parasitasi trichogramma chilonis ishii berkopulasi …digilib.unila.ac.id/22042/3/tesis tanpa bab...

50
PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI DAN TIDAK BERKOPULASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP NISBAH KELAMIN Corcyra cephalonica (TESIS) Oleh VIZA YELISANTI PUTRI PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

Upload: doanhanh

Post on 28-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI DAN TIDAKBERKOPULASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

NISBAH KELAMIN Corcyra cephalonica

(TESIS)

Oleh

VIZA YELISANTI PUTRI

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2015

Page 2: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

ABSTRACT

PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogrammachilonis AND ITS EFFECT ON SEX RATIO OF Corcyra cephalonica

By

VIZA YELISANTI PUTRI

This study aimed to compare the ability of parasitoid Trichogramma chilonis Ishii

(Hymenoptera: Trichogrammatidae) that have and have not copulated to parasitize

smaller and bigger size Corcyra cephalonica Stainton eggs. The experiment also

compared the sex ratio of T. chilonis offsprings emerged from the Corcyra eggs

under laboratory condition. The hypotheses of this study were: (1) Copulated

females of T. chilonis produce male and female offsprings and size of C.

cephalonica eggs affects the sex ratio of Trichogramma offsprings; (2) Parasitoid

T. chilonis tends to produce female offsprings in larger eggs of C. cephalonica

and male offsprings in smaller eggs. The experiment was conducted at the

Research Laboratory of PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Gunung Batin,

Terusan Nunyai, Central Lampung in November 2013 - January 2014. For each

obseravtion unit, 15 large and 15 small eggs of Corcyra aged one day were used

as a substitute host for T. chilonis. Corcyra eggs were glued on 1 cm x 2 cm pias

and placed in a test tube with its parasitoids. Eggs of C. cephalonica were exposed

to be parasitized by T. chilonis for 30 minutes periods for the total of six

exposures. Every 30 minutes, Corcyra eggs were removed and replaced with new

Page 3: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

ones (egg replacement was conducted six times or within 3 hours). Each

treatment was repeated 5 times in a completely randomized design. The data were

analyzed by LSD at 5% significance level using SPSS Software Version 16.0.

Results of the experiment showed that most large eggs of C. cephalonica

produced female Trichogramma adults. Avarages of the data indicated that within

180 minutes, larger eggs of Corcyra produces 12 female and 8 male parasitoids.

Meanwhile, small-sized eggs of Corcyra only produce 8 females and less than 6

males of Trichogramma. The largest percentage of parasitism by T. chilonis on

Corcyra eggs was found on the larger eggs.

Keywords: Trihogramma chilonis, Corcyra cephalonica, copulation, and

parasitism, egg size of Corcyra.

Page 4: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

ABSTRAK

PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI DAN TIDAKBERKOPULASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

NISBAH KELAMIN Corcyra cephalonica

Oleh

VIZA YELISANTI PUTRI

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kemampuan Trichogramma

chilonis Ishii (Hymenoptera: Trichogrammatidae) berkopulasi dan tidak

berkopulasi dalam memarasit telur inang Corcyra cephalonica Stainton berukuran

kecil dan besar. Penelitian ini juga membandingkan rasio jenis kelamin keturunan

Trhogramma chilonis yang berkembang di dalam telur Corcyra dalam kondisi

laboratorium. Hipotesis dari penelitian ini adalah: (1) betina Trichogramma

chilonis yang telah berkopulasi menghasilkan keturunan Trichogramma chilonis

berjenis kelamin jantan dan betina, sedangkan ukuran telur Corcyra cephalonica

sebagai inang mempengaruhi rasio jenis kelamin keturunan Trichogramma; (2)

Parasitoid T. chilonis cenderung menghasilkan keturunan betina dalam telur

Corcyra yang berukuran besar dan keturunan jantan dalam telur Corcyra yang

berukuran kecil. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

Pengembangan PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), di Gunung Batin,

Terusan Nunyai, Lampung Tengah pada bulan November 2013 - Januari 2014.

Untuk setiap unit pengamatan, sebanyak 15 telur Corcyra berukuran besar dan 15

telur berukuran kecil berumur satu hari digunakan sebagai inang pengganti bagi T.

Page 5: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

chilonis. Telur-telur Corcyra tersebut dilekatkan pada pias berukuran 1 cm x 2 cm

dan ditempatkan di dalam tabung reaksi bersama dengan parasitoidnya. Telur-

telur Corcyra ini diumpankan untuk diparasitasi oleh Trichogramma chilonis

selama 30 menit untuk pengumpanan sebanyak enam kali. Setiap 30 menit, telur

Corcyra diambil dan diganti dengan kelompok telur yang baru (penggantian telur

dilakukan sebanyak enam kali atau dalam waktu 3 jam). Percobaan ini diulang 5

kali dan dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap. Data pengamatan dianalisis

dengan menggunakan perangkat statistika SPSS Versi 16.0. Hasil analisis data

penelitian menunjukkan bahwa dari sebagian besar telur Corcyra cephalonica

muncul Trichogramma betina. Rerata data menunjukkan bahwa dalam waktu 180

menit, telur Corcyra yang berukuran lebih besar menghasilkan 12 parasitoid

Trichogramma betina dan 8 parasitoid jantan. Sementara itu, dari telur Corcyra

berukuran kecil hanya muncul 8 Trichogramma betina dan kurang dari 6

Trichogramma jantan. Persentase parasitisme tertinggi telur Corcyra oleh

Trichogramma chilonis ditemukan pada kelompok telur Corcyra yang berukuran

lebih besar.

Kata kunci: Trihogramma chilonis, Corcyra cephalonica, kopulasi, dan

parasitisme, ukuran telur Corcyra.

Page 6: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI DAN TIDAKBERKOPULASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

NISBAH KELAMIN Corcyra cephalonica

Oleh

VIZA YELISANTI PUTRI

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER AGRONOMI

pada

Program Pascasarjana Magister AgronomiFakultas Pertanian Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRONOMIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2015

Page 7: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma
Page 8: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma
Page 9: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma
Page 10: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung,

pada tanggal 09 Desember 1978. Penulis adalah anak kedua dari tujuh bersaudara

dari pasangan Bapak Hi. Abdulhadi Raden Bakri dan Ibu Hj. Dentiati Sabki. Pada

saat ini penulis memiliki dua buah hati Aurora Tsabita Sumedi dan Aura Vega

Sumedi dari buah pernikahan dengan Gentur Sumedi, S.P.

Penulis menyelesaikan pendidikan tingkat sekolah dasar di SDN 01 Ujung

Gunung Ilir Menggala Tulang Bawang pada tahun 1990, Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri 01 Menggala Tulang Bawang pada tahun 1993, dan

Sekolah Menengah Umum Negeri 5 Tanjung Karang Bandar Lampung pada tahun

1996. Penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Proteksi Tanaman pada tahun

1996, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, melalui jalur Ujian Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) dan lulus serta diwisuda tahun 2001.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada program

Pascasarjana Magister Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Page 11: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

“Aku akan berjalan bersama mereka yang berjalan karena aku tidak akanberdiri diam sebagai penonton yang menyaksikan perarakan berlalu.” –Khalil Gibran–

“ …. dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.”–Khalil Gibran-Terima kasih untuk Gentur Sumedi, suami yang menyayangiku tanpa pamrih, mendukungdi setiap langkahku, dan memompa semangatku dikala mulai lelah

“Anak adalah salah satu sumber kebahagiaan dikala kita merasa tidak bahagia.”Peluk hangat untuk kedua buah hatiku Aurora Tsabita dan Aura Vega,

Segenap ketulusan cinta & kasih sayang untuk kalian

“Tanpa keluarga, manusia, sendiri di dunia, gemetar dalam dingin.”Aku persembahkan tesis ini untuk ayah, bunda, kakak dan adikku yang selalumendoakanku, menyayangiku, menyemangatiku, membesarkan hatiku, dan menghapuslelahku

“Dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa kegirangan” -Khalil Gibran-Terima kasih kepada rekan-rekan Magister Agronomi angkatan 2012

Semoga keakraban kita tidak hanya sampai disini.

its not the end, but its just a new beginning

(Viza Yelisanti Putri, 2015)

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Page 12: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

SANWACANA

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah menganugerahkan rahmat dan hidayah -Nya serta menuntun penulis dalam

menelusuri perjalanan hidup mencari sumber-sumber pengetahuan yang tidak

akan pernah lepas dari suka dan duka. Seperti dua sisi mata uang yang satu sama

lain tidak dapat dipisahkan, maka begitu pula suka dan duka senantiasa ada dalam

proses pembelajaran sampai akhirnya selesai pembuatan tesis ini.

