pengaruh upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan...

25
1 PENGARUH UPAH PER BULAN, UMUR, JENIS KELAMIN, DAN JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA TERHADAP CURAHAN JAM KERJA SEKTOR INFORMAL DI KABUPATEN TEGAL Yoshinta Kiranasari Dra. Herniwati Retno Handayani, M. S. ABSTRACT This study aims to analyze the factors which influence the hours of work for the labour with Tegal regency as the case study. The factors are including the wage per month, the age, the sex, and the total of family size. The data used is primary data (taken by interview) and secondary data by BPS. The sample is 100 labors in Kabupaten Tegal which have worked in informal sectors with the age of 20 until 64 years. The analysis used is description and Ordinary Least Square (OLS). The result of analysis showed that the wage per month, age, sex, and family size influenced to the hours of work in Tegal regency, where the wage per month and family size influenced positively to the hours of work. The sex showed that there was no significant impact to the hours of work. The variable of age influenced negatively to the hours of work. Key words : hours of work, age, wage per month, sex, family size

Upload: vanhuong

Post on 21-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH UPAH PER BULAN, UMUR, JENIS KELAMIN,

DAN JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA TERHADAP

CURAHAN JAM KERJA SEKTOR INFORMAL DI

KABUPATEN TEGAL

Yoshinta Kiranasari

Dra. Herniwati Retno Handayani, M. S.

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors which influence the hours of work for

the labour with Tegal regency as the case study. The factors are including the wage

per month, the age, the sex, and the total of family size.

The data used is primary data (taken by interview) and secondary data by

BPS. The sample is 100 labors in Kabupaten Tegal which have worked in informal

sectors with the age of 20 until 64 years. The analysis used is description and

Ordinary Least Square (OLS).

The result of analysis showed that the wage per month, age, sex, and family

size influenced to the hours of work in Tegal regency, where the wage per month and

family size influenced positively to the hours of work. The sex showed that there was

no significant impact to the hours of work. The variable of age influenced negatively

to the hours of work.

Key words : hours of work, age, wage per month, sex, family size

2

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan harus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau

penyesuaian sistem sosial secara keseluruhan, tanpa mengabaikan keragaman

kebutuhan dasar dan keinginan individual maupun kelompok-kelompok sosial yang

ada di dalamnya, untuk bergerak maju menuju suatu kondisi kehidupan yang serba

lebih baik, secara material maupun spiritual. Pertambahan jumlah penduduk

Kabupaten Tegal dapat mengakibatkan peningkatan jumlah tenaga kerja. Hal ini

berarti pula tingkat penawaran tenaga kerja semakin meningkat. Namun, ketika

muncul penawaran tenaga kerja akan terdapat permasalahan yang berbeda-beda.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa motif

ekonomi dan kependudukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi seseorang

untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun pendek. Meskipun demikian tidak

berarti faktor-faktor lain di luar faktor ekonomi dan kependudukan tidak mempunyai

pengaruh pada keputusan seseorang untuk bekerja dengan jam kerja panjang maupun

pendek. Faktor-faktor sosial budaya, psikologi dan lingkungan sering mempunyai

pengaruh yang cukup untuk menentukan terhadap keputusan seseorang untuk bekerja

dengan jam kerja sesuai dengan pilihan mereka. Faktor ekonomi merupakan faktor

yang dipandang dominan mempengaruhi seseorang bersedia menyediakan waktunya

untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Faktor ekonomi tersebut antara lain

tercermin pada tingkat upah. Namun demikian faktor kependudukan seperti halnya

umur, jenis kelamin, tempat tinggal dan status perkawinan serta tingkat pendidikan

tak dapat diabaikan begitu saja dalam analisis jam kerja para pekerja.

Jam kerja merupakan indikator penting untuk menganalisis dinamika pasar

tenaga kerja, di mana indikator ini berpengaruh untuk mengukur antara

underemployment dan produktivitas tenaga kerja. Dinas Tenaga Keja dan

3

Transmigrasi menentukan bahwa jam kerja normal dalam seminggu adalah 40 jam

dan jika lebih dianggap jam lembur, di mana sehari jam kerja adalah 7 jam kerja.

