pencegahan dan pengendalian infeksi (ppi) untuk novel ......pencegahan dan pengendalian infeksi...

63
WHO IPC Technical and Clinical Unit Modul 3: PPI dalam konteks COVID-19 Kewaspadaan standar, kewaspadaan berdasar transmisi & rekomendasi khusus COVID-19 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19) Bahan ajar ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tjioe Lukas Nugroho dari Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19), 2020. WHO tidak bertanggung jawab atas isi atau keakuratan dari terjemahan ini. Bilamana terjadi ketidakkonsistenan antara versi Bahasa Inggris dengan versi Bahasa Indonesia, maka yang akan dipakai sebagai acuan adalah versi bahasa Inggris sebagai versi yang asli dan mengikat. Translated into Indonesian by Tjioe Lukas Nugroho, from *Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19), 2020*. WHO is not responsible for the content or accuracy of this translation. In the event of any inconsistency between the English and the Indonesian, the original English version shall be the binding and authentic version.

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • WHO IPC Technical and Clinical Unit

    Modul 3: PPI dalam konteks COVID-19 Kewaspadaan standar, kewaspadaan berdasar transmisi & rekomendasi khusus COVID-19

    Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19)

    Bahan ajar ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tjioe Lukas Nugroho dari Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19),

    2020. WHO tidak bertanggung jawab atas isi atau keakuratan dari terjemahan ini. Bilamana terjadi ketidakkonsistenan antara versi Bahasa Inggris dengan versi

    Bahasa Indonesia, maka yang akan dipakai sebagai acuan adalah versi bahasa Inggris sebagai versi yang asli dan mengikat.

    Translated into Indonesian by Tjioe Lukas Nugroho, from *Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19),

    2020*. WHO is not responsible for the content or accuracy of this translation. In the event of any inconsistency between the English

    and the Indonesian, the original English version shall be the binding and authentic version.

  • https://www.who.int/publications-detail/infection-prevention-and-control-during-health-care-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected-20200125

    https://www.who.int/publications-detail/advice-on-the-use-of-masks-the-community-during-home-care-and-in-health-care-settings-in-the-context-of-the-novel-coronavirus-(COVID-19)-outbreak

    https://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected-novel-coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and-management-of-contacts

    https://www.who.int/publications-detail/infection-prevention-and-control-during-health-care-when-novel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected-20200125https://www.who.int/publications-detail/advice-on-the-use-of-masks-the-community-during-home-care-and-in-health-care-settings-in-the-context-of-the-novel-coronavirus-(2019-ncov)-outbreakhttps://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected-novel-coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and-management-of-contacts

  • • Hindari kontak jarak dekat dengan orang yang menderita infeksi

    pernapasan akut

    • Seringlah membersihkan tangan, terutama setelah kontak langsung

    dengan orang sakit atau lingkungannya

    • Orang yang menunjukkan gejala infeksi pernapasan akut harus

    mengikuti etika batuk/bersin, mengenakan masker medis dan

    mencari perawatan medis jika mengalami kesulitan bernapas

    Nasihat umum WHO untuk COVID-19

  • • WHO tidak menganjurkan langkah-langkah kesehatan tertentu

    untuk orang yang melakukan perjalanan.

    • Jika seseorang menunjukkan gejala-gejala yang mengindikasikan

    penyakit pernapasan akut selama atau setelah melakukan

    perjalanan, orang tersebut disarankan mencari pertolongan medis

    dan menginformasikan riwayat perjalanannya dengan tenaga

    kesehatan yang menanganinya.

    Nasihat perjalanan WHO

  • Strategi-strategi PPI

    apa yang dianjurkan

    oleh WHO untuk

    COVID-19?

  • Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat

    layanan kesehatan termasuk:

    1. menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien;

    2. memastikan dilakukannya triase, identifikasi awal, dan pengendalian sumber

    3. menerapkan langkah-langkah pencegahan tambahan empiris atas kasus-

    kasus suspek infeksi COVID-19;

    4. menerapkan pengendalian administratif; dan

    5. menggunakan pengendalian lingkungan dan rekayasa.

    WHO menganjurkan strategi-strategiPPI untuk mencegah atau membatasipenyebaran COVID-19

  • Rekomendasi 1.

