pemanfaatan lahan perkarangan sebagai …

9
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222 214 PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENDAPATAN PETANI (STUDI KASUS USAHATANI LAHAN PERKARANGAN DI KECAMATAN BLANGBINTANG Rhafiri Rahman 1* , Zulkifli 2 1) Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh, Email: [email protected] 2) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email:[email protected] Abstract This research purposes to knowing the contribution of land utilization of yard to the income of landowners in Blang Bintang Sub-district, Aceh Besar.The using model of this research is qualitative then described descriptively, with using primary data through observing and interview (face to face). While quantitative analysis is described based on the results of questionnaires that have been distributed to respondents in Blang Bintang sub-district. This research was conducted at Blang Bintang Sub-district, where sample were taken from several villages that were still actively utilizing farming business activities on land of yard with 30 respondents and not all villages have respondents who carry out optimization of the use of the land area. The result of this research presented that all samples from the entire population have used the land as an alternative income for farmers in Blang Bintang Sub-district, Aceh Besar. In addition, farming business in the yard also experience a change in income budget that increases after the land is used for farming business, the increase in income of each respondent was Rp 2.104.350. Benefits from land of yard not only provide additional household income, but can also save on family consumption expenses. Keyword:Farming Business, Land Utilization of Yard, Income Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan lahan perkarangan terhadap pendapatan pemilik lahan di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang kemudian diuraikan secara deskriptif, dengan menggunakan data primer melalui observasi, dan wawancara (face to face). Sementara analisis kuantitatif diuraikan berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada respondendi Kecamatan Blang Bintang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Blang Bintang, dimana sampel diambil dari beberapa gampong yang masih aktif memanfaatkan kegiatan usahatani dilahan perkarangan dengan jumlah 30 respondendan tidak semua gampong terdapat responden yang melaksanakan optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel dari seluruh populasitelah memanfaatkan lahan perkarangan sebagai alternatif pendapatan petani di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Selain itu, usahatani di lahan perkarangan juga mengalami perubahan pendapatan yang meningkat setelah lahannya dimanfaatkan untuk usahatani, peningkatan pendapatan masing-masing responden sebesar Rp 2.104.350. Nilai R/C rasio dari usahatani lahan perkarangan juga menguntungkan karena lebih dari satu. Manfaat lahan perkarangan tidak hanya memberikan tambahan pendapatan rumah tangga saja, tetapi juga dapat menghemat pengeluaran konsumsi keluarga. Kata Kunci : Usaha Tani, Pemanfaatan Lahan Perkarangan, Usaha Tani, Pendapatan

Upload: others

Post on 03-Dec-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

214

PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENDAPATAN PETANI (STUDI KASUS USAHATANI LAHAN PERKARANGAN DI KECAMATAN

BLANGBINTANG

Rhafiri Rahman1*, Zulkifli2 1) Jurusan Ekonomi PembangunanFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala BandaAceh,

Email: [email protected] 2) Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,

Email:[email protected]

Abstract

This research purposes to knowing the contribution of land utilization of yard to the income of landowners in Blang Bintang Sub-district, Aceh Besar.The using model of this research is qualitative then described descriptively, with using primary data through observing and interview (face to face). While quantitative analysis is described based on the results of questionnaires that have been distributed to respondents in Blang Bintang sub-district. This research was conducted at Blang Bintang Sub-district, where sample were taken from several villages that were still actively utilizing farming business activities on land of yard with 30 respondents and not all villages have respondents who carry out optimization of the use of the land area. The result of this research presented that all samples from the entire population have used the land as an alternative income for farmers in Blang Bintang Sub-district, Aceh Besar. In addition, farming business in the yard also experience a change in income budget that increases after the land is used for farming business, the increase in income of each respondent was Rp 2.104.350. Benefits from land of yard not only provide additional household income, but can also save on family consumption expenses.

