pelatihan webmaster untuk petugas pengelola web

12
Caption describing picture Tim Redaksi : Pelindung : Ir. M. Tassim Billah, MSc Penasehat : Agus Sunarya, SE, MM Ir. Budi Waryanto, MSi Ir. Bayu Mulyana, MM Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penanggung Jawab : A. Prasetyanto Wibowo, SH Redaksi : Dedi Triyono Editor : Eko Nugroho, S.Kom, MM Dra. P.Hanny Muliany, MM Dra. Laelatul Hasanah, Msi Dian Prasetyorini, SE Redaktur Pelaksana : Evita Wahyu Puspitasari, S.Kom Sekretariat : Marwati Agus Suparmi Redaksi menerima tulisan maupun saran dan kritik untuk Newsletter Pusdatin Kirimkan ke alamat redaksi : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Jl. Harsono RM No. 3 Gd. D Lantai IV Pasar Minggu Jakarta 12550 Telp : 021-7805305, 7816384 Fax : 021-7822638 e-mail : [email protected] Daftar Isi : Pelatihan Webmaster Untuk Petugas Pengelola Web….…(1) Sosialisasi dan Advokasi e-Form Peternakan Di Pontianak - Kalimantan Barat......(3) Penunjukkan Langsung Yang Lebih Aman Menggunakan e-Purchasing…...(7) Kegiatan Survei Pengguna Jagung Tahun 2014…..(10) Open Government Indonesia (OGI) dan Paramadina Public Policy Institute bekerja sama dalam menyelenggarakan acara Pelatihan Web Master “Menampilkan Transparasi Kinerja dan Anggaran melalui situs web K/L dalam Penerapan UU KIP” yang mengundang 47 Kementerian atau Lembaga yang salah satunya adalah Kementerian Pertanian. Pada kesempatan ini, Kementerian Pertanian mengutus dua orang staff untuk hadir dalam acara pelatihan ini yang diselenggarakan pada tanggal 04 - 06 Juni 2014 di The Mirah Hotel Bogor. Staff yang ditugaskan adalah Staff Aplikasi Multimedia yang diwakilkan oleh Hani Hanifah Rahmani dan Cahyani Wartianingsih. Keterbukaan Informasi Publik adalah sebuah gerakan lama yang kembali muncul sejak UU No. 14 tahun 2008 disahkan. Meskipun masih banyak kekurangan disana sini dalam penerapan UU KIP tersebut, akan tetapi semangat dan kemajuan keterbukaan informasinya cukup terasa sejak tahun 2010 sampai sekarang. Penempatan petugas IT atau Webmaster yang cakap dan memahami filosofi UU KIP merupakan suatu hal yang cukup penting agar penyediaan informasi melalui situs web dalam rangka memenuhi harapan masyarakat dan undang - undang. Ketersediaan data dan inforamasi dalam kementerian dan lembaga tidak lepas dari hasil kerjasama erat antara penyedia data (Bagian - bagian K/L), pengumpul dan pemberi data (Humas) dan petugas pengelola situs web (IT/Webmaster). Pembagian tugasnya sudah cukup BULAN AGUSTUS 2014 VOLUME 11 NO 115 Newsletter http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id ISSN : 1411-9196 PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB Para Petugas Pengelola Web (IT/Webmaster) dari 47 Kementerian atau Lembaga

Upload: lambao

Post on 14-Dec-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

Caption describing picture

or graphic.

Tim Redaksi :

Pelindung : Ir. M. Tassim Billah, MSc

Penasehat : Agus Sunarya, SE, MM Ir. Budi Waryanto, MSi Ir. Bayu Mulyana, MM Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM

Penanggung Jawab : A. Prasetyanto Wibowo, SH

Redaksi : Dedi Triyono

Editor : Eko Nugroho, S.Kom, MM Dra. P.Hanny Muliany, MM Dra. Laelatul Hasanah, Msi Dian Prasetyorini, SE

Redaktur Pelaksana : Evita Wahyu Puspitasari, S.Kom

Sekretariat : Marwati Agus Suparmi

Redaksi menerima tulisan

maupun saran dan kritik untuk Newsletter Pusdatin

Kirimkan ke alamat redaksi : Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian Jl. Harsono RM No. 3

Gd. D Lantai IV Pasar Minggu – Jakarta 12550 Telp : 021-7805305, 7816384

Fax : 021-7822638 e-mail :

[email protected]

Daftar Isi :

▪ Pelatihan Webmaster

Untuk Petugas Pengelola Web….…(1)

▪ Sosialisasi dan Advokasi

e-Form Peternakan Di Pontianak - Kalimantan Barat......(3)

▪ Penunjukkan Langsung

Yang Lebih Aman Menggunakan e-Purchasing…...(7)

▪ Kegiatan Survei Pengguna

Jagung Tahun 2014…..(10)

Open Government Indonesia (OGI)

dan Paramadina Public Policy Institute

bekerja sama dalam menyelenggarakan acara

Pelatihan Web Master “Menampilkan

Transparasi Kinerja dan Anggaran melalui

situs web K/L dalam Penerapan UU KIP” yang

mengundang 47 Kementerian atau Lembaga

yang salah satunya adalah Kementerian

Pertanian.

