persepsi guru dan siswa terhadap evaluasi ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfdata...

245
i PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah OLEH KRISTINA LUDWINA OME NIM: 151314030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Mar-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

i

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP

EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

OLEH

KRISTINA LUDWINA OME

NIM: 151314030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

ii

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP

EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA

KRISTINA LUDWINA OME

151314030

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I,

Dra. Theresia Sumini, M.Pd. Tanggal 23 Juli 2019

Pembimbing II,

Hendra Kurniawan, M.Pd. Tanggal 23 Juli 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

iii

SKRIPSI

PERSEPSI GURU DAN SISWA

TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Kristina Ludwina Ome

NIM: 151314030

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji

Pada tanggal 30 Juli 2019

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. ………………

Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………

Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. ………………

Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. ………………

Anggota : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. ………………

Yogyakarta, 30 Juli 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

iv

PERSEMBAHAN

Segala puji dan syukur kepada Bapa yang Maha pengasih., skripsi ini

kupersembahkan kepada:

1. Kongregasi Suster-Suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus (HK)

yang telah memberikan kesempatan mengembangkan diri, mendukung,

menyemangati dan mendoakan saya.

2. Ibu, kakak, adikku yang selalu mendukung dan mendoakanku selama

mengikuti perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Th. Sumini, M.Pd. dan Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd. selaku dosen

pembimbing yang selalu membimbing, memotivasi, dan mengarahkan penulis.

4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

v

MOTTO

Lakukanlah Segala Pekerjaanmu dalam Kasih

(1 Kor. 16 : 14)

Siapapun Tidak Akan Bisa Berkembang Jika Ia Tidak Mengakui Kekurangannya

(Paus Fransiskus)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juli 2019

Penulis

Kristina Ludwina Ome

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Kristina Ludwina Ome

NIM : 151314030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI

PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS HIGHER ORDER THINKING

SKILL (HOTS) DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP

YOGYAKARTA”

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, dan mempublikasikannya di internet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 Juli 2019

Yang menyatakan

Kristina Ludwina Ome

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

viii

ABSTRAK

PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP

EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH

BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

DI SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA

Kristina Ludwina Ome

151314030

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) persepsi guru terhadap

evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS), 2)

persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order

Thinking Skill (HOTS, 3) kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam

melaksanakan evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS).

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis studi kasus.

Informan dalam penelitian ini adalah guru sejarah dan 10 siswa SMA Pangudi

Luhur Santo Yusup Yogyakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive

sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumen, kuesioner,

dan wawancara. Teknik analisis data dengan menggunakan model interaktif Miles

dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persepsi guru positif karena

guru mengetahui dan melaksanakan evaluasi berbasis HOTS dengan menerapkan

berbagai aspek HOTS diantaranya kemampuan mengkreasi. 2) Persepsi siswa

positif karena jenis evaluasi yang dilakukan guru membantu siswa memahami

materi yang diajarkan serta membuat siswa memiliki kemampuan dalam berpikir

kritis, berpikir kreatif dan inovatif, mampu memecahkan masalah dan mengambil

keputusan, mampu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan

yang baru serta mampu merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam

pembelajaran sejarah. 3) Kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa antara lain

tuntutan ketuntasan, kesulitan memahami soal, kurang fokus dan kurang sabar.

Ada pun solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan latihan, remidi, fokus

dan sabar memahami soal.

Kata Kunci: Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Higher Order Thinking Skill

(HOTS), Guru, dan Siwa, SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

ix

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF THE TEACHERS AND THE STUDENTS

TOWARDS EVALUATION ON HISTORICAL LEARNING

BASED ON HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS)

IN PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA HIGH SCHOOL

Kristina Ludwina Ome

151314030

The aim of this study was to describe: 1) The perceptions of the teachers

towards evaluation on historical learning based on Higher Order Thinking Skills

(HOTS), 2) The perceptions of the students towards evaluation on historical

learning based on Higher Order Thinking Skills (HOTS, 3) Obstacles faced by

teachers and students in carrying out evaluation of history learning based on

Higher Order Thinking Skills (HOTS).

This research uses a qualitative method with the type of case study. The

informants in this study were history teacher and 10 students of Pangudi Luhur

Santo Yusup Yogyakarta High School who were selected using a purposive

sampling technique. Data collection is done through observation, documents,

questionnaires, and interviews. Data analysis techniques used is the Miles and

Huberman interactive model consisting of data collection, data reduction, data

presentation, and making conclusions.

The results of this study indicate that: 1) The teacher has a positive

perception because the teacher knows and carry out HOTS-based evaluations by

applying various aspects of HOTS. 2) Students has a positive perception because

the type of evaluation conducted by the teacher helps students to understand the

material being taught and makes students have the ability to think critically, think

creatively and innovatively, be able to solve problems and make decisions, be able

to associate their knowledge with new knowledge and be able to reflect the values

contained in history learning. 3) The aobstacle faced by teachers and students are

the completeness demans, the difficulty of understanding the questions, lack of

focus, and lack of patience. There is also a solution that is done is to do exercises,

remedies, focus, and patiently understand the questions.

Keywords: Evaluation of Learning History, Higher Order Thinking Skill

(HOTS), Teacher, and Students, High School.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

x

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur dan terimakasih atas rahmat dan berkat

Tuhan yang Maha Kasih sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judu “Persepesi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah

Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA Pangudi Luhur Santo

Yusup Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan studi di Program Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidaj

lepas dari bantuan bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendiidikan

Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Sejarah, Fakultas dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing

Akademik (DPA) yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan

motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat

terselesaikan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xi

5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah yang telah memberikan ilmu

dan didikkannya kepada penulis selama menempuh studi.

6. Pihak sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dan setia

dalam pelayanan administrasi kepada penulis.

7. Kepala Sekolah, pihak Tata Usaha, guru sejarah, dan siswa di SMA Pangudi

Luhur Santo Yusup Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam

mendapatkan data untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Kongregasi Suster-Suster Belaskasih dari Hati Yesus yang Mahakudus (HK)

yang selalu mendukung dan mendoakan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

9. Teman-teman angkatan 2015 Program Pendidikan Sejarah Universitas Sanata

Dharma yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini.

10. Para sahabatku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna

perbaikan penyusunan skripsi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penulis

Kristina Ludwina Ome

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………...................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………….. vii

ABSTRAK ………………………………………………………………… viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………… 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 9

A. Kajian Teori .............................................................................................. 9

1. Pendidikan Abad 21 dalam Kurikulum 2013 ....................................... 9

2. Higher Order Thinking Skill (HOTS) ……………………………….. 13

3. Pembelajaran Sejarah ........................................................................... 26

4. Evaluasi Pembelajaran Sejarah ……………………………………… 33

5. Persepsi ………………………………………………………………. 38

B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………… 40

C. Kerangka Pikir ………………………………………………………….. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xiii

BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………... 45

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 46

C. Sumber Data ............................................................................................. 46

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 47

E. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian .................................................. 49

F. Teknik Sampling ...................................................................................... 53

G. Validitas Data ........................................................................................... 54

H. Analisis Data ............................................................................................ 56

I. Sistematika Penelitian ………………………………………………….... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 61

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................................... 61

B. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 66

C. Pembahasan ………….............................................................................. 88

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………......... 107

A. Kesimpulan ............................................................................................... 107

B. Saran ......................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 112

LAMPIRAN……………………………………………………………….. 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indonesian Partnership for 21 Cetury Skill Standard ……………. 11

Tabel 2. Dasar Konsep HOTS ……………………………………………... 14

Tabel 3. Perbedaan HOT dan HOTS ............................................................. 16

Tabel 4 Proses Kognitif Bloom ……………………………………………. 21

Tabel 5. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif ......................................... 22

Tabel 6. Ranah Afektif …………………………………………………...... 23

Tabel 7. Kata Kerja Operasional Ranah Afektif ........................................... 23

Tabel 8. Proses Psikomotor ………………………………………………... 24

Tabel 9. Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor..................................... 24

Tabel 10. Kisi-kisi kuesioner guru ................................................................ 51

Tabel 11. Kisi-kisi kuesioner siswa ……………………………………….. 52

Tabel 12. Kisi-kisi wawancara ...................................................................... 53

Tabel 13. Jumlah Siswa ……………………………………………………. 65

Tabel 14. Fasilitas Sekolah............................................................................ 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Kerangka Pikir ............................................................................. 44

Gambar II Gambar Diagram analisis Miles and Huberman .......................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian …………………………………………… 117

Lampiran 2. Catatan Lapangan 1 ................................................................ 118

Lampiran 3. Catatan Lapangan 2 Lembar Kuesioner Guru ...................... 121

Lampiran 4. Catatan Lapangan 3 Lembar Kuesioner Siswa ...................... 126

Lampiran 5. Rekapitulasi Angket Guru …………………………………. 130

Lampiran 6. Rekapitulasi Angket Siswa ……………………………….... 131

Lampiran 7. Kisi-Kisi Pertanyaan Guru ..................................................... 135

Lampiran 8. Kisi Kisi Pertanyaan Siswa .................................................... 136

Lampiran 9. Daftar Nama Responden ........................................................ 137

Lampiran 10. Daftar Nama Narasumber .................................................... 139

Lampiran 11. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ................................... 140

Lampiran 12. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa .................................. 142

Lampiran 13. Catatan Lapangan 4 ............................................................. 143

Lampiran 14. Catatan Lapangan 5 .................................................................. 149

Lampiran 15. Catatan Lapangan 6 .............................................................. 154

Lampiran 16. Catatan Lapangan 7 .............................................................. 157

Lampiran 17. Catatan Lapangan 8 .............................................................. 160

Lampiran 18. Catatan Lapangan 9 .............................................................. 164

Lampiran 19. Catatan Lapangan 10 ............................................................ 167

Lampiran 20. Catatan Lapangan 11 ............................................................ 170

Lampiran 21. Catatan Lapangan 12 ............................................................. 173

Lampiran 22 Catatan Lapangan 13 ............................................................. 176

Lampiran 23. Catatan Lapangan 14 ……………………………………… 178

Lampiran 24. Catatan Lapangan 15 ……………………………………… 280

Lampiran 25. Catatan Lapangan 16 ……………………………………… 184

Lampiran 26. Lembar Pengamatan Dokumen …………………………... 187

Lampiran 27. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................... 188

Lampiran 28. Daftar Nilai ……………………………………………….. 222

Lampiran 29. Dokumentasi Wawancara ………………………………… 224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

xvii

Lampiran 30. Surat Izin Penelitian ………………………………………… 227

Lampiran 31. Surat Pernyataan Menyelesaikan Penelitian ………………... 228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu hal yang mendasar bagi kehidupan manusia.

Pendidikan yang dilakukan manusia untuk mengembangkan dirinya baik dalam

akademik maupun dalam spiritual melalui segala sesuatu yang terjadi di

sekitarnya sehingga memperoleh pengetahuan yang luas. Pendidikan yang baik

mampu menciptakan kesejahteraan bagi dirinya. Dunia modern sekarang ini

pendidikan menjadi suatu keharusan bagi setiap orang. Hal itu dapat dilihat dari

tingkat kesejahteraan dan perkembangan negara tersebut. Demikian pula yang

terjadi di Indonesia dengan kesadaran bahwa mutu pendidikan di suatu negara

mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia maka pemerintah mengatur

gerakan tersebut untuk menunjukkan cita-cita itu melalui pendidikan formal dari

PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Masyarakat Indonesia

harus menempuh pendidikan formal atau wajib sembilan tahun.

UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang Sistem Pendidikan

Nasional dirumuskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara1.

1 Permendikbud, No 20, 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

2

Sejalan dengan pengertian tersebut bahwa usaha sadar dan terencana berarti

benar-benar berproses untuk mencapai apa yang menjadi tujuan negara yakni

untuk masyarakat hidup dengan lebih berkembang, sejahtera dan bermutu. Dalam

proses itu seringkali kurikulum yang menjadi pijakan pendidikan terjadi

pergantian. Pada tahun-tahun ini Kurikulum 2013 menjadi acuan bersama dalam

pendidikan.

Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dari Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) 2006. Kurikulum 2006 (KTSP) mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan terpadu. Kurikulum 2013 dijalankan secara

serempak di seluruh sekolah berbasis pendidikan karakter dan kompetensi siswa.

