pengaruh gender, usia, love of money, dan ...eprints.ums.ac.id/83782/1/naskah publikasi.pdfpengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH GENDER, USIA, LOVE OF MONEY, DAN
STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PERSEPSI ETIS
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UMS Angkatan 2015
Dan 2016)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
DYAN ARI WIBOWO
B 200 150 118
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH GENDER, USIA, LOVE OF MONEY, DAN
STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PERSEPSI ETIS
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UMS Angkatan 2015
Dan 2016)
PUBLIKASI ILMIAH
oleh :
DYAN ARI WIBOWO
B 200 150 118
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen
Pembimbing
Drs. Wahyono M.A., Ak, C.A.
NIDN. 0009035801
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH GENDER, USIA, LOVE OF MONEY, DAN
STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP PERSEPSI ETIS
MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UMS Angkatan 2015
Dan 2016)
OLEH
DYAN ARI WIBOWO
B 200 150 118
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jum’at, 03 Juli 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Drs. Wahyono M.A., Ak, C.A. ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Fauzan, S.E., M.Si., Ak. ( )
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D. ( )
(Anggota 2 Dewan Penguji)
Dekan,
(Dr. Syamsudin, MM)
NIDN: 0017025701
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 03 Juli 2020
Penulis
DYAN ARI WIBOWO
B 200 150 118
1
PENGARUH GENDER, USIA, LOVE OF MONEY, DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI TERHADAP PERSEPSI ETIS MAHASISWA AKUNTANSI
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UMS Angkatan 2015 Dan 2016)
Abstrak
Perilaku etis merupakan perilaku yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak
sesuai dengan hukum, peraturan, moral dan norma-norma yang telah diatur dab
ditetapkan. Perilaku etis seorang akuntan sangat dibutuhkan untuk menentukan
integritas dan kredibilitas di dalam bidang akuntansi. Perilaku etis diperlukan
karena profesi akuntan belakangan ini sangat rawan dan dekat dengan kecurangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah gender,usia, love of money
dan status sosial ekonomi berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa
akuntansi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa Akuntansi angkatan 2015 dan 2016. Metode pengumpulan sampel
dengan cara convenience sampling sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.
Sampel penelitian ini berjumlah 95 mahasiswa. Teknik Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda yang diolah
menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel gender dan usia tidak berpengaruh
terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Sedangkan variabel love of money
berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi.
Kata Kunci: gender, usia, love of money, status sosial ekonomi, persepsi etis
Abstract
Ethical behavior is behavior that affects a person to act in accordance with laws,
regulations, morals and norms that have been regulated and determined. Ethical
behavior of an accountant is needed to determine the integrity and credibility in
the field of accounting. Ethical behavior is needed because the accounting
profession is currently very vulnerable and close to fraud. The purpose of this
study was to determine whether gender, age, love of money and socioeconomic
status influence the ethical perceptions of accounting students. The population
used in this study were all Accounting students from 2015 and 2016. The sample
collection method was by convenience sampling in accordance with
predetermined criteria. The research sample consisted of 95 students. The analysis
technique used in this study is multiple linear regression analysis which is
processed using the Statistical Package for Social Science (SPSS) program. The
results showed that gender and age variables did not affect the ethical perceptions
of accounting students. While the love of money variable influences the ethical
perceptions of accounting students.
Keywords: gender, age, love of money, socioeconomic status, ethical perception
2
1. PENDAHULUAN
Dalam perkembangan zaman yang modern ini, manusia tidak bisa hidup tanpa
bantuan dari orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan
satu sama lain di mana ada peraturan dan norma-norma yang harus dipatuhi
bersama. Di dalam berkehidupan sosial ada berbagai macam pekerjaan dan
profesi. Salah satunya profesi sebagai seorang akuntan. Akuntan merupakan
profesi yang keberadaannya sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat.
