penerimaan diri penyandang disabilitas fisik non …
TRANSCRIPT
PENERIMAAN DIRI PENYANDANG DISABILITAS FISIK
NON GENETIK PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Erma Nurani
149114148
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“BE PROUD OF YOURSELF FOR HOW HARD YOU ARE TRYING”
“Tidak penting apa yang orang lain pikirkan tentang hidupmu. Yangpenting adalah apa yang kamu pikirkan dan apa yang kamu perbuat
dengan hidupmu”
– Bethenny Frankel
“Berbuat baiklah sebanyak-banyaknya tanpa perlu memikirkan tentang pamrih dantanpa mengharapkan imbalan” - Princess Diana
Stroms make trees, take deeper roots.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur dan terimakasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segalaberkat dan karunia-Nya dalam setiap proses dalam kehidupanku.
Dengan penuh rasa syukur dan bangga, skrispsi ini saya persembahkan untuk Bapakdan Ibu yang selalu sabar dalam mendidik , memberi semangat dan mendukung
setiap pilihanku.
Untuk kakak dan adikku, terimakasih atas semua perhatian dan doa yang telahdiberikan.
Untuk teman-teman penyandang disabilitas dalam usia remajaSemoga karya ini dapat bermanfaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENERIMAAN DIRI PENYANDANG DISABILITAS FISIK
NON GENETIK PADA REMAJA
Studi Mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Erma Nurani
ABSTRAK
Penampilan fisik merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian saat usia remaja. Namun tidaksemua orang beruntung memiliki kondisi fisik yang sempurna dalam hidupnya karena kecelakaan ataupenyakit sehingga mengalami disabilitas fisik. Disabilitas merupakan adanya disfungsi atauberkurangnya suatu fungsi karena adanya kelainan/kehilangan dari bagian tubuh atau organ seseorang.Disfungsi ini membuat proses perkembangan orang yang mengalaminya berbeda dengan orang dengankondisi fisik normal. Bagi remaja keadaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan yangmempengaruhi penerimaan diri secara utuh. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaranpsikologis mengenai penerimaan diri pada penyandang disabilitas fisik non genetik pada remaja.Responden penelitian ini adalah tiga orang remaja penyandang disabilitas non genetik. Pengumpulandata dilakukan dengan metode wawancara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodekualitatif Analisis Isi Kualitatif (AIK) deduktif deskriptif. Uji kredibilitas yang digunakan dalampenelitian ini adalah member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua informan cenderungmampu menerima diri, sedangkan satu informan lainnya cenderung tidak mampu menerima diri.Proses penerimaan diri banyak dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial, yaitu keluarga dan temansekolah. Selain itu, dalam penelitian ini tindakan bully saat sekolah membuat remaja trauma dan sangatmempengaruhi penerimaan diri seseorang.
Kata Kunci : peneriman diri, diabilitas fisik non genetik, remaja
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
SELF ACCEPTANCE WITH NON-GENETIC PHYSICAL DISABILITYIN TEENAGERS
A Study by A Psychology College Student
Sanata Dharma University
Erma Nurani
ABSTRACT
The physical appearance is one thing that gets attention from the teenagers. However, not everyone islucky to have a good physical condition in this life. Some of them have bad experiences such asaccident or disease that can cause physical disabilities. Disability is the dysfunction or the functionreduced because of the disorder/losing part of the body or organ. This dysfunction makes the differentdevelopment process from people with normal physical condition. In teenagers, this is such achallenges condition in the development process that affects the complete self-acceptance. Thisresearch aimed to give the psychological illustration about the self-acceptance on the teenagers withnon-genetic physical disabilities. The respondents of the research were three teenagers with nongenetic disabilities. The data collection was done by interviewing method. This research was done byusing qualitative method Qualitative Content Analysis (AIK) deductive descriptive. Credibility testused in this research was member checking. The result showed that two interviewees tend to be able toaccept themselves. On the contrary, another interviewee tends not to be able to accept them. The self-acceptance process is more influenced by social support factors like family and friends in the school.Besides, in this research, bullying at the school make the teenagers get the trauma and it reallyinfluences someone’s self-acceptance.
Keywords: self-acceptance,non-genetic physical disabilities, teenagers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala
berkat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerimaan Diri Penyandang Disabilitas
Nongenetik pada Remaja. Selama proses penyelesaian penulis banyak menemui
hambatan dan kesulitan, namun dengan usaha dan dukungan penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Penelitian ini penulis ajukan pada Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna
memperolah gelar Sarjana Psikologi.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berjalan dengan lancar
tanpa bantuan dari berbagai pihak yang turut berkontribusi meluangkan waktu serta
tenaga dalam proses pembuatan skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada :
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi,
Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi
saya yang selalu siap sedia membantu saya. Terimakasih banyak bu atas
kesabarannya membimbing saya yang terkadang susah sekali membagi
waktu dalam mengerjakan skripsi karena suatu pekerjaan tertentu. Selalu
bersedia jika saya ingin meminta waktu demi penyelesaian skripsi. Sekali
lagi terimakasih banyak bu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing saya selama menjalani perkuliahan ini. Seorang dosen yang
membuat ilmu psikologi semakin asik. Im Big fans. hehe
3. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph. D., selaku Ketua Program
Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
5. Kepada pihak PSIBK Sanata Dharma yang telah banyak membantu serta
sangat kooperatif disaat saya kesulitan menemukan informan. Dalam
penulisan skripsi ini jujur saya sempat putus asa karena sangat kesulitan
menemukan informan yang benar-benar bersedia untuk saya wawancara.
Saya memahami bahwa topik yang saya ambil memang “sensitive” dan
tidak mudah bagi mereka untuk terbuka dengan masa lalu yang mungkin
sangat berat mereka lalui. Terimakasih sekali Joste dan teman-teman!
6. Teruntuk semua dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma membantuku berproses menjadi individu yang lebih disiplin dan
pantang menyerah.
7. Kepada semua informan saya. Dari lubuk hati yang paling dalam saya
mengucapkan matur suwun sanget atas ketersediaan dan kepercayaannya
kepada saya. Saya paham sekali untuk terbuka dengan orang lain apalagi
menyangkut kejadian sulit dimasa lalu sangat tidak mudah. Kalian juga
sangat kooperatif dan baik banget. Terharu sekali! Makasih ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
8. Bapak, ibu dan adikku Anggi yang kadang cerewet minta ampun tapi saat
mbaknya lagi buat skripsi takut banget ganggu dan selalu mendukung.
Bapak dan ibu yang suka sedih kadang anaknya jadi jarang pulang demi
menyelesaikan skripsi dan kerjaan. Maaf yaa. Tapi rani berusaha
memberikan yang terbaik buat kalian. Karena didikan dan dukungan
secara sosial maupun finansial yang diberikan kepadaku hingga saat ini
sungguhlah luar biasa. Loveeee. Sehat selalu yaa!!
9. Hei Yohana Rianthi as my 24/7! Terimakasih atas semuanya waktunya,
tenaganya, pikirannya. Yang selalu bisa membuat “mood” ku membaik
dalam kondisi seburuk apapun. Membuat ku lebih semangat mengerjakan
apapun termasuk skripsi dan kerjaan lainnya. Semangat dan dukungan
dari hati ke hati sangat fundamental bagi saya dalam menjalani kehidupan
sehari-hari hahaha and you always did it!! Makasih zeyeng.
10. Teruntuk Melani Elsera kuuu. Temanku sejak TK yang tahu semuanya
tentangku hingga ke akar. Makasih sekali atas semua dukungan, selalu
mendengarkan keluh kesahku sepanjang hari bahkan saat down dan tidak
ingin melakukan apa-apa. Kamu adalah salah satu orang yang paling
berpengaruh dalam hidupku. Skripsi ini saya persembahkan juga
untukmu!
11. Kak Evita Oktavia, seorang kakak yang sangat sangat sabar dan baik hati.
Paling ga banyak ngeluh kalo direpoti. Huu sayang. Ku sadar kadang aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
sedikit bandel dan lalai mengerjakan skripsi tapi anda selalu menanyakan
“hayo sampe mana skripsinya?! Kerjain ranii ayo harus bisa bagi waktu”
hahaha. Jadi semangat lagi.
12. Teruntuk Ardenta Monik Yustisia, Ita Veronina, Annora Bara putri dan
semua teman bimbingan Dito”s Army yang saling mendukung satu sama
lain, yang selalu bersedia bertukar pikiran dan pendapat untuk kesuksesan
skripsi bersama . Kalian luar biasa. Terutama Dentaa yang selau ada dan
sangat fast respon jika aku butuh bantuan meskipun saya tahu anda sibuk
bekerja di ibukota. I love u so much!
13. Semua my close friend ku Dyas Eny, Deo Gracia Ukru, Clara Christania
Agha Sariri, Frederica Wulandari, Discha Amelia, Gita Pepantri, Maria
Rias Kurniati dan Yuventa Indry Novitasari. Jarang bertemu tapi selalu
saling kasih kabar dan mendukung terutama masalah skripsi. Sayang
sekali sama kalian.
14. Untuk Gavrilla Albertina Tarigan. Adikku tersayang meskipun beda ibu.
Hehe. Makasih banyak udah mau direpoti ini itu, khususnya bantuan dan
kerjasamanya mengenai beberapa kalimat bahasa inggris. Hahaha. kamu
lebih paham dan jago. Sukses untukmu graceee!.
15. Semua sahabat-sahabatku kelas E yang sudah seperti keluarga kedua
disini. Terimakasih atas dinamikanya yang berjalan kurang lebih 4 tahun.
Tempat ku berproses dan belajar menjadi individu yang lebih baik. See
you on top semua!!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
16. Teruntuk diriku sendiri. “IM PROUD OF YOU” !!
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berkontribusi bagi perkembangan ilmu,
terutama ilmu psikologi. Penulis menyadari skripsi ini memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang dapat membuat skripsi ini
menjadi karya yang lebih baik.
Yogyakarta, 12 Mei 2019
Penulis
Erma Nurani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………............... iHALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………. iiHALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………. iiiHALAMAN MOTTO ……………………………………….................... ivHALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... vPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… viABSTRAK ……………………………………………………………….. viiABSTRACT ……………………………………………………………… viiiLEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASIUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK …………………………... ixKATA PENGANTAR ………………………………………………….. xDAFTAR ISI …………………………………………………………… xvDAFTAR TABEL ……………………………………………………... xviiDAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xviii
BAB I—PENDAHULUAN …………………………………………..... 1A. LATAR BELAKANG …………………………………………..... 1B. PERTANYAAN PENELITIAN ……………………………….... 11C. TUJUAN PENELITIAN ………………………………………… 12D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………. 12
BAB II—TINJAUAN PUSTAKA …………………………………... 14A. PENERIMAAN DIRI ………………………………….. 14
1. Pengertian Penerimaan Diri ………………………………….. 112. Aspek Penerimaan Diri ………………………………….. 163. Ciri-ciri Individu yang Menerima Diri ……………………….. 184. Faktor-faktor yang Memengaruhi Penerimaan Diri …………. 19
B. DISABILITAS …………………………………………………… 211. Pengertian Disabilitas ………………………………….. 212. Disabilitas Fisik Nongenetik ………………………………….. 22
C. REMAJA ………………………………………………………… 241. Pengertian Remaja
D. KERANGKA BERPIKIR……………………………………………………………………………………
2425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB III—METODOLOGI PENELITIAN ………………………....... 31A. FOKUS PENELITIAN ………………………………………....... 31B. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN …………………………….. 31C. INFORMAN PENELITIAN ……………………………………… 32D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA …………………………. 33E. ALAT PENGUMPULAN DATA ……………………………….. 34F. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA …………………………. 41G. METODE ANALISIS DATA …………………………………..... 41H. KREDIBILITAS PENELITIAN …………………………………. 43
BAB IV—HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………...... 44A. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN …………… 44B. GAMBARAN INFORMAN ……………………………………… 46
1. Data Informan ………………………………………………… 462. Latar Belakang Informan ……………………………………… 47
C. HASIL PENELITIAN ……………………………………………. 53I. Gambaran Penerimaan Diri tiap Informan ……………………….. 53
1. Informan 1 ……………………………………………………... 532. Informan 2 ……………………………………………………... 613. Informan 3 ……………………………………………………... 67
II. Rangkuman Hasil Penelitian Penerimaan Diri ……………………. 72D. DINAMIKA PENERIMAAN DIRI
TIAP INFORMAN ……………………………... 761. Informan 1 ……………………………………………………... 762. Informan 2 ……………………………………………………... 823. Informan 3 …………………………………………………….. 87
E. PEMBAHASAN ………………………………………………….. 93
BAB V—KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………… 101A. KESIMPULAN ………………………………………………….. 101B. KETERBATASAN PENELITIAN ……………………………… 102C. SARAN ………………………………………………………….. 102
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 104LAMPIRAN ……………………………………………………………... xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pedoman Wawancara Penggalian Informasi
Penerimaan Diri …………………... 34
Tabel 2. Pedoman Penilaian Jawaban …………………………………... 38
Tabel 3. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 46
Tabel 4. Data Informan ………………………………………………… 46
Tabel 5. Ringkasan Hasil Kecenderungan
Peneriman Diri ……………………………….. 72
Tabel 6. Ringkasan Hasil Kecenderungan Tidak
Menerima Diri ……………………….. 74
Tabel Koding Informan 1 ……………………………………………….. 117
Tabel Koding Informan 2 ……………………………………………….. 127
Tabel Koding Informan 3 ……………………………………………….. 136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Skema 1. Skema Kerangka Berpikir ……………………………………….. 29
Skema 2. Dinamika Penerimaan Diri Informan 1 …………………………. 81
Skema 3. Dinamika Penerimaan Diri Informan 2 …………………………. 86
Skema 4. Dinamika Penerimaan Diri Informan 3. …………………………. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap individu berharap memiliki kondisi tubuh yang lengkap dan sehat.
Jika mengalami keterbatasan atau memiliki kondisi fisik yang kurang sempurna
maka hal tersebut dapat memengaruhi individu dalam beraktivitas. Pada
kenyataannya tidak semua orang beruntung karena memiliki kondisi normal
dengan tubuh yang lengkap dan sehat. Keadaannya tentu berbeda dengan
individu yang memiliki kondisi fisik normal pada umumnya. Perbedaan tersebut
terutama terdapat dalam tingkat kemampuan yang dipengaruhi berat atau
ringannya keterbatasan fisik yang ada (Tentama,2011). Pada tahun 2016, di
Indonesia, penyandang disabilitas menurut Kepala Tim Riset LPEM FEB
Universitas Indonesia sebesar 6,41%-18,75%.
Individu dengan disabilitas fisik mempunyai pengalaman masing-masing
mengenai disabilitas fisik yang menimpa mereka. Ada yang terjadi dalam masa
pertumbuhan karena penyakit, akibat kecelakaan lalu lintas atau karena
kecelakaan kerja. Hal tersebut dapat menyebabkan individu mengalami cacat
fisik atau disabilitas nongenetik (penyandang disabilitas tidak dari lahir).
Disabilitas fisik antara lain yaitu tunarungu dan tuna daksa. Semua kelainan
nongenetik tersebut tidak dialami oleh individu dari sejak lahir, melainkan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
adanya kecelakaan ataupun menderita penyakit tertentu. Ini merupakan proses
dan permasalahan baru bagi individu dalam menjalani kehidupan karena harus
menyesuaikan dengn kondisi tubuh baru. Kekurangan salah satu bagian tubuh
dapat memengaruhi secara keseluruhan dari segi kemampuan motorik dan
keadaan psikis individu (Feist & Feist, 2006).
Menurut Wardani (2013) individu dengan tuna rungu sangat kesulitan
dalam komunikasi karena memiliki kosakata yang terbatas. Mereka juga kurang
menguasai irama dan gaya bahasa. Maka dari itu pelajaran bahasa (seperti bahasa
isyarat) harus diberikan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya karena
akan membantu mereka dalam bersosialisasi. Keterbatasan kemampuan
berkomunikasi membuat mereka memiliki perkembangan kecerdasan yang
berbeda dengan individu normal. Tuna rungu pada umumnya memiliki prestasi
yang lebih rendah dari anak mendengar diusianya (Wardani dkk, 2013). Dalam
lingkungan sosial, ketunarunguan dapat menyebabkan perasaan terasing dalam
pergaulan sehari-hari. Kekurangan pemahaman terhadap lisan dan tulisan sering
kali menyebabkan anak tuna rungu menafsirkan segala sesuatu negative atau
salah. Keadaan seperti itu menyebabkan anak tunarungu memiliki kecenderungan
untuk bersikap yang mengarah pada kesulitan dalam penyesuaian diri. Namun,
apabila keluarga memberikan perhatian dan dukungan yang penuh serta
melaksanakan intervensi dini, anak tunarungu dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Karakteristik tunadaksa yang mengalami kelainan pada sistem otot dan
rangka pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan normal, dalam artian dapat
mengikuti pelajaran sama dengan anak normal (Astati,2009). Hambatan utama
dari tunadaksa dalam belajar adalah adanya gangguan motorik. Namun secara
akademis dapat mengikuti pelajaran yang sama dengan individu normal. Menurut
Pratiwi (2014) penyandang tuna daksa bermula dari konsep diri individu yang
meras dirinya cacat, tidak berguna dan menjadi beban orang lain. Mereka akan
merasa berbeda dengan orang lain karena bentuk fisiknya. Kehadiran individu
tunadaksa (cacat) yang tidak diterima oleh orangtua dan disingkirkan dari
masyarakat akan merusak perkembangan pribadi seseorang (Pratiwi,2014).
Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh penyandang tunadaksa akan
mengakibatkan timbulnya masalah emosi seperti mudah tersinggung, marah,
rendah diri, pemalu, menyendiri hingga frustasi.
Hambatan yang dialami akibat kondisi fisik membuat para penyandang
disabilitas menjadi malu akan keadaan fisik yang dimiliki, menutup diri, enggan
berbaur dengan dunia luar dan merasa rendah diri (Whawha, dalam Indra &
Widiasavitri 2015). Feist dan Feist (2006) mengungkapkan bahwa kekurangan
yang terdapat pada salah satu bagian tubuh individu dapat memengaruhi individu
secara keseluruhan, termasuk memengaruhi psikologis seseorang dalam
menerima keadaan dirinya seutuhnya. Bentuk tubuh dapat memengaruhi
kuantitas dan kualitas perilaku seseorang, termasuk proses kematangan individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam menerima diri secara utuh sehingga mampu menjalani kehidupan dengan
baik.
Disabilitas fisik banyak mengalami berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari, terutama mengenai sikap mereka terhadap kondisi fisiknya. Dalam
hal ini peneliti memiliki pengalaman yang berbeda mengenai sikap penerimaan
diri para penyandang disabilitas fisik. Disalah satu lembaga dimana peneliti
pernah bekerja peneliti menemukan bahwa penyandang disabilitas fisik seperti
tunadaksa dan tunarungu mampu berdinamika dengan baik. Mereka mampu
beraktivitas bersama, baik itu dengan teman sesama disabiliitas maupun teman
normal lain. Ketika berinteraksi dengan mereka, peneliti merasa bahwa mereka
mampu terbuka dan cukup kooperatif.
Hal ini sangat menarik bagi peneliti karena melihat bahwa mereka
mampu berproses dengan baik meskipun kondisi fisik cacat ditengah lingkungan
yang beragam. Penyandang disabilitas disana ramah dan jarang terlihat murung.
Mereka mampu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh lembaga dengan
tenang dan baik. Peneliti melihat juga bahwa mereka memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap suatu hal yang baru. Oleh karena itu para
pendamping harus cukup sabar dalam mengajari dan membimbing para
penyandang disabilitas disana. Lembaga tersebut sering diundang ke acara sosial
dan mengadakan kegiatan bersama dengan masyarakat. Hal tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepedulian dan mendukung
perkembangan para penyandang disabilitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Penjelasan diatas menunjukkan adanya perbedaan dinamika dan
pemrosesan informasi penyandang disabilitas fisik terutama pada tunarungu dan
tuna antara teori dan hasil pengamatan langsung. Terlihat bahwa penyandang
disabilitas yang ada disuatu lembaga tersebut lebih terbuka dan mampu
menerima keadaan fisiknya yang berbeda atau cacat. Namun disisi lain,
karakteristik mereka menurut suatu teori cenderung memiliki perasaan rendah
diri dan kurang mampu untuk bersosialisasi.
Dari uraian tersebut nampak bahwa salah satu permasalahan penting pada
para penyandang disabilitas adalah kesulitan menerima keadaan diri.
Penerimaan diri (self acceptance) adalah kemampuan individu untuk menerima
karakteristik dirinya baik itu kelemahan atau kelebihan dan mampu membuka
diri dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi terhadap orang lain
untuk memperoleh kebahagiaan tanpa bergantung pendapat orang lain
(Hurlock,1974;Jersild,2009;Reber&Reber,2010;Saraswati,2009;Supratiknya,199
5;Surbakti,2001). Aspek penerimaan diri meliputi persepsi terhadap diri sendiri
(sikap terhadap penampilan), sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri,
respon atas penolakan dan kritikan, moral, keyakinan akan kemampuan diri
sendiri dan spontanitas menikmati hidup (Jersild,1974). Keberanian menerima
apa adanya merupakan salah satu kualitas karakter diri yang terpenting dalam
hidup. Keberanian menerima diri adalah keberanian menerima fakta mengenai
realita yang selalu hadir dalam kehidupan, termasuk menerima kelebihan dan
kelemahan diri (Nofrans, Triantoro & Michael, 2015). Individu yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perasaan positif terhadap dirinya sendiri, seperti bahagia dengan keadaannya
akan memiliki kesehatan psikologis yang baik (Supratiknya,1995).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara kematangan emosi dan penerimaan diri. Individu dengan penerimaan diri
yang baik akan membantu proses kematangan emosi dalam diri (Nuryoto & Sari,
2002). Latar belakang seseorang dapat menerima dirinya tidak hanya terjadi
begitu saja, terdapat faktor yang memengaruhi serta mendorong seseorang
mampu melakukan penerimaan diri. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain yaitu daya juang (Mitra
2014), pemahaman terhadap diri sendiri (Rizkiana,2009) dan kematangan emosi
(Sari dan Nuryoto, 2002). Faktor internal lain berupa mindfulness (Thompson
dan Waltz 2008) dan Subjective well-being (Wijayanti, 2015) terbukti dapat
memengaruhi seseorang dalam menerima dirinya dengan segala kondisi yang
ada. Faktor eksternal yang mempengaruhi penerimaan diri seseorang yaitu antara
lain dukungan keluarga serta pola asuh demokratis (Rizkiana, 2009), dukungan
sosial terhadap penerimaan diri (Juwita & Reza 2013, Uraningsih & Djalali 2016,
Yuniawati & Ani 2015) dan pelatihan pengenalan diri (Handayani, dkk 1998).
Faktor eksternal lain berupa perlakuan orang tua (Syahniar, dkk 2013), peer
attachment (Sakti dan Noviana 2015), dan konformitas (Meilinda, 2013).
Penampilan serta kualitas secara fisik menjadi salah satu aspek yang
cukup berpengaruh dalam penerimaan diri seseorang. Hasil penelitian Ridha
(2012) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara body image dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penerimaan diri. Individu yang memiliki body image yang baik secara
penampilan fisik akan lebih memiliki penerimaan diri yang positif. Selain itu
berdasarkan hasil survey peneliti secara nonformal pada bulan Mei 2018 kepada
7 orang remaja menunjukkan bahwa bentuk tubuh merupakan hal yang penting
dalam penilaian terhadap seseorang. Penampilan fisik merupakan salah satu daya
tarik bagi individu. Apabila ada perubahan atau kehilangan pada anggota tubuh
mereka dan merubah bentuk tubuh, ini akan menjadi gejolak tersendiri bagi
individu tersebut dalam menjalani kehidupan. Hasil penelitian lain
(Tentama,2011) menunjukkan bahwa penyandang disabilitas yang mengalami
cacat akibat kecelakaan dalam hidupnya memerlukan waktu yang cukup lama
untuk mampu menerima dirinya dan memiliki tingkat inferioritas yang lebih
tinggi daripada penyandang cacat tubuh bawaan lahir.
Disisi lain, individu yang memiliki keterbatasan fisik yang mampu
menerima diri akan mempunyai pemikiran yang positif. Pemikiran positif
terhadap diri sendiri membuat individu penyandang disabilitas mampu
memusatkan perhatian pada hal-hal positif dari berbagai permasalahan yang
dihadapi. Apabila para penyandang disabilitas fisik kurang dapat menerima
dirinya dan merespon secara negatif terhadap berbagai permasalahan, maka akan
berpotensi memunculkan tekanan dan beban untuk dirinya sendiri. Kartono
(1990) menyatakan bahwa gangguan fungsi motorik sering memberikan
pengaruh negatif yang akan menghambat perkembangan kepribadian dan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
seseorang untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungannya dan seringkali
mengakibatkan rendah diri.
Penelitian sebelumnya mengenai penerimaan diri pada penyandang
disabilitas dari Tentama (2011) menunjukkan bahwa penyandang disabilitas yang
mengalami cacat akibat kecelakaan dalam hidupnya memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mampu menerima dirinya dan memiliki tingkat inferioritas
yang lebih tinggi daripada penyandang cacat tubuh bawaan lahir. Penelitian lain
dilakukan oleh Wijayanti (2015) yang menunjukkan hasil bahwa informan
memiliki subjective well –being dan penerimaan diri yang berbeda-beda dalam
menghadapi anak dengan gangguan perkembangan down syndrome. Penelitian
yang dilakukan oleh Rizkiana (2009) menunjukkan hasil bahwa seseorang yang
mampu menerima diri akan dapat mengenali kekurangan dan kelebihan serta
adanya harapan yang realistis terhadap keadaan diri dan tidak merasa rendah diri
dengan penyakit yang dialami.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut tampak bahwa dengan
penerimaan diri seseorang akan mengenali dirinya secara utuh. Penerimaan diri
membantu proses kematangan emosi sehingga membuat individu memahami
kekurangan dan kelebihan serta adanya harapan yang realistis terhadap diri
sendiri. Namun dalam hal ini penampilan secara fisik cukup banyak
mempengaruhi seseorang dalam menerima diri karena penampilan fisik
merupakan daya tarik seseorang. Uraian di atas menunjukkan bahwa penerimaan
diri merupakan salah satu faktor penting dalam kualitas karakter hidup manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pada penelitian-penelitan sebelumnya lebih banyak melihat penerimaan
diri yang dihubungkan dengan salah satu faktor penyebab. Penelitian sebelumnya
ingin membuktikan pengaruh faktor tersebut terhadap penerimaan diri. Seperti
contoh penelitian yang dilakukan oleh Ridha (2012) mengenai adanya body
image dan penerimaan diri. Selain itu mengenai pengaruh dukungan sosial
terhadap penerimaan diri (Juwita & Reza 2013, Uraningsih & Djalali 2016,
Yuniawati & Ani 2015) yang juga banyak diteliti karena memberi kontribusi
dalam penerimaan diri seseorang. Penelitian lain yang dilakukan Wijayanti
(2015) mengenai penerimaan diri namun menggunakan informan disabilitas
genetik yaitu subjective well –being dan penerimaan diri dalam menghadapi anak
dengan gangguan perkembangan down syndrome. Beberapa penelitian
sebelumnya lebih menekankan pada penerimaan diri yang dipengaruhi oleh
aspek secara sosial seperti konformitas, dukungan sosial peer-attachment dan
lain-lain.
Pada penelitian ini peneliti ingin melihat penerimaan diri pada
penyandang disabilitas fisik non genetik pada remaja. Peneliti merasa bahwa
pengalaman pengamatannya saat bekerja di sebuah lembaga disabilitas menjadi
alasan utama melakukan penelitian ini. Karakteristik individu penyandang
disabilitas fisik yang ditemukan dilapangan berbeda dengan penjelasan
karakteristik dalam suatu teori. Hal ini sangat menarik bagi peneliti untuk
mengetahui proses individu penyandang disabilitas dapat terbuka dengan orang
lain dan menerima keadaan dirinya yang cacat. Peneliti juga melihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
belum banyak penelitian penerimaan diri dengan sasaran informan disabilitas
fisik non genetik, melainkan mengenai penyakit tertentu. Seperti penelitian
Gamayanti dan Permatasari (2016), Hasan dan Lilik (2013), Novianty dan Erlina
(2014), Ulfa (2009), Sari dan Reza (2013. Kemudian penelitian mengenai
penerimaan diri dengan subjek dewasa dan lanjut usia seperti Uraningsih dan
Djalali (2016), Marni dan Yuniawati (2015), serta penelitian Wijayanti (2015).
Dalam usia yang masih produktif, sebenarnya banyak potensi yang
dimiliki oleh para remaja penyandang disabilitas. Peneliti lebih berfokus pada
remaja dikarenakan hampir semua ahli dari berbagai sudut pandang beranggapan
bahwa masa remaja merupakan masa penyempurnaan dari perkembangan pada
tahap-tahap sebelumnya. Masa remaja merupakan proses mencari jati diri dan
sulit mengendalikan ego. Secara psikologik isi kesadaran masih saling
bertentangan dan saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kapasitas kerja
(Sarwono,1989). Selain proses mencari jati diri dan pengendalian ego, individu
dihadapkan kondisi fisik yang berbeda dengan remaja lain. Tahapan ini menjadi
tantangan tersendiri bagi individu penyandang disabilitas fisik dalam proses
perkembangan pribadi dan sosialnya.
Keadaan keterbatasan fisik yang dialami remaja menjadi tantangan dalam
berproses untuk menerima dirinya kembali secara utuh. Terdapat perbedaan
kondisi fisik yang dirasakan oleh remaja disabilitas fisik nongentik dengan
remaja normal pada umumnya. Para penyandang disabilitas fisik dihadapkan
dengan kenyataan bahwa kondisi yang dialami saat ini akan terjadi seumur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
hidup. Mereka juga tumbuh dan berkembang bersama di lingkungan dengan
remaja yang memiliki kondisi yang lebih beruntung. Perbedaan kondisi ini dapat
memberikan gejolak tersendiri dan berpengaruh bagi proses penerimaan dirinya.
Hal ini juga dapat berpengaruh pada cara individu tersebut memaksimalkan dan
memahami potensi yang dimiliki. Penelitian yang akan dilakukan ini akan
melihat gambaran penerimaan diri penyandang disabilitas fisik non genetik pada
remaja.
Penerimaan diri pada penyandang disabilitas fisik non genetik merupakan
fenomena yang berkaitan erat dengan ilmu psikologi. Ilmu psikologi akan dapat
dimanfaatkan untuk membantu dan memahami para penyandang disabilitas fisik
non genetik pada remaja dalam proses mereka untuk menerima dirinya meski
dengan kondisi fisik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran penerimaan diri penyandang disabilitas fisik non genetik pada remaja.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diketahui cara atau
tindakan yang tepat untuk dilakukan dalam menanggapi fenomena ini.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Perbedaan kondisi tubuh remaja disabilitas remaja dengan kondisi fisik
normal memberikan pengaruh bagi proses penerimaan diri terhadap kondisi yang
dialaminya. Selain itu hal ini juga berpengaruh terhadap cara individu tersebut
memaksimalkan dan memahami potensi yang dimiliki dalam usia remaja.
