pembangunan & kemiskinan

21
Matakuliah: MASALAH PERENCANAAN & PEMBANGUNAN Dosen Pembimbing: Dr. APRIYAN DINATA, M.Env Disusun Oleh: BUDI GINANDA 073410046 UNIVERSITAS ISLAM RIAU FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 2014 P P E E M M B B A A N N G G U U N N A A N N D D A A N N K K E E M M I I S S K K I I N N A A N N

Upload: boedy-ginanda

Post on 22-Jun-2015

29 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Kemiskinan Ekonomi Aktif

TRANSCRIPT

Page 1: Pembangunan & Kemiskinan

MMaattaakkuulliiaahh:: MMAASSAALLAAHH PPEERREENNCCAANNAAAANN && PPEEMMBBAANNGGUUNNAANN

DDoosseenn PPeemmbbiimmbbiinngg:: DDrr.. AAPPRRIIYYAANN DDIINNAATTAA,, MM..EEnnvv

DDiissuussuunn OOlleehh::

BBUUDDII GGIINNAANNDDAA 007733441100004466

UUNNIIVVEERRSSIITTAASS IISSLLAAMM RRIIAAUU FFAAKKUULLTTAASS TTEEKKNNIIKK PPEERREENNCCAANNAAAANN WWIILLAAYYAAHH DDAANN KKOOTTAA 22001144

PPEEMMBBAANNGGUUNNAANNDDAANN

KKEEMMIISSKKIINNAANN

Page 2: Pembangunan & Kemiskinan

1  

BBAABB II

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

11..11.. LLaattaarr BBeellaakkaanngg

Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problem yang

muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara-negara

yang sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini menuntut adanya suatu upaya

pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam waktu

yang singkat. Upaya pemecahan masalah kemiskinan tersebut sebagai upaya

untuk mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.

Istilah kemiskinan sebenarnya bukan merupakan suatu hal yang asing dalam

kehidupan kita. Kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan ditinjau dari segi

materi (ekonomi). Dari kegagalan dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran,

dan ketimpangan pendapatan secara berarti, maka para ahli kemudian bergeser

dari penciptaan lapangan kerja yang memadai, penghapusan kemiskinan, dan

akhirnya penyediaan barang-barang dan jasa kebutuhan dasar bagi seluruh

penduduk.

Page 3: Pembangunan & Kemiskinan

2  

11..22.. TTuujjuuaann

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui bagaimana

pembangunan dan kemiskinan yang berada di lingkungan sekitar.

11..33.. RRuummuussaann MMaassaallaahh

a. Apa yang dimaksud dengan pembangunan dan kemiskinan?

b. Bagaimana dampak – dampak pembangunan ?

c. Sebutkan indikator – indikator pembangunan?

d. Sebutkan upaya-upaya mengatasi kemiskinan?

e. Apa hubungan pembangunan dengan kemiskinan?

Page 4: Pembangunan & Kemiskinan

3  

BBAABB IIII

TTIINNJJAAUUAANN PPUUSSTTAAKKAA

Menurut para sarjana sains sosial dan kemanusiaan, pembangunan adalah

sebagai bagian dari proses perubahan sosial yang sifatnya lebih menyeluruh.

Pembangunan itu pula dibagi kepada dua kategori besar. Pertama, pembangunan

yang direncanakan, dan kedua pembangunan yang tidak direncanakan.

Namun jika dilihat dari segi kebudayaan, pembangunan tidak lain adalah

usaha sadar untuk menciptakan kondisi hidup manusia yang lebih baik.

Menciptakan lingkungan hidup yang lebih serasi. Menciptakan kemudahan atau

fasilitas agar hidup lebih nikmat. Pembangunan adalah suatu intervensi manusia

terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan alam fisik, maupun lingkungan

sosial budaya.

Sedangkan kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis

kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil

Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,

sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi

fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Page 5: Pembangunan & Kemiskinan

4  

Garis kemiskinan, yang menentukan batas minimum pendapatan yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh tiga hal: (1)

persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan, (2) posisi manusia

dalam lingkungan sekitar, dan (3) kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup

secara manusiawi.