Sebagai sebuah profesi, seorang akuntan dalam menjalankan tugasnya harus
menjunjung tinggi etikanya. Profesi akuntan bergantung dari adanya etika, karena
profesi akuntan sering mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat. Sorotan tajam
tersebut karena adanya pelanggaran beberapa etika yang dilakukan oleh akuntan,
baik akuntan pemerintah, akuntan publik dan akuntan intern perusahaan
(Purnamaningsih dan Ariyanto, 2016).
Menurut Azis (2015) perilaku etis seorang akuntan sangat dibutuhkan
untuk menentukan integritas dan kredibilitas di dalam bidang akuntansi. Perilaku
etis diperlukan karena profesi akuntan belakangan ini sangat rawan dan dekat
dengan kecurangan. Akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya, dituntut untuk
memiliki obyektifitas yang tinggi supaya dapat bertindak adil. Selain itu,
independensi seorang akuntan juga dinilai penting agar akuntan tidak mudah
dipengaruhi oleh pihak lain dan tidak berpihak kepada siapapun dalam mengambil
keputusan sehingga dapat terhindar dari perbuatan curang. Dengan begitu akuntan
akan mendapatkan kepercayaan dari publik yang akan memakai jasanya
(Sipayung dan Cahyonowati, 2015).
Belakangan ini banyak sekali terjadi kasus dalam masalah keuangan yang
dilakukan oleh perusahaan besar yang melibatkan kantor akuntan ternama serta
tokoh-tokoh pelaku akuntan internasional. Kasus tersebut berdampak pada
menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Beberapa contoh
kasus skandal perusahaan besar di Amerika, seperti kasus Enron Corp,
WorldCom, dan Xerox Corp telah menarik perhatian banyak pihak. Enron Corp
merupakan perusahaan terbesar ke tujuh di Amerika Serikat yang bergerak di
bidang industri energi, di mana para manajernya melakukan manipulasi angka
3
yang menjadi dasar untuk memperoleh kompensasi moneter yang besar. Kasus ini
diperparah dengan praktik akuntansi yang meragukan dan tidak independennya
audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen
terhadap Enron Corp (Hutahahean, 2015).
Kasus yang melibatkan profesi akuntan lainnya yaitu kasus manipulasi
laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan raksasa Toshiba.
Penggelembungan laba perusahaan sebesar Rp.15,85 Triliun oleh perusahaan
Toshiba yang dilakukan sejak tahun 2008 telah merugikan para pemegang saham.
Kasus manipulasi yang dilakukan perusahaan sebesar Toshiba tentunya
berdampak pada menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada profesi
akuntan. Profesi akuntan dipandang negatif dan diragukan kualitasnya dalam
memberikan jasa penyusunan laporan keuangan (Pemayun dan Budiasih, 2018).
Menurut Fitria dan Sari (2014) perilaku etis yaitu perilaku yang
mempengaruhi seseorang untuk bertindak sesuai dengan hukum, peraturan, moral
dan norma-norma yang telah diatur dab ditetapkan. Perilaku etis mempunyai
peran penting untuk diterapkan dalam segala bidang profesi, tetapi pada
kenyataannya banyak terjadi penyelewengan etika yang akhirnya menyebabkan
skandal di dalam profesi tersebut. Banyak pihak yang akan terkena dampak dari
skandal yang terjadi dalam bidang profesi tersebut, baik mereka yang sudah
berkecimpung di dalamnya maupun mereka yang sedang mempersiapkan diri
untuk terjun ke dalam profesi tersebut. Dengan semakin maraknya skandal yang
terjadi di dalam suatu bidang profesi, maka akan timbul suatu krisis yang terjadi.
Krisis ini pada akhirnya disebut dengan krisis etika profesional.
Mahasiswa akuntansi adalah para profesional di masa depan dan dengan
pendidikan etika yang baik, diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi
profesinya untuk jangka panjang. Pentingnya etika di dalam suatu profesi dapat
membuat profesi akuntan lebih memfokuskan perhatiannya pada persepsi etis para
mahasiswa akuntansi sebagai titik awal dalam meningkatkan persepsi etis
terhadap profesi akuntan (Purnamaningsih dan Ariyanto, 2016).
