penelitian pengaruh terapi bekam untuk penanganan nyeri

25
Penelitian Pengaruh Terapi Bekam untuk Penanganan Nyeri Lutut Anterior (Bagian Depan) dan potensi peranannya dalam Promosi Kesehatan Diterjemahkan oleh dr. Abu Hana Untuk http://kaahil.wordpress.com Dari artikel : Kaleem Ullah, Ahmed Younis & Mohamed Wali: An investigation into the effect of Cupping Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion.: The Internet Journal of Alternative Medicine. 2007; Volume 4, Number 1. Kaleem Ullah, MSc Physiotherapy, University of East Anglia UK Ahmed Younis, Principal Lecturer St Georges University of London UK Mohamed Wali, St Georges University of London UK Abstrak Objektif: Untuk mengetahui pengaruh Terapi Bekam dalam tingkatan patofisiologis pada penanganan Nyeri lutut anterior (bagian depan) dan dampaknya terhadap kualitas hidup serta kenyamanan. Metode: Survei Eksperimen menggunakan percobaan klinis dan kuesioner. Follow up dilakukan selama 3 minggu untuk mengetahui pengaruh jangka panjang efek terapi dengan menggunakan penilaian obyektif maupun subyektif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui berapa

Upload: iant-retalica

Post on 15-Feb-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Penelitian Pengaruh Terapi Bekam untuk Penanganan Nyeri

Lutut Anterior (Bagian Depan) dan potensi peranannya dalam

Promosi Kesehatan

Diterjemahkan oleh dr. Abu Hana

Untuk http://kaahil.wordpress.com

Dari artikel :

Kaleem Ullah, Ahmed Younis & Mohamed Wali: An investigation into the effect of Cupping

Therapy as a treatment for Anterior Knee Pain and its potential role in Health Promotion.: The

Internet Journal of Alternative Medicine. 2007; Volume 4, Number 1.

Kaleem Ullah, MSc Physiotherapy, University of East Anglia UK

Ahmed Younis, Principal Lecturer St Georges University of London UK

Mohamed Wali, St Georges University of London UK

Abstrak

Objektif: Untuk mengetahui pengaruh Terapi Bekam dalam tingkatan patofisiologis pada

penanganan Nyeri lutut anterior (bagian depan) dan dampaknya terhadap kualitas hidup serta

kenyamanan.

Metode: Survei Eksperimen menggunakan percobaan klinis dan kuesioner. Follow up dilakukan

selama 3 minggu untuk mengetahui pengaruh jangka panjang efek terapi dengan menggunakan

penilaian obyektif maupun subyektif. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengetahui berapa

banyak variabel independen menyebabkan peserta penelitian mengalami perubahan (Dane,

1990).

Hasil: Terdapat perbedaan statistik yang signifikan dalam tingkat rasa sakit, kenyamanan dan

rerata pergerakan pada pasien dengan nyeri lutut anterior antara sebelum dan setelah bekam

(P <0,05).

Kesimpulan: Telah dilakukan penelitian mengenai keampuhan/Efikasi Terapi bekam untuk

Page 2: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

penanganan nyeri lutut anterior serta kenyamanan dan pergerakannya, hasil penelitian

menunjukkan adanya perbaikan pada peserta penelitian sebagai akibat dari Terapi Bekam.

Dianjurkan untuk dilakukan studi lebih lanjut dengan menggunakan sample penelitian yang lebih

besar dan waktu yang lebih lama.

Pendahuluan

Cupping (bekam) merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam

perawatan dan pengobatan berbagai masalah kesehatan diantaranya : Penyakit darah seperti

hemofili dan hipertensi, Penyakit reumatik mulai dari artritis, sciatica/nyeri panggul, sakit

punggung, migren, gelisah/anxietas dan masalah fisik umum maupun mental. Tujuan bekamDikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 2

adalah untuk membuang darah dari dalam tubuh yang diyakini dapat merusak tubuh dan pada

gilirannya berpotensi merugikan mulai dari gejala biasa sampai yang mengarah pada

menurunnya derajat kesehatan.

Sejarah dan asal mula Terapi Bekam

Secara tradisional, Terapi bekam telah dipraktekkan oleh banyak budaya dalam satu bentuk

atau lainnya. Di Inggris praktek Terapi bekam juga telah tercatat dalam kurun waktu yang lama

dengan salah satu jurnal kesehatan ‘ The Lancet ‘ yang diberi nama setelah adanya praktek ini.

