pengaruh pemberian ekstrak propolis...

13
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP KUALITAS SPERMA DAN KADAR MDA (Malondialdehyde) PADA EPIDIDIMIS (Studi Eksperimental padaTikus jantan galur Wistar yang di papar asap rokok kretek) Hoesada, I., 1 Nasihun, T., 2 Isradji, I. 3 1,2,3 Department of Biomedical Sciences Medical Faculty, Islam Sultan Agung University Jl. Raya. Kaligawe KM. 4. Semarang, Central Java Indonesia

Upload: doankien

Post on 07-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP KUALITAS SPERMA DAN KADAR MDA (Malondialdehyde) PADA EPIDIDIMIS

(Studi Eksperimental padaTikus jantan galur Wistar yang di papar asap rokok kretek)

Hoesada, I.,1 Nasihun, T.,2 Isradji, I.3

1,2,3Department of Biomedical Sciences Medical Faculty, Islam Sultan Agung UniversityJl. Raya. Kaligawe KM. 4. Semarang, Central Java Indonesia

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PROPOLIS TERHADAP KUALITAS SPERMA DAN KADAR MDA (Malondialdehyde ) PADA EPIDIDIMIS

(Studi Eksperimental padaTikus jantan galur Wistar yang di papar asap rokok kretek)

Hoesada, I.,1 Nasihun, T.,2 Isradji, I.3

1,2,3

Jl. Raya. Kaligawe KM. 4. Semarang, Central Java Indonesia

Department of Biomedical Sciences Medical Faculty, Islam Sultan Agung University

Telp.+62811274456. Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan: Paparan asap rokok dapat meningkatkan radikal bebas dan memicu terjadinya

peningkatan stress oksidatif sehingga kejadian infertilitas semakin meningkat. Ekstrak propolis banyak

dipakai sebagai suplemen dan memiliki khasiat sebagai antioksidan. Tujuan: mengetahui pengaruh

ekstrak propolis terhadap kualitas spermatozoa dan kadar MDA pada epididimis akibat paparan asap

rokok.

Metode: Penelitian eksperimental post test only control group design menggunakan 30 ekor tikus jantan

Galur Wistar yang berusia 8 minggu, berat badan 200 – 250 gram, dikelompokkan menjadi 5 kelompok

secara random. Kelompok 1 adalah normal, kelompok 2 (kontrol negatif) hanya diberi paparan asap

rokok. kelompok 3,4 dan 5 diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak propolis 2,9 mg, 5,4 mg dan 8,3

mg dan paparan asap rokok 4 batang/hari selama 21 hari. Pada hari ke 22 semua tikus dimatikan,

diambil cauda epididimis nya kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas sperma dan kadar MDA. Data

dianalisis dengan uji parametric one way Anova dengan tingkat signifikansi p<0,05 dilanjutkan post hoc

LSD, tingkat signifikansi p<0,05.

Hasil: rerata kualitas (jumlah, morfologi dan motilitas) spermatozoa dan kadar MDA untuk kelompok

normal dan kelompok K5 yang diberi paparan asap rokok dengan ekstrak propolis 8,3 mg sebesar : 49,32

/ ml, 36, 34 %, 64,15 %, 1,12 nmol/ml Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan signifikan

(p<0,005). Hasil uji Post Hoc LSD menunjukkan perbedaan antara kelompok normal dengan kelompok

K5.

Kesimpulan: pemberian ekstrak propolis berpengaruh terhadap kualitas spermatozoa dan kadar MDA

pada epididimis tikus jantan galur Wistar yang terpapar asap rokok.

