pengaruh penerapan ifrs dalam pengungkapan …

14
p-ISSN 2086-3748 Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) Volume 7 Nomor 1, Mei 2016 132 PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN BERTEKNOLOGI TINGGI (Saat Konvergensi IFRS dan Penerapan Full Adopsi IFRS) Sari Rahmadhani Arkanuddin Nur Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang Email : [email protected] ABSTRACT The purpose of this research was to examine the impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) on the disclosure of Intellectual Capital. This study also examines the different of Intelectual Capital disclosure by using the index of intellectual capital disclosure which presented in the financial statements of high-tech manufacturing firms. With the period of time research is at the time of IFRS convergence and at the time of full application of IFRS. Using 96 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008 and 2012. The study was conducted using multiple regression analysis techniques. The results showed that the adoption of IFRS could improve the practice of corporate intellectual capital disclosure. The result of t-test sample, showedstatistically intellectual capital disclosure after full adoption of IFRS is higher than intellectual capital disclosure before full adoption of IFRS. Keywords: IFRS, Intelectual Capital, convergence, full adoption Pendahuluan Pemerintah Indonesia sebagai anggota The Group of Twenty (Forum negara-negara G20) sudah menyetujui untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS pada Desember 2008. Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS untuk kepentingan global agar dapat meningkatkan daya informasi laporan perusahaan-perusahaan Indonesia(Utami, Suhardjanto, dan Hartoko, 2013). Adapun tujuan yang diharapkan dari konvergensi IFRS adalah menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat kredibilitas tinggi, menghasilkan informasi yang relevan, akurat dan dapat diperbandingkan melalui persyaratan item-item pengungkapan yang akan semakin banyak, baik kualitatif maupun kuantitatif (Petreski, 2005). IAI dan DSAK telah melakukan revisi pada beberapa standar akuntansi di Indonesiasaat konvergensi IFRS berlangsung, diantaranya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud. DSAK telah mengeluarkan Exposure Draft PSAK 19 (revisi 2009) untukmerevisi PSAK 19 (revisi 2000)pada 7 November 2009. Exposure Draft PSAK 19 (revisi 2009) mengenai Aset Tidak Berwujud merupakan adopsi dari

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

132

PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN INTELLECTUAL CAPITAL PADA PERUSAHAAN

BERTEKNOLOGI TINGGI (Saat Konvergensi IFRS dan Penerapan Full Adopsi IFRS)

Sari Rahmadhani Arkanuddin Nur

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Totalwin Semarang Email : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine the impact of International Financial Reporting Standards (IFRS) on the disclosure of Intellectual Capital. This study also examines the different of Intelectual Capital disclosure by using the index of intellectual capital disclosure which presented in the financial statements of high-tech manufacturing firms. With the period of time research is at the time of IFRS convergence and at the time of full application of IFRS. Using 96 companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2008 and 2012. The study was conducted using multiple regression analysis techniques. The results showed that the adoption of IFRS could improve the practice of corporate intellectual capital disclosure. The result of t-test sample, showedstatistically intellectual capital disclosure after full adoption of IFRS is higher than intellectual capital disclosure before full adoption of IFRS. Keywords: IFRS, Intelectual Capital, convergence, full adoption

Pendahuluan

Pemerintah Indonesia sebagai

anggota The Group of Twenty

(Forum negara-negara G20) sudah

menyetujui untuk melakukan

konvergensi terhadap IFRS pada

Desember 2008. Indonesia harus

melakukan konvergensi IFRS untuk

kepentingan global agar dapat

meningkatkan daya informasi

laporan perusahaan-perusahaan

Indonesia(Utami, Suhardjanto, dan

Hartoko, 2013). Adapun tujuan yang

diharapkan dari konvergensi IFRS

adalah menghasilkan laporan

keuangan yang memiliki tingkat

kredibilitas tinggi, menghasilkan

informasi yang relevan, akurat dan

dapat diperbandingkan melalui

persyaratan item-item pengungkapan

yang akan semakin banyak, baik

kualitatif maupun kuantitatif

(Petreski, 2005). IAI dan DSAK

telah melakukan revisi pada

beberapa standar akuntansi di

Indonesiasaat konvergensi IFRS

berlangsung, diantaranya PSAK

No.19 (revisi 2000) tentang aset

tidak berwujud. DSAK telah

mengeluarkan Exposure Draft PSAK

19 (revisi 2009) untukmerevisi

PSAK 19 (revisi 2000)pada 7

November 2009.