Lanset merupakan salahsatu peralatan bedah tradisional yang digunakan untuk membuang

kelebihan darah yakni venaseksi dan digunakan untuk membedah Abses/bisul. Kata dalam

bahasa Arab untuk Terapi Bekam adalah Al-Hijamah yang berarti untuk mengurangi ukuran yakni

untuk mengembalikan tubuh pada kondisi alamiah.

Praktek Al-Hijamah telah menjadi bagian dari budaya Timur Tengah selama ribuan tahun

sebagaimana telah ada pada catatan di zaman Hipokrates (400 SM). Di belahan barat, yang

pertama melakukan Terapi Bekam adalah orang-orang Mesir kuno, dan yang tertua terekam

dalam Textbook berjudul “ Ebers Papyrus” yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di negeri Mesir

menyebutkan masalah bekam (Curtis, 2005). Terapi bekam secara umum dapat dibagi menjadi

Page 3: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

dua kategori: Bekam kering (Dry Cupping) dan Bekam basah(Wet Cupping). Terapi bekam

kering cenderung lebih banyak dipraktekkan di wilayah Timur Jauh, sedangkan Bekam basah

menjadi favorit di wilayahTimur Tengah dan Eropa Timur. Untuk tujuan penelitian ini dilakukan

penyelidikan Terapi bekam basah yang kemudian disebut sebagai Terapi Bekam.

Penggunaan Terkini Terapi Bekam

Pengobatan Komplementer dan Alternatif (CAM= Complementary and Alternative Medicine)

akhir-akhir ini menjadi lebih populer di masyarakat dan mendapatkan kredibilitas dalam dunia

Biomedis kesehatan (Hill, 2003). Survei menunjukkan bahwa sekitar sepertiga dari penduduk

Inggris (Ernst, 1996) dan sedikit lebih tinggi di Amerika Serikat (Wootton dan Sparber, 2001)

menggunakan CAM. Selain itu, mainstream dunia kesehatan yang meminta bukti lebih lanjut untuk

CAM semakin tertarik pada beberapa bentuk CAM (Hoffman, 2001).

Khasiat Medis dari Terapi Bekam

Menurut Hennawy (2004), Terapi Bekam diindikasikan untuk penanganan gangguan darah,

mengobati nyeri, inflamasi/peradangan, relaksasi fisik dan mental, varises pada pembuluh

darah vena dan masase jaringan dalam serta memberikan hingga 50% peningkatan pada

tingkat kesuburan.

Prinsip-prinsip Akupunktur dan Akupressure sangatlah mirip dengan Terapi Bekam basah, hanya

saja pada bekam basah melibatkan pengeluaran darah sedangkan pada Akupunktur dan

Akupressure menggunakan isapan dan stimulasi pada titik-titik tertentu untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Pengeluaran darah (Blood letting) itu sebenarnya merupakan salahsatu di antara

teknik Akupunktur tertua (Dharmananda, 2004). Diperkirakan bahwa Akupunktur awalnya

merupakan metode penusukan bisul dari kulit, kemudian dikembangkan untuk mengeluarkan

“darah kotor” yang umumnya disertai cedera atau demam dan pada akhirnya dapat

mengeluarkan roh jahat dan atmosfir Qi yang jelek (terutama “angin”) keluar dari dalam

tubuh(Unschuld, 1985). Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 3

Page 4: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Fokus perhatian kembali pada penelitian tradisi pengobatan Cina dimana penemuan

Akupressure dan Akupunktur dalam meredakan nyeri telah membuktikan bahwa dengan metode

tersebut dapat melepaskan zat seperti morfin (Endorfin), Serotonin atau Kortisol yang pada

akhirnya dapat meredakan nyeri dan membantu memperbaiki status fisiologis individu (Schulte,

1996). Akupressure dan Akupunktur dalam faktanya telah digunakan dan terbukti berguna untuk

meredakan nyeri dan penanganan addiksi/ketagihan(Schulte, 1996; Hinze, 1988; Cadwell,

1998). Pada tingkat biologis; Akupressure dan Akupunktur bekerja dengan cara merangsang

atau mengaktifkan (1) sistem kekebalan tubuh; (2) Pengeluaran Enkefalin; (3) Pelepasan

neurotransmitter (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) Gerbang rasa nyeri

pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensari rasa nyeri (NIH Consensus

Development Panel, 1998; Schulte, 1996). Akhirnya, diyakini bahwa perangsangan pada titik

Akupuntur dapat mengakibatkan Gerbang nyeri menjadi kewalahan dengan cara meningkatkan

frekuensi impulse, sehingga akhirnya menutup gerbang dan dapat meredakan nyeri(Oumeish,

1998; Cadwell, 1998).