Perubahan tingkat upah dapat mengubah keputusan individu untuk memilih

bekerja atau menikmati waktu luang. Terdapat pilihan bagi individu untuk

mengalokasikan waktunya hingga seseorang mencapai kepuasan maksimal, yakni

individu dapat menyeimbangkan penghargaan dalam bentuk uang dari bekerja

terhadap manfaat fisik dari aktivitas lainnya yang tidak dibayar (Nicholson, 2002).

Oleh karena itu, setiap individu memiliki respon ataupun preferensi yang berbeda-

beda mengenai upah yang telah diperolehnya dan pengalokasian waktu yang

dilakukan.

Seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka kepedulian

perusahaan-perusahaan di Kabupaten Tegal terhadap kesejahteraan kaum buruh terus

ditingkatkan. Hal ini terlihat dari meningkatnya upah minimum per hari maupun

Upah minimum Regional (UMR) dari Rp 560.000,00 per bulan tahun 2008 menjadi

Rp 600.000,00 per bulan pada tahun 2009 (Kabupaten Tegal Dalam Angka 2010).

1.2. Rumusan Masalah

Kabupaten Tegal memiliki jumlah rata-rata curahan jam kerja yang tinggi

namun rata-rata upah minimum yang diperoleh relatif rendah. Kabupaten Tegal

memiliki rata-rata jam kerja sebesar 41,78 jam per minggu dengan rata-rata jam kerja

per minggu di Provinsi Jawa Tengah hanya sebesar 40,87. Namun demikian

Kabupaten Tegal hanya memiliki Upah Minimum per bulan sebesar Rp 600.000,00

yang lebih kecil dari rata-rata upah minimum di Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar

Rp 679.925,70 per bulan.

Penelitian ini mencoba untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap jam kerja sektor informal di Kabupaten Tegal. Jumlah curahan jam kerja

diperkirakan dipengaruhi oleh upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah

tanggungan keluarga. Timbul pertanyaan penelitian apakah terdapat pengaruh upah

4

per bulan, umur, jenis kelamin dan jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam

kerja di Kabupaten Tegal.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis pengaruh variabel upah per bulan terhadap curahan jam

kerja di Kabupaten Tegal.

2. Menganalisis pengaruh variabel umur terhadap curahan jam kerja di

Kabupaten Tegal.

3. Menganalisis pengaruh variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja

di Kabupaten Tegal.

4. Menganalisis pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap

curahan jam kerja di Kabupaten Tegal.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Penulis dapat memperoleh tambahan pengetahuan dan dapat

membandingkan antara teori yang diperoleh selama mengikuti kuliah

dengan penelitian yang dilakukan.

b. Sebagai referensi bagi penulis lainnya, khususnya yang berkaitan

dengan persoalan ekonomi sumber daya manusia.

c. Sebagai bahan pembanding untuk penelitian serupa di masa datang,

tentu saja dengan analisis yang lebih baik.

5

II. TELAAH PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Teori – teori yang mendukung serta membantu dalam memecahkan masalah

penelitian.

2.1.1. Teori Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran Tenaga Kerja menggambarkan hubungan antara tingkat

upah dengan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Variabel-variabel yang

berpengaruh pada penawaran tenaga kerja (Sudarsono, 1989) :

1. Tingkat upah

2. Preferensi

3. Penduduk

4. Partisipasi Angkatan Kerja

5. Tingkat Pengangguran

6. Kekayaan Fisik

7. Struktur Perekonomian

2.1.2. Teori Labor Leisure Choice

Labor Leisure Choice adalah pilihan dari individu untuk menggunakan

waktunya bekerja atau tidak bekerja (leisure). Setiap jam yang digunakan

untuk leisure akan mengurangi waktu untuk bekerja jadi semakin tinggi

tingkat upah maka semakin besar harga leisure.

2.1.3. Jam Kerja dan Perubahan Tingkat Upah

Kenaikan upah berarti pertambahan pendapatan. Dengan status

ekonomi yang lebih tinggi maka seseorang cenderung untuk meningkatkan

6

konsumsi dan menikmati waktu senggang lebih banyak, yang berarti

mengurangi jam kerja (income effect). Di sisi lain kenaikan tingkat upah juga

berarti harga waktu menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi

mendorong keluarga mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih

banyak bekerja menambah konsumsi barang. Penambahan waktu tersebut

dinamakan substitution effect dari kenaikan tingkat upah.