Berdasarkan paparan tersebut dapat dirumuskan sebuah pertanyaan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yaitu bagaimana gambaran penerimaan diri pada penyandang disabilitas fisik
nongenetik pada remaja?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah untuk memberikan
gambaran psikologis mengenai penerimaan diri pada penyandang disabilitas fisik
non genetik pada remaja.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi berupa pengalaman
individu dan kontribusi bagi ilmu psikologi khususnya pada bidang psikologi
perkembangan mengenai penerimaan diri pada individu penyandang
disabilitas fisik non genetik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu individu terlebih pada remaja yang
mengalami disabilitas fisik non genetik untuk belajar dari pengalaman orang
lain mengenai proses peneriman diri. Diharapkan keterbatasan fisik yang
dialami sekarang diharapkan tidak mengganggu motivasi dan potensi yang
dimiliki dari seorang individu. Selain itu, penelitian ini diharapkan membantu
memberikan pengetahuan lebih mengenai penerimaan diri bagi para keluarga
atau komunitas pada remaja yang menjadi informan. Hal tersebut diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mampu memberi dukungan sosial dan bersikap dengan bijaksana dalam
mendukung proses peneriman diri penyandang disabilitas non genetik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENERIMAAN DIRI
1. Pengertian Penerimaan Diri
Menurut Hurlock (1974) penerimaan diri adalah derajat dimana
seseorang telah mempertimbangkan karakteristik personalnya, merasa
mampu serta bersedia hidup dengan karakteristiknya tersebut. Individu
yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai individu yang
tidak bermasalah dengan dirinya sendiri, yang tidak memiliki beban
perasaan terhadap diri sendiri sehingga lebih banyak memiliki
kesempatan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Supratiknya (1995)
menyatakan bahwa menerima diri adalah memiliki penghargaan yang
tinggi terhadap diri sendiri, atau bersikap tidak sinis terhadap diri sendiri,
penerimaan diri berkaitan dengan kerelaan membuka diri atau
mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi terhadap orang lain.
Penjelasan tersebut didukung oleh pendapat Saraswati (2009)
yang memaparkan bahwa penerimaan diri adalah mereka yang menerima
semua segi keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan
tidak menyerah secara pasif dengan kelemahan tersebut. Jersild (dalam
Oktaviani,2009) menjelaskan bahwa individu yang menerima diri adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yakin akan standar-standar dan pengakuan terhadap dirinya tanpa terpaku
pendapat orang lain,memiliki perhitungan akan keterbatasan dirinya serta
tidak melihat dirinya sendiri secara irasional.
Penjelasan lain ditambahkan oleh Reber dan Reber (2010) yang
mengatakan bahwa Self Acceptance (penerimaan diri) adalah sikap
seseorang menerima dirinya. Pendapat tersebut juga didukung oleh
Surbakti (2010) bahwa penerimaan diri adalah kemampuan dan kemauan
untuk dapat memahami diri sendiri agar memperoleh kebahagiaan dalam
hidup.
Berdasarkan berbagai definisi yang telah diuraikan peneliti
mencoba menyimpulkan bahwa penerimaan diri adalah kemampuan
individu untuk menerima karakteristik dirinya baik itu kelemahan atau
kelebihan dan mampu membuka diri dengan mengungkapkan pikiran,
perasaan dan reaksi terhadap orang lain untuk memperoleh kebahagiaan
tanpa bergantung dengan pendapat orang lain. Oleh karena itu individu
tersebut dapat memperoleh kebahagiaan dalam hidup dengan memiliki
kebebasan untuk menyadari sifat dari perasaan-perasaan.
(Hurlock,1974; Jersild,2009; Reber&Reber,2010 ;Saraswati,2009;
Supratiknya,1995 ;Surbakti,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Aspek Penerimaan Diri
Jersild (1958) mengemukakan aspek-aspek penerimaan diri yaitu
sebagai berikut :
2.1 Persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan
Individu yang memiliki penerimaan diri berpikir lebih realistik
tentang penampilan dan dalam pandangan orang lain. Ini bukan berarti
individu tersebut mempunyai gambaran sempurna tentang dirinya,
melainkan individu tersebut dapat melakukan sesuatu dan berbicara
dengan baik mengenai dirinya yang sebenarnya.
2.2 Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri sendiri
Individu yang memiliki penerimaan diri memandang kelemahan
dan kekuatan dalam dirinya lebih baik daripada individu yang tidak
memiliki penerimaan diri. Individu akan menggunakan bakat yang
dimilikinya dengan lebih leluasa.
2.3 Respon atas penolakan dan kritikan
Individu yang memiliki penerimaan diri mempunyai kemampuan
untuk menerima kritikan bahkan dapat mengambil hikmah dari kritikan.
Individu yang tidak memiliki penerimaan diri justru menganggap kritikan
sebagai wujud penolakan terhadapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.4 Moral
Individu dengan penerimaan diri memiliki kejujuran untuk
menerima dirinya apa adanya, dan tidak hidup dalam kepura-puraan.
Terbuka mengakui dirinya sebagai individu yang jika tertimpa masalah,
merasa cemas, ragu, dan bimbang tanpa harus menipu diri dan orang lain.
Menipu diri mereka sendiri dan hidup dalam kepura-puraan adalah
sebuah pengamalan nilai yang salah dan dapat menimbulkan
permasalahan dalam hubungan sosial.
Menurut Shaffer dalam Asri Budiningsih (2004) moral dapat
diartikan sebagai norma dan pranata yang mampu mengatur perilaku
individu dalam menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Individu
juga berani mengungkapkan perasaan, pemikiran dan reaksi kita kepada
orang lain secara sukarela. Moral dalam hal ini menjelaskan bahwa
mereka sadar atas apa yang mereka rasakan dan mampu mengungkapkan
sebagai bentuk nilai bahwa mampu menerima apapun yang merasa
rasakan.
2.5 Keyakinan akan kemampuan diri
Individu mampu bertindak berdasarkan pemikiran diri sendiri dan
meyakini hal tersebut adalah keputusan terbaik Hal tersebut merupakan
arahan agar dapat menerima dirinya serta membangun kekuatan untuk
menghadapi kelemahan dan keterbatasaannya. Seseorang individu akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
lebih baik jika ia dapat menggunakan kemampuannya dalam
perkembangan hidupnya.
2.6 Spontanitas menikmati hidup
Individu dengan penerimaan diri mempunyai lebih banyak
keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam hidupnya. Selain itu, individu
tersebut juga leluasa untuk menolak atau menghindari sesuatu yang tidak
ingin dilakukannya.
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut peneliti mengambil aspek
menurut Jersild (1958) untuk digunakan dalam penelitian, yaitu meliputi
aspek persepsi mengenai diri dan sikap terhadap penampilan, Sikap terhadap
kelemahan dan kekuatan diri sendiri, respon atas penolakan dan kritikan,
moral dan keyakinan akan kemampuan diri dan spontanitas menikmati hidup.
3. Ciri-Ciri Individu yang Menerima Diri
Jersild (dalam Hurlock, 1974) menyebutkan ciri-ciri individu yang
menerima diri adalah sebagai berikut :
a. Orang yang menerima dirinya memiliki harapan yang realistis terhadap
keadaannya dan menghargai dirinya sendiri. Artinya orang tersebut
mempunyai harapan yang sesuai dengan kemampuannya.
b. Yakin akan standar-standar dan pengetahuan terhadap dirinya tanpa
terpaku pada pendapat orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
c. Memiliki perhitungan akan keterbatasan dirinya dan tidak melihat pada
dirinya sendiri secara irasional. Artinya orang tersebut memahami
mengenai keterbatasannya namun tidak mengeneralisir bahwa dirinya
tidak berguna.
d. Menyadari aset diri yang dimilikinya dan merasa bebas untuk menarik
atau melakukan keinginannya.
e. Menyadari kekurangan tanpa menyalahkan diri sendiri. Orang yang
menerima dirinya mengetahui apa saja yang menjadi kekurangan yang
ada dalam dirinya.
f. Memiliki spontanitas dan rasa tanggung jawab dalam diri
g. Tidak melihat diri sebagai individu yang dikuasai rasa marah dan takut
atau menjadi tidak berarti
h. Tidak merasa iri akan kepuasan-kepuasan yang belum mereka raih.
4. Faktor-faktor yang memengaruhi Penerimaan Diri
Menurut Hurlock (1974) ada beberapa faktor yang dapat
penerimaan diri yaitu :
4.1 Harapan yang realistis
Individu menentukan sendiri harapannya disesuaikan pemahaman
dengan kemampuannya, dan bukan diarahkan oleh orang lain.
Dalam mencapai tujuannya dengan memiliki harapan yang realistik,
maka akan semakin besar kesempatan tercapainya harapan itu, dan hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ini akan menimbulkan kepuasan diri yang merupakan hal penting dalam
penerimaan diri.
4.2 Tidak adanya hambatan dari lingkungan (absence of environment
obstacles).
Ketidakmampuan dalam mencapai tujuan yang realistis, dapat
terjadi karena hambatan dari lingkungan yang tidak mampu dikontrol
oleh seseorang seperti diskriminasi ras, jenis kelamin, atau agama.
Apabila hambatan-hambatan itu dapat dihilangkan dan keluarga, peer
atau orang-orang yang berada disekelilingnya memberikan motivasi
dalam mencapai tujuan, maka seseorang akan mampu memperoleh
kepuasan terhadap pencapaiannya.
4.3 Pengaruh keberhasilan.
Pengalaman gagal dapat menyebabkan penolakan diri, sedangkan
meraih kesuksesan akan menghasilkan penerimaan diri.
4.4 Pola asuh
Penyesuaian terhadap hidup, terbentuk pada masa kanak-kanak.
Pelatihan yang baik di rumah maupun sekolah pada masa kanak-kanak
sangatlah penting agar mereka menerima karakter diri masing-masing dan
mengambangkan bakat yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4.5 Emosi
Tanpa adanya stress atau tekanan emosional yang berat membuat
seseorang bekerja optimal dan lebih berorientasi pada lingkungan
daripada berorientasi diri sehingga membuat lebih tenang dan bahagia.
B. DISABILITAS
1. Pengertian Disabilitas
Pada dasarnya, istilah difabel atau disabilitas kepanjangan dari
di differently abled people atau orang yang memiliki kemampuan
berbeda sudah dikenal sejak tahun 1998. Untuk kondisi di Indonesia,
difabel disebutkan dalam PP. Nomor 72 tahun 1991 adalah mereka
yang memiliki jenis kelainan fisik atau mental dan atau kelainan
perilaku. kelainan fisik meliputi tunanetra,tunarungu, dan tunadaksa.
Sementara kelainan mental meliputi tunagrahita ringan dan tunagrahita
sedang, sedangkan kelainan perilaku meliputi tunalaras.
Cacat fisik atau difabel menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah suatu kekurangan yang menyebabkan nilai
atau mutu kurang baik atau kurang sempurna / tidak sempurna akibat
kecelakaan atau lainnya yang menyebabkan keterbatasan pada dirinya,
terutama terlihat secara fisik.
Menurut Mangunsong (1998) disabilitas adalah adanya
disfungsi atau berkurangnya suatu fungsi yang secara objektif dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diukur/dilihat, karena adanya kehilangan/kelainan dari bagian
tubuh/organ seseorang. Misalnya tidak ada tangan, kelumpuhan pada
bagian tertentu dari tubuh. Kecacatan atau disabilitas ini bisa
selamanya pada diri seseorang, yang dapat menghasilkan.
Di dalam Undang-undang No.4 tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan
fisik dan atau mental, yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan secara selayaknya.
Berdasarkan paparan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
disabilitas adalah setiap individu yang mempunyai kekurangan dan
kelainan fisik atau mental atau bahkan keduanya yang secara objektif
dapat diukur dan dilihat. Keadaan tersebut dapat menjadi menghambat
atau menjadi rintangan bagi mereka untuk dapat melakukan kegiatan
sebagaimana mestinya.
2. Disabilitas Fisik Nongenetik
Penyandang disabilitas nongenetik menurut PP. Nomor 72
tahun 1991 adalah mereka yang memiliki jenis kelainan fisik atau
mental dan atau kelainan perilaku namun tidak dialami sejak lahir,
melainkan terjadi karena adanya sebuah kecelakaan ataupun menderita
penyakit tertentu. Kelainan fisik meliputi tunanetra, tunarungu, dan
tuna daksa. Sementara kelainan mental meliputi tunagrahita ringan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tunagrahita sedang, Sedangkan kelainan perilaku meliputi tunalaras.
Ini merupakan proses dan juga masalah baru bagi individu tersebut
dalam menjalani kehidupan karena berkaitan dengan perubahan
kondisi dan fungsi tubuh manusia.
Nongenetik dapat diartikan juga faktor eksternal
(Soemantri,2006), sehingga dalam hal ini disabilitas nongenetik
merupakan seseorang yang mengalami disabilitas akibat faktor dari
luar dan tidak sejak lahir atau dalam kandungan. Misalnya kecelakaan,
terkena penyakit, pengaruh alat medis, kurang gizi dan terkena racun
atau virus.
Berikut ini adalah penjelasan beberapa jenis kelainan fisik :
2.1 Tunanetra
Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) mendefinisikan
ketunanetraan adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama
sekali (buta total) hingga mereka yang masih memiliki sisa
penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk
membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya
normal meskipun dibantu dengan kacamata (http://pertuni.idp-
europe.org).
Hal ini berarti seorang tunanetra mungkin tidak mempunyai
penglihatan sama sekali meskipun hanya untuk membedakan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
terang dan gelap. Orang dengan kondisi penglihatan seperti ini kita
katakana sebagai buta total.
2.2 Tunarungu
Halahan dan Kauffman (1991 : 266) mengemukakan bahwa
orang yang tuli (tuna rungu) adalah orang yang mengalami
ketidakmampuan mendengar sehingga mengalami hambatan dalam
memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau
tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aid).
2.3 Tunadaksa
Secara umum gambaran seseorang yang diidentifikasikan
mengalami ketunadaksan adalah mereka yang mengalami kelainan
atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian karena
kecelakaan, atau kerusakan otak yang dapat mengakibatkan gangguan
gerak, kecerdasan, komunikasi, persepsi, koordinasi, perilaku, dan
adaptasi sehingga mereka memerlukan layanan informasi secara
khusus.
C. REMAJA
1. Pengertian Remaja
Menurut Hall (Sarwono,2011), masa remaja merupakan masa “sturm and
drang” (topan dan badai), masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-
ledak, yang muncul karena adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
menggebu-gebu ini ada kalanya menyulitkan, baik bagi si remaja maupun bagi
orangtua/ orang dewasa disekitarnya. Namun emosi yang menggebu-gebu ini
juga bermanfaat bagi remaja dalam upayanya menemukan identitas diri. Reaksi
orang-orang disekitarnya akan menjadi pengalaman belajar bagi si remaja untuk
menentukan tindakan yang nanti akan dilakukan. Rentang usia remaja menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) adalah 10-24 tahun
dan belum menikah. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.
D. KERANGKA BERPIKIR
Feist dan Feist (2006) mengungkapkan bahwa kekurangan yang terdapat
pada salah satu bagian tubuh individu dapat memengaruhi individu secara
keseluruhan, termasuk memengaruhi proses seseorang dalam menerima keadaan
diri. Oleh karena itu, bentuk tubuh dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas
perilaku seseorang, termasuk proses kematangan individu dalam menerima diri
secara utuh sehingga mampu menjalani kehidupan dengan baik. Penerimaan diri
(self acceptance) adalah kemampuan individu untuk menerima karakteristik
dirinya baik itu kelemahan atau kelebihan dan mampu membuka diri dengan
mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi terhadap orang lain untuk
memperoleh kebahagiaan tanpa bergantung pendapat orang lain (Hurlock,1974;
Jersild,2009; Reber&Reber,2010 ;Saraswati,2009; Supratiknya,1995
;Surbakti,2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Penampilan serta kualitas secara fisik menjadi salah satu aspek yang
cukup berpengaruh dalam penerimaan diri seseorang. Hal ini juga akan
mempengaruhi perkembangan secara psikis seorang remaja. Terdapat beberapa
ahli yang meninjau bahwa masa remaja merupakan masa penyempurnaan dari
perkembangan pada tahap-tahap sebelumnya (Sarwono,1989). Masa remaja
merupakan proses mencari jati diri dan sulit mengendalikan ego. Selain proses
mencari jati diri dan pengendalian ego, individu dihadapkan kondisi fisik yang
berbeda dengan remaja lain yang memiliki kondisi fisik yang normal. Tahapan
ini menjadi tantangan tersendiri bagi individu penyandang disabilitas fisik dalam
proses perkembangan pribadi dan sosialnya. Pada penelitian lain (Ridha, 2012)
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara body image dengan penerimaan
diri. Individu yang memiliki body image yang baik secara penampilan fisik maka
semakin baik pula individu bisa menerima dengan penerimaan diri yang positif.
Keterbatasan yang dimiliki oleh penyandang disabilitas nongenetik tentu
memengaruhi proses penerimaan diri. Dalam hal ini seseorang sebelumnya
pernah mengalami kehidupan secara normal tanpa cacat. Namun tiba-tiba
mengalami kecelakaan atau terkena penyakit tertentu sehingga membuat kondisi
nya berubah dan mengalami disabilitas. Hal ini mengubah hidup seseorang dan
membutuhkan proses adaptasi untuk terbiasa dengan keadaan fisiknya. Proses
penerimaan diri merupakan salah satu hal yang penting untuk seseorang agar
mampu beradaptasi dengan keadaan disabilitas yang dialami. Namun proses
penerimaan diri seseorang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor (Hurlock,1974)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yaitu antara lain harapan yang realistis, artinya individu mampu menentukan
sendiri harapannya dan tidak dikendalikan oleh lingkungan. Kedua tidak
hambatan dari lingkungan, artinya individu mampu mengontrol tekanan ataupun
diskriminasi dari lingkungan. Lingkungan individu tersebut mampu memberi
motivasi untuk mencapai tujuannya. Ketiga yaitu pengaruh keberhasilan. Dalam
hal ini pengalaman gagal dalam mencapai sebuah tujuan berpengaruh terhadap
sikap seseorang. Seseorang yang mampu menerima diri akan menerima
kegagalan bukan menimbulkan penolakan diri. Keempat yaitu pola asuh.
Pengaruh pola asuh orangtua saat masa kanak-kanak sangat mempengaruhi sikap
individu dalam mengenal dan menerima diri. Proses menerima karakter diri
penting agar remaja mampu mengembangkan bakat yang dimiliki. Kelima yaitu
emosi. Adanya stress karena keadaan fisik yang berbeda dengan remaja normal
lain dapat membuat remaja mengalami tekanan emosional yang berat. Maka dari
itu kematangan emosi mempengaruhi seseorang dalam penerimaan diri (Sari dan
Nuryoto, 2002).
Mengacu pada beberapa hasil penelitian dan teori yang telah dijelaskan,
peneliti ingin melihat gambaran penerimaan diri penyandang disabilitas fisik
nongenetik pada remaja. Seperti yang telah dikemukakan bahwa masa remaja
adalah masa penyempurnaan dari perkembangan sebelumnya. Selain proses
pencarian jati diri dan gejolak ego, individu juga dihadapkan kondisi fisik yang
berbeda dengan remaja lain yang memiliki kondisi fisik yang normal. Hasil
penelitian lain (Tentama,2011) menunjukkan bahwa penyandang disabilitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengalami cacat akibat kecelakaan dalam hidupnya memerlukan waktu yang
cukup lama untuk mampu menerima dirinya dan memiliki tingkat inferioritas
yang lebih tinggi daripada penyandang cacat tubuh bawaan lahir. Meskipun
dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, dengan adanya penerimaan diri, para
penyandang disabilitas nongenetik akan mampu mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya dengan lebih maksimal. Selain itu, penerimaan diri juga dapat
memengaruhi kesehatan psikologis individu. Diketahui bahwa individu yang
memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri bagaimanapun keadaan
fisiknya akan memiliki kesehatan psikologis yang baik (Supratiknya,1995).
Apabila para penyandang disabilitas nongenetik kurang dapat menerima
diri dan merespon secara negatif akan memunculkan tekanan-tekanan atau beban
dalam dirinya. Kartono (1990) mengungkapkan bahwa gangguan fungsi motorik
sering memberikan pengaruh yang negatif yang akan menghambat
perkembangan kepribadian dan menghambat potensinya untuk melakukan
adaptasi terhadap lingkungannya dan seringkali mengakibatkan rendah diri. Lalu
terdapat pula pengaruh yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara
kematangan emosi dan penerimaan diri. Individu dengan penerimaan diri akan
membantu proses kematangan emosi dalam diri individu tersebut (Sari dan
Nuryoto, 2002). Keberanian menerima diri dengan apa adanya merupakan salah
satu kualitas karakter diri yang terpenting dalam hidup. Keberanian menerima
diri apa adanya ialah mampu menerima fakta mengenai realita yang selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dalam kehidupan, termasuk menerima keterbatsan fisik yang terjadi dalam diri
dimana sangat berbeda dengan sebelumnya
Skema 1.
Skema Kerangka Berpikir.
Kehidupan Normal(Tanpa keterbatasan Fisik)
Mengalami kecelakaan atau terkenapenyakit tertentu
MENGALAMI DISABILITAS NONGENETIK
Keadaan disabilitas yang dialami akanmempengaruhi :
Persepsi mengenai diri dan sikap terhadappenampilan.
Sikap terhadap kelemahan dan kekuatan dirisendiri
Respon atas penolakan dan kritikan Moral Keyakinan akan kemampuan diri Spontanitas menikmati hidup
Proses dimana usia remaja dengan problematika mencari jati diri dandisisi lain mengalami keterbatasan fisik. Tumbuh dan berkembang
dengan kondisi fisik yang berbeda dengan yang remaja normal lainnya.
Penerimaan Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan sebuah pertanyaan
penelitian yaitu bagaimana gambaran penerimaan diri pada penyandang disabilitas
fisik nongenetik pada remaja ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada eksplorasi gambaran penerimaan diri remaja
penyandang disabilitas fisik nongenetik. Gambaran penerimaan diri akan ditinjau
dari aspek-aspek yang penerimaan diri remaja penyandang disabilitas fisik
nongentik.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi gambaran penerimaan diri
penyandang disabilitas fisik nongenetik pada remaja. Maka dari itu diperlukan
penggalian data secara mendalam dan menyeluruh untuk mendapat informasi
terkait pengalaman remaja penyandang disabilitas fisik nongenetik. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Cresswell (2008) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu
desain atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala
sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai informan
penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan
sedikit luas (pertanyaan terbuka). Secara umum penelitian kualitatif lebih
mengandalkan data berupa ungkapan informan peneliti untuk mengeksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
fenomena atau permasalahan pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian
(Supratiknya,2015).
Peneliti menggunakan desain analisis isi kualitatif yaitu AIK. Menurut
Hsieh dan Shannon (dalam Supratiknya,2014) AIK adalah metode penelitian
untuk menafsirkan secara subjektif isi data berupa teks melalui proses klasifikasi
sistematis berupa pengodean dan pengidentifikasian berbagai macam tema atau
pola. Dengan menggunakan AIK, data yang terkumpul akan diklasifikan dalam
beberapa kategori yang memiliki keserupaan makna (Elo & Kyngas, dalam
Supratiknya, 2014). Tujuan klasifikasi dilakukan adalah untuk memperoleh
sebuah deskripsi yang padat dan kaya dari sebuah fenomena yang diteliti.
C. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan yakni remaja penyandang disabilitas fisik nongenetik dengan rentang
usia 10-24 tahun dan belum menikah. Penyandang disabilitas fisik nongenetik
yang dimaksud adalah orang yang mengalami disabilitas fisik (cacat) karena
kecelakaan, akibat suatu penyakit ataupun malpraktek bukan karena genetik atau
dari lahir. Peneliti menetapkan batasan usia remaja dikarenakan masa remaja
menurut Hall (Sarwono,2011), masa remaja merupakan masa “sturm and drang”
(topan dan badai), masa penuh emosi dan adakalanya emosinya meledak-ledak,
yang muncul karena adanya pertentangan nilai-nilai. Emosi tidak stabil ini ada
kalanya menyulitkan para remaja dalam bersosialisasi. Disabilitas fisik (cacat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
yang dimiliki remaja tersebut dapat menjadi tantangan tersendiri dalam masa
perkembangan sosial-emosi mereka, terutama mengenai proses menerima diri
dengan kondisi fisik yang berbeda. .
Peneliti mencari informan dengan menghubungi beberapa teman yang
diketahui memiliki kenalan atau kerabat dengan disabilitas fisik non genetik.
Selain itu, peneliti juga mengunjungi sebuah layanan masyarakat yaitu PSIBK
(Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus) yang ada di salah satu perguruan
tinggi swasta. Peneliti berusaha menemui beberapa pengurus organisasi dan
meminta melakukan kerjasama. Peneliti menjelaskan kepada pihak pengurus
organisasi tersebut karena membutuhkan beberapa informan yang bersedia.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode wawancara. Sugiyono (2013), menjelaskan ada 3 jenis wawancara dalam
penelitian yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur dan
wawancara tak terstruktur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
wawancara semi terstruktur. Teknik wawancara semi terstruktur merupakan
gabungan dari teknik wawancara tak struktur dan wawancara terstruktur. Dalam
wawancara semi terstruktur, peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan yang
sesuai dengan aspek yang diteliti, namun tidak menutup kemungkinan untuk
dapat melakukan improvisasi pertanyaan dalam pelaksanaan di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pertanyaan yang diajukan bersifat sangat terbuka, jawaban informan bersifat
meluas dan bervariasi.
E. Alat Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan panduan
pertanyaan wawancara untuk mengarahkan peneliti dalam mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan yang telah disusun menjadi pedoman secara umum bagi
peneliti yang kemudian dapat diimprovisasi atau dikembangkan untuk mendapat
informasi tertentu. Tabel.1 berikut ini adalah pedoman wawancara yang
digunakan dalam penelitian yang merujuk pada aspek-aspek penerimaan diri dari
Jersild (1958). Pedoman ini akan memudahkan peneliti dalam menggali.
informasi mengenai penerimaan diri setiap informan. Peneliti belum menemukan
teori yang menjabarkan indikator penerimaan diri yang baku. Oleh karena itu
indikator dari pedoman wawancara ini disusun oleh peneliti berdasarkan
penjelasan dari setiap aspek. Peneliti juga berdiskusi bersama dosen pembimbing
untuk menilai relevansi setiap indikator.
Aspek Indikator Pertanyaan
Persepsi terhadapdiri.Berpikir lebihrealistik tentangpenampilan dandalam pandanganorang lain
a. Berfikir lebihrealistik
b. Berbicara apaadanya sesuaikeadaan fisik dirisendiri
1. Bagaimana sikap anda jikaapa yang diharapkan tidaksesuai dengan kenyataan?
2. Dari 1-10, berapa andamenilai penampilan anda?Mengapa?
Tabel.1Pedoman Wawancara Penggalian Informasi Penerimaan Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Percaya diri
d. Mampuberadaptasidenganlingkungan
3. Coba ceritakan pengalamananda saat anda melakukansuatu kegiatan bersamadengan orang lain.
4. Dari 1-10, berapa andamenilai kemampuanbersosialisasi anda?Mengapa?
5. Apa suka dan duka bagi andamelakukan suatu kegiatanbersama dengan orang lain?
6. Bagaimana cara atau usahaanda agar mampu berbaurdengan orang laindilingkungan yang baru?
Sikap dalammemandangkelemahan dankekuatan diri.
a. Mampumenyatakankekurangan dankelebihan daridirinya
b. Kelemahan dankelebihan tersebutbermakna dalamhidup
c. Optimis terhadapkemampuan yangdimiliki
d. Semangat dalammengembangkanbakat
1. Apa kelebihan dankekurangan yang anda miliki?
2. Dari 1-10, seberapa anda puasdengan kelebihan anda ?Mengapa?
3. Dari 1-10, seberapa andamenerima kekurangan anda ?Mengapa?
4. Bagaimana cara anda untukmenyalurkan hobi tersebut?
5. Bagaimana anda mengatasihambatan baik darilingkungan atau pribadi dalammengembangkan bakat dankemampuan tersebut?
6. Bagaimana sikap anda jikahambatan tersebut sulit untukdiatasi oleh diri anda?
Respon ataspenolakan dankritikan
a. Menerimakritikan dariorang lain danmengoreksi
1. Coba ceritakan pengalamananda dikritik oleh orang lain?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kesalahanb. Tidak membalas
ketika ada oranglain yangmengejekkondisi fisik
c. Mampumengambilpelajaran darisebuahpengalaman
d. Mengutarakanpendapat sesuaidengan yangdiyakini
2. Menurut anda dari 1-10,seberapa penting penampilanfisik? Mengapa?
3. Bagaimana jika ada orang lainyang berusaha menjatuhkandengan mencari kekurangandalam diri anda?
4. Ceritakan sebuah pengalamanyang berkesan selamabersosialisasi dengan teman-teman difabel lain? Mengapahal tersebut berkesan bagianda ?
5. Bagaimana pendapat andaterhadap seseorang yangmenganggap bahwapenampilan adalah halutama ?
Moral dalammenerima diriuntuk terbuka danberani
a. Berani terbukatentang kejadianyang menimpa
b. Mampumengungkapkanperasaan danpemikiran
c. Mengungkapkancita-cita yangdiinginkan
d. Memahamitentang keadaanfisiknya
1. Apa pengalaman terburukyang pernah anda alami?Bagaimana hal tersebut bisaterjadi?
2. Bagaimana perasaan saatmelakukan aktivitastersebut ?
3. Apa cita-cita anda ?Mengapa memilih cita-citatersebut?
4. Apa harapan terbesar darikondisi yang dialami saatini?
5. Mengapa harapan tersebutdapat muncul dalam dirianda?
Keyakinan akankemampuan diri.
a. Mampumemutuskanatau menentukan
1. Apa keputusan tersulit yangpernah anda ambil? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
keputusantertentu
b. Tidak mudahmenyerah dalamkondisi tertekan
c. Mampu bangkitdariketerpurukan
d. Memilikipandangan masadepan dengankeadaan fisikyang dimiliki
2. Coba ceritakan pada saatkondisi anda sangat tertekandan down.
3. Bagaimana cara andamengatasi kondisi yangdown?
4. Apa harapan terbesar andadimasa yang akan datangdengan segala kondisi saatini?
5. Permasalahan apa saja yangdialami dalam diri anda untukmewujudkan harapantersebut?
Spontanitasmenikmati hidup
a. Menyadari hobiatau bakat yangdimiliki
b. Mampuberaktivitasdiluar bersamamasyarakat
c. Mempunyaiprinsip hidupdan mampumenjelaskannya
d. Memiliki cara-cara tertentuuntukmenyalurkanhobi atau bakat
1. Apa hobi yang anda gemaridan mengapa andamenyukai hobi tersebut?
2. Coba ceritakan, sejak kapananda tertarik dengan hobianda tersebut
3. Apa prinsip hidup anda danapa alasan andamenentukan motto hiduptersebut?
4. Bagaimana cara anda untukmenyalurkan hobi tersebut?
Tabel.2 berikut ini adalah pedoman penilaian jawaban yang digunakan
oleh peneliti untuk mengetahui tingkat penerimaan diri setiap informan
berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tujuan Definisi AspekPenilaian
PenerimaanDiri Tinggi
PenerimaanDiri Rendah
Mengetahuidinamikapenerimaandiri padapenyandangdisabilitasfisiknongenetik
Penerimaan diriadalahkemampuanindividu untukmenerima danhidup bersamadengankarakteristikyang dimilikibaik itukelemahanataupunkelebihan.
