pencirian karbon organik air sungai citarum hulu dari

12
277 Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 277-288 (2010) Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari Masukan Air Limbah Penduduk dan Industri Eko Harsono &Sulung Nomosatryo Pusat Penelitian Limnologi, Jl. Raya Cibinong Km 47 Cibinong Bogor ABSTRACT Characterisation of Organic Carbon of Up Stream Citarum River Water from Domestic and Industrial Waste Effluent. The local government of Citarum upstream area has conducted the river cleaning program to increase Disolved Oxygen since 1991 until now. The program has impacted to installments of to wastewater treatment for 80% industrials in the Upper Citarum drainage area declining the load of BOD 5 wastewater. However most of waste water coming from Banung population have been treated in the collective wastewater treatment (IPAL) of Bojongsoang. Nevertheless, the low concentration of Dissolved oxygen which is under the minimum stream standard concentration, 3mg/l still becomes a problem until now. An ineffectiveness of improvement of the DO is caused by the treatment effluent BOD 5 load from domestic and industrial wastewater and low awareness industrial wastewater about characteristics of river water quality . This research aimed to characterize the BOD oxidation rate and BOD 5 regime of each river reach base on wastewater domestic or industrial characteristic. The result of this research can then be applied to build the priority of the load reduction of BOD 5 wastewater domestic or industrial in each reach of that river. The characteristic of oxidation rate have investigated at influent point and water body of Upper Citarum River by multivariate cluster observation. The oxidation rate was calculated by least-square method from BOD data. The BOD observation was measured by BOD meter everyday for 5 days. The result shows that Curugjompong at 0 to 21st km and 36th km to Majalaya bridge is characterizedby an industrial sewage, while the upper Citarum at 21 to 36 Km is characterized by an domesticsewage. Key words: Characteristic, oxydation rate, Citarum river, organic carbon. PENDAHULUAN Daerah aliran sungai (DAS) Citarum Hulu yang luas nya 1807 km 2 dan melingkupi Pemkot dan Pemkab. Bandung serta Pemkot. Cimahi, di salah satu sisi telah tumbuh sebagai pusat kegiatan ekonomi di Propinsi Jawa Barat. Namun di sisi lainnya, telah menekan sungai Citarum Hulu dengan beban karbon organik terdegradasi ( degra- dable organic carbon) yang terkandung dalam air limbah buangannya (Laporan tim PROKASIH 2007). Badan air sungai dapat dianggap sebagai mixed-flow reactor (Chapra 1997). Apabila badan air tersebut mendapat masukan material karbon

Upload: others

Post on 14-Jan-2022

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

277

Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 277-288 (2010)

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

Dari Masukan Air Limbah Penduduk dan Industri

Eko Harsono &Sulung NomosatryoPusat Penelitian Limnologi, Jl. Raya Cibinong Km 47 Cibinong Bogor

ABSTRACT

Characterisation of Organic Carbon of Up Stream Citarum River Water from Domestic and

Industrial Waste Effluent. The local government of Citarum upstream area has conducted the

river cleaning program to increase Disolved Oxygen since 1991 until now. The program has

impacted to installments of to wastewater treatment for 80% industrials in the Upper Citarum

drainage area declining the load of BOD5 wastewater. However most of waste water coming

from Banung population have been treated in the collective wastewater treatment (IPAL) of

Bojongsoang. Nevertheless, the low concentration of Dissolved oxygen which is under the

minimum stream standard concentration, 3mg/l still becomes a problem until now. An

ineffectiveness of improvement of the DO is caused by the treatment effluent BOD5 load from

domestic and industrial wastewater and low awareness industrial wastewater about

characteristics of river water quality . This research aimed to characterize the BOD oxidation

rate and BOD5 regime of each river reach base on wastewater domestic or industrial characteristic.

The result of this research can then be applied to build the priority of the load reduction of

BOD5 wastewater domestic or industrial in each reach of that river. The characteristic of

oxidation rate have investigated at influent point and water body of Upper Citarum River by

multivariate cluster observation. The oxidation rate was calculated by least-square method

from BOD data. The BOD observation was measured by BOD meter everyday for 5 days. The

result shows that Curugjompong at 0 to 21st km and 36th km to Majalaya bridge is

characterizedby an industrial sewage, while the upper Citarum at 21 to 36 Km is characterized

by an domesticsewage.

