penggunaan model untuk meningkatkan civic skill … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan...

8
111 PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Hermi Yanzi FKIP Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung e-mail: [email protected] Abstract: The Use of Problem Based Instruction Model to Increase Civic Skill in Civic Education Learning. The aim of this research was to analyze and to describe the implementation of Problem Based Instruction Model to increase students’ civic skill at SMPN 3 Tegineneng, Academic Year 2014/2015. The research used Classroom Action Research. Based on the research, it was known that PKn learning by implementing PBI Model for students through Classroom Action Research gives students motivation during learning proccess, guides students entirely, students are looked active during the learning process, provides more time to interact with students, and gives feedback as soon as possible which is proved that it can increase the students’ learning activity. It can conclude that students’ civic skill has increased il line with the research success target that had been decided. With the data acquisition in cycle I is 52,73%, increase in cyle II which is 70,31% and 81,22% in cycle III. Keywords: civic skill, PBI, civic education Abstrak: Penggunaan Model Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Civic Skill pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan penerapan model pembelajaran problem based instruction (PBI) untuk meningkatkan civic skill siswa di SMPN 3 Tegineneng Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan model PBI pada siswa melalui penelitian tindakan kelas, divariasikan dengan memberi motivasi siswa pada proses pembelajaran, membimbing siswa secara menyeluruh, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan menyediakan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan siswa, serta memberi umpan balik sesegera mungkin terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa meningkatnya aktivitas belajar siswa, maka indikator civic skill siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan target keberhasilan penelitian yang ditetapkan. Perolehan data pada siklus I sebesar 52,73%, meningkat pada siklus kedua sebesar 70,31% dan sebesar 81,22% pada siklus III. Kata kunci: civic skill, PBI, PKn

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

111

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUKMENINGKATKAN CIVIC SKILL PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Hermi YanziFKIP Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung

e-mail: [email protected]

Abstract: The Use of Problem Based Instruction Model to Increase Civic Skill in CivicEducation Learning. The aim of this research was to analyze and to describe theimplementation of Problem Based Instruction Model to increase students’ civic skill at SMPN3 Tegineneng, Academic Year 2014/2015. The research used Classroom Action Research. Basedon the research, it was known that PKn learning by implementing PBI Model for studentsthrough Classroom Action Research gives students motivation during learning proccess, guidesstudents entirely, students are looked active during the learning process, provides more timeto interact with students, and gives feedback as soon as possible which is proved that it canincrease the students’ learning activity. It can conclude that students’ civic skill has increasedil line with the research success target that had been decided. With the data acquisition incycle I is 52,73%, increase in cyle II which is 70,31% and 81,22% in cycle III.

Keywords: civic skill, PBI, civic education

Abstrak: Penggunaan Model Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Civic Skillpada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisdan mendeskripsikan penerapan model pembelajaran problem based instruction (PBI) untukmeningkatkan civic skill siswa di SMPN 3 Tegineneng Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian inimenggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwapembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menerapkan model PBI pada siswamelalui penelitian tindakan kelas, divariasikan dengan memberi motivasi siswa pada prosespembelajaran, membimbing siswa secara menyeluruh, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajarandan menyediakan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan siswa, serta memberi umpan baliksesegera mungkin terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkanbahwa meningkatnya aktivitas belajar siswa, maka indikator civic skill siswa juga mengalamipeningkatan sesuai dengan target keberhasilan penelitian yang ditetapkan.Perolehan data pada siklusI sebesar 52,73%, meningkat pada siklus kedua sebesar 70,31% dan sebesar 81,22% pada siklusIII.

Kata kunci: civic skill, PBI, PKn

Page 2: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

112Hermi Yanzi, Menggunakan Model Problem Based Instruction ...

PENDAHULUAN

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)mengemban visi untuk menjadikan warganegarayang tidak saja baik prilakunya tetapi juga cerdasdalam berprilaku. Aziz Wahab (1996)mengidentifikasi warga negara yang baik adalahwarga negara yang memahami dan mampumelaksanakan dengan baik hak-hak dankewajibannya sebagai individu warga negara,memiliki kepekaan dan tanggung jawab sosial,mampu memecahkan masalah-masalahnya sendiridan juga masalah-masalah kemasyarakatansecara cerdas sesuai dengan fungsi dan perannya(socially sensitive, socially responsible, andsocially intelligence), memiliki sikap disiplinpribadi, mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatifagar dicapai kualitas pribadi dan prilaku warganegara dan masyarakat yang baik.