Artinya siswa diajak untuk memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya harus tahu

apa yang harus mereka lakukan, memahami dengan kompetensi yang diinginkan

sehingga semakin tumbuh rasa kepedulian dan komitmen yang tinggi.2 Penekanan

kurikulum 2013 pada guru adalah dituntut untuk semakin kreatif yang menantang

siswa semakin memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu berorientasi pada

kepentingan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Maka metode pembelajaran

haruslah berpusat pada siswa SCL (Student Center Learning) sedangkan guru

lebih berperan sebagai fasilitator.

Pada tahun 2014, kementerian pendidikan menghentikan sementara

penyelenggaraan Kurikulum 2013, karena dianggap banyak sekolah terutama guru

belum siap. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi, menyempurnakan

2 E. Mulyasa, Guru dalam Imlementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.

hlm. 48.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

3

dan menyederhanakan pelaksanaan kurikulum 2013, agar dapat melakukan

sosialisasi secara optimal di seluruh wilayah Indonesia. Maka hasilnya adalah

munculnya kurikulum 2013 revisi 2016, dan mulai diterapkan di seluruh sekolah.

Hasil revisi kurikulum 2013 meliputi; Permendikbud Nomor 20 tahun 2016

tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016

tentang Standar Isi, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses,

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Maka harapan yang hendak dicapai dalam perbaikan tersebut adalah

dengan cara mengitegrasikan kurikulum 2013 dalam pembelajaran secara khusus

pelajaran sejarah yang berorientasi pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Karakter yang diperkuat seperti religius, nasionalisme, mensyukuri, gotong

royong, dan integritas.3 Disadari pula tantangan pada era global ini baik yang

datang dari dalam maupun dari luar. Maka perlu dilakukan pengintegrasian

keterampilan yang dikenal dengan istilah 4C (Creative, Critical thinking,

Comunication, dan Collaborative), literasi dan HOTS (Higher Order Thinking

Skill).

Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah keterampilan berpikir kritis

logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif yan merupakan kemampuan

berpikir tingkat tinggi.4 Munculnya ide bahwa pembelajaran pada era abad 21

terlebih konsep HOTS dilatarbelakangi oleh berbagai situasi diantaranya

membutuhkan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di

situasi belajar lainnya. Selain itu kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai

3 Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA Menurut Kurikulum 2013,

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2018. hlm. 253. 4 Ibid., hlm. 263.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

4

kemampuan yang tidak dapat diubah, tetapi kesatuan pengetahuan yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan belajar, strategi dan

kesadaran dalam belajar. Serta bergesernya pandangan dari unidimensi, linear,

hirarki atau spiral menuju menuju pandangan yang ke multidimensi dan

interaktif.5

Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir

tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang

dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya

peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program

tersebut sebagai usaha untuk memperbaiki situasi yang kurang mendukung daya

saing dalam proses belajar siswa. Program ini dikembangkan mengikuti arah

kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah

terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan pembelajaran berorientasi

pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill

(HOTS).6

Melalui pembelajaran HOTS dapat melatih siswa untuk memiliki

keterampilan berpikir tingkat Tinggi dan dapat menghasilkan lulusan sesuai

dengan Kurikulum 2013. Selain itu pembelajaran yang berbasis HOTS mampu

menjawab tuntutan era revolusi industri 4.0, yakni menghasilkan lulusan yang

mandiri, produktif, inovatif, kreatif dan berkarakter melalui pembentukan

pengetahuan keterampilan, serta sikap secara utuh dan terpadu. Pembelajaran

5 Kemendikbud, Buku Penialaian Berorientasi Higher Order Thinking Skill, 2018, hlm. 5. 6 Ibid., hal. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

5

yang berbasis HOTS juga diharapkan mampu menyiapkan generasi emas, untuk

menyongsong Indonesia Emas 2045.7

Secara umum pembelajaran sejarah yang sarat dengan pendidikan nilai

menjadi kesempatan yang istimewa bagi guru untuk menggali secara lebih dalam

makna dari setiap tema. Bagaimana pun setiap peristiwa sejarah yang

dimunculkan dalam pelajaran di sekolah, diharapkan siswa mampu untuk

memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif (Taksonomi Bloom). Maka keterampilan berpikir

tingkat tinggi atau HOTS menjadi prioritas.

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta merupakan salah satu

sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran yang berbasis HOTS atau

pembelajaran yang berorientasi pada pada taraf pemikiran tingkat tinggi. Maka

dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui sejauh mana penerapan evaluasi

pembelajaran yang berbasis HOTS khususnya pada pembelajaran sejarah. Maka

berdasarkan kajian di atas peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi guru dan

siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS pada pembelajaran

sejarah.

7 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2018, hlm. 140.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang akan diteliti

adalah

1. Bagaimana persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah berbasis

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA St. Yusup Pangudi Luhur

Yogyakarta?

2. Bagaimana persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah berbasis

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA St. Yusup Pangudi Luhur

Yogyakarta?

3. Apa saja kendala yang dihadapi oleh oleh guru dan siswa dalam evalusi

pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mendeskripsikan persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran sejarah

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

2. Untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap evaluasi pembelajaran sejarah

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam evalusi

pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Pada tataran teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat-

manfaat sebagai berikut:

a) Memperluas pengetahuan dan wawasan evaluasi berbasis HOTS baik yang

berkenaan dengan aspek kesiapan manajemen pelaksanaan, keunggulan dan

kekurangannya.

b) Memberikan informasi berkaitan dengan hambatan dalam implementasi

evaluasi yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) khususnya bagi

guru sejarah.

2. Manfaat Praktis

Pada tataran praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang besar bagi:

a) Universitas Sanata Dharma

Sebagai bahan kajian khususnya bidang kajian pendidikan.

b) Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan

pembenahan dalam hal evaluasi sehingga tercipta suasana belajar yang

kondusif

c) Guru Mata Pelajaran Sejarah

Dapat mengetahui hal-hal penting dalam penerapan evaluasi pelajaran sejarah

yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

8

d) Penulis

Agar dapat mengetahui implementasi penerapan evaluasi pembelajaran sejarah

yang berbasis pada Higher Order Thinking Skill (HOTS).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pendidikan Abad 21 dalam Kurikulum 2013

Dunia saat ini memasuki abad ke 21, dimana ditandai dengan perkembangan

teknologi dan informasi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi

dan komunikasi bahkan mencapai di seluruh aspek kehidupan manusia. Demikian

juga Indonesia. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang

semakin canggih, menuntut kualitas pendidikan yang baik. Disadari bahwa

kuliatas pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah dan sumber daya

manusianya rendah.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia antara

lain8:

1) Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik Departemen

Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Daerah, dan sekolah yang berada di

garis depan. Dalam hal ini intervensi dari pihak-pihak yang terkait sangat

dibutuhkan agar pendidikan terjaga dengan baik.

2) Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya. Masyarakat merupakan

ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai

objek dari pendidikan.

Sejalan dengan visi dan misi pendidikan nasional yakni mewujudkan sistem

pendidikan sebagai pranata yang kuat dan berwibawa, untuk memberdayakan

8 Daryanto dan Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21, Yogyakarta: Gava Media, 2017, hlm. 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

10

semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang

berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah.9

Abad 21 merupakan abad pengetahuan, dimana informasi secara cepat dan

mudah tersebar dengan teknologi yang semakin berkembang. Karakteristik abad

21 juga ditandai dengan semakin erat dengan dunia ilmu pengetahuan, sehingga

sinergi diantaranya menjadi semakin cepat.10 Maka pemerintah lewat

Kemendikbud merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21 menekankan

pada kemampuan siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan

permasalahan, berpikir analitis dan kerjasama serta berkolaborasi dalam

menyelesaikan masalah.11 Ciri utama pendidikan abad 21 ini terletak pada siswa

yang harus memiliki kecakapan dan keterampilan dalam berpikir kritis, kreatif,

aktif dan kolaboratif. Berikut ini konsep berpikir pendidikan abad 21 sesuai

dengan pendidikan di Indonesia sekarang ini berdasarkan UU Sikdiknas,

Nawacita, dan (Rencana Pekerjaan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi, diperoleh 2 standar tambahan sesuai

dengan kebijakan kurikulum dan kebijakan pemerintah, yaitu sesuai dengan

Penguatan Pendidikan Karakter pada Pengembangan Karakter (Character

Building) dan Nilai Spiritual (Spiritual Value). Secara keseluruhan standar

9 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi Indutri 4.0, Rosdakarya

Remaja Putra, Jakarta: 2018, hlm. 17. 10 Ibid., hlm. 2. 11 Kemendikbud, 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

11

Pendidikan abad 21 di Indonesia ini dirumuskan menjadi Indonesian Partnership

for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS).12

Tabel 1. Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS)

Framework 21st

Century Skills

IP-21CSS Aspek

Creativity Thinking

and innovation

4Cs

1. Berpikir secara kreatif

2. Bekerja kreatif dengan lainnya

3. Mengimplementasikan inovasi

Critical Thinking

and Problem

Solving

1. Penalaran efektif

2. Menggunakan sistem berpikir

3. Membuat penilaian dan keputusan

4. Memecahkan masalah

Communication and

Collaboration

1. Berkomunikasi secara jelas

2. Berkolaborasi dengan orang lain

Information, Media

and Technology

Skills

ICTs

1. Mengakses dan mengevaluasi

informasi

2. Menggunakan dan menata informasi

3. Menganalisis dan menghasilkan

media

4. Mengaplikasikan teknologi secara

efektif

Life & Career Skills

Character

Building

1. Menunjukkan perilaku scientific

attitude (hasrat ingin tahu, jujur,

teliti, terbuka dan penuh kehati-

hatian)

2. Menunjukkan penerimaan terhadap

nilai moral yang berlaku di

masyarakat

Spiritual

Values

1. Menghayati konsep ke-Tuhanan

melalui ilmu pengetahuan

2. Menginternalisasikan nilai-nilai

spiritual dalam kehidupan sehari-hari

Sumber: Buku Pegangan Pembelajaran HOTS

Pendidikan abad 21 juga menuntut suatu keterampilan. Seperti halnya dalam

bidang keilmuan yang lain. Seperti yang dikutib dari Wagner dan Change

Leadership Group dari Universitas Harvard oleh yakni Siti Zubaidah yang

12 Kemendikbud, op.cit., hlm. 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

12

berjudul “Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan yang diajarkan melalui

pembelajaran” antara lain13:

1) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah,

2) Kolaborasi dan kepemimpinan,

3) Ketangkasan dan kemampuan beradatasi,

4) Inisiatif dan berjiwa entrepreneur,

5) Mampu berkomunikasi efektif baik secara oral maupun tertulis,

6) Mampu mengakses informasi,

7) Memiliki rasa ingin tahu dan imajinasi

Selain itu untuk meningkatkan kuaitas pendidikan UNESCO (United

Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) telah merancang 4

(empat) pilar pendidikan untuk menyongsong abad 21, yaitu14:

1) Learning to how (belajar untuk mengetahui)

2) Learning to do (belajar untuk melakukan)

3) Learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sebagai individu

mandiri yang berkepribadian)

4) Learning to live together (belajar untuk hidup bersama)

Menanggapi tuntutan pendidikan abad 21 dengan segala perkembangannya

maka muncul kurikulum 2013. Secara umum proses pendidikan yang ditandai

dengan perkembangannya kurikulum 2013 mengalami berbagai macam hambatan

sehingga implementasinya tidak berjalan serempak di seluruh wilayah Indonesia.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

mengeluarkan kebijakan dengan memberikan kelonggaran kepada setiap sekolah

untuk menggunakannya. Hanya beberapa sekolah yang dengan sengaja ditunjuk

sebagai percontohan. Alasan kesiapan sekolah itulah maka munculah berbagai

revisi dan kini yang sering digunakan oleh setiap sekolah adalah kurikulum 2013

revisi baik revisi 2016, dan mulai diterapkan pada tahun 2017.

13 Siti Zubaidah, Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran,

Jurusan Biologi-FMIPA, Malang: Universitas Negeri Malang, 2016, hlm. 2. 14 Sasmoko, artikel 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

Dalam revisi kurikulum 2013 muncul beberapa aturan seperti yang termuat

dalam Permendikbud No 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan

(SKL), Permendikbud No 21 tentang Standar Isi (SI), Permendikbud Nomor 22

tentang Standar Proses (SP), dan Permendikbud Nomor 23 tentang Standar

Penilaian (SP).15

Selain itu Kurikulum 2013 revisi dalam rangka pembelajaran abad 21

mencoba mengintegrasikan empat hal pokok yang menjadi kekhasannya. Yang

pertama adalah Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), budaya literasi, 4C

(Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative), dan HOTS

(Higher Order Thinking Skill) dalam pembelajaran.