Kata kunci: Asap rokok, Esktrak propolis, kualitas spermatozoa, kadar MDA

PENDAHULUAN

Merokok dapat meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) dan menurunkan antioksidan

pada semen serta dapat menimbulkan kerusakan DNA melalui fragmentasi DNA seluler dan

abnormalitas morfologi (kepala, leher dan ekor) spermatozoa (Sukmaningsih A, 2009). Hal ini dibuktikan

dengan peningkatan kadar MDA dan 8-OhdG (marker fragmentasi DNA) sebesar 50% pada spermatozoa

pria perokok (Quaratul’ainy S, 2006) Merokok tidak hanya berbahaya bagi perokok aktif tetapi

berbahaya juga untuk individu di sekitarnya atau disebut sebagai non-perokok/perokok pasif

(Rahmatullah P, 2009). Konsentrasi atau jumlah spermatozoa pada perokok aktif 23% lebih rendah

dibandingkan dengan non-perokok (Aina N, 2005) Beberapa penelitian mengenai efek bahan kimia dari

rokok menunjukkan adanya gangguan pada spermatogenesis melalui peningkatan produksi radikal

bebas.

ROS dalam konsentrasi yang tinggi menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid dan berakibat pada

kematian sel (Agarwal A, et al., 2005 ).Selain merusak struktur sel, ROS juga merusak molekul DNA

melalui pemutusan rantai tunggal dan ganda DNA, delesi dan modifikasi nukkleosid (Subash P, et al.,

2010).30% sampai 80% pria infertil disebabkan oleh stres oksidasi spermatozoa yang berhubungan

dengan berbagai faktor predisposisi (Tremellen K, 2008).Faktor predisposisi yang dimaksud adalah

kapasitas antioksidan yang rendah.Pria infertile sering mempunyai kapasitas antioksidan rendah pada

seminal plasma dan spermatozoa, akibatnya membuat spermatozoa lebih rentan terhadap resiko stres

oksidasi (Tunc O, 2009).Antioksidan berperan sebagai penangkal radikal bebas yang melindungi

spermatozoa dari efek ROS.

Ekstrak propolis mempunyai kandungan flavonoid dan Caffeic acid phenethyl ester (CAPE) yang

berkhasiat sebagai antioksidan (Gheldof, N, et al., 2002). Ekstrak propolis mempunyai aktivitas

antioksidan dalam melawan oksidan dan radikal bebas (H2O,O2,OH) dibandingkan dengan hasil produk

lebah lainnya (Nakajima, Y, et al., 2009). Pemberian ekstrak propolis bertujuan untuk mencegah

pembentukan radikal bebas (Mot, A.C, et al., 2009).Ekstrak propolis yang merupakan produk perlebahan

mengandung CAPE dapat melindungi sperma dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh Benzoapyrene

dan exogenous reactive oxygen species (Russo A, et al., 2006).Aktivitas radikal bebas dapat dihambat

oleh antioksidan.Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas

dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan

lemak.Beberapa penelitian dari berbagai tempat dunia meneliti efek merokok pada kualitas sperma.

Hasil yang didapat membuktikan merokok mengakibatkan menurunnya parameter kualitas (jumlah,

morfologi dan motilitas) spermatozoa (Nadeem F, et al., 2012,Zhang ZH,et at., 2013,Somwanshi SD, et

al., 2012). Penelitian yang lain membuktikan terjadinya kerusakan DNA sperma yang ditandai dengan

peningkatan kadar MDA dan 8-OhdG sebagai parameter terjadinya kerusakan DNA akibat terjadinya

stress oksidasi akibat rokok (Agarwal A, et al., 2014). Apabila hipotesis penelitian ini terbukti maka

pemberian antioksidan dapat digunakan sebagai pencegahan kejadian infertilitas pada pria perokok.