Exposure Draft PSAK 19

(revisi 2009) mengenai Aset Tidak

Berwujud merupakan adopsi dari

Page 2: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

133

IAS 38 (2009) tentangIntangible

Assets. Exposure Draft tersebut

masih membutuhkan tanggapan dan

saran dari kalangan anggota IAI,

Dewan Konsultatif SAK, Dewan

Pengurus Nasional IAI, perguruan

tinggi dan individu atau lembaga lain

yang berminat (IAI, 2009). Pada

Februari 2010, IAI mengesahkan

Exposure Draft PSAK 19 (revisi

2009) menjadi PSAK No.19 revisi

2010 (IAI, 2010). Pada akhirnya

PSAK No.19 revisi 2010 atau IAS

38 mulai efektif sejak 1 Januari 2011

sebagai peraturan yang mendukung

pengungkapan sukarela khususnya

intellectual capital(IAI , 2011). Pada

saat program konvergensi IFRS

berjalan khususnya dari tahun 2008

sampai 2011, tingkat pengungkapan

intellectual capital ternyata masih

rendah. Hal ini terbukti dari beberapa

penelitian yang mencoba menguji

seberapa besar tingkat pengungkapan

intellectual capitaldi Indonesia, hasil

penelitianSutanto dan Supatmi

(2011) pada periode 2009,

menunjukkan rata-rata tingkat

pengungkapan informasi intellectual

capital industri manufaktur hanya

sebesar 40.87% dan penelitian yang

dilakukan Stephani dan

Yuyetta(2011)menunjukkan rata-rata

tingkat pengungkapan informasi

intellectual capital industri

manufaktur peride 2008-2010 hanya

sebesar 38,52%.

Pengungkapan intellectual

capital yang masih rendahpada saat

program konvergensi IFRS,

dikarenakan perusahaan Indonesia

belum diwajibkan menggunakan

standar IFRS melainkan masih

mengacu pada standar akuntansi

keuangan (Kustina, 2012). Hal ini

dapat diartikan bahwa peraturan

yang digunakan dalam

pengungkapan intellectual capital

adalah PSAK No. 19 (revisi 2000).

PSAK No. 19 (revisi 2000)

merupakan peraturan lama yang

belum direvisi hingga akhir tahun

2009, sedangkan peraturan terbaru

PSAK No.19 (revisi 2010) atau IAS:

38 baru efektif tahun 2011. PSAK

No.19 revisi 2010 atau IAS: 38

diharapkan dapat meningkatkan

pengungkapan intellectual capital

perusahaan di Indonesia setelah

melakukan adopsi penuh IFRS 2012.

Hal tersebutsejalan dengan pengujian

yang dilakukan Liao, Chan, dan

Seng(2013).

Penilaian terhadap kinerja

perusahaan dapat dilihat pada

laporan keuangan yang disampaikan.

Informasi dalam laporan keuangan

bermanfaat bagi sebagian besar

pengguna laporan sebagai salah satu

dasar pertimbangan pengambilan

keputusan investasi(Liao et al.,

2013).Laporan keuangan berfungsi

untuk memberikan informasi yang

digunakan untuk memenuhi

kebutuhan darisebagian besar

pengguna laporan keuangan. Oleh

karena itu laporan keuangan yang

berkualitas dapat dinilai dari

pengungkapan dan transparansi

laporan keuangan. Kualitas laporan

keuangan perusahaan yang baik

senantiasa melakukan

pengungkapaninformasi keuangan

baik yang bersifat mandatory

maupun informasi yang bersifat

voluntary (Rafinda, Pramuka, dan

Kusuma, 2011).

Pengungkapan intellectual

capital merupakan informasi bagi

investor dalam mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek

kedepan dan memfasilitasi ketepatan

Page 3: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

134

penilaian terhadap perusahaan(Bukh,

2003).Perusahaan yang tidak

melakukan pengungkapan

intellectual capital dapat dianngap

oleh investor sebagai kabar buruk.

Dalam PSAK No. 19, intellectual

capital tidak dinyatakan secara

eksplisit, tetapi informasi tersebut

telah mendapat pengakuan dari

berbagai pihak. Hal tersebut terbukti

dari pihak regulator dan pemerintah

yang menindaklanjuti dengan

mempertegas peraturan dalam PSAK

dan merealisasikannya sebagai

pengungkapan sukarela(Zulkarnaen

& Mahmud, 2013). Sejak pemerintah

menegaskan peraturan mengenai

perlakuan dan pengungkapan

intellectual capital yang dituangkan

dalam PSAK pasal 19, ternyata

sampai saat ini masih terdapat

keterbatasan atas kesadaran dari

pemangku kepentingan mengenai

pentingnya pengungkapan

intellectual capital (Zulkarnaen dan

Mahmud, 2013).