Key words: Characteristic, oxydation rate, Citarum river, organic carbon.

PENDAHULUAN

Daerah aliran sungai (DAS) Citarum

Hulu yang luas nya 1807 km2 dan

melingkupi Pemkot dan Pemkab.

Bandung serta Pemkot. Cimahi, di salah

satu sisi telah tumbuh sebagai pusat

kegiatan ekonomi di Propinsi Jawa Barat.

Namun di sisi lainnya, telah menekan

sungai Citarum Hulu dengan beban

karbon organik terdegradasi (degra-

dable organic carbon) yang terkandung

dalam air limbah buangannya (Laporan

tim PROKASIH 2007).

Badan air sungai dapat dianggap

sebagai mixed-flow reactor (Chapra

1997). Apabila badan air tersebut

mendapat masukan material karbon

Page 2: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

278

Eko Harsono & Nomosatryo

organik terdegradasi, maka akan tumbuhmikrobial. Sehingga sungai tersebut jugadapat dianggap sebagai kultur alami.Dimana nasib karbon organikterdegradasi dalam reaktor atau kulturalami tersebut akan dioksidasi olehmikrobial heterogenous yang padaumumnya terdiri dari bakteri, protozoa,rotifers dan fungi untuk pertumbuhanserta perkembangannya (Thomann1987).

Sungai karena kondisi hidrolika danalirannya, dapat melakukan reaerasiuntuk memproduksi oksigen terlarut(DO) di dalam badan air itu sendiri(Chapra 1997). Produksi DO tersebutakan digunakan untuk pertumbuhanmikrobial dengan mengoksidasi karbonorganik terdegradasi secara aerobik(Grady 1997). Apabila kehadiran karbonorganik terdegradasi sedikit, mikrobialyang tumbuh juga sedikit, dan kebutuhanoksigen terlarut (DO) juga sedikit.Sehingga reaerasi sungai masih dapatmengembalikan kandungan DO sungaiseperti semula dan kondisi aerobik masihdapat terjaga. Namun apabila karbonorganik yang hadir berlebihan, makamikrobial yang tumbuh kembang jugaberlebihan, dan DO yang dibutuhkan jugaberlebihan. Sehingga reaerasi tidakmampu lagi mengimbangi kebutuhanDO, yang pada gilirannya produksi DOtersebut defisit.

Sungai yang produksi DO-nyadefisit, lambat-laun akan tumbuhmikrobial yang dapat mengoksidasikarbon organik tanpa oksigen (mikrobialan-aerobik). Badan air sungai yang telahmengalami proses oksidasi an-aerobikakan membuat sungai berwarna hitam,

dimana produksi sampingannya (byproduct) adalah H2S yang bau dan zat-zat beracun lainnya (Thomann,1987).Sungai yang demikian itu harkatnya telahmerosot dan tidak disukai, karena tidakestetik dan terkesan kumuh.

Sungai Citarum Hulu telah menerimabeban karbon organik terdegradasi(degrdable) 160.000 ~ 200.000 Ton/Haridari penduduk (Salim 2002), dan 81.363~ 109.114 Ton/hari dari industri (Bukit2002). Dalam rangka melindungi sungaiCiatrum dalam dari ancaman difisit DOkarena beban tersebut. Pemda setempattelah menetapkan baku mutu kualitas airsungai Citarum Hulu pada peruntukangolongan C dengan konsentrasi DO air-nya e” 3mg/l (Laporan tim PROKASIH2007). Melalui PROKASIH dari tahun1991 hingga sekarang juga telahdilakukan upaya penurunan bebantersebut. Dimana hasilnya adalah, 80%industri yang ada di dalam DAS CitarumHulu telah memasang IPAL (Laporan timPROKASIH 2007). Disamping itu, jugatelah berlangsung Proyek BandungUrban Development (BUDP) yangmembangun saluran dan pengumpul airlimbah sebagian besar penduduk kotaBandung yang kemudian diolah di IPALkolektif Bojongsoang.

