, Zain-

    ab, Ummu Salamah, dan lain-lain? Mereka

    termasuk Ahlul Bait atau bukan? Dia

    akan mengemukakan dalil, bahwa Ahlul

    Bait Nabi hanyalah Fathimah, Ali, Hasan,

    Husein, dan anak-cucu mereka.

    Kemudian tanyakan kepada orang

    itu: Bagaimana bisa Anda memasukkan

    keponakan Nabi (Ali) sebagai bagian dari

    Ahlul Bait, sementara isteri-isteri Nabi

    tidak dianggap Ahlul Bait? Bagaimana

    bisa cucu-cucu Ali yang tidak pernah

    melihat Rasulullah dimasukkan Ahlul

    Bait, sementara isteri-isteri yang biasa

    tidur seranjang bersama Nabi tidak diang-

    gap Ahlul Bait? Bagaimana bisa Fathimah

    lahir ke dunia, jika tidak melalui isteri Na-

    bi, yaitu Khadijah Radhiyallahu Anha?

    Bagaimana bisa Hasan dan Husein lahir

    ke dunia, kalau tidak melalui isteri Ali,

    yaitu Fathimah? Tanpa keberadaan para

    isteri shalihah ini, tidak akan ada yang

    disebut Ahlul Bait Nabi.

    Faktanya, dalam Surat Al

    Ahzab ayat 33 disebutkan: Innama yurid-

    ullahu li yudzhiba ankumul rijsa ahlal

    baiti wa yuthah-hirakum that-

    hira. (bahwasanya Allah menginginkan

    menghilangkan dosa dari kalian, para

    ahlul bait, dan mensucikan kalian sesuci-

    sucinya). Dalam ayat ini isteri-isteri Nabi

    masuk kategori Ahlul Bait, menurut Allah

    Subhanahu Wa Taala. Bahkan selama

    hidupnya, mereka mendapat sebutan Um-

    mul Muminin (ibunda orang-orang Muk-

    min) Radhiyallahu Anhunna.

    LOGIKA 3: Islam dan Sahabat Tanyakan kepada orang Syiah:

    Apakah Anda beragama Islam? Maka

    dia akan menjawab dengan penuh keya-

    kinan: Tentu saja, kami adalah Islam. Ka-

    FIKRAH

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 15

    Kami ini Muslim. Lalu tanyakan lagi ke dia: Bagaimana cara Islam sampai Anda, se-

    hingga Anda menjadi seorang Muslim? Maka orang itu akan menerangkan tentang

    silsilah dakwah Islam. Dimulai dari Rasulullah, lalu para Shahabatnya, lalu dilanjutkan

    para Tabiin dan Tabiut Tabiin, lalu dilanjutkan para ulama Salafus Shalih, lalu disebar-

    kan oleh para dai ke seluruh dunia, hingga sampai kepada kita di Indonesia.

    Kemudian tanyakan ke dia: Jika Anda mempercayai silsilah dakwah Islam itu, men-

    gapa Anda sangat membenci para Shahabat, mengutuk mereka, atau menghina mereka

    secara keji? Bukankah Anda mengaku Islam, sedangkan Islam diturunkan kepada kita

    melewati tangan para Shahabat itu. Tidak mungkin kita menjadi Muslim, tanpa peranan

    Shahabat

    Jika demikian, mengapa orang Syiah suka mengutuk, melaknat, dan mencaci-maki para

    Shahabat?

    LOGIKA 4: Seputar Imam Syiah Tanyakan kepada orang Syiah: Apakah Anda meyakini adanya imam dalam aga-

    ma? Dia pasti akan menjawab: Ya! Bahkan imamah menjadi salah satu rukun keiman-

    an kami. Lalu tanyakan lagi: Siapa saja imam-imam yang Anda yakini sebagai panu-

    tan dalam agama? Maka mereka akan menyebutkan nama-nama 12 imam Syiah. Ada

    juga yang menyebut 7 nama imam (versi Jafariyyah).

    Lalu tanyakan kepada orang Syiah itu: Mengapa dari ke-12 imam Syiah itu tidak

    tercantum nama Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafii, dan Imam Hanbali? Mengapa

    nama empat imam itu tidak

    masuk dalam deretan 12

    imam Syiah? Apakah orang

    Syiah meragukan keilmuan

    empat imam madzhab terse-

    but? Apakah ilmu dan

    ketakwaan empat imam

    madzhab tidak sepadan

    dengan 12 imam Syiah?

    Faktanya, kaum Syiah

    tidak mengakui empat imam

    madzhab sebagai bagian dari

    imam-imam mereka. Kaum

    Syiah memiliki silsilah

    keimaman sendiri. Terkenal

    dengan sebutan Imam 12

    atau Imamah Itsna Asyari.

    Hal ini merupakan bukti be-

    sar, bahwa Syiah bukan Ahlus

    Sunnah. Semua Ahlus Sunnah

    di muka bumi sudah sepakat tentang keimaman empat Imam tersebut. Para ahli ilmu

    sudah mafhum, jika disebut Al Imam Al Arbaah, maka yang dimaksud adalah empat

    imam madzhab rahimahumullah.

    FIKRAH

  • 16 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    LOGIKA 5: Syiah dan Politik

    Tanyakan ke orang Syiah: Dalam

    pandangan Anda, mana yang lebih uta-

    ma, agama atau politik? Tentu dia akan

    berkata: Agama yang lebih penting.

    Politik hanya bagian dari agama. Lalu

    tanyakan lagi: Bagaimana kalau politik

    akhirnya mendominasi ajaran agama?

    Mungkin dia akan menjawab: Ya tidak

    bisa. Agama harus mendominasi politik,

    bukan politik mendominasi agama.

    Lalu katakan ke orang Syiah itu:

    Kalau perkataan Anda benar, mengapa

    dalam ajaran Syiah tidak pernah sedikit

    pun melepaskan diri dari masalah hak

    Kekhalifahan Ali, tragedi yang menimpa

    Husein di Karbala, dan kebencian mut-

    lak kepada Muawiyyah kepada Muawiy-

    yah dan anak-cucunya? Mengapa hal-hal

    itu sangat mendominasi akal orang Sy-

    iah, melebihi pentingnya urusan akidah,

    ibadah, fiqih, muamalah, akhlak,

    tazkiyatun nafs, ilmu, dll. yang merupa-

    kan pokok-pokok ajaran agama? Men-

    gapa ajaran Syiah menjadikan masalah

    dendam politik sebagai menu utama

    akidah mereka melebihi keyakinan kepa-

    da Sifat-Sifat Allah?

    LOGIKA 6. Syiah dan Sunni Tanyakan ke orang Syiah:

    Mengapa kaum Syiah sangat memusuhi

    kaum Sunni? Mengapa kebencian kaum

    Syiah kepada Sunni, melebihi kebencian

    mereka kepada orang kafir (non Mus-

    lim)? Dia tentu akan menjawab: Tidak,

    tidak. Kami bersaudara dengan orang

    Sunni. Kami mencintai mereka dalam

    rangka Ukhuwwah Islamiyyah. Kita

    semua bersaudara, karena kita sama-

    sama mengerjakan Shalat menghadap

    Kiblat di Makkah. Kita ini sama-sama

    Ahlul Qiblat.

    Kemudian katakan ke dia: Kalau Syiah

    benar-benar mau ukhuwwah,

    FIKRAH

    mau bersaudara, mau bersatu

    dengan Sunni; mengapa mereka me-

    nyerang tokoh-tokoh panutan Ahlus

    Sunnah, seperti Khalifah Abu Bakar,

    Khalifah Umar, Khalifah Utsman, isteri-

    isteri Nabi (khususnya Aisyah dan Haf-

    shah), Abu Hurairah, Zubair, Thalhah,

    dan lain-lain? Mencela, memaki,

    menghina, atau mengutuk tokoh-tokoh

    itu sama saja dengan memusuhi kaum

    Sunni. Tidak pernah ada ukhuwwah

    atau perdamaian antara Sunni dan Syiah,

    sebelum Syiah berhenti menista para

    Shahabat Nabi, selaku panutan kaum

    Sunni.

