pengelolaan media sosial instagram binar academy...
TRANSCRIPT
PENGELOLAAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM BINAR ACADEMY
(Studi Deskriptif: Sosialiasi Transformasi Digital pada Generasi
Millennials)
Najma Hasnah
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
Demand for access digital transformation knowledge for Bachelor and
vocational school student very high nowadays. That the reason Binar
Academy provide non-formal education school in Indonesian. Binar Academy
activate PR strategy by utilizing Instagram to providing content about digital
transformation. That reason made researcher interest to investigating more
deeply how to manage Instagram @academybinar and the use of its data in
future strategies. This study uses an approach based on the Social Media
Management Chain model or commonly called the "Social Media Management
Chain" proposed by Friedrichsen and Wolfgang (2013). In this model, social
media management consists of supporting activities and four activity stages. In
this study, researchers used descriptive qualitative research methods, data
collection techniques used were in-depth interviews and non-participant
observation. Researchers used the data analysis technique version of Miles
and Huberman. The instrument test in this study uses source and method
triangulation. The results of this study found that Binar Academy using one
feature whose concept is called audience mapping on Instagram. In 2018, this
will help Binar Academy's PR Marketing in making decisions. The fluctuating
level of engagement rate also has an effect on the audience's view of Binar
Academy itself. The conclusion of this research is PR Marketing Binar
Academy during the period 2018 - 2019 is still doing variations in providing
content. Suggestions in this research for Binar Academy as a PR Marketing of
social media are advised to increase interaction with the audience on
Instagram @academybinar.
Keywords: Social Media, Digital Transformation, Engagement Rate
ABSTRAK
Kebutuhan akan ilmu pengetahuan baru yang dapat diakses oleh lulusan S1
dan SMK untuk beradaptasi dengan lingkungan industri digital membuat Binar
Academy hadir untuk dapat memberikan suplemen dalam tatanan pendidikan
Indonesia. Binar Academy sendiri menggunakan strategi PR nya dengan
memanfaatkan instagram dengan memberikan konten berupa informasi
mengenai digital transformation untuk menjaring calon peserta didiknya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan model Social Media
Management Chain atau yang biasa disebut “Rantai Manajemen Media Sosial”
yang dikemukakan oleh Friedrichsen dan Wolfgang (2013). Dalam model ini,
Pengelolaan media sosial terdiri atas aktivitas pendukung dan empat tahap
aktivitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara mendalam dan observasi non-partisipan. Peneliti mengunakan
teknik analisis data versi Miles dan Huberman. Uji instrumen dalam penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini adalah
Binar Academy menggunakan salah satu fitur yang konsepnya dinamakan
pemetaan audience di Instagram. Pada tahun 2018, hal tersebut membantu
PR Marketing Binar Academy dalam mengambil keputusan. Tingkat
engagement rate yang masih fluktuatif juga mempunyai pengaruh terhadap
pandangan audiens terhadap Binar Academy itu sendiri. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah PR Marketing Binar Academy selama kurun waktu 2018 -
2019 masih melakukan variasi dalam memberikan konten. Saran dalam
penelitian ini bagi Binar Academy sebagai PR Marketing media sosial agar
meningkatkan interaksi dengan audience di Instagram @academybinar.
Kata Kunci: Sosial Media, Transformasi Digital, Engagement Rate
PENDAHULUAN
Kehadiran media sosial dan inovasi di internet membawa perubahan
terhadap praktik – praktik PR yang selama ini dilakukan. Bahkan Stuart Elliott
menulis di New York Times pada 20 November 2011 dengan judul yang
provokatif, yakni “Redefying Public Relations in the Age of Social Media”.
Nasrullah (2015 : 171-172) menyatakan bahwa dengan hadirnya media sosial,
diperlukan perubahan mendasar terhadap konsep dan praktik PR dan
perubahan itu harus pula dipahami oleh semua level dalam organisasi, mulai
dari staf sampai level manajemen tertinggi, seperti CEO atau malah pemilik
modal.