CAPE (propolis) (Koyu A, et al., 2009, Hlavackova L, et al.,2009).merupakan salahsatu zat antioksidan

paling kuat dari propolis(FAROOQUI, T, et al, 2010). CAPE mampumenghambat pembentukan lipid

peroksida sampai 97%, sementara α tocoferol hanya dapatmenghambat peroksidasi lipid sebanyak

75.3% (GOCER H, et al., 2011). Perbedaan tersebut disebabkan karena CAPEtermasuk dalam jenis fenol

asam hydroxycinnamic yang mengandung gugus CH2 = CH–COOH,sehingga mempunyai kapasitas donor

elektron tinggi (GOCER H, et al., 2011). dengan demikian aktivitas sebagaiantioksidan juga sangat

tinggi.20 Mengacu pada cara kerja antioksidan tersebut, maka propolisyang mengandung CAPE

merupakan pilihan yang rasional sebagai antioksidan alami.Penelitian efek propolis terhadap

spermatogenesis jugasudah banyak dilakukan.Hasil penelitian invitro pada ejakulat menunjukkan bahwa

propolisterbuktimampu memperbaiki efisiensi mitochondrial respiratory, oleh karena itu memperbaiki

motilitas spermatozoa (Cedikova M, et al.,2014). Penelitian lain pada tikus Galur Wistar, pemberian

propolis dengan dosis3 mg, 6 mg, dan 10 mg/kgbb/hr selama 56 hari, terbukti dapat meningkatkan

produksi spermatozoa,ketinggian epitelium epididimis, dan tidak ada peningkatan ROS (Capucho C, et

al., 2012).

Ekstrak propolis merupakan antioksidan yang diharapkan dapat mempengaruhi keseimbangan

prooksidan dan antioksidan yang terganggu pada perokok sehingga dengan diberikannya ekstrak

propolis akan mengurangi dampak penurunan kualitas sperma dan kadar MDA.

METODE

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium terhadap hewan

coba, Rancangan penelitian menggunakan rancangan eksperimental Post Test Only Control Group

Design.Sampel diambil dari 30 ekor tikus jantan dengan bobot 200 – 250 gram dan berumur 8

minggu.Dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok K1 (normal), kelompok K2 (kontrol negatif)

diberi paparan asap rokok 4 batang/hari, kelompok K3,K4 dan K5 diberi paparan asap rokok 4

batang/hari dan dosis esktrak propolis 2,9 mg/200 gram BB, 5,4 mg/200 gram BB dan 8,3 mg/200 gram

BB selama 21 hari.

Dosis ekstrak propolis yang direkomendasikan pada manusia dewasa adalah 3 x 100 mg ekstrak

propolis = 300 mg ekstrak propolis/hari. Konversi dosis untu tikus 200 gram adalah 0,018. Sehingga dosis

yang diberikan pada tikus seberat 200 gram adalah 5,4 mg/200 gram bb. Pakan dan air minum

disediakan ad libitum untuk semua kelompok. Tikus dimatikan pada hari ke 22, diperiksa kualitas

(jumlah, morfologi dan motilitas) spermatozoa dan kadar MDA pada cauda epididimis. Data analisis

dengan one way Anova (p<0,05) dan dilanjutkan dengan post hoc LSD (P>0,05)

HASIL

Penelitian dilakukan selama bulan Februari 2016 di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan Gizi

Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Penelitian pada 30 ekor tikus jantan Galur Wistar yang berusia 8

minggu dengan berat badan 200 – 250 gram, pengamatan kualitas (jumlah, morfologi dan motilitas)

spermatozoa dan kadar MDA tikus jantangalur Wistar diperoleh hasil seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil rerata kualitas sperma dan kadar MDA

K1

&

Rerata ±SD

K2 &

Rerata ±SD

K3 &

Rerata ±SD

K4 &

Rerata ±SD

K5 &

Rerata ±SD Variabel

Jumlah (Perml)

47,60±1,56 22,62±1,55 34,25±1,48 46,60±2,42 49,32±1,06

Morfologi (%)

37,43±1,42 21,39±1,77 25,26±0,56 32,45±2,46 36,34±0,90

Motilitas (%)

64,17±1,14 27,27±1,93 39,08±0,73 52,80±2,76 64,15±0,16

MDA (nmol/ml)

