pengaruh dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan
TRANSCRIPT
1
Indonesia Banking School
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN BUMN DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2015
Elona Meita Situmorang (20121112031) STIE Indonesia Banking School Email : [email protected]
ABSTRACT
The research aims to get analyze the effect od board of independent commissioners, managerial ownership, and the audit committee to earnings management at state-owned companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2011 until 2015.The independent variables in this research are boards of independent commissioners by the proportions between boards of independent commissioners and the numbers of commissioners boards, managerial ownership which measured by the numbers of stock owned by management, and the audit committee which measured by comparison between independent audit committee and the numbers of audit committee in the company. This research has been analyzed using Eviews 7 program, for panel Data Regression. The result of this research shows that board independent commissioners have a negative impact on earnings management. Meanwhile, managerial ownership and audit committee doesn’t have an impact to earnings management. Keywords: Boards of Independen Commissioners, Mangerial Ownership, Audit Committee l. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan perusahaan merupakan mekanisme bagi manajer untuk
berkomunikasi dengan investor luar. Kualitas laporan keuangan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor maupun pihak lain yang berkepentingan pada perusahaan. Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja perusahaan menyebabkan kompentensi manajerial sehingga memungkinkan manajer akan terlibat dalam memanipulasi laporan keuangan (Sun el at., 2007). Konflik kepentingan antara manajer dan investor yang terjadi dalam suatu organisasi tersebut dapat diminumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan kepentingan tersebut (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Mekanisme monitoring dalam Corporate Governance digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan fungsi dewan komisaris dengan didukung oleh organ pendukung pengawasan yaitu komite audit (Rahmawati, 2013). Mekanisme monitoring selanjutnya transparansi dapat didukung dengan tingkat kepemilikan manajerial. Dengan meningkatkan kepemilikan saham manajer, maka manajer akan memiliki kepentingan yang sama dengan principal (Oktariyani et al.,, 2015). Kinerja BUMN dinilai masih belum optimal sebagaimana dilaporkan oleh kementrian BUMN, nilai kerugian yang dialami oleh BUMN mencapai 17,57 T pada tahun
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
2
Indonesia Banking School
2013. Kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: tidak terkonsentrasi atau terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba serta pengungkapan laporan keuangan (Istighfarin dan Wirawati, 2015). Berikut merupakan data perusahaan BUMN yang mengalami kerugian periode 2013 dan 2014 :
Tabel 1.1
Perusahaan BUMN (Kerugian)
Perusahaan 2013 PT. Krakatau Steel Tbk Rp 194 M PT. Indofarma Tbk Rp 54 M
Perusahaan 2014 PT. Antam Tbk Rp 775 M PT. Krakatau Steel Tbk Rp 2,59 T PT. Garuda Indonesia Tbk Rp 4,62 T
Sumber: detikfinance.com2015.
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan permasalah yang terjadi pada BUMN, tujuan dari penelitian ini adalah Mekanisme Corporate Governance dalam praktik manajemen laba. Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian Gulzar dan Wang (2011) ,Oktariyani et.al., (2015) dan Swastika (2013) dengan perbedaan tahun penelitian yang dilakukan. Objek dari penelitian ini perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011– 2015. 1.2 Rumusan Masalah
Mekanisme Corporate Governance dilakukan untuk menurunkan tindak Manajemen
laba dalam laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatifterhadap manajemen laba?,(2) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba? Dan (3) Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba ?. I.I TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Setiap perusahaan pasti memiliki laporan keuangan yang dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak eksternal maupun phak internal. Menurut Kasmir (2010 : 66) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Laporan keuangan juga diartikan sebagai sarana utama perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan kepada pihak eksternal perusahaan (Kieso et. al, 2014:2).
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
3
Indonesia Banking School
2.2 Teori Keagenan Prespektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Teori Agensi (hubungan keagenan) adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal) melibatkan beberapa kewenangan untuk membuat keputusan.Apabila kedua belah pihak memaksimalkan utilitasnya maka ada kemungkinan agen tidak selalu bertindak untuk kepentingan utama principal. Untuk itu, principal menyusun desain biaya (agency cost) pemonitoran utuk membatasi pemyimpangan yang dilakukan oleh agen (Jensen dan Meckling, 1976). 2.3 BUMN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diatur di dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Sesuai istilahnya tersebut, BUMN adalah perusahaan milik Negara. Seperti diketahui diatas yang suatu perusahaan dikatakan perusahaan milik Negara karena modalnya berasal dari milik Negara. Pengertian BUMN didalam Pasal 1 angka 1 disebutkan, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa BUMN termasuk perusahaan karena yang disebut badan usaha itu yang dimaksudkan adalah perusahaan. Sebagai perusahaan BUMN juga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan seperti yang ada pada perusahaan pada umumnya (Supramono, 2016:16).
2.3 Corporate Governance Sedarmayanti (2012:60) menyatakan bahwa Corporate Governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan orgagnisasi. Corporate Governance dimaksudkan untuk mengatur hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan signifikansi dan untuk memastikan kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki.
Dalam pasal 5 ayat (3) UU BUMN diatur, dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban, serta kewajaran. Sedangkan ketentuan untuk komisaris dan dewan direksi pengawas Pasal 6 Ayat (3) UU BUMN menyebutkan, dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertangungjawaban, serta kewajaran. Inti darinya bahwa baik pegurus maupun pengawas BUMN di dalam menjalankan tugasnya masing-masing harus menerapan GCG (Supramono, 2016:153).
2.4 Dewan Komisaris Independen Dalam buku Daniri (2014:336) mengatakan bahwa Dewan Komisaris dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada RUPS. Sebagai salah satu organ perusahaan, Dewan
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
4
Indonesia Banking School
Komisaris harus memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam mengawasi tindakan Direksi. Bukan hanya itu, Dewan Komisaris juga berhak memberi nasehat kepada Direksi, baik diminta maupun tidak diminta. Dewan Komisaris mengawasi Direksi demi kepentingan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya, dan memantau efektiditas penerapan GCG yang dilaksanakan Perusahaan.
Perhitungan dewan komisaris independen dengan menggunakan perbandingan proporsi dewan komisaris independen dengan jumlah anggota dewan komisaris yang ada dalam perusahaan (Ujiyantho, 2007) 2.5 Komite Audit Berdasarkan Pasal 71 UU BUMN komisaris dan dewan pengawas dalam buku Gatot Supramono (2016:156) wajib membentuk komite yang bekerja secara kolektif dan befungsi untuk membantu komisaris atau dewan pengawas dalam melaksanakan tugasnya mengawasi pekerjaan direksi. Komite Audit sebagaimana dimaksud terdiri dari beberapa orang minimal 3 (tiga) yang salah satunya anggota dewan komisaris. . Dalam penelitian oleh Rahmawati (2013) Komite audit independen diukur berdasarkan jumlah anggota komite audit independen yang berasal dari luar komite audit dibagi jumlah komite audit. 2.6 Kepemilikan Manajerial
Menurut Jensen dan Mekling (1986) struktur kepemilikan dibedakan menjadi tiga, yatu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kepemilikan publik. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan kepemilikan manajerial sebagai salah satu mekanisme corporate governance yang diteliti.Dalam Imanta dan Satwiko (2011:68) kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajer atau dengan kata lain manager juga sekaligus pemegang saham. Dalam penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kepemilkan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba dan bisa meningkatkan kualitas dari pelaporan keuangan, dikarenakan jika manajer memiliki porsi kepemilkan sama seperti pemegang saham, maka mereka akan bertindak seperti pemegang saham untuk menyajikan pelaporan yang sewajarnya (Kouki et al., 2011 dalam Agustia 2013). 2.7 Manajemen Laba
Scott (2006 : 344) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunis manajer untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontak kompensasi, kontrak utang, dan political costs (oportunisitc Earnings Mangement). Kedua dengan memandang manajemen laba dari prespektif efficient contracting (Efficient Earnings Mangement), dimana manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak..