2. Higher Order Thinking Skill/ HOTS

a. Pengerian Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Higher Order Thinking Skill dalam terjemahan bahasa Indonesia merupakan

keterampilan berpikir dalam tingkat tinggi. Higher Order Thinking Skill/ HOTS

adalah kemampuan berpikir kritis logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir

kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.16 Menurut Resnick

mengatakan bahwa keterampilan berpikir tinggi atau HOTS adalah proses berpikir

kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun

representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan

15 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi Indutri 4.0, Jakarta:

Rosdakarya Remaja Putra, 2018, hlm. 1. 16 Hendra Kurniawan, Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA, Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press, 2018, hlm. 263.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

14

aktivitas mental yang paling dasar.17 Maka pembelajaran yang diterapkan harus

mampu mengolaborasikan semua aspek tersebut. Sedangkan Ridwan Abdulah

menyatakan bahwa HOTS bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir

siswa pada level yang lebih tinggi, terutama berkaitan dengan kemampuan

kerpikir kritis dalam menerima berbagai jenis informasi yang datang kepadanya,

berpikir kreatif, dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan-pengetahuan

yang dimilikinya serta membuat keputusan-keputusan yang kompleks.18 Konsep

HOTS dikembangkan oleh Krulik & Rudnick, Bloom adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Dasar Konsep Hingher Order Thinking Skill (HOTS)

Problem Solving

Krulik & Rudnick

(1998)

Taksonomi

Kognitif Bloom

Original (1956)

Taksonomi Bloom

Revisi Aner &

Krathwohl (2001)

Higher Order

Thinking Skills

(HOTS)

Recall Basic

(Dasar)

Knowledge

Comprehense

Application

Remember

Understand

Apply

Critical Creative Analysis Analize Critical

Thinking

Synthesis Evaluate Creative

Thinking

Evaluation Create Problem Solving

Decision

Making

Sumber: Hatta Saputra

17 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, 2018,

hlm. 5. 18 Hatta Saputra, Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu

Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (Higher Order Thinking SkillS) Bandung: Smilles, 2016,

hlm. 90-92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

15

Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan berpikir mengalami proses

dan perubahan dari level terendah sampai pada level yang tinggi. Dimana terjadi

peningkatan kemampuan pemahaman dan penguasaan siswa atas materi

pembelajaran agar dapat berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creative

thinking), mampu memecahkan masalah (problem solving), dan mampu membuat

keputusan (making decision) dalam situasi yang sulit19.

Dalam taksonomi Bloom, membagi ranah kognitif menjadi enam tingkatan

berpikir seperti knowledge atau pengetahuan untuk mengingat kembali informasi

yang telah dipelajari, comprehense atau memahami makna materi, application

atau menggunakan pengetahuan pada situasi baru dan situasi yang belum pernah

dialami sebelumnya dengan menerapkan prinsip atau aturan, analysis, atau

mengidetifikasikan, synthesis, dan evaluation atau memahami bagian-bagian

materi maupun keseluruhan materi.20

Penekanan dalam HOTS adalah keterampilan. Berbeda dengan istilah

higher order thinking/ HOT. HOT adalah berpikir tingkat tinggi. Dalam

Taksonomi Bloom edisi revisi, berpikir tingkat tinggi (HOT) terkait dengan

kemampuan kognitif dalam menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

Sedangkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) lebih berkaitan dengan

kemampuan menyelesaikan permasalahannya, berpikir kritis dan berpikir

kreatif.21

19 Ibid., hlm. 91-92. 20 Ibid., hlm. 97-99. 21 Ridwan Abdulah, Pembelajaran Berbasis HOTS (Hingher, Order, Thinking, Skills), Tangerang:

Tsmart Pringing, 2019, hlm. 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

16

Kemampuan dan keterampilan berpikir tingkat tinggi sama halnya dengan

berpikir kritis. Seorang siswa dapat menyelesaikan persoalan besar, maka ia harus

memiliki kemampuan untuk menganalisis persoalan tersebut, mencari dan

menemukan alternatif lain, menerapkan strategi tertentu untuk menyelesikan

persoalah, serta pada akhirnya ia mampu untuk mengevalusi segala metode yang

diterapkan dalam menyelesaikan persoalan itu.

Berikut ini dapat dilihat perbandingan antara HOT dan HOTS:

Tabel 3. Perbedaan HOT dan HOTS

HOT HOTS

Analisis Berpikir kritis

Evaluasi Berpikir kreatif,

Kreasi Penyelesian masalah/ Problem Solving

Membuat Keputusan

Sumber: Ridwan Abdulah Sani

Dari bagan di atas dapat dikatakan bahwa dalam HOT terdapat bagian dari

HOTS, seperti dalam contoh kasus tertentu. Siswa dapat meyelesaikan masalah

setelah ia melakukan analisis dan berpikir secara kritis serta mengevaluasinya

untuk dapat menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Beberapa pakar telah

melakukan perbandingan dalam melihat kesetaraan terkait dengan HOT dan

HOTS.

Haladina dalam Ridwan Abdulah Sani menyatakan bahwa kompleksitas

berpikir dan dimensi belajar dalam empat tingkatan proses mental, yakni

memahami, menyelesaikan masalah, berpikir kritis, dan kreativitas; yang dapat

diaplikasikan pada empat jenis konten, yakni: fakta, konsep, prinsip, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

17

prosedur. Sedangkan dalam taksonomi Webb, berpikir strategis terkait dengan

kemampuan siswa menggunakan penalaran dan mengembangkan rencana atau

langkah-langkah proses yang kompleks. Sedangkan berpikir lanjut terkait dengan

kemampuan siswa melakukan penyelidikan, memerlukan waktu untuk berpikir

dan memproses kondisi atau masalah atau tugas ganda.22

Berpikir kritis adalah pola konvergen atau pemusatan sedangkan berpikir

kreatif adalah pola berpikir divergen atau menyebar. Berpikir konvergen adalah

proses mengolah suatu informasi dari berbagai sudut pandang untuk memperoleh

suatu kesimpulan. Sedangkan berpikir divergen merupakan pengembangan

pikiran dari satu informasi menjadi berbagai ide atau sudut pandang.23 Maka

permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan yang kompleks, sehingga

membutuhkan keterampilan tingkat tinggi untuk menyelesaikannya. Selain itu

juga diperlukan beberapa sumber informasi dan strategi untuk bernalar, berlogika

serta menafsirkan sehingga mampu teratasi.

Berpikir kreatif merupakan suatu proses untuk menghasilkan sebuah

elemen yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Pemikiran kreatif

masing-masing akan berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam

melakukan pendekatan terhadap permasalahan. Definisi pemikiran kritis oleh

beberapa pakar seperti Howard Gardner membagi kedalam dua kategori yakni

pengetahuan yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas, yakni; pengalaman

mendalam dan fokus pada suatu kajian tertentu yang membuat seseorang menjadi

ahli, dan kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen dengan cara yang baru.

22 Ibid., hlm. 5. 23 Ibid., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

18

Jadi seorang yang kreatif harus memiliki pengetahuan yang luas dan menguasai

satu atau dua bidang secara mendalam. Selain itu respon kreatif terhadap suatu

masalah adalah resmi yang baru, bagus, dan relevan.24

Kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk berpikir kritis antara lain

adalah mengenal dan mendefinisikan masalah; melakukan observasi secara teliti;

ingin tahu, mengajukan pertanyaan yang relevan, dan menggunakan berbagai

sumber untuk menemukan fakta; memeriksa keyakinan, asumsi, dan opini;

menilai validitas dan pernyataan dan argument, mengetahui perbedaan antara

argumen logis dan tidak logis; menemukan solusi yang valid; dan membuat

keputusan yang bijak.25

Garofalo dan Lester dalam Ridwan Abdulah menyatakan bahwa Problem

Solving atau pemecahan masalah adalah proses yang mencakup visualisasi,

sosialisasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi, bernalar, analisis, sintesis, dan

generalisasi, yang masing-masing harus diatur dan dikoordinasikan.26 Dalam

sebuah proses penyelasaian masalah dibutuhkan pengambilan keputusan-

keputusan yang saling berhubungan sehingga selanjutnya dapat diselesaikan

secara komplek dan tuntas. Siswa yang mampu menyelesaikan masalah dengan

baik akan mampu mengenal situasi yang ada dan mengidentifikasi permasalahan,

serta dapat mengenal konsep dan prinsip yang relevan dengan permasalahan,

sehingga dapat mengembangkan cara menyelesaikan masalah dan selanjutnya

melaksanakan proses penyelesaian masalah secara tepat.

24 Ibid,. hlm. 28. 25 Ibid., hlm. 25. 26 Ibid., hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

19

Membuat keputusan merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh

siswa untuk berani membuat keputusan. Sebelum mengambil keputusan siswa

harus mengetahu berbagai strategi dalam mengambil keputusan. Proses

pengambilan keputusan biasanya dimulai dari penetapan tujuan. Kemudian

dilakukan pengumpulan informasi dan diikuti dengan pembangkitan solusi

alternatif lain.

Refleksi adalah suatu gerakan atau pantulan di luar kemauan atau kesadaran

sebagai jawaban atas suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.27 Paul Suparno

mengatakan bahwa refleksi adalah langkah sangat penting dalam mendalami

pengalaman yang ada. Melalui refleksi siswa diajak untuk menggali pengalaman

mereka sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya serta mengambil maknanya bagi

hidup pribadi, hidup bersama dalam masyarakat.28 Langkah-langkah yang dapat

digunakan dalam merefleksi seperti melihat secara mendalam makna dan nilai

dari bahan yang dipelajari sehingga muncul sebuah tindakan atau aksi.

Selanjutnya mempertimbangkan secara mendalam segala pengalaman, ide, dan

tujuan untuk menangkap makna terdalam, kebenaran terdalam dan membentuk

suara hati, proses formatif dan pembebasan.

Dalam kurikulum 2013 revisi yang terletak pada standar proses bahwa

pembelajaran harus mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik

tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill/HOTS).29 Pembelajaran berbasis

27 Desi Anwar, 2001, Kamu Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Abdi Tama, hal. 336. 28 Paul Suparno, Prinsip-Prinsip Pedagogi Ignatian Dan Pengalaman Implementasi Visi, Misi,

Nilai Dasar Dan PPI Dalam Pembelajaran, Yogyakarta: USD, 2017, hal. 6 - 7. 29 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013 Revisi, Jakarta: Bumi Aksara, 2018, hlm. 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

20

HOTS mengacu pada standar Kompetensi lulusan, dan standar isi, dengan

memperhatikan prinsip pembelajaran seperti:30

1) Dari peserta didik diberi tahu menuju perserta didik mencari tahu.

2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis

aneka sumber belajar.

3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan

pendekatan ilmiah.

4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis

kompetensi

5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.

6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju

pembelajran dengan jawaban yang kebenarannya yang multidimensi.

7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)

dan keterampilan mental (softskills).

9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan

(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (tut wuri handayani).

11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah dan di masyarakat.

12) Pembelajran yang menerapkan prnsip bahwa siapa saja adalah guru,

siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.

13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pembelajaran.

14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta

didik.

Pembelajaran HOTS diutamakan untuk merangsang daya pikir tingkat

tinggi, dan membangkitkan hormon gembira. Hal tersebut dimulai dari peran guru

dalam menciptakan pemberajaran yang kreatif aktif, efektif, dan menyenangkan

dengan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif.

b. Konsep Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Lahirnya konsep HOTS pada implementasi kurikulum 2013 revisi

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain situasi belajar yang lebih spesifik

30 Kemendikbud, 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

21

seperti penalaran, kemampuan menganalisis, memecahkan masalah, keterampilan

berpikir kritis dan kreatif.

