penelitian sosiologi backup.docx

28
8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 1/28 PENELITIAN SOSIOLOGI  “ DAMPAK SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMAN 13 PEKANBARU  Guru pembimbing: Gusneti fitri handayani, S.Sos,M.Si         OLEH: WIDHYA AYU  NINGRUM SUSILAWATI  INDAH PERMATA  MUHAMMAD ASRIL  ABDURRAHIM  MEGI M. NUR  Kelas: XII. IPS  SMAN 13 PEKANBARU  T.P 2012/2013 

Upload: 1c4ru5

Post on 04-Jun-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 1/28

PENELITIAN SOSIOLOGI  

“ DAMPAK SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH

TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMAN 13

PEKANBARU ” 

Guru pembimbing: Gusneti fitri handayani, S.Sos,M.Si  

D  

I  

S  

U  

S  

U  

N  

OLEH: 

WIDHYA AYU  

NINGRUM SUSILAWATI  

INDAH PERMATA  

MUHAMMAD ASRIL  

ABDURRAHIM  

MEGI M. NUR  

Kelas: XII. IPS  

SMAN 13 PEKANBARU  T.P 2012/2013 

Page 2: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 2/28

 

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI 

 Nama: 1. Widya Ayu Azhari 

2. Ningrum Susilawati 

3. Indah Permata 

4. M.Asril 

5. Megi M. Nur  

6. Abdurrahim 

Judul Penelitian: Dampak Siswa yang Terlambat Sekolah Terhadap 

Prestasi Belajar di SMAN 13 Pekanbaru. 

Pekanbaru, Desember 2012 

Pembimbing 

Gusneti Fitri Handayani,S.Sos,M.Si 

Page 3: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 3/28

KATA PENGANTAR  

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian sosial ini yang berjudul

“PENGARUH SISWA YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI

BELAJARNYA” dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Penelitian sosial ini juga merupakan salah satu kelengkapan tugas siswa-siswi kelas XII IPS

SMA Negeri 13 Pekanbaru sebagai syarat kelulusan pada tahun ajaran 2012/2013.

Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam

 proses penyelesaian penelitian sosial ini.

Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada:

1.  Ibu Gusneti Fitri Handayani, selaku pembimbing penelitian sosial yang turut membantu dan

membimbing kami dalam pembuatan penelitian ini.

2.  Orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya.

3.  Siswa-siswi SMA Negeri 13 Pekanbaru yang telah berpartisipasi sebagai responden.

4.  Teman-teman kelas XII.IPS yang telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan

 penelitian ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan

kritik yang membangun.

Terima kasih,

Page 4: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 4/28

 

DAFTAR ISI 

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah .....................................................................

1.2  Perumusan Masalah ............................................................................

1.3  Tujuan Penelitian ................................................................................

1.4  Manfaat penelitian ..............................................................................

1.4.1 Manfaat Bagi Siswa ...................................................................

1.4.2 Manfaat Bagi Guru ....................................................................

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti .................................................................

1.4.4 Manfaat Bagi Sekolah .................................................................

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka ................................................................................

2.2 Kerangka Teoritis ...............................................................................

Page 5: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 5/28

BAB III METODOLOGI

3.1 Pendekatan Penelitian ........................................................................

3.2 Jenis Penelitian ..................................................................................

3.3 Tempat dan Waktu Pelaksana ...........................................................

3.4 Populasi dan Sampel .........................................................................

3.4.1 Populasi ..............................................................................

3.4.2 Sampel .................................................................................

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................

3.6 Teknik Analisa Data ...........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1  Faktor penyebab keterlambatan siswa ................................................

4.2  Sanksi yang diterima oleh siswa yang terlambat .................................

4.3 Solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat ....................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................................

5.2 Saran ..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................................

DAFTAR TABEL 

Page 6: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 6/28

 

Tabel 1.1 Data Wawancara Informan...........................................................................

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1  Latar Belakang Masalah 

Berbicara tentang sistem pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat

membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena

 banyak hal yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental

melingkupinya yang nota bene membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan

 pendidikan tersebut.

Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa

dan negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan

menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara. Di tangan siswa inilah bagaimana

Page 7: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 7/28

 perkembangan suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik, berdisiplin,dan berkualitas

secara intelektual, mental dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda

kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.

