perancangan prototype direct notification … · most important step from this phase, ......

13
PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION SYSTEM UNTUK MEMINIMASI PRE-EVACUATION TIME PADA PROSES EVAKUASI GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SHORT MESSAGING SERVICE (SMS) GATEWAY (STUDI KASUS: PT OTSUKA INDONESIA) Bobby Adhipradana, Arief Rahman, Ratna Sari Dewi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected] Abstrak Fase pre-evacuation merupakan tahapan kritis dalam proses evakuasi gedung atau bangunan pabrik. Tahap terpenting dari fase ini yang dapat diminimalisasi adalah tahap merespon tanda bahaya. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam penelitian ini akan dirancang sebuah prototype sistem peringatan langsung yang mampu melakukan verifikasi kondisi aktual dari kemungkinan bahaya. Sistem peringatan langsung berhasil dirancang menggunakan teknologi SMS Gateway. Sistem tersebut diimplementasikan dan diuji dengan membandingkan dua metode sistem evakuasi, yaitu dengan sistem evakuasi buatan yang menyerupai sistem evakuasi existing dan dengan sistem evakuasi usulan yang menggunakan sistem peringatan langsung. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengukur waktu respon penghuni gedung dalam menginisialisasi alarm, waktu pre-evacuation, dan total waktu evakuasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua waktu yang diukur dengan sistem evakuasi usulan lebih kecil dari pada dengan sistem evakuasi buatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rancangan prototype sistem peringatan langsung dengan pemanfaatan teknologi SMS Gateway mampu memperbaiki waktu respon penghuni gedung dan meningkatkan performansi waktu evakuasi di gedung atau bangunan pabrik. Kata kunci: Waktu pre-evacuation, respon tanda bahaya, sistem peringatan langsung, SMS Gateway ABSTRACT Pre-evacuation phase is a critical phase in the evacuation process of a building or a factory. The most important step from this phase, which can be minimized, is the responsing danger alert. Based on that thought, this research will design a direct notification system prototype which can verify the actual condition of a dangerous possibility. Direct notification system has been succesfully designed using SMS Gateway technology. This system implemented and evaluated by comparing two evacuation system methods, which are artificial evacuation system which is similar with existing evacuation system and suggestion evacuation system which is using direct notification system. The evaluation objectives are to measure the building occupants response time in interpreting danger alarm, pre-evacuation time, and evacuation total time. The evaluation results indicate that all the time measured by suggestion evacuation system shorter than artificial evacuation system. This result indicates that direct notification system prototype using SMS Gateway technology design can improve building occupants response time and increase building or factory’s evacuation time performance. Keywords: Pre-evacuation time, danger alert response, direct notification system, SMS Gateway 1. Pendahuluan Setiap pembangunan gedung di Indonesia harus memenuhi standar dalam bidang konstruksi dan bangunan, yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), salah satunya adalah standar perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung, antara lain terdiri dari tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem deteksi dan peringatan dini terhadap bahaya pada bangunan gedung adalah hal yang sangat kritis dan harus disiapkan sebagai bagian dari perencanaan bangunan. Evakuasi merupakan tahapan penting dalam menanggapi bencana atau keadaan bahaya. Banyak hal yang berperan besar ketika

Upload: dodiep

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION SYSTEM UNTUK MEMINIMASI PRE-EVACUATION TIME PADA PROSES EVAKUASI GEDUNG

DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SHORT MESSAGING SERVICE (SMS) GATEWAY (STUDI KASUS: PT OTSUKA INDONESIA)

Bobby Adhipradana, Arief Rahman, Ratna Sari Dewi

Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

Abstrak

Fase pre-evacuation merupakan tahapan kritis dalam proses evakuasi gedung atau bangunan pabrik. Tahap terpenting dari fase ini yang dapat diminimalisasi adalah tahap merespon tanda bahaya. Atas dasar pemikiran tersebut, maka dalam penelitian ini akan dirancang sebuah prototype sistem peringatan langsung yang mampu melakukan verifikasi kondisi aktual dari kemungkinan bahaya. Sistem peringatan langsung berhasil dirancang menggunakan teknologi SMS Gateway. Sistem tersebut diimplementasikan dan diuji dengan membandingkan dua metode sistem evakuasi, yaitu dengan sistem evakuasi buatan yang menyerupai sistem evakuasi existing dan dengan sistem evakuasi usulan yang menggunakan sistem peringatan langsung. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengukur waktu respon penghuni gedung dalam menginisialisasi alarm, waktu pre-evacuation, dan total waktu evakuasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua waktu yang diukur dengan sistem evakuasi usulan lebih kecil dari pada dengan sistem evakuasi buatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rancangan prototype sistem peringatan langsung dengan pemanfaatan teknologi SMS Gateway mampu memperbaiki waktu respon penghuni gedung dan meningkatkan performansi waktu evakuasi di gedung atau bangunan pabrik. Kata kunci: Waktu pre-evacuation, respon tanda bahaya, sistem peringatan langsung, SMS Gateway

ABSTRACT Pre-evacuation phase is a critical phase in the evacuation process of a building or a factory. The most important step from this phase, which can be minimized, is the responsing danger alert. Based on that thought, this research will design a direct notification system prototype which can verify the actual condition of a dangerous possibility. Direct notification system has been succesfully designed using SMS Gateway technology. This system implemented and evaluated by comparing two evacuation system methods, which are artificial evacuation system which is similar with existing evacuation system and suggestion evacuation system which is using direct notification system. The evaluation objectives are to measure the building occupants response time in interpreting danger alarm, pre-evacuation time, and evacuation total time. The evaluation results indicate that all the time measured by suggestion evacuation system shorter than artificial evacuation system. This result indicates that direct notification system prototype using SMS Gateway technology design can improve building occupants response time and increase building or factory’s evacuation time performance. Keywords: Pre-evacuation time, danger alert response, direct notification system, SMS Gateway

1. Pendahuluan Setiap pembangunan gedung di Indonesia

harus memenuhi standar dalam bidang konstruksi dan bangunan, yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), salah satunya adalah standar perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung, antara lain terdiri dari tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengujian sistem deteksi dan

alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem deteksi dan peringatan dini terhadap bahaya pada bangunan gedung adalah hal yang sangat kritis dan harus disiapkan sebagai bagian dari perencanaan bangunan.

Evakuasi merupakan tahapan penting dalam menanggapi bencana atau keadaan bahaya. Banyak hal yang berperan besar ketika

Page 2: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

dilaksanakannya proses evakuasi, misalnya sistem peringatan (notification systemfasilitas emergency exit. Oleh karena itu, setiap public building harus mengimplementasikan emergency preparedness dan planning, termasuk pembangunan fasilitas dan pintu keluar darurat (Rahman & Mahmood, 2008).

Dalam proses evakuasi gedung, terdapat dua fase yang sangat menentukan, yaitu fase pre-evacuation dan fase movement2007). Berdasarkan penelitian sebelumnya, Pelechano et al. (2006) serta Rahman dan Mahmood (2008) menyatakan bahwa fase evacuation memberikan kontribusi yang besar pada total waktu evakuasi. Hal tersebut mungkin terjadi karena dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, dan pengalaman orang di dalam gedung.

Aktivitas untuk menginterpretasikan emergency alarm, dalam fase premerupakan hal yang sangat kritis. Penghuni gedung cenderung memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap bunyi peringatan tanda bahaya. Bentuk persepsi tersebut antara lain, menganggap sebagai tanda bahaya (palsu, memerlukan konfirmasi untuk memastikan kondisi aktual, menyelamatkan barang berharga, dan berbagai aktivitas lainnya yang cenderung memerlukan waktu yang panjang.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk meminimasi fase pre-evacuation yang mengkonsumsikan lebih dari 50% dari Total Evacuation Time seperti yang terlihat pada gambar 1merancang direct notification systemmenggunakan Short Messaging ServiceGateway. Sebagai alat pendukung sistemteknologi SMS akan secara cepat, tepat, dan hemat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pengembangan aplikasi ini (Hidayat, 2008). Hasil penelitian initerjadi pengurangan total waktu evakuasi dan mengurangi jumlah korban yang terjebak di dalam gedung.

Gambar 1. Proporsi Total Waktu Evakuasi(Sumber: Rahman & Mahmood, 2008)

dilaksanakannya proses evakuasi, misalnya notification system) dan

. Oleh karena itu, setiap harus mengimplementasikan

dan evacuation , termasuk pembangunan fasilitas dan

pintu keluar darurat (Rahman & Mahmood,

Dalam proses evakuasi gedung, terdapat dua fase yang sangat menentukan, yaitu fase

movement (Chow, arkan penelitian sebelumnya,

Pelechano et al. (2006) serta Rahman dan Mahmood (2008) menyatakan bahwa fase pre-

memberikan kontribusi yang besar pada total waktu evakuasi. Hal tersebut mungkin terjadi karena dipengaruhi oleh faktor behavior,

asaan, dan pengalaman orang di dalam

Aktivitas untuk menginterpretasikan pre-evacuation,

merupakan hal yang sangat kritis. Penghuni gedung cenderung memiliki persepsi yang

beda terhadap bunyi peringatan tanda aya. Bentuk persepsi tersebut antara lain,

menganggap sebagai tanda bahaya (alarm) palsu, memerlukan konfirmasi untuk

, menyelamatkan barang berharga, dan berbagai aktivitas lainnya yang cenderung memerlukan waktu yang

rdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk meminimasi fase

yang mengkonsumsikan lebih Total Evacuation Time (TET),

seperti yang terlihat pada gambar 1, dengan direct notification system dengan

Short Messaging Service (SMS) . Sebagai alat pendukung sistem,

teknologi SMS akan secara cepat, tepat, dan hemat digunakan untuk menyampaikan informasi dalam pengembangan aplikasi ini

ini diharapkan terjadi pengurangan total waktu evakuasi dan mengurangi jumlah korban yang terjebak di

Proporsi Total Waktu Evakuasi Rahman & Mahmood, 2008)

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Evakuasi Evakuasi adalah pergerakan seseorang dari

tempat yang berbahaya disebabkan oleh ancaman dalam suatu kejadian yang dapat mengakibatkan malapetaka (Wikipedia, 2009). Evakuasi dapat dilakukan sebelum, selama, dan sesudah suatu bencana terjadi, misalnya letusagunung berapi, badai, banjir, maupun gempa bumi. Rangkaian urutan dari proses evakuasi dapat terbagi menjadi beberapa tahap yaitu detection, decision, alarm, reactionto an assembly station, (Wikipedia, 2009). Waktu untuk empat tawal dari rangkaian tersebut disebut movement time atau pre-evacuation time

Durasi dari proses evakuasi disebut sebagai evacuation time. Dengan kata lain, time adalah total waktu dari setiap dalam situasi darurat untuk mencappoint atau area yang lebih aman (Rahman & Mahmood, 2008). Menurut Proulx (1995), yang dikutip oleh Rahman dan Mahmood (2008), time to evacuate (evacuation timetime to start dijumlahkan denganDimana time to start adalah rentang waktu ketika tanda bahaya berbunyi sampai penghuni gedung menyelamatkan diri dan adalah waktu berjalan atau berlari untuk menyelamatkan diri hingga area yang lebih aman. Sedangkan menurut Chow (2007), terdapat tiga komponen dalam Total Evacuation Time (TET), yaitu human response time, travel time, dan waiting time. Waiting timekunci dan bagian paling penting dalam proses evakuasi dan tergantung dari tingkat keramaian. Response time tergantung dari gaya hidup masing-masing orang, sedangkan tergantung dari kecepatan berpindah dari orang tersebut.

2.2 Emergency Preparedness Kunci dari konsep disaster management

and planning adalah emergency preparedness(Slepski, 2007). Setiap gedung untuk fasilitas umum maupun bangunan pabrik harus mengimplementasikan emergency preparednessdan perencanaan evakuasi, termasuk pembangunan fasilitas dan exit emergency(Rahman & Mahmood, 2008). Slepski (2007), mengutip Turnock (2004), menyebutkanemergency preparedness adalah keadaan atau situasi yang salah atau tidak seimbang dan yang ingin dihindari dengan melakukan pendekatan

2

Evakuasi adalah pergerakan seseorang dari tempat yang berbahaya disebabkan oleh ancaman dalam suatu kejadian yang dapat mengakibatkan malapetaka (Wikipedia, 2009). Evakuasi dapat dilakukan sebelum, selama, dan sesudah suatu bencana terjadi, misalnya letusan gunung berapi, badai, banjir, maupun gempa bumi. Rangkaian urutan dari proses evakuasi dapat terbagi menjadi beberapa tahap yaitu

reaction, movement , transportation

(Wikipedia, 2009). Waktu untuk empat tahap awal dari rangkaian tersebut disebut pre-

evacuation time. Durasi dari proses evakuasi disebut sebagai

. Dengan kata lain, evacuation adalah total waktu dari setiap occupant

dalam situasi darurat untuk mencapai assembly atau area yang lebih aman (Rahman &

Mahmood, 2008). Menurut Proulx (1995), yang dikutip oleh Rahman dan Mahmood (2008),

evacuation time) sama dengan dijumlahkan dengan time to move.

lah rentang waktu ketika tanda bahaya berbunyi sampai penghuni

menyelamatkan diri dan time to move adalah waktu berjalan atau berlari untuk menyelamatkan diri hingga area yang lebih aman. Sedangkan menurut Chow (2007),

otal Evacuation human response time, travel

Waiting time menjadi kunci dan bagian paling penting dalam proses evakuasi dan tergantung dari tingkat keramaian.

tergantung dari gaya hidup masing orang, sedangkan travel time

tergantung dari kecepatan berpindah dari orang

disaster management

emergency preparedness p gedung untuk fasilitas

umum maupun bangunan pabrik harus emergency preparedness

dan perencanaan evakuasi, termasuk exit emergency Slepski (2007),

mengutip Turnock (2004), menyebutkan bahwa adalah keadaan atau

situasi yang salah atau tidak seimbang dan yang ingin dihindari dengan melakukan pendekatan-

Page 3: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

3

pendekatan dari satu kondisi ke kondisi yang lain. Sedangkan menurut Slepski (2007), emergency preparedness adalah pengetahuan yang luas, keterampilan, kemampuan, dan tindakan yang dibutuhkan untuk disiapkan dan menanggapi adanya suatu ancaman keadaan bahaya.

2.3 Permasalahan Shortest Path Permasalahan shortest path adalah

permasalahan dalam network optimization (optimasi jaringan) yang bertujuan untuk memilih jalur terpendek dari node awal ke node tujuan (Hillier & Lieberman, 2001). Shortest path dapat digambarkan dengan beberapa node yang terhubung dengan suatu tanda panah menjadi suatu jaringan yang saling terhubung dengan jarak yang non-negatif. Tujuan dari prosedur dalam permasalahan shortest path yaitu prosedur tersebut mengalirkan suatu urutan dari node asal, dapat mengidentifikasi jalur terpendek pada masing-masing node dari suatu jaringan dalam urutan menaik terhadap jarak terpendek dari node asal.

2.4 Pemilihan Algoritma Shortest Path Algoritma dalam permasalahan pemilihan

jalur terpendek (shortest path problem) antara lain adalah algoritma Dijkstra, algoritma Bellman-Ford, algoritma A*search, dan algoritma Floyd-Warshall seperti yang tercantum dalam tabel 1. Algoritma-algoritma tersebut memiliki inti logika yang sama, yaitu memilih jarak jalur paling minimum dari node awal ke node tujuan dari alternatif-alternatif jalur yang diberikan dari masing-masing node awal.

Tabel 1. Perbandingan Algoritma Shortest Path

Problem

(Sumber: Wikipedia, 2009)

Algoritma yang dipilih untuk dimasukkan dalam sistem peringatan langsung ini adalah algoritma Dijkstra. Algoritma Dijkstra adalah algoritma graph search yang dapat menyelesaikan permasalahan pemilihan jalur terpendek dengan single-source. Pemilihan ini didasarkan pada karakteristik Dijkstra, yaitu single-source dan non-negatif, sesuai dengan kebutuhan sistem yang hanya membutuhkan kalkulasi jarak minimum antar ruangan dalam gedung yang terbakar. Berdasarkan karakteristik algotima Dijkstra, perhitungan jalur terpendek dari setiap node akan terjadi secara cepat karena setiap perhitugan hanya dilakukan sekali saja tanpa perulangan. Kalkulasi yang cepat dapat dilakukan oleh Dijkstra dengan performansi yang stabil.

2.5 Direct Notification System Notification adalah sebuah pesan atau

peringatan yang disampaikan atau dikirimkan kepada user oleh layanan Intelligent Notification (IBM, 2009). Pesan yang disampaikan diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu direct notifications dan subscription-based notifications (IBM, 2009). Direct notifications adalah suatu pesan yang berasal dari user atau aplikasi lain, contohnya tanda bahaya, pesan pribadi atau reminders. Subscription-based notifications adalah suatu pesan yang dipicu oleh suatu kejadian (events) dimana seorang user terdaftar pada suatu layanan berlangganan, contohnya jika seseorang terdaftar dalam layanan Web news, orang tersebut akan menerima pesan ketika suatu artikel berita baru diterbitkan. Direct notification system dapat membuat suatu organisasi atau perusahaan untuk mengirimkan pesan kepada ratusan bahkan ribuan orang.

2.6 SMS Gateway SMS Gateway adalah suatu platform yang

menyediakan mekanisme untuk mengirim dan menerima SMS dari peralatan mobile (handphone, PDA phone, dan lain-lain) melalui kode singkat SMS Gateway (Wikipedia, 2009). SMS Gateway, menurut Andi (2008), merupakan perpaduan antara layanan telepon seluler dengan komputer, dimana komputer akan merespon secara otomatis setiap ada request perintah yang didapat via SMS, dan komputer akan mengirim jawaban dari request via SMS. Keuntungan dari SMS Gateway adalah memudahkan seseorang untuk dapat menyebarkan pesan ke ratusan nomor secara

Page 4: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

4

otomatis dan cepat yang langsung terhubung dengan database nomor-nomor ponsel, tanpa harus mengetik ratusan nomor dan pesan di ponsel, karena semua nomor akan diambil secara otomatis dari database tersebut.

3. Metodologi Penelitian Metodologi dalam penelitian ini terdiri dari

beberapa tahapan utama yang perlu dilakukan, yaitu tahap identifikasi permasalahan, tahap pengumpulan data, tahap perancangan dan implementasi sistem, tahap pengujian dan analisis sistem, dan tahap penarikan simpulan dan saran.

Tahap identifikasi permasalahan dilakukan dalam dua bagian, yaitu studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur bertujuan untuk memahami konsep yang berkaitan dengan proses evakuasi, direct notification system, teknologi SMS Gateway, shortest path problem, dan waktu total evakuasi, serta memahami gambaran sistem dan teknologi evakuasi perusahaan guna merumuskan permasalahan yang ada. Sedangkan, studi lapangan adalah observasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung di perusahaan.

Tahap pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penghuni gedung amatan, data fisik gedung amatan, layout gedung amatan, prosedur evakuasi di lingkungan perusahaan, organisasi petugas evakuasi, dan alat komunikasi yang digunakan di gedung amatan dalam proses evakuasi. Beberapa data sekunder didapatkan tersebut akan dijadikan sebagai standar terhadap sistem dan teknologi perbaikan yang akan diusulkan.

Pada tahap perancangan dan implementasi sistem ini akan dilakukan perancangan sistem peringatan langsung dengan menggunakan teknologi SMS Gateway. Rancang bangun perangkat lunak dengan membangun sebuah SMS Gateway dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa parameter input dan output sistem. Gambar 2 menjelaskan bahwa, dari parameter yang telah dibuat, modul yang dibutuhkan untuk sistem peringatan langsung ini antara lain adalah keputusan atau verifikasi kondisi aktual bahaya, kalkulasi penentuan bahaya, kalkulasi rute terpendek dengan memperhitungkan halangan dari sumber bahaya, dan pengiriman pesan singkat (SMS) kepada setiap penghuni gedung.

Gambar 2. Kerangka Umum Sistem Peringatan Langsung

Dalam tahap pengujian dan analisis sistem,

rancangan sistem peringatan langsung berbasis SMS akan diujicobakan pada gedung amatan dan akan dilakukan simulasi evakuasi secara nyata kepada beberapa penghuni gedung sebagai sample. Simulasi evakuasi dirancang sedemikian rupa sehingga penghuni gedung akan mengalami dua kali simulasi, yaitu simulasi yang sesuai dengan standar evakuasi perusahaan tanpa mengaplikasikan rancangan sistem peringatan langsung dan simulasi dengan mengaplikasikan rancangan sistem peringatan langsung serta prosedur baru. Pada tahap ini akan dilakukan pula pengukuran total waktu evakuasi dari sample penghuni gedung serta pengukuran terhadap waktu respon penghuni terhadap tanda bahaya saat dibunyikan dan SMS evakuasi diterima. Proses analisis dan evaluasi terhadap sistem peringatan langsung dilakukan pada tahap ini untuk proses perbaikan dan penyempurnaan hasil.

Setelah seluruh tahap dalam metodologi penelitian telah dilalui, maka ditarik suatu simpulan yang berkaitan dengan prototype perangkat lunak direct notification system, algoritma Short Messaging Service (SMS) Gateway, dan pre-evacuation time dan perbandingan sistem keseluruhan sebelum dan sesudah mengimplementasikan direct notification system. Setelah itu, diberikan pula saran-saran, baik untuk perusahaan maupun untuk penelitian mendatang, yang berupa perbaikan maupun pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan.

4. Hasil

4.1 Jaringan Antar Node Pembuatan jaringan antar node bertujuan

untuk menghubungkan setiap node dengan node yang lain dan untuk mengetahui jarak antar node tersebut. Dalam hal ini, node-node tersebut melambangkan ruang-ruang dan pintu-pintu di gedung ME 1 sebagai gedung amatan. Jaringan

Page 5: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

5

node tersebut akan digunakan untuk penentuan jalur terpendek dalam proses evakuasi.

Gambar 3. Layout Gedung ME 1

12

D C B A 3

E

G

F 4

H

I J

N

KL

M 6

O

P

Q

5S

R

14000

3227,5

10349,514000

11000

Melalui N

10855

10500

1025018250

11000

575010000

21250

20863,5

2500

1136,5

21613,5

13500

25004750

25005886,5

9250Melalui K

17750Melalui K

5855

Melalui N

11000

19599,5

Melalui P

21099,5

Melalui P & N

25000

Melalui P

12750

Melalui N

20750

Melalui J & N

14386,5

Melalui K

6636,5

10000

Melalui K

12000

Melalui K

12909,5

Melalui K

7

14000

Gambar 4 Jaringan Antar Node (Ruang) dalam Gedung ME 1

Keterangan gambar 3 dan 4: 1. Pintu 1 (pintu utama) 2. Pintu 2 3. Pintu 3 4. Pintu 4 5. Pintu 5 6. Emergency exit lantai 1 7. Emergency exit lantai 2 a. Female locker room b. Plant manager room c. Male locker room d. PE Storage e. Ruang sekretariat f. Finish product storage g. Inspection room h. Ruang ganti pakaian i. Sealing room j. Sterilization room k. Corridor l. Moulding room m. Washing room n. Assembling room o. Assembling D/C room p. Pre-assembling room 1st floor q. Pre-assembling room 2nd floor r. Printer room s. Raw material storage

Teknis pelaksanaan atau skenario yang

akan digunakan dalam perhitungan jalur terpendek dari setiap node huruf yang tersedia pada gambar 3 dan gambar 4 adalah dengan mematikan salah satu node. Node yang dimatikan tersebut dianalogikan sebagai ruangan yang sedang terbakar. Sehingga node yang telah dimatikan tersebut tidak akan bisa dilalui oleh karyawan yang akan menuju pintu keluar.

4.2 Diagram Alir Software Sistem evakuasi usulan merupakan sebuah

sistem peringatan langsung, yaitu dengan cara pengiriman pesan keadaan bahaya via SMS kepada setiap penghuni gedung tertentu dengan menggunakan telepon seluler (ponsel). Bagian penting dari sistem ini adalah perancangan software yang dapat menerima SMS laporan keadaan bahaya, menghitung jalur evakuasi terpendek dari masing-masing ruang kerja, dan mengirim SMS evakuasi ke seluruh penghuni gedung yang terancam bahaya. Software ini dirancang sedemikian rupa sehingga hanya dapat diaktifkan dan dikendalikan oleh pihak tertentu, sehingga software dirancang dengan

Page 6: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

6

menggunakan kata sandi (password) untuk proses aktivasi, seperti yang dijelaskan oleh gambar 5.

Gambar 5. Diagram Alir Proses Aktivasi

Software

Software akan siap untuk mengalami proses running ketika software dalam kondisi stand by. Ketika sebuah SMS laporan keadaan bahaya masuk ke dalam inbox software, sistem software akan melakukan running process secara otomatis karena software evakuasi ini bersifat auto reply. Gambar 6 berikut menjelaskan tentang diagram alir proses running SMS evakuasi.

Gambar 6. Diagram Alir Proses Running SMS

Evakuasi Untuk mencegah adanya SMS sampah atau laporan palsu, software dirancang untuk dapat mengidentifikasi nomor pengirim SMS laporan dalam basis data administrator. Dalam

pengaplikasiannya, seluruh karyawan yang bekerja dalam gedung tertentu akan terdaftar sebagai administrator. Hal ini dimaksudkan agar kebakaran dapat diantisipasi dengan cepat oleh siapa pun yang kebetulan sedang melihat kejadian tersebut.

Software evakuasi ini menggunakan basis data untuk menyimpan data-data para karyawan, tamu (visitor), dan administrator. Data administrator berfungsi sebagai initial number yang dapat memulai proses running program dan initial number tujuan pengiriman SMS evakuasi. Sedangkan data karyawan dan visitor hanya berfungsi sebagai initial number tujuan pengiriman SMS evakuasi yang dikirimkan dari software. Secara garis besar, data-data yang akan disimpan dalam basis data antara lain adalah nama, nomor ponsel, dan lokasi kerja atau lokasi berkunjung bagi tamu, seperti yang dijelaskan dalam gambar 7 di bawah ini.

START

Klik Visitor

Input

Nama

Input

Phone

Number

Input

Location

START

Klik

Phonebook

Input

Code

Input

Nama

Input

Phone

Number

Input

Location

Software

Stand By

Check In

FINISH

Save

FINISH

Select Type Select Type

(a) (b)

Gambar 7. (a) Diagram Alir Peng-input-an dan Penyimpanan Data Visitor dan (b) Data

Karyawan dan Administrator

Data-data karyawan, visitor, dan administrator yang telah disimpan dalam basis data software dapat dihapus jika salah satu dari mereka sedang tidak berada atau telah meninggalkan gedung. Metode penghapusan data, yang dijelaskan dalam gambar 8, hampir

Page 7: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

7

sama dengan metode peng-input-an dan penyimpanan data. Penghapusan data dapat dilakukan dari dalam basis data dengan menunentukan data yang akan dihapus lalu tekan tombol perintah untuk menghapus data tersebut.

(a) (b)

Gambar 8. (a) Diagram Alir Penghapusan Data Visitor dan (b) Data Karyawan dan

Administrator

Gambar 9. Diagram Alir Proses Running SMS

Evakuasi Jika Terjadi Alarm Palsu

Berdasarkan hasil penelitian Rahman dan Mahmood (2008), yaitu didapatkan bahwa fase pre-evacuation mengkonsumsi waktu paling besar dari total waktu evakuasi dikarenakan adanya keraguan setiap kali medengar bunyi alarm, maka metode pengiriman SMS evakuasi akan menjadi berbeda, yaitu seperti yang ditunjukkan pada gambar 9.

4.3 Tampilan Antarmuka Software Antarmuka pada sebuah software berfungsi

sebagai media interaksi secara grafis antara sistem dengan user agar mudah dalam menggunakan software tersebut pada komputer. Software evakuasi ini dibangun dalam tiga jenis form yang memiliki fungsi dan memiliki antarmuka yang berbeda. Software ini terdiri dari tiga form utama, yaitu form Login, form SMS, dan form Phonebook. Fungsi dari masing-masing form tersebut adalah sebagai berikut: 1. Form Login, yaitu form awal yang

ditampilkan ketika pertama kali software evakuasi dibuka dan siap dioperasikan. Form ini akan digunakan oleh dua user berbeda, yaitu security dan visitor. Bagi security, form ini digunakan untuk aktivasi software lalu masuk ke form SMS dan siap untuk menerima SMS laporan serta mengirimkan SMS evakuasi. Sedangkan bagi visitor, form ini akan langsung terhubung ke basis data. Gambar 10 berikut ini adalah gambar tampilan antarmuka form Login.

Gambar 10. Tampilan Form Login

2. Form SMS, yaitu form yang akan terbuka

setelah security melakukan aktivasi. Form SMS digunakan untuk mengawasi proses penerimaan SMS laporan dari petugas yang berwenang di lokasi kejadian, memantau lokasi terjadinya kebakaran, dan mengawasi proses pengiriman SMS evakuasi yang ditujukan kepada seluruh karyawan di gedung lokasi kebakaran. Gambar 11 berikut ini adalah gambar tampilan antarmuka form SMS.

Page 8: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

8

Gambar 11. Tampilan Form SMS

3. Form Phonebook, yaitu form basis data

dalam software evakuasi. Bagi visitor, form ini akan terbuka setelah pengunjung melakukan login. Sedangkan bagi security, form ini akan terbuka melalui form SMS. Form Phonebook ini digunakan untuk menyimpan data diri dan lokasi kerja karyawan atau lokasi yang akan dikunjungi visitor. Gambar 12 berikut ini adalah gambar tampilan antarmuka form Phonebook.

Gambar 12. Tampilan Form Phonebook

4.4 Metode dan Standard Operating Procedure (SOP) Usulan Sistem evakuasi usulan dirancang untuk

mengatasi kendala-kendala dan keterbatasan yang terjadi pada sistem evakuasi existing. Software evakuasi usulan, selain digunakan untuk memperbaiki sistem evakuasi existing, melainkan juga untuk mengantisipasi adanya false alarm. Perancangan sistem evakuasi usulan dimulai dengan menentukan metode atau prosedur yang akan digunakan dalam menjalankan sistem tersebut.

Prosedur evakuasi existing perusahaan terdiri dari prosedur ketika karyawan menjumpai api, prosedur pelaporan keadaan bahaya, dan prosedur evaluasi ketua regu K3. Prosedur ketika karyawan menjumpai api adalah sebagai berikut: 1. Berteriak “KEBAKARAN” atau “API”. 2. Padamkan api dengan alat pemadam

kebakaran terdekat. 3. Padamkan aliran listrik pada mesin yang

terbakar. Bila kebakaran tidak dapat dipadamkan, segera informasikan ke security. Bila api tidak dapat dipadamkan, maka

sebaiknya segera melapor pihak security dengan mengikuti prosedur pelaporan keadaan bahaya sebagai berikut: 1. Tekan 113. 2. Sebutkan situasi yang terjadi. 3. Sebutkan lokasi kebakaran. 4. Sebutkan nama dan departemen pelapor. Gambar 13 berikut ini adalah gambar diagram alir pelaporan keadaan bahaya existing.

Gambar 13. Diagram Alir Pelaporan Keadaan

Bahaya Existing

Prosedur evaluasi ketua regu K3 dilakukan setelah proses evakuasi terjadi dan seluruh karyawan telah berada di assembly point. Berikut adalah prosedur evaluasi ketua regu K3: 1. Menghitung jumlah anggotanya,

memastikan semuanya selamat, dan mencari anggotanya bila ada belum berkumpul.

2. Mengikuti petunjuk petugas pemadam kebakaran.

3. Memutuskan keadaan aman atau belum aman.

Page 9: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

9

Dari ketiga prosedur existing yang ada, hanya prosedur pelaporan keadaan bahaya yang perlu diubah. Pada sistem usulan, proses pelaporan dapat dipersingkat dengan mengirim SMS, sesuai template yang ada, ke sistem software yang telah dirancang. Prosedur pelaporan akan diubah menjadi sebagai berikut: 1. Ketik kode ruang, misal A/B/C/dan

seterusnya, dalam template baku yang telah tersedia, yaitu API<spasi>Kode Ruang.

2. Kirim ke nomor yang telah ditentukan. Gambar 14 berikut ini adalah gambar diagram alir pelaporan keadaan bahaya usulan.

Gambar 14. Diagram Alir Pelaporan Keadaan

Bahaya Usulan

4.5 Pengujian Respon Penghuni Gedung dalam Keadaan Bahaya Pengujian sistem evakuasi dilakukan

dengan dua metode yang berbeda, yaitu uji coba evakuasi tanpa menggunakan software evakuasi dan uji coba evakuasi dengan menggunakan software evakuasi usulan. Berikut adalah hasil perbandingan waktu respon karyawan yang ditunjukkan dalam tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Waktu Respon Metode I

dan Metode II

Pada pengujian metode pertama, alarm buatan dibunyikan selama lebih kurang 2 menit, dengan alasan bahwa selama waktu 2 menit tersebut terdapat lima orang yang hampir tidak melakukan pergerakan sedikit pun. Oleh karena itu, agar tidak terlalu mengganggu, alarm buatan dimatikan pada menit kedua setelah dibunyikan. Sedangkan, pada metode kedua, SMS laporan yang dikirim akan masuk ke inbox sofware kemudian SMS evakuasi terkirim secara otomatis. Setelah diukur, rata-rata waktu respon pada metode pertama adalah sebesar 63,973 detik. Sedangkan rata-rata waktu respon pada metode kedua sebesar 9,696 detik. Maka, waktu respon pada metode kedua lebih cepat 54,277 detik dari waktu respon pada metode pertama, atau 45,23% lebih cepat.

4.6 Perbandingan Waktu Pre-Evacuation Waktu pre-evacuation adalah penjumlahan

waktu pendeteksian bahaya, waktu penentuan keputusan pemberian laporan keadaan bahaya, waktu alarm berbunyi, dan waktu antara alarm berbunyi hingga seseorang memutuskan untuk bergerak menyelamatkan diri (waktu respon). Waktu pendeteksian bahaya dan waktu penentuan keputusan pemberian laporan keadaan bahaya dalam metode pertama termasuk dalam waktu pelaporan keadaan bahaya, yaitu mulai dari seseorang melihat api hingga pelaporan selesai dengan ditandai oleh diletakkannya gagang telepon. Sedangkan, pada metode kedua dihitung mulai dari seseorang melihat api hingga pelaporan selesai dengan ditandai oleh pelapor selesai mengetik SMS. Tabel 3 berikut ini menunjukkan hasil perbandingan waktu pelaporan dengan metode pertama dan metode kedua, sebagai berikut: Tabel 3. Perbandingan Waktu Pelaporan Metode

I dan Metode II

Pada pengujian dengan metode pertama,

didapatkan bahwa rata-rata waktu pelaporan

Page 10: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

10

sebesar 71,459 detik, sedangkan pengujian dengan metode kedua sebesar 17,27 detik. Pada pengujian metode kedua ini didapatkan bahwa waktu running software mengkonsumsi waktu rata-rata sebesar 1 menit 32 detik. Dari data-data di atas, waktu pre-evacuation metode pertama sama dengan 63,973 detik dijumlahkan dengan 71,459 detik. Maka didapatkan bahwa waktu pre-evacuation metode pertama adalah 135,432 detik. Sedangkan, waktu pre-evacuation metode kedua sama dengan 9,696 detik dijumlahkan dengan 17,27 detik. Maka didapatkan bahwa waktu pre-evacuation metode kedua adalah 26,966 detik.

4.7 Perbandingan Waktu Movement Waktu movement didapatkan dari data

historis perusahaan tentang pencatatan waktu pelatihan evakuasi pada gedung ME 1 yang dilakukan oleh pihak HRD dan K3 pada tanggal 5 Juni 2009. Catatan historis tersebut menunjukkan waktu evakuasi gedung ME 1 sebesar 4 menit. Menurut pihak K3 perusahaan, waktu 4 menit tersebut tercatat mulai dari alarm berbunyi hingga seluruh karyawan unit ME 1 mencapai assembly point.

Dalam rentang waktu antara alarm berbunyi hingga karyawan mencapai assembly point, terdapat waktu respon karyawan dalam menginisialisasi alarm dan isi SMS evakuasi. Untuk mendapatkan waktu movement dari masing-masing metode adalah dengan mengurangi waktu evakuasi versi pihak K3 dengan waktu respon hasil pengukuran sebelumnya. Maka didapatkan bahwa waktu movement metode pengujian pertama dan kedua adalah sama, yaitu sebesar 176,027 detik.

4.8 Perbandingan Total Waktu Evakuasi Total waktu evakuasi adalah penjumlahan

antara waktu pre-evacuation dengan waktu movement. Pada metode pertama, waktu pre-evacuation sistem evakuasi buatan sebesar 135,432 detik. Sedangkan pada metode kedua, waktu pre-evacuation sistem evakuasi usulan sebesar 26,966 detik. Waktu movement tidak terdapat perbedaan antara metode pertama dan kedua, yaitu sebesar 176,027 detik. Maka didapatkan bahwa, total waktu evakuasi metode pertama sebesar 311,459 detik. Sedangkan total waktu evakuasi metode kedua sebesar 202,993 detik. Dari keseluruhan waktu yang telah diukur, maka hasil lengkap pengukuran waktu disajikan dalam bentuk timeline seperti pada gambar 15 dan gambar 16 di bawah ini.

Gambar 15 Timeline Sistem Evakuasi Buatan

Gambar 16 Timeline Sistem Evakuasi Usulan

5. Analisis

5.1 Analisis Sistem Evakuasi Perusahaan Sistem evakuasi existing meliputi prosedur

evakuasi perusahaan, struktur organisasi petugas evakuasi, dan alat komunikasi dalam proses evakuasi. Prosedur evakuasi perusahaan terdiri dari prosedur penanganan pertama pada saat melihat api, prosedur pelaporan keadaan bahaya, dan prosedur evaluasi setelah proses evakuasi. Prosedur evakuasi existing mengkonsumsi waktu yang cukup lama, terutama tahap pelaporan keadaan bahaya karena waktu pelaporan akan terakumulasi dengan waktu berjalan mencari telepon terdekat. Selain itu, proses inti pelaporan harus sesuai dengan urutan SOP pelaporan yang cukup panjang. Dua prosedur lainnya tidak terlalu berpengaruh terhadap waktu proses evakuasi.

Struktur organisasi petugas evakuasi tidak perlu mengalami perubahan karena pembentukan struktur organisasi sudah tepat dan sesuai dengan perincian potensi bahaya yang dapat terjadi dalam gedung ME 1. Penunjukan orang yang diberikan wewenang melaporkan keadaan bahaya ditujukan kepada seluruh karyawan yang bekerja dalam gedung tertentu, sehingga pelaporan keadaan bahaya dapat diantisipasi dengan cepat oleh siapa pun. Hal ini dapat meningkatkan waktu respon dalam menanggapi keadaan bahaya. Untuk mengantisipasi adanya laporan palsu, selain menggunakan filter nomor pengirim oleh basis data, perusahaan dapat menerapkan adanya sanksi kepada pihak tertentu yang terbukti melakukan kebohongan pelaporan. Sehingga akan muncul kesadaran dalam diri masing-masing karyawan untuk tidak melakukan pengiriman laporan palsu.

Peranan alat komunikasi adalah salah satu faktor yang vital dan sangat menentukan. Alat

Page 11: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

11

komunikasi tersebut adalah telepon dan paging speaker. Jika melihat potensi bahaya, salah satunya adalah api atau kebakaran, maka alat komunikasi existing rawan untuk tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Api kebakaran dapat memutuskan kabel sambungan telepon dan mematikan aliran listrik sehingga paging speaker tidak dapat berbunyi.

5.2 Analisis Pembuatan Jaringan Antar Node Ruang-ruang dan pintu-pintu dalam gedung

ME 1 saling dihubungkan sehingga ruang-ruang dan pintu-pintu tersebut dihubungkan oleh suatu jalur. Setiap ruang, yang tidak langsung terhubung dengan pintu keluar maupun pintu darurat, dirancang agar mempunyai minimal dua jalur penghubung dengan ruang yang lain. Jarak antar ruang tersebut diukur dari titik tengah salah satu ruang ke titik tengah ruang yang lain dan diukur sesuai dengan jalur berjalan karyawan. Sedangkan, jika suatu ruang hanya terhubung dengan satu ruang terdekat saja, maka ruang tersebut dihubungkan dengan ruangan yang tidak berdekatan secara langsung dengan melalui ruang yang terhubung langsung sebelumnya, namun tidak melalui titik tengah ruang terdekat tersebut.

5.3 Analisis Implementasi Tampilan Antarmuka Software Antarmuka software yang telah dirancang

adalah sebuah antarmuka yang sederhana dan mudah dimengerti oleh user. Rancangan software evakuasi ini terdiri dari tiga form yang masing-masing mempunyai antarmuka form. Form pertama adalah form Login. Antarmuka form ini sangat sederhana karena hanya terdapat dua button yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Proses aktivasi pun cukup ditampilkan dalam antarmuka yang sederhana. Form kedua adalah form SMS. Antarmuka form ini menampilkan layout gedung, kode ruang lokasi kebakaran, isi pesan (SMS) laporan dan evakuasi, hasil jalur evakuasi, dan satu button. Isi antarmuka form SMS dapat terlihat dan terbaca cukup jelas. Sedangkan form terakhir adalah form Phonebook. Form ini terdiri dari box-box kosong yang akan digunakan untuk mengisikan data. Selain itu juga akan menampilkan data yang tersimpan dalam sebuah tabel.

5.4 Analisis Pembuatan Metode dan Standard Operating Procedure (SOP) Usulan Dalam penelitian ini, beberapa prosedur

tidak mengalami perubahan dan perbaikan, yaitu prosedur penanganan pertama pada saat melihat api dan prosedur evaluasi setelah proses evakuasi. Alasannya karena kedua prosedur tersebut tidak memberikan pengaruh langsung terhadap total waktu evakuasi dan waktu response karyawan dalam menginisialisasi bunyi alarm. Sedangkan, prosedur existing yang diubah dan diperbaiki adalah prosedur pelaporan keadaan bahaya. Alasannya karena prosedur tersebut memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap total waktu evakuasi dan waktu response karyawan dalam menginisialisasi bunyi alarm. Selain itu, prosedur pelaporan keadaan bahaya diubah karena telah dirancang sebuah software yang dapat membantu proses pelaporan tersebut. Dengan adanya prosedur usulan, proses evakuasi menjadi lebih singkat dan dapat mengurangi jumlah korban yang terjebak atau tidak selamat dalam proses evakuasi.

5.5 Analisis Pengujian Rancangan Sistem Evakuasi Usulan Pada pengujian dengan metode pertama,

didapatkan rata-rata waktu respon karyawan terhadap bunyi alarm sebesar 63,973 detik. Sedangkan dengan metode kedua, didapatkan rata-rata waktu respon karyawan terhadap bunyi alarm dan SMS evakuasi sebesar 9,696 detik. Maka didapatkan bahwa waktu respon karyawan terhadap sistem evakuasi metode kedua lebih baik dari pada waktu respon karyawan dengan metode pertama. Hal ini dapat disebabkan karena karyawan yang diuji sangat jarang mendengar bunyi alarm dan sudah terlalu lama untuk mengalami latihan evakuasi. Selain itu, waktu respon terhadap bunyi alarm dikarenakan jenis bunyi yang dikeluarkan alarm pada uji coba ini adalah suatu hal yang berbeda dengan jenis bunyi yang dikeluarkan dari bunyi alarm jika terjadi kebakaran sebenarnya. Alarm yang dibunyikan dalam uji coba ini berasal dari megaphone. Sedangkan, jika terjadi kebakaran sebenarnya, bunyi alarm berasal dari paging speaker.

Waktu pre-evacuation dihitung kemudian setelah perhitungan waktu respon karyawan selesai dilakukan. Selain dipengaruhi oleh waktu respon karyawan, waktu pre-evacuation

Page 12: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

12

juga ditentukan oleh besarnya waktu pelaporan keadaan bahaya. Pada pengujian dengan metode pertama, didapatkan rata-rata waktu pelaporan keadaan bahaya dengan menggunakan telepon sebesar 71,459 detik. Sedangkan dengan metode kedua, didapatkan rata-rata waktu pelaporan keadaan bahaya dengan menggunakan SMS sebesar 17,27 detik. Perbedaan ini terjadi karena proses pelaporan keadaan bahaya pada metode pertama membutuhkan pergerakan untuk mencari telepon terdekat dan harus mengikuti SOP pelaporan yang cukup panjang. Sedangkan untuk pelaporan keadaan bahaya pada metode kedua cukup dilakukan di tempat kejadian kebakaran. Sedangkan, jika menilik pada perbandingan waktu pre-evacuation, metode kedua dengan waktu 26,966 detik lebih baik dari pada catatan waktu metode pertama, yaitu 135,432 detik.

Waktu movement pada metode pertama dan metode kedua adalah sama, yaitu sebesar 176,027 detik. Hal ini terjadi karena dalam penelitian ini tidak melibatkan fase movement untuk dilakukan perbaikan. Tujuan awal dari penelitian ini adalah meminimasi waktu pre-evacuation dengan merancang software yang dapat membantu dalam usaha pengurangan besarnya waktu pre-evacuation. Tahap terakhir dari pengujian sistem evakuasi usulan adalah dengan membandingkan total waktu evakuasi dari pengujian dengan metode pertama dan metode kedua. Total waktu evakuasi adalah waktu pre-evacation dijumlahkan dengan waktu movement. Diketahui sebelumnya bahwa besarnya waktu movement antara kedua metode tersebut adalah sama. Maka besarnya total waktu evakuasi akan sangat bergantung dari besarnya waktu pre-evacuation. Didapatkan bahwa total waktu evakuasi metode pertama, yaitu 311,459 detik, lebih besar dari pada total waktu evakuasi metode kedua, yang menggunakan software evakuasi, yaitu sebesar 202,993 detik.

5.6 Analisis Kelebihan dan Kekurangan Sistem Evakuasi Usulan Setelah mendapatkan hasil-hasil yang

diinginkan, tahap selanjutnya adalah membandingkan sistem evakuasi usulan dengan menggunakan software evakuasi dengan melihat kelebihan dan kekurangan dari sistem evakuasi usulan. Berikut ini adalah tabel 4 yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sistem evakuasi usulan:

Tabel 4 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Evakuasi Usulan

6. Simpulan Dari hasil analisis terhadap pengumpulan

dan pengolahan data, akan dilakukan penarikan simpulan. Simpulan yang dibuat akan diusahakan agar dapat menjadi jawaban dari tujuan penelitian. Simpulan dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut: 1. Sistem evakuasi dengan menggunakan

sistem peringatan langsung yang memanfaatkan teknologi SMS Gateway lebih efektif dari pada sistem evakuasi buatan yang menyerupai sistem existing dalam proses pelaporan keadaan bahaya dan dalam memberikan informasi keadaan bahaya, serta jalur evakuasi yang harus ditempuh ketika terjadi kebakaran.

2. Berdasarkan hasil pengujian sistem, didapatkan waktu respon karyawan dalam menginisialisasi peringatan tanda bahaya pada sistem evakuasi buatan, tanpa menggunakan sistem peringatan langsung, sebesar 63,973 detik, dan waktu respon pada sistem evakuasi usulan, dengan menggunakan sistem peringatan langsung, sebesar 9,696 detik. Didapatkan pula waktu pre-evacuation pada sistem evakuasi buatan sebesar 135,432 detik. Sedangkan waktu pre-evacuation pada sistem evakuasi usulan sebesar 26,966 detik. Kemudian didapatkan total waktu evakuasi pada sistem evakuasi buatan sebesar 311,459 detik. Sedangkan total waktu evakuasi dengan menggunakan sistem evakuasi usulan sebesar 202,993 detik.

3. Kekuatan sinyal dan pemilihan provider atau operator telepon selular (ponsel) merupakan faktor penting dalam menentukan kecepatan penyampaian pesan atau SMS evakuasi dalam sistem SMS Gateway.

Page 13: PERANCANGAN PROTOTYPE DIRECT NOTIFICATION … · most important step from this phase, ... menggunakan Short Messaging Service Gateway . ... perangkat lunak dengan membangun sebuah

13

7. Daftar Pustaka Adriman, R. 2006. “Sistem Pendeteksian

Kebakaran Gedung Melalui Saluran Telepon Berbasis Komputer”. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 5, No.1, April 2006.

Ali, M. 2007. Shortest Path Problem: Dijkstra's Algorithm. <http://www.codeproject.com/KB/recipes/Shortest_Path_Problem.aspx>

Andi. 2008. Membangun Aplikasi SMS Gateway untuk Perguruan Tinggi. <http://andi.staff.uii.ac.id/2008/08/13/membangun-aplikasi-sms-gateway-untuk-perguruan-tinggi/>

Chow, W. K. 2007. “Waiting Time For Evacuation In Crowded Areas”. Building and Environment 42, 3757-3761.

Gwayne, S., Galea, E. R., Owen, M., Lawrence, P. J., Filippidis, L. 1999. “A Review Of The Methodologies Used In The Computer Simulation Of Evacuation From The Built Environment”. Building and Environment 34, 741-749.

Hidayat, A. S. 2008. Pengembangan Prototype Perangkat Lunak Inter-Office Mail Dynamic Courier System (IOMDCS) Dengan Teknologi SMS. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS.

Hidayat, S. 2006. Platform Aplikasi SMS Gateway untuk Korporat Berbasis Java Aplikasi (Studi Kasus: Layanan untuk Perusahaan Penerbangan). <http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2002-satriyanto-1840&q=Java>

Hillier, F. S. & Lieberman G. J. 2001. Introduction to Operation Research. McGraw-Hill. New York.

IBM. 20009. Intelligent Notification Services Overview. <http://publib.boulder.ibm.com/infocenter/weahelp/5.1/index.jsp?topic=/com.ibm.websphere.ins.doc/ins-overview.html>

Kamayadi, A. 2006. Studi dan Implementasi Algoritma Dijkstra, Bellman-Ford, dan Floyd-Warshall dalam Menangani Masalah Lintasan Terpendek dalam Graf. <http://www.informatika.org/~rinaldi/Matdi

s/2006-2007/Makalah/Makalah0607-115.pdf>

Noor, T. R. 2000. Efisiensi Waktu Algoritma A* untuk Penentuan Jalur Optimal. <http://repository.gunadarma.ac.id:8000/Kommit2000_komputasi_008_191.pdf>

Novandi, R. A. D. 2007. Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path). <http://www.informatika.org/~rinaldi/Stmik/2006-2007/Makalah_2007/MakalahSTMIK2007-021.pdf>

Rahman, A. & Mahmood, A. K. 2008. “Simulating Human Cognitive Behaviors in Pre-Evacuation Planning”. ITSIM2008-IEEE. Kuala Lumpur.

Slepski, L. 2007. Emergency Preparedness and Professional Competency Among Health Care Providers During Hurricanes Katrina and Rita: Pilot Study Results. <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

Tomasouw, J. F. 2008. Mengelola Komunikasi Lewat SMS Gateway. <http://jakarta.wartaegov.com/>

VISUALtron Corp. <http://www.visualgsm.com/> diakses pada tanggal 2 Maret 2009

Wijayanto, A. & Pardede, D. L. C. 2008. “Pemanfaatan SMS Gateway dan Email Gateway untuk Pengiriman Informasi di PT. Semesta Citra Dana”. Proceeding Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2008), Universitas Gunadarma, Jakarta.

Wikipedia. 2009. Emergency Evacuation. <http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_evacuation>

Wikipedia. 2009. Emergency Management. <http://en.wikipedia.org/wiki/Emergency_management>

Xakti SMS Gateway ver.2.0.<http://www.xakti.com/smsgateway.html/>