1.24±0,13 5.89±0,50 3.22±0,20 1.81±0,10 1.12±0,10

Keterangan :

K1 = Normal

K2 = Asap rokok Aquades 2 ml / 200 gram BB

K3 = Asap rokok Propolis 2,9 mg / 200 gram BB

K4 = Asap rokok Propolis 5,4 mg / 200 gram BB

K5 = Asap rokok Propolis 8,3 mg / 200 gram BB

Kadar MDA

Nilai rerata data kadar MDA paling tinggi adalah pada kelompok K2 sebesar 5,89±0,50, diikuti

dengan kelompok K3 sebesar 3,22±0.20, diikuti kelompok K4 sebesar 1,81±0,10, kemudian K1 sebesar

1,24±0,13, nilai reratadata kadar MDA paling rendah terdapat pada kelompok K5 yaitu 1,12±0,10.

Data diuji normalitas untuk mengetahui distribusi data secara merata dengan menggunakan uji

Saphiro-Wilk (n=30 sampel), Sampel dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi p > 0,05. Data

kadar MDA diuji homogenitas dengan Levene Test. Dengan hasil p = 0,006 (p > 0,05), mempunyai arti

data kadar MDA homogen. Data kadar MDA normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji parametrik

one way Anova. Hasil uji one way Anova menunjukkan p = 0,000 (p< 0,05), mempunyai arti data kadar

MDA pada lima kelompok terdapat perbedaan yang bermakna. untuk mengetahui kelompok mana yang

berbeda secara bermakna, dilakukan uji Post Hoc LSD.

Gambar 1. Hasil rerata kualitas sperma dan kadar MDA

Tabel 2. Uji Post Hoc LSD untuk data kadar MDA

Variabel K1 K2 K3 K4 K5 K1 - 0.001* 0.001* 0.001* 0.421 K2 0.001* - 0.001* 0.001* 0.001* K3 0.001* 0.001* - 0.001* 0.001* K4 0.001* 0.001* 0.001* - 0.001* K5 0.421 0.001* 0.001* 0.001* - Tanda * = menunjukkan hasil berbeda secara bermakna (p<0,05)

Jumlah Spermatozoa

Nilai rerata data jumlah spermatozoapaling tinggi adalah pada kelompok K5 sebesar 49,32±1,06,

diikuti dengan kelompok K1 sebesar 47,60±1,56, diikuti kelompok K4 sebesar 46,60±2,42, kemudian K3

sebesar 34,25±1,48, nilai rerata data jumlah spermatozoa paling rendah terdapat pada kelompok K2

yaitu 22,62±1,55.

Data diuji normalitas untuk mengetahui distribusi data secara merata dengan menggunakan uji

Saphiro-Wilk(n=30 sampel), Sampel dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi p>0,05. Data

jumlah spermatozoadiuji homogenitas dengan Levene Test. Dengan hasil p=0,373 (p>0,05), mempunyai

arti data jumlah spermatozoa homogen. Data jumlah spermatozoa normal dan homogen, maka dapat

dilakukan uji parametrik one way Anova.Hasil uji one way Anova menunjukkan p=0,000 (p < 0,05),

mempunyai arti data jumlah spermatozoa pada lima kelompok terdapat perbedaan yang bermakna.

untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna, dilakukan uji Post Hoc LSD.

Tabel 3. Uji Post Hoc LSD untuk data jumlah spermatozoa

Variabel K1 K2 K3 K4 K5 K1 - 0.001* 0.001* 0.312 0.086 K2 0.001* - 0.001* 0.001* 0.001* K3 0.001* 0.001* - 0.001* 0.001* K4 0.312 0.001* 0.001* - 0.009* K5 0.086 0.001* 0.001* 0.009* - Tanda * = menunjukkan hasil berbeda secara bermakna (p<0,05)

Morfologi Spermatozoa

Nilai rerata data morfologispermatozoa paling tinggi adalah pada kelompok K1 sebesar

37,43±1,42, diikuti dengan kelompok K5 sebesar 36,34±0,90, diikuti kelompok K4 sebesar 32,45±2,46,

kemudian K3 sebesar 25,26±0,56, nilai rerata data morfologispermatozoa paling rendah terdapat pada

kelompok K2 yaitu 21,39±1,77.