Kedisiplinan pada anak usia sekolah atau siswa sangat penting diperhatikan, adanya

 peraturan-peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya

nanti. Kedisiplinan pada siswa harus dilakukan, salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk

akal dan adanya konsekuensi jika kedisiplinan dilanggar.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai

 peraturan dan tata tertib yang diberlakukan sekolah. Setiap siswa dituntut untuk dapat

 berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Ketika kedisiplinan

dirasa sangat penting bagi siswa SMA Negeri 13 Pekanbaru, maka pihak sekolah pertama kali

 perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah. Untuk itu, kedisiplinan adalah hal yang penting

dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan. Perlu diketahui bahwa di

SMA Negeri 13 Pekanbaru sudah mempunyai tata tertib yang akan mendisiplinkan siswa yang

terlambat. Peran guru dalam mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik,

dengan begitu siswa diharapkan tidak akan terlambat lagi datang ke sekolah.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam

aturan sekolah mengharuskan siswa datang sebelum jam 07.15 WIB, tetapi kenyataannya masih

ada siswa yang datang lewat jam tersebut. Banyaknya siswa yang terlambat mengakibatkan

kurang lancarnya proses kegiatan belajar mengajar pada saat jam pertama pelajaran.

Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai macam alasan

diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang tinggal jauh dari

sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan seperti inilah

Page 8: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 8/28

yang sering dikemukakan siswa ketika datang terlambat pada saat jam pelajaran pertama sudah

dimulai. Namun, apapun alasan para siswa yang datang terlambat menunjukkan tingkat

kedisiplinan yang rendah. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja sehingga pada akhirnya akan

menjadi budaya yang tidak baik pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan suatu aturan yang tegas yang disertai dengan sanksi

yang dapat membuat siswa menjadi disiplin yang nantinya akan berguna bagi ketertiban sekolah

dan bagi diri siswa itu sendiri. Adapun kebijakan yang diambil adalah dengan mengadakan suatu

tindakan disiplin untuk memperbaiki sistem atau aturan pada saat jam pelajaran dimulai.

Kebijakan ini dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan semua pihak yang terkait yaitu

siswa, guru piket, guru pelajaran jam pertama, wali kelas, guru BP/BK dan kesiswaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi siswa bahwa

keterlambatan dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa yang pada akhirnya berpengaruh terhadap

 prestasi belajar di sekolah. Karena penilaian guru dalam kegiatan belajar meliputi penilaian

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “DAMPAK SISWA

YANG TERLAMBAT SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMA N 13

PEKANBARU” 

1.2  Perumusan Masalah 

1.  Apakah faktor-faktor penyebab keterlambatan siswa?

2.  Apakah sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat?

3.  Bagaimana solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat?

1.3  Tujuan Penelitian 

Page 9: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 9/28

Page 10: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 10/28

BAB II 

KERANGKA TEORI 

2.1 Tinjauan Pustaka 

Pengertian dari “siswa” adalah seorang anak yang menuntut ilmu menurut STRUK, D.J.

(1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison  –   Wesley Press. Sedangkan

“sekolah” adalah salah satu tempat untuk menuntut ilmu menurut WEATHERBRU, C.E. (1971)  

: Differential Geometry Of Three Dimensions, Cambridge University Press. Dan pengertian dari

“terlambat” adalah datang tidak pada waktunya, menurut WILIMORE, T.J. (1959) : An

Introduction to Differential Geometry, Oxford University Press.

Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak

menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan

tata tertib yang berlaku di sekolah.

Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Menurut Wikipedia (1993) disiplin sekolah “ Refers

to students coplying with a code of behavior often known as the school rules”. Yang dimaksud

dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards

of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.

Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman

(sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi

kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk

kesalahan perlakuan fisik (Physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (

Page 11: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 11/28

Phsychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.

Snock dalam bukunya “Dangerous School” (1999). 

Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan

 bahwa tujuan disiplin sekolah adalah:

1)  Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

2)  Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar.

3)  Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan

menjauhi hal-hal yang dilarang oleh sekolah

4) 

Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta bagi

lingkungannya.

Sementara itu, dengan mengutip pemikiran Moles, Joan Gaustad (1992) mengemukakan:

“School discipline has two main goals: (1) Ensure the safety of staff and students, and (2) Create

an environment conducive to learning ”. 