Hal tersebut terlihat pada

perusahaan go publik di Indonesia

yang masih sedikit dan kurang

menyeluruh dalam melakukan

pengungkapan item-item intellectual

capital. Penelitian Liao et al.,

(2013)mengenai pengungkapan

intellectual capital dan IFRS yang

dilakukan di Inggris menunjukkan

bahwa pengungkapan intellectual

capital meningkat setelah adopsi

wajib IFRS. Temuan tersebut

menunjukkan bahwa kualitas

pelaporankeuangan menjadi lebih

baik dengan adanya adopsi IFRS.

Penelitian ini menguji

mengenai dampak penerapan wajib

IFRS terhadap tingkat pengungkapan

intellectual capital pada perusahaan

berteknologi tinggi di Indonesia.

Penelitian mengenai pengungkapan

intellectual capital menarik untuk

dilakukan, dikarenakan

pengungkapan informasi mengenai

intellectual capital semakin penting

bagi stakeholder perusahaan sejak

munculnya PSAK No.19 tentang

aktiva tidak berwujud. Pada

kenyataannya

pengungkapaninformasi intellectual

capital didalam laporan tahunan

masih rendah, sehingga penelitian ini

menguji apakah penerapan IFRS

berpengaruh terhadap pengungkapan

intellectual capital dan menguji

apakah terdapat perbedaan tingkat

pengungkapan intellectual capital

sebelum dan sesudah full adoption

IFRS.

Periode yang digunakan

didalam penelitian ini adalah tahun

2008 dan tahun 2012 dengan

melakukan pengujian beda karena

periode yang diuji pada penelitian ini

adalah pada saat terjadi konvergensi

IFRS tahun 2008 sampai dengan

tahun 2010 terjadi penerapan

voluntary IFRS dan periode setelah

Voluntary IFRS 2010 sampai dengan

adopsi penuh IFRS tahun

2012.Adapun manfaat penelitian

adalah untuk memberi bukti empiris

berdasarkan penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui

pengaruhIFRSpadapengungkapan

sukarela khususnya pengungkapan

intellectual capital.

Dari penelitian ini diharapkan

dapat memperkaya konsep atau teori

yang mendorong perkembangan ilmu

pengetahuan tentang pengungkapan

intellectual capital dan

IFRS.Penelitian ini juga dapat

dijadikan dasar pertimbangan para

investor dan kreditor dalam

pengambilan keputusan investasi

Page 4: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

135

setelah mengetahui informasi

intelektual perusahaan. Dapat

membantu direksi dan manajemen

untuk menyadari dampak dari adopsi

IFRS terhadap elemen intellectual

capital. Dapat mendorong pihak

manajemen agar lebih menekankan

pada aset intellectual untuk

meningkatkan keunggulan kompetitif

perusahaannya.

Kerangka Konseptual dan

Perumusan Hipotesis

Kerangka konsptual yang

digunakan pada peneltian ini

menggunakandua teori dasar yaitu

teori sinyaldan teori stakeholder,

teori sinyalmenjelaskan bagaimana

perusahaan memberikan sinyal

informasi untuk pasar modal

(Rashid, Ibrahim, Othman, dan See,

2013). Pemberian sinyal informasi

positif dilakukan karena adanya

asimetri informasi antara manajemen

perusahaan dan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan informasi

tersebut. Pengungkapan intellectual

capital sebagai private information

diharapkan dapat diinterpretasikan

sebagai sinyal positif mengenai

kinerja perusahaan yang mampu

mengurangi asimetri informasi

(Oliveira, Rodrigues, dan Craig,

2010).

Teori stakeholder

menjelaskan bahwa manajemen

diharapkan melakukan aktivitas-

aktivitas yang diharapkan para

stakeholder dan pemegang saham

berhak untuk mengetahui informasi

mengenai aktivitas perusahaan yang

mempengaruhi mereka Menurut teori

stakeholder dalam menjalankan

kegiatan operasional, perusahaan

tidak beroperasi untuk

kepentingannya sendiri, tetapi harus

memberikan manfaat bagi para

stakeholder(Guthrie, Petty, dan

Ricceri, 2006). Dampak dari

penekanan stakeholder membuat

manajemen perusahaan lebih

memilih secara sukarela (voluntary)

untuk mengungkapkan informasi

mengenai aktivitas perusahaan

melebihi dari yang diharuskan oleh

badan berwenang. Informasi tersebut

tidak hanya terkait dengan aktivitas

mencari keuntungan semata, tetapi

informasi yang berkaitan mengenai

aktivitas kinerja lingkungan, sosial

dan intelektualnya juga perlu

diungkapkan (Rafinda et al., 2011).