Subramanyam (2010 : 131) menguraikan bahwa terdapat tiga jenis strategi manajemen laba. (1) Manajer meningkatkan laba (increasing income) periode kini. (2) Manajer melakukan “mandi besar” (big bath) melalui pemngurangan laba periode ini. (3) Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income smoothing). Sering kali
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
5
Indonesia Banking School
manajer melakukan satu atau kombinasi dari tigas strategi ini pada waktu yang berbeda untuk mencapai tujuan manajemen laba jangka panjang. 2.8 Hubungan Antara Variabel dan Hipotesis Pengaruh Dewan Komisaris Indepeden terhadap manajemen laba
Hasil Penelitian dari Patrick tahun 2015 menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan outside director dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Berdasar teori agensi untuk mengurangi tindak manajemen laba dalam perusahaan, investor membuat biaya agen dalam memonitor tindak manajemen dalam perusahaan (Padmuji, 2010). Sehingga, jika anggota dewan komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan, hal ini juga akan berhubugan dengan makin rendahnya penggunaan directionary accruals (Cornett et al., 2006). Dalam penelitian ini peneliti menguji hipotesis : Ho1 : Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
Ha1 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Pengaruh Kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba
Kepemilikan saham yang besar dari segi ekonomisnya memiliki insentif untuk memonitor, secara teoritis ketika kepemilikan manajemen rendah maka terdapat kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat (Siallagan, 2006). Dalam teori agensi beberapa perusahaan memberikan insentif kepada pihak manajemen berupa saham untuk mngurangi tindak manajemen laba dalam perusahaan (Anthony dan Govindarajan, 2011). Dalam Ujiyantho dan Pramuka (2007), membuktikan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba dan bisa meningkatkan proses pelaporan keuangan, hal ini dikarenakan ketika manajer juga memiliki porsi kepemilikan, maka mereka akan bertindak sama seperti pemegang saham umunya dan memastikan bahwa lapora keuangan telah disajikan dengan wajar dan mengungkapkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Dari penelitian sebelumnya maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini : Ho2: Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Ha2: Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Pengaruh Komite Audit terhadap manajemen laba
Berdasar teori agensi untuk mengurangi tindak manajemen laba dalam perusahaan, investor membuat biaya agen dalam memonitor tindak manajemen dalam perusahaan (Padmuji, 2010). Komite audit adalah pihak yang bertanggung jawab melakukan pengawasan, berdasarkan pasal 71 UU BUMN Gatot Supramono (2016:156) membentuk komite yang berkerja secara kolektif san berfungsi untuk membantu pengawasan kinerja manajemen atau direksi. Dalam penelitian Anindyati (2011) menyatakan perusahaan yang memiliki audit independensi yang tinggi dapat meningkatkan pengawasan dan mengurangi tingkat kecurangan. Selanjutnya dalam penelitian Sugeng Pamuji dan Aprillya T. (2010) membuktikan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Rumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : Ho3: Independensi Komite audit tidak berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba Ha3: Independensi Komite audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba III. METODE PENELITIAN
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
6
Indonesia Banking School
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011–2015. Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2011 – 2015. Berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah disebutkan diatas maka peneliti mendapatkan 17 perusahaandari 20 perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode laporan keuangan dan laporan tahunan pada 2011-2015.Terdapat tiga perusahaan yang tidak memenuhi kriteria yaitu : PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk IPO tahun 2013, PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk IPO tahun 2012. 3.2 Operasional Variabel
Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba yang diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals. Dalam perhitungan menggunakan discrectionary accrualsmemiliki keterbatasan seperti dalam perbankan pendapatan dihitung dari jumlah pendapatan tahun berjalan ditambah bunga bank dan piutang menggunakan pinjaman yang diberikan dalam aset tetap, sedangkan perusahaan pendapatan menggunakan jumlah penjualan dan piutang menggunakan total piutang. Selanjutnya rumus discrectionary accruals dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut (Ujiyantho dan Pramuka, 2007): Mengukur total akrual TAC = NI-CFO Menghitung nilai accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi TACt/ At-1= α1 (1/ At-1) + α2 (ΔREVt/At-1)+ α3 (PPEt/ At-1) +e Menghitung nondiscretionary accruals (NDA) NDAt = α1 (1/ At-1) + α2 ((ΔREVt-ΔRECt)/At-1) + α3 (PPEt/ At-1) Menghitung discretionary accruals DAt = TACt/ At-1 – NDAt Ket : TAC : total akrual (Total accruals) NI : laba bersih operasi (net income) CFO : aliran kas dari aktivitas operasi (cash flow from operation) At-1 : total aset untuk sampel perusahaan I pada akhir tahun t-1 ΔREVt : perubahan pendapatan perusahaan idari tahun t-1 ke tahun t ΔRECt : perubahan piutang perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t PPEt : aktiva tetap (property, plant and equipment) perusahaan tahun t NDAt : nondiscretionary accruals pada tahun t DAt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t α : fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total accruals Tiga variabel independen yaitu dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan komite audit. Berikut pengukuran yang digunakan: Menghitung presentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan terhadap seluruh ukuran dewan komisaris perusahaan sampel (Ujiyantho,2007).
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
7
Indonesia Banking School
PDKI =
Mengukur kepemilikan manajerial adalah presentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar (Boediono,2005).
KM =
Variabel ini diukur dari jumlah anggota komite audit yang ada dalam satu perusahaan (Naimi et al, 2010).
KAI=
3.3 Metode Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu dengan program Eviews versi 9.0. Data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data panel sehingga Eviews merupakan program yang tepat karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berbentuk time series, cross section maupun data panel (Winarno W.W., 2011:3). Analisis Regresi. Dalam penelitian ini, menguji pengaruh mekanisme corporate governance yaitu dewan komisaris independen , kepemilikan manajerial dan komite audit terhadap manajemen laba digunakan alat analisis berganda (multiple regression). Model persamaan regresi tersebut sebagai berikut :
DA = βo+ β1PDKI+ β2KM+ β3KA+ e
Keterangan : DA = Discretionary Accruals PDKI = Proporsi Dewan komisaris independen KM = Kepemilikan manajerial KA = Komite Audit Βo = Konstanta β1 – β3 = Koefisien regresi e = error Uji Asumsi Klasik. Karena data yang digunakan adalah data sekunder maka untuk menentukan ketapatan model perlu di lakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu : Uji Normalitas, Multiklonieritas, Heteroskeastisitas, dan Autokorelasi Uji Hipotesis. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji signifikansi parameter individual (uji statisik t). Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel independen secara individual atau secara parsial berpengaruh terhadap variabel independen. Uji t dilakukan dengan membandingakan nilai t hitung dengan nilai t table
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
8
Indonesia Banking School
(nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikasi yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas adalah sebagi berikut (Ghozali, 2013:98). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
1. Dewan Komisaris Independen atau median adalah 0.450000, sedangkan untuk standar deviasinya adalah sebesar 0.097796 yang nilainya lebih tinggi dari nilai rata-rata (standar deviasi > mean). Maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan dewan komisaris independen relatif tinggi.