Akan hal itu terutama terkait dengan kurangnya peningkatan SDM
bertalenta IT di semua aspek dan sektor industri mendorong Binar Academy
berdiri di tahun 2017. Walaupun Binar Academy sendiri merupakan institusi
pendidikan vokasi tetapi pada perjalanannya Binar Academy mempunyai
bentuk organisasi yang terintegrasi. Hal ini dapat dilihat dari model institusi
berbentuk sosial bisnis yang terintegrasi sebagai lembaga konsultasi digital
transformasi dan lembaga penyaluran tenaga ahli di bidang IT ke perusahaan-
perusahaan yang sedang bertransformasi ke digital.
Dalam memberikan informasi mengenai institusi tersebut dan
membentuk kesadaran merek dari Binar Academy, institusi ini menggunakan
sosial media untuk dapat menjaring target siswa dan partner yang mendukung
terciptanya ekosistem digital. Secara umum, pengertian media sosial adalah
media online yang mendukung adanya interaksi sosial. Sosial media atau
media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah suatu
komunikasi ke dalam dialog interaktif.
5 tahun belakangan ini, media sosial yang paling banyak digunakan oleh
audiens di pengguna mobile phone adalah instagram. Instagram semakin
tumbuh tidak hanya sebagai platform bertukar foto tapi menjadi sebuah bentuk
PR baru dari berbagai macam brand karena jauh lebih interaktif dan tepat
sasaran dibanding media PR konvensional. Sejak diakuisisi facebook pada
tahun 2012, model bisnis instagram menjadi lebih kepada aktivasi iklan seperti
facebook. Hal ini dibantu dengan algoritma bisnis yang ditawarkan oleh
instagram untuk dapat dengan tepat membidik sasaran PR yang dilakukan
efektif dan efisien.
Instagram menjadi salah satu channel marketing dan public relations
yang dirasa relevan karena target audience-nya merupakan generasi
millennials atau umur produktif dibawah 30 tahun. Hal ini merupakan fenomena
yang menarik untuk diangkat dalam hal pengelolaan di Instagram yang
dilakukan Binar Academy sebagai pendidikan akademi non-formal dengan
program full scholarship. Cara mereka menggunakan media sosial dalam
mengenalkan Binar Academy, juga disertai dengan sosialisasi yang ada di
Instagram. Tetapi pertumbuhan followers yang ada di Instagram
@academybinar tidak diimbangi dengan interaksi yang ada, seperti jumlah
likes, dan comment di setiap postingan.
Peneliti merasa tertarik meneliti pengelolaan media sosial Binar
Academy dalam melakukan sosialisasi aktivitas transformasi digital bagi
generasi millennials karena Binar merupakan salah satu pioneer dalam
mengembangkan SDM di era revolusi industri 4.0. Dengan menggunakan
pendekatan rantai manajemen media sosial, peneliti tertarik untuk
menganalisis pengelolaan instagram Binar Academy sehingga strategi PR nya
dapat diukur tingkat keberhasilannya.
MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu :
Bagaimana pengelolaan media sosial Instagram Binar Academy?
TUJUAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mendeskripsikan pengelolaan media sosial Instagram dalam
memberikan sosialisasi dan kegiatan Binar Academy dalam
memberikan pengetahuan transformasi digital .
2. Mendeskripsikan tingkat keberhasilan PR Academy Binar dalam
pengelolaan media sosial instagram.
MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk kontribusi penelitian humas
dalam penggunaan media sosial, khususnya Instagram.
2. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk humas lainnya dalam melakukan publikasi melalui media sosial
khususnya instagram.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini
serupa dengan salah satu jenis pendekatan kualitatif, yaitu penelitian
lapangan. Selain itu peneliti juga menggunakan jenis penelitian deskriptif
karena berkaitan dengan metode penelitian kali ini, yaitu wawancara
mendalam, yang menggunakan analisis datanya berdasarkan kata - kata,
lisan, dan bukan angka.