Menurut Institut Kesehatan Nasional (NIH) Consensus Development Panel (1997), Akupunktur juga

efektif menangani mual dan muntah akibat kemoterapi, mual pada kehamilan, sakit gigi, adjunct

therapy, kasus addiksi, rehabilitasi stroke, sakit kepala, kram haid, tennis elbow, fibromyalgia,

nyeri punggung bawah(LBP), carpal tunnel syndrome, asma dan sebagainya (Lee, 2001).

Mengingat relatif rendahnya biaya CAM pada umumnya sehingga integrasi antara terapi dalam

mainstream kesehatan publik tidak diragukan lagi akan dapat meringankan beban keuangan

dan waktu pada sistem sistem kesehatan kita ini.

Sebagaimana bekam juga ditujukan sebagai terapi yang efektif untuk penanganan nyeri dan

memiliki kesamaan dengan teori Akupunktur dan Akupressure, sehingga sangatlah mungkin

Terapi Bekam memiliki aksi mekanisme biologis yang sama pula seperti disebutkan diatas dalam

hal meredakan nyeri.

Page 5: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Nyeri Lutut Anterior dan Terapi Bekam

Sebagaimana diketahui bahwa cedera lutut merupakan cedera serius yang paling sering terjadi

selama kegiatan olahraga (Johnson, 2005). Potensi Terapi Bekam untuk penanganan nyeri lutut

anterior dan dihubungkan dengan tingkat morbiditas terkait haruslah dilakukan penelitian,

dikarenakan seperti yang disebutkan sebelumnya memiliki implikasi dalam cost dan kesehatan

yang memang menjanjikan. Diharapkan bahwa Terapi Bekam disarankan secara medis dan

fisioterapi untuk penanganan Nyeri lutut anterior akan bekerja dengan baik sebagaimana

penelitian yang menunjukkan bahwa penanganan konvensional untuk Nyeri Lutut Anterior (AKP)

efektif dalam mengurangi tingkat keparahan AKP dan juga memiliki manfaat pada kenyamanan

individu(Clark dkk., 2000).

Terapi Bekam dan etnis penduduk minoritas

Populasi penduduk Inggris sangatlah beragam; jumlah orang yang diklasifikasikan sebagai etnis

minoritas mengalami peningkatan, (Commission for Racial Equality 1999). Hal ini juga menunjukan

bahwa penggunaan layanan kesehatan oleh penduduk etnis tidak proporsional dengan yang

untuk penduduk Kaukasia di Inggris (Crespo dkk., 2000) dan juga inaktivitas fisik lebih banyak di

kalangan etnis minoritas dibandingkan Kaukasia, (King et al 2000). Oleh karena itu tindakan

seperti Terapi Bekam dapat membantu mengisi gap itu sama halnya Akupunktur dengan

masyarakat Timur Jauh. Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 4

Kontra-indikasi dan Kehati-hatian Terapi

CTerapi Bekam tidak memiliki efek samping yang berarti, hanya berupa ketidaknyamanan

minimal akibat sedikit intervensi pada kulit pasien. Dalam kasus di mana pasien memiliki ambang

batas nyeri yang rendah, dapat diberikan pembiusan lokal. Begitu juga efek samping ringan

lainnya yang mungkin terjadi adalah rasa sedikit berkunang-kunang setelah Terapi Bekam, sekali

lagi ini adalah mirip seperti setelah pengambilan darah oleh dokter, pada saat bekam darah

terdorong mengalir ke daerah yang dibekam (hiperemis ), beberapa kadang merasa hangat

Page 6: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

dan lebih panas sebagai akibat dari pelebaran pembuluh darah/vasodilatasi dan sedikit

berkeringat mungkin terjadi. Sekali lagi ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan rasional, tidak

ada alasan yang memicu kekhawatiran.

Wanita hamil atau sedang menstruasi, pasien kanker (metastasis) dan pasien dengan patah

tulang atau spasme otot dikontraindikasikan untuk penelitian ini. Demikian juga, Terapi Bekam

tidak dapat diterapkan di daerah DVT, di mana terdapat ulkus, arteri atau tempat di mana

denyutan pembuluh darah dapat dirasakan (Chirali, 1999).

Tujuan penelitian

* Mengevaluasi pengaruh Terapi Bekam pada Nyeri Lutut Anterior (AKP), Rentang

pergerakannya dan dampak terhadap kualitas hidup dan kenyamanan.

Pengujian hipotesa

* Terapi Bekam tidak berpengaruh pada persepsi nyeri lutut, Rentang pergerakan dan

kenyamanan.

