pengaruh sikap dan promosi terhadap …eprints.undip.ac.id/28655/1/jurnal.pdf · menggantikan...

29
1 PENGARUH SIKAP DAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH PENUMPANG BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG Hanung Eka Atmaja Drs. Sutopo, MS. ABSTRACT A number of urban activities in the city of Hyderabad to make the high increase of the internal and external zone of Semarang city. Increased movement certainly needs the support of public transportation systems that are reliable, fast, and efficient. But until the current public transport service in the city of Hyderabad still has not shown the existence of good service on-demand movement. As part of efforts to solve the problems of congestion, the central government through the Department of Transportation proposed the implementation of Bus Rapid Transit (BRT) or better known as the busway is now beginning to be applied in various cities in Indonesia. The concept of BRT is an integrated mass transit system in every corridor, which aims to meet community needs for transportation in the city. The purpose of this study was to determine the effect of attitude, the promotion of the increased number of passengers Bus Rapid Transit (BRT) Semarang Trans. The population in this study are all passengers Bus Rapid Transid (BRT) Semarang Trans. The sample in this study was a passenger Bus Rapid Transid (BRT) Semarang Trans. The method used is the Non-Probability Sampling with Accidental Sampling techniques. Data collection methods are questionnaires, interviews. The results of this study indicate that there are significant positive and significant correlation between attitude variables Passengers (X1) on Efforts to Increase Number of Passengers (Y), there is a positive and significant influence between Promotion (X2) against Efforts to Increase Number of Passengers (Y). This means that the hypothesis proposed in this study received.

Upload: phamhanh

Post on 25-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH SIKAP DAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN

JUMLAH PENUMPANG BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG

Hanung Eka Atmaja

Drs. Sutopo, MS.

ABSTRACT

A number of urban activities in the city of Hyderabad to make the high

increase of the internal and external zone of Semarang city. Increased movement

certainly needs the support of public transportation systems that are reliable, fast, and

efficient. But until the current public transport service in the city of Hyderabad still

has not shown the existence of good service on-demand movement. As part of efforts

to solve the problems of congestion, the central government through the Department

of Transportation proposed the implementation of Bus Rapid Transit (BRT) or better

known as the busway is now beginning to be applied in various cities in Indonesia.

The concept of BRT is an integrated mass transit system in every corridor, which

aims to meet community needs for transportation in the city. The purpose of this

study was to determine the effect of attitude, the promotion of the increased number

of passengers Bus Rapid Transit (BRT) Semarang Trans.

The population in this study are all passengers Bus Rapid Transid (BRT)

Semarang Trans. The sample in this study was a passenger Bus Rapid Transid (BRT)

Semarang Trans. The method used is the Non-Probability Sampling with Accidental

Sampling techniques. Data collection methods are questionnaires, interviews.

The results of this study indicate that there are significant positive and

significant correlation between attitude variables Passengers (X1) on Efforts to

Increase Number of Passengers (Y), there is a positive and significant influence

between Promotion (X2) against Efforts to Increase Number of Passengers (Y). This

means that the hypothesis proposed in this study received.

2

PENDAHULUAN

Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia, Kota

Semarang juga merupakan kota wisata yang cukup dikenal, terutama dengan objek

wisata yaitu Lawang Sewu, Tugu Muda, Kawasan Kota Lama, Museum Mandala

Bakti dan memiliki museum terbesar di Jawa Tengah yaitu Museum Jawa Tengah

Ronggowarsito serta masih banyak lagi tempat wisata yang banyak diminati oleh

wisatawan baik dari dalam kota maupun luar kota bahkan tidak sedikit pula

wisatawan mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi Kota Semarang. Demikian

pula jumlah penduduk yang ada di Kota Semarang maupun para pendatang dari luar

kota ke Semarang yang semakin tahun semakin bertambah, oleh karena itu kebutuhan

sarana transportasi khususnya bus kota di dalam melayani penumpang armadanya

masih terbatas, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang juga masih terbatas

dalam memiliki sarana transportasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan arus penumpang khususnya bus kota semakin hari semakin bertambah.

Kota Semarang termasuk kota yang mengalami masalah transportasi yang

cukup pelik, terutama transportasi darat. Transportasi darat adalah salah satu sektor

yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dari suatu wilayah bahkan suatu

negara. Apabila transportasi darat lancar maka akan mendorong efisiensi pergerakan

barang dan jasa. Namun sayangnya berbagai permasalahan di sektor angkutan darat

hingga saat ini masih bermunculan. Kemacetan di kota besar, jalan yang rusak,

terminal yang tidak mendukung dan permasalahan lainnya masih menjadi berita yang

didengar hampir setiap hari. Berbagai permasalahan seperti pertumbuhan jumlah

kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan jalan serta pertumbuhan pusat

kegiatan yang tidak seiring dengan peningkatan kapasitas dan pembukaan akses.