Keyword:Farming Business, Land Utilization of Yard, Income

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pemanfaatan lahan perkarangan terhadap pendapatan pemilik lahan di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang kemudian diuraikan secara deskriptif, dengan menggunakan data primer melalui observasi, dan wawancara (face to face). Sementara analisis kuantitatif diuraikan berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada respondendi Kecamatan Blang Bintang. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Blang Bintang, dimana sampel diambil dari beberapa gampong yang masih aktif memanfaatkan kegiatan usahatani dilahan perkarangan dengan jumlah 30 respondendan tidak semua gampong terdapat responden yang melaksanakan optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel dari seluruh populasitelah memanfaatkan lahan perkarangan sebagai alternatif pendapatan petani di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar. Selain itu, usahatani di lahan perkarangan juga mengalami perubahan pendapatan yang meningkat setelah lahannya dimanfaatkan untuk usahatani, peningkatan pendapatan masing-masing responden sebesar Rp 2.104.350. Nilai R/C rasio dari usahatani lahan perkarangan juga menguntungkan karena lebih dari satu. Manfaat lahan perkarangan tidak hanya memberikan tambahan pendapatan rumah tangga saja, tetapi juga dapat menghemat pengeluaran konsumsi keluarga.

Kata Kunci : Usaha Tani, Pemanfaatan Lahan Perkarangan, Usaha Tani, Pendapatan

Page 2: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

215

PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peran strategis dalam pembangunan nasional karena sebagai sektor yang menyerap banyak tenaga kerja, bahkan pendorong bergeraknya sektor-sektor lainnya. Dalam konteks pembangunan nasional, sumber daya lahan sudah lama dianggap sebagai faktor utama, sehingga mendesak masyarakat harus melakukan peningkatan produksi untuk menunjang kebutuhannya.

Permasalahan yang terjadi saat ini jumlah produksi pangan semakin meningkat, diikuti oleh jumlah sumber daya manusia yang terus meningkat, namun luas lahan pertanian tidak bertambah luas. Menurut Ashari dkk (2008), bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraanterhadap pangan, maka dapatdirealisasikan melalui pemanfaatan sumber daya alam dan dimiliki oleh setiap keluarga, salah satunya dengan memanfaatkan lahan perkarangan.

Perkarangan merupakan halaman dari sebuah bangunan yang dimiliki oleh seluruh keluarga. Perkarangan umumnya terdapat disekeliling rumah dan mempunyai banyak komoditas yang bisa dimanfaatkan (Rahayu dkk, 2005). Berdasarkan Badan Litbang Pertanian (2011), data luas lahan pekarangan di Indonesia sebesar 10,3 juta hektar are atau 14% dari seluruh luas lahan pertanian. Menurut Ginting (1984 : 84), bahwa lahan perkarangan dapat membawa sumbangan pendapatan rata-rata 49 % dari pendapatan asli rumah tangga, pendapatan tersebut didapatkan melalui usaha tani diperkarangan.

Usahatani merupakan cara-cara yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola lahan, tenaga kerja, dan modal dengan orientasi pengelolaannya untuk mendapatkan benefit (Ahmad, 2015).Menurut Marhalim (2011), dengan adanya usaha tani di perkarangan dapat berkontribusi bagi masyarakat pedesaan dalam pemenuhan kebutuhan pangan, bahkan pemilik usaha dapat menjual hasil panen ke pasar untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Kegiatan usaha tani perkarangan menjadi solusi yang tepat dalam penyaluran usaha serta memberikan manfaat terhadap pendapatan masyarakat (Prawiroatmodjo, 2005).

Pendapatan merupakan suatu ukuran terhadap indeks kesejahteraan seseorang, sehingga dapat menggambarkan majunya keadaan ekonomi masyarakat. Pendapatan merupakan penghasilan yang diperolehsetiap rumah tangga dalam melakukan kegiatan ekonomi (Sukirno, 2000).

Untuk memperoleh manfaat serta pendapatan yang tinggi maka diperlukanbeberapa kegiatandi lahan perkarangan, sepertiusaha tani subsisten yang bertujuan sebagai konsumsi keluarga dan umumnya tidak dijual, sehingga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Bahkan kegiatanusahatani dapat juga dilakukan denganusahatanikomersil yang pengelolaanya melalui budidayakomoditas secara ekonomis serta memberikan keuntungan besar terhadap pendapatan dan mata pencaharian petani (Yudiarini, 2011).

Dari ujung Barat Indonesia, Provinsi Aceh merupakan daerah yang mata pencaharian utama masyarakatnya pada sektor pertanian. Sekitar 30% sektor pertanian di Aceh mengusahakan lahan sawahnya, dan 70 % rumah tangga pedesaan bergantung kepada sub sektor tanaman pangan seperti ladang, kebun danlahan perkarangan. Jika dibandingkan dengan lahan seperti sawah, tegalan, ladang dan kebun, seringkali lahan perkarangan lebih memiliki daya dukung untuk memenuhi kebutuhan pangan (BPTP Aceh, 2015).