Tesis dengan judul “PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII

BERKOPULASI DAN TIDAK BERKOPULASI SERTA PENGARUHNYA

TERHADAP NISBAH KELAMIN Corcyra cephalonica“ adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pertanian di Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang

membantu penyelesaian tesis ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hamim Sudarsono, M.Sc. selaku Pembimbing Pertama yang telah

memberikan semangat dan bimbingan, serta pengarahan selama penulis

melaksanakan penelitian dan penulisan tesis.

2. Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S.selaku Pembimbing Kedua atas bimbingan dan

pengarahannya selama penulis melaksanakan penelitian dan menulis tesis.

Page 13: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

3. Prof. Dr. Ir. F.X. Susilo, M.Sc. sebagai penguji utama atas saran dan

pengarahannya selama penulisan tesis ini.

4. Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc. selaku Ketua Program Studi dan Ibu Dr. Tumiar K.

Manik, M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi Pascasarjana Agronomi atas

fasilitas yang telah diberikan.

5. Suamiku tercinta Gentur Sumedi, S.P, anakku tersayang Aurora Tsabita dan

Aura Vega atas pengertian, kesabaran, cinta kasih, dan dukungan yang tak

kenal lelah untuk menyelesaikan studi ini.

6. Ayah dan bunda, kakak serta adik-adikku atas kasih sayang, teladan, semangat,

motivasi, dan dukungan secara moril dan materil dalam penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Saefudin, S.P selaku selaku kepala riset hama, pimpinan dan karyawan

PT. Gunung Madu Plantation (GMP) yang telah membantu dan menyediakan

tempat percobaan.

8. Kawan-kawan “Angkatan Humoris 2012” Pak Badri, Pak Maman, Pak Saiful,

Pak Yanto, Pak Mulyanto, Linggar dan Fresty atas kerjasamanya selama ini,

sangat menyenangkan dapat bersama-sama dengan kalian.

9. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Kiranya ini

merupakan cerminan bahwa penulis harus lebih banyak dan giat lagi belajar.

Page 14: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

Untuk itu segala sumbang saran dan kritik yang ditujukan demi perbaikan tesis ini

akan penulis terima dengan tangan terbuka dan rasa terima kasih yang tulus.

Semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membaca dan

penulis berharap semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal kebaikan. Akhirnya penulis

berharap semoga tulisan ini bermanfaat, aamiin.

Bandar Lampung, 15 Maret 2015

Viza Yelisanti Putri

Page 15: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i

DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah ..................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 4

1.4 Hipotesis .................................................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 8

2.1 Tanaman Tebu ( Saccharum officinarum L) ............................................. 8

2.2 Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga nivella intacta Snell) ................... 10

2.3 Pengerek Batang Tebu berkilat (Chilo auricilius Dugdeon) .................... 10

2.4 Trichogramma chilonis Ishii .................................................................... 12

2.5 Corcyra cephalonica Stantion ................................................................. 13

2.6 Pengendalian Hayati dengan Parasitoid Telur Trichogrammatidae ........ 14

III. BAHAN DAN METODE ........................................................................... 19

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 19

3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................ 19

3.3 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 19

3.3.1 Koleksi dan Perbanyakan Parasitoid .............................................. 19

3.3.2 Perbanyakan Serangga Inang Corcyra cephalonica ........................ 20

3.3.3 Pengukuran Ukuran Telur Corcyra cephalonica ............................. 21

3.3.4 Penyiapan Pias Pengamatan ........................................................... 22

Page 16: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 25

4.1 Persentase Parasitasi T. chilonis terhadap telur C. cephalonicA ............. 25

4.2 Persentase Kemunculan Imago T. chilonis .............................................. 29

4.3 Lama Hidup Imago T. chilonis yang Muncul .......................................... 32

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 37

Page 17: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Lama hidup imago yang muncul pada berbagai waktu pengamatan (jam) ... 32

2. Jumlah telur C. cephalonica yang terparasit oleh imago T. chilonis ............ 43

3. Imago T. chilonis yang muncul dari telur C. cephalonica teraparasit ......... 44

4. Umur imago T. chilonis ................................................................................ 45

Page 18: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gejala serangan penggerek pucuk tebu ........................................................... 9

2. T. chilonis memarasit telur C. cephalonica ................................................... 13

3. Telur C. cephalonica ukuran besar (A), Telur C. cephalonica ukuran kecil 22

4. Telur C. cephalonica normal/tidak terparasit T. chilonis (A), telur C.cephalonica terparasit T. chilonis (B) .......................................................... 26

5. Persentase telur Corcyra yang terparasit oleh Trichogramma dalam periode30–180 menit. Pada setiap periode, sebanyak 15 ekor telur Corcyraberukuran besar atau 15 telur berukuran kecil diumpankan untukdiparasit oleh satu ekor Trichogramma yang sudah berkopulasi atau tidakberkopulasi ................................................................................................... 28

6. Jumlah telur Corcyra yang terparasit oleh Trichogramma dalam periode30180 menit. Pada setiap periode, sebanyak 15 ekor telur Corcyraberukuran besar atau 15 telur berukuran kecil diumpankan untukdiparasit oleh satu ekor Trichogramma yang sudah berkopulasi atau tidakberkopulasi ................................................................................................... 29

7. T. chilonis jantan (A), T. chilonis betina(B) .................................................. 30

8. Jumlah telur Corcyra yang menghasilkan parasitoid Trichogramma betinadan jantan dalam periode 30 – 180 menit. Pada setiap periode pengamatan,sebanyak 15 ekor telur Corcyra berukuran besar atau 15 telur berukurankecil diumpankan untuk diparasit oleh satu ekor Trichogramma yangsudah berkopulasi ......................................................................................... 31

9. Kaca Pembesar (A) dan Lem povinal (B) ..................................................... 46

10. Alat yang dipakai tabung reaksi (A) dan kuas halus (B) ............................ 47

11. Alat yang dipakai kapas (A) dan nampan (B) ............................................. 48

Page 19: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

v

12. Alat yang dipakai mikroskop (A) dan saringan (B) .................................... 49

13. Bahan yang dipakai telur Corcyra berukuran besar dan kecil .................... 50

14. Kertas padalarang yang ditempeli telur Corcyra ........................................ 51

15. Kotak telur Corcyra .................................................................................... 51

16. Telur C. cephalonica terparasit (hitam) dan tidak terparasit (putih) ........... 52

Page 20: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Gula merupakan komoditas yang penting bagi masyarakat Indonesia, baik

sebagai kebutuhan pokok maupun sebagai bahan baku industri makanan atau

minuman. Kebutuhan gula pada saat ini semakin meningkat dengan

bertambahnya jumlah penduduk dan semakin beraneka ragamnya jenis makanan.

Menurut Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, pada tahun 2014

kebutuhan gula nasional diperkirakan mencapai 5.700 juta ton. Untuk memenuhi

kebutuhan ini, pada tahun 2014 pemerintah mencanangkan Program Swasembada

Gula Nasional dengan target produksi gula hablur (kristal) sebesar 3,571 juta ton

dari pabrik gula yang sudah ada dan 2,129 juta ton dari perluasan dan

pembangunan pabrik gula baru (Ditjenbun, 2013).

Sebagai salah satu daerah penghasil gula di Indonesia, Provinsi Lampung

berkontribusi dalam produksi gula nasional sekitar 35% atau sekitar 2,39 juta ton

pada tahun 2010. Salah satu perusahaan produsen gula di Lampung adalah PT

Gunung Madu Plantations (GMP) yang memberikan kontribusi 6,77 ton per ha

dengan rendemen 8,00 % (Anonim, 2011). Produksi ini harus ditingkatkan

apabila Lampung akan memberikan kontribusi yang nyata dalam program

swasembada gula nasional. Untuk itu, selain melaksanakan program perluasan

areal perkebunan atau ekstensifikasi perusahaan produsen gula di Lampung juga

harus memperbaiki berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitasnya,

Page 21: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

2

termasuk dalam bidang pengendalian hama utama yang berperan penting dalam

menurunkan produktivitas perkebunan tebu. Penurunan produksi gula karena

serangan hama dapat mencapai 20% per tahun (Sutejo, 2008).

Di antara hama penting tanaman yang sangat berpotensi menurunkan

produktivitas perkebunan tebu adalah penggerek pucuk Scirpophaga nivella

intacta Snell (Lepidoptera : Pyralidae), penggerek batang tebu Chilo auricilius

Dudgeon, dan C. sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae). Kelompok

hama penggerek tebu ini dilaporkan dapat menyebabkan kehilangan hasil antara

10-35% (Kumar et al., 2010). Di Jawa Barat, kerugian akibat serangan penggerek

ini pada tahun 2008 dilaporkan berkisar antara 30% hingga 45% (P3GI, 2008).