Selain itu juga penggunaan kendaraan pribadi yang jauh lebih besar daripada

kendaraan umum, pelayanan angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif

3

kurang, dan sebagainya mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada

beberapa ruas jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara.

Sebagai bagian dari upaya memecahkan permasalahan kemacetan, Pemerintah

Pusat melalui Departemen Perhubungan mengajukan penyelenggaraan Bus Rapid

Transit (BRT) atau lebih dikenal dengan busway yang saat ini mulai diterapkan di

berbagai kota di Indonesia. Konsep BRT merupakan sistem angkutan massal yang

terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan transportasi dalam kota. Namun sayangnya kebijakan penerapan BRT tersebut

ternyata belum dapat terselenggara dengan baik di berbagai kota. Sebagai persiapan,

petugas melakukan pembersihan shelter-shelter diantaranya pembersihan shelter,

seperti mengepel lantai dan melap kaca.

Sampai dengan saat ini, operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans

Semarang Koridor I Mangkang - Penggaron baru saja terealisasi pada tahun 2009

lalu, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota

Semarang sudah mempersiapkan koridor II Pudakpayung - Terboyo.

Rencana lainnya, Koridor II jurusan Terboyo - Pudakpayung, Koridor III

jurusan Terboyo - Tembalang Universitas Diponegoro melalui Simpanglima, Koridor

IV jurusan Pelabuhan Tanjung Emas - Banyumanik melalui Bubakan, Koridor V

jurusan Penggaron - Terboyo melalui Citarum, dan Koridor VI jurusan Terboyo -

Bandara Ahmad Yani melewati Kedungmundu. BRT ditargetkan untuk

menggantikan sejumlah angkutan umum kota pada koridor yang sama sehingga

mengurangi kuota trayek angkutan umum yang ada saat ini. Satu armada BRT

diharapkan mampu menggantikan tiga bus angkutan kota atau juga setara dengan

enam unit mobil penumpang umum (MPU). Bila semua koridor sudah berjalan maka

akan semakin memudahkan penumpang bus.

Kepala Dishubkominfo Kota Semarang menambahkan bahwa saat ini

pihaknya sedang berusaha mempercepat penyiapan sarana prasarana BRT. Maret-

April 2010 harus sudah ada pengerjaan fisik, berbagai sarana yang diperlukan.

4

Sehingga pihaknya sedang mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait untuk

menyiapkan sarana prasarana. Koordinasi tersebut misalnya, pengaspalan jalan yang

masih berupa tanah. Ada sejumlah pemberhentian bus di mana antara jalan dan

pemberhentian bus masih ada jarak berupa tanah belum beraspal.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka sangat dibutuhkan strategi pemasaran

yang baik dari pihak penyedia dan pengelola layanan BRT tersebut. Dalam hal ini

pihak penyedia atau pengelola layanan disebut sebagai penjual dan penumpang yang

menjadi pihak yang memperoleh jasa sebagai konsumen. Strategi yang digunakan

oleh penjual harus mampu mempengaruhi konsumen sebagai sasaran pemasaran.

Strategi yang dilakukan tersebut adalah dengan melakukan promosi dalam

memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada pihak konsumen sehingga

konsumen terpengaruh dengan strategi yang dilakukan oleh penjual produk atau jasa

tersebut dan dapat menentukan sikap.

Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh sikap penumpang dan promosi

penjual terhadap peningkatan jumlah penumpang pada BRT Trans Semarang, dan

mengambil judul “Pengaruh Sikap dan Promosi Terhadap Peningkatan Jumlah

Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang”.

Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh

sikap untuk meningkatkan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans

Semarang? apakah terdapat pengaruh promosi untuk meningkatkan jumlah

penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang?

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu antara lain untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh sikap terhadap peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid

Transit (BRT) Trans Semarang dalam hal ini adalah masyarakat sebagai pengguna

jasa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang, untuk mengetahui dan menganalisis

pengaruh promosi terhadap peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT)

Trans Semarang.

5

TELAAH PUSTAKA

Variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)

Paul dan Olson (1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara

menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat

intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem

afektif maupun kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi tanggapan

afektif termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap, yang

merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu. Tanggapan

afektif yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tersebut muncul tanpa

pemrosesan kognitif yang disadari terhadap informasi produk tertentu. Kemudian

melalui proses classical conditioning, evaluasi tersebut dapat dikaitkan dengan

produk atau merek tertentu, sehingga menciptakan suatu sikap” (Simamora, 2002 :

153).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa sikap konsumen yang

dalam hal ini adalah sikap penumpang terhadap merek dapat diartikan sebagai

penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan kebutuhan-

kebutuhan pembeli. Karena itu sikap konsumen dapat mengacu keinginan atau niat

untuk membeli produk. Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah

mengenal merek atau langsung mendengar pesan iklan yang di sampaikan produsen.