Data diuji normalitas untuk mengetahui distribusi data secara merata dengan menggunakan uji

Saphiro-Wilk (n=30 sampel), Sampel dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi p>0,05. Data

morfologi spermatozoa diuji homogenitas dengan Levene Test. Dengan hasil p=0,098 (p>0,05),

mempunyai arti data morfologispermatozoa homogen. Data morfologi spermatozoa normal dan

homogen, maka dapat dilakukan uji parametrik one way Anova.Hasil uji one way Anova menunjukkan

p=0,000 (p<0,05), mempunyai arti data morfologispermatozoa pada lima kelompok terdapat perbedaan

yang bermakna. untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna, dilakukan uji Post

Hoc LSD.

Tabel 4. Uji Post Hoc LSD data morfologi spermatozoa

Variabel K1 K2 K3 K4 K5 K1 - 0.001* 0.001* 0.001* 0.241 K2 0.001* - 0.001* 0.001* 0.001* K3 0.001* 0.001* - 0.001* 0.001* K4 0.001* 0.001* 0.001* - 0.001* K5 0.241 0.001* 0.001* 0.001* - Tanda * = menunjukkan hasil berbeda secara bermakna (p<0,05)

Motilitas Spermatozoa

Nilai rerata data motilitas spermatozoa paling tinggi adalah pada kelompok K1 sebesar

64,17±1,14, diikuti dengan kelompok K5 sebesar 64,15±0,16, diikuti kelompok K4 sebesar 52,80±2,76,

kemudian K3 sebesar 39,08±0,73, nilai rerata data motilitas spermatozoa paling rendah terdapat pada

kelompok K2 yaitu 27,27±1,93.

Data diuji normalitas untuk mengetahui distribusi data secara merata dengan menggunakan uji

Saphiro-Wilk (n=30 sampel), Sampel dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi p>0,05. Data

motilitasspermatozoa diuji homogenitas dengan Levene Test. Dengan hasil p=0,071 (p>0,05),

mempunyai arti data motilitasspermatozoa homogen. Data motilitas spermatozoa normal dan

homogen, maka dapat dilakukan uji parametrik one way Anova. Hasil uji one way Anova menunjukkan

p=0,000 (p<0,05), mempunyai arti data motilitasspermatozoa pada lima kelompok terdapat perbedaan

yang bermakna. untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara bermakna, dilakukan uji Post

Hoc LSD.

Tabel 5. Uji Post Hoc LSD untuk data motilitas spermatozoa

Variabel K1 K2 K3 K4 K5 K1 - 0.001* 0.001* 0.001* 0.981 K2 0.001* - 0.001* 0.001* 0.001* K3 0.001* 0.001* - 0.001* 0.001* K4 0.001* 0.001* 0.001* - 0.001* K5 0.981 0.001* 0.001* 0.001* - Tanda * = menunjukkan hasil berbeda secara bermakna (p<0,05)

DISKUSI

Stres oksidatif adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kerusakan seluler yang

disebabkan oleh oksigen dan oxygen-derived oxidants yang lebih dikenal sebagai ROS (Reactive Oxygen

Spesies). Proses ini adalah hasil dari ketidakseimbangan antara produksi dan eliminasi ROS, dimana

terjadi peningkatan pembentukan ROS tanpa diimbangi oleh eliminasinya oleh antioksidan dalam tubuh.