Tujuan PKn dalam setiap jenjangpendidikan berbeda, tetapi tetap berorientasipada pengembangan kemampuan ataukompetensi peserta didik yang sesuai dengantingkat perkembangan kejiwaan, intelektual,emosional dan sosialnya. Dengan demikiankemampuan yang harus dikuasai oleh pesertadidik secara umum telah terakomodasi sesuaidengan semangat kurikulum berbasis kompetensidan telah berorientasi masa depan. Wahab danSapriya (2008) menjelaskan secara rinci, matapelajaran PKn bertujuan agar peserta didikmemiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikirsecara kritis, rasional, dan kreatif dalammenanggapi isu kewarganegaraan; (2)Berpartisifasi secara aktif dan bertanggungjawabdan bertindak secara cerdas dalam kegiatanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara sertaanti korupsi; (3) Berkembang secara positif dandemokratis untuk membentuk diri berdasarkankarakter-karakter masyarakat Indonesia agardapat hidup bersama dengan bangsa-bangsalainnya; dan (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secaralangsung atau tidak langsung dengan

memanfaatkan teknologi informasi dankemunikasi.

Warga negara yang diharapkan adalahwarga negara yang cerdas, mampu berpikiranalitis sekaligus warganegara yang memilikikomitmen dan mampu melibatkan diri pribadimaupun kelompok dalam kehidupanbermasyarakat, berbagsa bahkan ikut serta dalampergaulan internasional. Maka, hal ini perlumenjadi perhatian guru khususnya guru PKnkarena warganegara yang disiapkan tidak sajawarganegara yang baik melainkan yang cerdasdan memiliki komitmen kuat untuk terlibat dalamsegala dimensi kehidupan secara bertanggungjawab. Dengan demikian seorang warga negarahendaknya memiliki kecerdasan secara spiritual,emosional, sosial dan intelektual. Untuk mencapaihal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagaiwarganegara seperti kemampuan berpikir kritis,berkomunikasi baik dan efektif serta memilikikomitmen untuk berpartisifasi secara bertanggungjawab. Pada akhirnya mampu memberi solusiterhadap masalah-masalah yang dihadapi baikpribadi, masyarakat, bahkan terhadap bangsa dannegaranya.

Udin dan Dasim (2012) menyatakan bahwacivic education yang bermutu berusahamengembangkan kompetensi dalam menjelaskandan menganalisis. Bila warga negara dapatmenjelaskan bagaimana sesuatu seharusnyaberjalan, misalnya sistem pemerintahanpresidensil, sistem check and balance, dansistem hukum, maka mereka akan memilikikemampuan yang lebih baik untuk mencari danmengoreksi fungsi-fungsi yang tidak beres. Warganegara juga perlu memiliki kemampuan untukmenganalisis hal-hal tertentu sebagai komponen-komponen dan konsekuensi cita-cita, proses-proses sosial, ekonomi, atau politik, dan lembaga-lembaga. Selanjutnya civic education dalammasyarakat demokratis adalah kecakapankewarganegaraan (civic skills). Jika warganegara mempraktikkan hak-haknya dan

Page 3: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

113 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 111 - 118

menunaikan tanggung jawabnya sebagai anggotamasyarakat yang berdaulat, mereka tidak hanyaperlu menguasai pengetahuan induk, namunmereka pun perlu memiliki kecakapan-kecakapan intelektual dan partisipatoris yangrelevan. Misalnya, bagaimana individu (siswa)berprilaku, berpikir, bekerja, berbuat sebagaianggota kelas di sekolah karena ia sebagai wargasekolah. Selanjutnya bagaimana ia berprilaku,berpikir, bekerja dan berbuat sebagai anggotamasyarakat dan seterusnya. Dan pada akhirnyamembelajarkan siswa menjadi warganegara yangbaik dan cerdas.