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Persepsi tersebut
dipengaruhi oleh suatu aspek demografi, seperti jenis kelamin atau gender, usia,
4
tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi (Sipayung dan Cahyonowati, 2015).
Menurut Fitria dan Sari (2016) jenis kelamin atau gender yakni suatu konsep
analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dilihat dari sudut pandang non-biologis; yaitu dari aspek sosial,
budaya maupun psikologis.
Aspek demografi selanjutnya yang mempengaruhi persepsi yaitu usia. Usia
berhubungan dengan pertimbangan etika individu. Semakin bertambahnya usia
seseorang maka akan bertambah pula etika yang dimilikinya, karena semakin
bertambah usia seseorang ia telah memiliki pengalaman hidup lebih banyak
dibandingkan usia seseorang yang dibawahnya atau yang masih muda
(Purnamaningsih dan Ariyanto, 2016). Oleh karena itu, ia akan bisa memahami
apa-apa yang baik untuk dilakukan atau tidak dan apakah sudah sesuai dengan
norma-norma serta etika yang ada.
Menurut Prabowo dan Widanaputra (2018) uang merupakan faktor penting
dalam kehidupan sehari-hari manusia dan kebutuhan utama untuk melakukan
suatu transaksi agar mendapatkan apa yang dibutuhkan serta diinginkan.
Kebutuhan seseorang didasari oleh motivasi dan sifat manusia terhadap uang.
Gambaran tentang love of money erat kaitannya dengan sifat serakah, sehingga
individu memiliki ketertarikan tinggi terhadap uang, maka biasanya individu itu
termasuk orang yang serakah. Ketertarikan yang berlebihan terhadap uang
biasanya akan berpengaruh pada sifat seseorang dan menilai segala sesuatu
berdasarkan uang. Kecintaan terhadap uang akan mempengaruhi status sosial
ekonomi yang tinggi dimana juga dapat mempengaruhi perilaku etis seseorang.
Status sosial ekonomi sebagai ukuran posisi seseorang bisa dilihat dari
aspek pekerjaan, penghasilan dan posisinya dalam kelompok masyarakat. Status
sosial ekonomi memberikan gambaran posisi seseorang dilihat dari aspek sosial
maupun ekonomi misalkan pendapatan, kekuasaan dan hal lainnya. Seseorang
dengan status sosial ekonomi yang baik cenderung akan bersikap lebih konsumtif,
tidak etis, dan mementingkan dirinya sendiri (Pemayun dan Budiasih, 2018).
Penelitian sejenis dilakukan sebelumnya, diantaranya Purnamaningsih dan
Ariyanto (2016). Variabel yang diteliti adalah Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
5
sebagai variabel dependen sedangkan Gender, Usia, Tingkat Pendidikan, love of
money dan Status Sosial Ekonomi sebagai variabel independen. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behavior (TPB) dan
Teori Perkembangan Moral Kognitif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa gender tidak berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi, usia
dan tingkat pendidikan berpengaruh positif terhadap persepsi etis mahasiswa
akuntansi, serta status sosial ekonomi berpengaruh negatif terhadap persepsi etis
mahasiswa akuntansi.
Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Purnamaningsih dan Ariyanto (2016) dengan judul pengaruh gender, usia, tingkat
pendidikan, dan status sosial ekonomi terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi
sedangkan dalam penelitian ini penelitian menambahkan variabel independen
yaitu love of money dari penelitian Prabowo dan Widanaputra (2018). Persamaan
antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Purnamaningsih dan Ariyanto (2016) terletak pada variabel dependen yaitu
persepsi etis mahasiswa akuntansi sedangkan variabel independennya yaitu
gender, usia, tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi. Persamaan sampel
objek yaitu mahasiswa S1 Akuntansi. Penelitian ini mempunyai perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, yaitu pada tahun penelitian, lokasi penelitian dan
penambahan variabel independen. Penelitian yang dilakukan oleh Purnamaningsih
dan Ariyanto pada tahun 2016 yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana Bali sedangkan Peneliti melakukan penelitian pada tahun
2019 yang dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Berdasarkan isi dari latar belakang di atas, maka peneliti sangat tertarik
dan ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gender, Usia, love of
money dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UMS Angkatan 2015 dan 2016)”.