Pembentukan ROS adalah proses fisiologi tubuh, namun apabila terjadi peningkatan yang berlebihan

maka akan dapat berpengaruh negatif terhadap tubuh.

kadar MDA

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kelompok tikus yang tidak diberikan paparan asap

rokok menunjukkan kadar MDA yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberikan

paparan asap rokok. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya jumlah paparan asap rokok yang

diberikan maka kadar MDA akan semakin meningkat.

Merokok dapat meningkatkan kadar ROS dan menurunkan antioksidan pada semen (Saleh RA,

et al., 2003).Hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan DNA sperma yaitu terjadi fragmentasi DNA

pada sperma (Zavos PM, et al., 1998). Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa tikus yang diberi

paparan asap rokok kronik mengalami peningkatan kadar MDA serum sebesar (0,332±0,92) ug/dl

walaupun tidak signifikan (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa adanya radikal bebas dalam jumlah

banyak dalam tubuh akan mengalami reaksi yang menghasilkan senyawa toksik diantaranya MDA.

Ekstrak propolis mencegah terjadinya stres oksidatif yang diakibatkan oleh paparan asap rokok,

sehingga pembentukkan ROS dapat dicegah dan menyebabkan penurunan kadar MDA, yang pada akhir

nya akan memperbaiki kualitas (jumlah, morfologi dan motilitas).

Jumlah Spermatozoa

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kelompok tikus jantan yang tidak diberikan

paparan asap rokok (normal) menunjukkan jumlah spermatozoa yang lebih tinggi dibandingkan dengan

tikus yang diberikan paparan asap rokok 4 batang/hari. Hal ini menunjukkan semakin banyak asap rokok

yang dipaparkan maka jumlah spermatozoa semakin sedikit.

Penurunan jumlah spermatozoa ini terjadi akibat dari kandungan zat kimia pada asap rokok

seperti nikotin, tar, karbondioksida sehingga berpotensi untuk menimbulkan peningkatan produksi

radikal bebas (Aina N, 2005,Tunc O, 2009).peningkatan radikal bebas ini akan merusak membran dari

sel-sel spermatogenik, sehingga mengganggu transport ion-ion penting bagi proliferasi dan

pertumbuhan sel-sel spermatogenik, merusak DNA spermatozoa dan meningkatkan terjadinya apoptosis

spermatozoa (Sukmaningsih A, 2009, Karim D, 2013). Ekstrak propolis sebagai antioksidan bekerja

menekan terbentuknya ROS sehingga stres oksidasi berkurang dan kerusakan membran DNA

spermatozoa dapat dicegah.

Morfologi Spermatozoa

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kelompok tikus yang tidak diberikan paparan asap

rokok memberikan hasil morfologi spermatozoa yang abnormal lebih sedikit dibandingkan dengan

kelompok tikus jantan yang diberikan paparan asap rokok. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya

jumlah paparan asap rokok yang diberikan, maka morfologi spermatozoa yang abnormal akan semakin

meningkat.

Abnormalitas spermatozoa dapat terjadi karena adanya kelainan-kelainan pada saat

spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus. Paparan asap rokok dapat mempengaruhi proses

spermatogenesis, kualitas semen dan perubahan kadar hormone testosteron. Pengaruh asap rokok

terhadap proses spermatogenesis melalui mekanisme yang melibatkan nikotin dalam asap rokok yang

menstimulasi medulla adrenal untuk melepaskan katekolamin yang mana dapat mempengaruhi sisten

saraf pusat sehingga mengganggu proses spermatogenesis dan sintesis hormone testosterone melalui

mekanisme umpan balik antara hipotalamus-hipofisis anterior testis (Fitriani, et al., 2009).

Peningkatan radikal bebas yang ditimbulkan oleh asap rokok dapat merusak membrane

mitokondria sehingga menyebabkan hilangnya fungsi potensial membrane mitokondria. Radikal bebas

juga merusak integritas DNA pada nukleus spermatozoa sehingga kedua hal tersebut akan menginduksi

terjadinya apoptosis sel. Apoptosis sel tersebut akan mempengaruhi jumlah dan morfologi spermatozoa

pada saat spermatogenesis (Faranita OV, 2009).Ekstrak propolis sebagai antioksidan menghambat

terbentuknya ROS sehingga kerusakan integritas DNA tidak terjadi dan abnormalitas morfologi

spermatozoa dapat dicegah.