Menurut Wahyuni (2016:8) pendekatan kualitatif adalah cara berpikir
umum tentang melakukan penelitian kualitatif. Ia menggambarkan, baik secara
eksplisit maupun implisit, tujuan penelitian kualitatif, peran peneliti, tahapan
penelitian, dan metode analisis data. Setidaknya ada tujuh jenis pendekatan
kualitatif: Etnografi, fenomenologi, penelitian lapangan, Grounded Theory,
studi kasus, penelitian sejarah, dan hermeneutika. Sedangkan Saebani
(2017:121) menjelaskan metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi karena
pada awalnya, metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif karena data yang
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Menurut Sukmadinata (2009:18) penelitian deskriptif bertujuan
mendefinisikan suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya. Jenis
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena analisis datanya berupa
kata-kata tertulis atau lisan dan mempertimbangkan pendapat orang lain yang
biasa disebut dengan narasumber.
PEMBAHASAN
Binar Academy Sebagai Perusahaan Sosial
Binar Academy adalah perusahaan sosial yang memberikan beasiswa
yang sepenuhnya didanai bagi mereka yang memiliki keinginan besar untuk
belajar dan mendapatkan pengetahuan praktis dalam teknologi digital. Binar
Academy dibangun oleh Alamanda Shantika dan 4 pendiri lainnya. Melalui
Binar Academy, Indonesia dapat membuat langkah besar untuk membangun
masyarakat yang matang secara digital dan ekosistem teknologi yang sehat.
Binar Academy didirikan di Yogyakarta dan hingga di tahun 2019, Binar
sudah memiliki 2 cabang, Jakarta, Batam dan 1 tempat pelatihan di BSD.
Dengan teknologi yang semakin maju, Binar Academy percaya bahwa
transformasi digital merupakan tulang punggung misi Indonesia untuk menjadi
kekuatan ekonomi dunia. Dengan model bisnis memberikan investasi kepada
pelajarnya untuk memperoleh pelatihan vokasi dalam waktu tertentu, nantinya
pelajar Binar Academy akan dialokasikan ke perusahaan partner Binar
Academy. Hasil pendapatan dari pengalokasian tenaga ahli tersebut kemudian
akan diberikan kembali untuk investasi ke peserta didik di batch selanjutnya.
Penggunaan Instagram Sebagai Media untuk Menjaring Peserta Didik
Untuk Binar Academy sendiri, program pendidikan vokasi yang
dilakukan berfokus untuk menangani permasalahan skill gap yang terjadi di
dunia kerja dewasa ini. Binar Academy ingin membantu peserta didik dengan
latar belakang:
• Umur antara 18-24 dari berbagai latar belakang sosial dan pendidikan
• Minim pengalaman kerja/di bawah 1 tahun pengalaman kerja
• Masih awam dengan industri digital.
Gambar 4.1 Audience Persona dari Binar Academy untuk program free-scholarship
Oleh karena persona target peserta didik adalah golongan millennials,
maka pemilihan instagram sebagai PR dilakukan oleh Binar Academy untuk
dapat menyasar dengan cepat target audience yang dituju.
Instagram @academybinar dalam hal ini merupakan sosial media yang
dapat dikatakan cara penyampaiannya lebih segar, dan santai ketimbang
jejaring sosial lain yang dimiliki Binar, misalnya LinkedIn. Key Informan
menyampaikan bahwa target audience mereka bukan hanya mahasiswa tetapi
juga perusahaan. LinkedIn lah tempat yang tepat untuk Binar dalam
mempromosikan Binar Academy kepada perusahaan.
Hingga saat ini, Agustus 2019, Instagram @academybinar memiliki 485
posts, 16.373 followers, dan 7 following. Di instagram, Binar Academy
tergolong aktif dalam memberikan berbagai macam jenis kontenmengenai
digital transformations.
Pengelolaan Media Sosial Instagram sebagai strategi PR Marketing Binar
Academy
Instagram merupakan sebuah media sosial yang marak digunakan saat
ini. Perkembangan pesat yang dialami membuat perusahaan atau merek
dalam memanfaatkan Instagram sebagai media komunikasi. Hal ini juga yang
dilakukan oleh Binar Academy sebagai perusahaan sosial.