Penelitian Petrus Wisnubroto (1998) menunjukkan bahwa sikap penumpang

terhadap promosi perusahaan dan operasi bus memuaskan. Artinya sikap penumpang

sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang. Apabila

penumpang memberikan respon yang kurang memuaskan maka upaya untuk

meningkatkan jumlah penumpang tidak bisa maksimal. Hal ini diantaranya

disebabkan oleh fasilitas sarana dan prasarana, kenyamanan dan kemananan yang

disediakan.

Atas dasar hal tersebut dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

6

H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara sikap penumpang terhadap upaya

peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.

Variabel Promosi (X2) terhadap Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)

Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran sehingga ini perlu

diperhatikan. Agar persaingan dengan loyalitas konsumen tersebut terhadap produk-

produk yang sudah dipasarkan, maka para produsen barang-barang baru dan variasi-

variasi produk baru harus menyebarluaskan informasi sehubungan dengan apa yang

ditawarkan mereka seperti dengan periklanan, publisitas, penjualan tatap muka dan

promosi penjualan. Menurut Philip Kotler ( 1992 : 237), definisi promosi adalah

sebagai berikut:

"Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang

dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran."

Menurut Mc Carthy ( 1993 : 294 ) , difinisi mengenai promosi adalah:

"kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau

pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku”.

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapapun

bermanfaatnya suatu produk, akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka

produk tersebut tidaka akan diketahui kemanfaatannya dan mungkin tidak dibeli

konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha mempengaruhi para

konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas produk itu, dan kemudian

dipelihara dan dikembangkan.

Upaya untuk meningkatkan jumlah penumpang diantaranya adalah kegiatan

promosi. Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya adalah

melalui media elektronik dan media cetak. Studi Petrus Wisnubroto (1998)

menunjukkan bahwa sikap penumpang terhadap promosi perusahaan dan operasi bus

7

memuaskan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin banyak melakukan promosi maka

akan dapat meningkatkan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.

Maka berdasar telaah pustaka tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis

sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh signifikan antara kegiatan promosi terhadap upaya

peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.

Promosi merupakan salah satu variabel yang dipakai untuk mempengaruhi

pasar bagi suatu produk maupun jasa dari suatu perusahaan. Banyak yang

berpendapat bahwa promosi itu sama dengan penjualan, bahkan ada pula yang

berpendapat bahwa promosi itu merupakan bagian dari penjualan. Menurut Kotler:

”Promosi adalah merupakan informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran

dalam pemasaran.” Sedang menurut Swastha: “Promosi dapat diartikan semua jenis

kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”. Pengertian

promosi baik dari Kotler maupun dari Swastha, keduanya tidaklah saling

bertentangan. Disatu pihak lebih menitikberatkan kepada penciptaan pertukaran,

sedang di pihak yang lain lebih menitikberatkan kepada pendorongan permintaan.

Kegiatan promosi dalam prakteknya menurut Swastha (1995: 278) adalah sebagai alat

untuk:

a. Modifikasi tingkah laku.

Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,

antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau

intruksi, pengembangan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain

berusaha merubah sikap tingkah laku dan pendapat, serta memperkuat sikap dan

tingkah laku yang telah ada. Penjual sebagai sumber selalu berusaha menciptakan

kesan yang baik yang ada pada dirinya (lembaganya) untuk mendorong

peningkatan pembelian barang dan jasa yang ditawarkan.

8

b. Pemberitahuan.

Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju

tentang penawaran hasil produk suatu perusahaan. Promosi yang bersifat informasi

ini harus dilakukan sejak tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk. Sebagian

konsumen tidak akan membeli suatu produk, apabila mereka belum mengetahui

apa bentuk produk tadi dan apa faedahnya produk tadi. Promosi yang bersifat

informatif ini sangat penting dilaksanakan, karena akan sangat terkesan membantu

konsumen dalam memutuskan untuk membeli atau tidak membeli.

c. Membujuk.

Promosi yang bersifat membujuk (persuasi) umumnya kurang disenangi oleh

sebagian masyarakat. Namun kenyataannya dewasa ini promosi yang bersifat

persuasif ini malah tumbuh dan berkembang, karana hasilnya sangat

menguntungkan. Promosi ini terutama ditujukan untuk meningkatkan jumlah

pembelian dari suatu produk yang telah mulai memasuki tahap pertumbuhan

dalam siklus kehidupannya.

d. Mengingatkan.

Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk

mempertahankan merk suatu produk agar tetap diminati oleh para konsumen.

Promosi macam ini sangat perlu dilakukan apabila produk tadi telah memasuki

tahap kedewasaan dalam siklus kehidupannya.

Paul dan Olson (1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep

secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada

tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh

sistem afektif maupun kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi

tanggapan afektif termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap,

yang merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu.

Tanggapan afektif yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tersebut muncul

tanpa pemrosesan kognitif yang disadari terhadap informasi produk tertentu.

