pembangkit terintegrasi: manfaat ekonomi captive power di

66
Maret 2016 Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di Kawasan Industri di Indonesia www.pwc.com/id

Upload: lamhanh

Post on 31-Dec-2016

226 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Maret 2016

PembangkitTerintegrasi:Manfaat EkonomiCaptive Power diKawasan Industri diIndonesia

www.pwc.com/id

Page 2: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

List of Pre-release actions to discuss with GE

BKPM citation on land/power bottlenecks

GE to confirm PwC’s modelling assumptions

2

Pemberitahuan Penting: Dengan membaca laporan ini, seluruh pihak yang tidak menjadi tujuandari laporan ini menerima dan menyetujui ketentuan yang tercantum pada halaman 56.

Page 3: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

3

KataPengantar

Saleh HusinKementerian Industri

“Indonesia sebagai sebuah negaraindustri yang kuat” adalah tujuandari Rencana IndustriPembangunan Industri Nasional(RIPIN) 2015 – 2035. Arahkebijakan utama yang mendukungtujuan ini adalah pembangunanKawasan Industri dan KawasanEkonomi Khusus, sertapembangunan industri secarakeseluruhan. RIPIN menargetkanuntuk menambah jumlahperusahaan industri besar danmenengah hingga 9.000 danseparuhnya terletak di luar Jawaserta 20.000 perusahaan industrikecil. Agar dapat mencapaipertumbuhan seperti ini, pasokantenaga listrik yang melimpah dandapat diandalkan sangatdiperlukan.

Selama beberapa dekade lalu,Indonesia telah berupayamengurangi pasokan listrikmelalui investasi pada penyediaantenaga listrik yang berjumlahbesar. Agar dapat memenuhipermintaan tenaga listrik di masadepan, kapasitas pembangkitanlistrik tambahan berjumlah 70,4GW akan diperlukan antara 2015hingga 2024.

Karena investasi berjumlah besardiperlukan untuk memenuhikebutuhan ini, PemerintahIndonesia telah mengundangsektor swasta untuk berpartisipasisebagai Perusahaan Listrik Swastayang menjual listrik ke PLN.Terdapat pula bentuk lainpartisipasi sektor swasta agarmereka dapat membantumemenuhi kebutuhan listrikNegara, khususnya sektor Industriyang terus meningkat yaitu dalamhal Produsen Captive Power yanglangsung menjual listrik ke parapelaku industri.

Laporan ini menyoroti bagaimanasektor swasta, PLN, danPemerintah dapat merasakanmanfaat dengan melakukankerjasama untuk mengidentifikasidan menciptakan peluang utamainvestasi tenaga listrik di KawasanIndustri dan Kawasan EkonomiKhusus, dengan tujuan akhir yaitumenggerakkan aktivitas ekonomidi seluruh Indonesia.

Saya berharap bahwa CaptivePower dapat menjadi katalissektor industri di Indonesia.Pertumbuhan industri akanmenjadi kemajuan besar dalamstrategi pembangunan ekonomiPemerintah, dan kami memandangkawasan industri dan kawasanekonomi khusus sebagai tenagapenggerak yang sangat penting.Pembangunan jangka panjangkawasan-kawasan ini tidak bolehdihambat oleh infrastruktur yanglemah.

Saya meyakini bahwa penggunaanCaptive Power akan membantumensukseskan kebijakan ini danoleh karenanya saya sangat senangdapat terlibat dengan laporan inidan menyambut baik seluruh isiyang terkandung di dalamnya.

Page 4: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

4

Sebagai Ketua Himpunan KawasanIndustri (HKI) dan Wakil Ketua DivisiPembangunan Zona Ekonomi KamarDagang dan Industri Indonesia (KADIN),saya sangat senang ketika diminta untukmemberikan kontribusi dalam laporan ini.

Kawasan Industri sangat penting bagikesejahteraan Indonesia. KawasanIndustri memiliki peran strategis dalampembangunan Indonesia. KawasanIndustri dapat meningkatkan efisiensipenyediaan infrastruktur, meningkatkanpengendalian polusi, meningkatkanpeluang kerja dan menarik investasi. Disamping itu, Kawasan Industri jugamendorong pertumbuhan industripendukung baik di sektor swasta maupunpublik. Terlebih lagi, Perusahaan Industriyang berlokasi di Kawasan Industrimengkontribusikan 21% terhadap PDB.

Kawasan Industri memberikan titik fokusinvestasi manufaktur, mengintegrasikanrantai pasokan di seluruh industri, danmemungkinkan konsentrasi infrastrukturyang diperlukan untuk produksi dan akseske pasar. Investor, pemasok, dankonsumen seluruhnya akan merasakanmanfaat dari aglomerasi aktivitas ekonomiini.

Menyadari hal ini, Pemerintah Indonesiatelah memberikan mandat (dalam PP142/2015 dan UU 3/2014) bahwaperusahaan dalam sektor manufakturharus terletak di Kawasan Industri dankebutuhan dasar penyewa harus dipenuhi,misalnya, air dan listrik. Perluasanaktivitas manufaktur di Kawasan Industrisangat penting bagi daya saing,pembangunan industri dan penciptaanpekerjaan yang berkualitas di Indonesia.Namun, kurangnya pasokan listrik yangdapat diandalkan dan tersedia secarauniversal dapat menjadi hambatan upayamewujudkan perluasan tersebut.

Studi oleh GE dan PwC ini menegaskanbahwa pemadaman dan penurunantegangan listrik mengganggu bisnismanufaktur di Indonesia, danmengakibatkan penambahan biaya bisnissejumlah IDR 5.6 triliun setiap tahunnyadi sektor manufaktur utama (lihathalaman 27). Karena alasan ini, semakinbanyak calon penyewa yang menilaiKawasan Industri berdasarkan pasokanlistrik, dan pasokan listrik yang dapatdiandalkan membantu menarik penyewa.Penyewa yang aktivitasnya sangat rentanterhadap pasokan listrik memerlukankualitas pelayanan yang lebih tinggi daristandar yang ada saat ini. GE dan PwCtelah meneliti berbagai cara berbedauntuk membangun proyek pembangkitlistrik agar dapat memenuhi kebutuhanini, dan kami terbuka untuk segalastruktur pembangunan dan pihak yangdapat membantu memenuhi kebutuhanini.

Pengembang Kawasan Industri juga akanmerasakan manfaat dari peningkatanperjanjian captive power. Para penyewapremium ini tidak saja akanmeningkatkan pendapatan secarakeseluruhan, namun investasiinfrastruktur juga akan memberikan imbalhasil yang menarik dan arus kas yangstabil bahkan ketika pasar kawasanindustri sedang turun.

Pemerintah berperan penting dalammendukung sektor swasta agar dapatmerealisasikan peluang ini. Terdapatbanyak kemungkinan tujuan investasi bagipenyewa yang berasal dari sektor swastaglobal, sehingga kita perlu membuatIndonesia menjadi tujuan investasi yangpaling menarik.

Saya sangat berharap bahwa PemerintahIndonesia dapat bekerjasama dengandunia bisnis untuk memberikanserangkaian peluang yang jelas bagipembangkit listrik di bawah programKawasan Industri dan Kawasan EkonomiKhusus, yang akan memitigasi risikosektor swasta. Terakhir, saya berharapagar izin diberikan kepada pelaku industriterkemuka yang ingin mengembangkanpeluang-peluang yang dimilikinya.

KataPengantar

Sanny IskandarChairman of Industrial EstatesAssociation (HKI)

Page 5: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

5

Tentang Laporan Ini

PT PricewaterhouseCoopers IndonesiaAdvisory (PwC) ditunjuk oleh PT GEOperations Indonesia (GE) untukmenyusun laporan ini. Proyek ini dimulaipada bulan September 2015 dan selesaipada bulan Maret 2016.

Tujuan utama dari proyek ini adalah untukmeningkatkan pemahaman akan manfaatcaptive power bagi sektor swasta,Pemerintah Indonesia serta PLN. Dalamlaporan ini, kami menyebut captivepower, yang didefinisikan sebagai pasokanlistrik yang dihasilkan oleh sebuahperusahaan untuk digunakan sendiri.Perusahaan dapat merujuk padaperusahaan tunggal, atau kawasan industriyang menghasilkan listrik untuk kemudiandijual kepada penyewa.

Pembangkit Terpadu: Manfaat EkonomiCaptive Power di Kawasan Industri diIndonesia mendalami potensi manfaatyang dibawa captive power ke Indonesia –tidak saja bagi sektor swasta, namun jugabagi Pemerintah Indonesia dan PLN.

Laporan ini berfokus pada tiga pertanyaanutama:

• Berapa jumlah biaya yang dihemat daripengurangan insiden pemadaman danfluktuasi tegangan listrik?

• Bagaimana captive power dapatbermanfaat baik bagi penyewa maupunpengembang kawasan industri?

• Bagaimana captive power mendukungPemerintah dan PLN mencapai targetperluasan kapasitas dan elektrifikasi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebutkami menggali wawasan yang diperolehdari wawancara dengan perusahaansektor swasta dan pengembang kawasanindustri, serta pejabat pemerintah.

Untuk mengukur potensi biaya yangditimbulkan pemadaman, PwCberinteraksi dengan pemangkukepentingan melalui kuesioner danwawancara tatap muka, kemudianwawasan ini digunakan untukmembangun model ekonomi tujuh sektoryang datanya tersedia.

PwC mengembangkan pendekatan danmenyusun laporan. GE memberikankomentar dan umpan balik yangberharga selama pelaksanaan proyek.Konsultasi dengan pemangkukepentingan dilaksanakan secarabersama-sama. Selama pelaksanaanproyek PwC dan GE juga menerimakomentar dan umpan balik berhargadari:

• Badan Koordinasi Penanaman ModalIndonesia (BKPM)

• Himpunan Kawasan Industri (HKI)

PwC memegang independensikeredaksian, dan laporan ini padaakhirnya mencerminkan data yang telahdikumpulkan, analisis independen, danopini pihak ketiga yang diterima selamaproyek.

Page 6: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

6

Daftar Isi

05 Tentang Laporan Ini

07 Pesan Utama

08 Ikhtisar Eksekutif

11 Bagian 1: Pembangunan Tenaga Listrik dan Indonesia

24 Bagian 2: Manfaat Ekonomi Captive Power

30 Bagian 3: Jalan Menuju Masa Depan

55 Hubungi Kami

56 Pemberitahuan Penting

57 Lampiran

Page 7: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Nilai utama Captive Power di Kawasan Industri

7

Bagi Pemerintah …

Captive Power (Pembangkit Terintegrasi (PPU)) dapat mendukung aktivitas ekonomi

• Pasokan listrik diidentifikasi oleh BKPM sebagai permasalahan bottleneck pembangunan Kawasan Industri.

• Captive Power dapat meningkatkan ketersediaan pasokan listrik ke sektor-sektor industri utama di Indonesia,tanpa pendanaan sektor publik dan memperbaiki peringkat Indonesia di dalam Indeks Kemudahan MenjalankanUsaha global.

• Kawasan Industri merupakan penghasil utama PDB dan lapangan kerja, dan dapat menggerakkan rantai nilaiIndonesia.

• Peraturan yang baru diterbitkan (PP 142/2015) tentang pembangunan listrik untuk digunakan oleh kawasanindustri disambut baik, namun masih perlu dijelaskan lebih jauh seperti apa tepatnya persyaratan yang harusdipenuhi agar izin Wilayah Usaha dapat diberikan, dan penyederhanaan iklim regulasi sehingga sektor swasta dapatberkontribusi lebih.

Captive Power merupakan sebuah peluang pendapatan yang signifikan, dimana PLN memilikiperan komersial

• Captive Power mengurangi kecepatan pertumbuhan permintaan di wilayah inti, memberi PLN lebih banyak waktuuntuk meningkatkan kapasitas dan memperbaiki margin cadangan untuk program 35 GW.

• Captive Power normalnya tidak memerlukan PLN untuk mengambil alih kewajiban baru, seperti mengikatkan diridalam kontrak jangka panjang yang didenominasikan dalam USD. Hal ini memungkinkan PLN untuk memfokuskankapasitas hutang pada proyek yang menjadi prioritas.

• Captive Power menghindari perlunya untuk berinvestasi pada Transmisi dan Distribusi dalam jumlah besar untukmemperluas jaringan hingga lokasi terpencil dalam Kawasan Industri, namun tetap mampu untuk memenuhiKewajiban Pelayanan Publik.

• Captive Power secara strategis sejalan dengan maksud PLN untuk membangun kapasitas listrik 35 GW sebelumtahun 2019, dan melalui kerjasama dan kesepakatan dengan sektor swasta, merupakan peluang untukmenghasilkan pendapatan signifikan dengan biaya terbatas.

Bagi PLN …

Captive Power dapat menarik penyewa berkualitas, yang dapat menarik penyewa lainnya danmenaikkan tingkat hunian secara keseluruhan.

• Bagi pengembang, sebuah ekosistem industri sepenuhnya, termasuk pasokan listrik, sangat penting untuk menarikpenyewa berkualitas, dan imbal hasil keuangan Captive Power menjadikannya sebuah investasi yang menarik.

• Dapat memberikan sumber baru pendapatan berulang dalam portofolio real estate secara signifikan dalam jangkapanjang.

Bagi PengembangKawasan Industri …

Captive Power dapat menghindarkan timbulnya biaya karena terjadinya pemadaman danpenurunan tegangan listrik

• Dengan memperbaiki stabilitas pasokan listrik, biaya seperti kerugian produksi, rusaknya persediaan, danpenundaan aktivitas produksi dapat dihindari.

• Captive Power dapat menghemat biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan di tujuh sektor manufaktur sebesar IDR5.6 triliun setiap tahunnya jika mereka dapat terhindar dari pemadaman selama 60 jam setiap tahun.

• Penyewa di sektor makanan dan minuman, bahan kimia dan tekstil adalah yang paling dapat merasakan manfaatCaptive Power.

Bagi Penyewa …

Page 8: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

8

01

Ikhtisar Eksekutif

Pemerintah Indonesia,khususnya BKPM, telahmengakui peran KawasanIndustri sebagai penggerakutama pertumbuhan ekonomi.Realisasi potensi KawasanIndustri sebagai pusatpertumbuhan dihambat olehpermasalahan bottleneck.

Halangan utama pengembanganKawasan Industri adalahpengadaan/persiapan lahan dantenaga listrik. Khususnya,pertumbuhan pesat permintaantenaga listrik telah melampauipeningkatan kapasitas, danbeberapa daerah masih belumdialiri listrik.

Captive Power, atau PembangkitTerintegrasi (PPUs), atau tenagalistrik yang dihasilkan olehpemilik lahan untuk digunakansendiri/digunakan olehperusahaan lain, mengurangimuatan terhadap jaringan listrik.Captive power dapatmeningkatkan keterandalan,mengurangi biaya usaha, anddan dapat dengan cepatmenyalurkan tenaga listrik kewilayah yang kekurangan.

Dengan demikian, captivepower bermanfaat terhadapproduktivitas penyewa diKawasan Industri, khususnya diwilayah dengan koneksi jaringanlistrik yang rendah.

“Energi adalahnyawa ekonomidunia.”

PendahuluanPwC dan GE secara bersama-sama telah menyusun publikasi tentangPembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia untuk menggali potensi manfaat yang dapatdiberikan captive power (Pembangkit Terintegrasi) ke Indonesia – tidaksaja di sektor swasta, namun juga kepada Pemerintah Indonesia dan PLN.

Fokus dari laporan ini adalah untuk mengidentifikasi tidak saja siapayang akan mendapatkan manfaat dari captive power, namun jugabagaimana dan mengapa mereka akan mendapatkan manfaat dari captivepower. Wawancara dengan pihak manajemen Kawasan Industri danpenyewa digunakan untuk mengidentifikasi manfaat dan rancanganmetodologi untuk menyusun model biaya yang ditimbulkan pemadamandi satu sektor (atau manfaat Pembangkit Terintegrasi) di tingkat nasional.

Forum Ekonomi Dunia

PotensipertumbuhanIndonesiadihambat olehterbatasnyapasokan listrik.

Captive powermerupakan salahsatu solusi yangdapat membantumengatasihambatan ini

Page 9: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

9

Ikhtisar Eksekutif (lanjutan)

Gambar 1: Captive power sebagai solusi saling menguntungkan

Captive power akan mengurangisecara signifikan risiko pemadamanyang ditanggung perusahaan,mengurangi biaya lembur dan genset,serta menghindari hilangnyapendapatan. Perhitungan secaraumum mengestimasikan biayapemadaman sekitar IDR 5.6triliun/tahun untuk tujuh sektor yangmenjadi model studi ini (yangmewakili 20% PDB dan 85 % PDBsektor manufaktur), dengan asumsipemadaman pertahun mencapai 60jam.

PLN/Pemerintah

Manajemenkawasan industri

Penyewa

Berkurangnya muatan, risiko penundaan rencana elektrifikasi,meningkatkan aktivitas ekonomi di luar Jawa

Peningkatanproduktivitas

danketerandalan

Penyewaberkualitas tinggi

Biaya yang dikeluarkan setiap sektoradalah sebagai berikut:• IDR 162 miliar di sektor Percetakan• IDR 230 miliar di sektor Mesin• IDR 378 miliar di sektor

Minyak/Batubara• IDR 567 miliar di sektor Kertas• IDR 594 miliar di sektor Tekstil• IDR 1.4 triliun di sektor Bahan

Kimia• IDR 2.3 triliun di sektor Makanan

dan Minuman.

Estimasi ini belum termasuk biayakerusakan terhadap mesin danpersediaan. Apabila biaya tersebutdisertakan dalam perhitungan,berdasarkan studi internasional,estimasi biaya dapat meningkat hingga70%.1

Pasokan listrik yang lebih andal dapatmembantu pengembang perumahanmenarik penyewa berkualitas lebihtinggi. Pengembang juga dapatmemperoleh premi dari tagihan listrik.