Berdasarkan dinas pertanian Aceh pada tahun 2015 hanya ada beberapa Kabupaten yang penggunaan lahan pertanian cukup besar yaitu Aceh Besar sebesar 31.687 dengan luas wilayah 2.969,00 Km2, Aceh Timur sebesar 32.810 dengan luas wilayah 62.86,01 Km2, Pidie sebesar 29.758 dengan luas wilayah 3.086,95 Km2, Aceh Utara sebesar 45.487 dengan luas wilayah 3.236,86 Km2, Bireun sebesar 22.605 dengan luas wilayah 1.901,20 Km2, dan Aceh Selatan sebesar 14.993 dengan luas wilayah 3.841,60 Km2. Jika dilihat berdasarkan demografi, luas

Page 3: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

216

wilayah Kabupaten Aceh Besar sangat kecil dibandingkan dengan Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Utara yang penggunaan lahan pertaniannya diatas 30 ribu hektar. Sehingga kondisi tersebut mengindikasikansemakin sempitnya lahan untuk produksi pangan dan memacubertambahnya penggunaan lahan non pertanian (termasuk lahan perkarangan) di Kecamatan Aceh Besar

Berdasarkan Dinas Pertanian Tahun 2018, Kabupaten Aceh Besar memiliki luas perkarangan sebesar 19.595 Ha. Dari jumlah tersebut hanya sebahagian kecil saja yang dimanfaatkan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat belum termotivasi memanfaatkan lahan perkarangannya sehingga dengan keadaan tersebut menyebabkan adanya lahan tidur. Pemerintah Aceh Besar telah membentuk instansi dalam pemberdayaan lahan perkarangan melalui Balai Penyuluhan Pertanian. Sasaran dibentuknya BPP tersebut agar masyarakat dapat memanfaatkan perkarangannya secara optimal. Pada tahun 2013 salah satu BPP terbaik bahkan menjadi lembaga penyuluh peringkat pertama di Kabupaten Aceh Besar yaitu BPP Kecamatan Blang Bintang.

Kecamatan Blang Bintang memiliki luas perkarangan cukup tinggi. Berdasarkan data BPP Blang Bintang tahun 2016, luas perkarangan di Kecamatan Blang Bintang sebesar 266 Ha. Meskipun luas perkarangan yang terdapat di Kecamatan Blang Bintang sangat besar, namun usaha pengelolaan potensi komoditas perkarangan masih terbilang rendah. Kondisi ini diperparah dengan keadaan dimana waktu rumah tangga sebagian besar masih terfokus pada lahan sawah. Masalah lain yang terjadi dalam pengembangan usahatani dilahan perkarangan terjadi karena usahatani hanya dianggap sebagai pendukung usaha pertanian. Akibatnya pengembangan usahatani perkarangan belum menjadi perhatian utama masyarakat sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga.

Permasalahan ini tentu saja menjadi sesuatu yang cukup serius. Mengingat lahan perkarangan cukup luas, sementara potensi yang dapat dikembangkan sangatlah besar, salah satunya melalui usaha tani di perkarangan, baik secara subsisten maupun secara komersil. Melalui usaha tani tersebut, masyarakat diharapkan dapat membudidayakan berbagai komoditas pangan sehingga dapat mengurangi konsumsi dan menambah pendapatan. Berdasarkan permasalahan di atas, kombinasi antara lahan perkarangan dengan usaha tani merupakan cara alternatif dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, bahkan dapat memberikan kontribusi positif terhadappendapatan masyarakat di Kecamatan Blang Bintang.

Mempertimbangkan kondisi diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Lahan Perkarangan Sebagai Alternatif Pendapatan Petani(studi kasus usahatani lahan pekarangan di Kecamatan Blang Bintang)”. TINJAUAN PUSTAKA Teori Perkarangan danPemanfaatan Lahan Perkarangan

Perkarangan adalah areal tanah yang biasanya berdekatan dengan sebuah bangunan rumah. Perkarangan dapat berada di depan, belakang atau disamping rumah, tergantung seberapa luas sisa tanah yang tersedia, bahkan jika dikelola dengan efektif maka dapat dijadikan sebagai tempat untuk menghasilkan tanaman pangan keluarga (Balitbang Pertanian, 2012). Soemarwoto (2004:14), menyatakan bahwa perkarangan merupakan tempat keragaman tanaman dengan berbagai macam spesies seperti hewan dan tumbuhan, dan dapat memproduksi bahan pangan keluarga.