2.1.4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

TPAK nerupakan persentase penduduk yang berusia layak kerja yang

memilih untuk ikut dalam angkatan kerja (Kaufman dan Hotchkiss, 1999 :

159). Faktor-faktor yang mempengaruhi TPAK :

Jumlah penduduk masih sekolah

Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga

Suatu keluarga akan menentukan siapa yang bekerja, bersekolah,

dan mengurus rumah tangga

Umur

Tingkat Upah

Pendidikan

Non Labor Income

2.2. Penelitian Terdahulu

1. Determinan Jam Kerja Para Pekerja di Propinsi Jawa Tengah. Yunastiti P.

dan Murtiningsih, Empirika Vol. 19 No. 1, Juni 2006.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja Wanita pada PT.

Agricinal Kelurahan Bentuas Kecamatan Palaran Kota Samarinda. Novita

Eliana dan Rita Ratina, EPP. Vol 4 No. 2 2007:8-14.

7

3. Analisis Curahan Kerja Wanita dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan

Petani di Kabupaten Jayawijaya Irian Jaya. Joice Katerine Ongge, W.H.

Limbong, dan Endriatmo Soetarto, Forum Pascasarjana Vol. 25 No. 1

Januari 2002: 41-53.

4. Pengaruh Upah per Bulan, Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan,

Jenis Jabatan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap Curahan Jam Kerja

di Kota Semarang. Panca Mandala Putra, skripsi 2008.

5. Diskriminasi Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin (Analisis Data

Sarkernas 1998). Cecep Ruhiyat, tesis 2000.

2.3. Kerangka Pemikiran

Variabel dependen dalam model ini yaitu curahan jam kerja. Jam kerja

merupakan jam yang digunakan untuk memperoleh pendapatan sedangkan leisure

UPAH

UMUR

JENIS KELAMIN

JUMLAH

TANGGUNGAN

KELUARGA

CURAHAN

JAM KERJA

8

adalah waktu yang digunakan tidak untuk memperoleh pendapatan (non market).

Dalam sehari seseorang memiliki time endowment sebanyak 24 jam sehingga untuk

memperoleh leisure dapat dengan mengurangkan time endowment dengan jam

kerjanya. Upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga

dapat mempengaruhi jam kerja yang akan dilakukan oleh tenaga kerja. Tenaga kerja

dapat menentukan jumlah jam kerjanya untuk memperoleh tingkat kesejahteraanaya.

2.4. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja.

2. Terdapat pengaruh negatif umur terhadap curahan jam kerja.

3. Terdapat pengaruh signifikan jenis kelamin terhadap curahan jam kerja.

4. Terdapat pengaruh positif jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan

jam kerja.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang nilai-

nilainya bergantung pada variabel lainnya, sedangkan variabel independen adalah

variabel yang nilai-nilainya tidah bergantung dengan variabel lainnya.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah curahan jam

kerja. Sedangkan variabel independen meliputi upah per bulan, umur, jenis kelamin

dan jumlah tanggungan keluarga.

Definisi operasional dan skala pengukuran dari masing-masing variabel

adalah sebagai berikut :

9

Curahan Jam Kerja

Jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh tenaga kerja dengan

menggunakan satuan jam kerja per minggu (Lipsey, 1985).

Upah

Seluruh upah per bulan yang diterima oleh responden yang diukur

dengan menggunakan satuan rupiah.

Umur

Merupakan umur responden dengan menggunakan satuan tahun.

Jenis Kelamin

Menunjukkan jenis kelamin responden dengan menggunakan

dummy, yaitu:

Laki-laki = 1

Perempuan = 0

Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan kepala

keluarga dengan menggunakan satuan orang.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja sektor informal di

Kabupaten Tegal yang memiliki upah rutin yang diterima per bulan dan

jumlah responden yang tidak diketahui secara pasti.

