pengrajin gerabah di desa podomoro ...digilib.unila.ac.id/56563/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
1
PENGRAJIN GERABAH DI DESA PODOMORO
KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
(Skripsi)
Oleh:
Rezky Setiawan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
POTTERY CRAFT IN PODOMORO VILLAGE PRINGSEWU DISTRICT
PRINGSEWU REGION
By :
Rezky Setiawan
This study aims to describe the factors that support the continuity of earthenware
crafts in Podomoro Village, Pringsewu Sub-district, Pringsewu Distric. This study
uses descriptive methods. The population in this study were 30 earthenware
craftsmen. Data collection techniques used are interview, questionnaires and
documentation. The data were analized by using tables and percentages.
The resultsof the study show that: (1) as much as (93.33%) craftsmen declare that
capital facilities were a supporting factor of the earthenware crafts continuity. (2)
All craftsmen declare the convenience of raw materials as a supporting factor for
earthenware crafts. (3) All craftsmen declare the convenience of labor as a
supporting factor for the continuity of earthenware crafts. (4) All craftsmen
declare the convenience of transportation facilities as a supporting factor for
earthenware crafts. (5) All craftsmen declare that marketing facilities are a
supporting factor for earthenware crafts business. (6) There are other reasons as
the supporting factor of the continuity of pottery craft, which is consumer.
Keywords: craft,supporting faktors,earthenware.
ABSTRAK
PENGRAJIN GERABAH DI DESA PODOMORO
KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh
Rezky Setiawan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung
kelangsungan kerajian Gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah pengrajin gerabah sebanyak 30 orang. Pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Analisis data
yang digunakan adalah tabel dan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Sebanyak (93,33%) pengrajin menyatakan
kemudahan modal sebagai faktor pendukung kelangsungan kerajinan gerabah. (2)
Semua pengrajin menyatakan kemudahan bahan baku sebagai faktor pendukung
kerajinan gerabah.(3) semua pengrajin menyatakan kemudahan tenaga kerja
sebagai faktor pendukung kelangsungan kerajinan gerabah.(4) semua pengrajin
menyatakan kemudahan sarana transportasi sebagai faktor pendukung
kelangsungan kerajinan gerabah. (5) semua besar pengrajin menyatakan
kemudahan pemasaran sebagai faktor pendukung kelangsungan usaha gerabah. (6)
Terdapat alasan lain sebagai faktor pendukung kelangsungan kerajinan gerabah
yaitu konsumen.
Kata Kunci : faktor pendukung,kerajinan, gerabah
PENGRAJIN GERABAH DI DESA PODOMORO
KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU
Oleh:
Rezky Setiawan
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Geografi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Rezky Setiawan dilahirkan di Sumberejo pada tanggal 31
Januari 1997. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Saipudin dan Ibu Isni Lawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SD N) 2 Gunung
Meraksa pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1
Pulaupanggung pada tahun 2011, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1
Talangpadang pada tahun 2014. Selanjutnya pada tahun 2014 penulis
mengenyam pendidikan di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN).
Selama menempuh pendidikan di Universitas Lampung, penulis pernah
mengikuti Organisasi tingkat fakultas yaitu UKM Sepak Bola Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KMK FKIP) pada tahun 2014. Penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Way Tuba Kecamatan Way
Tuba Kabupaten Way Kanan, Pada Bulan Juli- September 2017, Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Way Tuba Kabupaten Way
Kanan Pada Bulan Juli- September 2017.
Motto
“Keberhasilan itu ada jikalau dirimu yakin, berusaha, bekerja keras dan berdoa”
(Rezky Setiawan)
“Ketika anda bersyukur, Ketakutan hilang dan Kelimpahan muncul”
(Anthony Robbins)
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT, dengan penuh kerendahan hati
kupersembahkan karya kecilku untuk Ayah dan Ibuku tercinta yang selalu
berjuang dan berdoa dengan ikhlas untuk keberhasilanku.
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam karena atas rahmat dan hidayah-
Nya dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Pengrajin Gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu”. Sholawat teriring salam
selalu tercurahkan kepada junjungan besar nabi kita Nabi Muhammad SAW yang
menjadi suri tauladan umat Manusia. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan, kritik, dan saran dari Ibu
Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si., selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Hi. Sudarmi,
M.Si., selaku pembimbing II, serta Bapak Drs.Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku
Dosen Pembahas. Semoga Allah SWT membalas jasa-jasa beliau. Amiin
Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu, baik moral maupun materiil, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Terimakasih atas bantuanya selama
ini serta berbagai nasihat yang membangun sehingga penulis dapat
menyelesaikan studinya.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi, yang
telah mendidik dan membimbing saya selama menyelesaikan studi.
8. Ayahanda dan Ibunda, terima kasih atas segala pengorbanan yang tela
dilakukan selama menyelesaikan studi, segala do’a, nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku, terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini;
9. Pengrajin gerabah di Desa Podomoro yang telah memberikan banyak
informasi kepada penulis untuk melakukan penelitian di Desa Podomoro.
10. Terima Kasih disampaikan kepada para sahabat-sahabatku Pendidikan
Geografi Angkatan 2014 yang selalu memberi dukungan dan semangat
dalam mengerjakan skripsi ini.
11. Semua pihak, yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi dan tak
dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan yang terus
mengalir selama penyusunan skripsi ini.
Semoga bantuan, dukungan serta kritik yang telah kalian berikan mendapat
berkah dan rahmat dari Allah SWT. Akhir kata penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
untuk kita semua. Amiin
Bandar Lampung, 5 April 2019
Penulis,
Rezky Setiawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 9
C. Rumusan Masalah .................................................................................. 10
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................... 11
F. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 12
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 13
1. Pengertian Industri ......................................................................... 13
2. Industri Dalam Ilmu Geografi ........................................................ 14
3. Klasifikasi Industri ......................................................................... 16
4. Syarat Berdirinya Industri .............................................................. 17
a. Modal ........................................................................................ 17
b. Bahan Baku ............................................................................... 18
c. Tenaga Kerja.............................................................................. 20
d. Sarana Transportasi ................................................................... 21
e. Pemasaran .................................................................................. 22
5. Industri Kerajinan Gerabah ............................................................ 23
B. Penelitian Relevan ................................................................................... 25
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 29
D. Hipotesis .................................................................................................. 30
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................................. 31
B. Lokasi Penelitian ................................................................................... 31
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 32
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 34
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 34
2. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 38
1. Teknik Kuesioner .......................................................................... 38
2. Teknik Wawancara ....................................................................... 38
3. Teknik Dokumentasi ..................................................................... 38
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .................................................... 40
1. Sejarah Singkat Desa Podomoro .................................................... 40
2. Letak Astronomis ........................................................................... 41
3. Letak Administratif......................................................................... 41
4. Keterjangkauan ............................................................................... 42
5. Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan ........................................... 44
B. Kondisi Fisik ……….……….............................................................. 45
1. Hidrografis ..................................................................................... 45
2. Keadaan Iklim ................................................................................ 46
C. Keadaan Penduduk Desa Podomoro .................................................... 48
1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk ............................. 48
2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk ............................................ 50
3. Komposisi Penduduk ..................................................................... 52
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin ....... 52
b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............... 56
c. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................. 58
D. Deskripisi Data Primer ........................................................................ 59
1. Identitas Pengrajin Gerabah di Desa Podomoro............................ 59
2. Sejarah Kerajinan Gerabah di Desa Podomoro ............................. 61
3. Proses Pembuatan Gerabah ............................................................ 63
4. Hasil Produksi Gerabah di Desa Podomoro .................................. 70
5. Usaha Kerajinan Gerabah .............................................................. 81
a. Modal ...................................................................................... 81
b. Bahan Baku .............................................................................. 86
c. Tenaga Kerja ............................................................................ 89
d. Sarana Transportasi .................................................................. 92
e. Pemasaran Produksi.................................................................. 93
6. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 100
a. Modal ....................................................................................... 100
b. Bahan Baku .............................................................................. 103
c. Tenaga Kerja ............................................................................ 105
d. Sarana Transportasi .................................................................. 107
e. Pemasaran Produksi ................................................................. 109
f. Faktor Lain yang paling Mendukung Kelangsungan
Kerajinan Gerabah di Desa Podomoro .................................. 111
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 113
B. Saran .................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115
LAMPIRAN .................................................................................................... 118
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Jumlah Pengrajin Gerabah di Desa Podomoro Tahun 2017...................... 9
1.2 Jenis Produksi dan harga jual gerabah di Desa Podomoro Tahun 2017.... 9
3.1 Penelitian Relevan ..................................................................................... 10
4.1 Pembagian Dusun Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten
Pringsewu Tahun 2017................................................................................ 44
4.2 Penggunaan Lahan di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Tahun
Kabupaten Pringsewu ................................................................................ 44
4.3 Klasifikasi Iklim Menurut Schmid-Fergusson .......................................... 46
4.4 Data curah hujan Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu .............. 47
4.5 Jumlah Penduduk di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Tahun 2013-2017 ....................................................................................... 48
4.6 Persebaran Penduduk Per Dusun di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 .......................................... 50
4.7 Komposisi Penduduk Menurut Umur di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 .......................................... 53
4.8 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 ........................ 56
4.9 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Tahun 2017 ............................................................ 58
4.10 Jumlah Pengrajin Gerabah Berdasarkan Kelompok Umur di Desa
Podomoro .................................................................................................. 60
4.11 Tingkat Pendidikan Pengrajin Gerabah di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 ......................................... 61
4.12 Jumlah Pengrajin dan Produksi Gerabah Dalam satu Bulan di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu ......................... 79
4.13 Kemudahan Pengrajin Memperoleh Modal Pada Kerajinan Gerabah
di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu ................................................ 83
4.14 Asal Modal yang digunakan pengrajin untuk membuat gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2018 ..... 83
4.15 Jumlah Modal untuk produksi pada Kerajinan Gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Tahun 2018 ......................................... 84
4.16 Pendapatan Pengrajin Gerabah Dalam Satu Kali Penjualan Gerabah
di Desa Podomoro ..................................................................................... 86
4.17 Asal Bahan Baku pada Kerajinan Gerabah di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2018 ....................... 87
4.18 Asal Tenaga Kerja Kerajinan Gerabah di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2018 .......................................... 90
4.19 Jumlah Seluruh Tenaga Kerja Dalam Proses Produksi Kerajinan
Gerabah di Desa Podomoro Tahun 2017 .................................................. 91
4.20 Harga Jual Gerabah di Desa Podomoro Tahun 2018 ................................ 94
4.21 Wilayah Pemasaran Gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 ............................................................ 96
4.22 Distribusi Penjualan Gerabah Desa Podomoro Tahun 2017 ..................... 97
DAFTAR GAMBAR
Gambar/Peta
Halaman
1.1 Anglo ......................................................................................................... 6
1.2 Wajan ......................................................................................................... 6
1.3 Leyeh ......................................................................................................... 6
1.4 Gendil ........................................................................................................ 6
1.5 Sarange ...................................................................................................... 6
1.6 Kuali .......................................................................................................... 6
1.7 Pot Bunga .................................................................................................. 6
3.2 Persebaran Sampel Penelitian Pengrajin Gerabah di Desa Podomoro
Tahun 2018 .................................................................................................. 33
4.1 Peta Administrasi Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Tahun 2018.... 43
4.2 Piramida Penduduk Desa Podomoro Tahun 2017 ...................................... 54
4.3 Tanah Liat ................................................................................................... 63
4.4 Alat Pemutar Gerabah........... ..................................................................... 63
4.5 Proses Pembentukan Gerabah dengan Teknik Putar ................................... 64
4.6 Proses Pembentukan Gerabah dengan Teknik Pijit ..................................... 65
4.7 Gerabah setelah Proses Pembentukan .......................................................... 66
4.8 Proses Pendiaman Gerabah ......................................................................... 66
4.9 Proses Penjemuran Gerabah ......................................................................... 67
4.10 Tobong Pembakaran Gerabah .................................................................... 68
4.11 Gerabah Sebelum dibakar ........................................................................... 70
4.12 Gerabah sudah dibakar ................................................................................ 70
4.13 Anglo ........................................................................................................... 71
4.14 Kendil .......................................................................................................... 72
4.15 Wajan .......................................................................................................... 74
4.16 Leyeh ......................................................................................................... 74
4.17 Kuali ........................................................................................................... 76
4.18 Sarange ........................................................................................................ 77
4.19 Pot Bunga .................................................................................................... 78
4.20 Grafik Jumlah Produksi Gerabah Perbulan di Desa Podomoro .................. 80
4.21 Pengambilan Bahan Baku di Lokasi Penelitian Bulog ................................ 88
4.22 Pengambilan Bahan Baku di Lokasi Penelitian Sukoharjo ......................... 88
4.23 Tenaga Kerja Mencetak Gerabah ................................................................ 89
4.24 Kondisi Jalan Raya di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu .................. 93
4.25 Peta Wilayah Pemasaran Hasil Produksi Kerajinan Gerabah di Desa
Podomoro Tahu n 2018 ................................................................................ 99
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian ............................................................................ 119
2. Rekapitulasi Hasil Penelitian Kerajinan Gerabah ................................ 124
3. Surat Izin Pra Penelitian ....................................................................... 125
4. Surat Izin Penelitian ............................................................................. 126
5. Surat Izin BMKG ................................................................................. 127
6. Surat Keterangan Izin Penelitian Di Desa Podomoro .......................... 128
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk
memperkuat perekonomian nasional, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi,
memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan
pendapatan, mengurangi disparatis antar daerah dan meningkatkan laju
pertumbuhan ekonomi. Salah satu usaha intuk meningkatkan pembangunan
ekonomi adalah pembangunan di sektor industri yang merupakan usaha jangka
panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi dan menyeimbangkan antara
industri dan pertanian.
Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi
sumber daya alam tersebut, seperti jenis tumbuhan, tanah, daerah pantai, barang
tambang dan masih banyak lainnya. Sumber daya alam itu dapat diolah sesuai
dengan kemampuan sumber daya manusianya dan teknologi yang dimiliki
penduduk.
Keberadaan penduduk indonesia sebagian besar tinggal di wilayah pedesaan, dan
bidang pertanian merupakan sektor utama sebagai aktifitas masyarakat di
pedesaan. Namun, dengan melihat keberadaan kenyataan sekarang, tampak sangat
2
sulit untukdiharapan bisa sepenuhnya memenuhi bagi kehidupan setiap petani,
untuk mencapai kemakmurannya. Kodisi yang demikian, dimungkinkan karena
bertambahnya jumlah penduduk yang semakin pesat, pemilikan lahan setiap usaha
tani yang semakin sempit akibat budaya warisan tanah yang masih kuat pada
kehidupan para petani, dan kehidupan masyarakat yang tinggal di pedasaan pada
umumnya.
Akibat kurangnya kesempatan kerja dan rendahnya pendapatan sektor pertanian,
maka penduduk berusaha mencari pekerjaan tambahan di luar sektor pertanian
untuk menambah pendapatan dalam upaya mencapai hidup yang kecukupan.
Salah satu usaha diluar sektor pertanian yang dilakukan diantaranya usaha
dibidang industri. Oleh karena itu adanya industri dipedesaan memegang peranan
yang penting. Disamping dapat sebagai sumber pendapatan keluarga dan dapat
sebagai penunjang kegiatan pertanian yang merupakan pekerjaan pokok penduduk
pedesaan, sehingga pengembangan industri pedesaan mempunyai arti penting
dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan.
Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2004:4) industri dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah tenaga kerja:
1. Industri besar memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih.
2. Industri sedang memiliki tenaga kerja 20-29 orang.
3. Industri kecil memiliki tenaga kerja 5-19 orang.
4. Industri rumah tangga memiliki tenaga kerja 1- 4 orang.
Industri rumah tangga mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting dalam
pembangunan terutama dipedesaan. Ini dimaksudkan untuk menciptakan
3
kesempatan kerja dan untuk menanggulangi kesejahteraan kerja atau ketimpangan
dalam tingkat pendapatan atau kesejahteraan antara golongan kecil dan
masyarakat miskin serta pendapatan antara desa dan kota.
Menurut Bintarto (1977:87), industri adalah setiap usaha yang merupakan unit
produksi yang membuat suatu barang atau mengerjakan suatu barang (bahan) di
suatu tempat tertentu untuk keperluan masyarakat. Dalam kegiatan industri ini,
tingkat pendapatan menjadi pertimbangan utama setiap pengrajin, untuk dapat
menjadikan pertumbuhan ekonominya yang terus meningkat, dan mengakibatkan
sektor penjualan hasil produksi yang diusahakan menjadi semakin penting dalam
menjaga kelestarian industri yang dikembangkan. Dalam pembangunan industri
harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa unsur geografis, yaitu
unsur-unsur fisis dan sosial yang dapat mempengaruhi keberadaan dan
perkembangan industri.
Suatu industri akan berkembang baik apabila ada faktor-faktor pokok. Faktor
faktor pokok ini akan dapat mendukung kelancaran produksi dan perkembangan
suatu industri. Dengan adanya kelancaran dan perkembangan faktor-faktor pokok
tersebut maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengrajin industri
gerabah,dengan tingginya pendapatan dari usaha industri gerabah maka akan
berpengaruh terhadap perkembangan industri itu sendiri.
Salah satu wujud masyarakat untuk melakukan kegiatan industri rumah tangga
adalah suatu usaha, seperti usaha kerajinan gerabah yang ada di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Desa Podomoro terletak di
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dengan luas 253 Ha yang terbagi
4
menjadi 3 dusun yaitu dusun I Podomoro, dusun II Podomoro dan dusun III
Podomoro, yang terdiri dari 17 RT. Jumlah penduduk Desa Podomoro berjumlah
4280 jiwa dengan Kepala Keluarga sebanyak 1268 KK. (Monografi Desa
Podomoro tahun 2017).
Kerajinan gerabah yang ada di Desa Podomoro ini telah mampu memberikan
kesempatan kerja bagi para pengangguran atau seseorang yang tidak memiliki
pekerjaan tetap di sekitar lokasi usaha industri gerabah. Bahkan hal ini
memberikan alternatif bagi masyarakat dan membantu meningkatkan kesejateraan
masyarakat di Desa Podomoro. Keberadaan kerajinan gerabah di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu ini berada di dusun III Podomoro,
dengan jumlah penduduk dusun III yaitu 1599 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga 473 KK.
Menurut hasil wawancara kepada bapak Hendry Sutarwan kepala Desa Podomoro
pada tanggal 7 November 2017, Usaha industri gerabah ini didirikan sejak
puluhan tahun lalu. Pada awalnya usaha kerejinan gerabah ini merupakan usaha
sampingan masyarakat Desa Podomoro akan tetapi lama-kelaman industri gerabah
ini menjadi pekerjaan pokok masayarakat. Hal ini dikarenakan dari tahun ke tahun
lahan pertanian yang ada di sekitar Desa Podomoro semakin berkurang dan hasil
dari pertanian tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup sehingga
masyarakat beralih ke pekerjaan kerajinan gerabah yang hasilnya lebih mencukupi
untuk kebutuhan hidup sehari-sehari. Selain itu, kerajinan gerabah ini tidak
membutuhkan latar belakang pendidikan yang tinggi sehingga orang yang tidak
memiliki pekerjaan atau pengangguran dapat bekerja di kerajinan gerabah.
5
Keberadaan kerajinan gerabah di Desa Podomoro yang terletak di dusun III cukup
terkenal, karena di desa ini mempunyai kualitas gerabah yang kuat dan bertahan
lama. sehingga pemasaran hingga keluar daerah Kabupaten Pringsewu. Akan
tetapi jika dilihat dari perkembangan kerajinan gerabah di daerah penelitian,
kerajinan gerabah ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Untuk lebih
jelasnya mengenai perkembangan kerajinan gerabah di daerah penelitian dapat
dilihat dalam Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1. Jumlah Pengrajin Gerabah di Dusun 3 Desa Podomoro Tahun
2013-2015
No Tahun Jumlah
1 2013 40
2 2014 38
3 2015 37
4 2016 33
5 2017 30
Sumber: Monografi Desa Podomoro Tahun 2017
Dari Tabel 1.1. di atas dapat kita lihat bahwa dalam lima tahun terakhir kerajinan
gerabah yang ada di Desa Podomoro dilihat dari jumlah pengrajin semakin
berkurang atau keberadaan kerajinan ini sekarang mengalami kemunduran karena
banyak para pengrajin yang sudah tidak melanjutkan usaha gerabah ini, padahal
mayoritas masyarakatnya merupakan pengrajin gerabah sejak puluhan tahun lalu.
kerajinan gerabah yang ada di Desa Podomoro terdapat di Dusun III dan menjadi
satu-satunya daerah di Kabupaten Pringsewu menjadi penyuplai hasil kerajinan
gerabah hingga ke luar daerah, Segala jenis bentuk kerajinan mampu dihasilkan
dari keahlian turun-temurun diwariskan keluarga mereka sejak puluhan tahun
6
lalu. Hasil produksi yang dihasilkan oleh para pengrajin industri gerabah di Dusun
III Podomoro yaitu Wajan, Leyeh, kuali, Kendil, Anglo Pot Bunga,
Sarange.Berikut gambar jenis-jenis barang gerabah yang dihasilkan oleh kerajinan
gerabah di daerah penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 1.7 Pot Bunga
Sumber: Hasil ObservasiPrapenelitian Tanggal 21 Februari Tahun 2018
Untuk lebih jelasnya jenis barang yang dihasilkan dan harga jual berdasarkan
ukuran masing-masing gerabah pada kerajinan gerabah di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dapat dilihat dalam Tabel 1.2
sebagai berikut:
Gambar 1.1 Anglo Gambar 1.2 Wajan Gambar 1.3Leyeh
Gambar 1.4 Kendil Gambar 1.5 Sarange Gambar 1.6 Kuali
7
Tabel 1.2.Jenis Produksi Gerabah dan Harga Jual Gerabah di Desa
Podomoro Tahun 2018
No Jenis Barang Harga Jual/satuan
1 Anglo Rp. 20.000
2 Kuali Rp. 20.000
3 Wajan Rp. 30.000
4 Pot Bunga Rp. 5.000
5 Kendil /Tempat ari-ari Rp. 5.000
6 Leyeh Rp. 3.000
7 Sarange Rp. 2.000
Sumber: Hasil Wawancara Prapenelitian Tahun 2018
Dari Tabel 1.2 tersebut dapat kita lihat bahwa barang-barang yang dihasilkan oleh
Kerajinan gerabah yang ada di Desa Podomoro merupakan jenis barang-barang
kebutuhan rumah tangga yaitu, aglo berfungsi sebagai kompor atau alat pembakar,
kuali berfungsi sebagai alat untuk memasak makanan, leyeh berfungsi sebagai alat
untuk memipis bumbu, pot bunga berfungsi sebagai alat menanam tanaman,
Kendil berfungsi sebagai tempat ari-ari bayi yang baru saja dilahirkan, Sarange
berfungsi sebagai alas Wajan yang baru digunakan untuk memasak dan Wajan
berfungsi sebagai alat wadah makanan atau penggorengan makanan.
Kecendurungan produksi yang dihasilkan dikarenakan barang-barang tersebut
mudah laku terjual atau paling banyak diminati oleh para konsumen dan harga
barangnya pun masih terjangkau oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sridayanti salah satu pengrajin gerabah
di Desa Podomoro pada tanggal 20 Februari 2018, bahwa para pengrajin tetap
menjalankan usahanya dikarenakan merupakan sumber penghasilan utama dan
barang-barang dihasilkan masih tetap laku terjual walaupun sudah banyak barang-
barang modern yang berjenis sama tetapi terbuat dari bahan yang berbeda seperti
8
bahan plastik dan almunium. Menurutnya, dari jenis-jenis barang yang dihasilkan
yang paling laku terjual ada 3 macam yaitu: Kendil atau tempat ari-ari bayi,
Leyeh, dan wajan, ketiga barang tersebut merupakan barang yang paling laku dan
cepat terjual.
Hasil wawancara kepada salah satu konsumen, Ibu Diana warga Desa Podomoro
pada hari selasa tanggal 20 Februari 2018, alasannya masih menggunakan barang-
barang rumah tangga yang masih terbuat dari gerabah dikarenakan mudah
didapatkan dan harganya terjangkau bagi masyarakat. Adapun kelompok lain
yang membeli dan masih tetap menggunakan peralatan dari gerabah yaitu para
pedagang yang memborong barang dari pengrajin kemudian di jual kembali
kepada konsumen, dan rumah sakit bersalin yang ada di Kabupaten Pringsewu
hingga luar Kabupaten Pringsewu merupakan konsumen yang membeli barang
Kendil dari pengrajin industri, kegunaan Kendil ini sebagai tempat penyimpanan
ari-ari bayi yang baru dilahirkan di rumah sakit, jumlah barang Kendil yang dibeli
oleh pihak rumah sakit yaitu kurang lebih 100 barang per bulan.
Untuk mendukung proses berkelanjutan pada usaha kerajinan gerabah tersebut
tentunya sangat dibutuhkan berbagai faktor seperti modal, bahan baku, tenaga
kerja, transportasi dan pemasaran yang baik sehingga industri gerabah tetap
bertahan di Desa Podomoro. Dengan hal tersebut, maka jika dalam mendirikan
suatu industri atau usaha di suatu daerah perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: tersedinya bahan baku, tersedianya
modal, adanya tenaga kerja, tempat pemasaran bagi hasil industri, dan tersedianya
sarana transportasi yang baik (Sandy, 1985:158).
9
Berdasarkan hasil wawancara kepada bapak Sujani salah seorang pengrajin
gerabah dan kepala dusun 3 pada 7 November 2017, diketahui bahwa sebagian
pengrajingerabah yang tidak melanjutkan usahanya dikarenakan oleh permodalan
dan sulitnya pemasaran. Hal inilah yang membuat sebagian pengrajingerabah
tidak melanjutkan usahanya. Namun demikian masih banyak para
pengrajingerabah di Desa Podomoro yang tetap dapat bertahan dan menjalankan
usahanya sampai saat ini. Mengapa usaha kerajinan gerabah di Desa Podomoro
tetap bertahan? Apakah yang menyebabkan usaha industri gerabah di Desa
Podomoro tetap bertahan? Dari argumen tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengetahui lebih lanjut tentang faktor-faktor yang
mendukung kelangsungan usaha kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan sebelumnya, Pengrajin
Gerabah di Desa Podomoro dapat di identifikasikan sebagai berikut:
1. Modal yang digunakan oleh para pengrajin gerabah di Desa Podomooro
2. Bahan baku yang diperoleh para pengrajin gerabah di Desa Podomoro
3. Tenaga kerja yang dipekerjakan oleh pengrajin gerabah di Desa Podomoro
4. Sarana transportasi yang digunakan oleh pengrajin gerabah di Desa
Podomoro
5. Pemasaran hasil kerajinan gerabah oleh pengrajin gerabah di Desa Podomoro
10
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah kemudahan modal sebagai faktor yang mendukung kelangsungan
kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu?
2. Apakah kemudahan bahan baku yang mendukung kelangsungan kerajinan
gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu?