Metodologi dan desain penelitian

Metode penelitian ini adalah suatu survey eksperimental dengan menggunakan metodologi

percobaan klinis dan kuesioner. Follow up dilakukan selama 3 minggu untuk mengetahui

pengaruh jangka panjang efek terapi dengan menggunakan penilaian obyektif maupun

subyektif. Pengukuran Subyek penelitian diambil sebelum dan sesudah tes.

Penelitian ini dirancang setelah dilakukan tinjauan pustaka yang intensif, diskusi dengan praktisi

bekam, pengamatan teknik aplikasi di lapangan, dan diskusi serta komunikasi dengan para

praktisi dan pusat-pusat yang terlibat dalam praktek bekam (terutama di Timur Tengah). Setelah

itu, prosedur untuk aplikasi bekam pada penelitian ini ditentukan(lihat prosedur aplikasi bekam).

Lembar penilaian (lihat Lampiran 1) dirancang untuk memasukkan data informasi pasien, riwayat

medis terdahulu dan sekarang, pengukuran tanda-tanda vital (detak nadi, tekanan darah dan

saturasi O2 hanya untuk tujuan monitoring). Semua pengukuran dan pertanyaan dilakukan oleh

Page 7: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

peneliti yang sama sebelum dan setelah bekam untuk meningkatkan validitas dan kehandalan

(reliabilitas).

Outcome pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Analog Sakit Visual

(Pain VAS), Skala Analog Kenyamanan Visual (Well Being VAS) dan Rerata Pergerakan sendi,

baik Rerata Pergerakan Aktif (AROM) dan Rerata Pergerakan Pasif (PROM). Variabel Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 5

independen dalam penelitian ini adalah Terapi Bekam, dimana semua peserta penelitian

mendapatkannya. Variabel Independen yang diukur adalah Skala Sakit dan Kenyamanan VAS

serta Rerata Pergerakan lutut baik yang aktif maupun pasif. Peserta juga ditanya mengenai

pendapat mereka tentang bekam, kesehatan umum serta kualitas hidup melalui kuesioner.

Kuesioner dirancang secara hati-hati dengan mengintegrasikan serangkaian pendekatan

kualitatif generik seperti kuesioner Kualitas Hidup World Health Organization (WHOQOL-100),

EuroQol-5D (EQ-5D) dan the 15D Health Related Quality of Life (15D); dengan tujuan untuk

memperoleh kuesioner yang khusus untuk Terapi Bekam. Sebelum dilakukan penelitian utama,

kuesioner telah berhasil diuji dalam dua pilot studi.

Populasi dan sampel penelitian

Target populasi untuk penelitian ini adalah masyarakat umum dominan di wilayah London dan

yang saat ini tidak memiliki afiliasi terhadap model bentuk tehnik kesehatan apapun. Subyek

penelitian direkrut dengan memanfaatkan berbagai teknik periklanan termasuk iklan di sebuah

stasiun radio nasional (Spektrum Radio AM 558), sistem email universitas, dan acara TV

dokumenter kesehatan di saluran satelit ANN(Arab News Network).

Kriteria inklusif :

• Subyek dengan masalah lutut dan berusia antara 20-80 tahun.

• Subyek yang sebelumnya tidak pernah dibekam di lutut atau di bagian tubuh lainnya

selama enam bulan sebelum penelitian ini.

Kriteria eksklusif (pengecualian):

Page 8: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

• Bayi

• Subyek yang menderita masalah jantung serius atau penyakit yang menyebabkan

individu rentan mengalami pendarahan.

• Ibu hamil

• Pasien Kanker

• Subyek dengan fraktur/patah tulang atau spasme otot di daerah lutut.

Instrumentasi

Menggunakan peralatan dasar untuk terapi bekam termasuk sedotan pompa tangan, kop plastik

ukuran yang sama dan peralatan antiseptik.

Etika pertimbangan penelitian

Peserta penelitian diberi lembar informasi yang menjelaskan secara detail prosedur penelitian,

pemahaman subjek terhadap penelitian dipertimbangkan dan formulir izin/kesediaan untuk ikut

penelitian diberikan sebelum penelitian dimulai. Subyek diizinkan kapanpun juga untuk menarik

diri dari penelitian, atau ingin melanjutkan penelitian dan mendapatkan penjelasan/keterangan

lanjut juga diperbolehkan untuk melakukannya. Persetujuan Etika diminta dari Komite Penelitian

Kings College. Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 6

Prosedur penelitian

Prosedur yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sebelum aplikasi terapi dimulai, kami memastikan bahwa:

• Subyek telah memenuhi prasyarat bekam (criteria inklusif).