Beberapa aspek HOTS atau keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi

menjadi 3 bagian antara lain:

1) HOTS sebagai Transfer of Knowledge

Dalam aspek ini teridiri dari beberapa ranah yang hendak dicapainya. Seperti

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor yang merupakan satu

kesatuan dalam proses belajar mengajar.

a. Ranah Kognitif

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS ranah kognitif mengalami

proses perkembangan. Hal itu dapat dilihat dalam tabel berikut ini31:

Tabel 4. Proses Kognitif dengan level kognitif Bloom

PROSES KOGNITIF DEFINISI

C1

L O

T S

Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan

C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk

komunikasi lisan, tertulis, dan gambar

C3

Menerapkan

/mengaplikasika

n

Melakukan dan menggunakan prosedur di dalam situasi yang

tidak biasa

C4

HO

TS

Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan

menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan

antarbagian dan struktur atau tujuan keseluruhan

C5 Menilai/Menge-

valuasi

Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar

C6

Mengkreasi/

mencipta

Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk

membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;

menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur

baru

Sumber: Buku Pegangan Pembelajaran Berbasis Keterampilan Tingkat Tinggi

31 Kemendikbud, Buku Pegangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, 2018, hlm. 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

22

Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam ranah kognitif, dapat di

lihat pada tabel di bawah ini:32

Tabel 5. Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif (Revisi Kartwolh)

Mengingat

(remember)

C 1

Memahami

(understand)

C 2

Mengaplikasik

an (apply)

C 3

Menganalisis

(Analyze)

C 4

Mengevaluasi

(Evaluate)

C 5

Mencipta

(Create)

C 6

Mengutip

Menebitkan

Menjelaskan

Memasagkan

Membaca

Menamai

Meninjau

Mentabulasi

Memberi kode

Menulis

Menytakan

Menunjukkan

Mendaftar

Menggambar

Membilang

Mengidentifikasi

Menghafal

Mencatat

Meniru

Memperkira kan

Menceritajan

Merinci

Megubah

Memperluas

Menjabarkan

Mnconthkan

Mengemukakan

Menggali

Mengubah

Menghitung

Menguraikan

Mempertahankan

Mngartikan

Menerangkan

Menafsirkan

Memprediksi

Melaporkan

Membedakan

Mengaskan

Menentukan

Menerapkan

Memodifikasi

Membangun

Mencegah

Melatih

Menyelidiki

Memproses

Memecahkan

Melakukan

Mensimulasikan

Mengurutkan

Membiasakan

Mengklasifikasi

Menyesuaikan

Menjalankan

Mengoperasikan

Meramalkan

Memecah kan

Menegaskan

Meganalisis

Menimpulkan

Menjelajah

Mengaitkan

Mentransfer

Mengedit

Menemukan

Menyeleksi

Mengoreksi

Mendeteksi

Menelaah

Mengukur

Membangunkan

Merasionalkan

Mendiagnosis

Memfokuskan

Memadukan

Membandingkan

Menilai

Mengarahkan

Mengukur

Meangkum

Mendukung

Memilih

Memproyeksikan

Mengkritik

Mengarahkan

Memutukan

Memisahkan

menimbang

Mengumpulkan

Mengatur

Erancang

Membuat

Merearasi

Memperjelas

Mengarang

Menyususn

Mengode

Mengkombina-

kan

Memfasilitasi

Mengkonstruksi

Merumuskan

Menghubungkan

Menciptakan

menampilkan

b. Ranah Afektif

Sejalan dengan kurikulum 2013 perkembangan siswa tidak hanya diukur

dari ranah kognitif tetapi juga ranah afektif dan psikomotor. Berikut ini

merupakan tabel ranah afektif menurut Kartwolh dan Bloom bahwa akan

berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan

32 Ibid., hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

23

ataupun penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah

afektif menjadi 5 kategori seperi berikut ini.33

Tabel 6. Kata Kerja Operasional Ranah Afektif

Kata kerja operasional (KKO) yang dapat dimanfaatkan dalam ranah afektif

adalah seperti berikut34:

Tabel 7. Kata Kerja Operasional Ranah Afektif

Menerima

(A1)

Merespon

(A2)

Menghargai

(A3)

Mengelola

(A4)

Karakterisasi

Menurut Nilai

(A5)

Mengikuti

Menganut

Mematuhi

Meminati

Menyenangi

Mengopromikan

Menyambut

Mendukung

Melaporkan

Memilih

Memilah

Menolak

Menampilkan

Menyetujui

Mengatakan

Mengasumsikan

Meyakini

Meyakinkan

Memperjelas

Menekankan

Memprakarsai

Menyumbang

Mengimani

Mengubah

Menata

Mambangun

Membentuk-

pendapat

Memadukan

Mengelola

Merembuk

Menegosiasi

Membiasakan

Mengubah

perilkau

Melayani

Mempengaruhi

Mengkualifikasi

Memuktikan

Memecahkan

33 Kemendikbud. op.cit., hlm. 10-11. 34 Ibid., hlm. 11-12.

PROSES AFEKTIF DEFINISI

A1 Penerimaan Kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulus yang datang

pada diri siawa

A2

Menanggapi Sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk

mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat

reaksi terhadapnya dengan salah satu cara

A3 Penilaian Memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu

gejala atau stimulus tertentu

A4 Mengelola Konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan

dan prioritas nilai yang dimiliki

A5 Karakterisasi Keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang

mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

24

c. Ranah Psikomotor

Tabel 8. Kata Kerja Operasional Psikomotor

Proses

Psikomotor

Definisi

P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan yang dilakukan oleh sesorang.

P2 Manipulasi Manipulasi merupakan melakukan keterampilan maupun menghasilkan

sebuah produk dengan cara mengikuti petunjuk umum, bukan

berdasarkan observasi.

P3 Presisi Presisi artinya secara independen melakukan keterampilan maupun

menghasilkan sebuah produk dengan akurasi, proporsi, serta ketepatan.

P4 Artikulasi Artikulasi artunya memodifikasi keterampilan maupun produk agar

sesuai dengan situasi baru.

P5 Naturalisasi Naturalisasi artinya menyelesaikan satu maupun lebih ketermapilan

dengan mudah dan membuat keterampilan otometis dengan tenaga fisik

maupun mental.

Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah psikomotor dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel. 9 Kata Kerja Operasional Ranah Psikomotor

Meniru

(P1)

Memanipulasi

(P2)

Presisi

(P3)

Artikulasi

(P4)

Naturaslisasi

(P5)

Menyalin

Mengikuti

Mereplikasi

Mengulangi

Mematuhi

Mengaktifkan

Menyesuaikan

Menggabungkan

Mengatur

Mengumpulkan

Menimbang

Memperkecil

Mengubah

Kembali membuat

Membangun

Melakukan

Melaksanakan

Menerapkan

Mengkorekasi

Mendemonstrasikan

Merancang

Melatih

Memperbaiki

Memanipulasi

Mereparasi

Menunjukkan

Melengkapi

Menyempurna

kan

Mekalibrasi

Mengendalikan

Mengalihkan

Menggantikan

Memutar

Mengirim

Memproduksi

Mencampur

Mengemas

Menyajikan

Membangun

Mengatasi

Menggabungkan

Koordinat

Mengintegrasikan

Beradaptasi

Mengembang

kan

Merumuskan

Memodifikasi

master

Mensketsa

Mendesain

Menentu

kan

Mengelola

Mencipta

kan

Sumber: Buku Pegangan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

2) Keterampilan berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and Creative Thinking

Berpikir kritis merupakan proses segala pengetahuan dan keterampilan

dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil

keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

25

berdasarkan data dan informasi yang telah didapat sehingga menghasilkan

informasi yang dibutuhkan.

3) Menyelesaikan Masalah (Problem Solving)

Problem Solving atau menyelesaian masalah dalam pembelajaran sangat

dibutuhkan, karena pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan

pembelajaan yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak

dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikri dan kreativitas untuk

memecahkan suatu masalah.35

Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para ahli yang

memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul pada

kehidupan sehari-hari. Peserta didik secara individu akan memiliki keterampilan

pemecahan masalah yang berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut

Mourtos, Okamoto dan Rhee, ada enam aspek yang dapat digunakan untuk

mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu:

1) Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan

permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui

sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih

detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari

masalah yang dihadapi.

2) Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan

masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan

hipotesis yang terkait dengan masalah.

35 Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, 2018, op.cit., hal. 13-14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

26

3) Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk

memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah,

memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan

menentukan informasi untuk menemukan solusi.

4) Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang

telah ditetapkan.

5) Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan

masalah.

6) Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan

solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika

mengimplementasikan solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.

3. Pembelajaran Sejarah

a. Konsep Belajar

Sepanjang hidup manusia adalah suatu pembelajaran. Belajar merupakan

suatu proses yang terus menerus berlangsung dalam hidup manusia baik secara

formal maupun nonformal dan membawa suatu perubahan. Belajar tidak pernah

memandang usia, serta siapa yang mengajarkannya, di mana tempatnya dan

sebagainya. Belajar menurut Slavin adalah perubahan yang relatif permanen

dalam perilaku atau sebagai potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar merupakan akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons.36 Hal

36 Chotimah dan Fathurroman, Paradigma Baru Sistem Pembelajaran, Yogyakarta: Ar Ruzz

Media, 2018, hlm. 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

27

itu dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dalam diri orang yang belajar.

Artinya selalu ada dampak dari setiap apa yang dilakukannya.

Nyayu Khodija dalam buku Psikologi Pendidikan, mendefinisikan belajar

merupakan sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan

membentuk kompetensi, keterampilan, dan sikap yang baru. Dalam proses belajar

mental internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman, dan interaksi sosial,

serta yang ditunjukan pada hasil yang dicapainya melalui perubahan pada

perilaku.37

Aunurahman menyimpulkan pengertian belajar dari berbagai literatur dan

menemukan berbagai ciri tentang belajar seperti;38

1) Belajar menunjukkan sebuah aktivitas pada seseorang yang disadari atau

disengaja. Artinya kegiatan belajar membutuhkan pemahaman yang

direncanakan

2) Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungan. Artinya lingkungan

dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman.

3) Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas dari dalam diri

seseorang dalam rangka memperluas wawasan dengan secara aktif melakukan

kontak sosial di lingkungan sekitar dan memberi hasil berupa perubahan berupa

pengalaman, daya cipta serta nilai-nilai kehidupan.

37 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2014, hlm. 50. 38 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 36-37.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

28

b. Konsep Sejarah

Kata sejarah disadur dari Bahasa Arab “Syajarah” yang berarti “terjadi”,

syajarah berarti “pohon”. Dalam bahasa Inggris history; bahasa Latin dan Yunani

historia.39 Dapat diartikan bahwa sejarah berarti pohon kehidupan dan terdapat

sebuah proses terjadinya suatu kehidupan. Sejarah merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh manusia dalam mencapai gambaran terkait dengan aktivitasnya

yang disusun secara ilmiah menurut urutan waktu, dengan memberikan tafsiran

serta suatu analis yang kritis sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh

siapapun.40

Konsep sejarah dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa sejarah merupakan ilmu

pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan

masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi tertentu.41 Istilah

sejarah pada umumnya menunjuk pada cerita sejarah, gambaran sejarah, atau

pengetahuan sejarah yang lebih bersifat subjektif. Artinya merupakan suatu

konstruksi atau bangunan yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian dari

fakta-fakta yang digambarkan sebagai gejala sejarah. Menurut Sarjono Kartodirjo,

sejarah dalam arti objektif menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri,

merupakan peristiwa sejarah dalam kenyataannya.42 Artinya tidak memuat arti-arti

lain dalam kesimpulannya bahwa sejarah merupakan cerita tentang pengalaman

koleksif tentang suatu komunitas atau nation di masa lampau.

39 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013, hlm. 1. 40 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Pustaka, 1995, hlm. 22. 41 Permendikbud, 2005. 42 Sarjono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utma, 1992, hlm. 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

29

Menurut Kuntowijoyo sejarah merupakan rekonstruksi masa lalu. Re berarti

kembali dan contruction artinya bangunan. Dapat dikatakan bahwa apa yang

terjadi dalam kaitannya dengan manusia dan tindakannya direkonstruksi dalam

bentuk kisah sejarah.43 Sedangkan sejarah sebagai ilmu dapat berkembang dengan

cara:44

1) Perkembangan dalam filsafat,

2) Perkembangan dalam teori sejarah,

3) Perkembangan dalam ilmu-ilmu lainnya,

4) Perkembangan dalam metode sejarah.

Perkembangan sejarah selalu berarti berubah bahwa sejarah selalu responsif

terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi.