Pemanfaaatan lahan perkarangan merupakan sistem memproduksi bahan pangan tambahan dalam skala kecil untuk anggota keluarga rumah tangga (Ashari dkk, 2006).Arifin

Page 4: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

217

(2013:19), menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan perkarangan mempunyai fungsi ekonomis yang dapat menghasilkan produksi sebagai komersial dan memberi tambahan pendapatan keluarga, khususnya di wilayah yang memiliki akses pasar yang baik

Teori Usaha Tani

Prawiroatmaja (2005), menjelaskan bahwa usaha tani adalah teknik petani dalam mengkombinasikan antara faktor produksi (seperti tanah, tenaga kerja, dan modal), dengan jenis usaha yang dipilih petani untuk dapat memberikan pendapatan sebesar-besarnya secara kontinu atau terus menerus.

Satiadiredja (2007), menyatakan bahwa usaha tani sangat efisien secara alokatif dan mendapatkan nilai tambah apabila, petani mendapatkan keuntungan besar dalam usahataninya. Tujuan para petani dalam pengelolaan usahataninya berbeda-beda. Ada yang bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga yang disebut usahatani subsisten, dan ada pula yang bertujuan untuk mencari keuntungan disebut sebagai usahatani komersil. Umumnya para petani bertujuan mencari keuntungan dalam meningkatkan penghasilan, karena petani juga perlu tambahan pendapatan sehingga bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi juga dikomersilkan (Rismayani, 2007).

Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu indeks untuk mengukur kesejahteraan seseorang atau masyarakat, sehingga pendapatan dapatmenggambarkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Dumairy (1999), mengatakan bahwa pendapatan adalah jumlah balas jasa yang diperoleh individu dariproses produksi meliputi upah, sewa tanah, bunga dan keuntungan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai bentuk balas jasa yang telah disumbangkan (Sukirno, 2000).

Biaya Usaha Tani

Biaya usahatani adalah nilai yang dikorbankan secara ekonomis (cost), mencakup variabel cost dan fixed cost (Soekartawi, 2006). Fixed costadalah biaya tetap yang pengeluaran biaya usahatani yangtidak bergantung kepada hasil produksi seperti sewa tanah, tenaga kerja dalam keluarga, dan penyusutan alat pertanian. Sedangkan biaya tidak tetap (variabel) adalah besarnya pengeluaran biaya sangat dipengaruhi oleh hasil produksi seperti biaya air dan listrik, tenaga kerja luar keluarga, sarana produksi, pupuk, polybag, sekam, sewa lahan, dan bibit (Hernanto, 1989). Jenis-jenis Biaya Usaha tani

a) Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan dalam bentuk uang secara langsung. Seperti biaya tenaga kerja diluar keluarga, pembelian pupuk, penanaman benih tanaman, biaya air dan listrik, dan sarana produksi lainnya.

b) Biaya tidak tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tidak langsung namun tetap diperhitungkan. Seperti penyusutan alat pertanian, dan tenaga kerja dalam keluarga yang ikut serta.

Kerangka Pemikiran

Pemanfaatan Lahan Perkarangan Pendapatan

Page 5: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

218

METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan kuisioner secara langsung dengan responden yang merupakan penduduk di Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh Besar. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa identitas rumah tangga, kondisi lahan perkarangan, jenis komoditas yang dibudidayakan, pekerjaan dan pendapatan selain bertani

Pengumpulan data sekunder dikumpulkan dariberbagai lembaga atau instansiyaitu BPS Aceh, BPS Aceh Besar, BPP Aceh Besar, BPP Blang Bintang, BPTP Aceh Dinas Pertanian Provinsi Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini populasi diambil dari seluruh petani perkarangan di Kecamatan Blang Bintang.Adapun pola pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil melalui pertimbangan penulis, dimana desa tersebut masih aktif melaksanakan kegiatan usahatani di lahan perkarangan. Kecamatan Blang Bintang terdiri dari 26 Gampong, dan dari total tersebut tidak semua gampong terdapat responden yang aktif melaksanakan optimalisasi pemanfaatan lahan perkarangan.Maka dari itu, pengambilan sampel rumah tangga dipilih sebanyak 30 respondendari beberapa Gampong. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Purposive Sampling yaitu dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan kuisioner sehingga masalah dapat diidentifikasi secara spesifik.. Model Analisis Data