Efisiensi penurunan karbon organikterdegradasi oleh IPAL industri dariprogram tersebut telah mencapai antara50 s/d 60%. Sedangkan efisiensi IPALBojongsoang antara 45 s/d 50%. Tingkatefisiensi penurunan beban karbonterdegradasi tersebut, mestinya telahmengakibatkan laju reaerasi alami sungaiCitarum Hulu sudah dapat mengem-balikan DO air pada konsentrasi yang

Page 3: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

279

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

dikehendaki. Namun demikian sampaisaat ini, kandungan oksigen terlarut (DO)air sungai Citarum Hulu masih kurang daribaku mutu peruntukkannya, bahkan disebagian ruas sungai konsentrasi DOairnya 0 mg/l (Wangsaatmadja 2007).

Belum efektifnya upaya penurunanbeban karbon organik terdegradasitersebut, karena pendekatan yang telahdilakukan masih berdasarkan padapembatasan beban pada keluaran darisumber pencemar (effluent standard).Pendekatan ini tidak mempertimbangkankarakteristik sungainya sebagai badanair penerima. Meskipun target penurunankarbon organik terdegrdasi telah tercapaisesuai dengan baku mutu effluent, namunbelum tentu dapat menaikan DO airsungai sesuai dengan yang dikehendakioleh baku mutu sungainya (Streamstandard). Untuk itu badan air sungaiCitarum Hulu perlu diteliti untukmengungkap karakteristiknya dalammenerima beban karbon organikterdegradasi. Sehingga hasilnya dapatdigunakan sebagai landasan untukmenyusun alternatif dalam perencanaandan implementasi pengendalian karbonorganik terdegrdasi dalam perbaikan DOair.

Sungai Citarum Hulu mempunyaibanyak anak sungai (tributary) yangDAS-nya luas maupun sempit. Melaluianak-anak sungai tersebut beban karbonorganik terdegrdasi dari pendudukmaupun industri masuk ke dalam badanair sungai Citarum Hulu. Sehingga sangatsulit untuk membedakan asal air limbahyang mendominasi di setiap ruas badanair sungai tersebut. Apabila dominasi asalair limbah tersebut dapat diketahui, maka

dapat disusun prioritas dalam penurunankarbon organik terdegradsi dari sumberpencemar yang ada di dalam sub-DASruas-ruas sungai Citarum Hulu.

Laju oksidasi karbon organikdegradable dapat dikatakan sebagaiekspresi kinerja mikrobial heterogenousdari suatu kultur (Benefield 1980). Lajuoksidasi karbon organik tersebuttergantung pada kemudahan karbonorganik dioksidasi, kondisi fisika dankimia lingkungan mikrobial serta kesiapanmikrobial dalam kultur tersebut. Apabilakondisi fisika, kimia lingkungan danmikrobial konstan (sama), laju oksidasisemakin tinggi maka semakin mudah pulakarbon organik terdegrasi dioksidasi.Sebaliknya semakin rendah laju oksidasi,maka semakin sulit pula karbon organikterdegradasi dapat dioksidasi. MenurutChapra (1997) laju oksidasi untuk airlimbah domestik berkisar antara 0,05sampai 0,3/hari, dan penelitian Oke(2005) untuk contoh air limbah domestikdari influen IPAL kolam stabilisasi diNigeria, telah memperoleh laju oksidasi0,254 s/d 0,350. Sedangkan menurutNemerow (1978) laju oksidasi air limbahindustri tergantung pada jenis industrinya,dimana rentangnya antara 0,5 s/d 1.5/hari. Apabila karbon organik terdegrdasidi dalam air setiap ruas sungai CitarumHulu dapat dicirikan berdasarkan lajuoksidasi dari air limbah penduduk danindustri. Maka dapat diketahui asal airlimbah yang mendominasi di setiap ruassungai tersebut. Untuk itu penelitian initelah dilakukan, dimana hasilnyadiharapkan dapat digunakan untukmenyusun prioritas dalam penuruanankarbon organik terdegradsi dari sumber

Page 4: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

280

Eko Harsono & Nomosatryo

pencemar yang ada di dalam sub-DASruas-ruas sungai tersebut, sehingga DOair sungai Citarum Hulu dapat meningkatsesuai dengan yang diharapkan.