2. Kepemilikan Manajerial memiliki nilai tengah rata-rata atau median adalah 0.00003. Sedangkan untuk standar deviasinya adalah sebesar 0.005342 yang nilainya lebih tinggi dari nilai rata-rata (standar deviasi > mean). Maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan kepemilikan manajerial relatif tinggi.
3. Komite Audit memiliki nilai tengah rata-rata atau median adalah 0.500000, sedangkan untuk standar deviasinya adalah sebesar 0.120663 yang nilainya lebih rendah dari nilai rata-rata (standar deviasi < mean). Maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan komite audit rendah.
4. Manajemen Laba (DA) memiliki nilai tengah rata-rata atau median adalah 0.07765, sedangkan untuk standar deviasinya adalah sebesar 0.20183 yang nilainya lebih rendah dari nilai rata-rata (standar deviasi > mean). Maka dapat disimpulkan bahwa pergerakan DA relative tinggi.
4.2 Uji Regresi Berganda
DA Komite Audit Kepemilikan Manajerial Dewan
Komisaris Independen
Mean 0.07036 0.549000 0.001750 0.435881
Median 0.07765 0.500000 0.00003 0.450000
Maximum 0.59749 0.750000 0.023000 0.625000
Minimum -0.5093 0.333333 0.000000 0.250000
Std. Dev. 0.20183 0.120663 0.005342 0.097796
Probability 0.02045 0.394056 0.000000 0.165722
Observations 50 50 50 50
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
9
Indonesia Banking School
Uji Chow. Dalam melakukan pengambilan keputusan atas hipotesis dalam uji Chow dapat dilakukan melalui uji log likelihood ratio atau uji LR (Winarno, 2009). Kriteria pengujian, apanila probabilitas chi-square cross section ≥ 0.05, maka penelitian ini menggunakan common effect model.
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow
Effect test Statistic d.f Probability
Cross Section 0.935168 (9.37) 0.50695 Cross Section Chi-Square
10.24789 9 0.33079
Berdasarkan hasil tersebut menghasilkan nilai Cross-Section chi-square > 0,05 yaitu sebesar 0.33 maka H0 diterima dan tidak dilakukan uji Hausman, maka penelitian ini selanjutnya menggunakan common effect.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas. Uji normalitas yang dimaksud dalam asumsi klasik pendekatan OLS adalah (data) residual yang dibentuk regresi linear terdistribusi normal, bukan variable bebas ataupun variable terikatnya. Pengujian terhadap residual terdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan Jarque-Bera Test. Apabila Prob. JB hitung lebih besar dari 0,05 maka dapat disimppulkan bahwa residual terdistribusi normal dan sebaliknya apabila nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa residual terdistribusi normal (Iqbal,2012).
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Series: Standardized ResidualsSample 2011 2015Observations 50
Mean 3.89e-17Median 0.010104Maximum 0.480085Minimum -0.472114Std. Dev. 0.192554Skewness 0.237285Kurtosis 3.526216
Jarque-Bera 1.046082Probability 0.592715
Berdasarkan data gambar 4.1 diatas nilai probabilitasnya adalah 0,592715. Nilai tersebut lebih tinggi dari dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima yang artinya bahwa
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
10
Indonesia Banking School
data penelitian ini terdistribusi secara normal karena probabilitas telah memenuhi kriteria yaitu lebih besar dari 0,05.
Uji Multikolinieritas. Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan analisis matrik korelasi independen. Jika koefisian korelasi diatas 0,85 maka dapat dikatakan multikolinieritas.’
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
KAI KM PDKI KAI 1.000000 0.304770 -0.257447 KM 0.304770 1.000000 0.192348
PDKI -0.257447 0.192348 1.000000 Berdasarkan hasil uji multikolinieritas diatas, dapat disimpulkan ahwa tidak adanya indikasi multikolinieritas antar variabel. Hasil ini ditunjukkan dengan tidak adanya koefisien antar variabel yang melebihi 0,85. Uji Heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukandengan meregresikan variabel independen terhadap resabs. Apabila p-value > 0,05, maka dapat dikatakan tidak adanya heteroskedastisitas pada data. Sebaliknya jika p-value < 0,05 maka adanya heseroskedastisitas.
Tabel 4.4 Hasil Uji Hesteroskedastisitas
Berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan software Eviews sebagaimana yang telah terlampir di tabel 4.4, Hasil Uji Gletser menunjukkan bahwa probabilitas koefisien masing-masing variabel independen bernilai 0.2316, 0.0545 dan 0.8364. Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpilkan bahwa model penelitian sudah tidak mengandung masalah heteroskedastisitas,karena probabilitas lebih besar dari 0,05. Uji Autokorelasi. Uji Autokorelasi untuk mengestimasi model regresi linier merupakan data time series maka diperlukan asumsi bebas autokorelasi. Pengidentifikasian autokorelasi yang paling banyak digunakan yaitu menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji D-W). Dengan ketetuan apabila nilai D-W berada diantara 1,54-2,46, jika nilai D-W diluar kisaran yang telah ditentukan maka adanya autokorelasi.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Variable Prob. KAI 0.2316 KM 0.0545
PDKI 0.8364
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
11
Indonesia Banking School
Durbin-Watson Stat 1.854123 F-statistic 1.6202712
Prob(F-statistic) 0.1909912
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dan setelah melakukan treatment ar (1) dapat diketahui nilai D-W pada model ini sebesar 1.854123 yang artinya sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sehingga dapat disimpulkan model penelitian ini tidak memiliki masalah aitokorelasi.
4.4 Uji Hipotesis
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Data Panel
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti yang dilampirkan diatas pada tabel 4.8 dan diinterpretasikan sebagai berikut :
DAit = βoit+ β1PDKIit+ β2KMit+ β3KAit+ eit
Koefisien Determinasi (R2). Dalam penelitian ini, adjusted R2 digunakan karena jumlah variabel independen melebihi dua variabel. Berdasarkan tabel 4.7 nilai adjusted R2 yang didapat dari hasil pengujian regresi adalah 0.059813 atau 6%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel independen (KAI,KM dan PDKI) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen (DA) sebesar 6% sedangkan sisanya 94% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa terdapat variabel lain yang mempunyai pengaruh yang sangat tinggi diluar dari variabel dalam penelitian ini Uji-t (Parsial). Menurut Ghozali (2013:98) criteria pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas, apabila t hitung > t tabel atau probabilitas < tingkat signifikasi
DAit = 0.446220it – 0.887558 *PDKIit+ 6.529235 *KMit – 0.074910 *KAIit+ Ɛit
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.446220 2.690971 6.985153 0.0000
KA -0.074910 0.289189 -0.259033 0.2957
KM 6.529235 6.150133 1.061641 0.2957
PDKI -0.887558 0.402475 -2.205248 0.0341
AR(1) 0.195512 0.186926 1.045937 0.3028
R-squared 0.156242 Adjusted R-squared 0.059813
F-statistic 1.620273 Prob(F-statistic) 0.190992
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
12
Indonesia Banking School
(Sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Tetapi, Jika t hitung < t tabel atau probabilitas > tingkat signifikasi (Sig>0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. PDKI memiliki probabilitas sebesar 0.0341 ≤ 0.05, yang artinya Ha1 diterima. Hasil menunjukkan bahwa PDKI berpengaruh terhadap DA. Nilai koefisien regresi PDKI sebesar -2.205248 menunjukkan bahwa PDKI memiliki pengaruh negatif terhadap DA. KM memiliki probabilitas sebesar 0.2957 ≥ 0.05, yang artinya Ha2 ditolak. Hasil menunjukkan bahwa KM tidak berpengaruh terhadap DA. Nilai Koefisien regresi KM sebesar 1.061641 menunjukkan bahwa KM memiliki pengaruh positif terhadap DA. KA memiliki probabilitas sebesar 0.2957 ≥ 0.05, yang artinya Ha3 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa KA tidak berpengaruh terhadap DA. Nilai Koefisien regresi KA sebesar -0.259033 menunjukkan bahwa KA memiliki pengaruh negatif terhadap DA.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan menggunakan Eviews 9.0 maka penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah ditentukan pada awal bab dan untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu sebagai berikut: Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya proporsi dewan komisaris yang independen dapat meningkatkan pengawasan dan mengurangi mnajemen laba.
