penerapan good corporate governance pada...

219
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN SYARIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA BANK BTN SYARIAH TESIS Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Hukum Oleh Nurdin Pasya NIM 2112043300011 PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA

MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO,

KEPATUHAN SYARIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KINERJA BANK BTN SYARIAH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Hukum

Oleh

Nurdin Pasya

NIM 2112043300011

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H / 2017

Page 2: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCEPADA MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO,

KEPATUI{AN SYARIAII DAN DAMPAKNYA TERIIADAPKINERJA BANK BTN SYARIAH

Studi Pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang Harmoni, Jakarta Pasr Minggu,Bogor, Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK)

OlehNurdin Pasya

NIM: 2112043300011

Di Bawah Binbingan

PROGRAM STUDI MAGISTERHUKUM EKONOMI SYARIAHFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

1439Ht2017 M

Page 3: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

PENGESAHAN PANITIA I]JIAN TESIS

Tesis berjudul ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCEPADA MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHANSYAzuAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINEzuA BANK BTN SYARIAHStudi Pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang Harmoni, Jakarta pasar Minggu, Bogor,Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK) telah diujikan dalam siding munaqasyahFakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) syarii uiaayatuitatriakarta pada 15 November 2017. Tesis ini telah citerima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Magister Hukum (MH) pada program Studi Magister HukumEkonomi Syariah.

Jakarta, 15 November 2017Mengesahkan,Dekan,

l. Ketua/Penguj i I

2. Sekretaris

3. Pembimbing

4. Penguji I

5. Penguji II

PANITIA UJIAN

Dr. Nurhasanah. M.AgNIP.19740817 200212 2 013

Ahmad Chairul Hadi. M.ANIP.19720531 200110 1 002

Dr. Euis Amalia. M.AsNIP. 19710701 199803 2 002

Dr. Rini. M.SiNrP. 19760315 200501 2 002

DR. M. Nur Rianto Al'Arif. M.SiNIP. i9811013 200801 1 006

Page 4: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

Nama

NIM

Program Studi

Fakultas

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nurdin Pasya, SE

211204330001 I

Magister Ekonomi Syariah

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah .lakarta

Judul : Penerapan Good Corporate Goternance pada Manajemen

Operasional. Manajenten Risiko. Kepatuhan Syariah Dan

Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

(Studi pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang .lakarta

Harnror.ri. .lakafta Pasar Minggu. Bogor. Tangeratrg dan

" Bekasi-.IABOTABEK)

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini secara

keseluruhan merupakan hasil penelitiar/karya saya sendiri. kecuali bagian-bagian

tertentu yang diluj uk ser.nbernya.

Jakarra. 25 Oktober 201 7

Saya yang menyatakan

_l [Atf4 z

\rNurdin Pasva. SE

NIM. 2l 1204330001 r

Page 5: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

v

ABSTRAK

Pembahasan mengenai good corporate governance (GCG) pada industri

perbankan semakin menarik untuk didiskusikan mengingat salah satu faktor

terjadinya krisis perbankan dimasa krisis adalah lemahnya implementasi GCG.

Adanya miss manajemen dan tidak patuhnya eksekutif perusahaan terhadap

regulasi internal dan ekternal sebagai wujud tata kelola perusahaan yang buruk

yang mengakibatkan terjadinya kinerja perbankan yang tidak sehat.

Penulisan tesis ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris dan

perbedaan penerapan GCG pada Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, dan

Kepatuhan Syariah dan dampaknya terhadap Kinerja Bank BTN Syariah.

Jenis penelitian ini masuk kategori penelitian kuantitatif, dengan

instrumen kuesioner dan survai dengan pendekatan analisis kausal, menggunakan

teknik path analysis dengan pendekatan regresi linier sederhana dan regresi linier

berganda. Dari analisis yang penulis lakukan kemudian dikemukakan beberapa

hal yang menjadi temuan penelitian ini. Masing-masing veriabel memperoleh nilai

sebesar ρ21 0,360, ρ31 0,361, ρ41 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan

kausal antara variable GCG terhadap Manajemen Operasional, Manajemen Risiko

dan Kepatuhan Syariah saling berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan

hubungan ketiga variable yaitu Manajemen Operasional, Manajemen Risiko,

Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN Syariah memperoleh nilai

masing-masing sebesar ρ52 0,109, ρ53 0,145, ρ54 0,106. Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan variable Manajemen Operasional, Manajemen Risiko dan

Kepatuhan Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Bank BTN

Syariah. Adapun adanya perbedaan yang signifikan antara penerapan good

corporate governance manajemen operasional, manajamen resiko, kepatuhan

syariah terhadap kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah dengan

ditunjukkannya perhtungan nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari nilai α

= 0,05.

Page 6: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

vi

Kata Kunci: Good Corporate Governance, Manajemen Operasional, Manajemen

Risiko, Kepatuhan Syariah dan Kinerja Bank BTN Syariah.

ABSTRACT

The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is

more interesting to be discussed considering one of the factors that caused the

banking crisis during the crisis was the weak implementation of GCG. The

existence of management miss and disobedience of corporate executives against

internal and external regulation as a form of bad corporate governance that

resulted in unhealthy banking performance.

The writing of this thesis aims to analyze empirical evidence and differences of

GCG implementation on Operational Management, Risk Management, and Sharia

Compliance and its impact on Bank BTN Sharia Performance.

This type of research is categorized as quantitative research, with questionnaire

and survey instrument with causal analysis approach, using path analysis

technique with simple linear regression and multiple linear regression. From the

analysis of the authors do then put forward some things that the findings of this

study. Each veriabel obtained a value of ρ21 0.360, ρ31 0.361, ρ41 0.366. This

shows that the causal relationship between GCG variables to Operational

Management, Risk Management and Shariah Compliance have positive and

significant influences. While the relationship of the three variables that are

Operational Management, Risk Management, Sharia Compliance to Bank

Performance of BTN Syariah get the value of each of ρ52 0,109, ρ53 0,145, ρ54

0,106. This shows that the relation of variable Operational Management, Risk

Management and Sharia Compliance have positive and significant impact to the

performance of Bank BTN Syariah. The existence of significant difference

between the implementation of good corporate governance of operational

management, risk management, sharia compliance to the performance at each

branch of Bank BTN Syariah with denoted significance value 0.000 or less than α

= 0,05.

Page 7: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

vii

Keywords: Good Corporate Governance, Operational Management, Risk

Management, Sharia Compliance and Performance of Bank BTN

Syariah.

Page 8: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kepada

Allah SWT atas segala karunia, limpahan rahmat, hidayah dan taufik-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir (tesis). Penulisan tesis ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

pada program Magister Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan tesis ini,

banyak pihak yang mendukung dan memberikan kontribusi yang tiada terhingga,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, ucapan terima kasih

teristimewa penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di Program Magister Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag. dan Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A,

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Hukum Ekonomi

Syariah yang telah memberikan waktu dan arahan kepada penulis,

sehingga terselesaikannya penulisan tesis ini.

3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, yang merupakan guru dan sekaligus dosen

pembimbing yang telah memberikan dukungan, bimbingan studi

sehingga selesainya penulisan tesis ini, dengan segala kesabaran dan

ketelitiannya memberikan pengetahuan-pengetahuan baru yang sangat

mencerahkan penulis.

4. Istri tercinta, Hamda Hijriah dan tiga buah hati kami, Axel, Antareza

dan Azkya yang telah memberikan kesempatan waktu yang tiada

terhingga, dan memberi pembelajaran arti kesabaran berikut warna

kehidupan pada keluarga kami.

Page 9: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

viii

5. Rekan-rekan penulis satu angkatan di Magister Hukum Ekonomi

Syariah, yaitu Bu Ade Irma Suryani, Pak Baihaqi beserta rekan kuliah

lainnya yang selalu semangat, yang senantiasa berkomunikasi dan

berdiskusi guna penyelesaian penulisan tesis.

Akhirnya sebagai penutup, penulis mendoakan semua pihak yang telah

membantu dan mendukung, semoga seluruh amalan dan kebaikannya dapat

diberikan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Dan penulis menyadari dengan

segala keterbatasannya tesis ini, penulis dengan sangat terbuka menerima saran-

saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak.

Jakarta, 15 November 2017

Penulis

Nurdin Pasya

Page 10: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. iv

ABSTRAK ........................................................................................................... v

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL. .............................................................................................. xii

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7

D. Perumusan Masalah .................................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

F. Manfaat Peneltian...................................................................... 8

G. Review Studi Terdahulu............................................................ 9

H. Sistematika Penulisan ………………………………………... 16

BAB II KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN

OPERSIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN SYARIAH

DAN KINERJA .............................................................................. 17

A. Good Corporate Governance..................................................... 17

B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional ......... 30

C. Pengertian, Manfaat Manajemen Risiko, Jenis-Jenis Risiko Pada

Manajemen Risiko. ................................................................... 35

D. Kepatuhan Syariah .................................................................... 41

E. Konsep Kinerja.......................................................................... 44

Page 11: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

x

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 56

A. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 56

B. Hipotesis .................................................................................... 57

C. Tempat dan Prosedur Penelitian................................................. 58

D. Metode Penelitian....................................................................... 60

E. Jenis Penelitian........................................................................... 61

F. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.................................... 62

G. Teknik Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabiltas Data ....... 64

H. Instrumen Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi

Operasional ................................................................................. 66

I. Kalibrasi Data (Uji Coba Instrumen)........................................... . 76

J. Teknik Analisa Data ..................................................................... . 77

K. Uji Hepotesis Statistik .................................................................. . 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 90

A. Profil Bank BTN ........................................................................ 90

B. Uji Kualitas (Uji Validitas dan Reliabilitas) .............................. 93

C. Deskripsi Karakteristik Responden............................................ 105

D. Deskripsi Data Penelitian........................................................... 107

E. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 115

F. Pengujian Model Analisis Jalur ................................................. 135

G. Pengujian Hipotesis.................................................................... 149

H. Uji Perbedaan Good Corporate Governance (Xı), Manajemen

Operasional (X₂), Manajemen Risiko (X₃), Kepatuhan Syariah (X₄),

dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y) di Cabang Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi

(SEJABOTABEK) .................................................................... 153

I. Pembahasan................................................................................ 163

Page 12: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 171

A. Kesimpulan ................................................................................ 171

B. Saran........................................................................................... 172

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 173

LAMPIRAN ...................................................................................................... 180

Page 13: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perkembangan Kantor Bank Syariah Tahun 2016............................. 1

Tabel 2.1. Jenis-jenis Risiko ............................................................................... 40

Tabel 3.1. Populasi Penelitian............................................................................. 62

Tabel 3.2. Sampel Penelitian............................................................................... 64

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Good Corporate Governance............... 68

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Oprasional ....................... 70

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Risiko............................... 72

Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepatuhan Syariah .............................. 74

Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja................................................. 75

Tabel 4.1. Sejarah Bank BTN ............................................................................. 90

Tabel 4.2. Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (X1) ................ 93

Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel Manajemen Operasioal (X2) .......................... 95

Tabel 4.4. Uji Validitas Variabel Manajemen Risiko (X3) ................................. 97

Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4)................................. 98

Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y) .............................. 99

Tabel 4.7. Reliabilitas Variabel Good Corporate Governance (X1)................... 101

Tabel 4.8. ReliabilitasVariabel Manajemen Operasional (X2)............................ 102

Tabel 4.9. Reliabilitas Variabel Manajemen Risiko (X3) ................................... 102

Tabel 4.10 Reliabilitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4) .................................. 103

Tabel 4.11 Reliabilitas Reliabilitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y).............. 103

Tabel 4.12 Rangkuman Reliabilitas Good Corporate Governance (X1),Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), Kepatuhan Syariah(X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y)........................................ 104

Tabel 4.13 Karakteristik Responden .................................................................... 105

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja BTN Syariah (Y)......................... 107

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Skor Good Cooperate Governance ................... 109

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Operasional .......................... 111

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Risiko ................................... 112

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Skor Kepatuhan Syariah ................................... 113

Tabel 4.19 Rangkuman Deskripsi Data Total Skor ........................................... 114

Page 14: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xiii

Tabel 4.20 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen

Operasional (X2)................................................................................. 115

Tabel 4.21 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen

Risiko(X3).......................................................................................... 116

Tabel 4.22 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Kepatuhan

Syariah (X4) ....................................................................................... 117

Tabel 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap Kinerja BTN

Syariah (Y) ......................................................................................... 118

Tabel 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap Kinerja BTN Syariah

(Y) ...................................................................................................... 119

Tabel 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja BTN Syariah

(Y) ..................................................................................................... 120

Tabel 4.26 Rangkuman Uji Normalitas Regresi ................................................. 121

Tabel 4.27 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen

Operasional (X2)................................................................................. 123

Tabel 4.28 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen

Risiko (X3).......................................................................................... 125

Tabel 4.29 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Kepatuhan

Syariah (X4)........................................................................................ 127

Tabel 4.30 Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap Kinerja BTN

Syariah (Y) ......................................................................................... 129

Tabel 4.31 Uji Linearitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap Kinerja BTN Syariah

(Y) ...................................................................................................... 131

Tabel 4.32 Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja BTN Syariah

(Y) ...................................................................................................... 133

Tabel 4.33 Rangkuman Uji Linearitas Regresi Good Corperate Governance (X1),Terhadap Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), danKepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)... 134

Tabel 4.34. Matriks Koefisien Koelasi Antar Variabel ....................................... 136

Tabel 4.35. Uji F Sub-Struktur 1, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Manajamen Operasional ................................................... 138

Page 15: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xiv

Tabel 4.36. Uji T Sub-Struktur 1, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Manajamen Operasional ................................................... 139

Tabel 4.37. Uji F Sub-Struktur 2, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Manajamen Risiko ............................................................ 141

Tabel 4.38. Uji T Sub-Struktur 2, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Manajamen Risiko ............................................................ 141

Tabel 4.39. Uji F Sub-Struktur 3, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Kepatuhan Syariah ............................................................ 143

Tabel 4.40. Uji T Sub-Struktur 3, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance

Terhadap Kepatuhan Syariah ............................................................ 144

Tabel 4.41. Model Summary Sub-Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah ............................................................................ 146

Tabel 4.42. Uji F Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah ............................................................................ 146

Tabel 4.43. Uji T Koefisien Jalur Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah ............................................................................ 147

Tabel 4.44. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis ............................................ 152

Tabel 4.45. Uji Perbedaan Good Corporate Governance antara Bank BTN Syariah

JABOTABEK ................................................................................... 153

Tabel 4.46. Multiple Comparisons Good Corperate Governance Antara BTN

Syariah JABOTABEK ....................................................................... 154

Tabel 4.47. Uji Perbedaan Manajemen Operasional antara Bank BTN Syariah

JABOTABEK ................................................................................... 155

Tabel 4.48. Multiple Comparisons Manajemen Operasional Antara BTN Syariah

JABOTABEK..................................................................................... 156

Tabel 4.49. Uji Perbedaan Manajemen Risiko antara Bank BTN Syariah

JABOTABEK ................................................................................... 157

Page 16: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xv

Tabel 4.50. Multiple Comparisons Manajemen Risiko Antara BTN Syariah

JABOTABEK..................................................................................... 158

Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kepatuhan Syariah antara Bank BTN Syariah

JABOTABEK ................................................................................... 159

Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kepatuhan Syariah Antara BTN Syariah

JABOTABEK..................................................................................... 160

Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kinerja Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK... 161

Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kinerja Antara BTN Syariah JABOTABEK 162

Page 17: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Fungsi Manajemen Operasi .............................................................. 33

Bagan 2.2. Siklus Manajemen Kinerja................................................................ 48

Bagan 2.3. Indikator Kinerja............................................................................... 52

Bagan 3.1. Model Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ 56

Bagan 3.2. Prosedur Penelitian ........................................................................... 59

Bagan 3.3. Model Hipotetik Pengaruh Antar Variabel ....................................... 61

Bagan 4.1. Hubungan Kausal X1. X2, X3, dan X4 terhadap Y.......................... 137

Bagan 4.2. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen

Operasional, Hubungan Kausal Sub Struktur 1 ................................ 138

Bagan 4.3. Hubungan Empiris Pada Sub Struktur 1 ........................................... 140

Bagan 4.4. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen

Risiko, Hubungan Kausal Struktur 2 ................................................ 140

Bagan 4.5. Hubungan Empiris Pada Sub Struktural 2 ........................................ 142

Bagan 4.6. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kepatuhan

Syariah, Hubungan Kausal Sub Struktur 3 ....................................... 143

Bagan 4.7. Hubungan Empiris Pada Sub Struktural 3 ........................................ 145

Bagan 4.8. Model 1: Pengaruh Manajemen Operasional (X2), Manajemen

Risiko (X3), Kepatuhan Syariah, Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah:

Hubungan Kausal Pada Sub Struktural 4 .......................................... 145

Bagan 4.9. Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 4 ....................................... 149

Bagan 4.10. Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1,2,3 dan 4........................ 149

Page 18: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Operasional (X2)........................................ 124

Gambar 4.2. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Risiko (X3)................................................. 126

Gambar 4.3. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4) ................................................ 128

Gambar 4.4. Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah (Y)...................................................... 130

Gambar 4.5. Uji Linearitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah (Y) .................................................... 132

Gambar 4.6. Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah (Y) .................................................... 134

Page 19: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah baru diatur secara formal sejak diamandemen UU No 7 tahun

1992 dengan UU No 10 tahun 1998 dan UU No 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia yang selanjutnya diatur secara khusus dengan disahkannya Undang-

undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Sejak saat itu mulailah bank

syariah berkembang, dan hingga tahun 2016 jumlah bank syariah di Indonesia

dapat ditunjukkan sebagai berikut:1

Tabel 1.1.

Perkembangan Kantor Bank Syariah Tahun 2016

Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Bank

Bank Umum Syariah (BUS) 11 11 12 12 13

Bank Unit Usaha Syariah (UUS) 24 23 22 22 21

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 158 163 163 103 97

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, periode tahun 2012- 2016.

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat,

hal ini berdampak persaingan pada industri perbankan sangat ketat. Perbankan

syariah dituntut untuk melakukan tata kelola perusahaan yang lebih baik agar

operasional perbankan syariah lebih efektif dan efisien. Dengan demikian dalam

rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan para pemangku

kepentingan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan,

diperlukan pelaksanaan tata kelola yang baik. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) sebagai regulator yang mengatur dan mengawasi terhadap kegiatan jasa

keuangan perbankan telah menerbitkan peraturan POJK Nomor 55/POJK.03/2016

1Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Perbankan Syariah-Sharia Banking Statistic”. Datadiakses pada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.

Page 20: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

2

tentang penerapan tata kelola bagi bank umum, yang diterbitkan pada tanggal 7

Desember 2016, pada pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa bank wajib menerapkan

prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha bank pada

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.2

Penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga untuk mengantisipasi

risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bank, bahwa dengan semakin

kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan

praktik tata kelola yang baik oleh perbankan syariah. Selain itu karakteristik

produk dan jasa perbankan syariah memerlukan fungsi identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha

perbankan syariah. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan

POJK Nomor 65/POJK.03/2016 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah, bahwa pada pasal 2 ayat (1) menyatakan

bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif.3

Kompleksitas kegiatan usaha bank semakin meningkat sejalan dengan

perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan dan

memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi

oleh bank sehingga diperlukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha

bank. Untuk memitigasi risiko kegiatan usaha bank diperlukan berbagai upaya

baik yang bersifat preventif (ex-ante) maupun kuratif (ex-post). Upaya yang

bersifat preventif (ex-ante) dapat ditempuh dengan mematuhi berbagai kaidah

perbankan yang berlaku untuk mengurangi atau memperkecil risiko kegiatan

usaha bank. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan POJK

Nomor 46/POJK.03/2017 tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum,

bahwa pada pasal 2 ayat (1) menyatakan direksi wajib menumbuhkan dan

mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi

dan kegiatan usaha bank.4

2Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 55/POJK.03/2016, tentang penerapan tata kelolabagi bank umum”, 2016, h. 5.

3Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 65/POJK.03/2016, tentang penerapanmanajemen risiko bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah”, 2016, h. 5.

4Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 46/POJK.03/2017, tentang fungsi kepatuhanbank umum”, 2017, h. 6.

Page 21: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

3

Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan syariah,

UU Nomor 21 Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Majlis Ulama

Indonesia (MUI) melalui organ khususnya yaitu Dewan Syariah Nasional (DSN)

untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk bank. Pada pasal 32

ayat (1) undang-undang tersebut juga memerintahkan pada bank konvensional

yang memiliki unit usaha syariah, bahwa pada setiap bank syariah atau unit usaha

syariah diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang memiliki

fungsi pengawasan syariah dan advisory (penasehat) ketika bank dihadapkan pada

pertanyaan mengenai apakah aktivitasnya sesuai syariah atau tidak.5

Secara ketentuan tentang good corporate governance, manajemen risiko

dan pelaksanaan fungsi kepatuhan untuk perbankan syariah sudah lengkap, namun

didalam implementasinya masih terjadi penyimpangan. Untuk menghindari risiko

yang lebih besar, maka bank syariah menurut Heri Sudarsono yang dikutip oleh

Abdul Manan diperlukan 1) upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

dibidang perbankan syariah. 2) perlu upaya-upaya yang lebih progresif dari

pemerintah dan ulama untuk mendorong pemenuhan legalitas instrumen syariah

guna memberi ruang yang lebih lebar bagi tumbuhnya bank syariah. 3)

pengembangan kualitas bank syariah perlu dukungan akademisi. 4) dibutuhkan

sosialisasi yang lebih agresif mengenai bank syariah.6

Selain itu seperti yang dijelaskan oleh Sri Sulistyanto yang dikutip oleh

Desmadi Saharauddin menyatakan bahwa konsep good corporate governance

berkembang bersamaan dengan tuntutan masyarakat yang mengharapkan adanya

kehidupan bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggungjawab. Tuntutan ini timbul

karena banyaknya kasus-kasus penyimpangan yang terjadi dalam dunia korporasi

di seluruh dunia. Penyimpangan tidak hanya terjadi di negara-negara yang sistem

bisnis belum terkelola dengan baik, bahkan dimana konsep ini pertama kali

diperkenalkan seperti Amerika Serikat, juga terdapat banyak penyimpangan-

penyimpangan yang tidak hanya merugikan perusahaan dan pemilik modalnya.

5Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, “Tentang PerbankanSyariah”. Diakses pada 17 Agustus 2017 dari www.bi.go.id

6Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Persfektif Kewenangan PeradilanAgama. (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014) Cet.2, h. 234-235.

Page 22: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

4

Akan tetapi juga mengakibatkan kerugian dan kehancuran bagi lingkungan dan

masyarakat luas. Dengan adanya konsep good corporate governance semua

elemen yang terlibat dalam dunia usaha dapat dikontrol agar mereka tetap

mengutamakan hati nuraninya daripada hawa nafsu yang menghalalkan segala

cara untuk kepentingan pribadi dan golongan.7

Oleh karena itu, good corporate governance menjadi sebuah isu yang

menarik dan penting diterapkan pada perusahaan-perusahaan di era teknologi

seperti saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan untuk menjadikan organisasi

lebih terbuka, sistimatis dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya.

Dalam buku Jill Solomon dinyatakan bahwa “Corporate Governance is defined as

the system checks and balances, both internal and external to companies, which

ensures that companies discharge their accountability to all their stakeholders

and act in a socially responsible way in all areas of their business activity”, yang

artinya Corporate Governance didefinisikan sebagai sistem cek and balances,

baik internal maupun eksternal kepada perusahaan, yang menjamin bahwa

perusahaan melaksanakan akuntabilitas mereka kepada semua pemangku

kepentingan dan tindakan mereka dengan cara yang bertanggung jawab secara

sosial di semua bidang kegiatan usaha mereka.8

Pengaturan dan implementasi good corporate governance memerlukan

komitmen dari top management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya

dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus

dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi bank Indonesia, kepatuhan

terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan,

merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan good corporate

governance.9

7Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah, ed 1, cet 1.Jakarta: Prenada Media Group, 2015. h. 69

8Jill Solomon, Corporate Governance and Accountability, (Wiley: Jhon Wiley & Sons,2007), 2010. h. 10.

9Wahyudi Zarkasy, Good Corporate Governance, Pada Perusahaan Manufaktur,Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta, 2008, h. 112.

Page 23: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

5

Keterkaitan Manajemen Risiko dan good corporate governance dijelaskan

oleh Norlida, Kassim dan Hussin bahwa; Effectively managing or controlling the

factors that cause risk can result in market leadership, increasing a company’s

growth and investor confidence (Meier, 2000). Corporate entities believe that

the successful operation of any business depends on risk management

(Archer, 2002). This has been high. lighted by Doherty (2000) that there is

evidence in terms of theories that show how value can be created from the

adoption and application of risk management and how risk can also destroy

corporate value. In essence, risk management has indeed now become a global

issue and is considered highly essential for all types of organisations in the

world. Yang artinya Mengelola atau mengendalikan secara efektif faktor-faktor

yang menyebabkan risiko dapat mengakibatkan perusahaan menjadi pemimpin

pasar, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan kepercayaan investor (Meier,

2000). Entitas perusahaan percaya bahwa keberhasilan operasi bisnis apapun

tergantung pada manajemen risiko (Archer, 2002). Hal ini telah disorot oleh

Doherty (2000) bahwa ada bukti dalam hal teori yang menunjukkan bagaimana

nilai dapat diciptakan dari penerapan dan penerapan manajemen risiko dan

bagaimana risiko juga dapat menghancurkan nilai perusahaan. Intinya,

manajemen risiko memang sekarang telah menjadi isu global dan dianggap sangat

penting untuk semua jenis organisasi di dunia10

Variabel kepatuhan syariah digunakan pada penelitian ini, dikarenakan

para nasabah meragukan konsistensi penerapan prinsip-prinsip syariah. Oleh

karena itu, sangat dibutuhkan konsistensi yang benar-benar dilakukan oleh para

pengelola bank syariah terhadap prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia sehingga dapat menghilangkan keresahan adanya risiko kelangsungan

usaha, kesehatan keuangan dan kelancaran dalam pengelolaan perbankan syariah.

Dalam tata kelola sebuah perusahaan, kepatuhan (compliance) memiliki

arti mengikuti suatu spesifikasi, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas

yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam

10Norlida, Kassim, Hussin, Enterprise-Wide Risk Management (EWRM) Practices,Between Corporate Governance Compliance and Value Creation, International Review ofBusiness Research Papers, Vol. 6, 2, (2010), h. 239-252.

Page 24: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

6

suatu bidang tertentu. Ada yang ruang lingkupnya internasional dan ada juga

nasional, seperti standar internasional yang diterbitkan oleh ISO, dan aturan-

aturan nasional seperti peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan

untuk perbankan di Indonesia. Maka kepatuhan syariah dapat dikatakan sebagai

tindakan dan langkah yang bersifat ex-ante preventif.11 Dengan tujuan untuk

memastikan sistem, ketentuan, kebijakan, prosedur serta kegiatan yang dilakukan

oleh bank Islam serta mengawasi dan mengontrol jalannya perkembangan bank

syariah agar tidak keluar dari ranah jalurnya yang berpedoman kepada syariat

islam sehingga dapat disiplin, patuh dan mampu meminimalisir segala risiko yang

akan terjadi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian

ini mengambil judul “Penerapan Good Corporate Governance Pada

Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah dan

Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah”. Dengan alasan, untuk

membuktikan secara empiris dan mendukung hasil penelitian sebelumya. Selain

dari pada itu, pemilihan studi di Bank BTN Syariah dikarenakan bank tersebut

merupakan salah satu bank yang telah go public, memiliki kemudahan dalam

mengakses data serta bank tersebut memiliki komitmen dalam melaksanakan good

corporate governance disalah satu misi perusahaannya.

B. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan dan mengamati penjelasan mengenai latar belakang

yang penulis kemukakan di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Masih terjadinya kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh oknum pegawai

bank syariah.

2. Pegawai bank syariah belum sepenuhnya menerapkan dan menjunjung tinggi

moral dan kode etik sebagai pegawai bank syariah.

3. Masih kurangnya pemahaman pentingnya membangun budaya perusahaan di

bank syariah.

11Budi, Sukardi, “Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produk bankSyariah di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 dari e-journal.metrouniv.ac.id.

Page 25: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

7

4. Undang undang perbankan syariah di Indonesia dan ketentuan internal bank

syariah lainnya belum sepenuhnya dipahami seluruh pegawai bank syariah.

5. Belum terpublikasikannya good corporate governance secara baik.

6. Masih lemahnya penerapan good corporate governance di bank syariah.

7. Masih lemahnya pengendalian berbagai risiko yang terjadi di perbankan

syariah.

8. Masih lemahnya budaya kepatuhan yang diterapkan perbankan syariah.

9. Masih lemahnya peran direksi dalam melaksanakan monitoring penerapan

good corporate governance.

10. Kinerja bank syariah yang lebih lambat dibandingkan kinerja bank

konvensional.

C. Pembatasan Masalah

Penerapan good corporate governance yang penulis teliti dibatasi terhadap

tata kelola perusahaan yang diterapkan dalam hal pelaksanaan manajemen

operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja Bank BTN

Syariah. Studi pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta

Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan yang menjadi kajian pada penilitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan good corporate governance,

terhadap majamen operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah,

di Bank BTN Syariah?

2. Apakah terdapat pengaruh antara manajemen operasional, manajemen

risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja Bank BTN Syariah?

3. Apakah terdapat perbedaan penerapan good corporate governance

manajemen operasional, manajamen risiko, dan kepatuhan syariah

terhadap kinerja Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi?

Page 26: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

8

E. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Manajemen Operasional Bank BTN Syariah

2. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Manajemen Risiko Bank BTN Syariah

3. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Kepatuhan Syariah Bank BTN Syariah

4. Menganalisis pengaruh Manajemen Operasional terhadap Kinerja Bank

BTN Syariah

5. Menganalisis pengaruh Manajemen Risiko terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah

6. Menganalisis pengaruh Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah

7. Menganalisis perbedaan Good Corporate Governance (GCG), Manajemen

Risiko, dan Kepatuhan Syariah pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah

Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Bukanlah merupakan langkah sederhana penulis menentukan obyek

permasalahan juga sasaran karya tulis. Maka terdapat beberapa manfaat

dilakukannya penelitian ini, antara lain:

1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai upaya untuk mendukung pengembangan

ilmu ekonomi syariah pada umumnya serta khususnya yang berkaitan

dengan good corporate governance.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Manajemen Institusi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk

menilai kesehatan perbankan terutama bank syariah dalam evaluasi

penerapan good corporate governance.

Page 27: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

9

b. Bagi Dewan Pengawas Syariah

Memberikan masukan dalam melakukan pengawasan terhadap

perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja bank

syariah dan mewujudkan good corporate governance.

c. Bagi Perbankan Syariah

Untuk mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan kinerja bank

syariah dalam mewujudkan good corporate governance.

3. Manfaat Akademis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan terutama di bidang pengembangan Hukum Ekonomi

Syariah pada Program Pascasarjana Magister Hukum Ekonomi Syariah

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Civitas Akademisi

Untuk menambah informasi dan wawasan tentang penerapan good

corporate governance pada manajemen risiko, kepatuhan syariah dan

pengaruhnya terhadap kinerja Bank Syariah.

G. Review Studi Terdahulu

Penulis melakukan penelaahan dari beberapa referensi terkait tentang

penelitian yang relevan pada penelitian sebelumnya. Berikut ini beberapa

penelitian yang relevan dengan penelitian ini:

1. Daniel Nuri Satrio Waspodo (041224353049)12, Tesis S2 Magister

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata kelola perusahaan yang

telah dilakukan PT. XYZ. Penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan

penilaian dan evaluasi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang

baik di PT. XYZ, sehingga dapat mengetahui penerapan tata kelola

perusahaan yang belum berjalan maksimal. Pendekatan penelitian yang

12Waspodo, Daniel Nuri Satrio, Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance PadaPT XYZ, Tesis S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga,2016.

Page 28: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

10

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif berdasarkan

case study. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah catatan arsip

perusahaan dan dokumentasi, laporan hasil wawncara dan observasi ke

perusahaan langsung.

Hasil dari penelitian ini adalah penilaian penerapan tata kelola

perusahaan yang baik di PT. XYZ, serta evaluasi terhadap aspek-aspek

dari tata kelola perusahaan yang belum dijalankan dengan maksimal.

2. Dila Fadilathun Nisa (2112043300010)13, Tesis S2 Magister Ekonomi

Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Mengenai Pengaruh Peran Komite Audit, Audit

Internal, serta Dewan Pengawasan Syariah Terhadap Good Corporate

Governance dan Kinerja Bank Syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui peran komite audit, audit internal, serta dewan

pengawas syariah terhadap good corporate governance dalam kinerja bank

syariah. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode purposive sampling yang termasuk dalam ‘non

probability sampling’. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling

(SEM).

Hasil penelitian menunjukan bahwa komite audit dan internal audit

berpengaruh terhadap kinerja bank syariah, sedangkan dewan pengawas

syariah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank

syariah. Komite audit dan dewan pengawas syariah memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap good corporate governance sedangkan internal

audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap good corporate

governance.

13Nisa, Dila Fadilathun, Pengaruh Peran Komite Audit, Audit Internal, Serta DewanPengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance Dan Kinerja Bank Syariah, Tesis S2Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Page 29: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

11

3. Musa, Muhammad Adli14, Bloomsbury Qatar Foundation Journals.

Membahas mengenai Islamic Business ethics and finance: An Exploratory

study of Islamic banks in Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mempertegas bagaimana sesungguhnya etika adalah salah

satu yang harus diterapkan dalam bisnis, dengan pertimbangan bahwa

dalam dunia bisnis memiliki tanggung jawab sosial dan tidak semata-mata

bertujuan mengambil keuntungan. Schwartz (2006), berpendapat Tuhan itu

harus dipertimbangkan sebagai pemangku kepentingan manajerial untuk

bisnis perorangan dan korporasi, yang menerima keberadaan Tuhan dapat

menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab secara hukum,

mengedapankan etika dan meningkatkan profitabilitas.