Sejarah tidak akan pernah terlepas dari satu cerita ke cerita yang lain,

malainkan akan selalu berkaitan dan berkesinambungan antara masa lalu, masa

kini dan masa datang. Sedangkan dalam dimensi waktu dan tempat yang

melibatkan sudut pandang yang berbeda ketika dalam menarasikan fakta

sejarahnya.

Sistem pendidikan nasional di Indonesia sejarah menjadi salah satu mata

pelajaran yang diwajibkan terlebih pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas).

Pada penerapannya, pembelajaran sejarah tidak selalu menitikberatkan pada

hafalan baik menghafal nama tokoh maupun waktu dan tempat suatu peristiwa

bersejarah, namun lebih ditekankan pada penanaman nilai-nilai kehidupan yang

dapat diamalkan pada kehidupan di masa kini serta dapat sebagai bekal di masa

depan.

43 Rahman Hamid dan Muhammad Saleh, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak,

2011, hlm. 9. 44 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Benteng Pustaka, 1995, hlm. 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

30

Sesuai dengan tujuan yang Undang-undang No. 20 Tahun 2003, maka

dikembangkan kurikulum 2013. Berdasarkan Kurikulum tersebut disusun silabus

mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan mengintegrasikan kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Ketiga kompetensi ini diberikan dalam bentuk

pembelajaran yang berbeda, yakni pengajaran tidak langsung (indirect teaching)

untuk kompetensi sikap, dan pengajaran langsung (direct teaching) untuk

kompetensi pengetahuan dan keterampilan. Kedua bentuk pengajaran sejarah ini

disinergikan menjadi proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik sehingga menghasilkan insan Indonesia yang aktif, kritis,

kreatif, inovatif, dan produktif.

Pembelajaran Sejarah dirancang untuk membekali peserta didik dengan

keterampilan dan cara berfikir sejarah, membentuk kesadaran menumbuh

kembangkan nilai-nilai kebangsaan, mengembangkan inspirasi, dan mengaitkan

peristiwa lokal dengan peristiwa nasional dalam satu rangkaian Sejarah Indonesia.

Materi sejarah memiliki arti penting dan makna yang sangat berharga bagi

pembangunan bangsa, karena di dalamnya memuat hal-hal seperti berikut:45

1) Mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriotisme,

nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari proses

pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.

45 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2011, hlm. 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

31

2) Memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk peradaban

bangsa Indonesia dan materi tersebut merupakan bahan pendidikan yang

mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa

Indoensia di masa depan.

3) Menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk

menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman diintegrasi bangsa.

4) Sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis

multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggungjawab

dalam memelihara kesimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Sementara itu terkait dengan pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013

yang menekankan pada pendidikan karakter, menurut Joko Suryo yang dikutip

Aman, bahwa pembelajaran sejarah yang berkarakter harus menekankan pada

aspek-aspek berikut.46

1) Sebagai sarana pendidikan bangsa.

2) Sebagai sarana pembangunan (mental) bangsa secara mendasar.

3) Sebagai sarana penanaman national consciousness dan Indonesian hood

(semangat nasionalisme dan ke-Indonesiaan).

4) Sebagai sarana menanamkan perspektif sejarah the past-present-future agar

menjadi manusia yang lebih bijak.

5) Sebagai sarana menanamkan historical conscouness (kesadaran sejarah)

6) Sebagai sarana membentuk solidaritas sosial.

7) Sebagai sarana membentuk jati diri dan integritas bangsa.

8) Sebagai sarana menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai dari proses

perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa

lampau hingga masa kini.

Mata pelajaran Sejarah serta Sejarah Indonesia sebagai kelompok umum

yang wajib dipelajari siswa di SMA dan SMK atau MA dan MAK memiliki

46 Ibid; hlm. 98.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

32

tujuan supaya siswa mampu melakukan penelitian secara kritis, kreatif, dan

inovatif tentang lingkungan dan masyarakat dalam lingkup lokal, nasional, dan

global untuk memecahkan masalah sesuai dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial

dan humaniora secara saintifik, dan mengomunikasikan melalui teknologi dengan

etika akademis.

Djoko Suryo merumuskan beberapa indikator terkait dalam pembelajaran

sejarah sebagai berikut47:

1) Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, subtansi dan sasaran pada segi-segi

yang bersifat normatif.

2) Makna dan nilai sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan dari

pada akademik atau ilmiah murni.

3) Aplikasi pembelajaran sejarah bersifat pragmatis, sehingga dimensi dan

substansi dipilih dan disesuaikan dengan tujuan, makna dan nilai pendidikan

yang hendak dicapai yaitu sesuai dengan tujuan pendidikan.

4) Pembelajaran harus memuat unsur pokok: instruction, intellectual training,

pembelajaran moral bangsa, civil society yang demokratis dan bertanggung

jawab pada masa depan bangsa.

5) Pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuan fakta pengalaman

kolektif dari masa lalu tetapi harus memberikan latihan berpikir kritis dalam

memetik makna dari peristiwa sejarah yang akan dipelajari.

6) Interpretasi sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada para

peserta didik (learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah.

7) Pembelajaran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn

(understanding), meaning, historical consciouness bukan sekedar pengetahuan

kognitif dari pengetahuan (knowledge) dari bahan sejarah.

8) Nilai dan makna peristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di

samping nilai partikular.

9) Virtue, religiusitas, keseluruhan kemanusiaan universal, nilai-nilai patriotisme,

nasionalisme dan kewarganegaraan serta nilai-nilai demokratis yang

berwawasan nasional penting dalam penyajian pembelajaran sejarah.

10) Pembelajaran sejarah tidak hanya mendasari pembentukan kecerdasan dan

intelektualitas tetapi pembentukan martabat manusia yang tinggi.

11) Relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional

berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.

47 Aman, op.cit., hlm. 62-63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

33

Maka peran guru menjadi penting dimana guru harus menguasai setiap

materi terkait sehingga memudahkan dalam pendampingan terjadap siswa. Guru

sejarah berperan penting dalam memberi pemahaman siswa akan materi sejarah

agar siswa tidak hanya berkembang secara kognitif melainkan juga aspek afektif

dan psikomotoriknya sehingga, dapat mengaktualisasikannya dalam hidup

berbangsa dan bernegara.

4. Evaluasi Pembelajaran Sejarah

1) Pengertian Evaluasi

Kata evaluasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti

penilaian.48 Dalam Bahasa Inggris kata evaluasi diartikan dengan evaluation.49

Menurut Arikunto mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan akhir dari proses

pengukuran dan penilaian50. Jadi sebelum sampai pada evaluasi pertama-tama

orang harus melalui tahap mengukur sampai mengetahui hasilnya. Dari hasil

tersebut barulah melakukan penilaian. Setelah melalui tahap itu semua baru

melakukan evaluasi.

Menurut Ralp Tyler dalam Arikunto mendefinisikan evaluasi merupakan

sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,

dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum pada bagian mana

yang belum dan mencari tahu apa penyebabnya. Sedangkan definisi lain oleh

Crobach dan Stufflebeam mendefinisikan bahwa evaluasi bukan sekedar

48 Desi Anwar, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Abdi Tama, 2001, hlm. 136. 49 John M. Echols and Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia An English-Indonesian

Dictionary, Jakarta: PT. Gramedia, Cetakan XXIV 2005, hlm. 220. 50 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 3, Jakarta: Bumi Aksara, 2018,

hlm. 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

34

mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat

keputusan.51

Seorang teoritis evaluasi Michael Scriven, mengamati bahwa evaluasi

terdiri dari penetapan nilai. Karena evaluasi pendidikan terdiri dari penetapan nilai

sehubungan dengan fenomena pendidikan.52 Penetapan nilai yang dimaksud

adalah penentuan manfaat atau kebaikan yang relatif dari yang dievaluasi.

Dalam buku pegangan penilaian HOTS, menuliskan bahwa penilaian

adalah sebuah proses pengumpulan dan pengolahan informasi uantuk mencapai

hasil belajar siswa. Dalam proses tersebut terdapat tiga aspek yang menjadi pokok

penilaian antara lain aspek pengetahuan atau kognitif, aspek afektif, dan aspek

psikomotorik atau keterampilan.53

Dalam konteks pembelajaran penilaian dilakukan bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar dari siswa sehingga dapat mendiagnosis kesulitan yang

dialami, melakukan perbaikan, sehingga dapat menentukan proses belajar

selanjutnya. Evaluasi dalam hal ini merupakan suatu komponen dalam bidang

pendidikan atau pembelajaran. Maka seorang guru harus mampu melaksanakan

evaluasi secara tepat dan benar sehingga berdampak pada kualitas pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 57 menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka

pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas

penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi

51 Ibid., hlm. 2-3. 52 Aunnunrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011, hlm. 206. 53 Kembendikbud, Buku Pegangan Penilaian HOTS, 2018, hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

35

dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.54

Sejalan dengan dengan itu Aman juga mengatakan bahwa evaluasi

pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara cermat untuk

mengetahui efektifitas dalam masing-masing komponennya.

2) Prinsip Evaluasi

Secara umum prinsip evaluasi yang ditekankan pada beberapa aspek antara

lain;55

a) Konstinuitas

Pada prinsip ini evaluasi tidak dijalankan secara insidental karena

pembelajaran itu merupakan proses yang kontinyu. Maka evaluasi juga

harus secara kontinyu. Hasil belajar siswa harus dilihat dari waktu-waktu

sebelumnya sehingga mendapat gambaran yang jelas tentang perkembangan

siswa. Untuk itu dapat dilihat dari dimensi input.

b) Komprehensif

Pada prinsip komprehensif guru harus mengambil seluruh objek sebagai

bahan evaluasi. Misalnya yang berkaitan dengan kepribadian maka juga

dilihat dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hal ini juga berlaku

terhadap objek-objek evaluasi yang lain.

54Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan dan Kebudayaan Kemendibkbud, Buku Penilaian

Berorientasi HOTS Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi, 2018, hlm.

1. 55 Amirono dan Daryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013, Yogyakarta:

Gava Gramedia, 2013, hlm. 15-16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

36

c) Adil dan objektif

Guru harus bertindak objektif, apa adanya sesuai dengan kemampuan

siswa. Maka yang perlu dihindarkan adalah sikap like and dislike, perasaan,

keinginan dan prasangka. Evaluasi harus dilakukan berdasarkan atas

kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya.

d) Kooperatif

Pada prisnsip ini guru hendaknya bekerjasama dengan pihak lain seperti

orang tua siswa, guru dan kepala sekolah termasuk siswa itu sendiri.

Sehingga semua merasa puas dengan hasil evaluasi yang ada.

e) Praktis

Praktis berarti mudah digunakan baik oleh guru yang menyusun alat

evaluasi maupun orang lain yang menggunakan alat tersebut. Maka harus

memperhatikan Bahasa serta petunjuk dalam mengerjakan soal.

Secara khusus dalam penilaian hasil belajar kurikulum 2013 dalam lampiran

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 104

tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan Pendidikan Dasar dan

menengah56:

1. Penilaian hasil belajar siswa adalah proses pengumpulan informasi/bukti

pencapaian pembelajaran siswa dalam kompetensi sikap spiritual,

penegathuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan

sistematis, selama dalam proses pembelajaran.

2. Pendekatan penilaian adalah proses ang ditempuh dalam melakukan penilaian

hasil belajar siswa.

3. Bentuk penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai pencapaan

pembelajaran siswa, seperti penilaian unjuk kerja, penilaian proyek dan

penilaian tertulis.

56 Ibid., hlm. 17-18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

37

4. Instrument penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai pencapaian

pembelajaran siswa, misalnya tes dan skala sikap-sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan

belajar dalam kontes kurun waktu belajar.

5. Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki siswa

menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas ada situasi yang

sesungguhnya.

6. Penilaian diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang dilakukan sendiri oleh siswa secara reflektif.

7. Penilaian tugas penilaian atas proses dan hasil pengrjaan tugas yang dilakukan

secara mandiri atau kelompok.

8. Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu

investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolaan data, sampai

pelaporan.

9. Penilain berdasarkan pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan siswa

selama mengikuti pembelajaran.

10. Ulangan harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu

muatan pembelajaran.

11. Ulangan tengah semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua

muatan pembelajaran yang diselesaikan dalan paruh pertama semester.

12. Ulangan akhir semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan

pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester.

13. Nilai modus adalah nilai terbanyak pencapaian pembelajaran pada ranah

sikap.