Sedangkan Wendy Schwartz (2001) menyebutkan bahwa : “The goals of discipline, once

the need for it is determined, should be to help students accept personal responsibility for their

actions, understand why a behavior change is necessary, and commit themselves to change ”. Hal

senada dikemukakan oleh Wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk

menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas,

 jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi

kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang

kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa. Keith Devis mengatakan, “ Discipline is

management action to enforce organization standarts”. Dan oleh karena itu perlu dikembangkan

disiplin preventif dan disiplin korektif. Disiplin preventif adalah upaya menggerakkan siswa

Page 12: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 12/28

mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku. Sedangkan disiplin korektif adalah upaya

mengarahkan siswa untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk

memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang

ada. Karena pada hakikatnya tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus

meliputi tiga unsur (Arikunto, 1990:123-124) yaitu:

1.  Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang.

2.  Akibat atau sanksi yang menjadi tanggungjawab pelaku atau pelanggar peraturan.

3.  Cara atau prosedur untuk menyampaikan peraturan kepada subjek yang dikenai tata tertib

sekolah tersebut.

Sehubungan dengan permasalahan keterlambatan siswa, seorang guru hendaknya mampu

menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri.

Dalam kaitan ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1.  Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, setiap siswa berasal dari

 berbagai latar belakang, karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula. Dalam

hal ini guru harus dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat

menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.

2.  Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya.

3.  Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; peraturan-peraturan atau tata tertib sekolah harus

dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi pelanggaran-

 pelanggaran yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin, diantaranya siswa datang

terlambat ke sekolah.

Page 13: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 13/28

2.2  Kerangka Teoritis

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah

semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan

menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku

yang menyimpang tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,

 perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-

norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk

 berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun

demikian di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan

yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa

yang terlambat datang ke sekolah, seorang siswa yang menyontek pada saat ulangan, berbohong,

mencuri, dan mengganggu siswa lain.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi

(deviation), sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian

(deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang

sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya

seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Definisi perilaku menyimpang menurut para ahli:

  James Vander Zenden

Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang

tercela dan di luar batas toleransi.

Page 14: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 14/28

  Robert M.Z. Lawang

Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam

sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk

memperbaiki perilaku yang menyimpang itu.

  Bruce J. Cohen

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan

kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

  Paul B. Horton

Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-

norma kelompok atau masyarakat.

  Lewis Coser

Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan

kebudayaan dengan perubahan sosial.

Ada 2 proses pembentukan perilaku menyimpang, yaitu:

1.  Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang

2.  Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna.

Menurut Wilnes dalam bukunya “Punishment and Reformation”, sebab-sebab penyimpangan

dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1)  Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang

dibawa sejak lahir).

2)  Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan).

Page 15: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 15/28

Bentuk-bentuk perilaku menyimpang:

1.  Penyimpangan primer dan sekunder

  Penyimpangan sosial primer

Penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang

yang melakukan penyimpangan primer masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya

karena tidak secara terus-menerus melanggar norma-norma umum.

  Penyimpangan sosial sekunder

Penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan secara terus-menerus

meskipun sanksi telah diberikan kepadanya sehingga para pelakunya secara umum dikenal

sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya, seorang siswa yang terus-menerus

datang terlambat ke sekolah atau seorang siswa SMA yang terus menerus menyontek pekerjaan

temannya di kelas. Seseorang yang telah dikategorikan berperilaku menyimpang sekunder tidak

diinginkan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat (dibenci).

2.  Perilaku menyimpang menurut pelakunya

  Penyimpangan individual

Penyimpangan individual biasanya dilakukan oleh orang yang telah mengabaikan dan menolak

norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Orang seperti itu biasanya mempunyai

 penyakit mental sehingga tak dapat mengendalikan dirinya. Penyimpangan perilaku yang bersifat

individual sesuai dengan kadar panyimpangannya adalah sebagai berikut:

-  Pembandel, yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah

 pendiriannya yang kurang baik.

-  Pembangkang, yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan pada orang-orang.

-  Pelanggar, yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku.

Page 16: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 16/28

-  Perusuh atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga

menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya.

-  Munafik, yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat

kepercayaan dan berlagak membela.

  Penyimpangan kelompok

Penyimpangan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok,

namun bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.

Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enam ciri sebagai berikut:

1)  Penyimpangan harus dapat didefinisikan.