Pengaruh Penerapan IFRS

Terhadap Tingkat Pengungkapan

Intellectual Capital

Adopsi IFRS berdampak

pada perusahaan-perusahaan yang

ada di Indonesia untuk menerapkan

IFRS. Penerapan IFRS mewajibkan

persyaratan pengungkapan yang

lebih banyak, baik kualitatif maupun

kuantitatif. Dengan adanya

persyaratan tersebut mendorong

perusahaan-perusahaan Indonesia

untuk melakukan pengungkapan

yang lebih banyak melalui

pengungkapan informasi sukarela

mengenai intellectual

capital.Intellectual capital

merupakan aset pengetahuan yang

dibedakan dalam tiga kategori, yaitu:

pengetahuan yang berhubungan

dengan karyawan (human capital),

pengetahuan yang berhubungan

dengan pelanggan (customer capital)

dan pengetahuan yang berhubungan

dengan perusahaan (organizational

capital)(Bontis, 2001).Penelitian

Liao et al., (2013) menunjukkan

bahwa adopsi IFRS mempengaruhi

tingkat pengungkapan intellectual

Page 5: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

136

capital, sehingga penerapan IFRS

diduga dapat mempengaruhi tingkat

pengungkapan intellectual capital

pada perusahaan berteknologi tinggi

di Indonesia. Oleh karena itu

hipotesis pertama dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1: Penerapan IFRS Berpengaruh

Terhadap Tingkat

Pengungkapan Intellectual

Capital

Perbedaan Tingkat Pengungkapan

Intellectual Capital Pada Saat

Konvergensi IFRS dan Adopsi

PenuhIFRS

Pelaporan keuangan yang

dibuat berdasarkan IFRS memiliki

transparansi lebih besar. Semakin

besar transparansi dari pelaporan

keuangan berdasarkan IFRS dapat

meningkatkan kemampuan investor

luar untuk memonitor setiap

kesalahan manajemen perusahaan

(Liao et al., 2013). Daske dan

Gebhardt (2006) menunjukkan

bahwa kualitas pengungkapan telah

meningkatdi Austria, Jerman dan

Swiss setelah adopsi IFRS.

Penelitian Daske dan Gebhardt

(2006) dan Liao et al.,

(2013)membuktikan bahwa adopsi

wajib IFRS mampu meningkatkan

pengungkapan intellectual capital

perusahaan. Penelitian ini

memprediksi bahwa perusahaan akan

meningkatkan pengungkapan

intellectual capital setelah adopsi

IFRS secara penuh. Oleh karena itu

hipotesis kedua dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H2: Terdapat perbedaan

pengungkapan intellectual

capital pada saat adopsi penuh

IFRS.

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia

Tahun 2008 dan Tahun

2012.Pemilihan sampel dalam

penelitian ini adalah perusahaan-

perusahaan yang berteknologi tinggi.

Untuk mengkategorikan perusahaan

manufaktur sebagai perusahaan

berteknologi tinggi berdasarkan rasio

capital expenditure dan Research

and Development (R&D).Setelah

melakukan perhitungan rasio capital

expenditure maka sampel yang

digunakan didalam penelitian ini

yaitu perusahaan pada sub-industri

Food and Beverage, Lumber and

Wood Products, Paper and Allied

Products, Chemical and Allied

Products, Plastics and Glass

Products, Electronic and office

equipment, Automotive and Allied

Products, Pharmaceuticals,

Telecomunication. Pemilihan sub-

industri diatas merupakan

perusahaan-perusahaan yang

memiliki nilai rasio capital

expenditure diatas 8.02. Dimana

rasio tersebut diperoleh dari nilai

rata-rata rasio capital expenditure

seluruh perusahaan manufaktur pada

tahun 2008.

Definisi Operasional dan

Pengukuran Variabel

Adoption IFRS

Pemerintah Indonesia sebagai

anggota G20 telah bersepakat untuk

melakukan konvergensi terhadap

IFRS pada Desember 2008. IFRS

digunakan di Indonesia secara penuh

selesai pada tahun 2012(Martani et

al., 2012). Hal tersebut dapat

diartikan bahwa pada saat program

konvergensi perusahaan go public

Page 6: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

137

belum diwajibkan menggunakan

standar IFRS melainkan masih

mengacu pada standar akuntansi

keuanganPSAK dan setelah itu

Dewan Pengurus Nasional IAI

bersama dengan Dewan Konsultatif

SAK dan DSAK merencanakan

untuk menyusun atau merevisi

PSAK agar secara material sesuai

dengan IFRSyangberlaku secara

keseluruhan atau full adoption pada

tahun 2012 (IAI, 2011).