BAHAN DAN CARA KERJA

Pencirian air limbah domestik danindustri di ruas-ruas sungai Citarum Hulu,dilakukan dengan metode multivariatecluster observations menggunakanperangkat lunak statistik Minitab Release14.12.0. Ciri air limbah domestik danindustri diwakili oleh laju oksidasi karbonterdegradasi (degradable) (k) daricontoh air sungai, influen sungai(masukan aliran air ke dalam sungai), airlimbah area pemukiman dan contoh airlimbah area industri di sepanjang sungaiCitarum Hulu ruas Curugjompong hinggaMajalaya.

Berdasarkan informasi yang telahdiperoleh bahwa, 80% industri yang telahberkembang di DAS Citarum Huluadalah industri tekstil (Laporan TimPROKASIH 2007), air limbah daridomestik Kota Bandung telah disalurkandan diolah di IPAL Bojongsoang, daninformasi penyebaran area pemukimandan industri hasil klasifikasi dari citraAster tahun 2007, maka titik-titikpengambilan contoh air telah ditentukan.Contoh air limbah domestik (DMT) yangsebagai acuhan, diambil di saluranmasuk (influen) IPAL Bojongsoang.Contoh air limbah industri (INDT) yangsebagai acuhan, diambil dari saluranpembuang kawasan industri tekstil didaerah Dayeuhkolot sebelum masuk kedalam IPAL Industri kolektif Cisiriung.

Sedangkan contoh air yang lain lokasititiknya dapat dilihat dalam Gambar 1.

Pengambilan contoh air tersebutdilakukan pada bulan April 2008, yaitupada akhir musim penghujan. Dimanapengambilan contoh airnya dilakukandengan metode Grab. Menurut Chapra(1997), karbon organik terdegradasi yanglangsung di oksidasi oleh mikrobial adalahyang dalam bentuk terlarut. Untukmendekati itu, maka contoh air yang telahdiambil langsung disaring dengan kertassaring Millipore 0,45 ìm. Dimana contohair yang telah tersimpan dalam botolsample tersebut disimpan dalampendingin (d”40C) ketika dibawa kelaboratorium. Sedangkan untuk menjagakeutuhan kandungan karbon organikterdegradasi dalam botol sample,sebelum 24 jam dari pengambilannyatelah dilakukan analisis dan percobaanuntuk menentukan BOD harian dilaboratorium.

Penentuan BOD harian tersebut,dilakukan dengan menggunakan BOD-meter merck Aqualitic AL 181 yangsesuai metode standard APHA (1995).Dimana untuk menjamin kinerja mikrobialpada kultur di dalam botol untuk analisisBOD di laboratorium tersebut, telahdigunakan mikrobial dari kultur lumpurmikrobial sungai Citarum Hulu.

Sedangkan laju oksidasi karbonorganik dihitung dari data BOD harianyang telah diperoleh. Dimana metodeperhitungan laju oksidasi tersebut,menggunakan metode least-squares(Metcalf 1991).

Page 5: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

281

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

HASIL

Hasil pemantauan BOD hariancontoh air sungai dan acuhan disajikandalam Gambar 2, sedang dari masukanaliran (influen) disajikan dalam Gambar3

Dari Gambar 2, dan Gambar 3 dapatdilihat, kurva BOD mempunyaikecenderungan yang serupa. Dimana harike nol hingga hari ke 1 masih landai,namun menginjak hari ke 2 sampaidengan hari ke 4 kurva BOD telahmemperlihatkan kenaikan yang berarti,dan hingga hari ke 5 kurva BOD relatiftidak menunjukkan kenaikan yangberarti. Meskipun kecenderungantersebut serupa, namun bila dilihat daritiap titik contoh airnya, maka kurvatersebut mempunyai karakter sendiri-sendiri. Hal ini terlihat jelas pada Gambar2(b) yang merupakan contoh acuhan dariair limbah industri dan penduduk, dimanakecenderungannya sama namunlengkung BOD dari air limbah industrilebih tingggi dibandingkan dengan dari air

Gambar 1. Lokasi Titik Pengambilan Contoh Air (Sampling)

limbah penduduk. Karakteristik kurvaBOD tersebut perbedaannya semakinjelas apabila dilihat dari laju oksidasikarbon organiknya (k) yang hasilnyadilaporkan berikut ini.