14. Nilai rerata adalah nilai rerata pencapaian pembelajaran pada ranah

pengetahuan.

15. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah

keterampilan.

3) Fungsi Evaluasi

Berdasarkan prinsip evaluasi maka fungsi evaluasi adalah sebagai berikut57:

a) Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.

b) Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana

ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.

c) Evaluasi dapat memberikan inforamasi untuk mengembangkan program

kurikulum.

57 Amirono dan Daryanto, op.cit., hlm. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

38

d) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional.

e) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan siswa kepada orang tua

5. Persepsi

Persepsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tindakan menyusun,

mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan

pemahaman tentang lingkungan.58 Dalam hal ini persepsi tersebut belum

mencapai pada kebenaran. Persepsi juga dinyatakan sebagai tanggapan terhadap

permasalahan yang sedang terjadi. Maka dapat dimungkinkan menghasilkan yang

berbeda yang bersifat positif dan negatif. Dalam aspek psikologi persepsi

merupakan hal yang sangat mempengaruhi sesorang terhadap sesuatu hal.

Menurut W.S. Winkel dalam Heri Susanto menjelaskan bahwa persepsi

mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas

pada masing-masing rangsangan.59 Meskipun pembedaan tersebut belum

mencapai taraf maksimal. Maka perlu ada tindak lanjut dari proses tersebut.

Persepsi menurut Bimo Walgito merupakan sustu proses penginderaan,

yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.

Sedangkan penginderaan merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui indera. Menurut Taylor, Peplau, dan Sears menjelaskan bahwa persepsi

58 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 59 Heri Susanto, loc.cit. hlm. 11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

39

merupakan proses yang relatif rasional dalam mengambil informasi tentang

sesuatu dan mengorganisasikannya berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.60

Dalam prakteknya persepsi juga dapat dinyatakan sebagai tanggapan atau

pandangannya terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi. Dalam persepsi

juga dimungkinkan untuk menghasilkan dua pandangan yakni persepsi positif dan

persepsi negatif. Persepsi positif dihasilkan dari penilaian secara langsung atau

merasakan langsung dampak dari obyek yang dipersepsikan. Sedangkan persepsi

negatif dihasilkan dari penilaian yang tidak baik dalam obyek yang dipersepsikan

tersebut. Seseorang juga dimungkinkan untuk memberikan persepsi abu-abu

terhadap suatu obyek dikarenakan belum mengenal suatu obyek tersebut atau

belum pernah mengalaminya.

Persepsi mengandung unsur proses dimana terjadi dalam pencarian dan

menemukan serta untuk mengetahui dan mengevaluasi apa yang ia ketahui

tentang sesuatu atau orang lain. Maka yang dibutuhkan adalah kepekaan dan

ketajaman sehingga persepsi yang dilakukan tidak jauh dari kebenaran atau

kenyataan yang sesungguhnya.

Beberapa faktor yang berperan dalam persepsi terkait degan interpretasi

terhadap stimulus yang diterima seseorang seperti;61

1) Objek yang dipersepsi; dimana akan menimbulkan stimulus yang datang dari

luar individu yang mempersepsi tetapi juga dapat datang dari dalam dirinya.

Namun kebanyakan stimulus tersebut datang dari luar individu.

60 Bimo Walgito, Pengantar Psikolgi Umum, Yogyakarta: Andi, 2010, hlm. 101. 61 Ibid., hlm. 101.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

40

2) Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf, mana merupakan alat untuk

menerima stimulus yang dibantu oleh saraf sensoris menuju kepada saraf yang

menjadi pusat kesadaran.

3) Perhatian; menjadi langkah awal dan persiapan untuk mengadakan persepsi.

Perhatian merupakan pusat atau konsentrasi seluruh konsentrasi dari aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

Uraian di atas disimpulkan bahwa untuk mencapai persepsi banyak hal yang

akan kita butuhkan. Seperti adanya obyek yang dipersepsi, alat indera beserta

saraf serta perhatian yang juga menjadi syarat psikologi.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yustina Mogi tahun 2018 tentang

Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika yang berorientasi pada Higher

Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa kelas XI Sosial SMA Kolese Debrito.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran model HOTS

setelah siswa menemukan konsep aturan perkalian dan permusi. Yang kedua

adalah pembelajaran berbasis HOTS menuntut siswa untuk lebih aktif dan

mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Hasil pekerjaan siswa selama

proses menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa telah mencapai kemampuan

berpikir tingkat tinggi pada level menganalisis dan mengevaluasi.62

Penelitian yang kedua adalah dilakukan oleh Purwanti Hadi Pratiwi, Nur

Hidayah, dan Nur Endah Januarti pada tahun 2018 tentang Implementasi

62 Yustina Mogi, Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika pada Higher Order Thinking

Skills (HOTS) pada Siswa Kelas XI Sosial SMA Kolese De Britto Yogakarta, Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma, 2018, dikases pada 10 Maret 2019 Pkl. 09.30 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

41

Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Sosiologi

SMA di Kota Yogyakarta. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan bahwa:63

Guru-guru Sosiologi di Kota Yogyakarta sudah menerapkan atau

mengimplementasikan penilaian pembelajaran Higher Order Thinking Skills

(HOTS). Sebesar 12,5% guru responden menggunakan penilaian HOTS pada saat

penilaian Harian (PH) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) saja, 33% responden

melaksanakan penialaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada saat

Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Akhir Semester (PAS), dan 41,7% responden

tidak menjawab kapan melaksanakan Penilaian Pembelajaran menggunakan

Higher Order Thinking Skills (HOTS); Keuntungan penilaian HOTS, antara lain:

1) Siswa lebih kritis dan analitis sehingga lebih mampu menentukan sikap, 2)

Kemampuan siswa lebih terasah, tidak hanya pada level menghafal dan mengingat

saja; namun siswa lebih kreatif dan ada usaha untuk berfikir, 3) Melatih siswa

untuk mengerjakan soal HOTS agar bisa mengerjakan soal-soal UN dan UMPTN,

4) Siswa dapat terbiasa menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Sedangkan

hambatan yang ditemui, antara lain: 1) Kurangnya referensi yang dimiliki oleh

siswa terhadap teori-teori yang berhubungan dengan masalah-masalah soaial yang

dipelajari, 2) Sulit membedakan pihan jawaban pilihan ganda, 3) Memerlukan

waktu untuk membuat kisi-kisi dan instrument, dan 4) Sulit mengkontruksi soal

yang tepat sesuai dengan standar HOTS.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Nur Astuti Puspanigtias yang berjudul

Peningkatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Strategi Pembelajaran

63 Purwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah, dan Nur Endah Januarti, Implementasi Penilaian Higher

Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Sosiologi SMA di Kota Yogyakarta,

Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2018, diakses pada 04 Maret 2019 Pkl. 10.00 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

42

Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada Pembelajaran Ekonomi Kelas

X SMK Muhammadiyah 1 Wates. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa; (1)

penerapan Model Pembelajaran SPPKB efektif untuk meningkatkan HOTS pada

pembelajaran Ekonomi. (2) Hasil ANCOVA menunjukkan bahwa penerapan

SPPKB dalam pembelajaran Ekonomi kelas X SMK Muhamadiyah 1 Wates lebih

baik dari pada model pembelajaran konvensional (ceramah). Peserta didik yang

menggunakan model pembelajaran SPPKB memiliki peningkatan HOTS yang

lebih tinggi dibanding peserta didik yang menggunakan model pembelajaran

ceramah.64

Mengacu pada penelitian yang telah dilakukan seperti yang tertera di atas

terkait dengan pengembangan metode belajar berbasis HOTS, Implementasi

Penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam Pembelajaran Sosiologi,

dan Peningkatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Strategi

Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada Pembelajaran

Ekonomi, maka dalam penelitian ini peneliti akan mencari tahu sejauh mana

penerapan HOTS dalam pembelajaran sejarah lebih fokus pada persepsi Guru dan

Siswa terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah yang berbasis Higher Order

Thinking Skill (HOTS). Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui sejauh

mana penerapan HOTS secara khusus dalam pembelajaran sejarah.

64 Nur Astuti Puspaningtias, Peningkatan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Melalui Strategi

Pembelajaran Peningkatan Kemampuan erpikir (SPPKB) pada Pembelajaran Ekonomi Kelas X

SMA Muhamahdiah 1 Wates, Yogyayakarta: Universitas Yogyakarta, 2018 diakses pada 10 Maret

2019. pkl. 15.10 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

43

C. Kerangka Pikir

Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah dimulai dengan tujuan

pendidikan pada abad 21 yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi dalam segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi yang

begitu pesat menjadikan terjadinya perubahan yang signifikan dalam seluruh

aspek kehidupan terlebih dalam bidang pendidikan. Dalam rangka revolusi atau

masa revolusi 4.0 ini Indonesia menyadari betapa pentingnya mempersiapkan

generasi muda yang kreatif, yang mampu berpikir kritis dan dapat mengambil

keputusan yang tepat serta terampil dalam menyelesaikan permasalahan. Tiga

konsep pendidikan yang telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Maka keterampilan berpikir tingkat tinggi atau

HOTS menjadi prioritas. Yang dituntut dalam HOTS adalah keterampilan siswa

dalam berpikir kritis, kreatif, inovatif, kemampuan berpikir kritis logis, reflektif,

metakognitif.

Secara umum pembelajaran sejarah yang sarat dengan pendidikan nilai

menjadi kesempatan yang istimewa bagi guru untuk menggali secara lebih dalam

makna dari setiap tema. Bagaimana pun setiap peristiwa sejarah yang ditampilkan

dalam pelajaran di sekolah, diharapkan siswa mampu untuk memahami,

menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

meta kognitif (Taksonomi Bloom).

Proses evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS) memiliki persepsi tersendiri. Persepesi Guru dan siswa terhadap evalausi

yang berbasis HOTS merupakan hasil dari penerapan Kurikulum 20013 revisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

44

Pendidikan Abad

21 dalam

Kurikulum 2013

HOTS

Pembelajaran

Sejarah

Evaluasi

Pembelajaran Sejarah

Persepsi

Guru Dan Siswa

dimana terjadi dalam pencarian dan menemukan serta untuk mengetahui dan

mengevaluasi apa yang ia ketahui tentang sesuatu atau orang lain. Maka yang

dibutuhkan adalah kepekaan dan ketajaman sehingga persepsi yang dilakukan

tidak jauh dari kebenaran atau kenyataan yang sesungguhnya. Maka berdasarkan

uraian di atas dapat digambarkan skema kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Penelitian kualitatif dengan metode studi kasus merupakan suatu

kajian mendalam tentang satu atau lebih bagian dari fenomena yang berbada

dalam konteks kehidupan nyata yang merefleksikan perspektif para partisipan

yang terlibat atau berada dalam fenomena itu.65 Menurut Daymond dan Holloway

studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti

terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan waktu yang pada

umumnya dikaitkan dengan lokasi atau organisasi, kelompok sosial, komunitas,

proses maupun kampanye.66 Sedangkan menurut Yin studi kasus dalam penelitian

kualitatif digunakan untuk mengetahui dengan lebih mendalam dan terperinci

tentang suatu permasalahan atau fenomena yang hendak diteliti.67

Dalam penelitian studi kasus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan

mengenai berbagai peristiwa komunikasi kontemporer yang nyata dalam

konteksnya. Maka yang menjadi kekuatan dalam hal ini adalah terletak pada

kemampuannya untuk menghasilkan berbagai bukti.

65 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT Rajagraffindo Persada, 2012,

hlm. 175. 66 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2016, hlm. 19. 67 Ibid., hlm. 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

46

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Panembahan Senopati No. 18,

Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret - Juli 2019.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan subyek data yang diperoleh oleh peneliti.68 Sumber

data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata dan bukan dalam bentuk

angka. Selain bentuk kata dan angka data kualitatif juga menggunakan gambar

yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran, berupa angket atau kuesioner, hasil wawancara guru mata

pelajaran sejarah tentang evaluasi Pembelajaran Sejarah yang berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS), serta dokumen berupa silabus, RPP, dan

perangkat penilaian.

2. Siswa, berupa angket atau kuesioner, dan hasil wawancara terhadap siswa

tentang evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS).