Intellectual capital Index disclosure digunakan

untuk menghitung jumlah informasi

yang berhubungan dengan aset tak

berwujud dan merujuk pada item-

item pengungkapan intellectual

capital di dalam laporan tahunan.

Pada penelitian ini indeks

pengungkapan intellectual capital

terdiri dari 21 item dengan mengacu

pada penelitian Liao et al. (2013).

Pengukuran variabel dependen dalam

penelitian ini diukur dengan ada

tidaknya pengungkapan intellectual

capital di dalam annual report

masing-masing perusahaan.

Pengungkapan intellectual capital

diberi nilai 1 jika suatu item

ditemukan dalam laporan tahunan

dan nol (0) jika item yang ditentukan

tidak ditemukan dalam laporan

tahunan masing-masing perusahaan.

Tabel 1. Komponen Intellectual Capital

Organizational Capital Relational Capital Human Capital

Intellectual Property:

(Renewal and development focus)

Capital Expenditure

Copyright

Franchise

Marketing Rights

Patens

Research and

development

Customer Focus:

Brand value

Customer list

Customer loyalty

Customer relationships

Growth in market

share

Innovation revenues

Licensing agreements

Market share

Number of customers

Revenue growth

Human Fokus

Employee turnover

Number of

employees

Infrastruktur Assets:

(Process Focus )

Computer Sofware

First mover

Investment in IT

Sumber: (Liao et al., 2013)

Nilai intellectual capital

disclosure diketahui melalui index pengungkapan, yaitu dengan mencari banyaknya pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan kemudian membagi jumlah pengungkapan yang seharusnya dilakukan untuk mengetahui score

dari pengungkapan tersebut. Score intellectual capital disclosure dirumuskan sebagai berikut:

Page 7: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

138

Metode Pengumpulan Data Sampel didalam penelitian ini

dikumpulkan dengan menggunakan metode content analysis. Content analysis adalah teknik pengumpulan data dengan mengkodefikasi informasi kualitatif dan kuantitatif menjadi kategori yang sudah ditentukan untuk mendapatkan pola pengungkapan informasi (Guthrieet al.,2004). Metode content analysis mencari bentuk informasi atau komunikasi dari perusahaan melalui laporan tahunan. Dimana peneliti membaca laporan tahunan perusahaan satu persatu dan mencatat serta menghitung jumlah frekuensi munculnya kata, kalimat atau paragraf yang merefleksikan 21 komponen model intelektual dari penelitian Liao et al., (2013) yang

difokuskan pada 4 kategori, yaitu: customer focus, human focus, process focus, renewal and development focus. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu tingkat pengungkapan intellectual capital, sedangkan variabel independen yang digunakan yaitu: adopsi IFRS, dan variabel kontrol yaitu umur perusahaan, ukuran perusahaan dan leverage. Model regresi logistik yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis pada penelitian ini adalah:

Keterangan:

Score ICDindex Customer_focus Human_focus Process_focus Research_and_development_focus Age Size Leverage

: tingkat pengungkapan intellectual capital pada laporan tahunan

: item intellectual capital fokus pelanggan : item intellectual capital fokus manusia : item intellectual capital fokus proses : item intellectual capital fokus penelitian dan

pengembangan : Umur perusahaan dari berdiri hingga tahun

laporan tahunan yang diteliti. :Ukuran perusahaan berdasarkan total aktiva

laporan keuangan yang diteliti. : Leverage perusahaan yang dihitung dari total

hutang dibagi total modalsendiri pada tahun laporan keuangan yang diteliti

Hasil Penelitian

Pengujian tingkat pengungkapan intellectual capital menggunakan sampel yang

digunakan adalah perusahaan manufaktur yang berteknologi tinggi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008

0 + β1,kCustomer_focusi,j,k + β2,kHuman_focusi,j,k +

β3,kProcess_focusi,j,k + β4,kResearch_and_development_focusi,j,k + β5Agei,j+ β6Sizei,j+

β7levgi,j+ εi,t

Page 8: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

139

dan 2012. Perusahaan manufaktur telah diseleksi berdasarkan rasio capital expenditure dan R&D untuk mendapatkan perusahaan yang berteknologi tinggi. Setelah dilakukan seleksi atas populasi penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka terdapat 48 perusahaan yang dijadikan sampel. Sampel penelitian meliputi 8 perusahaan Food and Beverage, 3 perusahaan Tobacco manufacture, 1 perusahaanLumber and Wood

Products, 1 perusahaanPaper and Allied Products, 4 perusahaanPlastics and Glass Products, 3 Perusahaan Cement, 10 perusahaanAutomotive and Allied Products, 3 perusahaan Photographic Equipment, 4 perusahaanChemical and Allied Products, 3 perusahaanElectronic and office equipment, 6 perusahaanPharmaceuticals dan 2 perusahaanCunsomer Good.