Pada kesempatan ini, Kementerian

Pertanian mengutus dua orang staff untuk

hadir dalam acara pelatihan ini yang

diselenggarakan pada tanggal 04 - 06 Juni

2014 di The Mirah Hotel Bogor. Staff yang

ditugaskan adalah Staff Aplikasi Multimedia

yang diwakilkan oleh Hani Hanifah Rahmani

dan Cahyani Wartianingsih.

Keterbukaan Informasi Publik adalah

sebuah gerakan lama yang kembali muncul

sejak UU No. 14 tahun 2008 disahkan.

Meskipun masih banyak kekurangan disana

sini dalam penerapan UU KIP tersebut, akan

tetapi semangat dan kemajuan keterbukaan

informasinya cukup terasa sejak tahun 2010

sampai sekarang.

Penempatan petugas IT atau

Webmaster yang cakap dan memahami

filosofi UU KIP merupakan suatu hal yang

cukup penting agar penyediaan informasi

melalui situs web dalam rangka memenuhi

harapan masyarakat dan undang - undang.

Ketersediaan data dan inforamasi

dalam kementerian dan lembaga tidak lepas

dari hasil kerjasama erat antara penyedia

data (Bagian - bagian K/L), pengumpul dan

pemberi data (Humas) dan petugas pengelola

situs web (IT/Webmaster).

Pembagian tugasnya sudah cukup

B U L A N A G U S T U S 2 0 1 4 V O L U M E 1 1 N O 1 1 5

Newsletter

http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id ISSN : 1411-9196

PELATIHAN WEBMASTER

UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

Para Petugas Pengelola Web (IT/Webmaster)

dari 47 Kementerian atau Lembaga

Page 2: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 2

jelas, IT/Web membuat tampilan yang baik

menampilkan informasi sesuai UU KIP datanya

berasal dari humas atau PPID, Humas atau PPID

mengumpulkan, berkoordinasi dengan satker lain

agar penyediaan informasi bisa mutakhir dan

berkesinambungan.

Kegiatan pelatihan untuk petugas pengelola

situs web (IT/Webmaster) ini dilaksanakan untuk

berbagi, belajar dan memahami lebih mendalam

aturan-aturan baku pembuatan dan pengelolaan

situs K/L agar lebih menarik, aman, akuntable,

responsif estetis, dan informatif sesuai dengan UU

KIP.

Materi yang diberikan diawali dengan

Pemaparan dari Bapak Abdul Rahman Ma’mun

(Direktur PPPI) dengan materi :

Lanjutan Berita Pelatihan Webmaster...

1. UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik: Filosofi, substansi, dampak

positifnya bagi peningkatan kinerja Kementerian/

lembaga dan Peringkat Open Budget Index.

2. Tugas, kewenangan, dan tanggung jawab Humas

dalam menerapkan Standar Layanan Infromasi

publik di Kementerian/lembaga.

3. Pengelolaan Informasi Publik : Informasi yang

wajib disediakan dan diumumkan khususnya

menyangkut data yang terkait keuangan dan

penganggaran mengacu pada UU KIP.

Setelah pemaparan diadakan diskusi

kelompok untuk mereview beberapa situs website

Kementarian yang dijadikan contoh untuk

menganalisa aplikasi website dan content website

yang ada didalamnya. Pada diskusi ini, peserta dibagi

menjadi beberapa kelompok yang masing-masing

kelompok me-review satu website Kementerian.

Setelah melaksanakan diskusi, masing-masing

mempresentasikan hasil review website terdapat

beberapa kelebihan dan kekurangan website yang

harus lebih dikembangkan.

Pada pelatihan ini peserta pun diberikan

materi-materi Website sebagai peningkatan kualitas

SDM Pengelola website di Kementerian/lembaga.