Peran guru dalam mewujudkan tujuantersebut memiliki posisi strategis. Gurumerupakan ujung tombak dalam upayapembentukan warga negara yang baik dancerdas. Berbagai upaya dapat dilakukan guru diantaranya adalah melakukan inovasi dalampembelajarannya baik yang berkaitan dengankomponen intelektual guru seperti meng-updatepengetahuan yang berkaitan dengan lingkupkeilmuannya maupun berkaitan denganpropesionalitasnya seperti mengakomodasiberbagai pendekatan, metode, strategi maupunmedia dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil observasi sertawawancara dengan siswa dan guru di SMPNegeri 3 Tegineneng diperoleh informasi bahwakeaktifan siswa dalam proses pembelajaran yangselama ini hanya menggunakan metode yangbersifat konvensional sangatlah rendah, motivasisiswa masih rendah dalam mengikuti prosespembelajaran pendidikan pancasila dankewarganegaraan hal tersebut terlihat pada saatproses pembelajaran berlangsung masih banyaksiswa yang bercanda dan melakukan kegiatan-kegiatan diluar dari proses pembelajaran dantopik pelajaran yang sedang dibahas, banyaksiswa kurang berani untuk mengajukanpertanyaan atau mengemukakan pendapat karenasiswa tersebut kurang yakin atau takut salah yangdisebabkan oleh siswa dalam proses

pembelajaran hanya bersifat menerima saja apayang diberikan oleh guru tanpa dilatih untukmemikirkan pemecahan terhadap suatu masalah.Dan juga diperoleh informasi bahwa pada saatini SMP tersebut sudah menggunakan danmenerapkan proses pembelajaran yang berbasiskurikulum tahun 2014, akan tetapi pada fakta danpelaksanaannya masih lebih banyak mengadopsipola pembelajaran kurikulum lama yaitu antaralain mencatat dan menggunakan metode ceramah.

Kondisi seperti ini tentunya akanmempengaruhi hasil belajar dan motivasi pesertadidik untuk mengikuti proses belajar, sehinggamengakibatkan siswa tidak fokus dan tidak aktif,dalam pembelajaran. Sekaligus berdampak pulapada civic skills siswa akan terhambat tumbuhdan tidak terlatih. Di sisi lain guru menitikberatkan pada mengajar dan kurangmemperhatikan kemampuan siswa dalam prosesbelajar serta kurang melibatkan siswa dalamproses pembelajaran akibatnya hasil belajar siswatidak maksimal. Hal ini dapat terlihat dari hasilpengamatan aktivitas belajar siswa pada Tabel 1berikut ini:

Berdasarkan hasil observasi yang telahdilakukan, diketahui rendahnya kecakapankewarganegaraan (civic skills) individu siswasabagai anggota kelas dan kewajibannya sebagaisiswa, hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa, padasaat diskusi berlangsung siswa kurang beranimengungkapkan pendapatnya, rendahnyamotivasi siswa untuk bertanya, kurang memilikikemampuan untuk bekerjasama dengan teman

No Aktivitas Belajar Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif1 Keberanian mengemukakan pendapat √2 Kemampuan bertanya √3 Mendengar penjelasan guru √4 Menulis dan mencatat materi √5 Percaya sendiri √6 Empati √7 Memahami orang lain √8 Mampu menangani konflik √9 Kerjasama antar peserta didik √

10 Tangung jawab √

Tabel 1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn

Sumber: Hasil Observasi

Page 4: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

114Hermi Yanzi, Menggunakan Model Problem Based Instruction ...

yang lain, siswa sibuk dengan kegiatannya sendirisecara otomatis tidak memperhatikan penjelasanguru bahkan sebagian besar siswa tidak terlibataktif dalam pembelajaran, dan masih kurang bisabertanggung jawab sebagai anggota kelompokdalam berdiskusi.

Penyebab aktivitas belajar peserta didiktidak maksimal atau rendah tersebut didugaantara lain karena model pembelajaran yangdigunakan guru kurang tepat, guru terlalumendominasi kelas sehingga kurang memberikankesempatan pada peserta didik untuk bertanyadan berpendapat. Peserta didik juga merasa maluuntuk mengemukakan pendapat dan guru lebihsering menggunakan ceramah, suasana monotondan tidak interaktif dalam penyampaian materipelajaran. Sehingga peserta didik kurang aktifdalam berinteraksi dengan lingkungan (guru danantar peserta didik di kelas). Situasi yang nampaktersebut tentu tidak akan menghasilkan suasanabelajar yang kondusif dan pada akhirnyamotivasi, aktivitas dan prestasi belajar siswa akanterganggu bahkan tidak akan mencapai tujuanyang diharapkan. Oleh karena itu, kecermatanguru dalam memilih metode mengajar, bahan ajardan rencana pelaksanaan pembelajaran yangefektif, sangat menentukan hasil belajar pesertadidik dapat tercapai.