68 Etta Mamang, Sangadji dan Sopiah. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam

Penelitian, Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2010, hlm. 164.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

47

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati, mencatat secara sistematik perihal-perihal yang diteliti. Menurut

Moleong, secara metodologis pengamatan dilakukan untuk mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar,

kebiasaan, dan sebagainya.69 Pengamatan memungkinkan peneliti untuk melihat

sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian. Maka pengamatan juga dapat

memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, dari dari

pihak peneliti maupun dari pihak atau tempat yang diteliti. Pengamatan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan yang bersifat terbuka. Artinya

sekolah maupun guru serta siswanya mengetahui dengan adanya penelitian ini.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat tidak terstruktur. Hal

itu dikarenakan peneliti belum mengetahui secara jelas dan pasti apa yang ada di

lapangan.

2. Dokumen dan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa

tulisan, gambar atau karya-karya monumental seseorang.70 Dokumen yang akan

digunakan peneliti adalah berupa perangkat pembelajaran seperti Rencana

Persiapan Pembelajaran (RPP) dan bahan evaluasi pembelajaran sejarah

69 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Bandung: PT Remaja Rasdakarya,

2018, hlm. 174. 70 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatid Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm.

222-241.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

48

berdasarkan topik penelitian yakni yang berbasis HOTS yang digunakan guru

selama proses pembelajaran di sekolah.

Dokumentasi merupakan informasi yang berasal dari catatan penting baik

dari lembaga atau organisasi maupun perorangan.71 Menurut Sugiono dokumen

bisa berbentuk gambar, seperti foto, gambar hidup, sketsa dan sebagainya.72

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah penelitian juga

diperlukan dokumentasi dalam seluruh kegiatan penelitian. Dokumentasi dapat

djadikan sebagai bukti yang akurat dalam proses sampai pada final penelitian.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dalam

penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden dan dijawab73. Sedangkan angket instrument penelitian berupa daftar

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden sesuai dengan petunjuk yang

ada.74 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket yang bersifat terstruktur.

Hal ini untuk mengetahui sejauh mana persepsi guru mapun siswa terhadap

evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS pada sekolah SMA Pangudi

Luhur Santo Yusup Yogyakarta.

71 Hamidi, Penelitian Kualitatif, 2004, hlm. 72 72 Sugiyono, loc.cit., hlm. 241. 73 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatid Kualitatif dan R&D, (cetakan ke-4) Bandung:

Alfabeta, 2009, hlm. 162. 74 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode dan Prosedur), Jakarta: Kencana, 2013,

hlm. 225.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

49

4. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai.75 Wawancara yang

dilakukan adalah wawancara yang informal dan dalam bentuk percakapan

terhadap semua partisipan. Wawancara tersebut bertujuan untuk menggali fokus

penelitian secara mendalam, maka dilakukan secara berkelanjutan dan barangkali

pada partisipan tertentu mungkin dilakukan berkali-kali.76

Maka dari itu peneliti menggunakan teknik wawancara dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka atau tidak berstruktur

yang berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti. Pada

penelitian ini, wawancara ditujukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan siswa

untuk menggali persepsi mereka terkait evaluasi pembelajaran sejarah yang

berbasis pada HOTS (Higher Order Thinking Skill).

E. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian

Instumen peneitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena-

fenomena alam maupun sosial yang diamati.77 Instrument penelitian dalam

penelitian kualitatif adalah sang peneliti. Maka harus valid dan siap melakukan

terjun ke lapangan. Penelitian ini berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih

75 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktotorat Jenderal pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan, 1988, hlm. 115. 76 Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012,

hlm. 225. 77 Anikwidiastuti@, Staff.uny.ac.id diakses pada tanggal 10 Meret 2019, pkl. 14.20 WIB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

50

informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.78

1. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap guru maupun siswa dalam proses belajar

mengajar di kelas. Alat yang digunanakan dalam observasi ini adalah lembaran

observasi terkait dengan evaluasi atau penialaian serta suasana belajar dan

pembelajaran berlangsung. Lembaran tersebut juga digunakan oleh peneliti berupa

daftar cek list.

2. Lembar Dokumen dan Dokumentasi

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan menjadi dokumen

resmi bagi peneliti untuk mempelajarinya. Selain itu juga dengan membaca serta

mempelajari dari buku terkait dengan penelitian yang ada seperti yang telah

dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Hal-hal yang diperhatikan seperti

membuat kisi-kisi soal, soal, daftar nilai yang berkaitan dengan penilaian yang

berbasis pada HOTS yang kembangkan oleh guru mata pelajaran sejarah. Maka

untuk melengkapi data data tersebut peneliti menggunakan instrument yang

berwujud cek list.

3. Angket

Angket adalah instrument yang digunakan peneliti berupa pertanyaan atau

pernyataan secara tertulis yang harus dijawab dan diisi oleh responden sesuai

78 Ibid., hlm. 222-224.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

51

dengan petunjuk yang ada.79 Dalam penelitian ini angket yang digunakan peneliti

adalah angket terstruktur, dimana telah disediakan pilihan jawaban. Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi guru dan siswa terhadap evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis pada Higher Order Thinking Skill (HOTS) di

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta.

Berikut ini kisi-kisi angket atau kuesioner yang akan digunakan oleh

peneliti untuk guru dan siswa;

Tabel 10. Kisi-kisi kuesioner guru

Indikator Variabel Kognitif Afektif Konatif Jumlah

1. Mampu berpikir kritis 1, 25 3 5 4

2. Mampu berpikir kreatif dan

inovatif

2, 23, 24 4 6, 22 6

3. Mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan

7, 9 8 10, 11 5

4. Mampu mengaitkan pengetahuan

yang didapat dengan pengetahuan

baru

12 13 15 3

5. Mampu mengkreasi 14 16 17, 20 4

6. Mampu merefleksikan nilai-nilai

yang diperoleh dari pembelajaran

18 10 19 3

79 Wina Sanjaya, op.cit, hlm. 225.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

52

Tabel 11. Kisi-kisi kuesioner siswa

Indikator Variabel Kognitif Afektif Konatif Jumlah

1. Mampu berpikir kritis 1 3 4 3

2. Mampu berpikir kreatif dan

inovatif

2 5, 19 7 4

3. Mampu memecahkan masalah

dan mengambil keputusan

6 8 9 3

4. Mampu mengaitkan

pengetahuan yang didapat

dengan pengetahuan baru

10 11 13 3

5. Mampu mengkreasi 12 14 15, 20 4

6. Mampu merefleksikan nilai-

nilai yang diperoleh dari

pembelajaran

16 17 18 3

4. Instrumen wawancara

Wawancara yang diakukan dalam penelitian ini adalah terhadap guru yang

mengampu mata pelajaran sejarah di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta dengan merumuskan pertanyaan wawancara yang dsusun berdasarkan

kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti. Pertanyaan wawancara yang dibuat

berkaitan dengan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS (Higher

Order Thinking Skill) yang dilakukan oleh guru.

Berikut ini pokok-pokok wawancara yang akan digunakan oleh peneliti

terhadap guru dan siswa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

53

Tabel 12. Kisi-kisi wawancara

Indikator Butir-Butir Pertanyaan

1. Mampu berpikir kritis

2. Mampu berpikir kreatif dan

inovatif

3. Mengambil keputusan dan

memecahkan masalah

4. Kemampuan metakognitif

5. Mampu mencipta

1. Kesiapan guru mengimplementasikan

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS

2. Tantangan yang dihadapi dalam

menjalankan proses pembelajaran sejarah

yang berbasis HOTS

3. Evaluasi atau penilaian pembelajaran

sejarah yang berbasis HOTS

4. Kendala yang dihadapi

5. Cara mengatasi kesulitan atau kendala

yang ada

F. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, yang nantinya akan

digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

purposive sampling dimana pengambilan sampling sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Dalam sampel sumber data yang dikemukakan pada

awalnya masih bersifat sementara. Bila data yang diimput belum mencukupi maka

peneliti masih akan melanjutkan penelitian sampai data tersebut jenuh.

Partisipan yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah mereka yang

sudah menerapkan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis pada HOTS yakni

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

54

G. Validitas Data

Validitas data adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.80 Maka data yang valid

adalah data yang tidak berbeda baik antara data yang dilaporkan peneliti dengan

data yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan beberapa teknik guna menguji kredibilitas data atau kepercayaan

data hasil penelitian seperti dilakukan triangulasi, peningkatan ketekunan, diskusi

dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member chek.81 Secara khusus

yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi, peningkatan ketekunan

dan diskusi teman sejawat.

a. Triangulasi

Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

macam cara dan berbagai waktu.82 Menurut Moleong mengatakan bahwa

triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Sedangkan Denzin membedakan triangualasi menjadi beberapa

bagian dalam suatu penelitian kualitatif.83

1) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik digunakan untuk menguji kredibiltas data kepada sumber

yang sama dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara,

kemudian dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.

80 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif untuk penelitian yang bersifat: eksploratif, enterpretif

dan konstruktif, Bandung: Alfabeta, 2018, hlm. 181. 81 Ibid., hlm. 185. 82 Wina Sanjaya, lo cit., hlm. 19. 83 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 330-332.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

55

2) Triangulasi Teori

Triangulasi teori merupakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Maka peneliti menggunakan

observasi partisipatif wawancara mendalam serta mendapatkan dokumen yang

lengkap.

3) Triangulasi Waktu

Waktu sangat mempengaruhi kredibelitas data. Maka untuk mengecek dan

menguji kredibilitas data dilakukan cara pengecekan dengan menggunakan

metode wawancara, pengamatan dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila

hasil uji data berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

menemukan kepastian data.

4) Triangulasi Sumber

Triagulasi sumber merupakan sumber untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Pada penelitian ini yang dijadikan sumber oleh peneliti adalah guru

dan siswa di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta.

b. Peningkatan Ketekunan

Peningkatan ketekunan atau keajegan pengamatan merupakan suatu usaha

yang dilakukan secara konsisten interpretasi dengan berbagai macam cara dalam

kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.84 Ketekunan yang

dimaksud adalah untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang relevan dengan

84 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, Cetakan ke 21, Bandung, RR.

Rosdakarya, 2006, hlm. 329.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

56

tema yang sedang diteliti sehingga memperoleh data yang lebih rinci dan

berkesinambungan.

c. Diskusi Teman Sejawat

Teknik diskusi teman sejawat yang dilakukan dengan cara mengekspos atau

menampilkan hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi dengan teman-teman sejawat.85 Teknik ini juga dapat dikatakan bahwa

pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengumpulkan teman-teman sebaya

yang memiliki pengetahuan yang sama tentang evaluasi pembelajaran sejarah

berbasis HOTS, sehingga peneliti bersama dengan mereka dapat mengetahui

persepsinya terkait dengan tema tersebut.

Selain ketiga cara yang bahas di atas, peneliti juga menggunakan bahan

referensi lain guna mendukung dan sekaligus membuktikan data yang ditemukan.

Bahan referensi tersebut seperti buku, kamera yang digunakan untuk memotret

sekaligus merekam jalannya penelitian terlebih pada saat wawancara.

H. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara

sistematis dari data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

85 Ibid., hlm. 332-334.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

57

oleh diri sendiri atau orang lain.86 Demikian juga yang diungkapkan oleh Andi

Prastowo, bahwa analisis data kualitatif pada hakikatnya adalah proses.87 Dalam

proses tersebut peneliti akan menemukan hal-hal baru terkait data sehingga

membutuhkan waktu untuk mengolah secara lebih matang. Dalam penelitian ini

konsep yang dipilih dan digunakan adalah dengan mengadopsi konsep model

Miles and Huberman yang dikembangkan tahun 1984. Model Miles and

Hubermen mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu mengumpulkan

data, menyajikan data, reduksi data dan yang terakhir tahap kesimpulan atau

verivikasi.88 Model Milles and Huberman akan melewati empat tahap dalam

proses mengolah data, yakni tahap pengumpulan data, penyajian data, reduksi

data, dan menarik kesimpulan atau verivikasi. Berikut ini adalah bagan analisa

data yang digunakan:

86Sugiyono, op.cit., hlm. 224. 87Andi Prastowo, Metoode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

Yogyakarta: Cetakan III 2014, hlm. 237-238. 88 Sugiyono, loc. it., hlm. 246-253.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

58

Gambar 2: Komponen analisis data model Miles and Huberman

(Sumber: Sugiyono)

1) Pengumpulan Data

Pengumpulan data perupakan kegiatan yang pertama kali yang harus

dilakukan oleh peneliti. Hal ini dilakukan sejak melakukan observasi atau

pengamatan data objek penelitian. Pada awal penelitian ini dilakukan

observasi secara umum hal-hal terkait dengan pembelajaran sejarah yang

berbasis HOTS sehingga peneliti benar-benar memperoleh data yang banyak

dan bervariasi. Hal-hal yang diobservasi meliputi aktivitas guru dalam

mengajar di kelas dan proses belajar siswa di kelas.