9

Kemudian melalui proses classical conditioning, evaluasi tersebut dapat dikaitkan

dengan produk atau merek tertentu, sehingga menciptakan suatu sikap” (Simamora,

2002 : 153).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa sikap konsumen yang

dalam hal ini adalah sikap penumpang terhadap merek dapat diartikan sebagai

penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan kebutuhan-

kebutuhan pembeli. Karena itu sikap konsumen dapat mengacu keinginan atau niat

untuk membeli produk. Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah

mengenal merek atau langsung mendengar pesan iklan yang di sampaikan produsen.

Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering

tergantung pada sikap konsumen dengan adanya iklan-iklan yang di minati atau di

evaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap

produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi niat beli produk oleh konsumen.

10

METODE PENELITIAN

Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dan kuantitaif.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penumpang Bus Rapid transit

(BRT) Trans Semarang.

Sampel

Rumus dari Rao Purba sebagai berikut:

2

2

)(4 moeZn =

Dimana, n = jumlah sample.

Z = tingkat keyakinan yang dalam penelitian sample 95%=1,96.

Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini

ditetapkan sebesar 10%.

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n = 0.25 [ ]

n = 96,04

Maka berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah sample adalah 96

responden dan hal ini di anggap mewakili populasi yang akan diteliti.

Teknik Sampling

Pada penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling,

Sumber Data

1,96 0,1

²

11

Dalam penelitian ini sumber data dibedakan atas data primer dan data

sekunder.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sikap penumpang, promosi, dan upaya

peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang”.

Skor dalam kuesioner penelitian menggunakan lima alternatif jawaban yaitu :

Nilai 1 berarti sangat tidak setuju, Nilai 2 berarti tidak setuju, Nilai 3 berarti ragu-

ragu, Nilai 4 berarti setuju, Nilai 5 berarti sangat setuju.

Teknik Pengolahan Data

Proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah editing, koding, dan

tabulasi.

Metode Analsisi Data

1) Uji Normalitas Data.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dengan

melakukan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Adapun

pengambilan keputusan didasarkan kepada:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tiak mengikuti arah garis

diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

12

2) Uji Multikolinearitas.

Dari hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan diperoleh hasil tidak

terdapat variabel independen yang memiliki hubungan linier yang sempurna,

karena hasil pengujian menunjukkan nilai Tolerance kurang 1 dan nilai VIF di

bawah 10.

3) Uji Autokorelasi.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar

anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (times series)

atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu

dipengaruhi oleh tahun berikutnya

Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian

terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji DW). Sugiyono (2002 : 76) mengemukakan

bahwa terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson memiliki nilai lebih dari 5

(≥ 5).

4) Uji Heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar

nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Bila terjadi

heterodastisitas, akan mengakibatkan varians koefisien regresi menjadi minimum

dan confident interval menyempit sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak

valid lagi. adapun dasar untuk menganalisisnya adalah:

a) Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu

Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Setelah melakukan uji asumsi klasik lalu menganalisis dengan Uji regresi

linier berganda untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antar

variabel. Berdasarkan hubungan dua variabel yang dinyatakan dengan persamaan

linear dapat digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai

Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (Variabel independent).

13

Ramalan (prediksi) tersebut akan menjadi lebih baik bila kita tidak hanya

memperhatikan satu variabel yang mempengaruhi (variabel independen) sehingga

menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapun bentuk persamaan regresi

linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan (Ghozali, 2002):

Y = a + βlXl + β2X2 + e

Keterangan:

Y : jumlah penumpang.

a : Konstanta.

β1, β2, : koefisien variabel sikap dan promosi.

X1, X2, : Variabel sikap dan promosi.

e : faktor pengganggu.

14

HASIL PENELITIAN

Identitas Responden

Dari 96 orang responden yang diberikan daftar pernyataan diperoleh data

sebagai berikut ini. Berikut merupakan data identitas responden, jenis kelamin

responden berjenis kelamin perempuan yakni 60 penumpang, sedangkan penumpang

yang berjenis kelamin laki-laki yakni 36 penumpang. Berdasarkan pekerjaan

responden pelajar 38 orang, PNS 23 orang, swasta 17 orang, wiraswasta yakni 11

orang, dan buruh 7 orang. Berdasarkan usia responden kurang dari 20 tahun 37 orang,

antara 20 tahun sampai 30 tahun 39, di atas 30 tahun 20 orang.

Sikap Penumpang

Sikap penumpang BRT Trans Semarang dari 10 pertanyaan yang merupakan

indikator variabel sikap penumpang meliputi: kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan rasa

aman, pelayanan, jumlah armada BRT Trans Semarang. Tentang naik bus lebih enak

dari pada angkutan lainnya yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 18 responden, yang

menyatakan setuju sebanyak 74 responden, dan yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 4 responden. Tentang BRT Trans Semarang lebih menyenangkan daripada

bus lainnya yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 37 responden, yang menyatakan

setuju sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6

responden. Tentang BRT Trans Semarang memberikan rasa aman kepada para

penumpang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 36 responden, yang menyatakan

setuju sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7

responden. Tentang BRT Trans Semarang memberikan rasa nyaman karena

dilengkapi dengan AC yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 34 responden, yang

menyatakan setuju sebanyak 58 responden, yang menyatakan sangat setuju sebanyak

4 responden. Tentang Pelayanan yang ramah membuat saya senang naik BRT Trans

Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13 responden, yang menyatakan

15

setuju sebanyak 73 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10

responden. Tentang pelayanan BRT Trans Semarang adalah lebih tepat waktu yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 12 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 76

responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 responden. Tentang BRT

Trans Semarang mengantarkan penumpang sampai tujuan yang diinginkan, yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 11 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 75

responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden. Tentang saat

menurunkan penumpang BRT Trans Semarang sesuai tempat transit yang ditetapkan,

yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 16 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 75 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 responden.

Tentang Jumlah armada BRT Trans Semarang sudah mencukupi kebutuhan semua

penumpang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 38 responden, yang menyatakan

setuju 52 responden, dan yang menyatakan sangat setuju 6 responden. Tentang Saat

naik BRT Trans Semarang tidak pernah berdesakan, sehingga merasa aman.

Responden yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 48 responden, yang menyatakan

setuju sebanyak 37 responden, dan yang menyatakan sebanyak 11 responden.

Promosi

Promosi BRT Trans Semarang dari 10 pertanyaan yang merupakan indikator

variabel promosi yang terdiri dari harga yang terjangkau, informasi, periklanan,

sosialisasi, pengelolaan, dan sarana promosi. Tentang untuk meningkatkan jumlah

penumpang, memberi harga murah merupakan sarana promosi yang efektif yang

menyatakan setuju sebanyak 43 responden, dan yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 53 responden. Tentang agar lebih dikenal masyarakat, berita merupakan

sarana yang tepat dalam memperkenalkan BRT Trans Semarang yang menyatakan

ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 35 responden,

dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 39 responden. Tentang saat mendesak,

BRT Trans Semarang sangat mudah didapatkan penumpang yang menyatakan tidak

16

setuju sebanyak 61 responden, dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 35

responden. Tentang saat promosi, BRT Trans Semarang menggunakan program

personal selling yang menyatakan tidak setuju sebanyak 61 responden, dan yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 35 responden. Tentang selain sebagai angkutan,

BRT Trans Semarang juga melakukan kegiatan periklanan yang menyatakan setuju

sebanyak 60 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 responden.

Tentang BRT Trans Semarang juga memberikan sosialisasi terhadap masyarakat

umum yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 21 responden.

Tentang Televisi (TV) dapat digunakan sebagai sarana promosi BRT Trans Semarang

yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 21 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 25 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 50 responden.

Tentang Selain televisi, radio juga sebagai sarana promosi BRT Trans Semarang

yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju

sebanyak 21 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 responden.

Tentang di samping media elektronik, media cetak sangat membantu dalam promosi

BRT Trans Semarang yang menyatakan setuju sebanyak 35 responden dan yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 61 responden. Tentang majalah sebagai sarana

promosi BRT Trans Semarang, sangat membantu yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 38 responden, dan yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 36 responden.

Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang

Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang dari 10

pertanyaan yang merupakan indikator variabel upaya peningkatan jumlah penumpang

yang terdiri dari pengenalan BRT Trans Semarang, program yang dicanangkan untuk

menambah penumpang, upaya memaksimalkan pelayanan pada penumpang, faktor

penarik pada penumpang, langkah dalam menjaga keamanan. Tentang BRT Trans

17

Semarang melakukan sosialisasi agar menarik perhatian masyarakat yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 2 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 40

responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 54 responden. Tentang Agar

tidak salah jalur, petugas memberikan sosialisasi tentang rute BRT Trans Semarang

kepada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak sebanyak 27 responden,

yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden, dan yang menyatakan sangat setuju

sebanyak 41 responden. Tentang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,

menambah jumlah armada BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 28 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden dan yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 54 responden. Tentang agar memperlancar proses

transportasi, pengelola akan merenovasi fasilitas BRT Trans Semarang yang

menyatakan ragu-ragu sebanyak 29 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14

responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 responden. Tentang

Petugas membagikan brosur tentang rute BRT Trans Semarang kepada masyarakat

yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 1 responden, yang menyatakan setuju sebanyak

54 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 41 responden. Tentang

Untuk memperlancar proses administrasi petugas membagikan brosur tarif BRT

Trans Semarang pada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 15

responden, yang menyatakan setuju sebanyak 67 responden, dan yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 14 responden. Tentang membagikan brosur tentang layanan

BRT Trans Semarang kepada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 17

responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden, dan yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 65 responden. Tentang Menjamin rasa aman kepada

penumpang BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 27

responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden, dan yang menyatakan

sangat setuju sebanyak 55 responden. Tentang Menjamin rasa nyaman kepada

penumpang BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 1 responden,

yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden, dan yang menyatakan sangat setuju

18

sebanyak 67 responden. Tentang Memiliki public relation (piar) untuk menangani

masalah terkait dengan pelayanan BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu

sebanyak 26 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 41 responden, dan yang

menyatakan sangat setuju sebanyak 29 responden.

Hasil Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Validitas

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan alat bantu program SPSS

16.0, nilai rhitung untuk seluruh pertanyaan dibandingkan dengan nilai rtabel 0,361

pada taraf signifikansi 0,05. Jika nilai rhitung > r table, pertanyaan dinyatakan valid.

- Hasil uji validitas untuk variabel sikap berada pada rentang nilai antara

0,4212 – 0,9213 artinya kuesioner sikap tersebut valid karena nilai pada item

pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.

- Hasil uji validitas untuk variabel promosi berada pada rentang nilai antara

0,5848 – 0,9581 artinya kuesioner promosi tersebut valid karena nilai pada

item pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.

- Hasil uji validitas untuk variabel upaya peningkatan jumlah penumpang

berada pada rentang nilai antara 0,5210 – 0,9467 artinya kuesioner upaya

peningkatan jumlah penumpang tersebut valid karena nilai pada item

pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.

b. Uji Reliabilitas

Variabel penelitian yang terdiri Sikap (X1) Cronbach Alphanya sebesar

0,8953, Promosi (X2) Cronbach Alphanya sebesar 0,9414, dan peningkatan

jumlah Penumpang (Y) Cronbach Alphanya sebesar 0,9311. Berhubung dari

masing-masing variabel tersebut didapatkan nilai Cronbach Alpha yang lebih

besar dari 0,60 maka instrumen penelitian ini dapat dikatakan handal (reliabel)

untuk digunakan sebagai alat ukur.

19

c. Uji Normalitas

Hasil pengolahan data maka didapatkan hasil bahwa semua data

berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data yang

dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan diperlihatkannya sebaran data yang menyebar

membentuk pola dengan mengikuti garis diagonal pada pada koordinat 0,00

sampai 1,00 “Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual” sesuai gambar

di atas. Sehingga data-data yang didapatkan berdistribusi normal dan tidak terjadi

penyimpangan dan bisa dilanjutkan dengan metode-metode selanjutnya.

d. Uji Multikolinearitas.

Hasil perhitungan dari variabel bebas pada penelitian ini yang terdiri

Sikap (X1) diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,897 dan VIF sebesar 1,115, dan

untuk variabel Promosi (X2) diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,897 dan VIF

sebesar 1,115. Menurut hasil perhitungan tersebut di atas nilai tolerance variabel

menunjukan lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebas yang

digunakan pada penelitian ini.

e. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Jika

nilai DW terletak diantara du dan 4-du dari tabel maka menunjukkan bahwa

model regresi tidak mengandung adanya masalah autokorelasi. Dari hasil analisis

diperoleh angka DW sebesar 1,721 (lihat lampiran SPSS). Dengan jumlah data

(n) sebanyak 96 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 2 serta α = 5% diperoleh

angka dL = 1,62 dan dU = 1,71. Karena DW = 1,721 terletak antara 4 – dU dan dU

maka model persamaan regresi yang diajukan tidak terdapat masalah autokorelasi

baik positif maupun negatif.

20

f. Uji Heterokedasitas

Jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini

mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada

grafik scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka hal ini

mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.

Hasil Analisis Data

a. Pengaruh Sikap Penumpang (X1), Promosi (X2) terhadap Upaya

Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan tentang pengaruh Sikap Penumpang

(X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y),

setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16,0

Y = βlXl + β2X2 + e

Y = 0,220Xl + 0,375X2 + e

Dari persamaan di atas, hasil yang dapat diterangkan sebagai

berikut :

1. Angka pada hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa semakin

tinggi sikap penumpang maka akan berdampak semakin tinggi pula

jumlah penumpang, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh yang

positif antara sikap penumpang terhadap upaya peningkatan jumlah

penumpang.

2. Angka pada hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa Koefisien

tersebut menggambarkan bahwa terdapat pengaruh positif antara

promosi terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang, yang berarti

semakin tinggi nilai koefisien promosi maka akan meningkatkan upaya

peningkatan jumlah penumpang.

21

3. Promosi adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap

upaya peningkatan jumlah penumpang yaitu dengan nilai koefisiensi

sebesar 0,375.