Sementara itu, laporan beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa serangan

penggerek pucuk tebu di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur mencapai 111. 982

ha dengan kerugian hasil diperkirakan mencapai Rp. 163.531.890 (Ditjenbun,

2013).

Mengingat kerugian yang ditimbulkan, maka pengendalian terhadap hama

penggerek pucuk dan penggerek batang tebu perlu mendapat perhatian serius

untuk menopang usaha peningkatan produksi gula di Indonesia. Karena perilaku

biologi hama penggerek lebih banyak berada di dalam jaringan tanaman tebu,

hama ini sulit dikendalikan secara kimiawi. Salah satu alternatif terbaik untuk

pengendalian penggerek batang tebu dalam skala luas adalah dengan

menggunakan musuh alami sebagai agensia hayati (Sudarsono dkk., 2011), antara

lain yaitu dengan menggunakan parasitoid telur Trichogramma chilonis Ishii

(Hymenoptera: Trichogrammatidae) (Hasriyanty, 2006). Teknik pengendalian ini

memerlukan program produksi massal untuk membiakkan serangga T. chilonis.

Page 22: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

3

Pembiakan massal ini umumnya dilakukan dengan menggunakan Corcyra

cephalonica Stainton (Lepidoptera: Pyralidae) sebagai inang pengganti (Herlinda,

2005). Karena pelepasan massal T. chilonis memerlukan individu parasitoid

dalam jumlah besar, maka inang pengganti pun diperlukan dalam jumlah besar.

Agar pelepasan parasitoid T. chilonis pada pertanaman tebu lebih efektif

maka mayoritas populasi parasitoid yang dilepas diupayakan didominasi oleh

serangga betina karena serangga T. chilonis betina inilah yang memarasit telur

penggerek pucuk dan penggerek batang tebu di lapang. Jika populasi biakan

masal T. chilonis terlalu banyak yang berjenis kelamin jantan maka efektivitas

pengendalian hama penggerek tebu menjadi rendah. Oleh karena itu perlu

diupayakan suatu teknik pembiakan T. chilonis dengan inang pengganti C.

cephalonica yang menghasilkan mayoritas populasi parasitoid betina. Untuk

mencapai tujuan ini maka perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari apakah

ukuran telur C. cephalonica yang digunakan sebagai inang pengganti dapat

digunakan sebagai indikator jenis kelamin T.chilonis. Selain itu, diperlukan juga

konfirmasi apakah terdapat perbedaan pengaruh antara induk T. chilonis yang

sudah berkopulasi dan tidak berkopulasi dalam menentukan sex-ratio dari

keturunan yang dihasilkan. Konfirmasi ini akan bermanfaat dalam meningkatkan

keefektifan pembiakan massal T. chilonis di laboratorium agar diperoleh

mayoritas keturunan betina.

Page 23: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

4

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran di atas, penelitian ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk:

1. Membandingkan pengaruh ukuran telur C. cephalonica (berukuran besar Vs

berukuran kecil) terhadap nisbah kelamin keturunan populasi biakan T. chilonis

di laboratorium.

2. Membandingkan kemampuan parasitoid T. chilonis yang sudah berkopulasi

dan belum berkopulasi dalam memarasit telur inang C. cephalonica.

1.3 Kerangka Pemikiran

Penggerek batang tebu berkilat C. auricilius dan penggerek pucuk

Scirpophaga nivella intacta merupakan hama penting tanaman tebu. Kedua jenis

hama ini sulit dikendalikan secara kimiawi disebabkan perilakunya yang

cenderung berada di dalam batang dan pucuk batang tebu. Oleh karena itu

pengendalian hayati dengan menggunakan parasitoid dinilai lebih efektif.

Salah satu jenis musuh alami serangga hama yang sering dimanfaatkan

untuk pengendalian hama serangga Ordo Lepidoptera adalah Trichogramma spp.

yang termasuk jenis parasitoid telur. Parasitoid telur ini terbukti berpotensi untuk

mengendalikan serangga hama di lapangan serta dapat mengurangi biaya

penggunaan insektisida sebesar 73,4% dan biaya tenaga kerja sebesar 27%

(Nurindah, 2002). Di Indonesia, penggunaan parasitoid telur ini telah banyak

digunakan dan berhasil mengendalikan hama penggerek tebu, penggerek padi, dan

penggerek kedelai (Kalshoven, 1981).

Page 24: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

5

Dilaporkan bahwa sampai saat ini lebih dari 32 juta ha lahan pertanian di

seluruh dunia menggunakan parasitoid Trichogramma spp. untuk mengendalikan

hama-hama pada tanaman pangan, misalnya pada komoditas padi, jagung,

gandum dan sorgum; pada tanaman industri seperti tebu, kapas dan kedelai serta

sayuran dan buah-buahan (Li, 1994). Di Indonesia diketahui terdapat beberapa

spesies parasitoid Trichogramma yang dapat mengendalikan beberapa hama pada

tanaman pangan dan perkebunan seperti penggerek polong kedelai (Etiella

zirrkenella), perusak bunga dan buah kapas (Helicoverpa armigera), penggerek

batang dan pucuk tebu (Chillo auricilius dan Tryporyza nivella), dan perusak daun

jambu mete (Criculla trifenestrata) (Djuwarso dan Wikardi,1999). Pada lahan

perkebunan tebu yang dikelola oleh PT GMP, tingkat parasitasi T. chilonis

dilapangan dilaporkan mencapai 50% (Saefudin, komunikasi pribadi), dan

T.chilonis telah dibiakkan secara massal sebagai teknologi alternatif non

insektisida. PT GMP di Lampung memiliki unit khusus yang berfungsi untuk

mengoleksi T. chilonis dari lapang dan membiakkannya di laboratorium.

Untuk pembiakan T. chilonis dalam skala besar, parasitoid telur ini dapat

diproduksi menggunakan inang pengganti, yaitu telur dari hama beras Corcyra

cephalonica. Oleh karena itu, perlu diselidiki bagaimana pengaruh kondisi telur

C. cephalonica terhadap produksi biakan T. chilonis di laboratorium. Mengingat

parasitoid yang akan benar-benar berfungsi sebagai agen pengendalian hayati di

lapangan adalah T. chilonis betina maka perlu dipelajari agar produksi massal

parasitoid ini menghasilkan mayoritas turunan berkelamin betina.

Secara teoritis, sex ratio parasitoid sangat dipengaruhi oleh perkawinan

imagonya. Perkawinan akan memperbanyak keturunan berkelamin betina.

Page 25: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

6

Keadaan ini sangat menguntungkan, karena semakin banyak parasit betina maka

akan semakin terjamin kelangsungan dari keturunan parasit berikutnya.

Jika serangga parasitoid Hymenoptera adalah haplodiploid maka jantan

haploid berkembang dari telur yang tidak dibuahi dan betina diploid berkembang

dari telur yang dibuahi. Betina yang tidak berkopulasi akan menghasilkan

keturunan berjenis kelamin jantan, sementara betina yang telah berkopulasi akan

menyimpan sperma dalam spermateka dan pada saat peletakan telur, betina dapat

mengatur alokasi kelamin keturunan sepanjang peletakan telur berdasarkan

kondisi lingkungan (Godfray, 1994)

Ukuran inang diduga juga mempengaruhi alokasi kelamin keturunan.

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Charnov yang menyatakan bahwa jika

sejumlah inang yang dipaparkan pada parasitoid betina mempunyai ukuran yang

tidak sama, umumnya parasitoid akan meletakkan keturunan betina pada inang

yang berukuran relatif lebih besar dan keturunan jantan pada inang yang

berukuran relatif lebih kecil (Godfray, 1994). Sementara itu, parasitoid juga

menunjukkan preferensi untuk meletakkan telur pada inang yang memberikan

peluang kelangsungan hidup keturunannya maksimal. Secara teoretis, telur

Corcyra berukuran besar memberikan peluang lebih besar bagi kelangsungan

hidup parasitoid yang berkembang di dalamnya.

Ode dan Heinz (2002) melaporkan bahwa keturunan betina pada parasitoid

Dyglyphus isaeae Walker (Hymenoptera : Eulophidae) akan muncul dari inang

yang berukuran relatif lebih besar dan keturunan jantan akan muncul dari inang

yang berukuran relatif lebih kecil. Hal yang sama juga dilaporkan pada parasitoid

Page 26: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

7

Laelus pedatus Say (Hymenoptera: Bethylidae) yang dapat meletakkan satu

sampai lima telur pada satu inang. Apabila hanya meletakkan satu keturunan,

keturunan jantan akan diletakkan pada telur inang berukuran kecil, sementara

keturunan betina diletakkan pada inang berukuran besar. Sebaliknya, apabila

meletakkan lebih dari satu telur pada satu inang maka pada inang yang besar akan

diletakkan satu telur jantan dan satu atau lebih telur betina (Mayhew dan

Godfray,1997 dalam Hasriyanti, 2006). Berdasarkan dugaan ini maka dapat

diharapkan bahwa telur C. cephalonica yang berukuran besar kemungkinan akan

menghasilkan Trichogramma berjenis kelamin betina, sedangkan telur C.

cephalonica berukuran kecil kemungkinan akan menghasilkan jantan.

1.4 Hipotesis

1. Betina parasitoid T. chilonis yang berkopulasi akan menghasilkan keturunan

jantan dan betina.

2. Ukuran telur inang C. cephalonica mempengaruhi alokasi jenis kelamin

keturunan, umumnya parasitoid akan menghasilkan keturunan betina pada telur

inang yang berukuran relatif lebih besar dan sebaliknya akan menghasilkan

keturunan jantan pada telur inang yang berukuran relatif lebih kecil.

Page 27: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Tebu ( Saccharum officinarum L)

Tebu termasuk jenis tanaman perdu, yang dimasukkan ke dalam golongan

rumput-rumputan (Graminae) seperti halnya padi, jagung, bambu dan lainnya

(Muljana, 2003). Adapun klasifikasi botanis tanaman tebu adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L

Tanaman tebu memiliki batang beruas yang tingginya 3 - 5 m, sedangkan

daunnya merupakan daun yang tidak sempurna karena hanya memiliki pelepah

daun yang menutup batang. Daun tebu berpangkal pada buku dan memiliki posisi

daun yang berseling kanan dan kiri. Bunga tebu merupakan malai berbentuk

piramida dengan panjang 30 – 90 cm yang mengandung ribuan bunga kecil, umur

tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih satu tahun

(Hendroko, 1987 dalam Kania, 1997). Tanaman tebu tumbuh baik pada daerah

yang beriklim panas dan mempunyai kelembaban lebih dari 70 %. Hujan yang

merata diperlukan setelah tanaman tebu berumur 8 bulan. Suhu udara yang

Page 28: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

9

dibutuhkan berkisar antara 28 – 340 C, sedangkan media tanam yang cocok adalah

tanah subur dan cukup air tetapi tidak tergenang dan ketinggian tempat yang baik

adalah 5.500 dpl (Reginawati, 1999).

Dalam budidaya tanaman tebu hal yang tidak kalah penting adalah

mengatasi gangguan hama yang menyerang tanaman tebu. Hama-hama yang

menyerang tanaman tebu antara lain: penggerek batang bergaris (Chillo

saccharipaghus), penggerek batang berkilat (Chilo auricilius) dan penggerek

pucuk (Scirpophaga nivella). Chilo auricilius dapat menyebabkan kerusakan

berkisar antara 8-10% per ha (Pcilindia, 2006 dalam Meidalima, 2014). Penggerek

pucuk sendiri dapat menimbulkan kerugian sampai ± 9%, sedangkan apabila

berada bersama-sama dengan penggerek batang kerugian yang diakibatkannya

dapat sampai ± 12%. Hama-hama yang lain (disamping kedua hama ini) paling

banyak secara keseluruhan dapat menimbulkan kerugian sampai ± 5% saja.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek pucuk tebu (Foto: Viza Yelisanti)

Page 29: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

10

2.2. Penggerek Pucuk Tebu (Scirpophaga nivella intacta Snell)

Hama penggerek pucuk tebu menurut Kalshoven (1981) diklasifikasikan

ke dalam filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Lepidoptera, famili Pyralidea,

genus Scirpophaga, dan spesies Scirpophaga nivella Snell. Hama ini meletakkan

telurnya pada bagian bawah permukaan daun secara berkelompok dan tersusun

seperti sisik ikan yang tertutup selaput berwarna coklat kekuningan. Jumlah telur

S. n. intacta dapat mencapai 6-30 butir dan menetas dalam 8-9 hari. Serangan

penggerek pucuk S. n. intacta menyebabkan helai daun tebu memiliki gejala

lubang melintang dan pada ibu tulang daunnya terlihat bekas gerekan berwarna

coklat. Daun tebu yang terserang akan menggulung dan kering yang disebut mati

puser. Apabila batang tebu dibelah maka kelihatan lorong gerekan dari titik

tumbuh ke bawah kemudian mendekati permukaan batang dan sering menembus

batang. Oleh karena itu serangan penggerek pucuk dapat menyebabkan kematian.

Pada ruas batang yang muda yaitu di bawah titik tumbuh terdapat lubang keluar

ngengat.

2.3. Pengerek Batang Tebu Berkilat (Chilo auricilius Dugdeon)

Hama penggerek tebu dalam bahasa Inggris dinamakan stem borer, karena

larvanya menggerek batang. Ada dua jenis penggerek batang tebu yang penting,

yaitu penggerek batang bergaris (Chillo saccharipaghus) dan penggerek batang

berkilat (Chilo auricilius) (Kalshoven, 1981).

Chilo auricilius meletakkan telur secara berkelompok dan tersusun seperti

genting. Telur serangga ini berbentuk oval dan tertutup gelatin tipis berwarna

Page 30: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

11

putih. Masa inkubasi telur berlangsung selama 4 – 10 hari. Larva penggerek

berkilat yang baru menetas berwarna putih kekuningan, berukuran panjang 1 mm

dengan kepala berwarna hitam dengan bagian dorsoventral agak datar.

Kepompong yang baru terbentuk berwarna coklat kekuningan yang selanjutnya

berubah menjadi coklat, coklat tua, dan akhirnya kehitaman. Kepompong

berukuran ± 12,7 mm dengan lama stadia 6 – 10 hari. Ulat dewasa berukuran

panjang 25 – 30 mm, lebar 4,5 mm dengan garis ungu membujur sepanjang

badan. Stadia larva berlangsung 16 – 51 hari (Kalshoven, 1981).

Telur C. sacchariphagus yang baru menetas hidup di dalam pucuk

tanaman tebu, diantara daun-daun muda yang masih menggulung. Larva C.

sacchariphagus memakan jaringan daun dan menyebabkan daun-daun muda yang

sudah terbuka mempunyai gejala luka-luka. Luka-luka itu dapat berlubang, tetapi

biasanya hanya daging daunnya yang hilang, hingga tinggal selaput tipis jaringan

luar sebelah bawah. Bentuk luka-luka itu memanjang dan tidak teratur. Lubang-

lubang dapat terjadi pula, karena larva penggerek memasuki pupus. Setelah

beberapa hari hidup dalam pupus daun, larva keluar dan turun melalui sebelah

luar pucuk tanaman. Selanjutnya larva menembus ke dalam tanaman melalui

ruas-ruas muda atau pucuk-pucuk tanaman. Titik tumbuh dan pucuk dari tanaman

muda sering rusak, sehingga daun-daun muda akan layu dan mati. Lorong gerek

yang disebabkan penggerek bergaris berbentuk tidak teratur (Kania, 1997).

Gejala serangan penggerek batang berkilat C. auricilius pada daun

tanaman tebu agak berbeda dengan gejala serangan penggerek batang bergaris C.

sacchariphagus. Luka akibat serangan penggerek batang berkilat C. auricilius

berbentuk tidak memanjang, tetapi lorongnya agak bulat. Luka-luka itu dibatasi

Page 31: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

12

oleh warna yang coklat. Pada daun-daun muda terdapat pula lubang-lubang yang

terjadi sewaktu larva muda memasuki pupus. Setelah beberapa hari hidup dalam

pupus, larva merayap turun dan memasuki celah-celah yang terdapat antara batang

dan pelepah daun sebelah dalam. Pelepah daun yang digerek, dari luar dapat

dikenal karena warnanya yang merah ungu dan biasanya menyerang pelepah daun

nomor 4. Meskipun dapat hidup sampai dewasa dari pelepah daun, kebanyakan

larva akan menggerek masuk ruas-ruas yang masih diselubungi pelepah-pelepah

daun.

2.4. Trichogramma chilonis Ishii

Trichogramma chilonis Ishii merupakan serangga parasitoid telur yang

tergolong ke dalam kelas Insekta, ordo Hymenoptera dan famili

Trichogrammatidae (Borror et al., 1992). Serangga ini berukuran kecil dengan

panjang tubuh kurang lebih 0,5 mm, memiliki antena berukuran pendek berbentuk

silinder yang terdiri dari 3 – 8 ruas, termasuk satu ruas cincin. Antena serangga T.

chilonis jantan lebih panjang dibandingkan dengan antena serangga betina. Sayap

T. chilonis berumbai-rumbai, rumbai terpanjang terdapat pada tepi sayap.

Parasitoid T. Chilonis merupakan parasit telur yang imagonya mencari

telur inang dengan menggunakan indra penciuman. Pada umumnya inang yang

dicari akan mengeluarkan bau yang dapat memancing imago betina T. chilonis

untuk mendatangi inang tersebut. Setelah imago betina menemukan telur

inangnya, maka telur tersebut akan diperiksa dengan menggunakan ovipositor

atau antenanya untuk menentukan apakah telur inang yang akan dipilih adalah

telur inang yang segar, sehat, dan tidak terparasit oleh imago betina lainnya

Page 32: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

13

(Murray, 2003 dalam Romli, 2006). Setelah menemukan telur inang yang cocok

maka T. chilonis akan memasukkan telurnya ke dalam telur inang yang kemudian

berkembang menjadi larva dan mengambil nutrisi yang berada di dalam telur

inang sehingga telur inang tersebut mati. Setelah tiga hari, telur inang berwarna

hitam yang menandakan bahwa telur tersebut telah terparasit.

Gambar 2. T. chilonis memarasit telur C. cephalonica ( Foto: Viza Yelisanti)

2.5. Corcyra cephalonica Stantion

Serangga C. cephalonica termasuk kedalam kelas Insekta, ordo

Lepidoptera dan famili Pyralidae. Serangga ini merupakan salah satu hama

gudang, yang menyerang biji-bijian pada saat penyimpanan. Lama hidup ngengat

C. cephalonica mencapai 10 hari dan dapat menghasilkan telur sebanyak 400 butir

(Kalshoven, 1981). Telur ngengat beras C. cephalonica memiliki warna putih

kekuning-kuningan dan berbentuk oval dengan ukuran 0,5 x 0,3 mm (Grist dan

Page 33: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

14

Lever, 1896 dalam Supriyono,1993). Larva yang baru menetas dari telur akan

bergerak ke bagian bawah dan menembus masuk kedalam sela-sela butiran biji-

bijian yang disimpan, dan kemudian menghasilkan banyak tepung yang akan

memancing datangnya hama gudang lainnya seperti kumbang tepung. Larva C.

cephalonica berwarna putih disertai warna abu-abu dengan ukuran 12 – 17 mm.

Stadium larva ini berlangsung antara 28 hingga 41 hari. Pada stadium pupa, C.

cephalonica berwarna merah kecoklatan dengan ukuran 15 x 14 mm dan

diselubungi oleh kokon yang berwarna putih. Stadium pupa ini berlangsung

selama 8 hari dan membutuhkan temperatur yang cocok, yaitu 250C dan

kelembaban relatif 72 %.

Ngengat beras C. cephalonica jantan berukuran lebih kecil dan memiliki

abdomen lebih ramping daripada ngengat betina. Apabila hinggap pada tanaman

bagian mulutnya tidak menjulur ke muka sehingga bagian depan (anterior)

kepalanya nampak tumpul sedangkan ngengat betina menjulur ke muka sehingga

nampak ujung kepalanya meruncing (Ditjenbun, 1993). Sayap C. cephalonica

bersisik dengan warna abu-abu dan memiliki sayap berukuran 20 – 23 mm. Pada

sayap bagian belakang ngengat terdapat rumbai-rumbai halus. Ngengat ini

memiliki tipe antena filiform dengan tipe mulut menghisap (Ditjenbun, 1993).

2.6. Pengendalian Hayati dengan Parasitoid Telur Trichogrammatidae

Pengendalian hayati merupakan suatu strategi pengendalian hama yang

saat ini banyak dikembangkan sebagai alternatif dari pengendalian secara kimiawi

yang dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi padahama sasaran, munculnya

hama sekunder, pencemaran lingkungan dan pengaruhnya pada kesehatan

Page 34: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

15

manusia serta residu pada produk pertanian dan hewan. Istilah pengendalian

hayati pertama kali diartikan sebagai penggunaan musuh alami untuk

mengendalikan hama. Akan tetapi kemudian definisi pengendalian hayati

berkembang dan diartikan sebagai pengendalian hama tanpa menggunakan

senyawa kimia. Sedangkan menurut DeBach (1973 dalam Hasriyanty, 2006),

pengendalian hayati diartikan sebagai pemanfaatan parasitoid, predator dan

patogen untuk memelihara dan menjaga keseimbangan kepadatan polulasi suatu

organisme lain pada suatu tingkat populasi rata-rata tanpa pengendalian lain.

Salah satu kelompok musuh alami serangga hama yang banyak

dikembangkan adalah parasitoid. Parasitoid umumnya merupakan serangga dari

ordo Hymenoptera, tetapi beberapa spesies parasitoid juga dapat ditemukan pada

Ordo Diptera, Strepsiptera, Coleoptera dan Lepidoptera (Gord et al.,

1999). Salah satu famili dari ordo Hymenoptera yang anggotanya banyak

berperan sebagai parasitoid adalah famili Trichogrammatidae. Kelompok ini

merupakan parasitoid yang telah banyak dikembangkan dan dimanfaatkan untuk

mengendalikan berbagai jenis hama karena sifatnya yang generalis. Pemanfaatan

parasitoid ini juga sering menjadi pilihan karena merupakan parasitoid telur yang

mengendalikan hama pada fase paling awal sehingga kerusakan tanaman dapat

dicegah sedini mungkin. Parasitoid famili Trichogrammatidae mudah ditangani

dan penggunaannya di lapangan dapat digabungkan dan kompatibel dengan

metode pengendalian lain (Alba, 1988) sehingga dapat mendukung pelaksanaan

PHT di lapangan. Parasitoid Trichogrammatidae bersifat polifag, mampu

memarasit 10 ordo serangga, hama penting seperti ordo Lepidoptera. Beberapa

Page 35: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

16

spesies Trichogramma juga dapat memarasit telur Coleoptera, Diptera,

Heteroptera, Hymenoptera dan Neuroptera (Smith 1996 dalam Hasriyanty, 2006).

Dalam Famili Trichogrammatidae terdapat 80 genera dan semuanya

diketahui merupakan parasitoid telur. Dua genera yang terkenal adalah

Trichogramma dan Trichogrammatoidea (Clausen 1940; Nagarkatti dan

Nagaraja, 1977 dalam Hasriyanty, 2006). Di Indonesia Trichogrammatidae telah

banyak dibiakkan secara massal dan dikomersialkan di berbagai balai penelitian

dan perkebunan tebu di wilayah Jawa Timur. Spesies parasitoid yang digunakan

adalah Trichogrammatoidea armigera, Trichogrammatoidea cojuangcoi,

Trichogrammachilonis dan Trichogramma chilotrae (Husni dkk., 2010).

Sejarah penggunaan Trichogramma untuk mengendalikan berbagai jenis

serangga hama telah berlangsung sejak lama. Namun demikian, baru pada tahun

1926 Trichogramma mulai dibiakkan secara massal ketika Flander untuk pertama

kalinya mengembangkan sistem pengembangbiakan massal parasitoid ini dengan

menggunakan telur inang pengganti Sitotroga cerealella Oliver (Lepidoptera:

Gelechiidae) (Li, 1994). Selama 20 tahun terakhir parasitoid Trichogramma telah

digunakan secara luas terutama untuk mengendalikan hama-hama pada tanaman

pangan, misalnya padi, jagung, gandum dan sorgum; pada tanaman industri

seperti tebu, kapas dan kedelai; serta pada tanaman sayuran dan buah-buahan (Li,

1994).

Di Indonesia, Trichogramma telah digunakan untuk mengendalikan hama

pada tanaman kapas, anggur, kubis, apel, tomat dan padi (Smith 1996 dalam

Hasriyanty, 2006). Beberapa hasil penelitian juga menunjukkan keefektifan

Page 36: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

17

penggunaan parasitoid Trichogramma dan Trichogrammatoidea untuk

mengendalikan berbagai jenis hama di lapangan. Penelitian Ramlan (2001),

menunjukkan bahwa tingkat parasitisasi oleh T. armigera populasi Cianjur

sebesar 37,77% dan berhasil menurunkan kerusakan polong kedelai sebesar

23,27% serta meningkatkan produksi sebesar 70 g biji kering/10 rumpun tanaman.

Hasil penelitian Herlinda (1995), menunjukkan bahwa Trichogrammatoidea

bactrae Nagaraja berhasil menurunkan kerusakan polong akibat serangan hama

Etiella zinkenella (Treitschke) (Lepidoptera: Pyralidae) pada tanaman kedelai.

Di luar negeri, penggunaan parasitoid T. armigera telah dilakukan secara

komersial pada lebih dari 32 juta hektar lahan per tahun di Cina, Eropa, Asia,

Amerika Selatan, Australia, dan Amerika Serikat (Li, 1994). Pada tahun 1972,

dilaporkan bahwa di India telah dikembangkan pelepasan T. armigera bersama-

sama T. australicum, Trichogramma achaeae Nagaraja & Nagarkatti dan

Telenomus sp, untuk mengatasi serangan Helicoverpa armigera Hubn.

(Lepidoptera: Noctuidae) pada berbagai tanaman yang bermanfaat secara ekonomi

(Hasriyanty, 2006).

Akhir-akhir ini, banyak dikaji penggunaan musuh alami parasitoid telur

dari famili Trichogrammatidae yang berpotensi sebagai agen pengendali hayati

yang efektif. Parasitoid telur mempunyai keuntungan dibanding dengan

parasitoidlarva, karena menyerang telur hama, sehingga dapat mengendalikan

hama pada fase paling awal sebelum hama merusak tanaman. Di Indonesia,

khususnya di Pulau Jawa telah dilaporkan ada tiga spesies parasitoid

Trichogrammatidae yang diidentifikasi sebagai parasitoid telur P. Xylostella

Page 37: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

18

,yakni T. flandersi, T.cojuangcoi, dan T. armigera (Meilin 1999 dalam

Hasriyanty, 2006). Miura (2003 dalam Hasriyanty, 2006) melaporkan bahwa

penggunaan T. chilonis mampu mengendalikan P. xylostella dalam rumah kaca

dengan tingkat parasitisasi mencapai 80%. Klem et al. (1992 dalam Hasriyanty,

2006) melaporkan terdapat 27 spesies Trichogramma dan Trichogrammatoidea

yang memarasit P. xylostella yang berasal dari USSR, Prancis, Cina, Amerika,

Taiwan dan Thailand, tetapi hanya ada 7 spesies yang memungkinkan untuk

dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan pengendalian, yakni; T. bactrae,

Trichogramma principium Sug & Sor, T. pretiosum, Trichogramma

leptoparameron Dyurich, T. chilonis, T. confusum dan T. ostriniae.

Page 38: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

19

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Research & Development (R

& D) PT Gunung Madu Plantations (PT GMP), Gunung Batin, Terusan Nunyai,

Lampung Tengah pada bulan November 2013 – Januari 2014.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: mikroskop stereo

binokuler, micrometer, cawan petri, kaca pembesar, kuas halus, penggaris, pinset,

tabung reaksi berdiameter 1,5 cm dan lampu pijar 100 Watt.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : telur ngengat

beras C. cephalonica (Lepidoptera : Pyralidae) berumur 1 hari, imago betina T.

chilonis (Hymenoptera : Trichogrammatidae), kertas padalarang 1 x 2 cm2 , lem

povinal, larutan madu dengan konsentrasi 10% sebagai pakan parasitoid, dan

kapas.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Koleksi dan Perbanyakan Parasitoid

Parasitoid T. chilonis yang digunakan pada penelitian ini berasal dari areal

pertanaman PT GMP di Lampung Tengah. Pengembangan koloni parasitoid

dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok-kelompok telur Scirpophaga

nivella intacta pada daun tebu dengan menggunakan tangan (hand collection).

Telur yang terkumpul selanjutnya dibawa ke laboratorium dan diinkubasikan

Page 39: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

20

sampai parasitoid muncul dari telur yang terparasit. Apabila telur tersebut

berubah warna menjadi hitam maka telur tersebut terparasit oleh T. chilonis. Telur

yang terparasit kemudian dipisahkan dan apabila parasitoid telah menetas dari

telur, dilakukan identifikasi terhadap spesies parasitoid yang muncul. Parasitoid

selanjutnya kemudian dikembangbiakkan pada telur inang pengganti, yaitu hama

bubuk beras Corcyra cephalonica.

Perbanyakan parasitoid dilakukan dengan cara menempelkan telur inang

pengganti C. cephalonica dengan menggunakan perekat gom arabik pada suatu

pias (potongan karton yang berukuran 1 x 4 cm). Telur inang pada pias kemudian

didinginkan di dalam freezer selama 2 jam dengan tujuan untuk membunuh

embrio yang berkembang didalam telur. Telur inang selanjutnya dimasukkan ke

dalam tabung reaksi untuk dipaparkan pada parasitoid hingga parasitoid T.

chilonis menetas. Imago T. chilonis yang keluar diidentifikasi jenis kelaminnnya

untuk menentukan apakah berkelamin jantan atau betina. Imago yang keluar

dipelihara dan dipisahkan untuk memastikan bahwa parasitoid tersebut tidak

berkopulasi.

3.3.2 Perbanyakan Serangga Inang Corcyra cephalonica

Perbanyakan C. cephalonica dimaksudkan untuk mendapatkan telur yang

digunakan sebagai inang pengganti untuk perbanyakan parasitoid dan inang untuk

percobaan. Perbanyakan C. cephalonica dilaksanakan dengan mengikuti prosedur

yang digunakan oleh Herlinda (1995). Imago jantan dan betina C. cephalonica

yang diperoleh dari gudang pakan dimasukkan kedalam kotak peneluran yang

berbentuk silinder dan terbuat dari karton dengan diameter 8 cm dan tinggi 20 cm

dengan bagian atas dan bawah yang ditutup dengan kawat kasa 25 mesh sebagai

Page 40: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

21

tempat bertelur C. cephalonica. Setelah satu hari, telur-telur yang menempel pada

kawat kasa dipanen dengan menggunakan kuas dan telur yang terkumpul

ditempatkan pada cawan petri. Sebagian telur digunakan untuk perbanyakan C.

cephalonica dengan cara menaburkan telur pada kotak perbanyakan yang berisi

media campuran pakan ayam dan dedak dengan ketebalan sekitar 3 cm dan

sebagian lainnya digunakan untuk inang perbanyakan parasitoid dan inang pada

pelaksanaan percobaan.

3.3.3 Pengukuran Ukuran Telur Corcyra cephalonica

Telur inang C. cephalonica yang digunakan pada penelitian ini terlebih

dahulu disaring menggunakan saringan kassa dengan ukuran 50 mesh. Telur-telur

yang tidak melewati saringan maka dikategorikan sebagai telur berukuran besar

dan yang melewati saringan dikelompokkan sebagai telur berukuran kecil.

Selanjutnya telur inang C. cephalonica berukuran besar dan kecil diukur kembali

dengan menggunakan mikroskop stereo binokuler untuk menentukan panjang,

lebar dan luasnya. Pengukuran telur inang C. cephalonica mengacu pada Romli

(2006), yaitu menggunakan micrometer yang telah dikalibrasi. Panjang (p)

didefinisikan sebagai jarak antara satu ujung telur dengan ujung yang lainnya

pada irisan yang terbesar. Lebar (l) didefinisikan sebagai jarak irisan terbesar

yang tegak lurus dengan panjang (p). Sedangkan luas yaitu perkalian antara

panjang (p) dan (l). Panjang dan lebar diukur dengan satuan mm sedangkan luas

(p x l) dengan satuan mm2. Pengukuran dilakukan pada akhir percobaan karena

ukuran dari telur C. cephalonica ini tidak berubah sampai dengan memunculkan

T. chilonis atau memunculkan C. cephalonica.

Page 41: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

22

Telur inang yang digunakan untuk bahan percobaan diukur dan di

kelompokan menjadi telur berukuran besar apabila memiliki panjang > 0,51 mm,

lebar > 0,39 mm, dan luas > 0,19 mm2; telur berukuran kecil memiliki panjang <

0,44 mm, lebar < 0,32 mm, dan luas < 0,14 mm2. Telur berukuran besar memiliki

berat rata-rata 0,0035 g per 15 butir telur, sedangkan telur berukuran kecil

memiliki berat rata-rata 0,0030 g per 15 butir.

Gambar 3. Telur C. cephalonica ukuran besar (A), Telur C. cephalonica ukuran kecil (B)

(Foto: Viza Yelisanti).

3.3.4 Penyiapan Pias Pengamatan

Langkah awal percobaan ini dilakukan dengan membuat pias berukuran1 x

2 cm2 dan diolesi dengan lem povinal secara teratur dalam 2 baris (0,5 cm x 0,4

cm). Pias kemudian ditempeli dengan 15 butir telur C. cephalonica berukuran

besar dan 15 butir telur C. cephalonica berukuran kecil yang berumur satu hari.

Selanjutnya kertas pias yang telah ditempeli telur tersebut dikeringanginkan

selama selama 5-10 menit. Langkah berikutnya yaitu menyiapkan imago betina

A

B

Page 42: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

23

T.chilonis sebagai starter. Starter yang digunakan merupakan imago betina T.

chilonis yang diperoleh dari hasil penetasan telur inang yang telah terparasit oleh

T. chilonis sebelumnya. Untuk membedakan apakah T. chilonis jantan atau betina

dapat dilihat dari ciri-ciri antenanya: T. chilonis jantan memiliki rumbai-rumbai

yang panjang dan kasar sedangkan antena T. chilonis betina memiliki rumbai yang

pendek dan halus.

Setelah diperoleh imago T. chilonis betina yang sudah berkopulasi yang

berada didalam tabung reaksi, maka pias yang telah dibuat sebelumnya

dimasukkan ke dalam tabung tersebut agar T. chilonis betina tersebut melakukan

oviposisi. Kemudian tutup tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas

bersih. Untuk memperpanjang umur T. chilonis, bagian dalam dinding tabung

diolesi larutan madu dengan konsentrasi 10%. Madu yang telah dioleskan

diratakan dengan kuas halus sampai membentuk lapisan tipis sehingga T. chilonis

tidak terjerat. Langkah selanjutnya tabung reaksi tersebut diletakkan pada wadah

tabung dan diberi penyinaran menggunakan lampu pijar 100 watt. Penyinaran ini

dimaksudkan untuk merangsang kegiatan oviposisi T. chilonis.

Setiap 30 menit, kelompok telur inang pada pias dikeluarkan dan diganti

dengan kelompok telur inang yang baru dan penggantian telur inang ini dilakukan

selama enam kali atau dalam kurun waktu 3 jam. Pengumpanan telur C.

cephalonica untuk parasitasi oleh T. chilonis dilakukan selama 30 menit pertama,

30 menit kedua, 30 menit ketiga, 30 menit keempat, 30 menit kelima, dan 30

menit keenam. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Pias yang

sudah terparasit dikeluarkan dari tabung reaksi dan dipisahkan berdasarkan

kelompok ukuran telur besar dan kelompok telur berukuran kecil. Selanjutnya

Page 43: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

24

telur-telur C. cephalonica dimasukkan kedalam tabung reaksi lainnya dan ditutup

dengan kapas bersih dipelihara pada suhu ruang 270C sampai imago muncul.

Percobaan dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), pada

ukuran telur besar dan ukuran telur kecil dengan enam kali waktu pergantian telur

inang yang dilaksanakan dalam 5 ulangan. Analisis deskriptif dilakukan untuk

menggambarkan kecenderungan persentasi telur yang terparasit. Selanjutnya data

dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji BNT pada

taraf nyata5 %. Pengaruh waktu pemaparan T. chilonisterhadap telur inang C.

cephalonica dianalisis menggunakan uji t. Pengolahan data pengamatan

dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) persentase parasitasi,

(2) jumlah imago T. chilonis betina yang muncul, (3) jumlah imago T. chilonis

jantan yang muncul, dan (4) lama inkubasi kemunculan imago yang dihitung pada

24 jam pertama, 24 jam kedua dan seterusnya sampai seluruh imago mati.

Penentuan persentase parasitasi telur inang Corcyra cephalonica oleh

Trichogramm chilonis dalam penyelidikan ini dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

PPs = ______x 100%

S

Keterangan : Ps = Persentase parasitasi T. ChilonisP = Jumlah telur inang C. cephalonica yang terparasit T. chilonisS = Total telur inang C. cephalonica

Page 44: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

36

V. SIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpukan, bahwa:

1. Jumlah imago yang muncul menunjukkan bahwa telur C. cephalonica yang

berukuran besar paling banyak menghasilkan imago Trichogramma berjenis

kelamin betina. Dalam waktu 180 menit, telur Corcyra berukuran besar rata-

rata menghasilkan 12 ekor parasitoid betina dan 8 ekor parasitoid jantan.

Sementara itu, telur Corcyra berukuran kecil hanya menghasilkan 8 ekor

Trichogramma betina dan kurang dari 6 ekor Trichogramma jantan.

2. Persentase parasitasi terbesar telur Corcyra oleh T. chilonis terdapat pada

telur yang berukuran besar. Meskipun persentase parasitasi telur Corcyra oleh

Trichogramma semakin menurun seiring dengan bertambahnya umur telur

namun akumulasi parasitasi telur Corcyra oleh Trichogramma terus

bertambah mulai dari 30 menit hingga 180 menit.

Page 45: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

37

DAFTAR PUSTAKA

Agus, N. 1991. Biologi Parasitoid Telur Trichogramma sp. (Hymenoptera:Trichogrammatidae) dan Telenomus sp. (Hymenoptera: Scelionidae) padaPenggerek Padi Kuning Scirpophaga incertulas Walker (Lepidoptera:Pyralidae).Tesis. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Alba MC. 1988. Trichogrammatids in the Philippines. Philipp. Ent 7(3): 253-271.

Anonim. 2011. Inefisiensi Pabrik Gula Rp 4,2 Triliun. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/02/01/04112127/Inefisiensi.Pabrik.Gula.Rp.4.2.Triliun. Diakses 19 Januari 2013.

Borror DJ, Triplehorn, CA, & JohnsonNF. 1992. Pengenalan PelajaranSerangga. Edisi Ke-enam. Penerjemah & penyunting : S. Partosoedjono &M.D. Brotowidjojo. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1083 hlm.

Buchori D, Pudjianto, & Sari A. 1997. Pengaruh perbedaan inang pada bionomiTelenomus spodopterae Dodd. (Hymenoptera Scelionidae): dampakterhadap biologi dan kebugaran. Bul. HPT. 9:8-18.

Colazza S,& E. Wajnberg. 1998. Effect of host egg mass size on sex ratio andoviposition sequence of Trissolcus basalis (Hymenoptera: Scelionidae).Population Ecology 27: 329-336.

Dewi, Ita ART. 2007. Daya parasitasi T. chilonis Ishii terhadap penggerek batangdi pertanaman tebu bergantung pada waktu aplikasi parasitoid. Skripsi.Universitas Lampung. Bandarlampung.20 hlm.

Ditjenbun. 1993. Pedoman Pengembangan Musuh Alami Hama Penggerek Tebu.Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. Jakarta. 35 hlm.

Ditjenbun. 2013. Kebutuhan Gula Nasional Mencapai 5700 Juta Ton Tahun 2014http://ditjenbun.deptan.go.id/setditjenbun/berita-172-dirjenbun--kebutuhan-gula-nasional-mencapai-5700-juta-ton-tahun-2014.html. Diakses 19 Januari2013.

Page 46: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

38

Djuwarso, T & Ellyda. A. Wikardi. 1999. Teknik perbanyakan Trichogrammaspp. di laboratorium dan kemungkinan penggunaannya. Jurnal LitbangPertanian.18 (4) : 111 – 119.

Fatimah, N. 2010. Pemanfaatan Varietas Unggul Tebu dan Penataan VarietasTebu, Langkah Strategis Menyongsong Swasembada Gula 2014,Artikel.http://www.ditjenbun.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 15 Februari2013

Godfray, HCJ. 1994. Parasitoids: Behavioral and Evolutionary Ecology. NewJersey: Princenton University Press.

Gord G, Legner EF & Caltagirone. 1999. Biology of parasitic hymenoptera. Diedit Bellows TS dan Fisher TW.Handbook Biological Control, Principlesand Applications of Biological Control. London. Academic Press. 1046 hlm.

Handayani RS, Buchori D & Prijono D. 2004. Pengaruh Pakan dan InangTerhadap Lama Hidup dan Produksi Telur Trichogramma pretiosum Riley(Hymenoptera: Trichogrammatidae). Di dalam: Arifin M et al., editor.Entomologi dalam Perubahan Lingkungan dan Sosial. Prosiding SeminarNasional Perhimpunan Entomologi Indonesia (PEI); Bogor, 5 Oktober2004. Bogor: PEI. hlm 45-60.

Harjaka T, Martono E, Witjaksono & Bambang HS. 2011. Potensi JamurMetarhizium anisopliae Untuk Pengendalian Uret Perusak Akar Tebu.Prosiding Seminar Nasional Pesnab IV, Jakarta 15 Oktober 2011.

Hasibuan, R. 2003. Pengendalian Hama Terpadu. Universitas Lampung.Bandarlampung. 103 hlm.

Hasriyanty. 2006. Perilaku, Pola Peletakan Telur dan Efisiensi PemarasitanParasitoid Trichogramma chilotraeae Nagaraja & Nagarkatti (Hymenoptera: Trichogrammatidae) pada Berbagai Jumlah Inang dan KepadatanParasitoid. Tesis. Institut Pertanian Bogor. 93 hlm.