    Fakta yang perlu disebut, banyak terjadi

    pembunuhan, pengusiran, dan kezhali-

    man terhadap kaum Sunni di Iran, Irak,

    Suriah, Yaman, Libanon, Pakistan, Af-

    ghanistan, dll. Hal itu menjadi bukti be-

    sar bahwa

    Syiah sangat

    memusuhi

    kaum Sunni.

    Hancurnya

    Kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad,

    sikap permusuhan Dinasti Shafawid di

    Mesir, era Perang Salib di masa Shala-

    huddin Al Ayyubi, serta Khilafah Turki

    Utsmani, di atas semua itu terekam fakta

    -fakta pengkhianatan Syiah terhadap

    kaum Muslimin. Begitu juga, jatuhnya

    Afghanistan dan Iraq ke tangan tentara

    Sekutu di era modern, tidak lepas dari

    jasa-jasa para anasir Syiah dari Iran.

    Demikianlah LOGIKA-LOGIKA DASAR

    yang bisa kita gunakan untuk me-

    matahkan pemikiran-pemikiran kaum

    Syiah. (P)

    A.M Waskito, penulis buku Bersikap

    Adil pada Wahabi

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 17

    M enjadi ideal barang kali adalah suatu satu hal yang banyak dicita-citakan oleh muslimah kita.

    Terlebih karena keistimewaan karakter

    dan keindahan budi yang mencahaya dari

    para pendahulunya. Sosok Fathimah,

    Aisyah, Khadijah, Khansa dan lain se-

    bagainya pantas menjadi contoh dan

    cerminan yang pas tentunya.

    Kita sepakat bahwa muslimah

    disetiap zamannya memiliki peran pent-

    ing dalam maju mundurnya sebuah gen-

    erasi islam. Bijak dalam penanganan sega-

    la jenis masalah muslimah tentu akan

    berdampak baik bagi kepribadian mus-

    limah itu sendiri. Terlebih pada peran-

    peran krusial yang akan dimainkannya

    dalam mencetak generasi muslim masa

    depan. Salah satunya menjadi ibu, men-

    jadi madrasah pertama dalam pem-

    bangunan karakter dan merangsang po-

    tensi anak-anaknya.

    Namun, fakta lapangan dibebera-

    pa momen menunjukkan bahwa mus-

    limah kita mengalami penurunan jati diri,

    naudzubillah bila ternyata justru ke-

    hilangan hal ini. Terbukti dengan banyak-

    nya kebiasaan yang -sebenarnya- tidak

    perlu diperlihatkan pada publik. Terkhu-

    sus pada tata pekertinya. Semisal, mus-

    limah kita sering tertangkap mata sedang

    bercanda dan tertawa yang terlampau ba-

    tas didepan teman-teman lelakinya, pun

    demikian dengan ekspresi dan literatur

    perkataannya saat berada dikhalayak

    ramai. Kita tentu tidak ingin ada hal-hal

    buruk menimpa muslimah kita. Namun

    bila tidak satu jalan dengan muslimah itu

    sendiri, maka apalah daya? Muslimah

    yang berprinsip dan berusaha menjaga

    pribadinya justru akan lebih dihargai dan

    lebih bernilai. Demikian pula muslimah

    yang memiliki muruah barang tentu

    dirinya sendirilah yang akan diun-

    tungkan.

    Jika kemudian ada yang bertan-

    ya, Apakah sosok yang demikian, yang

    akan membina generasi muda islam

    kedepan? Jika pun demikian apakah co-

    cok ia menjadi kunci kemajuan perada-

    ban? Generasi yang seperti apa sih yang

    akan dia hadirkan? Bagaimana per-

    tanggungjawabannya kelak dihadapan

    Allah? Benar sekiranya manusia tidak

    pernah luput dari segala jenis kesalahan

    dan kekhilafan. Tentu jika kemudian ia

    menjadi sadar lalu meralih untuk mem-

    perbaiki diri, itu hal yang bagus, kan?

    Muslimah idela tidak melulu di-

    eratkan pada definisi yang begitu-begitu

    saja. Muslimah ideal itu yang bercadar,

    tidak bergaul dengan lelaki, sangat ter-

    tutup dari keramaian dan lain se-

    bagainya, tidak selalunya begitu.

    Mulailah dengan menanamkan

    prinsip. Mulai dengan menyiapkan wak-

    tu khusus untuk tilawah (QS: Al Ahzab :

    34). Jika hati sudah siap untuk berbusana

    rapi dan yang tidak membentuk lekuk

    tubuh, maka cobalah. Tenang, sebab Al-

    M. Yusuf Ibrahim Penulis adalah PINUM Papadaan 2013-2014

  • 18 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    lah telah menjamin keamanannya (QS: Al Ahzab : 59). Lalu kemudian jika takut tidak

    memiliki jodoh tersebab tidak bergaul dengan lelaki, Allah pun juga telah menja-

    minnya (QS: AnNur :26). Silahkan memperindah diri namun tidak perlu berlebihan

    (QS: Al Ahzab : 23) atau bertingkahlah sewajarnya didepan laki-laki. Islam hadir justru

    ingin menaikkan dan memuliakan derajat wanita. Islam juga tidak melarang muslimah

    untuk mengeksplorasi keinginan dirinya, justru islam membingkai dan menuntun

    agar tepat dan tidak salah langkah.

    Bukankah jika baik muslimah kita, maka in shaa Allah baik pula anak-anak kita? Baik

    pula generasi islam nantinya? Maka patutlah kemudian pemimpin ummat ini, Rasulullah

    SAW, berbangga kelak diakhirat tersebab banyak dan berkualitasnya ummat yang dipimpinnya.

    In shaa Allah

    Menjadi ideal itu mudah. Mulailah dari yang termudah, mulai dari kesadaran hati,

    mulai dari yang terkecil. Sebab menjadi ideal itu adalah agung dan dambaan. Maka pantaskah

    kemudian Allah menjauh dan tidak membantu? Selamat menjadi muslimah ideal, dambaan

    para sholih. :) (P)

    Anak ular d makan elang

    limbah nintu ramuk tbalah-balah

    Amun hidup d banua orang

    Jangan manyupani n bbuat salah

    Warik dahan khas Kalimantan

    Wariknya naik ka pohon sambil ttawa

    Amun sudah parak ujian

    bayaki belajar n berdoa

    Abu Masar Abu Masar

    Abu Masar

    Bila handak makan bu basila Imbah makan piring dibasuh Bila handak nyaman hidup di dunia Banyaki bakawan jangan bamusuh

    Kakanak culun lagi ba'ungah

    Nang tuha menawakan

    Amun ada pantun ulun salah

    Ulun minta maaf wan pian barataan

    Abu Masar

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 19

    P ersatuan Pelajar dan Maha-siswa Indonesia (PPMI) Mesir bekerjasama dengan KBRI Kairo kem-bali mengadakan event menulis Masisir yang dibingkai dengan Sarasehan Ak-bar KOLAM (Kongko Latihan Menulis) di Auditorium Shalah Kamil, Hay Sadis, Kairo pada Ahad (5/4/2015) lalu. Acara yang bertemakan Ukir Prestasi Dengan Tulisan Yang Membu-mi ini menghadirkan tiga Sastrawati dari Indonesia Dr. Free Hearty (Pakar bahasa dan ketua sastrawan rumpun melayu se-Asean), Fatin Hamama (Pengarang kumpulan buku puisi "Papyrus",) dan Soesi Sastro (Pimred Duta Rimba Indonesia). Menanggapi kepanitiaan yang seluruhnya adalah mahasiswa baru marhalah Imtiyaz, ketua panitia Arif Billah menjelaskan bahwa acara ini merupakan amanah dari PPMI Mesir. Ini merupakan amanah dari PPMI Mesir. Dan juga (sebagai-red) sarana pengkaderan melatih profesion-alitas, jawab pria asal Medan ini kepa-da kru Papadaan.