3.2.2. Sampel

Untuk membentuk subpopulasi dan pada akhirnya terbentuk

homogenitas tertentu, misalnya usia, upah, tingkat pendidikan, jenis jabatan,

dan status perkawinan, penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan

teknik purposive sampling, di mana dalam penelitian ini digunakan kriteria-

10

kriteria tertentu (Soeratno dan Lincolin Arsyad, 2003). Responden yang

representatif dengan kriteria sebagai berikut :

Responden laki-laki merupakan orang yang menjadi kepala rumah tangga

atau tenaga kerja utama dalam keluarga, sedangkan responden perempuan

merupakan perempuan yang telah bekerja maupun menikah dengan alasan

waktu kerja perempuan menikah terbagi menjadi dua yaitu bekerja

mengurus rumah tangga dan juga bekerja di luar rumah.

Responden yang memiliki umur antara 20 tahun sampai 64 tahun. Karena

responden dengan umur tersebut diasumsikan telah mempunyai tanggung

jawab untuk menghidupi dirinya sendiri dan orang lain.

Responden yang bekerja di sektor informal. Sektor informal mempunyai

ciri : mempunyai kegiatan usaha yang sederhana, skala usaha relatif kecil,

tidak mempunyai izin usaha, bekerja di sektor informal lebih mudah

daripada bekerja di prusahaan formal, tingkat penghasilan umumnya

rendah, keterkaitan dengan usaha lain sangat kecil, dan usaha sangat

beraneka ragam (Payaman, 1996).

Dengan menggunakan data penduduk berumur antara 20 tahun sampai

dengan 64 tahun yang bekerja sektor informal di Kabupaten Tegal pada tahun

2009 berjumlah 325194 orang maka dapat ditentukan besarnya sampel, yaitu

sebagai berikut :

𝑛 =325194

1 + 325194 0,1 2=325194

3252,94= 99,97 = 100

3.3. Jenis dan sumber Data

Data primer yang diperoleh dari wawancara langsung pada 100 responden di

Kabupaten Tegal. Data sekunder yang bersumber dari BPS, yaitu data Sakernas

11

Indonesia, Susenas Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tegal, dan data Sakernas

Propinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Tegal.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode wawancara. Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si

pewawancara dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan

interview guide (daftar pertanyaan/kuesioner) (Moh. Nazir 1988 : 234). Untuk

memperkaya temuan hasil studi dlakukan pula observasi terhadap objek penelitian.

Selain itu, digunakan pula penelitian studi pustaka dengan mempelajari dan

menganalisis buku-buku literature dan data olahan.

3.5. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

2. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

3. Koefisien Determinasi (R2)

4. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

5. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Kabupaten Tegal terletak di Propinsi Jawa Tengah dengan ibukota Slawi.

Batas-batas wilayah Kabupaten Tegal adalah :

Sebelah Utara : Kota Tegal dan Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Pemalang

Sebelah Barat : Kabupaten Brebes

12

Sebelah Selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kabupaten Tegal Tahun 2010

menunjukkan jumlah penduduk Kabupaten Tegal tahun 2010 mencapai 1.392.260

orang yeng terdiri dari 693.287 laki-laki dan 698.973 perempuan. Kepadatan

penduduk dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk

tersebut berturut-turut dari tahun 2006-2010 adalah sebagai berikut : 1.680

orang/km2, 1.687 orang/km2, 1.611 orang/km2, 1.617 orang/km2, dan 1.743

orang/km2. Kecamatan yang berpenduduk paling banyak adalah Adiwerna yaitu

117.960 jiwa dan yang paling sedikit Kedungbanteng, 39.690 jiwa. Sex ratio

penduduk Kabupaten Tegal adalah 99.

Sampel yang telah diambil dalam penelitian sebanyak 100 responden. Tetapi

dari 100 responden yang terpilih hanya 90 responden yang memenuhi syarat.

Sehingga dalam penelitian ini hanya menggunakan 90 responden terpilih.

Jumlah responden laki-laki sebanyak 45 orang sedangkan responden

perempuan sebanyak 45 orang. Kelompok umur responden sebagian besar berada

dalam kelompok umur 25-29 yang mencapai 16,67 persen dari jumlah responden,

baik responden laki-laki maupun perempuan.