Persepsi terhadapdiri. Hal inimengenai diri dansikap terhadappenampilan. Berpikirlebih realistic danmampu berbicaramengenai dirinyayang sebenarnya.
- Berfikir lebihrealistik
- Berbicara apaadanya sesuaikeadaan dirisendiri
- Percaya diriterhadappenampilannya.
- Mampuberadaptasidenganlingkungan
- Berfikirkurangrealistik
- Berbicaranamun kurangsesuai dengankeadaan dirisendiri
- Malu terhadappenampilannya.
- Tidak mampuberadaptasidenganlingkungan
Sikap dalammemandangkelemahan dankekuatan diri. L ebihleluasadalammengembangkanbakat
- Mampumenyatakankekurangandan kelebihandari dirinya
- Optimisterhadapkemampuanyang dimiliki
- Semangatdalammengembangkan bakat
- Kurangmampumenyatakankekurangandan kelebihandari dirinya
- Pesimisterhadapkemampuanyang dimiliki
- Kurangsemangatdalammengembangkan bakat
Respon terhadaplingkungan.Menerima penolakandan kritikan denganbaik.
- Menerimakritikan dariorang lain
- Tidak dendamjika ada oranglain yangmengejekkondisi fisik
- Mampumengambilpelajaran darisebuahpengalaman
- Membantahkritikan dariorang lain
- Dendam jikaada orang lainyangmengejekkondisi fisik
- Kurangmampumengambilpelajaran darisebuah
Tabel.2Pedoman Penilaian Jawaban
Tabel.2Pedoman Penilaian Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
- Mengutarakanpendapatsesuai denganapa yangdiyakini
pengalaman- Mengutarakan
pendapatnamun tidaksesuai denganapa yangdiyakini
Moral dalammenerima diri untukterbuka dan beranimengungkapkanperasaan, pemikirandan reaksi terhadaporang lain.
- Beraniberceritatentangkejadian yangmenimpanya
- Mampuberaktivitasdiluar bersamamasyarakat
- Mampumengungkapkan perasaandan pemikiran
- Mengungkapkan cita-citayangdiinginkan
- Memahamitentangkeadaanfisiknya
- Takutberceritatentangkejadian yangmenimpanya
- Kurangmampuberaktivitasdiluar bersamamasyarakat
- Malu untukmengungkapkan perasaandan pemikiran
- Malu untukmengungkapkan cita-citayangdiinginkan
- Kurangmemahamitentangkeadaanfisiknya
Individu denganpenerimaan dirimempunyai lebihbanyak keleluasaanuntuk menikmati hal-hal dalam hidupnya.Selain itu, individutersebut juga leluasauntuk menolak ataumenghindari sesuatuyang tidak ingindilakukannya.
- Menyadarihobi ataubakat yangdimiliki
- Mampuberaktivitasdiluar bersamamasyarakat
- Mempunyaiprinsip hidupdan mampumenjelaskan
- Tidak pekaterhadap hobiatau bakatdalam diri
- Kurangmampuberaktivitasdiluar bersamamasyarakat
- Tidakmempunyaiprinsip hidupsehingga sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
- Memilikicara-caratertentu untukmenyalurkanhobi ataubakat
untukmenjelaskannya
- Kurangnyaantusiasmedalammenyalurkanhobi ataubakat
Mengetahuimasalahterberat yangdialami olehpenyandangdisabilitasfisiknongenetikdalampenerimaandiri
Keyakinan akankemampuan diri.Individu mampubertindakberdasarkanpemikiran diri sendiridan meyakini haltersebut adalahkeputusan terbaikmembangunkekuatan untukmenghadapikelemahan danketerbatasaannya.
- Mampumemutuskankeputusan
- Tidak mudahmenyerahdalam kondisitertekan
- Mampubangkit dariketerpurukan
- Memilikipandanganmasa depandengankeadaan fisikyang dimiliki
- Kurangmampu dalammenentukankeputusan
- Mudahmenyerahdalam kondisitertekan
- Sulit bangkitdariketerpurukan
- Kurangmemandangmasa depankarena melihatkeadaan fisikyang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Prosedur Pengambilan Data
Berikut adalah prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti :
1. Peneliti menyiapkan pedoman wawancara
2. Peneliti mencari informan yang sesuai dengan kriteria dalam penelitian
3. Peneliti menjelaskan hal yang berkaitan dengan penelitian kepada
informan, melakukan rapport, serta menentukan tanggal dan tempat
bersama informan untuk melakukan wawancara dan meminta
persetujuan informan yang dibuktikan dalam pengisian informed
consent.
4. Peneliti melakukan pengambilan data dengan bantuan alat perekam dan
pedoman wawancara yang telah disusun.
5. Peneliti melakukan verbatim dan rekaman wawancara dengan informan
6. Peneliti melakukan koding dan interpretasi untuk menganalisis data
terhadap hasil wawancara untuk mendapatkan hasil penelitian.
G. Metode Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan deduktif
dengan Analisis Isi Terarah. Pendekatan ini bertujuan untuk menguji kembali
data yang sudah ada dalam sebuah konteks baru, termasuk menguji kembali
kategori-kategori, konsep-konsep, model-model atau hipotesis-hipotesis yang
sudah pernah diperoleh dalam sebuah konteks baru (1988, dalam Elo & Kyngas,
2008). Hsieh dan Shannon (2005) menjelaskan bahwa penggunaan kedua teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
hasil penelitian terdahulu untuk menyusun skema awal pengodean sebagai
deductive category application atau penerapan kategori secara deduktif.
Pelaksanaan analisis isi terarah berbasis penerapan kategori secara deduktif ini
akan mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
1) Peneliti membaca kembali data secara keseluruhan sehingga memperoleh
kesan tentang data secara keseluruhan untuk menyusun matriks
kategorisasi. Matriks kategorisasi mengarah pada hasil data yang
mengarah pada kategori-kategori yang sudah ditentukan sebelumnya
(Hsieh & Shannon,2005).
2) Peneliti menentukan kode dari semua bagian dari teks yang sudah
ditandai dengan menggunakan kode-kode yang sudah ditentukan dalam
matriks kode.
3) Peneliti memilah aneka kode yang telah dibuat dan diklasifikasikan
kedalam sejumlah kategori yang telah ditentukan. Tujuan
pengelompokkan ini adalah mereduksi jumlah kode, sehingga diperoleh
kategori atau himpunan kode yang bermakna (Elo dan Kyngas,2008).
4) Peneliti mengidentifikasikan hubungan antar kategori dan
merumuskannya kedalam tema.
5) Peneliti membuat interpretasi atau makna dari keseluruhan temuan yang
diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
H. Kredibilitas Penelitian
Penelitian kualitatif memerlukan uji kredibilitas untuk keakuratan
hasil-hasil data yang diperoleh dari sudut pandang peneliti, partisipan dan
pembaca (Supratiknya,2015). Pada penelitian ini, peneliti berusaha
membangun kepercayaan dengan cara melakukan rapport terlebih dahulu
sehingga informan mampu terbuka. Untuk menghindari adanya bias, peneliti
tidak memilih informan yang sudah dikenal sebelumnya oleh peneliti. Peneliti
menguji kebenaran informasi yang didapat melalui metode member checking.
Proses member checking dilakukan setelah peneliti membaca keseluruhan
hasil wawancara. Kemudian peneliti menghubungi kembali setiap informan
dan menentukan tempat dan jadwal untuk melakukan member checking.
Proses member checking berlangsung kurang lebih satu jam. Peneliti
membacakan kembali hasil data yang diperoleh kepada informan. Jika
terdapat hasil wawancara yang kurang sesuai atau lengkap, peneliti segera
mengoreksi dan menambahkan pada hasil data. Metode ini mengkonfirmasi
atau memastikan keakuratan sejauh mana informasi yang peneliti dapatkan
sesuai dengan informasi yang diberikan informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan wawancara penelitian dilakukan pada bulan Juni 2018. Dalam
persiapan penelitian ini, peneliti telah menyusun panduan wawancara. Pencarian
informan dilakukan bersamaan dengan proses penyusunan panduan wawancara.
Peneliti menghubungi beberapa teman yang aktif dalam kegiatan atau organisasi
tentang disabilitas. Dalam pencarian informan, peneliti cukup kesulitan sehingga
memerlukan proses yang cukup lama. Selain minimnya informan yang sesuai dengan
kriteria, peneliti juga kesulitan untuk menemukan informan yang bersedia
berpartisipasi mengikuti penelitian. Hal ini cukup menjadi kendala sehingga peneliti
memutuskan untuk meminta bantuan kepada Pusat Studi Individu Berkebutuhan
Khusus (PSIBK) disalah satu perguruan tinggi swasta. Pihak PSIBK membantu
mencari informan yang sesuai dengan kriteria. Peneliti pun berhasil mendapatkan
informan yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan. Setelah
berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti mulai menentukan jadwal untuk
melakukan wawancara dengan masing-masing informan.
Pengambilan data dilakukan dengan proses wawancara. Wawancara dilakukan
setelah melakukan rapport dan pengesahan informed consent oleh masing-masing
informan. Rapport dilakukan untuk membangun kedekatan dan kepercayaan informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
101
pada peneliti agar nyaman dan mampu terbuka saat proses wawancara. Jadwal
pelaksanaan pengambilan data merupakan kesepakatan bersama antara informan dan
peneliti.
Pada informan 1 (DA), peneliti melakukan pertemuan pada tanggal 5 Juni
2018 dan bertempat di perpustakaan kampus. Peneliti tidak melakukan pertemuan
perkenalan terlebih dahulu, sehingga pertemuan pertama sekaligus pengambilan data.
Peneliti mengawali proses wawancara dengan meminta informan mengisi informend
consent. Wawancara dimulai pada pukul 11.30 sampai dengan pukul 13.05 WIB.
Pertemuan selanjutnya pada tanggal 25 Agustus 2018 dengan informan 1 (DA)
merupakan pertemuan untuk proses member checking.
Proses wawancara selanjutnya dengan informan 2 (GA) dilaksanakan pada
tanggal 25 Juni 2018. Sama seperti informan 1, pelaksanaan wawancara langsung
pada pertemuan pertama tanpa ada pertemuan perkenalan terlebih dahulu.
Wawancara bertempat di perpustakaan kampus dan dimulai pada pukul 12.15 WIB
sampai dengan pukul 13.50 WIB. Pertemuan selanjutnya dengan informan 2
merupakan pertemuan untuk proses member checking. Proses member checking
tersebut dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2018.
Peneliti kemudian melanjutkan proses wawancara dengan informan 3 (RA).
Wawancara informan III (RA) dilaksanakan pada pukul 12.00 WIB sampai dengan
pukul 13.15 WIB. Pelaksanaan wawancara pada tanggal 26 Juni 2018 bertempat di
perpustakaan kampus. Pada pertemuan pertama dengan informan 3, peneliti
melakukan perkenalan sekaligus wawancara di hari yang sama. Setelah pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
untuk proses pengambilan data, peneliti melakukan pertemuan berikutnya dengan
informan 3 untuk proses member checking pada tanggal 29 Agustus 2018.
Adapun proses pelaksanaan penelitian terangkum pada tabel 3.
Tabel 3.Pelaksanaan Penelitian
B. Gambaran Informan
1. Data Informan
Berikut ini merupakan data umum ketiga informan :
Tabel 4.Data Informan.
Kegiatan Informan 1 Informan 2 Informan 3Pengisian
Informed Consentdan Wawancara
Selasa, 05 Juni2018 diYogyakarta
Senin, 25 Juni2018 diYogyakarta
Selasa, 26 Juni2018 diYogyakarta
Member checking Sabtu, 25Agustus 2018 diYogyakarta
Senin, 27 Agustus2018 diYogyakarta
Rabu, 29Agustus 2018 diYogyakarta
Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3Nama Inisial DA GA RAUsia 23 tahun 22 tahun 19 tahunPendidikan SMA SMA SMAPekerjaan Mahasiswa Mahasiswa MahasiswaAgama Islam Islam KatolikSuku Jawa Jawa JawaUrutan Kelahiran Anak kedua dari
tiga bersaudaraAnak kedua daridua bersaudara
Anak Tunggal
Jenis Disabilitas Tuna Rungu Tuna Daksa Tuna Daksa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Latar Belakang Informan
2.1 Informan 1 (DA)
DA merupakan seorang remaja disabilitas fisik tunarungu yang berusia 23
tahun. DA saat ini menjadi mahasiswa aktif jurusan Sosiologi di salah satu
perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Saat ini DA tinggal bersama kedua orang
tuanya di Yogyakarta. DA anak kedua dari tiga bersaudara. DA mempunyai hobi
diskusi dan sharing dengan teman-teman untuk menambah wawasan. Maka dari
itu DA sangat menyukai kegiatan-kegiatan sosial dan tergabung dalam organisasi
kampus.
Saat ini DA aktif dalam kegiatan komunitas tuli dan mengajar bahasa
isyarat. DA sangat peduli terhadap teman-teman tuli yang lain, terutama pada
anak-anak tuli sehingga ia mendedikasikan dirinya sebagai pengajar. DA
berharap mereka mampu berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa
isyarat. Komunitas tuli yang ia ikuti saat ini baginya sudah seperti keluarga
sendiri. DA sempat bersekolah di sekolah umum saat TK. Namun ia tidak bisa
beradaptasi dengan lingkungan sehingga melanjutkan sekolah di SLB khusus
tuli. Namun tidak lama kemudian, DA pindah sekolah lagi didaerah Wonosobo
karena menurut DA sekolahnya lebih bagus dan lebih mampu terbuka menerima
siswa dengan keterbatasan fisik.
Disabiltas fisik yang dialami saat ini sudah terjadi sejak DA balita. Saat itu
DA sedang digendong oleh kakaknya, tiba-tiba DA terjatuh karena kakaknya
tidak kuat menggendong. Kepala DA terbentur lantai dan ia langsung menangis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Orangtua DA langsung memarahi kelalaian kakaknya. Seiring bertambahnya
usia, kemampuan pendengaran DA semakin menurun. DA tidak seperti anak
balita pada umumnya yang aktif dan responsif. DA seringkali tidak mampu
merespon stimulus yang diberikan oleh orangtua terutama secara verbal. DA
hanya mampu merespon ketika mendengar suara yang sangat keras seperti suara
pukulan meja atau membanting pintu.
Kondisi DA semakin memburuk akhirnya keluarga membawa DA ke
dokter. Setelah diperiksa oleh dokter ternyata DA mengalami tuli. Terjadi
kerusakan yang berakibat fatal dibagian pendengaran akibat terjatuh. Mendengar
kondisi DA tersebut keluarga merasa sangat merasa terpukul hingga menangis.
Kedua orangtua DA saat itu sangat panik dan bingung untuk memberikan
pengasuhan yang tepat bagi seorang anak yang tuli. Pada akhirnya orang tua
mulai terbiasa dan mulai mengajarkan bahasa isyarat dengan kemampuan yang
terbatas kepada DA.
2.2 Informan 2 (GA)
GA merupakan seorang disabilitas fisik tuna daksa yang saat ini berumur
22 tahun. Saat ini GA kuliah di salah satu universitas swasta di Yogyakarta
jurusan informatika. GA adalah anak kedua dari 2 bersaudara. GA hanya tinggal
bersama ibu dan kakaknya. Ayah GA telah meninggal karena sakit, sehingga
ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga. Aktivitas sehari-hari GA adalah
kuliah dan mengerjakan banyak tugas dari dosen, namun sering pergi keluar kota
karena magang untuk penyelesaian tugas kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Disabilitas fisik yang terjadi saat ini merupakan kejadian yang cukup
rumit bagi GA dan pengalaman paling buruk. Saat masih kecil, ayahnya
membangun rumah dipinggir desa. Konon katanya daerah tersebut terkenal
angker namun orangtua GA tidak mempercayai hal-hal tersebut. Pada saat itu,
ayah GA ingin membuka usaha perternakan ayam, oleh karena itu membangun
rumah dipinggir desa agar tidak menimbulkan bau yang tidak enak. Kejadiannya
sekitar jam 18.00 WIB, saat itu GA ingin menyusul ibunya ke dapur, namun ia
tiba-tiba terjatuh dan langsung menangis histeris. Setelah dilihat, seperti ada
bekas dua lubang gigitan di kaki. Diduga itu adalah gigitan ular. Orangtua GA
panik dan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat.
Namun ketika dibawa ke rumah sakit, tidak mendapat penanganan yang
baik. penanganan medis hanya dinfus tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Bisa ular
menyatu dengan cairan infus, akibatnya semua badan GA menjadi membengkak
dan terasa panas terutama dibagian kaki. Semakin lama keadaan GA semakin
memburuk terutama bentuk dari kaki. Tindakan dokter hanya menggunting
bagian kaki GA yang mulai membusuk. Penanganan dokter tersebutlah yang
membuat bentuk kaki GA menjadi tidak normal dan akhirnya susah untuk
berjalan. Pihak keluarga masih merasa bahwa kondisi fisik GA saat ini
diakibatkan malpraktek yang dilakukan oleh dokter. Saat kondisi GA yang
semakin memburuk bahkan pernah tidak sadarkan diri, pihak keluarga bertemu
dengan seorang suster di rumah sakit tersebut. Suster menyarankan untuk
mencoba pengobatan alternatif. Akhirnya GA keluar dari rumah sakit tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dalam keadaan yang tidak sadar dan dibawa ke pengobatan alternatif tersebut.
Pengobatan tersebut memang jauh berbeda dengan pengobatan medis dan
bersifat magis karena menggunakan keris untuk mengeluarkan bisa ular.
Keadaan GA sangat membaik setelah melakukan pengobatan alternatif dan
badannya sudah tidak membengkak atau panas. Namun keadaan fisiknya tidak
bisa kembali seperti sebelumnya karena banyak bagian yang hilang akibat
penanganan medis. Pengalaman tersebut sangat memukul batin GA dan keluarga.
GA berusaha membiasakan dirinya dengan keadaan fisik yang berbeda dengan
yang lain. Tidak jarang GA mendapat ejekan dari teman-teman sekolah.
. GA sering pindah sekolah saat kecil karena ikut orangtua bekerja.
Ketika SD GA bersekolah di Sragen, namun saat SMP hingga SMA pada tahun
GA dan keluarga pindah ke Papua untuk mencoba peruntungan usaha disana. GA
mengakui bahwa masa SMP adalah masa terberat dalam hidupnya. Selama 3
tahun bersekolah di Papua, GA selalu di bully oleh teman-temannya, baik itu
secara fisik maupun verbal. GA hanya memiliki teman sekitar 4 atau 5 orang
selama SMP. Meskipun demikian, ia tidak pernah menceritakan kejadian apapun
kepada ibunya karena ia merasa khawatir dan takut ibunya kepikiran. GA juga
berpikir bahwa ia sebagai anak laki-laki tidak seharusnya mengadu kepada
ibunya, maka dari itu ia hanya memendam setiap masalah yang ada hingga
sekarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2.3 Informan 3 (RA)
RA merupakan seorang tuna daksa yang berusia 19 tahun. RA berkuliah
di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta dan mengambil jurusan
teknik informatika. Saat ini RA mempunyai kesibukkan kuliah. RA merupakan
anak tunggal maka dari itu ia senang jika berkumpul dan bermain bersama
temannya karena tidak merasa kesepian. Kegiatan yang sering dilakukan bersama
temannya adalah bermain game Dota. Ayah RA adalah seorang pengajar dan
ibunya adalah seorang wirausaha kos-kosan. Dengan keterbatasan fisik yang
dialami, RA banyak mendapat dukungan dari teman-teman saat SMA. RA
seringkali digendong oleh teman-teman karena ia kesulitan berjalan. Bahkan
teman-teman RA memaksa saat RA menolak untuk diberi pertolongan. RA juga
sering menerima ejekan dari sebagian teman karena keterbatasan fisik yang
dimiliki namun ia hanya diam dan tidak merespon. Tak jarang teman-teman RA
membela karena khawatir dengan keadaan RA.
Saat awal masuk kuliah RA sering hanya duduk sendiri, tidak ada yang
mencoba untuk mendekat atau mengajak RA berkenalan. Pada akhirnya RA
memberanikan diri untuk memulai berkenalan. RA merasa bahwa dirinya
mempunyai kelebihan yaitu pintar dan cepat dalam mempelajari suatu hal. Hal
ini dibuktikan saat RA masuk ranking 10 besar UN. Selain itu juga, RA juga
sangat senang membantu teman-teman jika mereka kesulitan belajar dalam
perkuliahan. Maka dari itu, RA dan teman-teman sering kerja kelompok dirumah
RA karena bisa saling koordinasi satu sama lain. Disabilits fisik yang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
saat ini terjadi saat RA duduk di bangku TK. Saat disekolah RA sedang berlari
dan tidak sengaja menyenggol kursi dan akhirnya terjatuh. Bokong RA terjatuh
dengan sangat keras ke lantai. RA saat itu hanya merasakan nyeri dibagian
pinggul namun tidak ada perubahan fisik yang terjadi, sehingga ia langsung
berdiri dan meneruskan berlari. Pada awal-awal kejadian, kondisi RA masih
baik-baik saja belum terlihat perbedaan fisik. Namun semakin bertumbuh dewasa
hingga duduk dibangku SD, RA sering merasa cepat letih padahal ia hanya
berjalan sebentar.
Hal tersebut terus RA rasakan hingga pada akhirnya pada saat RA kelas 6
SD, keluarga membawa RA untuk rontgen, namun hasil rontgen menyatakan
bahwa RA baik-baik saja dan tidak mengidap sakit tertentu. Namun RA
merasakan ada yang salah dalam bentuk fisiknya, maka dari itu keluarga
mencoba membawa RA ke terapis, namun belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Keadaan fisik RA semakin hari semakin parah dan mengalami
kelainan bentuk tubuh dan otot. Hal tersebut menyebabkan RA sulit untuk
berjalan. Pihak keluarga telah mencari berbagai macam pengobatan alternative
namun tidak bisa mengembalikan bentuk tubuh RA seperti semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
C. Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti mencoba mengetahui
pengalaman mengenai penerimaan diri penyandang disabilitas fisik. Hasil
wawancara dalam penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa 1 dari 3
informan menunjukkan kecenderungan tidak menerima diri. Kecenderungan
tidak menerima diri itu muncul karena karena ia merasa keadaan fisiknya aneh
dan sangat berbeda dengan orang lain. Menurutnya penampilan fisik adalah hal
yang utama sehingga seringkali berpikir bahwa orang lain akan menolak karena
ia memiliki keterbatasan fisik. Selain itu kurang mampu berpikir lebih realistik
tentang penampilan dan kurang dapat berbicara yang baik mengenai dirinya
sendiri. Seringkali merasa kurang yakin atas kemampuan yang dimiliki karena
takut tidak bertahan hidup dan kaki diamputasi. Akan tetapi, ketiga informan
memiliki pola atau memenuhi aspek yang sama bahwa mereka memiliki
spontanitas dalam menjalani hidup. Dimana dalam hal ini mereka memiliki
keleluasaan untuk menikmati hal hal yang ada dalam hidup. Seperti menjalani
dan menikmati hobi-hobi mereka dan mampu menyalurkan atau bahkan
mengembangkan bakat dan hobi yang dimiliki.
I. Gambaran Penerimaan Diri tiap Informan
1. Informan I (DA)
a. Kecenderungan mampu menerima diri
Hasil wawancara DA menunjukkan bahwa adanya kecenderungan
mampu menerima diri. Meskipun DA mengalami keterbatasan fisik, ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bangga terhadap dirinya. DA bangga menjadi seorang tuli yang apa adanya
dan ingin membantu teman-teman tuli yang lain. Kemampuan bahasa isyarat
yang dimiliki ia bagi terhadap teman-teman yang lain melalui sebuah
komunitas. Komunitas tersebut telah DA anggap sebagai sebuah keluarga.
DA merasa senang karena mampu mengatasi hambatan komunikasi dalam
komunitas tuli.
”..paling berkesan itu adalah masuk komunitas tuli.Sesama tuli. Itu yang utama. Karena sesama tuli ituseperti keluarga sendiri” (I1/DA/ PD/17-18)“lancar berkomunikasi aja dan mampu mengatasihambatan komunikasi dengan teman-teman. Terusmerasa senang dan bahagia sih” (IA/DA/PD/6-8)“Ya karena saya bangga jadi tuli. berani menunjukkan. Yasaya asli orang seperti ini” (I1/DA/PD/107-108)
DA mampu menyadari kekurangan yang dimiliki yaitu tidak bisa
mendengar. Namun ia termotivasi oleh kekurangannya dan berguna bagi
orang lain, yaitu menjadi pengajar bahasa isyarat. Selain itu DA juga mampu
menyadari kelebihan lain yang ia dimiliki yaitu berpantomim. Dalam setiap
proses yang dijalani oleh DA, terdapat beberapa orang yang ingin
menjatuhkan karena pencapaian yang diraih oleh DA. Beberapa orang
berusaha ingin menjatuhkan melalui keterbatasan fisik DA. Namun DA
mengaku bahwa ia tidak takut dan memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi orang-orang seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
“..mengajar bahasa isyarat.. Mengajarnya di USD dan diPUSBISINDO Yogyakarta” (I1/DA/SKK/4-5)“mmmm kekurangan aku ga bisa dengar..” (I1/DA/SKK/9)“Kalo kelebihan punya bakat pantomime. Tuli juga sebuahkelebihan..” (I1/DA/SKK/100-101)“Karena kekurangan itu menjadi motivasi buat saya”(I1/DA/SKK/129)“Ya it’s oke.. saya bermental kuat. Istilahnya kaya 1melawan 100 orang. 1 negatif dan 100 yang positif jadi kekkecil gitu. Yang terpenting adalah saya melakukanperbuatan yang terbaik” (I1/DA/RPK/94-96)
DA menganggap keterbatasan fisik yang dialami saat ini merupakan
ujian dari Tuhan. Jika tidak diberi ujian, maka ia akan sombong dan akan
tidak berusaha untuk berjuang untuk hidup lebih baik. DA mengatakan
bahwa ia hidup ada tujuan dengan keterbatasan yang dimiliki, yaitu berubah
menjadi orang yang lebih bermanfaat.
“..itu namanya udah Tuhan memberi aku ujian. Kalomisalnya aku tidak menjadi orang tuli, aku pasti akansombong. Karena kaya Tuhan menjadikan ku tuli berartiharus berusaha. Ada perjuangannya. Ada tujuannya, untukberubah menjadi orang yang bermanfaat” (I1/DA/SKK/154-157)
Meskipun harapan DA untuk menjadi orang yang lebih bermanfaat
sering terkendala, ia berusaha realistis. DA berusaha kembali dengan
mempertimbangkan keterbatasan yang dialami. Seperti saat ia berkeinginan
untuk menjadi seorang pemain basket dan menjadi artis, namun kondisi tuli
yang dialami sulit baginya untuk mewujudkan hal tersebut. Oleh karena itu,
DA mengganti harapan lain yang sesuai, yaitu mengabdi kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
“Ya berusaha lagi…Dulu pengen banget maen basket.. tapiliat kondisi kurang mendukung ya sudah. Udah berusahaberapa kali gitu trus yaudah ganti harapan lain”(I1/DA/PD/177-180)“Sebelumnya dulu itu cita-citaku ingin jadi pebasketterkenal. Jadi artis, tinggi banget emang khayalanku haha.Tapi berubah dan sadar dan ingin mengabdi kemasyarakat…ingin mengabdi kemasyarakat”(I1/DA/MMD/184-186).
DA lebih menyukai kegiatan yang dilakukan bersama-sama karena
bisa membuka wawasan dan sosialisasi bersama teman-teman. Teman-teman
yang positif juga mampu memberi semangat dan mampu membantu DA
untuk mengatasi hambatan yang dialami.
“Bersama. Karena bersama lebih seru karena bisa membukawawasan dan bisa sosialisasi sama teman-teman”(I1/DA/RPK/14-15)“Cari teman yang positif…Mereka juga ngobrolnya positif,itu bisa jadi buat semangat lagi” (I1/DA/KD/175-177)
Dalam kehidupan sosial yang dijalani, DA juga banyak menerima
kritikan dari orang lain. Meskipun awalnya sedikit tertutup dan sulit
menerima kritikan, namun pada akhirnya DA mampu menerima. Kritikan
yang diterima ternyata penting untuk membangun karakter DA dan menjadi
pelajaran untuk kedepan.
“Banyak teman-teman yang mengkritik… Jadi saya bisamenerima kritik tersebut. sebenarnya saya tertutup gitu. Gamau menerima kritik apapun. Tapi lama-lamaaa belajarmenerima karena itu penting buat bangun karakter saya”(I1/DA/RPK/80-84)“Misal tata kalimatnya salah itu di kritik karena aku ga
paham soalnya. Yaudah aku terima demi perbaikankedepannya” (I1/DA/RPK/92-94).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Awal mula DA mengalami tuli atau keterbatasan fisik saat ini
mampu ia ungkapkan. DA mampu terbuka akan pengalaman yang
menimpanya sewaktu balita. DA mengatakan bahwa ia jatuh ketika
digendong, sehingga menyebabkan dirinya mengalami tuli seumur hidup.
Menjadi seorang tuli tidak menjadi penghambat bagi DA karena menurutnya
penampilan bukan menjadi hal yang utama. Menurut DA orang yang
menganggap penampilan adalah hal yang utama tidak bisa menerima
kekurangan dan kritikan dan menganggap diri paling sempurna.
“Aku jatuh. Jatuh waktu masih balita. Umur sekitar 1 tahun.Karena kakak kan gendong nah tapi kek merasa berat.Akhirnya jatuh kena kepalanya ini kan..” (I1/DA/MMD/136-138).“Salah. Sebab ga ada menerima kekurangan, ga bisamenerima kritikan.. “Aku yang sempurna” kek berfokus padadiri sendiri gitu lo. Orang lain diabaikan..” (I1/DA/RPK/84-86).
DA mempunyai cita-cita untuk mengabdi kepada masyarakat
terutama untuk komunitas tuli. DA sedih melihat anak-anak tuli saat ini
sering merasa tertekan atas peraturan-peraturan guru yang memaksakan
mereka untuk bahasa verbal. Jika melihat perlakuan orang lain yang
membandingkan-bandingkan anak tuli, DA merasa kasihan.
“Trus aku berpikir.. dan berpikir, akhirnya masuk komunitastuli. akhirnya sadar. Aku merasa ingin memperjuangkananggota-anggota tuli” (I1/DA/MMD/192-193)”..Tapi sebenarnya bingung seperti merasa tertekan gitu.Jadi kek seperti guru tu otoriter, harus mengikuti aturan. Najadi seperti murid-murid tuli tu harus mengikuti peraturan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peraturan guru, yaitu menggunakan bahasa verbal dan itusulit untuk mengeskpresikan dirii” (I1/DA/MMD/33-36).“Na itu membuat ku merasa aduhh kasian, duh saya salah..merasa ga enak juga. Jadi sebenernya untuk tuli itu lebihpenting menggunakan bahasa isyarat“(I1/DA/MMD/50-52).
DA juga belum mampu mengontrol emosi dengan baik dan merasa
dirinya bukan seorang yang sempurna. Meskipun demikian, DA melihat
bahwa kondisinya saat ini lebih beruntung dari teman-teman tuli yang lain.