Berdasarkan wawancara mendalam yang peneliti lakukan terhadap key
informan. Tujuan Binar Academy di Instagram yaitu membuat suatu project
atau campaign yang dialami dengan tahap - tahap sebagai berikut:
1. Awareness
Awareness adalah membangun kesadaran, tahap ini ditujukan
untuk mencari perhatian audience setiap ada produk atau campaign
baru. Dengan Instagram @academybinar, diharapkan audience dapat
mengetahui urgensi skill yang dibutuhkan dalam industri 4.0 dan apa
saja jasa/aktivitas Binar Academy yang dapat diakses oleh calon
peserta didik.
2. Consideration.
Di Consideration, fokus utamanya adalah keuntungan yang
ditawarkan, tetapi keuntungan ini disampaikan secara halus, dan tidak
menggunakan iming - iming. Agar nantinya audience dapat tertarik.
3. Convertion
Tahap ini merupakan tahap penentuan untuk memprospek
audience. Audience ini dinamakan leads. dari leads ini Binar menyaring
lagi yang mana high quality dan yang low quality. Leads – leads tersebut
nantinya akan di follow-up melalui DM Instagram atau e-mail.
4. Retention.
Tahap ini merupakan upaya untuk mempertahankan Leads –
leads yang low quality. Menawarkan program batch baru untuk nantinya
mereka bergabung dengan Binar Academy.
Peneliti mengajukan pertanyaan perihal mengapa Binar melakukan
softselling dengan sosialisasi transformasi digital dibandingkan hardselling
mengenai service yang Binar Academy tawarkan di Instagram. Dalam hal ini,
Tamtomo Priyo Adi selaku key informan, mengemukakan alasan bahwa
Instagram @academybinar juga dimanfaatkan untuk menarik audience. Salah
satu caranya dengan membuat konten - konten yang edukatif , informasi
aktivitas kelas, ataupun cerita sukses peserta didik.
Dalam memanfaatkan instagram @academybinar, penulis juga
mendapatkan fakta dari key informan bahwa sampai saat ini Binar Academy
masih melakukan percobaan dalam memberikan konten di instagram. Hal ini
nantinya akan jadi pembahasan penulis berdasarkan data insight, dimana akan
berhubungan dengan pendekatan yang lebih tepat untuk target audience.
Dilihat dari interaksi yang ada di Instagram @academybinar, terjadi tren positif
dalam data engagement rate dari Q3 - Q4 2018 (July - Desember 2018). Tetapi
kemudian menurun pada Januari 2019 dan kemudian ada kenaikan di akhir Q1
2019 (Februari - Maret 2019) tetapi kemudian trendnya terus menurun dari Q2
- Q3 2019. Hal ini, menurut peneliti erat hubungannya dengan model konten
yang dibagikan dalam instagram @academybinar.
Dalam mengelola media sosial, seorang Marketing PR harus
mengetahui bagaimana proses produksi konten tersebut dibuat. Dalam hal ini,
key informan mendeskripsikan bagaimana proses pembuatan konten baginya.
Menurutnya, hal pertama yang biasa dilakukan yaitu drafting, dengan
melakukan planning dan ploting. Planning yang dilakukan key informan yaitu
dengan merencanakan perencanaan apa saja konten yang akan ditulis dalam
jangka waktu sebulan. Lalu, key informan melakukan ploting, ploting ini berupa
menentukan penempatan tanggal pada rincian konten yang akan diproses
lebih lanjut nantinya. Setelah itu, melakukan riset konten merupakan hal yang
wajib dilakukan. Dalam hal ini, riset konten merupakan pencarian sumber
konten dari artikel, studi ilmiah, hingga jurnal - jurnal dari lembaga konsultan
yang relevan dengan topik yang akan ditulis. Key informan juga menuturkan,
terkadang dalam memproduksi konten, key informan membaca dahulu di
beberapa jurnal atau studi ilmiah, lalu setelah itu topik tersebut dimasukan
dalam drafting.