Responden yang memiliki tanggungan anggota keluarga satu orang adalah

responden laki-laki sebanyak 13,33 persen dan responden perempuan sebanyak 11,11

persen. Dan responden yang memiliki tanggungan anggota keluarga ≥ 4 adalah

responden laki-laki sebanyak 15,56 persen dan responden perempuan sebanyak 17,78

persen. Sedangkan tanggungan anggota keluarga 3 orang paling banyak oleh

responden perempuan dengan 40 persen responden.

Perbedaan curahan jam kerja antara responden laki-laki dan perempuan tidak

terlalu besar pada tiap kelompok jam kerja. Hal ini dikarenakan antara responden

laki-laki dan responden perempuan memiliki peran dalam curahan jam kerja yang

hampir sama.

13

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.2.1.1. Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas tampak bahwa titik-titik perpaduan

antara variabel observed cum prob dengan expected cum prob

menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti

arah garis diagonal. Menurut Imam Ghozali (2005) deteksi penyebaran

data yang memenuhi asumsi normalitas data adalah data menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga

data terdistribusi dengan normal.

Gambar 1. Hasil Pengujian Normalitas secara Grafis

Sumber : Data Primer Diolah, 2011

14

4.2.1.2. Uji Multikolinearitas

Hasil analisis regresi untuk uji multikolinearitas dapat

diketahui melalui nilai Tolerance dan VIF. Nilai Tolerance empat

variabel independen dalam penelitian adalah lebih besar dari 0,10

(nilai cut off dalam ukuran). Hasil perhitungan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu variabel

independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dapat disimpulakan

bahwa dalam model regresi ini tdak terdapat multikolinieritas antar

variabel bebas.

Tabel 1. Hasil Analisis Regresi

Variabel Tolerance VIF

C

Wage 0,632 1,583

Age 0,804 1,244

Sex 0,870 1,150

Family Size 0,663 1,507

Sumber : Lampiran E Uji Asumsi Klasik

4.2.1.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dapat dilakukan menggunakan uji

secara grafis dan uji Glejser. Pada uji secara grafis terlihat titik-titik

data berpencar di sekitar (di atas dan di bawah) angka 0 pada sumbu Y

dan tidak membentuk suatu pola atau garis trend tertentu. Kondisi

tersebut mengidentifikasikan tidak ada gejala heteroskedastisitas.

15

Gambar 2. Scatter Plot Pengujian Heterokedastisitas secara Grafis

Sumber : Data Primer Diolah, 2011

Tabel 2. Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.526 1.952 .782 .437

wage 2.673E-7 .000 .076 .582 .562 .632 1.583

age .029 .036 .092 .793 .430 .804 1.244

sex -.349 .779 -.050 -.448 .655 .870 1.150

family size .679 .456 .191 1.488 .140 .663 1.507

a. Dependent Variable: abresid

Sumber : Data Primer Diolah, 2011

16

Variabel dependen yang digunakan adalah variabel residual

(abresid) dan variabel independen yaitu upah per bulan, umur, jenis

kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga. Dapat dilihat bahwa

probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat

disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat Heteroskedastisitas.

Hal ini konsisten dengan hasil Scatterplots.

4.2.2 Hasil Uji Statistik

4.2.2.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 statistik mengukur tingkat keberhasilan model yang

digunakan dalam memprediksi nilai variabel dependen. Besar R2

adalah 0 < R2 <1, di mana semakin tinggi nilai R2 maka semakin

besar pula kemampuan model dalam menerangkan variasi perubahan

variabel dependen akibat pengaruh variabel independen.

Tabel 3. Koefisien Determinasi (R2)

N

i

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,660 hal ini berarti

bahwa 66 persen variasi perubahan curahan jam kerja dapat dijelaskan

oleh variabel independen yang digunakan dalam model yaitu upah per

bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga.

Sedangkan sisanya sebesar 34 persen dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam model.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .812a .660 .644 6.230

a. Predictors: (Constant), family size, sex, age, wage

b. Dependent Variable: hours of work

17

4.2.2.2. Uji Signifikansi secara Simultan (Uji F)

Uji statistik F (F-test) dilakukan untuk mengetahui apakah

variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

Tabel 4. Hasil Pengujian Signifikansi secara Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6393.574 4 1598.394 41.183 .000a

Residual 3299.048 85 38.812

Total 9692.622 89

a. Predictors: (Constant), family size, sex, age, wage

b. Dependent Variable: hours of work

Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai F-hitung sebesar 41,183. F tabel

0,05(4;90) adalah 5,66. Maka nilai F hitung (41,183) lebih besar

daripada nilai F tabel (5,66) sehingga Ho ditolak yang berarti semua

variabel independen (upah per bulan, umur, jenis kelamin dan jumlah

tanggungan keluarga) secara simultan berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen yaitu curahan jam kerja.

4.2.2.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai t-statistik

hitungnya dengan t-tabel.

18

Tabel 5. Hasil Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Variabel Koefisien t-hitung Signifikansi

C 11,690 3,312 0,001

Upah per bulan 4,250E-6 5,122 0,000

Umur -0,094 -1,431 0,156

Jenis Kelamin 0,544 -0,386 0,700

Jumlah Tanggungan

Keluarga

5,443 6,599 0,000

Sumber : Lampiran F Uji Statistik

Konstanta bertanda positif dapat diartikan bahwa bila

variabel lain bernilai nol maka curahan jam kerja tetap sebesar 11,690.

Variabel upah per bulan memiliki signifikansi 0,000 yang

berarti <0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria Ho ditolak jika t-hitung <

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan bahwa

tidak ada pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja

adalah ditolak dan menerima H1 yang menyatakan bahwa ada

pengaruh positif upah per bulan terhadap curahan jam kerja tersebut

berarti apabila upah meningkat maka berakibat kenaikan curahan jam

kerja.

Variabel umur memiliki signifikansi 0,156 yang signifikan

pada alfa 25% Dapat disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan tidak

terdapat pengaruh negatif umur terhadap curahan jam kerja adalah

ditolak dan menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh negatif

umur tehadap curahan jam kerja berarti variabel umur mempunyai

pengaruh negatif terhadap curahan jam kerja.

Variabel jenis kelamin memiliki signifikansi 0,700 yang >

0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria H1 ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh

signifikan variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja adalah

diterima dan menolak H1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

signifikan variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja.

19

Variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki signifikansi

0,000 dengan yang signifikan pada alfa 5%. Hal ini sesuai dengan

kriteria Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh positif variabel jumlah

tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja adalah ditolak dan

menerima H1 yang menyatakan terdapat pengaruh positif variabel

jumlah tanggungan keluarga terhadap curahan jam kerja.

4.3 Pembahasan

Setelah melalui uji asumsi klasik, disimpulkan bahwa data yang diolah sudah

tidak ada penyimpangan atau berpenyakit dan layak untuk diteliti lebih lanjut ke

dalam model analisis regresi linier berganda yang akan dipakai dalam penelitian ini.

Dari hasil regresi berganda diperoleh nilai sebagai berikut :

Curahan Jam Kerja = 11,690 + 0,000004250upah - 0,094umur + 0,544sex +

5,443fam+ μ

R2 = 66 %

F-hit = 41,183 (Signifikan = 0,000)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat variabel.

Dari keempat variabel independen tersebut terdapat satu variabel yang tidak

signifikan yaitu jenis kelamin. Probabilitas untuk variabel tersebut adalah 0,700.

Angka ini jauh di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa curahan jam kerja di

Kabupaten Tegal dipengaruhi oleh upah per bulan, umur, dan jumlah tanggungan

keluarga.

Persamaan yang dihasilkan mengandung arti sebagai berikut :

1. Variabel Upah per Bulan

Variabel upah per bulan memiliki hasil yang signifikan pada

probabilitas 0,000 dengan koefisien sebesar 0,000004250. Tanda koefisien

yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi upah per bulan

20

responden maka semakin tinggi pula curahan jam kerja yang dilakukan.

Hal ini berarti terjadinya kenaikan upah membuat nilai waktu menjadi

mahal dan seseorang akan lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008)

yang menyatakan bahwa upah berpengaruh positif terhadap curahan jam

kerja.