Kepemilkan Manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menujukkan bahwa kepemilkan saham manajerial yang rendah tidak memungkinkan manajemen untuk melakukn tindak manajemen laba dan Komite Audit tidak berpegaruh manajemen laba. Hal ini dikarenakan masih ada komite audit yang tidak belatar belakang akuntansi, sehingga tidak memaksimalkan kegiatan pengawasan yang dilakukan.
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
13
Indonesia Banking School
DAFTAR PUSTAKA Ujiyantho, Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance,
Manejemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makasar: 26-28 Juli 2007.
Rahmawati, Is;ada Hikmah. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan. Accounting Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang.
Oktariyani, Anggun Dwi, Gede Adi Yuniarta, dan Ni Kadek Sinarwati. 2015. Pengaruh Mekanisme CORPORATE GOVERNANCE Terhadap Praktik Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).Jurnal Akuntansi S1 Vol. 3, No. 1. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.
Istighfarin, Diana dan Wirawati, Nigusti Putu. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Pada Badan Usahan Milik Negara (BUMN).
Swastika, Dwi. 2013. Corporate Governance, Firm Size and Earnings Mangement: Evidance in Indonesia Stock Exchange. Journal of Business and Management Vol. 10 Tahun 2013.
Gulzar, M. Awais dan Zongjun Wang. 2011. Corporate Governance Characteristics and Earning Management: Emperical Evidence from Chinese Listed Firm. International Journal of Accounting and Financial Reporting. ISSN 2162-3082 2011 Vol. 1 No. 1.
Kieso, E Donald dan Weygand, Jerry J dan Warfierld, D Terry. 2014. Akuntansi Intermediete. 10th
Edition. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Jensen, Michael C. dan Meckling, Wiliam H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Havard Bussiness School.
Supramono, Gatot. 2016. BUMN Ditinjau Dari Segi Hukum Perdata. Rineka Cipta. Indonesia. Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan
ManajemenPegawai Negeri Sipil. Cetakan Kelima. Bandung
Daniri, Mas Achmad. 2014. Lead by GCG.Gagas Bisnis Indonesia. Jakarta.
Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 15, No. 1. Universitas Airlangga Surabaya.
Scott, William. 2006. Financial Accouting Theory. Fourth Edition. Toronto: Pearson Prentice Hall.
Subramanyam, K. R., & Wild, J. J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kelima, Buku 2, diterjemahkan oleh Yanti,D. Jakarta: Salemba Empat.
Pamuji, Sugeng dan Aprlilla Trihartati. 2010. Pengaruh Independensi dan Efektifitas Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Universitas Dipenogoro Semarang, Indonesia.
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. 2006. Earnings Mangement, Corporate
Governance, and True Financial Peformance www.papers.ssrn.com.
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian Manajemen. 12thEdition. Karisma Publishing Group. Indonesia.
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
14
Indonesia Banking School
Anindyati. 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Good Corporate Governance dan Corporate Social Resposibility sebagai pemoderasi. Universitas Jember. Jember.
Winarno, W. W. (2011).Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Yogyakarta: STIM YKPN.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Edisi Ketujuh. Semarang: Universitas Diponegoro.
Iqbal, Muhammad. 2016. Pengolahan Data dengan Regresi linier Berganda (dengan Eviews). Perbanas Institute Jakarta.
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
15
Indonesia Banking School
LAMPIRAN A TABEL NILAI VARIABEL DEPENDEN DAN INDEPENDEN
MANAJEMEN LABA Step 1
Nama Perusahaan tahun TACt/At-1 (NAD) PPEt/At-1 1/at-1
ΔREV/At-1
BNI 2011 -0.03852 0.01630 0.0000000040 0.01250
BNI 2012 0.00033 0.01535 0.0000000033 0.01536
BNI 2013 0.04789 0.01654 0.0000000030 0.01378
BNI 2014 0.02959 0.01609 0.0000000026 0.00347
BNI 2015 -0.03653 0.04983 0.0000000024 -0.06935
BRI 2011 -0.00219 0.00458 0.0000000025 0.01155
BRI 2012 0.09105 0.00597 0.0000000021 0.01613
BRI 2013 0.02917 0.00684 0.0000000017 0.01425
BRI 2014 -0.09604 0.00945 0.0000000016 0.01588
BRI 2015 -0.02511 0.01002 0.0000000012 -0.08335
BTN 2011 -0.12966 0.05275 0.0000000352 0.03334
BTN 2012 -0.00525 0.01776 0.0000000112 -0.04395
BTN 2013 0.04347 0.01363 0.0000000089 0.04503
BTN 2014 0.02413 0.01135 0.0000000076 0.01188
BTN 2015 0.00099 0.01074 0.0000000069 -0.01551
Adhi Karya 2011 -0.06834 0.04482 0.0000002029 0.18925
Adhi Karya 2012 -0.00456 0.03066 0.0000001636 0.35529
Adhi Karya 2013 -0.01952 0.03446 0.0000001270 -0.14558
Adhi Karya 2014 0.13423 0.05103 0.0000001029 0.07571
Adhi Karya 2015 0.02141 0.10512 0.0000000956 -0.79757
Indo Farma 2011 0.01025 0.46731 0.0000013625 -0.06460
Indo Farma 2012 0.07471 0.30424 0.0000008969 0.16275
Indo Farma 2013 0.07353 0.30958 0.0000008413 0.03697
Indo Farma 2014 -0.11399 0.30481 0.0000007725 0.18576
Indo Farma 2015 -0.10231 0.31916 0.0000008011 1.25120
Kimia Farma 2011 0.05443 0.25748 0.0000006034 0.15270
Kimia Farma 2012 -0.01385 0.25032 0.0000005573 0.34211
Kimia Farma 2013 -0.01837 0.24015 0.0000004816 0.08330
Kimia Farma 2014 -0.18305 2.09190 0.0000036773 1.24788
Kimia Farma 2015 0.02594 0.22968 0.0000003369 3.36764