Materi-materi yang berikan adalah sebagai berikut :

Bapak Abdul Rahman Ma’mun Selaku

Direktur PPPI sedang memberikan materi

Judul Materi Detail Materi

Web User Experience 1. Pengenalan Web User Experience

2. Konsep dalam web user experience

3. Desain web yang sesuai dengan user experience

yang baik

4. Penerapan User Experience yang baik dalam

pembuatan web

Fundamentals of Web Security 1. Pengenalan aspek keamanan dalam web

2. Penanganan dini terhadap risiko keamanan

3. Penerapan aspek keamanan dalam pembuatan web

Fundamentals of Web Analytics 1. Pengenalan web analitik

2. Penggunaan web analitik untuk meningkatkan

performa web

Web Content Creation 1. Konsep konten web

2. Panduan dalam membuatn konten web

Introduction to Web 2.0 1. Pengenalan konsep web dan media social

2. Peran media social dalam web pemerintahan

3. Penerapan media social di web pemerintahan

Javascrip for User Interface/Experience

Page 3: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 3

memperbaiki kekurangan - kekurangan yang ada

pada masing - masing website kementerian/lembaga

agar menjadi media yang lebih informatif lagi bagi

masyarakat luas. ( Hani)

Pelaporan melalui media elektronik (e-Form)

sangat cocok untuk diimplementasikan di Indonesia

yang wilayahnya sangat luas dan berpulau - pulau.

e-Form akan mempercepat sampainya pelaporan

dari Sabang sampai Merauke ke Provinsi maupun

Pusat tanpa hambatan transportasi.

Pelaporan melalui e-Form di subsektor

peternakan telah dikembangkan sejak tahun 2007.

Beberapa kendala yang dijumpai pada implementasi

e-Form ini diantaranya keterbatasan SDM, bentuk

kelembagaan pengelola data peternakan yang

bervariasi antar daerah dan lemahnya dukungan

kebijakan. Selain itu beberapa kebijakan seperti

telah terbitnya Peraturan pemerintah No. 41 tahun

2007, menyebabkan bentuk kelembagaan khusus

yang menangani data satistik peternakan di daerah

tidak tersedia, sehingga manajemen penanganan

data cenderung mengalami hambatan.

Tujuan dari pelaksanaan sosialisasi ini adalah

melakukan bimbingan lanjut petunjuk teknis dan

e-Form peternakan kepada petugas pengelola data di

Provinsi Kalimantan Barat dengan memberikan

pemahaman yang sama kepada petugas pengelola

data peternakan di semua tingkatan mengenai

petunjuk teknis pengumpulan data peternakan dan

operasional aplikasi e-Form peternakan. Adapun

sasaran yang akan dicapai adalah terlatihnya petugas

pengelola data peternakan di Provinsi Kalimantan

Barat di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi

sebanyak 11 petugas, meningkatnya pemahaman

petugas pengelola data peternakan mengenai

pedoman pengumpulan data peternakan dan aplikasi

e-Form Peternakan dan terupdatenya data populasi

ternak, pemotongan ternak, pemasukan dan

Materi - materi tersebut diberikan dengan

metode pemaparan, praktek dan diskusi. Pelatihan

ini memberikan motivasi tersendiri bagi para

pengelola website Kementerian/lembaga untuk

Lanjutan Berita Pelatihan Webmaster...

Salah satu kelompok diskusi Pelatihan Webmaster

SOSIALISASI DAN ADVOKASI E-FORM PETERNAKAN

DI PONTIANAK - KALIMANTAN BARAT

Narasumber sedang memberikan pengarahan

sekaligus membuka acara Sosialisasi dan

Advokasi e-Form Peternakan Di Pontianak

Instruktur dan Peserta sedang mendengarkan

pengarahan dari Narasumber

Page 4: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 4

provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan

Sosialisasi dan Advokasi e-Form Peternakan tahun

2014 adalah sebagai berikut :

1. Penjelasan Buku Pedoman Pengumpulan Data

Peternakan, materi yang disampaikan meliputi :

Pengorganisasian Pengumpulan Data (Tingkat

Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota).

Metodologi (Konsep dan Definisi, Data yang

dikumpulkan, Metode Pengumpulan Data

Reguler).

Penjelasan Tata Cara Pengisian Formulir

Pengumpulan Data (Form NAK 01 – NAK 04

dan Form Input Parameter).

Pengolahan dan Rekapitulasi Data (rekap

formulir tingkat Kabupaten/Kota, rekap

formulir tingkat Provinsi, rekap formulir

tingkat Nasional).

Pelaporan dan Penyajian Data.

2. Aplikasi e-Form Peternakan, materi yang

disampaikan meliputi :

Pendahuluan → Penjelasan apa itu elektronik

Form Peternakan (e-Form Nak), kegunaan dan

manfaat penggunaan e-Form Nak.

Tata Cara Installasi Aplikasi e-Form

Peternakan.

Penjelasan Entri Data Form NAK 01 – NAK 04

dan Form Input Parameter.

Utility → Manajemen User, Manajemen

Komoditas, Manajemen Wilayah, Manajemen

Server, Gabung Data, Backup Data, Restore

Data, Kirim Data (secara offline dan online).