    Hal senada juga disampaikan ketua marhalah Imtiyaz Fatih Al Haq saat diwawancarai kru Papadaan.

    (Kami-red) ingin membuktikan marhalah Imtiyaz bisa berbuat, tegasnya. Acara semakin meriah saat hiburan, diawali penampilan para penari Sumatra Se-latan Gending Sriwijaya yang didatangkan langsung dari Indonesia. Begitupula dengan penampilan Marawis KMB. Presiden PPMI Mesir Agususanto ber-harap dengan adanya kegiatan ini, Masisir dapat menelurkan karya melalui dunia kepe-nulisan. (Kegiatan ini-red) untuk merangsang dunia penulis. (Dan-red) diharapkan adanya tathbiq, Ujar Pria yang juga aktif di dunia kepenulisan ini. Disaaat bersamaan, Ketua Wihdah PPMI Zakiah Rahmah turut bangga dengan terlaksananya acara ini. (Walau-red) tidak kontribusi di acara ini, tapi ikut membantu. (Dan-red) turut bangga tern-yata Indonesia punya emas terpendam yang harus digali, ucap Wanita kelahiran 1993 asal Bandung ini. Acara yang dimulai pukul 16.00 sore ini di-

    akhiri pukul 20.00 malam dengan doa yang

    dipimpin Syaikh Ahmad asal Mesir.

    Oleh: Rifai al-Haq

  • 20 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Seiring berjalannya waktu, pondok

    modern pun mulai beremunculan bak

    jamur dimusim hujan di segala penjuru

    pundi-pundi kalimantan, yang di

    dalamnya ada kekurangan dan

    kelebihannya, begitu pula terhadap

    pondok salafi lainnya, di dalam pondok

    modern ada pembelajaran Bahasa Arab

    dan juga Bahasa Inggris, tetapi arah

    pembelajarannya lebih tertuju kepada

    takallum atau speaking, namun itu bukan

    berarti mengesampingkan ilmu alat

    khususnya nahwu dan shorof serta

    grammer. Hanya saja pembelajaran ilmu

    alat itu sebatas dasar-dasarnya saja, tidak

    ditekankan secara mendetail, seperti apa

    yang diajarkan di dalam pondok-pondok

    salafi, di karenakan arah pembelajaran

    mereka lebih terfokus kepada ilmu alat

    tersebut khusunya nahwu dan shorof,

    faktanya kebanyakan dari mereka ahli

    dalam qiraatul kutub.

    Oleh sebab itu Keluarga

    Mahasiswa Kalimantan Mesir atau biasa

    disebut KMKM menghadirkan jawaban

    dari Musykilah yang ada, yaitu dengan

    diadakan nya daurah nahwu yang di

    manajemeni oleh sekretariat KMKM

    serta di bawah asuhan Ust. Sangaji Andi

    Setiawan, L.c. selaku pemateri.

    Kegiatan ini biasanya

    dilaksanakan pada hari jumat sore

    setelah shalat Ashar, bertempat di

    sekretariat KMKM, kegiatan ini tak

    hanya dihadiri dari anggota

    kekeluargaan Kalimantan tersebut

    ADA YANG BARU DI KMKM

    melainkan dari kekeluargaaan yang lain, juga

    ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini bahkan

    dari negeri tetangga juga ikut ambil andil dalam

    hal ini seperti Malaysia salah satu nya.

    Meskipun kegiatan ini sudah

    berlangsung dengan melewati beberapa

    pertemuan, namun himmah para tullab tak

    tergoyahkan seperti halnya karang yang tetap

    kokoh berdiri meskipun dihempas ombak

    berkali kali begitu pula terhadap sang pengajar,

    beliau dengan susah payah meluangkan waktu

    di sela-sela kesibukan beliau sebagai mahasiswa

    S2, tak sungkan-sungkan memberikan ilmu

    yang beliau miliki untuk diajarkan kepada para

    muridnya.

    Karena ilmu nahwu dan shorof

    merupakan pondasi yang harus dikokohkan

    dalam ilmu Bahasa Arab yang merupakan kunci

    dari semua ilmu agama, tak dapat dipungkiri

    lagi, bagi mahasiswa yang notabenenya sebagai

    penuntut ilmu di luar negri, di kawasan Jazirah

    Arab contohnya Mesir, yang di dalam

    pembelajarannya menggunakan kitab-kitab

    berbasis Bahasa Arab dan itu sangat

    memerlukan pemahaman yang dalam akan ilmu

    nahwu dan sharof sebagai wasilah untuk

    memahami kitab kitab tersdebut.

    Ternyata sepak terjang KMKM tidak

    hanya berhenti sampai di sini, terobosan demi

    terobosan baru pun ikut bermunculan dalam

    menciptakan pemimpin-pemimpin umat yang

    berkualitas yagg siap terjun dan berbaur dengan

    masyarakat di kampung halama, tentunya itu

    semua tak lepas dari campur tangan seorang

    ketua dan wakil nya yg berkerjasama

    menahkodai jalannya berbagai kegiatan yang

    Oleh: Amrul Irsyadi

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 21

    dilaksanakan di KMKM bak bis 80 coret yg tak akan pernah beroperasi tanpa adanya astoh

    selaku pemegang kemudi dan kumsyari sebagai pembagi tiket yang dengan susah payah

    mengantarkan dan menaungi para penumpangnya dengan ikhlas, dialah sang ketua dan

    wakil KMKM tahun 2014-2015, Ust. Nasrullah Rahmani, L,c. dan Ust. Bahrul Ilmi.

    Dari pemikiran mereka dan atas persetujuan warga yg KMKM, maka muncullah

    satu gagasan baru dalam meningkatkan kualitas bacaan al-Quran yang didalamnya

    meliputi pembelajaran makahrijal huruf dan tajwid serta qiroah, dan kegiatan ini dibawah

    asuhan Ust. H. Manfaluthi beliau adalah seorang al-hafiz yang bersanad dari guru beliau

    yang berguru dari gurunya hingga Rasullullah SAW. Keilmuannya akan seluk beluk ilmu

    alquraan tak diragukan lagi, beliau sudah memulai menghapal al-Quran serta

    menyelesaikannya sebelum menginjakkan kaki di bumi kinanah ini, serta

    menyempurnakan bacaan dan hapalan beliau dengan para Masyayikh Azhar dan sekarang

    beliau menjabat sebagai ketua dari salah satu organisasi tahsin dan tahfiz al-Quran yang

    tak asing lagi di kalangan masisir yang bernama Maquro.

    Kini dibawah pengasuhan beliau dan atas naungan KMKM munculah satu kegiatan

    yang bernama tahsin al-quran, kegiatan ini dilaksanakan setelah daurah nahwu tepatnya

    setelah solat magrib. Metode pembelajaran yang diaplikasikan dalam kegiatan ini adalah

    tekhnik tadarrus dan islah serta istima dan juga diselipi ilmu tajwid yang dikombinasikan

    dengan cara pelafalan makharijal huruf sehingga tercipta suatu perpaduan metode

    pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemikiran mahasisiwa sehingga mudah untuk

    dipahami oleh para tullab dan ini termasuk salah satu metode yagg efektif, singkat padat

    dan tak bertele-tele.

    Himmah para tullab pun terus berkobar dari hari ke hari meskipun jarak yang harus

    di tempuh lumayan menguras tenaga dan harus melewati Suq Sayyarot yang kian hari kian

    padat seiring berkembang nya jaman. Terik matahari pun tak mampu menggoyahkan

    semangat juang di awal musim panas yang berkobar, hempasan debu pun ikut ambil

    bagian untuk melemahkan langkah kaki, tetapi semua itu dapat ditepis demi satu tujuan

    yang mulia.

    semangat para senior pun tidak kalah dengan para juniornya dalam berpartisipasi

    di dalam kegiatan ini, tak sedikit dari mereka yang rela meluangkan waktunya untuk

    meramaikan dan menyemarakan kegiatan ini, karena dilihat dari semakin sedikitnya

    anggota KMKM yang tersisa, tetapi itu semua bukan alasan yg dapat menyurutkan

    semangat dalam tholabul ilmi.

    Terlebih ilmu yg dipelajari di dalamnya adalah suatu ilmu yang memegang peran

    penting dalam agama Islam sebagaimana kita ketahui hukum membaca al-Quran dengan tajwid adalah farduain maka diwajibkan untuk kita mempelajari ilmu tajwid, karena kita tidak

    mungkin dapat membaca al-Quran dengan tajwid tanpa mempelajari ilmu tajwid itu sendiri dan ilmu

    tajwid adalah salah satu bekal an harus dimiliki seorang azhary sebelum terjun di mayarakat luas

    karena akan menjadi sorotan publik dalam segi apapun terutama dalam hal membaca al-Quran.

    Ini merupakan suatu media yg disediakan KMKM untuk meningkatkan kualitas para pelajar

    kalimantan mesir dari segi keilmuan berbahasa arab yang meliputi pembelajaran nahwu dan shorof.

    Dan dari segi keilmuan al-Quran yang meliputi di dalamnya tahsin quran yang ditinjau dari

    makharizul huruf, tadwid dan qiroah, itu semua diadakan cuma cuma hanya bermodalkan kertas,

    pulpen dan al-Q yang mana modal itu tak sebanding dengan manfaat ilmu yang akan di dapatkan nya.

    (P)

  • 22 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Kamis, 19/2/15 Kekeluargaan

    Kalimantan Mesir kembali merayakan

    hari kelahiran yang ke-57 di Aula

    Sekretariat KMKM, Hay Tasi Madinah

    An-Nasr. Dengan mengangkat tema

    MAKIN RANCAK BATAMU MAKIN

    RAKAT MAKIN MERIAH. Aula

    Sekretariat kembali dipenuhi oleh

    keluarga Kalimantan. Tua maupun

    muda, bujang ataupun yang sudah

    punya istri semua terlihat bersuka ria.

    Acara dimulai

    setelah sholat Isya

    hingga jam 22.30

    Clt. Hal yang

    menarik dalam

    acara puncak ini

    ialah nonton

    bareng film yang

    di buat oleh anak

    KMKM sendiri.

    (Testimoni Ketua

    Kegiatan HUT).

    Dua hari

    sebelumnya

    KMKM telah

    mengadakan

    berbagai lomba Out Door, dan In

    Door pada satu hari sebelum pemo-

    tongan kue. Out Door dilaksanakan di

    Nadi al-Salab, Zahra pada sore hari.

    Di awali dengan Futsal yang di ikuti

    oleh Kal-Teng, Kal-Tim, Kal-Bar, Kal-

    Sel serta Amuntai. Dan usai sholat Ma-

    ghrib diteruskan dengan lomba-lomba

    KMKM tiup lilin; Nasrullah ; Selalu

    Bararakatan di Banua Urang

    hiburan seperti bawa kelereng, memasukan

    pensil dalam botol dan makan isy. Kembali

    menjadi anak-anak ujar Nasrullah Rahmani,

    Lc selaku ketua KMKM. Kegiatan In Door

    diwarnai dengan lomba PES, bermain Dom-

    ino, Catur dll.

    Ada dua hal yang berbeda pada tahun

    ini, Pertama, KMKM mengadakan lomba

    Tenis Meja se-Masisir yang di ikuti oleh 16

    peserta. Juara Pertama di sandang oleh Zai-

    nuddin (KMKM), Khanofa (KPMJB)

    menduduki peringkat

    kedua dan Bahrul Ilmi

    (KMKM) untuk

    pemenang ketiga.

    Kedua, Pembuatan

    film yang di adopsi

    oleh Mahasiswa Baru

    2014. Yang penting

    bisa membut orang

    lain ketawa ujar Abu

    Masyar (Adul) selaku

    aktor utama. Film

    yang berdurasi lebih

    dari 60 menit tersebut

    memakan waktu satu

    minggu shooting dan

    satu malam dalam pembuatan naskah.

    Awalnya kami ingin membuat film pendek

    saja, namun entah kenapa jadi satu jam lebih,

    mungkin karena ini yang pertama saya berge-

    lut dengan hal cut and action dan juga min-

    imnya pengalaman kata Amrul Irsyadi

    selaku Penangung Jawab pembuatan film

    Adul Si Preman Taubat tersebut.(P)

    Oleh: M. Amrul Irsyadi

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 23

    Kambing Cup, kedengarannya

    seperti salah satu hewan herbivora

    yang bermain merebutkan piala, tapi

    jangan salah! dinamakan Kambing

    Cup karena disamping berhadiah

    piala, juga si panitia memberikan satu

    ekor kambing kepada sang pemenang,

    maka sebab itulah dinamakankan

    kambing Cup, mungkin jika nama

    agenda ini adalah Sapi Cup, bisa bisa

    hadiahnya satu ekor sapi, acara ini

    dirangkai oleh panitia dari

    kekeluargaan Banten yaitu bisa disebut

    KMB (Keluarga Mahasiswa Banten)

    yang diketuai oleh Dzaki Amin dan

    ketua pelaksana acara Kambing Cup

    tersebut yaitu Najmu Idzharul Haqq.

    Borneo FC juga ikut ambil

    bagian dalam hal ini dengan

    punggawa-punggawa yg siap tempur

    dimedan perang. Borneo FC memulai

    debutnya dengan kemenangan

    beruntun di laga laga awal, bahkan

    Borneo FC sempat memimpin lajunya

    permainan yang tak pernah bisa

    dikalahkan oleh siapapun, Borneo

    Cup tergabung bersama dengan

    Mumtaza FC, AMC B dan Samurai FC

    dalam satu grup. Agenda ini

    dilaksanakan selama 2 hari, di hari

    pertama masih dalam penyisihan grup

    yang akan di mbil juara grup dan

    runner up grup untuk melanjutkan

    keperdelapan final. Laga pertama

    dihadang oleh AMC B, Borneo FC

    BORNEO FC di KAMBING CUP

    memetik kemenangan pertamanya walaupun

    hanya 1 gol yang bersarang di gawang

    musuh, ternyata kemenangan pertama

    membuka kemenangan selanjutnya yakni di

    laga kedua dengan menjamu Samurai FC.

    mungkin kemenangan ini yang sangat

    memuaskan hati para pemain borneo dengan

    torehan gol berjumlah 5-0 inilah kemenangan

    sempurna, lagi lagi si penjaga kiper menjadi

    clean sheet di dua pertandingan pertama. Sem-

    pat terhenti oleh azan zuhur di waktu musim

    panas yang sangat terik, laga ketiga pun

    berlanjut bersama kemenangan beruntun

    dengan bergetarnya jaring gawang Mumtaza

    FC, 3 gol terakhir di hari itu mengantarkan

    Borneo FC keperdelapan final yang akan

    dilanjutkan pada hari esoknya,l agi-lagi sang

    kiper menuntaskan tugasnya pada hari itu,

    satu gol pun tak pernah bersarang di gawang

    nya, jaring-jaring gawang Borneo FC sedkit

    pun tak bergetar dan berdiri dengan

    kokohnya, tetapi tak sampai sini saja lah

    perjuangan sang putra kalimantan.

    Detik, menit dan jam pun berjalan tak

    terasa, hari kedua agenda Kambing cup akan

    segera diagmulai, tak di sengaja pula laga

    pertama perdelapan final dibuka dengan

    Borneo FC menjamu Bunga raya (Thailand FC

    B), dan asal tahu saja bahwa yg

    memenangkan Kambing Cup pada tahun

    kemarin adalah tim dari negara tetangga

    yaitu Thailand, Putra Kalimantan menjamu

    sang juara bertahan dengan semangatnya,

    terjadilah hiruk pikuk para pemain yang

    menegangkan.

    Oleh: Ahmad khalid

  • 24 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Serangan demi serangan dilontarkan oleh tim Bunga Raya, sang kiper pun mulai

    kewalahan dibuatnya, tak berapa lama berlangsung akhirnya jaring gawang Borneo FC

    bergetar dengan keras, itulah gol pertama yang bersarang, sempat sang kiper dibuat

    tertipu oleh permainan Bunga Raya, selang beberapa menit berlangsung lagi lagi Bunga

    Raya menambah gol keduanya di laga ini, tetapi putra kalimantan tak gampang dibuat

    menyerah dan patah walupun tertinggal cukup jauh, dengan kerjasama tim yang alot 1

    gol keras dibuat oleh punggawa Borneo FC akhirnya bisa memeperkecil ketertinggalan.

    Tak lama berselang bunyi peluit di 10 menit pertama terdengar dengan panjang sebagai

    tanda habis waktu di babak pertama yang cukup menegangkan para suporter

    khususnya warga KMKM.

    Hanya tertinggal 1 gol di babak pertama, pemain Boneo FC pun mulai

    kelelahan, keringat pun ikut membanjiri panasnya terik matahari pada saat itu.

    Prriittttttttt, peluit babak kedua pun di mulai, dari awal 10 menit terakhir Bunga Raya

    terus menekan pertahanan Borneo FC, sempat saja putra kalimantan membuat gol

    penyeimbang, tetapi arah yang kurang akurat membuat bola melenceng kesamping

    gawang,.

    Shoot demi shoot diarahkan ke gawang Borneo FC tetapi dengan tegarnya sang

    kiper menahannya dengan sekuat tenaga, pertandingan berjalan semakin sengit, dan gol

    bersarang dengan kerasnya, jaring-jaring gawang pun bergetar menggema-gema, semua

    mata tertuju ke satu arah, pertandingan sempat terhenti beberapa detik, mulut pun

    membisu hanya kenyataan yang bisa di pandang, satu shoot kuat mengantarkan Bunga

    Raya menjauh atas Borneo FC, sisa sisa waktulah yang menjawab semuanya, bunyi

    peluit dengan lancangnya terdengar dengan jelas skor akhir dimenangkan oleh Bunga

    Raya dengan torehan gol 3-1 yang meninggalkan Borneo FC, maka Thailand FC pun

    melesat ke semi final.

    Laga semi final pun berlangsung dengan terhenti nya Borneo FC di perdelapan

    final, 4 klub siap bertanding dengan laga tersisa, 2 dari klub negara indonesia yaitu

    Botenzorg FC dan IAC B serta klub dari negara thailand yaitu Bunga Raya FC (Thailand

    B) dan Langka Suar (Thailand A),bsemi final pertama Botenzorg FC menjamu Bunga

    Raya FC dgn skor akhir yaitu 2-2 maka dilanjutkan lah laga pinalti yang dimenangikan

    oleh Botenzorg FC.

    Laga semi final kedua dilanjutkan oleh IAC B yang menjamu Langka Suar

    (Thailand A) yang dimenangi oleh Langka Suar (Thailand A), laga final yang ditunggu-

    tunggu pun di mulai yaitu Botenzorg FC yang menjamu thailand A, dengan 1 gol

    penentu, lagi lagi klub dari negara tetangga sebelah yaitu Thailand yang bernama

    Langka Suar FC (Thailand A) menjadi juara Kambing Cup pada tahun ini, sang juara

    bertahan kembali membawa kemenangan, juga hadiah kambing nya.

    Kalah dan menang, sudah menjadi hasil yang harus di terima dengan lapang

    dada, itulah asam garam permainan, rasa yagg sudah mutlak dalam suatu pertandingan

    meski sudah berjuang dengan sekuat tenaga tetapi takdir berkehendak lain, maka

    bertawakkallah dengan lapang dada, nasib Borneo FC sama hal nya dengan timnas

    futsal indonesia yg juga dikalahkan oleh timnas Thailand dengan torehan 1 gol saja oleh

    thailand FC terhadap timnas Indonesia. (P)

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 25

    Kalau kau ingin melihat dunia, mem-

    bacalah! Kalau kau ingin dilihat dunia,

    menulislah!

    -Anonim-

    Hari itu di sebuah gua, seorang

    lelaki yang tak pandai membaca tak bisa

    menulis bergetar hatinya. Tiga kali ia di-

    suruh membaca, tiga kali pula ia menja-

    wab tidak bisa. Hingga yang menyuruh

    pun merangkulnya, menenangkan gelisah

    hatinya, lalu berkata, Bacalah dengan

    menyebut nama Tuhanmu yang mencip-

    takan. (Q.S Al-Alaq 1-5)

    Setelah kejadian itu, perlahan-

    lahan, berangsur-ansur, ayat demi ayat,

    surat demi surat, wahyu itu tuntas turun ke

    bumi yang kemudian dikenal sebagai al-

    Quran, yang secara harfiah dapat diartikan

    sebagai bacaan.

    Sejarah merekam bahwa umat

    penggembala kambing dan penunggang

    unta yang tak kenal peradaban kota, buta

    huruf lagi tak pandai membaca, perlahan-

    lahan mampu mendobrak tradisi setelah

    diturunkannya bacaan di tengah-tengah

    mereka. Kita kemudian menyaksikan umat

    tersebut mampu mengalahkan dua imperi-

    um terbesar saat itu; Romawi dan Persia.

    Bahkan lebih dari itu, pengaruh bacaan

    meluas menyeberangi daratan Asia menuju

    Afrika dan Eropa. Mereka pun menjadi

    guru semesta.

    Kebiasaan membaca yang men-

    darah daging itu, kemudian memunculkan

    kebiasaan lain; menulis. Mereka sangat

    sadar, bahwa membaca dan menulis adalah

    dua pilar penting terhadap majunya sebuah

    peradaban dan matangnya sebuah pemikiran.

    Maka Islam menjadi peradaban ilmiah dengan

    pena sebagai pilar utamanya.

    Kita tak boleh lupa, bahwa penyebarluasan

    bacaan itu juga berkat andil besar perjuangan

    cerdas para ulama dan keikhlasan para syuhada,

    yang turun-temurun, percikan semangatnya diwar-

    iskan dari Rasullullah Saw dan sahabatnya. Maka

    tak heran jika kita menemukan ungkapan,

    Peradaban yang kita saksikan belasan abad, ada-

    lah perpaduan agung dari dua warna; merah darah

    para syuhada dan hitam tinta para ulama.

    Hari ini, setelah perjalanan panjang yang

    penuh peluh, air mata bahkan tetesan darah, kita

    bisa duduk bersantai menikmati karya-karya pen-

    inggalan para ulama yang luar biasa. Pada senin

    16 Mei 2011 sebuah seminar bertajuk Kaifa

    Nata`mal Ma`a at-Tursts al-Fiqhi (bagaimana

    berinteraksi dengan kitab klasik fikih) di gelar di

    Darul Ulum, Kairo. Dr. Muhammad Siraj dalam

    presentasinya mengungkapkan, Turast (kitab

    klasik-red) kita yang telah dicetak baru sekitar 5

    sampai 7 persen saja,

    Dengan 7 persen itu, kita lihat setiap toko

    buku di sekitar Masjid al-Azhar penuh dengan

    berbagai turats. Lalu bagaimana kalau ribuan

    makhtutat (manuskrip) yang belum tertahkik itu

    dipublikasikan semua? Pun itu hanya ilmu

    fikihnya, bagaimana dengan karya di bidang lain?

    Maka tidak heran, ketika Bangsa Tartar

    meruntuhkan Baghdad dan menenggelamkan buku

    -buku karangan para ulama dalam berbagai

    disiplin ilmu, sungai Tigris yang bersih berubah

    menjadi hitam karena tinta. Tidak heran pula,

    masih kita saksikan hari ini pada Cairo Interna-

    tional Book Fair, kitab-kitab dari berbagai gen-

    erasi, berbagai zaman, mudah kita dapati, bahkan

    bisa dibilang tak mungkin untuk membaca

    semuanya walaupun setiap detik mata kita tertuju

    pada buku.

    Namun sayang sungguh sayang, kebiasaan

    membaca itu sekarang bukan lagi milik kita. San-

    gat jarang kita saksikan orang Islam, khususnya

    orang Indonesia memanfaatkan waktu luangnya

    dengan membaca. Jangan tanya kenapa Jepang

    lebih maju dari Indonesia, atau tak perlu jauh-

    jauh, bandingkan dengan negara tetangga Singa-

    pura, kita masih sangat jauh tertinggal.

    Beragama Tidak Harus Agamis? Oleh : M. Fahmi Al-Fath

  • 26 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Jepang, negara yang paling rugi

    saat perang dunia pertama, juga berkali-

    kali hancur terkena bencana, tapi selalu

    berhasil bangkit dan menjadi salah satu

    negara adidaya. Kenapa? Salah satunya,

    karena masyarakatnya hobi membaca.

    Bayangkan! Koran-koran top mere-

    ka, seperti Asahi Shimbun, oplahnya per-

    hari nyaris mencapai 8 juta eksamplar pa-

    da edisi pagi dan 3 juta eksamplar pada

    edisi sore. Artinya setiap 1000 orang Je-

    pang, maka ada 634 koran. Maka banding-

    kan dengan Papadaan yang bahkan diberi

    secara gratis pun kita malas membaca,

    entah karena kontennya yang mem-

    bosankan atau memang karena orangnya

    yang pemalas.

    Data jaringan

    Perpustakaan

    Nasional Singapura

    pada 2007 mencatat,

    ada 37 juta

    pengunjung sepan-

    jang tahun alias

    100.000 lebih

    pengunjung setiap

    hari. Artinya dalam

    setahun rata-rata

    penduduk Singapura

    berkunjung ke per-

    pustakaan nasional

    mereka sebanyak 7,4

    kali. Ini di luar pengunjung toko buku,

    kafe buku, bacaan internet dan lain se-

    bagainya. Maka jangan ditanya kenapa

    Singapura termasuk negara maju, bersih,

    disiplin dan hal-hal keren lainnya.

    Maka bandingkan dengan Indone-

    sia, atau yang lebih dekat dengan kita dan

    ruang lingkupnya lebih kecil, bandingkan

    dengan Perpustakaan Mahasiswa Indone-

    sia Kairo (PMIK). Berapa kali kita ke

    PMIK setiap minggu? Berapa data

    pengunjung PMIK setiap tahun?

    Sejak berdiri tahun 1992 hingga

    hari ini 2015, tercatat hanya ada 3.122

    mahasiswa yang pernah mendaftar dan

    mempunyai kartu PMIK resmi. Sudah berapa gen-

    erasi? Sudah berkali-kali wajah Mahasiswa Indo-

    nesia bergonta-ganti dalam kurun waktu dua deka-

    de lebih itu.

    Dari jumlah 3.122 Mahasiswa itu, hingga

    pertengahan 2014, hanya ada 90 mahasiswa yang

    mempunyai kartu perpustakaan aktif. Alias hanya

    3% dari seluruh Masisir yang berjumlah sekitar

    3000 lebih. Itu artinya setiap 33 orang, hanya ada

    satu orang yang mempunyai kartu perpustakaan.

    Maka jangan tanyakan kenapa Indonesia belum

    keren-keren juga? Lihatlah, orang-orang keren

    yang pilihan saja masih malas dengan makhluk

    yang bernama membaca.

    Ya Allah, harusnya kebiasaan membaca itu

    milik kami. Karena membaca adalah hobi orang-

    orang yang taat be-

    ragama. Bukankah

    perintah pertama di

    Bukit Cahaya (Jabal

    Nur) adalah berbunyi,

    Baca!. Bukankah

    para pendahulu kami

    mampu menaklukkan

    dua imperium besar

    karena kegigihan

    mereka membaca?

    Dan kami juga tahu,

    bahwa negara-negara

    maju terbentuk karena

    mayoritas

    penduduknya rajin

    membaca.

    Kami pun tahu, Ya Allah, bahwa tidak akan

    rugi orang yang membaca, kalau tidak bermanfaat

    hari ini, esok, lusa atau kapan-kapan pasti

    berguna. Kami tahu, bahwa kami hanya bisa men-

    capai tepian-tepian ilmu dengan membaca, bisa

    mengetahui pematang-pematang bijak pendahulu

    kami dengan membaca. Maka sungguh, kenik-

    matan terbesar kedua setelah nikmatnya iman dan

    Islam adalah kebiasaan membaca. Maka jangan

    Kau cabut nikmat itu dari kami, ya Allah! [P]

    *Penulis adalah alumni Pondok Pesantren

    Rasyidiah Khalidiah Amuntai, dan sekarang ber-

    status sebagai mahasiswa Fakultas Bahasa dan

    Sastra Arab, Al-Azhar University, Kairo.

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 27

    Kau tahu kisah penunggu hutan di dekat rumah kau itu, Re? Itu hutan keramat! Konon

    hutan itu dijaga oleh beberapa setan wanita sejak ratusan tahun yang lalu. Kau harus

    berhati-hati!

    Kau masih percaya mitos, El? Aku kira kau lebih cerdas dari itu!

    ***

    Ekor mata elangnya melirik tajam kearah kerumunan massa. Jalannya

    terseok, membungkuk kedepan. Sesekali terjatuh dan dipaksa berdiri kembali.

    Tali berdiameter satu sentimeter mengikat tangannya yang kurus. Kalau saja

    tidak ada kulit yang membungkusnya, orang-orang pasti mengira dia kerangka

    tulang yang berjalan.

    Prakk!

    Sesuatu mengenai kepalanya. Cairan basah dan lengket membasahi rambut

    cepaknya yang hitam. Dia menunduk, matanya menangkap kuning telur dan

    pecahan cangkang jatuh ke bawah. Sumpah serapah membanjiri udara, tak

    satupun bisa ia rekam dengan baik. Dia hanya mampu menyapu pandangannya

    dan wajahnya yang menghadap bumi. Empat tubuh besar mengelilinginya,

    mencoba melindungi tubuh kecil itu. Meski demikian, ada saja sesuatu yang

    berhasil mengenai tubuhnya dari amukan massa

    Bakar saja!

    Jangan biarkan dia hidup! Pembunuh harus dibunuh!

    Suara itu semakin jelas menggetarkan selaput gendang telinganya. Detik

    selanjutnya, ratusan kepala berbondong-bondong memenuhi lapangan.

    Memuaskan dahaga penasaran mereka, mengintip maut yang akan

    menghampirinya. Sesekali dia mengusap keringat di dahi dengan kaos yang

    menempel di bahunya.

    Matahari berada tepat di atas kepala saat dia berada tepat di tengah-tengah

    kumpulan manusia. Menatap wajah-wajah terbakar amarah. Sedang wajahnya

    datar. Tak sedikitpun menyiratkan rasa sesal. Pun rasa takut terhadap maut.

    Suasana tiba-tiba hening saat La Ode More, tetua desa memasuki lapangan.

    Beberapa orang membantunya berjalan dengan sebuah tongkat berkepala ukiran

    ular. Tongkat turun temurun dari tetua sebelumnya. Ketenangan tergambar jelas

    pada wajahnya yang keriput. Namun tubuhnya mengeras meredam amarah. Dia

    berdiri menghadap warga.

    SASTRA

    Karya : Rahmah Rasyidah Al-Hamidy

  • 28 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Bukankah teman-teman wanitaku yang lain bisa melakukan hal

    yang sama, Ama? sanggah Rere. Spontan dia menggigit lidahnya sendiri

    karena menyesal telah mengatakan itu di hadapan Ama. Rere menunduk.