Data dalam penelitian ini kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam analisis kualitatif data dapat dijelaskan secara deskriptif. Analisis kuantitatif diuraikan berdasarkan hasil kuisioner, sehingga keberhasilan usahatani dapat diukur menggunakan R/C rasio yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

Analisis Pendapatan Usahatani 1. Biaya Produksi Usaha Tani

TC = TFC + TVC Keterangan:

TC = Total Cost (Total Biaya) TFC = Total fixed Cost (Total Biaya Tetap) TVC = Total variable Cost (Total BiayaTidak Tetap)

2. Penerimaan TR = P x Q

Keterangan:

Page 6: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

219

TR = Total Revenue (Total Penerimaan) P =Price (HargaJual) Q =Quantity (Jumlah Produksi/ Produksi yang diperoleh dalam usahatani)

3. Pendapatan Usaha Tani Pendapatan usahatani merupakan pendapatan bersih yangditerima setelah

dikurangi total biaya (Rahim, 2007).

PUT = TR – TC Laba Keterangan :

PUT = Pendapatan Usaha Tani(Pendapatan Bersih) TR = Total Revenue(Total Penerimaan) TC = Total Cost (Total Biaya)

3.5.3 Perhitungan Penerimaan dan Biaya (R/C Rasio) Perhitungan revenue dan cost (R/C Rasio)bertujuan melihat besarnya peneriman yang didapat responden termasuk biaya tunai dan biaya total. R/C atas biaya tunai = ������� ��������

����������

R/C atas biaya total = ������� ������������������

Dimana : a. R/C> 1, maka menguntungkan atau efisien b. R/C = 1, maka normal c. R/C < 1, maka tidak efisien HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis R/C Rasio Usahatani Lahan Perkarangan

Analisis nilai R/C rasio usahatani lahan perkarangan dianalisis untuk mengetahui keefisienan usaha tani. Adapun R/C rasio atas biaya tunai sebesar 4,65, yang artinyauntuk setiap satu rupiah atas biaya tunai memberikan penerimaan tunai sebesar 4,65 rupiah. Sementara nilai R/C rasio atas biaya total sebesar 1,63, yang artinyauntuk setiap satu rupiah atas biaya totalmemberikan penerimaan total sebesar1,63 rupiah.

Tabel 1 Pendapatan rumah tangga yang mengusahakan komoditas perkarangan di

Kecamatan Blang Bintang

No Komponen Nilai (Rp)

A Penerimaan tunai 52.664.000

B Penerimaan non tunai 24.931.500

C Total penerimaan 77.595.500

Page 7: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

220

D Total biaya tunai 16.715.000

E Total biaya non tunai 30.750.000

F Total biaya 47.465.000

G Pendapatan atasbiayatunai (poin C – poin D) 60.880.500

H Pendapatan atasbiayatotal( poin C – poin F) 30.130.500

I R/C atasbiayatunai (poin C/ poin D) 4.65

J R/C atasbiayatotal (poin C/ poin F) 1.63

Sumber : Pengolahan Data, 2019

Berdasarkan tabel 1 menunujukkan bahwa total penerimaan lebih besar daripada total biaya. Sehingga menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan perkarangan di Kecamatan Blang Bintang menguntungkan karena nilai R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total lebih dari satu. Maka dapat dikatakan bahwa usahatani lahan perkarangan di Kecamatan Blang Bintang sangat efesien. Responden yang mengusahakan usahatani dilahan perkarangan menghasilkan pendapatan atas biaya totalsebesar Rp 30.130.500.