Output/Rekap hasil entri data Form NAK 01 –

NAK 04 dan Form Input Parameter (Rekap

Populasi, Rekap Pemotongan, Rekap Ternak

Masuk, Rekap Ternak Keluar, Rekap Populasi

Daging, Rekap Produksi Telur, Rekap Produksi

Susu).

Bantuan → Penjelasan Fasilitas menu

BANTUAN ini merupakan panduan untuk

memudahkan petugas Kabupaten/Kota dalam

mengoperasikan e-Form Peternakan.

3. Pre test dan post test, para peserta sebelum dan

sesudah mengikuti kegiatan Sosialisasi dan

Advokasi e-Form Peternakan tahun 2014 diminta

Lanjutan Berita Sosialisasi dan Advokasi e-Form...

pengeluaran ternak di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat.

Jumlah peserta pelatihan Sosialisasi dan

Advokasi e-Form Peternakan di Provinsi Kalimantan

Barat sebanyak 11 orang yang terdiri dari petugas

pengelola data peternakan tingkat Provinsi 3 (tiga)

orang, tingkat Kabupaten/Kota 8 orang. Nama-

nama peserta dan asal instansi secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Peserta Sosialisasi dan Advokasi e-Form Peternakan Di Pontianak

Instruktur dalam pelaksanaan Sosialisasi

dan Advokasi e-Form Peternakan di Provinsi

Kalimantan Barat berasal dari Pusdatin sebanyak 1

(satu) orang dibantu oleh 1 (satu) orang asisten

dengan kualifikasi menguasai Pedoman Metode

Pengumpulan Data Peternakan, menguasai

komputer dan teknologi informasi serta aplikasi

e-Form Peternakan, mampu menilai kemajuan hasil

berlatih para peserta pada akhir kegiatan. Para

instruktur pada waktu memberikan materi dibantu

oleh asisten di dalam kelas sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan. Nama instruktur dan asisten

yang terlibat dalam kegiatan ini Ir. Roch

Widaningsih, Msi dan Suyati, S.Kom. Narasumber

yang memberikan pengarahan dan sekaligus

membuka acara pelaksanaan Sosialisasi dan

Advokasi e-Form Peternakan di Provinsi Kalimantan

Barat adalah Kepala Dinas Peternakan dan

Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat yaitu

Drh. H. Manaf Mustafa dan dari Pusat Data dan

Sistem Informasi Pertanian Ir. Budi Waryanto, MSi.

Materi yang disampaikan kepada peserta

NO NAMA PROVINSI/KABUPATEN

1 Sri hartini Provinsi Kalbar

2 Merry Provinsi Kalbar

3 Eka Syawalia Provinsi Kalbar

4 Sofia Febriyanita Kota Pontianak

5 Sumiyanto Pontianak

6 Fenansius Kecung Sekadau

7 Okta Abdillah, SPt Singkawang

8 Oni Purwoko Melawi

9 Yuveralis Viktor Landak

10 Finny Widiyanti Sanggau

11 Eka Martini Sambas

Nilai rata-rata

Page 5: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 5

Lanjutan Berita Sosialisasi dan Advokasi e-Form...

untuk mengisi pre test dan post test sebagai

parameter tingkat kesiapan pemahaman materi.

Pre test diberikan sebelum sosialisasi

dilaksanakan dan post test setelah selesai materi

sosialisasi disampaikan. Nilai rata - rata pre test

adalah 8.33 dan nilai post test menjadi 9.23.

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi dan

Advokasi e-Form Peternakan diawali dengan

pembacaan pointer oleh Kepala Dinas Peternakan

Provinsi Kalimantan Barat yaitu Drh. Erinaldi,

Setelah pembacaan pointer berakhir dilanjutkan

dengan pembukaan, dalam pembukaan ini

narasumber dari Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian (Ir. Dyah Riniarsi, MSi) memberikan

penekanan akan pentingnya data yang akurat dan

tepat waktu.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap peserta

pelatihan, peserta sangat aktif dalam forum

tanya jawab. Keaktifan peserta tercermin dari

banyaknya pertanyaan yang diajukan, baik

pertanyaan yang berkaitan dengan pedoman

pengumpulan data peternakan maupun dengan

Aplikasi e-Form Peternakan. Berikut pertanyaan

yang diajukan oleh peserta beserta tanggapannya

tersaji dalam Tabel 2.

Tabel 2. Rangkuman Daftar Diskusi antara Peserta dan Instrukturyang berhubungan dengan materi yang

disajikan pada Sosialisasi e-Form Peternakan

NO PERTANYAAN TANGGAPAN

1 Kabupaten Sekadau (P Fenansius):

Batasan populasi komoditas

peternakan, apa hanya untuk 15

komoditas ternak tersebut di form

nak-01 atau bisa ditambah komoditas

lain. Sebaliknya jika dari 1 s.d 15 tidak

ada di suatu kecamatan apa dihapus

apa populasi sama dengan 0 (nol)?