Terkadang dalam menjalankan proses produksi pesan, pasti ada
kesulitan yang akan dialami seorang marketing PR. Tamtomo Priyo Adi
mengatakan banyak kesulitan yang dialaminya selama melakukan pembuatan
konten Instagram @academybinar. Kesulitan pertama yang dialaminya yaitu
harus banyak membaca berbagai sumber agar dapat menjadi konten yang
kredibel, untungnya hal ini tidak terlalu memberatkan key informan karena
ternyata kesulitan yang sesungguhnya ialah hanya beberapa dari tim-nya yang
memiliki hobi membaca. Hal ini akan menyulitkan kerjasama tim karena
dibutuhkan suatu argumentasi yang kritis dalam melakukan riset konten. Key
informan dalam hal ini juga memberikan contoh mengenai konsep visual yang
bagus dalam menyusun sebuah konten. Contoh yang diambil adalah Tirto.id.
Menurutnya, Tirto.id memiliki alur yang jelas, dan infografis yang menarik
sehingga pembaca paham apa yang mereka baca.
Peran Engagement Rate dalam Menganalisis Keberhasilan PR Binar
Academy di Instagram
Engagement Rate adalah sebuah indikator besar atau kecilnya interaksi
sebuah akun Instagram dengan followersnya. Melalui nilai Engagement Rate
yang diperoleh, peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh akun
tersebut terhadap followers (audience). Semakin tinggi nilai engagement rate,
maka bisa disimpulkan semakin besar pengaruh akun tersebut terhadap
followers.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data Engagement Rate untuk
melihat seberapa jauh PR Marketing @academybinar berinteraksi dengan
audience. Disini juga dilihat pertumbuhan followers yang ada di Instagram
@academybinar. Hasil yang didapat Instagram @academybinar mengalami
grafik yang cenderung tidak mengalami kenaikan, juga tidak mengalami
penurunan. Hal ini berbeda dengan pertumbuhan followers yang naik di
November 2018, lalu turun drastis di angka 6.00% pada Januari 2019.
Selanjutnya pertumbuhan followers di instagram @academybinar mengalami
penurunan hingga di angka 4.00% di bulan Juli 2019.
Gambar 2. Grafik Engagement Rate dan Follower’s Growth di Instagram
@academybinar selama Juni 2018 - Juli 2019
Instagram @academybinar menggunakan akun versi Instagram for
Business. Akun bisnis Instagram ditujukan untuk individu maupun perusahaan
yang menggunakan Instagram untuk mengembangkan bisnisnya, baik untuk
menjajakan produknya atau untuk berinteraksi dengan konsumennya. Dalam
hal ini, Binar Academy menggunakan data insight dari Instagram pada tahun
2018 - 2019 untuk menunjang pengembangan Binar Academy kedepannya.
Binar menggunakan salah satu fitur yang konsepnya pemetaan audience.
Pada tahun 2018, hal tersebut membantu PR Marketing Binar Academy dalam
mengambil keputusan. Ternyata jumlah followers yang berasal dari Yogya dan
Jabodetabek sama banyaknya. Hal ini yang membuat Binar akhirnya
membuka cabang di BSD.
Pembahasan
PR Marketing Binar Academy sebagai bentuk dari pemanfaatan media
sosial, akan dibahas di penelitian ini menggunakan pendekatan berdasarkan
model “Rantai Manajemen Media Sosial” yang dikemukakan oleh Friedrichsen
dan Wolfgang (2013). Fokus dari rantai manajemen media sosial terletak pada
bagaimana media sosial yang digunakan oleh Binar Academy dapat
menciptakan nilai tambah. Dalam model ini, pengelolaan media sosial terdiri
atas aktivitas pendukung (Manajemen Pasar Internal dan Manajemen pasar
Eksternal) dan empat tahap aktivitas yaitu:
1. Manajemen Pasar Internal
Manajemen pasar internal adalah bidang yang berkembang
untuk adopsi media sosial. Tahap ini mengimplementasikan temuan
dan tujuan yang ditentukan dari tingkat pertama dalam rencana media
sosial untuk pasar internal. Semua kegiatan difokuskan pada
pengembangan metode dan sistem yang akan mendukung pelanggan
internal pada tingkat yang menghemat biaya.