Dari hasil pengamatan BOD tiaphari dan menggunakan metode sepertiyang telah diuraikan sebelumnya, dapatdihitung laju oksidasi karbon organik (k).Hasil perhitungan k dari pemantauanBOD tiap titik pengambilan contoh airdisajikan dalam Gambar 4.

Dari Gambar 4 dapat dilihat, hasil kair limbah domestik (DMST) telahdiperoleh 0.2088/hari, dan industri0,491988/hari. Berdasarkan k acuhantersebut, nilai k air sungai di titik 357, 382dan 397 serta k air dari anak-anak sungai(influen) 356, 368,371 dan 398 cenderungberdekatan karakternya. Sedangkan nilaik air sungai di titik 361 dan dari anak-anak sungai (influen) 359, 364, 367, 368,369, 464, dan 387 cenderung berdekatandengan nilai karakter kurva BOD dari airlimbah penduduk (DMST).

Page 6: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

282

Eko Harsono & Nomosatryo

0

20

40

60

80

100

120

140

0 1 2 3 4 5Waktu (Hari)

BO

D (M

g/l)

Domistik (DMT)Industri (INDT)

0

5

10

15

20

25

30

0 1 2 3 4 5Waktu (Hari)

BOD

(Mg/

l)357 361

382 397

(a) (b)

Gambar 2. Hasil pemantauan BOD setiap hari di titik sungai (a) dan cuhan (b)

05

101520253035

0 1 2 3 4 5Waktu (Hari)

BOD

(Mg/

l)

387 369364 464468 479359 367

020406080

100120140

0 1 2 3 4 5Waktu (Hari)

BOD

(Mg/

l)398 392368 371476 356

Gambar 3. Hasil pemantauan BOD setiap hari contoh air di titik influen

K Acuhan : K Sungai : K nfluen :

Curugjompong

Majalaya

Gambar 4. Hasil Perhitungan Laju Oksidasi (K)

Page 7: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

283

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

Apabila kecenderungan visualtersebut dikelompokan lebih teliti denganmenggunakan “multivariate clusterobservations”, maka diperoleh 3kelompok yang berbeda dimanadendrogramnya dapat dilihat dalamGambar 5 .

Dari Gambar 5 dapat dilihatkelompok 1 dirinci menjadi sub-kelompokA1, A2 dan A3. Kelompok 2 hanya diisioleh titik 476. Sedang kelompok 2 terdiridari sub-kelompok C3 dan C5 dengansisa titik 468, DMST, 464 dan 369.

Sub-kelompok A1 yang terdiri darititik 356 (s.Cisarea), 357 (s.Citarum) dan371 (s.Citepus) dapat diartikan bahwa,air sungai Citarum di titik 357 satu tipekaldengan air influen titik 356 dan titik 371.Sub-kelompok A2 yang terdiri dari titik368 (s. Palasari), 382 (s.Citarum) dan titik397 (s.Citarum), dapat diartikan sebagaiair sungai Citarum di titik 382 dan 397satu tipekal dengan air influen titik 368.Sub-kelompok A3 yang terdiri dari titik398 (s.Cimahi) dan 392 (s.Cibeureum)

dan INDST (industri), dapat diartikan airinfluen titik 398 dan 392 satu tipekaldengan air limbah industri. Sub-kelompokA tersebut, semuanya masuk dalam saturumpun kelompok 1 yang mempunyairerata K 0.451601/hari dan standarddeviasi (Sd) 0,031719/hari. Sehinggadapat dikatakan kelompok 1 merupakanrumpun bercirikan air limbah industri,dimana air sungai Citarum di titik 357,382dan 397 masuk di dalamnya.