Dulu populasi dihitung pakai rumus,

bagaimana dalam hal ini?

Populasi apakah pada akhirnya

bermuara ke penghitungan Suplai-

Demand?

Populasi mencakup 15 komoditas

sebagaimana tersaji pada form nak - 01,

namun apabila ada komoditas ternak yang

dominan di Kalbar tetapi tidak dicakup

dalam 15 komoditas tersebut, e-Form

memfasilitasi penambahan komoditas

di menu Utility. Kode ditambahkan dan

dilaporkan ke BPS, namun demikian

komoditas tambahan hanya tersaji di

laporan kabupaten/kota, sedang yang ke

Pusat tetap hanya mencakup 15 komoditas

sebagaimana tersaji pada form nak - 01.

Populasi dientri ke fasilitas e-Form melalui

input data, populasi tidak dihitung pakai

rumus lagi.

Populasi yang dientri di e-Form ini bisa

diedit oleh adminnya (petugas Kabupaten/

Kota) apabila ada perubahan populasi

setelah adanya verval atau yang lainnya.

Populasi setelah melalui mekanisma verval

yang digunakan untuk perhitungan Suplai-

Demand.

2 SARAN/PERMINTAAN :

Petugas yang bertugas mengumpulkan

data peternakan. Perlu diberikan

formulir pengumpulan datanya (Nak01,

Nak02, Nak 03 dan Nak04) seperti di

Tanaman Pangan.

Permintaan akan diteruskan ke instansi yang

bertugas mendistribusikan Formulir tersebut

(Ditjen PKH atau BPS).

Page 6: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 6

Lanjutan Berita Sosialisasi dan Advokasi e-Form...

( Roch/Hanny)

Tabel 2. Lanjutan

NO PERTANYAAN TANGGAPAN

3 Kota Singkawang (Pak Okta) : Data populasi ternak dulunya dihitung keadaan per tanggal 31 Desember tahun berjalan sebagai P0 tahun berikutnya, kemudian harus menyesuaikan per Mei 2011 berlangsungnya PSPK, kemudian karena adanya ST 2013 populasi ternak mengikuti pelaksanaan ST per Juni 2013, Apakah seterusnya populasi dihitung per Juni tahun berjalan untuk semua jenis ternak?

Iya sampai nanti ada pendataan yang bersifat nasional lagi.

4 Kab. Landak (Pak Yuvenalis) Bagaimana mengisi formulir nak - 03 kalau sapi yang masuk ke Kabupaten Landak berasal dari Madura tetapi melewati dulu Kabupaten Kubu Raya apakah pemasukan antar Kabupaten atau antar provinsi?

Kalau di Kabupaten Kubu Raya dicatat sebagai pemasukan antar provinsi, maka setelah dikirim lagi ke Kabupaten Landak (jadi dicatat lagi di Kubu Raya sebagai pengeluaran antar kabupaten) maka di Kabupaten Landak dicatat sebagai pemasukan antar kabpaten. Tetapi kalau pencatatan hanya di kabupaten Landak (karena sudah diorder) dan di Kubu Raya tidak dicatat maka dicatat sebagai pemasukan antar provinsi.

5 Kab. Pontianak (Pak Sumiyanto) :

Bagaimana mengisi formulir Nak03 & Nak04 kalau sapi yang masuk dan keluar tidak dibedakan jenis kelamin?

Bagaimana mengisi formulir Nak01 kalau catatan populasi sapi selama ini belum membedakan umur?

Isilah menggunakan parameter yang ada di kabupaten atau provinsi.

Isilah dengan memproporsikan dengan menggunakan parameter yang ada di kabupaten atau provinsi.

6 Kab. Pontianak (Pak Sumiyanto) : Paling sulit adalah memperoleh data masuk dan keluar ternak karena tidak setiap ternak yang masuk/keluar melalui pos pencatatan, bagaimana mengatasi hal ini?

Bisa didekati dengan mengecek ternak di pasar hewan.

7 PERMASALAHAN : a. Tidak ada dinas peternakan dan kesehatan hewan yang berdiri sendiri di tingkat

kabupaten/kota di Kalimantan Barat, bahkan ada yang hanya berdiri sebagai satu seksi di dinas yang membidangi pertanian, dan yang menangani pun kadang tidak paham tentang peternakan.

b. Otonomi daerah menyebabkan provinsi tidak mempunyai kepanjangan tangan di kabupaten/kota, sehingga program-program tidak berjalan.

Narasumber sedang menjelaskan materi Buku Pedoman Teknis Pengumpulan Data Peternakan

(Roch) dan e-Form Peternakan (Suyati)

Page 7: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 7

Pada gambar proses bisnis e-Purchasing,

e-Purchasing berada pada ranah panitia K/L/D/I.

Panitia dapat melakukan negosiasi harga atau

langsung menyetujui harga yang ditawarkan kontrak

payung kemudian langsung membuat kontrak

pengadaan bila semua persyaratan sudah sesuai.

tinggi, banyak tersedia di pasar, pasar kompetitif,

barang/jasa sederhana, dan jenis barang/jasa

didominasi dengan barang pabrikan, dan jasa

standar. Proses pengadaan melalui e-Purchasing

berkaitan dengan e-Catalog yang memuat informasi

mengenai barang/jasa yang akan diproses melalui

aplikasi e-Purchasing.

Proses bisnis e-Purchasing

Aplikasi e-Purchasing memiliki proses bisnis

antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP), penyedia barang/jasa, dan

K/L/D/I. Proses antara LKPP dan penyedia barang/

jasa berada pada proses memasukkan data barang/

jasa yang akan dimasukkan di dalam e-Catalogue.

LKKP akan mengadakan proses verifikasi untuk

menentukan kontrak payung dari penyedia barang/

jasa yang akan diumumkan melalui e-Catalogue dan

digunakan oleh panitia K/L/D/I melalui aplikasi

e-Purchasing.

Proses pemilihan penyedia barang/jasa

lainnya diatur melalui Peraturan presiden Nomor 70

Tahun 2012 pada pasal 35 yaitu dengan cara

pelelangan yang terdiri pelelangan umum dan

sederhana, penunjukkan langsung, pengadaan

langsung atau kontes/sayembara. Peraturan

Presiden ini pun diperkuat dengan Peraturan Kepala

LKPP Nomor 17 Tahun 2012 tentang e-Purchasing

pada pasal 1 ayat 5 yaitu e-Purchasing adalah tata

cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog

elektronik.

Trend pengadaan ke depannya nantinya tidak

hanya dilaksanakan melalui proses lelang atau

tender. Karena tender biasanya merupakan barang

dengan volume dengan kebutuhan rendah, belum

tersedia di pasar, pasar kompetitif, barang/jasa yang

cukup kompleks, kemudian jenis barang/jasa

didominasi dengan rekayasa, jasa, design,

dan inovasi. Sedangkan penunjukkan langsung

merupakan barang dengan volume kebutuhan

PENUNJUKKAN LANGSUNG YANG LEBIH AMAN

MENGGUNAKAN E-PURCHASING

Gambar 1. Proses Bisnis e-Purchasing

Alur melakukan proses pembelian melalui

e-Purchasing

Alur proses pembelian melalui aplikasi

e-Purchasing melalui tiga tahapan. Tahapan pertama

berada di sisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Page 8: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 8

Lanjutan Berita Penunjukkan Langsung...

Gambar 3. Alur Proses Pembelian Melalui e-Purchasing Dari Sisi Pokja ULP

Gambar 4. Alur Proses Pembelian Melalui e-Purchasing Dari Sisi Penyedia

e-Purchasing.

Selanjutnya pokja ULP yang akan memproses

login sebagai panitia ke dalam aplikasi SPSE dan

memilih masuk ke aplikasi e-procurement lainnya

untuk membuat paket dan kirim permintaan

pembelian.

Gambar 2. Alur Proses Pembelian Melalui e-Purchasing Dari Sisi PPK

PPK melihat melalui e-Catalogue spesifikasi

yang dibutuhkan serta harga yang sesuai. Kemudian

PPK menyusun rencana pelaksanaan pengadaan

yang akan dilaksanakan kemudian rencana

pelaksanaan pengadaan tersebut disampaikan ke

Pokja/ULP yang akan melaksanakan proses

penunjukkan langsung menggunakan aplikasi

pembelian yang diajukan oleh pokja ULP bila

memang penyedia menyanggupi permintaan pokja

ULP.

Selain PPK dan pokja ULP, penyedia barang/

jasa juga ikut mengakses aplikasi SPSE untuk melihat

notifikasi yang dikirimkan dan menyetujui

Page 9: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 9

Lanjutan Berita Penunjukkan Langsung...

dalam aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE) karena aplikasi ini menempel di dalam

aplikasi SPSE.

Gambar 5. Halaman Aplikasi e-procurement lainnya

Aplikasi e-Purchasing

Aplikasi ini dapat diakses setiap PPK, panitia

pengadaan barang/jasa dan penyedia/rekanan

barang/jasa yang sudah memiliki hak akses ke

Gambar 6. Halaman Aplikasi e-Purchasing

Setelah panitia login ke dalam aplikasi SPSE,

panitia dapat mengaksesnya melalui menu Aplikasi

e-procurement lainnya kemudian pilih aplikasi

e-Purchasing yang panitia barang/jasa inginkan.

Di dalam aplikasi e-procurement lainnya ini terdapat

beberapa aplikasi e-Purchasing seperti aplikasi

e-Purchasing obat, alat kesehatan, PP sheet, mesin

pertanian, hotmix, readymix, kendaraan bermotor,

Internet Service Provider (ISP), dan alat berat.

Page 10: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 1 0

Lanjutan Berita Penunjukkan Langsung...

Gambar 6. Lanjutan

Sementara jagung untuk pangan diantaranya diolah

menjadi berbagai macam produk makanan turunan

seperti sereal, minyak jagung, tepung jagung, dan

lain - lain.

Berdasar tabel input output tahun 2005

(BPS), penggunaan jagung untuk industri pakan

ternak sekitar 21,85%, kopi giling dan kupasan

sebesar 8,91%, tepung jagung sebesar 7,18%, bibit

melalui aplikasi e-Purchasing maka panitia barang/

jasa dapat mulai memproses kontrak pengadaan.

Penggunaan aplikasi e-Purchasing ini relatif

lebih aman untuk panitia pengadaan barang/jasa

karena harga yang ditawarkan oleh penyedia/

rekanan barang/jasa sudah masuk ke dalam kontrak

payung antara LKPP dengan penyedia. Selain itu,

pembelian barang yang dapat langsung memilih se-

suai dengan kebutuhan panitia barang/jasa sesuai

dengan jenis serta merk barang/jasa yang mereka

butuhkan. ( Lilik)

Panitia cukup menekan menu aplikasi

e-Purchasing yang panitia barang/jasa butuhkan

kemudian tekan tombol Masuk Versi Production

untuk mulai mengerjakan penunjukkan langsung

menggunakan e-Purchasing. Setelah menekan

tombol tersebut panitia barang/jasa mulai dapat

membuat paket dan mengisi formulir yang tampil

pada aplikasi. Sebelum menginputkan data barang/

jasa yang dibutuhkan oleh panitia, panita harus

melihat kebutuhan barang/jasa pada aplikasi

e-Catalogue. Bila data sudah diinputkan dan PPK

sudah menyetujui proses pembelian barang/jasa

KEGIATAN SURVEI PENGGUNA JAGUNG

TAHUN 2014 Jagung merupakan komoditas strategis dilihat

dari perannya sebagai sumber karbohidrat kedua

setelah beras dan juga sebagai bahan baku pakan

ternak. Penggunaan jagung dalam negeri didominasi

oleh industri pakan ternak. Komposisi jagung dalam

pakan unggas berkisar 50 %, sehingga diperkirakan

industri pakan ternak nasional setiap tahunnya

membutuhkan sekitar 6 - 7 juta ton jagung.

Page 11: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

H A L A M A N 1 1

sebesar 5,31% , minyak jagung sebesar 3,23% dan

pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar

51,37%. Sementara itu, data penggunaan jagung

yang diolah untuk industri makanan dan non

makanan dalam perhitungan Neraca Bahan

Makanan (NBM) cenderung under estimate. Untuk

itu perlu informasi yang lebih akurat tentang

penggunaan jagung oleh industri pakan dan

penggunaan lainnya. Pusat Data dan Sistem

Informasi Pertanian pada tahun 2014 akan

melakukan Survei Penggunaan Jagung di beberapa

provinsi sampel.

Tujuan dari kegiatan ini adalah (a) melakukan

survei untuk mengumpulkan data dan informasi

tentang penggunaan jagung untuk industri makanan

dan non makanan di wilayah sampel, dan (b)

Melakukan analisis hasil survei penggunaan jagung

untuk industri makan dan non makanan. Pada

tahun 2014 ini survei akan dilakukan di 5 (lima)

provinsi sentra jagung dan lokasi industri berbahan

baku jagung dengan total sampel sebanyak 250

sampel. Obyek survei meliputi Industri pakan,

industri pangan, petani, pedagang dan peternak

ayam petelur/ayam buras/itik. Wilayah sampel

adalah Provinsi Sumatera Utara, Banten, Jawa

Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Alokasi sampel

secara rinci tersaji pada Bab III Metodologi. Survei

akan dilaksanakan pada bulan Juni 2014, dengan

cakupan data yang dikumpulkan selama setahun

terakhir (Juni 2013 s/d Mei 2014).

Tahapan kegiatan survei, petugas, dokumen

yang digunakan serta jadwal pelaksanaan survei

adalah sebagai berikut :

Alur Pengumpulan Data

Pelaksanaan Survei Penggunaan Jagung

secara garis besar ada 2 (dua) alur, yaitu untuk

industri dan non industri. Responden untuk industri

adalah perusahaan/industri pakan dan industri

pangan yang berbahan baku jagung. Sementara

responden untuk non industri adalah petani,

pedagang dan peternak.