Di tingkat nasional, captive powerindustri juga akan mengurangi bebanPLN dalam upaya untuk menambahkapasitas. PLN memiliki kewajibanPelayanan Publik untuk melayanirumahtangga di Indonesia. Denganmembuka kesempatan bagi sektorswasta menggerakkan captive powerindustri tanpa memerlukan pendanaantambahan, PLN dapat lebih fokus padapenyediaan listrik untuk negara,mendukung pelanggan perumahan dankomersial.

Penggunaan captive power tidak saja bermanfaatbagi perusahaan dan pengembang kawasan industri,namun juga bagi Indonesia secara keseluruhan

Baik sektor swastamaupun publikdapat memperolehkeuntungan daripenggunaancaptive power

1 Sumber: http://www.onpower.com/pdf/epricostofpowerproblems.pdf

Page 10: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

10

Ikhtisar Eksekutif (lanjutan)

Tenaga listrik sangatlah penting bagirencana pemerintah untukmembangun industri danmemberantas kemiskinan diIndonesia. Listrik tidak sajamendukung industri, namun jugamemperbaiki hasil yang dicapai sepertikualitas hidup, akses ke pelayanankesehatan dan pendidikan.

Captive power dapat mengurangipenggunaan sumberdaya yang terbatasdan membantu membangun wilayahindustri, khususnya wilayah dimanasambungan ke jaringan listrik sulit danmahal.

Pemerintah dan PLN telah mengambillangkah besar demi mencetakkemajuan dalam program 35 GW.Namun, kecepatan investasi masihberada di belakang pertumbuhanpermintaan. Bank Dunia berargumenbahwa kurangnya investasi padainfrastruktur berisiko menciptakanlingkaran setan, yang dapat menekanpertumbuhan, pendapatan danperpajakan2.

Penggunaan captive power industridapat mengubah ‘lingkaran setan’ inimenjadi ‘lingkaran kemenangan’, danmemberikan manfaat bagi setiappemangku kepentingan:

• Penyewa mengambil manfaat daripasokan listrik yang semakin andal.

• Pengembang Kawasan Industri danPembangkit Listrik (dan mitrapengembang) mengambil manfaatdari sumber penghasilan yangterdiversifikasi, stabil danberkelanjutan.

• PLN mengambil manfaat dariterhindarnya kelebihan beban padajaringan di lokasi utama, dan PLNjuga dapat berpartisipasi dalamkesepakatan untuk menghasilkanpendapatan berlipat (misalnyakontrak membeli kembali denganmargin).

• Pemerintah Indonesia mengambilmanfaat dari tertariknya investasike Kawasan Industri dan ZonaEkonomi Strategis dan fleksibilitasserta opsi lebih jika rencana 35 GWmengalami penundaan.

Mengkonversi“lingkaran setan”menjadi “lingkarankemenangan”

Captive Power memegang peran pentingsebagai pelengkap PLN dalampertumbuhan Indonesia

Gambar 2: Lingkaran kemenangan dari kualitas tenaga listrik yanglebih baik

Peningkatanketerandalan danketersediaan tenagalistrikCaptive power dapatmembantu mengurangi biayayang ditimbulkan olehpemadaman di kawasanindustriKenaikan keyakinan investor

Nilai tambahindustri semakinbesar• Keyakinan investor

yang lebih tinggimeningkatkan nilaiinvestasi

• Semakin banyakindustri yang padatteknologi

Peningkatanaktivitas ekonomi• Investasi dan

peningkatanproduktivitasmemicupertumbuhan

• Peningkatanpendapatan dan labaperusahaan

Perbaikan infrastruktur

• Peningkatan laba danpendapatan menariklebih banyak investasi keinfrastruktur

• Aktivitas ekonomi yangsemakin banyakmenyebabkan semakintingginya penggunaaninfrastruktur dan kasusbisnis yang lebih mudah

2 Sumber: World Bank, Connecting East Asia: A New Framework for Infrastructure

Page 11: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

11

02

Pembangunan Tenaga Listrik dan Indonesia

Page 12: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Salah satu landasan rencana pembangunan Indonesiayang ambisius adalah pembangunan Kawasan Industri

Indonesia menargetkan untukmeningkatkan pendapatan secarasignifikan pada tahun 2019

Indonesia menargetkan untuk menaikkannilai Produk Domestik Bruto (“PDB”) perkapita menjadi USD5.500 pada tahun 2019menurut Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (“RPJMN”) 2015 – 2019.Untuk itu diperlukan angka pertumbuhanPDB sebesar antara 6% dan 8% selama 2015– 2019. Agar dapat mencapai hal tersebut,Indonesia akan memerlukan akselerasiindustrialisasi – target pertumbuhan sektorindustri adalah 7% selama tahun 2015 –2019.

Sektor manufaktur merupakan kontributorutama ekonomi Indonesia, dengan kontribusiPDB sebesar 21% pada tahun 2014. Namun,kinerja sektor manufaktur terbilang rendahdibandingkan dengan sektor lainnya maupunnegara tetangga sejak tahun 1997 –prosentase sektor manufaktur dalam PDBmenurun dari 29% pada tahun 2000 menjadi21% pada tahun 2014.3

Kawasan Industri akan menjadimesin penggerak investasi danaktivitas ekonomi

Pemerintah meyakini bahwa pembangunanKawasan Industri akan menjadi pentingdemi pencapaian target pertumbuhan yangmenantang tersebut, mengingat perlunyamendorong daya saing manufaktur.Kawasan Industri diciptakan untukmemfokuskan aktivitas industri di suatuwilayah, mendorong aktivitas ekonomiskala besar dan memungkinkan tata kelolarantai pasokan yang lebih mudah. KawasanIndustri juga menjadi sumber pentinglapangan pekerjaan; sektor manufakturmempekerjakan 15,3 juta orang pada tahun2014, berdasarkan data dari Badan PusatStatistik (“BPS”).

Setelah pengesahan UU no. 3/2014,Kementerian Industri mengumumkanpembangunan setidaknya 15 kawasanindustri untuk meratakan pembangunanhingga ke propinsi yang kurangberkembang.

12

3 Sumber: World Bank

Peraturan Kawasan Industri di IndonesiaDiatur dalam PerPres 41/1996, PP 24/2009, UU 3/2014

Peraturan tersebut menyatakan bahwa:

Seluruh aktivitas manufaktur harus dilaksanakan di dalam Kawasan Industri.

Sektor privat domestik atau asing diperbolehkan untuk memiliki dan membangunKawasan Industri Khusus. Lahan yang dapat dijual/disewakan ke penyewa dapatmencapai 70%, sementara sisanya dialokasikan untuk ruang terbuka hijau daninfrastruktur.

Kawasan industri harus memenuhi persyaratan pembangunan infrastruktur tertentumencakup spesifikasi teknis kelistrikan yang sesuai dengan Standar NasionalIndonesia, yang dapat dikenai hukuman pidana atau denda jika dilanggar.

Page 13: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Gambar 3: Bagian signifikan penyewa saat inibergerak di produk kayu dan logam, namun bahankimia, makanan, tekstil, dan barang elektronik jugamenonjol

Kayu, logam danpercetakan

32%

Farmasi danbahan kimia16%Makanan

7%

Tekstil4%

Elektronik6%

Lain-lain25%

Buildings10%

Tren industri utama merujuk pada adanya peluangsignifikan dalam pembangunan Kawasan Industri daninfrastruktur, khususnya di luar Jawa

13

Sumber: BKPM

Key trends

1. Industri bergerakmenuju aktivitasmanufaktur yangmempunyai nilai tambahlebih. Makanan &Minuman, BarangElektronik, dan Pakaianmenonjol sebagai sectorbesar yang berkembangpesat.

2. Pergeseran industri kepropinsi di luar Jawaakan berlanjut,digerakkan oleh dukunganpemerintah serta biayayang semakin mahal diJawa Barat.

3. Program pembangunaninfrastruktur terencanaakan mendukungpembangunan KawasanIndustri, di wilayah yangsebelumnya belumberkembang, khususnyajika tersedia pelabuhanlaut dalam, transportasijalan/kereta yang lebihbaik, dan infrastruktur gasalam.

Prospek Kawasan Industri positif, meskipun terdapat risikorealisasi pembangunan

Pemerintahan Joko Widodo berencana untuk membangun 11 KawasanEkonomi Khusus (KEK) dan 15 Kawasan Industri baru di seluruhIndonesia sebelum 2019. Kawasan tersebut memiliki luas total 24.000hektar lahan industri baru, yang diestimasikan memerlukan 8-10 GWtambahan kapasitas listrik.

Di bulan November 2015, BKPM mengumumkan relaksasi pembatasankepemilikan asing di sebagian KEK. Menurut Daftar Negatif Investasiyang baru, investor asing dapat memiliki saham mayoritas ataupun lahansewaan hingga selama 80 tahun.4

Namun, target tersebut kemungkinan harus dianggap sebagai ‘targetyang cukup sulit dijangkau’, mengingat catatan realisasi perencanaanpembangunan Kawasan Industri yang buruk. Hanya 31%5 darikeseluruhan rencana pembangunan Kawasan Industri dalam hektar yangtercapai pada tahun 2013. Angka realisasi tertinggi berada di Jawa,Sumatera Utara (tidak termasuk Aceh), Kalimantan Timur, dan SulawesiSelatan.

Dalam jangka pendek, Makanan & Minuman serta Otomotif menjadisektor yang berkembang dengan pesat. Pembelian lahan industri padatahun 2014 terkonsentrasi pada Logistik/Pergudangan (28%), Otomotif(23%), dan Makanan & Minuman (29%). 6 Kaitan antara seluruh industriini dengan Captive Power akan dijelaskan dalam Bagian 3 dokumen ini.

4 Estimasi 8-10 GW didasarkan pada penyajian masing-masing zona dan asumsi 4 ha/MW digunakan ketika data tidak tersedia.Sumber: bisniskeuangan.kompas.com/read/015/11/05/140000526/ Pengelolaan.Kawasan.Ekonomi.Khusus.oleh.Asing.TerbatasSesungguhnya, Kawasan Ekonomi Khusus, termasuk Zona Perdagangan Bebas, berbeda dengan Kawasan Industri, dan diaturdalam UU 39/2009. KEK berhak untuk mendapatkan insentif yang lebih luas. Untuk tujuan laporan ini kami menyebut seluruhKawasan sebagai “Kawasan Industri”

5 Sumber: GIZ: An overview of Industrial Estates in Indonesia6 Sumber: Colliers International

Page 14: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Pertumbuhan industri didorong oleh pergeseranmenuju nilai tambah dan aktivitas manufaktur

Perlambatan pertumbuhan PDB digerakkanoleh perlambatan di sektor primer

Secara keseluruhan pertumbuhan PDB di Indonesiamelambat sejak tahun 2013, dan diperkirakan akanmencapai 4,7% pada tahun 2015. Hal ini terutamadisebabkan oleh kinerja yang buruk di sektorprimer, misalnya sektor pertambanganmelambatkan pertumbuhan PDB sebesar 0,5% padaQ2 20157. Beberapa sektor ini (Energi, Logam danPertambangan, dan Perkebunan) dapat semakinmelambat bila tidak ada intervensi pemerintah ataupemulihan harga komoditas global. Rantai pasokanyang terintegrasi secara vertikal seperti sektormineral terpapar oleh pengetatan arus kas di sektorhulu, meskipun perusahaan yang tidak terintegrasisecara vertikal dapat merasakan peningkatan daripengurangan biaya masukan.

Namun, kontribusi manufaktur terhadappertumbuhan masih stabil, dengan sedikitpengecualian. Tren jangka menengah yaitupertumbuhan yang kuat di sektor yang kecil namunbernilai tambah besar seperti Mesin dan Peralatan,Otomotif dan Tekstil diperkirakan akan berlanjut8.Faktor pertumbuhan utama mencakup penurunansuku bunga oleh Bank Indonesia, investasiinfrastruktur, dan meningkatnya kesejahteraanmasyarakat Indonesia.

14

Sektor kunci yang harus dipertimbangkanuntuk pembangunan Kawasan Industri adalahsektor besar yang berkembang pesat. OxfordEconomics memperkirakan sektor Elektronik,Makanan dan Minuman serta Pakaian untukmempertahankan tingkat pertumbuhan pada5,4% hingga tahun 2024, meskipun angkapenjualan tercatat telah mencapai IDR150triliun. Sektor-sektor ini tidak semuanya “padatenergi” namun merupakan pengguna tenagalistrik yang signifikan dimana kegiatan operasiseringkali rentan terhadap ketersediaan danpasokan tenaga listrik.

Oleh karenanya, agar Indonesia dapatmelanjutkan pembangunan industri,keterandalan pasokan listrik sangat penting.

Dengan adanya ketidakpastian hargakomoditas, dan Tiongkok mengubahkeseimbangan pertumbuhan industri yangsebelumnya bertumpu pada harga komoditas,Indonesia perlu untuk memprioritaskanpembangunan industri manufaktur untukmemastikan pertumbuhan jangka panjang.

Gambar 4: Ukuran dan tingkat pertumbuhan sektor industri utama di Indonesia

Sumber: Oxford Economics, Ministry of Industry

Ditetapkan sebagai industri padat energi oleh Kementerian Industri

Bahan Kimia Makanan dan Minuman

Elektronik

Tekstil/Garment

Farmasi

Percetakan

KayuLogam

Otomotif

Pakaian

Kulit

Minyak dan Batubara

Mesin

Kelistrikan

Perabot

0

40,000

80,000

120,000

160,000

200,000

240,000

280,000

320,000

4% 5% 6% 7%

Sektor besar yangtumbuh pesat

PDB, 2014 IDR miliar

PertumbuhanPDB

Alat transportasi

Plastiik, karet

Produk mineral nonlogam

7 Sumber: World Bank, Indonesia Economic Quarterly(Oktober 2015)8 Sumber: Oxford Economics (GDP Forecast 2015)

Page 15: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Gambar 5: Harga tanah dan upah meningkat tajam di Jakarta beberapa tahun terakhir

Kebijakan pemerintah dan biaya yang semakin mahaldi Jawa Barat akan mendukung pergeseran industri kepropinsi lainnya

Pemerintah berkeinginan untukmendorong pertumbuhan di luar Jawa

Sebagian besar Kawasan Industri saat iniberada di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sejalandengan catatan historis pembangunanekonomi di Indonesia. Terkecuali Batam danBintan, yang dikembangkan untuk melengkapiekonomi Singapura. Berbagai faktor sepertikepadatan populasi, penghasilan perkapita,akses infrastruktur, dan efek aglomerasi(ketika beberapa perusahaan merasakanmanfaat karena kedekatan satu sama lain)memberikan keunggulan signifikan dalampembangunan industri di masa depan.

Diperkirakan Pemerintah akan memberiperhatian khusus pada wilayah yang kurangberkembang, seperti Indonesia Timur.Misalnya, Pemerintah berupaya meningkatkanprosentase perusahaan manufaktur dari 27%saat ini hingga 40% pada tahun 2025.9

Biaya menjalankan bisnis dikawasan industri ‘tradisional’seperti Jawa Barat meningkat.

Ketersediaan lahan yang menipis di JawaBarat serta persaingan signifikan denganpembangunan kawasan perumahan dankomersial menyebabkan meningkatnyaharga tanah. Biaya tenaga kerja punmeningkat; pemerintah telahmewajibkan peningkatan (jikadibandingkan dengan pertumbuhanPDB) upah minimum yang pesatbeberapa tahun terakhir.

Demi menjaga keseimbangan, tren iniakan menggerakkan industri untukberpindah ke wilayah baru di JawaTengah dan Jawa Timur, SumateraSelatan, dan Kalimantan. Besarkemungkinan pabrik baru akanmempertimbangkan untuk berpindah kewilayah baru tersebut.

15

9 Sumber: ‘http://www.kemenperin.go.id/artikel/6974/Investasi-Manufaktur:-PMDN-Diarahkan-ke-Luar-Jawa

1.3

1.6

1.8

1.9

2.0

2.1

2.7

Central Java

North Sumatera

Riau

West Java

South Sumatera

East Kalimantan

DKI Jakarta

Harga tanah di dan seputar Jakartameningkat sebesar 50% – 100% selama10 tahun terakhir

Upah minimum di Jakarta 20% lebihtinggi dibandingkan dengan daerahlainnya

Upah Minimum 2015, IDR juta/bulan

3.3

2.7

2.0

1.4

0.7

2006 2009 2012 2015 Q3

Tangerang Bekasi Karawang

IDR juta/m²

Sumber: BPS, Colliers International

Page 16: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Gambar 6: Pengeluaran infrastrukturIndonesia 2006-2024

0

30

60

90

120

150

2006 2012 2018 2024

Program pembangunan infrastruktur yang telahdirencanakan akan membantu pembangunan KawasanIndustri

Program pembangunan infrastruktur dijabarkandi dalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019.Pemerintah memperkirakan pengeluaraninfrastruktur akan meningkat menjadi IDR 1,100triliun per tahun dari 2015 - 2019.

Atas dasar like-for-like, proyeksi kami kuranglebih sekitar seperlima lebih rendah. Namun,jumlah investasi infratruktur masih diproyeksikanuntuk meningkat sejumlah 87% dalamperhitungan riil, dibandingkan denganpengeluaran 2010-2014.10

Terdapat ketidakpastian yang signifikan tentangjadwal realisasi target pembangunan infrastrukturpemerintah. Sektor publik, termasuk Badan UsahaMilik Negara, dapat mendanai sekitar 69% targetpembangunan, namun pendanaan oleh swastadiperlukan untuk 31% sisanya10.

Khususnya di sektor tenaga listrik, sebagaimanadidiskusikan pada halaman 21, dimungkinkanbahwa penundaan dalam mencapai target tanggalOperasi Komersial 35 GW pada bulan Desember2019 akan terjadi.

Perbaikan infrastruktur dankelembagaan, khususnya di sektortenaga listrik, akan menjadi kuncipertumbuhan Kawasan Industritersebut.