Penelitian ini melibatkan studi empiris para eksekutif yang bekerja

di empat bank syariah yang berbeda di Malaysia. Data kuantitatif

dikumpulkan dengan 45 item survey untuk menilai persepsi eksekutif bank

syariah perihal etika umum bank, sikap dan perilaku karyawan, perlakuan

terhadap karyawan, kode etik, manajemen dan tanggung jawab sosial, dan

pengukuran data menggunakan skala likert. Hasil dari analisis kuantitatif

deskriptif menggunakan SPSS, bahwa bank syariah di Malaysia sesuai

dengan norma etika islam, perlakuan karyawan seperti kesetaraan upah

yang adil harus disesuaikan dengan etika yang diterapkan ajaran Islam,

dan Dewan Pengawas Syariah serta eksekutif bank berpandangan sama

bahwa pentingnya menggabungkan etika Islam dalam operasional

bisnisnya.

4. Maliah Sulaiman, Norakma Abd Majid, Noraini Mohd Ariffin15,

Bloomsbury Qatar Foundation Journals. Mengenai Corporate governance

of Islamic Financial institutions in Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisa sejauh mana Islamic Financial Institutions (IFIs)

benar-benar mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Sentral

14Musa, Muhammad Adli, Islamic Business and Finance: An Exploratory Study ofIslamic banks in Malaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.

15Sulaiman, Maliah dkk, Corporate Governance of Islamic Financial Institutions inMalaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.

Page 30: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

12

Malaysia atau Bank Negara Malaysia (BNM), kepatuhan terhadap

Corprate Governance yang disahkan oleh organisasi akuntansi dan audit

lembaga keuangan Islam atau Accounting and Auditing Organization for

Islamic Financial Institutions (AAOIFI), berikut kerangka kerja yang

ditentukan oleh lembaga internasional yang merumuskan infrastruktur dan

menetapkan standar internasional dibidang jasa keuangan syariah atau

Islamic Financial Service Board (IFSB).

Dengan menggunakan konten analisis dalam studi tersebut

menghasilkan bahwa kualitas corporate governance di Lembaga

Keuangan Islam di Malaysia cukup memuaskan karena mereka memenuhi

lebih dari separuh item yang ditetapkan dalam corporate governance

index.

5. Joko Setiyono16, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Institut Agama

Islam Negeri Salatiga mengenai Good Governance Dalam Perspektif

Islam (Pendekatan Ushul Fikih: Teori Pertingkatan Norma) Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis good governance dalam perspektif Islam

dengan teori tingkat norma klasik dengan pendekatan ushul fiqh, yang

menggali nilai-nilai filosofis (the teory values) norma dalam hukum Islam.

Tulisan ini menunjukkan hukum Islam (ushul fiqh) selalu berkembang dan

mampu menjawab tantangan perubahan jaman, sehingga melahirkan

rumusan hukum Islam yang humanis.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan penting

penerepan good governance bagi pengembangan tata kelola birokrasi yang

lebih baik sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai dalam hukum Islam seperti

nilai kesetaraan, tasamuh (toleransi), keadilan (justice), kemaslahatan,

musyawarah (syura), kejujuran (honesty), objectif (comprehensiveness),

tanggung jawab dan amanah dan orientasi masa depan akan mewujudkan

terbentuknya pemerintahan yang bersih dan baik (good and clean

governance).

16Setiyono, Joko, Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam (PendekatanUshul Fikih: Teori Pertingkatan Norma), Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Muqtasid vol 6No.1, 2015.

Page 31: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

13

6. Totok Dewayanto17, Jurnal Fokus Ekonomi Universitas Dipenogoro,

dengan judul Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap

Kinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengukur tata kelola perusahaan dan kinerja di

sektor perbankan yang secara khusus menentukan mekanisme corporate

governance. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda sesuai dengan tujuan penelitian yang menganalisis pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Studi ini menunjukkan bahwa hubungan Mekanisme Pemantauan

kepemilikan langsung tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Kedua,

Mekanisme Pemantauan Pengendalian Internal yang menangani hubungan

negatif yang signifikan dengan kinerja hanyalah satu ukuran perbankan

kecuali yang mengarahkan dewan direksi adalah hal yang positif namun

tidak signifikan. Ketiga, Regulator Mekanisme Pemantauan melalui dan

persyaratan cadangan atau rasio kecukupan modal (CAR) menunjukkan

hubungan yang signifikan dan positif terhadap kinerja sistem perbankan.

7. Vincent Aebi, Gabriele Sabato, Markus Schmid18. Risk management,

corporate governance, and bank performance in the financial crisis.

Journal of Banking and Finance.

Makalah ini menyelidiki apakah mekanisme tata kelola perusahaan

terkait manajemen risiko, seperti misalnya kehadiran chief risk officer

(CRO) di dewan eksekutif bank dan apakah laporan CRO kepada CEO

atau langsung ke dewan direksi, terkait dengan kinerja bank yang lebih

baik selama krisis keuangan 2007/2008. Didalam analisisnya mengukur

kinerja bank dengan return buy-and-hold dan ROE. Hasil pembahasannya

17Dewayanto, Totok. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2006-2008, (The Effect Mechanism Good Corporate Governance on thePerformance National Banking Study on banking company are listed in Indonesia Stock Exchangein the period 2006-2008), Jurnal Fokus Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro, Vol.5 No. 2 Desember 2010. 104 - 123

18Vincent Aebi, dkk. Risk management, corporate governance, and bank performance inthe financial crisis. Journal of Banking and Finance. Vol 36, 1, 2012, h. 3213-3226.

Page 32: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

14

menunjukkan bahwa bank, dimana CRO secara langsung melapor kepada

dewan direksi dan bukan kepada CEO (atau entitas perusahaan lainnya),

menunjukkan tingkat pengembalian saham dan ROE yang lebih tinggi

secara signifikan (yaitu, kurang negatif) selama krisis. Sebaliknya, variabel

tata kelola perusahaan standar sebagian besar tidak signifikan atau bahkan

negatif terkait dengan kinerja bank selama krisis.

8. Rizal Yaya19, an Analysis on Anglo Saxon Corporate Governance Model

Based on Islamic Perspective. Dalam pembahasannya mengenai analisis

kritis tentang konsep corporate governance yang diterapkan diwilayah

negara-negara yang menerapkan system Anglo Saxon. Analisisnya

menggunakan pendekatan teori-teori yang disampaikan oleh Sadr (1994),

Chapra dan Ahmed (2002). Pembahasannya mengemukakan bahwa secara

umum Corporate Governance Anglo Saxon agar memiliki nilai atau

dimensi ilahiah (escatology) dan tidak semata-mata berorientasi profit

(worldly).

9. Hennie van Greuning & Zamir Iqbal20, Risk Analysis for Islamic Banks,

mengemukakan bahwa corporate governance adalah aktifitas yang

melibatkan seluruh stakeholder perbankan syariah. Sehingga corporate

governance melibatkan peran supervisor dan pembuat kebijakan, direksi

dan komisaris perusahaan, RUPS dan pemegang saham berikut pihak

manajemen secara keseluruhan nasabah serta partner kerja bank syariah.

Selain itu yang perlu dilibatkan dalam penerapan corporate governance

menurut Hennie, adalah pentingnya peran dan keterlibatan public secara

langsung maupun tidak langsung.

19Rizal Yaya, an Anlysis on Anglo Saxon Corporate Governance Nodel Based on IslamicPerspectives, Jakarta ISEFID Review. Vol 2, 1, 2013, h 24-37.

20Hennie van Greuning & Zamir Iqbal, Risk Analysis for Islamic Banks, Washington DC.World Bank, 2008.

Page 33: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

15

10. Masyhudi Ali21, Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, pembahasannya yaitu

manajemen risiko pada perbankan merupakan faktor yang sangat penting,

mengingat perbankan memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi

perekonomian nasional dan global. Ali juga menjelaskan penerapan

prinsip-prinsip corporate governance dalam manajemen risiko, sebagai

tameng perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko bisnis perbankan.

11. Wilson Arafat22, pada bukunya yang berjudul Manajemen Perbankan

Indonesia, Teori dan Implementasi, mengemukakan tentang penyebab

terjadinya krisis financial di Indonesia merupakan rentetan dari tidak

diterapkan atau minimnya implementasi prinsip good corporate

governance khususnya pada sektor perbankan.

Dari pengungkapan kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya, satu sisi menunjukkan adanya saling terkait dan mendukung satu

dengan lainnya. Misalnya adanya pemahaman yang sesuai tentang

implementasi prinsip-prinsip good corporate governance yang diterapkan

secara konsisten, memiliki dampak yang baik buat perusahaan dan dapat

dijadikan tameng perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko operasionalnya.

Selain itu dalam perspektif Islam, penerapan good corporate governance

merupakan suatu keharusan karena prinsip-prinsip good corporate governance

selaras dengan ajaran Islam yang tidak hanya berorientasi profit tetapi

menerapkan nilai-nilai Islam seperti nilai kesetaraan, tasamuh (toleransi),

keadilan (justice), kemaslahatan, musyawarah (syura), kejujuran (honesty),

objectif (comprehensiveness), tanggung jawab dan amanah dan orientasi masa

depan akan mewujudkan terbentuknya pemerintahan yang bersih dan baik

(good and clean governance).

21Masyhud Ali, Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha menghadapiTantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: Rajawali Press, 2006.

22Wilson Arafat, Manajemen Perbankan Indonesia, Teori dan Implementasi. Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.

Page 34: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

16

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk membantu pembaca memahami

alur pemikiran dalam tesis ini.

Bab satu menggambarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah dan perumusan masalah, selanjutnya membahas tujuan dan

manfaat penelitian bagi dunia akademis dan masyarakat berikut review beberapa

hasil penelitian studi terdahulu atau tinjauan pustaka.

Bab dua membahas tentang landasan teoritis terkait good corporate

governance dan variable lain yang mempengaruhinya yaitu manajemen

operasional, manajemen risiko, kepatuhan syariah. Selanjutnya menjelaskan

berikut menetapkan indikator variable-variable yang dibahas yaitu indikator good

corporate governance, manajemen operasional, manajemen risiko, kepatuhan

syariah dan kinerja.

Bab tiga memberikan penjelasan terkait metode penelitian yang dilakukan,

meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, sumber data,

instrumen penelitian, berikut teknik analisa data.

Bab empat menjabaran dan menginterpretasikan terkait analisa data,

meliputi gambaran umum objek penelitian, proses analisa dan pengujian model,

uji reabilitas dan uji validitas dan pembahasan uji hipotesis.

Bab lima adalah kesimpulan dan rekomendasi. Bab ini menjelaskan secara

rinci hal penting pada setiap bab yang sudah dibahas sebelumnya, dan

mengaitkannya dengan tujuan penelitian yang sudah disampaikan pada bab

sebelumnya. Selain itu, disampaikan juga penjelasan terkait kontribusi teoritis dan

metodis yang dapat diberikan oleh tesis ini dan menjadi rujukan bagi penelitian

selanjutnya. Dan terakhir adalah rekomendasi bagi lembaga terkait seperti institusi

tempat penelitian dan masyarakat akademis pada umumnya.

Page 35: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

17

BAB II

KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN

OPERSIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN SYARIAH

DAN KINERJA

A. Good Corporate Governance

Konsep corporate governance awalnya hanya berkembang di negara-

negara berbahasa Inggris seperti Inggris dan Amerika, dan dengan cepat

berkembang ke negara-negara lain. Konsep good corporate governance baru

dikenal di Inggris pada tahun 1992, juga di negara-negara maju yang

tergabung dalam kelompok OECD (Organisation for Economic Co-operation and

Development) yaitu kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat dan Amerika

Utara mempraktikkan pada tahun 1999.1

Di Indonesia bermula dari usulan penyempurnaan peraturan pencatatan

pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur

mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk

mengangkat komisaris independen dan membentuk komite audit pada tahun

1998, Corporate Governance mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan

publik di Indonesia.2

Corporate Governance menurut Keputusan Menteri Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 adalah suatu proses

atau struktur yang digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka waktu panjang dan tetap memperhatikan kepentingan

stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-

nilai etika.3 Sehubungan dengan berlakunya Keputusan Menteri Negara

BUMN, maka selama ini ketentuan tersebut digunakan sebagai dasar

1Thomas S. Kaihatu, Good Corporate dan penerapannya di Indonesia, Jurnal Manajemendan Kewirausahaan, vol. 8, 1, 2006., h. 2.

2Septian, Good Corporate Governance, Jurnal diakses pada 22 Agustus 2016 dari web:http://septianludy.blogspot.co.id

3Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: Kep 117/M-MBU/2002 tanggal31 Juli 2002, tentang “Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha MilikNegara (BUMN)”, diakses pada 22 Agustus 2016 dari http://jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf

Page 36: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

18

penerapan good corporate governance, yaitu Keputusan Menteri Negara

BUMN Nomor: Kep–117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang

Penerapan Praktik good corporate governance pada Badan Usaha Milik

Negara, dan telah digantikan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha

Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha

Milik Negara tanggal 1 Agustus 2011, maka definisi good corporate

governance berubah menjadi prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan

mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-

undangan dan etika berusaha.4

1. Definisi dan Konsep Good Corporate Governance

Istilah Good Corporate Governance dewasa ini sudah sangat popular,

beikut ini akan dibahas pengetian Good Corporate Governance berdasakan

sumber yang diperoleh dari beberapa referensi terkait sebagai berikut:

Dari sudut pandang corporate governance, perbankan syariah

menunjukkan sejumlah segi yang menarik karena aransemen partisipasi

ekuitas, risiko dan profit and loss sharing menjadi basis pembiayaan

(pemberian kredit) yang islami. Semua aturan mekanisme memiliki satu aspek

penting, dalam arti bahwa mereka harus merupakan transaksi yang riil dan

bukan transaksi keuangan semata-mata, dan semua pihak yang mengadakan

kontrak harus sama-sama menanggung risiko dari transasksi itu dengan

memakai mekanisme profit and loss sharing.5

Menurut Sri Sulistyanto yang dikutip oleh Desmadi Saharauddin

menyatakan bahwa konsep good corporate governance berkembang

bersamaan dengan tuntutan masyarakat yang mengharapkan adanya kehidupan

bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggungjawab. Tuntutan ini timbul karena

banyaknya kasus-kasus penyimpangan yang terjadi dalam dunia korporasi di

4Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1Agustus 2011, tentang “Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good CorporateGovernance) pada Badan Usaha Milik Negara”, diakses pada 16 Agustus 2017 darihttp://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011

5Muhammad, Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, 2005), ed. revisi, h. 404.

Page 37: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

19

seluruh dunia. Penyimpangan tidak hanya terjadi di negara-negara yang sistem

bisnis belum terkelola dengan baik, bahkan dimana konsep ini pertama kali

diperkenalkan seperti Amerika Serikat, juga terdapat banyak penyimpangan-

penyimpangan yang tidak hanya merugikan perusahaan dan pemilik

modalnya. Akan tetapi juga mengakibatkan kerugian dan kehancuran bagi

lingkungan dan masyarakat luas. Dengan adanya konsep good corporate

governance semua elemen yang terlibat dalam dunia usaha dapat dikontrol

agar mereka tetap mengutamakan hati nuraninya daripada hawa nafsu yang

menghalalkan segala macam cara untuk kepentingan pribadi dan golongan.6

Selain itu, menurut Mishardi konsep good corporate governance

adalah “sesuatu yang saatnya diimplementasikan dalam prusahaan-perusahaan

di Indonesia, karena melalui konsep yang menyangkut struktur perseroan,

yang terdiri dari unsur-unsur RUPS, direksi dan komisarias dapat terjalin

hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas, kewenangan dan

tanggungjawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan

tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan

stakeholders”.7

Sedangkan menurut Veitzal Rivai dan Rifki Ismal secara umum istilah

governance lebih ditunjukan untuk sistem pengendalian dan pengaturan

perusahaan, dalam arti lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif

perusahaan agar tidak merugikan para stakeholder. Good corporate

governance umumnya menyangkut orang (moralitas), etika kerja dan prinsip-

prinsip kerja yang baik.8

Lebih lanjut terkait tujuan Good Corporate Governance dijelaskan

oleh ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants) yang merupakan

6Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah, (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2015), ed. Pertama, cet. Ke-1, h. 69.

7Misahardi, Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good CorporateGovernance, (Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002), cet.Ke-1, h. 34.

8Vietzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2013), h. 519.

Page 38: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

20

asosiasi global untuk akuntan professional, dalam ungkapannya yang dituangkan

pada policy paper ACCA bahwa:

“ACCA’s view is that there are three complementary main purposes ofcorporate governance: a) To ensure the board, as representatives of theorganisation’s owners, protects resources and allocates them to makeplanned progress towards the organisation’s defined purpose. b) Toensure those governing and managing an organisation accountappropriately to its stakeholders. C) To ensure shareholders and, whereappropriate, other stakeholders can and do hold boards to account”.9

Yang artinya ACCA berpandangan bahwa ada tiga tujuan utama tatakelola perusahaan yaitu: Untuk memastikan dewan direksi, sebagaiwakil dari pemilik organisasi, melindungi sumber daya danmengalokasikannya untuk membuat kemajuan yang direncanakan sesuaitujuan organisasi. Untuk memastikan peraturan yang mengatur danmengelola akun organisasi sesuai dengan pemangku kepentingannya.Untuk memastikan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnyamenyetujui, untuk menunda atau melanjutkan apa yang dilakukan dewandireksi. .

Di dalam laporan komite Cadbury, yang dibentuk sebagai suatu

perwujudan keprihatinan terhadap akitivitas perusahaan-perusahaan di Inggris, dalam

laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report mendefenisikan tata kelola

perusahaan sebagaimana yang tulis dalam buku “Penerapan good corporate

governance, mengesampingkan hak istimewa demi kelangsungan usaha” hasil

karya Indra Surya dan Ivan Yustiavandana sebagai berikut: 10

“A set of rules that define the relationship between shareholders,managers, creditors, the government, employees, and other internal andexternal stakeholders in respect to their right and responsibilities, or thesystem by which companies are directed and controlled.”Artinya sistemyang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agarmencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukanoleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya danpertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan denganperaturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dansebagainya”.

9 ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants), “Corporate Governanceand Risk Manajemen Agenda”, Policy Paper ACCA, h.1, 2008. Diakses pada 15 Oktober 2017 darihttp://www.iago.org.ar/comercio29/html.

10Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance,Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana, 2008), Ed.Pertama, cet. Ke-2, h. 24-26.

Page 39: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

21

Menurut Mervyn K. Lewis dalam tulisannya berjudul IslamicCorporate Governance yang ditulis pada jurnal Review of Islamic Economics,mendifinisikan corporate governance sebagai berikut :11

“If governance refers to the relationship between government and itsconstituents, then corporate governance concerns the corporation andits constituents. This definition then begs the question of who theconstituents of a corporation are. While there are many who wouldargue for the corporation having a broad corporate responsibilitymandate, in many conventional conceptions of corporate governance therelationships are confined either to the links between those supplyingcapital and finance to the firm and its management or, more narrowlystill, to the relationship between shareholders and management. Bycontrast, Islamic corporate governance necessarily has a widecommission, with obligations extending to suppliers, customers,competitors and employees, embracing the spiritual as well as thetemporal needs of the Islamic community. Nevertheless, while themandate is clear, and the ethical underpinnings unequivocal, there aresome important challenges in implementing this vision”. Artinya: Jikatata kelola mengacu pada hubungan antara pemerintah dankonstituennya, maka tata kelola perusahaan menyangkut korporasi dankonstituennya. Definisi ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentangsiapa konstituen korporasi. meskipun ada banyak orang yangberpendapat bahwa korporasi memiliki mandat tanggung jawabperusahaan yang luas, dalam banyak konsepsi konvensional mengenaitata kelola perusahaan, hubungan tersebut terbatas pada kaitan antarapenyediaan modal dan keuangan dengan perusahaan dan manajemennya,atau, yang lebih sempit lagi, untuk hubungan antara pemegang sahamdan manajemen. Sebaliknya, tata kelola perusahaan Islam tentu memilikikomisi yang luas, dengan kewajiban yang diperluas ke pemasok,pelanggan, pesaing dan karyawan, merangkul kebutuhan spiritual danjuga kebutuhan masyarakat Islam. Meski begitu, meski mandatnya sudahjelas, dan dasar etikanya tegas, ada beberapa tantangan penting dalammenerapkan visi ini.

Pandangan lain perihal good corporate governance diungkapkan oleh

See Jonathan R. Macey dalam bukunya Corporate Governance: Promises

Kept, Promises Broken, Princeton University Press, 2 (“The purpose of

corporate governance is to motivate corporate mangers to keep the promises

they make to investors.”) yang di kutip oleh Emily Samra, bahwa: “At its core,

11 Lewis, Mervyn K, “Islamic Corporate Governance”, Review of Islamic Economics,Vol. 9, 1, 2005, diakses pada 18 Oktober 2017, dari https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents

Page 40: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

22

corporate governance is a set of promises made by a corporation, and those

that make the decisions for a corporation, to the corporation’s stakeholders”.

yang artinya: Pada intinya, tata kelola perusahaan adalah satu set janji yang

dibuat oleh sebuah perusahaan, dan orang-orang yang membuat keputusan

untuk sebuah perusahaan, kepada para pemangku kepentingan korporasi.12

Sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu POJK Nomor

55 /POJK.03/2016 tentang penerapan tata kelola bagi bank umum, bahwa tata

kelola yang baik adalah suatu tata cara pengelolaan bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness).13

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa good corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem

(input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan

antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama hubungan

antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dimaksudkan

untuk mengatur dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dan untuk

memastikan bahwa kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera,

berdasarkan prinsip korporasi yang sehat guna menjaga kestabilan hubungan

antara individu, shareholders, stakeholders, job description, kewenangan dan

tanggungjawab sesuai dengan struktur dan mekanisme kerja yang jelas.

12Samra, Emily, “Corporate Governance in Islamic Financial Institutions” InternationalImmersion Program Papers University of Chicago Law School, Chicago Unbond, 2016. Diaksespada 17 Oktober 2017 dari http://chicagounbound.uchicago.edu

13Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 55/POJK.03/2016, tentang penerapan tatakelola bagi bank umum”, 2016. h.5.

Page 41: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

23

2. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

Penerapan prinsip good corporate governance adalah untuk

menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi

manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh komitmen dan

independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan

kegiatan perusahaan, sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.

Prinsip-prinsip pelaksanaan good corporate governance perbankan syariah

tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh pengelolaan bank yang sesuai

dengan lima prinsip dasar dan sesuai dengan prinsip syariah, tetapi juga

ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas.

Sedangkan menurut Bambang Rianto Rustam bahwa pelaksanaan good

corporate governance harus berdasarkan lima prinsip dasar, sebagai berikut:

a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan

informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses

pengambilan keputusan.

b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan

pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara

efektif.

c. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip

pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.

d. Professional (professional), yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak

objektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak mana pun

(independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan

bank syariah.

e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kestaraan dalam memenuhi hak-

hak para pemangku kepentingan berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.14

14Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta:Salemba Empat, 2013), h. 397-398.

Page 42: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

24

Menurut Vietzhal Rifai dan Rifki Ismail prinsip-prinsip good

corporate governance terdiri atas empat prinsip, yaitu:

a. Transparency, yaitu pengungkapan informasi merupakan hal penting,

sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu pasti apa yang telah dan

akan terjadi. Laporan perusahaan harus memuat berbagai informasi yang

diperlukan, demikian pula perusahaan go-public. Persyaratan untuk ini

antara lain disusun oleh Komite Nasional Bagi Pengelolaan Perusahaan

yang Baik (KNPPB).

b. Fairness, yaitu good corporate yang baik mensyaratkan adanya

perlindungan untuk hak minoritas. Perlakuan yang sama dan adil pada

semua pemegang saham, melarang kecurangan insider trading, dll.

KNPPB mensyaratkan minimal 20% direksi berasal dari luar yang tidak

ada hubungan dengan pemegang saham dan direksi.

c. Accountability, yaitu ada pengawasan yang efektif berdasarkan

keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi.

Ada pertanggungjawaban dari komisaris dan direksi, serta ada

perlindungan untuk karir karyawan.

d. Responsibility, yaitu perlu dipastikan adanya kepatuhan dan

tanggungjawab perusahaan pada peraturan dan undang-undang yang

berlaku. Misalnya dalam PT terbuka perlu adanya sekertaris perusahaan.15

Pada dasarnya, prinsip-prinsip good corporate governance menurut

pandangan para ahli di atas, memiliki kesamaan dan saling melengkapi serta

berkesinambungan dalam menerapkan good corporate governance. Dengan

demikian maka dapat dipahami bahwa good corporate governance diperlukan

untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten

dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, perlu diketahui

tentang ukuran normatif yang digunakan dalam menyatakan baik atau

buruknya corporate governance suatu perusahaan.

15Vietzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, h. 520-521.

Page 43: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

25

3. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance

Secara umum, penerapan prinsip good corporate governance memiliki

tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:

a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing;

b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah;

c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja

ekonomi perusahaan;

d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap

perusahaan

e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.16

Selain itu, tujuan corporate governance menurut Assoc Professor Luh

Luh Lan bahwa, goals of corporate governance is:17 “To protect the interest of

the investing public, maintaining confidence in our listed companies and

enhancing Singapore’s global reputation as a trusted financial centre –

promote transparency and accountability”. Artinya Untuk melindungi

kepentingan masyarakat yang ber-investasi, menjaga kepercayaan pada

perusahaan yang terdaftar di bursa dan meningkatkan reputasi global

Singapura sebagai pusat keuangan yang terpercaya-mempromosikan

transparansi dan akuntabilitas.

Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan penerapan corporate

governance dapat disebut antara lain:18

16Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance,Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, h. 68

17Lan, Luh Luh, “Goals of Cororate Governnce - A Singapore Perspetive” EU-AsiaCorporate Governance dialoge, faculty of Law and NUS Business School, National University ofSingapore, 6 Juli 2012. Diakses pada 17 Oktober 2017 dari http://www.fsa.go.jp/frtc/kenkyu/event.

18Maksum, Azhar. Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, Pidato

Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Akuntansi Manajemen pada FakultasEkonomi, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara GelanggangMahasiswa, Kampus USU, 17 Desember 2005. Diakses pada 17 Oktober 2017 darihttps://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents.

Page 44: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

26

a. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akanberlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusanyang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerjayang lebih sehat. Ketiga hal ini jelas sangat berpengaruh positif terhadapkinerja perusahaan, sehingga kinerja perusahaan akan mengalamipeningkatan.

b. Good corporate governance akan memungkinkan dihindarinya atausekurang-kurangnya dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaanwewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini tentumenekan kemungkinan kerugian bagi perusahaan maupun pihakberkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.

c. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat darimeningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempatmereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaandapat memudahkan perusahaan mengakses tambahan dana yangdiperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan, terutama untuk tujuanekspansi.

d. Bagi para pemegang saham, dengan peningkatan kinerja akan menaikkannilai saham mereka dan juga nilai dividen yang akan mereka terima. Baginegara, hal ini juga menaikkan jumlah pajak yang dibayarkan olehperusahaan yang berarti akan terjadi peningkatan penerimaan negara darisektor pajak. Apalagi bila perusahaan yang bersangkutan berbentukperusahaan BUMN, maka peningkatan kinerja tadi juga dapatmeningkatkan penerimaan negara dari pembagian laba BUMN.

e. Karena dalam praktik good corporate governance karyawan ditempatkansebagai salah satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik olehperusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan jugadiperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam tahapan selanjutnyatentu dapat pula meningkatkan produktivitas dan rasa memiliki (sense ofbelonging) terhadap perusahaan.

f. Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkatkepercayaan para stakeholders kepada perusahaan akan meningkatsehingga citra positif perusahaan akan naik. Hal ini tentu saja dapatmenekan biaya (cost) yang timbul sebagai akibat tuntutan parastakeholders kepada perusahaan.

g. Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkankualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen cenderung untuk tidakmelakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajibanuntuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku danpenyajian informasi secara transparan.

Page 45: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

27

Dari pemaparan manfaat dan tujuan good corporate governance di atas

bahwa terlaksananya good corporate governance agar mampu menambah

nilai perusahaan guna memenangkan kompetensi global, mendorong

terciptanya pasar yang trasnparan, konsisten dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Pelaksanaan Good Corporate Governance

Pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dan

unit usaha syariah memiliki perbedaan. Berikut ini akan diuraikan pelaksnaan

good corporate governance:19

a. Pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dapat

diwujudkan dalam beberapa hal, yaitu: 1) pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab dewan komisaris dan direksi, 2) kelengkapan dan

pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi yang menjalankan

pengendalian BUS, 3) pelaksnaan tugas dan tanggungjawab DPS, 4)

penerapan fungsi kepatuhan, audit internal, dan audit eksternal, 5) batas

maksimum penyaluran dana, 6) transparansi kondisi keuangan dan

nonkeuangan BUS.

b. Pelaksanaan good corporate governance bagi unit usaha syariah dapat

diwujudkan dengan beberapa hal, yaitu: 1) pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab direktur UUS, 2) pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

DPS, 3) penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan

penyimpanan dana oleh deposan inti, 4) transparansi kondisi keuangan dan

non keuangan UUS.

Konsep tentang good corporate governance secara universal sangat

erat kaitannya dengan ajaran agama-agama yang ada. Prinsip good corporate

governance ternyata selaras dengan ajaran agama Islam. Ajaran agama Islam

selalu memperkenalkan etika yang baik, moral yang kuat, integritas, serta

kejujuran, tidaklah mudah untuk menggabungkan nilai-nilai etika seperti itu

19 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia , h. 400.

Page 46: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

28

menjadi good corporate governance yang islami. Terdapat beberapa hal yang

sangat berkaitan erat dengan konsep corporate govenance yaitu khalifah,

accountability, reliability, transparency, dan juga trustworthiness, balance

sheets, religious audit, dan syura. Konsep itu berasal dari pandangan Islam.20

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal

7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, bahwa Pelaksanaan good

corporate governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) paling kurang

diwujudkan dalam: a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Komisaris dan Direksi; b) kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite

dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern BUS; c)

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) ; d)

penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern; e) batas

maksimum penyaluran dana; dan f) transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan BUS. Sedangkan pelaksanaan GCG bagi Unit Usaha Syariah (UUS)

paling kurang diwujudkan dalam: a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Direktur UUS; b) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS; c) penyaluran

dana kepada nasabah pembiayaan inti dan penyimpanan dana oleh deposan

inti; dan d) transparansi kondisi keuangan dan non keuangan UUS.21

Entitas syariah tentunya memiliki perspektif tersendiri terhadap

Corporate Governance yang merupakan cerminan perspektif Islam. Tata

kelola persuhaan konvensional dan syariah memiliki banyak perbedaan sudut

pandang (Choudury dan Hoque, 2006).22 Yang paling pokok adalah peletakan

ideologi tauhid dalam perspektif syariah terhadap ideologi rasionalisme dalam

perspektif konvensional. Selain itu, tujuan dari sebuah usaha dalam perspektif

konvensional pada umumnya adalah maksimalisasi keuntungan, sementara

20 Nalim, Good Corporate Govenance dalam Perspektif Islam, vol. XX, 2, Oktober, 2015.h. 10.

21Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009, 17 Desember 2009 tentang PelaksanaanGood Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, di akses padatanggal 12 Oktober 2017 dari www.bi.co.id/Peraturan/Perbankan/pages.

22 Choudury, M.A., Hoque, M.Z. Corporate Governance in Islamic Perspective.(Corporate Gorvernance 6(2), 2006), h. 116-128.

Page 47: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

29

pada perspektif syariah lebih terfokus pada kesejahteraan ummat. Prinsip

Good Corporate Governance dalam Islam mengacu pada Al-Quran dan Al-

Hadits yang menjadikannya unik dan berbeda dengan konsep Good Corporate

Governance dalam pandangan dunia barat. Dalam pandangan Islam, corporate

governance harus mengintegrasikan apsek peraturan yang didasarkan pada

syariah dan ajaran Islam sebagai intinya.

Menurut alfaur Rahmi yang dikutip oleh Muhammad Syafi’i

mengatakan bahwa dalam perusahaan perbankan khusunya bank syariah

diperlukan lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam hal etika

misalnya, sifat amanah, dan shiddiq harus melandasi setiap karyawan sehingga

tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Di samping itu, karyawan

bank syariah harus skillfull dan professional (fathanah), dan mampu

melakukan tugas secara team work dimana informasi merata di seluruh

fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward dan

punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.23

Seperti yang dipaparkan dalam Muh. Awal Satrio, N. terdapat

beberapa pandangan tekait pinsip-pinsip good corporate governance dalam

perspektif Islam,24 beikut ini uraiannya:

Menurut Abu Tapanjeh, prinsip-prinsip Corporate Governance dalam

perspektif Islam diwujudkan melalui kerangka syariah dalam pelaksanaan

bisnis, keadilan, dan kesetaraan demi kemaslahatan serta berorientasi pada

Allah SWT sebagai pemilik dan otoritas tunggal di dunia.25 Prinsip-prinsip

corporate governance dalam Islam lebih cendrung ke stakeholder oriented

daripada shareholder oriented.26

23Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori Praktik, (Jakarta: Gema Insani,2001), cet. Ke-1, h. 34.

24 Muh Awal Satrio Nugroho, “Urgensi Penerapan Islamic Corporate Govenance di BaitulMaal Wat Tamil (BMT), Kajian Bisnis, Vol. 23, No. 1, Januari 2015, h. 66.

25 Abu-Tapanjeh AM. “Corporate Governance from The Islamic Perspective”. CriticalPerspective on Accounting, Vol. 20, 2009, h. 556-567.