• Kontra-indikasi telah dieliminasi

• Peralatan tersebut telah steril

• Subyek diingatkan dan dipahamkan kembali mengenai efek samping ringan yang akan

muncul

• Tekanan darah, detak nadi dan saturasi O2 diukur dalam posisi duduk, kemudian subyek

Page 9: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

ditanya untuk mengidentifikasi tingkat rasa nyeri mereka menggunakan skala analog

visual dalam bahasa Inggris (dan juga disediakan dalam terjemahan bahasa Arab, lihat

Lampiran 1) . Tanda-tanda vital yang diambil digunakan hanya untuk memantau kondisi

subjek secara umum.

• Pengamatan lutut dilakukan untuk mengetahui setiap abnormalitas, kemudian rerata

pergerakan lutut diukur pada posisi terlentang oleh peneliti yang sama.

• Subyek diwawancarai oleh peneliti yang sama.

• Bekam dilakukan di lutut (sebelah lateral dari tendon otot quadriceps) menggunakan

pisau bedah agar steril dan dapat mengontrol kedalaman dan lebar sayatan. Gelas kop

digunakan pada daerah perlakuan dan darah dengan hati-hati dibuang sebanyak tiga

kali. Daerah yang telah dibekam kemudian dikelola sesuai dengan prosedur dasar

manajemen luka (yaitu antiseptik dan perban).

• Semua pengukuran (tekanan darah, detak nadi dan saturasi O2, termasuk rerata

pergerakan lutut serta skala sakit dan kenyamanan) diulang oleh peneliti yang sama

segera setelah bekam dan kemudian satu, dua dan tiga minggu setelah bekam.

Analisis data

Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif dalam bentuk minimum, maksimum,

rerata, dan Standar Deviasi (SD). Uji pasangan sampel t-test digunakan untuk menentukan

perbedaan diantara subyek penelitian sebelum dan setelah bekam.

Tingkat signifikansi penelitian ini ditetapkan pada 5%. Semua analisis data menggunakan

Statistical Package for Social Sciences (SPSS) v.12 untuk Windows.

Hasil

Rerata Respon

Sebanyak 26 orang relawan menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian. Empat relawan drop

out sebelum dimulai penelitian. Dua puluh dua relawan mulai mengikuti penelitian; lima relawan

Page 10: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

yang tidak hadir dalam follow up seperti yang telah dijanjikan telah dikeluarkan dari penelitian

dan dua relawan tidak dapat hadir pada dua follow up yang terakhir sehingga sisanya 15

relawan menyelesaikan penelitian secara komplit dan memberikan tingkat partisipasi 57,69% ( n

= 15). Konstitusi dari dua puluh dua relawan yang mengikuti penelitian ini adalah sebagai Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 7

berikut: laki-laki (n = 20; 90,90%), perempuan (n = 2; 9,10%). Semua relawan telah berumur

atas 18 tahun.

Perbedaan antara pergerakan pasif dan aktif, Skor sakit dan Kenyamanan sebelum dan setelah

Terapi Bekam

Tabel di bawah ini menunjukkan adanya peningkatan yang berarti baik aktif maupun pasif dari

pergerakan, sebagaimana adanya pengurangan rasa sakit dan peningkatan kenyamanan. Std.

Deviasi sebelum bekam untuk PROM (M ± SD) (142,64 ± 11,168), dan tiga minggu setelah

bekam Std. Deviasi nya (151.67 ± 5.96). Begitu juga untuk AROM, Std. Deviasi sebelum bekam

untuk AROM (134.14 ± 16.53) dan tiga minggu setelah bekam Std. Deviasi nya (147.24 ±

7.04). Hal yang sama juga dapat dilihat pada skor sakit dan kenyamanan. Std. Deviasi sebelum

bekam untuk Sakit adalah (5.38 ± 2.8), dan tiga minggu setelah bekam Std. Deviasi nya (1.29 ±

2.02). Std. Deviasi sebelum bekam untuk kenyamanan adalah (7,21 ± 1,65), dan tiga minggu

setelah bekam St. Deviasinya adalah (8,29 ± 1,20).

Tabel 1: Menampilkan perbedaaan Pasif dan aktif pergerakan, skor sakit dan kenyamanan

sebelum dan setelah Terapi Bekam.Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 8

Signifikansi perbedaan skor subjek sebelum dan setelah bekam

Seperti yang dapat kita lihat pada tabel di atas terdapat perbedaan nyata dalam setiap hasil

skor pengukuran antara sebelum bekam dan tahap follow up. Pasangan sampel t-test dilakukan

untuk memastikan perbedaan signifikansi statistik antara skor sakit, rerata pergerakan dan

kenyamanan: segera setelah bekam, 1 minggu setelah bekam, 2 minggu setelah bekam dan 3

Page 11: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

minggu setelah bekam.