“..aku mudah emosii tapi belum bisa berubah. Menilai dirisendiri belum sempurna. Saya harus bisa mengontrol emosisaya” (I1/DA/MMD/168-170).“Na itu sangat beruntung daripada kondisi yang lain. Kalokondisi yang lain itu misalnya kek dia dipaksa menggunakanbahasa oral, bahasa verbal tapi keluarga juga gamendukung. Jadi kek trus dipaksa menggunakan bahasa verbal.Gitu. Kalo aku suara bagus. Jujur. Oral saya bagus”(I1/DA/MMD/42-45).
Keputusan tersulit yang pernah diambil adalah ketika memutuskan
untuk memilih jurusan dalam perkuliahan. DA ingin kuliah di jurusan
Psikologi. Saat tes DA tidak lolos seleksi, akhirnya dia mampu memutuskan
untuk mengambil jurusan Sosiologi. Dalam menentukan keputusan tertentu
atau mendapat hambatan tertentu, DA memerlukan kritik dari teman untuk
membantu ia dalam berpikir.
“Ga. Aku butuh orang yang membantu, butuh ada orang yangmengkritik. Misal kaya cinta aku diberi tahu oleh temanku kalocinta jangan agresif, sabar pelan-pelan untuk suka sama ceweknyagitukan. Membantuku dalam berpikir.” (I1/DA/KD/130-133).“..sebelum ambil jurusan Sosiologi, aku sempat daftar diPsikologi. Tapi ga lulus. Yaudah. Aku pulang deh. Itu suliiitbanget bagi aku nentuin jurusan lain. Karena tujuankuambil Psikologi itu ingin melihat karakter tuli seperti apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tapi ga lolosss.. Ya akhirnya pindah ke sosiologi..”(I1/DA/KD/194-198).
DA mempunyai harapan-harapan dalam hidupnya baik itu untuk
komunitas ataupun harapan secara pribadi. Untuk komunitas yaitu berharap
pemerintah lebih memperhatikan orang-orang tuli serta adanya akses dan
penerjemah, sedangkan harapan pribadi DA yaitu ingin menjadi seorang
yang lebih baik karena ia merasa mudah emosi.
“Merubah kondisi tuli kearah yang lebih baik. misalnya kekpemerintah memperhatikan tuli, mau menyediakanakses,penerjemah,tuli butuh apa gitu” (I1/DA/KD/162-164).“..menjadi seseorang yang benar. Sekarang aku salah si.Ehhe Aku merasa aku masih banyak negatifnya.. . Jujur akumudah emosi. Banyak si yang mengkritik aku mudah emosiitapi belum bisa berubah. Menilai diri sendiri belumsempurna. Saya harus bisa mengontrol emosi saya”(I1/DA/KD/165-170).
Hal yang menjadi hobi DA adalah diskusi ilmu dan bertukar pikiran
sejak memasuki perkuliahan. Hal ini dikarenakan ada hubungannya dengan
matakuliah yang DA jalani. DA mempunyai cara untuk menyalurkan
hobinya tersebut yaitu dengan masuk dalam komunitas, kelas bahasa isyarat
dan organisasi. Salah satu pengalaman berkesan DA adalah saat masuk
dalam sebuah komunitas tuli dan aktif berbicara menggunakan bahasa
isyarat.
”.. oh ini aku suka diskusi ilmu, bertukar pikiran, ini kejadiansejak masuk kuliah si.. karena ada hubungannya denganSosiologi.” (I1/DA/SMH/180-182).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
“Masuk kelas Bahasa isyarat, bergabung di PUSBISINDO,bergabung di DAC, ya komunitas dan organisasi sih”(I1/DA/SMH/183-184)“Pengalaman yang paling berkesan itu adalah masukkomunitas tuli. Sesama tuli. Itu yang utama. Karena sesamatuli itu seperti keluarga sendiri… Tapi yang utama yangpaling berkesan adalah ke teman-teman tuli karena salingberkomunikasi pake bahasa isyarat” (I1/DA/SMH/17-23).
Selama proses sosialisasi, DA mampu merasakan suka dan duka
yang dialami bersama teman-teman. DA menyatakan bahwa ia lebih mampu
untuk bersosialisasi dengan tuli dewasa daripada anak-anak. Selain itu, DA
mempunyai suatu prinsip dalam hidup yaitu “Menjadi dewasa bukan soal
menemukan jati diri, menjadi dewasa adalah soal membentuk karakter diri”.
DA memilih prinsip hidup tersebut karena terdapat sebuah pengalaman saat
pacar DA meminta untuk putus karena DA tidak bisa menjaga perasaan
pacarnya dan ingin memperbaiki karakter dirinya.
“Karena sosialisasi antara kedua ini, yang kecil sama yangbesar itu berbeda gitu. Kalo yang lebih besar tu lebihnyambung karena membahas masalah advokasi kedepannyaseperti apa” (I1/DA/SMH/64-67).“Dukanya aksesnya ga ada, banyak sekali hambatan, sepertikomunikasi dan juru bahasa minim, kalo sukanya kayamenambah teman-teman tuli yang baru” (I1/DA/SMH/77-79).“Ohh.. ada-ada.. bentar.. (membuka hp nya) nah ini“Menjadi dewasa bukan soal menemukan jati diri, menjadidewasa adalah soal membentuk karakterdiri“(I1/DA/SMH/199-201).“Aku ga bisa menjaga perasaan dia. Akhirnya aku menyesal.Selama SMK ini aku ga pernah pacaran. Jomblo terus.Ahirnya aku sadar dan menemukan, berarti aku harusmemperbaiki karakterku, trus aku menemukan mottotersebut”. (I1/DA/SMH/204-206).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Informan II (GA)
a. Kecenderungan tidak mampu menerima diri
Hasil wawancara dalam penelitian menunjukkan bahwa GA
menunjukkan adanya kecenderungan tidak mampu menerima diri. Hal ini
ditunjukkan dengan pemikiran negatif GA yang berpikir bahwa orang lain
menolak karena bentuk fisiknya. GA juga menganggap bahwa dirinya aneh
dan tidak seperti orang normal. Oleh karena itu GA belum berani
menunjukkan diri karena merasa beda dengan yang lain.
“Aku merasa semakin down aja dengernya. Hehe mungkinmereka ga menerima secara fisik atau apa” (I2/GA/PD/36-37)“Aku belum punya keberanian buat nunjukkin “INI AKU”gitu. Dipengaruhi adanya “perbedaan” dengan yang lainmungkin hehe” (I2/GA/PD/37-39)“ya meskipun aku beda, aneh gini, jalannya ga kaya orangnormal saya nganggepnya itu karena udah lama kan.. yabiasa aja” (I2/GA/PD/113-114)
Keterbatasan fisik yang dialami GA membuat ia merasa malu karena
tidak leluasa untuk ganti-ganti sepatu saat jalan-jalan. GA merasa bahwa
bentuk kaki sangat mengurangi penampilan.
“Itu si jadi problem. Kadang aku mau jalan-jalan, jugaganti-ganti gitu sepatunya, tapi susah dan akhirnya jarangganti. Jadi ga pede.” (I2/GA/PD/110-112)“bentuk kaki ini sangat mengurangi penampilan. Hmmmeskipun aku gapapa. Tapi bagi orang lain kan kurangbanget” (I2/GA/PD/154-155)
Suatu hal yang diharapkan namun tidak sesuai dengan realitas akan
membuat GA merasa pupus dan membutuhkan waktu untuk sendiri. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
itu, GA merasa sangat down dan berpikir bahwa semua aktivitas sudah
berakhir. Tidak ada hal yang bisa dilakukan. Hanya bisa duduk dikursi roda.
“.. susah kak. Pupus gitu. ya pasrah..” (I2/GA/PD/116-118)“..butuh waktu sih tapi berhari-hari. Butuh waktu sendiri”(I2/GA/PD/118)“Ya sedih banget down. Ga bisa ngapa- ngapain lagi. Down..Down banget pasti. Ngerasa bahwa aktivitasmu sudahberakhir semua. Cuma bisa dikursi roda” (I2/GA/PD/119-122)
GA memberikan respon negatif mengenai kemampuannya. Ia
berpikir sangat lama dan ragu untuk menilai kemampuan sosilisasi sendiri.
pada akhirnya hanya menilai kemampuan sosialisasi standar. Selain itu, ia
menilai pendapat orang lain itu sangat penting. GA juga merasa bahwa
dirinya aneh jika dilihat oleh orang lain. namun terlepas dari itu semua, GA
tidak memilih dalam berteman dan mampu berteman dengan siapa saja.
“Hmm (lama mikirnya) ee ragu kaak.. Mm 7 kak, ya 7 itumenurutku nilainya standar” (I2/GA/PD/123-125)“..tapi iya duh bingung hehe. Penting sih..” (I2/GA/PD/156-157)“biasanya cerita sama teman dekat. Sharing. Aku punyatemen deket banget cewek si tapi dia ke cowok an. Hehe. Gapeduli si aku dia mau gimana kak..” (I2/GA/PD/184-186)
GA merasa bahwa ia tidak memiliki kelebihan dalam dirinya. Ia
bingung dengan kelebihan yang dimiliki. GA juga seorang yang individual
dan sangat perfeksionis. Ia ingin menjadi paling baik diantara yang lain,
sehingga ia merasa hal tersebut hanya membuang-buang waktu. Selain itu
dia merasa lebih senang individual karena melihat keterbatasan fisik yang
dimiliki. Namun GA mampu menerima dan mengatasi kekurangan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tersebut dengan cara mengurangi sisi egois, seperti mulai berani sharing
dengan teman-teman.
“Kelebihan kayaknya ga punya deh. Hahaha. Iya ga ada.hehe aku bingung kak. Ga adaa” (I2/GA/SKK/167-168)“Hmm kekurangan ku itu, kadang terlalu perfeksionis, itumalah jadi kekuranganku. Kalo misal ada kerjaan pengennyagini, pengennya paling baik. Tapi akhirnya nanti buang-buang waktu, trus gajadi akhirnya. Sering aku kayak gitu.Trus kekuranganku lagi melihat fisik seperti ini aku ituindividual. Padahal kan didunia kerja kan kita butuhkerjasama. Aku kadang melupakan itu” (I2/GA/SKK/173-178)“Karena aku bisa ngatasi kekuranganku…Yaa.. mengurangisisi egois. Banyakin sharing. Mulai membagi pekerjaankedalam tim gitu. Jadi ga individual gitu.” (I2/GA/SKK/179-182)
GA sering dikritik oleh teman-teman karena kesalahan pekerjaan
yang kurang maksimal. Namun ia berusaha untuk memperbaiki agar semua
menjadi semakin membaik. Dalam permasalahan pribadi yang dialami, GA
tidak pernah menceritakan apapun ke orang tua. Menurutnya seorang laki-
laki tidak boleh mengadu permasalahannya ke orang tua dan hanya
dipendam .
“Dikritik karena kesalahan pasti pernah ya, misal salahtugas apa gitu, salah upload apa, aku telat, atau misal wakturekaman lama, dikritik biasa si, bukan karena fisik atau apatapi memang aku kurang maksimal” (I2/GA/RPK/140-143)“Lebih ke tugas si. Yaudah aku berusaha memperbaiki”(I2/GA/RPK/143)“Ga pernah. Ga. Karena hehe apa ya saya ini ga terbukasama orang tua. Ga ingin mereke kepikiran. Sedih soalnya.Jadi kalo ditanya misal gini, “Gimana sekolahnya? Lancarkan? Ada yang ngejek ga? Nakalin kamu?”. Aku bilang ajaga ada. Padahal banyak. Hehe.”. (I2/GA/MMD/56-60)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
“Aku lebih apa ya.. lebih ke mencoba ngatasi sendiri. Kayakada kan mungkin orang ngelapor ke orang tua. Saya jugacowok kan cowok ga mungkin gitu. Jadi lebih dipendam.Pernah aku ditendang dikepala gitu sama temen-temen. Tapiaku diem aja. Hehe. Sebenernya sih masalah sepele,trussalah paham tapi aku yang sering kena, ditendang dan lain-lain.” (I2/GA/RPK/61-65)
Dalam lingkungan sosialisasi, GA merasa down jika tidak diterima
karena adanya perbedaan fisik. Menurut GA zaman sekarang selalu
didahului dan diukur hanya dari penampilan saja. Meskipun demikian, GA
terus belajar terbiasa meskipun sangat sulit dan sering was-was melihat
kondisi fisiknya.
“Aku merasa semakin down aja dengernya. Hehe mungkinmereka ga menerima secara fisik atau apa” (I2/GA/PD/36-37)“Sampai sekarang ini sebenernya sering was-was. Jadisaya takut saya ga bertahan, akhirnya diamputasi atau apagitu kak” (I2/GA/MMD/102-105)“Aku mau bilang itu wajar sih, ya zaman sekarang kan.Semua didahului dan diukur dari penampilan. Ya gitudeeh.” (I2/GA/RPK/158-160)“ee aku hmm.. selama sekolah sih belajar terbiasameskipun sulit.. hehe jadikan kak setelah kejadian itu, kakikanan kan ga bisa pake sandal atau sepatu. Jadi akukesekolah cuma pake sebelah kiri doang. Lucunya seringditanya-tanya kenapa cuma pake sepatu sebelah. Ya akujawab aja ketinggalan. Hahaha” (I2/GA/MMD/93-97)
GA memiliki sikap yang sangat tertutup dengan orang tua karena
takut mereka kepikiran dan sedih. Selama SMP ia menjadi korban Bullying
dan tidak pernah menceritakan ke orang tuanya. Setiap ada permasalahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
GA selalu memendam masalah tersebut. Ia merasa bahwa dahulu hidupnya
hanya menyusahkan orang tua.
“Diem aja ga berani. Ga pernah bilang ke orang tua juga.Sedih aja, takut mereka sedih juga. Aku orangnya tertutup.Aku cuma punya temen 4 atau 5 orang gitu selama SMP”(I2/GA/MMD/46-48)“Ngata-ngatain. Kaki tempang. Kaki miring gitu-gitu.Karena mungkin sekolah negeri juga ya jadi tambah gitudeh. Hehe. Selama SMP aku di bully.” (I2/GA/MMD/49-51)“aku pikir dulu aku tu banyak nyusahin orang tua.Ditambah ayah meninggal. Ga pengen nyusahin lagi Cukupbiaya hidup aja.” (I2/GA/MMD/212-214)“Saya juga cowok kan cowok ga mungkin gitu. Jadi lebihdipendam..aku diem aja” (I2/GA/RPK/62-63)
Cita-cita GA adalah menjadi seorang Web Developer karena sesuai
dengan jurusan kuliah yang diambil dan bisa menyesuaikan dengan keadaan
fisiknya saat ini. Dalam hal pekerjaan, GA merasa sangat tertekan jika
belum menyelesaikan satu pekerjaan tertentu. Selain itu, GA juga merasa
kurang antusias (malas-malasan) jika ada kegiatan yang bersifat kelompok
karena GA menyukai aktivitas yang bersifat individual.
“jadi Web Developer.. sesuai sama kuliah juga. Trus alasanlain karena aku merasa aku bisa si kak dengan keadaankuyang kaya gini ga ngayal terlalu tinggi” (I2/GA/MMD/189-192)“kalo ngikutin suatu kegiatan tu kalo kerjaanku belumselesai total merasa tertekan banget. Kepikiran. Kecualikalo udah selesai semua. (I2/GA/MMD/14-16)“Sendiri sih, karena lebih cepet, kalo sama-sama tu lebihlama. Jadi kan di prodi kami itu kan banyak project ya. Jadipernah ada project tentang hmm buat website jual beli kuekalo ga salah. Na kami satu kelompok ada 3 orang. Hmmawalnya itu kan dibagi, kamu ini, kamu tugas itu gitu gitu.Tapi kalo dibagi gitu kan sering anggap sepele. Sering lupasama tugasnya”. (I2/GA/MMD/21-25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keputusan tersulit yang pernah diambil oleh GA adalah ketika ingin
melanjutkan kuliah atau tidak. Faktor ekonomi keluarga yang membuat ia
sangat sulit untuk meneruskan kuliah.
“Paling berat itu memutuskan kuliah atau ga si kak, akuberat karena sisi ekonomi keluarga. Waktu udah lulussekolah. Ada musibah lagi kan, ayahku meninggal. Jadiekonomi susah. Kasian mama kerja sendiri” (I2/GA/KD/193-196)
GA selalu mempertimbangkan keterbatasan fisiknya yang tidak
memungkinkan untuk bercita-cita terlalu tinggi. Melihat keterbatasan itu
pula, ia sering takut tidak bertahan hidup sehingga mengharuskan di
amputasi. Jika sesuatu yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan, maka
GA akan merasa pupus dan lebih banyak membutuhkan waktu sendiri.
“Trus alasan lain karena aku merasa aku bisa si kakdengan keadaanku yang kaya gini, ga ngayal terlalu tinggi”(I2/GA/KD/190-192)“Jadi saya takut saya ga bertahan, akhirnya diamputasiatau apa gitu kak” (I2/GA/KD/104-105)“Pupus gitu. ya pasrah. Butuh waktu sih tapi berhari-hari.Butuh waktu sendiri” (I2/GA/PD/117-118)
GA menyukai musik dan ia mengoleksi cd dari band-band yang
disukai. Dalam menjalani kehidupan, GA mempunyai prinsip hidup yaitu
menginginkan semua usaha belajar dari sendiri terlebih dahulu tanpa bantuan
orang lain. Dari hal tersebut GA belajar untuk mandiri dan tidak cepat panik.
“musik bisa ngilangin stress si kak. Misal lagi nonton konserkan. Kita bisa berbaur. Nyanyi sama-sama. Enak aja.Loncat-loncat. Trus suka cari tau band-band mereka. Sukangoleksi cd mereka juga aku. Hehe” (I2/GA/SMH/170-172)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
“.. aku pengen semuanya tu belajar sendiri dulu. Ga maunebeng sama orang lain. Misal pas aku kuliah ini.Sebenarnya banyak sodara di Jogja tapi, tapi aku berusahanyari sendiri dulu.” (I2/GA/KD/200-202)“Bukan aku gimana-gimana ya tapi aku lebih mandiri, gapanikan dan bergantung pada orang lain. Pernah waktu dipasar Tajem tu, aku hampir ditabrak mobil. Karena mungkinaku yang salah, ngebut. Trus mobil itu ngerem mendadak,dibelakangnya ada motor. Trus motornya nabrak mobil. Akungerasa aku yang salah. Nah disitu aku pertama kali kan dikota orang mendapat musibah. Bapak-bapak jatuh karenaaku. Dia luka-luka. Itu semua bisa aku urus sendiri tanpanelpon mama atau panik gitu.” (I2/GA/SMH/203-210)
3. Informan III (RA)
a. Kecenderungan mampu menerima diri
Hasil wawancara dalam penelitian menunjukkan bahwa RA
menunjukkan kecenderungan mampu menerima diri. Hal ini ditunjukkan
dengan RA yang berusaha berani untuk mulai berkenalan dengan orang baru.
Hal itu membuat ia cepat berkenalan dan tidak terlalu susah berada
dilingkungan baru.
“Aku duduk aja sendiri.. trus aku memberanikan kenalan,aku berusaha untuk enjoy . Kenal ada 5- 6 orang.. hinggasekarang kita bareng terus. Aku ga terlalu susah si kakberada dilingkungan baru, welcome aja. Hehe.”(I3/RA/PD/33-35)“Tapi apa ya.. yang paling realistis yo moga aja lancarhidupku, ga pengen susah susah. Yaa karena aku anak satu-satunya”. (I3/RA/PD/90-91)“merasa kalo penting banget situasi lingkungan bagi aku.Kalo ga bisa adaptasi nilaiku hancur dan aku berantakan.Aku sangat tergantung lingkungan kak. Susah kalo sendiri.”(I3/RA/PD/45-47)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
RA merasa bahwa fisiknya aneh dan menjadi bahan ejekan teman
teman. Namun disisi lain, RA mempunyai harapan semoga hidupnya dapat
berjalan lancar meskipun keadaan fisik kurang sempurna. RA merasa bahwa
situasi lingkungan sangat mempengaruhi dirinya, terutama dalam nilai
akademik.
“Tapi apa ya.. yang paling realistis yo moga aja lancarhidupku, ga pengen susah susah. Yaa karena aku anak satu-satunya. Ga pengen buat orang tua kecewa. Dulu pernahsempat kepikiran kalo orang tua ga ada, aku nanti gimanagitu, aku paling takut itu”. (I3/RA/PD/88-91)“merasa kalo penting banget situasi lingkungan bagi aku.Kalo ga bisa adaptasi nilaiku hancur dan aku berantakan”(I3/RA/PD/45-46)“aku pengen cepet-cepet menjauh aja dari mereka. nyebelinsoalnya. Pasti mereka mau ganggu karena fisikku aneh.Kalo lagi jalan ketemu mereka pasti aku muter agak jauh.Menghindar.” (I3/RA/PD/153-155)
Kelebihan yang dimiliki RA yaitu ia merasa pintar dan cepat tanggap
dari kecil. Ia bersyukur dan menerima karena tidak semua orang memiliki
kelebihan sepertia dia. Untuk itu RA bersikap pantang menyerah untuk
mengejar impian.
“Ya kelebihan ku pintar, aku merasa cepet nangkep kalodiajarin apa-apa dari dulu dibanding yang lain. Dari kecilhehe. Kan ga semua bisa gitu” (I3/RA/SKK/134-136)“Pokoknya ada kata tidak menyerah, kejarlah apa yangmenjadi cita-citamu. Hal itu membantu keseharianku sihkaa, apa-apa mikir ke prinsip itu” (I3/RA/SKK/162-164)
Kekurangan RA adalah tidak suka membaca. RA mampu menerima
kekurangan dan mengatasi kekurangan tersebut dengan berusaha membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Namun dalam hal lain, RA merasa bahwa jika harapan tidak sesuai dengan
kenyataan maka ia akan tidak dapat berpikir hingga menimbulkan stress.
“Kekurangan ku tu.. hmm aku ga seneng baca buku darikecil. Hahaha” (I3/RA/SKK/136-137)“Hmm.. kalo aku belum nemu e caranya, paling bacasedikit kalo ujian” (I3/RA/SKK/142-143)“Hmm Stres. Ga bisa mikir. Ya kan pinginnya itu tapi kokga gini. Stres lah intinya. (sedikit marah)”(I3/RA/SKK/102-103)
RA merasa bahwa penampilan fisik seseorang tidak penting karena
yang utama adalah kualitas yang dimiliki. Sering bersama dengan teman-
teman membuat RA menjadi lebih aktif.
“Wahh gimana ya, ya yang penting tu kan dilihat darikualitas dulu. Aku sewaktu SMA kan UN masuk ranking 10besar. Temen-temen pada ga tau kok, “Kok bisa sih kamu?Kok bisa yan?bentukanmu bisa juga ya dapet juara”, gitu-gitu. ya aku bingung kan jawab apa. Ya aku ngebuktiin itu”(I3/RA/RPK/128-132)“Ya mungkin nek aku dulu tu, sering ga banyak ngomong.Sekarang sering sama temen-temen jadi aktif, seringngomong. Sering mendem sesuatu. Trus tiba-tiba samatemen jadi keluar semua. Hehe” (I3/RA/RPK/111-114)
RA juga pernah mendapat ejekan dan pernah tidak mendapat
kelompok belajar karena keterbatasan fisiknya, namun ia tidak pernah
membalas. RA juga pernah menerima kritikan ketika ribut didalam kelas,
namun ia mampu menerima kritikan tersebut.
“aku tu dikritik ya paling gara-gara terlalu ribut, karenadikelas aku tu jarang banget fokus ke gurunya. Hehe. terusaku diem. Aku lebih seneng ngobrol sama temen daripadaguru atau dosen.” (I3/RA/RPK/119-122)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
“Semua pada berkelompok, aku sendiri yg belum. Karenamungkin mereka tau kali aku ga bisa maen”(I3/RA/RPK/51-52)
RA mengakui bahwa keterbatasan fisik yang dialami adalah
pengalaman terburuk. Hal ini terjadi karena RA terjatuh ketika berlari saat
duduk di bangku TK. Keterbatasan fisik saat ini cukup banyak menghambat
kegiatan RA.
“hm iya..Soalnya dulu itu kata temen-temenku kaloolahraga aku cepet, lari cepet, kok ya jadi gini heheberubah” (I3/RA/MMD/84-86)“Kejadiannya di sekolah, aku kan lagi lari terus nyenggolkursi, nah trus aku jatuh, yang jatuh itu pantat dulu,bokongku.. Semakin kesini semakin sering capek. Trus akudi rontgen ga ada apa-apa. Jadi aku ikut terapi-terapi, tapiga ada hasilnya kak. Makin lama bentuk badanku sepertiini. Semenjak SMP si kak kaya gini. Mungkin katanya tusyaraf kejepit atau gimana, jadi tulangnya yangbermasalah” (I3/RA/MMD/65-74)“hmm ya fisik ni sih kak, aku kan cuma bisa ngetik pakesatu jari. Yang lain kan bisa pakae 10 jari. Jadi aku seringketinggalan. Kondisi ini banyak menghambatku. Huuh”(I3/RA/MMD/59-62)
RA merasa senang karena mempunyai banyak teman yang banyak
membantu. Ia mempunyai cita-cita yaitu ingin bekerja yang berhubungan
dengan computer.
“Malah mereka yang ngajakin. Hahaha. Jadi kan satucontoh pas buat tugas kuliah. Mereka pada nyariin aku”(I3/RA/MMD/59-62)“Tapi aku ingin bekerja yang berhubungan dengankomputer si” (I3/RA/SMH/151-152)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Saat disekolah, RA berusaha untuk pintar meskipun kondisi fisik
kurang sempurna. Disisi lain RA terkadang juga merasa sedih melihat
keterbatasan fisik karena menjadi tumpuan keluarga.
“ya aku kan anak tunggal, tumpuan keluarga, tapi kokkondisinya kaya gini. Nanti gimana gitu.. makanya aku takpinter-pinterin ini sekolah. Biar besok bisa cari apa-apagampang. Aku ngeliat kan orang kaya aku tu cumadipinggir jalan minta-minta. Aku ga mau kaya gitu.”(I3/RA/KD/75-79)
RA lebih menyukai kegiatan yang dilakukan bersama agar saling
berkoordinasi. Maka dari itu ia sering bermain game Dota bersama teman-
teman. RA mempunyai hobi mengoperasikan komputer karena sesuai
dengan cita-citanya
“aku kalo maen game sama temen-temen SMP, SMA. Jadikita tu kan punya group” (I3/RA/SMH/7-8)“? Ya kan bisa koordinasi kalo saya. Kalo saya ngerjain
sendiri pas tugas tu, aku sering bingung sendiri og. Hehe.Pasti tanya dan ajak teman. Ngerjain bareng akhirnya danlebih cepet.” (I3/RA/SMH/12-14)“Ya yang berhubungan dengan komputer. Ya tak utek-uteksendiri, hobinya otak atik computer” (I3/RA/SMH/54-55)
Ia mempunyai sikap yang pantang menyerah untuk mewujudkan cita-
cita. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup RA yang selalu pantang menyerah
untuk menggapai cita-cita. Prinsip hidup tersebut juga berpengaruh terhadap
kehidupan sehari-hari RA.
“pokoknya ada kata tidak menyerah, kejarlah apa yangmenjadi cita-citamu. Hal itu membantu keseharianku sihkaa, apa-apa mikir ke prinsip itu” (I3/RA/SMH/162-164)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
II. Rangkuman Hasil Penelitian Penerimaan Diri
Informan 1 dan 3 menunjukkan adanya kecenderungan mampu menerima diri
yang hasilnya terangkum dalam tabel 5.
Tabel 5.Ringkasan Hasil Kecenderungan Penerimaan diri pada Penyandang Disabilitas FisikNon genetik.(pada Informan 1 dan Informan 3)
Aspek Penerimaan Diri Kata KunciPersepsi terhadap diri.Berpikir lebih realistik tentangpenampilan dan dapat melakukansesuatu serta berbicara yang baikmengenai diri
Berharap hidup diberi kelancaranMengganti dengan harapan baruBerani berkenalanBangga menjadi orang tuli yang apaadanyaMemiliki mental yang kuat
Sikap dalam memandang kelemahan dankekuatan diri.
Mampu mengatakan kekurangan yangdimilikiMampu mengatakan kelebihan yangdimilikiMenerima kekurangan yang dimilikiAda usaha untuk mengatasi kekuranganMenganggap kekurangan merupakanujian dari Tuhan
Respon atas penolakan dan kritikan.Individu berusaha melakukan koreksidiri dan berusaha belajar daripengalaman
Mampu menerima kritikanKritikan mampu membawa perubahandalam hidup untuk lebih baikPenampilan fisik bukan hal utamaLebih menyukai kegiatan yangdilakukan secara bersama-samaTidak membalas ketika ada yangmengejek atau menggangguMendapat dukungan keluarga
Moral dalam menerima diri untukterbuka, berani dan tidak menyukaikepura-puraan
Keterbukaan akan pengalamanSenang mendapat dukungan oleh teman-temanMerasa senang karena mampu mengatasihambatanMerasa kondisinya dirinya lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
beruntung dari teman tuli yang lainBerusaha mewujudkan cita-cita
Keyakinan akan kemampuan diri.Membangun kekuatan dan menggunakankemampuan dalam perkembanganhidupnya
Mampu memutuskan keputusan tersulitBelajar agar pintar di sekolahMerasa masih banyak sikap negatifnamun berusaha untuk memperbaikiMempunyai rasa tanggung jawabterhadap keluarga
Spontanitas menikmati hidup. Individulebih memiliki keleluasaan untukmenikmati hal-hal dalam hidupnya
Mempunyai hobi tertentuMempunyai cara tertentu untukmenyalurkan hobiMampu mengutarakan prinsip hidupMengutarakan suka dan duka dalambersosialisasiPrinsip hidup berpengaruh terhadapkehidupan sehari-hari
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aspek penerimaan diri
yang paling tampak dari informan 1 dan informan 3 adalah pada aspek respon atas
penolakan dan kritikan. Individu berusaha melakukan koreksi diri dan berusaha
belajar dari pengalaman. Mereka menganggap kritikan bukan sebagai wujud
penolakan dari lingkungan, melainkan membawa perubahan hidup kearah yang lebih
baik. Informan 1 dan Informan 3 merasa bahwa penampilan fisik bagi mereka
bukanlah hal yang utama. Mereka menganggap bahwa hal yang terpenting adalah
kualitas yang dimiliki seseorang dan bukan hanya dilihat dari segi fisik.
Sedangkan aspek yang cenderung kurang menunjukkan penerimaan diri pada
informan 1 dan informan 3 adalah aspek keyakinan akan kemampuan diri. Mereka
cukup mampu bertindak berdasarkan pemikiran sendiri dan mampu menentukan
sebuah keputusan sulit. Mereka menyadari bahwa masih banyak memiliki sisi negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dan terkadang hal tersebut menjadi tekanan bagi mereka dalam membangun kekuatan
dan keyakinan diri. Namun mereka selalu berusaha memperbaiki diri karena merasa
mempunyai tanggung jawab besar terhadap keluarga.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada informan 2 menunjukkan adanya
kecenderungan tidak menerima diri yang terangkum dalam tabel 6.
Tabel 6.Ringkasan Hasil Kecenderungan Tidak Menerima Diri pada Penyandang DisabilitasFisik Non genetik(pada Informan 2)
Aspek Penerimaan Diri Kata Kunci
Persepsi terhadap diri.Berpikir lebih realistik tentang penampilandan dapat melakukan sesuatu serta berbicarayang baik mengenai diri.