Model pembelajaran Problem BasedInstruction (PBI) berlandaskan pahamkonstruktivistik yang mengakomodasiketerlibatan siswa dalam belajar dan pemecahanmasalah otentik. Dalam pemerolehan informasidan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksikerangka masalah, mengorganisasikan danmenginvestigasi masalah, mengumpulkan danmenganalisis data, menyusun fakta,mengkonstruksi argumentasi mengenaipemecahan masalah, bekerja secara individualatau kolaborasi dalam pemecahan masalah.Model ini sangat cocok dalam upaya

menumbuhkan dan melatih kemampuancivic skillsiswa khususnya pada mata pelajaran PKn.

Dengan demikian model PBI ini sangatmemungkinkan untuk dapat mengembangkankemampuan civic skill siswa artinya siswa benar-benar menyadari akan hak dan kewajibannyasebagai anggota kelas anggota kelompok dalamproses pembelajaran sekaligus memiliki tanggungjawab pada dirinya sebagai individu. Apabilapembelajaran di setting sedemikian rupa,memungkinkan siswa dilatih untuk belajar hidupsebagai warga negara mulai dari kelas sebagaianggota kelompok kelas dan menyadari akan hakdan kewajibannya. Maka, sangat dimungkinkanakan mewujudkan lulusan sebagai generasi mudayang diharapkan. Dan pada akhirnya visimenjadikan warga negara yang baik dan cerdasakan menjadi kenyataan.

METODE

Penelitian ini menggunakan metodepenelitian tindakan kelas. Penelitian tindakankelas atau classroom action research (CAR)adalah suatu pencermatan terhadap kegiatanbelajar, sebuah tindakan yang sengajadimunculkan dan terjadi dalam kelas secarabersama (Arikunto, 2007). Pelaksanaanpenelitian tindakan ini, peneliti bermitra denganguru yang mengajar mata pelajaran PKn disekolah yang menjadi tempat penelitian.Penelitian ini dilakukan untuk menguji cobakanmodel pembelajaran problem based instruction(PBI) untuk meningkatkan civic skill pesertadidik pada pokok bahasan bela negara kelas IXSMP Negeri 3 Tegineneng tahun pelajaran 2014/2015.

Faktor yang diteliti dalam penelitian iniadalah sebagai berikut. (1) Penerapanpembelajaran dengan menggunakan model PBIdirancang untuk mencapai tujuan-tujuan sepertimenyelidiki, memahami dan membantu siswamenjadi pembelajar mandiri. Penumbuhan dan

Page 5: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

115 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 111 - 118

Pengembangan keterampilan kerjasama di antarasiswa dan saling membantu dibutuhkan dalampelaksanaan PBI untuk menyelediki masalahsecara bersama. Siswa diajarkan untuk menjadipenyelidik yang aktif sehingga membuat merekaberpikir tentang masalah dan jenis informasi yangdiperlukan untuk memecahkan masalahpembelajaran atau topik yang telah di settingsebelumnya. (2) Peningkatan civic skill pesertadidik dalam penelitian ini adalah perubahanserangkain kegiatan yang diperoleh peserta didikselama pembelajaran berlangsung (on task, danmenurunnya aktivitas kegiatan yang tidak sesuaidengan pembelajaran (off task). Ukuranpeningkatannya adalah lebih dari 75% aktifitason task dilaksanakan oleh siswa dan kurang 5%aktifitas off task dilakukan oleh peserta didik.Indikasi peningkatan civic skill siswa yangdiharapkan adalah siswa mampu secara sadardan konsekuen serta memiliki komitmen kuatuntuk menunjukkan kemampuannya sebagaianggota kelas atau kelompoknya. Ditandaidengan prilaku berpartisifasi aktif, berpikir kritis,jujur, terbuka, memiliki daya juang, mampubekerja sama, menghargai, mandiri, danbertanggung jawab.