Manajemen pasar internal merupakan "aktivitas pendukung" dan
mempengaruhi setiap langkah dalam rantai manajemen media sosial.
Langkah pertama adalah penyediaan perangkat lunak sosial yang
cocok untuk semua audiens yang relevan dan kebutuhan mereka,
misalnya weblog untuk pekerja pengetahuan untuk menghasilkan
informasi. Informasi yang dihasilkan dapat mendukung setiap langkah
rantai. Aplikasi perangkat lunak sosial yang tepat bertindak sebagai
fasilitator untuk tujuan bisnis yang ditentukan. Analisis jejaring sosial
dapat digunakan untuk mendeteksi "lubang struktural", dan
meningkatkan pertukaran informasi dan transfer pengetahuan.
Binar Academy telah menjalankan perencanaan dalam
penyusunan konten di media sosial yang digunakan, dalam hal ini
Instagram @academybinar. Binar Academy mengatur agar
kemampuan sumber daya yang dimilikinya dapat menghasilkan konten
ataupun informasi yang menarik bagi target pasarnya. Penyusunan
konten pun diperhatikan agar dapat tersampaikan informasi yang
menarik dan mudah dipahami khalayak.
2. Manajemen Pasar Eksternal
Manajemen pasar eksternal juga mencakup pasar non-
pelanggan. Sebagai bagian dari langkah pertama strategi khalayak
media sosial dan tujuan di semua pasar eksternal, seperti pengaruh
pasar, pemasok dan pasar aliansi, dan lain – lain. telah ditentukan.
Namun demikian, apakah setiap segmen dari permintaan pasar
eksternal tujuan spesifik untuk mengatasi audiens yang relevan dan
mencapai tujuan bisnis yang ditetapkan. Ini mengarah pada
pengembangan individu dengan rencana media sosial untuk pasar
eksternal. Weblog yang didedikasikan untuk manajemen krisis (misal
penarikan produk) memungkinkan organisasi untuk mendukung
komunikasi yang terbuka dan transparan dengan audiens pasar pasar
eksternal. Hubungan pelanggan manajemen menyediakan
fungsionalitas dasar (misal manajemen kampanye, layanan purna jual,
dan lain - lain) yang dapat mendukung inisiatif media sosial. Adalah
kebetulan bahwa Customer Relationship Management (CRM) adalah
kegiatan mendukung yang mempengaruhi semua langkah dalam rantai
manajemen media sosial tergantung pada tingkat integrasi.
Dalam hal ini, Binar Academy pun sudah mempertimbangkan
manajemen pasar eksternal. Hal ini dapat dilihat dari tujuan
penggunaan sosial media Binar Academy untuk membangun brand
awareness di masyarakat. Tujuannya adalah supaya produk baru atau
campaign baru yang dihasilkan oleh Binar Academy dapat dengan
cepat dan tepat tersampaikan informasinya terhadap followers.
Dalam akun Instagram @academybinar pun, konten yang
ditampilkan bersifat variatif dari informasi, cerita, serta edukasi
mengenai transformasi digital sehingga dapat tercermin profil Binar
Academy sebagai perusahaan yang kompeten dalam bidang
pendidikan non-formal yang bergerak di edukasi teknologi.
3. Definisi Proposisi Nilai
Definisi proposisi nilai dalam rantai pemasaran media sosial
adalah iterasi berikutnya setelah menentukan audiens dan percakapan
yang relevan di pasar pelanggan. Identifikasi preferensi audiens dalam
percakapan yang relevan mengungkapkan bagaimana audiens yang
terdeteksi menilai suatu produk atau layanan. Mendeteksi layanan yang
disukai dan fitur memaparkan percakapan dan kontennya pada tingkat
yang lebih rinci dalam hal fitur atau layanan produk. Temuan dapat
digunakan untuk memetakan fitur dan layanan untuk khalayak tertentu
dibandingkan dengan pengelompokan pelanggan.