2)  Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.

3)  Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak.

4)  Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal.

5)  Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan.

6)  Penyimpangan bersifat adaptif (menyesuaikan).

Penyimpangan mempunyai dua sifat, yaitu:

1.  Penyimpangan yang bersifat positif.

Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang tidak sesuai dengan aturan-

aturan atau norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial.

2.  Penyimpangan yang bersifat negatif.

Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang

dipandang rendah dan berakibat buruk, yang dapat mengganggu sistem sosial itu.

Teori-teori penyimpangan sosial:

Page 17: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 17/28

a)  Teori Differential Association (kelompok yang berbeda)

Edward H. Sutherland memandang bahwa perilaku menyimpang bersumber dari pergaulan yang

 berbeda, artinya seorang individu mempelajari perilaku menyimpang dari interaksinya dengan

seorang individu yang berbeda latar belakang asal, kelompok dan budaya.

 b)  Teori Labelling

Dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, menurut teori ini seseorang menjadi menyimpang karena

 proses labelling berupa julukan, cap atau etiket yang ditujukan pada seseorang oleh masyarakat.

Mula-mula sifat penyimpangan primer, tetapi adanya julukan membuat pelaku mengidentifikasi

dirinya sesuai dengan julukan tersebut.

Teori psikologi dari Sigmud Freud, perilaku menyimpang terjadi karena id tidak bisa

dikendalikan oleh ego yang seharusnya dominan maupun superego yang tidak aktif. Id adalah

 bagian diri yang tidak sadar atau naluri, ego adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional.

Superego adalah bagian diri yang telah menyerap nilai-nilai dan norma dan berfungsi sebagai

suara hati.

c)  Teori K. Merton

Perilaku menyimpang timbul karena anomi yaitu adanya ketidakharmonisan antara tujuan

 budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut K.

Merton terdapat lima cara pencapaian tujuan budaya dari cara yang wajar sampai dengan yang

menyimpang, yaitu:

1)  Konformitas

2)  Inovasi

3)  Ritualisme

4)  Retrealisme (pengunduran diri)

Page 18: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 18/28

5)  Rebellion (pemberontakan)

d)  Teori Fungsi

Dikemukakan oleh Emile Durkheim, yang menyatakan bahwa tercapainya kesadaran moral dari

semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan

sosial. Artinya kejahatan itu selalu ada, sebab orang yang berwatak jahat pun akan selalu ada.

Bahkan Durkheim berpandangan bahwa kejahatan itu perlu agar moralitas dan hukum dapat

 berkembang secara normal.

Dalam perspektif sosiologi, kajian perilaku menyimpang dipelajari karena berkaitan

dengan pelanggaran terhadap norma-norma sosial dan nilai-nilai kultural yang telah ditegakkan

oleh masyarakat. Selain itu, sosiologi membantu masyarakat untuk dapat menggali akar-akar

 penyebab terjadinya tindakan penyimpangan dan upaya untuk menghentikan atau paling tidak

menahan bertambahnya penyimpangan perilaku tersebut.

BAB III 

METODOLOGI 

3.1.Pendekatan Penelitian 

Page 19: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 19/28

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu proses penelitian dan

 pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti

kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang

alami (Creswell, 1998:15). Bog dan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa

metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian

kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori

dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti

menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian

kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk

memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan

meneliti sejarah perkembangan.

3.2 Jenis Penelitian 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur

 penulisan yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-

orang yang diamati. Sedangkan penulisan penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan

gambaran suatu keadaan tertentu secara rinci disertai dengan bukti.

3.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan 

Page 20: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 20/28

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 13 Pekanbaru, sedangkan waktu penelitian

dilaksanakan mulai tanggal 3 Desember –  5 Desember 2012.

3.4 Populasi dan Sampel 

3.4.1 Populasi 

Arikunto (2006:130) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika

seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat

variabel melekat. Variabel penelitian adalah objek penelitian. Sementara itu Sukardi (2010:53)

menyatakan populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda

yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari

hasil akhir suatu penelitian. Di pihak lain, Sisworo dalam Mardalis (2009:54) mendefenisikan

 populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan peneliti.

Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau

keadaan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi

target kesimpulan dari hasil suatu penelitian.

3.4.2 Sampel 

Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Mardalis

(2009:55) menyatakan sampel adalah contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi

objek penelitian. Jadi sampel adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yang

dapat mewakili populasi. Walaupun yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau

kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan

Page 21: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 21/28

terhadap populasi. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan

 penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.

Dalam penelitian ini subjek penelitian berupa sampel yaitu siswa kelas X dan siswa kelas XI

SMA Negeri 13 Pekanbaru yang sering datang terlambat ke sekolah.

3.5  Teknik Pengumpulan Data 

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah dengan

metode wawancara. Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula

interview) adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti

dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara

menggunakan percakapan hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan

 pendapatnya. Biasanya yang diminta bukan kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu.

Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa: “A clinical task -based

interview can be seen as a situation where the interview-interviewee interaction on a task is

regulated by a system of explicit and implicit norms, values, and rules”. Dalam jurnal lain, Hurst

(2007 : 274) mengungkapkan bahwa: “Interview were chosen as the main data gathering strategy

for the original project because it was felt that potentially „data rich‟ environment this afforded

would provide the best context for assesistry and probing for presence of three models of

thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge and strategic knowledge) both before

and following the intevention phase of project”.  

Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat dijelaskan

 bahwa wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara pewawancara dan yang

diwawancarai dengan pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tes yang telah diberikan

Page 22: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 22/28

kepada yang diwawancarai. Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang

terbaik sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

3.6  Teknik Analisa Data 

Proses analisis data dimulai dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,

yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca,

dipelajari, dan ditelah maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan

dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,

 proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah

selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian

dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat

koding. Tahap akhir dari analisis data ialah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.. setelah

selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementaramenjadi

teori substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai

 proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis

(ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada

hipotesis. Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar

Page 23: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 23/28

sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan

oleh data.

Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud

 pertama- tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari

catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel,

dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengorganisasian dan

 pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat

menjadi teori substantif.

BAB IV 

HASIL PENELITIAN 

Pada bab ini peneliti akan menguraikan sejumlah hasil penelitian yang dilaksanakan di

SMA Negeri 13 Pekanbaru. Pembahasan yang diteliti yaitu mengenai “dampak siswa yang

terlambat sekolah terhadap prestasi belajar di SMA Negeri 13 Pekanbaru. Untuk mendapatkan

data-data yang diperlukan peneliti, peneliti melakukan wawancara sebagai metode penelitian

utama secara mendalam kepada siswa-siswi di SMA Negeri 13 Pekanbaru.

Page 24: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 24/28

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tentang seputar faktor-faktor penyebab

keterlambatan siswa, sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat serta solusi dalam

mengatasi siswa yang terlambat, kemudian peneliti akan menganalisa dan membahas data yang

telah diperoleh. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Dengan metode

tersebut, peneliti berusaha memaparkan data yang diperoleh dari hasil daftar pertanyaan

 penelitian.

Tabel 1.1

DATA WAWANCARA INFORMAN

 No Hari/Tanggal Nama Siswa Kelas

1 Senin / 3 Desember 2012 Marshitoh XI. IPS

2 Senin / 3 Desember 2012 Nia XI. IPS 2

3 Senin / 3 Desember 2012 Syahroni XI. IPS

4 Senin / 3 Desember 2012 M.Ridwan XI. IPS 1

5 Rabu / 4 Desember 2012 Jimmy X.1

(Sumber: Arsip peneliti,2012)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui proses wawancara, maka

 pembahasan dari hasil penelitian sebagai berikut:

4.1. Faktor Penyebab Keterlambatan Siswa 

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, sebagian besar siswa SMA Negeri 13

Pekanbaru masih belum bisa beradaptasi dengan jam masuk sekolah yang dimajukan 15 menit

lebih awal menjadi pukul 7.15, dari yang awalnya siswa-siswi masuk sekolah pukul 7.30 WIB.

Berbagai macam alasan dikemukakan oleh para siswa yang terlambat seperti jarak dari

rumah ke sekolah yang jauh, bangun kesiangan, faktor angkutan umum, ban motor bocor, dan

 berbagai macam lagi alasan yang diberikan siswa terlambat. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh

Page 25: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 25/28

syahroni bahwa “saya datang terlambat ke sekolah karena ban motor bocor serta belum ada

 bengkel yang buka pada pagi hari, makanya saya terlambat.”