Motilitas spermatozoa

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, kelompok tikus yang tidak diberikan paparan asap

rokok menunjukkan motilitas normal spermatozoa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

tikus yang diberikan paparan asap rokok. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya jumlah paparan

asap rokok yang diberikan maka motilitas normal akan semakin menurun.

Motilitas normal spermatozoa tikus dalam penelitian ini mengalami penurunan, disebabkan

karena senyawa radikal bebas yang ada pada asap rokok dapat meningkatkan jumlah lipid peroksidasi

sehingga menimbulkan kerusakan serta penurunan integritas membran spermatozoa dan berakibat

motilitas spermatozoa menurun (Karim D, 2011), Ekstrak propolis sebagai antioksidan akan

menghambat terbentuknya peroksidasi lipid sehingga kerusakan dan penurunan integritas membran

spermatozoa dapat dicegah.

KESIMPULAN

Pemberian ekstrak propolis berpengaruh terhadap kualitas (jumlah,morfologi dan motilitas)

spermatozoa dan penurunan kadar MDA pada epididimis tikus yang dipapar asap rokok.

SARAN

Perlu penelitian lebih lanjut dengan metode yang sama tetapi memperhatikan dosis CAPE yang tepat

dalam kandungan ekstrak propolis 100 mg.

DAFTAR PUSTAKA

Aina N. Pengaruh paparan asap rokok terhadap spermatogenesis dan kualitas spermatozoa mencit (Mus

musculus L.) galur Swiss [skripsi]. UNS. 2005.hlm.1-2, 60-1.

Agarwal A, Virk G, Ong C, du plessis SS. Effect of Oxidative Strss on Male Reproduction. World J Mens

Health. 2014;32:1-17.

Agarwal A, Prabakaran SA. Oxidative stress and antioxidants in male infertility: a difficult balance Iranian

Journal of Reproductive Medicine. 2005;3:1-8

Cedikova M, Miklikova M, Stachova L, et all. Effects of the Czech Propolis on Sperm Mitochondrial

Function. Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine 2014; 2014: 248768.

Capucho C, Sette R Souza SR, Castro Monteiro PFC, et al. Green Brazilian propolis effects on sperm

countand epididymis morphology and oxidative stress. Food Chem Toxicol 2012; 50: 3956-62.

FAROOQUI, T; FAROOQUI, A (2010) Molecular Mechanism Underlying theTherapeutic Activities of

Propolis: A Critical Review. Curr Nutr Food Sci 6: 188-199.

Fitriani, Eriani K, Sari W. The effect of cigarettes smoke exposured causes fertility of male mice (Mus

musculus). Jurnal Natural vol. 10.2009.2; hlm.1-6.

Faranita OV. Kualitas spermatozoa pada tikus wistar jantan diabetes melitus [skripsi]. UNDIP. 2009. hlm.

16-31.

Gheldof, N., Wang, X.H., Engeseth, N.J. 2002.Identification and quantification of antioxidant components

of honeys from various floral sources. J Agric Food, Chem 50:5870–7.

GOCER H, GULCIN I. Caffeic acid phenethyl ester (CAPE): correlation of structure and

antioxidantproperties. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 2011; 62: 821–825.

Hlavackova L, Janega P, Cerna A, Pechanova O, Andriantsitohaina R, Babal P. Red Wine Polyphenol Affect

the collagen Compotition in the aorta after Oxidative Damage Induced by Chronic

Administration of CCl4. Physiol Res. 58: 2009. P. 337 – 44.

Karim D. Pengaruh paparan asap rokok elektrik terhadap motilitas, jumlah sperma dan kadar MDA

testismencit (Mus musculus L.) [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2011:1,60-1.

Koyu A. Ozguner F, Yilmaz HR, Uz E, Cesur G, Ozcelik N. The protective effect of caffeic acid

phenethylester (CAPE) on oxidative stress in rat liver exposed to the 900 MHz electromagnetic

field. Toxicology andIndustrial Health. 25. 2009. P. 429 – 34.

Mot, A.C., Damian, G., Sarbu, C., Silaghi, D.R. 2009. Redox reactivity in propolis: direct detection of free

radicals in basic medium and interaction with hemoglobin.Department of Chemistry and

Chemical Engineering, 'Babes-Bolyai' University, Cluj-Napoca, Romania.Journal Medicine

Food.14(6):267-74.

Nakajima, Y., Tsuruma, K., Shimazawa, M., Mishima.S., Hara, H. 2009. Comparison of Bee Products Based

on Assays of Antioxidant Capacities.Nagaragawa Research Center.Department of Biofunctional

Evaluation, Molecular Pharmacology, Gifu Pharmaceutical University, 5-6-1 Mitahora-higashi,

Gifu 502-8585. Japan. Published online by Journal BioMed Central Medicine, 1472-6882/9:4.

Nadeem F, Fahim A, Bugti S. Effects of cigarette smoking on male fertility. Turk j Med Sci. 2012;42:1400-

5.

Quaratul’ainy S. Pengaruh vitamin E terhadap jumlah spermatozoa mencit jantan starin balb/c yang

diberi paparan asap rokok [skripsi]. 2006. hlm.1-6.

Rahmatullah P. Pneumonitis dan penyakit paru lingkungan. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam III. Edisi kelima.Interna Publishing;

2009.hlm. 2285.

Russo A, Troncoso N, Sanchez F, Garbarino JA, vanilla A. Propolis protects human spermatozoa from

DNA damage caused by benzo(a)pyrene and exogenous reactive oxygen species. Life Sci 2006

Feb 23;78(13):1401.6.epub 2006 Feb 7.

Sukmaningsih A.Penurunan jumlah spermatosit pakiten dan spermatid tubulus seminiferus testis mencit

(Mus musculus) yang dipaparkan asap rokok. Jurnal Biologi. 2009;12:31-2.

Subash P, Gurumunthy P, Sarasabharathi A, Cherian KM. Urinary 8-OHdG : A Marker of Oxidative Stres

to DNA and Total Antioksidant Status in Essential Hypertension with South Indian population.

Indian Journal of ClinicalBiochemistry. 2010;25:127-32.

Saleh RA, Agarwal A, Nada EA, El-Tonsy MH, Sharma RK, Meyer A, et al. Negative effect of increased

sperm DNA damage in relation to seminal oxidative stress in men with idiopathic and male

factor infertility. Fertil Steril 2003; 79(3); 1597-1605.

Somwanshi SD, Madole MB, Bikkad MD, Bhavthakar SS, Ajay G, Bhgwat S. Effect of cigarette smoking on

Sperm Count and sperm Motility. Journal of Medical education & Research.2012;1:30-8.

Tremellen K. Oxidative stress and male infertility, a clinical perspective. Human reproduction update

2008; 14: 243 – 58.

Tunc O. Improvement in sperm DNA quality using an oral antioxidant therapy.RBMonline 2009; 18 (6):

761 – 768.

Zhang ZH, Zhu HB, Li LL, Yu Y, Zhang HG, Liu RZ. Decline of semen quality and increase of leukocytes with

cigarette smoking in infertile men.Iran J Reprod Med. 2013;11:589-96.

Zavos PM, Correa JR, Karagounis CS, Ahparaki A, Phoroglou C, Hicks CL, et al. An electron microscope

study of the axonemal ultrastructure in human spermatozoa fram male smokers and

nonsmokers.Fertil Steril 1998; 69: 430-434