Sub-kelompok C3 yang terdiri darititik 364 (s.Cidurian), 387 (s.Ciwidey) dantitik 478, dapat diartikan air limbah influendi titik-titik tersebut satu tipekal. Sub-kelompok C5 yang terdiri dari titik 359(s.Citarik), 367 (s.Cikapundung) dan titik361 (s.Citarum), dapat diartikan bahwaair sungai Citarum di titik 361 satu tipekaldengan ciri air limbah influen di titik 357dan 367. Sedang sisa titik 468, DMST(domestik), 464 dan 369 (s.Cisangkey)merupakan titik-titik influen dengan cirimasing-masing. Sub-kelompok C dan sisatitik tersebut, semuanya masuk dalam

Gambar 5. Pengelompokan dari observasi

Page 8: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

284

Eko Harsono & Nomosatryo

satu rumpun kelompok 2 yangmempunyai rerata K 0,207606/hari danstadard deviasi (Sd) 0,29531/hari .Sehingga dapat dikatakan kelompok 3merupakan rumpun bercirikan air limbahdomestik, dimana air sungai Citarum dititik 361 masuk di dalamnya

Titik 476 yang anggota kelompok 3,merupakan satu tangan dengan kelompok1. Ini menunjukkan bahwa titik tersebutlebih dekat dengan kelompok 1 yangbercirikan air limbah industridibandingkan dengan kelompok 2 yangbercirikan air limbah domestik.

PEMBAHASAN

Mikrobial yang digunakan dalampemantauan BOD harian, pada tahapawal akan melakukan aklimasi danadaptasi untuk penyesuaian dengankondisi dan karbon organik terdegradasiyang ada (Benefield,1980). Kemudianpada tahap selanjutnya, mikrobial tersebutakan tumbuh dengan melakukan oksidasikarbon organik terdegradasi hinggahabis. Secara empirikal, mikrobialmelakukan oksidasi karbon organik didalam botol BOD tersebut hingga habismemerlukan waktu selama 5 hari (Grady1980). Memperhatikan Gambar 1 danGambar 2, proses aklimasi dan adaptasiterjadi selama 1 hari. Setelah mikrobialsiap pada kondisi percobaan tersebut,maka mulai melakukan peran secaraoptimum hingga karbon organikterdegradasi yang ada dalam air habis.Pada saat karbon organik degradablemendekati habis, maka kurva BOD padahari ke 4 hingga ke 5 juga mendekatikonstan.

Memperhatikan kurva BOD dari airlimbah domestik (DMST), nilai k airlimbah tersebut telah diperoleh sebesar0.2088/hari. Apabila dibandingkandengan k dari penelitian pendahulu(Chapra 1997), hasil k penelitian inimasuk dalam rentang yang ada dalampenelitian tersebut. Sedangkan biladibandingkan dengan hasil penelitian Oke(2005), nilai k hasil penelitian ini lebihkecil. Perbedaan hasil penelitian ktersebut, diperkirakan karena letak IPALterhadap daerah layanan. Makin jauhletak IPAL dengan daerah layanan,perjalanan air limbah tersebutmemerlukan waktu yang lebih lamahingga sampai titik pengamatan. Semakinlama perjalanan karbon organikterdegrdasi di penyaluran air limbahtersebut, semakin banyak pula karbonorganik terdegrdasi yang teroksidasi olehmikrobial yang tumbuh di saluran airlimbah tersebut. Dengan demikian karbonorganik terdegradasi yang tersisa di titikpengamatan telah berkurang, dan k yangdiperoleh juga semakin kecil.

Sedangkan apabila memperhatikanhasil k dari limbah industri yang telahdiperoleh, yaitu 0,491988/hari. Nilai initerletak pada rentang bawah dari hasilpeneliti-peneliti pendahulu (Nemerow1978). Seper ti telah dikemukakansebelumnya, bahwa lokasi pengambilancontoh air limbah industri dilakukan padasaluran pembuang air limbah darikawasan industri yang akan masuk kedalam sungai Citarum Hulu. Sehingga airlimbah tersebut telah tercampur denganair limbah dari aktivitas lain di kawasanindustri tersebut. Dengan demikian nilaik yang telah diperoleh dalam penelitian

Page 9: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

285

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

ini lebih kecil dibandingkan dengan hasildari peneliti pendahulu.