Krakatau Steel 2011 -0.00536 0.32098 0.0000000569 -0.88876
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
16
Indonesia Banking School
Krakatau Steel 2012 -0.01668 0.31231 0.0000004170 -0.08465
Krakatau Steel 2013 -0.05952 0.33480 0.0000003903 -0.08416
Krakatau Steel 2014 -0.06497 0.46119 0.0000004203 -0.22989
Krakatau Steel 2015 0.00000 0.00000 0.0000000000 0.00000
Mandiri 2011 -0.01722 0.01465 0.0000000022 0.01308
Mandiri 2012 0.01313 0.01269 0.0000000018 0.01456
Mandiri 2013 0.00959 0.01203 0.0000000016 0.01000
Mandiri 2014 -0.00060 0.01218 0.0000000014 0.01353
Mandiri 2015 0.01281 0.01142 0.0000000012 -0.06940
PP 2011 0.05883 0.01389 0.0000001837 1.33889
PP 2012 0.01642 0.01050 0.0000001442 0.52673
PP 2013 -0.02691 0.01659 0.0000001169 0.09023
PP 2014 0.02011 0.03975 0.0000000805 0.14417
PP 2015 0.02347 0.20456 0.0000000684 3.72380
Telkom 2011 -0.00015 0.00075 0.0000000000 0.00006
Telkom 2012 -0.09295 0.74764 0.0000000097 0.05651
Telkom 2013 -0.14622 0.77904 0.0000000090 -0.69018
Telkom 2014 -0.12866 0.74098 0.0000000078 0.75316
Telkom 2015 -0.14350 0.73120 0.0000000071 -0.66087
Antam 2011 0.02924 0.24213 0.0000000812 0.00840
Antam 2012 0.13831 0.30678 0.0000000658 0.05581
Antam 2013 0.01282 0.33996 0.0000000507 -0.09527
Antam 2014 -5.33714 39.78788 0.0000045735 5.08058
Antam 2015 -0.08754 0.55651 0.0000000454 -0.11896
Bukit Asam 2011 -0.05876 0.13075 0.0000001146 0.11607
Bukit Asam 2012 0.06055 0.16107 0.0000000869 -0.03344
Bukit Asam 2013 -0.01548 0.22024 0.0000000786 0.14681
Bukit Asam 2014 0.00000 0.00000 0.0000000000 0.00000
Bukit Asam 2015 0.00938 0.37543 0.0000000673 0.04109
Semen Indo 2011 0.53013 0.74797 0.0000000643 0.20687
Semen Indo 2012 -0.03383 0.85416 0.0000000509 0.24937
Semen Indo 2013 -0.02607 0.07097 0.0000000376 0.09352
Semen Indo 2014 -0.03746 0.65668 0.0000000325 -0.00127
Semen Indo 2015 -0.08048 0.73307 0.0000000291 -0.54203
Timah 2011 0.14155 0.25770 0.0000001700 -0.15763
Timah 2012 -0.08745 0.26223 0.0000001522 -0.29987
Timah 2013 0.20925 0.30956 0.0000001639 0.24894
Timah 2014 0.16221 0.25587 0.0000001269 -0.06305
Timah 2015 -0.12188 0.02301 0.0000001025 -0.08729
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
17
Indonesia Banking School
Wijaya Karya 2011 -0.07118 0.11981 0.0000001591 0.32996
Wijaya Karya 2012 0.00862 0.14043 0.0000001201 0.24854
Wijaya Karya 2013 0.03042 0.14884 0.0000000907 0.05250
Wijaya Karya 2014 0.16030 0.02125 0.0000000794 -0.88140
Wijaya Karya 2015 0.02919 0.20009 0.0000000628 1.15636
PGN 2011 -0.06703 0.49448 0.0000000312 0.16665
PGN 2012 -0.07841 5.28746 0.0000003228 4.37809
PGN 2013 -0.25878 0.62319 0.0000000265 -0.01461
PGN 2014 -0.03494 0.58129 0.0000000188 0.08291
PGN 2015 -8.70951 3.44116 0.0000001293 -4.90885
Jasa Marga 2011 -0.02464 0.85193 0.0000000528 0.21685
Jasa Marga 2012 -0.01837 0.01971 0.0000000467 0.05713
Jasa Marga 2013 -0.03431 0.02396 0.0000000404 -0.04522
Jasa Marga 2014 -0.02245 0.02474 0.0000000353 0.02372
Jasa Marga 2015 -0.01238 0.02868 0.0000000314 -0.30913
Step 2
Nama
Perusahaan
tahun a1 1/at-1 a2 (∆REV - ∆REC)/At-1
a3 PPEt/At-1
NDAt
BNI 2011 11910.3655 0.0000000040 0.60820 -0.13767 -0.22489 0.01630 -0.08735
BNI 2012 11910.3655 0.0000000033 0.60820 -0.15157 -0.22489 0.01535 -0.09560
BNI 2013 11910.3655 0.0000000030 0.60820 -0.06691 -0.22489 0.01654 -0.04438
BNI 2014 11910.3655 0.0000000026 0.60820 -0.10881 -0.22489 0.01609 -0.06977
BNI 2015 11910.3655 0.0000000024 0.60820 0.12532 -0.22489 0.04983 0.06504
BRI 2011 11910.3655 0.0000000025 0.60820 -0.15325 -0.22489 0.00458 -0.09421
BRI 2012 11910.3655 0.0000000021 0.60820 -0.16064 -0.22489 0.00597 -0.09901
BRI 2013 11910.3655 0.0000000017 0.60820 -0.08907 -0.22489 0.00684 -0.05569
BRI 2014 11910.3655 0.0000000016 0.60820 -0.09289 -0.22489 0.00945 -0.05860
BRI 2015 11910.3655 0.0000000012 0.60820 0.53840 -0.22489 0.01002 0.32522
BTN 2011 11910.3655 0.0000000352 0.60820 -0.53345 -0.22489 0.05275 -0.33589
BTN 2012 11910.3655 0.0000000112 0.60820 -0.23198 -0.22489 0.01776 -0.14495
BTN 2013 11910.3655 0.0000000089 0.60820 -0.07602 -0.22489 0.01363 -0.04919
BTN 2014 11910.3655 0.0000000076 0.60820 -0.14899 -0.22489 0.01135 -0.09307
BTN 2015 11910.3655 0.0000000069 0.60820 0.84283 -0.22489 0.01074 0.51027
Adhi Karya 2011 11910.3655 0.0000002029 0.60820 0.01458 -0.22489 0.04482 0.00120
Adhi Karya 2012 11910.3655 0.0000001636 0.60820 0.29424 -0.22489 0.03066 0.17401
Adhi Karya 2013 11910.3655 0.0000001270 0.60820 -0.21403 -0.22489 0.03446 -0.13641
Adhi Karya 2014 11910.3655 0.0000001029 0.60820 0.37595 -0.22489 0.05103 0.21840
Adhi Karya 2015 11910.3655 0.0000000956 0.60820 -0.77851 -0.22489 0.10512 -0.49599
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
18
Indonesia Banking School
Indo Farma 2011 11910.3655 0.0000013625 0.60820 0.04160 -0.22489 0.46731 -0.06356
Indo Farma 2012 11910.3655 0.0000008969 0.60820 -0.01830 -0.22489 0.30424 -0.06887
Indo Farma 2013 11910.3655 0.0000008413 0.60820 0.10226 -0.22489 0.30958 0.00259
Indo Farma 2014 11910.3655 0.0000007725 0.60820 0.18449 -0.22489 0.30481 0.05286
Indo Farma 2015 11910.3655 0.0000008011 0.60820 0.83698 -0.22489 0.31916 0.44682
Kimia Farma 2011 11910.3655 0.0000006034 0.60820 0.10915 -0.22489 0.25748 0.01567