Tabel 2.Iktisar Pemilihan Sampel

Kriteria Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 151

Perusahaan tidak termasuk dalam kategori (56)

Perusahaan termasuk dalam kategori berteknologi tinggi 99

Perusahaan laporannya tidak lengkap tahun 2008 dan 2012 ( 8)

Perusahaan tidak menerbitkan annual repport (43)

Jumlah Perusahaan yang dijadikan Sampel Penelitian 48

Adopsi IFRS Hasil pengujian statistik deskriptif dari adopsi IFRS disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3. Frekuensi IFRS

Frequency Percent

Konvergensi

IFRS

48 50.0

Adopsi

Penuh IFRS

48 50.0

Total 96 100.0 (Sumber: Data Output IBM SPSS 21, 2016)

Berdasarkan data output diatas diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan didalam penelitian ada 96 dengan persentase 100%. Jumlah perusahaan yang melakukan konvergensi IFRS tahun 2008 ada

48 dengan persentase 50%, sedangkan perusahaan yang melakukan adopsi IFRS tahun 2012 ada 48 dengan persentase 50%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2008 semua perusahaan belum diwajibkan menggunakan IFRS dan pada tahun 2012 semua perusahaan telah wajib menggunakan IFRS. Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital

Hipotesis pertama yang diuji adalah pengaruh adopsi IFRS terhadap pengungkapan intellectual capital. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya adjusted R Square adalah 0.307, hal tersebut menunjukkan bahwa adopsi IFRS mampu menjelaskan pengungkapan

Page 9: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

140

intellectual capital sebesar 30.7%, sedangkan sisanya 69.3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. Nilai Standar Error of estimate (SEE) sebesar 11.47640%,

hal ini menunjukkan semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.

. Tabel 4. Koefisien Determinasi Adopsi IFRS terhadap Pengungkapan Intellectual

Capital

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .561a .314 .307 11.47640

a. Predictors: (Constant), DIFRS

(Sumber: Data Output IBM SPSS 21, 2016)

UjiStatistik t

Pengaruh adopsi IFRS terhadap pengungkapan intellectual

capital dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5. Regresi Pengaruh Adopsi IFRS terhadap Pengungkapan Intellectual

Capital

Coefficients

a

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 51.191 1.656 30.903 .000

DIFRS 15.377 2.343 .561 6.564 .000

a. Dependent Variable: Pengungkapan Intellectual Capital

(Sumber: Data Output IBM SPSS 21, 2016)

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Hasil pengujian

H1menunjukkan nilai t hitung sebesar 6.564, yang mana nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 1.985. Nilai probabilitas signifikansi untuk DIFRS sebesar 0.000 dan nilai tersebut lebih kecil dari 0.05. Hal tersebut mendukung hipotesis 1 yang menunjukkan bahwa adopsi IFRS mempunyai pengaruh

signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital.

Hipotesis kedua yang akan diuji adalah perbedaan tingkat pengungkapan intellectual capital pada saat konvergensi IFRS dan adopsi penuh IFRS. Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan menggunakan alat analisis uji beda t test. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji Beda T-

Pengungkapan intellectual capital = 51.191 + 15.377DIFRS

Page 10: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

141

test sampel berhubungan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6. Hasil Uji Beda Pengungkapan Intellectual Capital Sebelum dan

Sesudah Adopsi Penuh IFRS

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

Pengungkapan Intellectual Capital Sebelum Adopsi IFRS

51.1869 48 11.81005 1.70463

Pengungkapan Intellectual Capital Setelah Adopsi IFRS

66.5673 48 11.13564 1.60729

(Sumber: Data Output IBM SPSS 21, 2016)

Berdasarkan hasil uji beda t-

test menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan intellectual capital perusahaan sebelum adopsi penuh IFRS sebesar 51.1869%, sedangkan rata-rata pengungkapan intellectual capital perusahaan sesudah adopsi

penuh IFRS sebesar 66.5673 %. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan intellectual capital perusahaan sebelum dan sesudah adopsi IFRS mengalami peningkatan dari 51.1869% menjadi 66.5673 %.