2. Variabel Umur

Variabel umur memiliki koefisien sebesar -0,094 dengan tingkat

signifikansi 0,156 dimana angka ini signifikan pada alfa 25% sehingga

memiliki pengaruh yang negatif terhadap curahan jam kerja. Di mana

semakin bertambah umur responden akan semakin bertambah curahan jam

kerja. Tetapi pada suatu titik umur responden tertentu, curahan jam kerja

akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur responden. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) dan

Joice at all (2002) yang menyatakan bahwa usia berpengaruh negatif

terhadap curahan jam kerja.

3. Variabel Jenis Kelamin

Koefisien dari variabel jenis kelamin sebesar 0,544 dengan tingkat

signifikansi 0,700 dimana angka ini jauh di atas 0,05 sehingga dalam

penelitian ini variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap curahan jam kerja dikarenakan perbedaan respon

antara laki-laki dan perempuan yang terjadi tidak begitu mempengaruhi

terhadap curahan jam kerja. Responsivitas kerja antara laki-laki dan

perempuan dalam dunia kerja cenderung tidak ada perbedaan. Perempuan

juga memiliki partisipasi dalam dunia kerja walaupun masih ada

pandangan konvensional bahwa perempuan harus mengatur rumah tangga

dan sebagainya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca

Mandala Putra (2008) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

yang signifikan pada variabel jenis kelamin terhadap curahan jam kerja.

21

4. Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga

Variabel jumlah anggota keluarga memiliki hasil yang signifikan

pada probabilitas 0,000 dengan koefisien sebesar 5,443 sehingga dalam

penelitian ini variabel jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh yang

positif terhadap curahan jam kerja. Keluarga berpenghasilan besar

cenderung memperkecil jumlah anggota keluarga untuk bekerja, jadi

tingkat partisipasi rendah. Sebaliknya keluarga yang biaya hidupnya

sangat besar cenderung untuk memperbanyak jumlah anggota keluarga

bekerja, jadi tingkat partisipasi kerja relatif tinggi (Payaman, 1985). Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Panca Mandala Putra (2008) dan

Joice et all (2002) yang menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga

berpengaruh positif terhadap curahan jam kerja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis statistik dan analisis regresi serta pembahasan yang

telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan berikut :

1. Curahan jam kerja di Kabupaten Tegal dipengaruhi oleh faktor upah per

bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah tanggungan keluarga secara

bersama-sama.

2. Berdasarkan ukuran statistik R2 0,660. Hal ini berarti 66 persen variasi

perubahan curahan jam kerja dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat

variabel independen (upah per bulan, umur, jenis kelamin, dan jumlah

tanggungan keluarga), sedangkan sisanya sebesar 34 persen dijelaskan

oleh sebab-sebab lainnya di luar model.

22

3. Nilai koefisien upah per bulan sebesar 0,000004250. Tanda koefisien

yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi upah per bulan

responden maka semakin tinggi pula curahan jam kerja yang dilakukan.

Hal ini berarti terjadinya kenaikan upah membuat nilai waktu menjadi

mahal dan seseorang akan lebih menghabiskan waktunya untuk bekerja.

Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya.

4. Variabel umur memiliki koefisien sebesar -0,094 dengan tingkat

signifikansi 0,156 dimana angka ini signifikan pada alfa 25% sehingga

dalam penelitian ini variabel umur memiliki pengaruh yang negatif

terhadap curahan jam kerja di Kabupaten Tegal Di mana semakin

bertambah umur responden akan semakin bertambah curahan jam kerja.

Tetapi pada suatu titik umur responden tertentu, curahan jam kerja akan

berkurang seiring dengan bertambahnya umur responden.

5. Variabel jenis kelamin memiliki koefisien sebesar 0,544. Dalam

penelitian ini variabel jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap curahan jam kerja. Dikarenakan perbedaan respon

antara laki-laki dan perempuan yang terjadi tidak begitu mempengaruhi

terhadap curahan jam kerja.

6. Nilai signifikansi dari variabel jumlah tanggungan keluarga sebesar

0,000 dengan nilai koefisien sebesar 5,443 sehingga dalam penelitian ini

variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh signifikan

terhadap curahan jam kerja. Di mana banyak sedikitnya jumlah anggota

keluarga yang dimiliki responden dapat berpengaruh terhadap

kinerjanya sehingga dapat pula menentukan curahan jam kerja yang

dilakukan. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan sebelumnya.