Realisasi pembangunan KawasanIndustri sebagai pusat pertumbuhanmungkin akan terhambat oleh isubottleneck yang berpengaruh terhadappertumbuhan ekonomi secara luas. PwCsebelumnya telah menyorotikekhawatiran tentang pengadaan lahan,stabilitas iklim investasi, dan kurangnyakoordinasi antara lembaga pemerintah.10

Kawasan Industri memerlukaninfrastruktur, khususnya pelabuhan danjalan, tenaga listrik, air dan terkadangakses ke gas alam. Keperluan ini akanmemberikan momentum padapembangunan Kawasan Industri yangdekat dengan pembangunaninfrastruktur, seperti Kalimantan Timurdan Tengah, Jawa Timur, Sumaterabagian Timur serta berbagai wilayah diSulawesi dan Papua Barat (lihat petapada halaman berikutnya).

BKPM telah mengidentifikasi bahwahambatan utama menjalankan bisnis diIndonesia untuk Kawasan Industri adalahpengadaan/persiapan lahan dan pasokantenaga listrik11. Jika infrastruktur yangdibutuhkan, khususnya kapasitas listriksejumlah 8-10 GW,tidak tersedia, makaakan menghambat pembangunanKawasan Industri.

16

Catatan: Nilai tukar 2014Sumber: Oxford Economics, PwC

10 Sumber: ‘Building Indonesia’s Future – Unblocking the Pipeline of Infrastructure Projects’, PwC Indonesia11 Sumber: Diskusi dengan BKPM

USD bn

Page 17: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Kawasan industri yang terletak berdekatan dengan infrastruktur utamaseperti pabrik gas alam dan pelabuhan akan memiliki keunggulankompetitif

17

FSRU Lampung

FSRU Benoa (unconfirmed)

Jayapura

Biak

Merauke

Manokwari

Fak-Fak

Ternate

Ambon

Kalabahi

Tenau Kupang

Maumere

Ende

Waingapu

Bitung

Anggrek

Toli-Toli

Pantoloan

Pare-Pare

Larantuka

Aceh Besar

Lhokseumawe

Langsa

Belawan

Asahan

SibolgaGunung

Sitoli

Dumai

Pekanbaru

Banten

Tanjung Priok

Cirebon

Panjang

Bengkulu

Jambi

Palembang

Pangkalan Balam(Bangka)

Tanjung Pandan

Pontianak

Teluk Bayur

Karimun

Rengat

Selat Panjang

Tanjung Pinang

Nunukan

Tanjung RedebSengata

Bontang (planned)

Samarinda

Balikpapan

Makassar

Kendari

Gorontalo (planned)

Sorong

Bandanaira

Kumai

SampitTrisakti (planned)

Pulau Pisau

Kota Baru

Tjg.Emas

Tegal

TanjungIntan

Tanjung Tembaga

Tanjung Wangi

Bima

CelukanBawang

Lembar

Benoa

Tarakan

FSRU Cilakap(under development)

FSRU Central Java

Bojanegara

Porong

Simenggaris

Salawati

Tangguh

Nusantara

Arun

Donggi-Senoro

Sengkang

Lombok

Halmahera

Pomalaa

Tanjung Batu

Pesanggaran

Abadi

Bengkalis

Indragiri Hulu

FSRU West Java

FSRU Cilamaya (under development)

Tanjung PerakGresik

FSRU (Floating Storage andRegasification Unit)

PelabuhanPelindo

Pipa gasTerminal LNG (regasifikasi)

Fasilitas LNG (pencairan)

Legend

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Jenepoto

Batakan

Rencana pipa gasLNG Terminal (regasification) -planned

Fasilitas LNG (pencairan) -direncanakan

Wilayah pembangunaninfrastrukturmenjanjikan bagiKawasan Industri

Page 18: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Kurangnya tenaga listrik yang dapat diandalkanmerupakan hambatan utama infrastruktur

18

Pertumbuhan permintaan tenagalistrik yang pesat telah melampauipertumbuhan kapasitas

Pertumbuhan ekonomi yang kuat (rata-rata 5,9% selama 2009 - 2013) danpesatnya pertumbuhan masyarakat kelasmenengah telah menyebabkanmelonjaknya permintaan tenaga listrik.Pertumbuhan kapasitas tak dapatmengimbangi dan PLN terpaksamenerapkan pemadaman di beberapapropinsi. Sebagai akibatnya, banyakpengguna yang menggunakan generatorlistrik cadangan milik sendiri.

Misalnya, menurut Statistik PLN, pelanggandi propinsi Riau terganggu aliran listriknyaselama rata-rata 14,1 jam per gangguan padatahun 2014. Di Jawa Tengah dan Yogyakartapelanggan listrik pada umumnya akanmengalami 13,1 kali gangguan listrikpertahun.

Baik System Average InterruptionDuration Index (“SAIDI”) dan SystemAverage Interruption Frequency Index(“SAIFI”) di Indonesia (masing-masing 5,8dan 5,6) tertinggal jika dibandingkan negaratetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Gambar 7: Tarif dasar listrik relatif lebih rendah di Indonesia, namun keterandalan juga rendah.

Sumber: Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, PT PLN, Komisi Energi Malaysia, Singapore Power, Vietnam Electricity,Thailand State Enterprise Review (Provincial Energy Authority). Tarif dihitung oleh PLN menggunakan tarif utilitas dan FX akhirtahun 2014

5.8

5.60

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0

20

40

60

80

100

2004 2006 2008 2010 2012 2014

SAIDI (jam/pelanggan/tahun)

SAIFI (kali/pelanggan/tahun)

Indonesia SAIDI(jam/pelanggan/tahun)

Indonesia SAIFI(kali/pelanggan/tahun)

0.92

5.16

5.58

18.1

0 5 10 15 20

Singapore

Malaysia

Thailand

Indonesia

Vietnam

2014 SAIFI (kali/pelanggan/tahun)

0.0087

0.94

3.00

5.81

52.23

0 20 40 60

Singapore

Malaysia

Thailand

Indonesia

Vietnam

2014 SAIDI (jam/pelanggan/tahun)

0.007

Tarif listrik industri di Asia tahun2015 (IDR per kWh)

778

1,011

1,066

1,270

1,689

1,926

Vietnam

Indonesia

Malaysia

Thailand

Singapore

China

Premi jam sibuk (1,4 – 2,0x tarif normal)

1,415 – 2,022

Page 19: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Gambar 8: Margin cadangan listrik rendah di banyak propinsi, dan gangguan sistem sering terjadi

Rencana 35 GW dimaksudkan untuk meningkatkankapasitas dan mengurangi frekuensi gangguan listrik

19

Sumber: MEMR, Rencana Induk Pembangunan Pembangkit Listrik Indonesia, PLN RUPTLCatatan: SAIFI merujuk pada jumlah rata-rata gangguan yang dialami setiap tahunnya

Rencana 35 GW direncanakan untuk selesaipada tahun 2019

Tekanan terhadap jaringan listrik terlihat jelas diseluruh negeri, dengan margin cadangan (*selisihantara kapasitas dan permintaan) di setiap pulaukecuali Jawa - Bali berada di bawah rekomendasiInternational Energy Agency yaitu 20-35%.

Terlebih lagi, rata-rata margin cadangan Jawa-Baliterlihat tinggi. Faktanya, distribusi beban (yangsangat berat di DKI Jakarta dan Jawa Barat) versuskapasitas (yang terpusat di Banten, Jawa Tengahdan Jawa Timur) menimbulkan isu lokal jaringan diJawa.

Dalam beberapa tahun terakhir, ketika margin cadanganjatuh ke angka 15%, PLN terpaksa menerapkanpengurangan beban, yang menyebabkan pemadamanselama 2-3 jam setiap harinya12.

Oleh karena itu, program 35 GW diluncurkan, dandirencanakan untuk selesai pada tahun 2019. Target yangditetapkan untuk sektor tenaga listrik adalah untukmeningkatkan kapasitas listrik di Indonesia menjadi 43GW pada 2019 (termasuk 8 GW sisa dari proyek FastTrack Programme ("FTP") yang dicanangkansebelumnya). Kapasitas tambahan ini, diilustrasikandalam grafik di atas, seharusnya meringankan defisittenaga listrik di Indonesia.

Sumatera

Jawa dan Bali

Kalimantan

Maluku danPapua

Nusa Tenggara

RM: 7% RM: 5%

Sulawesi

RM: 8%

RM: 9%

RM: 21%

RM: 29%

1,9 GW 2,70GW

0,6 GW

8,8 GW

20,9 GW 0,7 GW

Kapasitas bersih 2014 Puncak permintaan 2014

Kapasitas tambahan dari rencana 35 GW

SAIFI < 3

SAIFI: 3 - 6

SAIFI > 6Margin Cadangan 2014 (R.M)*

12 Sumber: http://www.adb.org/sites/default/files/linked-documents/41074-013-ino-ssa.pdf

Page 20: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Nusa Tenggara

Gambar 9: Jika peningkatan kapasitas tertunda, margin cadangan akan merosot <13% di Sumatera,Jawa/Bali dan Sulawesi

Jika program 35 GW terlambat 2 tahun, jaringanlistrik akan berada di bawah tekanan luar biasa

20

Margin Cadangan 2019 (RM)Kapasitas bersih 2019 (Penundaan +2tahun)

Puncak Permintaan2019

Namun, mengingat perkiraan pesatnyapertumbuhan permintaan, penundaanprogram 35 GW akan mengakibatkansemakin beratnya tekanan pada jaringan.

Kami telah menjalankan skenario ‘bagaimanajika', mencermati penundaan selama dua tahundari Tanggal Pengoperasian Komersial ("COD")pembangunan pembangkit listrik yangdirencanakan hingga tahun 2019, dibandingkandengan perkiraan pertumbuhan muatan selamaperiode yang sama. Hasil tersebut, sebagaimanadiilustrasikan di atas, menunjukkan bahwapenundaan program selama dua tahun saja akanmengakibatkan merosotnya margin cadangan diSumatera dan Jawa - Bali.

Hal ini kemungkinan akan menyebabkanpenurunan ukuran kinerja jaringan sepertiSAIFI dan SAIDI.

Pemerintah telah mencetak kemajuan besardalam akselerasi Rencana 35 GW. Namun,sebagaimana dijabarkan dalam bagianberikutnya, sangat dimungkinkan mengingatpengalaman historis, bahwa Rencana tetapakan tertunda 2 tahun karena pengadaan lahan,pengadaan dan permasalahan bottlenecklainnya. Dalam konteks ini, Captive Powermemberikan fleksibilitas dan rencana cadanganbagi Pemerintah jika rencana nasionaltertunda.

Sumber: Kementerian ESDM, Rencana Induk Pembangunan Pembangkit Listrik Indonesia, PLN RUPTL

Sumatera

Java and Bali

Kalimantan

Maluku andPapua

RM: 29% RM: 7%

Sulawesi

RM: 31%

RM: 66%

RM: 13%

RM: 11%

Page 21: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

21

Hambatan pengadaan dapat menunda penerapanrencana 35 GW

Gambar 10: Lini waktu yang lazim untukpembangunan pembangkit listrik olehPerusahaan Listrik Swasta (IPP)

Lini waktu tersebut menunjukkan kemungkinanbahwa proyek belum akan diumumkan prosestendernya dan belum akan beroperasi hingga tahun2019

Mengingat catatan historis waktu pembangunan dan pengadaan,terdapat risiko bahwa Rencana 35 GW tidak dapat selesai tepatwaktu. Meskipun kemajuan signifikan telah dicetak olehPemerintah dan PLN untuk memecahkan bottleneck (misalnyaprogram akselerasi 8 langkah, Peraturan Presiden No.4/2016).

IPP mewakili penambahan kapasitas sebesar 29 GW dari total 43GW yang menjadi target kapasitas pada tahun 2019. Namunsampai dengan Januari 2016, penandatanganan Perjanjian JualBeli Listrik hanya mencapai 14 GW13.

Mengingat lini waktu lazim pembangunan pembangkit listrik(lihat gambar di samping), ini berarti setidaknya proyek-proyekberkapasitas total 15 GW tidak dapat beroperasi bahkan hingga2020. Proyek-proyek yang menjadi bagian dari 14 GW yangPerjanjian Jual Beli Listriknya telah ditandatangani namunbelum mencapai Kesepakatan Keuangan juga kecil kemungkinanuntuk beroperasi pada 2019. Estimasi kami cenderungkonservatif, karena menggunakan lini waktu pembangunan yangagresif di Indonesia.

Investor IPP terkemuka lainnya juga menyebutkan adanya risikopenundaan lain dalam rencana 35 GW ini karena prosespengadaan yang panjang14, dan juga beberapa kekhawatiran laintentang:• Pengadaan lahan (untuk wilayah pembangunan dan koridor

transmisi)• Kapasitas transmisi• Prosedur perizinan di daerah• Keberlanjutan keuangan pelanggan/Tarif masuk (harga tetap

per-kWh untuk beberapa jenis teknologi)

Pada bulan February 2016, Menteri Energi dan Sumber DayaMineral, Sudirman Said, juga menyatakan keraguan beliau bahwaRencana 35 GW sepenuhnya akan beroperasi pada tahun 201915.

Bergantung pada opsi kelebihan tenaga listrik dan prosespengadaan, Pembangkit Terintegrasi dapat dibangun hinggatahapan Kesepakatan Keuangan dalam waktu dua tahun, pluswaktu pembangunan selama satu hingga dua tahun untukpembangkit listrik tenaga gas.

01

02

03

04

Dokumen praKualifikasi/penyusunandan penerbitan[3-12 bulan]

Peninjauan PraKualifikasi[3-4 bulan]

Proses Tender[6-12 bulan]

Seleksi peserta lelang danpenandatangananPerjanjian Jual Beli Listrik(PPA)[1-3 bulan]

05 Pendanaan[6-12 bulan]

06Pembangunan[18-54 bulan]

Teknologi Rata-rata waktupembangunan (bulan)

Batubara 36-54

Gas 18-32

Air 24-48

Sumber: PLN, Analisis PwC, melalui konsultasidengan IPPs, IEA, IRENA.Catatan: Tahapan tersebut juga sesuai untuk kontrakEPC PLN serta tender IPP.

13 Sumber: situs web Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(esdm.go.id)14 Sebagaimana dikutip oleh Presiden Direktur PT Cirebon EnergiPrasarana, dalam Coal Asia, Desember 201515http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/03/204640226/menteri.esdm.tak.yakin.mampu.selesaikan.proyek.35.000.mw.pada.2019

Page 22: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

22

Implementasi penuh mungkin masih belum cukup

Meskipun program pembangkitlistrik yang ada saat ini diterapkantanpa penundaan, kapasitas yangtersedia mungkin belum cukupuntuk mengaliri sebagian KawasanIndustri

Untuk mengilustrasikan isu pasokan ini,salah satu rencana untuk membangunaktivitas industri di Morowali, SulawesiTengah mengusulkan agar perusahaanpelebur nikel dan baja tahan karat menjadipenyewa dalam Kawasan Industri yangakan dibangun. Perusahaan tersebut akanmemerlukan pasokan listrik sebesar 1.030MW.

Namun, jalur transmisi listrik yangterdekat berjarak sekitar 200 km. Tigapembangkit listrik yang dibangun olehIPP yang dekat dengan wilayah tersebutmasih belum mencukupi jika pabrikpelebur mulai beroperasi karena totalkapasitas pabrik tersebut adalah 435MW. Belum ada rencana dalam RUPTLsaat ini (2015-2024) untuk memenuhipermintaan ini.

Sumber listrik lokal jelas akan sangatdiperlukan tanpa memperhatikankemajuan rencana 35 GW. Terdapatcontoh lain dimana permintaan KawasanIndustri tidak sesuai dengan rencanapembangkit atau kapasitas transmisi didalam RUPTL. Misalnya, Maloy (ZonaEkonomi Khusus berbasis Batubara danKelapa Sawit) dan Buli (rencanapembangunan Zona Ekonomi Khususuntuk ekstraksi dan pengolahan logam).

Page 23: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive power dapat menanganirisiko tersebut

Apa itu captive power?

Captive power unit adalah sebuahgenerator atau pembangkit listrikyang didirikan oleh perusahaanuntuk menghasilkan listrik yangdapat digunakan sendiri atau olehpelanggan.

Terdapat dua jenis unit:

Jenis yang pertama yaitu CaptivePower Plant (“CPP”), dirancanguntuk memenuhi kebutuhan listrikprimer. Lazimnya berkapasitas lebihdari 1 MW dan dapat dijalankandengan bahan bakar fosil (gas,batubara, minyak) atau sumberenergy terbarukan.

CPP dapat dibagi menjadi dua subkategori :

(a) CPP yang dibangun untukmemasok tenaga listrik hanyauntuk digunakan oleh pemiliksendiri (yaitu satu CPP untuksatu pabrik). Investor yangmenghasilkan listrik hanya untuk“digunakan sendiri” bukan untukdijual ke PLN disebut sebagaiPembangkit Terintegrasi (PPUs).

(b) CPP yang dibangun untukmemasok listrik ke banyakperusahaan. Contoh utama CPPseperti ini adalah yang biasadigunakan di Kawasan Industri.

23

Jenis yang kedua adalah generatorcadangan (“genset”), yang digunakanuntuk mengantisipasi jika pasokandari sumber tenaga listrik lainnyaterhenti, dan hanya dijalankan jikadibutuhkan. Ukuran genset initersedia mulai dari unit kecil untukrumah tangga (10 kW) hingga yangberukuran besar untuk industri(hingga 10 MW). Alat ini dijalankandengan menggunakan bahan bakaryang dapat memberikan energilistrik berdasarkan permintaan danbiasanya bertenaga disel.

Statistik yang handal sulit untukditemukan, namun estimasi padatahun 2009 menyebutkan bahwaIndonesia memiliki kapasitasCaptive Power sejumlah 16,8 GW, ofdimana 8,5 GW dipakai untukpenggunaan primer, dan 7,8 GWsebagai cadangan. 49% kapasitasCaptive Power terletak di Jawa.16

Captive power sangatberpotensi untuk membantumenggerakkan pertumbuhandi sektor industri

Sebagaimana telah dicermati dibagian sebelumnya, kerangka waktuprogram 35 GW sangat ambisius,dan masih terdapat sektor dimanaCPP menjadi peluang yang baikkarena program 35 GW tidakdirencanakan untuk memenuhikebutuhan listrik di sektor tersebut.

16 Sumber: ‘Overview of Diesel Consumption for Captive Power in Indonesia’ GIZ

Page 24: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

24

03

Manfaat ekonomi captive power

Page 25: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Manfaat ekonomi pencegahan pemadaman/fluktuasitegangan listrik sangat luas

25

Wawancara kami mengisyaratkanbahwa biaya pemadaman (kas ataupeluang) berkisar antara IDR 135 juta– 1.35 miliar setiap pemadaman

Lima penyewa dan tiga pengelola/operatorkawasan industri diwawancarai untukmemahami manfaat Pembangkit Terintegrasidengan menggunakan Uninterruptible PowerSupplies (UPS). Kelima penyewa sepakatbahwa pemadaman menimbulkan biaya yangmahal bagi perusahaan mereka, walaupun duadi antara mereka membantah adanyakenaikan tagihan listrik, meskipun terdapatpotensi penghematan secara keseluruhan.

Pemadaman singkat dapat merusak peralatan,atau mengharuskan mesin untuk dinyalakankembali. Persediaan yang sedang diprosesmesin, dipotong atau dipanaskan akibatnyaharus dibuang. Pekerja secara hukum berhakuntuk mendapatkan upah sebesar 1,5 – 3 kaliupah normal untuk jam kerja yang diperlukandemi memulihkan produksi yang hilang.Sementara itu, biaya umum masih terusberjalan. Waktu penghentian produksimungkin tidak dapat dipulihkan kembali.Atau, timbul biaya bahan bakar signifikanuntuk menjalankan genset dalam pabrik.

Berdasarkan wawancara yang telahdilaksanakan, kisaran biaya pemadamansangat luas, sekitar IDR 135 juta – 1.35 miliarsetiap pemadaman. Ilustrasi terperinci biayatahunan yang dikeluarkan dua dari limaperusahaan ini tercantum di halaman berikut.

Dalam jangka panjang, perusahaan mungkinmengambil langkah mitigasi untukmengurangi biaya tersebut. Langkah tersebutmencakup penggunaan peralatan untukmelindungi mesin dari kenaikan tegangan,menyiapkan kelebihan persediaan agar dapatmemenuhi tenggat produksi, perubahanwaktu kerja, atau biaya untuk membeli danmemelihara generator diesel.

… Kerusakan mesin ataugedung

… Timbulnya biaya-biayaumum tambahan

… Kerusakan persediaan

… Biaya lembur untukmengganti produksi yang hilang

… Biaya bahan bakargenerator

Ketika pemadaman ataufluktuasi tegangan listrik terjadi,akan menyebabkan…

… Memasang alat penstabiltegangan

… Cadangan persediaan untukmencapai tenggat waktu produksi

… Mengubah pola waktu kerjadan kontrak tenaga kerja

… Membeli dan memeliharagenerator

Dalam mengantisipasipemadaman atau penurunantegangan listrik, perusahaandapat mengambil langkahmitigasi jangka panjang namunberbiaya mahal seperti…

Page 26: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Ilustrasi: bagaimana pemadaman mempengaruhi operasional perusahaan

Studi Kasus: Perusahaanmanufaktur barang konsumsi

Perusahaan X merupakan perusahaanmanufaktur yang berbasis di Jawa Barat. Merekamemproduksi barang konsumsi untuk diekspor.

Studi Kasus: Perusahaan manufakturplastik

Perusahaan Y adalah perusahaan manufakturyang berbasis di Jawa. Mereka memproduksiberbagai produk lapisan kemasan untuk industriatau konsumen.

Pemadamanselama 5jam

USD75,000 60%x

Rata-ratapendapatannormal selamapemadaman

Pendapatan takdapat dipulihkankarena listrikcadangan terbatas

= USD45,000

Jumlahpendapatanyang hilangselamapemadaman

0.30USD/kWh

24,000kWh

x

Biaya margindiesel diIndonesia

Listrik yang dihasilkandiesel genset (40%konsumsi normal)

= USD7,200

Biaya gensetsetiappemadaman

Total biaya pemadamanselama lima jam USD52,200

+

1 ton USD2x

Bahan baku yangrusak setiappemadaman

Biaya bahanbaku per kg

= USD2,000

Biaya kerugianbahan baku setiappemadaman

USD12 8,000x

Upah lembursetiappemadaman

Jumlahkaryawan

= USD96,000

Biaya lembur setiappemadaman

Total biaya pemadamanselama lima jam

USD98,000

+

Biaya lembur untuk menggantikan produksi yanghilang

Hilangnya pendapatanBiaya generator

USD/pemadaman USD/pemadaman

Pemadamanselama 5jam

Menghitung biaya pemadaman

Berdasarkan wawancara, sebuah model ekonomidirancang dengan berfokus pada empat jenis biayayang datanya tersedia:

• Hilangnya produksi selama pemadaman

• Hilangnya produksi selama masa pemanasan mesin

• Biaya lembur

• Biaya bahan bakar diesel

Dua jenis biaya dimana data tidak tersedia – kerusakanperalatan dan kerugian bahan baku – mewakili 40%jumlah biya pemadaman secara keseluruhan (lihathalaman 59). Ini berarti estimasi tersebut 70% lebihrendah dari nilai sebenarnya.

Penurunan tegangan listrik (fluktuasi voltase yangdapat menyebabkan kerusakan peralatan danhilangnya produktivitas) juga tidak termasuk dalamperhitungan.

Statistik ini meliputi tujuh sektor yang tercantum dibawah ini, mengonsumsi listrik sebesar 49 TWh padatahun 2015. Jumlah tersebut mewakili 66% konsumsilistrik industri di Indonesia, dibandingkan 45% PDBindustri (20% PDB secara keseluruhan).Skenario yang tercantum berikutnya mengasumsikan:

• Kasus Minimum: jumlah pemadaman tahunanmencapai 5,6 (SAIFI tahun 2014), dan rata-rataberdurasi 5,8 jam (SAIDI tahun 2014).

• Kasus Menengah: jumlah pemadaman tahunanmencapai 10,0, dan berdurasi rata-rata 5,8 jam.

• Kasus Maksimum: jumlah pemadaman tahunanmencapai 15, dan berdurasi rata-rata 8 jam.

Rincian selengkapnya model asumsi dan prosesdisertakan dalam Lampiran (Metodologi).

1. Mesin

2. Minyak dan batubara

3. Kertas

4. Bahan kimia

5. Makanan danminuman

6. Tekstil dan garmen

7. Percetakan

26

Page 27: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Biaya tahunan pemadaman yang ditanggungperusahaan manufaktur di Indonesia dapat mencapaiIDR 5.6 triliun …

27

Gambar 11: Potensi manfaat bisnis captive power (dengan asumsi pemadaman selama 58 jam setiaptahunnya)

Pendapatan (IDR triliun),2014

745.2 311.8 149.8

Biaya/pendapatan (%), 2014 4,1 4,6 8,3

Makanan danminuman

Bahan kimia Tekstil/Garmen

Hasil yang didapatkan bergantungpada asumsi lama pemadaman.Dalam Kasus Minimum (pemadamanselama 32 jam) biaya yang harusditanggung mencapai IDR 3.1 triliundan dalam Kasus Maksimal(pemadaman selama 120 jam) biayayang ditanggung mencapai IDR 11.7triliun.

Kasus Menengah (58 jam) serupadengan durasi dan kekerapanpemadaman yang telah dilaporkanbeberapa propinsi (lihat halaman 18).Jumlah dan durasi pemadaman jugatidak linear dengan cadangan margin.Sebagaimana didiskusikan padahalaman 20, dimungkinkan cadanganmargin akan turun drastis jika terjadipenundaan Rencana 35 GW, yangberpotensi mengarahkan skalapemadaman menjadi KasusMaksimum.

Hasil juga akan bervariasi di berbagaipropinsi. Misalnya, upah di JawaBarat umumnya lebih tinggi (upahminimum lebih tinggi 15% dari rata-rata nasional), meningkatkan biayalembur sebesar 15%.

Penyewa yang bergerak dibidang makanan dan minumanserta tekstil akan menanggungbiaya terbesar

Sektor tersebut memiliki pendapatantertinggi di antara tujuh sektor yangmenjadi model. Oleh karena itu,potensi pendapatan yang tak dapatdipulihkan dapat berjumlahsignifikan – makanan dan minuman,misalnya, memiliki pendapatan IDR745 triliun, sehingga potensi kerugianberjumlah IDR 2.2 triliun/tahun.

Meskipun tidak termasuk dalammodel (karena biaya kerusakan dankerugian bahan baku bersifat khususdi setiap perusahaan), pentingdicermati bahwa pemadamanmenimbulkan biaya tertinggi bagiperusahaan di sektor makanan danminuman serta bahan kimia. Bahanbaku mereka dapat dengan mudahmengalami kerusakan tanpapengendalian suhu yang sesuai.

“Di awal tahun 2015, kamikehilangan pendapatan senilai satubulan karena gangguan listrik.Meskipun kami memiliki listrikcadangan dan membayar lembur,kami tidak dapat memulihkankerugian tersebut.”

Perusahaan Manufaktur Makanandan Minuman Terkemuka Indonesia

Kertas Mesin

116.1 33.7

5,4 8,8

Di ketujuh sektor manufaktur ini,diestimasikan bahwa pemadaman dapatmrugikan perusahaan senilai IDR 5.6triliun/tahun:

• IDR 999 miliar biaya bahan bakardiesel karena menjalankan genset selamapemadaman• IDR 122 miliar biaya lembur karyawansetelah pemadaman• IDR 4.5 triliun produksi yang hilangselama pemadaman yang tak dapatdipulihkan karena kurangnya waktu.Termasuk waktu yang diperlukan untukmemulai produksi kembali.

Disebar ke pemakaian listrik tahunanseluruh industri, berarti sama dengan IDR121.5/kWh atau 0,3% pendapatan tahunan.

Penggunaan kapasitas (%) 2010 73,1 80,1 80,7 85,0 86,0Kerugian bahan baku dankerusakan peralatan

Various by industries, not included in estimation

Asumsi waktu menyalakankembali (jam)

0,5 2,0 0,5 2,0 0,5

Estimasi biaya pemadamantahunan (IDR triliun) 2.2 1.4 0.59 0.57 0.2

Biaya/pendapatan pemadaman(%)

0,3 0,5 0,4 0,5 0,7

Page 28: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

… yang mengisyaratkan bahwa biaya listrik jaringanbagi perusahaan setidaknya mencapai IDR 1,283/kWh

28

.

Dengan menyediakan captivepower yang handal, pengembangdapat terhindar dari biayapemadaman

Biaya ekonomi ini dapat dinyatakansebagai premi harga (biaya ekstra yangbersedia dibayar oleh pengguna) untuktenaga listrik handal, seharga rata-rata,IDR 122 per kWh atas tagihan listrikseluruhnya.

Hal ini mengisyaratkan bahwa hargalistrik jaringan berjumlahIDR1,283/kWh:

• IDR 1,012/kWh tarif dasar listrikindustri

• IDR 149/kWh tagihan jam sibuk(estimasi rata-rata)

• IDR 122/kWh biaya ekonomi (lihathalaman sebelumnya)

Dan, ini belum termasuk kerusakanmesin dan kerugian material, yaitusekitar 40% dari seluruh biayapemadaman berdasarkan pengalamaninternal.

Para pengembang kawasan industri yangmencari cara baru dalam meningkatkanlaba dan penyewa berkualitas mungkinberada dalam posisi untuk mengambilkeuntungan ini dengan menyediakanUninterruptible Power Supply (UPS)dibawah aturan PPU.

Tarif DasarListrik Industri

Rata-rata TarifListrik Jam

Sibuk

Biaya Diesel Biaya Lembur Nilai Pendapatanyang Hilang

(termasuk biayamenyalakan

mesin*)

Total BiayaListrik Jaringan

IDR/kWh (LHS)IDR triliun (RHS)

High case

Mediumcase

Low case

1,012

149 13.527.040.5

1.42.74.1 54

95189

1,414

1,283

1,228

49.5

7.31.02.1

0.080.10.2

2.5

4.5

9.568.7

62.5

60.1

Sumber: Analisis PwC, Tarif Dasar Listrik Industri berdasarkan tarif PLN untuk industri berskala besar di Indonesia tahun 2015, Rata-rata Tarif ListrikIndustri pada Jam Sibuk didasarkan pada angka pengali yang ditentukan oleh PLN pada pukul 6-10 malam dengan rasio Muatan Dasar-Puncakmencapai 0,7 . Jumlah konsumsi 7 sektor: 49 TWh. Catatan: Biaya menyalakan kembali adalah waktu yang diperlukan bagi mesin manufaktur untukmenyala kembali setelah pemadaman, dimana selama masa tersebut pendapatan menjadi hilang. Asumsi kunci: Harga diesel IDR 9.000/liter, 68%perusahaan memiliki generator diesel, perusahaan tidak dapat menggunakan kapasitas listrik lebih dari 90%, USD:IDR 13,500

Page 29: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive Power mendukung industri serta tujuanpembangunan pemerintah

29

Pasokan listrik berkualitas tinggi juga akanmenarik investor dan mendorong aktivitasekonomi

Peningkatan/perbaikan kapasitas listrik dapatbermanfaat bagi Indonesia dalam hal peringkat dayasaing global dan mendorong investor. Saat ini, untukmendapatkan sambungan listrik di Indonesiamemerlukan sekitar 79 hari, jika dibandingkandengan 32 hari dan 31 hari di Malaysia dan Singapura.

Waktu 79 hari tersebut mencakup proses pengajuandan kontrak dengan perusahaan listrik, seluruhinspeksi yang diperlukan dan izin dari perusahaandistribusi dan lembaga lainnya, dan pekerjaankoneksi eksternal dan akhir. Namun, di salah satuKawasan Industri terkemuka, Perolehan CaptivePower hanya memerlukan 14-30 hari.

Jika Captive Power dapat berkontribusi signifikanmengurangi waktu yang diperlukan untukmemperoleh sambungan listrik dari 79 hari menjadi30 hari di seluruh Indonesia (mendekati waktu diMalaysia), peringkat Indonesia dalam IndeksKemudahan Berusaha akan naik lima peringkat.

Selain itu, diestimasikan bahwa peningkatanpenetrasi jasa listrik dan komunikasi sebanyak 10%akan memperbaiki tingkat pertumbuhan jangkapanjang sebesar 0,25 %17.

Gambar 12: Jumlah hari untuk memperoleh listrik

17 Sumber: Schwartz, Jordan, Luis Andres, and Georgeta Dragoiu. 2009. “Crisis in Latin America: infrastructure investment,employment and the expectation of stimulus.” World Bank. Policy Research Working Paper 5009

Catatan: Kementerian ESDM sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan peraturan baru yang mengurangi waktu yangdiperlukan untuk tersambung pada jaringan listrik menjadi 40 hari (Sumber:http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160121131311-85-105786/kementerian-esdm-pemasangan-listrik-baru-maksimal-40-hari/), namun tanggal pengesahan dan kecepatan penerapan praktis masih belum jelas.

“Captive power tidak sajaberperan sebagai pembedabagi Kawasan Industri;namun juga kewajiban.”

Direktur,perusahaan pengembang

Kawasan Industri danperusahaan pengembang

pembangkit listrik di Jawa

Indonesia Malaysia Singapore

Mengurangi waktu perolehan listriksesuai standar kawasan akanmenaikkan peringkat Indonesiasebanyak lima peringkat

79

30

Captive Power dapat membukapeluang ekonomi baru

Melalui penggunaan UPS, perusahaandapat terhindar dari biaya pemadamandan mendapatkan manfaat tambahanseperti:

• Kapasitas yang lebih besar untukmenegosiasikan kontrak jangkapanjang, serta kontrak bernilai tinggi

• Berkurangnya risiko ganti rugikarena target kontraktual meleset

• Keyakinan untuk mengikatkan diripada kontrak yang mendukung rantainilai tepat waktu

Rantai nilai tepat waktu tidak memilikikelebihan bahan baku sebagai cadangansehingga keyakinan bahwa kegiatanoperasi dapat tetap berjalan di tengahgangguan listrik diperlukan agar dapatmenyokong rantai pasokan seperti ini.Rantai pasokan semacam ini lazimditemukan di sektor otomotif, sertasektor berteknologi tinggi.

Page 30: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

30

04

Jalan Menuju Masa Depan

Page 31: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Bagaimana partisipasi sektor swasta dalamketenagalistrikan diatur di Indonesia?

Pendahuluan: partisipasi sektor swasta dalamketenagalistrikan

Kerangka kerja hukum inti untuk pasokanlistrik dijabarkan dalam UU Ketenagalistrikantahun 2009 (UU 30/2009), yangmemungkinkan sektor swasta untukmemegang Izin Usaha Penyediaan TenagaListrik (“IUPTL”).

Kerangka kerja ini kemudian dilengkapidengan PP no. 142/2015 (lihat halaman 34),yang memberikan fasilitas bagi setiappengembang Kawasan Industri di Indonesiauntuk mempermudah pengembangan danpengelolaan pasokan listrik untuk digunakansendiri dan oleh penyewa.

Penyediaan dan penjualan tenaga listrik olehsektor swasta yang terutama digunakan untukmemperkuat jaringan listrik dimungkinkanmelalui perjanjian dengan IPP.

Pembangkit Terintegrasi (“PPU”) atau disebutsecara luas sebagai Captive Power, yangmenghasilkan tenaga listrik untuk digunakansendiri atau basis pelanggan mereka dan tidakdijual ke PLN, juga diperkenankan.

PPU harus memperoleh Izin Operasi sertaIUPTL.

UU Ketenagalistrikan tahun 2009 jugamemberikan kepada PLN hak untuk menolakmenyelenggarakan layanan aliran listrik disuatu daerah sebelum pemerintahmenawarkan peluang tersebut kepadaBUMD, perusahaan swasta atau koperasi.