Tabel 7Hasil Uji Beda Pengungkapan Intellectual Capital Sebelum dan

Sesudah Adopsi Penuh IFRS

t df Sig. (2-

tailed)

Pair 1

Pengungkapan Intellectual Capital Sebelum Adopsi IFRS - Pengungkapan Intellectual Capital Setelah Adopsi IFRS

-15.771 47 .000

(Sumber: Data Output IBM SPSS 21, 2016)

Dari tabel menunjukkan nilai

Sig (2 tailed) sebesar (0.000), karena nilai probabilitas (0.000 < (0.05) jadi dapat disimpulkan bahwa H2 diterima. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan secara absolut dan secara statistik antara pengungkapan intellectual capital perusahaan sebelum dan sesudah adopsi penuh IFRS.

Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian

pembahasan disajikan dalam dua bagian yaitu bagian pertama membahas pengaruh adopsi IFRS terhadap pengungakapan intellectual capital (H1) dan bagian kedua membahas perbedaaan pengungkapan intellectual capital sebelum adopsi penuh IFRS dan sesudah adopsi penuh IFRS (H2).

Page 11: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

142

Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Liao et al., (2013)yang menyatakan bahwa adopsi IFRS mampu meningkatkan praktek pengungkapan intellectual capital perusahaan. Hal tersebut dikarenakan IFRS memperketat persyaratan dalam pengungkapan untuk meningkatkan transparansi perusahaan dan mencerminkan keadaan ekonomi yang sebenarnya.Program konvergensi IFRS mewajibkan penggunaan persyaratan dalam pengungkapan informasi yang lebih banyak, baik kualitatif maupun kuantitatif. Dengan adanya persyaratan tersebut meningkatkan daya informasi laporan perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui pengungkapan informasi intellectual capital ysng dimilikinya. Perbedaan Pengungkapan Intellectual Capital Sebelum Adopsi penuh IFRS dan Sesudah Adopsi Penuh IFRS

Hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara pengungkapan intellectual capital pada saat adopsi penuh IFRS dan sebelum adopsi penuh IFRS.Dari output SPSS yang ditunjukkan diatas diketahui bahwa nilai Sig (2 tailed) untuk pengungkapan intellectualcapital sebelum adopsi IFRS - pengungkapan Pengungkapan intellectual capital sesudah adopsi penuh IFRS lebih tinggi bila dibandingkan pengungkapan intellectual capital sebelum adopsi penuh IFRS. Hasil penelitian ini sejalan dengan pengujian (Liao et

al., 2013) yang menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan intellectual capital lebih tinggi setelah adopsi penuh IFRS. Hal ini dikarenakan pada saat program konvergensi IFRS tahun 2008, perusahaan di Indonesia belum diwajibkan menggunakan standar IFRS melainkan masih mengacu pada standar akuntansi keuangan lokal (Kustina, 2012).

Pada tahun 2008 tersebut DSAK dan IAI melakukan persiapan terhadap standar PSAK menuju IFRS. Sedangkan pada tahun 2012, Dewan Pengurus Nasional IAI bersama dengan Dewan Konsultatif SAK dan DSAK merencanakan untuk menyusun atau merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IAS atau IFRS. Hal ini menunjukkan bahwa IAI mencanangkan IFRS akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009).Adopsi penuh IFRS tahun 2012 diwajibkan bagi setiap perusahaan Indonesia yang telah go publlik. Berdasarkan hasil pengujian diatas terbukti bahwa adopsi IFRS mampu meningkatkan kesadaran perusahaan Indonesia sangat pentingnya informasi mengenai intellectual capital bagi pihak internal dan pihak eksternal. Simpulan

Hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah disajikan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu penelitian ini menggunakan data tahun 2008 dan 2012 dengan 48 sampel perusahaan manufaktur berteknologi tinggi yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil dari statistik deskriptif dapat dilihat bahwa rata-

Page 12: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

143

rata tingkat pengungkapan intellectual capital perusahaan cukup tinggi sebesar 58.87 %. Pengungkapan intellectual capital tertinggi sebesar 90.48% dilakukan oleh PT Unilever Indonesia Tbk dan terendah sebesar 19.05% oleh PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. Pengujian hipotesis membuktikan adopsi IFRS mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan intellectual capital. Hal ini sejalan dengan penelitian Liao et al., (2013) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS mampu meningkatkan praktek pengungkapan intellectual capital perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan Uji Beda T-test sampel berhubungan diketahui bahwa secara statistik pengungkapan intellectual capital sesudah adopsi penuh IFRS lebih tinggi (66.56%) bila dibandingkan pengungkapan intellectual capital sebelum adopsi penuh IFRS (51.18%). sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis terdapat perbedaan pengungkapan intellectual capital pada saat adopsi penuh IFRS diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan pengujian (Liao et al., 2013)yang menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan intellectual capital lebih tinggi setelah adopsi penuh IFRS pada perusahaan berteknologi tinggi.