23

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian dan analisis data yang diperoleh, maka dapat

diberikan saran sebagai berikut ;

1. Berdasar hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh yang

positif variabel upah terhadap curahan jam kerja para pekerja di

Kabupaten Tegal, maka pemerintah dan pihak terkait perlu

mengupayakan adanya peningkatan upah karena akan mendorong

pekerja untuk menambah jam kerja, yang selanjutnya diharapkan

berdampak pada peningkatan output.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jam kerja para pekerja laki-laki

dan perempuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan, sehingga

diharapkan diskriminasi antar pekerja laki-laki dan perempuan dalam

pasar kerja dapat dihilangkan.

3. Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan pengaruh yang positif

terhadap curahan jam kerja. Perlu adanya peningkatan kesejahteraan

bagi pekerja, seperti kenaikan jumlah tunjangan istri dan anak.

4. Pemerintah Kabupaten Tegal dapat mengadakan pelatihan atau kursus

gratis atau biaya murah guna meningkatkan kualitas penduduknya agar

penduduk yang memiliki usia produktif dan berpendidikan tinggi dapat

lebih memaksimalkan kemampuannya di dunia kerja.

24

DAFTAR PUSTAKA

Anto Dajan. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid 1. Jakarta: LP3ES.

Arif Pratisto. 2009. Statistik Menjadi Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Gramedia.

Badan Pusat Statistik. 2010. Berita Resmi Statistik No. 60/12/33/Th.IV, 1 Desember

2010.

----------------------------. 2010. Kabupaten Tegal dalam Angka 2010. Tegal.

----------------------------. 2009. Survey Sosial Ekonomi dan Dinas Tenaga Kerja dan

Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.

Cecep Ruhiyat. 2000. “Diskriminasi Upah Pekerja Menurut Jenis Kelamin (Analisis

Data Sarkernas 1998)”. Tesis Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta.

Damodar, N. Gujarati. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Ketiga. Jilid Dua.

Alih Bahasa Julius A. Mulyadi, S. E. dan Yelvi Andri, S. E. Jakarta: Erlangga.

Eliana, Novita dan Rita Ratina. 2007. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Curahan

Waktu Kerja Wanita pada PT. Agricinal Kelurahan Bentuas Kecamatan

Palaran Kota Samarinda”. EPP. Vol 4 No. 2 2007:8-14.

Imam Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : BPUD.

Kauffman, Bruce E., Julie L. Hotchkiss, 2000, The Economic of Labor Markets, Fifth

Edition, The Dryden Press, Harcourt College Publisher, USA.

Lipsey, Richard G. 1985. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: PT Bina Aksara.

M. Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mohammad Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

25

Nicholson, W. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan.

Alih Bahasa IGD Bayu Mahendra dan Abdul Aziz. Jakarta : Erlangga.

Ongge, Joice Katerine, W.H. Limbong, dan Endriatmo Soetarto. 2002. “Analisis

Curahan Kerja Wanita dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Petani di

Kabupaten Jayawijaya Irian Jaya”. Forum Pascasarjana Vol. 25 No. 1 Januari

2002: 41-53.

Panca Mandala Putra. 2008. “Pengaruh Upah per Bulan, Umur, Jenis Kelamin,

Tingkat Pendidikan, Jenis Jabatan, dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap

Curahan Jam Kerja di Kota Semarang”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro. Semarang.

Payaman J Simanjuntak. 1996. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Puguh B. Irawan, Iftikhar Ahmed, Iyanatul Islam. 2000. Labor Market Dynamics in

Indonesia : Analysis of 18 Key Indicators of The Labor Market (KILM) 1986-

1999. International Labor Office-Jakarta, Indoesia.

Purwaningsih, Y. dan Murtiningsih. 2006. “Determinan Jam Kerja Para Pekerja di

Propinsi Jawa Tengah”. Empirika Vol. 19 No. 1, Juni 2006.

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2003. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis.

Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: LP3ES.

Todaro, M. dan Stephen C. Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.