Analisis Pendapatan Keluarga

Tabel 4.14 Pekerjaan responden dan pendapatan atas biaya total usahatani lahan perkarangandi Kecamatan Blang Bintang

No Jenis Pekerjaan Responden (Orang) Rata-rata Pendapatan (Rp) 1 Petani sawah 13 23.000.000 2 Petani perkarangan 4 4 000 000 3 Ibu Rumah Tangga 11 - 4 Wiraswasta 2 6.000.000 Total pendapatan 30 Rp 33.000 000 Pendapatan atas biaya total usahatani

dilahan perkarangan Rp 30.130.500

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2019 Berdasarkan tabel 4.14 maka total pendapatan responden di Kecamatan Blang Bintang sebesar Rp 33.000.000. Sementara berdasarkan perhitungan atas biaya total, maka pendapatan 30 responden sebesar Rp 30.130.500. Sehingga setelah adanya usahatani di lahan perkarangan pendapatan bertambah menjadi Rp 63.130.500. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tambahan pendapatan responden dari hasil lahan perkarangan sebesar Rp 2.104.350. Pemanfaatan lahan perkarangan tidak hanya dapat memberi manfaat kepada masyarakat dalam menambah rumah tangga, tapi juga dapat menghemat pengeluaran konsumsi keluarga KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pendapatan yang telah dianalisa sebelum dan setelahmemanfaatkan lahan perkarangan di Kecamatan Blang Bintang,maka rata-rata perubahan

Page 8: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

221

pendapatan responden sebesar Rp. 2.104.350. Kemudian jika dikalikan sebanyak 30 responden maka total perubahan pendapatan menjadiRp. 63.130.500. Perubahan tersebut juga dapat dihitung melalui total pendapatan masyarakat berdasarkan pekerjaan responden dengan total Rp.33.000.000 kemudian dijumlahkan dengan biaya total usahatani lahan perkarangan sebesar Rp.30.130.500. Kontribusi usahatani perkarangan terhadap pendapatan keluarga dipengaruhi juga karena perawatannya tidak sulit dan nilai jual hasil pemanfaatan lahan perkarangan sangat tinggi. Saran 1. Bagi pemerintah

Pemerintah sebaiknya membuat standar harga pada komoditas hasil perkarangan agar petani lebih fokus pada usahatani perkarangan sehingga dapat memperoleh keuntungan yang setimpal.

2. Bagi responden

Responden seharusnya lebih memanfaatkan lahan perkarangan dibandingkan hanya menghabiskan waktu kosong saja. Karena dengan adanya lahan perkarangan yang tersedia disekitar rumah, maka hasilnya selain dapat dkonsumsi juga dapat dapat dikomersilkan untuk pendapatan dan menghemat pengeluaran keluarga.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Ali. 2015. Hubungan Sifat Fisik Tanah dengan kejadian Longsor tanah. Program Studi

Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Ashari. 2008. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta

Arifin, Muhammad. 2013. Karakteristik Tanah Latosol atau Inceptisol, Sumber : http://agro-sosial.blogspot.co.id/2013/01/karakteristik-tanah-latosol- atau.html, diakses tanggal 31 Desemberv 2018.

Badan Litbang Pertanian. 2012. Inovasi Terkini Budidaya, Jakarta: Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Dumairy.1999. Perekonomian Indonesia, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Erlangga.

Ginting, Shigley, Thomas and Dines.1984. Perencanaan Teknik.Mesin , Erlangga: Jakarta.

Hernanto. 1988. Pengetahuan Usahatani Indonesia. Jakarta: Erlangga.

BPS. (2013). Sensus pertanian. badan pusat statistik provinsi Aceh.

Marhalim, Ikhsan Gunawan, dan Rina Febrinova pada tahun 2015 dengan judul Kontribusi Nilai Ekonomis Lahan Perkarangan Terhadap Ekonomi Rumah Tangga Petani Di Desa Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pengaraianrokan Hulu

Page 9: PEMANFAATAN LAHAN PERKARANGAN SEBAGAI …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN.2549-8363 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.4 No.3 Agustus 2019 : 214-222

222

Rahayu, M. dan Prawiroatmodjo, S. 2005. Keanekaragaman Tanaman Pekarangan dan Pemanfaatannya di Desa Lampeapi, Pulau Wawoni - Sulawesi Tenggara. Jurnal Teknik Lingkungan 6(2): 360-364.

Rismayani,2007.Analisis Usahatani DAN Pemasaran Hasil.Medan: USU Press

Setiadiredja, Soeparma, 2007. Hortikultura Bagian I: Pekarangan dan Buah- Buahan. Jakarta: Yasaguna

Soekartawi, 2002. Analisis Usaha tani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sukirno. (2000). Mikroekonomi. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Sukirno, s. (2006). Teori Pengantar Mikro ekonomi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sukotjo, S. d. (1993). Pengantar Bisnis Modern(Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Yogyakarta: Liberty Offset Yogyakarta.