Pengumpulan data penelitian inimenggunakan teknik observasi dan tes.Observasi dilakukan dalam rangka mengecekkesesuaian terhadap proses pembelajaran yangdilakukan guru berdasarkan skenario model PBIyang telah dipersiapkan sebelum. Tes disajikandalam bentuk diskusi antarkelompok, untukmengetahui hasil belajar siswa. Hasil belajar inimeliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorsebagai unjuk kerja siswa. Untuk menganalisisdata yang diperoleh, peneliti menggunakan datakualitatif yang diperoleh dari data aktivitas siswa.Dalam hal ini, data kualitatif diperoleh melaluifocus group discussion, dimana setiap kelompokdiberi pertanyaan yang telah dibuat oleh penelitisesuai dengan materi yang diberikan. Setiap siswadiamati aktivitasnya secara klaksikal dalam setiap

pertemuan dangan memberi skor pada lembarobservasi yang telah disediakan sesuai denganindikator yang telah ditentukan. Indikator siswadikatakan aktif jika e”75% frekuensi yangditetapkan per-indikator dilakukan siswa. Setelahselesai diobservasi, kemudian dihitung jumlahaktivitas yang dilakukan siswa, selanjutnyadipersentasekan dalam setiap siklus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekomendasi I

Berdasarkan hasil pengamatan, bahwarata-rata keaktifan siswa dalam prosespembelajaran pada siklus I baru mencapai52,73%. Komponen keaktifan pada siklus kesatuyang paling tinggi adalah menghormati orang lainsebesar 57,14%, dan sikap kemandirian 55,42%sedangkan komponen yang lain masih rendah.Dengan demikian peneliti dan guru mitramerencanakan siklus ke dua. Siklus keduadirancang dengan mengakomodasi catatan-catatan perbaikan pada siklus I dan lebihmeningkatkan kemampuan guru dalammengimplementasikan model PBI danmemperhatikan secara cermat penumbuhan danpembiasaan indikator civic skill siswa agarmencapai target.

Rekomendasi II

Berdasarkan hasil pengamatan, bahwarata-rata keaktifan siswa dalam prosespembelajaran pada siklus II mencapai 70,31%.Pada siklus kedua proses pembelajaran denganModel problem based instruction padapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belummencapai kriteria keberhasilan yang ditentukanyaitu lebih dari 75%. Walaupun telah terjadipeningkatan dibandingkan dari siklus I. Padasiklus ini aktivitas belajar yang paling tinggi adalahsikap berpartisifasi aktif dalam pembelajaranmencapai 73,85%. Diikuti oleh aktivitasmenghormati orang lain sebesar 72,85% dan

Page 6: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

116Hermi Yanzi, Menggunakan Model Problem Based Instruction ...

sikap mandiri siswa 72,83%. Walaupun penelitidan guru mitra menyadari bahwa pada sikluskedua ini telah terjadi peningkatan yang sangatsignifikan dibanding pada pada siklus I.Peningkatan terjadi baik secara kemampuanintelektual siswa yang ditunjukkan olehkemampuan siswa menjawab pertanyaan yangdiajukan, juga terjadi peningkatan kemampuanindikator civic skill siswa dalam mengikutipembelajaran. Seperti yang dijelaskan bahwakemampuan siswa dalam menyadari peran, hakdan kewajibannya sebagai anggota kelas maupunanggota kelompoknya telah menunjukkan sikappositif. Untuk memastikan peningkatan dankeinginan untuk melihat konsistensi peningkatankemampuan civic skill siswa pada mata pelajaranPKn dengan menggunakan model PBI, makapeneliti dan guru mitra merencanakan siklusberikutnya. Yaitu, siklus III denganmengakomodasi catatan perbaikan pada siklusII.

Rekomendasi III

Berdasarkan hasil pengamatan, bahwarata-rata keaktifan siswa dalam prosespembelajaran pada siklus III mencapai 81,22%.Semua komponen aktivitas belajar siswa yangditargetkan telah mencapai persentase di atas75%. Dengan demikian, peneliti berkesimpulanbahwa penggunaan model PBI untukmeningkatkan civic skill siswa pada matapelajaran PKn pokok bahasan bela negaradianggap berhasil. Sehingga siklus pada penelitianini dihentikan pada siklus ketiga.

Proses penelitian tindakan kelas yangdilakukan dalam pembelajaran PKn oleh gurubidang studi dengan dibantu oleh guru mitrasebagai observer telah banyak membantu penelitidalam melakukan pengamatan dan penilaianterhadap jalannya proses pembelajaran yangmenjadi objek dalam penelitian ini. Dari beberapasiklus yang dilaksanakan diketahui bahwa

aktivitas belajar siswa dari setiap siklus mengalamipeningkatan kearah yang lebih baik atau sesuaidengan yang diharapkan. Peningkatan aktivitasbelajar ini sekaligus menandai terjadinyapenumbuhan dan pengembangan sekaliguspembiasaan sikap civic skill siswa. Indikatoraktivitas belajar siswa dalam penelitian tindakanini dikonversikan pada indikator civic skill siswasebagai anggota kelas dan sebagai anggotakelompok belajarnya.