Berpikir bahwa orang lain menolakkarena bentuk fisiknyaBelum berani menunjukkan diri karenamerasa beda dengan yang lainTidak bisa ganti-ganti sepatu jadi maluMenganggap bahwa dirinya aneh dantidak seperti orang normalMerasa pupus dan membutuhkanwaktu sendiriDown dan merasa bahwa semuaaktivitas sudah berakhirRagu menilai kemampuan sendiriBentuk kaki sangat mengurangipenampilanMenilai pendapat orang pentingMenganggap dirinya aneh jika dilihatorang lain
Sikap dalam memandang kelemahan dankekuatan diri.
Mengatakan bahwa tidak memilikikelebihanRagu menilai untuk kemampuansosialisasi sendiri
Respon atas penolakan dan kritikan.Individu berusaha melakukan koreksi diridan berusaha belajar dari pengalaman
Mengganggap bahwa laki-laki tidakboleh mengadu ke orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Selalu didahului dan diukur daripenampilan saja
Moral dalam menerima diri untuk terbuka,berani dan tidak menyukai kepura-puraan
Sangat tertekan jika belummenyelesaikan satu pekerjaanMempunyai sikap tertutupBerpikir bahwa dahulu hidupnyahanya menyusahkan orang tuaTidak antusias terhadap kegiatankelompokDown karena merasa tidak diterimakarena perbedaan fisikTertutup dengan orang tua karenatakut mereka kepikiranSelalu memendam masalahSering merasa was-was melihatkondisi fisik
Keyakinan akan kemampuan diri.Membangun kekuatan dan menggunakankemampuan dalam perkembangan hidupnya
Takut tidak bertahan hidup dandiamputasiMerasa pupus dan membutuhkanwaktu sendiri
Spontanitas menikmati hidup. Individu lebihmemiliki keleluasaan untuk menikmati hal-hal dalam hidupnya
-
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aspek yang paling tampak
menunjukkan informan 2 cenderung tidak menerima diri adalah aspek persepsi
terhadap diri dan sikap terhadap penampilan. Ia sering merasa bahwa bentuk fisiknya
aneh dan berpikir orang lain menolaknya karena bentuk fisiknya yang berbeda.
Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan akan merasa sangat down dan tidak
berguna. Informan 2 ragu dalam menilai kemampuan sendiri bahkan merasa bahwa
dirinya tidak memiliki kelebihan apapun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Disisi lain informan 2 cukup menunjukkan aspek penerimaan diri mengenai
spontanitas menikmati hidup. Individu lebih memiliki keleluasaan untuk menikmati
hal-hal dalam hidupnya. Meskipun ia memiliki keterbatasan fisik, namun ia memiliki
hobi bermain alat musik yaitu gitar dan bass. Menjalani hobi bermusik dan masuk
dalam salah satu kelompok seni di kampus merupakan wujud ia cukup menikmati
hidup. Informan 2 juga mempunyai selalu berusaha mandiri dalam melakukan sesuatu
sebagai bentuk keleluasaan nya dia untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan.
D. Dinamika Penerimaan Diri tiap Informan
1. Informan 1 (DA)
DA merupakan remaja yang mengalami disabilitas non genetik saat masih
berusia balita. DA mampu menceritakan kejadian yang menimpanya saat itu
secara menyeluruh dan terlihat santai. Kejadian bermula saat DA sedang
digendong oleh kakaknya, tiba-tiba DA terjatuh ke lantai dikarenakan kakaknya
tidak kuat dan capek menggendong. Kepala DA terbentur cukup keras kelantai dan
saat itu DA langsung menangis. Keadaan tersebut membuat keluarga sangat panik,
namun belum terlihat sesuatu yang parah menimpa DA. Namun setelah satu tahun
kemudian baru terlihat ada sesuatu yang terjadi pada DA. Ia tidak dapat merespon
ketika mendengar suara bahkan ketika ayahnya memukul meja dengan keras. Hal
tersebut membuat keluarga khawatir dan memutuskan untuk membawa DA ke
dokter. Hasil pemeriksaan oleh dokter menyatakan bahwa DA mengalami tuli
permanen. Saat itu DA menceritakan bahwa keluarganya menangis dan merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
terpukul. Setelah ia menceritakan kejadian tersebut DA mengaku bahwa ini bukan
termasuk pengalaman terburuk dan ia menerima semua hal yang terjadi pada
dirinya. Bagi DA ini merupakan ujian dari Tuhan agar tidak menjadi orang yang
sombong. Harus lebih berusaha dan mempunyai tujuan agar berguna di masa
depan.
Semakin dewasa di tahun-tahun awal DA mengalami tuli permanen, DA
merasa bahwa keluarganya kebingungan untuk memberikan penanganan atau
perawatan yang tepat untuk DA. Meskipun demikian, DA melihat bahwa
keluarganya sangat berjuang untuk memberi penanganan terbaik bagi DA. Orang
tua meyakini DA sejak dini bahwa dirinya pasti berguna dan berharga dimasa
depan. DA merasa kuat karena orang tuanya adalah orang pertama yang berusaha
mengajarkannya bahasa isyarat dan selalu membimbingnya untuk menjadi anak
yang mandiri. Dengan perlakuan orangtua yang sangat mendukung dengan
memberikan penanganan terbaik menjadikan DA merasa percaya diri dan terbiasa
dengan keadaannya. DA mengasah kemampuan yang dimiliki DA dibalik
kekurangan yang terlihat. Peran orang tua selalu berarti dalam hidup DA. Setiap
perlakuan orangtua saat ia masih kecil selalu diingat. Seperti saat pertama kali
ayahnya mengajarkan gesture. Lalu diikuti oleh ibunya yang selalu berjuang agar
DA mampu berkomunikasi dengan baik dan dimengerti oleh orang lain. Dengan
kondisi keluarga seperti itu DA merasa sangat beruntung memiliki keluarga. DA
merasa bersyukur kondisinya lebih baik diantara anak tuli lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Saat bersekolah DA masuk disekolah umum, namun ia merasa kurang
nyaman untuk seorang penyandang disabilitas seperti dirinya. Dia memahami
keadaan dirinya yang sulit beradaptasi sehingga ia berdiskusi dengan orang tua
dan akhirnya bersekolah di SLB khusus tuli. Namun selama dia bersekolah disana
DA merasa bahwa sistem pendidikan dalam sekolah tersebut kurang dapat ia ikuti.
DA menilai bahwa sistem pendidikan kurang bagus akhirnya pindah ke Don
Bosco, namun setelah itu DA pindah ke SMK yang merupakan sekolah umum DA
cukup kritis dalam memahami pendidikan yang diterimanya. Ia ingin merasa
nyaman dalam belajar karena kondisinya yang berbeda dengan orang normal pada
umumnya.
Dalam perkuliahan DA aktif dalam berbagai kegiatan organisasi dan peduli
terhadap anak-anak tuli. DA sangat menyukai kegiatan bersama-sama daripada
kegiatan individual. DA merasa kasihan melihat kondisi anak tuli saat ini yang
menurutnya tertekan dengan aturan sekolah umum. DA tergabung di salah satu
organisasi universitas, komunitas tuli dan mengajar bahasa tuli sebagai aktivitas
diluar kampus. Masuk dalam komunitas tuli merupakan pengalaman yang paling
berkesan bagi DA dan sudah seperti keluarga sendiri. Hal tersebut dikarenakan DA
mampu berkomunikasi, berkumpul dan berinteraksi menggunakan bahasa isyarat.
Tergabung dalam komunitas juga membuat banyak perubahan dalam hidup DA
melalui komunikasi dengan sesama tuli. Sebelum masuk komunitas dan lancar
bebahasa isyarat, DA seperti tidak mempunyai tujuan hidup. DA sempat beberapa
kali pindah sekolah karena merasa lingungan tidak nyaman dan akhirnya masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dalam komunitas tuli. Proses saat berada didalam komunitas benar-benar sulit dari
yang tidak biasa menggunaan bahasa isyarat hingga sekarang menjadi pengajar
disana. DA sangat susah beradaptasi namun teman-teman komunitas terus
membantu dan akhirnya DA merasa benar-benar nyaman dengan keadaannya
sendiri.
DA mempunyai harapan yang besar terhadap anak-anak tuli kedepan untuk
menjadi lebih baik.. Sehingga ia mendedikasikan dirinya untuk membantu anak
tuli lainnya. Hal ini juga menjadi landasan bagi DA dalam menentukan keputusan
jurusan perkuliahan. Keputusan mengambil jurusan perkuliahan adalah keputusan
tersulit bagi DA. Awalnya ia ingin mengambil Psikologi karena berharap dirinya
mampu memahami karakter diri sebagai orang penyandang disabilitas. Namun
tidak lolos dan memutuskan mengambil sosiologi karena ingin memperjuangan
anak-anak dalam komunitas tuli untuk berhasil meskipun memiliki keterbatasan.
DA berharap mampu mengubah kondisi teman tuli kearah yang lebih baik, seperti
teman tuli lebih diperhatikan pemerintah, penyediaan akses, penerjemah, dan lain-
lain. Bagi DA penampilan fisik yang bagus dan lengkap bukanlah hal yang utama.
Jika seseorang berpiir demikian, maka orang tersebut menganggap dirinya
sempurna. Bagi DA sebagai manusia juga harus mampu menerima kekurangan
dan juga kritikan perbaikan diri kedepan.
Hingga saat ini meskipun mengalami disabilitas, namun DA menganggap
menjadi seorang yang mampu berbahasa isyarat merupakan kelebihan dirinya. DA
bangga menjadi orang tuli dan hal tersebut selalu memotivasinya untuk lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
meskipun ada orang lain yang terkadang ingin menjatuhkan DA. Terdapat prinsip
hidup yang selalu DA pegang dalam menjalani kehidupan. Prinsip hidupnya
adalah “Menjadi dewasa bukan soal menemukan jati diri, menjadi dewasa adalah
soal membentuk karakter diri”. DA sadar dan menerima kekurangannya yang
emosi karena terkadang terlalu ambisius oleh sesuatu hal untuk digapai . Maka
dari itu ia memiliki usaha untuk menjadi seorang yang terus memperbaiki diri dan
membentu karakter menjadi pribadi yang baik meskipun memiliki keterbatasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Skema 2. Dinamika penerimaan diri Informan I (DA)
1. DA mengalami tulikarena terjatuh saatbalita
5. Didikan keluargamengajarkan DAuntuk semangat,berusaha dan selaluterbukaAdanya dukungansosial (Uraningsih &Djalali 2016)
4. Orang tuaselalumeyakinkanDA bahwa iasangat berhargadan berguna dimasa depan
3. DA terharu bahwakeluarga sangatberjuang memberipenangananterbaikPola asuh(Hurlock,1974)
2. DA sangatmengalamikesulitan dalamberkomunikasi.Hambatan darilingkungan(Hurlock,1974)
6. Sering pindah sekolahkarena DA merasabelum menemukansekolah yangkooperatif untukseorang tulisepertinya.Hambatan darilingkungan(Hurlock,1974)
8. Masuk dalamkomunitas tulimembantu DAuntuk kembalimenata hidupnya, mulai kembalimenerimakeadaandisabilitasnya danbelajarmengontrolemosi denganbaik.9. DA mampu mengembangkan
bakatnya menjadi pengajarbahasa isyarat dan membantuteman-teman tuli lainnya.Menyadari asset diri yangdimiliki dan menggunakannyauntuk membatu orang lain.Jersild (dalam Hurlock,1974).
Keadaan tuli yangdialami membentukDA menjadiambisius dan sulitmengontrol emosi.Tekanan emosional(Hurlock,1974)
7. Saat masa sekolah DAsering merasa tidakmemiliki tujuan hidup atauharapan, putus asa dengankeadaan diri yang tuli.Pengaruh keberhasilan;Pengalaman gagalmengenai kondisi fisikmenyebabkan adanyapenolakan diri.(Hurlock,1974)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Informan 2 (GA)
Disabilitas fisik yang dialami oleh GA hingga saat ini terjadi saat ia masih
kecil. GA mampu bercerita mengenai penyebab disabilitas, namun ia sering
terlihat menunduk ketika menjelaskan kronologis kejadian tersebut. GA mengakui
bahwa kejadian yang menimpanya ini adalah pengalaman terburuk selama ia
hidup. Kejadian ini bermula saat GA ingin menyusul ibunya ke dapur. Namun saat
berjalan tiba-tiba ia terjatuh dan menangis histeris. Setelah dilihat ternyata
berdarah dan terlihat ada bekas 2 gigitan dikaki. Diduga itu adalah gigitan ular.
Orang tua GA panik dan langsung membawa ke rumah sakit terdekat. GA hanya
diinfus dan tidak mendapat penanganan yang baik dari pihak rumah sakit. Bisa
ular yang menyatu dengan cairan infus membuat seluruh badan GA membengkak
dan kaki semakin membusuk. Tindakan dokter hanya menggunting bagian kaki
GA yang membusuk sehingga bentuk kaki GA menjadi berbeda. GA susah
berjalan karena memiliki bentuk kaki yang tidak normal dan sulit menjaga
keseimbangan tubuhnya. Hal tersebut yang membuat GA mengalami disabilitas
fisik hingga saat ini.
Menjalani sekolah dengan keadaan disabilitas fisik ternyata menjadi
tantangan yang cukup berat yang harus dilalui GA. Saat SD GA bersekolah di
Sragen. GA cukup mampu beradaptasi dengan lingkungan karena teman-teman
saat itu tidak mementingkan keadaan fisik. Namun saat SMP keadaan berubah
dikarenakan usaha keluarga GA bangkrut dan mereka pindah ke Papua. Selama
bersekolah disana GA selalu mengalami tindakan bully oleh teman-teman karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
kondisi fisiknya tidak seperti orang normal. GA mendapat perlakuan bully baik
secara verbal dan nonverbal, seperti ditendang dan teman-temannya selalu berkata
kasar yang sifatnya mengejek. Selain itu GA pernah mengalami penolakan oleh
teman-teman karena melihat disabilitas fisik yang dialami oleh GA. Hal tersebut
membuat GA merasa sangat tertekan dan tertutup. GA merasa dirinya tidak
diterima oleh lingkungan dan sering merasa rendah diri. Orangtua tidak
mengetahui apapun tentang keadaan disekolah karena GA tidak pernah bercerita
dan selalu tertutup. Semua permasalahannya GA pendam sendiri hingga saat ini
karena takut membuat orang tua khawatir. Selain itu juga menurut GA bahwa anak
laki-laki tidak seharusnya mengadu kepada orangtua.
Meskipun menjalani masa SMA dengan baik dan tanpa bully,
pengalaman saat SMP sangat mempengaruhi keadaan GA. Ia semakin tertutup
dengan orangtua dan lingkungan. Pengalaman tersebut memberikan dampak pada
GA bahwa penampilan fisik adalah hal yang utama. Baginya semua hal didahului
dan diukur hanya dari penampilan saja. GA sering mengganggap bahwa keadaan
fisiknya saat ini aneh dan tidak menarik. Dengan keadaan disabilitas serta
pengalaman buruk saat sekolah membuat GA merasa tidak memiliki kelebihan
dalam dirinya. GA sering merasa rendah diri karena menurutnya pendapat dan
penilaian orang lain itu penting. Hal ini membuat GA sangat bergantung kepada
lingkungan.
Saat memasuki kuliah GA merasa beruntung karena teman-temannya
mampu mendukung dan menerima GA meskipun dengan kondisi disabilitas. GA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mulai memberanikan diri masuk dalam organisasi kemahasiswaan dan belajar
untuk bersosialisasi untuk mengurangi sifat individualnya. Selama berdinamika
dengan teman-teman kampus GA sering menerima kritikan namun lebih kepada
pekerjaan bukan mengenai keadaan fisiknya saat ini. GA menerima setiap kritikan
yang ada terutama dalam tugas kuliah atau pekerjaan. Maka dari itu ia sering
berambisi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan sempurna karena GA
tidak ingin merasa dikasihani dan dipandang sebelah mata. GA merasa senang
bahwa teman-temannya saat ini mampu menerima GA bahkan banyak mengajari
hal-hal yang baru selama di perkuliahan. Berdinamika dengan mereka membuat
GA sedikit lupa dengan keadaan dan tekanan yang dialami, terlebih saat ayahnya
meninggal dunia. Hal tersebut menjadi permasalahan baru bagi GA karena ia harus
membantu ibunya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Namun GA masih merasa bahwa keadaan fisiknya saat ini tidak diterima
orang lain. Pada saat ia berjalan keluar atau makan disuatu tempat, GA merasa
pandangan orang lain terkesan aneh melihat kondisi fisik GA. GA kembali down
dan merasa semakin rendah diri. Kejadian tersebut membuat GA kembali merasa
down dan rendah diri padahal GA telah berusaha untuk mulai terbuka dan
percaya diri terhadap fisiknya.
Pengalaman-pengalaman tersebut membuat GA lebih nyaman dengan
kegiatan yang bersifat individual daripada kegiatan yang dilakukan bersama. GA
merasa bahwa kegiatan bersama dapat memperlambat pekerjaan dan ia ingin
membuktikan kemampuannya sendiri. Maka dari itu GA mempunyai prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
untuk semua belajar dari diri sendiri dulu dan sebisa mungkin tidak merepotkan
orang lain terutama ibunya. GA merasa mempunyai tanggung jawab besar
terhadap keluarganya terutama masalah ekonomi karena ayahnya telah
meninggal. Namun disisi lain GA masih merasa terhambat dengan keadaan
fisiknya saat ini.
GA ingin setiap pekerjaan dikerjaan secara baik dan benar, sehingga
terkadang hal tersebut membuat GA menghabiskan banyak waktu karena ingin
mendapat hasil yang paling baik. Kondisi ini membuat GA sering merasa
tertekan karena ia merasa terlalu berambisi untuk perfeksionis. Ambisi dan
keadaan disabilitas fisik saat ini diakui sebagai kekurangan dalam diri GA. Maka
jika GA memiliki harapan namun tidak sesuai dengan kenyataan ia akan sangat
merasa pupus dan down. GA masih sangat berharap bahwa kondisi fisiknya saat
ini dapat kembali seperti orang normal pada umumnya. GA masih belum bisa
menerima kondisi fisiknya dan selalu khawatir jika suatu saat kakinya
diamputasi. Hal tersebut selalu ia bayangkan dan merasa bahwa hidupnya nanti
akan hanya dikursi roda tanpa bisa berbuat apa-apa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Skema 3. Dinamika penerimaan diri Informan II (GA)
1. Mengalami TunaDaksa karenagigitan ular di kakidan tidakmendapatpenanganan baikdari dokter
6. Meskipun masihsering merasa anehdengan kondisi fisiknamun GA selaluberusaha kuat agarmembantu ibunyamemenuhi kebutuhanekonomi keluarga.Mulai memilikispontanitas dan rasatanggung jawab.Jersild (dalamHurlock,1974)
3. Selama sekolah banyak menerima penolakan dari teman-teman, sehingga membuatGA :- Merasa tertekan dan tertutup dengan lingkungan bahkan dengan orangtua.- Semakin hari rasa rendah diri semakin tinggi karena merasa fisiknya aneh dan
tidak menarik- Berpikir bahwa penampilan fisk adalah yang utama- Merasa tidak memiliki kelebihan apapun dalam diri.- Merasa bahwa diri sepenuhnya tergantung pada lingkungan.
Hal ini membuat GA tidak yakin akan standar-standar pengetahuan akan dirinya ,terpaku terhadap pendapat orang lain dan menyalahkan diri sendiri. Jersild(dalam Hurlock,1974)
2. Selama tinggal di Papua mendapat bully dariteman-teman sekolah secara verbal dan nonverbalkarena disabilitas yang dialami dan menimbulkantrauma berat.Hambatan dari lingkungan (Hurlock, 1974)berupa bully secara verbal dan nonverbal .
5. Dinamika bersamateman kampusmembuat GAmampu terbukadan kembalisemangatmenjalani hidup
4. Teman-teman saatkuliah sangatmendukung danmenerima GAdengan segalakondisinya.Masuk kuliahmendapatdukungan sosialdari teman-teman(Juwita & Reza2013, Uraningsih& Djalali 2016,Yuniawati & Ani2015)
7. Hingga saat ini GA masihsering memikirkankemungkinan terburuk dalamhidupnya sehingga khawatirdalam menjalani kehidupansehari-hari.Masih merasa khawatir dantidak optimis terhadapkeyakinan akan kemampuandiri. (Jersild, 1958)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Informan 3 (RA)
RA mengalami disabilitas fisik sejak duduk dibangku TK. Saat itu ia dan
terjatuh ke lantai. Bokong RA terbentur ke lantai dengan cukup keras. Namun RA
saat itu tidak merasakan apa-apa, hanya merasakan sedikit nyeri didaerah pinggul.
RA langsung berdiri kembali dan melanjutkan bermain bersama teman. Pada
bulan-bulan awal kejadian RA tidak merasakan hal aneh yang terjadi pada
fisiknya. RA masih mampu menjalani aktivitasnya seperti biasa. Namun ketika
memasuki SD, RA sering merasa cepat letih padahal ia hanya berjalan sebentar.
Keluarga pada saat itu tidak berpikir akan terjadi hal yang serius pada RA.
Semakin hari hingga RA duduk dibangku kelas 6 SD, kondisi RA
semakin parah dan ia terus mengeluh kepada keluarga tentang fisiknya. Pihak
keluarga mulai khawatir dengan keadaan RA, akhirnya RA dibawa ke dokter dan
melakukan rontgen. Hasil rontgen menyatakan bahwa keadaan RA baik-baik saja.
RA saat itu merasa bingung dan tertekan karena ia yakin bahwa ada sesuatu yang
salah pada fisiknya. Maka dari itu pihak keluarga mencoba membawa RA ke
terapis namun belum juga menunjukkan hasil yang maksimal. Keadaan fisik RA
semakin hari semakin parah dan mengalami kelainan bentuk tubuh dan otot. Hal
tersebut menyebabkan RA sulit untuk berjalan. Pihak keluarga telah mencari
berbagai macam pengobatan alternative namun tidak bisa mengembalikan bentuk
tubuh RA seperti semula.
Pada tahun awal kejadian pihak keluarga masih merasa sangat sedih
melihat kondisi fisik RA yang semakin memburuk. Namun sosok ayah selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
memberi semangat pada RA untuk menerima keadaan. Hal itu ditunjukkan dengan
menyarankan RA untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu agar terbiasa dengan
keadaan. Orangtua RA selalu setia mengantar dan menemani RA dalam
berkegiatan. Melihat kegigihan orangtua tersebut RA menjadi semangat menjalani
hidup dan percaya terhadap kemampuan yang dimiliki. RA mengatakan bahwa
disabilitas fisik yang dialaminya ini adalah pengalaman terburuknya. Namun
dalam hal ini orang tua berperan penting bagi RA dalam menjalani kehidupan
sehari-hari dan terbiasa dengan keadaan disabilitas fisik.
RA melewati masa SD dengan lingkungan pertemanan yang cukup baik.
Artinya teman-teman saat itu mampu menerima keadaan disabilitas fisik RA.
Namun pada saat SMP RA sering mengalami penolakan oleh teman-teman.
Kejadian yang paling membuat RA merasa sangat sedih adalah ketika teman-
temannya tidak ada yang bersedia untuk menerima RA masuk kedalam kelompok
kesenian. RA saat itu hanya terdiam. Ia merasa bahwa keadaan disabilitas yang
dialami menjadi alasan teman-teman menjauhinya. Kepercayaan diri RA mulai
menurun dan merasa bahwa lingkungan memberi pengaruh besar terhadap dirinya.
Jika RA tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan terutama lingungan sekolah
maka nilai nya akan buruk. RA merasa bahwa lingkungan sangat mempengaruhi
keadaan dirinya.
Pada masa SMA, RA merasa lingkungan sekolah semakin membaik. RA
mulai merasa senang dan terbuka dengan teman-teman karena mereka juga
menerima RA dengan baik. RA mempunyai teman dekat saat SMA sekitar 5-6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
orang bahkan mereka membuat group untuk bermain game. Hal ini bagi RA
merupakan pencapaian yang besar dalam bersosialisasi karena ia merasa memiliki
teman-teman yang tulus. RA merasa senang karena menemukan kelompok
bermain yng mempunyai minat yang sama yaitu dibidang komputer. RA dari kecil
memang sudah tertarik mengoperasikan computer dan hal tersebut didukung dan
diberi fasilitas oleh ayahnya. RA mulai mengasah kemampuannya meskipun
sering merasa tertekan dengan disabilitas fisik yang dialami.
Tak jarang teman-teman dekat RA tersebut sering belajar bersama
dirumah RA. Hal ini membuat RA merasa bangga terhadap kemampuannya dan
senang membantu teman-temannya yang kesulitan dalam belajar. Dengan
bersosialisasi bersama teman, RA merasa hidup seperti orang normal dan lupa
bahwa RA adalah seorang penyandang disabilitas fisik. Mereka mampu membuat
RA terbuka, sharing, dan menjadi lebih aktif. RA semakin menyadari bahwa
dibalik kekurangan secara fisik ia juga mempunyai kemampuan lain yaitu cukup
pintar dan tanggap dalam memahami sesuatu. Hal ini membuat RA berpikir bahwa
penampilan ternyata bukan menjadi hal yang utama, namun yang utama adaah
kualitas yang dimiliki seseorang. RA membuktikan hal tersebut hingga RA
mendapat nilai UN terbaik dan masuk 10 besar. Semua teman-teman RA terkejut
karena mereka tidak menyangka bahwa seorang dengan disabilitas dapat menjadi
juara.
Saat masuk kuliah RA berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan
karena belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya saat sekolah. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
hingga saat ini RA masih sulit untuk menerima atau mengatasi diri jika harapan-
harapan besarnya tidak sesuai dengan kenyataan. Hal tersebut membuat RA setres
dan susah untuk berpikir kembali. Selain itu seiring bertambahnya usia,
penampilan RA secara fisik semakin menjadi perhatian orang lain. RA merasa
risih dan malu jika setiap kali keluar rumah atau sedang makan di tempat tertentu,
ia selalu dilihat orang-orang dengan tatapan aneh. Hal ini kadang membuat RA
tertekan dan malu untuk keluar rumah. Kejadian ini membuat RA mempunyai
trauma dengan anak-anak kecil karena mereka sering mengganggu RA karena
memiliki bentuk fisik yang tidak normal. RA bercerita bahwa ia pernah diejek
bahkan di kejar oleh anak-anak kecil ketika sedang berjalan. Kondisi seperti ini
membuat rasa rendah diri dan menyalahan diri sendiri mulai kembali muncul. RA
sulit untuk menerima keadaan fisiknya yang berbeda.
RA mempunyai suatu prinsip dalam hidup bahwa ia harus pantang
menyerah dalam mengejar cita-cita yang dinginkan. Harapan terbesar RA dalam
hidup saat ini adalah ingin bekerja yang berhubungan dengan pengoperasian
komputer. RA memahami keadaan dirinya, menurutnya pekerjaan tersebut
memungkinkan dirinya memaksimalkan kemampuan karena tidak terlalu
mementingkan kondisi fisik. Prinsip tersebut selalu menjadi pedoman ketika ia
mulai merasa rendah diri dan merasa diremehkan oleh lingkungan sekitar. Selain
itu RA juga ingin membahagiakan kedua orang tua dengan bekerja dan membantu
perekonomian keluarga, terlebih RA adalah anak tunggal. RA merasa kasihan
dengan orang tua yang berjuang sangat keras demi kebaikan dan masa depan RA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
RA melihat bahwa banyak orang dengan penyandang disabilitas fisik tidak mampu
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki sehingga terkesan menyusahkan
orang-orang terdekat. Oleh karena itu ingin membuktian bahwa disabilitas fisik
bukan menjadi penghalang untuk mengejar cita-cita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Skema 4. Dinamika penerimaan diri Informan III (RA)
.
1. Tuna daksayang dialamiRA terjadikarenaterjatuh saatbermain.
2. RA merasa takut dengankeadaan fisiknya namunkeluarga selalumenguatkan.Pola asuh (Hurlock,1974) dan Dukungansosial ( Juwita & Reza2013)
5. Masa SMP seringmengalami penolakankarena disabilitas yangdialami.- Sering menyalahkan
keadaan diri sehinggakepercayaan dirimenurun.- Lingkungan sangat
mempengaruhikeadaan diri terutamaprestasi akademik.Menyadari kekurangannamun menyalahkandiri sendiri. Jersild(dalam Hurlock, 1974)
4. Kegigihanorangtuamembuat RAsemakinpercaya dirimenghadapikondisi fisiknya
3. Ayah RA selalu memberisemangat agar RA tidakterpaku dengankekurangan fisiknya.
6. Namun saat kuliahsering merasamemiliki kondisifisik yang anehatau tidak normal.Anak kecil seringmengejeknyakarena tidakmempunyai tubuhyang normal. Haltersebut membuatRA trauma.Persepsi mengenaidiri dan sikapterhadappenampilan(Jersild, 1958)
7. RA berusaha menghadapi hal itukarena ia merasa mempunyaikelebihan bahwa dirinya cerdasdalam hal akademik.Keyakinan akan kemampuan diri(Jersild,1958)
8. Kelebihan tersebutdijadikan landasanuntuk terus berjuangdan membuktikankepada orang lainbahwa ia akan suksesdan dapatmembahagiakankedua orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
E. Pembahasan
1. Dinamika penerimaan diri keseluruhan informan
1) Disabilitas fisik terjadi saat balita
Disabilitas fisik yang dialami oleh ketiga informan tejadi sejak balita.
Dua diantaranya yaitu informan DA dan RA karena terjatuh dan informan GA
terjadi karena adanya dugaan malpraktek yang dilakukan oleh dokter saat GA
terkena gigitan ular dikakinya. Kejadian tersebut mengakibatkan DA mengalami
tuli permanen, GA dan RA menjadi tuna daksa karena mengalami kelainan otot
dan amputasi kecil pada kakinya. Keadaan disabilitas fisik ini tentu akan
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan informan. Menurut Feist
and Feist (2006) kekurangan salah satu bagian tubuh dapat mempengaruhi secara
keseluruhan baik segi motorik atau psikis individu. Disabilitas yang dialami
dapat mempengaruhi psikis individu seperti dalam hal penerimaan diri.
2) Keluarga mencari penanganan dan memberikan dukungan untuk berjuang di
masa-masa awal yang sulit saat mengalami disabilitas
Selama masa awal mengalami disabilitas fisik, informan merasa sangat
susah untuk berkomunikasi dan sering merasa khawatir dan takut terhadap
keadaan fisik. Hambatan komunikasi dan perasaan khawatir menunjukkan
adanya hambatan dari lingkungan yang merupakan salah satu faktor seseorang
untuk menerima diri (Hurlock, 1974). Khawatir dan takut yang belebihan
terhadap keadaan dsiabilitasnya dapat menghambat informan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Tekanan emosional dan stress di masa pertumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
(Hurlock,1974) juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi informan
untuk menerima diri kembali. Disabiliats fisik yang dialami membuat informan
merasa takut dan tidak tenang menjalani kehidupan sehari-hari. Keluarga dari
setiap informan pun merasa khawatir dan sangat sedih melihat keadaan anak-
anak mereka. Namun setiap keluarga selalu memberikan semangat dan mencari
penanganan terbaik untuk informan, seperti mencari pengobatan yang efektif,
terapi dan membantu mencari kegiatan agar tetap menjadi anak yang aktif.