Kesemuanya dapat tersimpul dalam barang dan jasa serta tertuangkan dalam

nilai uang sebagai patokan bagi penetapan pendapatan minimal yang diperlukan,

sehingga garis kemiskinan ditentukan oleh tingkat pendapatan minimal.

Page 6: Pembangunan & Kemiskinan

5  

BBAABB IIIIII

PPEEMMBBAAHHAASSAANN

33..11.. DDaammppaakk--DDaammppaakk AAddaannyyaa PPeemmbbaanngguunnaann

Pembangunan melibatkan usaha sadar manusia merancang perubahan dalam

hidup mereka. Tindakan ini sering diungkapkan sebagai sosial engineering (mesin

sosial), yang melibatkan banyak pihak untuk menjalankan perencanaan,

pelaksanaan, penerima dan terpenting sekali pembiayaannya. Dalam konteks

sebuah masyarakat, tindakan merancang pembangunan menjadi tanggung jawab

semua lapisan rakyat, masing-masing dengan bentuk sumbangan yang tertentu

sesuai dengan kapasitas dan kemampuan. Ahli politik, anggota professional, para

akademik, pengusaha, pakar teknologi, kaum tani, kelas pekerja dan berbagai-

bagai golongan lain termasuk rakyat terbanyak, semuanya sama-sama terlibat

dalam proses pembangunan ini.

Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan

lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika

masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.

Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam

hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan

mempunyai makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh

masyarakat umum ialah perubahan.

Page 7: Pembangunan & Kemiskinan

6  

Pembangunan kadang kala digunakan dalam pengertian yang sempit hanya

sebagai industralisasi atau pemodernan. Bagaimanapun dalam makna yang luas ia

bermaksud meningkatkan derajat manusia dalam sebuah masyarakat tertentu.

Pembangunan adalah upaya untuk meningkatkan nilai kehidupan semua

masyarakat dalam segala bidang.

Diakui secara umum bahwa kebudayaan merupakan unsur penting dalam

proses pembangunan suatu bangsa. Terlebih lagi jika bangsa itu sedang

membentuk watak dan kepribadiannya yang lebih serasi dengan tantangan

zamannya.

Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil

dan makmur yang merata, materil, dan spiritual berdasarkan pancasila. Bahwa

hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sudah tentu pendekatan dan strategi

pembangunan hendaknya menempatkan manusia sebagai pusat interaksi kegiatan

pembangunan spiuritual maupun material.

Pembangunan yang melihat manusia sebagai makhluk budaya, dan sebagai

sumber daya dalam pembangunan. Hal itu berarti bahwa pembangunan

seharusnya mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Page 8: Pembangunan & Kemiskinan

7  

Menumbuhkan kepercayaan diri sebagai bangsa. Menumbuhkan sikap hidup

yang seimbang dan berkepribadian utuh. Memiliki moralitas serta integritas sosial

yang tinggi. Manusia yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat. Perubahan itu

nampak terjadinya pergeseran sistem nilai budaya, penyikapan yang berubah

anggota masyarakat terhadap nilai-nilai budaya. Pembangunan telah menimbulkan

mobilitas sosial, yang diikuti oleh hubungan antar aksi yang bergeser dalam

kelompok-kelompok masyarakat. Sementara itu terjadi pula penyesuaian dalam

hubungan antar anggota masyarakat. Dapat dipahami apabila pergeseran nilai-

nilai itu membawa akibat jauh dalam kehidupan kita sebagai bangsa.

33..22.. IInnddiikkaattoorr--IInnddiikkaattoorr KKeemmiisskkiinnaann

Menurut (Emil Salim: 1928) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah

suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi

kebutuhan hidup yang pokok.

Atau dengan istilah lain kemiskinan itu merupakan ketidakmampuan dalam

memenuhi kebutuhan pokok, sehingga mengalami keresahan, kesengsaraan atau

kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya.