Instagram @academybinar dalam hal ini berinteraksi secara
halus dan ringan dengan calon peserta. PR Marketing Binar memetakan
calon peserta secara demografi untuk usia 18 – 24, karena kebanyakan
dari mereka mendominasi di Instagram. Binar Academy telah
memetakan demografi usia pengguna Instagram yang berpotensi
sebagai calon pelanggan di usia tersebut. Tetapi untuk syarat di
program Binar Scholarship tidak adanya batasan umur. Maka dari ini
demografi tidak membatasi.
4. Segmentasi, Penargetan, dan Penempatan
Setelah mengevaluasi produk, fitur, dan layanan utama, langkah
kedua rantai media sosial didedikasikan untuk pengelompokan,
penargetan, dan pemosisian dalam hal media sosial. Segmentasi
audiens memetakan konfigurasi produk atau layanan tertentu ke
audiens yang sesuai berdasarkan temuan dari langkah pertama rantai.
Positioning menjelaskan pemilihan fasilitator media sosial yang
tepat seperti platform komunitas atau blog untuk percakapan yang
menarik. Penyelarasan dengan sistem manajemen hubungan
pelanggan mempertimbangkan pendekatan terintegrasi dari
mempresentasikan strategi media sosial. Kegiatan ini menghubungkan
temuan fase penelitian di media sosial dengan data dan pengetahuan
yang ada tentang perilaku dan karakteristik pelanggan
Kesimpulan
Instagram Binar Academy mempunyai masa tersendiri dibanding sosial
media lain yang digunakan Binar Academy. Tetapi, hal ini tidak membuat PR
Marketing Binar Academy bergantung banyak hanya di Instagram, karena
setiap platform memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing.
Dari hasil penelitian yang peneliti peroleh, Binar Academy mengelola
instagram Binar Academy dengan beberapa proses , yaitu:
1. Awareness atau membangun kesadaran brand, tahap ini
ditujukan untuk mencari perhatian audience setiap ada produk
atau campaign baru.
2. Fokus pada consideration, dimana proses untuk menawarakan
benefit dan nilai yang ditawarkan, tetapi keuntungan ini
disampaikan secara halus, dan tidak menggunakan iming - iming.
Agar nantinya audience dapat tertarik.
3. Convertion, merupakan tahap penentuan untuk memprospek
audience. Audience ini dinamakan leads. dari leads ini Binar
menyaring lagi yang mana high quality dan yang low quality.
Leads – leads tersebut nantinya akan di follow-up melalui DM
Instagram atau e-mail.
4. Retention, Tahap dimana untuk mempertahankan Leads – leads
yang low quality. Menawarkan program batch baru untuk
nantinya mereka bergabung dengan Binar Academy.
Sedangkan, dalam aktivitas secara langsung Binar Academy
melakukan pendekatan Rantai Manajemen Media Sosial yang dikemukakan
oleh Friedrichsen dan Wolfgang (2013), sebagai berikut:
1. Define the Value Proposition, dimana Binar Academy melakukan
identifikasi target audiens di instagram yaitu lulusan SMK dan S1
yang sedang mencari pekerjaan di bidang digital. Dari segmen
audiens tersebut kemudian diklasifikasikan lagi dengan service
yang cocok diberikan kepada target audiens/
2. Segmentation, Targeting , dan Positioning , dimana dalam
menentukan konten instagram yang pendekatannya paling
sesuai dengan target audiens yang dituju. Dari mengentahui
posisi Binar Academy dan segmentasi yang tepat akan berimpact
dari konten yang akan diberikan. Disini , PR Binar Academy juga
mempelajari perilaku audiens dan bagaimana engagement yang
tepat di Instagram dari gaya bahasa bentuk konten interaktif, dan
sebagainya.
3. Operation & Delivery Process, dimana dalam melakukan
operasionalnya Binar Academy juga membuat penjadwalan
kapan konten akan diberikan. Penyesuaian konten dengan event
juga menjadi salah satu bentuk customization dalam konten
instagram.