Dukungan keluarga yang diberikan dapat mengurangi rasa cemas dan khawatir
informan. Adanya faktor pola asuh yang tepat membuat setiap informan belajar
untuk menerima keadaan fisiknya (Hurlock,1974). Pengasuhan yang baik
membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan, pengasuhan yang baik melibatkan
emosi. Bagi orang tua kecerdasan emosional berarti menyadari perasaan anak,
mampu berempati, menenangkan dan membimbing mereka (Gottman & De
Claire, 2004:3). Hasil penelitian lain oleh Syahniar,dkk (2013) menunjukkan
bahwa perlakuan orang tua dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang.
3) Pengaruh dukungan keluarga membuat Informan kembali bersemangat dan
berjuang menerima disabilitas
Dukungan dan penanganan yang diberikan keluarga sangat
mempengaruhi informan dalam menyikapi keadaan disabilitas fisiknya
menjelang masuk aktivitas bersekolah. Informan merasa bangga, cukup percaya
diri. serta memiliki daya juang untuk mengatasi kekurangan dalam diri. Hal ini
ditunjukkan oleh DA yang berusaha belajar terbuka untuk bersosialisasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
orang lain. Orangtua selalu meyakinkan informan bahwa ia akan berguna dan
berharga di masa depan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
mengatakan bahwa daya juang (Mitra,2014) dan faktor dukungan sosial
(Uraningsih&Djalali,2016) merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
penerimaan diri terhadap individu.
4) Masa sekolah menjadi masa yang paling sulit bagi Informan sebagai penyandang
disabilitas untuk menerima diri
Dukungan orangtua dirumah memang sangat mempengaruhi informan
untuk kembali bersemangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Namun
setiap informan menemui tantangan dan kesulitan baru saat masuk sekolah dan
hal ini merupakan faktor eksternal yang dapat memengaruhi penerimaan diri
seseorang (Hurlock,1974). DA sangat kesulitan mencari sekolah yang sesuai
dengan kebutuhannya. Ia merasa bahwa sulit mencari sekolah yang cukup
kooperatif dengan kondisi tulinya. Meskipun memiliki disabilitas, mereka lebih
sensitif, peka dan memahami mengenai apa yang mereka butuhkan. Hal ini
ditunjukka oleh DA yang merasa bahwa sistem pendidikan yang ada disalah satu
sekolah kurang bagus untuk anak dengan disabilitas fisik sepertinya, sehingga ia
keluar dan menjelaskan hal tersebut kepada orangtuanya. Tindakan DA
menunjukkan usaha seseorang berjuang untuk menerima diri dengan memiliki
spontanitas dan rasa tanggung jawab dalam dirinya (Jersild, dalam Hurlock
1974).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
RA juga sering mendapat penolakan dari lingkungan sekolah sehingga
membuatnya menjadi sering menyalahkan diri sendiri. Meskipun tuna daksa
RA adalah seorang yang pintar dalam bidang akademik. Namun pengalaman
penolakan dari teman-teman karena disabilitas yang dialami membuat prestasi
akademiknya menurun karena terpengaruh oleh lingkungan. Kondisi sekolah
merupakan suatu faktor berupa hambatan dari lingkungan yang dapat
memengaruhi mereka untuk menerima diri (Hurlock,1974).
Kesulitan lainnya dirasakan oleh GA yang seorang tuna daksa yang
bersekolah di Papua. Selama duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama
mendapat tindakan bully baik secara verbal dan nonverbal dari teman-teman..
Semakin hari semakin merasa rendah diri dan menganggap bahwa penampilan
fisik lengkap adalah hal yang utama. Hal ini menunjukkan bahwa GA tidak
yakin akan standar-standar pengetahuan dirinya (Hurlock,1974). Hal tersebut
menimbulkan trauma berat sehingga merasa tertekan dan tertutup dengan
lingkungan bahkan orangtuanya.. Menurut Pratiwi (2014) penyandang tuna
daksa bermula dari konsep diri individu yang meras dirinya cacat, tidak
berguna dan menjadi beban orang lain. GA menjelaskan bahwa ia sangat sulit
melewati masa itu sebagai penyandang disabilitas tuna daksa.
Ketiga informan mengalami perubahan sikap dan sifat yang cukup
signifikan saat mereka mulai masuk dalam kegiatan sekolah. Mereka
mengalami berbagai macam hambatan terutama mengenai kehidupan sosial
mereka bersama teman disekolah. Hal tersebut membuat usaha penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
diri yang telah dibangun dari lingkungan keluarga menurun. Informan banyak
mendapat tekanan baru di lingkungan sekolah yang memengaruhi penerimaan
diri mereka.
5) Lingkungan perkuliahan membuat informan belajar menerima diri kembali
dan memberikan semangat baru untuk menjalani hidup
Masa sekolah merupakan masa yang cukup sulit untuk dijalani bagi
semua informan. Adanya tekanan, penolakan bahkan bullying dari teman-
teman sekolah yang menimbulkan trauma tersendiri dan semakin sulit
menerima diri. Hal ini menunjukkan adanya perasaan pengalaman gagal
mengenai kekurangan fisik sehingga menyebabkan penolakan diri
(Hurlock,1974). Perbedaan bentuk fisik dari informan penyandang disabilitas
waktu itu membuat mereka juga dipandang berbeda dilingkungan sekolah.
Bagi DA masa sekolah membuat ia sulit mengontrol emosi dan terlalu
ambisius akan sesuatu. Kegiatan jasmani yang tidak dapat dilakukan oleh
penyandang disabilitas fisik akan mengakibatkan timbulnya masalah emosi
seperti mudah tersinggung, marah, rendah diri, pemalu, menyendiri hingga
frustasi (Pratiwi,2014).
Saat mulai memasuki perkuliahan informan merasa bahwa teman-teman
lebih peduli dan mengesampingkan perbedaan fisik. Teman-teman banyak
memberi dukungan dan mampu menerima keadaan disabilitas. Dinamika
bersama teman-teman kampus membuat informan mampu terbuka dan
kembali semangat menjalani hidup. Hal ini sesuai dengan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sebelumnya yang menjelaskan bahwa faktor dukungan sosial membantu
seseorang tersebut untuk menerima diri (Juwita & Reza,2013). DA merasa
bahwa ia kembali mampu untuk menata hidup, memiliki tujuan dan menerima
dirinya sebagai seorang yang tuli yaitu saat masuk dan berproses dalam
sebuah komunitas untuk orang-orang Tuli saat kuliah. Bahkan DA bangga
menjadi seorang yang Tuli dan mampu mengembangkan bakatnya menjadi
pengajar bahasa isyarat untuk membantu teman teman tuli yang lain. Hal ini
menunjukkan bahwa DA sudah pada tahap mampu menyadari asset diri
sebagai kekuatan dalam dirinya dalam proses menerima diri dan
menggunakannya untuk membantu orang lain (Hurlock,1974).
Bagi RA masuk dalam masa perkuliahan membuat ia merasa lebih
mampu untuk menghadapi tekanan yang diberikan oleh lingkungan. Meskipun
RA masih sering berpikir memiliki kondisi yang aneh karena diejek oleh anak
kecil. Kekuatan terbesar RA untuk kembali menerima diri adalah ia selalu
merasa memiliki kemampuan baik dalam bidang akademik. RA adalah orang
yang pintar dan cerdas saat sekolah. Kelebihannya tersebut menjadikan ia
untuk terus berjuang dan percaya bahwa ia akan sukses di masa depan. Ini ciri
dari seorang yang mampu menerima diri karena RA menunjukkan bahwa ia
yakin dengan kemampuan yang dimiliki meskipun ia seorang tuna daksa
(Jersild,1958).
Namun hal yang berbeda dirasakan oleh GA yang masih selalu berpikir
bawa dirinya aneh dan selalu memikirkan kemungkinan terburuk. Dinamika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
bersama teman-teman kampus memang membuat GA kembali semangat
menjalani hidup namun tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan trauma saat
mendapat perilaku bullying saat masa sekolah. GA hanya berusaha fokus
untuk membantu ibunya dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Akan tetapi
pada akhirnya GA tetap masih sering khawatir, cemas dan selalu memikirkan
kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam menjalani kehidupan. Hal ini
menunjukkan bahwa GA masih belum menemukan kekuatan yang mampu
mengubahnya untuk berani kembali menerima diri. GA terlalu takut dan
kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. Hal ini menunjukkan
bahwa GA kurang memenuhi aspek penerimaan diri karena tidak optimis
kemampuan dirinya (Jersild, 1958).
Berdasarkan pengalaman setiap informan dalam proses penerimaan diri,
kekuatan terbesar untuk setiap informan penyandang disabilitas fisik untuk mampu
bangkit dan semangat kembali untuk menerima diri adalah mereka menyadari potensi
yang ada dalam diri mereka. Tidak terpaku terhadap hal yang menjadi kekurangan
diri karena hal itu akan mempersulit atau menambah beban mental dari seorang
penyandang disabilitas yang mengakibatkan rasa khawatir dan cemas yang berlebihan
terhadap disabilitas fiik yang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tiga informan, dua
diantaranya cenderung mampu menerima diri sedangkan satu informan cenderung
tidak menerima diri. Penerimaan diri dapat dilihat melalui enam aspek, yaitu persepsi
terhadap diri, sikap memandang kelemahan dan kelebihan diri, respon terhadap
penolakan dan kritikan, moral dalam menerima diri untuk terbuka, keyakinan akan
kemampuan diri, spontanitas menikmati hidup. Aspek yang paling tampak dari
informan yang cenderung mampu menerima diri adalah respon atas penolakan dan
kritikan. Sedangkan aspek yang paling tampak dari informan yang cenderung tidak
menerima diri adalah aspek keyakinan akan kemampuan diri. Pada penelitian ini
disabilitas fisik non genetik pada remaja terjadi saat masa kecil, yaitu dikarenakan
kelalaian dan malpraktek. Proses penerimaan diri ketiga informan disabilitas fisik non
genetik banyak dipengaruhi oleh dukungan sosial yaitu keluarga dan teman-teman.
Ketiga informan mempunyai pola dinamika penerimaan diri yang hampir
sama. Saat awal mengalami disabilitas fisik keluarga selalu memberikan dukungan
dan penanganan terbaik untuk informan agar tidak patah semangat dengan
keadaannya. Hal tersebut menjadi landasan atau kekuatan awal bagi setiap informan
bangkit dan berusaha menerima diri. Namun hal tersebut berubah saat informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
memasuki masa sekolah karena sering menerima penolakan sehingga membuat
mereka menjadi orang yang tertutup dan putus asa. Saat masuk perkuliahan teman-
teman memberikan warna baru bagi informan dan membuat mereka bangkit kembali
dan menemukan tujuan hidup. DA bersyukur menjadi orang Tuli dan ia mampu
menerima dirinya serta membantu teman tuli lain dengan mengajar bahasa isyarat.
RA mampu bangkit dari masa sulit waktu sekolah ia merasa bahwa ia mempunyai
bakat dalam bidang akademis dan terus berjuang mengejar cita-cita. Namun berbeda
dengan GA yang tetap merasa bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan dan selalu
dibayangi rasa cemas akan kondisi disabilitas fisiknya. Hal ini membuat dirinya
belum mampu untuk menerima diri dengan kondisi disabilitasnya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tindakan bully semasa sekolah baik
itu secara fisik maupun verbal terhadap penyandang disabilitas fisik berpengaruh
terhadap penerimaan diri seseorang. Hal tersebut membuat informan enggan untuk
terbuka dengan orang lain termasuk keluarga dan selalu menganggap bentuk fisik
sendiri aneh. Salah satu informan merasa bahwa penampilan fisik adalah hal yang
utama dan segala-galanya karena penting untuk membuat orang lain tertarik. Berbeda
dengan dua informan lain yang merasa bahwa kondisi fisik bukan segalanya apalagi
hal yang utama. Namun kualitas yang dimiliki seseorang yang menjadi poin penting.
Disabilitas fisik yang dialami dianggap sebagai ujian dari Tuhan untuk menjadi lebih
kuat dan tidak merasa sombong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Keterbatasan Penelitian
1. Jumlah informan yang berpartisipasi dalam penelitian ini dianggap masih
sedikit karena kesulitan mencari informan yang bersedia dan mampu mengikuti
wawancara. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan
informan yang jumlahnya lebih banyak agar data yang diperoleh lebih kaya.
2. Semua informan dalam penelitian ini mengalami disabilitas fisik ketika masih
balita sehingga proses pengalaman mengenai proses penerimaan diri terjadi
sudah cukup lama. Hal tersebut membuat informan cukup kesulitan untuk
mengingat dan kurang mampu memaparkan setiap kejadian.
C. Saran
1. Bagi keluarga remaja penyandang disabilitas fisik non genetik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengajak pihak keluarga untuk selalu
memberi dukungan kepada anak terutama yang mengalami disabilitas fisik.
Dalam penelitian ini, remaja disabilitas fisik cenderung lebih sensitif dan
tertutup, namun mereka sangat mementingkan kebahagiaan keluarga. Maka dari
itu, dukungan dari kedua orangtua dapat menjadi langkah awal untuk menanam
percaya diri dan membantu mengendalikan emosi. Peneliti juga berharap setiap
orangtua yang memiliki anak dengan disabilitas benar-benar mengetahui
sekolah yang sesuai dengan kondisi anak dan tidak memaksakan anak disekolah
formal. Hal ini dapat menimbulkan masalah baru bagi perkembangan sosial
anak penyandang disabilitas. Sangat baik jika dilakukan asesmen terlebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
dahulu kepada anak dari pihak sekolah agar benar-benar mengerti kebutuhan
anak tersebut.
2. Bagi remaja penyandang disabilitas fisik non genetik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengingatkan pentingnya sikap
keterbukaan dengan orang-orang terdekat seperti keluarga. Sikap terbuka
membantu keluarga dalam memahami dan mampu membantu remaja
penyandang disabilitas fisik dalam perkembangan sosial mereka.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Pada penelitian selanjutnya diharapkan lebih eksplorasi secara mendalam
pengalaman mengenai penerimaan diri penyandang disabilitas fisik yaitu
dengan melakukan wawancara dengan orang-orang terdekat informan. Selain
itu penelitian selanjutnya diharapkan mampu menentukan batas umur saat
mengalami kejadian yang menyebabkan disabilitas fisik dan jenis kelamin
informan. Hal ini memungkinkan peneliti mampu mendapat informasi lebih
banyak lagi mengenai dinamika informan dalam proses penerimaan diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
DAFTAR PUSTAKA
Astati. 2009. Modul 7. Karakteristik dan pendidikan anak Tundaksa dan Tunalaras.Bandung : UPI.
Bernard, M.E. 2013.The Strength of Self-Acceptance. Australia : Springer Scienceand Business Media.
Cho,E., Lee, D., Lee, J., Bae, B., Jeong, S. 2014. Meaning in life and schooladjustment: Testing the mediating effects of problem-focused coping andself-acceptance. Journal of Social Behavior and Science : Procedia, Vol.12,No. 114, pp 777-781 DOI 10.1016/j.sbspro.2013.12.784. Diakses padatanggal 07-09-2017.
Davies,M.F. 2007. Irrational beliefs and unconditional self-acceptance.II.Experimental evidence for a causal link between two key features of REBT.Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, pp 1-13 DOI10.1007/S10942-007-0060-7.
Daymon,Christine & immy Holloway. 2002. Metode-Metode Riset Kualitatif. dalamPublic Relations & Marketing Communications. Bentang : Yogyakarta
Flett,G.L.,Davis,R.A.,Besser A. 2003. Dimensions of perfectionism, unconditionalself-acceptance and depression. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, Vol. 21, No. 2, pp 119-138.
Groth-marnath, G. 2010. Handbook of Psychology Assessment. Penerjemah : HellyPrajitno Soetjipto dan Sri Mulyani Soetjipto. Yogyakarta : Pustaka belajar.
Handayani, M., Ratnawati, S., Helmi, A., 1998. Efektivitas pelatihan pengenalan diriterhadap peningkatan penerimaan diri dan harga diri. Jurnal PsikologiUniversitas Gadjah Mada, 2, hlm 47-55.
Hartati, J., Erlamsyah., Syahniar. 2013. Hubungan antara perlakuan orang tua denganpenerimaan diri siswa. Jurnal Ilmiah Konseling : Konselor, Vol. 2, No. 1,hlm 338-346 .
Hasan, A., Lilik, S., Agustin, R. 2013. Hubungan antara penerimaan diri dandukungan emosi dengan optimisme pada penderita diabetes mellitus anggotaaktif PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia) cabang surakarta. JurnalPsikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, 2, hlm 60-74.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Herlina. 2013. Bibliotherapy : Mengatasi Masalah Anak dan Remaja melalui Buku.Bandung : Pustaka Cendikia Utama.
Hjelle, L. A & Zeigler, D. J. 1992. Personality Theories : Basic Assumptions,Research and Application. Tokyo : MC Graw Hill.
Hurlock, E.B. (2004). Psikologi Perkembangan:Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan.Cetakan Ke-5.Jakarta : Erlangga.
Jersild, A. T. (1958). The Psychology of Adolescence. New York : MC MillanCompany
Marni, A., & Yuniawati, Rudy. 2015. Hubungan antara dukungan sosial denganpenerimaan diri pada lansia di panti rapih wredha Budhi DharmaYogyakarta. Jurnal Fakultas Psikologi : Empathy,Vol. 3, No. 1, hlm 1-7ISSN 2303-114X.
Meilinda, E. 2013. Hubungan antara penerimaan diri dan konformitas terhadapintensi merokok pada remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4Samarinda. Journal Psikologi Fisip Unmul, Vol. 1, No.1, hlm. 9-22 ISSN0000-0000.
Mohr, J., & Fassinger, R. 2003. Self-acceptance and self-disclosure of sexualorientation in lesbian, gay and bisexual adults : An attachment perspective.Journal of Counseling Psychology : American Psychology Association, Vol.50, No. 4, pp 482-495 DOI 10.103/0022-0167.50.4.482
Moleong, L.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : RemajaRosdakarya.
Noviana, S., & Sakti, H. 2015. Hubungan antara peer attacment dengan penerimaandiri pada siswa-siswi. Jurnal Empati Universitas Diponegoro, Vol. 4, No.2,hlm 114-120. Diakses pada tanggal 15-09-2017.
Novianty, Mitra Erlina. 2014. Penerimaan diri dan daya juang pada wanita penderitasysthematic lupus erythematosus (SLE). eJournal Psikologi Fisip Unmul,Vol. 2, No. 2, hlm 171-181 ISSN 0000-0000.
Patton,M.Q .2006. Metode Evaluasi Kualitatif. Penerjemah : Budi Puspo Priyadi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Permatasari,V., & Gamayanti,W. 2016. Gambaran penerimaan diri (Self-Acceptance)pada orang yang mengalami Skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi :Psympathic, Vol. 3, No. 139-152.
Raco,JR. 2010. Metode penelitian kualitatif : Jenis, Kararakterisik danKeunggulannya. Grasindo : Jakarta. Diakses darihttps:/books.google.co.id/books pada 3 Maret 2018. Pada 3 Maret 2018
Reber, E.S & Reber, A.S. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Resty, G. 2016. Pengaruh penerimaan diri terhadap harga diri remaja di panti asuhanyatim Putri Aisyayah Yogyakarta. Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 1,No. 5, hlm 1-14.
Ridha,M. 2012 .Hubungan antara body image dengan penerimaan diri padamahasiswa Aceh di Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas AhmadDahlan : Emphaty, Vol. 1, No.1, hlm 111-121.
Rizkiana, Ulfa. 2009. Penerimaan diri pada remaja penderita leukimia. EjournalGunadarma, Vol. 2, hlm 1-8.
Sari, D., & Reza, M. 2013. Hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diripada remaja penderita HIV di surabaya. Universitas Negeri Surabaya, Vol.2, No.3, hlm 1-7..
Sari, P., & Nuryoto, S. 2002. Penerimaan diri pada lanjut usia ditinjau darikematangan emosi. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, No.2, hlm73-88 ISSN 0215-884.
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi antar Pribadi : Tinjauan Psikologi. Yogyakarta :Kanisius.
Supratiknya, A. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif dalamPsikologi. Yogyakarta : Kanisius.
Surbakti, B. E. 210. Gangguan Kebahagiaan Anda dan Solusinya. Jakarta : PT ElexMedia Komputindo.
Susilawati, Desy. 2016. “Indonesia Memiliki 12 Persen Penyandang Disabilitasdiakses darihttps://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/16/oi9ruf384-indonesia-miliki-12-persen-penyandang-disabilitas pada 05 april 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Thompson, B., & Waltz, J. 2008. Mindfulness, self esteem and unconditional self-acceptance. Journal of Rational Emotive and Cognitive-Behavior Therapy :Springer Science and Business Media, Vol.26, No. 2, pp 1-9 DOI10.1007/s10942-007-0059-0.
Uraningsih, Fitrie., & Djalali, M. 2016. Penerimaan diri, dukungan sosial dankebahagiaan pada lanjut usia. Jurnal Psikologi Indonesia : Persona, Vol. 5,No.5, hlm 15-27 DOI 10.30996.
Virlia, S., & Wijaya, Ac. 2015. Penerimaan diri pada penyandang tuna daksa.psychology forum UMM : Seminar Psikologi dan Kemanusiaan. ISBN :978-979-796-324-8.
Widyarini, M. M. 2009. Kunci Pengembangan Diri. Jakarta: PT Gramedia.
Wijayanti, D. 2015. Subjective well-being dan penerimaan diri ibu yang memilikianak Down Syndrome. Journal Psikologi Fisip Unmul, Vol. 4, No. 1, hlm120-130 ISSN 0000-0000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
INFORMED CONSENTSURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap :
Tempat, tanggal lahir :
Pekerjaan :
Saya yang tersebut di atas menyatakan SETUJU dan BERSEDIA untuk terlibat
sebagai INFORMAN dalam proses wawancara untuk penelitian tugas akhir yang
akan dilakukan oleh:
Nama : Erma Nurani
Asal Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma
Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima bahwa:
1. Informan bersedia terlibat penuh dan aktif selama proses wawancara dan
pengecekan informasi berlangsung.
2. Informan bersedia untuk memberikan informasi yang sejujur-jujurnya
berkaitan dalam proses yang berlangsung.
3. Identitas dan informasi yang informan berikan akan DIRAHASIAKAN dan
tidak akan disampaikan secara terbuka kepada umum.
Dalam mengisi lembar ini, informan TIDAK MENERIMA PAKSAAN dari pihak
manapun sehingga informan bersedia untuk mengikuti proses wawancara ini dari
awal hingga selesai.
Yogyakarta, ...........................................