3. Apakah kemudahan mendapatkan tenaga kerja sebagai faktor yang
mendukung kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu?
4. Apakah kemudahan sarana transportasi sebagai faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu?
5. Apakah kemudahan pemasaran sebagai faktor yang mendukung kelangsungan
kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan modal yang mendukung kelangsungan kerajinan
gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2. Untuk mendeskripsikanbahan baku yang mendukung kerajinan gerabah di
Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
3. Untuk mendeskripsikantenaga kerja yang mendukung kelangsungan kerajinan
gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
11
4. Untuk mendeskripsikantransportasi yang mendukung kelangsungan kerajinan
gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
5. Untuk mendeskripsikanpemasaran yang mendukung kelangsungan kerajinan
gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan penyusun skripsi untuk memenuhi salah satu persyaratan
akademik dalam menyelesaikan program sarjana Geografi pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan sosial.
2. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi penentu kebijakan
dalam rangka pembinaan dan pengembangan kerajinan di pedesaan,
khususnya kerajinan gerabah di daerah penelitian.
3. Hasil ini diharapkan menambah hasanah pengetahuan dan bahan perkuliahan
pada mata kuliah Geografi Industri di Program Studi Pendidikan Geografi
Universitas Lampung.
12
F. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Ruang lingkup subjek penelitian ini pengrajingerabah di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2. Ruang lingkup objek penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah.
3. Ruang lingkup tempat penelitian Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
4. Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah tahun 2018.
5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Industri.
Geografi Industri adalah suatu sistem yang merupakan perpaduan antara
subsistem fisik dengan subsistem manusia. Subsistem fisik yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan industri yaitu komponen lahan, bahan
mentah atau bahan baku, sumber daya energi, iklim dan segala proses
alamiahnya. Subsistem manusia meliputi komponen tenaga kerja,
kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah,
transportasi dan komunikasi, konsumen, pasar dan lain sebagainya (Nursid
Sumaatmadja (1988: 179-180).
Hubungan penelitian ini dengan Geografi Industri merupakan perpaduan
antara subsistem fisik dengan subsistem manusia. Sama halnya dengan usaha
industri gerabah yang merupakan aktivitas manusia (sebagai subsistem
manusia) yang mengolah bahan baku (sebagai subsistem fisik) menjadi suatu
barang yang berupa gerabah yang dapat digunakan untuk kebutuhan
masyarakat yang termasuk kedalam kajian Geografi Industri.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Industri
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:179), Industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi
(manufacturing industri). selanjutnya menurut Pujoalwanto (2014: 215), industri
merupakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat penting karena sebagian besar
kebutuhan manusia mulai dari makanan, minuman, pakaian, sampai alat-alat
rumah tangga dihasilkan industri.
Sedangkan menurut Kartasapoetra (1987:6), industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan setengah jadi, menjadi barang jadi dengan
nilai ekonomis tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangunan
dan perekayaan industri.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, industri adalah
kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah
jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri.
Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan
sub sistem fisis dan sub sistem manusia.
14
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Industri di Indonesia dapat digolongkan
kedalam beberapa macam kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga
kerja dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.
2. Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20 - 99 orang.
3. Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5 - 19 orang.
4. Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1 - 4 orang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa industri adalah suatu aktivitas yang mengolah
bahan mentah melalui proses produksi yang menghasilkan barang yang lebih
bernilai ekonomis dan siap didistribusikan atau dipasarkan.
2. Industri Dalam Ilmu Geografi
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang
jadi atau setengah jadi (Manufacturing industri) (Nursid Sumaadmadja 1988:179).
Sedangkan Kartasapoertra (1987:6) menyatakan bahwa industri yaitu kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegitan rancang
bangun dan perekayaan industri.
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988: 52-54) Geografi industri adalah suatu sistem
yang merupakan perpaduan antara sub sistem fisis dengan subsistem manusia.
Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan industri yaitu
komponen lahan, bahan mentah atau bahan baku, sumber daya energi, iklim dan
segala proses alamiah lainnya. Subsistem manusia meliputi komponen tenaga
15
kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik, keadaan pemerintah,
transportasi dan komunikasi, konsumen, pasar dan lain sebagainya.
Selanjutnya menurut Juhraton dalam Budiyono (1981:164) Geografi industri
adalah studi tentang ruang yang berkenaan dengan tempat penyelenggaraan dari
aktivitas industri atau dengan kata lain Geografi Industri adalah suatu sub bidang
kajian Geografi Ekonomi dan yang berhubungan dengan aktivitas manusia di
bidang manufaktur (perpabrikan).
Suatu industri dapat berdiri tidak terlepas dari keberadaan faktor pendukung
diantaranya: faktor fisik, meliputi lahan, bahan mentah, dan sumber tenaga, dan
faktor sosial yaitu suatu industri tidak terlepas dari teknis ekonomi antara lain
pasar, tenaga kerja, sarana transportasi yang dapat mendukung keberadaan
industri di suatu wilayah.
Mubyarto (1987: 216), menyebutkan peranan industri kecil sebagai berikut:
1. Industri ini memberikan lapangan kerja bagi penduduk pedesaan yang
umumnya tidak bekerja secara penuh.
2. Ia memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi pekerja/ kepala
keluarga, tetapi juga bagi anggota-anggota keluarga yang lain.
3. Dalam beberapa hal ia mampu memproduksi barang-barang keperluan
penduduk setempat dan daerah sekitarnya secara lebih efisien dan lebih
murah dibanding dengan industri besa
Ilmu geografi memandang industri sebagai sebuah sistem yang merupakan
perpaduan antara dua sistem yaitu:
1) Sub-sistem fisis yang mendukung pendirian dan perkembangan industri
adalah komponen-komponen lahan, bahan mentah, sumberdaya energi, iklim
dan segala proses alamiah.
16
2) Sub-sistem sosial (manusia) yang mendukung pendirian dan perkembangan
industri adalah tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik
(pemerintah), transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar (Nursid
Sumaatmadja, 1988:179-180).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa geografi industri merupakan bagian dari geografi
ekonomi yang menekankan pada geografi industri yang mempelajari lokasi
industri, pemusatan industri dan persebarannya yang dipengaruhi oleh keberadaan
faktor-faktor produksi seperti modal, bahan mentah, tenaga kerja, transportasi,
dan pasar.
3. Klasifikasi Industri
Menurut Pujoalwanto (2014:215), klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
antara lain:
a) Industri Ekstratif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam, seperti pertanian, pertambangan dan perikanan. Industri Ekstraktif di
bagi menjadi 2:
1. Industri reproduksi, yaitu industri yang bahan bakunya dari alam dan hasil
produksinya berupa barang-barang yang baru.
2. Industri manufaktur, yaitu industri yang mengolah bahan baku dan
menghasilkan barang yang akan digunakan lagi untuk keperluan industri
lain.
b) Industri Non Ektraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh dari
kegiatan industri lain.
17
c) Industri Fasilitas, yaitu industri yang sifatnya memberikan jasa atau fasilitas
bagi keperluan orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa industri dalam penelitian ini adalah kegiatan kerajinan
tanah liat yang menghasilkan barang-barang atau memproses bahan mentah
menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi yang berguna untuk mencukupi
kebutuhan hidup manusia. Kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan
dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia.
4. Syarat Berdirinya Industri
Dalam mendirikan suatu industri perlu didukung oleh faktor-faktor geografis dan
faktor-faktor produksi. Menurut Kartasapoetra (1987:62) diuraikan bahwa faktor
berdirinya suatu industri yaitu meliputi bahan-bahan mentah atau baku, tenaga
kerja, dan permodalan. Sedangkan,Pendapat lain diungkapkan pula oleh
Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) faktor geografis itu sebanyak enam hal;
bahan mentah, sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran dan
fasilitas transportasi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka suatu industri dapat
berdiri apabila memenuhi syarat-syarat antara lain bahan mentah, tenaga kerja,
modal, sarana transportasi, jumlah produksi dan pemasaran produksi, sehingga
dapat mendukung suatu industri di suatu wilayah.
a. Modal
Menurut Marsudi Djojodipuro (1992:38), modal dapat diartikan sebagai apa saja
yang dibuat oleh manusia dan dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat
berupa bangunan, mesin, dan peralatan lainnya maupun berupa sejumlah uang
18
atau dana. Selanjutnya Bambang Rianto (1990:8) memberikan pengertian modal
dalam artian yang lebih luas, dimana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk
uang (goldkapital), maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin,
barang-barang dagangan.
Lebih lanjut menurut Sawir (2005:129) mengemukakan bahwa modal merupakan
dana atau suatu barang yang harus tersedia untuk membiayai dalam kegiatan
perusahaan sehari-hari. Sedangkan menurut Mubyarto (1998:109) yang
menyatakan bahwa modal dapat dibagi menajdi dua yaitu modal sendiri (equity
capital) dan modal pinjaman (credit). Modal sendiri adalah modal yang
dimaksudkan oleh partisipasi pemilik, yang seterusnya akan dioperasikan selama
usaha tersebut masih berjalan. Sedangkan modal luar adalah modal yang diperoleh
dari pinjaman-pinjaman yang akan dioperasikan selama waktu tertentu, karena
harus dikembalikan dengan disertai bunga (Murti Sumarni dan John Soeprihanto,
1993:273).
Berdasarkan pendapat di atas bahwa modal merupakan dana atau barang yang
dapat digunakan untuk proses produksi, modal sendiri terbagi menjadi modal
pribadi atau sendiri dan modal pinjaman. Jadi, dalam suatu kegiatan industri atau
udaha modal harus tersedia dan terpenuhi setiap kali akan memproduksi hal ini
bertujuan agar kegiatan suatu industri atau usaha dapat berjalan dengan lancar.
b. Bahan Baku
Menurut Kartaspoetra (1987:17), bahan mentah adalah semua bahan yang yang
didapat dari sumber daya alam atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk
19
dimanfaatkan lebih lanjut. Selanjutnya dinyatakan bahwa, keberadaan bahan
mentah sangat penting bagi suatu industri,sehingga disebut juga faktor produksi
yang utama. Sedangkan menurut High Simth dalam Abdurachmat (1997:39)
bahan baku merupakan faktor yang terpenting diantara faktor sumber daya.
Menurut Kasryno dalam Budiyono (1984:231), bahwa secara umum muncul dan
berkembangnya industri tradisional di wilayah pedesaan, karena tersedianya
bahan baku dari sumber alam tanah (bahan baku abiotik) yang terdapat di desa
tersebut. Lebih lanjut disebutkan bahwa munculnya industri kecil ini hanya
memerlukan teknologi sederhana yang dikuasi oleh keterampilan tangan dan
dikelola secara sederhana.
Mengacu pada uraian tersebut, bahan alam yang bersifat abiotik ini memiliki
pengaruh yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi dan kebutuhan manusia,
dengan sifatnya yang terbatas dan dapat habis tidak bisa diperbaharui. Misalnya
tanah, barang tambang, tanah lempung sebagai bahan baku utama pembuatan
gerabah.
Bahan baku dalam suatu industri atau kerajinan harus selalu tersedia, karena tanpa
adanya bahan baku tidak dapat memproduksi suatu kegiatan industri, hal ini
seperti yang dikemukakan oleh Kartasapoetra, sebagai berikut:
Sehubungan dengan kegiatan usahanya, perusahaan industri sangat
berkepentingan dengan ketersediaan bahan mentah atau bahan baku
ataupun barang setengah jadi, dengan ketentuan mudah didapat,
tersedianya sumber yang dapat menunjang usaha untuk jangka panjang,
harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan yang artinya bila
diolah akan manjadi produk yang baik, dan biaya pengangkutannya/
penyampaiannya ke pabrik/perusahaan dapat dikatakan murah dan layak,
Kartasapoetra (1987:73).
20
Berdasarkan pendapat sebelumnya bahwa bahan baku merupakan bahan utama
yang digunakan dalam suatu industri atau usaha. Bahan baku yang digunakan
dalam kerajinan gerabah di Desa Podomoro ini yaitu berupa tanah liat. Bahan
baku dalam proses kegiatan kerajinan ini harus selalu tersedia karena jika tidak
tersedia maka tidak akan dapat memproduksinya.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja termasuk kedalam sumber daya manusia. Nursid Sumaatdja
(1988:14), menyatakan bahwa sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari
manusia meliputi tenaga fisiknya, pikirannya, dan kepemimpinannya. Dalam
proses industri gerabah, semua kemampuan dan peran fungsi dari masyarakat
yang ada sangatlah dibutuhkan. Dalam setiap industri tentu akan membutuhkan
tenaga kerja.
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa baik memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja berfungsi sebagai penggerak di dalam proses produksi dan
pemasaran hasil produksi. Oleh karena itu, suatu usaha akan mencari tenaga kerja,
baik berasal dari daerah sekitar lokasi usaha atau dari luar daerah lokasi usaha
untuk dapat menjalankan kegiatan produksinya.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (2004: 4) mengklasifikasikan industri
berdasarkan jumlah tenaga kerja menjadi 4 golongan yaitu :
a. Industri besar memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih
b. Industri sedang memiliki tenaga kerja 20-99 orang
c. Industri kecil memiliki tenaga kerja 5-19 orang
d. Industri rumah tangga memiliki tenaga kerja 1-4 orang
21
Selanjutnya menurut Kartasapoetra (1987:94) bahwa ketersediaan tenaga kerja
merupakan salah satu syarat utama bagi berkembangnya kegiatan industri atau
usaha. Ketersediaan tenaga kerja tersebut dapat berasal dari keluarganya sendiri
atau orang lain, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Tohir (1983:45) yang
menyatakan bahwa tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja keluarga
dan tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja keluarga banyak dipakai dalam usaha
yang skalanya kecil, pembagian kerja dalam keluarga didasarkan atas tradisi dan
perbedaan-perbedaan fisik dan pemakaian tenaga kerja luar keluarga berkaitan
erat dengan besarnya usaha. Menurut Hernanto (1989:30) menyatakan bahwa
tenagakerja luar hanya sebagai bantuan, khususnya untuk kegiatan atau pekerjaan
yang membutuhkan tenaga lebih dari potensi tenaga kerja yang dimiliki usahanya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, tenaga kerja merupakan orang yang
bekerja dalam suatu perusahaan atau industri. Tenaga kerja yang digunakan dalam
usaha industri garabah ini berasal dari tenaga kerja keluarga dan bukan keluarga.
Tenaga kerja dalam kegiatan usaha ini harus tersedia dilokasi karena jika tidak
ada tenaga kerja yang bekerja maka suatu usaha tidak dapat memproduksi
usahanya.
d. Sarana Transportasi
Menurut Abbas Salim (1993:5), transportasi adalah sarana bagi manusia untuk
memindahkan sesuatu, baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain,
dengan ataupun tanpa mempergunakan alat bantu. Alat bantu tersebut dapat
berupa tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain dengan
mempergunakan mesin ataupun tidak bermesin. Menurut pendapat tersebut,
22
kelancaran transportasi tidak hanya di dukung oleh sarana, namun juga prasarana
seperti jalan. Hal ini di dukung oleh pendapat Marsudi Djojodipuro (1992:54),
bahwa peran sarana dann prasarana transportasi adalah sangat besar bagi industri,
karena dalam pengadaan bahan mentah dan penyaluran hasil produksi ke
konsumen tidak terlepas dari peran transportasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa sarana transportasi sangat penting
diperlukan untuk mempermudah proses produksi dan pemasaran hasil produksi
pada suatu industri. Demikian juga halnya transportasi pada industri di lokasi
penelitian, transportasi digunakan untuk mengangkut bahan nbaku yang
digunakan ketempat proses produksi.
e. Pemasaran
Menurut Heidjrachman (1989:3) pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Barang-barang
tersebut dipindahkan daru suatu tempat ketempat yang lain, disimpan, diberi
harga, dibeli dan dijual. Sedangkan Wasis (1997:145) mengemukakan pemasaran
adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumen dan tujuan perusahaan.
Pemasaran dalam suatu usaha dapat berjalan dengan mudah dan lancar apabila
memenuhi syarat berdirinya industri, hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Robinson dalam Daldjoeni (1992:58), bahwa suatu industri dapat berdiri apabila
didukung oleh ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan bahan mentah,
23
kemudahan dalam mendapatkan sumber atau bahan bakar, kemudahan dalam
mendapatkan tenaga kerja, kemudahan dalam mendapatkan sarana transportasi,
serta kemudahan dan kelancaran pemasaran. Selanjutnya menurut Marius
(1999:195-196) mengemukakan bahwa salah satu cara pemasaran adalah
pemasaran langsung yaitu bentuk penyaluran barang-barang atau jasa-jasa dari
produsen ke konsumen yang tidak melalui perantara.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
suatu proses akhir dari sistem produksi. Tujuan dari pada pemasaran ini adalah
untuk menjual produk barang yang dihasilkan. Hal ini menunjukan bahwa
pemasaran menjadi sangat penting bagi kelangsungan kegiatan produksi industri.
5. Industri Kerajinan Gerabah
Industri kerajinan gerabah adalah usaha industri kerajinan dengan bahan baku
yang digunakan adalah tanah liat. Industri kerajinan gerabah menghasilkan
berbagai macam barang, misalnya pot bunga, alat-alat dapur, genting, batu bata,
aneka permainan anak dan lain-lain dan orang yang pekerjaannya membuat hasil
kerajinan disebut pengrajin. (Hastuti 2012 :128).
Menurut Sumijati Atmosudiro (1994: 302) Gerabah tercipta sebagai salah satu
usaha manusia untuk mengatasi kesulitan dalam kehidupannya terutama yang
berkaitan dengan tuntutan perlunya sebuah wadah yang berfungsi praktis sebagai
tempat menaruh bahan-bahan makanan, alat masak, dan lainnya.
Istilah gerabah di Indonesia sering digunakan untuk menyebutkan hasil kerajinan
tanah liat. Dalam ilmu kepurbakalaan atau arkeologi, kata gerabah atau kereweng
24
digunakan untuk menyebutkan fragmen atau pecahan-pecahan periuk dan benda-
benda lain yang terbuat dari tanah liat (Basrul, 1994: 1-2). Menurut Addien
(2010:17) gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung
yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna
membantu kehidupan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberlangsungan industri gerabah serta
upaya yang dilakukan dalam menjaga keberlangsungan industri seperti yang
dikemukakan oleh Kamariah, sebagai berikut:
Faktor yang menghambat keberlangsungan industri gerabah faktor-faktor
tersebut yaitu bahan baku yang mahal, modal yang tidak mencukupi,
tenaga kerja, teknologi, pemasaran yang tidak lancar, kelembagaan serta
upayanya untuk mngatasi faktor penghambat menunjukkan upaya yang
baik. Bukti tersebut terlihat dari beberapa upaya pengrajin dalam
menghadapi faktor penghambat industri gerabah seperti membeli bahan
baku grosir/banyak, melakukan pinjaman modal di bank atau koperasi,
mengikuti pelatihan yang diadakan pemerintah, menggunakan teknik
pewarna cat, melakukan pemasaran di lokasi industri dan outlet serta
bergabung dalam berbagai kelompok usaha.( Hasil Penelitian Oleh
Kamariah, dkk, 2016: 46)
Dalam menjaga keberlangsungan industri perlu adanya upaya yang dilakukan
untuk menjaga keberlangsungan industri yaitu dengan cara membeli bahan baku
secara grosir/banyak, menambah modal dengan melakukan pinjaman kooperasi
dan bank, mengikuti pelatihan, penggunaa pewarna cat, pemasaran di lokasi
industri/outlet dan meningkatkan fungsi kelompok usaha. (Hasil Penelitian Oleh
Kamariah, dkk 2016: 53)
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan gerabah adalah perkakas yang
terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar yang dengan suhu yang
rendah untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan
manusia.
25
No Peneliti Judul
Penelitian
Tujuan Metode Hasil
1 Deasy
Arisanty
(Jurusan
Geografi
FKIP,
Universitas
Lambung
Mangkurat
,2016)
Upaya
Pengrajin
Gerabah di
Desa Bayanan
Menjaga
Keberlangsunga
n Industri
Kecamatan
Daha Selatan
Kabupaten Hulu
Sungai Selatan
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
faktor yang
menghambat
dan upaya untuk
mengatasi faktor
penghambat
industri gerabah
di Desa Bayanan
Metode
Statistik
Deskriptif
Faktor Penghambat keberlangsungan :
1. Faktor Internal
a) Bahan Baku Responden menyatakan mahalnya harga bahan baku
berkisar Rp. 2.000.000 – <Rp. 5.000.000. Mahalnya bahan baku
disebabkan karena seringnya kehabisan stok bahan baku
dipasaran.
b) Modal Sebagaian responden lainnya menyatakan bahwa modal
yang digunakan dalam usaha gerabah mereka berasal dari modal
pinjaman bank. Responden menyatakan ini karena mereka
mengaku tidak memiliki modal yang cukup untuk usahanya,
walaupun sebagian lagi ada menyatakan ingin memajukan usaha
mereka.
c) Tenaga Kerja Sebagian besar mengaku bahwa mereka tidak
pernah mengikuti pendidikan (pelatihan, keterampilan, dan
lokakarya).
d) Teknologi Sebagian besar responden mengatakan bahwa
hambatan mereka dalam menggunakan teknik tradisional ini
adalah waktu produksi yang lama.
e) Sistem Pemasaran yang realatif sederhana. Promosi antar
individu, distribusi ke toko dan pasar dan pemasaran di lokasi
industri atau otlet dengan tujuan menarik minat orang untuk
berkunjung.
2. Upaya yang dilakukan untuk menjaga keberlangsungan industri
yaitu dengan cara membeli bahan baku secara grosir/banyak,
menambah modal dengan melakukan pinjaman kooperasi dan
bank, mengikuti pelatihan, penggunaa pewarna cat, pemasaran di
lokasi industri/outlet dan meningkatkan fungsi kelompok usaha.
2 Faridatul
Fatimah(Ju
rusan
Geografi,
Studi Industri
Kerajinan
Gerabah
Kasongan di
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui 1.
hambatan yang
Metode
deskriptif
kuantitatif
dengan
Hambatan dalam industri gerabah kasongan:
1. Hambatan Fisik (Alam) Hambatan fisik dalam hal ini merupakan
hambatan yang datang dari faktor alam. Hambatan fisik yang
dihadapi Saat musim penghujan, gerabah keringnya lama
B. Penelitian Relevan
C.
D.
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
26
Fakultas
Ilmu
Sosial,
Universitas
Negeri
Yogyakart
a,2015)
Desa
Bangunjiwo
Kecamatan
Kasihan
Kabupaten
Bantul
ada dalam
industri gerabah
Kasongan
2. Upaya untuk
mengatasi
hambatan yang
ada dalam
industri gerabah
Kasongan;
tabel
frekuensi
sehingga akan menghambat proses selanjutnya dalam pembuatan
gerabah.
2. Hambatan pemasaran produk gerabah Pada bulan-bulan tertentu,
pemasaran gerabah Kasongan cukup sulit, seperti pada bulan
April sampai September, pembeli cenderung sepi. Pada bulan
Oktober sampai Maret produk gerabah Kasongan laku banyak
karena bertepatan dengan liburan sekolah Persaingan dengan
industri lain juga menjadi hambatan dalam pemasaran produk
gerabah Kasongan.
Upaya mengatasi hambatan industri kasongan:
1. Upaya Mengatasi Hambatan Faktor Fisik (Alam) Upaya
yang dilakukan pengrajin gerabah untuk mengatasi hambatan
faktor fisik alam adalah dengan cara memasukkan gerabah yang
sudah dibentuk ke dalam alat untuk pengeringan. Alat
pengeringan ini digunakan pengrajin pada saat musim penghujan.
2. Upaya Mengatasi Hambatan Pemasaran Pengrajin gerabah
Kasongan mengatasi hambatan dalam hal pemasaran yaitu dengan
cara mengadakan pameran di showroom yang terletak di Unit
Pelayanan Teknis Kasongan (UPT). Pameran yang diadakan
bertujuan untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung ke
Kasongan. Upaya mengatasi hambatan pemasaran yang dilakukan
pengrajin selain mengadakan pameran juga dilakukan berbagai
promosi.
3 Eni Murti,
(Jurusan
Geografi
FKIP,
Universitas
Sebelas
Maret,
2009)
Faktor-Faktor
Pendukung
Keberadaan
Industri
Genteng di
Desa Demakan
Kecamatan
Mojolaban
Kabupaten
Sukoharjo .
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui
Faktor produksi
yang
mendukung
keberadaan
industri genteng
di Desa
Demakan
Metode
Deskriptif
Kualitatif
Spasial .
1. Pengrajin industri mudah dalam mendapatkan bahan baku sebagai
faktor pendukung terhadap proses keberadaan industri genteng di
Desa Demakan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo,
karena kebutuhan bahan baku proses produksi diantar langsung
oleh distributor.
2. Pengrajin industri mudah dalam mendapatkan modal sebagai
faktor pendukung terhadap keberadaan industri genteng di Desa
Demakan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, karena
modal berasal dari modal sendiri atau pribadi
27
Kecamatan
Mojolaban
Kabupaten
Sukoharjo
Tahun 2008.
3. Pengrajin industri mudah dalam mendapatkan sejumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan sebagai faktor pendukung terhadap
keberadaan industri genteng di Desa Demakan Kecamatan
Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, karena tenaga kerja yang
dibutuhkan tidak memerlukan jenjang pendidikan dan skill yang
tinggi dalam proses produksi.
4. Pengrajin industri mudah dan lancar memasarkan hasil produksi,
karena hasil produksi dikirim langsung ke pelanggan dan
distributor sebagai faktor pendukung terhadap
5. Pengrajin industri mudah dalam mendapatkan sarana transportasi
yang diperlukan sebagai faktor pendukung terhadap keberadaan
industri genteng di Desa Demakan Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo, karena telah memiliki transportasi yang
dipakai berupa pick up yang merupakan milik industri.
4 Berlinda
Dwi,
(Jurusan
Geografi
FKIP,
Universitas
Lampung,
2017))
Faktor-Faktor
Pendukung
Berdirinya
Usaha Genteng
di Desa Wates
Selatan
Kecamatan
Gading Rejo
Kabupaten
Pringsewu
Tahun 2016
Penelitian ini
bertujuan untuk
mengkaji
tentang faktor-
faktor
pendukung
industri genteng
di Desa Wates
Selatan
Kabupaten
Pringsewu.
Metode
Deskriptif,
Analisis
data
mengguna
kan tabel
frekuensi
dan
presentase.
1. Mudahnya untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor
pendukung berdirinya industri kerajinan genteng di Desa Wates
Selatan karena 75% pengrajin menyatakan mudah dalam
memperoleh bahan baku.
2. Mudahnya untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor
pendukung berdirinya industri kerajinan genteng di Desa Wates
Selatan karena 50% pengrajin menyatakan sulit dalam
memperoleh modal.
3. Mudahnya untuk mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor
pendukung berdirinya industri kerajinan genteng di Desa Wates
Selatan karena semua (100%) pengrajin menyatakan mudah
dalam mendapatkan sarana transportasi untuk pengambilan bahan
baku dan proses pengangkutan hasil produksi.
4. Mudahnya untuk memasarkan hasil produksi sebagai faktor
pendukung berdirinya industri kerajinan genteng di Desa Wates
Selatan karena 62,5% pengrajin menyatakan mudah dalam
memperoleh bahan baku.
5 Tri Yulia,
(Jurusan
Faktor-Faktor
Pendukung
Untuk
mengetahui
Metode
Deskriptif,
1. Seluruh (100%) pengrajin industri batu-bata menyatakan
kemudahan mendapatakan modal sebagai faktor yang
28
Geografi
FKIP,
Universitas
Lampung,
2008)
Berdirinya
Industri Batu
Bata di wilayah
Gadingrejo
Kecamatan
Pringsewu
faktor-faktor
pendukung
berdirinya
industri Batu
bata di wilayah
Desa Gadingrejo
Kecamatan
Pringsewu
Analisis
data
mengguna
kan tabel
frekuensi
dan
presentase.
mendukung industri batu-bata Desa Gadingrejo Kecamatan
Pringsewu Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2. Seluruh (100%) pengrajin industri batu-bata menyatakan
kemudahan mendapatkan bahan baku sebagai faktor yang
mendukung industri batu-bata Desa Gadingrejo Kecamatan
Pringsewu Pringsewu Kabupaten Pringsewu
3. Seluruh (100%) pengrajin industri batu bata menyatakan
kemudahan mendapatkan tenaga kerja sebagai faktor yang
mendukung industri batu-bata di Desa Gadingrejo Kecamatan
Pringsewu Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
4. Seluruh (100%) pengrajin industri batu-bata menyatakan
kemudahan mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor
yang mendukung industri batu-bata di Desa Gadingrejo
Kecamatan Pringsewu Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
5. Seluruh (100%) pengrajin industri batu-bata menyatakan
kemudahan pemasaran sebagai faktor yang mendukung industri
batu-bata di Desa Gadingrejo Kecamatan Pringsewu Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
29
C. Kerangka Pikir
Keberadaan industri yang tumbuh dan berkembang di daerah pedesaan, secara
umum berawal dari tersedianya bahan baku, yang di dukung oleh penguasaan
keterampilan tangan sederhana yang dimiliki para petani. Perkembangan suatu
kerajinan akan dipengaruhi oleh beberapa hal, Dimana di dalam suatu kerajinan
terutama kerajinan rumah tangga faktor-faktor tersebut sangat berperan dan
berpengaruh terhadap proses produksi karena keduanya tidak dapat dipisahkan.
Mendirikan suatu kerajinan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mendukung
kelancaran proses produksi, seperti: modal, ketersediaan bahan baku, ketersediaan
tenaga kerja, sarana transportasi dan adanya pasar sebagai tempat pemasaran hasil
produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:
Gambar 1.2 Alur Kerangka Pikir (Pengarajin Gerabah di Desa Podomoro
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu)
Bahan Baku
Modal
Tenaga Kerja
Sarana Transportasi
Pemasaran
Pengrajin Gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten
Pringsewu
30
D. Hipotesis
Menurut Punaji (2012: 108) hipotesis adalah suatu keadaan atau peristiwa yang
diharapkan dan menyangkut hubungan variabel – variabel penelitian. Hipotesis
selalu diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
.
1. Faktor kemudahan modal sebagai faktor yang mendukung kelangsungan
kerajinan gerabah di Desa Podomoro dengan kriteria >75% pengrajin mudah
mendapatkan modal.
2. Faktor kemudahan bahan baku sebagai faktor yang mendukung kelangsungan
kerajinan gerabah di Desa Podomoro dengan kriteria >55% pengrajin mudah
mendapatkan bahan baku.
3. Faktor kemudahan tenaga kerja sebagai faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro dengan kriteria >55%
pengrajin mudah mendapatkan tenaga kerja.
4. Faktor kemudahan sarana transportasi sebagai faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro dengan kriteria >55%
pengrajin mudah mendapatkan transportasi.
5. Faktor kemudahan pemasaran sebagai faktor yang mendukung kelangsungan
kerajinan gerabah di Desa Podomoro dengan kriteria >55% pengrajin mudah
memasarkan gerabah.
31
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) metode deskriptif merupakan
suatu metode penelitian yang bertujuan untuk memaparkan atau menggambarkan
sesuatu hal, misalnya keadaan, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
mengenai faktor-faktor yang mendukung kerajinan gerabah di lokasi penelitian
meliputi, modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran pada
kerajinan gerabah di Desa Podomoro, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten
Pringsewu. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, diharapkan
penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan analisis berdasarkan data
yang terkumpul.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah RT 1 dan RT 2 Dusun 3, Desa Podomoro,
Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Desa Podomoro merupakan desa
satu-satunya desaa sentra industri gerabah yang ada di Kecamatan Pringsewu.
32
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto, (2010:173) populasi adalah keseluruhan objek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengrajin gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu yang berjumlah 30
pengrajin yang terdapat di Dusun III Desa Podomoro.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang di teliti (Arikunto, 2010:
131). Penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampling
jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
sensus, dimana anggota pupulasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2014: 118). Jadi
dalam penelitian ini sampel digunakan sebanyak 30 pengrajin hal ini dikarenakan
populasinya kurang dari 100 maka digunakan keseluruhan sampel tersebut. Untuk
melihat sebaran kerajinan gerabah, dapat dilihat pada peta di halaman berikutnya.
33
Gambar 3.1 Persebaran Sampel Penelitian Pengrajin Gerabah di Desa Podomoro Tahun 2018
34
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operisional Variabel
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, (2010:161). Dari pendapat tersebut berarti
dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan haruslah jelas apa yang menjadi
variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yaitu
faktor-faktor yang mendukung kelangsungan usaha industri gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dengan kriteria meliputi
Modal, Bahan Baku, Tenaga Kerja, Sarana Transportasi dan Pemasaran.
2. Defenisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2014: 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak
atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
Adapun defenisi operasional variabel penelitian ini adalah:
a. Modal
Modal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modal digunakan oleh
pengrajin untuk proses produksi kerajinan gerabah. Kemudahan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah apabila modal yang dibutuhkan untuk proses produksi
selalu mudah didapatkan dan terpenuhi. Adapun kriteriamodal dalam penelitian
ini adalah:
35
1) Asal Modal
Asal modal yang dimaksud adalah modal yang digunakan oleh pengrajin untuk
membeli bahan baku,bahan bakar dan membayar upah tenaga kerja. Dengan
kriteria:
a) Modal Mudah, apabila modal selalu tersedia dan berasal dari modal pribadi.
b) Modal Sulit, apabila modal tidak tersedia dan berasal dari modal pinjaman.
2) Jumlah Modal
Jumlah modal dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan biaya untuk proses
industri gerabah. Berikut merupakan kriteria modal industri gerabah di Desa
Podomoro:
a) Besar/Tinggi apabila diatas Rp. 1.500.000,-
b) Kecil/Rendah apabila dibawah Rp. 1.500.000,-
3) Pendapatan
Pendapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan yang diperoleh
dari hasil penjualan gerabah. Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat
Statistik) mengelompokkan menjad 4 golongan yaitu:
a) Golongan pendapatan sangat tinggi jika pendapatan rata-rata > Rp. 3.500.000
perbulan
b) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.
1.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan
c) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah Rp.
1.500.000 s/d Rp. 2.500.000 per bulan
36
d) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000
per bulan
b. Bahan Baku
Bahan baku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bahan baku yang
digunakan sebagai bahan utama pembuatan gerabah. Adapun yang dimaksud
kemudahan mendapatkan bahan bakuadalah bahan baku mudah didapatkan,
apabila bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi gerabah mudah
didapatkan dan tersedia.Dengan kriteria:
a. Selalu tersedia
b. Kadang-kadang tersedia
c. Tidak tersedia
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam penelitian ini adalahseluruh tenaga kerja yang membantu
proses produksi industri gerabah.. Adapun kriteriatenaga kerja dalam penelitian
ini adalah:
1) Kemudahan Tenaga Kerja
a) Tenaga kerja mudah didapatkan apabila tenaga kerja kerja yang
dibutuhkan selalu tersedia pada saat proses produksi gerabah.
b) Tenaga kerja sulit didapatkan, apabila saat proses produksi tenaga kerja
tidak tersedia.
2) Asal tenaga kerja
a) Tenaga kerja berasal dari keluarga
37
b) Tanaga kerja berasal dari luar keluarga/tetangga
3) Jumlah tenaga kerja
a) Sedikit apabila jumlah tenaga kerja terdiri dari 1 sampai 4 orang.
b) Banyak apabila jumlah tenaga kerja terdiri dari 5 sampai 10 orang.
d. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua sarana yang
berkaitan dengan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
mendukung proses produksi industri tersebut. Sarana transportasi mudah, apabila
sarana transportasi tersedia dan mendukung dalam kegiatan industri. Sarana
transportasi yang dimaksud adalah Mobil Truk, Mobil Pick Up, Motor , Gerobak.
e. Pemasaran
Pemasaran hasil produksi merupakan tahap akhir dari kegiatan industri,
pemasaran adalah proses atau cara untuk memasarkan suatu barang dagangan
kepada masyarakat guna pemenuhan kebutuhan hidup. Pemarasan yang dimaksud
adalah mudah dan lancarnya dalam memasarkan hasil produksi kepada konsumen
dan pelanggan.Mudah, apabila hasil produksi kerajinan gerabah tersebut laku dan
dijual dengan lancar. Adapun kriteria wilayah pemasaran dalam penelitian ini
adalah:
a) Dalam wilayah Pringsewu.
b) Luar Pringsewu tetapi masih di Provinsi Lampung.