Hassan, SA. 1993. The Mass Rearing and Utilization of Trichogramma to ControlLepidopterous Pests: Achievements and Outlook. Pestic Sci 37:387- 391.

Hatmosuwarno, S. 1966. Kemungkinan Penggunaan Tenaga Atom untukPemberantasan Hama Penggerek Pucuk Putih (S. nivella F.) pada TanamanTebu. Akademi Gula Negara Yogyakarta. 14 hlm.

Page 47: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

39

Herlinda S. 1995. Kajian Trichogrammatoidea bactrae bactrae Nagaraja(Hymenoptera: Trichogrammatidae) parasitoid telur Etiella zinkenellaTreitschke (Lepidoptera: Pyralidae). Tesis. Bogor: Program Pasca SarjanaInstitut Pertanian Bogor.

Herlinda S. 2005. Variasi kebugaran jenis/strain Trichogramma pada telurPlutella xylostella (l.) (Lepidoptera: Plutellidae). Jurnal PerlindunganTanaman. 11(1):51-59.

Husni, Alfian Rusdy, Pudjianto & Zulfanazli. 2010. Pengaruh lama penyimpananinang pada suhu rendah terhadap preferensi serta kesesuaian inang bagiTrichogrammatoidea armigera nagaraja. Jurnal Floratek 5 : 132-139.

Jannah, M. 2010. Informasi Dasar Parasitoid Telur Trichogramma chilonis Ishii(Hymenoptera: Trichogrammatidae) dalam Kaitannya dengan PengendalianHayati. Tesis. Bogor. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Kalshoven, L.G.E. 1981. The Pests of Crops In Indonesia. Laan PA van der,penerjemah. Jakarta: CV. Ichtiar Baru Van-Hoeve. Terjemahan dari : DePlagen van de Cultuurgewessen in Indonesie. 701 hlm.

Kania, D. 1997. Agihan Keruangan Penggerek Batang Chilo spp pada PerkebunanTebu PT Gula Putih Mataram. Skripsi. Universitas Lampung.Bandarlampung. 41 hlm.

Kumar MAA, Hosamani V & Apparampure S. 2010. Biology of sugarcaneinternode borer Chilo sacchariphagus indicus (Kapur). Karnataka Journalof Agricultural Sciences 23(1):140-141.

Li, L.Y. 1994. Worldwide use of Trichogramma for biological control ondifferent crops: a survey. Di dalam: Wajnberg E, Hassan SA, editor.Biological Control with Egg Parasitoids. Wallingford: CAB International.

Madry, B. 1993. Pedoman Pengembangbiakan Musuh Alami Hama PenyakitTanaman Tebu. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan.Jakarta. 45 hlm.

Mardiyani, P. 2013. Tekan Serangan Penggerek Pucuk dan Batang TebuEfektifkan Arah dan Jarak Pemasangan Pias.http://ditjenbun.deptan.go.id.Diakses 19 Januari 2013.

Page 48: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

40

Meidalima, D. 2014. Parasitoid Hama Penggerek Batang dan Pucuk Tebu di CintaManis, Ogan Ilir Sumatera Selatan. Journal of Biology & BiologyEducation. Biosaintifika 6 (1). 1-7 hlm.

Meilin A. 1999. Keragaman karakter morfologi dan genetik populasi parasitoidtelur Trichogramma spp. Dan Trichogrammatoidea spp.(Hymenoptera :Trichogrammatidae) dari daerah geografis yang berbeda di pulau Jawa.Tesis. Institut Pertanian Bogor.

Muljana, W. 2003. Teori dan Praktek Cocok Tanam Tebu dengan SegalaMasalahnya. Aneka Ilmu. Semarang. 57 hlm.

Nonci, N. 2005. Pemanfaatan Parasitoid Telur Trichogramma evanescensWestwood Untuk Pengendalian Penggerek Batang Jagung Ostriniafurnacalis Guenee. Prosiding Seminar Nasional Jagung Tahun 2005. BalaiPenelitian Tanaman Serealia. 548-561 hlm.

Nurindah. 2002. Identifikasi parasitoid telur Trichogramma danTrichogrammatoidea. Di dalam: Diseminasi Penerapan PemanfaatanParasitoid T. bactrae-bactrae (Nagaraja) Sebagai Agens Hayati untukMengendalikan Hama Penggerek Polong Kedelai spp.. Malang: BalaiProteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah VI.

Ode, P.J and Heinz, K.M. 2002. Host-size-dependent sex ratio theory andimprovingmass-reared parasitoid sex ratios. Biological Control 24: 31-41.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 255 hlm.

Prabowo, H., N. Asbani, & Supriyadi. 2013. Penggerek Batang Bergaris (Chilosacchariphagus Bojer) Hama Penting Tanaman Tebu. Info Tek Perkebunan.5 (5) :19p.

Pramono, D. 2005. Seri Pengelolaan Hama Tebu Secara Terpadu-2. Dioma.Malang. 219 hlm.

P3GI. 2008. Konsep Peningkatan Rendemen untuk Mendukung ProgramAkselerasi Industri Gula Nasional. Pasuruan, Indonesia. 26 hlm.

Ramlan. 2001. Kajian pelepasan populasi parasitoid trichogrammatidae untukpengendalian Helicoverpa armigera (Hubner) dan dampaknya terhadapkomunitas Arthropoda pada pertanaman kedelai. Tesis. Institut PertanianBogor.

Page 49: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

41

Reginawati. 1999.Tanaman Tebu (Saccharum officinarum).Penebar Swadaya.

Romli, Desta Sagita. 2006. Deteksi dini jenis kelamin Trichogramma chilonisIshii (Hymenoptera : Trichogrammatidae) menggunakan warna, ukuran, danbentuk telur Corcyra cephalonica (Lepidoptera : Pyralidae) di laboratorium.Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 27 hlm.

Samoedi D, Soehartawan & Mudjiono G. 1995. Distribution of top borer infestedcanes and sequential sampling for decision of borer control. Buletin PusatPenelitian Perkebunan Gula Indonesia No. 141: 1-20.

Schmidt, JM. 1994. Host recognition and acceptance by trichogramma. Dalam: Wajnberg E, Hassan SA, editor. Biological Control with Egg ParasitoidsWallingford : CAB International

Sudarsono H, Sunaryo & Saefudin. 2011. Intensitas kerusakan pada beberapavarietas tebu akibat serangan penggerek pucuk tebu (Scirpophaga nivella)setelah aplikasi zat pemacu kemasakan Isoprophylamine glyphosate. JurnalPenelitian Pertanian Terapan 11 (3): 73-81

Supriyono. 1993. Pengaruh Umur Telur Inang Corcyra cephalonica Stainton(Lepidoptera : Pyralidae) terhadap Parasitisme dan PerkembanganParasitoid Trichogramma australicum Girault (Hymenoptera :Trichogrammatidae). Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung. 39hlm.

Susilo, F.X. 2007. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Musuh Alamihama Tanaman. Graha Ilmu. Yogyakarta. 120 hlm.

Susilo F.X, Desta S. Romli, Sunaryo & M. Solikhin. 2007. Early detection ofTrichogramma chilonis sexes using the egg color and size of its factitioushost Corcyra cephalonica. Jurnal HPT Tropika 7 (1) : 30-38.

Susniahti, N & A Susanto. 2005. Effect of irradiated eggs ages of Corcyracephalonica Stt. on development of Trichrogramma japonicum Ash.parasitoids. Agrikultura 16:181-188.

Sutejo B. 2008. Antisipasi Perkembangan Hama Penggerek Pucuk dan PenggerekBatang di Perkebunan Tebu Akibat Perubahan Iklim di Unit Usaha CintaManis PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Kab. Ogan Ilir SumateraSelatan. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Organisme Pengganggu

Page 50: PARASITASI Trichogramma chilonis ISHII BERKOPULASI …digilib.unila.ac.id/22042/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT PARASITISM OF COPULATED AND NON-COPULATED Trichogramma

42

Tumbuhan dan Sumber Daya Hayati yang Berwawasan Lingkungan dalamMenyikapi Dampak Pemanasan Global, Palembang 18 Oktober 2008.

Walter E. 2000. Diversity and Life Histories of Parasitoids. In, Workshop onDevelopment and Utilization of Parasitoids (Eksploration, Identification,Mass Production, and Field Spreading). Bogor, 21-25 Februari.

Wilson, F & Huffaker, CB. 1976. The philosophy, scope, and importance ofbiological control. T.W. Fisher, Thomas S., et al, editor.Principles andapplications of biological control. New York Academic Press. 1005 hlm.