Keterbatasan pada penelitian ini diantaranya penelitian ini dilakukan hanya pada periode awal penerapan IFRS sehingga perusahaan yang menjadi sampel sangat sedikit dan belum maksimal.Penelitian mengenai penerapan IFRS masih dilakukan pada perusahaan dengan spesifikasi menggunakan teknologi tinggi dan

belum dilakukan perbandingan pada perusahaan dengan bidang berbeda. Penelitian mengenai penerapan IFRS dan pengaruhnya terhadap pengungkapan intellectual capital masih memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut yaitu dengan menambah jumlah sampel tahun yang diteliti sehingga hasil penelitian lebih dapat menggambarkan dampak penerapan intellectual capital pada masa sebelum dan sesudah mandatory disclosure IFRS.

Referensi Bontis, N. (2001). Assessing

knowledge assets: a review of the models used to measure intellectual capital. International Journal of Management Reviews, 3(1), 41–60. https://doi.org/10.1111/1468-2370.00053

Bukh, P. N. (2003). The relevance of intellectual capital disclosure: a paradox? Accounting, Auditing & Accountability Journal, 16(1), 49–56. https://doi.org/10.1108/09513570310464273

Canibano, L., Garcia Ayuso, M., & Sanchez, P. (2000). Accounting for Intangibles: A Literature Review. Journal of Accounting Literature, 102–130. Retrieved from http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-84884125193&partnerID=40&md5=d300d5e2b3c36305bc99110a23cce060

Daske, H., & Gebhardt, G. (2006). International financial reporting standards and experts’ perceptions of disclosure quality. Abacus,

Page 13: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

144

42(3–4), 461–498. https://doi.org/10.1111/j.1467-6281.2006.00211.x

Guthrie, J., Petty, R., & Ricceri, F. (2006). The voluntary reporting of intellectual capital: Comparing evidence from Hong Kong and Australia. Journal of Intellectual Capital, 7(2), 254–271. https://doi.org/10.1108/14691930610661890

Indonesia, Ikatan. Akuntan. Standart Akuntansi Indonesia (2009).

Indonesia, Ikatan. Akuntan. Standart Akuntansi Indonesia (2010).

Indonesia, Ikatan. Akuntan. Standar Akuntansi Indonesia (2011).

Liao, P. C., Chan, a. L.-C., & Seng, J.-L. (2013). Intellectual capital disclosure and accounting standards. Industrial Management and Data Systems, 113(8), 1189–1205. https://doi.org/10.1108/IMDS-01-2013-0026

Martani, D., Siregar, S. V., Wardhani, R., Farahmita, A., Tanujaya, E., & Hidayat, T. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis IFRS. Salemba Empat.

Oliveira, L., Rodrigues, L. L., & Craig, R. (2010). Intellectual capital reporting in sustainability reports. Journal of Intellectual Capital, 11(4), 575–594. https://doi.org/10.1108/14691931011085696

Petreski, M. (2005). The Impact of International Accounting Standards on Firms. Retrieved from http://journal.globejournal.org

/index.php/GBERJ/article/view/118

Rafinda, A., Pramuka, B. A., & Kusuma, P. D. I. (2011). Tren Dan Variasi Intellectual Caputal Disclosure Pada Perusahaan-Perusahaan Perbankan Di Eropa. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh, 21–22.

Rashid, A. A., Ibrahim, M. K., Othman, R., & See, K. F. (2013). IC disclosures in IPO prospectuses: evidence from Malaysia. Journal of Intellectual Capital, 13(1), 1–56. https://doi.org/10.1108/14691931211196213

Stephani, T., & Yuyetta, E. N. A. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi intellectual capital disclosure (ICD). Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 7(2), 111–121.

Sutanto, F. D. P., & Supatmi. (2011). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 22, 2. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Utami, W. D., Suhardjanto, D., & Hartoko, S. (2013). Investigasi Dalam Konvergensi IFRS Di Indonesia : Tingkat Kepatuhan Pengungkapan Wajib Dan Kaitannya Dengan Mekanisme Corporate Governance. SNA.Akuntansi.Unikal.ac.id, 53(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Zulkarnaen, E. I., & Mahmud, A. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan

Page 14: PENGARUH PENERAPAN IFRS DALAM PENGUNGKAPAN …

p-ISSN 2086-3748

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT)

Volume 7 Nomor 1, Mei 2016

145

Intellectual Capital. Jurnal Dinamika Akuntansi, 5(1), 79–

85.