26 Iqbal, Z , Mirakhor A ., “ Stakeholders Model of Governance In Islamic EconomicSystem”, Islamic Economic Studies, 2004, Vol 11 : No 2, p :43-63

Page 48: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

30

Tata kelola yang baik maka menjadi salah satu kunci keberhasilan

perusahaan untuk tumbuh dengan sehat, mampu memenangkan persaingan

bisnis global terutama bagi perusahaan berkembang yang telah menjadi

perusahaan terbuka, serta mampu menguntungkan bagi perusahaan dalam

jangka panjang. Penerapan tata kelola terkait kepada pengaturan manajemen

perusahaan yang baik, penciptaan budaya yang kondusif, serta pengaturan

antara pemegang saham dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dari uraian

tersebut maka indikator good corporate governance dapat diringkas yang

terdiri dari: a) budaya perusahaan, b) etika perusahaan, c) nilai perusahaan, d)

proses bisnis. e) pengembangan perusahaan dan f) pertanggungjawaban

perusahaan.

B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional

1. Pengertian Manajemen Operasional

Dalam pembahasan manajemen operasional tidak banyak ditemukan

teori terkait manajemen operasional secara khusus melainkan dengan istilah

manajemen operasi. Selain dari pada itu, manajemen operasional memiliki

beberapa penamaan, yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi,

manajemen operasi. Berikut ini akan diuraikan manajemen operasional

berdasarkan refrensi yang penulis dapat:

Manajemen operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara

optimal penggunaan sumber gaya-sumber daya (faktor proses produksi) dalam

proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk

dan jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran

organisasi.27

William J. Stevenson mengatakan bahwa manajemen operasi adalah

“manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan/jasa

menyediakan jasa. Penciptaan barang atau jasa meliputi transformasi atau

pengubahan input menjadi output”. Manajemen operasional merupakan area

27Muhammad Natsir, Pengaruh Kinerja Operasional Terhadap Kepuasan KonsumenStudi Kasus Rumah Potong Ayam PT. Ciomas Adisatwa, Tbk., jurnal, hal. 191.

Page 49: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

31

dimana industri-industri, sektor-sektor yang penting, dan para kompetitor

betul-betul berkemauan untuk membagi informasi dan ide-ide.28

Menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam buah karyanya

“Manajemen Operasi” menyatakan bahwa manajemen operasi serangkaian

aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan

mengubah input menjadi output.29

Menurut Sofjan Assauri pengertian manajemen operasi memiliki arti

sama dengan manajemen produksi yaitu ”kegiatan untuk mengatur dan

mengordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya

manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif

dan efesien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu

barang atau jasa”.30

Manajemen operasi menurut Maria Pampa Kumalaningrum, dkk.

adalah desain sistematik, pengarahan dan pengawasan terhadap berbagai

proses yang mengubah input menjadi output yang berupa barang-barang jadi

maupun jasa. Aktivitas tersebut dapat terjadi baik pada system produksi yang

menghasilkan barang dan jasa di organisasi yang berorientasi laba maupun

non laba.31

Menurut Roger G. Schroeder dalam bukunya Operations

Managaement bahwa manajemen operasi “bertanggungjawab untuk

menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi dan mengambil keputusan

yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang

28William J. Stevenson, Buku Manajaemen Operasi: Perspektif Asia, Terj. dariOperations Management: An Asian Perspective oleh Diana Angelica, dkk., (Jakarta: SalembaEmpat, 2014), hal. 4.

29Jay Heizer dan Barry Render, Buku Manajemen Operasional, Terj. dari OperationManagement, oleh Chriswan Sungkono, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal. 4.

30 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), ed. Revisi, hal. 19.

31Maria Pampa Kumalaningrum, dkk., Manajemen Operasi, (Yogyakarta: Unit Penerbit &Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2011), cet. Ke-2, hal. 2.

Page 50: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

32

digunakan serta merupakan kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi

operasi”.32

Lebih Lanjut, Erni dan Kurniawan manajemen operasional merupakan

pelaksanannya, pada fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut

tahapan tertentu akan sangat berbeda-beda jika didasarkan pada fungsi

operasionalnya. Secara operasional, fungsi perencanaan (planning) untuk

sumber daya manusia sangat berbeda dengan fungsi perencanaan untuk

sumber daya fisik/alam atau untuk keuangan. Demikian juga berbeda jika

dilihat dalam fungsi pengorganisasiannya, pengarahannya, hingga

pengawasannya.33

Dalam buku Manajemen Produksi Modern yang ditulis oleh Murdifin

Haming Marfud Nurnajamuddin mengatakan bahwa manajemen operasional

adalah “kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian,

penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau

jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran

dengan nilai tambah yang lebih besar”.34

Dari pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen operasional merupakan bentuk pengaturan, pengelolaan,

pengawasan secara menyeluruh pada masalah tenaga kerja, barang jadi

maupun barang mentah, peralatan produksi, dll. Agar dapat dijadikan sebuah

produk barang dan jasa yang diperjualbelikan. Kata manajemen operasional

sendiri berasal dari dua kata, yaitu manage (Bahasa Inggris) yang berarti

mengatur atau mengelola, dan operasional yang memiliki arti semua hal yang

berkaitan dengan kegiatan produksi, baik pada perusahaan yang bergerak di

bidang jasa atau barang. Operasi dapat diartikan sebagai segala aktivitas dalam

mentransformasikan input menjadi output yang bisa menambah nilai pada

32Roger G. Schroeder, Buku Operation Management Decision Making in The OperationsFunction, Terj. Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi oleh TimPenerjemah Penerbit Erlangga, (Jakarta: Erlangga, 1996), cet. Ke-4, hal. 4.

33 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), ed. Pertama, cet. Ke-6, hal. 12.

34 Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet. Pertama, hal. 17.

Page 51: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

33

suatu barang maupun jasa. Jadi definisi manajemen operasional adalah area

bisnis yang berfokus kepada proses produksi produk ataupun jasa. Dimana

terdapat manajer operasi yang memiliki tanggung jawab terhadap proses input

(material atau energi atau tenaga kerja) menjadi output (produk atau jasa).

Dari pengertian manajemen operasional di atas, maka indikatornya

yaitu: 1) kepuasan konsumen, 2) moral karyawan, 3) produktivitas, 4) kualitas,

5) mutu.

2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional

Manajemen operasional memiliki peranan yang sangat penting bagi

perusahaan karena manajemen operasional sangat berkaitan erat dengan

pengambilan keputusan. Seorang manajer oeprasional menjadi pilar

pengelolaan kegiatan operasional suatu perusahaan. Tugas seorang manajer

operasional yaitu membuat perencanaan atau pemetaan sejumlah fungsi

manajemen yang memiliki tugas yang berbeda-beda, diantaranya pembuatan

konsep perencanaan kegiatan operasional, kegiatan pembentukan staf,

pembentukan struktur, dan masih banyak lainnya.

Orientasi utama seorang manajer operasional yaitu memberikan

pengarahan soal input, output, jumlah output, harga produk yang terus di

kontrol, kualitas produk, momen untuk memanjakan konsumen, dan hal

lainnya yang ada kaitannya dengan produk/ jasa dan kepuasan

konsumen. Berikut ini adalah bagan terkait fungsi manajemen operasional:

Bagan 2.1

Fungsi Manajemen Operasi

Sumber: Buku Manajemen Operasi Perspektif Asia yang ditulis oleh William J. Stevenson

Page 52: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

34

Dari bagan di atas, terlihat bahwa inti dari fungsi operasi adalah

menambah nilai selama proses transformasi. Nilai tambah (value-added)

merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan selisih antar biaya input

dengan nilai atau harga output. Dalam organisasi nirlaba, nilai output

(misalnya kontruksi, jalan raya, kepolisian, dan proteksi kebakaran) adalah

nilai output bagi masyarakat; semakin besar nilai tambah, semakin besar

efektivitas operasi. Dalam organisasi yang berorientasi laba, nilai output

diukur melalui harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan untuk barang atau

jasanya. Perusahaan menggunakan uang yang dihasilkan melalui nilai tambah

untuk penelitian dan pengembangan, investasi pada fasilitas dan peralatan

baru, gaji karyawan, serta laba. Konsekuensinya, semakin besar nilai tambah

semakin besar jumlah dana yang tersedia untuk tujuan ini.35

Menurut Mufiddin Haming dan Mahfud Nurnajamuddi tujuan dari

manajemen operasional sebagai berikut:

a. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaransesuai yang diharapkan oleh pasar.

b. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkankeluaran secara efesien.

c. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilaitambah atau manfaat yang semakin besar.

d. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenangdalam setiap kegiatan persaingan, dan

e. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkanatau disediakan semakin dicenderungi oleh pelanggannya.36

Hal tersebut sejalan dengan pandangan Sofjan Assauri yang

mengatakan bahwa kegiatan untuk meningkatkan kegunaan atau daya guna

suatu barang atau jasa, sering dikenal sebagai kegiatan pentransformasian

masukan (inputs) menjadi keluaran (output), tidaklah dapat dilakukan sendiri,

tetapi dibutuhkan bantuan dan dilakukan secara bersama-sama dengan orang

lain, sehingga diperlukan kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen ini

dibutuhkan untuk mengatur dan mengombinasikan faktor-faktor produksi

35William J. Stevenson, Buku Manajaemen Operasi: Perspektif Asia, Terj. dariOperations Management: An Asian Perspective oleh Diana Angelica, dkk., hal. 5-6.

36 Murfidin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern, hal. 19.

Page 53: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

35

yang berupa sumber-sumber daya dan bahan guna dapat meningkatkan

kegunaan dari barang atau jasa tersebut secara efektif dan efesien, dengan

memanfaatkan keterampilan atau skill yang dimiliki para manajernya.37

Dengan demikian fungsi manajemen operasional lebih fokus pada hal-

hal yang ada kaitannya dengan pengambilan keputusan soal semua kebutuhan

operasional perusahaan, sedang sistem manajemen operasional fokus pada

jenis sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Umumnya perusahaan

menerapkan sistem transformasi sebagai sistem operasionalnya. Sistem

transformasi di sini meliputi sistem pembuatan rancangan dan analisa selama

kegiatan operasional berlangsung.

C. Pengertian, Manfaat Manajemen Risiko dan Jenis-Jenis Risiko Pada

Manajemen Risiko

Manajemen risiko berusaha untuk mengoptimalkan kredit, dan risiko

pasar, sedangkan manajemen berusaha untuk meminimalkan risiko

operasional.38 Proses pengelolaan risiko yang terdiri dari identifikasi, evaluasi

dan pengendalian risiko dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas

perusahaan. Maka diperlukan adanya pendekatan terstruktur/metodologi

dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu

rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan

strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan

pemberdayaan berbagai sumber daya.

1. Pengertian Manajemen Risiko

Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah

biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.

Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar esensial untuk

memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu, dengan

37 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hal. 10.

38Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko, (Jakarta:Salemba Empat, 2011), h. 254.

Page 54: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

36

mempelajari berbagai definisi yang ditemukan dalam berbagai literatur

diharapkan pemahaman konsep risiko semakin jelas.39 Berikut ini pengertian

risiko menurut pandangan para ahli:

Pengertian risiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi.

Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat

mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Pengertian risiko menurut Sulad Sri Hardanto didefinisikan sebagai

“peluang terjadinya “bad outcome” (hasil yang buruk, dan besarnya peluang

dapat di estimasikan”.40

Sedangkan menurut Ferry N. risiko adalah “ancaman atau

kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang

berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai”.41

Menurut Sentanoe Kartonegoro risiko adalah “situasi yang obyektif,

eksternal, dan selalu ada meskipun individu yang terekspos kemungkinan

kerugian itu tidak menyadari”.42

Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat dipahami bahwa risiko

adalah suatu ketidakpastian dimasa yang datang tentang kerugian, jadi dengan

demikian hubungan antara risiko dan asuransi merupakan hubungan yang erat

satu dengan yang lain, yang satu akan selalu melekat dan mengikuti yang lain.

Dengan demikian, jelaslah bahwa adanya perbedaan antara risiko dan

ketidakpastian. Pada dasarnya risiko merupakan sesuatu yang memiliki

dampak terhadap kemajuan sebuah perusahaan sedangkan ketidakpastian

belum tentu memiliki dampak terhadap perkembangan sebuah perusahaan.

39Herman Darmawi, Manejemen Risiko, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Ed. 1, cet. Ke-10, h. 18.

40Sulad Sri Hardanto, Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Kisi-Kisi Ujian SertifikasiManajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), cet. Ke-3, h. 4

41Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008), Ed. 1, h. 4.

42 Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta: PT. Toko GunungAgung, 1996), cet. Ke-1, h. 5.

Page 55: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

37

Setelah diuraikan beberapa pengertian tentang risiko maka berikut ini

akan diuraikan pengertian manajemen risiko menurut pandangan para ahli:

Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik

dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, serta melakukan monitor

dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.43

Dalam pengertian lain tentang manajemen risiko menurut Hermawan

Darmawi adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta

mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk

memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi.44

Sedangkan menurut Griffin dan Ebert yang dikutip oleh Wibowo pada

buah karyanya menyatakan bahwa manajemen risiko merupakan proses

memelihara kemampuan menghasilkan dan aktiva perusahaan dengan

menurunkan hambatan kerugian karena kejadian yang tidak dapat

dikehendaki.45

Maka dapat disimpulkan dari beberapa pandangan para ahli di atas,

bahwa manajemen risiko sebuah sistem pengawasan risiko serta sistem

perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan, dan hak milik sebuah badan

usaha atau perusahaan atau pun perorangan dari kemungkinan kerugian yang

dialami sebagai akibat adanya suatu risiko. Proses manajemen risiko meliputi

beberapa kegiatan, yaitu identifikasi, evaluasi, dan kontrol atau pengendalian

risiko yang bersifat mengancam dan dapat menimbulkan kerugian bagi suatu

perusahaan yang tengah aktif menjalankan usaha. Dalam bidang manajemen

risiko, definisi risiko sendiri yaitu suatu kemungkinan peristiwa atau keadaan

yang bersifat mengancam terhadap target atau pencapaian tujuan suatu

perusahaan.

43 Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 5.

44 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h. 17.45 Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed.

Pertama, h. 39.

Page 56: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

38

2. Manfaat Manajemen Risiko

Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkorelasi secara linier

negatif Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin

besar untuk dihadapi. Untuk itu diperlukan upaya yang serius agar hubungan

tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada

risiko menurun. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko. Berikut ini

manfaat dari manajemen risiko:

a. Mendukung pencapaian tujuan.

b. Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal.

c. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan tingkatan

dalam organisasi sehingga setiap individu harus mengambil dan mengelola

risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.46

Menurut Wideman yang dikutip oleh Mastura Labombang dalam

jurnalnya yang berjudul Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstrusi

menyatakan tentang tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali

risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi

atau bahkan menghindarinya, disisi lain juga harus dicari cara untuk

memaksimalkan peluang yang ada.47

Maka dari itu, dapat dipahami bahwa jika dilaksanakan dengan baik,

manajemen risiko merupakan kekuatan vital bagi corporate governance,

dengan kata lain bahwa terciptanya corporate governance tidak terlepas dari

penerapan atas manajemen risiko. Begitu pentingnya manajemen risiko

sehingga merupakan hal yang mendesak yang harus diterapkan pada korporat

khususnya BUMN. Sebagai konsekuensinya, baik komisaris maupun direksi

beserta jajarannya harus menaruh perhatian yang serius terhadap manajemen

risiko. Hal ini dipertegas dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) Nomor: Kep–117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik

Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN, dalam Pasal 28 (2)

46 Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 6

47 Mastura Labombang, Manajemen Risiko dalam Proyek Konstrusi, Jurnal SMARTek,Vol. 9 No. 1, Februari 2011, h. 42.

Page 57: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

39

disebutkan bahwa selain laporan tahunan dan laporan keuangan, BUMN harus

mengungkapkan hal-hal penting untuk pengambil keputusan oleh pemodal,

pemegang saham, kreditur, dan stakeholder, antara lain mengenai faktor risiko

material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim

usaha dan faktor risiko.48

3. Jenis-Jenis Risiko Pada Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko di bank syariah wajib disesuaikan dengan

tujuan, kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas usaha serta kemampuan

bank. Kompleksitas usaha adalah keragaman dalam jenis transaksi produk/jasa

dan jaringan usaha. Sementara itu, kemampuan bank meliputi kemampuan

keuangan, infrastruktur pendukung, dan kemampuan sumber daya insani.

supervisor mewajibkan perbankan syariah untuk menerapkan manajemen

risiko untuk program-program sebagai berikut: 1) risiko kredit, 2) risiko pasar,

3) risiko likuiditas, 4) risiko operasional, 5) risiko hokum, 6) risiko reputasi, 7)

risiko strategis, 8) risiko kepatuhan.49Selain risiko-risiko tersebut, bank

syariah harus pula menerapkan manajemen risiko untuk risiko imbal hasil

(rate of return risk) dan risiko investasi ekuitas (equity investment risk).

Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis risiko pada manajemen risiko khusunya

di perbankan syariah:50

48Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: Kep–117/M-MBU/2002, Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN.Diakses pada 17 Oktober 2017, dari jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf.

49Bambang Rianto Rustam, op.cit., h. 36.50 PBI No. 13/23/PBI/2011 tanggal November 2011 tentang Penerapan Manajemen

Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.Diakses pada 17 Oktober 2017 dariwww.bi.go.id..

Page 58: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

40

Tabel. 2.1.

Jenis-jenis Risiko

Jenis Risiko Uraian

Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau

pihak laindalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai

dengan perjanjian yang disepakati.

Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko

perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau

disewakan.

Risiko Likuiditas Risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas

dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,

tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

Risiko Operasional Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang

kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian-

kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

Risiko Hukum Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek

yuridis. Risiko ini timbul antara lain karena ketiadaan

peraturan perundang-undangan yang mendukung atau

kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat

sahnya kontrak /pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan para pemangku kepentingan yang bersumber

dari persepsi negatif terhadap bank.

Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko akibat ketidakpastian dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis

serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan

bisnis.

Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan

dari ketentuan yang berlaku serta prinsip syariah.

Page 59: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

41

Risiko Imbal Hasil Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat

perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada

nasabah karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil dari

penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah dana pihak ketiga bank.

Risiko Investasi Risiko investasi (equity investment risk) adalah risiko akibat

bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang

dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis bagi hasil.

Sumber: PBI No. 13/23/PBI/2011 tanggal November 2011 tentang Penerapan Manajemen

Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dari uraian beberapa jenis risiko di atas, diharapkan dengan adanya

manajemen risiko perusahaan mampu mengidentifikasi berbagai jenis risiko

yang mungkin akan terjadi. Dalam dunia perbankan khususnya yang sering

kerap kali terjadi adalah risiko kredit. Oleh karena itu, bank harus mampu

menganalisis dan mengelola segala risiko yang terjadi. Dengan begitu, dapat

disimpulkan bahwa indikator dari manajemen risiko meliputi: 1) identifikasi,

2) analisa risiko, 3) evaluasi risiko, 4) pengendalian risiko, 5) monitoring dan

review, 6) komunikasi dan konsultasi.

D. Kepatuhan Syariah

Ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang

lain dalam hal tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha

memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan tengah

antara pola kapitalis dan komunis.51

Dengan adanya dampak globalisasi keuangan (financial global)

berdampak pada kehati-hatian pelaku industri dan bisnis keuangan Islam

untuk menjaga aspek kepatuhan syariah (shariah compliance) sebagai alat

pencegahan kemungkinan risiko. Begitu juga tantangan terhadap inovasi

produk keuangan harus dilakukan dengan melakukan penyesuaian antara

51Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, dkk., Ekonomi Makro Islam PendekatanTeoretis, h. 3.

Page 60: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

42

manfaat, dinamika masyarakat serta kondisi perekonomian global. Ini

diterapkan untuk membuktikan bahwa nilai-nilai Islam mampu dan eksis

dalam persaingan bisnis, perdagangan di era globalisasi modern serta menjaga

keberlangsungan usaha (sustainability) perbankan Islam di Indonesia.

Fungsi kepatuhan sebagai tindakan dan langkah yang bersifat ex-ante

(preventif), untuk memastikan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta

kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank Islam. Untuk itu, bank Islam wajib

memahami seluruh ketentuan perundangan yang berlaku, sehingga menjadi

tanggung jawab setiap individu dari jajaran tertinggi yaitu direksi sampai

pegawai terendah jajaran bank. Begitu juga inovasi produk perbankan Islam

mengacu pada standar syariah (shariah standards) dan shariah governance,

berpedoman pada standar internasional, pemenuhan integritas dan kualitas

sumber daya manusia perbankan Islam, kesesuaian akad, dan tidak

mendzalimi masyarakat sebagai konsumen. Hal ini menjadi penting,

bahwasannya jika bank Islam tidak bisa menjaga nilai-nilai Islam dalam bisnis

dan persaingan keuangan global, maka berarti nilai-nilai Islam tidak sesuai

dan tidak relevan dengan zaman.

Diantara tanggungjawab yang paling krusial dari suatu bank Islam

adalah menciptakan keyakinan kepada nasabahnya serta pelaku-pelaku pasar

lainnya bahwa operasi bank Islam telah benar-benar sesuai dengan prinsip

Islam. Untuk tujuan tersebut, ada dua langkah yang harus diambil. Langkah

pertama adalah mendapatkan pengakuan formal dri dewan syariah tentang

kesesuaian semua produk-produk bank tersebut dengan syariah. Langkah

kedua, memastikan bahwa semua produknya berjalan sesuai dengan fatwa-

fatwa dewan syariah.52

Bentuk hukum model governance di Indonesia berbeda dengan yang

digunakan di Amerika, Inggris dan Australia. Indonesia menggunakan model

governance yang dipakai di Negara Belanda. Berdasarkan UU No. 1/1995

tentang “perseroan terbatas”, perkataan “komisaris” mengandung pengertian

52Veitzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, h. 225.

Page 61: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

43

baik sebagai “organ” maupun sebagai orang perseorangan”. Sebagai organ,

komisaris lazim disebut “Dewan Komisaris”, sedangkan sebagai “orang

perorangan” disebut “anggota komisaris”.53

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal

12 Januari 2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Lihat

juga, Haniah Ilhami, Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Syariah Sebagai

Otoritas Pengawas Kepatuhan Syariah Bagi Bank Syariah, Jurnal Mimbar

Hukum, Volume 21 Nomor 3, Oktober 2009, yang dikutip oleh Budi Sukardi

bahwa secara umum, konsep dasar fungsi kepatuhan berfungsi sebagai

pelaksana dan pengelola risiko kepatuhan yang berkoordinasi dengan satuan

kerja dalam manajemen risiko. Fungsi kepatuhan melakukan tugas

pengawasan yang bersifat prefentiv dan menjadi elemen penting dalam

pengelolaan dan operasional bank syariah, pasar modal, asuransi syariah,

pegadaian syariah serta lembaga keuangan syariah non bank (koperasi jasa

keuangan syariah). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan,

ketentuan, sistem dan prosedur yang dilakukan oleh perbankan syariah telah

sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan Bank Indonesia,

Pemerintah, Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga

Keuangan), Fatwa MUI, serta penetapan hukum yang telah ditetapkan dalam

standar Internasional IFSB (The Islamic Financial Services Board), AAOIFI

(The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial

Institutions), SSB (Syariah Supervisory Board).54

Untuk memastikan kepatuhan terus menerus dengan hukum perbankan

dan etika, hukum di negara manapun biasanya menyediakan seseorang untuk

mengawasi kegiatan bank yang beroperasi dan di tempat tersebut. Kepatuhan

bank syariah dengan hukum dan norma-norma perbankan di bawah hukum

syariah diserahkan kepada dewan syariah masing-masing bank untuk

memantau. Buruknya, anggota dewan ini biasanya dipilih oleh bank itu

53Amin Widjaja Tunggal, Corporate Governance (Suatu Pengantar), (Jakarta: Harvindo,2007, h. 33.

54Budi Sukardi, Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produk BankSyariah di Indonesia, Jurnal, h. 4.

Page 62: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

44

sendiri. Meskipun dewan pengawas tersebut memiliki kredibilitas dan

kompetensi di bidang syariah, peran mereka tetap sebagai penasehat, karena

mereka tidak memiliki kekuatan untuk membuat keputusan.

Kepatuhan prinsip syariah digunakan sebagai variabel pada penelitian

ini karena para nasabah meraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah

maka para pengelola bank umum syariah harus benar-benar menerapkan

prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia tanpa adanya

keresahan terhadap resiko kelangsungan usaha dan kesehatan finansialnya.

Dalam penelitian ini indikator kepatuhan prinsip syariah yaitu terdiri

dari: 1) pelaksanaan akad, 2) bisnis usaha yang dibiayai 3) peran dewan

pengawas syariah,

E. Konsep Kinerja

Istilah kinerja dapat diartikan sebagai suatu penilaian untuk

mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapai oleh individu, kelompok maupun

organisasi. Dalam arti ini kinerja merupakan suatu alat yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat prestasi atau kebijakan kelompok maupun individu.

Berikut ini adalah uraian tentang kinerja menurut para ahli:

1. Pengertian Kinerja

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic

planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut

prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.

Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut

mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan

ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa

ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat

diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.55

55Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE, UGM, 2006, h.147.

Page 63: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

45

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja

pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil

kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi

adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan

kinerja organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan

aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.56

Tinggi rendahnya kinerja sebuah perusahaan tentunya ditentukan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi dapat

dijelaskan, sebagai berikut: 1) Kemampuan, 2) Kemauan, 3) Energi, 4)

Teknologi, 5) Kompensasi, 6) Kejelasan tujuan, 7) Keamanan.57

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam perushaan maupun dari

luar perusahaan itu sendiri. Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu

menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut. Maka dengan adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja memungkinkan dapat diukur kinerja

perusahaannya, dimana pada tingkat perusahaan ini berhubungan dengan

pekerjaan, mengacu kepada program utama perusahaan. Bidang kegiatan

utama atau tugas kunci yang merupakan bagian dari pekerjaan perusahaan.

Fokusnya kepada hasil yang diharapkan dapat dicapai perusahaan dan

bagaimana terhadap pencapaian target perorang, tim, departemen dan instansi

serta penegakan nilai dasar instansi. Dengan begitu, jelaslah bahwa kinerja

perusahaan harus dikelola, terutama untuk mencapai produktivitas dan

efektivitas dalam rangka merancang bangun kesuksesan organisasi. Dengan

demikian, manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan untuk mencapai

visi, misi, tujuan, dan target yang akan dicapai melalui kerja tim. Tim yang

memiliki kinerja baik, maka kualitas program perusahaannya akan

menetapkan standar kualitas target, mencapai target, berimbang dalam peran,

berorientasi pada klien, mengevaluasi kinerja, dan bekerja sama.

56Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, (Bandung:Alfabeta, 1996), h. 175.57Harbani Pasolong, ibid., h. 187-189.

Page 64: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

46

2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja pada dasarnya telah diterapkan dihampir seluruh

perusahaan di dunia. Namun demikian, pengukuran kinerja tersebut seringkali

hanya menjadi sebuah aktivitas rutin tanpa adanya penekanan untuk

menindaklanjut hasil pengukuran yang ditetapkan. Hasil dari pengukuran

kinerja pada hakikatnya hanya memberikan pandangan bahwa terdapat

perbedaan kinerja yang dicapai saat ini dengan target yang diharapkan.58

Dalam memberikan pemahaman tentang konsep pengukuran kinerja

disini menurut Ismail Nawawi dimaksudkan bahwa pengukuran kinerja tidak

dimaksudkan untuk berperan sebagai mekanisme untuk memberikan

penghargaan/hukuman (reward/punishment), akan tetapi pengkuran kinerja

berperan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki

kinerja organisasi.59

Maka dapat dipahami bahwa pengukuran kinerja adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu manajer perusahaan menilai pencapaian suatu

strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan. Hasil pengukuran

tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan

informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana

perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan

dan pengendalian. Selain dari pada itu, pengukuran kinerja juga dapat

dipahami sebagai penilaian hasil kerja suatu perusahaan. Penilaian hasil kerja

tersebut dilakukan untuk melihat apakah hasil yang dicapai oleh suatu

perusahaan telah sesuai dengan visi, misi yang telah ditetapkan oleh

perusahaan tersebut.

58Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkandaya Saing Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 192.

59Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuk,Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi, (Jakarta: Prenadameia Group, 2015), Ed.Pertama, cet. Ke-2, h. 234.

Page 65: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

47

Dalam hal ini berarti pengukuran kinerja peranannya sebagai alat

manajemen untuk:

a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan

untuk pencapaian kinerja.

b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.

c. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan

membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk

memperbaiki kinerja.

d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi

pelaksana yang telah diatur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang

telah disepakati.

e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka upaya

memperbaiki kinerja organisasi.

f. Mengidentifikasikan pakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.

g. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

h. Mengungkapkan permaslahan yang terjadi.60

3. Perencanaan Kinerja

Perencanaan merupakan hal yang penting dari manajemen kinerja.

Karena perencanaan kinerja adalah sebuah proses dimana karyawan dan

manajer bekerja sama untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan oleh

perusahaan. Dengan adanya perencanaan dimaksudkan untuk melihat kedepan

agar mampu memaksimalkan kinerja di masa mendatang, bukan menganalisis

kinerja yang telah lalu dan tak dapat diubah lagi. Peningkatan produktivitas

yang sesungguhnya dapat diwujudkan dengan mengarahkan karyawan ke

sasaran yang sesungguhnya dan kemudian tidak menghalang-halanginya.

Kegunaan sederhana dari perencanaan kinerja adalah untuk

menciptakan pemahaman bersama antara karyawan dan manajer. Perencanaan

kinerja meliputi pertemuan dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh

manajer dan karyawan secara terpisah. Selain itu, perencanaan kinerja juga

terkait dengan output perusahaan. Pembahasan mengenai output yang bisa

60 Ismail Nawawi, Ibid., h. 235-236.

Page 66: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

48

dihasilkan tidak dapat dilepaskan pada kenyataan bahwa terdapat dua tataran

output yang perlu dianalisis, yaitu output di level organisasi dan output di

level individu. Output di level organisasi akan dipengaruhi oleh ekspektasi

yang berbeda-beda dari para stakeholder.61

Dengan demikian, secara umum perencanaan dapat dipahami sebagai

pengelolaan, pembuatan keputusan, suatu prosedur yang formal untuk

memperoleh hasil yang nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut

sistem yang terintegrasi. Sedangkan pengertian kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang, sekelompok orang atau organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan

organisasi. Jadi pengertian dari perencanaan kinerja adalah proses penyusunan

rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

ditetapkan dalam rencana organisasi melalui berbagai kegiatan tahunan.

4. Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan

potensi perusahaan secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau

program yang lebih baik atas kualitas yang ada di dalam suatu organisasi.

Untuk bisa mencapai evaluasi kinerja yang efektif, harus dimulai dari awal

fase perencanaan.62 Berikut ini siklus dari evaluasi kinerja:

Bagan 2.2.

Siklus Manajemen Kinerja

Sumber: Buku Mengevaluasi Kinerja Karyawan Karangan Paul J. Jrome

61Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses Pola Pikir Baru Mengelola SDMPada Era Knowledge Economy, (Jakarta: PT. Gramedia, 2010), h. 113.

62Paul J. Jerome, Buku Mengevaluasi Kinerja Karyawan, Terj. Dari Evaluating EmployeePerformance, oleh Ramelan, (Jakarta: PPM, 2001), h. 5

Page 67: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

49

Selanjutnya, dikatakan oleh Dermawan Wibisono bahwa evaluasi

kinerja merupakan penilaian kinerja yang diperbandingkan dengan rencana

atau standar-standar yang telah disepakati. Pada setiap pengukuran kinerja

harus ditetapkan standar pencapaian sebagai sarana kaji banding yang dapat

dilakukan secara internal dan eksternal. Kaji banding internal dapat dilakukan

terhadap kinerja terbaik yang pernah dicapai, rata-rata kinerja masa lalu pada

periode tertentu, kinerja bagian lain dalam perusahaan, standar teknis yang

dipersyaratkan dan kinerja tahun terakhir. Sedangkan kaji banding secara

eksternal dapat dilakukan terhadap pesaing langsung, perusahaan lain yang

memiliki operasi yang dapat dibandingkan, perusahaan terbaik pada sektor

tersebut, dan pencapaian dari rata-rata industri sejenis.63

Evaluasi kinerja dapat digunakan untuk mendeteksi kebutuhan

perusahaan dan segala risiko yang memungkinkan tidak tercapainya kualitas

kinerja perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan apakah

yang sebenarnya dibutuhkan oleh karyawan agar kenerja organisasi dapat

optimal. Penilaian kinerja juga dapat digunakan untyuk menilai apakah

program yang pernah diadakan efektif atau tidak. Hasil dari penilaian kinerja

dapat membantu manajer untuk mengambil keputusan siapa yang layak

dipromosikan, dipertahankan, atau bahkan harus dikeluarkan dari organisasi.

5. Indikator Kinerja

Secara konseptual Lembaga Administrasi Negara (LAN)

mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan

yang telah tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung

dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat

kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going),

maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (ex-post).64

63 Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkandaya Saing Perusahaan, h. 193.

64Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuk,Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi, h. 240.

Page 68: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

50

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator

kinerja, yaitu: (1) spesifikasi jelas, (2) dapat terukur secara objektif yang

bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (3) dapat menunjukkan pencapaian

kelauaran, (4) harus cukup fleksibel dan sensitif, terhadap perubahan, dan (5)

efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis datanya secara efesien

dan efektif.65

Secara umum, Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengemukakan

bahwa indikator kinerja memiliki beberapa fungsi, langkah, dan jenis yang

dikutip oleh Ismail Nawawi dalam bukunya, sebagai berikut:

a. Memperjelas tentang apa, berapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan.

b. Menciptakan consensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk

menghindari kesalahan inetrpretasi selama pelaksanaan

kebijaksanaan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya termasuk

kinerja instansi pemerintah yang melaksanakannya.

c. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja

organisasi/unit kerja.66

Menurut Dwiyanto yang dikutip oleh Harbani Pasalong dalam

bukunya menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur

kinerja birokrasi publik, yaitu:

a. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efesiensi, tetapi juga

mengukur efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami

sebagai ratio antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu

sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba

mngembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan

memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang

diharapkan salah satu indikator kinerja yang penting. Sedangkan yang

dimaksud dengan produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasonal,

adalah suatu sikap mental yang selalu beruasaha dan mempunya

65Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, h. 179.66Ismail Nawawi, ibid., h. 241.

Page 69: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

51

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini (lebih) baik dari hari kemarin,

dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan tingkat manjerial.

b. Kualitas layanan, yaitu cenederung menjadi penting dalam menjelaskan

kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang

terbentuk mengenai organisasi publik muncul ketidakpuasan publik

terhadap kualitas. Dengan demikian menurut Dwiyanto kepuasan

masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja birokrasi

publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai

indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat

seringkali tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan

masyarakat terhadap kualitas layanan sering kali diperoleh dari media

massa atau diskusi publik. Kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa

menjadi suatu ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah

dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai

kinerja birokrasi publik.

c. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan

masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. Secara singkat

responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan

kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan tidak keselarasan antara

pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan

kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan birokrasi publik.

Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya

memiliki kinerja yang jelek pula.

d. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi

publik itu dilakuakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar dengan kebijakan birokrasi baik eksplesit maupun implisit. Oleh

sebabi itu, responsabilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan

responsivitas.

Page 70: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

52

e. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar dan kegiatan birokrasi

publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.

Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh

rakyat, dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan

publik. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan

untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu

konsisten dengan kehendak publik. Kinerja birokrasi publik tidak hanya

bisa dilihat dari ukuran internal yang dikmbangkan oleh birokarasi publik

atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dilihat

dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat. Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki akuntabilitas yang

tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan

norma yang berkembang dalam masyarakat.67

Menurut Wibowo terdapat tujuh indikator kinerja. Diantaranya

mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif. Kinerja ditentukan

oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya

motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan

berjalan. Dengan demikian tujuan dan motif menjadi indikator utama dari

kinerja.68 Berikut ini, bagan yang menggambarkan tentang indikator kinerja

menurut Wibowo tersebut:

Bagan 2.3.

Indikator Kinerja

Sumber : Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, dan Dewey E. Johnson, Management of

Organizational Behavior, 1996:386

67Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, h. 179-181.68Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Ed. 5, cet.

Ke-10, h. 86.

Page 71: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

53

Dari bagan tersebut dijelaskan bahwa kinerja memerlukan adanya

indikator lain yaitu sarana, kompetensi, peluang, standard dan umpan balik.

Berikut ini akan diuraikan secara jelas dari ketujuh indikator tersebut:

a. Tujuan, yaitu merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari

oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut

mengandung makna bahwa tujuan bukanlah merupakan persyaratan, juga

bukan merupakan sebuah keinginan. Dengan demikian tujuan

menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah

tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan, diperlukan kinerja

individu, kelompok, dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi

berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Standar, yaitu mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan

suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatru ukuran apakah

tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar tidak dapat diketahui

kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan

kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan

berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati

bersama antara atasan dan bawahan.

c. Umpan Balik, yaitu antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling

terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun

kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan

balik terutama penting ketika kita mempertimbangkan “real goals” atau

tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan

yang bermakna dan berharga. Umpan balik merupakan masukkan yang

dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerj, standar kinerja, dan

pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap

kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.

d. Alat atau Sarana, yaitu merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan

untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana

merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau

sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak

Page 72: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

54

dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin

dapat melakukan pekerjaan.

e. Kompetensi, yaitu merupakan persyaratan utama dalam kinerja.

Kompensasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Orang

harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus

dapat melakukan pekerjannya dengan baik. Kompetensi memungkinkan

seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang

diperlukan untuk mncapai tujuan.

f. Motif, yaitu merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan

dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan,

menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik,

memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan

pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan

tindakan yang mengakibatkan disintensif.

g. Peluang, dimana pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk

menunjukkan prestasi kerjanya, terdapat dua faktor yang menyumbangkan

pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan

waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.69

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa indikator merupakan suatu

variabel yang digunakan untuk mengukur sebuah perubahan, baik secara

langsung ataupun tidak langsung terhadap suatu kondisi. Sesuatu layak

dijadikan sebagai indikator apabila memenuhi kriteria berikut ini:

a. Valid, yakni bisa digunakan untuk mengukur obyek yang hendak dinilai.

b. Reliable, yakni bisa dipercaya. Artinya, mampu menunjukkan hasil yang

konsisten ketika dilakukan pengulangan pengukuran baik saat ini maupun

masa yang akan datang.

69Wibowo, Ibid., h. 86-88.

Page 73: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

55

c. Sensitif, yakni memiliki tingkat kepekaan yang tinggi ketika digunakan

untuk mengukur sehingga bisa meminimalisasi jumlah indikator yang

dibutuhkan.

d. Spesifik, yakni memiliki cakupan yang jelas sehingga bisa mencegah

terjadinya overlapping.

e. Relevan, yakni berkaitan dengan obyek yang hendak diukur.

Dari uraian diatas, maka indikator kinerja dapat dipahami di antaranya

adalah indikator input, indikator proses, indikator output, dan indikator

outcome. Indikator input meliputi sumberdaya manusia, sarana prasarana,

dana, kebijakan, informasi, dll. Sedangkan indikator proses berupa

monitoring pekerjaan yang sedang dilakukan. Adapun indikator output

meliputi ukuran hasil yang telah dicapai, yakni mencakup pengetahuan dan

perubahan perilaku akibat proses yang terjadi. Oleh karena itu, indikator

output dikenal juga sebagai indikator efek. Yang terakhir adalah indikator

outcome, yakni indikator yang digunakan untuk mengetahui efek penerapan

suatu kebijakan.

Page 74: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Pikir Penelitian

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 menyebabkan

banyak perbankan dan perusahaan besar menjadi bangkrut akibat lemahnya

implementasi good corporate governance. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain

adalah minimnya keterbukaan perusahaan berupa pelaporan kinerja keuangan,

kewajiban kredit dan pengelolaan perusahaan terutama bagi perusahaan yang belum

go public, kurangnya pemberdayaan komisaris sebagai organ pengawasan terhadap

aktivitas manajemen dan ketidakmampuan akuntan dan auditor memberi kontribusi

atas sistem pengawasan keuangan perusahaan. Lemahnya implementasi good

corporate governance akan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya

berupa profit yang maksimal, tidak mampu mengembangkan perusahaan dalam

persaingan bisnis serta tidak dapat memenuhi berbagai kepentingan stakeholders.

Maka dalam penelitian ini, berdasarkan kerangka pikir di bawah, mencoba untuk

mengkaji pelaksanaan good corporate governance pada beberapa variabel. Secara

lebih sederhana, kerangka pemikiran dapat digambarkan secara skematis seperti

terlihat pada gambar:

Bagan 3.1.

Model Kerangka Berpikir Penelitian

Page 75: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

57

Penelitian sesuai kerangka pada bagan diatas untuk mendapatkan penjelasan

kausal, generalisasi hasil, dan kecocokan model teoritik dengan data empiris

mengenai variabel eksogent yaitu Good Corporate Governance (X1), Manajemen

Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4), Variable

endogen yaitu Kinerja BTN Syariah (Y). Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Manajemen Operasional Bank BTN Syariah

2. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap

Manajemen Risiko Bank BTN Syariah

3. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kepatuhan

Syariah Bank BTN Syariah

4. Menganalisis pengaruh Manajemen Operasional terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah

5. Menganalisis pengaruh Manajemen Risiko terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

6. Menganalisis pengaruh Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

7. Menganalisis perbedaan Good Corporate Governance (GCG), Manajemen

Risiko, dan Kepatuhan Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi.

B. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada

teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana dimaksud di atas,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen

Operasional.

Page 76: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

58

2. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen

Risiko.

3. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Kepatuhan

Syariah.

4. Terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional terhadap Kinerja.

5. Terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap Kinerja.

6. Terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.

7. Terdapat pengaruh secara simultan antara Manajemen Operasional, Manajamen

Risiko, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.

8. Adanya perbedaan antara penerapan Good Corporate Governance Manajemen

Operasional, Manajamen Risiko, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank

BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor,

Bekasi.

C. Tempat dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Cabang-cabang Bank BTN Syariah

Sejabodetabek yaitu : Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan

Bekasi.

Prosedur penelitian merupakan salah satu hal yang penting agar penelitian

yang dilakukan dapat terarah dan menjadi acuan dalam proses penelitian. Pada

Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari masalah, merujuk teori,

mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan. Penelitian kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari

sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (pra-

riset). Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan

diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur

relevan. Penelitian dilakukan secara sistematis, empiris, dan kritis mengenai

fenomena-fenomena yang dipandu oleh teori serta hipotesis

Page 77: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

59

Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar

di bawah ini :

Bagan 3.2.

Prosedur Penelitian

Dari bagan di atas, maka kegiatan penelitian dimulai dengan

mengidentifikasikan permasalahan atau isu-isu yang penting, aktual dan menarik.

Dan yang paling penting adalah manfaat yang dihasilkan bila masalah itu diteliti.

Masalah dapat digali dari berbagai sumber empiris ataupun teoretis sebagai aktivitas

penelitian pendahuluan (pra-penelitian). Agar masalah ditemukan dengan baik

diperlukan fakta-fakta empiris diiringi penguasaan teori yang diperoleh melalui

pengkajian berbagai literatur relevan. Pada tahap selanjutnya, penelitian melihat

tujuan sebagai suatu permasalahan. Masalah yang telah ditemukan diformulasikan

dalam sebuah rumusan masalah. Pada umumnya rumusan masalah penelitian

kuantitatif disusun dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah merupakan

penentuan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan lingkup kajian

penelitian.

Page 78: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

60

Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data didasari oleh

rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini

diperlukan desain penelitian yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian, teknik

pengumpulan data, sumber data (populasi dan sampel), serta alasan mengapa

menggunakan metode tersebut. Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan,

terlebih dahulu harus ditetapkan teknik penyusunan dan pengujian instrumen yang

akan digunakan untuk pengumpulan data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis

menggunakan teknik statistik. Hasil analisis data merupakan temuan yang belum

diberi makna.

Pemaknaan hasil analisis data dilakukan melalui interpretasi yang mengarah

pada upaya mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Dalam tahapan

ini dikemukakan tentang penerimaan atau penolakan hipotesis. Interpretasi dibuat

dengan melihat hubungan antara temuan yang satu dengan temuan lainnya.

Kesimpulan merupakan generalisasi hasil interpretasi. Terhadap kesimpulan yang

diperoleh maka diciptakanlah implikasi dan rekomendasi serta saran dalam

pemanfaatan hasil penelitian.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian, metode yang digunakan adalah survai dengan pendekatan

analisis kausal. Dalam pendekatan kausal ini dipergunakan teknik regresi linier

sederhana dan regresi linier berganda. Analisa regresi linier sederhana dan regresi

linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variable eksogen yaitu

Good Corporate Governance (GCG) dengan variable endogen yaitu Manajemen

Operasional, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan Syariah serta variable Kinerja BTN

Syariah baik secara individual maupun secara simultan (bersama) pada BTN Syariah

Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi

Berdasarkan metode penelitian dan teknis analisis data yang dipergunakan, maka

disusunlah model hipotetik hubungan kausal antar variabel seperti disajikan dalam

gambar di bawah ini:

Page 79: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

61

e1

β21 e2 β42

β31 β43

e3 β44

β41

Bagan 3.3,

Model Hipotetik Pengaruh Antar Variabel

Keterangan:

X1 : Variabel Good Corporate Governance (GCG)

X2 : Variabel Manajemen Operasional

X3 : Variabel Manajemen Risiko

X4 : Variabel Kepatuhan Syariah

Y : Variabel Kinerja BTN Syariah

E. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey,

yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji data secara deskriptif, pengaruh dan

hubungan antar variabel eksogen yaitu Good Corporate Governance (GCG) terhadap

variabel endogen yaitu Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan

Syariah pada model regresi linier sederhana, untuk mengkaji data secara deskriptif,

pengaruh dan hubungan antar variabel independen yaitu Manajemen Operasional,

X2

X4

X3 Y

e4

X1

Page 80: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

62

Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah terhadap variable endogen yaitu Kinerja

Perusahaan.

F. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.

1. Populasi Penelitian

Sesuai dengan definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek/Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik

kesimpulannya,1 maka populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank

BTN Syariah Sejabodetabek yaitu BTN Syariah Di lima Cabang, yaitu

Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi dengan

jumlah seluruh karyawan adalah sebanyak 218 karyawan yang disajikan pada

tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1.

Populasi Penelitian2

No Nama BTN Syariah Jumlah Karyawan

1 BTN Syariah Jakarta Harmoni 472 BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu 453 BTN Syariah Bogor 424 BTN Syariah Tangerang 415 BTN Syariah Bekasi 43

Total 218

Sumber : Human Capital Bank BTN Syariah

1Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes), Bandung: Alpabeta: Bandung2014, Ed.1, Cet-5, h.189.

2Database karyawan BTN Pusat tahun 2016

Page 81: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

63

2. Sampel Penelitian dan Teknik Sampling

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.3 Dan definisi teknik sampling adalah teknik pengambilan

sampel untuk menetukan sampel yang akan digunakan.4 Teknik sampling acak

sederhana (Simple Random Sampling) yaitu pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam menentukan

jumlah sampel dan teknik sampling menggunakan teknik sampling acak

sederhana dengan penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus

Slovin berikut:5

Nn =

1 + N e 2

Keterangan:

n = Besaran Sampel

N = Besaran Populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang ditolerir (persen kelongaran

ketidak telitian karna kesalahan penarikan sampel)

218= = 141

1 + 218 x (0,05) 2

Berdasarkan rumus slovin di atas, selanjutnya dapat dibuat distribusi

sampel dari populasi untuk masing-masing BTN Syariah di Cabang Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi adalah

sebagai berikut:

3Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1204Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1215Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama, 2003),

Edisi.1, Cet ke-2, h. 141

Page 82: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

64

Tabel 3.2.

Sampel Penelitian

No Nama BTN Syariah JumlahPegawai

PenarikanSampel Pembulatan

1 BTN Syariah JakartaHarmoni

47 47:218 X 141 = 30,39 30

2 BTN Syariah Jakarta PasarMinggu

45 47: 218 X 141 = 29,10 29

3 BTN Syariah Bogor 42 42: 218 X 141 = 27,16 27

4 BTN Syariah Tangerang 41 41: 218 X 141 = 26,51 27

5 BTN Syariah Bekasi 43 43: 218 X 141 = 27,81 28

Jumlah 218 140,97 141

G. Teknik Pengumpulan Data, Validitas, dan Reliabilitas Data

Hasil penelitian berkualitas atau tidak sangat bergantung pada kualitas

instrument penelitian dan kualitas daripada teknik pengumpulan data. Kualitas

instrument berhubungan dengan validitas dan reliabilitas instrument penelitian.

Sedangkan teknik pengumpulan data berhubungan dengan cara apa data dapat

diperoleh dari responden. Teknik Pengumpulan data dan kalibrasi (validitas dan

reliabilita data) yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengumpulan data

a. Interview (Wawancara)

Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana

pewawancara mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai, mendengarkan

atas jawaban yang diberikan responden, mengamati sikap dan perilaku responden,

merekam semua respon dari responden. Teknik wawancara digunakan digunakan

pada saat studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, atau

jika peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hal-hal yang ingin

diteliti.

Page 83: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

65

Teknik wawancara terdiri dari dua yaitu :

1) Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan untuk mengetahui secara pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang sama kepada responden berikut alternatif jawaban. Untuk itu

perlu adanya pelatihan kepada calon pewawancara. Dalam melakukan

wawancara peneliti dapat menggunakan tape recorder, tab, netbook, gambar,

brosur atau alat lainnya yang dapat membantu kelancarakan teknik

wawancara.6

2). Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana

peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya, tetapi pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

akan ditanyakan.7

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.8 Kuesioner sangat efisien digunakan jika peneliti sudah tahu

pasti variable yang akan diukur dan cocok digunakan untuk jumlah responden

yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang berbeda. Angket yang digunakan

dalam penelitian berbentuk Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang

berisi subyek dan aspek-aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin

bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap

penting.9

6Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1897Ibid, h. 1918Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2004), Ed. 11, h. 1629Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula,

(Bandung: CV. Alfabeta, 2004), Cet-1, h.72

Page 84: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

66

c. Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek

penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-

kejadiab yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden

kecil.10

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas data menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

mengukuar apa yang ingin diukur. Jika peneliti penggunakan kuesioner dalam

pengumpulan data, kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin

diukurnya. 11

Reliabilitas data, jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya

reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang

menunjukkkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang

sama. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan untuk

memberikan hasil pengukuran yang konsisten.12

H. Instrumen Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional

Instrumen pengukuran dalam penelitian berjumlah 5 buah instrument

pengukuran yaitu instrumen variabel Good Corporate Governance (GCG), instrumen

variable Manajemen Operasional, instrumen variabel Manajemen Risiko, instrumen

variable Kepatuhan Syariah, dan instrument Kinerja Bank BTN Syariah. Tahapan

penelitian untuk pengumpulan data guna pembuatan instrument berupa kuesioner/

angket terdiri dari observasi kelapangan dengan mengadakan pengamatan ke BTN

Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan

10 ibid, h.7611 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama, 2003), Ed-

.1, Cet ke-2, h. 103-10412 Ibid, h. 113

Page 85: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

67

Bekasi yang akan dijadikan sebagai sample penelitian, mewawancarai para pimpinan

masing-masing cabang untuk mengetahui informasi dan pengumpulan data. Setelah

pembuatan kuesioner selesai, maka tahap selanjutnya adalah penyebaran angket untuk

uji coba kuesioner yang diberikan kepada sebanyak 141 karyawan BTN Syariah

Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

1. Instrumen Penelitian Variabel Good Corporate Governance/GCG (X1)

Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Good Corporate Governance (GCG)

pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,

Tangerang dan Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara

konseptual dan operasional sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem (input,

proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dimaksudkan untuk

mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan

signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-

kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera. Selain dari pada itu, rumusan good

corporate governance dari definisi di atas, terdapat benang merahnya yaitu

adanya prinsip korporasi yang sehat guna menjaga kestabilan hubungan antara

individu, shareholders dan stakeholders, job description, kewenangan dan

tanggungjawab yang jelas sesuai dengan struktur dan mekanisme kerja yang jelas.

b. Definisi Operasional

Good Corporate Governance (GCG) adalah penilaian karyawan tentang

tata kelola yang baik pada Bank BTN Syariah mengenai suatu sistem (input,

proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara

berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit

Page 86: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

68

hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi

tercapainya tujuan perusahaan. Selain dari pada itu, rumusan good corporate

governance dari definisi di atas, yaitu adanya prinsip korporasi yang sehat guna

menjaga kestabilan hubungan antara individu, shareholders dan stakeholders, job

description, kewenangan dan tanggungjawab yang jelas sesuai dengan struktur

dan mekanisme kerja yang jelas. Good Corporate Governance (GCG) dalam

penelitian diukur dengan indikator sebagai berikut: 1) budaya perusahaan, 2) etika

perusahaan, 3) nilai, 4) proses yang digunakan oleh perusahan, 5) pengembangan

perusahaan, 6) pertanggungjawaban perusahaan.

c. Kisi-kisi Instrumen Good Corporate Governance (GCG)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Good Corporate Governance

(GCG) berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel

penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.3. dibawah ini:

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Good Corporate Governance (GCG)

No. Indikator Nomor Butir Jumlah Butir

1 Budaya Organisasi 1-14 14

2 Etika Perusahaan 15-23 9

3 Nilai-nilai Dasar Perusahaan 24-38 15

4 Proses yang Digunakan 39-46 8

5 Pengembangan Perusahaan 47-50 4

6Pertanggungjawaban Perusahaan

51-63 13

Jumlah Butir 6 63

Page 87: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

69

Instrumen yang digunakan untuk megukur Good Corporate Governance

(GCG) adalah berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Good

Corporate Governance (GCG) yang akan diuji-cobakan terdiri dari 63 butir

pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa pernyataan positif. Cara

penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS)

dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak

Setuju (ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

2. Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Operasional (X1)

Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Manajemen Operasional pada

BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang

dan Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara

konseptual dan operasional sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Manajemen Operasional merupakan bentuk pengaturan, pengelolaan,

pengawasan secara menyeluruh pada masalah tenaga kerja, barang jadi maupun

barang mentah, peralatan produksi, dll. Agar dapat dijadikan sebuah produk

barang dan jasa yang diperjualbelikan.

b. Definisi Operasional

Manajemen Operasional merupakan penilaian karyawan dan pimpinan

mengenai bentuk pengaturan, pengelolaan, pengawasan secara menyeluruh pada

masalah tenaga kerja, barang jadi maupun barang mentah, peralatan produksi, dll.

Agar dapat dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang diperjualbelikan.

Manajemen Operasioanl dalam penlitian ini diukur dengan indikator : 1)

Kepuasan Konsumen, 2) Moral Kerja, 3) Kualitas Pelayanan, 4) Produktivitas,

dan 5) Mutu.

Page 88: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

70

c. Kisi-kisi Instrumen Manajemen Operasional

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Manajemen Operasional

berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian

yang dapat dilihat pada tabel 3.4. dibawah ini:

Tabel 3.4.

Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Operasional

No. IndikatorNomor ButirPertanyaan

Jumlah ButirPertanyaan

1Kepuasan Konsumen

1-10 10

2Moral Karyawan

11-21 11

3 Kualitas Pelayanan22-33 12

4Produktivitas

34-43 10

5Mutu

44-57 14

Jumlah Butir 5 57

Instrumen yang digunakan untuk megukur Manajemen Operasional

adalah berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Manajemen

Operasional yang akan diuji-cobakan terdiri dari 57 butir pernyataan. Instrumen

yang diuji-cobakan berupa pernyataan positif. Cara penilaian alternative

jawaban untuk pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S)

dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2,

dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

Page 89: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

71

3. Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Risiko (X3)

Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Manajemen Risiko pada BTN

Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan

Bekasi maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual

dan operasional sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Manajemen Risiko adalah sebuah sistem pengawasan risiko serta sistem

perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan, dan hak milik sebuah badan

usaha atau perusahaan atau pun perorangan dari kemungkinan kerugian yang

dialami sebagai akibat adanya suatu risiko.

b. Definisi Operasional

Manajemen Risiko adalah penilaian karyawan terhadap sebuah sistem

pengawasan risiko serta sistem perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan,

dan hak milik sebuah badan usaha atau perusahaan ataupun perorangan dari

kemungkinan kerugian yang dialami sebagai akibat adanya suatu risiko yang

terdapat pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Bogor, Tangerang dan Bekasi. Untuk mengukur manajemen risiko menggunakan

indikator : 1) identifikasi, 2) analisa risiko, 3) evaluasi risiko, 3) pengendalian, 4)

monitoring, 5) penilaian, 6) pengevaluasian, 7) komunikasi dan konsultasi.

c. Kisi-kisi Instrumen Manajemen Risiko

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Manajemen Risiko berbentuk

kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian yang dapat

dilihat pada tabel 3.5. dibawah ini:

Page 90: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

72

Tabel 3.5.

Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Risiko

No. IndikatorNomor Butir

Pertanyaan

Pra identifikasi1-13

1Indentifikasi

14-16

2 Analisa Risiko17-22

3Evaluasi Risiko

23-26

4Pengendalian Risiko

27-29

5Monitoring dan Review

30-36

6Komunikasi dan Konsultasi

37

Jumlah Butir 7

Instrumen yang digunakan untuk megukur Manajemen Risiko adalah

berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Manajemen Risiko yang

akan diuji-cobakan terdiri dari 37 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-

cobakan berupa pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk

pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai

4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2, dan Sangat

Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.

Page 91: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

73

4. Instrumen Penelitian Variabel Kepatuhan Syariah (X4 )

Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Kepatuhan Syariah pada BTN

Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan

Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual dan

operasional sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Kepatuhan Syariah (sharia compliance) merupakan pemenuhan terhadap nilai-

nilai syariah di lembaga keuangan syariah (dalam hal ini perbankan syariah) yang

menjadikan fatwa DSN MUI dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai alat

ukur pemenuhan prinsip syariah, baik dalam produk, transaksi, dan operasional di bank

syariah.

b. Definisi Operasional

Kepatuhan Syariah (sharia compliance) merupakan peniliaan karyawan

mengenai pemenuhan terhadap nilai-nilai syariah pada BTN Syariah yang menjadikan

fatwa DSN MUI dan peraturan Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagai alat ukur

pemenuhan prinsip syariah, baik dalam produk, transaksi, dan operasional di bank

syariah. Untuk mengukur Kepatuhan Syariah menggunakan indikator : 1) akad

transaksi, 2) Dana Zakat, 3) Transaksi, 4) Lingkungan kerja, 5) Bisnis usaha yang

dibiayai 6). Sumber dana 7) Produk syariah, 8) Dewan Pengawas Syariah, 9)

Pendapatan, 10) Pembiayaan, dan 11) Investasi.

c. Kisi-kisi Instrumen Kepatuhan Syariah

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan syariah berbentuk

kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian yang dapat

dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini:

Page 92: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

74

Tabel 3.6.

Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kepatuhan Syariah

No. Indikator Nomor ButirPertanyaan

Jumlah ButirPertanyaan

1. Akad Transaksi 1 1

2.Dana Zakat

2 1

3. Transaksi3 1

4.Linkungan Kerja

4 1

5.Bisnis Usaha yang Dibiayai

5 1

6.Sumber Dana

6 1

7.Produk

7 1

8. Dewan Pengawas Syariah 8 1

9. Pendapatan 9-10 2

10. Pembiayaan 11-12 2

11. Investasi 13-14 3

Jumlah Butir 11 14

Instrumen yang digunakan untuk megukur Kepatuhan Syariah adalah

berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Kepatuhan Syariah yang akan

diuji-cobakan terdiri dari 14 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa

pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah :

Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS)

dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan

nilai 1.

Page 93: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

75

5. Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Bank BTN Syariah (Y )

Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Kinerja Bank BTN Syariah Cabang

Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi, maka

variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual dan operasional

sebagai berikut:

a. Definisi Konseptual

Kinerja Organisasi merupakan hasil kerja yang dicapai oleh perusahaan dalam

melaksanakan program perusahaan berdasarkan kesesuaian visi, misi dan tujuan

perusahaan yang akan dicapai.

b. Definisi Operasional

Kinerja merupakan penilaian karyawan mengenai hasil kerja yang dicapai oleh

perusahaan dalam melaksanakan program perusahaan berdasarkan kesesuaian visi,

misi dan tujuan perusahaan yang akan dicapai. Untuk mengukur Kinerja Bank Bank

BTN Syariah menggunakan indikator : 1) kinerja input, 2) Kinerja Output, dan 3)

Kinerja Outcome.

c. Kisi-kisi Instrumen Kinerja BTN Syariah

Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kinerja Bank BTN Syariah

berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian

yang dapat dilihat pada tabel 3.7. dibawah ini:

Tabel 3.7.

Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja

No. IndikatotNomor ButirPertanyaan

Jumlah ButirPertanyaan

1 Kinerja Input 1-23 23

2Kinerja Output

24-35 12

3 Kinerja Outcome36-52 17

Jumlah Butir 3 52

Page 94: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

76

Instrumen yang digunakan untuk megukur Kinerja Bank BTN Syariah adalah

berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Kinerja BTN Syariah yang akan

diuji-cobakan terdiri dari 52 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa

pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah :

Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS)

dengan 3, Tidak Setuju (ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan

nilai 1.

I. Kalibrasi Data (Uji Coba Instrumen)

1. Uji Validitas.

Untuk menganalisis validitas kuesioner Good Corporate Governance

(GCG), Manajemen Operasioal, Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah, dan

Kinerja Bank BTN Syariah menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment. Untuk melihat valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment

dihitung jika r hitung > r tabel untuk (α = 0,05), maka butir-butir instrument

dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian dilakukan terhadap 30 orang

karyawan pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Bogor, Tangerang dan Bekasi

2222 )([])([

)()()(

YYNXXN

YXXYNrxy

13

Keterangan:rxy = Koefisien korelasi variabel X dan YΣX = Jumlah skor dalam distribusi XΣY = Jumlah skor dalam distribusi YΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor XN = Jumlah subyek keseluruhan

13Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.2, h.111

Page 95: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

77

2. Uji Reliabilitas

Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah butir-butir pertanyaan dari suatu

variable dikatakan valid. Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach sebagai berikut.

k Σσb2

r11 = 1 -k - 1 Σσt

14

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan

Σσb2 = Jumlah varians butir

σt2 = Varians total

J. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskriftif dan inferensial. Pada

teknik analisa deskriptif peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi secara

deskriptif frekuensi masing-masing jawaban dari masing indikator variable Good

Corporate Governance, Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan

Syariah, dan Kinerja BTN Syariah mengenai deskriptif skor terendah, skor tertinggi,

rata-rata skor (mean), nilai yang sering muncul pada jawaban responden (modus),

nilai tengah (median), varian sampel, dan simpangan baku (standar deviasi).

Berikutnya statistik inferensial pada model regresi linier sederhana digunakan untuk

mengetahui pengaruh, kekuatan hubungan, dan kontribusi antara variable Good

Corporate Governance (GCG) dengan variable Manajemen Operasional, Manajemen

Risiko, dan Kepatuhan Syaiah. Sedangkan statistik pada untuk model regresi linier

berganda digunakan untuk melihat pengaruh secara individual dan simultan, kekuatan

14Ibid, h. 125

Page 96: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

78

hubungan, dan kontribusi antara variable Manajemen Operasional, Manajemen

Risiko, dan Kepatuhan Syariah dengan variable Kinerja BTN Syariah.

Langkah-langkah pengolahan data dan rumus-rumus statistik yang digunakan

pada regresi Model 1 dan 2 adalalah sebagai berikut:

1. Deskriptif Frekuensi Masing-Masing Jawaban

Deskriptif frekuensi digunakan untuk melihat frekuensi jawaban pada masing-

masing butir pertanyaan dari suatu variabel yang dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

P = F x 100% 15

N

Keterangan:

P = Presentase N = Jumlah Pengamatan F = Frekuensi

2. Deskriptif Sebaran Data

Pengukuran statistik deskriptif jawaban responden untuk suatu variabel

dilakukan untuk melihat nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan

standar deviasi variabel eksogen dengan endogen yang dihitung dengan rumus-

rumus sebagai berikut:

a. Menghitung Rata-rata

Mean adalah nilai rata-rata jawaban dari suatu variabel penelitian. Untuk

menghitung rumus rata-rata (mean) dari sebuah variabel adalah sebagai berikut:

X = ΣXi

N16

Keterangan :

X = rata-rata Ʃxi = Jumlah data ke-i

n = Jumlah data

15Kadir, Statistik Terapan, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2015), Cet.2, h.2616Ibid, h.53

Page 97: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

79

b. Standar Deviasi

Standar deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut disekitar nilai

rata-rata atau seberapa jauh tingkat penyimpangan data pada peneliitian yang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

SD = Σ(Xi – X)2 17

N

Keterangan :

SD = Simpangan deviasi atau simpangan baku

n = Banyaknya data

Xi = Jumlah data ke i

X = Nilai rata-rata data

c. Menentukan Interval Kelas18

1. Mencari skor terbesar da terkecil

2. Mencari Nilai Rentangan (R) = Skor terbesar – skor terkecil

3. Mencari Banyaknya Kelas (BK):

BK = 1 + 3,3 Log N (rumus sturgess)

4. Mencari Nilai Panjang Kelas (I) :

I = R

BK

3. Uji Prasyarat Path Analysis

Statatistik inferensial mempersyaratkan atau mengasumsikan data

berdistribusi normal. Dengan prasyarat normalitas data atau data sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal, maka analisa dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

Uji normalitas data menggunakan salah satu rumus uji normalitas data sebagai

berikut:

17Ibid, h. 6918Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, h. 121

Page 98: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

80

a. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov19

1. Menentukan mean dan standar deviasi

2. Menentukan angka baku (Z) dengan rumus sebagai berikut

SD

XXZ

1

1

22

n

XXnSD

3. Menentukan angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi

normal.

4. Menentukan angka peluang F(Z) = p(Z<Zi)

5. Menentukan S(Zi) = banyak Zi : n

6. Menentukan beda dari F(Zi) – S(Zi)

7. Memilih Nilai terbesar dari F(Zi) – S(Zi) dengan mengabaikan tanda

matematika untuk menjadikan L hitung (Lilifors). Sebaran data dikatakan

normal jika Lhitung < Lt0,05/n atau P> 0,05.

b. Uji Linieritas Regresi

Uji linier data model regresi berganda digunakan untuk melihat apakah

spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi

yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linier,

kuadrat atau kubik yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

)(

)(

GR

TcRF

rjk

rjk

Keterangan :

F = Bilangan untuk linieritas

RJK(Tc) = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok

RJK(G) = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan /galat

19Kadir, Statistik Terapan, h.147

Page 99: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

81

c. Uji Model Fit

Disamping pengujian normalitas dan linieritas model path analysis,

pengujian multikolinieritas data juga sangat penting dilakukan untuk melihat

apakah terdapat adanya korelasi yang signifikan antara variable-variabel yang

endogen maupun eksogen. Korelasi antar variable tersebut dihitung dengan

perhitungan pearson (rhitung) sebagai berikut:

2222 )([])([

)()()(

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X

N = Jumlah subyek keseluruhan

Model dikatakan fit apabila model memiliki hubungan antar variable

eksogen dan endogen yang signifikan dengan nilai kekuatan korelasinya harus

kurang dari 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan

ke analisa berikutnya.

4. Pengujian Path Analysis

a. Persamaan Model Path Analysis Sub-Struktur 1,2,3 :

Pengujian model sub-struktur 1, 2, 3 digunakan untuk melihat

pengaruh antara satu variable eksogen dan endogen, melihat besarnya nilai

koefisient jalur (pengaruh) antara variable, besarnya nilai kekuatan hubungan

antar variable yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 100: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

82

X2 = ρ21X1 + є1

X3 = ρ31X2 + є2

X4 = ρ41X3 + є3

Keterangan :

X1 = Good Corporate Governance/GCG

X2 = Manajemen Operasional

X3 = Manajemen Risiko

X4 = Kepatuhan Syariah

ρ21, ρ21, ρ21 = Koefisien Jalur

є1, є2, є3 = error residual

Menghitung :

1) R (koefisien korelasi)

Koefisien korelasi pada regresi digunakan untuk mengetahui apakah

hubungan antara variabel eksogen dengan endogen adalah kuat, sedang

atau lemah yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

rX1X2 = ΣX1X2

√(ΣX12)( ΣX3

2)

2) R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) digunakn untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel eksogen menjelaskan variabel endogen atau

seberapa besar koontribusi variable eksogen terhadap variabel endogen.

r2 = (r2 x 100%)

3) Uji T (Uji Individual)

Uji t-test digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh individual

(parsial) antara variabel eksogen menjelaskan variabel endogen. Dimana

t-tabel dihitung dengan rumus df = n-k, k adalah jumlah variabel

Page 101: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

83

eksogen, dan thitung dihitung dengan rumus sebagai berikut.

thitung = rX1X2 √n -2

√ (1- r X1X22)

b. Persamaan Model Path Analysis Sub-Struktur 4 :

Pengujian model sub-struktur 4 digunakan untuk melihat pengaruh

antara satu variable eksogen dan endogen, melihat besarnya nilai koefisient

jalur (pengaruh) antara variable, besarnya nilai kekuatan hubungan antar

variable yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Y = ρ52X2 + ρ53X3 + ρ54X4 + є4

Keterangan :

Y = Kinerja BTN Syariah

X2 = Manajemen Operasional

X3 = Manajemen Risiko

X4 = Kepatuhan Syariah

ρ52, ρ53, ρ54 = Koefisien Jalur

є4 = error residual

Menghitung:

1). r (koefisien korelasi)

Koefisien korelasi pada regresi digunakan untuk mengetahui apakah

hubungan antara variabel eksogen dengan endogen adalah kuat, sedang

atau lemah yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r2X234 = JK(Reg) = JK(Reg)

JK (T) ΣY2

rX234 = √ r2X234

Page 102: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

84

Keterangan :

r2X234 = koefisien determinasi

JK(Reg) = jumlah kuadrat regresi

JK(Res) = jumlah kuadrat residu (sisa)

ΣY2 = jumlah data variable y dikuadratkan

rX234 = koefisien korelasi

√ r2X234 = akar kuadrat dari koefisien determinasi

2).R2 (koefisien determinasi)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel eksogen menjelaskan variabel endogen yang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

r2X234 = JK(Reg) = JK(Reg)

JK (T) ΣY2

Keterangan :

r2X234 = koefisien determinasi

JK(Reg) = jumlah kuadrat regresi

JK(Res) = jumlah kuadrat residu (sisa)

ΣY2 = jumlah data variable y dikuadratkan

3).Uji F (Uji Anova)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel eksogen

secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel endogen. Untuk

mengetahui variabel-variabel eksogen secara simultan mempengaruhi

variabel endogen, dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengn

Ftabel dan p-value dengan α =0,05. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan p-

value < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya Fhitung <

Ftabel dan jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho

diterima.

Page 103: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

85

Fhit = RJK (Reg)

RJK (Res)

Keterangan :

Fhitung = F-hitung

RJK(Reg) = Rata-rata jumlah kuadrat regresi

RJK(Res) = rata-rata jumlah kuadrat residu (sisa)

Ftabel = F-tabel

4).Uji T (Uji Individual)

Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel

eksogen secara individual terhadap variabel endogen. Untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel eksogen secara individual

terhadap variabel endogen, dilakukan dengan membandingkan thitung

dengan ttabel dan p-value dengan nilai α = 0,05. Apabila thitung > ttabel

dan p-value < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-

value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.

. t1 = b2

Sb2

. t2 = b3

Sb3

. t2 = b4

Sb4

Keteramgan :

t1, t2, t3 = thitung/uji t dari variable X2, X3, dan X4

b2, b3, b4 = koefisien beta dari variable X2, X3, dan X4

Sb2 = koefisien standar error dari variable X2

Sb3 = koefisien standar error dari variable X3

Sb4 = koefisien standar error dari variable X4

Page 104: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

86

5. Uji Perbedaan Antara Variabel Manajemen Operasional (X2), Manajemen

Risiko (X3), Kepatuhan Syariah (X4), terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

(Y) antara Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,

Tangerang dan Bekasi.

Uji perbedaan merupakan salah satu teknik komparartif yang digunakan

untu mengetahui perbedaan rata-rata diantara dua kelompok.

a. Menghitung Jumlah Kuadrat beberapa sumber varians :

1) Total(ΣYt)

2

JK(T) = ΣYt2 -

nt

2) Antar Kelompok

JK(A) =

3) Dalam Kelompok

JK(D) =

b. Menghitung Derajat Bebas (db)

db(T) = nt – 1

db(A) = k-1

db(D) = nt - k

c. Menentukan Fhitung

Fhitung = JK(A)

JK(T)

Page 105: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

87

d. Uji lanjut (Pos Hoc Test)

thitung = Yi – Yj

√RJK(D) (1/ni + 1/nj)

to = Yi – Yj

Se

Se = √RJK(D) (1/ni + 1/nj)

Keterangan :

Yi = Rata-rata variable Y kelompok ke-i

Yj = Rata-rata variable Y kelompok ke-j

ni = Ukuran sample kelompok ke-i

nt = Ukuran sample kelompok ke-j

Se = Standar error mean

K. Uji Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dilakukan dengan teknik analisis jalur. Dalam penelitian ini

terdiri atas tujuh hipotesis statistik, sebagai berikut:

1. Pengaruh Good Corporate Governance/GCG (X1) berpengaruh terhadap

Manajemen Operasional (X2) dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β21 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance

/GCG (X1) terhadap Manajemen Operasional.

H1 : β21 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance/GCG

(X1) terhadap Manajemen Operasional

2. Pengaruh Good Corporate Governance/GCG (X1) berpengaruh terhadap

Manajemen Risiko (X3) dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β3 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance

(GCG) terhadap Manajemen Risiko.

H2 : β3 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance (GCG)

terhadap Manajemen Risiko.

Page 106: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

88

3. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) (X1) berpengaruh terhadap

Kepatuhan Syariah (X3) dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β4 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance

(GCG) terhadap Kepatuhan Syariah.

H3 : β4 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance (GCG)

terhadap Kepatuhan Syariah.

4. Pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

dapat dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β2 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional

terhadap Kinerja Bank BTN Syariah.

H4 : β2 > 0, terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah.

5. Pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat

dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β3 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap

Kinerja BTN Syariah.

H5 : β3 > 0, terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap Kinerja

BTN Syariah.

6. Pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat

dinyatakan dengan hipotesis:

Hо : β4 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah.

H6 : β4 > 0, terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah.

Page 107: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

89

7. Perbedaan Manajemen Operasional (X2),Manajemen Risiko (X3), Kepatuhan

Syariah (X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y) antara Di lima Cabang yaitu

Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

Hо : μ2= μ 3= μ 4 =μ 5 , tidak terdapat perbedaan antara Manajemen Operasional

(X2),Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah

(X4) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y) antara Di lima

Cabang yaitu Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Bogor, Tangerang dan Bekasi

H7 : μ2≠ μ 3≠ μ 4 ≠ μ 5, terdapat pengaruh secara simultan antara Manajemen

Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan

Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) antara Di lima Cabang Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi

Page 108: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

90

90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profile Bank BTN

1. Sejarah Bank BTN1

Bank BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari PT.

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang menjalankan bisnis dengan prinsip

syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan

Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta.

Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam

memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip

Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan

hasil RUPS tahun 2004. Adapun sejarah dari awal bank BTN, dapat dilihat pada

table berikut ini:

Tabel 4.1. Sejarah Bank BTN

No. Tahun Keterangan

1. 1897 BTN berdiri dengan nama "Postpaarbank" pada masa

pemerintah Belanda

2. 1950 Perubahan nama menjadi "Bank Tabungan Pos" oleh

Pemerintah RI

3. 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara

4. 1974 Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang

menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah

kebawah

5. 1989 Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan

obligasi pertama

1Profile PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Diakses 15 Oktober 2017 dari www.btn.co.id

Page 109: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

91

91

6. 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa

7. 2002 Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan

rumah komersial

8. 2009 Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek

Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia

9. 2009 Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO)

dan listing di Bursa Efek Indonesia

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan.

b. Misi

1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan

industry terkait pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.

2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan

produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi.

Dengan begitu, Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi

Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk

meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan

berkembang di masa yang akan datang. Bank BTN Syariah juga sebagai

pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat

terlayani.

3. Nilai Dasar BTN Syariah

a. Taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam secara khusuk.

b. Selalu untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya demi kemajuan Bank BTN Syariah.

c. Mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai

tujuan Bank BTN Syariah dengan kinerja yang terbaik.

Page 110: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

92

92

d. Selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi Bank BTN Syariah dan

semua steakholders, sebagai perwujudan dari pengabdian kepada Allah

SWT.

e. Selalu bekerja secara profesional yang kompeten dalam bidang tugasnya.

4. Etika BTN Syariah

a. Patuh dan taat pada ketentuan syariah serta perundang-undangan dan

peraturan yang berlaku.

b. Melakukan pencatatan segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan

Bank BTN secara benar sebagai wujud dari profesionalisme dan sikap

amanah.

c. Berlomba dalam kebaikan untuk memberikan yang terbaik kepada seluruh

stakeholder.

d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi.

e. Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam

hal terdapat pertentangan kepentingan.

f. Menjaga kerahasiaan nasabah dan Bank BTN.

g. Memperhitungankan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang

ditetapkan Bank BTN terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan

lingkungannya.

h. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi

maupun keluarganya.

i. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

Page 111: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

93

93

B. Uji Kualitas (Uji Validitas dan Reliabilitas)

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus product moment pearson dengan alat bantu SPSS 22 yaitu

dengan menghitung angka korelasional atau r hitung, kemudian dibandingkan

dengan r tabel. Nilai rtabel, didapat dari N-2 =jumlah kasus – 2, atau 30 – 2 = 28,

tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel= 0,306. Setiap butir pertanyaan

dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih

besar atau sama dengan r tabel. (Imam Ghozali, 2005:45).

Tabel 4.2

Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (X1)

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table KriteriaGCG1 0,682 0.306 ValidGCG 2 0,552 0.306 ValidGCG 3 0,587 0.306 ValidGCG 4 0,141 0.306 Tidak ValidGCG 5 0,620 0.306 ValidGCG 6 0,295 0.306 Tidak ValidGCG 7 0,755 0.306 ValidGCG 8 0,662 0.306 ValidGCG 9 0,695 0.306 Valid

GCG 10 0,597 0.306 ValidGCG 11 0,266 0.306 Tidak ValidGCG 12 0,224 0.306 Tidak ValidGCG13 0,778 0.306 ValidGCG14 0,653 0.306 ValidGCG15 0,555 0.306 ValidGCG16 0,071 0.306 Tidak ValidGCG17 0,553 0.306 ValidGCG18 0,220 0.306 Tidak ValidGCG19 0,791 0.306 ValidGCG20 0,724 0.306 ValidGCG21 0,696 0.306 ValidGCG22 0,284 0.306 Tidak ValidGCG23 0,616 0.306 ValidGCG24 0,583 0.306 Valid

Page 112: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

94

94

GCG25 0,677 0.306 ValidGCG26 0,085 0.306 Tidak ValidGCG27 0,256 0.306 Tidak ValidGCG28 0,572 0.306 ValidGCG29 0,712 0.306 ValidGCG30 0,218 0.306 Tidak ValidGCG31 0,695 0.306 ValidGCG32 0,628 0.306 ValidGCG33 0,564 0.306 ValidGCG34 0,201 0.306 Tidak ValidGCG35 0,824 0.306 ValidGCG36 0,555 0.306 ValidGCG37 -0,008 0.306 Tidak ValidGCG38 0,553 0.306 ValidGCG39 0,145 0.306 Tidak ValidGCG40 0,791 0.306 ValidGCG41 0,724 0.306 ValidGCG42 0,696 0.306 ValidGCG43 0,595 0.306 ValidGCG44 0,231 0.306 Tidak ValidGCG45 0,596 0.306 ValidGCG46 0,215 0.306 Tidak ValidGCG47 0,775 0.306 ValidGCG48 0,662 0.306 ValidGCG49 0,168 0.306 ValidGCG50 0,572 0.306 ValidGCG51 0,268 0.306 Tidak ValidGCG52 0,195 0.306 Tidak ValidGCG53 0,695 0.306 ValidGCG54 0,628 0.306 ValidGCG55 0,208 0.306 Tidak ValidGCG56 0,553 0.306 ValidGCG57 0,664 0.306 ValidGCG58 0,555 0.306 ValidGCG59 0,086 0.306 Tidak ValidGCG60 0,640 0,306 ValidGCG62 0,735 0.306 ValidGCG63 0,662 0,306 Valid

Sumber: Output SPSS 22

Page 113: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

95

95

Berdasarkan table 4.2 uji validitas Good Corporate Governance (X1)

diatas menunjukkan bahwa dari 63 butir item pertanyaan tentang Good Corporate

Governance (X1) dengan jumlah responden sebanyak 30 oramg terdapat 42 butir

item pertanyaan yang valid yaitu butir item nomor 1,2,3,5,7,8,9,10,13,14,15,17,

19,20,21,23,24,25,28,29,31,23,33,35,36,37,38,40,41,42,43,45,47,48,50,53,54,56,

57,58, 60, 62 dan 63. Hal ini karena nilai r hitung 42 butir item pertanyaan

tentang Good Corporate Governance (X1) lebih besar dari nilai r tabel =0,306.

Dan terdapat 21 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item nomor

4,6,11,12,16,18,22,26,27,30,34,37, 39,44,46,49,51,52,55,59, dan 61 Hal ini

karena nilai r hitung 21 butir item pertanyaan tentang Good Corporate

Governance (X1) lebih kecil dari nilai rtabel =0,306.

Tabel 4.3

Uji Validitas Variabel Manajemen Operasioal (X2)

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaMOP1 0,746 0.306 ValidMOP2 0,689 0.306 ValidMOP3 0,131 0.306 Tidak ValidMOP4 0,759 0.306 ValidMOP5 0,734 0.306 ValidMOP6 0,665 0.306 ValidMOP7 -0,038 0.306 Tidak ValidMOP8 0,154 0.306 Tidak ValidMOP9 0,756 0.306 Valid

MOP10 0,785 0.306 ValidMOP11 0,727 0.306 ValidMOP12 0,665 0.306 ValidMOP13 0,120 0.306 Tidak ValidMOP14 0,679 0.306 ValidMOP15 0,632 0.306 ValidMOP16 0,663 0.306 ValidMOP17 0,053 0.306 Tidak ValidMOP18 0,678 0.306 ValidMOP19 0,656 0.306 ValidMOP20 0,717 0.306 ValidMOP21 0,109 0.306 Tidak Valid

Page 114: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

96

96

MOP22 0,678 0.306 ValidMOP23 0,581 0.306 ValidMOP24 0,571 0.306 ValidMOP25 0,173 0.306 Tidak ValidMOP26 0,874 0.306 ValidMOP27 0,643 0.306 ValidMOP28 0,007 0.306 ValidMOP29 0,719 0.306 ValidMOP30 0,658 0.306 ValidMOP31 0,808 0.306 ValidMOP32 0,765 0.306 ValidMOP33 0,661 0.306 ValidMOP34 0,259 0.306 Tidak ValidMOP35 0,258 0.306 Tidak ValidMOP36 0,625 0.306 ValidMOP37 0,708 0.306 ValidMOP38 0,759 0.306 ValidMOP39 0,715 0.306 ValidMOP40 0,175 0.306 Tidak ValidMOP41 0,244 0.306 Tidak ValidMOP42 0,745 0.306 ValidMOP43 0,734 0.306 ValidMOP44 0,660 0.306 ValidMOP45 0,570 0.306 ValidMOP46 0,166 0.306 Tidak ValidMOP47 0,613 0.306 ValidMOP48 0,705 0.306 ValidMOP49 0,653 0.306 ValidMOP50 0,176 0.306 Tidak ValidMOP51 0,655 0.306 ValidMOP52 0,753 0.306 ValidMOP53 0,738 0.306 ValidMOP54 0,578 0.306 ValidMOP55 0,777 0.306 ValidMOP56 0,184 0.306 Tidak ValidMOP57 0,246 0.306 Tidak Valid

Sumber: Output SPSS 22

Page 115: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

97

97

Berdasarkan table 4.3 uji validitas Manajemen Operasional (X2) diatas

menunjukkan bahwa dari 57 butir item pertanyaan tentang Manajemen

Operasional (X2) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 42 butir item

pertanyaan yang valid yaitu butir item nomor 1, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,

18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 42, 43, 44, 45,

47, 48, 49, 56, dan 57. Hal ini karena nilai rhitung 42 butir item pertanyaan

tentang Manajemen Operasional lebih besar dari nilai r tabel =0,306. Dan terdapat

15 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan nomor 3, 7,

8, 13, 17, 21, 25, 28, 34, 35, 37, 40, 41, 46, dan 50. Hal ini karena nilai r hitung

15 butir item pertanyaan tentang Manajemen Operasional lebih kecil dari nilai

rtabel = 0,306.

Tabel 4.4

Uji Validitas Variabel Manajemen Risiko (X3)

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaMR1 0,683 0.306 ValidMR2 0,633 0.306 ValidMR3 0,782 0.306 ValidMR4 0,766 0.306 ValidMR5 0,598 0.306 ValidMR6 0,193 0.306 Tidak ValidMR7 0,608 0.306 ValidMR8 0,733 0.306 ValidMR9 0,697 0.306 Valid

MR10 0,251 0.306 Tidak ValidMR11 0,780 0.306 ValidMR12 0,652 0.306 ValidMR13 0,626 0.306 ValidMR14 0,593 0.306 ValidMR15 0,180 0.306 ValidMR16 0,658 0.306 ValidMR17 0,692 0.306 ValidMR18 0,623 0.306 ValidMR19 0,244 0.306 Tidak ValidMR20 0,700 0.306 ValidMR21 0,611 0.306 Valid

Page 116: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

98

98

MR22 0,026 0.306 ValidMR23 0,701 0.306 ValidMR24 0,737 0.306 ValidMR25 0,643 0.306 ValidMR26 0,234 0.306 Tidak ValidMR27 0,643 0.306 ValidMR28 0,585 0.306 ValidMR29 0,737 0.306 ValidMR30 0,623 0.306 ValidMR31 0,254 0.306 Tidak ValidMR32 0,737 0.306 ValidMR33 0,582 0.306 ValidMR34 0,691 0.306 ValidMR35 0,721 0.306 ValidMR36 0,654 0.306 ValidMR37 0,631 0.306 Valid

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.4 uji validitas Manajemen Risiko (X3) diatas

menunjukkan bahwa dari 37 butir item pertanyaan tentang Manajemen Risiko

(X3) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 30 butir item pertanyaan yang

valid yaitu butir item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 20, 23, 24, 25,

27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Hal ini karena nilai r hitung 30 butir

item pertanyaan tentang Manajemen Risiko lebih besar dari nilai r tabel =0,306.

Dan terdapat 7 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan

nomor 6, 10, 15, 19, 22, 26, dan 31. Hal ini karena nilai r hitung 7 butir item

pertanyaan tentang Manajemen Risiko lebih kecil dari nilai r tabel = 0,306.

Tabel 4.5

Uji Validitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4)

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaKS1 0,873 0.306 ValidKS2 0,720 0.306 ValidKS3 0,741 0.306 ValidKS4 0,702 0.306 ValidKS5 0,691 0.306 Valid

Page 117: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

99

99

KS6 0,613 0.306 ValidKS7 0,755 0.306 ValidKS8 0,802 0.306 ValidKS9 0,682 0.306 Valid

KS10 0,640 0.306 ValidKS11 0,691 0.306 ValidKS12 0,766 0.306 ValidKS13 0,765 0.306 ValidKS14 0,664 0.306 Valid

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.5 uji validitas Kepatuhan Syariah (X4) diatas

menunjukkan bahwa dari 14 butir item pertanyaan tentang Kepatuhan Syariah dan

dengan jumlah responden sebanyak 30 orang menunjukkan bahwa semua butir

item pertanyaan adalah valid. Hal ini karena semua nilai r hitung butir item

pertanyaan Kepatuhan Syariah lebih besar dari nilai r tabel = 0,306.

Tabel 4.6

Uji Validitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y)

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaKBTNS1 0,877 0.306 ValidKBTNS2 0,640 0.306 ValidKBTNS3 0,699 0.306 ValidKBTNS4 0,639 0.306 ValidKBTNS5 0,831 0.306 ValidKBTNS6 0,849 0.306 ValidKBTNS7 0,078 0.306 Tidak ValidKBTNS8 0,691 0.306 ValidKBTNS9 0,886 0.306 Valid

KBTNS10 0,688 0.306 ValidKBTNS11 0,184 0.306 Tidak ValidKBTNS12 0,810 0.306 ValidKBTNS13 0,706 0.306 ValidKBTNS14 0,871 0.306 ValidKBTNS15 0,831 0.306 ValidKBTNS16 0,797 0.306 ValidKBTNS17 0,249 0.306 Tidak ValidKBTNS18 0,872 0.306 Valid

Page 118: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

100

100

KBTNS19 0,669 0.306 ValidKBTNS20 0,831 0.306 ValidKBTNS21 0,872 0.306 ValidKBTNS22 0,092 0.306 Tidak ValidKBTNS23 0,724 0.306 ValidKBTNS24 0,679 0.306 ValidKBTNS25 0,648 0.306 ValidKBTNS26 0,100 0.306 Tidak ValidKBTNS27 0,673 0.306 ValidKBTNS28 0,810 0.306 ValidKBTNS29 0,649 0.306 ValidKBTNS30 0,631 0.306 ValidKBTNS31 0,598 0.306 ValidKBTNS32 0,803 0.306 ValidKBTNS33 0,691 0.306 ValidKBTNS34 0,601 0.306 ValidKBTNS35 0,198 0.306 Tidak ValidKBTNS36 0,807 0.306 ValidKBTNS37 0,841 0.306 ValidKBTNS38 0,590 0.306 ValidKBTNS39 0,816 0.306 ValidKBTNS40 0,851 0.306 ValidKBTNS41 0,112 0.306 Tidak ValidKBTNS42 0,858 0.306 ValidKBTNS43 0,649 0.306 ValidKBTNS44 0,165 0.306 Tidak ValidKBTNS45 0,826 0.306 ValidKBTNS46 0,637 0.306 ValidKBTNS47 0,723 0.306 ValidKBTNS48 0,656 0.306 ValidKBTNS49 0,701 0.306 ValidKBTNS50 0,777 0.306 ValidKBTNS51 0,289 0.306 Tidak ValidKBTNS52 0,225 0.306 Tidak Valid

Sumber: Output SPSS 22

Page 119: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

101

101

Berdasarkan table 4.6 uji validitas Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diatas

menunjukkan bahwa dari 52 butir item pertanyaan tentang Kinerja BTN Syariah

(Y) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 42 butir item pertanyaan yang

valid yaitu butir item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21,

23, 24, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50.

Hal ini karena nilai r hitung 42 butir item pertanyaan tentang Kinerja BTN

Syariah (Y) lebih besar dari nilai rtabel =0,306. Dan terdapat 10 butir item

pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan nomor 7, 11, 17, 22, 26,

35, 41, 44, 51, dan 52. Hal ini karena nilai rhitung 8 butir item pertanyaan

tentang Kinerja BTN Syariah lebih kecil dari nilai r tabel = 0,306.

2. Uji Reliabilitas Konstruk

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan

untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan

yang digunakan. Untuk menghitung reliabilitas konstruk pertanyaan adalah

dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 22.

Suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari

0.70.

Tabel 4.7 Reliabilitas

Variabel Good Corporate Governance (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.972 42

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan data pada tabel 4.7. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Good Corporate Governance (X1) adalah 0.972. Karena variabel Good

Corporate Governance (X1) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,972 lebih besar

Page 120: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

102

102

dari 0.70, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Good

Corporate Governance (X1) adalah reliable.

Tabel 4.8 Reliabilitas

Variabel Manajemen Operasional (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.973 41

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan data pada tabel 4.8. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Manajemen Operasional (X2) adalah 0.973. Karena variabel Manajemen

Operasional (X2) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,973 lebih besar dari 0.70,

maka dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Manajemen

Operasional (X2) adalah reliable.

Tabel 4.9 Reliabilitas

Variabel Manajemen Risiko (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.960 30

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan data pada tabel 4.9. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Manajemen Resiko (X3) adalah 0.960. Karena variabel Manajemen Risiko (X3)

memiliki nilai Cronbach Alpha 0,960 lebih besar dari 0.70, maka dapat

disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Manajemen Risiko (X3)

adalah reliable.

Page 121: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

103

103

Tabel 4.10 Reliabilitas

Variabel Kepatuhan Syariah (X4)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.929 14

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan data pada tabel 4.10. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Kepatuhan Syariah (X4) adalah 0.929. Karena variabel Kepatuhan Syariah (X4)

memiliki nilai Cronbach Alpha 0,929 lebih besar dari 0.70, maka dapat

disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kepatuhan Syariah (X4)

adalah reliable.

Tabel 4.11 Reliabilitas

Variabel Kinerja BTN Syariah (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.982 42

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan data pada tabel 4.11. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel

Kinerja BTN Syariah (Y) adalah 0.982. Karena variabel Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,982 lebih besar dari 0.70, maka

dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) adalah reliable.

Page 122: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

104

104

Tabel 4.12

Rangkuman Reliabilitas Good Corporate Governance (X1),

Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

No.

VariabelNilai

CronbachAlpha

NilaiStandar Keterangan

1. Good Corporate Governance (X1) 0,972 0,70 Reliabel

2. Manajemen Operasional (X2) 0,973 0,70 Reliabel

3. Manajemen Risiko (X3) 0,960 0,70 Reliabel

4. Kepatuhan Syariah (X4) 0,929 0,70 Reliabel

5. Kinerja Bank BTN Syariah (Y) 0,982 0,70 Reliabel

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan tabel 4.12 rangkuman tentang reliabilitas konstruk pelatihan

di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s Alpha variabel Good Corporate

Governance (X1), Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja BTN Syariah (Y) adalah 0.972, 0.973,

0,960, 0,929, dan 0,982. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrumen

penelitian dinyatakan reliabel karena semua instrumen memiliki nilai cronbach

alpha lebih dari 0.70. Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel,

kesimpulanya instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula

(konsisten).

Page 123: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

105

105

C. Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 4.13 Karakteristik Responden

No Kataristik Keterangan JumlahPersentase

%1. Jenis Kelamin Laki-laki 45 31,91

Perempuan 96 68,09

2. Usia < 25 Tahun 30 21,28

25 – 35 Tahun 75 53,19

36 – 45 Tahun 21 14,89

> 45 Tahun 15 10,64

3. Pendidikan Terakhir SMA 5 3,55

Diploma III 31 21,99

Diploma IV/Strata-1 98 69,50

Strata-2 7 4,96

Strata-3 0 0,00

4. Jabatan Teller 20 14,18

Customer Service 20 14,18

Financing Service 20 14,18

Financing Administration 5 3,55

Transaction&Processing 10 7,09

Collection 10 7,09

Analyst 20 14,18

Internal Controll 5 3,55

Accounting 5 3,55

Unit Head 16 11,35

Manager 10 7,09

Sumber: Output Database Bank BTN Syariah Sejabodetabek

Berdasarkan table 4.13 karakteristik responden tersebut diatas diperoleh

data mengenai karakteristik dari 141 responden yang terlibat dalam penelitian ini

terdiri dari karyawan yang jenis kelamin laki-laki sebanyak 45 orang (31,91%),

perempuan sebanyak 96 orang (68,09%), karyawan yang berusia > 25 tahun

adalah sebanyak 30 orang (21,28%), karyawan yang berusia antara 25 - 35 tahun

adalah sebanyak 75 orang (53,19%), karyawan yang berusia antara 36 - 45 tahun

Page 124: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

106

106

adalah sebanyak 21 orang (14,89%), karyawan yang berusia > 45 tahun adalah

sebanyak 15 orang (10,64%), karyawan yang berpendidikan SMA adalah

sebanyak 5 orang (3,55%), karyawan yang berpendidikan Diploma III adalah

sebanyak 31 orang (21,99%), karyawan yang berpendidikan Diploma IV/Strata-1

adalah sebanyak 98 orang (69,50%), karyawan yang berpendidikan Strata-2

adalah sebanyak 7 orang (4,96%), dan tidak ada satupun karyawan yang

berpendidikan Strata-3, karyawan yang bekerja sebagai Teller adalah sebanyak 20

orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Customer Service adalah

sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Financing Service

adalah sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Financing

Administration adalah sebanyak 5 orang (3,55%), karyawan yang bekerja sebagai

Transaction & Processing adalah sebanyak 10 orang (7,09%), karyawan yang

bekerja sebagai Collection adalah sebanyak 10 orang (7,09%), karyawan yang

bekerja sebagai Analyst adalah sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang

bekerja sebagai Internal Control adalah sebanyak 5 orang (3,55%), dan karyawan

yang bekerja sebagai Accounting adalah sebanyak 5 orang (3,55%).

Page 125: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

107

107

D. Deskripsi Data Penelitian

Perhitungan deskripsi data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk interval

kelas dan grafik serta dalam bentuk table deskripsi statistic. Data dalam penilitian ini

terdiri dari variabel Good Cooperate Governance (X1) sebagai variable eksogen,

Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)

baik sebagai variable endogen dan variabel eksogen, Variabel Kinerja BTN Syariah

(Y) sebagai variable endogen. Deskripsi data dari kelima variabel tersebut disajikan

sebagai berikut.

1. Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

Instrumen Kinerja Bank BTN Syariah yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik adalah antara 42

sampai dengan 210. Sesuai dengan data hasil penelitian, diperoleh data terendah 161

dan tertinggi adalah 176. Dengan demikian rentang skor adalah 15. Selanjutnya

diketahui nilai rata-rata sebesar 169.90, nilai median sebesar 170, dan nilai

simpangan baku atau standar deviasi sebesar 3,487. Berdasarkan perhitungan model

Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval adalah 8 dan panjang interval adalah 2.

Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Kinerja Bank BTN

Syariah seperti tertera pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja BTN Syariah (Y)

No. KelasInterval

FrekuensiMutlak (%)

FrekuensiRelatif (%)

FrekuensiKumulatif

(%)1 161 - 162 1 0.71% 0.71%2 163 - 164 7 5.00% 5.71%3 165 - 166 22 15.71% 21.42%4 167 - 168 18 12.86% 34.28%5 169 - 170 27 19.29% 53.57%6 171 - 172 27 19.29% 72.85%7 173 - 174 23 16.43% 89%8 175 - 176 15 11% 100%

140 100%Sumber: Output Excel 2010

Page 126: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

108

108

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima

kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat

setuju. Tabel 4.14. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Kinerja Bank BTN Syariah

dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 171

sampai dengan 172, yaitu sebanyak 27 responden atau 19,29%. Sedangkan kedua

terbanyak adalah rentang interval antara 168 sampai dengan 169, yaitu sebanyak 27

responden atau 19,29%. Ketiga adalah rentang interval antara 173 sampai dengan 174

adalah sebanyak 23 responden atau 16.43%. Keempat adalah rentang interval antara

165 sampai dengan 166, yaitu sebanyak 22 responden atau 15.71%. Kelima adalah

rentang interval antara 167 sampai dengan 168 adalah sebanyak 18 responden atau

12,86%. Keenam adalah rentang interval antara 175 sampai dengan 176 adalah

sebanyak 15 responden atau 11%. Ketujuh adalah rentang interval antara 163 sampai

dengan 164 adalah sebanyak 7 responden atau 5%. Dan terakhir adalah rentang

interval antara 161 sampai dengan 162 adalah sebanyak 1 responden atau 0,71%. Jika

dari ketiga nilai interval terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 77 atau 55%,

yang berarti bahwa lebih dari separuh responden memilih rata-rata setuju.

2. Good Corporate Governance (X1)

Instrumen Good Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 42

sampai dengan 210. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 153

dan tertinggi adalah 170. Dengan demikian maka rentang skor adalah 17. Selanjutnya

diketahui nilai rata-rata sebesar 161.96, nilai median sebesar 162, nilai simpangan

baku atau standar deviasi sebesar 4.437. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,

diperoleh jumlah kelas interval adalah 8 dengan panjang interval adalah 2. Dengan

demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Good Corporate Governance

seperti tertera pada tabel 4.15.

Page 127: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

109

109

Tabel 4.15.Distribusi Frekuensi Skor Good Corporate Governance

No. Kelas IntervalFrekuensi

Mutlak (%)

Frekuensi

Relatif (%)

Frekuensi

Kumulatif (%)

1 153 - 154 5 3.57% 3.57%

2 155 - 156 16 11.43% 15%

3 157 - 158 14 10.00% 25%

4 159 - 160 21 15.00% 40%

5 161 - 162 18 12.86% 52.86%

6 163 - 164 24 17.14% 70%

7 165 - 166 19 13.57% 83.57%

8 167 - 168 14 10.00% 93.57%

9 169 - 170 9 6.43% 100%

140 100%

Sumber: Output Excel 2010

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima

kategori, yaitu yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat

setuju. Tabel 4.15. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Good Corporate

Governance dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang

interval antara 163 sampai dengan 164, yaitu sebanyak 24 responden atau 17.14%.

Sedangkan kedua terbanyak adalah rentang interval antara 159 sampai dengan 160,

yaitu sebanyak 21 responden atau 15%. Ketiga adalah rentang interval antara 165

sampai dengan 166 adalah sebanyak 19 responden atau 13,57%. Keempat adalah

rentang interval antara 161 sampai dengan 162 adalah sebanyak 18 responden atau

12,86%. Kelima adalah rentang interval antara 155 sampai dengan 156 yaitu

sebanyak 16 responden atau 11,43%. Keenam adalah rentang interval antara 167

sampai dengan 168 adalah sebanyak 14 responden atau 10%. Ketujuh adalah rentang

interval antara 157 sampai dengan 158 adalah sebanyak 14 responden atau 10%.

Page 128: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

110

110

Kedelapan adalah rentang interval antara 169 sampai dengan 170 adalah sebanyak 9

responden atau 6,43%. Data yang terakhir adalah rentang interval antara 153 sampai

dengan 154 adalah sebanyak 5 responden atau 6,43%. Jika dari keempat nilai interval

terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 83 atau 58,57%. Dari sini dapat

disimpulkan bahwa lebih dari separoh responden memilih rata-rata setuju.

3. Manajemen Operasional (X2)

Instrumen Manajemen Operasional yang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 42

sampai dengan 210. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 150

dan tertinggi adalah 169. Dengan demikian maka rentang skor adalah 19. Selanjutnya

diketahui nilai rata-rata sebesar 160,13 nilai median sebesar 160, nilai simpangan

baku atau standar deviasi sebesar 4,583. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,

diperoleh jumlah kelas interval adalah 7 dengan panjang interval 3. Dengan demikian

dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Manajemen Operasional seperti tertera

pada tabel 4.16.

Tabel 4.16.Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Operasional

No. KelasInterval

FrekuensiMutlak (%)

FrekuensiRelatif (%)

FrekuensiKumulatif

(%)1 150 - 152 8 5.71% 5.00%2 153 - 155 17 12.14% 17.14%3 156 - 158 23 16.43% 33.57%4 159 -161 40 28.57% 62.14%5 162 -164 24 17.14% 79.29%6 165 - 167 19 13.57% 92.86%7 168 - 170 9 6.43% 99%

140 100%

Sumber: Output Excel 2010

Page 129: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

111

111

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima

kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat

setuju. Berdasarkan tabel 4.16. di atas, terlihat bahwa nilai skor Manajemen

Operasional dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang

interval antara 159 sampai dengan 161, yaitu sebanyak 40 responden atau 28,57%.

Sedangkan kedua terbanyak adalah rentang interval antara 162 sampai dengan 164,

yaitu sebanyak 24 rexsponden atau 17,14%. Ketiga adalah rentang interval antara 156

sampai dengan 158 adalah sebanyak 23 responden atau 16,43%. Keempat adalah

rentang interval antara 165 sampai dengan 167 yaitu sebanyak 19 responden atau

13,57%. Kelima adalah rentang interval antara 153 sampai dengan 155 adalah

sebanyak 17 responden atau 12,14%. Keenam adalah rentang interval antara 168

sampai dengan 170 adalah sebanyak 9 responden atau 6,43%. Dan terakhir adalah

rentang interval antara 150 sampai dengan 152 adalah sebanyak 8 responden atau

5,71%. Jika dari ketiga terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 87 atau

62,14%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hampir 90 responden memiliki persepsi

bahwa Manajemen Operasional memilih setuju.

3. Manajemen Risiko (X3)

Instrumen Manajemen Risiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

30 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 30 sampai dengan

150. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 114 dan tertinggi

adalah 133. Dengan demikian maka rentang skor adalah 19. Selanjutnya diketahui

nilai rata-rata sebesar 123,06, nilai median sebesar 123, dan nilai simpangan baku

atau standar deviasi sebesar 5,018. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,

diperoleh jumlah kelas interval adalah 7 dan panjang interval adalah 3. Dengan

demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Manajemen Risiko seperti

tertera pada tabel 4.17.

Page 130: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

112

112

Tabel 4.17.Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Risiko

No.Kelas

IntervalFrekuensi

Mutlak (%)

FrekuensiRelatif

(%)

Frekuensi

Kumulatif (%)1 114 - 116 16 11.43% 11.43%2 117 - 119 19 13.57% 25.00%3 120 - 122 32 22.86% 47.86%4 123 - 125 28 20.00% 67.86%5 126 - 128 25 17.86% 85.71%6 129 - 131 15 10.71% 96.43%7 132 - 133 5 3.57% 100%

140 100%

Sumber: Output Excel 2010

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima

kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat

setuju. Tabel 4.17. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor dengan frekuensi atau

jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 120 sampai dengan 122,

yaitu sebanyak 32 responden atau 22,86%. Sedangkan kedua terbanyak adalah

rentang interval antara 123 sampai dengan 125, yaitu sebanyak responden 28 atau

20%. Ketiga terbanyak adalah rentang interval antara 126 sampai dengan 128, yaitu

sebanyak responden 25 atau 17,86%. Keempat adalah rentang interval antara 117

sampai dengan 119 adalah sebanyak 19 responden atau 13,57%. Kelima adalah

rentang interval antara 114 sampai dengan 116, yaitu sebanyak 16 responden atau

11,43%. Keenam adalah rentang interval antara 129 sampai dengan 131 adalah

sebanyak 15 responden atau 10,75%. Dan terakhir adalah rentang interval antara 132

sampai dengan 133 adalah sebanyak 5 responden atau 3,57%. Jika dari ketiga nilai

frekuensi terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 85 atau 60,71%. Dari sini

dapat disimpulkan bahwa yang lebih dari separoh responden memilih setuju.

Page 131: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

113

113

4. Kepatuhan Syariah (X4)

Instrumen Kepatuhan Syariah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

14 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 14 sampai dengan

60. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 49 dan tertinggi

adalah 67. Dengan demikian maka rentang skor adalah 18. Selanjutnya diketahui nilai

rata-rata sebesar 59,50, nilai median sebesar 60, dan nilai simpangan baku atau

standar deviasi sebesar 4,622. Berdasarkan perhitungan model Sturgess, diperoleh

jumlah kelas interval adalah 7 dan panjang interval adalah 3. Dengan demikian dapat

dibuat tabel distribusi frekuensi skor Kepatuhan Syariah seperti tertera pada tabel

4.18.

Tabel 4.18.Distribusi Frekuensi Skor Kepatuhan Syariah

No. KelasInterval

FrekuensiMutlak (%)

FrekuensiRelatif

(%)

FrekuensiKumulatif (%)

1 49 – 51 5 3.57% 3.57%2 52 – 54 21 15.00% 18.57%3 55 – 57 20 14.29% 32.86%4 58 - 60 34 24.29% 57.14%5 61 - 63 27 19.29% 76.43%6 64 - 66 29 20.71% 97.14%7 67 - 69 4 2.86% 100%

140 100%

Sumber: Output Excel 2010

Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima

kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat

setuju. Tabel 4.18. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor dengan frekuensi atau

jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 58 sampai dengan 60,

yaitu sebanyak 34 responden atau 24,29%. Sedangkan kedua terbanyak adalah

rentang interval antara 64 sampai dengan 66, yaitu sebanyak responden 29 atau

20,71%. Ketiga adalah rentang interval antara 61 sampai dengan 63 adalah sebanyak

Page 132: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

114

114

27 responden atau 19,29%. Keempat adalah rentang interval antara 52 sampai dengan

54, yaitu sebanyak 21 responden atau 15%. Kelima adalah rentang interval antara 55

sampai dengan 57 adalah sebanyak 20 responden atau 14,29%. Keenam adalah

rentang interval antara 49 sampai dengan 51 adalah sebanyak 5 responden atau

3,57%. Dan terakhir adalah rentang interval antara 67 sampai dengan 69 adalah

sebanyak 4 responden atau 2,86%. Jika dari teriga nilai frekuensi terbanyak

dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 90 atau 64,29 %. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa yang lebih dari separoh responden memilih setuju.

Tabel 4.19

Rangkuman Deskripsi Data Total SkorStatistics

Good Corporate

Governance (X1)

Manajemen

Operasional

(X2)

Manajemen

Risiko (X3)

Kepatuhan

Syariah (X4)

Kinerja Bank

BTN Syariah

(Y)

N Valid 140 140 140 140 140

Missing 0 0 0 0 0

Mean 161.95 160.13 123.06 59.50 169.90

Median 162.00 160.00 123.00 60.00 170.00

Std.

Deviation4.437 4.583 5.018 4.622 3.487

Variance 19.688 21.005 25.183 21.360 12.163

Minimum 153 150 114 49 161

Maximum 170 169 133 67 176

Sum 22673 22418 17229 8330 23786

Sumber: Output Program SPSS 22

Page 133: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

115

115

E. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum mengerjakan analisis jalur (path analysis), data harus memenuhi

beberapa persyaratan uji statistik, yaitu (1) Uji Normalitas Regresi, dan (4) Uji

Linearitas koefisien regresi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa sampel untuk menguji

data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat normalitas data

regresi dengan menggunakan uji Unresidual Kolmogorov Smirnov. Ketentuan

dalam uji normalitas adalah nilai sig unresidual Kolmogorov Smirnov > α = 0.05,

maka data residual regresi berdistribusi normal. Sebaliknya, sig Kolmogorov

Smirnov < α = 0.05, maka data residual regresi tidak berdistribusi normal.

Pengujian normalitas suatu data pada regresi sederhana maupun berganda

disajikan dengan menggunakan teknik statistic Kolmogorov Smirnov unresidual.

Hasil perhitungan uji normalitas unresidual Kolmogorov Smirnov adalah sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap

Manajemen Operasional (X2)

Tabel 4.20 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Operasional (X2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1_X2N 140Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.66784272Most Extreme Differences Absolute .066

Positive .053Negative -.066

Test Statistic .066Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Output SPSS 22

Page 134: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

116

116

Berdasarkan table 4.20 Uji Normalitas Data Good Corporate Governance

(X1) terhadap Manajemen Operasional (X2) menunjukkan bahwa nilai

Kolmogorov Smirnov 0,066 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena

nilai Asymp.sig 0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti

data residual regresi berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap

Manajemen Risiko (X3)

Tabel 4.21 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Risiko (X3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1_X3N

140

Normal Parametersa,b Mean.0000000

Std. Deviation 4.01045065Most Extreme Differences Absolute

.066

Positive .064Negative -.066

Test Statistic.066

Asymp. Sig. (2-tailed).200c,d

a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber Output: SPSS 22

Berdasarkan table 4.21 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)

terhadap Manajemen Risiko (X3) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov

0,066 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig 0,200

lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi

berdistribusi normal.

Page 135: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

117

117

c. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap

Kepatuhan Syariah (X4)

Tabel 4.22 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1_X4

N 140

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.67868218

Most Extreme Differences Absolute .062

Positive .062

Negative -.060

Test Statistic .062

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber Output: SPSS 22

Berdasarkan table 4.22 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)

terhadap Kepatuhan Syariah (X4) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov

0,062 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig 0,200

lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi

adalah berdistribusi normal.

Page 136: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

118

118

d. Uji Normalitas Data Skor Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja

BTN Syariah (Y)

Tabel 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X2_Y

N 140

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.52903317

Most Extreme Differences Absolute .060

Positive .033

Negative -.060

Test Statistic .060

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber Output: SPSS 22

Berdasarkan table 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2)

terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov

Smirnov 0,060 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig

0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual

regresi berdistribusi normal.

Page 137: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

119

119

e. Uji Normalitas Data Skor Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja BTN

Syariah (Y)

Tabel 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X3_Y

N 140

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.34612800

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .042

Negative -.071

Test Statistic .071

Asymp. Sig. (2-tailed) .079c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber Output: SPSS 22

Berdasarkan table 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3) terhadap

Kinerja BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov 0,071

dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,071. Karena nilai Asymp.sig 0,071 lebih

besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi

berdistribusi normal.

Page 138: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

120

120

f. Uji Normalitas Data Skor Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

BTN Syariah (Y)

Tabel 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X4_Y

N 140

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.57493937

Most Extreme Differences Absolute .073

Positive .073

Negative -.071

Test Statistic .073

Asymp. Sig. (2-tailed) .063c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber Output: SPSS 22

Berdasarkan table 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap

Kinerja BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov 0,073

dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,063. Karena nilai Asymp.sig 0,063 lebih

besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi

berdistribusi normal.

Page 139: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

121

121

Tabel 4.26 Rangkuman Uji Normalitas Regresi

No.Keterangan

NTest

Statistic

Sig Unresidual

Kolmogorov

Smirnov

αKeputusan

1. X1 terhadap X2 1400,066

0.200 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

2. X1 terhadap X3 1400,066

0,200 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

3. X1 terhadap X4 1400,062

0,096 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

4. X2 terhadap Y 1400,060

0,200 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

5. X3 terhadap Y 1400,071

0,079 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

6. X4 terhadap Y 1400,073

0,063 0,05

Sample regresi

berdistribusi

normal

2. Uji Linearitas Regresi

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang

digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu

studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Berikutnya yang

dilakukan adalah uji linearitas model regresi. Lebih jauh, analisis ini digunakan

untuk mengetahui berapa besar korelasi atau hubungannya antara variable-

Page 140: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

122

122

variabel secara kausal sebagai dasar dari perhitungan analisis jalur. Regresi akan

memiliki keberartian apabila Fhitung > Ftabel, dan kekuatan korelasi mempunyai

tingkat keberartian yang dapat diterima apabila thitung > ttabel.

Dengan bantuan komputer program SPSS for Window Release 22 dapat

diketahui apakah pengaruh variabel Good Corporate Governance terhadap

Manajemen Operasional, Good Corporate Governance terhadap Manajemen

Risiko, Good Corporate Governance terhadap Kepatuhan Syariah, Manajemen

Operasional terhadap Kinerja BTN Syariah, Manajemen Risiko terhadap Kinerja

BTN Syariah, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja BTN Syariah tersebut

berbentuk linear atau tidak.

Pengujian linearitas data menggunakan rumus statistic Tabel Anova, yaitu

uji-F. Untuk penghitungan uji-F tersebut digunakan program komputer SPSS for

Window Release 22. Kesimpulan hasil uji-F tersebut didasarkan pada ketentuan,

apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifiansi 0,05, maka data

dinyatakan mengikuti model regresi linear, dan sebaliknya jika Fhitung lebih kecil

dari Ftabel dan nilai sig lebih besar dari pada taraf signifikansi α = 0,05, maka data

dinyatakan tidak mengikuti model regresi linear.

a. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap

Manajemen Operasional (X2)

Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)

terhadap Manajemen Operasional (X2) menghasilkan persamaan regresi X2 =

56,782 + 0,619X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistic

Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.27 Uji Anova sebagai

berikut.

Page 141: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

123

123

Tabel 4.27 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Operasional (X2)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Manajemen Operasional

(X2) * Good Corporate

Governance (X1)

Between

Groups

(Combined) 1329.763 17 78.221 6.002 .000

Linearity 1049.709 1 1049.709 80.548 .000

Deviation from

Linearity280.054 16 17.503 1.343 .182

Within Groups 1589.922 122 13.032

Total 2919.686 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.27 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,343 lebih

kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan

0,182 lebih kecil dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,182 < Ftabel 4,45 dan sig

0,182 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable

Good Cooperate Governance (X1) terhadap Manajemen Operasional (X2)

berbentuk garis linier.

Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate

Governance (X1) terhadap Manajemen Operasional (X2) dapat disajikan

sebagai berikut:

Page 142: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

124

124

Gambar 4.1. Grafik Linearitas

Variabel Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Operasional (X2)

b. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap

Manajemen Risiko (X3)

Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)

terhadap Manajemen Risiko (X3) menghasilkan persamaan regresi X3 =

18,405 + 0,610X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistic

Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.28 Uji Anova sebagai

berikut.

Page 143: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

125

125

Tabel 4.28 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Risiko (X3)ANOVA Table

Sum ofSquares df

MeanSquare F Sig.

Manajemen Resiko(X3) * GoodCorporate Governance(X1)

BetweenGroups

(Combined)1503.345 17 88.432 5.402 .000

Linearity 1264.785 1 1264.785 77.265 .000Deviationfrom Linearity

238.560 16 14.910 .911 .559

Within Groups 1997.076 122 16.369

Total 3500.421 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.28 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 0,911 lebih

kecil dari ftabel (df1 = 2-1=1, df2= 17= 4,45) dengan nilai signifikan 0,559

lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 0,911 < Ftabel 4,45 dan sig 0,559 >

α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable Good

Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen Risiko (X3) berbentuk garis

linier.

Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate Governance

(X1) terhadap Manajemen Risiko (X3) dapat disajikan sebagai berikut:

Page 144: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

126

126

Gambar 4.2. Grafik Linearitas

Variabel Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Manajemen Risiko (X3)

c. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap

Kepatuhan Syariah (X4)

Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)

terhadap Kepatuhan Syariah (X4) menghasilkan persamaan regresi X4 = -

37,568 + 0,631X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistik

Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.29 Uji Anova sebagai

berikut.

Page 145: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

127

127

Tabel 4.29 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kepatuhan Syariah

(X4) * Good

Corporate Governance

(X1)

Between

Groups

(Combined) 1367.333 17 80.431 6.127 .000

Linearity 1087.954 1 1087.954 82.870 .000

Deviation

from Linearity279.379 16 17.461 1.330 .190

Within Groups 1601.667 122 13.128

Total 2969.000 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.29 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,330 lebih

kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan

0,190 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,330 < Ftabel 4,45 dan sig

0,190 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable

Good Cooperate Governance (X1) terhadap Kepatuhan Syariah (X4) berbentuk

garis linier.

Page 146: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

128

128

Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate Governance

(X1) terhadap Kepatuhan Syariah (X4) dapat disajikan sebagai berikut:

Gambar 4.3. Grafik Linearitas

Variabel Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)

d. Signifikansi dan Linearitas Manajemen Operasional (X2) terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

Dari perhitungan uji linearitas Manajemen Operasional (X2) terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 90,191 +

0,524X2. Uji linieiritas yang dihitung dengan mengunakan statistic Anova

terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.30 Uji Anova sebagai berikut.

Page 147: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

129

129

Tabel 4.30 Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) *

Manajemen

Operasional (X2)

Between

Groups

(Combined) 872.177 19 45.904 6.731 .000

Linearity 801.555 1 801.555 117.527 .000

Deviation

from

Linearity

70.622 18 3.923 .575 .911

Within Groups 818.423 120 6.820

Total 1690.600 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.30 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 0,575 lebih

kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan

0,911 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 0,575 < Ftabel 4,45 dan sig

0,911 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable

Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y) berbentuk

garis linier.

Page 148: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

130

130

Secara grafik persamaan regresi linearitas Manajemen Operasional (X2)

terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:

Gambar 4.4. Grafik Linearitas

Variabel Manajemen Operasional (X2)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

e. Signifikansi dan Linearitas Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Y)

Dari perhitungan uji linearitas Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 106,621 +

0,514X3. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistik Anova

terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.31 Uji Anova sebagai berikut.

Page 149: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

131

131

Tabel 4.31 Uji Linieiritas Manajemen Risiko (X3)

Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) *

Manajemen Risiko

(X3)

Between

Groups

(Combined) 1030.946 19 54.260 9.871 .000

Linearity 925.500 1 925.500 168.361 .000

Deviation

from

Linearity

105.446 18 5.858 1.066 .395

Within Groups 659.654 120 5.497

Total 1690.600 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.31 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linieiritas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,066 lebih

kecil dari ftabel1,20 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=20= 4,35) dengan nilai signifikan

0,395 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,066 < Ftabel 4,35 dan sig

0,395 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable

Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) berbentuk

garis linier.

Secara grafik persamaan regresi linieritas Manajemen Risiko (X3)

terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:

Page 150: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

132

132

Gambar 4.5 Grafik Linearitas

Variabel Manajemen Risiko(X3)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

f. Signifikansi dan Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Y)

Dari perhitungan uji linearitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 139,619 +

0,509X4. Uji linieiritas yang dihitung dengan mengunakan statistic Anova

terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.33 Uji Anova sebagai berikut.

Page 151: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

133

133

Tabel 4.32. Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) *

Kepatuhan Syariah

(X4)

Between

Groups

(Combined) 887.081 18 49.282 7.421 .000

Linearity 768.987 1 768.987 115.800 .000

Deviation

from

Linearity

118.095 17 6.947 1.046 .415

Within Groups 803.519 121 6.641

Total 1690.600 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table 4.32 dapat menunjukkan persamaan garis regresi

linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,046 lebih

kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan

0,415 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,046 < Ftabel 4,45 dan sig

0,415 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable

Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) berbentuk

garis linier.

Secara grafik persamaan regresi linearitas Kepatuhan Syariah (X4)

terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:

Page 152: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

134

134

Gambar 4.6. Grafik Linearitas

Variabel Kepatuhan Syariah (X3)

Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

Tabel 4.33 Rangkuman Uji Linearitas Regresi

Good Corporate Governance (X1), terhadap Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)

Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

No VariabelUji Sig

SignifikansiFhitung Ftabel Sig Sig

1. X1 terhadap X2 1,343 4,45 0,182 0,05 Model Regresi Linear

2. X1 terhadap X3 0,911 4,45 0,559 0,05 Model Regresi Linear

3. X1 terhadap X4 1,330 4,45 0,190 0,05 Model Regresi Linear

4. X2 terhadap Y 0,575 4,45 911 0,05 Model Regresi Linear

5. X3 terhadap Y 1,066 4,35 0,395 0,05 Model Regresi Linear

6 X4 terhadap Y 1,046 4,45 0,415 0,05 Model Regresi Linear

Page 153: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

135

135

F. Pengujian Model Analisa Jalur

Pengujian signifikansi koefisien jalur dilakukan untuk mengetahui tingkat

signifikansi dari masing-masing jalur antar variabel. Fokus pengujian pada analisis

jalur dengan pendekatan nilai koefisien regresi dan keberartian korelasi. Perhitungan

signifikan regresi dihitung berdasarkan analisis varian (ANAVA). Sedangkan

keberartian korelasi dihitung berdasarkan nilai signifikan koefisien uji t (t-test). Hal

ini berarti bahwa analisis korelasi dan regresi menjadi dasar dari perhitungan

koefisien jalur.

Sedangkan analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

jalur model trimming. Model trimming adalah model yang digunakan untuk

memperbaiki model struktur analisis jalur dengan mengeluarkannya dari model jika

terdapat variabel yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Analisis jalur model

trimming diterapkan ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada

variabel yang tidak signifikan.

Sebelum melakukan analisis koefisien jalur, salah satu persyaratan yang

penting dan harus dipenuhi selain uji normalitas regresi, dan uji linearitas adalah

adanya korelasi yang signifikan antara variable-variabel yang terkait. Korelasi antar

variable tersebut dihitung dengan koefisien korelasi pearson (rhitung). Dengan

menggunakan perangkat lunak komputer SPSS for Window Release 22 diperoleh nilai

korelasi antar variable tersebut seperti yang tertera pada Tabel 4.35.

Page 154: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

136

136

Tabel 4.34.Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel

Correlations

GoodCooperate

Governance(X1)

ManajemenOperasional

(X2)ManajemenResiko (X3)

KepatuhanSyariah

(X4)

KinerjaBankBTN

Syariah(Y)

GoodCorporateGovernance(X1)

PearsonCorrelation

1 .600** .601** .605** .624**

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .000

N 140 140 140 140 140ManajemenOperasional(X2)

PearsonCorrelation

.600** 1 .560** .440** .689**

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .000

N 140 140 140 140 140ManajemenRisiko (X3)

PearsonCorrelation

.601** .560** 1 .529** .740**

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .000

N 140 140 140 140 140KepatuhanSyariah (X4)

PearsonCorrelation

.605** .440** .529** 1 .674**

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .000

N 140 140 140 140 140Kinerja BankBTN Syariah(Y)

PearsonCorrelation

.624** .689** .740** .674** 1

Sig. (2-tailed)

.000 .000 .000 .000

N 140 140 140 140 140**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model memiliki

hubungan yang signifikan dan kekuatan korelasinya kurang dari 0,95. Hal ini

menunjukkan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya.

Model struktural dalam penelitian ini disajikan seperti yang tertera pada

Gambar 4.1 di bawah ini :

Page 155: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

137

137

ε1

ρ21 ρ52

r12=0,600 ε2 r52 =0,689 ε4

ρ32 ρ53

r13=0,601 r53=0,740

ρ41 r14 =0,605 ε3 ρ54 r54=0,674

Bagan 4.1. Hubungan Kausal X1. X2, X3, dan X4 terhadap Y

Dari diagram jalur diatas, diperoleh model analisa jalur yang memiliki enam

buah koefisien jalur yaitu 21, 31, 41, 52, 53, dan 54 dan enam buah koefisien

korelasi yaitu r12, r13, r14, r25, r35, dan r45. Koefisien pada model dihitung dengan

menggunakan rumus korelasi Pearson product moment yang tertera pada tabel 4.34

diatas.

Model struktural yang ditampilkan pada Bagan 4.1 diatas terdiri dari tiga

struktur yaitu sub-struktur 1, sub-struktur 2, sub-struktur 3, dan sub-struktur 4.

1. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 1

Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 1 yang ditampilkan

pada Gambar 4.2. dibawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X2 dan satu

variabel eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 1 adalah sebagai

berikut X2 = ρ21 + є1

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenOperasional

(X2)

ManajemenRisiko (X3)

KepatuhanSyariah (X4)

Kinerja BTNSyariah (Y)

Page 156: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

138

138

Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen Operasional

ε1

ρ21

r21

Bagan 4.2. Hubungan Kausal Sub-Struktur 1

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window

Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai

Fhitung = 77,466 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –

2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian

analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.

Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan

program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien

jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.35. Uji F Sub-Struktur 1

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen OperasionalANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1049.709 1 1049.709 77.466 .000b

Residual 1869.977 138 13.551

Total 2919.686 139

a. Dependent Variable: Manajemen Operasional (X2)

b. Predictors: (Constant), Good Cooperate Governance (X1)

Sumber: Output SPSS 22

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenOperasional

(X2)

Page 157: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

139

139

Tabel 4.36.

Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 1

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen OperasionalCoefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 56.782 10.837 5.239 .000

Good Corporate Governance

(X1).619 .070 .600 8.801 .000

a. Dependent Variable: Manajemen Operasional (X2)

Sumber: Output SPSS 22

Nilai Beta (β21) pada table 4.37 di atas dikonversikan menjadi kofesien

jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien

Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X2 (ρ21)

adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara

variabel X1 terhadap X2 (ρ21) adalah 8,801 lebih besar dari nilai ttabel 3,89 (n-k =

140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X2 adalah 0,000 lebih kecil dari α

= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 1 yang ada pada Gambar 5.6 antara

X1 terhadap X2 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya

thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 1 tersebut adalah sebagai

berikut:

ρ21 = β21 = 0,600, thitung = 8,801 dengan probalitas (sig) = 0,000

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 1 tersebut di atas

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 158: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

140

140

a. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen

Operasional (X2) sama dengan nilai koefisien jalur ρ21 sebesar 0,600 atau

sama dengan 0,6002 X 100%=36%.

b. Sisanya sebesar 64% (100%-36%=64%) merupakan pengaruh variable lain

diluar X1, dan X2, dan dengan koefisien residu ρε1 sebesar √1-r2 = √1-0,6002

= √1-0,36 = √0,64 = 0,80.

Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 1 adalah: X2

= 0,600X1 + 0,80 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:

ε1= 0,80

ρ21=0,600

r21=0,600

Bagan 4.3. Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 1

2. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 2

Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 2 yang ditampilkan pada

Bagan 4.4. dibawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X3 dan satu variabel

eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 1 adalah sebagai berikut X3 = ρ31

+є2.

Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen Risiko

ε2

ρ31

r31

Bagan 4.4. Hubungan Kausal Sub-Struktur 2

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenOperasional

(X2)

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenRisiko (X3)

Page 159: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

141

141

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window

Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai

Fhitung = 78,072 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –

2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian

analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.

Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan

program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien

jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.37. Uji F Sub-Struktur 2

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen Risiko

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1264.785 1 1264.785 78.072 .000b

Residual 2235.636 138 16.200

Total 3500.421 139

a. Dependent Variable: Manajemen Risiko (X3)

b. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance (X1)

Tabel 4.38. Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 2

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance

Terhadap Manajamen RisikoCoefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.405 11.850 1.553 .123

Good Corporate

Governance (X1).680 .077 .601 8.836 .000

a. Dependent Variable: Manajemen Risiko (X3)

Sumber: Output SPSS 22

Page 160: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

142

142

Nilai Beta (β31) pada table 4.39 di atas dikonversikan menjadi kofesien

jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien

Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X3 (ρ31)

adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara

variabel X1 terhadap X3 (ρ31) adalah 8,836 lebih besar dari nilai ttabel 1,98 (n-k =

140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X3 adalah 0,000 lebih kecil dari α

= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 2 yang ada pada Gambar 5.6 antara

X1 terhadap X3 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya

thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 2 tersebut adalah sebagai

berikut:

ρ31 = β31 = 0,601, thitung = 8,836 dengan probalitas (sig) = 0,000

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 2 tersebut di atas

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

a. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen

Risiko (X3) sama dengan nilai koefisien jalur ρ31 sebesar 0,610 atau sama

dengan 0,6012 X 100%=36,12%

b. Sisanya sebesar 63,88% (100%-36,12%=63,88%) merupakan pengaruh

variable lain diluar X1, dan X3, dan dengan koefisien residu ρε2 sebesar √1-r2

= √1-0,6012 = √1-0,361 = √0,639 = 0,80.

Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 2 adalah: X3 =

0,601X1 + 0,8 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:

ε1= 0,8

ρ31=0,601

r31=0,601

Bagan 4.5 Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 2

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenRisiko (X3)

Page 161: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

143

143

1. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 3

Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 3 yang ditampilkan pada

Gambar 4.20 di bawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X4 dan satu variabel

eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 3, sebagai berikut X4 = ρ41 + є3

Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance (X2)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)

ε3

ρ41

r41

Bagan 4.6. Hubungan Kausal Sub-Struktur 3

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window

Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai

Fhitung = 79,818 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –

2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian

analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.

Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan

program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien

jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table 4.39 berikut ini.

Tabel 4.39. Uji F Sub-Struktur 3

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1087.954 1 1087.954 79.816 .000b

Residual 1881.046 138 13.631

Total 2969.000 139

a. Dependent Variable: Kepatuhan Syariah (X4)

b. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance (X1)

Good CorporateGovernance

(X1)

KepatuhanSyariah (X4)

Page 162: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

144

144

Tabel 4.40. Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 3

Model 1: Koefisien Good Corporate Governance (X1)

Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant)-37.568 10.869

-

3.456.001

Good Corporate

Governance (X1).631 .071 .605 8.934 .000

a. Dependent Variable: Kepatuhan Syariah (X4)

Nilai Beta (β41) pada table 4.15 di atas dikonversikan menjadi kofesien

jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien

Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X4 (ρ41)

adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara

variabel X1 terhadap X4 (ρ41) adalah 8,934 lebih besar dari nilai ttabel 1,98 (n-k =

140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X4 adalah 0,000 lebih kecil dari α

= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 3 yang ada pada Gambar 5.6 antara

X1 terhadap X4 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya

thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 3 tersebut adalah sebagai

berikut:

ρ31 = β31 = 0,605, thitung = 8,934 dengan probalitas (sig) = 0,000

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 3 tersebut di atas

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Kepatuhan

Syariah (X4) sama dengan nilai koefisien jalur ρ41 sebesar 0,608 atau sama

dengan 0,6052 X 100%=36,6%.

Page 163: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

145

145

b) Sisanya sebesar 63,4% (100%-36,6%=63,4%) merupakan pengaruh variable

lain diluar X1, dan X4, dan dengan koefisien residu ρε3 sebesar √1-r2=

√0,6052 = √1-0,366 = √634 = 0,80.

Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 3 adalah: X4 =

0,605X1 + 0,80 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:

ε3= 0,80

ρ41=0,605

r41=0,605

Bagan 4.7. Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 3

4. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 4

Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 4 yang ditampilkan pada

Gambar 4.22 di bawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu Y dan tiga variabel

eksogen yaitu X2, X3, dan X4. Persamaann untuk Sub-Struktur 4 adalah sebagai

berikut Y = ρ54 + ρ53 + ρ52 +є4

Model 1: Pengaruh Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)

Terhadap Kinerja Bank BTN Syaria

ρ52 ε7

r52 =0,689

ρ53

r53=0,740

ρ54

r54=0,674

Bagan 4.8. Hubungan Kausal Sub-Struktur 4

Good CorporateGovernance

(X1)

KepatuhanSyariah (X4)

ManajemenOperasional

(X2)

ManajemenResiko (X3)

KepatuhanSyariah (X4)

Kinerja BTNSyariah (Y)

Page 164: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

146

146

Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window

Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 4 menunjukkan nilai

Fhitung = 123,023 lebih besar dari Ftabel = 3,91 (df1 = k-1 = 4-1=3, df2 = n-k = 140

– 4 = 136) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka

pengujian analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.

Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan

program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien

jalur Sub-Struktur 4 dapat dilihat pada table 4.42 berikut ini.

Tabel 4.41. Model Summary Sub-Struktur 4

Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .855a .731 .725 1.830

a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Syariah (X4), Manajemen Operasional (X2),

Manajemen Risiko (X3)

b. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

Tabel 4.42 Uji F Sub-Struktur 4

Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

Dan Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1235.372 3 411.791 123.023 .000b

Residual 455.228 136 3.347

Total 1690.600 139

a. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

b. Predictors: (Constant), Kepatuhan Syariah (X4), Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko

(X3)

Sumber: Output SPSS 22

Page 165: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

147

147

Model 1: Tabel 4.43 Uji T Koefisien Jalur Sub-Struktur 4

Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 84.272 5.329 15.814 .000

Manajemen Operasional (X2) .252 .042 .331 6.033 .000

Manajemen Risiko (X3) .265 .040 .381 6.568 .000

Kepatuhan Syariah (X4) .247 .040 .327 6.106 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

Sumber: Output SPSS 22

Beta (β) pada table 4.44 di atas dikonversikan menjadi kofesien jalur (ρ)

sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien Sub-

Struktur 4 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X2 terhadap Y (ρ52),

X3 terhadap Y (ρ53), dan X4 terhadap Y (ρ54) adalah signifikan pada α = 0,05.

Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara variabel X2 terhadap Y (ρ52) adalah

6,033, X3 terhadap Y (ρ53) adalah 6,568, dan X4 terhadap Y (ρ54) adalah 6,106

lebih besar dari nilai ttabel 3,91 (n-k = 140-4 = 136) dan nilai probabilita X2

terhadap Y adalah 0,000, probabilita X3 terhadap Y adalah 0,000, dan probabilita

X4 terhadap Y adalah 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, maka model Hubungan Sub-

Struktur 4 yang ada pada Gambar 5.6 antara X2 terhadap Y, X3 terhadap Y, dan

X4 terhadap Y tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya

thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 4 tersebut adalah sebagai

berikut:

ρ52 = β52 = 0,331, thitung = 6,033 dengan probalitas (sig) = 0,000)

ρ53 = β53 = 0,381, thitung = 6,568 dengan probalitas (sig) = 0,000)

ρ54 = β54 = 0,327, thitung = 6,106 dengan probalitas (sig) = 0,000)

Page 166: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

148

148

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 4 tersebut di atas

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Besarnya pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja BTN

Syariah (Y) sama dengan nilai koefisien jalur ρ52 sebesar 0,275 atau sama

dengan 0,3312 X 100%= 10,96%.

1. Besarnya pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

sama dengan nilai koefisien jalur ρ53 sebesar 0,298 atau sama dengan 0,3812 X

100% = 14,52%.

2. Besarnya pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

sama dengan nilai koefisien jalur ρ54 sebesar 0,350 atau sama dengan 0,327^2

X 100% = 10,69%.

3. Secara bersama-sama Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),

dan Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

sebesar nilai Rsquare (R3212) yaitu 0,731 atau 73,1%.

4. Sisanya sebesar 26,9% (100%-73,1%=26,9%) merupakan pengaruh variable

lain diluar X3, X3, dan X4, dan dengan koefisien residu ρε7 sebesar √1-r2 = √1-

0,731^2 = √ 1-0,534 = √ 466 = 0,68.

Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 4 adalah: Y =

0,331X1 + 0,381X2 + 0,327X3 + 0,68 dengan gambar diagram jalurnya sebagai

berikut:

Page 167: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

149

149

ρ52=0,331 ε4=0,68r52 =0,689

ρ53=0,381r53=0,740

ρ54=0,327r54=0,674

Bagan 4.9. Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 4

G. Pengujian Hipotesis

ε1=0,80

ρ21 =0,600 ρ52 = 0,331r12=0,600 ε2=0,80 r52 =0,689 ε4=0,68

ρ32=0,601 ρ53=0,381

r13=0,601 r53=0,740

r14 =0,605 ε3=0,80 ρ54 =0,327ρ41=0,605 r54=0,674

Gambar 4.10. Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 1, 2, 3 dan 4

Setelah pengujian model selesai dilakukan, kemudian dilakukan pengujian

hipotesis untuk mengetahui pengaruh antar variable sebagai berikut:

ManajemenOperasional

(X2)

ManajemenRisiko (X3)

KepatuhanSyariah (X4)

Kinerja BTNSyariah (Y)

Good CorporateGovernance

(X1)

ManajemenOperasional

(X2)

ManajemenRisiko (X3)

KepatuhanSyariah (X4)

Kinerja BTNSyariah (Y)

Page 168: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

150

150

1. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh positif terhadap Manajemen

Operasional (X2)

Pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen

Operasional (X2) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ21 ≤ 0

H1 : ρ21 > 0

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ21) adalah sebesar 0,600

dengan thitung = 8,801 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

8,801 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Good

Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Manajemen Operasional (X2).

2. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh terhadap Manajemen Risiko (X3)

Pengaruh positif Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen Risiko

(X3) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ31 ≤ 0

H1 : ρ31 > 0

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ42) adalah sebesar 0,601

dengan thitung = 8,836 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

8,836 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Good

Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Manajemen Risiko (X3).

3. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh terhadap Kepatuhan Syariah (X4)

Pengaruh positif Good Corporate Governance (X1) terhadap Kepatuhan Syariah

(X4) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ31 ≤ 0

H1 : ρ 31 > 0

Page 169: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

151

151

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ31) adalah sebesar 0,605

dengan thitung = 8,934 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

8,934 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Good Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Kepatuhan Syariah (X4).

4. Manajemen Operasional (X2) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah (Y)

Pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja Bank BTN

Syariah (Y) diuji dengan hipotesisi sebagai berikut:

H0 : ρ52 ≤ 0

H1 : ρ52 > 0

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ52) adalah sebesar 0,331

dengan thitung = 6,033 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

6,033 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Operasional (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Y).

5. Manajemen Risiko (X3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

(Y)

Pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diuji

dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ53 ≤ 0

H1 : ρ53 > 0

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ53) adalah sebesar 0,381

dengan thitung = 6,568 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

6,568 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Risiko (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bank

BTN Syariah (Y).

Page 170: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

152

152

6. Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh positif terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)

Pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diuji

dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ρ54 ≤ 0

H1 : ρ54 > 0

Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ54) adalah sebesar 0,327

dengan thitung = 6,105 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =

10,872 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bank

BTN Syariah (Y).

Setelah hasil analisis dan uji statistik terhadap hipotesis yang diajukan

diperoleh, maka hasil rangkumannya, khusus analisis jalur yang mempengaruhi

langsung, tertera pada Tabel 4.45.

Tabel 4.44. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis

No. Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan

1. Good Corporate Governance

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Manajemen Operasional

H0: ρ21 ≤ 0

H1: ρ21 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

2. Good Corporate Governance

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Manajemen risiko

H0: ρ31 ≤ 0

H1: ρ31 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

3. Good Corporate Governance

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Kepatuhan Syariah

H0: ρ31 ≤ 0

H1: ρ31 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

Page 171: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

153

153

No. Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan

4. Manajemen Operasional

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

Kinerja Bank BTN Syariah

H0: ρ52 ≤ 0

H1: ρ52 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

5. Manajemen Risiko

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah

H0: ρ53 ≤ 0

H1: ρ53 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

6. Kepatuhan Syariah

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah

H0: ρ54 ≤ 0

H1: ρ54 > 0

H0 ditolak Berpengaruh

Positif dan

signifikan

H. Uji Perbedaan Good Corporate Governance (X1), Manajemen Operasional

(X2), Manajemen Risiko (X3). Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja Bank

BTN Syariah (Y) di Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Tangerang, Bogor, dan Bekasi (JABOTABEK)

1. Uji perbedaan Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di

Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan

Bekasi (JABOTABEK)

Tabel 4.45 Uji Perbedaan GCG

Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK

ANOVA

Good Corporate Governance (X1)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 3289.419 4 822.355 42.483 .000

Within Groups 417107.883 135 19.357

Total 420397.302 139

Sumber: Output SPSS 22

Page 172: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

154

154

Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan

Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)

menunjukkan nilai F table sebesar 42,483 dengan nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Good Corporate

Governance antara Bank BTN Syariah di Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta

Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).

Tabel 4.46

Multiple Comparisons Good Corporate Governance

Antara BTN Syariah JABOTABEK

Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi

Mean Different Jakarta 0.82974 0.54747 -0.09618 0.78388

Signifikan 0.000 0.000 0.902 0.000

Mean Different Pasar Minggu -0.82974 -0.28226 -0.92592 -0.04586

Signifikan 0.000 0.065 0.000 0.944

Mean Different Bogor -0.54747 0.28226 -0.64366 0.23640

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.200

Mean Different Tangerang 0.09618 0.92592 0.64366 0.88006

Signifikan 0.902 0.000 0.000 0.000

Mean Different Bekasi -0.78388 0.04586 -0.23640

Signifikan 0.000 0.944 0.200

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean

Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di Cabang Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi

(JABOTABEK). Dari kelima BTN Syariah Jabotabek tersebut yang

Page 173: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

155

155

memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau yang menunjukkan tidak

terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan

Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean different sebesar -0.09618

dan nilai signifikan sebesar 0.902 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean

adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan Bank BTN

Syariah Bogor dengan nilai mean different sebesar -0.28226 dan nilai

signifikan sebesar 0.065 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean adalah

antara Bank BTN Syariah Pasar Minggu dengan Bank BTN Syariah Bekasi

dengan nilai mean different sebesar -0.045586 dan nilai signifikan sebesar

0.944 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank

BTN Syariah Bogor dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean

different sebesar 0.23640 dan nilai signifikan sebesar 0.200 > α = 0,05.

2. Uji perbedaan Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di

Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi

(JABOTABEK).

Tabel 4.47 Uji Perbedaan Manajemen Operasional

Antara BTN Syariah JABOTABEK

ANOVA

Manajemen Operasional (X2)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 10478.624 4 2619.656 128.279 .000

Within Groups 440043.975 135 20.422

Total 450522.600 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan

Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)

menunjukkan nilai F table sebesar 128,279 dengan nilai signifikan sebesar

Page 174: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

156

156

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Manajemen

Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta

Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).

Tabel 4.48 Multiple Comparisons Manajemen Operasional

Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK

Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi

Mean Different Jakarta -1.12608 1.07217 0.08114 0.08884

Signifikan 0.000 0.000 0.950 0.932

Mean Different Pasar Minggu 1.12608 2.19825 1.20722 1.21492

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Bogor -1.07217 -2.19825 -0.99103 -0.98333

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Tangerang -0.08114 -1.20722 0.99103 0.0070

Signifikan 0.950 0.000 0.000 1.000

Mean Different Bekasi -0.08884 -1.21492 0.98333 0.0070

Signifikan 0.932 0.000 0.000 1.000

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean

Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah Cabang Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi

(JABOTABEK). Dari kelima BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang

memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat

perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan

Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean different sebesar -0.081114

dan nilai signifikan sebesar 0.950 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean

adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah

Page 175: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

157

157

Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.08884 dan nilai signifikan

sebesar 0.932 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara

Bank BTN Syariah Tangerang dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai

mean different sebesar 0.0070 dan nilai signifikan sebesar 1.000 > α = 0,05.

3. Uji perbedaan Manajemen Risiko (X3) antara BTN Syariah di Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi

(JABOTABEK).

Tabel 4.49. Uji Perbedaan Manajemen Risiko

Antara BTN Syariah JABOTABEK

ANOVA

Manajemen Resiko (X3)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 18243.654 4 4560.914 187.678 .000

Within Groups 523655.480 135 24.302

Total 541899.135 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan

Manajemen Risiko (X3) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK)

menunjukkan nilai F table sebesar 187,678 dengan nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Manajemen

Risiko (X3) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar

Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).

Page 176: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

158

158

Tabel 4.50 Multiple Comparisons Manajemen Risiko

Antara BTN Syariah JABOTABEK

Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi

Mean Different Jakarta 0.22012 1.85055 -0.99481 -0.24465

Signifikan 0.340 0.000 0.000 0.250

Mean Different Pasar Minggu -0.22012 1.63043 -1.21492 -0.46476

Signifikan 0.340 0.000 0.000 0.001

Mean Different Bogor -1.85055 -1.63043 -2.84536 -2.09520

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Tangerang -0.08114 1.21492 2.84536 0.75010

Signifikan 0.950 0.000 0.000 0.000

Mean Different Bekasi 0.24465 0.46476 2.09520 0.75010

Signifikan 0.250 0.001 0.000 0.000

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean

Manajemen Risiko (X3) pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK). Dari

kelima Bank BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang memiliki nilai

signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean

adalah antara BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Pasar

Minggu dengan nilai mean different sebesar 0.22012 dan nilai signifikan

sebesar 0.340 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara

Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi

dengan nilai mean different sebesar sebesar -0.24465 dan nilai signifikan

sebesar sebesar 0.250 > α = 0,05.

Page 177: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

159

159

4. Uji perbedaan Kepatuhan Syariah (X4) pada Bank BTN Syariah Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi

(JABOTABEK).

Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kepatuhan Syariah

Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK

ANOVA

Kepatuhan Syariah (X4)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 38897.761 4 9724.440 501.849 .000

Within Groups 417540.348 135 19.377

Total 456438.109 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan

mean Kepatuhan Syariah (X4) pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)

menunjukkan nilai F table sebesar 501,849 dengan nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Kepatuhan

Syariah (X4) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar

Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).

Page 178: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

160

160

Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kepatuhan Syariah

Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK

Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi

Mean Different Jakarta 0.72167 2.52600 1.68946 -1.42347

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Pasar Minggu -0.72167 1.80433 0.96779 -2.14514

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Bogor -2.52600 -1.80433 -0.83654 -3.94947

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Tangerang -1.68946 -0.96779 0.83654 -3.11293

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Mean Different Bekasi 1.42347 2.14514 3.94947 3.11293

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean

Kepatuhan Syariah (X4) pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK) tersebut

semua memiliki nilai signifikannya < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat

perbedaan mean different antara kelima Bank BTN Syariah.

Page 179: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

161

161

5. Uji perbedaan Kinerja Bank BTN (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi

(JABOTABEK)

Tabel 4.53 Uji Perbedaan Kinerja Bank BTN Syariah

Antara BTN Syariah JABOTABEK

ANOVA

Kinerja BTN Syariah (Y)

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 14599.054 4 3649.764 318.487 .000

Within Groups 246933.279 135 11.460

Total 261532.333 139

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan

Kinerja Bank BTN Syariah (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)

menunjukkan nilai F table sebesar 318,487 dengan nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Kinerja Bank

BTN Syariah (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar

Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).

Page 180: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

162

162

Tabel 4.55 Multiple Comparisons Kinerja BTN Syariah

Antara BTN Syariah JABOTABEK

Nilai BTN Syariah JakartaPasar

Minggu Bogor Tangerang Bekasi

MeanDifferent Jakarta -0.05219

2.52600 1.68946

-1.4234

7

Signifikan 0.970 0.000 0.000 0.000

MeanDifferent

PasarMinggu 0.05219

1.77328 -0.29024

-0.6586

3

Signifikan 0.970 0.000 0.000 0.000

MeanDifferent Bogor

-2.52600 -1.77328 -2.06352

-2.4319

2

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

MeanDifferent Tangerang

-1.68946 0.29024

2.06352

-0.3683

9

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000MeanDifferent Bekasi 1.42347 0.65863

2.43192 0.36839

Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000

Sumber: Output SPSS 22

Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean

Kinerja Bank BTN Syariah (Y) pada Bank BTN Syariah Cabang di Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi

(JABOTABEK). Dari kelima Bank BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang

memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat

perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan

BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan nilai mean different sebesar -

0.05219 dan nilai signifikan sebesar 0.970 > α = 0,05.

Page 181: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

163

163

I. Pembahasan

Pada peneltian ini menunjukkan hasil yang sesuai dan mendukung teori-teori

sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa Good Corporate Governance yang baik akan memperkuat dan meningkatkan

manajemen operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah pada masing-

masing kantor cabang Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK). Penelitian ini juga membuktikan

bahwa dengan semakin kuat dan meningkatnya manajemen operasional, manajemen

risiko, dan kepatuhan syariah akan memperkuat dan meningkatkan kinerja masing-

masing kantor cabang Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Tangerang, Bogor dan Bekasi Bekasi (JABOTABEK).

Berdasarkan model path analysis sub-struktur 1, 2, dan 3 menunjukkan hasil

bahwa terdapat pengaruh antara good corporate governance dengan manajemen

operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah. Sedangkan pada model path

analyisis sub-struktur 4 (model akhir) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara

manajemen opersional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja.

Selain itu dalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan antara

penerapan good corporate governance manajemen operasional, manajamen risiko,

kepatuhan syariah terhadap kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah

Dengan demikian hasil penelitian dapat membuktikan dan menerima ketujuh

hipotesis penelitian yang diajukan.

1. Pengaruh antara Good Corporate Governance Terhadap Manajemen

Operasional.

Penerapan good corporate governance dinilai dapat memperbaiki citra

perbankan yang sempat buruk, melindungi kepentingan stakeholder serta

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan etika-etika umum pada industri perbankan dalam rangka mencitrakan sistem

perbankan yang sehat. Selain itu penerapan good corporate governance di dalam

perbankan dapat berpengaruh terhadap manajemen operasional, dikarenakan

Page 182: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

164

164

penerapan corporate governance dapat meningkatkan manajemen operasional,

apabila penerapan good corporate governance-nya baik maka manajemen

operasionalnya pun baik.

Dalam penelitian model path analysis model sub- struktur 1 hasil

perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap manejemen

operasional menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ21 adalah sebesar 36%.

2. Pengaruh antara good corporate governance terhadap manajemen risiko.

Pengungkapan risiko merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh

perusahaan dan juga merupakan faktor untuk menarik para investor. Sehingga

dalam menghadapi risiko yang berpotensi muncul di masa depan, maka

perusahaan perlu melakukan pengelolaan risiko. Salah satu pengelolaan risiko

yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan manajemen risiko. Dari

beberapa hasil penelitian sebelumnya terlihat bahwa kinerja perbankan

dipengaruhi oleh manajemen risiko dan good corporate governance. Sedangkan

manajemen risiko dipengaruhi oleh adanya implementasi mekanisme good

corporate governance.

Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 2 hasil

perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap manejemen resiko

menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ31 adalah sebesar 36.12%.

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan mekanisme good corporate

governance yang efektif dapat meningkatkan pengelolaan risiko yang dihadapi

perbankan. Penelitian oleh Iannotta, et al (2007) menyatakan bahwa good

corporate governance berpengaruh positif terhadap manajemen risiko. Good

corporate governance dalam penelitian tersebut diproksikan dengan struktur

kepemilikan. Sedangkan Leaven dan Levine (2009) menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial sebagai proksi dari good corporate governance

berpengaruh positif terhadap pengambilan risiko oleh bank. Selain berdampak

pada manajemen risiko, good corporate governance juga terbukti berpengaruh

terhadap kinerja. Studi yang dilakukan oleh Bebchuk and Cohen and Ferrel

Page 183: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

165

165

(2008) menunjukkan adanya hubungan antara elemen good corporate governance

dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian lain oleh

Brown and Caylor (2004) juga menemukan pengaruh mekanisme GCG terhadap

kinerja dan nilai perusahaan.2

3. Pengaruh antara good corporate governance terhadap kepatuhan syariah.

Kepatuhan terhadap hukum, norma-norma dan aturan-aturan membantu

memelihara reputasi lembaga keuangan syariah, sehingga sesuai dengan harapan

dari para nasabah, pasar, dan masyarakat secara keseluruhan. Otoritas Jasa

Keuangan menjelaskan bahwa budaya kepatuhan sebagai nilai perilaku dan

tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan terhadap ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip

syariah bagi lembaga keuangan syariah. Pada dasarnya Dalam tata kelolaan

sebuah perusahaan, kepatuhan (compliance) memiliki arti mengikuti suatu

spesifikasi, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya

diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang

tertentu. Ada yang ruang lingkupnya internasional dan ada juga nasional, seperti

standar internasional yang diterbitkan oleh ISO, dan aturan-aturan nasional seperti

peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk perbankan di

Indonesia.

Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 3 hasil

perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap kepatuhan syariah

menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ41 adalah sebesar 36,6%.

2Setiawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja PerbankanDengan Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening, JurnaL Ekonomi dan Manajemen, Volume13 (1), 2016, hal. 13.

Page 184: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

166

166

4. Pengaruh antara manajemen operasional terhadap kinerja.

Manajemen operasional dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau

aktifitas yang menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui

proses transformasi input menjadi output. Manajemen operasional memiliki

pengaruh terhadap kinerja karena kedua-duanya lebih menekankan pada proses

dan aktivitas dalam pelaksanaan tranformasi input menjadi output berupa barang

dan jasa. Lebih lanjut setiap kategori keputusan dalam manajemen operasional di

atas, memaikan peran vital dalam memperoleh keuntungan yang pada akhirnya

dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan keunggulan bersaing. Dengan

demikian uraian ini menunjukan bahwa terdapat berbagai metode untuk mencapai

kesuksesan melalui Operations Management.

Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil

perhitungan pengaruh manajemen operasional terhadap kinerja BTN Syariah

menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ52 adalah sebesar 10,96%.

5. Pengaruh antara manajemen risiko terhadap kinerja.

Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan

metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan

mengendalikan risiko yang timbul dari kegitan usaha atau bisnis. Salah satu

tujuan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan kinerja (performance) suatu

organisasi/perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Collier yang dikutip Oleh

Lestari dalam penelitiannya menyatakan manajemen risiko mendorong terjadinya

perbaikan kinerja organisasi, khususnya dalam hal kesadaran akan risiko akan

mempengaruhi profil risiko pasar modal yang rendah.3

Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil

perhitungan pengaruh manajemen resiko terhadap kinerja BTN Syariah

menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ53 adalah sebesar 14,52%.

3Lestari, Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada DanaPensiun Pemberi Kerja di Wilayah Jakarta-Banten), Jurnal Riste Akuntansi dan Bisinis, Vol. 13 No. 2,2016, hal. 138.

Page 185: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

167

167

Hal tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian yang ditunjukkan Jafari

M, et al. (2011) bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

manajemen risiko dan kinerja perusahaan. Dapat dikatakan bahwa manajemen

risiko dilakukan dengan baik maka kinerja perusahaan pun diharapkan dapat

meningkat. Kinerja perusahaan di sini dapat diukur berdasarkan kinerja keuangan

dan kinerja non keuangan. Selanjutnya peneliti lain juga mengemukakan

mengemukakan bahwa keunggulan bersaing perusahaan dinyatakan sebagai

mediator dalam efektivitas manajemen risiko untuk meningkatkan kinerja

perusahaan (Nachailit, I et al., 2011).4

6. Pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan

dimanapun. Karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan

dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Pada dasarnya kinerja

adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau

pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu.

Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya

akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan

apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Hal ini dimaksudkan

bahwa apabila kepatuhan syariah yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan

perbankan dapat diterpkan dengan baik maka kinerja perusahaan juga akan

mencapai hasil yang baik pula. Sebab kepatuhan syariah merupakan aturan-aturan

dalam perbankan syariah.

Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil

perhitungan pengaruh kepatuhan syariah terhadap kinerja BTN Syariah

menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ54 adalah sebesar 10,69%.

4Setiawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja PerbankanDengan Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening, 2012., h. 135.

Page 186: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

168

168

7. Adanya perbedaan antara penerapan good corporate governance

manajemen operasional, manajamen risiko, kepatuhan syariah terhadap

kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah.

a. Perbedaan Good Corporate Governance antara Bank BTN Syariah di Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi

(JABOTABEK).

Hasil perhitungan uji perbedaan Good Corporate Governance (X1) di

se-JABOTABEK menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan

Good Corperate Governance pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK)

dibuktikan dengan nilai F table sebesar 42,483 dan nilai signifikan sebesar

0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah

Sejabodetabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau

menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah

Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean

different sebesar -0.09618 dan nilai signifikan sebesar 0.902 > α = 0,05, tidak

terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar

Minggu dengan Bank BTN Syariah Bogor dengan nilai mean different sebesar

-0.28226 dan nilai signifikan sebesar 0.065 > α = 0,05, tidak terdapat

perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu

dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar -

0.045586 dan nilai signifikan sebesar 0.944 > α = 0,05, dan tidak terdapat

perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Bogor dengan Bank BTN

Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.23640 dan nilai

signifikan sebesar 0.200 > α = 0,05.

b. Perbedaan manajemen operasional antar kelima BTN Syariah di Jakarta

Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi

(JABOTABEK).

Page 187: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

169

169

Hasil perhitungan uji perbedaan manajemen operasional se-

JABOTABEK menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan

manajemen operasional pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta

Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan

dengan nilai F table sebesar 128,279 dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih

kecil dari nilai α = 0,05.

Secara multivariate comparisons dari kelima BTN Syariah se-

Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau

menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah

Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean

different sebesar -0.081114 dan nilai signifikan sebesar 0.950 > α = 0,05,

tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta

Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different

sebesar 0.08884 dan nilai signifikan sebesar 0.932 > α = 0,05, dan tidak

terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Tangerang dengan

Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.0070 dan

nilai signifikan sebesar 1.000 > α = 0,05.

c. Perbedaan manajemen risiko antar kelima BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).

Hasil perhitungan uji perbedaan manajemen resiko se-JABODETABEK

menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan manajemen risiko

pada Bank BTN Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang,

dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table sebesar 187,678

dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah Se-

Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau

menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah

Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan

nilai mean different sebesar 0.22012 dan nilai signifikan sebesar 0.340 > α =

Page 188: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

170

170

0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah

Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean

different sebesar -0.24465 dan nilai signifikan sebesar 0.250 > α = 0,05.

d. Perbedaan kepatuhan syariah antar kelima BTN Syariah di Jakarta Harmoni,

Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).

Hasil perhitungan uji perbedaan kepatuhan syariah se-JABOTABEK

menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan kepatuhan syariah

pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,

Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table

sebesar 501,849 dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α =

0,05.

Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah

Sejabodetabek menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean antar kelima

Bank BTN Syariah se-Jabotabek tersebut karena semuanya memiliki nilai

signifikannya < α = 0,05.

e. Perbedaan kinerja BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).

Hasil perhitungan uji perbedaan kinerja BTN Syariah se-JABOTABEK

menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja Bank BTN

Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan

Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table sebesar 318,487 dan

nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.

Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah se-

Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau

menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah

Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan

nilai mean different sebesar -0.05219 dan nilai signifikan sebesar 0.970 > α =

0,05.

Page 189: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

171

171

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur dan analisis perbedaan pada

variable good corporate governance, manajemen operasional, manajemen resiko,

kepatuhan syariah, dan kinerja BTN Syariah sejabodetabek, sesuai yang dikemukakan

pada bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan tiga rumusan sebagai berikut:

1. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh good

corporate governance terhadap manajemen operasional, manajemen risiko dan

kepatuhan syariah, menunjukkan bahwa secara partial variable good corporate

governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Operasional,

Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah yang ditunjukan dengan besarnya nilai

sinifikansi yang sama yaitu 0,00, lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis 0

ditolak.

2. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh

manajemen operasional, manajemen risiko dan kepatuhan syariah terhadap

kinerja, menunjukkan bahwa secara partial variable Manajemen Operasional,

Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja yang ditunjukan dengan besarnya nilai sinifikansi yang sama

yaitu 0,00, lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis 0 ditolak.

3. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai perbedaan good

corporate governance, manajemen operasional, manajemen risiko dan kepatuhan

syariah dan kinerja, di masing-masing Bank BTN Kantor Cabang Syariah se-

Jabotabek, menunjukkan bahwa secara partial penerapan good corporate

governance, Manajemen Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah

dimasing-masing Bank BTN Kantor Cabang Syariah berbeda antar satu dengan

lainnya, yang ditunjukkan besarnya nilai sinifikansi yang sama yaitu 0,00, lebih

kecil dari α = 0,05.

Page 190: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

172

172

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan good corporate

governance pada Manajemen Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah

akan berimplikasi terhadap Kinerja. Sisi positif lain dari penelitian ini mempertegas

penelitian sebelumnya (Totok Dewayanto,2010 dan Vincent Aebi, dkk., 2012) yang

menyatakan bahwa variabel good corporate governance berpengaruh terhadap

kinerja perbankan nasional, dan juga bahwa varibel good corporate governance

terkait manajemen risiko berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan

pada saat krisis.

B. Saran

Bagi mahasiswa yang meneliti pada topik yang sama, dapat dipertimbangkan

beberapa hal:

1. Untuk penelitian selanjutnya di lembaga keuangan bank agar dapat

dipertimbangkan dalam penetapan indikator pada variable kinerja melalui

pendekatan rasio-rasio keuangan atau ukuran kinerja yang merupakan Key

Performace Indicator (KPI) perusahaan yang diteliti.

2. Untuk penelitian selanjutnya dengan pendekatan metode statistik analisa jalur

sebaiknya mempertimbangkan angket yang lebih sedikit sesuai dengan teori agar

waktu dan biaya yang di butuhkan tidak terlalu banyak.

3. Bagi yang akan melakukan penelitian dengan metode yang sama sebaiknya

gunakan metode pengolahan data dengan program pengolah data yang lainnya

yaitu AMOS, Lisrel, Mplus, dan lain-lain.

Page 191: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

173

DAFTAR PUSTAKA

Aebi, Vincent, dkk. Risk management, corporate governance, and bankperformance in the financial crisis. Journal of Banking and Finance. vol36, 1, 2012.Abu-Tapanjeh AM. “Corporate Governance from The IslamicPerspective”. Critical Perspective on Accounting, vol. 20, 2009, h. 556-567.

Agustianto, “GCG Bank Syariah dan Peran DPS”, 22 April 2011, h.1. Diaksespada 12 Oktober 2017 dari https//Shariaeconomic.wordpress.com,

Ali, Masyhudi. Manajemen Risiko Strategi Perbankan dan Dunia Usahamenghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: Rajawali Press, 2006.

Antonio, Muhammad Syafiii. Bank Syariah dan Teori Praktik, Jakarta: GemaInsani. 2001.

Arafat, Wilson. Manajemen Perbankan Indonesia Teori dan Implementasi.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.

Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2009.

ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants), “CorporateGovernance and Risk Manajemen Agenda”, Policy Paper ACCA, h.1,2008. Artikel diakses pada 15 Oktober 2017 dari http://www.iago.org.ar/comercio29 /html.

Choudury, M.A., Hoque, M.Z. Corporate Governance in Islamic Perspective.Corporate Gorvernance 6(2), 2006.

Darmawi, Herman. Manejemen Risiko cet.10.. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006.

Dewayanto, Totok. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008, (The EffectMechanism Good Corporate Governance on the Performance NationalBanking Study on banking company are listed in Indonesia StockExchange in the period 2006-2008), Jurnal Fokus Ekonomi, FakultasEkonomi Universitas Dipenogoro, vol. 5, 2, 2010.

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, ed 1, cet6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Page 192: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

174

Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya diIndonesia ed.1.. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Ghozali Imam. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program SPSS 21, Penerbit:Univesitas Diponegoro Semarang, 2013.

Greuning, Hennie Van dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan ManajemenRisiko, Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. Manajemen Produksi Modern.Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Hasanuddin, Rahman. Aspek-spek Hukum Pemberian Kredit Perbankan diIndonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995.

Hasibuan S.P. Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.

Heizer, Jay dan Render Barry. Operation Management, Penerjemah ChriswanSungkono, Manajemen Operasional. Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, Bandung:Alfabeta, 1996.

Husein Umar. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama,2003.

Ikatan Bankir Indonesia.Strategi Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2015.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

J. Stevenson, William. Operations Management: An Asian Perspective.penerjemah Diana Angelica, dkk. Manajemen Operasi. Perspektif Asia.Jakarta: Salemba Empat, 2014.

Kadir. Statistik Terapan. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2015

Kaihatu, Thomas S. Good Corporate dan penerapannya di Indonesia, JurnalManajemen dan Kewirausahaan, vol. 8. 1, 2006.

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: Kep 117/M-MBU/2002tanggal 31 Juli 2002, tentang “Penerapan Praktek Good CorporateGovernance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, diakses pada 22Agustus 2016 dari http://jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf

Page 193: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

175

Kertonegoro, Sentanoe. Manajemen Risiko dan Asuransi cet.1. Jakarta: PT. TokoGunung Agung, 1996.

Kompas, Perkembangan bank Syariah di Indonesia. Artikel diakses pada 8Agustus 2016, dari web: http://www.kompasiana.com/kat/perbankan-syariah-kalah-di-negara-mayoritas-muslim-terbesar-didunia.

Lestari, Rini. “Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Organisasi (StudiPada Dana Pensiun Pemberi Kerja di Wilayah Jakarta-Banten”, JurnalRistem Akuntansi dan Bisinis, vol. 13. 2, 2016.

Lewis, Mervyn K. “Islamic Corporate Governance”, Review of IslamicEconomics, Vol. 9.1, 2005, Artikel diakses pada 18 Oktober 2017, darihttps://s3.amazonaws.com/academia.edu. documents

Lan, Luh Luh. “Goals of Cororate Governnce - A Singapore Perspetive” EU-AsiaCorporate Governance dialoge, faculty of Law and NUS Business School,National University of Singapore, 6 Juli 2012. Artikel diakses pada 17Oktober 2017 dari http://www.fsa.go.jp/frtc/kenkyu /event.

Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Persfektif KewenanganPeradilan Agama. cet.2. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Maksum, Azhar. “Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia”,Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang IlmuAkuntansi Manajemen pada Fakultas Ekonomi, diucapkan di hadapanRapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Gelanggang Mahasiswa,Kampus USU, 17 Desember 2005. Artikel diakses pada 17 Oktober 2017dari https://s3. amazonaws.com/ academia.edu.documents.

Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:Prenadamedia Group, 2015.

Maria Pampa Kumalaningrum, dkk., Manajemen Operasi cet.2. Yogyakarta: UnitPenerbit & Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2011.

Mastura Labombang, Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi. JurnalSMARTek, Vol. 9 No. 1, Februari 2011, h. 42.

Mirakhor, Iqbal Z. “Stakeholders Model of Governance In Islamic EconomicSystem”, Islamic Economic Studies, 2004, vol 11 .2. h.43-63

Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit danPercetakan (UPP) AMP YKPN, 2005.

Page 194: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

176

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015.

Musa, Muhammad Adli. Islamic Business and Finance: An Exploratory Study ofIslamic banks in Malaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.

Muhaimin, dkk., Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam PenyusunanRencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, ed.1, cet 4. Jakarta: KencanaPT. Prenada Media Group, 2012.

Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern,cet.1. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Ferry, N. Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya diIndonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Nalim, Good Corporate Govenance dalam Perspektif Islam, vol. XX, 2, Oktober,2015, h. 10.

Nawawi, Ismail. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja ProsesTerbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi. Jakarta:Prenada Media Group, 2015.

Nisa, Dila Fadilathun. Pengaruh Peran Komite Audit, Audit Internal, Serta DewanPengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance Dan KinerjaBank Syariah, Tesis S2 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Norlida, dkk. Enterprise-Wide Risk Management (EWRM) Practices, BetweenCorporate Governance Compliance and Value Creation, InternationalReview of Business Research Papers, vol. 6. 2. July 2010, h 239-252.

Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, dkk. Ekonomi Makro Islam PendekatanTeoretis. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2009.

Nugroho, Muh Awal Satrio. “Urgensi Penerapan Islamic Corporate Govenance diBaitul Maal Wat Tamil (BMT), Kajian Bisnis, vol. 23, 1. Januari 2015, h.66.

Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Perbankan Syariah-Sharia Banking Statistic”.Diakses pada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.

Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 55 /POJK.03/2016, tanggal 7 Desember2016, “Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum”. Diakses padatanggal 17 Oktober 2017 dari http://www.ojk.go.id.

Page 195: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

177

Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 65/POJK.03/2016,tanggal 28 Desember2016, “Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum SyariahDan Unit Usaha Syariah”, diakses pada 17 Agustus 2017 darihttp://www.ojk.go.id.

Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 30/POJK.05/2014, tanggal “Tentang TataKelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan”, diaksespada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.

Pampa Kumalaningrum, Maria. dkk. Manajemen Operasi. Yogyakarta: UnitPenerbit & Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2012.

Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: PER-01/MBU/2011tanggal 1 Agustus 2011, tentang “Penerapan Tata Kelola PerusahaanYang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha MilikNegara”, diakses pada 16 Agustus 2017 darihttp://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011.

Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009, 17 Desember 2009, tentangPelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah, di akses pada tanggal 12 Oktober 2017 dariwww.bi.co.id.

Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011, tanggal November 2011, tentangPenerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah”, diakses pada 17 Oktober 2017 dari www.bi.go.id..

Purnawanto, Budy. Manajemen SDM Berbasis Proses Pola Pikir Baru MengelolaSDM Pada Era Knowledge Economy. Jakarta: PT. Gramedia, 2010.

Remy, Sjahdeini Sutan. Perbankan Syariah, Produk-produk dan aspek-aspekhukumnya, cet 1. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.

Rivai, Vietzhal dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management For Islamic Bank,Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas danProfesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Samra, Emily. “Corporate Governance in Islamic Financial Institutions”International Immersion Program Papers University of Chicago LawSchool, Chicago Unbond, 2016. Diakses pada 17 Oktober 2017 darihttp://chicagounbound.uchicago.edu

Page 196: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

178

Saharuddin, Desmadi. Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah ed 1, cet 1.Jakarta: Prenada Media Group, 2015.

Schroeder, Roger G. Operation Management Decision Making in The OperationsFunction. Penerjemah Penerbit Erlangga. Manajemen OperasiPengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi. Jakarta: Erlangga. 1996.

Septian, Good Corporate Governance, Artikel diakses pada tanggal 22 Agustus,2016, dari web: http://septianludy.blogspot.co.id/2014/11/gcg.html.

Setiawaty, Agus. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Dengan Manajemen Risiko Sebagai VariabelIntervening, JurnaL Ekonomi dan Manajemen”, vol. 13. 1, 2016.

Setiyono, Joko. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam (PendekatanUshul Fikih: Teori Pertingkatan Norma), Jurnal Ekonomi dan PerbankanSyariah, Muqtasid vol 6, 1, 2015.

Solomon, Jill. Corporate Governance and Accountability, Third Edition. Wiley,2010.

Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung: Alpabeta,2014.

Sugiono. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV Alfabeta, 2004.

Suherman. Analisis Pengaruh Variabel-variabel Keuangan Terhadap RisikoSistematis di Bursa Efek Jakarta, jurnal Ekonomi (Kajian Ekonomi,Manajemen dan Akuntansi) STEI No. 3/Th. XII/22/Juli-September, 2003.

Sukardi, Budi. “Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produkbank Syariah di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal 16 Agustus 2017dari e-journal.metrouniv.ac.id.

Sulad, Sri Hardanto, Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Kisi-Kisi UjianSertifikasi Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo, 2009.

.Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. Penerapan Good Corporate Governance,

Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, cet.2.Jakarta: Kencana, 2008.

Sulaiman, Maliah dkk. Corporate Governance of Islamic Financial Institutions inMalaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.

Tisnawati Sule, Erni dan Saefullah Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012.

Page 197: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

179

Tapanjeh AM, Abu. “Corporate Governance from The Islamic Perspective”.Critical Perspective on Accounting, Vol. 20, 2009, h. 556-567.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21, tentang perbankan syariah, 2008.

Van Greuning, Hennie dan Sonja Brajovic Bratanovic. Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan ManajemenRisiko. Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Wibisono, Dermawan. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan TeknikMeningkatkan daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 2006.

Wibowo. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Widjaja Tunggal, Amin. Corporate Governance. Jakarta: Harvindo, 2007.

Wilamarta, Misahardi. Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka GoodCorporate Governance. Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas HukumUniversitas Indonesia, 2002.

Waspodo, Daniel Nuri Satrio. Evaluasi Penerapan Good Corporate GovernancePada PT XYZ, Tesis S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis, Universitas Airlangga, 2016.

Yaya, Rizal. an Anlysis on Anglo Saxon Corporate Governance Nodel Based onIslamic Perspectives, Jakarta ISEFID Review. vol 2, 1, 2013.

Zarkasy, Wahyudi. Good Corporate Governance, Pada Perusahaan Manufaktur,Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya, Bandung: Alfabeta, 2008.

Referensi Website:

www.btn.co.id

www.bi.go.id/

www.ojk.go.id/

jdih.bumn.go.id

Page 198: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

180

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

“Penerapan Good Corporate Governance Pada Manajemen Operasional, Manajemen

Risiko, Kepatuhan Syariah dan Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah

(Studi Pada BTN Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang,

dan Bekasi-JABOTABEK)”

Disusun oleh :

Nama : Nurdin Pasya

NIM : 2112043300011

PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

Page 199: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

181

KUESIONER KARYAWAN

PADA BTN SYARIAH

A. Data Responden

1. Nomor Responden : ………………………. (Diisi peneliti)

2. Nama : ………………………………………………….

3. Umur : 1. < 25 Tahun 3. 36 - 45 Tahun

2. 25 – 35 Tahun 4. > 45 Tahun

4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki. 2. Perempuan.

5. Masa Kerja : ……….. tahun.

6. Jabatan Karyawan : 1. Staf Administrasi 4.

2. Teller 5.

3. Sales 6.

7. Unit Kerja : ……………………………………

8. Pendidikan Terakhir : 1. SMA 4. S2

2. D3 5. S3

3. S1

B. Kuesioner

1. Penjelasan:

Pernyataan di bawah ini dimaksudkan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam

rangka penyelesaian tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Sarjana S-

2 Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah di Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan judul : “Penerapan Good Corporate Governance Pada Manajemen

Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah dan Dampaknya Terhadap Kinerja

Bank BTN Syariah (Studi Pada BTN Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,

Bogor, Tangerang, dan Bekasi)”. Saya mohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk

menjawab pernyataan di bawah ini guna membantu saya dalam penyelesaian studi S-2.

Page 200: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

182

2. Petunjuk Pengisian:

Sebelum Bapak/Ibu/Saudara menjawab pernyataan-pernyataan berikut, bacalah

terlebih dahulu setiap pernyataan dengan teliti, kemudian tentukan jawaban

Bapak/Ibu/Saudara terhadap masing-masing pernyataan itu menurut apa yang

Bapak/Ibu/Saudara anggap sesuai dengan keadaan dan pengalaman yang Bapak/Ibu/Saudara

lakukan sehari-hari sebagai karyawan.

Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih 1 (satu) di antara 5 (lima) alternatif jawaban

dengan tanda (√) Instrumen penilaian ini terdiri dari 5 skala liker yaitu sebagai berikut:

STS = Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak Setuju

CS = Cukup Setuju

S = Setuju

SS = Sangat Setuju

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

No. Pertanyaan STS TS CS S SS

Budaya Perusahaan

1. BTN Syariah selalu menjelaskan secara umum visi dan misiorganisasi, nilai dasar dan etika dasar BTN Syariah kepadaseluruh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.

2. BTN Syariah selalu memberikan arahan dan menjelaskan secaradetail mengenai pekerjaan yang harus saya lakukan.

3. BTN Syariah memberikan sarana dan prasarana yang baik dalammenunjang penyelesaian pekerjaan secara optimal.

4. BTN Syariah memberikan gaji sesuai dengan keahlian yangdimiliki setiap karyawan, memberikan insentif, dan uang lemburjika bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan

5. BTN Syariah selalu mengarahkan karyawan melakukantindakan inovatif dalam mengatasi resiko yang menyebabkankerugian seperti kerugian materil maupun imateril.

6. BTN Syariah selalu memberi perhatian pada setiap masalahsecara detail agar pekerjaan berkualitas

7. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan dalammelaksanakan pekerjaannya berorientasi terhadap pencapaiantujuan hasil yang akan dicapai.

Page 201: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

183

8. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan untukberorientasi kepada kepentingan karyawan atau kerjasama tim(team work) yang tinggi dengan sesama karyawan agar dapattercapai target tim dan organisasi.

9. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan untuk agresifdalam bekerja.

10. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawanMempertahankan dan menjaga stabilitas kerja dalam kondisikesehatan yang prima sehingga karyawan akan dapatmengendalikan (drive) semua pekerjaan dengan baik.

11. BTN Syariah selalu mewajibkan semua karyawanmendokumentasikan setiap pekerjaan.

12. BTN Syariah selalu menwajibkan semua karyawan membuatlaporan berkala terhadap semua pekerjaan.

13. Para pimpinan pada BTN Syariah selalu memantau semuakegiatan karyawan.

14. BTN Syariah selalu menwajibkan semua karyawan mengikutiarahan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemenEtika Perusahaan

15. BTN Syariah dalam melaksanakan usahnya selalu patuh dantaat pada ketentuan syariah serta perundang-undangan danperaturan yang berlaku.

16. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya berlomba dalamkebaikan untuk memberikan yang terbaik kepada seluruhstakeholder.

17. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya selalumelakukan pencatatan segala transaksi yang bertalian dengankegiatan Bank BTN secara benar sebagai wujud dariprofesionalisme dan sikap amanah.

18. Semua pimpinan dan karyawan BTN Syariah dalammelaksanakan pekerjaannya tidak menyalahgunakanwewenangnya untuk kegiatan pribadi.

19. Setiap pimpinan BTN Syariah dalam melaksanakanpekerjaanya tidak melibatkan diri untuk terlibat dalampengambilan keputusan yang berisi pertentangan kepentingan.

20. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya berkewajibanmenjaga kerahasiaan nasabah dan BTN Syariah.

21. BTN Syariah dalam melaksanakan pekerjaannya selalumemperhitungankan dampak yang merugikan dari setiapkebijakan yang ditetapkan BTN Syariah terhadap keadaanekonomi, sosial, dan lingkungannya.

22. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya melarang seluruhpimpinan dan karyawan menerima hadiah atau imbalan yangmemperkaya diri pribadi maupun keluarganya.

Page 202: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

184

23. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya tidak melakukanperbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinyaNilai –Nilai Dasar Perusahaan

24. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu berusahameningkatkan keahlian karyawan sesuai dengan profesinya.

25. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan untuk berperilaku yang berkeinginan kuatuntuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik

26. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menjaga dan mematuhi kode etik perusahaan

27. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan tidak bekerja berdasar imbalan

28. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menyelesaikan tugas dengan baik sesuaitarget

29. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan memiliki komitmen terhadap setiap tugas yangdiberikan, kejujuran, dan keadilan. Perilaku yang diharapkanmuncul adalah jujur, dan.

30. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan bertindak sesuai norma agama islam

31. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan konsisten, disiplin, dan penuh semangat

32. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menjaga citra bank melalui perilaku terpujidan menjunjung tinggi etika

33. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan melakukan tindakan kreatif & Inovatifdalam melakukan setiap pekerjaan dan memutuskan setiapperkerjaan yang bernilai tambah

34. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya untuk bersikap hormat, menghargaipendapat, dan berkontribusi terhadap rekan kerja yang lainsesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan kompetensinya.

35. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya mengutamakan kepentingan dan tujuanbersama (kerjasama tim) serta menjadikan perbedaan sebagaisumber kekuatan.

36. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya Menumbuhkan kerja yang transparansi,prinsip kebersamaan, dan kerjasama yang sehat

37. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya untuk memiliki semangat dan komitmenyang kuat untuk mencapai tujuan.

Page 203: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

185

38. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya selalu mengutamakan hasil terbaik sertamemberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan(internal dan eksternal) dengan menempatkan pentingnya aspekkualitas disetiap kegiatan serta risiko yang telah diperhitungkanProses yang digunakan

39. BTN Syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanyamemperhitungkan adanya penggunaan bunga (riba) dalamberbagai bentuk transaksi

40. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya dan aktivitasperdagangan berbasis pada memperoleh keuntungan yang sahmenurut syar’i

41. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya menumbuhkembangkan zakat

42. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya dalam hal akad &aspek legalitas selalu berdasarkan hukum Islam & hukum positif

43. BTN Syariah dalam menyelesaikan masalah sudah memilikiLembaga penyelesaian sengketa BASYARNAS

44. BTN Syariah memiliki struktur organisasi yang sudah memilikiDewan Syariah Nasional (DSN) & Dewan Pengawas Syariah(DPS)

45. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya selalumenggunakan investasi yang halal

46. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya menggunakanprinsip operasional bagi hasil, jual beli, sewa profit dan falahorientedPengembanagan Perusahaan

47. BTN Syariah dalam kegiatan pengembangan perbankanselalu berdasarkan prinsip Islam tersebut. Yaitumemenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidakdapat menerima konsep bunga,

48. BTN Syariah selalu menciptkan kompetisi yang sehat denganbank konvesnional dan menciptakan perilaku bisnis yangberdasarkan pada nilai nilai islam, etika islam, yang padagilirannya akan meningkatkan market disciplines danpelayanan bagi masyarakat.

49. BTN Syariah selalu berusaha mengurangi resiko sistemikdari kegagalan sistem keuangan di Indonesia. Karenapengembangan bank syariah sebagai alternative dari bankkonvensional akan memberikan alternatif resiko keuanganyang lebih baik.

50. BTN Syariah selalu mendorong peran perbankan dalammenggerakkan sektor riil dan membatasi kegiatan spekulasiatau tidak produktif karena pembiayaan ditujukan pada

Page 204: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

186

usaha –usaha yang berlandaskan nilai-nilai islam

Pertanggungjawaban Perusahaan.

51. BTN Syariah berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential

banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan

yang berlaku untuk menjaga kelangsungan usahanya.

52. BTN Syariah harus bertindak sebagai good corporate citizen

(perusahaan yang baik) dalam melaksanakan tanggung jawab.

53. BTN Syariah senantiasa melaksanakan kegiatan dengan

berdasarkan pada prinsip-prinsip GCG yaitu Transparansi,

Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi, dan

Kewajaran

54. BTN Syariah selalu terbuka menyediakan informasi secara tepatwaktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan sertamudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai denganhaknya

55. BTN Syariah selalu mengungkapkan informasi meliputi visi,misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan,susunan dan kompensasi pengurus, pemegang sahampengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dananggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalamperusahaan dan perusahaan lainnya, sistem dan pelaksanaanGCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yangdapat mempengaruhi kondisi perusahaan

56. BTN Syariah selalu menjamin ketentuan kerahasiaanperusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi

57. Setiap kebijakan BTN Syariah selalu didokumentasikan dansecara proposional dikomunikasikan kepada pemangkukepentingan.

58. BTN Syariah selalu menetapkan rincian tugas dan tanggungjawab masingmasing divisi perusahaan dan semua karyawansecara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan(corporate values), dan strategi perusahaan.

59. BTN Syariah selalu meyakini bahwa semua divisi BTN Syariahdan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengantugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.

60. BTN Syariah selalu memastikan adanya sistem pengendalianinternal yang efektif dalam pengelolaan BTN Syariah.

61. BTN Syariah memiliki ukuran kinerja untuk semua divisi yangkonsisten dengan tujuan usaha BTN Syariah, serta memiliki

Page 205: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

187

system penghargaan dan sanksi

62. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, BTNSyariah dan semua karyawan harus berpegang pada etika islamdan nilai-nilai dasar BTN Syariah

63. Divisi BTN Syariah selalu berpegang pada prinsip kehati-hatiandan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan BTN Syariah.

MANAJEMEN OPERASIONAL

No. Pertanyaan STS TS CS S SSKepuasan Konsumen

1. Konsumen puas terhadap sarana dan prasarana pelayanan yangdiberikan oleh BTN Syariah

2. Konsumen puas dengan kondisi loket pelayanan yang diberikanoleh BTN Syariah

3. Konsumen puas dengan penampilan para petugas pelayanan yangdiberikan oleh BTN Syariah

4. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam memberikan informasi pelayanan

5. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam kelancaran menangani prosedur pelayanan

6. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam memudahkan teknis prosedur pelayanan

7. Konsumen puas mengenai respon karyawan BTN Syariah dalammelayani keluhan nasabah

8. Konsumen puas penanganan administrasi yang cepat olehkaryawan BTN Syariah

9. Konsumen puas atas kemampuan sosial karyawan BTN Syariah10. Konsumen puas terhadap karyawan BTN Syariah karena

melayani nasabah dengan ramahMoral Kerja

11. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu berangkat kerjadengan hati yang mantap

Page 206: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

188

12. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu memikirkan caraagar hasil kerja saya menjadi lebih baik

13. Sebagai karyawan BTN Syariah tidak pernah terlintas padapikiran saya untuk pindah kerja ke tempat lain

14. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu merasa puas bilapekerjaan saya selesai tepat pada waktunya

15. Sebagai karyawan BTN Syariah saya semangat denganpekerjaan yang dibebankan kepada saya

16. Sebagai karyawan BTN Syariah saya percaya bahwa sesamarekan kerja kami saling memahami satu sama lain

17. Sebagai karyawan BTN Syariah saya sangat menghayatipekerjaan saya

18. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu berusaha datang ketempat kerja lebih awal daripada waktu yang telah ditentukan

19. Sebagai karyawan BTN Syariah saya merasa bahagia denganpekerjaan saya

20. Sebagai karyawan BTN Syariah saya merasa cocok terhadapteman sekerja di sini

21. Sebagai karyawan BTN Syariah saya bangga dengan pekerjaansayaKualitas Pelayanan

22. Kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang diberikan olehBTN Syariah sangat prima

23. Kondisi loket pelayanan yang diberikan oleh BTN Syariahsangat baik

24. Penampilan para karyawan pelayanan yang diberikan oleh BTNSyariah sangat sopan

25. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam memberikaninformasi pelayanan sangat baik

26. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam kelancaranmenangani prosedur pelayanan

27. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam memudahkan teknisprosedur pelayanan

28. Respon karyawan BTN Syariah dalam melayani keluhannasabah sangat baik

29. Respon karyawan BTN Syariah dalam melayani kritikanmasyarakat sangat baik

30. Penanganan administrasi oleh karyawan BTN Syariah adalahsangat cepat

31. Kemampuan sosial karyawan BTN Syariah sangat baik32. Karyawan BTN Syariah dalam melayani nasabah sangat ramah33. Perhatian dan Kepedulian karyawan BTN Syariah dalam

melayani nasabah sangat baikProduktivitas

Page 207: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

189

34. Setiap karyawan BTN Syariah dapat menyelesaikan pekerjaansesuai dengan standar yang ditetapkan

35. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaansesuai dengan standar waktu yang ditetapkan

36. Setiap karyawan BTN Syariah memiliki kemampuanadministrasi yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan

37. Setiap karyawan BTN Syariah dapat menyelesaikan pekerjaandengan cepat dan tepat

38. Setiap karyawan BTN Syariah dapat mengerjakan pekerjaandalam jumlah yang cukup banyak

39. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaanyang sulit sekalipun

40. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaansesuai dengan keinginan nasabah

4!. Setiap karyawan BTN Syariah mampu mengoperasionalkansemua peralatan kerja

42. Setiap karyawan BTN Syariah dapat mengatasi permasalahanyang terdapat pada peralatan kerja jika terjadi kerusakan

43. Setiap karyawan BTN Syariah mampu membuat laporanpekerjaan dengan baikMutu

44. BTN Syariah memiliki SDM yang handal dalam bidangperbangkan

45. BTN Syariah menggunakan system komputerisasi perbangkanyang memadai dalam melayani nasabah

46. BTN Syariah memiliki produk yang sangat membantu ekonomirakyat terutama ekonomi mikro

47. BTN Syariah memiliki SDM memberikan pelayanan yang prima48. BTN Syariah memiliki sarana dan prasarana yang memadai

dalam melayani nasabah49. BTN Syariah memiliki program social lingkungan hidup,

pendidikan, kesehatan, dan beasiswa bagi masyarakat yang tidakmampu

50. BTN Syariah mempunyai program berkesinambungan dalammenyalurkan infak, sedaekah, dan zakat untuk masyarakatsekitarnya

51. BTN Syariah memiliki kepatuhan syariah yang baik52. BTN Syariah memiliki manajemen pengendalian resiko yang

baik demi kebrlangsungan usahanya53. BTN Syariah memiliki kinerja karyawan yang baik dalam

melakukan pekerjaan54. BTN Syariah memiliki standar operasi prosedur yang baik dalam

mengola perusahaan55. BTN Syariah memiliki kepatuhan syariah yang baik

Page 208: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

190

56. BTN Syariah memiliki manajemen pengendalian resiko yangbaik demi kebrlangsungan usahanya

57. BTN Syariah memiliki kinerja karyawan yang baik dalammelakukan pekerjaan

MANAJENEMN RISIKO

No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah selalu

menemukan risiko2. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko kredit3. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko operasional4. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko disebabkan oleh risiko likuiditas5. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko pasar6. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko hukum7. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko disebabkan oleh risiko reputasi8. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko imbal hasil9. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko kepatuhan10. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko strategis11. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah

menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko investasi12. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah memiliki

devisi manajemen risiko13. Dalam mengelola risiko yang akan terjadi BTN Syariah melalui

devisi manajemen risiko selalu menetapkan strategi, kebijakanorganisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akandilakukan.Identifikasi

14. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebihlanjut.

15. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu menetapkan karakteristik risiko yang melekat padaaktifitas fungsional

Page 209: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

191

16. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu menetapakn Risiko dari produk dan kegiatan usaha.Analisa Risiko

17. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariahdilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dankonsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatanrisiko yang ada atau dampaknya.

18. Pada tahap analisa resiko pihak manajemen BTN Syariah mudahmendapatkan sumber-sumber terjadinya risiko

19. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah dapatmemilah-milah risiko yang ringan maupun yang berat

20. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode kuantitatif

21. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode kualitatif

22. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode analisa berbasis biaya dan manfaatEvaluasi Risiko

23. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteriastandar.

24. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu membuat prioritas risiko

25. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahditetapkan risiko rendah hanya memerlukan pemantauan saja

26. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahditetapkan risiko tinggi hanya memerlukan pemantauan danpengendalianPengendalian Risiko

27. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu melakukan penurunan derajat probabilitas dankonsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatifmetode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.

28. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu mengevaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi,sumber data prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.

29. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu mengadakan penyempurnan terhadap sistem pengukuranrisiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk,transaksi dan faktor risiko ayng bersifat material.Monitoring dan Review

30. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan me-reviewterhadap hasil sistem manajemen risiko yang telah dilakukan danmengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

Page 210: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

192

31. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewkepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yangberlaku serta kebijakan atau ketentuan intern Bank.

32. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewtersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap,akurat, tepat guna, dan tepat waktu.

33. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewefektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasional.

34. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewefektivitas budaya Risiko (risk culture) pada organisasi Banksecara menyeluruh

35. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereview hasilevaluasi terhadap eksposur risiko

36. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewpenyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahankegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologiinformasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifatmaterial.Komunikasi dan Konsultasi

37. Pada tahap komunikasi dan konsultasi dengan pengambilkeputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasilmanajemen risiko yang dilakukan.Komunikasi dan konsultasidengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindaklanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

KEPATUHAN SYARIAH

No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan

penyaluran dana sesuai dengan prinsip-prinsip syariah danaturan syariah yang berlaku.

2. Dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai denganaturan dan prinsip-prinsip syariah.

3. Seluruh transaksi dan aktivitas ekonomi dilaporkan secara wajarsesuai dengan standar akuntansi syariah yang berlaku.

4. Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan syariah.5. Bisnis usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah.6. Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai pengarah

syariah atas keseluruhan aktivitas operasional bank syariah.7. Sumber dana berasal dari sumber yang sah dan halal menurut

Page 211: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

193

syariah.8. Pendapatan islam yang dipeoleh BTN Syariah sesuai dengan

prinsip syariah9. Pendapatan yang diperoleh BTN Syariah lebih banyak diperoleh

dari pendapatan halal dibandingkan dengan pendapatan yangtidak halal

10. Pembiayaan bagi hasil yang diterapkan oleh BTN Syariah sesuaidengan prinsip syariah

11. Pembiayaan bagi hasil yang diterapkan BTN Syariah banyakdigunakan untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah

12. Investasi Islam yang diperoleh BTN Syariah berasal aktivitaspenempatan dana sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

13. Investasi Islami yang diperoleh BTN Syariah dalam kegiatanpenghimpunan dananya, pembiayaan dan kegiatan usahanyatidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim

14. Investasi Islam yang diterapkan BTN Syariah adalah untukinvestasi khusus produk-produk halal saja

KINERJA PERUSAHAAN

No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Kinerja Input Perusahaan2. Dana yang dimiliki oleh BTN Syariah berasal dari dana sesuai

dengan syariah3. Jumlah dana yang dimiliki oleh BTN Syariah sesuai dengan

jumlah nasabah yang akan menggunakannya4. Dalam menjalankan kegiatan BTN Syariah selalu menyediakan

dana cadangan jika jumlah nasabah yang akan menggunakannyamelebihi dari target yang telah ditetapkan

5. Jumlah dana yang dimiliki BTN Syariah memenuhi semuakegiatan operasional bank

6. Jumlah dana yang dimiliki BTN Syariah memenuhi semuakewajiban jangka pendek dan jangka panjang bank

7. Karyawan yang dilibatkan dalam pelayanan nasabah cukuphandal

8. Karyawan yang dilibatkan dalam setiap kegiatan sesuai denganprofesionalismenya

9. Jumlah karyawan yang dilibatkan pada BTN Syariah sesuaidengan aktivitas yang dijalankan

10. Karyawan bekerja yang bekerja pada BTN Syariah memilikietos kerja yang tinggi

11. Produktivitas karyawan yang bekerja pada BTN Syariah sesuaidengan harapan bank

12. BTN Syariah memiliki karyawan yang berkualitas dalam

Page 212: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

194

menyelesaikan pekerjaan13. BTN Syariah memiliki karyawan komitmen yang tinggi dalam

melaksanakan pekerjaannya14. Seluruh karyawan BTN Syariah dalam bersikap, berpakaian,

berperilaku, menangani bertransaksi, nasabah, dan melayaninasabah sesuai dengan prinsip-prinsip islam

15. Peralatan bekerja yang digunakan pada BTN Syariah memenuhistandar yang telah ditetapkan dalam system perbankan

16. Peralatan bekerja yang digunakan di masing-masing devisi padaBTN Syariah mampu mengatasi permasalahan-permasalah yangada

17. System komputerisasi yang digunakan pada BTN Syariah dapatmengatasi resiko-resiko secara materil

18. System komputerisasi yang digunakan pada BTN Syariah dapatmengatasi risiko-risiko secara imateril

19. Fasilitas yang digunakan pada BTN Syariah dalam melayaninasabah sudah sangat memadai

20. Semua sarana dan prasaran yang digunakan pada BTN Syariahsangat memadai

21. Perlengkapan administrasi yang digunakan pada BTN Syariahsangat layak digunakan

22. Semua pendapatan yang diterima oleh BTN Syariahdiperuntukan untuk membiayaan islami

23. Semua investasi yang diterima oleh BTN Syariah dipergunakanuntuk produk-produk islamiKinerja Output

24. Jumlah nasabah BTN Syariah selalu meningkat dari tahun ketahun

25. jumlah investor pada BTN Syariah selalu meningkat dari tahunke tahun

26. jumlah produk yang ditawarkan oleh BTN Syariah selalu selalubertambah setiap tahuannya

27. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan setiap bulan sekali28. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan tiga bulan sekali29. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan enam bulan sekali30. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan setahun sekali31. BTN Syariah selalu mengeluarkan produk-produk baru dalam

setiap tahunnya32. BTN Syariah selalu mencetak karyawan-karyawan yang

berkualitas dalam dunia perbangkan33. BTN Syariah selalu memberikan pelatihan-pelatihan bagi

karyawan agar adanya peningkatan kualitas dan produktivitaskerja

34. BTN Syariah selalu mengeluarkan produk-produk syariah yang

Page 213: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

195

baru35. BTN Syariah selalu membuat dan mengupgrade system manual

book komputerisasi perbangkan syariahKinerja Outcome

36. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan jumlah nasabahdalam jumlah yang cukup banyak setiap tahunnya

37. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kualitaskaryawan pada bagian adminitrasi, teller, pelayanan nasabah,customer service

38. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan produktivitaskerja karyawan pada bagian pemasaran, devisi manajemenresiko, divisi akuntansi, divisi pengelolaan kredit

39. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan jumlahpembayaran kredit

40. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pengembaliankredit

41. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan pembayaranzakat

42. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pembayaran zakat43. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepatuhan

syariah44. BTN Syariah menemukan adanya penurunan resiko manajamen45. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan investasi46. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan pendapatan bagi

hasil47. BTN Syariah menemukan adanya peningakatan moral

karyawan48. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan wawasan

karyawan dalam menyelesaikan masalah49. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepuasan

konsumen terhadap pelayanan dan produk syariah yangditawarkan

50. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pendapatanmudharabah dan musyarakah

51. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepuasankonsumen terhadap pelayanan dan produk syariah yangditawarkan

52. BTN Syariah melihat terbentuknya kerjasama yang baik antarasesama karyawan

Page 214: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

196

196

Lampiran 2

FREQUENCIES VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5

Statistics

Good

Cooperate

Governance

(X1)

Manajemen

Operasional

(X2)

Manajemen

Resiko (X3)

Kepatuhan

Syariah (X4)

Kinerja Bank

BTN Syariah (Y)

N Valid 140 140 140 140 140

Missing 0 0 0 0 0

Mean 161.95 160.13 123.06 59.50 169.90

Median 162.00 160.00 123.00 60.00 170.00

Std. Deviation 4.437 4.583 5.018 4.622 3.487

Variance 19.688 21.005 25.183 21.360 12.163

Minimum 153 150 114 49 161

Maximum 170 169 133 67 176

Sum 22673 22418 17229 8330 23786

Page 215: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

197

197

Good Cooperate Governance (X1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 153 2 1.4 1.4 1.4

154 3 2.1 2.1 3.6

155 6 4.3 4.3 7.9

156 10 7.1 7.1 15.0

157 5 3.6 3.6 18.6

158 9 6.4 6.4 25.0

159 12 8.6 8.6 33.6

160 9 6.4 6.4 40.0

161 5 3.6 3.6 43.6

162 13 9.3 9.3 52.9

163 7 5.0 5.0 57.9

164 17 12.1 12.1 70.0

165 10 7.1 7.1 77.1

166 9 6.4 6.4 83.6

167 3 2.1 2.1 85.7

168 11 7.9 7.9 93.6

169 3 2.1 2.1 95.7

170 6 4.3 4.3 100.0

Total 140 100.0 100.0

Page 216: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

198

198

Manajemen Operasional (X2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 150 1 .7 .7 .7

151 2 1.4 1.4 2.1

152 5 3.6 3.6 5.7

153 8 5.7 5.7 11.4

154 3 2.1 2.1 13.6

155 6 4.3 4.3 17.9

156 6 4.3 4.3 22.1

157 7 5.0 5.0 27.1

158 10 7.1 7.1 34.3

159 13 9.3 9.3 43.6

160 12 8.6 8.6 52.1

161 15 10.7 10.7 62.9

162 9 6.4 6.4 69.3

163 8 5.7 5.7 75.0

164 7 5.0 5.0 80.0

165 7 5.0 5.0 85.0

166 10 7.1 7.1 92.1

167 2 1.4 1.4 93.6

168 7 5.0 5.0 98.6

169 2 1.4 1.4 100.0

Total 140 100.0 100.0

Page 217: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

199

199

Manajemen Resiko (X3)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 114 5 3.6 3.6 3.6

115 5 3.6 3.6 7.1

116 6 4.3 4.3 11.4

117 7 5.0 5.0 16.4

118 4 2.9 2.9 19.3

119 9 6.4 6.4 25.7

120 14 10.0 10.0 35.7

121 8 5.7 5.7 41.4

122 7 5.0 5.0 46.4

123 11 7.9 7.9 54.3

124 7 5.0 5.0 59.3

125 7 5.0 5.0 64.3

126 13 9.3 9.3 73.6

127 9 6.4 6.4 80.0

128 2 1.4 1.4 81.4

129 7 5.0 5.0 86.4

130 9 6.4 6.4 92.9

131 5 3.6 3.6 96.4

132 2 1.4 1.4 97.9

133 3 2.1 2.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

Page 218: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

200

200

Kepatuhan Syariah (X4)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 49 1 .7 .7 .7

50 1 .7 .7 1.4

51 3 2.1 2.1 3.6

52 6 4.3 4.3 7.9

53 9 6.4 6.4 14.3

54 6 4.3 4.3 18.6

55 8 5.7 5.7 24.3

56 5 3.6 3.6 27.9

57 7 5.0 5.0 32.9

58 10 7.1 7.1 40.0

59 8 5.7 5.7 45.7

60 16 11.4 11.4 57.1

61 9 6.4 6.4 63.6

62 4 2.9 2.9 66.4

63 14 10.0 10.0 76.4

64 7 5.0 5.0 81.4

65 13 9.3 9.3 90.7

66 9 6.4 6.4 97.1

67 4 2.9 2.9 100.0

Total 140 100.0 100.0

Page 219: PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is more

201

201

Kinerja Bank BTN Syariah (Y)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 161 1 .7 .7 .7

163 1 .7 .7 1.4

164 6 4.3 4.3 5.7

165 9 6.4 6.4 12.1

166 13 9.3 9.3 21.4

167 11 7.9 7.9 29.3

168 7 5.0 5.0 34.3

169 17 12.1 12.1 46.4

170 10 7.1 7.1 53.6

171 13 9.3 9.3 62.9

172 14 10.0 10.0 72.9

173 14 10.0 10.0 82.9

174 9 6.4 6.4 89.3

175 10 7.1 7.1 96.4

176 5 3.6 3.6 100.0

Total 140 100.0 100.0