Peningkatan civic skill siswa pentingdilakukan dalam rangka melatih danmembiasakan siswa untuk memiliki kecakapanwarganegara, memiliki intelektual sebagaiwarganegara dan mampu berpartisifasi sebagaiwarganegara yang baik dan cerdas. Dimulai darilingkungan keluarga, kelas di sekolah dandilakukan sedini mungkin. Lebih lanjutdipersiapkan untuk menghadapi kehidupan dalamskala luas, yaitu sebagai anggota masyarakat danbahkan sebagai warga negara suatu bangsa, yangdalam hal ini sebagai warga negara Indonesia.Artinya siswa mampu menjalankan perannyasebagai warga negara Indonesia dengan baik danjuga cerdas. Kenyataan selama ini adalah ketidakmampuan siswa dalam memberikan argumentasi,kemandirian yang kurang dan hampir tidakmemiliki sikap kepedulian sosial yang baikdisebabkan oleh karena siswa tidak dibiasakandan dilatih tentang sikap-sikap tersebut dalampembelajaran di sekolah, bisa jadi hal ini jugaterjadi di rumah dan di lingkungan sosial siswa diluar sekolah dan keluarga. Dampaknya adalahmemunculkan generasi muda yang miskin sikap,anti sosial dan sekaligus miskin integritas.

Sikap sparatis, anti sosial dan miskinintegritas sering kali di praktikkan oleh warganegara muda. Tidak jarang kita jumpai anak-anakmuda, pelajar, mahasiswa bahkan aparaturnegara yang patut dipertanyakan sikapnya yangtidak mencerminkan warga negara yang baik.Sikap nasionalisme terhadap bangsa sendiriterkadang tidak nampak, apalagi memiliki jiwa

Page 7: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

117 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VI, No. 2 November 2016 hal. 111 - 118

patriotik dan memiliki rasa bangga dan cintaterhadap tanah airnya sendiri. Jika hal ini terusberlangsung bukan hal yang tidak mungkin kitaakan kehilangan eksistensi sebagai anggotabangsa-bangsa secara internasional apabilasecara internal “bangsa” kita “keropos”. Olehkarena itu pembelajaran yang menekankan danmengarahkan agar siswa atau generasi mudamemiliki kecakapan (skill) sebagai warga negarasangatlah urgen.

Melalui pembelajaran di sekolah denganseperangkat mata pelajaran yang diberikan,hendaknya guru tidak melupakan esensi bahwavisi utamanya adalah mempersiapkan warganegara muda yang baik dan cerdas. Lebih-lebihpembelajaran PKn memiliki posisi paling strategisuntuk mencapai tujuan tersebut. Implementasipembelajaran dengan berbagai model dan inovasikreatif yang telah banyak dilakukan kiranya dapatmemberi solusi dan arahan bagi guru untukmempraktikkannya dalam pembelajaran dalamrangka melatih kemampuan civic skill siswatersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ini terbuktibahwa penggunaan model PBI dapatmenumbuhkan, meningkatkan sekaligus melatihkemampuan civic skill siswa yang terwujuddalam aktivitas belajar yang menjadi objekpengamatan dalam penelitian ini. Untuk lebihjelasnya hasil dari setiap siklus dapat dilihat padaTabel 2. Berdasarkan data hasil penelitiandiketahui bahwa penerapan model PBI padapembelajaran PKn terbukti menunjukkanmunculnya dan mengembangkan sekaligusmelatih dan membiasakan civic skill siswa.Civicskill penting dimiliki oleh siswa dalam rangkamempersiapkan diri menjadi warga negara yangbaik dan cerdas sebagaimana tujuan daripembelajaran PKn.