 Namun ada juga beberapa alasan lain siswa yang terlambat seperti sebelum berangkat ke

sekolah para siswa bermain hp dulu serta menonton acara tv kesukaan mereka, hal ini sesuai

dengan apa yang dikatakan Marshitoh bahwa “Saya sebelum berangkat ke sekolah biasanya main

hp, dengerin lagu atau menonton tv”. Sedangkan menurut Nia mengatakan bahwa “saya datang

terlambat karena rumah saya jauh dari sekolah serta kadang-kadang menunggu teman untuk

 pergi bareng”. 

4.2. Sanksi yang Diterima Siswa Terlambat 

Dari hasil wawancara yang dilakukan, sanksi yang diterima siswa SMA Negeri 13

Pekanbaru yang terlambat ada bermacam-macam, mulai dari dikurung di luar pagar, mengisi

 buku hukum, berdiri di lapangan voli, mencabut rumput, mengutip sampah yang ada di

 pekarangan sekolah serta ada juga yang sampai di suruh pulang untuk dipanggil orang tuanya

datang ke sekolah.

4.3. Solusi mengatasi Siswa yang Terlambat

Siswa-siswi yang datang terlambat datang ke sekolah hampir menjadi pemandangan yang

umum. Keterlambatan para siswa ini tentu saja dapat mengganggu proses belajar mengajar yang

sedang berlangsung di kelas. Konsentrasi siswa dan guru di dalam kelas bisa saja menjadi buyar.

Untuk itu, dari penelitian yang telah dilakukan peneliti, cara atau solusi untuk mengatasi

siswa yang terlambat ke sekolah adalah:

Page 26: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 26/28

1.  adanya pemberian sanksi yang tegas dan dapat memberikan efek jera kepada siswa yang

melanggar yang diberikan oleh pihak sekolah.

2.  Adanya peran guru yang dapat memberikan contoh kepada siswanya agar tidak datang

terlambat. Karena gimana siswanya dapat mematuhi peraturan sekolah kalau gurunya sendiri

 juga tidak mengikuti peraturan yang ada.

3.  Peran orang tua di rumah juga sangat diperlukan dalam mengatasi siswa terlambat. Misalnya

dengan mengingatkan anaknya jangan bersantai-santai di depan tv agar tidak terlambat.

4.  Yang paling penting dalam mengatasi siswa yang terlambat ke sekolah adalah dari kesadaran

siswa itu sendiri untuk terbiasa mendisiplin diri dalam memanfaatkan waktu. Karena tidak ada

gunanya pemberian sanksi yang tegas yang diberikan sekolah apabila tidak adanya kesadaran

atau keinginan dari siswa itu sendiri untuk datang ke sekolah tepat pada waktunya.

BAB V 

KESIMPULAN DAN SARAN 

A.  Kesimpulan 

Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa

SMA Negeri 13 Pekanbaru masih rendah. Hal ini dikarenakan masih ada saja siswa yang

terlambat setiap harinya. Keterlambatan pada siswa tersebut bukan berarti tanpa sebab, berbagai

macam alasan diungkapkan para siswa yang sering terlambat, diantaranya adalah siswa yang

tinggal jauh dari sekolah, masalah transportasi, bangun kesiangan dan sebagainya. Alasan-alasan

Page 27: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 27/28

Page 28: PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

8/13/2019 PENELITIAN SOSIOLOGI backup.docx

http://slidepdf.com/reader/full/penelitian-sosiologi-backupdocx 28/28

 

DAFTAR PUSTAKA 

  www.google.com 

  Zuhro. Sosiologi SMA Kelas XII. 2007. Jakarta : penerbit Yudistira.

  Agus Sulistyo dan Adi Mulyono. 2004. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta : Penerbit

Ita.

   Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

  Prasetyo, Bambang. 2001. Penyusunan Laporan Penelitian.

  Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif . Prenada Media Group: Jakarta.

  Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif . PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

  Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:

California.

   Nasir, Mohammad. Metode Penelitian. Cet.3. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

  Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

  STRUK, D.J. (1950) : Lectures on classical Differential Geomtry, Addison –  Wesley Press

  WEATHERBRU, C.E. (1971) : Differential Geometry Of Three Dimensions, Cambridge

University Press

  WILIMORE, T.J. (1959) : An Introduction to Differential Geometry, Oxford University Press