4. Konstanta positif berarti nilai upaya peningkatan jumlah penumpang

tetap atau konstan dan terjadi peningkatan apabila didukung dengan

adanya penambahan variabel sikap penumpang dan promosi.

b. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

1. Uji t antara Sikap Penumpang (X1) terhadap Upaya Peningkatan

Jumlah Penumpang (Y)

Berdasarkan t-hitung hasilnya adalah 2,303 sedangkan t-tabel

sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berdasarkan hasil

perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung = 2,303 berarti t-

hitung > t-tabel dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05, maka Ha

diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Sikap

Penumpang (X1) terhadap variabel Upaya Peningkatan Jumlah

Penumpang (Y).

2. Uji t antara Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah

Penumpang (Y)

Berdasarkan pada t-hitung hasilnya adalah 3,932 sedangkan t-

tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berdasarkan

hasil perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung = 3,932

berarti t-hitung > t-tabel, dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05,

maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi (X2)

terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang (Y).

22

c. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Test hipotesis Uji F secara bersama antara variabel Sikap

Penumpang (X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah

Penumpang (Y) didapatkan Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F-test)

adalah apabila F-hitung > F-Tabel, Ho ditolak dan Ha diterima dan

apabila Sig F-hitung < 0.05, Ho ditolak dan Ha diterima. Seperti

pada Tabel 4.6. bahwa F-hitung hasilnya adalah 14,823 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,000, F-tabel dari penelitian diperoleh angka 3,09

hal ini berarti F-hitung > F-Tabel, sehigga dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti bahwa terdapat

pengaruPh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara

variabel sikap penumpang (X1), promosi (X2) terhadap upaya peningkatan

jumlah penumpang (Y).

d. Pengujian Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Sikap Penumpang

(X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)

maka digunakan nilai koefisien Determinasi (R2). Besarnya sumbangan

variabel dalam penelitian ini dapat di lihat dari nilai R2 yakni sebesar 0,242

atau 24,2 persen. Dapat diartikan bahwa 24,2 persen variasi variabel upaya

peningkatan jumlah penumpang (Y) pada model regresi penelitian dijelaskan

oleh variabel bebas yang terdiri sikap penumpang (X1), promosi (X2).

Sedangkan sisanya 75,8 persen (100%– 24,2%) dipengaruhi oleh variabel lain

diluar model penelitian atau selain variabel sikap penumpang (X1), promosi

(X2) yakni bisa jadi dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan, kualitas

pelayanan, dan harga.

23

Pembahasan

a. Terdapat Pengaruh Signifikan Antara Sikap Penumpang Terhadap Upaya

Peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transid (BRT) Trans Semarang

Hasil penelitan menunjukkan bahwa t-hitung hasilnya adalah 2,303

sedangkan t-tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000,

berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung =

2,303 berarti t-hitung > t-tabel dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05,

maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Sikap Penumpang (X1)

terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y).

Berdasarkan hasil deskripsi responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 76

responden atau sebesar 79,2% pada pelayanan Bus Rapid Transid (BRT) Trans

Semarang akan lebih menginginkan BRT Trans Semarang memberikan pelayanan

tepat waktu. Pengelolaan BRT Trans Semarang akan dapat meningkatan jumlah

penumpang apabila para pengelola memberikan pelayan yang maksimal sehingga

penumpang lebih memilih BRT Trans Semarang daripada angkutan umum yang

lainnya.

Sikap penumpang terhadap BRT Semarang sudah baik, hal tersebut

terlihat dari sikap penumpang yang merasa aman dan nyaman selama

menggunakan BRT Semarang. Sebagai upaya untuk memupuk sikap penumpang

yang sudah baik ini dapat dilakukan dengan cara menambah jalur yang sudah

ditetapkan sejak awal serta menambah jumlah armada. Semakin baik sikap

penumpang terhadap keberadaan BRT Semarang maka akan dapat meningkatkan

jumlah penumpang BRT Semarang.

24

b. Terdapat Pengaruh Signifikan Antara Promosi Terhadap Upaya

Peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transid (BRT) Trans Semarang

Promosi yang dilakukan BRT Semarang adalah dengan melakukan

Personal Selling, Periklanan dan Promosi Penjualan. Jenis – jenis promosi yang

dilakukan meliputi surat kabar, gratis naik selama tiga hari pada masa perkenalan,

kemet dan pengemudi langsung menarik penumpang, papan – papan jalur pada

setiap BRT Semarang berpenampilan baik, melalui pameran pembangunan,

brosur, dokumentasi, baliho, piagam, mobil unit keliling, petugas satpam,

discount pelajar dan mahasiswa, kartu bebas penumpang. Semakin sering promosi

yang dilakukan oleh pihak pengelola BRT Semarang maka akan dapat

meningkatkan jumlah penumpang BRT Semarang.

25

SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN

Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah sikap penumpang terhadap upaya

peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang tergolong baik, khususnya

dalam hal pengelolaan BRT meliputi memperbaiki semua sistem dan mendengarkan

keluhan yang dihadapi oleh penumpang. Diantaranya adalah memberikan rasa

nyaman, rasa aman, pelayanan yang prima, dan menambah jumlah armada BRT

Trans Semarang. Promosi terhadap upaya peningkatan jumalah penumpang BRT

Trans Semarang tergolong baik, diantaranya adalah menyampaikan informasi melalui

promosi yang meliputi media elektronik maupun cetak. Meliputi mengenai harga

yang terjangkau, informasi, periklanan, sosialisasi, pengelolaan, dan sarana promosi.

Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang tergolong baik

diantaranya adalah pengenalan BRT Trans Semarang pada masyarakat melalui

berbagai media masa baik elektronik maupun cetak, menambah program yang

berfungsi untuk menambah penumpang, memaksimalkan pelayanan pada

penumpang, menambah petugas keamanan dalam menjaga keamanan sehingga

penumpang merasa aman dan nyaman saat menaiki BRT Trans Semarang. Hipotesis

pertama yang menguji adanya pengaruh variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap

Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y) di dapatkan hasil bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap

Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y). Hal ini berarti hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima. Hipotesis kedua yang menguji adanya pengaruh

variabel Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)

didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Promosi

(X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y). Hal ini berarti hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

26

5.1. Keterbatasan

1. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Dinas Perhubungan Pemerintah

Kota Semarang dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dalam

penelitian ini tentunya belum memungkinkan untuk dijadikan kesimpulan

yang berlaku umum pada Dinas Perhubungan secara umum. Hal ini

disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang dihadapi untuk masing-

masing instansi yang berbeda.

2. Menjawab permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan jumlah

penumpang BRT Trans Semarang dalam penelitian ini hanya dicoba faktor

yang menonjol dan memfokuskan pada faktor sikap penumpang, dan promosi

berikut indikator-indikatornya. Bukan tidak mungkin bahwa sebenarnya

masih ada faktor lain dan indikatornya yang turut mempengaruhi jumlah

penumpang yang diharapkan.

Saran

Setelah mengetahui kesimpulan dari penelitian tentang pengaruh sikap dan

promosi terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT)

Trans Semarang, maka peneliti mencoba memberikan saran yang dapat berguna bagi

pihak-pihak yang terkait khusus pada pengelola Bus Rapid Transid (BRT) Trans

Semarang:

Promosi yang dilakukan BRT Semarang adalah dengan melakukan Personal

Selling, Periklanan dan Promosi Penjualan. Jenis – jenis promosi yang dilakukan

meliputi: pembuatan website yang menjelaskan tentang BRT di Semarang, surat

kabar, gratis naik selama tiga hari pada masa perkenalan, petugas dan pramugara

memberikan pelayanan yang baik, rambu jalur pada setiap BRT Semarang berkondisi

baik, discount pelajar dan mahasiswa. Sikap penumpang terhadap BRT Semarang

sudah baik, hal tersebut terlihat dari sikap penumpang yang merasa aman dan nyaman

selama menggunakan BRT Semarang untuk memupuk sikap penumpang yang sudah

27

baik ini dapat dilakukan dengan cara menambah jalur koridor yang sudah ditetapkan

sejak awal serta menambah jumlah armada.

28

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang

tahun 2010.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS Edisi 2.

Semarang: UNDIP.

Gujarati, D. N. 1995. “ Basic Econometrics “, Third Edition, Singapore: McGraw-

Hill International Edition.

J. Paul Peter dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan

Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,Implementasi

dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Kotler, Philip dan Armstrong. 1991. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,

Implementasi, dan Kontrol. Penerbit PT. Prenhallindo: Jakarta.

McCarthy, E. Jerome & Wiliam D. Perreault. 1993. Dasar-dasar Pemasaran (Edisi

Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nasution Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat:

Universitas Sumatera Utara.

Rao, Purba. 1996. Measuring Consumer Perceptions through Factor Analysis. The

Asean Manager, Peb-march.

Saifuddin Azwar. 2000. Reliabilitas dan Validitas, edisi ketiga. Pustaka Pelajar:

Yogyakarta.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek Media

Komputindo: Jakarta

Simamora, Bilson. 2002. Remarketing For Business Recovery. Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Stanton, William. 1996. Terjemahan Lamarto Yohanes. Prinsip Pemasaran 1.

Erlangga: Jakarta.

29

Suara merdeka online tahun 2009.

Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Swastha, Basu. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. BPFE:

Yogyakarta.

Swasta, Basu, DH., Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 1997. Manajemen

Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga.

Penerbit BPFE: Yogyakarta.

S. Nitisemito, Alex. 1988. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Swastha, Urawan. 1990.“Manajemen Pemasaran Modern”. Edisi-2, Liberty,

Yogyakarta.

Winardi, 2001. Azas-Azas Marketing, Penerbit Alumni, Bandung.

Wikipedia. BRT www.google.com

Wisnubroto, Petrus. 1998 “Pengaruh Sikap dan Promosi dalam usaha meningkatkan

Jumlah Penumpang Bus Kopata di DIY”, Jurnal Academia Ista 2/11/1998.