    Ama meluruskan punggung, membetulkan posisi duduknya, dan

    meletakkan kedua tangannya di atas paha. Nampak amarah seperti

    sedang menggelitik Ama hingga urat lehernya bermunculan, tapi angin

    mengajaknya berdamai. Rere segera menarik diri dari teras dan masuk ke

    dalam rumah. Dia tidak ingin Ama mengamuk lagi, terlebih Ama mudah

    sekali memukul Rere ketika marah.

    ***

    Sembilan bulan berlalu, dengki dan iri tumbuh subur di dalam hati

    Rere. Beranak menjadi dendam yang kesumat. Dia selalu mengutuk diri

    sendiri mengapa terlahir menjadi wanita. Bukan! Dia menyesal mengapa

    harus menjadi anak gadis Ama. Akan lebih beruntung dia menjadi anak

    gadis dari orang lain. Yang tidak terlalu peduli dengan adat, yang bukan

    ekor dari La Ode More, yang bukan Ama!

    Rere menyusuri jalanan selebar empat meter di desanya. Wajahnya

    hampa. Dia baru saja pulang dari pasar, membeli sayur mayur untuk

    persiapan Ina memasak esok hari. Rumahnya berada di dekat lapangan

    kecil di ujung desa Katilombu. Tepat di perbatasan antara desa dengan

    hutan kayu jati. Masyarakat Katilombu biasa membuat pertemuan di

    lapangan itu. Entah untuk hal formal, atau hanya sekedar tempat hajatan

    warga.

    Rere meratapi hidupnya yang tidak bisa keluar dari desa. Dia baru

    saja menyelesaikan pendidikan menengah atasnya beberapa bulan yang

    lalu. Beberapa temannya melanjutkan ke perguruan tinggi di kota. Banyak

    juga yang memilih merantau ke tempat yang lain. Seperti Eli, sahabat Rere

    juga meninggalkan Katilombu sebulan yang lalu. Orang tuanya

    mengijinkannya mengambil beasiswa kuliah di tanah Jawa. Berbeda

    dengan Rere, dia dan Katilombu bagai magnet yang saling tarik menarik.

    Tidak bisa ia tinggalkan. Atau mungkin karena Ama, yang mengubahnya

    menjadi magnet desa.

    Menyelesaikan sekolah menengah atas juga sudah cukup untuk kau, Re!

    leluhurmu dulu bahkan tidak menyicipi sekolah dasar!

    SASTRA

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 29

    Rere mengingat dengan baik kata-kata Ama itu. Kepalanya semakin

    tertunduk, seperti ingin mengubur wajahnya di dasar bumi.

    Bruk!

    Seorang bocah laki-laki berpakaian lusuh menabrak Rere. Keranjang

    berisi sayur yang dia bawa terlepas dari tangannya dan jatuh berserakan

    di jalan. Bocah itu nampak acuh, dia sama sekali tidak melirik Rere.

    Nafasnya tersengal, Rere dapat menangkap ketakutan terpancar di

    matanya. Dia berlari masuk ke dalam hutan.

    Beberapa detik kemudian, dua orang wanita muncul lima meter dari

    tempat Rere berdiri. Wajah mereka menyeringai penuh misteri. Satu

    diantara mereka berwajah bulat, rambutnya hitam sebahu. Dan satunya

    lagi, memiliki rambut yang tak kalah hitam dan panjang. Tatapan mereka

    lurus, seperti tidak peduli adanya Rere di sana. Menatap hutan, menatap

    bocah tadi.

    Angin meraba tengkuk Rere saat mereka berjalan melewatinya.

    Dalam sekejap, mereka sudah memasuk hutan. Giliran Rere yang

    ketakutan. Dia berlari memasuki rumah, melempar keranjangnya dan

    membenamkan wajahnya di bawah bantal.

    ***

    Senja menyeringai, membias cahaya jingga ke permukaan langit.

    Awan berarak bergantian meninggalkan cakrawala. Menyusul matahari

    yang kini beranjak pergi menuju peristirahatannya, Sore itu, Katilombu

    menjelma menjadi desa yang sangat ramai. Hingar bingar warga yang

    sedang mempersiapkan ucapara seratus tahun La Ode More memberi

    warna tersendiri bagi mereka.

    Turun temurun Katilombu dipimpin keturunan La Ode Kedo, tetua

    pertama hingga La Ode More, tetua yang memimpin saat ini. Mereka

    percaya Katilombu akan tetap aman selama mereka tetap menjaga adat,

    tidak saling membunuh dan menjaga kerukunan warga. Dan satu lagi,

    aturan yang tidak banyak diketahui warga Katilombu selain keturunan La

    Ode, mendidik dan menjaga para anak gadis keturunan La Ode.

    Selang beberapa menit, aktifitas mereka terhenti mendengar suara

    gaduh di salah satu rumah penduduk. Tangisan histeris dari seorang

    wanita menarik mereka berkumpul. Tubuh kecil dari penghuni rumah itu

    terhempas keluar, meronta kesakitan saat mencoba menghindari pukulan

    SASTRA

  • 30 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    Baju kaos yang ia kenakan robek di beberapa bagian. Dia merangkak

    keluar sambil menangis.

    Apa yang kau pikirkan, hah?? maki seorang laki-kali dari arah

    dalam rumah. Dia melempar sebuah gunting berwarna keemasan ke

    dinding. Kakinya menyeret tumpukan potongan rambut hitam yang

    berserakan di lantai.

    Dengan tergesa-gesa dia melangkah menuju pintu. Dia meraih

    sebilah parang panjang yang menempel di dinding . Matanya menatap

    penuh amarah. Diseretnya tubuh kecil itu ke tengah lapangan. Seorang

    wanita dengan air mata membanjiri pipinya mencoba menahan kaki lelaki

    itu. Pakaian yang ia kenakan sampai robek ketika mencoba mendekap

    tubuh kecil yang kini menjadi sorotan warga.

    Tapi dekapan erat itu tidak bertahan lama. Tubuhnya terpental saat

    tendangan kaki lelaki berkulit sawo matang itu mengenai

    perutnya. Seketika sebuah tendangan balasan melayang dari arah

    bawah dan mengenai selangkangan. Parang panjang jatuh mengenai

    kakinya. Darah segar mengucur deras, dia berteriak kesakitan.

    Untuk beberapa menit warga Katilombu seperti terhipnotis dengan

    pemandangan yang ada di hadapan mereka, pekik kesakitan dari tubuh

    besar laki-laki itu menyadarkan mereka . Beberapa laki-laki langsung

    berlari mendekatinya. Tapi dia menolak, detik selanjutnya dia gelagapan

    mencari sosok kecil yang menjadi sasaran kemarahannya. Dilihatnya

    sosok itu tertatih berlari memasuki hutan. Tangannya meraih kembali

    parang panjangnya dan berjalan menuju hutan.

    Semua orang hanya bisa melihat dari jauh. Tidak ada yang berani

    menghalanginya. Tidak ada yang berani mengejarnya. Punggung lelaki

    itu menghilang di dalam hutan seiring dengan perginya lembayung senja

    dari ufuk timur.

    ***

    Rere memilih duduk di teras rumahnya. Pikirannya mengembara

    entah kemana. Setelah insiden siang itu, dia terlihat lebih pendiam. Sore

    itu Rere mencoba mengalihkan pikirannya dengan menikmati

    pemandangan warga Katilombu yang sedang bergotong royong

    menyiapkan upacara memperingati seratus tahun La Ode More.

    Lapangan masih sepi, hanya ada beberapa orang yang datang dengan

    mengangkat empat tiang besar setinggi tiga meter

    SASTRA

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 31

    Tiang itu nantinya akan dijadikan sebuah tenda sederhana untuk tempat duduk

    La Ode More selama upacara.

    Beberapa menit kemudian, tiga orang datang dengan membawa beberapa kotak

    lilin. Memasukkannya dalam sebuah wadah kecil terbuat dari pahatan kayu jati dan

    menatanya membentuk lingkaran. Di tengah-tengahnya, mereka letakkan setumpuk

    kayu bakar untuk membuat api unggun.