Secara rinci alur dokumen survei dan

pengumpulan data disajikan pada bagan berikut :

Gambar 1. Alur survei untuk industri

Keterangan : Koordinasi

Pengumpulan Data

Gambar 2. Alur survei untuk non industri (petani,

pedagang dan peternak)

Pemilihan Sampel

Survei pengunaan jagung yang akan dilakukan

mencakup 5 (lima) pelaku pada rantai tata niaga

jagung yakni mulai dari tingkat produsen hingga

penggunaannya oleh peternak, industri pakan, dan

industri pangan yang berbahan baku jagung. Oleh

karena itu, responden dari survei ini meliputi :

1. Petani

2. Pedagang

Lanjutan Berita Kegiatan Survei Pengguna Jagung...

Pusdatin/Tim

GPMT / KADIN

Industri SPJ2014.PAKAN SPJ2014.PANGAN

SPJ2014.PAKAN SPJ2014.PANGAN

Pusdatin/Tim Provinsi, Kabupaten

Petani, Pedagang, Peternak

SPJ2014.TANI SPJ2014.DAG SPJ2014.NAK

Page 12: PELATIHAN WEBMASTER UNTUK PETUGAS PENGELOLA WEB

Lanjutan Berita Survei Karkas Unggas...

H A L A M A N 1 2

3. Peternak ayam petelur/ayam buras/itik

4. Industri pakan

5. Industri pangan

Pelaku pada mata rantai tata niaga jagung

yang menjadi target pada survei ini digambarkan

pada skema berikut :

Gambar 3. Skema pelaku pada rantai tata niaga

jagung yang menjadi target survei

Pemilihan provinsi sampel dilakukan

berdasarkan provinsi sentra produksi jagung pipilan

kering serta banyaknya industri/usaha/unit

pengolahan jagung untuk pakan dan pangan. Dasar

pemilihan ini berasal dari data produksi jagung

pipilan kering per provinsi yang bersumber dari BPS,

data industri pakan ternak dari Ditjen Peternakan

dan Kesehatan Hewan, serta data usaha/unit

industri besar/sedang dan mikro/kecil yang

bersumber dari BPS. Berdasarkan atas besarnya

produksi jagung dan lokasi pabrik pakan, maka

terpilih 5 (lima) provinsi seperti tersaji pada tabel.

Sementara pemilihan kabupaten di provinsi terpilih

dilakukan berdasarkan kabupaten yang memiliki

produksi jagung pipilan kering relatif tinggi serta

banyaknya industri/usaha/unit pengolahan jagung

untuk pakan dan pangan. Provinsi dan kabupaten

terpilih adalah sebagai berikut :

Alokasi sampel petani dan pedagang dipilih

pada tiap-tiap kabupaten sampel dilakukan secara

proporsional berdasarkan besarnya daerah sentra

produksi jagung. Sementara alokasi sampel

peternak ayam petelur/ayam buras/itik dipilih pada

tiap - tiap kabupaten sampel dilakukan secara

proporsional berdasarkan besarnya daerah sentra

produksi jagung dan juga banyaknya peternak ayam

petelur/ayam buras/itik yang mencampur sendiri

jagung sebagai pakannya. Sampel perusahaan/usaha

industri pakan dipilih pada tiap - tiap provinsi sampel

berdasarkan data dari Ditjen Peternakan dan

Kesehatan Hewan serta Asosiasi/Gabungan

Perusahaan Makanan Ternak (GPMT). Alokasi

sampel perusahaan/usaha industri pangan dipilih

pada tiap-tiap kabupaten sampel dilakukan secara

proporsional berdasarkan besarnya daerah sentra

produksi jagung dan jumlah industri berbahan baku

jagung berdasarkan data BPS.

Alokasi jumlah sampel survei penggunaan

jagung menurut jenis responden di 5 (lima) provinsi

adalah sebagai berikut :

Responden yang akan diwawancarai

diupayakan dapat memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

1. Petani

Telah melakukan usaha tani jagung dalam

waktu yang relatif lama

Bentuk hasil produksinya jagung pipilan ker-

ing

Sebagian atau seluruh produksi jagungnya

untuk dijual

Melakukan transaksi penjualan jagung pada

periode survei

2. Peternak ayam ras petelur/ayam buras/itik

Beternak ayam ras petelur/ayam buras/itik

Menggunakan pakan jagung yang dicampur

sendiri

3. Pedagang

Berdagang jagung pipilan kering dan atau

wujud lainnya

Memiliki lokasi usaha yang jelas

Mudah diwawancarai ( Wita)