Kimia Farma 2012 11910.3655 0.0000005573 0.60820 0.29243 -0.22489 0.25032 0.12820
Kimia Farma 2013 11910.3655 0.0000004816 0.60820 0.09752 -0.22489 0.24015 0.01104
Kimia Farma 2014 11910.3655 0.0000036773 0.60820 1.06000 -0.22489 2.09190 0.21804
Kimia Farma 2015 11910.3655 0.0000003369 0.60820 3.55608 -0.22489 0.22968 2.11516
Krakatau
Steel
2011 11910.3655 0.0000000569 0.60820 -0.78040 -0.22489 0.32098 -0.54615
Krakatau
Steel
2012 11910.3655 0.0000004170 0.60820 -0.05232 -0.22489 0.31231 -0.09709
Krakatau
Steel
2013 11910.3655 0.0000003903 0.60820 -0.06348 -0.22489 0.33480 -0.10925
Krakatau
Steel
2014 11910.3655 0.0000004203 0.60820 -0.20975 -0.22489 0.46119 -0.22628
Krakatau
Steel
2015 11910.3655 0.0000000000 0.60820 -0.00009 -0.22489 0.00000 -0.00005
Mandiri 2011 11910.3655 0.0000000022 0.60820 -0.14607 -0.22489 0.01465 -0.09211
Mandiri 2012 11910.3655 0.0000000018 0.60820 -0.13051 -0.22489 0.01269 -0.08221
Mandiri 2013 11910.3655 0.0000000016 0.60820 -0.07615 -0.22489 0.01203 -0.04900
Mandiri 2014 11910.3655 0.0000000014 0.60820 -0.06694 -0.22489 0.01218 -0.04344
Mandiri 2015 11910.3655 0.0000000012 0.60820 0.58939 -0.22489 0.01142 0.35591
PP 2011 11910.3655 0.0000001837 0.60820 1.29005 -0.22489 0.01389 0.78367
PP 2012 11910.3655 0.0000001442 0.60820 0.44696 -0.22489 0.01050 0.27120
PP 2013 11910.3655 0.0000001169 0.60820 -0.02064 -0.22489 0.01659 -0.01489
PP 2014 11910.3655 0.0000000805 0.60820 0.06551 -0.22489 0.03975 0.03186
PP 2015 11910.3655 0.0000000684 0.60820 3.70187 -0.22489 0.20456 2.20628
Telkom 2011 11910.3655 0.0000000000 0.60820 0.00006 -0.22489 0.00075 -0.00013
Telkom 2012 11910.3655 0.0000000097 0.60820 0.04814 -0.22489 0.74764 -0.13874
Telkom 2013 11910.3655 0.0000000090 0.60820 -1.43792 -0.22489 0.77904 -1.04963
Telkom 2014 11910.3655 0.0000000078 0.60820 1.39266 -0.22489 0.74098 0.68047
Telkom 2015 11910.3655 0.0000000071 0.60820 -0.61483 -0.22489 0.73120 -0.53829
Antam 2011 11910.3655 0.0000000812 0.60820 -0.03217 -0.22489 0.24213 -0.07305
Antam 2012 11910.3655 0.0000000658 0.60820 0.09905 -0.22489 0.30678 -0.00797
Antam 2013 11910.3655 0.0000000507 0.60820 -0.09067 -0.22489 0.33996 -0.13099
Antam 2014 11910.3655 0.0000045735 0.60820 7.46655 -0.22489 39.7878
8
-4.35224
Antam 2015 11910.3655 0.0000000454 0.60820 -0.18324 -0.22489 0.55651 -0.23606
Bukit Asam 2011 11910.3655 0.0000001146 0.60820 0.07420 -0.22489 0.13075 0.01709
Bukit Asam 2012 11910.3655 0.0000000869 0.60820 -0.02561 -0.22489 0.16107 -0.05077
Bukit Asam 2013 11910.3655 0.0000000786 0.60820 0.16991 -0.22489 0.22024 0.05474
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
19
Indonesia Banking School
Bukit Asam 2014 11910.3655 0.0000000000 0.60820 0.00000 -0.22489 0.00000 0.00000
Bukit Asam 2015 11910.3655 0.0000000673 0.60820 0.03517 -0.22489 0.37543 -0.06224
Semen Indo 2011 11910.3655 0.0000000643 0.60820 0.16456 -0.22489 0.74797 -0.06736
Semen Indo 2012 11910.3655 0.0000000509 0.60820 0.22935 -0.22489 0.85416 -0.05199
Semen Indo 2013 11910.3655 0.0000000376 0.60820 0.07409 -0.22489 0.07097 0.02955
Semen Indo 2014 11910.3655 0.0000000325 0.60820 -0.00764 -0.22489 0.65668 -0.15194
Semen Indo 2015 11910.3655 0.0000000291 0.60820 -0.71144 -0.22489 0.73307 -0.59721
Timah 2011 11910.3655 0.0000001700 0.60820 -0.15711 -0.22489 0.25770 -0.15148
Timah 2012 11910.3655 0.0000001522 0.60820 -0.39379 -0.22489 0.26223 -0.29666
Timah 2013 11910.3655 0.0000001639 0.60820 0.18182 -0.22489 0.30956 0.04292
Timah 2014 11910.3655 0.0000001269 0.60820 0.06730 -0.22489 0.25587 -0.01510
Timah 2015 11910.3655 0.0000001025 0.60820 -0.16959 -0.22489 0.02301 -0.10710
Wijaya Karya 2011 11910.3655 0.0000001591 0.60820 0.21042 -0.22489 0.11981 0.10293
Wijaya Karya 2012 11910.3655 0.0000001201 0.60820 0.24072 -0.22489 0.14043 0.11626
Wijaya Karya 2013 11910.3655 0.0000000907 0.60820 0.06744 -0.22489 0.14884 0.00863
Wijaya Karya 2014 11910.36551
0.0000000794 0.60820 -0.97904 -0.22489 0.02125 -0.59928
Wijaya Karya 2015 11910.3655
1
0.0000000628 0.60820 1.26946 -0.22489 0.20009 0.72784
PGN 2011 11910.36551
0.0000000312 0.60820 0.15086 -0.22489 0.49448 -0.01908
PGN 2012 11910.3655 0.0000003228 0.60820 5.05616 -0.22489 5.28746 1.88990
PGN 2013 11910.3655 0.0000000265 0.60820 -0.00420 -0.22489 0.62319 -0.14238
PGN 2014 11910.3655 0.0000000188 0.60820 -0.38524 -0.22489 0.58129 -0.36480
PGN 2015 11910.3655 0.0000001293 0.60820 -1.68455 -0.22489 3.44116 -1.79688
Jasa Marga 2011 11910.3655 0.0000000528 0.60820 0.21811 -0.22489 0.85193 -0.05831
Jasa Marga 2012 11910.3655 0.0000000467 0.60820 0.04174 -0.22489 0.01971 0.02151
Jasa Marga 2013 11910.3655 0.0000000404 0.60820 -0.06428 -0.22489 0.02396 -0.04400
Jasa Marga 2014 11910.3655 0.0000000353 0.60820 0.04377 -0.22489 0.02474 0.02147
Jasa Marga 2015 11910.3655
1
0.0000000314 0.60820 -0.29980 -0.22489 0.02868 -0.18842
Step 3
Nama Perusahaan tahun TACt/At-1 (NAD) NDAt Dat
BNI 2011 -0.03852 -0.087350587 0.04883
BNI 2012 0.00033 -0.095598662 0.09593
BNI 2013 0.04789 -0.044379644 0.09227
BNI 2014 0.02959 -0.069768867 0.09936
BNI 2015 -0.03653 0.065044208 -0.10157
BRI 2011 -0.00219 -0.094206232 0.09201
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
20
Indonesia Banking School
BRI 2012 0.09105 -0.099014979 0.19007
BRI 2013 0.02917 -0.055688841 0.08485