38
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Teknik Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat pengumpul data berupa
kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode atau
instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner, instrumen
yang dipakai adalah angket atau kuesioner (Arikunto, 2010: 151). Kuesioner
digunakan untuk memperoleh data seperti, Kepemilikan modal pengrajin gerabah,
ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi, dan
pemasaran hasil produksi.
2. Teknik Wawancara
Menurut Siswanto (2012: 58), teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung. Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan faktor-faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro.
3. Teknik Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:231), teknik dokumentasi adalah suatu cara
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip,
39
buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Teknik dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan dengan maksud untuk memperoleh data yang bersifat
sekunder, yaitu berupa data mengenai lokasi penelitian, dan foto-foto yang terkait
dengan kegiatan kerajinan gerabah Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada jiwa lain. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini menggunakan
analisis data deskriptif dengan menggunakan persentase dalam tabel frekuensi.
Penerapannya dilapangan yaitu data yang telah diperoleh dari hasil penelitian
dideskripsikan dalam bentuk tabel yang dipresentasekan dan selanjutnya
diinterpretasikan dan dapat disimpulkan dalam bentuk laporan penelitian.
Keterangan :
% : Presentase yang diperoleh
n : jumlah jawaban yang diperoleh
N : Jumlah seluruh responden
100 : Konstanta
113
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengenai kerajinan gerabah di Desa
Podomoro Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dapat di simpulkan
sebagai berikut:
1. Mudahnya untuk mendapatkan modal sebagai faktor pendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, karena sebanyakpengrajin 93,33% menyatakan
mudah dalam mendapatkan modal.
2. Mudahnya untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor pendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, karena seluruh pengrajin 100% menyatakan mudah
dalam mendapatkan bahan baku.
3. Mudahnya untuk mendapatkan tenaga kerja sebagai faktor pendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, karena seluruh pengrajin 100% menyatakan mudah
dalam mendapatkan tenaga kerja.
114
4. Mudahnya untuk mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor
pendukung kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu, karena seluruh pengrajinatau
100%menyatakan mudah dalam mendapatkan transportasi.
5. Mudahnya untuk memasarkan hasil produksi sebagai faktor pendukung
kelangsungan kerajinan gerabah di Desa Podomoro Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu, karena seluruh atau 100% pengrajin menyatakan
mudah dalam memasarkan hasil produksi yang dijual sampai luar
Kabupaten Pringsewu.
6. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa lima variabel penelitian yang
mengacu pada faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi, dan
pemasaran ternyata ada faktor lain yang menjadi faktor yang mendukung
kelangsungan kerajinan gerabah yaitu masih diminatinya hasil kerajinan
oleh para konsumen. Hal tersebut disebabkan oleh alasan para pengrajin
yang masih menjalankan usaha kerajinannya sampai saat ini.
B. Saran
1. Disarankan kepada pengrajin gerabah untuk meningkatkan kualitas gerabah
dengan cara membuat gerabah menggunakan bahan baku yang baik
agarbisa bersaing dengan pruduk yang terbuat dari bahan plastik sehingga
para konsumen akan tetap membeli pruduk yang dihasilkan kerajinan
gerabah. Apabila para konsumen tidak tertarik lagi untuk membeli maka
kerajinan gerabah tidak dapat bertahan.
115
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Salim. 1993. Sarana Tranportasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada..346
hlm
Abdurachmat. 1997. Geografi Ekonomi. Bandung: Diktat Jurusan Pendidikan
Geografi FPIPS UPI.115 hlm
Addien. 2010. Praktik Membuat Kerajinan Tanah Liat. Jakarta: Trans Mandiri
Abadi. 88 hlm
Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka.. 226 hlm
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. 413 hlm
Basrul, A. 1994. Kerajinan Tanah Liat Tradisional Bumi-Jawa Barat. Jakarta:
Proyek Pengembangan Perumusan Jakarta. 127 hlm
Berlinda Duwi. 2017. Faktor-Faktor Pendukung Berdirinya Usaha Genteng Desa
Wates Selatan Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu Tahun
2016. Jurnal Penelitian Geografi Universitas Lampung. (Volume 5 No 4
Tahun 2017). http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPG/view/765. 1
hlm.
Badan Pusat Statistik. 2014 Indikator Kesejahteraan Rakyat 2007.BPS. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2004. Lampung Dalam Angka 2004. BPS. Jakarta
Bambang Riyanto. 1990. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.. 85 hlm
Bintarto. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: UP Spring..118 hlm
Bintarto,R.1977. Pengantar Geografi Kota, Yogyakarta: Spring.126 hlm
Daldjoeni. 1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek.
Bandung: Alumni. 228 hlm
116
Deasy Arisanty. 2016. Upaya Pengrajin Gerabah di Desa Bayanan Menjaga
Keberlangsungan Industri Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Jurnal Pendidikan Geografi No. 3 Vol. 3 Mei 2016: 46-
54. Jurusan Program Studi Geografi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat.Kalimantan Selatan.
Eni Murti. 2007. Studi Industri Genteng di Desa Demakan Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo Tahun 2007. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Geografi. Jurusan Pendidikan IPS. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret. 66 hlm
Eva Banowati. 2012. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak. 270 hlm
Faridatul Fatimah. 2015. Studi Kerajinan Gerabah Kasongan di Desa Bangunjiwo
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Jurnal Pendidikan Geografi No. 2
Vol. 2 5 Juni 2015: 78-85. Jurusan Program Studi Geografi. Fakultas
Ilmu Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hastuti, Indra. 2012. Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Gerabah, Faktor
yang Mempengaruhi, dan Strategi Pemberdayaan Pada Masyarakat di
Desa melikan Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Jurnal Managemen
dan Bisnis, Vol 16 No 2 Desember 2012. 127-135. STIMIK Duta Bangsa
Surakarta. Jawa Tengah.
Heidjrachman. 1989. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. 235
hlm
Hernanto, 1989. Ilmu Usahatani Indonesia. Jakarta: Penebar Swadaya. 309 hlm
Kamariah. 2016. Upaya Pengrajin Gerabah di Desa Bayanan Menjaga
Keberlangsungan Industri Kecamatan Daha Selatan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan. Jurnal Pendidikan Geografi Volume 3, No 3 Mei 2016:
46-54. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Geografi Universitas
Lambung Mangkurat. Barjarmasin
Kantor Kelurahan Podomoro Kecamatan Pringsewu. 2017. Monografi Desa.
Pringsewu. 13 hlm
Kartasapoetra. 1987. Pembentukan Perusahaan Industri. Jakarta: Bina Aksara
128 hlm.
Kementrian Republik Indonesia.1984. Undang -Undang No. 5 Tahun 1984
Tentang Perindustrian. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.. 23 hlm
_______________.2003. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet RI. Jakarta. 128 hlm
117
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Belajar.227
hlm
Marius P. 2005. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.268 hlm
Marsudi Djojodipuro, 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI. 239 hlm
Mubyarto. 1987. Pengantar Ekonomi. Jakarta: LP3ES. 305 hlm
Nasution S. 2001.Buku Penuntun Pembuat Thesis, Skripsi, Disertasi dan
Makalah. Jakarta: Bumi Aksara. 295 hlm
Pujoalwanto. 2014. Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 261 hlm
Punaji,Setyosari.2012. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan
Kencana. Jakarta.295 Hlm.
Sandy, I Made.1985. Geografi Regional Indonesia. Jakarta: Puri Margasri.. 363
hlm
Siswanto.2012. Panduan Singkat Penyusunan Skripsi. Jakarta: Bina Pustaka.82
hlm
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 170 hlm
Sumaatmadja, Nursid.1988.
Studi Geografi Suatu Pendekatan dan AnalisaKeruangan. Bandung:
Alumni. 252 hlm.
Sumarni, Murti dan Soeprihanto,John. 1993. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Edisi
Kelima. Liberti.336 hlm
Tohir, Kaslan. 1983. Ilmu Usahatani. Jakarta: Rineka Cipta. 213 hlm
Trisnaningsih. 2016. Demografi Edisi 2. Yogyakarta: Media Akademi. 204 hlm
Tri Yulia. 2008. Faktor-Faktor Pendukung Berdirinya Industri Batu Bata di
wilayah Gadingrejo Kecamatan Pringsewu. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan IPS. Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan. Universitas Lampung. Bandarlampung. 60 hlm
Sumarni,Murti dan Soeprihanto,John. 1993. Pengantar Bisnis. Yogyakarta: Edisi
Kelima. Liberti.
Sumijati Atmosudiro. 1986. Keramik. Bandung: Angkasa. 428 hlm
Wasis. 1997. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Bandung: PT Alumni.176 hlm