Tabel 2: Menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam skor subjek sebelum dan setelah bekam

Tabel di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dalam statistik Passive Ranger

of Motion (PROM), Active Ranger of Motion(AROM), Skala Analog Sakit Visual dan Skala Analog

Kenyamanan Visual sebelum dan setelah Terapi Bekam; p = 0,05 pada semua hasil pengukuran.

Diskusi

Efek dari Terapi Bekam pada rerata pergerakan dan tingkat pengurangan rasa sakit (Tabel 1

dan 2) Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 9

Tingkat rasa sakit yang dirasakan oleh subyek penelitian setelah bekam adalah jauh lebih

rendah dibandingkan dengan sebelum dibekam. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1 yang

menunjukkan perbedaan antara rerata pergerakan pasif dan aktif (ROM), Skor Sakit dan

Kenyamanan sebelum dan setelah Terapi Bekam.

Tampak bahwa skor sakit memiliki perubahan yang sama dengan range skor pergerakan. Ratarata skor sakit menurun dari 5,14 ke 1,26 setelah minggu ketiga. Terjadi penurunan yang cukup

besar pada tingkatan persepsi rasa sakit dan pada pasangan sampel t-test ditemukan adanya

perbedaan nilai yang signifikan secara statistik segera setelah bekam, 1 minggu dan 2 minggu

dan juga 3 minggu setelah bekam (p <0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa intervensi

terhadap nyeri lutut anterior (dengan bekam) dapat mengakibatkan penurunan tingkatan

persepsi rasa sakit yang signifikan yang dirasakan oleh individu (Clark et al, 2000). Juga jelas

terlihat bahwa tingkatan rasa sakit maksimum yang dirasakan oleh individu berkurang sebesar

50% (dari 10/10 menjadi 5/10) di akhir penelitian. Hasil tersebut sangatlah penting mengingat

Terapi Bekam telah lama dianjurkan sebagai terapi yang efektif untuk mengobati nyeri

(Cassileth, 2004 dan Hennawy 2004). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini melengkapi saran

yang dibuat oleh banyak praktisi bekam di seluruh dunia.

Tampak bahwa range pergerakan aktif maupun pasif meningkat cukup baik setelah bekam. The

mean AROM pre cupping was 134.14degrees with the minimum ROM being 95degress. Rerata

Page 12: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

AROM sebelum bekam adalah 134.14 derajat dengan ROM minimum 95 derajat. Nilai rerata

nya telah meningkat menjadi 143 derajat pada 1 minggu setelah bekam dan skor minimum telah

meningkat menjadi 124 derajat. Pada minggu ketiga, nilai rerata telah meningkat menjadi

147.24 derajat dan skor minimum telah meningkat menjadi 128 derajat. Setelah pengujian

dengan pasangan sampel t-test ditemukan adanya perbedaan skor yang signifikan secara

statistik beberapa saat setelah bekam, serta 1, 2 dan 3 minggu setelah bekam (p <0,05). Begitu

juga perbedaan yang signifikan secara statistik terlihat pada PROM. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa terapi bekam secara signifikan mampu meningkatkan range pergerakan sendi

lutut baik aktif maupun pasif.

Adanya penurunan skor sakit tersebut dapat dikaitkan dengan alasan yang rasional yakni

bekam dapat menyebabkan pengeluaran zat seperti morfin (Endorfin), Serotonin atau Kortisol

yang pada akhirnya dapat membantu menghilangkan sakit dan memperbaiki status fisiologis

seseorang(Schulte, 1996). Akupressure dan Akupunktur dalam faktanya telah digunakan dan

terbukti berguna untuk meredakan nyeri dan penanganan addiksi/ketagihan(Schulte, 1996;

Hinze, 1988; Cadwell, 1998). Pada tingkat biologis, seperti halnya Akupressure dan Akupunktur,

Terapi Bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan (1) sistem kekebalan tubuh;

(2) Pengeluaran Enkefalin; (3) Pelepasan neurotransmitter (4) Penyempitan dan pelebaran

pembuluh darah serta (5) Gerbang rasa nyeri pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi

mengartikan sensari rasa nyeri (NIH Consensus Development Panel, 1998; Schulte, 1996).

Akhirnya, diyakini bahwa perangsangan pada titik Akupuntur dapat mengakibatkan Gerbang

nyeri menjadi kewalahan dengan cara meningkatkan frekuensi impulse, sehingga akhirnya

menutup gerbang dan dapat meredakan nyeri(Oumeish, 1998; Cadwell, 1998).