(………………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
No Respon123456789
101112131415161718192021222321222324252627282930313233
Kabarnya hari ini gimana ? Baik tapi lagi badmood dikit , karena capek ..banyak kuliah dan tugas ngantuk juga. Duh Semangat ya. Semoga gabadmood lagi deh hehe. Kesibukanmu akhir-akhir ini apa saja Davi ?Kuliah, kerjain tugas dan mengajar bahasa isyarat. Mengajar dimana?Mengajarnya di USD dan di PUSBISINDO Yogyakarta. Eee mbak.. sebentaraku permisi ke belakang ya.. Oh yaa.. Kok mau mengikuti kegiatan ituatau mau melakukan hal itu? yaa supaya bisa lancar berkomunikasi aja danmampu mengatasi hambatan komunikasi dengan teman-teman. Terus merasasenang dan bahagia sih. Karena jika waktu mengajar, teman-teman dengaratau muridnya ada kesulitan, saling membantu. Muridnya-muridnyakebanyakan anak kuliah atau? Sebagian besar mahasiswa, dosen, guru,mahasiswa kedokteran dan pengangguran. Kamu tu lebih suka kegiatanyang dilakukan sama-sama atau sendiri dan kenapa? Kedua2duanya,contohnya individual maen game kalo yang bersama seperti mengajar isyarat,kegiatan organisasi gitu gitu . Lebih sering yang mana? Bersama. Karenabersama lebih seru karena bisa membuka wawasan dan bisa sosialisasi samateman-teman. Ee.. oke.. coba e boleh tau ga apasih pengalaman yangberkesan dalam hidupmu? Pengalaman yang paling berkesan itu adalahmasuk komunitas tuli. Sesama tuli. Itu yang utama. Karena sesama tuli ituseperti keluarga sendiri. Karena kan tuli itu minoritas jadi bisa bekerja sama.Terus yang kedua, kalo misal interaksi sama difabel lain itu hmm.. oke okeajaa. Kalo misal difabel yang itu bisa isyarat ya mungkin bisa jadipengalaman yang berkesan, tapi kalo misal ga bisa ya biasa aja. Tapi yangutama yang paling berkesan adalah ke teman-teman tuli karena salingberkomunikasi pake bahasa isyarat. Selama melakukan kegiatan tersebut..pasti ada perasaan yang gimanaa gitu.. yaa campur aduk sih.. ada yangsenang.. ada yang sedih ada yang marah.. kaya pada umumnya aja. Jadisebenernya rasanya itu lebih berat, karena masalah utamanya itu adalah gaada akses, belum ada akses. Nah juru bahasa tu kan minim. Masih sangatminim. Jadi kaya temen-temen tuli tu masih memperjuangkan hal-hal tersebutuntuk kedepannya.. ee ada penerjemah untuk generasi tuli berikutnya. Lebihbaik aksesnya daripada generasi yang sekarang. Ok.hmm..Pandanganmumengenai anak-anak tuli disana gimana sekarang ? eee.. Maksudnyaapakah masih ada yang malu atau ya gimana menurutmu? Buanyaak.Banyak anak-anak tuli yang disekolah itu diajarkan bahasa verbal dan itu sulitexplore diri, mengekspresikan diri sendiri. Sulit. Karena bahasa verbal kaya
TABEL VERBATIMInforman 1, DA, 23 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
343536373839404142434445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475
seperti ini misal (Dipraktekkan oleh penerjemah) “Seelamaat Soree” kaya ginijadi hanya gerak bibir. Harus buka lebar-lebar , besar dan guru-guru memaksa“Ayo ayo harus mengeluarkan suara!” gitu gitu. Tapi sebenarnya bingungseperti merasa tertekan gitu. Jadi kek seperti guru tu otoriter, harus mengikutiaturan. Na jadi seperti murid-murid tuli tu harus mengikuti peraturan-peraturan guru, yaitu menggunakan bahasa verbal dan itu sulit untukmengeskpresikan dirii. Apakah kamu pernah berada pada kondisi sepertiitu? Ya pernah. Waktu kecil. Orang tuli Menggunakan bahasa verbal dan itusuuuulit banget untuk mengeskpresikan diri sendiri. Tapi untungnya keluargasaya mendukung. Ee misalnya “Kamu ga bisa oral ya.. ee gimana nihkomunikasinya??” ee akhirnya papa saya yang pertama kali menggunakangesture. Mama saya juga menggunakan gesture. Na itu, sampe akhirnya akupaham apa yang mereka sampaikan. Na itu sangat beruntung daripada kondisiyang lain. Kalo kondisi yang lain itu misalnya kek dia dipaksa menggunakanbahasa oral, bahasa verbal tapi keluarga juga ga mendukung. Jadi kek trusdipaksa menggunakan bahasa verbal. Gitu. Kalo aku suara bagus. Jujur. Oralsaya bagus. Kalo misal ketemu anak tuli yang punya ibunya dengar nah kanngobrol dengan anaknya yang tuli kan pake bahasa isyarat, nah kalo ngobrolsama ibunya kan pake bahasa verbal karena ibunya ga bisa pake bahasaisyarat. Efeknya seperti “menampar” anak tersebut karena membandingkandengan saya, “Loh Davi bisa bahasa verbal jelas dan bagus ko kamu gabisa”. Na itu membuat ku merasa aduhh kasian, duh saya salah ..merasa gaenak juga. Jadi sebenernya untuk tuli itu lebih penting menggunakan bahasaisyarat. Ini ada buktinya.. (Davi menunjukkan sebuah video anak-anak tulisedang belajar) Ini pada tuli semua ? iya. Guru juga tuli. TK? Iya. Daricerita kamu tadi berarti peran keluarga dan komunitas juga berperancukup besar ya ? Yang utama si pendidikan. Karena menurut saya,banyakkeluarga dengar yang mempunyai keluarga tuli dan ga paham. Kan pastibiasanya tiba-tiba langsung dilimpahkan ke pendidikan sejak kecil. Hmm..begitu.. Ngomong-ngomong kamu anak keberapa? Anak ke dua dari tigabersaudara. Dari cerita mu tadi kan kamu cukup banyak bersosialisasidengan anak-anak tuli yang lain.. biasanya bersosialisasi bersama tulidewasa sih. Okee … jadi kek membahas untuk kedepannya advokasi kek gitugimana, karena saya kan ambil jurusan sosiologi. Kalo misal aku tanya dari1-10 nih, kamu menilai kemampuan sosialisasimu berapa? Trus kenapa?Hmm.. Mungkinn 7 8, ya sekitar itu deh. Karena kurang pendekatan dengananak-anak, ee kurang advokasi sama guru. Kalo sama tuli dewasa 8 , kalosama anak-anak 7. Karena sosialisasi antara kedua ini, yang kecil sama yangbesar itu berbeda gitu. Kalo yang lebih besar tu lebih nyambung karenamembahas masalah advokasi kedepannya seperti apa. Okee .. dari itusosialisai tadi apakah menimbulkan perubahan dalam hidupmu ga? Yaada. Tapi ya apa namanya yang banyak berefek itu yang dewasa tuli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
767778798081828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112113114115116117
Sosialisasi ke mereka banyak merubah hidup saya. Jadi sebelumnya ketikaaku belum sadar bahasa isyarat, jadi tujuan hidupku tu belak-belok, kacaugitu gak lurus. Trus akhirnya aku pindah ke Jogja. SMK di Jogja. Pindah kesekolah umum. Disitu aku masuk ke komunitas tuli dan itu prosesnya bener-bener sulit, kan karena aku menggunakan bahasa verbal dan yang lainnyamenggunakan bahasa isyarat. Sangat susah untuk beradaptasi. Nah akhirnyaaku deluan yang berusaha untuk menyesuaikan dengan mereka. Beradaptasi.Eee.. terkait bersosialisasi bersama teman-teman tadi.. apa sih sukadukamu bermain atau belajar sama mereka itu apa? Dukanya aksesnyaga ada, banyak sekali hambatan, seperti komunikasi dan juru bahasa minim,kalo sukanya kaya menambah teman-teman tuli yang baru. Baik.. selamaberdinamika itu apakah kamu pernah mendapat kritikan? Tentang apa? Pernah. Banyak teman-teman yang mengkritik. Jadi lebih banyak yangmengkritik itu temen-temen daripada keluarga. Jadi saya bisa menerima kritiktersebut. sebenarnya saya tertutup gitu. Ga mau menerima kritik apapun. Tapilama-lamaaa belajar menerima karena itu penting buat bangun karakter saya.Teman-teman itu mengkritiknya dan aku menerima karena alasannya karenamereka menggunakan bahasa isyarat jadi jelas apa masalahnya, kurangnyadimana, kritiknya gimana. Jelas gitu. Sejak kapan kamu merasa..”Okeysaya mulai menerima kritikan nih untuk berubah..?” SMK kelas 2. Ya pasmasuk kedalam organisasi itu. Organisasi GERKATIN. GerakanKesejahteraan untuk Tuli Indonesia. Tapi ee ketuaaanyaa GERKATINmengajarkan semua pengurusnya untuk bisa menerima semua kritikan. Jadiseperti DPRD butuh kritikan. Bawahannya menerima karena diawali olehketuanya. Biasanya mereka suka mengkritik dalam hal apa sih? Dalamberbahasa. Bahasa indonesianya kurang. Misal tata kalimatnya salah itu dikritik karena aku ga paham soalnya. Yaudah aku terima demi perbaikankedepannya. Jadi ada cerita negatif ni, jadi sebenarnya dulu aku lebih banyakga nerima kritikan, mmm misalnya.. mm organiasi ini kan khususkepemudaan. Tapi seperti ga boleh masuk yang lain gitu. Terlalu otoriter.Selalu ngomongin ini hak hak dan hak. Jadikan sebenarnya kritikan untukmerubah. Dulu itu kalo aku dikritik aku ga bisa nerima karena berpikir.. “opokamu lebih muda og dari aku” gitu gitu. Kritik membawa perubahan si bagiaku dan perlahan menyadari. Seberapa besar si kritik itu membawaperubahan bagi dirimu? 80 sampe 90% membawa perubahan. Aku lanjutyaaa.. mm kalo aku tanya dari 1-10.. Seberapa penting penampilan fisikmenurutmu?Mengapa? ga terlalu Penting. 7. Karena misal seperti semuanyanormal atau bisa mendengar semua.. kaya belum sadar kaya ga ada mmm..seperti berbaur.. kalo misal jadi daksa sama-sama bisa merasakan adanyahambatan, bisa berbaur kerjasama. Trus menurutmu gimana kalo adaseseorang yang menganggap penampilan adalah hal yang utama? Salah.Sebab ga ada menerima kekurangan, ga bisa menerima kritikan kek “halahh..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
118119120121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159
kamu ni apaa” , “Aku yang sempurna” kek berfokus pada diri sendiri gitu lo.Orang lain diabaikan. Misalnya kek budaya jawa itu duduknya harus sopangitu. Na jadikan harus menyesuaikan dengan budayanya. Halus gitu..makannya halus… sama kaya apa tadi namanya penampilan fisik itu pentingdan berpikir harus sempurna itu ga kan bisa menerima kekurangan. Terkaitdengan kritikan tadi .. gimana jika ada seseorang atau siapapun itu yangberusaha menjatuhkan kamu dengan mencari kekurangan kamu apa?Na kalo misalnya yang dikritik adalah sikap saya yang kurang , saya akanberusaha memperbaiki diri sendiri. Kek itu tu seperti e bermental kuat. Tapikalo orang lain ingin menjatuhkan saya karena segi kekurangan fisik gitu. Yait’s oke.. saya bermental kuat. Istilahnya kaya 1 melawan 100 orang. 1 negatifdan 100 yang positif jadi kek kecil gitu. Yang terpenting adalah sayamelakukan perbuatan yang terbaik. Setiap orang kan pasti punyakelemahan dan kelebihan.. kalo kelebihan dan kekuranganmu apa?Sejak kapan kamu menyadari hal tersebut? Kelebihan.. mmmmkekurangan aku ga bisa dengar.. ga ada cinta, ga ada hubungan cintamaksudnyaa. Hehe. Menyadari mulai SMK mungkin. Kalo kelebihan punyabakat pantomime. Tuli juga kelebihan. Yang kedua bisa menghibur orang lain.aku sadar sejak SMK e gak gak sejak SMP, sadar mempunyai bakatpantomime itu sejak SMP. Belajar sendiri? Sendiriii. Otodidak? Iya iyaotodidak. Ga ada yang ngajarin. Liat Youtube gitu. Tapi sekarang e semakinmenurun karena fikirannnya fokus ke hal politik. Hmm ok.. kalo aku tanyalagi nih dari 1 sampai 10, seberapa kamu bangga mempunyai kelebihanitu.. dan mengapa? 10. Bangga dengan tuli dan bisa Bahasa isyarat. Hehe.Kenapa? Ya karena saya bangga jadi tuli. berani menunjukkan. Ya saya asliorang seperti ini. Orang-orang kaya melihat “waaah..” gitu kan. Wah kayaorang tuli istimewa, jadi mudah diingat oleh orang lain. Kalo keluarga besarkan kalo anak dengar yang lain sering lupa.. berusaha dulu mengigat namabeda sama aku, aku langsung diingat karena tuli. Nah sekarang kalo yangkekurangan bagaimana? Dari 1-10? 7. Ee mmm ga bisa jelasin kenapaa..hmm pasti ada alasannya itu hehe. Apa deh yang terlintas dalampiikiranmu mengenai kekuranganmu ? Ga bisa. Sulit.. ee CINTA eheheuhuhu. Ya jadi aku kek ngejar ceweek gitu kan. Ceweknya ga tuli. kuliah diUGM. Cewek ini seperti.. kaya.. ga gak mau sama tuli. Ga mau tuli gitu lah.Aku merasa kek hinaaa banget. Kenapa sih cewek ini. Hmm ternyata karenaaku terlalu agresif. Nah akhirnya aku berusaha untuk berubah tapi ee kan akudah bilang. Cinta itu sulit,rumit. Cinta itu sulit dan rumit. Aku pernahmengejar cewek tuli ni kan sesama tuli nih. Cewek ini tu ga mau. Ternyatacewek ini sedang mencari cowok lain yang lebih santai.. yang lebih sukafleksibel.. aku merasa salah lagi karena terlalu agresif. Menyalahkan dirisendiri tentang masalah cinta ya kek gitu.. trus pas ngajar bahasa isyarat adacewek cantiik banget… trus coba pendekatan ternyata.. halah sama aja.. aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
160161162163164165166167168169170171172173174175176177178179180181182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201
inget nanti dibilang agresif lagi trus yaudahlah ga usah ngejar. Jadi antara 1sampai 10 seberapa km bisa menerima kekuranganmu? Ee.. 10.Maksudnya belum bisa. Karena cinta itu membuat aku lemah sepertisuperman.. seperti dia yang sangat kuat melawan batman.. wuuuu… trus tapikalo ada cewek.. heh jadi lemah. Apakah kekurangan-kekurangan mutersebut menjadi hambatan dalam hidupmu ga? Ee ya gaa juga sih.Karena kekurangan itu menjadi motivasi buat saya. Setiap ada hambatankamu mampu melewatinya sendiri? Ga. Aku butuh orang yang membantu,butuh ada orang yang mengkritik. Misal kaya cinta aku diberi tahu olehtemanku kalo cinta jangan agresif, sabar pelan-pelan untuk suka samaceweknya gitukan. Membantuku dalam berpikir. Dalam ilmu sosiologi,makhluk sosial itu butuh kerjasama dan interaksi dengan makhluk sosial yanglain. Baik.. oke lanjut ya.. terkait dengan kondisimu saat ini. Apa si yangmenyebabkan kamu tuli? Bisa tolong diceritakan? Aku jatuh. Jatuhwaktu masih balita. Umur sekitar 1 tahun. Karena kakak kan gendong nah tapikek merasa berat. Akhirnya jatuh kena kepalanya ini kan. Terus orang tuamemarahi kakak . Akhirnya kakak ku diem aja. Terus ketika umurku sekitar2 tahun bapak manggil “ Heeh Davi..” terus tepuk-tepuk tangan gitu. Tapiaku ga ngeliat dan respon. Tetep nontoonn aja. Terus coba memanggilku pakehal yang keras lagi. Memukul meja dengan keras. Trus pintu ditutup dengansangat keraas. Baru merespon. Terus aku dibawa kedokter dan dokter bilangtuli. Trus keluarga pada nangis semua. Orang tua kaya bingung duh gimanamemberikan yang sesuai bagi anak tuli bagaimana. Orang tua sangatkebingungan. Tapi sekarang orang tua udah yang tenang.. merasa bahwa akubermanfaat, bisaa berguna untuk masa depan. Trus orangtua bilang “Kenapakamu ambil sosiologi? Sosiologi itu berat”, aku bilang “ya gapapa, karenaitu untuk rakyat” gitu. Trus mereka diem. Solusi pertama keluarga apasetelah mengetahui kamu tuli?? Mmm.. solusi apa ya.. mm yang pertamatu kaya ga tau tuli akhirnya dimasukkan ke sekolah umum. TK ny disekolahumum namun aku ga bisa menyesuaikan, ga bisa beradaptasi. Akhirnyapindah d SLB khusus tuli. Dulu di SLB Solo tapi kok kaya pendidikannyakurang bagus. Akhirnya pindah disekolah Don Bosco, Wonosobo. Adaasramanya, jadi jauh dari orang tua. Apakah kejadian tersebut termasukdalam salah satu pengalaman terburuk? Engga. mmm karena itu namanyaudah Tuhan memberi aku ujian. Kalo misalnya aku tidak menjadi orang tuli,aku pasti akan sombong. Karena kaya Tuhan menjadikan ku tuli berarti harusberusaha. Ada perjuangannya. Ada tujuannya, untuk berubah menjadi orangyang bermanfaat. Apakah kamu mempunyai pengalaman terburuk, 1moment terburuk yang pernah dirasakan? Cinta. Kenapa? Kan aku udahbilang tadi. Aku orangnya agresif. Yang kedua itu pas mau persentasi tapigada juru Bahasa. Semua kacau. Padahal aku mau persentasi. Tapi akumampu melewatinya. Apa harapan terbesarmu dari kondisi saat ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
202203204205206207208209210211212213214215216217218219220221222223224225226227228229230231232233234235236237238239240241242243
Merubah kondisi tuli kearah yang lebih baik. misalnya kek pemerintahmemperhatikan tuli, mau menyediakan akses,penerjemah,tuli butuh apa gitu.Kalo harapan bagi dirimu sendiri apa? Ya itu, menjadi seseorang yangbenar. Sekarang aku salah si. Ehhe Aku merasa aku masih banyak negatifnya,tapi ga tau harus melakukan apa…. Hmmm Hahahaha. Hal negative apayang kamu maksud sehingga kamu menyatakan dirimu salah ? Karenakarakter saya butuh berubah. Jujur aku mudah emosi. Banyak si yangmengkritik aku mudah emosii tapi belum bisa berubah. Menilai diri sendiribelum sempurna. Saya harus bisa mengontrol emosi saya. Harus cari carauntuk memperbaiki karakter saya. Masalah-masalah apa aja sih yangmenjadi hambatanmu dalam mewujudkan impian? Ee diungkit-ungkit.Misal ni aku udah berusahaaa berubah.. berharaaap.. eh tau-tau orang lain adayang bilang.. “heh si davi orangnya mudah emosi” jadi aku down lagi. Itu sijadi hambatan. Mengatasi hal tersebut gimana dong? Cari teman yangpositif. Teman yang bilang “ayo gapapa, bisa kok kamu berubah”. Merekajuga ngobrolnya positif, itu bisa jadi buat semangat lagi. Gimana sikapmukalo harapanmu tersebut tidak bisa jadi kenyataan? Ya berusaha lagi.Tapi pernah macet juga si. Dulu pengen banget maen basket.. tapi liat kondisikurang mendukung ya sudah. Udah berusaha berapa kali gitu trus yaudahganti harapan lain. Hobimu apasih ? hmmm. Apa ya sulit sih.. oh ini akusuka diskusi ilmu, bertukar pikiran, ini kejadian sejak masuk kuliah si.. karenaada hubungannya dengan Sosiologi. Ada cara tertentu ga untukmenyalurkan hobimu ? Masuk kelas Bahasa isyarat, bergabung diPUSBISINDO, bergabung di DAC, ya komunitas dan organisasi sih. Cita-citamu apa? Sebelumnya dulu itu cita-citaku ingin jadi pebasket terkenal.Jadi artis, tinggi banget emang khayalanku haha. Tapi berubah dan sadar daningin mengabdi ke masyarakat. Na itu atmajaya mengajarkan humanis, itumembuatkan ingin mengabdi kemasyarakat. Pernah kesulitan dalammemutuskan cita-cita? Pernah. Dulu sebelumnya kan aku komunikasi pakebahasa oral, bahasa verbal, nah itu sulit untuk memutuskan cita-cita. Jadisebenarnya dulu itu cita-cita aku jadi tentara. Trus ee ada persyaratan tuli kanga bole. Trus jadi polisi,ternyata kan ga bole juga. Akhirnya cita-cita berubahmenjadi pegawai kantoran saja lah. Trus aku berpikir.. dan berpikir, akhirnyamasuk komunitas tuli. akhirnya sadar. Aku merasa ingin memperjuangkananggota-anggota tuli. Keputusan tersulit yang pernah diambil apa selainitu? Dulu sebelum ambil jurusan Sosiologi, aku sempat daftar di SanataDharma jurusan Psikologi. Tapi ga lulus. Yaudah. Aku pulang deh. Itu suliiitbanget bagi aku nentuin jurusan lain. Karena tujuanku ambil Psikologi ituingin melihat karakter tuli seperti apa. Tapi ga lolosss.. Ya akhirnya pindah kesosiologi. Trus cita-cita berubah untuk mengabdi ke masyarakat atau tuli.Kamu punya prinsip hidup kah? Kalo ada apa? Ohh.. ada-ada.. bentar..(membuka hp nya) nah ini “Menjadi dewasa bukan soal menemukan jati diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
244245246247248249250
menjadi dewasa adalah soal membentuk karakter diri “ . Makanya aku taro disampul facebook. Hehe.. Kenapa milih motto hidup itu? Cerita ya.. pacarkusebelumnya minta putus karena cewek ini salah paham, ya mungkin aku jugaada salah. Aku ga bisa menjaga perasaan dia. Akhirnya aku menyesal. SelamaSMK ini aku ga pernah pacaran. Jomblo terus. Ahirnya aku sadar danmenemukan, berarti aku harus memperbaiki karakterku, trus aku menemukanmotto tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
TABEL KODING
Informan I, DA, 23 tahun
Kode Sub Kategori Kategori TemaBerusaha danmengganti harapanbaru (221)
Pemikiranrealistik
Persepsi terhadapdiri.Berpikir lebihrealistik tentangpenampilan dandapat melakukansesuatu sertaberbicara yangbaik mengenai diri(PD) Kecenderungan
menerima diri
Komunitas tulisudah sepertikeluarga (20)
Relasi sosial
Kekurangannyatidak bisamendengar dan tidakmempunyai pacar(133)
Kekurangan diri
Bangga menjadiorang tuli yang apaadanya (142)
Perasaan positif
Memiliki mentalyang kuat jika adaorang lain yangmencobamenjatuhkan (128)
Respon positif(mempunyaimental kuat)
Kekurangannyatidak bisamendengar dan tidakmempunyai pacar(133)
MenyebutkanKekurangan diri
Sikap dalammemandangkelemahan dankekuatan diri.(SKK)
Kelebihanmempunyai bakatpantomime danmenjadi seorangyang tuli (135)
Menyebutkankelebihan diri
Merasa rumit dansulit mendapatkancinta (132)
Permasalahanpribadi
Merasa hina ditolakjika wanita (152)
Respon negatif
Disabilitas fisikmerupakan ujiandari Tuhan (194)
Respon positif(Kesabaran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kuliah dan mengajarBahasa isyarat (4)
Aktivitas
Mencari teman yangpositif untukmengatasi hambatan(167)
Penyelesaianmasalah
Menerima kritikandari orang lain (89)
Penerimaankritikan
Respon ataspenolakan dankritikan. Individuberusahamelakukan koreksidiri dan berusahabelajar daripengalaman(RPK)
Mulai belajarmenerima kritikankarena pentinguntuk membangunkarakter (91)
Pengaruhkritikan
Kelas 2 SMA mulaimampu menerimakritikan karenabelajar dari ketuaorganisasi (95)
PenerimaanKritikan
Menerima kritikandemi perubahanperbaikan kedepanyang lebih baik(108)
PengaruhKritikan
Penampilan fisikbukan hal utama(116)
Penampilanfisik
Kegiatan bersamalebih membukawawasan dan bisabersosialisasi (16)
Kegiatanbersama
Mendapat dukungandari keluarga untukbelajar bahasaisyarat (48)
Dukungankeluarga
Merasa pengalamancinta adalah momentterburuk (198)
Keterbukaanakanpengalaman
Moral dalammenerima diriuntuk terbuka,berani dan tidakmenyukai kepura-puraan (MMD)
Jatuh karenadigendong saatbalita sehinggamenyebabkan tuli
Keterbukaanakanpengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
permanen (173)Merasa senangkarena mampumengatasi hambatankomunikasi (8)
Perasaan positif
Merasa terbebanikarena tidak adaakses dalamkomunitas (25)
Hambatan sosial
Belum mampuuntuk mengontrolemosi dan menilaidiri belum sempurna(209)
Hambatandalam diri
Hal yang seringdiungkit menjadihambatan untukmewujudkan impian(212)
Hambatan darieksternal
Melihat anak-anaktuli merasa tertekanatas peraturan guru(37)
Perasaan positif(Kepekaan)
Merasa kondisinyadirinya lebihberuntung dariteman tuli yang lain(46)
Perasaan positif(Rasabersyukur)
Merasa kasihan jikaanak tuli seringdibandingkan (53)
Perasaan positif(Kepedulian)
Mempunyai cita-citauntuk mengabdikepada masyarakat(228)
Cita-cita
Keputusan tersulitsaat memutuskanpindah jurusan dariPsikologi keSosiologi (237)
Keputusantersulit
Keyakinan akankemampuan diri.Membangunkekuatan danmenggunakankemampuan dalamperkembangan
Memerlukan kritikteman untuk
Dukungan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
mengatasi hambatan(168)
hidupnya(KD)
Menjadi seorangyang lebih baikkarena merasa masihbanyak hal negativeyang dimiliki (205)
Harapan pribadi
Harapan untukkomunitas yaituadanya akses danpenerjemah (203)
Harapan pribadi
Menyalurkan hobidengan masukdalam organisasi(224)
Hobi Spontanitasmenikmati hidup.Individu lebihmemilikikeleluasaan untukmenikmati hal-haldalam hidupnya.(SMH)
Menyukai diskusiilmu dan bertukarpikiran (222)
Hobi
Berbicaramenggunakanbahasa isyarat dikomunitas tuli (21)
Pengalamanberkesan
Lebih mampusosialisasi dengantuli dewasa daripadaanak-anak (72)
Kemampuansosialisasi
Bersosialisasidengan dewasa tulibanyak merubahhidup (75)
Pengaruhlingkungan
Suka dan dukadalam bersosialisasi(76)
Kemampuansosialiasi
Menjadi dewasabukan soalmenemukan jati diri,menjadi dewasaadalah soalmembentuk karakterdiri (243)
Prinsip hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
No Respon123456789
10111213141516171819202122232425262728293031323334353637
Halo selamat siang. Siang mbak. Gimana kabarnya hari ini? Sehat eh baik.Habis liburan seminggu di Sragen. Mudik lebaran. Ohh.. hmm.. Jangantegang ya, hehe santai aja kita ngobrolnya.. Iyaa. Kesibukkan akhir-akhirini apa aja? Ya kegiatan diperkuliahan… tugas-tugas.. ya diluar itu ya gak adasih. Ga ada kegiatan lain. Tapi untuk saat ini sibuk magang. Magang dimana?Di Solo. Tempatnya itu kayk caffe tapi magangnya kami kan buat sistem. Jadibuat sistemnya caffe gitu. Jadi bukan magang pelayan gitu. Satu tim 2 orang.Buat website. Aplikasi gitu gitu. Sejauh ini.. ee so far so good aja? Apa adakendala lain selama magang? Baru 4 hari si kak. Jadi belum kerasa gitu kayaapa. Kan kegiatanmu ada kuliah dan magang,.. bisa diikuti semua gitu ya?Hmm bisa.. apa yaa cari pengalaman juga sih, cari pengetahuan lebih, samangisi waktu mungkin, kan masih muda tho daripada bingung mau ngapain.Mmm.. yang dirasain sih banyak tertekannya Lha kok gitu? mau belajar sikak, ya sebenernya aku ni orangnya gimana ya ga bisa tenang, jadi kalongikutin suatu kegiatan tu kalo kerjaanku belum selesai total merasa tertekanbanget. Kepikiran. Kecuali kalo udah selesai semua. Bisa dibawa santai.Kamu ga ada ikut organisasi gitu sekarang ini ? Ikut tapi semester 1 sampe5, UKM sexen, semester 6 udah ga lagi karena ganti pengurus. Di sexen itubisa melakukan banyak hal gitu. Bisa musik atau apa tergantung acara. Diajaribanyak hal. Kamu tu seneng aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sendiriatau sama-sama? Sendiri sih, karena lebih cepet, kalo sama-sama tu lebihlama. Jadi kan di prodi kami itu kan banyak project ya. Jadi pernah ada projecttentang hmm buat website jual beli kue kalo ga salah. Na kami satu kelompokada 3 orang. Hmm awalnya itu kan dibagi, kamu ini, kamu tugas itu gitu gitu.Tapi kalo dibagi gitu kan sering anggap sepele. Sering lupa sama tugasnya. Eeada ga.. selama kamu berkegiatan, mereka liat secara fisik? eee (mikirlama) waktu SMP kalo ga salah itu kan ada mapel Tata Boga. Naa dikelas ituterbagi jadi beberapa kelompok kalo ga salah 5 sampe 6 orang. Semuanya tuudah punya kelompok, sisa aku sama temanku, berdua doang. Lho kok kamuga dapet kelompok? Karena apa ya aku tu kan kak orangnya tertutup. Kaloada kelompok gitu jadi males-malesan gitu. Nungguu aja. Na ada kelompokyang kurang anggota kan. Kelompok ini lebih milih temanku daripada aku.Trus kelompok itu ditanya sama guruku, “Kamu kok milih dia daripadaGalih?” . Trus dijawab sama sama kelompok itu, “mm Nggak ah. Galih kayagitu, tertutup juga anaknya. Paling kalo diajak kerjaa kelompok kerumah pastiga dateng”. Aku merasa semakin down aja dengernya. Hehe mungkin merekaga menerima secara fisik atau apa. Aku belum punya keberanian buat
TABEL VERBATIMInforman 2, GA, 22 tahun.
Informan III , GA, tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
383940414243444546474849505152535455565758596061626364656667686970717273747576787980
nunjukkin “INI AKU” gitu. Dipengaruhi adanya “perbedaan” dengan yang lainmungkin hehe. SMP dan SMA tu kan ga disini. Tapi pindah di Papua. Wowjauh banget. Hehe iya karena orang tua kerja disana. Masalah mulai muncul yaSMP itu. Pindah kesana. Murid baru. SMP negeri kan ya gitulah. Hmm orang-orangnya tu kasarannya tu liar gitu. Banyak banget kejadian. Bullying pernah.Itu parah banget aku. Apa? Bullying? Hehe iya pernah, di palak sering banget.Ya karena murid baru kali ya. Ya ada yang ga suka. Kek “Sapa kamu! Muridbaru, sana balik ke asalmu!” . Ya orang-orang sana kan kek gitu. Kamumengatasinya gimana? Diem aja ga berani. Ga pernah bilang ke orang tuajuga. Sedih aja, takut mereka sedih juga. Aku orangnya tertutup. Aku cumapunya temen 4 atau 5 orang gitu selama SMP. Apa mereka suka bullyngmasalah fisik juga? Iya. Ngata-ngatain. Kaki tempang. Kaki miring gitu-gitu.Karena mungkin sekolah negeri juga ya jadi tambah gitu deh. Hehe. SelamaSMP aku di bully. Jadi kamu di Papua itu sampe kapan? Jadi aku SMPsampe SMA di Papua. Tapi SD nya di Sragen. Pas SMA gimana? SMA akuberuntung banget aku masuk ke sekolah swasta sih. Sekolah Don Boscho. Yajadi apa ya suasananya beda tu lo kaya disini. Cukup humanis lah hehe. Setiapketemu orang baru sih pasti selalu ditanya kakiku ini kenapa. Tapi.. padaakhirnya kamu cerita ga e ke orang tuamu tentang semua ini? Ga pernah.Ga. Karena hehe apa ya saya ini ga terbuka sama orang tua. Ga ingin merekekepikiran. Sedih soalnya. Jadi kalo ditanya misal gini, “Gimana sekolahnya?Lancar kan? Ada yang ngejek ga? Nakalin kamu?”. Aku bilang aja ga ada.Padahal banyak. Hehe. Kamu berapa saudara sih? 2. Aku no 2. Ada kakakaku cewek. Aku lebih apa ya.. lebih ke mencoba ngatasi sendiri. Kayak ada kanmungkin orang ngelapor ke orang tua. Saya juga cowok kan cowok ga mungkingitu. Jadi lebih dipendam. Pernah aku ditendang dikepala gitu sama temen-temen. Tapi aku diem aja. Hehe. Sebenernya sih masalah sepele,trus salahpaham tapi aku yang sering kena, ditendang dan lain-lain. Sampe sekarangkamu masih tertutup sama orang tua? Hmm iya. Kalo sama orang tua tukesulitan yang saya alami tu ga pernah saya ceritain sama sekali sih. Semuahal itu termasuk pengalaman terburukmukah? Hmm..belum si kak. Kalobukan, apa pengalaman terburuk yang pernah kamu alami, bisa tolongceritakan? ee…yaa.. ya fisik ini sih. Paling buruk si. Ee jadi ceritanya panjangbanget si kak. Kadang kalo ada orang lain nanya, “Kakimu kenapa si?”, akubilang aja, “oh dari ini dari lahir”. Padahal si gak dari lahir. Hehe males ajaceritainnya. Sekitar umur 2,5 tahun, sekitar tahun 98-99. Ayah saya bangunrumah dipinggir desa. Perkebunan gitu. Kata orang-orang memang daerahkebun itu angker. Cuma bapak saya tidak terlalu percaya itu. Toh juga inginusaha peternakan ayam, jadi ga bisa bangun rumah ditengah desa nanti malahbau. Kejadiannya itu jam 6 sore maghrib, lagi nonton tv trus mau ke dapurkarena pengen ke mamaku. Trus aku tiba-tiba aja jatuh dan nangis, trus dilihatkaya ada bekas gigitan 2 lobang gitu di kaki. Seperti gigitan ular. Karena panik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
81828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122
yaudah langsung dibawa kerumah sakit aja. Trus cuma diinfus tapi tidak diberipenanganan khusus oleh dokter cuma digitui aja. Sementara bisa ular udahmasuk keseluruh tubuh dan aku merasakan itu kak, panas banget. Badan kuudah bengkak-bengkak semua. Kaki udah mulai membusuk. Penanganandokter ya cuma menggunting bagian yang busuk gitu aja terus kak, jadi lama2kaki aku bentuknya aneh. Ini gara-gara malpraktek juga sih. Akhirnya bisa ularini keluar lewat pengobatan alternatif. Pake keris gitu ka ditempel di tanganterus keluar asap. Kulit kepalaku ada yang pitak ini kak. (diperlihatkan) karenareaksi panasnya bisa ular tu tadi. Sampe sekarang bentuk kaki aku aneh garaguntingan dokter dulu itu. waw… bersyukur pada Tuhan .. hhe iya kak,banyak kesulitan si setelah itu, banyak proses bisa sampe jalan lagi, meskipunga normal gini. Gimana kamu mulai merasa terbiasa untuk menjalanikeadaan seperti ini? ee aku hmm.. selama sekolah sih belajar terbiasameskipun sulit.. hehe jadikan kak setelah kejadian itu, kaki kanan kan ga bisapake sandal atau sepatu. Jadi aku kesekolah cuma pake sebelah kiri doang.Lucunya sering ditanya-tanya kenapa cuma pake sepatu sebelah. Ya aku jawabaja ketinggalan. Hahaha. Trus itu kan kita pindah ke Papua, untuk memperbaikiusaha orang tua yang bangkrut, mana itukan tahun 98. Ee.. Setelah 2 tahun,kaki saya dioperasi lagi di Solo. Nah setelah operasi itu baru bisa pake sandaldan sepatu. Ya mendingan lah daripada dulu nyeker kemana-mana. Oh.. darikondisimu saat ini harapan terbesarmu apa? Harapan.. mm harapannya sihtentang fisik. Karena sampai sekarang ini sebenernya sering was-was , mikirkaki ni kalo buat jalan ga kaya kecil dulu, karena mungkin berat saya nambah,jadi kadang rasanya sakit nyeri. Jadi saya takut saya ga bertahan, akhirnyadiamputasi atau apa gitu kak, harapannya jadi pokoknya bertahan sampe bisamembalas semua yang orang tua udah lakuin. Misal dapet pekerjaan. Ganyusahin. Hmm.. ada masalah atau hambatan ga sih selama inginmewujudkan harapan itu? Apa aja? Masalah nya itu sebenernya kalo udahkeluar dari rumah itu. Alas kaki seperti sepatu atau sandal tu susaah betul,karena ga sembarangan kan, yang nyaman dan sesuai juga sama kaki aku. Itu sijadi problem. Kadang aku mau jalan-jalan, juga ganti-ganti gitu sepatunya, tapisusah dan akhirnya jarang ganti. Jadi ga pede. Hmm… eee trus kalo sekarang siya.. apa yaa.. ya meskipun aku beda, aneh gini, jalannya ga kaya orang normalsaya nganggepnya itu karena udah lama kan.. ya biasa aja, jalani aja.. jadi gaada hambatan khusus untuk saat ini kak. Ya sama kayak orang normal lain.Gimana kalo harapanmu tidak sesuai dengan kenyataan? Ee.. hmm hehe..apa yaa.. susah kak. Pupus gitu. ya pasrah. Hehe. Ya biasanya nyoba2 lagi sih.Butuh waktu sih tapi berhari-hari. Butuh waktu sendiri. Harapanku terbesarkan ya pengen kaki ini masih bisa bertahan, masih bisa menopang. Ya sedihbanget down. Ga bisa ngapa- ngapain lagi. Down. Kan pengen bekerja. Bantuorang tua juga. Kalo itu ga bisa aku ga tau kak. Down banget pasti. Ngerasabahwa aktivitasmu sudah berakhir semua. Cuma bisa dikursi roda Kalo aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164
tanya ni, dari 1-10 berapa si kemampuan sosialisasimu?? Hmm (lamamikirnya) ee ragu kaak.. hhe gapapa sebutin aja ini ga ada salah atau benerk.. Mm 7 kak, ya 7 itu menurutku nilainya standar , ga berlebihan, ga terlalurendah. Trus alasan kedua, karena emang ditempat baru entah kenapa terkadangaku ga terlalu lama untuk dapet temen baru, cepet kenal dengan caraku sendiri,dengan humorku sendiri. Hehe. Jujur ga terlalu susah aku cari temen kak.Perubahan apa yang kamu rasakan selama berbaur atau bersosialisasidengan mereka? Perubahannya.. ee lupa kalo aku mempunyai kekurangansecara fisik ini. Hehe agak lebih PD. Semakin aku bertingkah biasa aja selamabersama mereka, semakin mereka lupa aku tu punya kekurangan gitu lo. Jadikek biasa aja. Ada duka nya ga selama berbaur dengan mereka? Suka dukagitu? Iya. Kalo aku mungkin.. akhir-akhir ini banyak sukanya ya, dukanya dulumungkin Sewaktu proses menjadi seperti ini dukanya banyak. Sekarang yabanyak sukanya. Misalnya pernah pentas di FST, tu kan dinamika samakelompok SIESEN (salah satu organisasi di Universitas) berbulan-bulan,banyak senengnya, mereka welcome aja ga mempermasalahkan tentang kondisiaku. Ga ada dukanya. Selama kamu bersosialisasi atau berkegiatan itu,apakah kamu pernah dikritik? Seperti apa? Dikritik karena kesalahan pastipernah ya, misal salah tugas apa gitu, salah upload apa, aku telat, atau misalwaktu rekaman lama, dikritik biasa si, bukan karena fisik atau apa tapi memangaku kurang maksimal. Lebih ke tugas si. Yaudah aku berusaha memperbaiki.mm.. Orang-orang mulai mengesampingkan kekurangan fisik aku. Mungkingitu si. ee.. Aku ga mau merasa dikasihani oleh orang-orang nanti e kak. Hehe.Aku ga suka. Ngomong-ngomong masalah fisik ni, dari 1-10 seberapapenting sih penampilan fisik menurutmu? Hehe kalo sekarang 8 yamungkin. Kenapa? Ya karena kadang banyak orang ilfeel ketika kamu punyakekurangan. Misal ketika aku ditempat umum, makan misal, ketika duduk akududuk si mereka biasa aja, pas aku jalan dan lihat kakiku, raut wajah merekaudah beda, jadi kaya aku ini aneh banget. Perempuan-perempuan jadi ilfeel kakliat aku.. Jadi fisik menurutku penting. Aku tanya lagi, dari 1-10 berapakamu menilai penampilan mu saat ini ? Aduh, paling gabisa nilai dirisendiri. Hmm berapa ya.. 6, karena bentuk kaki ini sangat mengurangipenampilan. Hmm meskipun aku gapapa. Tapi bagi orang lain kan kurangbanget. Pentingkah bagimu pendapat orang lain..?.. ee gaa sih.. tapi iya duhbingung hehe. Penting sih hehe. Gimana pendapatmu kalo seseorang tumenganggap penampilan adalah yang utama? Keknya aku mau bilang ituwajar sih, ya zaman sekarang kan. Semua didahului dan diukur daripenampilan. Ya gitu deeh.. Gimana dengan kemampuan mereka yangsebenarnya? Ee penting juga. Cuma biasanya kalo aku orang melihat daripenampilan udah gimaana langsung gitu. Ya aku berusaha membuktikandengan kemampuan. Kalo ada orang lain yang berusaha menjatuhkanmudengan mencari-cari kekuranganmu itu gimana? Hmm apa yaa.. mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
165166167168169170171172173174175176177178179180181182183184185186187188189190191192193194195196197198199200201202203204205206
aku biasa aja, nanggepinnya santai.. ga terlalu marah. Gapapa dia ngelakuin ituaku nanti bisa membuktikan kebenarannya gitu. Aku ga mau ribet si kak. ee..okey.. kelebihan dan kekuranganmu apa si kalo boleh tau? Kelebihankayaknya ga punya deh. Hahaha. Iya ga ada.. hmm yakin..? hehe akubingung kak. Ga ada. Hobimu apa? Nonton konser musik. Kamu bisa mainmusik kah? Bisa. Gitar sama Bass. Hmm… musik bisa ngilangin stress si kak.Misal lagi nonton konser kan. Kita bisa berbaur. Nyanyi sama-sama. Enak aja.Loncat-loncat. Trus suka cari tau band-band mereka. Suka ngoleksi cd merekajuga aku. Hehe Gimana kalo kekuranganmu? Hmm kekurangan ku itu,kadang terlalu perfeksionis, itu malah jadi kekuranganku. Kalo misal adakerjaan pengennya gini, pengennya paling baik. Tapi akhirnya nanti buang-buang waktu, trus gajadi akhirnya. Sering aku kayak gitu. Trus kekurangankulagi melihat fisik seperti ini aku itu individual. Padahal kan didunia kerja kankita butuh kerjasama. Aku kadang melupakan itu. Kalo dari 1-10, seberapakamu bisa menerima kekuranganmu itu kenapa? Ee 9. Karena aku bisangatasi kekuranganku. Hehe gimana caramu mengatasi kekuranganmu?Yaa.. mengurangi sisi egois. Banyakin sharing. Mulai membagi pekerjaankedalam tim gitu. Jadi ga individual gitu. Hmm… gimana jika adahambatan-hambatan yang sulit kamu atasi? Fikir sendiri dulu kalo sulitbanget ya minta bantuan temen kak. biasanya cerita sama teman dekat. Sharing.Aku punya temen deket banget cewek si tapi dia ke cowok an. Ga milih temansi aku kak,ga terlalu peduli. Yang penting dia bisa minta solusi. Hmmm.. cita-citamu apa kalo boleh tau? Nah itu kak, haaha aku tu paling ga bisa nentuincita-cita. Kadang dari kecil aku asal sebutin aja. Dokter atau apalah. Barukepikiran cita-cita ini pas kuliah. Hmm apa yaa.. ini sih jadi Web Developer,karena ya mungkin tertarik juga sama website kan. Sesuai sama kuliah juga.Trus alasan lain karena aku merasa aku bisa si kak dengan keadaanku yangkaya gini, ga ngayal terlalu tinggi. Apakah itu termasuk keputusan tersulitbagimu? Hmmm… ga si kak. Lalu apa? Paling berat itu memutuskan kuliahatau ga si kak, aku berat karena sisi ekonomi keluarga. Waktu udah lulussekolah. Ada musibah lagi kan, ayahku meninggal. Jadi ekonomi susah. Kasianmama kerja sendiri. Usaha mama apa sekarang? Buka toko kak. Tapi mamamendukung si. Tp tetep kepikiran sampe sekarang. Ohh… maaf tadi aku kiraayahmu masih ada .. baik.. aku tanya lagi ya.. Kamu punya suatu prinsipdalam hidup? Ee.. mm.. aku bingung kak, ga tau. Hehe.. bentar… mmmungkin ini kak.. aku pengen semuanya tu belajar sendiri dulu. Ga mau nebengsama orang lain. Misal pas aku kuliah ini. Sebenarnya banyak sodara di Jogjatapi, tapi aku berusaha nyari sendiri dulu. Gimana prinsip tersebutberpengaruh dalam pengambilan keputusanmu sehari-hari ? hmm..berpengaruh si kak. Bukan aku gimana-gimana ya tapi aku lebih mandiri, gapanikan dan bergantung pada orang lain. Pernah waktu di pasar Tajem tu, akuhampir ditabrak mobil. Karena mungkin aku yang salah, ngebut. Trus mobil itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
207208209210211212213214
ngerem mendadak, dibelakangnya ada motor. Trus motornya nabrak mobil.Aku ngerasa aku yang salah. Nah disitu aku pertama kali kan di kota orangmendapat musibah. Bapak-bapak jatuh karena aku. Dia luka-luka. Itu semuabisa aku urus sendiri tanpa nelpon mama atau panik gitu. Aku ambil semuakeputusan sendiri pada saat itu. Ga nyusahin orang tua, atau orang lain. ee…mungkin itu juga ka yang mendorong aku punya prinsip itu, aku pikir dulu akutu banyak nyusahin orang tua. Ditambah ayah meninggal. Ga pengen nyusahinlagi. Cukup biaya hidup aja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
TABEL KODING
Informan 2, GA, 22 tahun
Kode Sub Kategori Kategori TemaBerpikir bahwa oranglain menolak karenabentuk fisiknya (37)
Pemikiran negatiftentang diri
Persepsi terhadapdiri.Berpikir lebihrealistik tentangpenampilan dandapat melakukansesuatu sertaberbicara yangbaik mengenaidiri (PD)
Kecenderungantidak menerima
diri
Belum beranimenunjukkan dirikarena merasa bedadengan yang lain (37)
Kurang percayadiri
Tidak bisa ganti-gantisepatu jadi malu (111)
Kurang percayadiri
Menganggap bahwadirinya aneh dan tidakseperti orang normal(113)
Respon negatiftentang diri
Merasa pupus danmembutuhkan waktusendiri (117)
Putus asa
Down dan merasabahwa semua aktivitassudah berakhir (122)
Putus asa
Ragu menilaikemampuan sendiri(124)
Respon negatif
Senang karena temanorganisasi menerimakondisi (138)
Perasaan positif
Bentuk kaki sangatmengurangipenampilan (154)
Hambatan secarafisik
Menilai pendapatorang penting (157)
Ketergantunganterhadaplingkungan
Tidak memilih dalamberteman (185)
Relasi
Menilai kemampuansosilisasi standar(125)
Kemampuansosialisasi
Menganggap dirinya Respon negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
aneh jika dilihatorang lain (151)
(menganggap dirianeh)
Mengatakan bahwatidak memilikikelebihan (167)
Respon negative(mengatakanbahwa tidakmemilikikelebihan)
Sikap dalammemandangkelemahan dankekuatan diri.