6
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif, data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2015-2016. Sampel
penelitian ini berjumlah 95 mahasiswa. Metode pengumpulan yang digunakan
adalah kuesioner. Metode Analisa data penelitian ini adalah uji kualitas data, uji
asumsi klasik dan hipotesis dengan menggunakan uji regresi linier berganda.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Diskripsi Data
Tabel 1. Jumlah Responden dan Tingkat pengembalian kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Jumlah Kuesioner yang dibagikan 110 100%
Jumlah Kuesioner yang tidak dikembalikan 0 0
Jumlah kuesioner yang dikembalikan 110 100%
Jumlah kuesioner yang diisi tidak lengkap 15 13.64%
Jumlah kuesioner yang diolah 95 86.36%
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa jumlah kuesioner penelitian yang disebarkan
kepada mahasiswa akuntansi sebanyak 110 kuesioner, namun tidak semua
mahasiswa mengisi secara lengkap kuesioner yang dibagikan. Kuesioner yang
diisi secara tidak lengkap sebanyak 15 kuesioner. Kuesioner yang dapat diolah
sebanyak 95 (86.36%) dari total kuesioner yang dibagikan kepada mahasiswa.
3.2 Karakteristik Responden
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
20-21 tahun 37 38.95
22-23 tahun 54 56.84
24-25 tahun 4 4.21
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa berdasarkan usia, responden yang berusia 20-
21 tahun sebanyak 37 (38.95%), berusia 22-23 tahun sebanyak 54 (56.84%) dan
berusia 24-25 tahun sebanyak 4 (4.21%).
7
Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 34 35.8
Perempuan 61 64.2
Dari tabel 3 dapat diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 34
(35.8%) dan responden perempuan sebanyak 61 (64.2%).
Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan status sosial ekonomi
Status Sosial Ekonomi Frekuensi Persentase
< Rp. 1000,000,- 5 5.3
Rp. 1. 000. 000, - Rp. 2.000.000, - 24 25.3
Rp. > 2.000.000,- 66 69.5
Dari tabel 4 diketahui bahwa responden yang mempunyai penghasilan dan
uang saku < Rp. 1000.000,- sebanyak 5 (5.3%), responden yang mempunyai
penghasilan dan uang saku Rp.1.000.000, - Rp. 2.000.000, - sebanyak 24 (25.3%)
dan responden yang mempunyai penghasilan dan uang saku > Rp. 2.000.000,-
sebanyak 66 (69.5%).
Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan persepsi etis mahasiswa
Nilai
Mean 15.34
SD 2.875
Minimum 7
Maksimum 20
Dari tabel 5 diketahui bahwa rata-rata nilai persepsi etis mahasiswa 15.34,
nilai standar deviasi 2.875 dengan nilai minimum 7 dan nilai maksimum 20.
Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan Love Is Money
Nilai
Mean 103.57
SD 16.720
Minimum 65
Maksimum 139
Dari tabel 6 diketahui bahwa nilai rata-rata love is money 103.57, nilai
standar deviasi 16.720 dengan nilai minimum 65 dan nilai maksimum 139.
8
3.3 Uji Asumsi Klasik
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas
P-value α (sig.) Keterangan
Undstadardized residual 0.132 0.05 Normal
Dari tabel 7 diketahui bahwa hasil perhitungan uji normalitas dengan uji
Kolmogorov-Smirov dapat diketahui bahwa p-value sebesar 0.132 > 0,05,
sehingga data dalam penelitian ini berdistribusi normal atau memiliki sebaran data
yang normal.
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Gender 0.914 1.094 Tidak terjadi multikolinieritas
Usia 0.920 1.087 Tidak terjadi multikolinieritas
Love of Money 0.934 1.070 Tidak terjadi multikolinieritas
Status Sosial Ekonomi 0.915 1.0962 Tidak terjadi multikolinieritas
Dari tabel 8 diketahui bahwahasil pengujian multikolinieritas didapatkan
hasil VIF untuk semua variabel < 10 dan nilai tolerance untuk semua variabel >
0.1, sehingga tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 9. Hasil Uji Heterosdadisitas
Variabel p-value α (sig.) Keterangan
Gender 0.516 0.05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Usia 0.433 0.05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Love of Money 0.367 0.05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Status Sosial
Ekonomi
0.707 0.05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Dari tabel 10 diketahui bahwa bahwa nilai p-value untuk semua variabel >
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas dari
heteroskedastisitas.
9
3.4 Uji Hipotesis
3.4.1 Uji Analisa Regresi Linier Berganda
Tabel 10. Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Variabel Β thitung p-value Keterangan
(Constant) 12.884 1.847 0.068
Gender -0.610 -0.989 0.325 Ho Diterima
Usia 0.183 0.607 0.545 Ho Diterima
Love of Money 0.035 1.968 0.052 Ho Diterima
Status Sosial Ekonomi -1.556 -3.050 0.003 Ho Ditolak
R2 0.122
Fhitung 3.138
Sig 0.018
Berdasarkan tabel 10 didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
PE = 12.884 + (-0.610) G + 0.183 U + 0.035 LM + (-1.556) STE + e
Constant sebesar 12.884, menyatakan bahwa apabila variabel gender, usia,
love of money dan status sosial ekonomi di ibaratkan bernilai nol, maka persepsi
etis mahasiswa meningkat sebesar 12.884.
Koefisien Regresi gender adalah -0.610 dengan nilai negatif, apabila gender
turun satu satuan dan variabel usia, love of money dan variabel status sosial
ekonomi diasumsikan konstan, maka nilai persepsi etis mahasiswa menurun
sebesar 0.610.
Koefisien Regresi usia adalah 0.186 dengan nilai positif, apabila usia naik
satu satuan dan variabel gender, love of money dan vaiabel status sosial ekonomi
diasumsikan konstan, maka nilai persepsi etis mahasiswa meningkat sebesar
0.610.
Koefisien Regresi love of money adalah 0.035 dengan nilai positif, apabila
love of money naik satu satuan dan variabel gender, uisa dan vaiabel status sosial
ekonomi diasumsikan konstan, maka nilai persepsi etis mahasiswa meningkat
sebesar 0.035
Koefisien Regresi status sosial ekonomi adalah -1.556 dengan nilai negatif,
apabila status sosial ekonomi turun satu satuan dan variabel gender, uisa dan
10
vaiabel love of money diasumsikan konstan, maka nilai persepsi etis mahasiswa
menurun sebesar 1.556
3.4.2 Uji F
Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 3.138 dengan nilai p-
value 0.018 < 0.018, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan
variabel gender, usia, love of money dan status sosial ekonomi mempunyai
pengaruh terhadap persepsi etis mnahasiswa akuntansi.
3.4.3 Uji R2
Dari tabel 10 dapat dilihat nilai R2 sebesar 0.122 yang berarti bahwa variabel
gender, usia, love of money dan status sosial ekonomi mempunyai pengaruh
terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi sebesar sebesar 12.2% dan sebesar
87.8% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
3.4.4 Uji t
Tabel 11. Hasil Uji t
Variabel thitung ttabel p-value Keterangan
Gender -0.989 1.985 0.325 Ho Diterima
Usia 0.607 1.985 0.545 Ho Diterima
Love of Money 1.968 1.985 0.052 Ho Diterima
Status Sosial Ekonomi -3.050 1.985 0.003 Ho Ditolak
Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara bahwa
variabel gender terhadap persepsi etis mahasiswa, dengan nilai thitung -0.989 < ttabel
1.985 dan nilai p-value 0.325 > α = 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan antara gender terhadap persepsi etis mahasiswa.
Pada saat ini posisi perempuan dipandang setara dengan posisi laki-laki.
Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh laki-laki juga dapat dikerjakan pula oleh
perempuan, sehingga pengambilan keputusan tentang persepsi tentang perilaku-
perilaku yang tidak sesuai dengan profesi akuntan antara laki-laki dan perempuan
tidak jauh berbeda.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purnamaningsih (2016), Safitri (2017), Arshinta (2017), Pradina (2018), bahwa
gender tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap persepsi etis
mahasiswa. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti (2016),
11
Fatimah (2017), bahwa gender mempunyai pengaruh terhadap persepsi etis
mahasiswa.
Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara
bahwa variabel usia terhadap persepsi etis mahasiswa, dengan nilai thitung 0.607 <
ttabel 1.985 dan nilai p-value 0.545 > α = 0.05. Dalam hal ini persepsi etis
mahasiswa akuntansi tidak dipengaruhi oleh usia. Kasus korupsi misalnya, pada
saat ini banyak koruptor yang tertangkap Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh
KPK merupakan para politikus muda. Pada dasarnya usia tua maupun muda bisa
memiliki pandangan yang sama terhadap sebuah tindakan yang etis maupun tidak
etis dalam sebuah pekerjaan. Usia muda maupun tua maupun usia muda yang
sama-sama memiliki jabatan tinggi akan cenderung lebih termotivasi akan
pekerjaan yang menarik dan pengakuan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti
(2016), Arsinta (2017), bahwa usia tidak berpengaruh terhadap persepsi etis
mahasiswa. Pada penelitian ini mayoritas responden cenderung menerima uang
saku dari orang tua tanpa mencari uang tambahan, akan tetapi sebagian besar
mahasiswa juga banyak yang melakukan magang baik di perusahaan swasta
maupun BUMN. Jadi responden belum memiliki tingkat money of love sebagai
mana para pekerja atau orang yang sudah berkeluarga yang memiliki banyak
kebutuhan hidup atau kebutuhan sehari-hari.
Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara love of money terhadap persepsi etis mahasiswa, dengan nilai
thitung 1.968 < ttabel 1.985 dan nilai p-value 0.052 > α = 0.05. Salah satu faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi persepsi etis seseorang adalah love of money
(kecintaan seseorang terhadap uang). Seseorang yang mempunyai kecintaan
terhadap uang terlalu tinggi seringkali memiliki persepsi etis ya ng lebih rendah
dan mungkin dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan
yang kurang etis dalam pekerjaannya. Namun dalam penelitian ini, kecintaan
terhadap uang mahasiswa akuntansi tidak mempengaruhi terhadap persepsi etis
mereka. Walaupun kecintaan terhadap uang mereka tinggi, namun dalam
mengerjakan sesuatu, menilai sesuatu dan pengambilan keputusan tetap sesuai
12
dengan kode etik, dan pengambilan keputusan dalam pekerjaan tetap etis sesuai
logika.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oeh Aziz (2015), Sugiantari
(2016), Prabowo (2018), bahwa love of money mempunyai pengaruh terhadap
persepsi etis mahasiswa.
Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang lainnya bisa
disebabkan karena perbedaan objek penelitian. Objek penelitian yang berbeda
memungkinkan hasil penelitian yang berbeda. Meskipun objek penelitian ini
dengan tiga penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan mahasiswa sebagai
objek penelitian, akan tetapi latar belakang yang berbeda dari objek penelitian
berpengaruh terhadap cara pandang mereka terhadap love of money.
Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara status sosial ekonomi terhadap persepsi etis mahasiswa, dengan
nilai thitung -3.050 > ttabel 1.985 dan nilai p-value 0.003 < α = 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa seseorang dengan penghasilan atau tingkat penghasilan
orang tua mahasiswa tinggi, akan membuat orang tersebut cenderung semakin
konsumtif, sehingga dapat memicu perilaku tidak etis untuk memenuhi kebutuhan
atau keinginan mereka. Seseorang dengan status sosial yang tinggi condong
menginginkan uang lebih, karena besarnya kebutuhan akan uang yang telah
menjadi faktor kebiasaan dalam memenuhi kebutuhan hidup, sehingga
menyebabkan seseorang tersebut memilki ambisi yang besar untuk mendapatkan
apa yang diinginkan termasuk uang. Uang berperan dalam kehidupan sosial
seseorang yaitu sebagai penopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Purwaningsih (2016), Arshinta (2017), Pemayun (2018), bahwa status sosial
ekonomi berpengaruh terhadap persepsi etis mahasiswa.
13
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan tentang pengaruh gender, usia, love of
money dan status sosial ekonomi terhdap persesi etis dan tidak etis mashasiswa
akuntansi didapatkan kesimpulan sebagai berikut: (1) Tidak terdapat pengaruh
antara Gender terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. (2) Tidak terdapat
pengaruh antara usia terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. (3) Tidak
terdapat pengaruh antara love of money terhadap persepsi etis mahasiswa
akuntansi. (4) Terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap persepsi
etis mahasiswa akuntansi. (5) Secara bersamaan terdapat pengaruh anatar gender,
usia, love of money dan status sosial ekonomi terhadap persepsi etis mahasiswa
akuntansi.
Berdasarkan hasil simpulan dan keterbatasan penelitian, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut: (1) Diharapkan untuk peneliti
selanjutnya untuk menambahkan variabel-variabel lain yang belum ada dalam
penelitian ini dan diharapkan penelitian tidak hanya dilakukan disatu tempat saja,
melainkan di lebih dari satu tempat. (2) Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk mengambil sampel penelitian yang lebih luas lagi, misalnya pengawai
akuntan publik, pegawai pemerintahan desa, Dosen dan lain-lain. (3) Untuk
peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengawasaan saat pengisian
kuesioner, sehingga apabila responden tidak paham dengan pertanyaan yang ada
di kuesioner peneliti bisa langsung menjelaskannya kepada responden, sehingga
kuesioner diisi dengan lengkap. (4) Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk
variabel usia menggunakan kriteria teori yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arshinta, Fitri, Mohammad Djasuli dan Yuni Rimawati. (2017). “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Etika Mahasiswa Akuntansi
dengan Love of Money sebagai Variabel Intervening”. Jurnal
Keuangan dan Perbankan. Vol. 13 No. 2 Juni (2017): 128-140.
ISSN: 1829-9865
Azis, Toriq Ibnu. (2015). “Pengaruh Love Of Money dan Machiavellian Terhadap
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi (Studi Empiris Pada Mahasiswa
14
Akuntansi UNY Angkatan 2013 dan Angkatan 2014)”. Jurnal Nominal
Universitas Negeri Yogyakarta. Vol. IV No. 2 (2015).
Damayanthi, Putu Dewi dan Gede Juliarsa. (2016). ”Pngaruh Idealisme,
Relativisme, Pengetahuan, Gender dan Umur Pada Perilaku Tidak Etis
Akuntan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 15 No. 1 April
(2016): 1-16. ISSN: 2302-8556.
Fitria, Mella dan Vita Fitria Sari. (2014). “Pengaruh Orientasi Idealisme,
Relativisme, Tingkat Pengetahuan Akuntansi, Dan Gender Terhadap
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Tentang Krisis Etika Akuntan Profesional
(Studi Empiris Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di kota Padang)”.
Jurnal WRA Universitas Negeri Padang. Vol. 2 No 1 April (2014).
Hudiarini, Sri. (2017). “Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik di
Kalangan Dunia Pendidikan Tinggi”. Jurnal Moral Kemasyarakatan Jurusan
UPT MKU Politeknik Negeri Malang. Vol. 2 No. 1 Juni (2017).
Hutahahean, M. Umar Bakri dan Hasnawati. (2015). “Pengaruh Gender,
Religiusitas dan Prestasi Belajar terhadap Perilaku Etis Akuntan Masa
Depan (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Swasta di
Wilayah DKI Jakarta)”. E-Journal Akuntansi Trisakti. Vol. 2 No. 1 Februari
(2015). ISSN: 2339-0832.