BRI 2014 -0.09604 -0.058601563 -0.03743
BRI 2015 -0.02511 0.325216489 -0.35032
BTN 2011 -0.12966 -0.335886215 0.20622
BTN 2012 -0.00525 -0.144947989 0.13970
BTN 2013 0.04347 -0.049191951 0.09266
BTN 2014 0.02413 -0.093073652 0.11720
BTN 2015 0.00099 0.510273965 -0.50928
Adhi Karya 2011 -0.06834 0.0012035 -0.06955
Adhi Karya 2012 -0.00456 0.174007029 -0.17857
Adhi Karya 2013 -0.01952 -0.136409325 0.11689
Adhi Karya 2014 0.13423 0.218403175 -0.08417
Adhi Karya 2015 0.02141 -0.495989742 0.51740
Indo Farma 2011 0.01025 -0.063561781 0.07381
Indo Farma 2012 0.07471 -0.068867773 0.14358
Indo Farma 2013 0.07353 0.002592021 0.07093
Indo Farma 2014 -0.11399 0.052855123 -0.16685
Indo Farma 2015 -0.10231 0.446815552 -0.54913
Kimia Farma 2011 0.05443 0.015667375 0.03877
Kimia Farma 2012 -0.01385 0.128200633 -0.14205
Kimia Farma 2013 -0.01837 0.01103864 -0.02941
Kimia Farma 2014 -0.18305 0.21804092 -0.40109
Kimia Farma 2015 0.02594 2.115160143 -2.08922
Krakatau Steel 2011 -0.00536 -0.546145947 0.54078
Krakatau Steel 2012 -0.01668 -0.097087484 0.08040
Krakatau Steel 2013 -0.05952 -0.10925252 0.04974
Krakatau Steel 2014 -0.06497 -0.226279321 0.16131
Krakatau Steel 2015 0.00000 -5.29068E-05 0.00005
Mandiri 2011 -0.01722 -0.092107123 0.07489
Mandiri 2012 0.01313 -0.082210321 0.09534
Mandiri 2013 0.00959 -0.049001361 0.05859
Mandiri 2014 -0.00060 -0.043438526 0.04284
Mandiri 2015 0.01281 0.355913093 -0.34311
PP 2011 0.05883 0.783673318 -0.72484
PP 2012 0.01642 0.271195054 -0.25477
PP 2013 -0.02691 -0.014893305 -0.01202
PP 2014 0.02011 0.031860109 -0.01175
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
21
Indonesia Banking School
PP 2015 0.02347 2.206278957 -2.18281
Telkom 2011 -0.00015 -0.000134692 -0.00002
Telkom 2012 -0.09295 -0.138741218 0.04579
Telkom 2013 -0.14622 -1.049632831 0.90342
Telkom 2014 -0.12866 0.680467421 -0.80913
Telkom 2015 -0.14350 -0.538292905 0.39479
Antam 2011 0.02924 -0.073050043 0.10229
Antam 2012 0.13831 -0.007966901 0.14628
Antam 2013 0.01282 -0.13099363 0.14382
Antam 2014 -5.33714 -4.35224177 -0.98489
Antam 2015 -0.08754 -0.236061042 0.14852
Bukit Asam 2011 -0.05876 0.017090343 -0.07585
Bukit Asam 2012 0.06055 -0.050765377 0.11131
Bukit Asam 2013 -0.01548 0.054743391 -0.07022
Bukit Asam 2014 0.00000 -6.64834E-08 0.00000
Bukit Asam 2015 0.00938 -0.062240379 0.07162
Semen Indo 2011 0.53013 -0.067358155 0.59749
Semen Indo 2012 -0.03383 -0.051992443 0.01816
Semen Indo 2013 -0.02607 0.029550992 -0.05562
Semen Indo 2014 -0.03746 -0.151937073 0.11448
Semen Indo 2015 -0.08048 -0.597210697 0.51673
Timah 2011 0.14155 -0.151482027 0.29303
Timah 2012 -0.08745 -0.296663335 0.20921
Timah 2013 0.20925 0.042916498 0.16633
Timah 2014 0.16221 -0.015101198 0.17731
Timah 2015 -0.12188 -0.107096343 -0.01479
Wijaya Karya 2011 -0.07118 0.102926453 -0.17411
Wijaya Karya 2012 0.00862 0.116257137 -0.10763
Wijaya Karya 2013 0.03042 0.008625245 0.02180
Wijaya Karya 2014 0.16030 -0.599280518 0.75958
Wijaya Karya 2015 0.02919 0.727837419 -0.69865
PGN 2011 -0.06703 -0.019080506 -0.04795
PGN 2012 -0.07841 1.889901322 -1.96831
PGN 2013 -0.25878 -0.142384379 -0.11639
PGN 2014 -0.03494 -0.364804694 0.32986
PGN 2015 -8.70951 -1.796877532 -6.91263
Jasa Marga 2011 -0.02464 -0.058307512 0.03367
Jasa Marga 2012 -0.01837 0.021510402 -0.03988
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
22
Indonesia Banking School
Jasa Marga 2013 -0.03431 -0.044002168 0.00970
Jasa Marga 2014 -0.02245 0.02147469 -0.04393
Jasa Marga 2015 -0.01238 -0.188415724 0.17604
GCG
Nama Perusahaan tahun Dat PDKI KM KAI
_BNI 2011 0.0488281089 0.57143 0.00003 0.50000
_BNI 2012 0.0959327208 0.50000 0.02300 0.75000
_BNI 2013 0.0922673584 0.57143 0.02300 0.50000
_BNI 2014 0.0993553317 0.50000 0.02100 0.75000
_BNI 2015 -0.1015709873 0.50000 0.00020 0.60000
_BNI 2015 -0.1015709873 0.50000 0.00020 0.60000
_BRI 2011 0.0920120451 0.50000 0.00000 0.50000
_BRI 2012 0.1900657771 0.50000 0.00000 0.37500
_BRI 2013 0.0848547987 0.50000 0.00000 0.37500
_BRI 2014 -0.0374346402 0.50000 0.00000 0.50000
_BRI 2015 -0.3503227844 0.62500 0.00010 0.50000
_BTN 2011 0.2062221629 0.50000 0.00000 0.60000
_BTN 2012 0.1397015531 0.50000 0.00100 0.50000
_BTN 2013 0.0926630754 0.50000 0.00120 0.60000
_BTN 2014 0.1171996528 0.50000 0.00050 0.60000
_BTN 2015 -0.5092825973 0.57143 0.00050 0.60000
_Adhi Karya 2011 -0.0695463930 0.40000 0.00050 0.66667
_Adhi Karya 2012 -0.1785704540 0.25000 0.00050 0.66667
_Adhi Karya 2013 0.1168941354 0.33333 0.00050 0.66667
_Adhi Karya 2014 -0.0841688130 0.33333 0.00000 0.50000
_Adhi Karya 2015 0.5174043658 0.33333 0.00000 0.66667
_Indo Farma 2011 0.0738117000 0.40000 0.00000 0.80000
_Indo Farma 2012 0.1435820297 0.50000 0.00000 0.50000
_Indo Farma 2013 0.0709337038 0.50000 0.00000 0.60000
_Indo Farma 2014 -0.1668457449 0.33333 0.00000 0.33333
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
23
Indonesia Banking School
_Indo Farma 2015 -0.5491263755 0.33333 0.00000 0.50000
_Kimia Farma 2011 0.0387654314 0.40000 0.00000 0.50000
_Kimia Farma 2012 -0.1420499358 0.40000 0.00000 0.66667
_Kimia Farma 2013 -0.0294079199 0.40000 0.00000 0.66667
_Kimia Farma 2014 -0.4010893242 0.40000 0.00000 0.66667
_Kimia Farma 2015 -2.0892163338 0.40000 0.00000 0.66667
_Krakatau Steel 2011 0.5407823389 0.40000 0.00020 0.66667