Page 9: Pembangunan & Kemiskinan

8  

Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang pokok. Dikatakan berada dibawah garis

kemiskinan apabila pendapatan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup

yang paling pokok seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dan lain-lain. (Emil

Salim, 1982). Kemiskinan merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,

sebagai inspirasi dasar dan perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi

fundamental dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Adapun

indikator-indikator kemiskinan antara lain:

1. PPeennddiiddiikkaann yyaanngg tteerrllaammppaauu rreennddaahh

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang

kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam

kehidupanyya. Keterbatasan pendidikan/ keterampilan yang dimiliki

menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja.

Atas dasar kenyataan diatas dia miskin karena tidak bisa berbuat apa-apa

untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

2. MMaallaass bbeekkeerrjjaa

Sikap malas merupakan suatu masalah yang cukup memprihatinkan, karena

masalah ini menyangkut mentalitas dan kepribadian seseorang. Adanya

sikap malas ini seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk

bekerja.

Page 10: Pembangunan & Kemiskinan

9  

Cenderung untuk menggantungkan hidupnya pada orang lain, baik dari

keluarga, saudara atau famili yang dipandang mempunyai kemampuan

untuk menanggung kebutuhan hidup mereka.

3. KKeetteerrbbaattaassaann ssuummbbeerr aallaamm

Kemiskinan akan melanda suatu masyarakat apabila sumber alamnya tidak

lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Sering dikatakan oleh

para ahli, bahwa masyarakat itu miskin karena memang dasarnya (alamiah

miskin).

Alamiah miskin yang dimaksud adalah kekayaan alamnya, misalnya

tanahnya berbatu-batu, tidak menyimpan kekayaan mineral dan sebagainya.

Dengan demikian layaklah kalau miskin sumber daya alam, miskin juga

masyarakatnya.

4. TTeerrbbaattaassnnyyaa llaappaannggaann kkeerrjjaa

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagi

masyarakat. Secara ideal banyak orang mengatakan bahwa seseorang/

masyarakat harus mampu menciptakan lapangan kerja baru. Tetapi secara

faktual hal tersebut kecil kemungkinannya, karena adanya keterbatasan

kemampuan seseorang baik yang berupa skill atau modal.

Page 11: Pembangunan & Kemiskinan

10  

5. KKeetteerrbbaattaassaann mmooddaall

Keterbatasan modal adalah sebuah kenyataan yang ada di negara-negara

yang sedang berkembang, kenyataan tersebut membawa kemiskinan pada

sebagian besar masyarakat tersebut. Seorang miskin sebab mereka tidak

mempunyai modal untuk melengkapi alat ataupun bahan dalam menerapkan

keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh

penghasilan. Keterbatasan modal bagi negara-negara yang sedang

berkembang dapat diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung

pangkal baik dari segi permintaaan modal maupuin dari segi penawaran

akan modal.

6. BBeebbaann kkeelluuaarrggaa

Semakin banyak anggota keluarga akan semakin banyak pula tuntutan/

beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang mempunyai

anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningkatan

pendapatan sudah pasti akan menimbulkan kemiskinan karena mereka

memang berangkat dari kemiskinan. Kenaikan pendapatan yang dibarengi

dengan pertambahan jumlah keluarga, berakibat kemiskinan akan tetap

melanda dirinya dan bersifat latent.

Page 12: Pembangunan & Kemiskinan

11  

33..33.. UUssaahhaa MMeennggaattaassii KKeemmiisskkiinnaann

Dari kegagalan kebijaksanaan konvesional mengenai pertumbuhan ekonomi

di banyak Negara berkembang dalam mengurangi kemiskinan, pengangguran dan

disparitas (ketimpangan) pendapatan secara berarti telah memaksa baik para

perencana ekonomi dan teknokrat maupun para peneliti ekonomi untuk kembali

mempelajari secara sunguh-sunguh kebijaksanaan tersebut,serta mendorong

mereka untuk mempelajari alternatif-alternatif yang realistis bagi kebijaksanaan

pertumbuhan ekonomi yang konvensional. Dalam hal ini pendekatan kebutuhan

dasar dalam perencanaan pembangunan merupakan hasil yang logis dari suatu

proses reorientasi yang panjang dalam pemikiran tentang pembangunan.

Dari hasil-hasil penelitian kemudian pusat perhatian para ahli lambat laun

mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja yang memadai ke

penghapusan kemiskinan, dan akhirnya ke penyediaan barang-barang dan jasa-

jasa kebutuhan dasar bagi seluruh penduduk, yang berupa dua perangkat, yaitu:

a) Perangkap kebutuhan konsumsi perorangan akan pangan ,sandang , dan

pemukiman.

b) Perangkap yang mencakup penyediaan jasa umum dasar ,seperti

fasilitas kesehatan,pendidikan ,saluran air minum ,pengangkutan ,dan

kebudayaan.

Page 13: Pembangunan & Kemiskinan

12  

Di samping kedua perangkat tersebut ,kebutuhan dasar atau kebutuhan dasar

manusiawi kadang-kadang juga digunakan untuk mencakup tiga sasaran lain,

yaitu :

1) Hak atas pekerjaan produktif dan yang memberikan imbalan yang

layak, sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah

tangga atau perorangan.

2) Prasarana yang mampu menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang

dibutuhkan untuk memnuhi kebutuhan dasar penduduk.

3) Partisipasi seluruh penduduk ,baik dalam pengambilan keputusan

maupun dalam pelaksanaan proyek-proyek yang berhubungan dengan

penyediaan barang-barang dan jasa-jasa kebutuhan dasar.

Pengalaman dari negara-negara Asia Timur, yaitu Korea, Taiwan, Jepang

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan disertai

pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat tercapai. Karena di negara-negara

tersebut program pembangunan pedesaan sangat diutamakan.

33..44.. PPeemmbbaanngguunnaann ddaann KKeemmiisskkiinnaann

Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan

yang dikemukakan Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-

hasil pertumbuhan ekonomi.

Page 14: Pembangunan & Kemiskinan

13  

Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telah mengambil

kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.

Bila diteliti golongan-golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil

pembangunan karena:

a) Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada

kewajiban belajar golongan miskin tidak akan mampu berpartisipasi

mengenyam peningkatan anggaran pendidikan.

b) Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasi

diperlukan tingkat pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya.

Golongan miskin tidak memilikinya .

c) Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak

memiliki alat-alat produksi, penghasilannya untuk makan saja sudah

susah, sehingga tidak mungkin untuk membentuk modal.

d) Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal

dan kredit pemberiannya menghendaki syarat-syarat tertentu dan

golongan miskin tidak mungkin memenuhi persyaratannya.

e) Ketidakmerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat

pekerjaan yang memberi makan pada keluarga saja susah, apalagi

menduduki jabatan-jabatan yang sering memerlukan relasi tertentu dan

persyaratan tertentu.

Page 15: Pembangunan & Kemiskinan

14  

f) Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan

pendidikannya rendah, maka tidak mungkin golongan miskin dapat

mempengaruhi pasaran .

g) Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit,

kecelakaan dan ketidak beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin

dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut.

Mengharapkan diri mereka sendiri dapat mengangakat dirinya tanpa

pertolongan, sukar dipastikan.

h) Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin.

Dengan jumlah keluarga besar, mereka sulit dapat menyekolahkan,

memberi makan, dan pakaian secukupnya. Hanya keluarga yang kaya

atau berpenghasilan besar sajalah yang mampu.

Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurang

terjamah pendidikan, tidak memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-

alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan mampu berpartisipasi dalam

pertumbuhan ekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa adanya

kebijaksanaan khusus yang ditujuakan untuk mengangkat mereka.

Page 16: Pembangunan & Kemiskinan

15  

BBAABB IIVV

KKEESSIIMMPPUULLAANN

Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan terutama

kekurangna bahan pokok seperti pangan, kesehatan, sandang, papan, dan

sebagianya. Dengan kata lain, kemiskinan merupakan ketidak mampuan

memenuhi kebutuhan pokok, sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan

atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto, 1998).Kemiskinan

bagaikan penyakit yang diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu

membawa hasil karena masalah memang kompleks.

Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks

masalahnya. Kemiskinan timbul dari berbagai faktor yang setiap faktornya

memerlukan penanganan khusus.

Pembangunan membawa perubahan dalam diri manusia, masyarakat dan

lingkungan hidupnya. Serentak dengan laju pembangunan, terjadi pula dinamika

masyarakat. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada.

Terjadilah pergeseran sistem nilai budaya yang membawa perubahan pula dalam

hubungan interaksi manusia dalam masyarakatnya. Walaupun kata pembangunan

memiliki makna yang berbeda-beda, namun satu makna yang diterima oleh

masyarakat umum adalah perubahan.

Page 17: Pembangunan & Kemiskinan

16  

DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA

Ahmadi, Abu.1988. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Rineka Cipta

Hidayati, Nur, dkk. 2007. IAD-ISD-IBD. Bandung: CV Pustaka Setia

Soelaeman,Munandar.1987. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu

Sosial. Bandung: Eresco

http://www.wikipedia.com

Page 18: Pembangunan & Kemiskinan

17  

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau

Tingkat Kemiskinan Riau September 2013

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Riau September 2013 sebesar 522,53 ribu jiwa (8,42 persen). Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 481,31 ribu jiwa (8,05 persen), jumlah penduduk miskin di Riau mengalami kenaikan sebanyak 41,22 ribu jiwa.

Secara relatif terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 8,05 persen pada September 2012 menjadi 8,42 persen pada bulan September 2013. Terjadi kenaikan sebesar 0,37 persen.

Selama periode September 2012- September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan diperkirakan bertambah 34,92 ribu jiwa, sementara di daerah perkotaan diperkirakan bertambah 6,3 ribu jiwa.

Distribusi persentase penduduk miskin di Riau pada Bulan September 2012 di perdesaan sebesar 8,94 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 6,68 persen. Distribusi ini mengalami pergeseran yang cukup berarti pada September 2013, dimana persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami kenaikan menjadi 9,55 persen dan perkotaan tetap dalam persentase yang sama yaitu 6,68 persen.

Selama periode September 2012-September 2013, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 12,73 persen, yaitu dari Rp 310.603,- perkapita perbulan pada September 2012 menjadi Rp 350.129,- perkapita perbulan pada September 2013. Peran komoditas makanan terhadap GK jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap GK pada September 2013 mencapai 73,72 persen. Pada September 2013 GKM Riau adalah sebesar Rp 258.100,- dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) sebesar Rp 92.029,-.

Pada periode September 2012-September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengalami kenaikan sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Pada bulan September 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 1,128 naik menjadi 1,177 di September 2013, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) nya pada September 2012 sebesar 0,246 turun menjadi 0,243 pada September 2013. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin relatif menjauh pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif menurun.

Page 19: Pembangunan & Kemiskinan

 

Riau24.coSabtu, 05 Di Riau, A PEKANBAPBD tahrakyat ma Kepala Bamendata, Asekitar 8,0 "Sesuai PeUjarnya. Ironi memPON, semharus prio

om Januari 201Angka Kem

ARU, (R24hun anggarasih menjadi

adan Pusat SAngka kem05% atau 48

endataan ya

mang, saat pmentara kemoritaskan kes

13 15:32 wibmiskinan M

4) -- Jumlahan 2013 puni kendala.

Statistik (BPmiskinan di R81,31 ribu ji

ang dilakuka

emerintah mmiskinan sem

sejateraan r

b Meningkat T

h investasi dn bertambah

PS) ProvinsRiau semenjiwa.

an BPS data

meanggarkamakin meninrakyat darip

Tajam

di Riau terush, namun pe

si Riau, Mawjak tahun 20

a kemiskina

an 7,5 Miliangkat, harusada bentuk

s mengalamersoalan kes

wardi Arsya012 lalu terj

an naik pada

ar untuk pemsnya pemeriprestise sem

mi peningkatejahteraan

ad, Juma't (rjadi kenaika

a tahun lalu

mbangunan intah Provinmata.

18

tan,

(4/1) an

u"

tugu nsi

Page 20: Pembangunan & Kemiskinan

19  

Riau Pos 17 Oktober 2012 Kemiskinan Masih Menjadi Masalah Serius  PEKANBARU (RP) ‐ Data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2012 bahwa angka kemiskinan di Indonesia masih cukup tinggi mencapai 29,13 juta jiwa atau 11,96 persen.   Provinsi Riau sejak 2004 sudah mengalami penurunan sebesar 15,25 persen dan 2011 menjadi 8,47 persen. Meski begitu tingkat kemiskinan ini masih merupakan masalah yang serius untuk segera dientaskan.  Penanggulangan permasalahan tersebut, pemerintah membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).  Tim ini melakukan rapat kerja tertuang dalam Rapat Tim Koordinasi Penanggulngan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Riau.  Rapat tersebut di buka Selasa (16/10) oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) H Mambang Mit MM yang diwakili Kepala Bappeda Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru.   Peserta sebanyak 55 orang, terdiri 24 TKPK kabupaten/kota dan 31 peserta yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan se‐Riau.  Dalam sambutan pembukaan rapat tersebut Ramli menyebutkan, perlu adanya komitmen dari semua unsur pemangku kepentingan baik swasta maupun perintahan termasuk lembaga pendidikan mesti merapatkan barisan dengan menyusun formulasi strategis dan teknik fasilitasi program pemberdayaan masyarakat.  Dikatakannya, program yang sudah berjalan atau sedang berjalan untuk penanggulangan kemiskinan ini seperti Program Keluarga Harapan (PKH), PNPM Pedesaan, PNPM Perkotaan maupun PNPM lainnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) mesti ditingkatkan.   ‘’Perlu digaris bawahi, program‐program pengentas kemiskinan harus mampu menjamin adanya proses sosial yang nyata untuk mengungkit perubahan pola pikir, sikap dan prilaku kemandirian rakyat. Sehingga menjadikan suatu potensi dan kemampuan untuk berdikari,’’ ujarnya.   Dalam rapat tersebut ada beberapa nara sumber diantaranya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Riau Dr Ramli Walid SE MSi, TNP2K Sekretaris Wakil Presiden M Arif Tasrif SP MSe (Ketua Pokja Advokasi TNP2K), PMD Kementerian Dalam Negeri Wisnu Graha.

Page 21: Pembangunan & Kemiskinan

20  

Riau Terkini Inhil Termiskin, Jumlah Penduduk Miskin Riau 1.008.321 Jiwa Jum’at, 25 Pebruari 2005 Inhil menjadi kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi. Sementara secara umum jumlah penduduk miskin di Riau lebih dari 1 juta jiwa (22.19 %). Riauterkini-PEKANBARU- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Riau telah melakukan pendataan masyarakat miskin di seluruh Riau. Pendataan yang dilakukan sejak 2003 hingga 2004 itu menempatkan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi, yakni 199.497 jiwa atau 31.95 % dari total penduduk 624.450 jiwa. Sementara Pekanbaru menjadi daerah dengan jumlah penduduk miskin terendah, yakni hanya 76.841 jiwa atau 10.91 % dari total penduduk 704.517 jiwa. "Memang secara umum daerah perkotaan memiliki tingkat jumlah penduduk miskin yang rendah, misalnya Dumai juga tak sampai 20 persen," ujar Kepala Balitbang Riau Hendrik FH Sitompul dalam jumpa pers di Kantor Humas Pemprop Riau, Jumat (25/2). Sementara secara akumulatif, jumlah penduduk miskin Riau sebanyak 1.008.321 jiwa atau 22.19 % dari total jumlah penduduk Riau yang mencapai 4.543.584 jiwa. Sementara dari sisi keluarga miskin di Riau terdapat 231.468 kepala keluarga atau 23.68 % dari total jumlah kepala keluarga sebanyak 977.288. Data kemiskinan yang dikeluarkan Balitbang Riau memang berbeda dengan angka kemiskinan yang dikeluarkan Badan Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Riau, yakni sebesar 41.31 %. Karena angka tersebut merupakan akumulasi dari dua klasifikasi kemiskinan, yakni miskin karena faktor ekonomi 23.47 % dan miskin non ekonomi 17.84 %. "Artinya kalau miskin karena ekonomi, jumlahny hampir sama dengan kita," ujar Erik Sitompul. Hasil pendataan yang pelaksanaanya dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tersebut akan menjadi panduan bagi penyusunan program pengentasan kemiskinan di Riau.