Kurniawan, P. Iwan dan A.A.G.P. Widanaputra. (2017). “Pengaruh Love Of
Money dan Machiavellian Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 21 No. 3 Desember (2017):
2253-2281. ISSN: 2302-8556.
Laily, Nujmatul dan Nova Rifinda Anantika. (2018). “Pendidikan Etika dan
Perkembangan Moral Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Ilmiah Akutansi dan
Bisnis Universitas Negeri Malang. Vol. 13 No. 1 Januari (2018). ISSN: 2303-
1018.
Mandang, Evert Fandi, Bode Lumanauw dan Mac D.B. Walangitan. (2017).
“Pegaruh Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk Cabang Manado”. Jurnal
EMBA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Vol. 5 No. 3 September (2017). ISSN: 2303-1174.
Onibala, Raisa, Christoffel Kojo dan Yantje Uhing. (2017). “Pengaruh Tingkat
Pendidikan dan Kompensasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara”. Jurnal EMBA Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol. 5 No. 2 Juni (2017). ISSN:
2303-1174.
Pemayun, A.A. Gde Ari Widhiasmana dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih. (2018).
“Pengaruh Religiusitas, Status Sosial Ekonomi dan Love Of Money Pada
Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana. Vol. 23 No. 2. Mei (2018): 1600-1628. ISSN: 2302-8556.
15
Prabowo, Putu Pandhu dan A.A.G.P Widanaputra. (2018). “Pengaruh Love Of
Money, Machiavellin, dan Idealisme pada Persepsi Etis Mahasiswa
Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 23 No. 1 April
(2018): 513-537. ISSN:2302-8556.
Pradanti, Noviani Rindar dan Andri Prastiwi. (2014). “Analisis Pengaruh Love Of
Money Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi”. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Vol. 3 No. 3 (2014). ISSN: 2337-3792.
Purnamaningsih, Ni Ketut Ayu dan Dodik Ariyanto. (2016). “Pengaruh Gender,
Usia, Tingkat Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Terhadap Persepsi Etis
Mahasiswa Akuntansi”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 17
No. 2 November (2016): 996-1029. ISSN: 2302-8556.
S, R. Ery Wibowo dan Ariska Wijayanti. (2016). “Analisis Pengaruh Persepsi
Auditor Tentang Penerimaaan Etika dan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Terhadap Praktik Manajemen Laba”. Jurnal STIE Semarang Universitas
Muhammadiyah Semarang. Vol. 8 No. 2 Juni (2016). ISSN : 2252-826.
Sipayung, Erika Radina dan Nur Cahyonowati. (2015). “Analisis Pengaruh Aspek
Demografi, Status Sosial Ekonomi, dan Pengalaman Kerja terhadap Persepsi
Etis Mahasiswa Akuntansi dengan Love of Money sebagai Variabel
Intervening”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Vol. 4 N0. 2
(2015). ISSN: 2337-3806.
Sugiantari, Ni Kadek dan A.A.G.P.Widanaputra. (2016). “Pengaruh Idealisme,
Relativisme, dan Love Of Money Pada Persepsi Mahasiswa Akuntansi
Tentang Krisis Etika Akuntan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana
Vol. 17 No. 3 Desember (2016): 2474-2502. ISSN: 2302-8556.
Wijianto dan Ika Farida Ulfa. (2016). “Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan
Kondisi Ekonomi Keluarga terhadap Motivasi Bekerja bagi Remaja Awal
(Usia 12-16 Tahun) di Kabupaten Ponorogo”. Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. Vol. 2 No. 2 Desember (2016): 190-210. ISSN:
2460-4089.
Windasari, Made Yunita dan Gede Juliarsa. (2016). “Pengaruh Kompetensi,
Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Internal Dalam Mencegah
Kecurangan Pada BPR di Kabupaten Badung”. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana. Vol. 17 No. 3 Desember (2016): 1924-1952. ISSN:
2302-8556.