    Menjalankan langkah-

    langkah pencegahan standar

    untuk semua pasien

  • Langkah-langkah pencegahan standar

    Tingkat dasar langkah-langkah pencegahan PPI, digunakan untuk

    SEMUA pasien pada SETIAP saat:

    • langkah-langkah preventif minimum yang berlaku setiap saat atas

    semua perawatan pasien terlepas dari status suspek atau

    terkonfirmasi pasien

    Dalam semua kegiatan, penilaian risiko sangat penting:

    menilai setiap kegiatan layanan kesehatan dan menentukan alat

    perlindungan diri (APD) yang diperlukan agar memberikan

    perlindungan yang memadai

  • Unsur-unsur Langkah Pencegahan Standar

    1. Kebersihan tangan

    2. Kebersihan pernapasan (etika batuk/bersin)

    3. APD sesuai risiko

    4. Praktik suntikan, manajemen benda tajam dan pencegahan luka dengan

    aman

    5. Penanganan, pembersihan dan disinfeksi peralatan perawatan pasien

    dengan aman

    6. Membersihkan lingkungan

    7. Penanganan dan pencucian linen yang sudah dipakai dengan aman

    8. Pengelolaan limbah

  • Rantai Penularan

    • Agar infeksi dapat menyebar, setiap mata rantai harus tersambung

    • Memutuskan sambungan mana pun akan menghentikan penularan!

  • • Cara terbaik mencegah penyebaran kuman di tempat layanan kesehatan dan di tengah masyarakat

    • Tangan adalah alat utama bagi pekerjaan tenaga kesehatan – dan tangan menjadi mata rantai kunci dalam rantai penularan

    Kebersihan tangan

    Jabat tangan

    Pemberi perawatan

    Peralatan

    Ponsel

    Medication

    Gagang pintu

  • Kebersihan tangan: 5 Momen WHO

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

  • Gunakan produk dan teknik yang sesuai

    Produk pembersih tangan berbahan alkohol

    diutamakan, jika tangan tidak terlihat kotor

    • Gosok tangan selama 20-30 detik!

    Sabun, air mengalir dan tisu sekali pakai,

    jika tampak jelas kotor atau terkontaminasi

    kontaminan berprotein

    • Cuci tangan selama 40-60 detik!

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

    Kebersihan tangan: BAGAIMANA

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

  • https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/

  • Mengapa kebersihan pernapasan penting?

    Kebersihan pernapasan/etika batuk yang baik dapat

    mengurangi penyebaran mikroorganisme (kuman) penyebab

    infeksi pernapasan (batuk pilek, flu).

    Image source: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public

    https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public

  • Prosedur kebersihan/etika pernapasan

    • Jauhkan wajah dari orang lain ketika

    batuk/bersin

    • Tutupi hidung dan mulut dengan tisu.

    • Jika menggunakan tisu, segera buang

    tisu itu ke tempat sampah

    • Arahkan batuk/bersin ke lengan jika

    tidak ada tisu

    • Bersihkan tangan dengan sabun dan air

    mengalir atau produk berbahan alkohol

  • Mendorong kebersihan pernapasan

    • Galakkan kebiasaan cuci tangan untuk pasien dengan

    gejala pernapasan

    • Beri masker kepada pasien dengan gejala pernapasan

    • Pasien dengan demam + batuk atau bersin harus

    dijauhkan setidaknya 1m dari pasien lain

    • Pasang alat-alat bantu visual yang mengingatkan pasien

    dan pengunjung dengan gejala pernapasan untuk menutup

    batuk

    • Pertimbangkan penyediaan masker dan tisu untuk pasien

    di semua area

  • Contoh APD di tempat layanan kesehatan untuk COVID-19

    Penutup

    kepala

    Kepala +

    rambut

    Pelindung mata

    MataHidung +

    mulut

    MaskerPelindung

    wajah

    Mata + hidung +

    mulut

    Sarung tangan

    Tangan

    Celemek

    Badan

    Jubah

    Badan

    Masker N95

    Hidung +

    mulut

  • Penilaian risiko: Antisipasi risiko paparan dan tingkat kontak

    dengan darah, cairan tubuh, percikan pernapasan, dan/atau kulit

    terbuka

    • Pilih APD yang digunakan berdasarkan penilaian ini

    • Ikuti kebersihan tangan menurut “5 Momen” WHO

    • Harus dilakukan setiap kali untuk setiap pasien

    Jadikan rutinitas!

    Penilaian risiko dan Langkah Pencegahan Standar

  • Risk assessment for

    appropriate use of PPEPERLIN-

    DUNGAN

    MATA

    MASKER

    MEDIS

    JUBAHSARUNG

    TANGAN

    KEBERSIHAN

    TANGAN

    SKENARIO

    x

    Selalu sebelum dan setelah

    kontak pasien, dan setelah

    lingkungan terkontaminasi

    xx

    Jika kontak langsung dengan

    darah dan cairan tubuh,

    sekresi, ekskresi, selaput

    mukosa, kulit terbuka

    xxxJika ada risiko percikan ke

    tubuh tenaga kesehatan

    xxxxxJika ada risiko percikan ke

    tubuh dan wajah

    Minimalisir paparan langsung tanpa perlindungan dengan darah dan cairan tubuh

  • Selalu bersihkan tangan Anda sebelum dan setelah menggunakan APD

    APD harus tersedia di mana dan di saat diperlukan

    • dengan ukuran yang tepat

    • pilih sesuai risiko atau sesuai langkah pencegahan berdasar transmisi

    Selalu kenakan sebelum kontak dengan pasien

    Selalu lepas segera setelah tugas selesai dan/atau meninggalkan area perawatan

    pasien

    JANGAN PERNAH menggunakan kembali APD sekali pakai

    Bersihkan dan disinfeksi APD berulang pakai setelah digunakan jika akan

    digunakan lagi

    Prinsip-prinsip penggunaan APD (1)

  • Ganti APD segera setelah APD terkontaminasi atau menjadi cacat

    APD tidak boleh dipaskan atau disentuh ketika perawatan pasien

    diberikan; khususnya

    • jangan sentuh wajah ketika masih memakai APD

    • jika ada kekhawatiran tentang dan/atau pelanggaran terhadap

    praktik-praktik ini, tinggalkan area perawatan pasien ketika sudah

    aman dan lepas dan ganti APD sebagaimana mestinya

    • Selalu lepas dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi sendiri

    (dari bagian paling kotor ke bagian paling bersih)Sumber:

    Prinsip-prinsip penggunaan APD (2)

  • Tujuh langkah menuju suntikan aman

    1 Tempat kerja bersih

    2 Kebersihan tangan

    3 Jarum suntik aman yang steril

    4 Wadah steril untuk obat dan pelarut

    5 Pembersihan dan antisepsis kulit

    6 Pengambilan benda tajam

    sebagaimana mestinya

    7 Pembuangan limbah yang sesuaihttps://www.who.int/infection-prevention/tools/injections/training-education/en/

    https://www.who.int/infection-prevention/tools/injections/training-education/en/

  • DekontaminasiMelepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen

    dari benda-benda sehingga aman dipegang,

    untuk diproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang

    Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices for health-care facilities.

    World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/

    Apa itu dekontaminasi?

    Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

    https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/

  • Pembersihan

    Pada langkah pertama, kontaminasi material

    asing dilepaskan secara fisik, seperti debu,

    kotoran. Langkah ini juga akan melepaskan

    material, seperti darah, sekresi, ekskresi dan

    mikroorganisme, untuk mempersiapkan alat

    medis untuk didisinfeksi atau disterilisasi.

    Disinfeksi

    Sterilization

    Proses mengurangi jumlah kemungkinan

    mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih

    rendah. Proses ini mungkin tidak menonaktif-

    kan spora bakteri, prion dan beberapa virus.

    Proses validasi yang digunakan untuk mem-

    buat suatu benda bebas dari kemungkinan

    mikroorganisme, termasuk virus dan spora

    bakteri, tetapi tidak termasuk prion.

    Apa itu dekontaminasi?

  • Definisi pembersihan: Pelepasan fisik material asing (seperti debu, kotoran) dan material

    organik (seperti darah, sekresi, ekskresi, mikroorganisme). Pembersihan melepaskan

    mikroorganisme secara fisik, bukan membunuhnya. Pembersihan dilakukan dengan air,

    deterjen dan tindakan mekanis.

    Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan disinfeksi berlaku untuk semua area perawatan

    pasien.

    • Selalu pastikan alat perawatan pasien dibersihkan sebelum digunakan kembali untuk

    pasien lain

    • Jika mungkin, khususkan persediaan pembersihan di area-area berisiko lebih tinggi

    (seperti ruang isolasi, bersalin, dan operasi

    • Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di

    area/ruang isolasiSumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

    Prinsip-prinsip Pembersihan (1)

    https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

  • • Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor-

    • bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam

    • area isolasi dibersihkan terakhir

    • Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk

    meminimalisasi debu

    • Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi

    • Air untuk pembersihan harus air bersih

    • Penyemprotan disinfektan tidak disarankanSumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

    Prinsip-prinsip Pembersihan (2)

    https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

  • • Tingkatkan frekuensi pembersihan oleh petugas kebersihan di area

    perawatan pasien

    • Area isolasi harus diberi persediaan pembersihannya sendiri yang

    terpisah dari area perawatan pasien bersih

    • Semua limbah dari area isolasi dianggap terkontaminasi dan harus

    dibuang sesuai metode limbah terkontaminasi di fasilitas Anda

    • Petugas kebersihan harus memastikan bahwa APD yang sesuai

    sudah dikenakan ketika membersihkan ruang atau area isolasi

    • Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan

    digunakan hanya di area/ruang isolasi

    Pembersihan lingkungan di ruang/area isolasi

  • Anjuran prosedur dan frekuensi

    pembersihan

    Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services,

    CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

    Rawat inap umum

    https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf

  • Langkah-langkah pembersihan

    Pembersihan rutin: pembersihan berkala (serta disinfeksi, saat dibutuhkan) saat ruangan masih

    digunakan yang bertujuan membersihkan material organik, meminimalisasi kontaminasi mikrobial,

    dan memberikan ruangan yang tampak bersih, terutama permukaan di zona pasien

  • Langkah-langkah pembersihan akhir

    Pembersihan akhir: pembersihan dan disinfeksi setelah pasien dipulangkan atau dipindahkan.

    Termasuk pembersihan material organik dan pengurangan besar serta eliminasi kontaminasi

    mikrobial untuk memastikan tidak ada perpindahan mikroorganisme ke pasien berikutnya.

  • Lingkungan: cara mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal

    • Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau

    kotor

    • Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk

    menghindari kontaminasi

    • Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan

    • Jika linen sangat kotor

    • bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta

    menggunakan benda yang datar dan keras

    • buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah

    • tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (seperti

    kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.

  • Lingkungan: cara mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal

    • Cara penataan dan pemindahan linen bersih harus

    menghindarkan kontaminasi (misal, dalam wadah tertutup)

    • Linen di bangsal perawatan pasien harus disimpan di area

    khusus (misal, di lemari atau ruangan) atau wadah tertutup

    yang jauh dari jangkauan publik.

  • Proses pengelolaan limbah

    Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab semua staf

  • • Penting agar prosedur pembersihan lingkungan dan disinfeksi

    dipastikan diikuti secara konsisten dan tepat.

    • Prosedur pembersihan permukaan lingkungan dengan air dan

    deterjen dan menggunakan disinfektan dengan jumlah yang biasa

    digunakan di rumah sakit (seperti natrium hipoklorit, 0.5%, atau

    etanol, 70%) sudah efektif dan memadai.

    • Alat dan perlengkapan medis, pencucian, alat makan dan limbah

    medis harus dikelola sesuai dengan prosedur keamanan rutin.

    Pertimbangan tambahan dalam langkah pencegahan standar

  • Rekomendasi 2. Memastikan

    dilakukannya triase, identifikasi

    awal, dan pengendalian sumber

  • Tatalaksana pasien sakit yang meminta pertolongan

    Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif

    Masukkan pasien ke

    area khusus

    Kasus khusus dan

    protokol tatalaksana

    klinis

    Pemindahan dan

    pemulangan secara aman

    Penggunaan triase klinis di

    fasilitas layanan kesehatan

    untuk tujuan identifikasi

    dini pasien yang

    mengalami infeksi

    pernapasan akut (ARI)

    untuk mencegah transmisi

    patogen ke tenaga

    kesehatan dan pasien lain.

  • • Cegah area terlalu penuh (overcrowding).

    • Lakukan triase cepat

    • Tempatkan pasien ARI di area tunggu khusus

    yang memiliki ventilasi yang cukup

    • Selan langkah pencegahan standar, terapkan

    langkah pencegahan percikan (droplet) dan

    langkah pencegahan kontak (jika ada kontak

    jarak dekat dengan pasien atau peralatan

    permukaan/material terkontaminasi)

    • Minta pasien yang memiliki gejala-gejala

    pernapasan untuk menjalankan kebersihan

    tangan, mengenakan masker dan menjalankan

    kebersihan pernapasan

    • Pastiken pasien saling berjarak setidaknya 1m

    Triase (1)

    Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif

    Masukkan pasien ke

    area khusus

    Kasus khusus dan

    protokol tatalaksana

    klinis

    Pemindahan dan

    pemulangan secara aman

  • The triage or screening area requires the

    following equipment:

    Triase (2)

    • Daftar pertanyaan skrining

    • Algoritma untuk triase

    • Berkas dokumentasi

    • APD

    • Alat dan poster kebersihan

    tangan

    • Termometer inframerah

    • Tong sampah dan akses

    pembersihan/disinfeksi

    • Pasang petunjuk-petunjuk di

    area umum berisi

    pertanyaan-pertanyaan

    skrining sindrom agar

    pasien memberi tahu tenaga

    kesehatan

  • Siapkan area selama triase:

    1. Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (pastikan ada jarak setidaknya

    1m antara staf skrining dan pasien/staf yang masuk

    2. Sediakan pembersih tangan alkohol dan masker (serta sarung tangan

    medis, pelindung mata dan jubah untuk digunakan sesuai penilaian risiko)

    3. Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1m

    4. Pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah

    5. Petunjuk-petunjuk jelas tentang gejala dan arah

    6. Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase-mencegah area triase

    menjadi terlalu penuh

    Triase (3)

  • • Jangan menerima pasien berisiko rendah

    tanpa komplikasi tanda dan gejala

    pernapasan yang menunjukkan infeksi dan

    tanpa penyakit yang mendasari.

    • Kelompok pasien dengan diagnosis sama di

    satu area.

    • Pasien suspek jangan ditempatkan di area

    yang sama dengan yang terkonfirmasi.

    • Tempatkan pasien-pasien ARI yang

    mengkhawatirkan di satu ruang berventilasi

    baik, jika mungkin.

    • Tugaskan tenaga kesehatan berpengalaman

    PPI dan wabah.

    Penempatan pasien di rumah sakit

    Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif

    Masukkan pasien ke

    area khusus

    Kasus khusus dan

    protokol tatalaksana

    klinis

    Pemindahan dan

    pemulangan secara aman

  • Rekomendasi 3. Menerapkan

    langkah-langkah pencegahan

    tambahan untuk kasus-kasus

    COVID-19

  • • pasien yang menunjukkan gejala dan suspek atau yang

    terkonfirmasi terinfeksi dengan patogen sangat menular,

    • jika patogen dipandang penting dari sudut pandang epidemiologis,

    • jika intervensi medis meningkatkan risiko transmisi agen infeksi

    tertentu

    • jika situasi klinis mencegah penerapan langkah-langkah pencegahan

    standar secara sistematis

    Sumber:

    Langkah-langkah pencegahan tambahan

  • Diadaptasi dari:Ontario Agency for Health Protection and Promotion, Provincial Infectious Diseases Advisory Committee. Routine Practices and Additional Precautions in All Health Care Settings. Edisi 3. Toronto, ON: Queen’s Printer for Ontario; November 2012.

    Apa saja yang dicakup dalam langkah pencegahan tambahan?

    Langkah Pencegahan Standar

    +

    Akomodasi/isolasi khusus (seperti ruangan tunggal, jarak antar tempat tidur, toilet terpisah dll.)

    +

    Petunjuk

    +

    APD

    +

    Peralatan khsusus dan pembersihan tambahan

    +

    Batasi pemindahan

    +

    Komunikasi

  • Langkah pencegahan tambahan didasarkan pada cara transmisi: cara langsung

    Kontak langsung

    Kontak langsung terjadi melalui sentuhan;

    seseorang dapat mentransmisikan

    mikroorganisme kepada orang lain melalui

    sentuhan kulit atau dengan permukaan, tanah

    atau tumbuhan

    Penyebaran percikan (droplet)

    Penyebaran percikan berarti penyemburan

    aerosol relatif besar dalam jarak dekat yang

    dihasilkan oleh bersin, batuk, atau bahkan

    berbicara

  • Cara tidak langsung

    Kontak tidak langsung

    Transmisi tidak langsung berarti perpindahan agen infeksi

    dari reservoir ke pejamu

    Transmisi udara terjadi ketika agen infeksi terbawa

    nukleus debu atau percikan yang melayang di udara

    Kendaraan (vehicle) dapat secara tidak langsung

    mentransmisikan agen infeksi

    Vektor dapat membawa agen infeksi atau menyokong

    pertumbuhan atau perubahan agen

  • Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (1)

    • Langkah-langkah pencegahan kontak dan percikan untuk semua pasien

    suspek atau terkonfirmasi COVID-19

    • Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan hanya untuk prosedur

    yang menghasilkan aerosol (seperti pengisapan lendir (suctioning) terbuka

    saluran pernapasan, intubasi, bronkoskopi, RJP)

    • Semua pasien penyakit pernapasan harus ditempatkan di ruangan tunggal,

    atau berjarak minimal 1m dari pasien lain waktu menunggu ruangan

    • Suatu tim tenaga kesehatan harus dikhususkan untuk merawat hanya pasien

    suspek

    • Tenaga kesehatan harus mengenakan APD: masker medis, pelindung

    mata atau wajah, jubah, dan sarung tangan

    • Kebersihan tangan harus dijalankan setiap kali “5 Momen” WHO berlaku,

    dan sebelum APD dan setelah melepas APD

  • Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (2)

    • Jika mungkin peralatan hanya digunakan sekali, khusus untuk satu pasien dan

    didisinfeksi sebelum digunakan kembali

    • Hindari memindahkan kasus suspek atau terkonfirmasi – jika perlu, pastikan

    pasien mengenakan masker. Tenaga kesehatan harus mengenakan APD yang

    sesuai.

    • Pembersihan rutin lingkungan sangat penting

    • Batasi jumlah tenaga kesehatan, pengunjung dan anggota keluarga yang

    berkontak dengan pasien. Jika perlu, semua orang harus mengenakan APD.

    • Semua orang yang masuk kamar pasien (termasuk pengunjung) harus dicatat

    (untuk tujuan penelusuran kontak).

    • Langkah-langkah pencegahan harus tetap dijalankan hingga gejala hilang.

  • Langkah-langkah pencegahan kontak

    • Kamar tunggal

    • Pasien tetap di kamar

    • Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”, terutama sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan sesudah melepas APD

    • Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan bersarung atau tidak bersarung yang terkontaminasi.

    • Staf harus mengenakan APD yang sesuai: jubah + sarung tangan

    • Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai

    • Pembersihan lingkungan disempurnakan

    • Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam perawatan pasien langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu, ponsel)

  • Langkah-langkah pencegahan percikan

    • Kamar tunggal

    • jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien

    dari pasien lain setidaknya dengan jarak 1 m

    • Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai:

    • Masker medis

    • Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)

    • Jubah

    • Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)

    • Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib

    mengenakan masker medis dan menggunakan rute

    perpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya

    untuk meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain

    dan pengunjung.

  • Sumber: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/251426/9789241549721-eng.pdf?sequence=1&ua=1

    https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/251426/9789241549721-eng.pdf?sequence=1&ua=1

  • Sumber: https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/251426/9789241549721-eng.pdf?sequence=1&ua=1

    https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/251426/9789241549721-eng.pdf?sequence=1&ua=1

  • Langkah pencegahan transmisi udara(dalam konteks COVID-19)

    Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk

    prosedur yang menyebabkan aerosol seperti:

    - bronkoskopi,

    - itubasi trakea,

    - pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung

    paru dapat menyebabkan dihasilkannya aerosol

    Hal-hal berikut ini wajib:

    • Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai:

    ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya 160L/s per pasien atau

    di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per jam

    dan arah aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan

    • APD: kontak + percikan

    • Ganti masker medis dengan masker efisiensi tinggi di ruangan (N-95, atau

    FFP2 atau masker setara)

  • Memasang Masker N95 –

    Periksa kerapatan sebelum memasuki ruangan!

  • Layanan rawat Jalan

    Prinsip-prinsip PPI dasar dan langkah-langkahpencegahan standar harus diterapkan di semua fasilitaslayanan kesehatan, termasuk layanan rawat jalan dan layanan primer

    Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perludiambil:

    • Triase dan identifikasi awal;

    • skrining sindrom dilakukan di klinik;

    • penekanan pada kebersihan tangan, kebersihanpernapasan dan masker medis digunakan olehpasien bergejala pernapasan (pertimbangkanpenggunaan tanda-tanda petunjuk);

  • Layanan rawat Jalan

    Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perlu diambil

    (lanjutan):

    • jika memungkinkan – tempatkan pasien di ruangan terpisah atau

    jauh dari pasien lain di ruang tunggu, dan kenakan masker,

    sarung tangan dan jubah jika mungkin saat menemui pasien di

    klinik (sebanyak mungkin langkah pencegahan kontak dan

    percikan)

    • saat pasien bergejala harus menunggu, pastikan area tunggunya

    terpisah (terpisah jarak 1 m);

    • perawatan pasien bergejala diprioritaskan;

    • jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang identifikasi awal

    atas gejala-gejala, langkah-langkah pencegahan dasar yang akan

    digunakan dan fasilitas layanan kesehatan mana yang harus

    dirujuk.

  • PERAWATAN DI RUMAH

    Strategi PPI apa yang

    dianjurkan WHO untuk

    COVID-19?

  • https://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected-

    novel-coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and-

    management-of-contacts

    https://www.who.int/publications-detail/home-care-for-patients-with-suspected-novel-coronavirus-(ncov)-infection-presenting-with-mild-symptoms-and-management-of-contacts

  • Perawatan di Rumah (Home Care) –

    untuk Tenaga Kesehatan

    Pasien dengan penyakit pernapasan ringan

    kemungkinan memerlukan perawatan di rumah.

    WHO menganjurkan agar pasien terus

    berkomunikasi dengan pemberi layanan kesehatan

    atau pihak kesehatan masyarakat selama periode

    perawatan di rumah – hingga gejala-gejala sembuh

  • Tenaga kesehatan harus:

    • Mengenakan masker dan menjalankan

    kebersihan tangan dengan baik, saat merawat

    • Jelaskan kepada pasien cara membatasi paparan

    kepada keluarganya. Ajarkan juga etika

    pernapasan dan kebersihan tangan (tutup mulut

    dan hidung saat batuk atau bersin).

    • Jelaskan kepada pemberi perawatan tentang

    cara merawat dengan benar anggota keluarga

    yang sakit seaman mungkin; dan berikan

    dukungan, penjelasan dan pemantauan terus-

    menerus kepada pasien dan keluarga

    Perawatan di Rumah (Home Care) –

    untuk Tenaga Kesehatan

  • Perawatan di Rumah – oleh

    pemberi perawatan

    Pemberi perawatan dan anggota keluarga harus (jika

    memungkinkan):

    • Diberi tahu jenis perawatan yang harus diberikan dan

    penggunaan perlindungan yang tersedia untuk menutupi hidung

    dan mulut

    • Jika tidak memberikan perawatan, pastikan pemisahan fisik

    (pisahkan di ruang lain atau setidaknya 1 meter) dari orang lain di

    rumah

    • Ingatkan kepada pasien untuk mengenakan masker ketika ada

    anggota keluarga lain (jika memungkinkan)

  • Laman Coronavirus Utama WHO

    https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

    Semua dokumen panduan teknis coronavirus (COVID-19)

    https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-

    2019/technical-guidance

    Dokumen PPI

    https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-

    2019/technical-guidance/infection-prevention-and-control

    https://www.who.int/infection-prevention/publications/en/

    Pertanyaan dan Jawaban

    https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

    Sumber-sumber informasi untuk COVID-19

    https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidancehttps://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/infection-prevention-and-controlhttps://www.who.int/infection-prevention/publications/en/https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-a-coronaviruses

  • • Benedetta Allegranzi, WHO HQ

    • April Baller, WHO HQ

    • Alice Simniceanu, WHO HQ

    • Anthony Twyman, WHO HQ

    • Vicky Willet, WHO HQ

    • Christine Francis, WHO HQ

    • Maria Clara Fonseca Barbosa Padoveze, WHO HQ

    • Maria Van Kerkhove, WHO HQ

    • Gertrude Avortri, AFRO

    • Pierre Claver Kariyo, AFRO

    • Kevin Ousman, AFRO

    • Ana Paula Coutinho, EURO

    • Joao Toledo, PAHO

    • Takeshi Nishijima, WPRO

    Kontributor

    TERIMA

    KASIH!