_Krakatau Steel 2012 0.0804041307 0.40000 0.00010 0.66667
_Krakatau Steel 2013 0.0497372372 0.40000 0.00000 0.50000
_Krakatau Steel 2014 0.1613103189 0.40000 0.00000 0.50000
_Krakatau Steel 2015 0.0000528096 0.33333 0.00000 0.66667
_Mandiri 2011 0.0748879293 0.57143 0.00000 0.40000
_Mandiri 2012 0.0953378008 0.57143 0.00000 0.33333
_Mandiri 2013 0.0585926722 0.50000 0.00000 0.33333
_Mandiri 2014 0.0428425528 0.57143 0.00000 0.33333
_Mandiri 2015 -0.3431055658 0.57143 0.00000 0.40000
_PP 2011 -0.7248421821 0.25000 0.27540 0.66667
_PP 2012 -0.2547722645 0.33333 0.07650 0.66667
_PP 2013 -0.0120198092 0.33333 0.05860 0.66667
_PP 2014 -0.0117468957 0.40000 0.04010 0.66667
_PP 2015 -2.1828091928 0.33333 0.03640 0.66667
_Telkom 2011 -0.0000165035 0.40000 0.00000 0.50000
_Telkom 2012 0.0457899496 0.40000 0.00100 0.50000
_Telkom 2013 0.9034161994 0.40000 0.00000 0.50000
_Telkom 2014 -0.8091260484 0.33333 0.00000 0.33333
_Telkom 2015 0.3947890766 0.42857 0.00000 0.25000
_Antam 2011 0.1022874597 0.66667 0.00000 0.57143
_Antam 2012 0.1462788871 0.33333 0.00000 0.66667
_Antam 2013 0.1438160412 0.33333 0.00000 0.50000
_Antam 2014 -0.9848936649 0.33333 0.00000 0.66667
_Antam 2015 0.1485207445 0.33333 0.00000 0.50000
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
24
Indonesia Banking School
_Bukit Asam 2011 -0.0758544936 0.33333 0.00004 0.66667
_Bukit Asam 2012 0.1113123228 0.33333 0.00003 0.50000
_Bukit Asam 2013 -0.0702237342 0.33333 0.00003 0.50000
_Bukit Asam 2014 0.0000000569 0.33333 0.00060 0.50000
_Bukit Asam 2015 0.0716168436 0.33333 0.00010 0.50000
_Semen Indo 2011 0.5974906524 0.33333 0.00000 0.33333
_Semen Indo 2012 0.0181587296 0.50000 0.00000 0.50000
_Semen Indo 2013 -0.0556184456 0.33333 0.00000 0.50000
_Semen Indo 2014 0.1144767628 0.33333 0.00000 0.40000
_Semen Indo 2015 0.5167268556 0.28571 0.00000 0.50000
_Timah 2011 0.2930310341 0.50000 0.00000 0.50000
_Timah 2012 0.2092144952 0.50000 0.00000 0.75000
_Timah 2013 0.1663340403 0.50000 0.00000 0.75000
_Timah 2014 0.1773095333 0.33333 0.00007 0.50000
_Timah 2015 -0.0147873592 0.50000 0.00010 0.50000
_Wijaya Karya 2011 -0.1741085023 0.40000 0.02450 0.66667
_Wijaya Karya 2012 -0.1076348633 0.33333 0.01931 0.60000
_Wijaya Karya 2013 0.0217954120 0.33333 0.01850 0.60000
_Wijaya Karya 2014 0.7595841379 0.33333 0.01310 0.50000
_Wijaya Karya 2015 -0.6986451289 0.42857 0.01220 0.50000
_PGN 2011 -0.0479521921 0.40000 0.00000 0.80000
_PGN 2012 -1.9683073623 0.33333 0.00000 0.80000
_PGN 2013 -0.1163936259 0.33333 0.00000 0.80000
_PGN 2014 0.3298631699 0.33333 0.00000 0.80000
_PGN 2015 -6.9126323568 0.33333 0.00000 0.80000
_Jasa Marga 2011 0.0336713353 0.33333 0.00480 0.66667
_Jasa Marga 2012 -0.0398782891 0.40000 0.00360 0.66667
_Jasa Marga 2013 0.0096957767 0.40000 0.00270 0.66667
_Jasa Marga 2014 -0.0439251322 0.33333 0.00180 0.66667
_Jasa Marga 2015 0.1760375570 0.33333 0.00130 0.66667
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
25
Indonesia Banking School
LAMPIRAN B
Hasil Uji Model 1
1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 0.935168 (9,37) 0.5070
Cross-section Chi-square 10.247896 9 0.3308
2. Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Series: Standardized ResidualsSample 2011 2015Observations 50
Mean 3.89e-17Median 0.010104Maximum 0.480085Minimum -0.472114Std. Dev. 0.192554Skewness 0.237285Kurtosis 3.526216
Jarque-Bera 1.046082Probability 0.592715
3. Uji Multikolinieritas
KAI KM PDKI KAI 1.000000 0.304770 -0.257447 KM 0.304770 1.000000 0.192348
PDKI -0.257447 0.192348 1.000000
4. Uji Autokorelasi
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016
26
Indonesia Banking School
Dependent Variable: DAT Method: Panel Least Squares Date: 08/12/16 Time: 11:40 Sample (adjusted): 2012 2015 Periods included: 4 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 40 Convergence achieved after 9 iterations
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KAI -0.074910 0.289189 -0.259033 0.7971
KM 6.529235 6.150133 1.061641 0.2957 PDKI -0.887558 0.402475 -2.205248 0.0341
C 0.446220 0.260971 1.709846 0.0961 AR(1) 0.195512 0.186926 1.045937 0.3028
R-squared 0.156242 Mean dependent var 0.044415
Adjusted R-squared 0.059813 S.D. dependent var 0.186652 S.E. of regression 0.180984 Akaike info criterion -0.464348 Sum squared resid 1.146432 Schwarz criterion -0.253238 Log likelihood 14.28695 Hannan-Quinn criter. -0.388017 F-statistic 1.620273 Durbin-Watson stat 1.854123 Prob(F-statistic) 0.190992
Inverted AR Roots .20
5. Uji Heterokedastisitas
Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 08/12/16 Time: 12:26 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 50
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. KAI 0.202362 0.166912 1.212391 0.2316
KM -7.325433 3.712431 -1.973217 0.0545 PDKI -0.041520 0.199875 -0.207730 0.8364
C 0.061258 0.144811 0.423024 0.6742 R-squared 0.100444 Mean dependent var 0.141438
Adjusted R-squared 0.041777 S.D. dependent var 0.129088 S.E. of regression 0.126363 Akaike info criterion -1.222695 Sum squared resid 0.734512 Schwarz criterion -1.069733 Log likelihood 34.56736 Hannan-Quinn criter. -1.164446 F-statistic 1.712113 Durbin-Watson stat 1.966772 Prob(F-statistic) 0.177654
Pengaruh dewan komisaris..., Elona Meita S., Ak.-IBS, 2016