4. Measurement & Feedback, dimana dalam setiap periode Binar
Academy juga melakukan penilaian kembali bagaimana strategi
PR dalam instagram dapat diakses dengan baik oleh audiens.
Sehingga aktivitas ini dapat terus memberikan masukan untuk
perbaikan konten dan engagement dalam instagram agar lebih
baik dalam implementasinya.
PR Marketing Binar Academy melakukan pengemasan pesan dengan
storytelling mengenai sosialisasi transformasi digital, cerita sukses peserta
didik, dan aktivitas di dalam Binar Academy. Dengan storytelling, PR Marketing
Binar Academy ingin menimbulkan rasa ketertarikan audience untuk ikut ambil
bagian dalam proses pendidikan vokasi di Binar Academy.
Dalam proses pembuatan konten Instagram @academybinar hal
pertama yang dilakukan yaitu drafting, dengan melakukan planning dan
ploting. Hal terakhir yang dilakukan dalam proses produksi konten yaitu
melakukan riset konten. Dalam hal ini, riset konten merupakan pencarian
sumber konten dari artikel, studi ilmiah, hingga jurnal - jurnal dari lembaga
konsultan yang relevan dengan topik yang akan ditulis. Terkadang riset konten
ini juga dilakukan sebelum tahap planning untuk menentukan konten - konten
yang akan digunakan.
Tipe konten yang sesuai dengan audiens Binar Academy adalah konten
yang berupa informasi mengenai kegiatan di komunitas dan berhubungan
dengan akademi serta cerita sukses mengenai peserta didik, pengajar, serta
partner yang bekerja sama dengan Binar Academy. Konten dengan bentuk
tersebut yang kedepannya lebih mempunyai tingkat engagement rate yang
tinggi karena merupakan ukuran keberhasilan strategi PR yang dilakukan team
marketing Binar Academy dalam pengelolaan instagram nya dalam rangka
memberikan brand awareness kepada khalayak secara luas.
Berdasarkan data Engagement rate, feedback terbaik dari audiens
terjadi selama bulan Juni - November 2018 sedangkan, Engagement rate
terendah terjadi antara januari - Juni 2019 . Menurut peneliti, Binar Academy
belum memanfaatkan secara optimal semua fitur yang yang ada dalam Binar
Academy sehingga pertumbuhan engagement rate masih naik turun.
DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, Scott M. et al. 2011. Effective Public Relations (edisi 9). Jakarta: Kencana.
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Pers.
Friedrichsen, Mike dan Wolfgang muhl-Benninghaus. 2013. Handbook of Social
Media Management: Value Chain and Business Models in Changing Media
Markets. Berlin: Springer.
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran (7th edition). Jakarta: Kencana.
Lister, Martin et al. 2009. New Media: A Critical Introduction(second ed.). New
York: Routledge.
Maolani, Rukaesih A dan Ucu Cahyana. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
McQuail, Denis. 2011. Mass Communication Theory (sixth ed.). Jakarta: Salemba
Humanika.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nasrullah, Rulli. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan
Sosioteknologi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nisrina, M. 2015. Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang.
Yogyakarta: Kobis.
Phillips, Kim Walsh. 2017. Ultimate Guide to Instagram for Business. California:
Enterpreneur Press.
Putra, Nusa. 2013. Penelitian Kualitatif IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Raco, J. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.
Ruslan, Rosady. 2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi
Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Saebani, Beni Ahmad. 2017. Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam
Penyusunan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: CV Pustaka
Setia.
Sari, Andhita. 2017. Dasar - Dasar Public Relations Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Deepublish.
Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Siregar, Sofyan. 2016. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Depok: PT
Rajagrafindo Persada.
Sudaryono. 2018. Metodologi Penelitian. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Taprial, Varinder dan Priya Kanwar. 2012. Understanding Social Media. London:
Ventus Publishing.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyuni, Sari. 2016. Qualitative Research Method: Theory and Practice (2nd ed.).
Jakarta: Salemba Empat.