Pengaruh Terapi Bekam terhadap Kenyamanan (Tabel 1 dan 2)

Adalah tidak mungkin untuk mengukur pengaruh intervensi seperti Terapi Bekam secara kwantitas

terhadap kehidupan seseorang dengan sebenar-benarnya. Pendekatan secara kualitatif untuk

Page 13: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

mengetahui pengaruh terapi dari perspektif pasien mungkin merupakan interpretasi yang lebih Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 10

akurat daripada pengaruh umum. Namun demikian skala analog serupa dengan VAS Sakit yang

digunakan untuk mengukur secara kwantitas pengaruh terapi bekam terhadap kenyamanan

seseorang. Rerata skor kenyamanan VAS telah meningkat dari 7,21 ke 8,23; secara keseluruhan

peningkatannya lebih dari 1. Peningkatan skor kenyamanan stabil sepanjang penelitian, hal

tersebut mencerminkan keyakinan bahwa Terapi Bekam memiliki dampak positif pada

kenyamanan. Temuan ini didukung oleh uji pasangan sampel t-test (p = = 0,05). Hennawy (2004)

juga mendukung hal tersebut.

Oleh karena itu sangatlah wajar untuk menetapkan bahwa adanya manfaat biologis terapi

bekam bersama dengan factor psikologis dalam memberikan kesehatan fisik dan kenyamanan

psikologis.

Kesimpulan

Penelitian ini bukan ditujukan untuk suatu bagian penyelidikan semata tapi untuk melaksanakan

perubahan dalam praktek kesehatan. Lebih dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki

dan juga meningkatkan kesadaran mengenai penanganan dengan terapi bekam dan

mendapatkan hal-hal penting yang berkaitan dengan hal tersebut. Keampuhan dari penggunaan

bekam untuk nyeri lutut anterior, Range Gerakan dan kenyamanan telah mengungkapkan hasil

penelitian yang memiliki perbedaan signifikan secara statistik dalam mendukung Terapi Bekam.

Diharapkan juga bahwa sebagai sebuah tindakan, Terapi Bekam perlu diatur dan dilakukan

pencatatan oleh para praktisi yang mengembangkannya. Penelitian jangka panjang lanjutan

yang berkaitan dengan efek Terapi Bekam harus dilakukan untuk masalah musculoskeletal (otot

dan tulang) yang lain.

Referensi

Al Dairani et al,. [n/a] 2001 and 2003 avialable at www.thingsnotsaid.org – accessed June 2005

Al-Jawzeyah I. Q. (10 th century) Medicine of the Prophet. Darussalam International Publications.

Page 14: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Al-Rawi and Nessan AH (1997) Joint hypermobility in patients with chondromalacia patellae.;Br J Rheumatol 1997 Dec;36(12):1324-7

Al-Rub A (1999) Healing with the Medicine of the Prophet. Darussalam International Publishers and Distributors.

As-Sawi A, J, M (1992) Proposed Medical research Projects derived from the Qur’an and Sunnah. Hay’at al-I’jaz al-Ilmi. Makkah Al-mukarramah,

Saudi Arabia

Ballegaard, S., Norrelund, S. & Smith, D. F., 1996. Cost-benefit of combined use of acupuncture, Shiatsu and lifestyle adjustment for treatment of

patients with severe angina pectoris. Acupuncture & Electro-Therapeutics Research. 21(3-4): 187-197

Cadwell, V., 1998. A primer on acupuncture. Journal Emergency Nursing. 24(6): 514-517

Chen A., 1993. Effective acupuncture therapy for stroke and cerebrovascular disease, part I. In: Gosman-Hedstrom, G.; Glaesson, L.;

Klingenstierna, U.; Carlsson, J.; Olausson, B.; Frizell, M.; Fagerberg, B. & Blomstrand, C., 1998. Effects of acupuncture treatment on daily life

activities and quality of life: a controlled, prospective, and randomized study of acute stroke patients. Stroke: A Journal of Cerebral

Circulation. 29(10): 2100-2108

Chirali, I. Z (1999) Traditional Chinese Medicine Cupping Therapy, 6th Edition. Churchill Livingstone.