Peraturan ESDM 28/2012 menjelaskanbahwa hanya boleh ada satu pemasok listrikdalam satu Wilayah Usaha, dan menyatakanbahwa status Wilayah Usaha dapat diberikanjika:

1. Wilayah tersebut belum dikuasai olehpemegang izin Wilayah Usaha lainnya;atau,

2. Pemegang izin Wilayah Usaha tidakmampu memasok listrik, atau tidak dapatmemasok listrik secara andal/ berkualitasbaik; atau,

3. Pemegang izin Wilayah Usahamengembalikan izin yang dipegangnya.

Terdapat sebanyak 21 izin Wilayah Usaha 18

yang diberikan melalui mekanisme PeraturanESDM sejak tahun 2009, kepada berbagaiperusahaan ketenagalistrikan.

Sejauh yang kami ketahui, tidak ada definisihukum tentang ‘kualitas baik/andal’ dankriteria tersebut kemungkinan berlaku bagipemegang izin lama (biasanya PLN) untukmengembalikanizin Wilayah Usaha kepadaKementerian ESDM.

Dengan ditunjuknya BKPM sebagai “KantorPelayanan Satu Pintu” menurut PeraturanMenteri ESDM 35/2014, investor dapatmengurus perizinan seperti IUPTL, IzinOperasi dan Wilayah Usaha melalui BKPMdengan menyerahkan dokumen persyaratanyang benar.

31

18 Sumber: Draft RUKN, Juni 2015:http://www.djk.esdm.go.id/index.php/rencana-ketenagalistrikan/rukn-djk

Page 32: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Sektor swasta dapat menjual kelebihan muatan listrikkepada PLN, namun peraturan yang ada tidaksepenuhnya mendukung hal ini.

Pengaturan penjualan kelebihantenaga listrik

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapaperjanjian kerjasama telah ditandatanganiantara PLN dengan Penyedia Captive Power,membahas pengaturan pengalihan tenagalistrik, cadangan, sinkronisasi, dan membelikembali dalam kontrak jangka panjang.Perjanjian ini biasanya bersifat ad hoc,bergantung pada situasi setempat.

Partisipasi sektor swasta dimungkinkanmelalui pengaturan IPP. Penunjukan IPPseringkali dilakukan melalui tendermeskipun IPP dapat dipilih secara langsungatau ditunjuk secara langsung pada situasitertentu.

32

Sejalan dengan Peraturan PemerintahNo.14/2012 kemudian diubah denganPeraturan Pemerintah No.23/2014 danPeraturan Menteri ESDM No.1/2006 danNo.4/2007, Peraturan Menteri ESDMNo.3/2015 menyatakan bahwa PLN dapatmembeli tenaga listrik menggunakan metodepemilihan langsung ketika mengubah bahanbakar pembangkit listrik dari diesel ke nondiesel dan PLN dapat menggunakan metodepenunjukan langsung untuk proyek muluttambang, gas marginal atau hidro (termasukpembelian kelebihan tenaga listrik dari PPU);untuk pasokan listrik yang bersifat kritismaupun darurat; dan untuk proyek ekspansi.Kerangka waktu maksimal pelaksanaan PPAadalah 45 hari untuk seleksi langsung dan 30hari untuk penunjukan langsung sejak ujituntas evaluasi dokumen hinggapenandatanganan PPA.

Rincian lebih lanjut tentang prosespengadaan tersedia dalam 2015 Power:Investment and Taxation Guide PwC19.

19 URL: https://www.pwc.com/id/en/energy-utilities-mining/assets/Power%20Guide%202015%20(final-octL).pdf

Page 33: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Tarif maksimum penjualan telah ditentukan namunlebih berfungsi sebagai harga acuan

“Tarif maksimum” penjualan tenaga listrik kepadaPLN, disertai dengan berbagai harga bahan bakardan asumsi-asumsi, ditentukan di dalam MEMR03/2015. Hal ini terjabarkan dalam Gambar 13.Teknologi lain seperti tenaga hidro, jugatercantum di dalam aturan tersebut.

Untuk dicatat bahwa tarif ini merupakan ‘hargaacuan maksimum’. Harga sebenarnya mungkinlebih tinggi (dengan Persetujuan Menteri) danlebih rendah.

Dalam praktiknya, harga yang ditawarkankemungkinan harus sesuai dengan biayapembangkitan tenaga listrik PLN yang relevandengan wilayah tersebut agar dapat diterima. Jikabiaya pembangkitan tenaga listrik rendah (karenatingginya porsi batubara atau air dalam prosespembangkitan tenaga listrik), tarif kelebihantenaga listrik mungkin menjadi tidak relevan,dankasus bisnis penggunaan Captive Power menjadikurang menarik.Biaya pembangkitan listrik yanglebih transparan untuk setiap Wilayah Usahaharus tersedia agar CPP dapat menentukan hargayang kompetitif dan relevan.

Pengalihan Listrik

Selain penjualan kelebihan tenaga listrikkepada PLN, sejak pemberlakuan PeraturanMenteri ESDM 01/2015, Pembangkit listrikCaptive Power dapat ‘mengalihkan’ (ataumentransmisikan) tenaga listrik melaluiJaringan Transmisi dan/atau Distribusi(“T&D”) PLN ke pelanggan lainnya (yangberlokasi ratusan kilometer jauhnya daripembangkit).

Namun, akses ke Jaringan T&D PLN takterjamin, atau mungkin tidak tersedia, dantarif per kVA atau kWh belum ditentukandalam peraturan pelaksana.

33

Gambar 13: Tarif maksimum penjualan tenaga listrik kepada PLN

Unit Kapasitas (MW) 15 50 100 300 40 - 60 100

Harga (IDR/kWh) 1,432 1,230 1,138 978 1,166 987

Asumsi

Faktor Ketersediaan 80% 85%

Periode Kontrak 25 tahun 20 tahun

Tingkat Pemanasan 3,500 3,200 3,000 2,600 9,083 8,000

Nilai Kalori (GAR) kcal/kg 5,000 -

Harga Bahan Bakar IDR 810,000/Metrik ton (CIF)IDR

81,000/MMBtu

Pembangkit Listrik Tenaga Batubara(Bukan Mulut Tambang)

Pembangkit ListrikTenaga Gas/Mesin Gas

Sumber: Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 03/2015

Page 34: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Apa yang dapat dilakukan Pemerintah? Mempromosikanpembangunan proyek dan menyederhanakan proses yangditentukan oleh peraturan.

34

LingkupHambatan

Penghambat Utama Potensi Solusi

SangatPenting/krusial

• Izin Wilayah Usaha (izinutama) sulit untuk diperoleh,dan prosesnya tidaktransparan atau dipahamidengan baik

• Jelaskan kriteria ‘berkualitas dan handal‘ criterion dalam Peraturan ESDMNo. 28/2012, Pasal 6 (lihat halaman 31).

• Secara otomatis memberikan izin Wilayah Usaha jika pengembangmemenuhi kriteria dalam Peraturan ESDM No. 28/2012, Pasal 4.

• Pertimbangkan untuk memberikan izin Wilayah Usaha secara otomatiskepada Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri jika merekaberhasil lolos mekanisme seleksi yang sesuai/uji tuntas.

• Secara otomatis menyertakan proyek Captive Power KawasanIndustri/Kawasan Ekonomi Khusus dalam RUPTL (rencana bisnis PLN).

• Permintaan yang tidak pasti(kontrak kelebihan tenagalistrik yang tidak layak)

• Untuk menangani tarif kelebihan tenaga listrik penyewa yang tidak dapatdiprediksi, PLN dapat memberikan perjanjian kelebihan tenaga listrik jangkamenengah/panjang (<10 tahun) dengan harga tetap untuk mengurangi risikoketidakstabilan kelebihan listrik.

• BUMN menyatakan komitmen untuk membeli listrik dari Kawasan Industriyang penting secara strategis.

• Peluang investasi denganaspek ekonomi yang baik sulituntuk ditemukan

• Kurangnya kejelasankesediaan PLN untukmemasok listrik ke suatukawasan sehingga aspekekonomi proyek tidak jelas

• Identifikasi aspek yang tidak termasuk dalam Rencana 35 GW dan/atauberisiko mengalami penundaan penerimaan kapasitas baru, danmemberikan daftar induk peluang kepada sektor swasta.

• Menerbitkan biaya pembangkit listrik Wilayah Usaha PLN setempat untukmembantu pengembang memahami tarif maksimum yang akan merekaterima.

• Peraturan baru CPP diKawasan Industri tidak jelas(Peraturan PemerintahNo.142/2015)

• Mempercepat pengesahan peraturan pelaksana PP 142/2015, memastikanbahwa panduan yang jelas diberikan dalam hal: Proses dan persyaratan memperoleh Wilayah Usaha Tarif kelebihan listrik yang sama di setiap Kawasan Industri. Potensi perjanjian komersial dengan PLN mencakup hak untuk

berpartisipasi dalam pengaturan listrik cadangan.• Mendiskusikan regulasi dengan industri sebelum proses final.

Penting • Sebagian proyek bermanfaatdari segi sosio-ekonominamun tidak layak dari segikeuangan, khususnya diwilayah terpencil

• Memberikan Pendanaan Celah Kelayakan (Subsidi biaya modal yangdiberikan oleh pemerintah untuk proyek yang bermanfaat dari segi sosioekonomi namun tidak layak dari segi keuangan)

• Memberikan insentif pajak

• Proses komersial/biayapengalihan listrik yang tidakjelas

• Akselerasi peraturan pelaksana Menteri ESDM No. 01/2015

• Izin lain yang sulit untukdiperoleh

• Penyederhanaan proses pengajuan izin secara keseluruhan dan serapproses perizinan pemerintah daerah di bawah Pelayanan Satu Pintu BKPMsejauh dimungkinkan oleh konstitusi.

Menyadari bahwa pasokan listrik penting bagi kesuksesan Kawasan Industri, Pemerintah baru-baru ini menerbitkanPP No. 142/2015 (Peraturan Pemerintah No. 142/2015), yang berisi ketentuan kunci tentang Captive Power, menurutketentuan ini masing-masing pengembang Kawasan Industri di Indonesia diberikan fasilitas untuk mempermudahpembangunan dan pengelolaan pasokan listrik untuk digunakan sendiri dan penyewa. Rincian lebih lanjut tentangfasilitas ini akan diatur dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Ketentuan di dalamnya dapat disambut baik. Namun, langkah tambahan dapat diambil untuk mendorong investasipada proyek. Langkah yang teridentifikasi dalam studi ini tertulis di bawah ini:

Page 35: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Negara lain telah mengambil langkah serupa untukmempromosikan pembangunan Captive Power.

35

Studi kasus:Captive Power di India

Undang-Undang Kelistrikan India Tahun 2003

Peraturan ini mendorong penambahan kapasitas captive powermelalui penghapusan perizinan pembangkit listrik captive di India.Sebagaimana dinyatakan dalam UU “setiap perusahaan penghasillistrik dapat membentuk, mengoperasikan dan memelihara instalasipembangkit tanpa harus memperoleh izin berdasarkan UU ini jikaperusahaan tersebut mematuhi standar teknis terkait konektivitasdengan jaringan”.

Manfaat bagi industri

Terhindar dari biaya kerugianproduksi yang lebih besar daribiaya captive power bertenagadiesel. Industri yang memilikinilai tambah tinggi melaluipasokan listrik yang handalakan menjadi kebal denganpasokan listrik yang selalu siapsedia.

Manfaat bagi negara

Captive Power mengurangikerugian transmisi dandistribusi dan keharusanmelakukan subsidi silang listrikdi daerah terpencil. CaptivePower juga memperbaikikondisi keuangan LembagaListrik Negara, sertamempromosikan pertumbuhanekonomi.

• UU Kelistrikan tahun 2003memfasilitasi pemasangan danpengoperasian generatorCaptive Power

• Kebijakan Kelistrikan Nasionalmencermati bahwa kebijakanliberal Captive Power perluditerapkan untuk:

• Membangunsambungan listrik yangberbiaya efektif

• Membuka lapangankerja

• Mendukungpertumbuhan industri

• UU tahun 2003 tersebutmenghapus persyaratanperizinan pembangkit listrik,dan membuka pengendalianatas captive power.

• Hasil dari peraturan di atasadalah bahwa pencapaianjumlah kapasitas CaptivePower mencapai seperempatkeseluruhan kapasitasCaptive Power tahun 2012-2013.

Page 36: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Jadi, mengapa Kawasan Industriperlu menanamkan investasi padaCaptive Power?

Manfaat proyek captive power

Potensi manfaat bagi Pengembang Kawasan Industri dan CPP ada tiga:

1. Terdapat peluang untuk mendapatkan aliran laba baru danberulang, ketika potensi ekspansi bisns inti (pengembanganlahan) terbatas.

2. Terdapat peluang untuk mendiversifikasikan pendapatandan laba, dengan aliran arus kas jangka panjang yang lebih stabil,yang tidak berkorelasi dengan ekonomi secara luas dibandingkandengan bisnis inti.

3. Peluang untuk memberi ‘merek’ di zona yang dimiliki untukmenarik penyewa premium, yang kemudian akan menarik penyewapremium lainnya, sehingga meningkatkan okupansi secarakeseluruhan.

36

Page 37: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Investasi captive power dapat membantumenggerakkan arus laba baru dan berulang kepadapengembang

37

Gambar 14: Rincian laba kotorpengembang terkemuka (2014)

Secara historis, pengembangan lahantelah menjadi bisnis yangmenguntungkan bagi banyakpengembang.

Harga jual dan sewa lahan industri sekitarJakarta meningkat dua kali lipat antara 2010dan 2015. Pembangunan lahan umumnyamewakili mayoritas laba meskipun kawasanyang dikembangkan telah terdiversifikasi(ditunjukkan dalam Gambar 14).

Namun, pada dasarnya luas lahan sangatterbatas Berdasarkan sampel kawasan industridi Jawa Barat20:

• Luas lahan yang dapat dijual adalah sekitar9.000 hektar. Mengingat tingkat penyewaansaat ini, hanya 1.500 hektar yang masihtersedia untuk dijual.

• Dengan melakukan investasi,masih tersediatambahan seluas 4.000 hektar yang dapatdijual.

Penyerapan lahan industri di Jakartamencapai 400-1.200 hektar pertahunnyaantara 2010-2014. Bank tanah yang ada (1.500ha) sama dengan jumlah permintaan lahanindustri pada titik puncak tahun 2012, empatsetengah tahun bila disertai investasi tersebutdi atas (4.000 ha).

Lahan yang terbatas dan isu kapasitasberarti bahwa pengembang perlusumber penghasil laba lainnya

Banyak zona yang telah mencapai kapasitaspenuh20, Terdapat pilihan alternatif terbatasbagi Kawasan Industri untuk menghasilkanpemasukan kas. Biaya jasa umumnya hanyadapat menggantikan biaya operasional, danmeskipun upah minimum dan harga bahanbakar telah naik, tarif biaya jasa belumdinaikkan selama beberapa tahun terakhir disebagian besar Kawasan Industri.

Dalam kasus salah satu Kawasan Industri,bagian laba yang dihasilkan dari proyekinfrastruktur meningkat dari 12% (lihat Gambar14) menjadi 17% selama sembilan bulanterakhir, karena pendapatan kelistrikan tetapstabil sementara pendapatan Kawasan Industrisecara keseluruhan mengalami penurunan.

Pembangunan utilitas, dalam bentukpenyediaan air dan listrik di tempat,dapat menjadi sumber laba alternatifyang menarik

Penyewa bersedia mendapatkan premi untukmendapatkan Uninterruptible Power Supply(lihat halaman 27), mengisyaratkan bahwa tarifCaptive Power mencapai setidaknya IDR1,283/kWh dapat ditagihkan. Dan merekabersedia untuk membayar lebih jika kerusakanperalatan dan kerugian bahan baku penting bagimereka.

Biaya yang “disamaratakan”, yaitu per-kWhseumur hidup, dipotong dengan biaya modal,untuk tenaga listri tenaga gas berkapasitas 100MW menggunakan teknologi termutakhir, danbahan baku gas seharga IDR 121,500/MMBtuakan bernilai sama dengan tarif premium PLN21.Karena harga yang disamaratakan dalam bentukbiaya seumur hidup already telah diasumsikanmemiliki imbal hasil yang menarik, makatersirat bahwa laba yang signifikan dapatdiperoleh, jika profil biaya praktik terbaik dapatdicapai. Jumlah imbal hasil akan lebih tinggi jikaKombinasi Pemanasan dan Listrik (CHP)diterapkan, sebagaimana dijelaskan di halamanberikutnya.

20 Sumber: Colliers International, Research Report, Industrial Land, Jakarta (Q4 2014)

21 Assumsi dirancang dengan belanja modal $/kW, factor kapasitas dan tahun operasi/konsesi.Sumber data biaya: GE, konsultasi pasar dan data internal.

Source: Company accounts

Perumahandan lain-lain

72%

Infrastrukturtermasuk

pembangkitlistrik12%

Jasa &Pemeliharaan

16%

IDR 1.3triliun

Page 38: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

38

Nilai Ganda: Pembangkit Terintegrasi/CHP

Studi kasus:CHP di Thailand22

IRPC Public Company Limited(IRPC) adalah perusahaan publikyang tercatat di SET (Bursa EfekThailand/Stock Exchange ofThailand) yang bergerak di sektorMinyak dan Petrokimia di Thailand.

IRPC mulai memproduksi produkminyak dan petrokimia sejak 1982dan kini telah memperluas liniproduksi hingga mencapai banyakproduk.

Kompleks pengolahan danpetrokimia IRPC terletak dikawasan industri milik sendiri dipropinsi Rayong. Kawasan industritersebut telah dilengkapi denganinfrastruktur dan utilitaspendukung produksi, termasukpelabuhan laut dalam, lapangantangka minyak dan pembangkitlistrik.

IRPC mengambil keputusan untukmemasang pembangkit terintegrasiuntuk menghasilkan panas danlistrik (CHP), mengingat penyewamemerlukan keduanya, dengankarakteristik berikut ini:• kapasitas 220 MW• efisiensi panas sebesar 53%• Memiliki masukan pipa gas alam• Pipa uap hingga sampai ke

penyewa• Distribusi melalui system yang

dimiliki IRPC

Model bisnis

Sebuah anak usaha IPRC memiliki aset dan menjual listrik serta panas daripembangkit terintegrasi secara langsung kepada penyewa di Kawasan Industri,melalui campuran antara kontrak jangka pendek dan jangka panjang untukpengalihan kelebihan listrik, tergantung pada kebutuhan penyewa. Kelebihanlistrik kemudian dijual kembali ke jaringan dengan tarif tidak tetap berdasarkanpenghindaran biaya pembangkitan jangka pendek tanpa kewajiban memasoklistrik pada bulan sibuk sistem. Kredit karbon berdasarkan pengurangan emisimembentuk arus pendapatan tambahan.

Perjanjian penjualan gas merupakan sebuah perjanjian jangka panjang denganBUMN minyak dan gas Thailand yang terdaftar di SET (PTT) dengan tarif listrikkombinasi industri dan non perusahaan. Aktivitas Operasi dan Pemeliharaanditangani oleh pemilik, namun terdapat pula kontrak jangka panjang denganpihak lain untuk perawatan turbin gas.

Pendahuluan

Pembangkit Terintegrasi atau Kombinasi Panas dan Listrik/CombinedHeat and Power (CHP) adalah produksi listrik bersama denganpemulihan dan pemanfaatan panas.

Kasus pendanaan/komersial

• IRPC memberikan [seluruh]ekuitas yang diperlukan untukinvestasi. IRPC biasanyamenggalang ekuitas dari SET(Bursa Efek Thailand).

• Pendanaan proyek dimasukkandalam neraca (IRPCmenggalang hutangmenggunakan jaminan yangdimiliki untuk berinvestasi padakendaraan proyek).

• Lembaga Investasi Thailandmemberikan insentif komersialtambahan mencakup subsidiimpor/pengurangan pajakbadan.

Manfaat bagi pemangkukepentingan

• Penyewa di Kawasan Industrimerasakan “penghematan biaya yangsignifikan” dalam tagihan listrik/panasmereka.23

• Pengurangan emisi dibandingkanpenggunaan tungku minyak mentah:sebesar 400.000 ton/tahun Co2.

• Pengurangan konsumsi bahan bakarsebesar 1,46 juta MMBtu/tahun danmenghindari impor dari jaringansebesar 100MW, dibandingkan dengantungku minyak yang digunakansebelumnya dengan hasil listrik danpanas yang sama.

• Pasokan yang sangat handal – pentingbagi industri dengan proses terus-menerus seperti petrokimia dan pusatpengolahan.

22 Sumber seluruh informasi pada halaman ini: IRPC dan GE23 Sumber: Mengutip pelanggan

Page 39: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive power dapat pula membantumendiversifikasikan arus laba dan membangun merekpremium

Diversifikasi aliran laba membantumengurangi risiko secara keseluruhan

Aliran laba baru ini menjadi pelengkap labayang ada karena mereka mendiversifikasikanrisiko. Margin pengembangan lahan danperumahan lazimnya berbentuk siklus; ‘beta’mereka sehubungan dengan pertumbuhanhasil industri sehubungan denganpertumbuhan PDB bernilai 0,51 selama siklusekonomi sebelumnya (lihat Gambar 15).

Meskipun proyek infrastruktur menimbulkanrisiko tersendiri (lihat halaman berikutnya),arus kas mereka stabil dan seringkali hanyasedikit korelasi dengan PDB begitu operasionaldimulai. Mengadopsi pasokan listrik sebagaipengganti terdekat pengoperasian asset tenagalistrik, beta terhadap PDB hanya berjumlah0,24. Kemungkinan nilai beta akan mendekatinol jika arus kas terjamin dengan adanyakontrak pengalihan listrik jangka panjang,seperti penjualan kelebihan tenaga listrik kePLN. Arus kas yang stabil dan ‘defensif’ iniberbeda dengan arus kas siklus sektorperumahan.

Poin di atas diilustrasikan menggunakan dataPDB, namun argumentasi yang sama dapatpula diajukan menggunakan indeks ekuitas,dan mengisyaratkan biaya ekuitas yang lebihrendah untuk perusahaan yang terdiversifikasi.

Tanggung jawab penuh atas pembangunaninfrastruktur, atau pertanggungan penuh atasrisiko komersial tidak diperlukan. Mitrainternasional akan dapat memberikanmayoritas modal ekuitas dan memberikankeahlian yang dimiliki tentang pembangunanproyek. Langkah yang defensif (siklusberlawanan) dapat diambil melalui mekanismesewa, royalti, atau perjanjian bagi hasil denganpengembang. Cara ini masih dapatmemberikan manfaat laba yang terdiversifikasidan stabil.

Membangun merek ‘premium’membantu menarik penyewaberkualitas

Pandangan yang dianut dalam industriperumahan adalah ‘penyewa premium’(yaitu perusahaan besar yang sangatdikenal) berdampak signifikan terhadapkemudahan untuk mendapatkanpenyewa lainnya (baik premium dannon premium). Hal ini dipastikanselama wawancara yang dilaksanakanuntuk studi ini. Oleh karena itu upayauntuk menarik penyewa premiummasih menjadi prioritas bagi sebagianbesar tim manajemen KawasanIndustri.

Interaksi dengan pengembang industrimengindikasikan bahwa manfaat kuncicaptive power adalah kemampuanuntuk menarik penyewa berkualitas.

39

Gambar 15: Beta ekonomi (2009 – 2014)

0.00.10.20.30.40.50.6

Power Supply withGDP

Real Estate withGDP

Sumber: BPS, PwC Analysis

Note: Beta didefinisikan sebagai kovarians pertumbuhankeluaran sektor dengan pertumbuhan PDB secarakeseluruhan, dibagi dengan variasi pertumbuhan PDBsecara keseluruhan. Beta mengukur seberapa banyakpendapatan industri berubah untuk setiap fluktuasi PDBsebesar 1%.

Page 40: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive power menimbulkan risiko yang lazimditemukan pada proyek infrastruktur

40

Risiko Keterangan RisikoUtamabagiPerusahaanListrikSwasta(IPP)

RisikoutamabagiCaptivePower*(CPP)

Ulasan

1. Risikokapasitas/pendapatan

Agar pembangkit dapatmeraup untung, pembangkittersebut harus menjual listrikyang dihasilkan dengantingkat kekerapan 60%-80%.Jika jumlah basis pelangganatau konsumsi menurun,imbal hasil akan menurunsignifikan karena sebagianbesar biaya yang dikeluarkanadalah biaya tetap.

a) Lebih berisiko bagi CPPdibanding IPP karenabanyaknya kontrak berskalakecil, jangka waktu yangpendek, dan perubahankomposisi penyewa

b) Menambahkan PLNsebagai penerima kelebihanlistrik akan sedikitmemitigasi risiko ini.

2. Risikomakroekonomi

Bergantung pada denominasitarif dan indeksasi kontrakpenjualan listrik, proyekmungkin akan terpaparterhadap fluktuasi inflasi ataunilai tukar, yang dapatmenggerus imbal hasil riil.Risiko ini terkadang dapatdilindung nilaikan ataudiasuransikan.

3. Risiko harga bahanbakar

Biaya bahan bakar mewakilisekitar 50% (batubara) hingga70% (gas) harga tenagalistrik. Mengingat gejolakharga bahan bakar, tenagalistrik umumnya terstrukturatas dasar ambang biayabahan bakar. Meskipunproyek akan terlindung daririsiko harga bahan bakar jikamenggunakan pengaturantersebut, kuantitas offtakeyang ada mungkin akanmenggunakan mekanismetake or pay (khususnya gas),mengakibatkan harga bahanbakar menjadi terlalu tinggijika listrik tak dapatdisalurkan. Ketersediaanbahan bakar mungkin jugaakan menjadi isu tersendiri diberbagai daerah karena factorlogistik atau praktikpembatasan tertentu.

a) Lebih mudah untukmenegosiasikan pass-through biaya bahan bakardengan perusahaan utilitasbesar, terdiversifikasi (PLN)dibandingkan denganoperator/penyewa KawasanIndustri kecil/takdilindungnilaikan.

Proyek infrastruktur terpapar serangkaianrisiko investasi yang unik karena periodeimbal hasil yang panjang, tidak dapatdipindahkan, dan biaya keuangan sertaoperasional yang tinggi. Periode imbal hasil

kemungkinan akan melampaui investasi intisebuah Kawasan Industri (yaitupengembangan lahan). Faktor risiko proyekpembangunan pembangkit tenaga listriklazimnya mencakup:

Catatan*: Memiliki profil risiko jauh di atas yang lazim ditemukan di proyek IPP

Page 41: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive power menimbulkan risiko yang lazimditemukan pada proyek infrastruktur (lanjutan)

41

24 Sumber: Publikasi PwC Capital Projects and Infrastructure: Correcting the Course of Capital Projects

Risiko Keterangan RisikoUtamabagiPerusahaan ListrikSwasta(IPP)

RisikoutamabagiCaptivePower*(CPP)

Ulasan

4. Risiko konstruksi Proyek konstruksi berukuranbesar rentan terhadap inflasibiaya dan/atau penundaankecuali dikelola dengan baik24.Hal ini dapat disebabkan olehkesulitan memindahkanperalatan ke lokasi proyek,tuntutan upah, isu teknis/teknikyang tak terduga, cuaca dan isulainnya.

a) Pemborosan biaya dapatdimitigasi melalui kontrakLump Sum Turnkey, danganti rugi disiapkan untukmengantisipasi penundaanpengoperasian baik untukproyek IPP maupun CPP .

5. Risiko operasional Kerusakan turbin mungkindapat menghentikan produksilistrik, kelebihan muatan mesindapat menyebabkan kerusakanpermanen, dan kejadian lainyang dapat menggangguaktivitas operasional sepertikeadaan kahar, demonstrasikaryawan, bencana alam, dsb.Hal ini dapat mengakibatkanterganggunya arus kas.

a) Tergantung pada sebabnya,pertanggungan risiko inidibagi antara sponsorekuitas dan kontraktor O&M.CPP mungkin memiliki risikoekuitas lebih tinggi jikasponsor mengoperasikanpembangkit secaraswadaya.

6. Risikopolitik/peraturan

Perubahan undang-undang danperaturan termasuk undang-undang perpajakan, undang-undang lingkungan danperaturan sosial, peraturanketenagakerjaan, persyaratanteknis sektor ketenagalistrikan,dan lain-lain, dapatmenimbulkan biaya kepatuhantambahan. Perubahan spesifikperaturan yang relevanterhadap CPP dapat mengubahaspek ekonomi atau legalitassebuah proyek. Klausakompensasi karena perubahanundang-undang dapatdinegosiasikan dalam kerangkakerja IPP/PPP, namunpengaturan risiko yangterkandung dalam menjalankanbisnis murni bersifat pribadi.

a) Jika tidak menjual padapemerintah atau entitasterkait pemerintah, akan sulitmemasukkan klausakompensasi setara ke dalamkontrak. Asuransi pribadimungkin tak dapatmenanggung risiko ini, jikadapat, maka disertai denganbiaya tambahan.

b) Preseden strukturlegal/komersial CPP lebihsulit untuk diidentifikasi.

Catatan*: Jauh di atas profil risiko yang lazim ditemui di proyek IPP

Page 42: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Captive power: model untuk masadepan?

Bagaimana struktur investasi captive power?

Membangun captive power merupakan tugas rumit yang memerlukanpengalaman, keahlian dan sedikit kesabaran.

Setiap pembangunan proyek infrastruktur pasti rumit, pembangunancaptive power tak terkecuali. Lini waktu pembangunan proyek akanberjalan selama 2-3 tahun. Bagi mereka dengan kesabaran yang cukupdan ekuitas risiko untuk menanggung biaya pembangunan, hasil yangdidapat akan signifikan, sebagaimana disoroti dalam laporan ini.

42

Page 43: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Membangun captive power merupakan tugas rumityang memerlukan pengalaman, keahlian dan sedikitkesabaran

Di bawah ini dijabarkan beberapa langkahutama pembangunan proyek captive power diIndonesia (hingga tahap akhir aspek keuangan)disertai dengan tantangan yang akan dihadapipada setiap tahapan. Diasumsikan bahwainvestor telah memiliki lahan, dan dukungankeuangan dari sektor publik tak diperlukan.

Tahapan ini disusun kurang lebih sesuaiurutan kronologis, namun banyak tahapanyang akan menjadi lebih efisien jika ditanganisecara pararel (khususnya jika terdapatkemungkinan penundaan perolehan izin).

43

Tahapan Keterangan

1. Pemilihan lokasi • Pengembang harus menyasar lokasi yang konsisten dengan keahlian pembangunanmereka, selera risiko, dan kemampuan untuk menegosiasikan system peraturan.

• Keputusan yang utama mencakup apakah akan berfokus pada greenfield ataubrownfield, wilayah yang telah dialiri listrik atau terpencil, jenis penyewa dan tenagalistrik yang dibutuhkan, dan teknologi apa yang konsisten dengan infrastruktur bahanbakar setempat.

2. Pra StudiKelayakan

• Pengembang perlu menganalisis the potensi investasi untuk membantu menentukanapakah proyek pantas maju ke tahap kelayakan.

3. Perjanjian Investordan Pengembang

• Setelah mengidentifikasi Lokasi Industri, pengembang awal harus memutuskanapakah mereka ingin: membangun secara independen; menjalin kemitraan denganperusahaan listrik lainnya, perusahaan manufaktur, atau pemasok bahan bakar; atau,membangun bersama-sama dengan pengembang lahan/perumahan.

4. Dukungan dariPemerintahDaerah

• Pengembang harus memperoleh surat pendukung dari kepala daerah setempat(Bupati atau Gubernur); hal ini sesuai dengan persyaratan perundang-undangan danakan membantu dalam negosiasi kesepakatan di kemudian hari.

5. Perizinan • Pengembang harus memperoleh perizinan nasional yang mencakup IUPTL, IzinOperasi, dan Wilayah Usaha.

6. Persetujuan dariPLN (bergantungpada struktur)

• Jika kelebihan tenaga listrik diberikan kepada pihak lain, tenaga listrik dialihkanmelalui jaringan T&D PLN, atau pengaturan lainnya yang telah dibuat dengan PLN(cth. sambungan cadangan), pengembang mungkin perlu untuk bernegosiasi denganPLN.

• PLN juga berperan dalam pemberian Wilayah Usaha, jika daerah tersebut ditanganioleh PLN.

7. Studi kelayakan • Pengembang perlu untuk memastikan kelayakan praktis dan logistik proyek, danmenyempurnakan opsi teknologi dan pendanaan.

8. Penyusunankontrak proyek

• Pengembang memilih mitra yang tepat (operator, pemasok bahan bakar, dsb) danmembuat kontrak utama yang mencakup EPC, O&M, FSA, PLN atau dalam kasusperusahaan penerima kelebihan listrik, PPA dengan rekan bisnis .

• Lazimnya, Judul Perjanjian ditentukan di awal proyek agar dapat memulai prosespendanaan, dimana penyusunan kontrak sepenuhnya selesai dilakukan seiringdengan telah terselesaikannya beberapa tahapan tugas pembangunan.

9. Pendanaan • Pengembang harus menstrukturkan perjanjian kreditnya, yang berfokus pada matauang pembayaran hutang, tingkat pengalihan pembayaran hutang dengan sponsor,dan peningkatan kredit jika keamanan pengambilan kelebihan terbatas.

Page 44: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Model bisnis lazim untuk investasi captive power yangdirancang seputar sebuah perusahaan tujuan khusus

Umumnya, proyek pembangkit terstruktur disekitar Perusahaan Tujuan Khusus (“PTK”).PTK berfungsi sebagai entitas pelindung untukproyek dan kontrak dengan perusahaanlainnya untuk menerapkan proyek. Perusahaanini juga dapat berfungsi sebagai anak usahakhusus.

Pertama, kontraktor Rekayasa, Pengadaan, danKonstruksi (“EPC”) akan merancang perakitan,pengadaan bahan baku yang diperlukan danmembangun proyek tersebut, baik secaralangsung maupun dengan mengelolasubkontraktor lainnya. Mereka membelikomponen kunci, cth. turbin dari penyediateknologi seperti GE.

Kontraktor Pengoperasian & Pemeliharaan(“O&M”) yang akan mengoperasikan,memelihara, dan mengelola kinerja proyek.

Ketiga, Pemangku Kepentingan akan mendanaiproyek melalui ekuitas dan/atau hutang. SPCakan menerima investasi ekuitas dari parasponsor untuk mendanai pembangunandengan pembayaran dividen sebagaiimbalannya. SPC akan mendanai biayakonstruksi sisanya melalui pinjaman yang akandibayarkan kembali seiring berjalannya waktu.

44

T1

Customers and Tenants

T2 T3PLN

EPC Contract O&M Contract

Technology Supply Contract

O&M Operator

EquipmentManufacturer

EPC Contractor

Loan and Repayments

Power Purchase Agreements

Industrial Estate Management

Co-investor/Developer

Project Sponsors

Investment and ProfitFinanciers/Lenders

Special PurposeCompany

Pinjaman biasanya datang dari bank; sponsordapat berupa Pengembang Kawasan Industri,atau Pengembang Pembangkit Listrik Khusus.Kecil kemungkinan bagi investor keuangan murni(seperti Perusahaan Ekuitas Swasta) untuk turutserta dalam kesepakatan seperti ini, karenakesepakatan ini hanya akan menarik bagiinvestor perdagangan atau investor strategis.

Keempat, pelanggan akan membeli tenaga listrikyang dihasilkan. Dalam suatu Kawasan Industri,pelanggan utama adalah para penyewa, yanglazimnya membeli tenaga listrik yang dituangkandalam kontrak jangka pendek (berjangka waktusatu tahun). Berasarkan peraturan baru,kelebihan tenaga listrik juga dapat dijual kepadaPLN melalui Perjanjian Pembelian Listrik(“PPA”).

Peran dan hubungan kontraktual yang dijelaskandi atas adalah yang biasanya terjadi dalam suatuproyek Captive Power. Namun, beberapa opsiberbeda dalam praktiknya tersedia di berbagaiproyek di Indonesia. Opsi proyek utama biasanyaberkisar pada:

• Struktur pengambilan kelebihan

• Struktur kepemilikan dan pembangunan

Kami memetakan opsi yang lazim dipilih padahalaman 46 dan halaman 49.

T1

Pelanggan dan Penyewa

T2 T3PLN

Kontrak EPC Kontrak O&M

Kontrak Pasokan Teknologi

Operator O&M

Produsen

Kontraktor EPC

Pinjaman danPembayaran Kembali

Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik

Manajemen Kawasan Industri

Investor/Pengembang

Sponsor Proyek

Investasi dan LabaPenyandangdana/Kreditur

Perusahaan TujuanKhusus

Page 45: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Pendanaan proyek pembangkit listrik bergantungpada sejauh apa pemaparan yang diinginkan parasponsor dalam proyek tersebut

Pendanaan: Proyek vs Neraca

Secara luas, terdapat dua carapembiayaan proyek pembangkit:pembiayaan proyek dan pembiayaanneraca.Perbedaan utama antar keduanya adalaheksposur sponsor. Pembiayaan neracamengandalkan arus kas yang disediakansponsor.

Pendanaan proyek mengandalkan aruskas yang dihasilkan oleh proyek tersebut,dan dialirkan melalui PTK untukmembayar hutang. Agar pendanaanproyek dapat diajukan ke bank, strukturkontraktual yang lebih ketat dan aspekkeekonomian proyek diperlukan.

Berdasarkan wawancara yangdilaksanakan tentang proyek ini,sebagian besar penyewa KawasanIndustri menggunakan kontrak jangkapendek untuk membeli tenaga listrik.Mungkin belum cukup bagi bank untukmeminjamkan dana hanya berdasarkanaspek keuangan proyek (tanpa bantuansponsor). Terkecuali pembeli listrikdalam jumlah besar (misalnya, lebihbesar dari 30 MW) seperti fasilitaspetrokimia, yang diperkirakan akanmengadakan perjanjian pengambil alihanselama 10-20 tahun.

Pendanaan langsung dari induk usaha,atau Pendanaan Proyek dengan bantuandari induk usaha adalah opsi yang lebihsederhana. Oleh karena itu, sponsordengan neraca yang kuat (rasio hutangterhadap ekuitas yang rendah) mungkinperlu untuk mendanai atau menjaminhutang proyek anak usaha untukmemperoleh pendanaan.

45

Page 46: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi pengambilalihan kelebihan listrik

46

Catatan*: Menjual tenaga listrik ke PLN yang dituangkan dalam PPA dan membeli kembali untukkonsumsi penyewa

Pada halaman 44, dijabarkan sebuah struktur proyek generik, dimana PTK menjual tenaga listrikkepada kombinasi berbagai pihak yaitu penyewa dan perusahaan utilitas (seperti PLN). Dalampraktiknya, terdapat beberapa opsi tersedia untuk kontrak pengambil alihan tenaga listrik berdasarkanperaturan yang ada dan preseden di pasar hingga saat ini. Tabel di bawah ini menyoroti opsi-opsitersebut. Opsi 4 adalah yang paling kondusif untuk Pendanaan Proyek.

Ciri utama yang menjadi karakter opsi pengambilalihan adalah:

• Kepada siapa tenaga listrik dijual (sebagian besar dijual ke penyewa lokal, pengguna tenaga listriklainnya melalui pengalihan tenaga listrik, atau sebagian besar ke PLN).

• Berapa lama komitmen dengan pembeli dilaksanakan (perjanjian jangka pendek atau jangkapanjang).

• Peran PLN dalam memberikan dukungan operasional (sebagai cadangan dan/atau sinkronisasi).

• Berapa harga tenaga listrik dalam kontrak, dan denominasi mata uangnya (USD atau IDR).

Kontrak tambahan mungkin akan mendukung kontrak pengambilalihan pada praktiknya (misalnyaperjanjian pasokan tenaga listrik cadangan secara terpisah) dan/atau beberapa perjanjian yangdigabungkan menjadi satu kontrak (misal PPA dan perjanjian penjualan kembali dalam jumlah besar).

Opsi-opsi ini merujuk pada pengambilalihan tenaga listrik dari pembangunan proyek secarakeseluruhan. Mungkin akan ada perjanjian pengambilalihan virtual atau aktual antara pengembangproyek dan operator yang bergantung pada alokasi risiko. Hal ini dipertimbangkan di halaman 49, 50dan 51.

Opsi pengambilalihan listrik Jangka waktu kontrak yanglazim

Biaya tambahan Keterangan

1. Operasi yang berdiri sendiridengan pengambilalihan olehpenyewa (di luar jaringanPLN)

Penyewa kecil: 1 tahunPenyewa besar: 10 tahun

Stabilisasi jaringansetempat

Umumnya sulit untukmenstabilkan pengoperasianjaringan kecil yang terisolasi

2. Pengambilalihan olehpenyewa dengan koneksi kejaringan sebagai cadanganjika terjadi kelebihanpermintaan atau pemeliharaan

Penyewa kecil: 1 tahunPenyewa besar: 10 tahun

Biayacadangan/sinkronisasi

Mungkin tidak menarik dari segikomersial bagi PLN

3. Pengambilalihan olehpenyewa dengankesepakatan pengambilalihanoleh PLN jika terdapatkelebihan tenaga listrik

Penyewa kecil: 1 tahunPenyewa besar: 10 tahunPLN (Kelebihan tenagalistrik): 3 tahun

Tarif kelebihantenaga listrikumumnya lebihrendahdibandingkan tarifyang ditagihkan kepenyewa

Penentuan tarif mungkin terikatpada Wilayah PembangkitanTenaga Listrik PLN sertaperaturan nasional tentang tarifkelebihan listrik

4. Penjualan kembali secaracurah*

10-30 tahun Margin dibayarkepada PLN

Mungkin opsi paling menarik bagiPLN

5. Pengalihan tenaga listrik Tidak diketahui Biaya aksesjaringan T&D

Peraturan pelaksana belumditentukan sehingga biaya aksesT&D belum jelas

Page 47: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi pengambilalihan (lanjutan)

47

Opsi pengambilalihan di halaman sebelumnya diilustrasikan di bawah ini:

1. Operasi yang berdiri sendiri dengan pengambilalihan olehpenyewa (di luar jaringan perusahaan listrik)

• Margin yang baikdalam halpembangkitan listrik

• Menghindari prosespengadaan bagiperusahaan utilitas

• Sulit untukmenyeimbangkanpasokan dan muatandalam periodepemeliharaan

• Tidak ada insentifbagi perusahaanutilitas

2. Pengambilalihan oleh penyewa dengan koneksi ke jaringansebagai cadangan

Penyewa • Margin pembangkitlistrik yang baik

• Koneksi amanmelalui cadangan dariperusahaan utilitas

• Insentif terbatas bagiperusahaan utilitas

• Biaya ekstra untuksinkronisasi

T1 T2 T3

Perusahaan Tujuan Khusus

Perjanjian Pasokan Utilitas

Utilitas

Cadangan

Biayacadangan/

sinkronisasi

Perjanjian Pasokan Utilitas

T1

Penyewa

T2 T3

Perusahaan Tujuan Khusus

Page 48: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi pengambilalihan (lanjutan)

48

3. Pengambilalihan oleh penyewa dengan kesepakatanpengambilalihan oleh utilitas jika terdapat kelebihan tenaga listrik

Penyewa• Memberikan jaminan

pendapatan tambahanselama beberapa tahunsementara menunggupenyewa meningkatkankonsumsi

• Jaminan pendapatandari kelebihan listrik

• Kontrak berjangkawaktu <5 tahun

• Langkah pengadaantambahan diperlukan

T1 T2 T3

Perusahaan Tujuan Khusus

Perjanjian Pasokan Utilitas

Utilitas

Cadangan

Perjanjian jualbeli listrik (PPA)

4. Kolaborasi antar dua perusahaan utilitas: Menjual hasil kepadautilitas melalui PPA kemudian dibeli kembali untuk konsumsi penyewa

Penyewa• Memberikan insentif

kepada utilitas untukmendukung proyek

• Fleksibel ketika tingkathunian berubah

• Koneksi cadanganterjamin

• Kenaikan hargauntuk penyewa atauberkurangnya imbalhasil ekuitas

• Langkah pengadaantidak jelas

T1 T2 T3

Special Purpose Company

Perjanjian pasokan utilitas

Utilitas

Cadangan

PPA

5. Pengalihan listrik

Penyewa zona 2 • Memberikan insentifkepada utilitas untukmendukung proyek

• Ukuran pembangkitsesuai skala ekonomi

• Tarif biaya T&D tidakdiketahui

• Struktur kontrakpengguna akhirbelum jelas

• Memerlukankapasitas transmisi

Perjanjianmembelikembali

T1 T2

Perjanjian Akses Jaringan T&D

Utilitas

T1 T2

Perjanjian pasokan utilitas

Perusahaan Tujuan Khusus

Perjanjian pasokan utilitas

Penyewa zona 1

Page 49: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi Pembangunan bagi Sponsor

49

Terdapat sejumlah kemungkinan strukturkomersial bagi pengembang Perumahan/KawasanIndustri untuk membangun pembangkit listrik.Terdiri dari:

Ventura Bersama: Pengembang KawasanIndustri dan Pembangkit Listrik masing-masingmemiliki ekuitas dalam suatu SPC dan berbagirisiko pasar pada pengambilalihan tenaga listrikoleh penyewa/PLN.

Proyek Sendiri: Pengembang Kawasan Industri(atau Pengembang Tenaga Listrik)membentuk SPCatau anak usaha khusus untuk membangun proyek,dengan kepemilikan ekuitas sebesar 100%.Pengembang tersebut menanggung risiko pasarpada pengambilalihan tenaga listrik olehpenyewa/PLN.

Bangun-Guna-Serah (“BOT”) (MekanismePemilik Tanah): Pengembang Kawasan Industrimemberikan ‘konsesi’ bagi PengembangPembangkit Listrik untuk menjual tenaga listrikkepada penyewa di zona tersebut (dan PLN) sebagaipengganti sewa tanah atau pembayaran tetapmaupun variabel lainnya. Pengembang PembangkitListrik bertanggung jawab atas pembangunan,penggunaan dan penyerahan asset kembali kepemilik tanah pada akhir jangka waktu konsesi.Pengembang Kawasan Industri dapat menanggungmaupun tidak menanggung risiko pasar tergantungpada struktur pembayaran, namun tidakbertanggung jawab atas layanan hutang.

Bangun-Guna-Serah (“BOT”) dengan PPA:Pengembang Kawasan Industri mengadakanPerjanjian Pembelian Tenaga Listrik jangkapanjang (“PPA”) dengan Pengembang PembangkitListrik, yang bertanggung jawab ataspembangunan, penggunaan dan penyerahan assetkembali ke pemilik tanah pada akhir jangka waktuPPA. Dalam hal ini, risiko pasar ditanggung oleh

Kawasan Industri, yang bertanggung jawab ataspenjualan tenaga listrik ke penyewa/PLN.

Imbal hasil setiap model diperkirakan akanproporsional dengan nilai risiko yang ditanggung.

Pada prinsipnya, pengaturan hubungan sponsorterpisah dari pengaturan pengambilalihan tenagalistrik. Namun, cermati bahwa struktur sponsor danstruktur pengambilalihan together secara bersama-sama akan menentukan struktur pendanaanmelalui hutang. Misalnya, kontrak pengambilalihanjangka pendek dengan pemaparan risiko pasartinggi pada praktiknya kecil kemungkinan untukdapat didanai menggunakan skema terbatasPendanaan Proyek.

Penting juga untuk mempertimbangkanpengaturan jalan keluar. Setidaknya salah satupengembang dilaporkan sedangmempertimbangkan untuk melaksanakanPenawaran Saham Perdana (“IPO”) untukmeningkatkan ekuitas proyek Captive Power, yangakan menjadi yang pertama di Indonesia.Khususnya ketika proyek mulai beroperasi, besarkemungkinan bahwa para pengembang akanmenjual ekuitas kepada investor keuangantermasuk Dana Ekuitas Privat atau InfrastructureDana Infrastruktur, yang sedang melirik pasar inipada saat ini.

Page 50: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi Pembangunan bagi Sponsor (lanjutan)

50

Opsi struktur komersial yang dijelaskan pada halaman berikutnya diilustrasikan seperti di bawah ini:

1. Ventura Bersama

2. Proyek Sendiri

Perusahaan TujuanKhusus

PengembangKawasan Industri

PengembangPembangkit Listrik

Kepemilikansaham

Perusahaan TujuanKhusus

PengembangKawasan Industriatau Pengembang

Pembangkit

Penyewa/Utilitas

Penyewa/Utilitas

PerjanjianPasokan Utilitas

PerjanjianPasokanUtilitas Kepemilikan

Saham(100%)

Manfaat Risiko

Pengembang KawasanIndustri

• Berbagi ekuitas danrisiko pasar

• Mengambil manfaat darikeahlian eksternal yangdimiliki ahli

• Masih terpapar risikopasar

Pengembang PembangkitListrik

• Berbagi ekuitas danrisiko pasar

• Memiliki peranmanajemen dalamkawasan

• Masih terpapar risikopasar

Manfaat Risiko

Pengembang • Mendapatkan seluruhekuitas

• Memerlukan tenagaahli sendiri

• Terpapar sepenuhnyaoleh risiko pasar

Page 51: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Opsi Pembangunan bagi Sponsor (lanjutan)

51

3. Bangun-Guna-Serah (“BOT”) (Mekanisme Pemilik Tanah):

4. Bangun-Guna-Serah (“BOT”) dengan PPA

PengembangKawasan Industri/

Pemilik tanah

PengembangPembangkit Listrik

Kontrakkonsesi danBOT

Sewa Lahan/ataupembayarantetap/variabellainnya

Penyewa/Utilitas

PengembangKawasan Industri

PengembangPembangkit Listrik

PerjanjianJual BeliListrik (PPA)

Penyewa/Utilitas

PerjanjianPasokanUtilitas

PerjanjianPasokanUtilitas

Perusahaan TujuanKhusus

Perusahaan TujuanKhusus

KontrakKonsesi danBOT

KepemilikanSaham

KepemilikanSaham

Manfaat Risiko

Pengembang KawasanIndustri

• Arus pembayarandapat diprediksi danberisiko rendah

• Tidak mendapatkanekuitas

• Kurangnyapengendalian atasjasa penyewa

Pengembang pembangkitlistrik

• Mendapatkan 100%ekuitas

• Terpapar sepenuhnyapada risiko pasar

Manfaat Risiko

Pengembang KawasanIndustri

• Margin dari penjualanlistrik kepadapenyewa

• Menanggung risikopasar

Pengembang PembangkitListrik

• Mendapatkanpenghasilan dari PPA

• Efektif tidak terpaparrisiko pasar

• Margin pemilik tanahmengurangipermintaan dan faktorkapasitas

Page 52: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Kesimpulan

52

Pemerintah Indonesia mempunyai visi bahwa KawasanIndustri dapat menjadi pusat manufaktur Indonesia dimasa depan. Program Kawasan Industri dan ZonaEkonomi Strategis dapat meningkatkan Investasi AsingLangsung, Investasi secara keseluruhan, PDB danlapangan kerja, serta membuka wilayah Indonesia Timuruntuk pembangunan industri.

Namun, prasyarat kesuksesan adalah infrastrukturpendukung yang efisien, termasuk khususnya transportasidan infrastruktur tenaga listrik.

Kawasan Industri akan menjadi mesin yangakan menggerakkan investasi dan aktivitasekonomi di Indonesia.

Laporan ini merupakan riset untuk pertama kalinya terhadapCaptive Power di Kawasan Industri di Indonesia yang tersediasecara umum. Berdasarkan wawancara dengan manajemen danpenyewa Kawasan Industri, dan model ekonomi, Captive Powermemiliki peran kunci dalam pembangunan industri. Kesimpulanini terdiri dari lima bagian:

Captive power, atau tenaga listrik yang dihasilkan olehsuatu perusahaan/pemilik tanah untuk digunakan sendiriatau pelanggan, dapat mengurangi muatan pada jaringan.Penggunaan captive power meningkatkan keterandalan,mengurangi biaya bisnis, dan dapat dengan cepatmenyalurkan listrik ke wilayah yang kekurangan.

Dengan demikian, captive power bermanfaat terhadapproduktivitas penyewa di Kawasan Industri, khususnya diwilayah dengan konektivitas jaringan rendah.

Namun, pasokan listrik adalah salah satuhambatan utama pembangunan KawasanIndustri di Indonesia.

1

2

Page 53: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Kesimpulan (lanjutan)

53

Industri bernilai tambah tinggi kemungkinan memerlukan listrikuntuk menggerakkan pertumbuhan; tenaga listrik yang lebih bisadiandalkan dibandingkan dengan yang saat ini dialami .

Captive Power – termasuk yang didanai oleh swasta dan –tenagalistrik yang dihasilkan untuk Kawasan Industri – menggambarkanpeluang untuk memenuhi kebutuhan listrik. Khususnya di wilayahterpencil atau wilayah dengan jaringan bermuatan tinggi, captivepower merupakan opsi yang paling praktis.

Captive Power mungkin dapat menjadi salah satusolusi untuk mengatasi hambatan ini.

Banyak pemangku kepentingan yang dapat merasakan manfaatdari sasaran perluasan Captive Power:

• Penyewa merasakan manfaat dari pasokan listrik yang lebihandal, dan contoh kesediaan mereka untuk membayar demimendapatkan manfaat tersebut terungkap dalam wawancarapemangku kepentingan.

• Pengembang Kawasan Industri dan Pembangkit Listrikmerasakan manfaat dari sumber penghasilan yangterdiversifikasi, stabil dan berulang. Imbal hasil yangdidapatkan bisa menjadi sangat menarik dalam situasitertentu.

• PLN merasakan manfaat dari berkurangnya muatan padajaringan di lokasi tertentu dan dapat berpartisipasi dalamkesepakatan tertentu untuk menghasilkan pendapatantambahan.

• Pemerintah Indonesia merasakan manfaat dari penarikaninvestasi ke Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus,serta tersedianya fleksibilitas dan opsi jika Rencana 35 GWmengalami penundaan.

Captive Power tidak saja bermanfaat bagi penyewa danpengembang Kawasan Industri, namun juga Indonesiasecara keseluruhan.

3

4

Page 54: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Kesimpulan (lanjutan)

54

Untuk memicu perkembangan pasar, langkah-langkahyang jelas diperlukan, mencakup:

• Mempublikasikan proyek yang penting secarastrategis dengan lebih efektif di pasar.

• Menyederhanakan dan mempercepat pemberian izinWilayah Usaha kepada pengembang pembangkittenaga listrik yang ternama.

• Memberikan dukungan pemerintah bagi proyek yangbermanfaat dari segi ekonomi namun marginal darisegi keuangan (menjamin PLN agar menandatanganikontrak pengambilalihan kelebihan tenaga listrikmenurut Peraturan Menteri ESDM 03/2015).

• Mendorong Badan Usaha Milik Negara untukmembeli Captive Power di lokasi yang penting secarastrategis.

• Akselerasi peraturan pelaksana untuk peraturan baruyang mengatur Kawasan Industri (PeraturanPemerintah No. 142/2015) dan Pengalihan Listrik(Peraturan Menteri ESDM No. 01/2015).

Kami memperkirakan bahwa penyusunan kerangka kerjaperaturan yang jelas dapat mendorong investasi listrikberkapasitas 8-10 GW dalam waktu 5 tahun ke depan.

Captive Power memainkan peran pentingsebagai pelengkap pertumbuhan Indonesia.Pemerintah dapat menjadi katalis dalam hal ini.

5

Page 55: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

55

George DjohanTel: +62 (0) 811 888 [email protected]

Kazunari FukuiTel: +65 (0) [email protected]

Irzan MartakusumahTel: +62 818 220 [email protected]

Sacha WinzenriedTel: +62 (0) [email protected]

Triono SoedirdjoTel: +62 (0) [email protected]

Agung WiryawanTel: +62 (0) [email protected]

Patrick SE TayTel: +60 (0) [email protected]

Tim BoothmanTel: +62 (0) [email protected]

Hubungi kami

Page 56: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

56

Pemberitahuan Penting

Laporan ini disusun oleh PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisoryuntuk PT GE Operations Indonesia berdasarkan ketentuan di dalamSurat Perintah Kerja yang dibuat berdasarkan Perjanjian Global MasterFramework tertanggal 23 September 2015.

Semua pihak yang tidak menjadi tujuan laporan ini dibuat, denganmembaca laporan ini menerima dan menyetujui ketentuan berikut ini:

1. Pembaca laporan ini menyetujui bahwa pekerjaan yang dilaksanakanoleh PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory dilaksanakansesuai dengan instruksi yang diberikan oleh klien yang menjaditujuan laporan ini dibuat dan dilaksanakan secara eksklusif semata-mata hanya untuk kepentingan dan untuk digunakan klien yangmenjadi tujuan laporan ini dibuat.

2. Pembaca laporan ini memahami bahwa laporan ini disusunberdasarkan panduan klien yang menjadi tujuan, dan tidak mencakupseluuh prosedur yang dianggap perlu bagi tujuan setiap pembaca.

3. Pembaca menyetujui bahwa PT PricewaterhouseCoopers IndonesiaAdvisory, berikut para partner, prinsipal, karyawan dan agen tidakberkewajiban untuk bertanggung jawab atau menerima tanggungjawab atas isi dari laporan, baik dalam bentuk kontrak maupunperbuatan melanggar hukum (termasuk namun tak terbatas pada,kelalaian dan pelanggaran kewajiban), dan tidak bertanggung jawabatas kerugian, ganti kerugian atau biaya dalam bentuk apapun yangdisebabkan oleh penggunaan laporan ini oleh pembaca dengan caraapapun, atau perbuatan apapun setelah pembaca memperoleh aksesuntuk membaca laporan ini. Lebih lanjut, pembaca menyetujui bahwalaporan ini tidak diperlakukan sebagai rujukan atau kutipan, baikseluruhnya atau sebagian, dalam prospektus, pernyatan registrasi,edaran penawaran, pengarsipan publik, pinjaman, perjanjian ataudokumen lain dan tidak mendistribusikan laporan ini tanpapersetujuan PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory terlebihdahulu.

Page 57: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

57

Lampiran

Page 58: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Lampiran

Metodologi

58

Interaksi dengan pemangkukepentingan

Tim studi juga melaksanakan wawancaraterperinci dengan lima perusahaan untukmemberikan analisis kualitatif manfaatcaptive power. Wawancara tersebut jugadisertai diskusi tentang biaya pemadaman,yang diarahkan oleh pendekatan modelyang digunakan dalam studi ini.

Data yang memungkinkan estimasibiaya pemadaman tujuh sektor

Studi ini menggunakan data berskalanegara dan sektor; daftar data yangdikumpulkan dan digunakan tercantumpada kolom di samping. Data yangdigunakan adalah data terkini.

Data Sumber

Pemanfaatankapasitas sektor(2010)

KementerianPerindustrian

Data penjualan(2013)

Badan PusatStatistik (BPS)

Permintaan listrik(2014)25

Dewan EnergiNasional

Biaya tenaga kerjatahunan (2013)

BPS

Jumlah lapangankerja (2013)

BPS

Peraturan lembur UU no. 13 Tahun2003 TentangKetenagakerjaan

Biaya menjalankangenset, per kWh

Diskusi denganpemangkukepentingan industri

25 Karena kategorisasi industry yang tidak konsisten, asumsi digunakan di sektor tertentu: konsumsi energyproduksi pupuk digunakan sebagai pengganti bahan kimia, sementara produk minyak dan batubaradiasumsikan memiliki jumlah permintaan energy yang sama dengan sektor semen

Page 59: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Metodologi (lanjutan)

59

Pendekatan

Hasilnya bergantung pada durasi pemadaman,serta jumlah pemadaman setiap tahunnya.PLN melaporkan bahwa saat ini berada diangka 32 jam/tahun berdasarkan SAIDI danSAIFI. Skenario sentral yang dilaporkan olehlaporan ini memperkirakan kenaikan dua kalilipat SAIFI, yang berarti mencapai 58 jampemadaman/tahun. Dalam sekali pemadaman,model yang digunakan mengestimasikan salahsatu dari dua hasil:

1) Perusahaan yang memiliki listrik cadanganberalih ke genset diesel dan melanjutkanproduksi (68% perusahaan26). Jumlah jamyang dimasukkan tetap sama. Margin biayabahan bakar didasarkan pada asumsiberikut ini:

• Tingkat pemanasan 11.000 Btu/kWh

• IDR 9.000/liter biaya diesel (sekitarUSD 130/barel diesel, termasukmargin dan biaya distribusi)

2) Perusahaan yang tidak memiliki listrikcadangan (32% perusahaan) melanjutkanproduksi setelah pemadaman, denganbiaya sebagai berikut:

• Biaya upah lembur, yang dihitungberdasarkan jam lembur yangdiperbolehkan, yaitu tiga jam perpekerja per hari, dan upah lemburyang ditentukan hokum diIndonesia.Upah lembur hanyaditerapkan ke 58% total jumlahpekerja, karena karyawan tingkatmanajerial tidak mendapatkanlembur. Asumsi ini dibuatberdasarkan tingkat pendidikan (42%pekerja manufaktur memiliki ijazahSMU atau lebih).

• Jika jam lembur yang sahterlampaui, atau perusahaan secaraterselubung menjalankanpemanfaatan kapasitas lebih dari90% untuk memulihkan penghentianproduksi yang terjadi, durasipemadaman dianggap ‘takterpulihkan’ atau ‘hilang’. Hal inidihitung berdasarkan pendapatantahunan setiap sektor dibagi dengan5.280 jam kerja tahunan (330hari/tahun 16 jam/hari)

• Diasumsikan pula untuk sektor yangberoperasi terus-menerus (BahanKimia, Minyak dan Batubara,Kertas), 2 jam waktu menyalakankembali diperlukan dan pendapatantidak diperoleh selama periode ini.Untuk sektor manufaktur lainnya(Mesin, Tekstil, Makanan danMinuman, Percetakan), diasumsikanwaktu menyalakan kembalimemerlukan 30 menit.

Kerusakan peralatan dan kerugian bahanbaku tidak disertakan dalam perhitungan,karena factor ini khusus perusahaan/sektortertentu, generalisasi tidak tepat tanpaadanya data terperinci. Kerugian modal kerjakarena jumlah persediaan yang berlebihanjuga tidak disertakan. Hal ini menyiratkanbahwa estimasi kami cenderung konservatifkhususnya untuk grup 1) di atas. Berdasarkansebuah studi di Amerika Serikat, kerusakanperalatan dan kerugian bahan baku mewakilisekitar 40% biaya pemadaman secarakeseluruhan27.

Nilai kurs yang digunakan adalah IDR 13,500terhadap USD 1.

26 Diestimasikan berdasarkan data Final Report: Overview of Diesel Consumption for Captive Power inIndonesia, Winarno et al (2013)

27 Primen (2001) The cost of power disturbances to industrial and digital economy companies

Lampiran

Page 60: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Daftar peraturan yang relevan

60

Jenis Nomor/tahun Ikhtisar

Peraturan Pemerintah 24/2009

Peraturan ini berkaitan dengan Kawasan Industri di Indonesiatermasuk pembangunan, parameter, fasilitas, aktivitas dankewajiban.

Poin utama tentang Captive Power:• Seluruh aktivitas manufaktur harus dilakukan di wilayah

Kawasan Industri.

UU Kelistrikan 30/2009

Peraturan ini membahas kerangka kerja bisnis umumkelistrikan di Indonesia.

Poin utama tentang Captive Power:• PLN berhak “menolak” memasok listrik di suatu wilayah.• Sektor swasta dapat memegang IUPTL.• Otoritas daerah dapat memberikan IUPTL untuk proyek

kelistrikan yang tidak melibatkan penjualan listrik kepemegang izin dari Pemerintah Pusat (yaitu PLN).Pemegang IUPTL dapat menjual secara langsung tanpaterkoneksi ke jaringan transmisi PLN.

• PPU diperbolehkan (dengan memegang IUPTL + IzinOperasi) untuk menghasilkan, mentransmisikan danmendistribusikan listrik untuk digunakan sendiri atau basispelanggan (seperti Kawasan Industri).

Peraturan Pemerintah 41/1996

Peraturan ini membahas pembangunan Kawasan Industri

Poin utama tentang Captive Power:• Sektor swasta domestik atau luar negri diperkenankan

untuk memiliki dan membangun Kawasan Industri. Hingga70% lahan dapat dijual/disewakan kepada penyewa,sementara sisanya dialokasikan untuk ruang terbuka hijaudan infrastruktur.

Keputusan Menteri 28/2012

Peraturan ini menjabarkan kerangka kerja umum untukmemperoleh izin Wilayah Usaha untuk bisnis pasokan listrik.

Poin utama tentang Captive Power:• Untuk satu Wilayah Usaha hanya boleh memiliki satu

Pemasok Listrik, yang harus memegang IUPTL. WilayahUsaha dapat dialokasikan ke suatu perusahaan jika:1. Wilayah tersebut belum dikuasai oleh Pemegang

Wilayah Usaha lain2. Pemegang Wilayah Usaha tidak dapat memasok listrik,

atau tidak dapat memasok listrik berkualitas baik/andal3. Pemegang Wilayah Usaha telah mengembalikan izin

Wilayah Usahanya

Keputusan Menteri 1/2015

Peraturan ini membahas skema pengalihan listrik.

Poin utama tentang Captive Power:• IPP dan PPU dapat menggunakan jaringan

transmisi/distribusi PLN dengan biaya tertentu.

Lampiran

Page 61: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Daftar peraturan yang relevan (lanjutan)

61

Jenis Nomor/tahun Ikhtisar

Keputusan Menteri 3/2015

Peraturan ini menjabarkan prosedur pembelian listrik yangdijalankan oleh PLN, termasuk metode penunjukan langsungdan seleksi langsung.

Poin utama tentang Captive Power:• PLN dapat membeli tenaga listrik menggunakan metode

seleksi langsung ketika mengubah bahan bakarpembangkit listrik dari diesel menjadi non-diesel, dan PLNdapat menggunakan metode penunjukan langsung untukproyek mulut tambang, margin dan air (termasukpembelian kelebihan tenaga listrik dari PPU)

• Keputusan ini juga mengatur harga acuan batubara, gasdan pembangkit listrik tenaga air berskala besar.

UU 3/2014

Peraturan ini membahas kerangka kerja umum Industri diIndonesia.

Poin utama tentang Captive Power:• Setiap Perusahaan Industri di Indonesia harus memenuhi

spesifikasi teknis sesuai dengan SNI (Standar NasionalIndonesia) dalam hal peralatan dan produk (barang danjasa termasuk listrik).

• Perusahaan yang dengan sengaja tidak memenuhipersyaratan SNI akan dikenai denda sebanyak IDR 3miliar, sementara dalam hal kelalaian denda yangdikenakan berjumlah IDR 1 miliar.

Keputusan Menteri 35/2014

Peraturan ini membahas “pelayanan satu pintu” untukmemperoleh izin nasional bisnis pasokan listrik.

Poin utama tentang Captive Power:• Investor dapat memperoleh izin nasional yang mencakup

IUPTL, Izin Operasi dan Wilayah Usaha melalui BKPMsetelah mengajukan persyaratan yang sesuai

Peraturan Pemerintah 142/2015

Peraturan ini menjabarkan kerangka kerja umum KawasanIndustri, termasuk pembangunan, pemeliharaan, perizinanlahan, hak dan kewajiban penyewa, dan fasilitas.

Poin utama tentang Captive Power:• Setiap pengembang Kawasan Industri di Indonesia

diberikan fasilitas untuk mempermudah pembangunandan manajemen pasokan listrik untuk digunakan sendiridan penyewa.

• Rincian lebih lanjut terkait fasilitas tersebut akan diaturdalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber DayaMineral.

Lampiran

Page 62: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Daftar peraturan yang relevan (lanjutan)

62

Jenis Nomor/Tahun Ikhtisar

Peraturan Presiden 4/2016

Peraturan ini memberikan ketentuan terkait Rencana 35 GW,pengembangan jalur transmisi sepanjang 46.000 km, danprioritisasi penggunaan energy terbarukan.

Poin utama tentang Captive Power:• Pembangunan infrastruktur listrik dapat dilaksanakan

dalam bentuk Kemitraan, ketika:- Proyek tersebut memerlukan pendanaan substansial- Terdapat risiko tinggi terkait pembangunan, khususnyalokasi baru yang memerlukan pengadaan lahan- Terdapat risiko terkait ketersediaan bahan bakar- Listrik dihasilkan dari energy terbarukan- Perluasan pembangkit listrik IPP, dan/atau terdapatbeberapa IPP yang membangun pembangkit listrik diwilayah tertentu.

Lampiran

Page 63: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Glosarium

63

AKR Aneka Kimia Raya

ANTAM PT Aneka Tambang Tbk.

BKPMIndonesia Investment Coordinating Board (BadanKoordinasi Penanaman Modal)

BPS Central Bureau of Statistics(Badan Pusat Statistik)

CIF Cost, Insurance and Freight

CHP Combined Heat and Power

COD Commercial Operation Date

CPP Captive Power Plant

EPC Engineering, Procurement and Construction

ESDMEnergy and Mineral Resources (Energi dan Sumber DayaMineral )

FDI Foreign Direct Investment

FSRU Floating Storage and Regasification Unit

FTP Fast Track Program

GAR Gross Calorific Value

GDP Gross Domestic Product

GE PT General Electric Operations Indonesia

GIZDeutsche Gesellschaft für Internationale ZusammenarbeitGmbH

GW Gigawatt

ha Hectare

HKIIndonesian Industrial Estate Association (HimpunanKawasan Industri)

IDR Indonesian Rupiah

IDX Indonesian Stock Exchange

IEA International Energy Agency

IPP Independent Power Producer

Lampiran

Page 64: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Glosarium (lanjutan)

64

IUPTLPower Supply Business License (Izin Usaha PenyediaanTenaga Listrik)

JIIPE Java Integrated Industrial and Port Estate

KADINIndonesia Chamber of Commerce and Industry (KamarDagang dan Industri)

kcal Kilocalorie

kg Kilogram

km Kilometre

kW Kilowatt

kWh Kilowatt Hour

kVA Kilovolt-amps

MEMR Ministry of Energy and Mineral Resources

Mha Million Hectares

MKIIndonesia Electrification Community (MasyarakatKetenagalistrikan Indonesia)

MMBtu Million British Thermal Units

MRT Mass Rapid Transit

MW Megawatt

O&M Operation and Maintenance

OECDOrganisation for Economic Co-operation andDevelopment

PP Presidential Regulation (Peraturan Presiden)

PF Project Finance

PLN State Electricity Company (Perusahaan Listrik Negara)

PMN State Capital Investment (Penanaman Modal Negara)

PP Government Regulation (Peraturan Pemerintah)

PPA Power Purchase Agreement

PPP Public-Private Partnership

PPU Private Power Utilities

PwC PT PricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory

Lampiran

Page 65: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di KawasanIndustri di Indonesia

Glosarium (lanjutan)

65

RAPBN-PBudget Presented to the Parliament – Amendment(Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara –Perubahan)

RPJMN National Medium Term Development Plan (RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional)

RUPTLPower Supply Business Plan (Rencana UsahaPenyediaan Tenaga Listrik)

SAIDI System Average Interruption Duration Index

SAIFI System Average Interruption Frequency Index

SEZs Special Economic Zones

SME Small Scale and Micro Enterprise

SOE State-Owned Enterprise

SPC Special Purpose Company

T&D Transmission and/or Distribution

UPS Uninterrupted Power Supply

USD United States Dollar

UU Undang-Undang (Constitution/Law)

Lampiran

Page 66: Pembangkit Terintegrasi: Manfaat Ekonomi Captive Power di

pwc.com/id

© 2016 PricewaterhouseCoopers. All rights reserved. "PricewaterhouseCoopers" and/or "PwC" refers to PTPricewaterhouseCoopers Indonesia Advisory, which is part of the network of member firms ofPricewaterhouseCoopers International Limited, each of which is a separate and independent legal entity.