    Rere menyapu pandangannya ke seluruh lapangan. Dia terpaku saat

    menangkap sosok wanita berambut pendek dengan wajah bulat berdiri di tepi hutan.

    Menatap kearahnya. Mengisyaratkan sesuatu, tapi Rere terlalu kalut untuk bisa

    mencerna pesan yang dia sampaikan. Wanita itu mendekat, melangkah santai

    melewati beberapa warga yang sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

    Gunakan ini! bisiknya tepat di telinga Rere. Dia meninggalkan sebuah gunting

    berwarna keemasan. Membelai rambut panjang Rere dan kemudian menghilang.

    Rere merasakan tubuhnya bergetar hebat. Kepalanya terasa gatal, dia tidak

    pernah merasakan gatal sedahsyat ini, seperti ribuan kutu bersarang di dalamnya.

    Tanpa berpikir panjang, dia berlari kearah kamar dan memotong rambutnya

    menyerupai laki-laki.

    ***

    Gemuruh teriakan warga masih terdengar sangat jelas. Kasus pembunuhan ini

    benar-benar menyulut emosi mereka. Pasalnya, ini kasus pertama yang terjadi selama

    kurun waktu ratusan tahun. Beberapa hari yang lalu, beberapa warga menemukan

    potongan tubuh manusia yang mereka duga adalah jasad dari Lamporo, salah satu

    kerabat La Ode More yang hilang saat mengejar anaknya ke dalam hutan.

    La Ode memerintahkan warga menyisir hutan dan menemukan pembunuhnya.

    Kurang lebih seminggu, mereka menemukan Rere meringkuk kedinginan di dalam

    hutan sambil memeluk potongan tangan milik Amanya. Rere hanya terdiam saat

    semua orang menggiringnya ke lapangan dan menatapnya penuh benci. Dia bahkan

    tidak bisa mengingat apa-apa selama dia berada di hutan. Yang dia tahu, dia selalu

    melakukan apa yang diminta oleh dua wanita yang menjadi temannya saat itu.

    Salah seorang warga melempar batang korek yang tersulut api kearah

    tumpukan kayu bakar yang mengelilingi tubuh Rere yang terikat di sebuah tiang di

    tengah-tengah lapangan. Api mulai merambat membakar kayu bakar dan melahapnya

    dengan cepat. Meliuk-liuk seperti ular yang mengitari pohon sebelum menyerang

    mangsanya. Rere mengangkat wajahnya, mencoba mencari Ina. Matanya menyisir

    satu persatu wajah yang berdiri di depannya. Tapi sosok Ina tak kunjung dia temukan.

    Kobaran api semakin membesar, menutup pandangan Rere mencari Ina. Dia

    meringis menahan panas api yang kini mulai menyentuh tubuhnya. Bola mata

    hitamnya berubah merah. Seakan api sudah bersarang di dalamnya. Samar-samar, saat

    kesadaran Rere hampir hilang, dia melihat dua sosok wanita berdiri dibalik bayang-

    bayang si jago merah. Mereka merentangkan tangan, tersenyum manis kearah Rere.

    Sekian

    SASTRA

  • 32 Papadaan Edisi 104 Tahun XXV Februari 2014

    1. Niat, kegigihan dan Kemauan yang keras.

    Dalam Menghafal al-Quran sangat dibutuhkan 2 faktor ini. Kemauan yang

    keras inilah yang benar-benar akan memotivasi seseorang dalam menghafal al-

    Quran.

    2. Target

    Seseorang yang ingin menghafal al-Quran hendaknya memiliki target yang

    kuat dan jelas. Contohnya dalam satu bulan dua juz.

    3. Memurajaah tiap ayat yang di baca

    Bacalah ayat berulang-

    ulang hingga benar-benar

    hapal, dengan begitu

    akan memindahkan surah

    -surah dari memori

    jangka pendek ke memori

    jangka panjang dan juga

    mampu memperkuat

    hafalan. Contohnya

    dalam satu ayat bacalah

    10 kali atau lebih hingga

    benar-benar hapal

    kemudian lanjutkan pada

    ayat yang kedua sampai akhir ayat yang ditargetkan.

    4. Setorkan hapalan anda pada ustadz/ustadzah,teman,ataupun orang tua

    Jika hapalan anda telah terkumpul 1 sampai 3 halaman,maka anda harus

    memperdengarkannya pada orang lain,sambil terus mengadakan perbaikan.

    5. Lingkungan

    Dari sekian banyak faktor, faktor inilah yang paling mempengaruhi seseorang

    dalam menghapal Al-Quran. Berteman dengan orang-orang shalih yang gemar

    membaca dan menghapal Al-Quran akan meningkatkan motivasi anda dalam

    menghapal. (P)

    KIAT SEDERHANA MENGHAFAL AL-QURAN

    Oleh : Mardiah

  • Papadaan Edisi 107 (Spring) April 2015 33

    DI SAKULAHAN SDN TIPISNYA HARAPAN Guru: salamat pagi anak anak??

    Murid: pagi bu....

    Guru: kada usah ibu absen lah?? Ibu lihat langkap haja murid nya,Utuh ada haja jua!! Biasa

    nya talambat tarus Utuh nie!! Nah....kita langsung haja mulai balajar agama!! Siap lah??

    Murid; siap bu.

    Guru: SURGA adalah tempat gasan urang urang nang banyak baisi pahala,rajin sambahyang

    wan jua slalu mandoakan kuitan!! Sedangkan NERAKA,adalah tempat gasan urang urang nang

    katuju baulah masalah,mabuk mabukan,kada parnah sambahyang wan manduakan Tuhan!!

    Nah....sakarang, siapa disini nang handak masuk surga angkat tangan? Samua murid angkat

    tangan,tarmasuk Utuh!!

    Guru: bagus.....sakarang siapa nang handak masuk NERAKA,badiri...... Hinip sakalasan,Utuh

    haja nang badiri!!

    Guru: ikam handak masuk NERAKA kah Tuh?? Utuh; kada bu ae!! guru; kanapa pang ikam

    badiri?? Utuh; sual nya ulun kada PURUN MALIHAT PIAN BADIRI SAURANGAN!!

    BORNEO RIANA

    SINGGAH DIBARABAI Utuh handak tulak ka balikpapan naik bis!! Di pasani mama nya,''amun sudah sampai

    barabai,hanyar buka tas ikam nie''!! Tulak ae Utuh nie!! Dalam parjalanan Utuh batakun wan

    urang di sabalah nya!! Utuh; paman,nie barabai kah sudah?? Paman; balum lagi!! Badiam pulang

    Utuh nie!! habis tu batakun pulang! Utuh; udah sampai barabai lah paman??

    Paman: balum,guring ha dulu kaina mun sampai ku padahi!! Guring ae Utuh nie,paman tadi

    taguring jua!! pas parak sampai balikpapan hanyar bangun paman nang di sabalah Utuh tadi!!

    Utuh nya masih guring!!

    Paman: pir pir....kaya apa kakanakan nang guring nie?? Inya handak ka barabai tadi tu,tapi aku

    taguring!! Kada ingat mamadah akan!!

    Supir: aiiissss....kaya apa nie?? Amun di tarus akan kalu pina kanakan nie kada baisi kaluarga di

    balikpapan,aku kulir mambari makan tarus!! Kaya apa mun kita antar haja ka barabai?? Hitung

    hitung ba amal! Satujuuuu para panumpang?? panumpang; satujuuuuu.....(baimbaian) Akhir nya

    bis tadi babulik pulang ka barabai!! Pas udah sampai..... Paman; ding ding,bangun sudah,nie

    sudah di barabai!! Utuh; ya kah?? Langsung mambuka tas nang baisi nasi kutak,hanyar makan!!

    Bingung paman nie.... Paman: Ikam handak kam