Keberhasilan penelitian tindakan inisetidaknya juga didukung oleh peran guru yangprima, dalam rangka mendampingi belajar siswa.Model pembelajaran apapun termasuk PBI ini

No Aktivitas BelajarSiklus I

(%)Siklus II

(%)Siklus III

(%)1 Berpartisipasi aktif 53,14 73,85 802 Berfikir kritis, Jujur,terbuka dan tidak mudah putus asa 52 65,78 83,423 Dapat bekerjasama dengan baik 51,42 63,71 82,284 Menghormati orang lain 57,14 72,85 79,425 Tanggung jawab 50,85 71,41 81,146 Mandiri. 55,42 72,83 77,147 Melaksanakan hak dan kewajiban dengan baik. 49,14 71,75 85,14

Rata-rata 52,73 70,31 81,22

Kategori Cukup CukupSangatBaik

apabila di kolaborasikan dengan berbagaipendekatan akan memberi sentuhan nuansabelajar yang menyenangkan bagi siswa. Peranmotivasi yang baik sangat membantu dalammenumbuhkan semangat belajar bagi siswadisamping guru juga memberikan waktu yanglebih banyak untuk membangun komunikasi antarsiswa sangat mendukung terwujudnya kedekatanemosional yang efektif antara siswa dengan matapelajaran yang sedang diikuti.

Selain itu penguatan (reinforcement) jugamemiliki peran yang tidak kalah penting.Ketepatan guru dalam memberikan penguatanterhadap unjuk kerja siswa sangat memungkinkansiswa akan termotivasi tinggi untuk mengulangihal yang serupa. Selain dampak psikologis yangpositif akan tumbuh dalam diri siswa. Dalam halketerlibatan siswa pada proses pembelajaraansangatlah memberi arti bagi siswa, karena siswamerasa di pedulikan dan diberi peran dalampembelajaran. Hal ini akan sangat membantu gurudalam menyampaikan pesan-pesan pembelajarankarena siswa melakukannya langsung.

Kondisi kelas sebagaimana digambarkan diatas sangat tepat bagi pembelajaran PKn. Hal inidi latar belakangi oleh pembelajaran PKn samahalnya pembelajaran aspek nilai, moral danspiritual. Sementara dapat dipahami bersamabahwa pembelajaran aspek ini tidak dapatdiajarkan hanya nasehat, ceramah atau hanyasekedar mentrasfer pengetahuan kepada siswa.Labih dari itu pembelajaran PKn sangatmembutuhkan keterlibatan siswa untuk mencapaitujuan pembelajarannya. Dengan demikian siswaakan memiliki pemahaman yang baik terhadap

Tabel 2. Aktivitas Belajar Siswa

Page 8: PENGGUNAAN MODEL UNTUK MENINGKATKAN CIVIC SKILL … · 2020. 5. 6. · hal itu tentu diperlukan kecakapan (skill) sebagai warganegara seperti kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi

118Hermi Yanzi, Menggunakan Model Problem Based Instruction ...

mampu menumbuhkan, menggembangkan danmembiasakan civic skill siswa. Denganmeningkatnya aktivitas belajar siswa dalampembelajaran, maka civic skill yang dimiliki olehsiswa juga mengalami peningkatan sesuai denganharapan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisiVI). Jakarta: PT. Rineka cipta.

Komalasari, Kokom. 2013. PembelajaranKontekstual. Bandung: PT. RefikaAditama.

Trianto. 2009. Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Udin, Dasim B. 2012. PendidikanKewarganegaraan Dalam PerspektifInternasional. Bandung: Widya Aksara Press.

Wahab, Abdul Aziz & Sapriya. 2008. Toeri danLandasan Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Upi Press.

Winarno, B. (2013). Globalisasi: Peluang atauAncaman bagi Indonesia. Jakarta:Erlangga.

alasan-alasan mengapa harus melakukan sesuatudan tidak melakukan sesuatu (pesanpembelajaran). Secara bersamaan mambantusiswa menumbuhkan komitmen untukmelaksanakan dalam berbagai dimensi kehidupan(pribadi, sosial, nilai, moral dan spiritual) dandisinilah sebenarnya letak aspek multi dimensimateri keajian PKn dalam rangka mempersiapkanwarga negara yang baik dan juga cerdas tersebut.

Selama proses penelitian ini berlangsungtanggapan guru lain terhadap penggunaan modelpembelajaran problem based instruction inisangat baik. Model ini dapat memberikandampak yang baik untuk peningkatan civic skillsiswa dan prestasi siswa. Peningkatam civic skilldan keaktifan siswa dalam belajar terlihat darikualitas pembelajaran yang terus meningkat padasetiap siklusnya. Baik meningkat secara kognitifberupa nilai yang diperoleh maupun aktivitasbelajar yang sangat baik

SIMPULAN

Pembelajaran PKn dengan menerapkanmodel PBI dalam rangka meningkatkan civic skillsiswa di variasikan dengan berbagai pendekatan,perhatian, penguatan, motivasi yang baik terbukti