Clark D, I (2000), N Downing, J Mitchell, L Coulson, E P Syzpryt, M Doherty. Physiotherapy for anterior knee pain: a randomised controlled trial

Ann Rheum Dis 2000;59:700-704

Commission for Racial Equality (1999) Ethnic minorities in Britain (WWW). Available at http://www.cre.gov.uk/pdfs/em_fs.pdf (accessed 17

January 2003)

Crespo, C.J., Smit, E., Andersen, R.E., Carter-Pokras, O. and Ainsworth, B.E. (2000) Race/ethnicity, social class and their relation to physical activity

during leisure time: results from the Third National Health and Nutrition Examination Survey. American Journal of Preventive Medicine 18(1),

46-53

Page 15: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Curtis N, J (2005), Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of

Urology. 173(1):21-26, January 2005.

Davis, C. M., 1997. Complementary Therapies in Rehabilitation. Holistic Approaches for Prevention and Wellness. SLACK Inc., Thorofare, New

Jersey, USA

Department of Health (2001) National Service Framework for Older People. London, The Stationary Office

Duckworth, M. (1999) Outcome selection and typology. Physiotherapy 85(1), 21-27

Ernst, E. & White, A. R., 2000. Acupuncture may be associated with serious adverse events. British Medical Journal. 320(7233): 513

Fairbank 1984) cited by D.P. Johnson 2005 Anatomy, Diagnosis Mechcanics and Management of Anterior Knee Pain (available from

http://www.orthopaedics.co.uk/boc/v2rinfo10.htm - accessed July 2005

Falkenstrom, M. K., 1998. Pain management of the patient with cancer in the homecare setting. Journal of Intravenous Nursing. 21(6): 327-334

Felhendler, D. & Lisander, B., 1996. Pressure on acupoints decrease postoperative pain. Clinical Journal of Pain. 12(4): 326-329

Fessele, K. S., 1996. Managing the multiple causes of nausea and vomiting in the patient with cancer. Oncology Nursing Forum. 23(9): 1409-1415 Dikompilasi oleh Abu Nidaa Thoe http://www.rumahtherapysyafakallah.blogspot.com 11

Freeman, J.A. (2002) Assessment, outcome measurement and goal setting in physiotherapy practice. In Edwards, S. (ed) Neurological

Physiotherapy (2 nd edition). Churchill Livingstone, London

Hargreaves, S. (2000) Burden of ageing population may be greater than anticipated. The Lancet 355, 2146

Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility. Available at:

http://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentations/hennawy15/280,1 Cupping Therapy and Infertility. Accessed December

2004.

Page 16: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

Hinze, M. L. M., 1988. The effects of therapeutic touch and acupressure on experimentally induced pain [thesis (Ph.D.)--University of Texas at

Austin] Ann Arbor, Mich., U.M.I., America

Jadad, A. R. & Browman, G. P., 1995. The WHO analgesic ladder for cancer pain management: stepping up the quality of its evaluation. The

Journal of the American Medical Association. 274(23): 1870-1873.

Jin, Y.; Wu, L. & Xia, Y., 1996. Clinical study on painless labor under drugs combined with acupuncture analgesia. Chen Tzu Yen Chiu Acupuncture

Research. 21(3): 9-17

King, C., Castro, C., Wilcox, S., Eyler, A.A., Sallis, J.F. and Brownson, R.C. (2000) Personal and environmental factors associated with physical

inactivity among different racial-ethnic groups of U.S middle-aged and older-adult women. Health Psychology 19(4), 354-364

Lee, T. A (2001) Chinese Way Of Easing Pain - Acupressure. Pain, Symptom Control and Palliative Care 1:1

Levangie, P. K and Norkin, C.C (2001) Joint Structure and Function. A Comprehensive Analysis, 3 rd Edition

Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in Eastern Europe’

Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized,

controlled trial. Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30

Munro, J., Brazier, J., Davey, R. and Nicholl, J. (1997) Physical activity for the over-65’s – could it be a cost-effective exercise for the NHS? Journal

of Public Health Medicine 19(4), 397-402

NIH Consensus Development Panel on Acupuncture, 1998. Acupuncture (NIH consensus conference). Journal of the American Medical Assoication.

280(17): 1518-1542

Oumeish, O. Y., 1998. The philosophical, cultural, and historical aspects of complementary, alternative, unconventional, and integrative medicine in

Page 17: Penelitian Pengaruh Terapi Bekam Untuk Penanganan Nyeri

the old world. Archives of Dermatology. 134(11): 1373-1386

Pettinger, N. (1998) Age Old Myths. Health Service Journal 108, 24-25

Schulte, E., 1996. Complementary therapies: Acupuncture: Where East meets West. Research Nursing. 59(10): 55-57

Unschuld P, Medicine in China: A History of Ideas, 1985 University of California Press, Berkeley, CA

Vickers, A. & Zollman, C., 1999. ABC of complementary medicine: Acupuncture (Clinical Review). British Medical Journal. 319(7215): 973-976