Mencari pengalamandan pengetahuan (11)
Semangat belajar
Ragu menilai untukkemampuansosialisasi sendiri(124)
Keraguan-raguan
Kekurangannyaterlalu perfeksionisserta individual (174)
Kekurangan diri
Mengatasi kekurangandengan mengurangisisi egois (181)
Penyelesaianmasalah
Dikritik karenakesalahan pekerjaankurang maksimal(141)
Menerima kritikan Respon ataspenolakan dankritikan. Individuberusahamelakukankoreksi diri danberusaha belajardari pengalaman
Berusahamemperbaiki jikamenerima kritikan(144)
Respon terhadapkritikan
Mengganggap bahwalaki-laki tidak bolehmengadu ke orang tua(62)
Asumsi pribadinegative
Zaman sekarangselalu didahului dandiukur daripenampilan saja (159)
Penilaian fisik
UKM memberikanbanyak pelajaran danmampu melakukanbanyak hal (19)
Pengalamanbelajar
Santai menanggapiorang yang inginmenjatuhkan (165)
Respon terhadaptekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Sangat tertekan jikabelum menyelesaikansatu pekerjaan (15)
Perasaan negatif(tertekan)
Moral dalammenerima diriuntuk terbuka,berani dan tidakmenyukai kepura-puraan
Mempunyai sikaptertutup (30)
Sikap tertutup
Cita-cita inginmenjadi WebDeveloper (189)
Mempunyai cita-cita
Berpikir bahwadahulu hidupnyahanya menyusahkanorang tua (213)
Perasaan negative
Tidak antusias (males-malesan) jika adakegiatan kelompok(31)
Respon negatif(malas)
Down karena merasatidak diterima karenaperbedaan fisik (36)
Perasaan negatif(insecure)
Menjadi korbanbullying oleh temansekolah (42)
Bullying
Tertutup denganorang tua karena takutmereka kepikiran (47)
Sikap tertutup
Selalu memendammasalah (63)
Perasaan negatif
Kondisi fisik menjadipengalaman terburuk(70)
Sikap terbuka
Belajar terbiasadengan kondisi fisikmeskipun sulit (93)
Prosespenyesuaian
Sering merasa was-was melihat kondisifisik (102)
Perasaan negatif(khawatir)
Keputusan tersulitketika inginmelanjutkan kuliahatau tidak karenamasalah ekonomi
Penentuankeputusan
Keyakinan akankemampuan diri.Membangunkekuatan danmenggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
(193) kemampuandalamperkembanganhidupnya
Takut tidak bertahanhidup dan diamputasi(105)
Perasaan negatif
Merasa pupus danmembutuhkan waktusendiri (117)
Putus asa
Mempertimbangkankeadaan fisik yangtidak memungkinkanuntuk bercita-citaterlalu tinggi (191)
Realistis
Mampu mengatasisendiri saat tertimpamusibah (210)
Kemandirian
Menginginkan semuausaha belajar dari dirisendiri terlebih dahulu(200)
Prinsip hidup Spontanitasmenikmati hidup.Individu lebihmemilikikeleluasaan untukmenikmati hal-haldalam hidupnya
Suka mengoleksi cdband music yangdisukai (172)
Penyaluran hobi
Sosialisasi menambahkepercayaan diri (131)
Dampak sosialisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No Respon123456789
1011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
Kamu kesibukkannya akhir-akhir ini apa aja? Ya paling main game,liburan, kemaren yo kepantai tho sama anjingku, Chiko. Hehe seneng-seneng.Kalo diperkuliahan gimana? Kamu ada ikut kegiatan? Kegiatan ga si.Kemaren sempet kepikiran mau ikut, tapi ko makin kesini makin banyak tugasjadi ga jadi. Rencananya mau ikut koor gitu. Kalo perkuliahan lancar, yo nekbagiku masih bisalah. Ngomong-ngomong main game , itu sering samasiaapa? Hmm aku kalo maen game sama temen-temen SMP, SMA. Jadi kitatu kan punya group.. Oh maen game apa? Dota. Ehehe. Aku belajar Dota tudari SMA kelas 1. Yaa setiap selo ya maen . sama temen-temen si. Kalosendirian ga pernah. Kamu lebih suka kegiatan yang dilakukan sendiriatau dilakuin sama-sama si sebenarnya? Hmmm .. yaaa kalo aku enaknyasama-sama. Kenapa? Ya kan bisa koordinasi kalo saya. Kalo saya ngerjainsendiri pas tugas tu, aku sering bingung sendiri og. Hehe. Pasti tanya dan ajakteman. Ngerjain bareng akhirnya dan lebih cepet. Temen-temen selalumembantu kalo kamu butuh bantuan gitu? Malah mereka yang ngajakin.Hahaha. Jadi kan satu contoh pas buat tugas kuliah. Mereka pada nyariin akubilang, “Yan kerumahmu yo yan”, hehe gitu-gitu. itu sampe 5-6 orang yangdatang ngerjain sama-sama. Seneng aku. Hmm biasanya kita juga sering makanbareng habis kuliah atau maen. Nyoba makan apa.. kemanaa..atau malahmamaku yang sering masakin buat temen-temenku, trus ajak kerumah.Menurutmu kamu manfaatnya apa si dari kegiatan-kegiatan yang kamulakuin itu? hmm.. yoo.. kalo misal banyak temennya tu ya enak.Seneng.Daripada sendiri kan bosen. Ga ada temen. Tapi untungnya rumahku gapernah sepi. Banyak sodara kadang yang datang. Enak ya.. hehe.. ee kamutergabung dalam suatu komunitas difabel ga? Engga. Dulu pernah diajakintapi ya ga pernah ikut. Ya gimana ya kak, jujur pas waktu SMA kan aku maingame sama temen-temen, pergi-pergi gitu, ya temen-temenku ga ada yangdifabel. Hehe pernah di diajak tapi aku ga mau ikut gabung. Kamu SMAswasta apa negeri dulu? Aku swasta. Di Pangudi Luhur. SMA aku tubanyakan main. Jadi ga tau komunitas ini itu. Ga mau ikut juga ribet. Kankamu tadi bilang lebih suka bersama-sama dari pada sendiri .. Gimanacara kamu untuk berbaur diingkungan baru? hmm piye ya.. aku dulu tu kanpas kuliah ga kenal sama siapa-siapa. Aku duduk aja sendiri.. trus akumemberanikan kenalan, aku berusaha untuk enjoy . Kenal ada 5- 6 orang..hingga sekarang kita bareng terus. Aku ga terlalu susah si kak beradadilingkungan baru, welcome aja. Hehe. Mereka nerima aku, aku menerimamereka. Baiklah.. ee ngomong-ngomong mengenai sekolah.. adapengalaman yang paling berkesan ga? Hmm pas SMA ini, waktu mau ke lab
TABEL VERBATIMInforman 3 , RA, 19 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
394041424344454647484950515253545556575859606162636465666768697071727374757677787980
bahasa itu kan jalan dari kelas jauh banget, nah tu pastiii ada aja temen yangnawarin, “yan gendong apa ga?”, misal kalo aku tolak untuk berusaha sendiripasti mereka maksa. Berarti temen-temen banyak bantu juga sewaktusekolah ya.. yap betul. Semua temen-temen kek gitu kah ke kamu? Hmm gajuga sih, ada juga yang jail. Paling 1- 2 orang si, emang nakal banget, bilanggini, “lari yan, larii! Hahahahha”. Aku cuma diem aja. Biarinlah. Trus adatemen-temen si yang marahin dia. Hehe. Bela aku. Dari semua itu aku merasakalo penting banget situasi lingkungan bagi aku. Kalo ga bisa adaptasi nilaikuhancur dan aku berantakan. Aku sangat tergantung lingkungan kak. Susah kalosendiri. Hmm oke.. Kamu punya sodara kandung, berapa? Aku anaktunggal. Oh sendiri brrt.. Lanjut ya.. Kamu pernah ga merasa dalamkeadaan yang sulit banget, merasa down ? Coba ceritakan. Ya pernah waktuSMP pelajaran Seni Budaya disuruh main alat musik. Jujur aku ga bisa mainalat musik sama sekali kan, ya keadaanku kaya gini. Semua pada berkelompok,aku sendiri yg belum. Karena mungkin mereka tau kali aku ga bisa maen. Akupaling ga seneng suruh maen alat musik. Ya aku diem aja.. ikuti perintah guruaja. Ga suka ya.. sukanya apa atau apa hobimu? Ya yang berhubungandengan komputer. Ya tak utek-utek sendiri, hobinya otak atik komputer. Hahha.Well. itu sejak kapan ? sejak TK. TK udah main komputer. Yaudah baliksekolah aku langsung main komputer sendiri gitu. Pernah rusak satu computertrus aku dimarah. Hahha brenti sebentar aku perbaiki lagi, main lagi. Hmm..Hambatan apa saja yang kamu alami selama menyalurkan hobi itu? hmmya fisik ni sih kak, aku kan cuma bisa ngetik pake satu jari. Yang lain kan bisapakae 10 jari. Jadi aku sering ketinggalan. Kondisi ini banyak menghambatku.Huuh. Well..aku lanjut tanya terkait keadaan fisik mu boleh ya..? hu umkak. Bisa tolong ceritakan bagaimana kejadiannya hingga fisik kamuseperti sekarang ini ? Aku persisnya ga inget karena masih kecil, aku cumadenger dari temen-temenku aja kejadiannya, itu waktu TK. Kejadiannya disekolah, aku kan lagi lari terus nyenggol kursi, nah trus aku jatuh, yang jatuhitu pantat dulu, bokongku. Trus aku lanjut lari aja lagi, kaya ga ada apa-apa aja.Perubahan fisik ku ga terjadi secara langsung gitu. Beberapa tahun mulai terasadan keliatan. Soalnya ini tulang tu lo yang kena. SD kelas 6 ko sering merasacapek padahal cuma jalan. Biasanya aku kuat. Semakin kesini semakin seringcapek. Trus aku di rontgen ga ada apa-apa. Jadi aku ikut terapi-terapi, tapi gaada hasilnya kak. Makin lama bentuk badanku seperti ini. Semenjak SMP sikak kaya gini. Mungkin katanya tu syaraf kejepit atau gimana, jadi tulangnyayang bermasalah. Gimana kamu menanggapi keadaanmu? Apa yang adadalam pikiranmu? hmm ya pie yoo .. ya aku kan anak tunggal, tumpuankeluarga, tapi kok kondisinya kaya gini. Nanti gimana gitu.. makanya aku takpinter-pinterin ini sekolah. Biar besok bisa cari apa-apa gampang. Aku ngeliatkan orang kaya aku tu cuma dipinggir jalan minta-minta. Aku ga mau kayagitu. Kalo keluarga bagaimana melihat kondisimu? Hmm gimana ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
81828384858687888990919293949596979899
100101102103104105106107108109110111112113114115116117118119120121122
seedih tapi ya gimana, panik si engga, kalo bapakku lebih suruh menerimakeadaan gitu. Bapakku tu suruh berusaha ini itu, suruh ngapain, pengen sembuhjuga. Ada operasi juga dulu itu cuma bapakku takut akhirnya ga diambil.Suruh ambil yang terapi aja.. cari info sana sini, nyoba terapi sana sini, tapikok ya.. sama aja. Hehe. Apakah ini termasuk pengalaman terburukmu ?hm iya. Bisa dibilang begitu. Soalnya dulu itu kata temen-temenku kaloolahraga aku cepet, lari cepet, kok ya jadi gini hehe berubah. Dari kondisimusekarang ini, apa harapan terbesar mu dalam hidup ? Yoo.. ee kaloberubah jadi kaya dulu lagi aku ga yakin. Tapi apa ya.. yang paling realistis yomoga aja lancar hidupku, ga pengen susah susah. Yaa karena aku anak satu-satunya. Ga pengen buat orang tua kecewa. Dulu pernah sempat kepikiran kaloorang tua ga ada, aku nanti gimana gitu, aku paling takut itu. Kamu palingdeket sama siapa dirumah? Sama mama si, papa kerja terus pulangnya sorekadang malem. Jadi ketemu pas sarapan sama malem sebelum tidur. Kerja apaorang tuamu? Mama wirausaha. Papa guru. Hmm apa ada hambatan-hambatan lain dalam mewujudkan harapan mu itu? Nek aku kan,pengennya besok kerjanya dibidang komputer itukan, tapi aku bingung, karenakata dosennya tu yang diperlukan market kedepannya tu sistem digital. Aku tupengen belajar mengenai itu tapi aku ga suka cara mengajar dosennya. Susahbanget. Nah hambatannya disitu. Pengen banget belajar itu untuk masa depan,tapi dosennya begitu. Ya aku lagi cari-cari yang lain sih. Mungkin bisa belajarotodidak. Gimana kalo harapan-harapan tersebut tidak sesuai dengankenyataan? Hmm Stres. Ga bisa mikir. Ya kan pinginnya itu tapi kok ga gini.Stres lah intinya.(sedikit marah) Oke.. aku boleh lanjut ? hehe iya kak. Balikke masalah sosialisasi tadi, kalo aku tanya dari 1-10 berapa kamu menilaikemampuan sosialisasimu? Dan alesannya? Mungkin 8. Soalnya gimana ya,aku sama orang baru tu bisa banget cepet kenalnya. Ga perlu waktu lama buatberbaur. Intinya ya aku cukup easy going, buktinya aku sering banget ditanya,“Kenal Ryan ga?”, gitu gitu kak. Ya lumayan aku di kenal banyak orang.Hehe. Temen-temen banyak berpengaruh ya kalo aku tangkep dariceritanya ..Yap betul banget. Apa perubahan yang paling terasa selamaberkegiatan sama temen-temen? Ya mungkin nek aku dulu tu, sering gabanyak ngomong. Sekarang sering sama temen-temen jadi aktif, seringngomong. Sering mendem sesuatu. Trus tiba-tiba sama temen jadi keluarsemua. Hehe . Suka dan duka bagi kamu sendiri berbaur sama temen-temen yang ya secara fisik kebanyakan normal gimana? Sukanya merekamenerima aku kak, kalo rame-rame tu lebih enak, kalo ga ada mereka terasasepi banget aku. Kalo duka apa yaa.. ga ada kayaknya. Kamu pernah dikritikga sama temen-temenmu, atau orang lain? Tentang apa ? kritik… ee seksek aku mikir, hehe. Aku ga tau yaa, aku kaya ngalir aja gitu.. aku tu dikritikya paling gara-gara terlalu ribut, karena dikelas aku tu jarang banget fokus kegurunya. Hehe. terus aku diem. Aku lebih seneng ngobrol sama temen daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149150151152153154155156157158159160161162163164
guru atau dosen. Hehe Hehe.. duduknya dibelakang gitu2 yaa. Haahaha.Iyaaa. Hahaha. Lha kok tau kak? Biasanya gitu og..hehe Lanjut yaa.. kaloaku tanya dari 1-10 seberapa kamu penting sih penampilan fisikmenurutmu? Wahh.. itu tergantung si.. kalo aku ga penting. Ya 0. Hehe. Kanada temenku BK. Dia lebih parah dari aku, aku ga melihat itu kok. Mauberteman sama dia. Jadi fisik tidak penting. Bagaimana pendapatmu jikaseseorang menganggap penampilan adalah yang utama? Wahh gimana ya,ya yang penting tu kan dilihat dari kualitas dulu. Aku sewaktu SMA kan UNmasuk ranking 10 besar. Temen-temen pada ga tau kok, “Kok bisa sih kamu?Kok bisa yan?bentukanmu bisa juga ya dapet juara”, gitu-gitu. ya aku bingungkan jawab apa. Ya aku ngebuktiin itu heehe. Mungkin mereka terlalu sibukdengan yang lain. Aku yaaa belajar gitu.. hehe Oke baik.. hehe kamumenyadari kekurangan dan kelebihanmu ? Ya kelebihan ku pintar, akumerasa cepet nangkep kalo diajarin apa-apa dari dulu dibanding yang lain. Darikecil hehe. Kan ga semua bisa gitu. Trus aku pemaaf juga hehe. Kekurangan kutu.. hmm aku ga seneng baca buku dari kecil. Hahaha. Aku juga ga jago dalammenjelaskan suatu hal. Tapi ya dari semua itu aku belajar untuk percaya diri.hmm.. Kalo aku tanya dari 1 -10, seberapakah kamu menilaipenampilanmu? 7, Soalnya kadang tu kalo keluar rumah cari makan, aku tudiliatiiin teruss.. aku tu risih e kak. Agak malu. Sampe sekarang masihseperti itu? iyaaa. Gimana cara kamu mengatasi kekuranganmu? Hmm..kalo aku belum nemu e caranya, paling baca sedikit kalo ujian. Hehe. Kalo akutanya dari 1-10, seberapa kamu bangga dengan kelebihan yang kamumiliki? ee aku bingung. Ya aku kan masih belum belajar lagi juga kan. 7 deh.Ya karena kan aku tetep ada error nya nanti. Kalo kekurangan gimana?Seberapa kamu bisa nerima? Yaa bisa. aku 7 si,ya sapa tau suatu saat akubisa rajin baca lagi dan diharuskan untuk membaca. Hehe Ok baik… Kaloboleh tau apa si cita-citamu? Waduh gonta ganti e kak, pertama masinis,dokter manusia, dokter hewan, bapak kan kerja guru, nah dulu kepikiran jadiguru, tapi kok aku ga seneng sama anak-anak. Tapi aku ingin bekerja yangberhubungan dengan komputer si. Kok kamu ga seneng sama anak-anak?Ga tau ya kak, aku pengen cepet-cepet menjauh aja dari mereka. nyebelinsoalnya. Pasti mereka mau ganggu karena fisikku aneh. Kalo lagi jalan ketemumereka pasti aku muter agak jauh. Menghindar. Ee.. apa ya.. trauma mungkinhehe.. Trauma kenapa? Aku pernah digigit anak kecil. Mereka jailin aku. Akuga ada ganggu. Aku lagi jalan ngelewatin anak kecil. Tau-tau ngejar dan gigit.Ganggu gitu. Pernah kesulitan ga dalam memutuskan cita-cita? Sekarangsih masih bingung. Ga tau kedepannya jadi apa. Tapi yang jelas berhubungandengan komputer. Keputusan tersulit yang pernah diambil apa? Ga ada sih.Hmm okee..kamu punya prinsip ga atau motto hidup gitu? hmm ada sihpernah sampe tak tulisin dibuku karena kata-katanya banyak hahaha, pokoknyaada kata tidak menyerah, kejarlah apa yang menjadi cita-citamu. Hal itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
165166167168
membantu keseharianku sih kaa, apa-apa mikir ke prinsip itu . Alasan kamumemilih prinsip itu apa ? Ya karena aku liat orang yang disabilitas tu banyakyang menyerah. Dipinggir jalan minta-minta . Duh jangan sampe. Aku ga maukaya gitu. Kasian orangtuaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
TABEL KODING
Informan 3, RA, 19 tahun
Kode Sub Kategori Kategori TemaBerharap yangrealitis yaitusemoga hidupnyadiberi kelancaran(89)
Harapan realistis Persepsi terhadapdiri.Berpikir lebihrealistik tentangpenampilan dandapat melakukansesuatu sertaberbicara yangbaik mengenai diri(PD)
KecenderunganMenerima
Diri
Sangat bergantungpada lingkungankarena berpengaruhdalam diri (46)
Ketergantunganpada lingkungan
Cepat berkenalandengan orang baru(107)
Kemampuanbersosialisasi
Mengatakan bahwafisiknya aneh danpasti menjadi bahanejekan (155)
Persepsi negatiftentang diri
Berusaha beraniuntuk memulaiberkenalan (34)
Usaha adaptasi
Cepat berkenalandengan orang baru(35)
Kemampuanbersosialisasi
Kelebihan sejakkecil sudah merasapintar dan cepattanggap (135)
Kelebihan yangdimiliki
Sikap dalammemandangkelemahan dankekuatan diri.(SKK)Kekurangan tidak
suka membaca(138)
Kekurangan yangdimiliki
Tidak semua orangmemiliki kelebihanseperti dia (137)
Asumsi pribadipositif
Berusaha membaca(144)
Usaha dirimengatasikekurangan
Menerimakekurangan yang
Respon positifkekurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
dimiliki (148)
Menerimakelebihan yangdimiliki (146)
Respon positifkelebihan
Stress jika harapantidak sesuai dengankenyataan (103)
Respon negatif
Pantang menyerahuntuk mengejarcita-cita (164)
Prinsip hidup
Diam karenadikritik ributdikelas (121)
Menerima kritikan Respon ataspenolakan dankritikan. Individuberusahamelakukan koreksidiri dan berusahabelajar daripengalaman(RPK)
Pernah tidakmendapat kelompokbelajar karenaperbedaan fisik (53)
Tekanan sosial
Tidak membalasketika ada yangmengejek ataumengganggu (44)
Respon positif
Sering bersamateman menjadilebih aktif (113)
Pengaruh sosial
Senang bersamateman karenamerasa ramai (117)
Pengaruh sosial
Kualitas seseoranglebih penting daripenampilan (130)
Kualitas diri lebihpenting
Penampilan fisiktidak penting (126)
Penilaian fisik
Kondisi fisikmenjadipengalamanterburuk (86)
Keterbukaan akanpengalaman
Moral dalammenerima diriuntuk terbuka,berani dan tidakmenyukai kepura-puraan (MMD)
Merasa senangkarena teman-temanselalu membantu(18)
Perasaan positifkarena dukungansosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Merasa nyamanbanyak temandaripada sendiri(23)
Perasaan positifkarena dukungansosial
Senang temanteman banyakmembantu karenamelihat kondisifisik (15)
Senang mendapatdukungan sosial
Cita-cita inginbekerja yangberhubungandengan computer(153)
Mempunyai cita-cita
Kondisi fisikbanyakmenghambatkegiatan (62)
Kendala fisik yangkurang sempurna
Penyebabdisabilitas fisikkarena terjatuh saatTK (67)
Keterbukaan diriuntuk bercerita
Berusaha untukpintar disekolahmeskipun kondisifisik kurangsempurna (78)
Usaha diri Keyakinan akankemampuan diri.Membangunkekuatan danmenggunakankemampuan dalamperkembanganhidupnya (KD)
Merasa sedihmelihat kondisifisik karenamenjadi tumpuankeluarga (77)
Mempunyai rasatanggung jawabterhadap keluarga
Mempunyai hobimengoperasikancomputer (56)
Mempunyai hobitertentu
Spontanitasmenikmati hidup.Individu lebihmemilikikeleluasaan untukmenikmati hal-haldalam hidupnya(SMH)
Lebih suka kegiatanbersama karena bisakoordinasi (12)
Kegiatan bersama
Sering bermaingame Dota denganteman (7)
Kegiatan bersama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Prinsip hidupberpengaruhterhadap kehidupansehari-hari (165)
Memaknai prinsip
Pantang menyerahuntuk mengejarcita-cita (164)
Prinsip hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI