perbup-11-th-2007
DESCRIPTION
peraturan bupati sleman no 11 2007TRANSCRIPT
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
1/14
BUPATI SLEMAN
PERATURAN BUPATI SLEMAN
NOMOR : 11 TAHUN 2007
TENTANG
PENGEMBANGAN PERUMAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SLEMAN,
Menimbang : a. bahwa perkembangan perumahan di wilayah
Kabupaten Sleman dewasa ini semakin pesat,
khususnya di kawasan perkotaan sebagai akibat
dari perkembangan Kota Yogyakarta, sehingga
secara spasial dan sosial berdampak terhadap
ketidakseimbangan perkembangan wilayah,
persebaran penduduk serta peralihan fungsi
lahan pertanian dan kawasan lindung;
b. bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diperlukan suatu kebijakan untuk memberi arah
pengembangan perumahan di Kabupaten
Sleman;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b perlumenetapkan Peraturan Bupati tentang
Pengembangan Perumahan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah Kabupaten dalam
Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
2/14
Rumah Susun;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
telah clitetapkan dengan Undang-Undang Nomor
8 Tahun 2005;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah;
8. Keputusan Presiders Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Nasional di
Bidang Pertanahan;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat 11
Sleman Nomor 23 Tahun 1994 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Daerah Tingkat II Sleman;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 19
Tahun 2001 Tentang Izin Peruntukan
Penggunaan Tanah.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BLIPATI SLEMAN TENTANG
PENGEMBANGAN PERUMAHAN.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
3/14
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Pengembangan perumahan adalah kegiatan dibidang pembangunan perumahan
dan atau rumah susun;
2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
lingkungan;
3. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga;
4. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, balk
yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung ped kehidupan dan penghidupan;
5. Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan
yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama
untuk hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, bends bersama dan
tanah bersama;
6. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah koefisien
perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dengan persil/kapling;
7. Koefisien Tutupan Lahan Lingkungan yang selanjutnya disingkat KTLL adalah
perbandingan antara luas bangunan dan bangunan gedung yang menutup tanah
terhadap luas lahan perumahan;
8. Koefisien Tutupan Lahan Kapling yang selanjutnya disingkat KTLK adalah
perbandingan antara luas bangunan dan bangunan gedung yang menutup tanah
terhadap luas kapling;
9. Bangunan adalah bangunan selain bangunan gedung yang menutup lahan
meliputi: conblock, carport, saluran dan sejenisnya;
10. Sarana Lingkungan adalah fasilitas penunjang lingkungan yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya;
11. Prasarana Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
4/14
memungkinkan lingkungan dapat berfungsi sebagaimana mestinya berupa
jaringan jalan dan utilitas umum;
12. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan berupa
jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, sumur peresapan air limbah,
tempat pembuangan sampah, jaringan pemadam kebakaran, jaringan listrik/
lampu penerangan jalan, dan jaringan telepon;
13. Rencana tata ruang (RTR) adalah hasil perencanaan tata ruang;
14. Rencana tata ruang wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah kebijakan
yang menetapkan lokasi dan pengembangan kawasan yang harus dilindungi dan
dibudidayakan serta wilayah yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam
kurun waktu perencanaan;
15. Lahan adalah tanah terbuka yang di atasnya dapat dibangun gedung-gedung,
atau yang dapat digunakan sebagai tempat berladang atau bersawah;
16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan atau aspek fungsional;
17. Kawasan adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsional serta memiliki ciri tertentu/spesifik/khusus;
18. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya slam dan
sumber daya buatan.
19. Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
20. Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang berada di luar kawasan perkotaan.
21. Asosiasi Pengembang Perumahan adalah suatu kelompok pengembang yang
menghimpun diri dalam sebuah asosiasi yang diakui eksistensinya oleh
peraturan yang berlaku.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
5/14
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pengembangan perumahan berlandaskan pads azas manfaat, adil, merata,
keterjangkauan, serasi, dan kelestarian lingkungan.
Pasal 3
Tujuan pengembangan perumahan adalah:
a. memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang
rasional;
b. memberi arah pertumbuhan bisnis perumahan, melestarikan kawasan lindung
dan konservasi sesuai dengan RTRW;
c. menunjang pembangunan dibidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang
lain;
d. melindungi masyarakat dan konsumen perumahan.
BAB III
ARAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN
Bagian Kesatu
Jenis Pengembangan Perumahan
Pasal 4
Jenis pengembangan perumahan meliputi:
a. pengembangan perumahan di kawasan perkotaan;
b. pengembangan perumahan di kawasan perdesaan; dan
c. pengembangan rumah susun.
Bagian kedua
Pengembangan Perumahan di Kawasan Perkotaan
Pasal 5
Kawasan perkotaan meliputi:
a. Kecamatan Gamping:
1. Desa Trihanggo;
2. Desa Ambarketawang;
3. Desa Banyuraden;
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
6/14
4. Desa Nogotirto;
5. Desa Balecatur.
b. Kecamatan Godean: Desa Sidoarum.
c. Kecamatan Mlati:
1. Desa Sinduadi;
2. Desa Sendangadi;
3. Desa Sumberadi;
4. Desa Tlogoadi;
5. Desa Tirtoadi.
d. Kecamatan Depok:
1. Desa Maguwoharjo;
2. Desa Condong Catur;
3. Desa Catur Tunggal.
e. Kecamatan Berbah: Desa Kalitirto.
f. Kecamatan Kalasan: Desa Purwomartani.
g. Kecamatan Ngemplak: Desa Wedomartani.
h. Kecamatan Ngaglik:
1. Desa Sariharjo;
2. Desa Desa Minomartani
i. Kecamatan Sleman, Desa Tridadi.
Pasal 6
(1) Setiap pengembangan perumahan di kawasan perkotaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana detail tata ruang dan atau rencana tata ruang yang lebih rinci.
(2) Dalam hal lokasi pengembangan perumahan belum diatur dalam rencana detail
tata ruang dan atau rencana tata ruang yang lebih rinci, maka pembangunan
perumahan harus memenuhi ketentuan:
No Ketentuan Kawasan Budidaya
KawasanResapan Air
Di luar KawasanResapan Air
a. Kapling minimal 200 m2 125 m2b. KDB maksimum 40 % 50 %
c. KTLK maksimum 70 % 80 %d. KTLL maksimum 60 % 70 %
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
7/14
(3) Peta Kawasan resapan air dan pets kawasan di luar kawasan resapan air
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tersebut dalam rencana tats ruang
wilayah.
Bagian Ketiga
Pengembangan Perumahan di Kawasan Perdesaan
Pasal 7
Kawasan perdesaan meliputi kawasan;
a. Kecamatan Godean:
1. Desa Sidorejo;
2. Desa Sidoluhur;
3. Desa Sidomulyo;
4. Desa Sidoagung;
5. Desa Sidokarto;
6. Desa Sidomoyo.
b. Kecamatan Moyudan:
1. Desa Sumberrahayu;
2. Desa Sumbersari;
3. Desa Sumberagung;
4. Desa Sumberarum.
c. Kecamatan Minggir:
1. Desa Sendangarum;
2. Desa Sendangmulyo;
3. Desa Sendangagung;
4. Desa Sendangsari;
5. Desa Sendangrejo.
d. Kecamatan Seyegan:
1. Desa Margoluwih;
2. Desa Margodadi;
3. Desa margokaton;
4. Desa, Margomulyo;
5. Desa Margoagung.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
8/14
e. Kecamatan Berbah:
1. Desa Sendangtirto;
2. Desa Tegaltirto;
3. Desa Jogotirto.
f. Kecamatan Prambanan:
1. Desa Sumberhado;
2. Desa Wukirhado;
3. Desa Gayamharjo;
4. Desa Sambirejo;
5. Desa Madurejo;
6. Desa Bokoharjo.
g. Kecamatan Kalasan:
1. Desa Tirtomartani;
2. Desa Tamanmartani;
3. Desa Selomartani.
h. Kecamatan Ngemplak:
1. Desa Sindumartani;
2. Desa Bimomartani;
3. Desa Widodomartani;
4. Desa Umbulmartani.
i. Kecamatan Ngaglik:
1. Desa Sinduharjo;
2. Desa Sukohado;
3. Desa Sardonoharjo;
4. Desa Donoharjo.
j. Kecamatan Sieman:
1. Desa Caturharjo;
2. Desa Triharjo;
3. Desa Pandowoharjo;
4. Desa Tdmulyo.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
9/14
k. Kecamatan Tempel:
1. Desa Banyurejo
2. Desa Tambakrejo;
3. Desa Sumberrejo;
4. Desa Pondokrejo;
5. Desa Mororejo;
6. Desa Margorejo;
7. Desa Lumbungrejo;
8. Desa Merdikorejo.
I. Kecamatan Turi:
1. Desa Bangunkerto;
2. Desa Donokerto;
3. Desa Girikerto;
4. Desa Wonokerto;
m. Kecamatan Pakem:
1. Desa Purwobinangun;
2. Desa Candibinangun;
3. Desa Harjobinangun;
4. Desa Pakembinangun;
5. Desa Hargobinangun;
n. Kecamatan Cangkringan:
1. Desa Argomulyo;
2. Desa Wukirsari;
3. Desa Glagahado;
4. Desa Kepuharjo;
5. Desa Umbulharjo;
Pasal 8
(1) Setiap pengembangan perumahan di kawasan perdesaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana detail tata, ruang dan atau rencana tata ruang yang lebih rinci.
(2) Dalam hal lokasi belum diatur dalam rencana detail tata ruang dan atau rencana
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
10/14
tata ruang yang lebih rinci, maka pembangunan perumahan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
No Ketentuan KawasanResapan Air
Di luar KawasanResapan Air
a. Kapling minimal 500 m2 200 m2b. KDB maksimum 30 % 40 %
c. KTLK maksimum 60% 70 %
d. KTLL maksimum 60% 70 %
(3) Peta Kawasan resapan air dan pets kawasan di luar kawasan resapan air
sebagaimana dimaksud pads ayat (2) tersebut dalam rencana tata ruang
wilayah.
Bagian Keempat
Pengembangan Rumah Susun
Pasal 9
Pengembangan rumah susun dilakukan pads kawasan perkotaan.
Pasal 10
Lokasi pengembangan rumah susun harus tersedia aksesibilitas terhadap prasarana
lingkungan sekurang-kurangnya berupa:
a. jalan kolektor sekunder;
b. transportasi umum;
c. sarana pendidikan;
d. sarana kesehatan.
Pasal 11
(1) Setiap pengembangan rumah susun minimal dibangun dengan menggunakan
model twin blockatau model lain yang sejenis.
(2) Setiap pengembangan rumah susun minimal menyediakan 50 satuan rumah.
BAB IV
PERIZINAN
Pasal 12
Pengembang perumahan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. izin pemanfaatan tanah atau izin lokasi;
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
11/14
b. perolehan tanah;
c. penyusunan dokumen lingkungan;
d. pengesyahan site plan;
e. pemecahan sertifikat.
f. izin mendirikan bangunan;
Pasal 13
Lokasi yang di izinkan untuk pengembangan perumahan harus memenuhi
persyaratan teknis antara lain sebagai berikut:
a. sesuai dengan rencana tata ruang;
b. tidak terletak di kawasan hutan lindung dan situs purbakala,
c. memiliki aksesibilitas jalan sebagai berikut:
- sekurang-kurangnya jalan lokal untuk luas, perumahan sampai dengan 150.000
m2
- sekurang-kurangnya jalan kolektor sekunder untuk luas perumahan lebih besar
150.000 m2,
d. terdapat potensi air bersih dan jaringan listrik;
e. luas lahan kurang dari 1 ha harus menempel dengan permukiman penduduk atau
terpisahkan oleh sarana dan atau prasarana lingkungan;
f. jalan masuk utama (main entrance) tidak berhubungan langsung dengan jalan
arted atau kolektor primer;
Pasal 14
Setiap pengembangan perumahan dan rumah susun wajib menyediakan sarana dan
prasarana lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 15
(1) Pengembang perumahan wajib menyershkan prasarana lingkungan dan sarana
lingkungan kepada Pemerintah Daerah dalam kondisi baik beserta bukti
dokumen kelengkapannya.
(2) Ketentuan lebih lanjut tentang penyerahan prasarana lingkungan dan sarana
lingkungan diatur tersendiri oleh Bupati.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
12/14
BAB V
PENGEMBANG PERUMAHAN
Bagian kesatu
Kualifikasi Pengembang
Pasal 16
Setiap pengembang perumahan harus memiliki Sertifikat Pengembang Perumahan
yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang dan atau tergabung dalam asosiasi
pengembang perumahan yang sah menurut peraturan peundangundangan yang
berlaku.
Bagian kedua
Pemasaran Perumahan
Pasal 17
(1) Sebelum perumahan dipasarkan, pengembang wajib mendapatkan rekomendasi
dari Dinas Permukiman, Prasarana Wilayah dan Perhubungan.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dipungut biaya.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 18
(1) Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas pembinaan pengembang
perumahan yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pengembang serta
dilaksanakannya kewajiban pengembang.
(2) Pembinaan oleh Pemerintah Daerah terhadap pengembang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh dinas teknis terkait.
(3) Pembinaan pengembang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi upaya
untuk:
a. terciptanya iklim usaha pengembangan perumahan dan tumbuhnya hubungan
yang sehat antar pelaku usaha pengembang dan konsumen;
b. berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat;
c. meningkatnya kualitas sumber daya manusia serta kesadaran terhadap
lingkungan dan kualitas pengembangan perumahan.
d. Bagian Kedua
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
13/14
Pengawasan
Pasal 19
(1) Pengawasan terhadap pengembangan perumahan diselenggarakan oleh
Pemerintah Daerah, masyarakat, dan lembaga perlindungan konsumen.
(2) Pengawasan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh dinas teknis terkait.
(3) Pengawasan oleh masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen dilakukan
terhadap kewajiban-kewajiban pengembang yang harus dipenuhi dalam
pembangunan perumahan.
(4) Apabila hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
ternyata menyimpang dari peraturan yang berlaku dan/atau membahayakan
konsumen, dinas teknis terkait mengambil tindakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
(5) Hasil pengawasan yang diselenggarakan masyarakat dan lembaga perlindungan
konsumen swadaya dapat disebarluaskan kepada masyarakat dan disampaikan
kepada dinas teknis terkait.
BAB VII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 20
Terhadap setiap pelanggaran terhadap Peraturan ini dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kebijakan
pengembangan perumahan di Kabupaten Sleman sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Bupati ini dinyatakan tetap berlaku.
Pasal 22
Peraturan ini mulai berlaku pads tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dalam Berita Daerah Kabupaten Sleman.
-
5/21/2018 perbup-11-th-2007
14/14
Ditetapkan di Sleman,
Pada tanggal 28 Mei 2007
BUPATI SLEMAN,
ttd
IBNU SUBIYANTO
Diundangkan di Sleman
Pada tanggal 29 Mei 2007
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SLEMAN,
ttd
SUTRISNO
BERITA DAERAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2007 NOMOR 4 SERI E