Seperti diuraikan dalam metodepenelitian, contoh air limbah industri dandomestik diambil dari titik sebelum masukIPAL (influen IPAL). Laju oksidasi (k)contoh air titik-titik influen dari kelompokair limbah industri mirip dengan k airlimbah industri. Laju oksidasi (k) contohair titik-titik influen dari kelompok airlimbah domestik mirip dengan k air limbahdomestik. Ini berarti air limbah pada titik-titik influen yang telah diambil bolehdikatakan belum melalui IPAL

Memperhatikan hasil pengelompo-kan yang telah diperoleh, dari 4 titikcontoh air sungai 3 titik masuk dalamkelompok air limbah industri dan 1 titikmasuk ke dalam kelompok air limbahdomestik. Sedang untuk titik-titik contohair influen, 5 titik masuk ke dalamkelompok industri dan 6 titik masuk kedalam kelompok air limbah domestik.Apabila nilai k dari titik-titik tersebutdiplotkan terhadap jarak dari

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Jarak dari Curugjompong (Km)

K (1/

Hari)

Sungai Influen

Curugjompong

356

357

361

382397

359364

367369

464

368

468

371

387

392

478

476

398

Majalaya

Pengaruh airlimbah IndustriPengaruh air limbah Industri Pengaruh air limbah Domistik

Curugjompong ke Majalaya, makadiperoleh Gambar 6 berikut ini.

Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa,sungai Citarum Hulu dari Km. 0 hinggaKm.21 terdapat 5 titik influen darikelompok air limbah industri dan 6 titikinfluen dari kelompok air limbahdomestik. Diantara titik-titik influentersebut terdapat anak sungai yang besar,yaitu sungai Ciwidey (387), sungaiCisangkey (369) dan sungai Cikapundung(367) yang masuk ke dalam kelompok airlimbah domestik. Dimana debit aliransungai tersebut adalah Ciwidey 7,0 m3/dt, sungai Cisangkey 4,0 m3/det dansungai Cikapundung 2,70 m3/det .(E.Harsono 2009). Namun titik-titik disungai 397 dan 382 masuk ke dalamkelompok air limbah industri.

Ruas sungai antara Km. 21 hinggaKm.36 mempunyai 2 titik influen darikelompok air limbah domestik. Dua titiktersebut telah menyebabkan titik 361 disungai juga masuk pada kelompok airlimbah domestik. Demikian juga dengan

Gambar 6. Profil k terhadap jarak dari Curug Jompong

Page 10: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

286

Eko Harsono & Nomosatryo

ruas sungai antara kilometer 36 hinggakilometer 44 yang hanya terdapat 1 titikinfluen dari kelompok air limbah industri,telah menyebabkan titik 357 di sungaijuga masuk ke dalam kelompok air limbahindustri.

Memperhatikan ruas kilometer 0sampai dengan kilometer 21, meskipunruas hulunya dari kelompok air limbahdomestik dan ada 6 titik influen darikelompok air limbah domestik, namun duatitik di sungai masuk ke dalam kelompokair limbah industri. Ini menunjukanbahwa, air limbah industri yang masukpada ruas tersebut sangat kuattekanannya. Sehingga pada ruas tersebutdapat di katagorikan pada ruas yangdicirikan oleh air limbah industri. Begitujuga dengan ruas kilometer 21 hinggakilometer 36 dikatagorikan ruas yangdicirikan oleh air limbah domestik, danruas kilometer 36 hingg kilometer 44dikatagorikan ruas yang dicirikan oleh airlimbah industri.

Memperhatikan pembagian ruasberdasarkan ciri laju oksidasinya tersebut,sungai Citarum Hulu dari Curugjomponghingga Majalaya sebagian besar ruasnyabercirikan air limbah industri.Berdasarkan klasifikasi tutupan lahanmelalui citra aster tahun 2007 (Gambar7), ruas kilometer 0 sampai dengankilometer 21 setara dari Curugjompongsampai Daerah Dayeuhkolot. Padadaerah antara ruas tersebut, terdapatsentra industri Cimahi dan Dayeukolotyang dekat dengan ruas kilometer 0hingga kilometer 21. Maka dapatdiperkirakan ciri air limbah industri padaruas tersebut banyak dipengaruhi olehbuangan air limbah dari sentra-sentraindustri tersebut.

Dari Gambar 8 dapat dilihat, ruaskilometer 21 hingga kilometer 36mendapat masukan dari anak-anaksungai seperti sungai Cikapundung,Cidurian dan lainnya, dimana sub DAS

Gambar 7. Posisi Titik-Titik Sampilng Anggauta Kelompok 1 Terhadap Tutupan Lahan Industri

Page 11: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

287

Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu

anak sungai tersebut melingkupi kotaBandung yang padat pemukimannya.Maka dapat dimengerti apabila sungaiCitarum pada ruas 21 hingga 36bercirikan air limbah domestik.

KESIMPULAN

Laju oksidasi karbon organikterdegrdasi dapat digunakan untukmencirikan air sungai Citarum Hulu dariair limbah industri dan domestik.

Air sungai Citarum Hulu telahdicirikan oleh air limbah industri dandomestik, dimana pembagian ciri tersebutadalah sebagai berikut,

Ruas Km.0 sampai dengan Km.21dari Curugjompong dicirikan oleh airlimbah industri.

Ruas Km.21 sampai dengan Km.36dari Curugjompong dicirikan oleh airlimbah domestik.

Ruas Km.36 sampai denganMajalaya dari Curugjompong dicirikanoleh air limbah industri.

Ciri air limbah industri di ruas Km.0sampai dengan Km.21 banyakdipengaruhi oleh sentra industri di daerahDayeuhkolot dan Cimahi

Ciri air limbah domestik di ruasKm.21 sampai dengan Km. 36 banyakdipengaruhi oleh anak-anak sungai yangsub DAS-nya melingkupi Kota Bandung.

Ciri air limbah industri pada ruas Km.36 sampai dengan majalaya banyakdipengaruhi oleh sentra indutri di daerahMajalaya.

DAFTAR PUSTAKA

APHA.1995. Standard Method for theExamination of Water andWastewater. America WaterWorks Association and WaterPollution Control Federation,Washington DC.

Benefield. LD & CW. Randall 1980.Biological Process Design forWastewater Treatment. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J.

Bukit. NT & IA.Yusuf. 2002. Bebanpencemaran limbah industri danstatus kualitas Sungai Citarum, J.Teknologi Lingkungan. 3(2): 98–106

Chapra. S.C. 1997. Surface WaterQuality Modeling. New York,McGraw-Hill.

Eko Harsono 2009. Identifikasi titik-titikmasukan aliran material konsumeroksigen terlarut (DO) air SungaiCitarum hulu, Limnotek 16 (1):,33 – 45

Grady.CPL & HC. Lim. 1980. Biologi-cal wastewater treatment, theoryand applications. Marcel Dekkerinc, New York

Metcalf & Eddy, Inc. 1991. WastewaterEngineering. McGraw-Hill,Inc.,New York.

Nemerow, NL. 1978. Industrial waterpollution, orginis, characteris-tics and treatment, Addison-Wesley Publishing Company,Massa-chusetts

Oke,IA & AA. Akindahunsi. 2005. Astatistical evaluation of method ofdetermining BOD rate. J. Appl.Sci. Res. 1(2): 223 – 227

Page 12: Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari

288

Eko Harsono & Nomosatryo

Salim.H. 2002, Beban PencemaranLimbah Domestik dan Pertanian diDAS Citarum. J. TeknologiLingkungan. 3(2): 107-111

Thomann. RV & JA. Mueller. 1987,Principles of Surface WaterQuality Modeling and Control.Harper and Row, Publishers, NewYork.

Tim PROKASIH. 2007.Laporan Kegia-tan Pengendalian Pencemaran

Memasukkan:November 2009Diterima:Maret 2010

Air Melalui Prokasih TahunAnggaran 2007. PemerintahPropinsi Jawa Barat

Wangsaatmadja.S. 2007. Evaluasikebijakan pengendalian pencema-ran Sungai Citarum hulu melaluipendekatan daerah aliran sungaiterpadu, J. Infrastruktur danLingkungan Binaan. 3(2): 68 –79.