2) Reduksi Data

Reduksi data merupakan data yang diperoleh dari lapangan jumlah cukup

banyak, maka dicatat secara rinci dan teliti. Jadi mereduksi data adalah

merangkum, memilah hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya sehingga memberikan gambar yang lebih

Reduksi Data

Pengumpulan

Data

Penyajian

Data

Kesimpulan/

Verivikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

59

jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan

mencarinya bila diperlukan.

3) Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah reduksi data, maka selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian ini penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Yang sering digunakan adalah untuk menyajikan data adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

4) Kesimpulan

Setelah melalui tahap kedua, maka langkah berikutnya adalah menarik

kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal yang diungkapkan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila

kesimpulan yang dikemukanan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti

yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah merupakan temuan baru yang

sebelumnya pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi gelap sehingga setelah

diteliti menjadi lebih jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

60

I. Sistematika Penelitian

Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi pokok bahasan utama yang menjadi latar

belakang penelitian ini. Pada bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teori, penelitian yang relevan,

dan kerangka pikir. Kajian teori mencakup Pendidikan abad 21 dalam Kurikulum

2013, Higher Ordher Thinking Skill (HOTS), Pembelajaran Sejarah, Evaluasi

Pembelajaran Sejarah, dan Persepsi.

Bab III Metodologi Penelitian, mencakup jenis penelitian, waktu dan

tempat, sumber data, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data,

teknik sampling, validitas data, dan sistematika penulisan.

Bab IV Hasil Penelitian, mencakup deskripsi latar, deskripsi hasil

penelitian, dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarata. Pada mulanya SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

dikenal dengan sekolah Guru Agama Katolik (SGAK) yang didirikan pada bulan

April 1942 dan mengelola adalah para pastor Jesuit. Namun pada tanggal 1

Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada para Bruder FIC. Dalam

perkembangannya sekolah-sekolah yang dikelola oleh para bruser FIC bernaung

di bawah Yayasan Pangudi Luhur Yogyakarat yang didirikan pada tanggal 6

Oktober 1954 dengan akta notaris No. 16, oleh Tan A. Sioe. Nama Pangudi

Luhur berarti usaha yang baik. Para bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai

suatu usaha atau karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga

menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan hal-hal baik.89

1. Visi, Misi Dan Tujuan Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Santo

Yusup Yogyakarta

a) Visi SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta memiliki visi: “Terbentuknya

pribadi beriman, berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil dan terbuka dalam

menghadapi tantangan zaman.”

b) Misi SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta Dalam upaya mewujudkan visi SMA Pangudi Luhur Santo Yusup, misi yang

akan dilaksanakan sebagai berikut:

1) Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang beriman

2) Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang berbudi pekerti luhur

3) Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang cerdas

4) Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terampil

89 Arsip SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

62

5) Mendampingi peserta didik menuju pribadi yang terbuka menghadapi

tantangan zaman

c. Tujuan SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

1) Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Umum

Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. (PP RI No 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 ayat 2).

2) Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Tujuan yang akan dicapai oleh SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. Menghasilkan peserta didik yang beriman tanpa membedakan agama,

ras, suku dan tingkat sosial.

b. Menghasilkan peserta didik yang menghidupi sikap kerja keras, tanggung

jawab, setia, tangguh, jujur dan sederhana.

c. Menghasilkan peserta didik yang berpengetahuan dan dapat diterima di

perguruan tinggi.

d. Menghasilkan peserta didik yang mampu menghargai dan melestarikan

budaya lokal.

e. Menghasilkan peserta didik yang berbudaya dan berwawasan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi.90

3) Sistem Satuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta adalah program pengajaran khusus atau penjurusan. Program tersebut

sudah dimulai diterapkan di kelas X, XI, dan XII, dengan pilihan IPA dan

Program IPS. Program pengajaran menggunakan Kurikulum 2013.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta adalah:

a. SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta dikelola sebagi Komunitas

Pendidikan Dialogis yang memberikan suasana aling percaya, saling

menghormati, saling memperhatikan penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk

90 Arsip SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

63

berkreasi, bersikap kritis, berani bertanya, dan berpendapat secara bertanggung

jawab.

b. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk mengadakan

anlisis situasikehidupan iman, soial, bdaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di

masyarakat saat ini.

c. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi

pada:

1) Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan

motivator kepada subjek didik.

2) Setiap pribadi menampakan kewibwaannya, yaitu dengan adanya keserasian

anatar perkembangan diri dan profesionalitasnya, sosialitasnya, dan

religiolitasnya.

3) Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai

dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan

pengembangan pribadi).

d. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi,

antara lain sebagai berikut:

1) Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi

tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin dan kelompok

kerja, dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

64

2) Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan

pendamping, mengkonsultasikan hasil pekerjaan, melaporkan hasil kerja

dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan sebagainya.

3) Pola peserta didik-pesertra didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat,

berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen,

merancang suatu penelitian dan sebagainya.

e. Kurikulum Satuan Pendidikan

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam

wujud masyarakat maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia

Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan

memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan

pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta

kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi

kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Tahun ajaran 2018/2019 SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

memberlakukan Kurikulum 2013 untuk siswa-siswi kelas X dan kelas XI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

65

sedangkan untuk siswa-siswi kelas XII menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006.

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta mempunyai 1 kepala

sekolah, 33 guru tetap yayasan, 3 tenaga administrasi, 1 tenaga perpustakaan, 1

laborat, 1 petugas keamanan, dan 4 tenaga pelaksana. Sedangkan jumlah siswa

berdasarkan jenis kelamin tahun ajaran 2018/2019 sebagai berikut:

Tabel 13: Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

f. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Fasilitas yang ada di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta antara

lain sebagai berikut:

Tabel 14. Fasilitas Sekolah

No Nama-Nama Ruangan Jumlah

1 Lapangan in-door guru piket 1 unit

2 Ruang tamu kepala sekolah 1 ruangan

3 Ruang kepala sekolah 1 ruangan

4 Ruang wakil kepala sekolah 1 ruangan

5 Ruang doa (gamelan) 1 ruangan

6 Ruang tata usaha 1 ruangan

7 Ruang uks putri 1 ruangan

8 Ruang uks putra 1 ruangan

9 Ruang laboratorium bahasa 1 ruangan

10 Ruang laboratorium computer 1 ruangan

Juru

san

Rom

Bel

Kelas X Kelas XI Kelas XII

L P Jum

Lah L P

Jum

Lah L P

Jum

Lah

MIPA 3 63 28 91

IPS 3 69 37 106

IPA 3 63 26 89

IPS 3 63 31 94

IPA 3 59 35 94

IPS 3 63 42 105

Total 18 131 65 197 126 57 183 122 77 199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

66

11 Ruang laboratorium fisika 1 ruangan

12 Ruang laboratorium biologi 1 ruangan

13 Ruang laboratorium kimia 1 ruangan

14 Ruang osis 1 ruangan

15 Ruang kelas X IPA 3 ruangan

16 Ruang kelas X IPS 3 ruangan

17 Ruang kelas XI IPA 3 ruangan

18 Ruang kelas XI IPS 3 ruangan

19 Ruangan kelas XII IPA 3 ruangan

20 Ruangan kelas XII IPS 3 ruangan

21 Ruangan BK 1 ruangan

22 Ruangan Guru 1 ruangan

23 WC guru 1 ruangan

24 WC putra 14 ruangan

25 WC putri 11 ruangan

27 Ruang ganti putri 1 ruangan

28 Ruang diskusi 1 ruangan

29 Ruang journalist 1 ruangan

30 Ruang kesenian 1 ruangan

31 Gudang olahraga 1 ruangan

32 Ruang baca (Aula) dan perpustakaan 1 ruangan

33 Tempat parkir 2 tempat

34 Kantin 3 ruangan

35 Lapangan in-door (atas) dan In-door (bawah) 1 dan 1 ruangan

36 Ruang arsip 1 ruangan

37 Ruang YOPALA 1 ruangan

38 Ruang KOMITE 1 ruangan

39 Ruang tenaga kerja dan dapur 1 ruangan

40 Green House 1 unit

41 Gudang penyimpanan TONTI 1 ruangan

42 Tempat piala 2 almari

43 Penitipan helm 4 almari

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Persepsi Guru Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS)

Evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS yang dilaksanakan di

SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta melalui berbagai macam proses.

Proses tersebut menjadi rangkain pembelajaran yang kompleks. Aspek-aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

67

HOTS ditunjukkan dengan berbagai macam capaian antara lain kemampuan

berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan memecahkan masalah dan

mengambil keputusan, kemampuan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki

dengan pengetauan yang beru dan kemampuan berefleksi.

a. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis menurut ibu Sari dalam pembelajaran sejarah

dikatakan bahwa tidak hanya menghafal tetapi menemukan nilai-nilai yang di

dapat di dalamnya dan kemudian diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penekanan pada pembelajaran sejarah adalah siswa yang lebih aktif seperti

diskusi, berkolaborasi dan sebagainya91. Sedangkan ibu Atik mengatakan bahwa

berpikir kritis yang sering dilakukan oleh siswa ketika mereka tidak hanya

berhenti pada satu jawaban atau satu peryataan saja. Misalnya ada siswa yang

bertanya kepada guru terkait dengan tema pembelajaran sejarah, dan guru

menjelaskan sesuai dengan pertanyaan tersebut, tetapi siswa tersebut tidak

langsung menerima begitu saja tetapi masih ada argument lain yang ia berikan

untuk memperjelas pertanyaan dan jawaban itu.

Contoh dalam materi peninggalan Hindu Budha. Mengapa pada waktu itu

mereka membuat candi begitu banyak dan dengan jarak yang berdekatan? Hal itu

menjadi menarik karena pada akhirnya diantara siswa bisa menyampaikan

pendapat mereka kepada yang lainnya92. Kemampuan berpikir kritis setiap anak

berbeda. Hal itu dilatar belakangi oleh budaya, pendidikan, lingkungan keluarga

dan sebagainya. Ada yang suka belajar, ada yang suka membaca dan ada juga

91 CL 4. 92 CL 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

68

yang sukanya senang-senang. Dikatakan dapat berpikir kritis berarti orang atau

siswa berani menginformasikan dan mengkomunikasikan secara jelas, dan dapat

diterima secara logis.93

Dikatakan juga bahwa untuk bisa mencapai taraf berpikir kritis harus

melalui tahap atau proses yang panjang, siswa harus bisa memahami apa yang

menjadi pernyataan atau perintah dalam sebuah soal atau diskusi94. Selanjutnya

dalam kemamapuan dalam berpikir kritis di sekolah SMA Pangudi Luhur Santo

Yusup Yogyakarta ditunjukkankan ketika siswa menjalani kerjasama atau

kolaborasi belajar melalui pembelajaran digital.95 Dalam proses tersebut siswa

mencari dan mencermati apa yang menjadi pertanyaan atau perintah yang

ditampilkan melalui literasi digital tersebut. Selanjutnya dapat ditunjukan melalui

dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).96 Dimana guru mengajak

siswa untuk bisa mencapai taraf dalam berpikir kritis. Hal itu juga dibuktikan

dengan hasil kuesioner yang menunjukkan kemampuan berpikir kritis mencapai

50%.

b. Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif

Bemampuan berpikir kreatif dan inovasi siswa juga bermacam-macam.

Tergantung dari latar belakang dan karakter siswa. Kreativitas siswa ditunjukan

dengan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, berdiskusi secara kreatif dan

menghasilkan sesuatu yang unik. Ibu Atik mengatakan bahwa daya kreatif dan

inovatif siswa itu berbeda-beda. Setiap siswa memiliki karakter dan kemampuan

93 Ibid., 94 Ibid., 95 CL 1. 96 CL 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

69

yang berbeda. Untuk siswa zaman sekarang memang lebih kreatif, hampir dalam

segala bidang. Kreatif memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan

kemampuan berkirnya dengan segala fasilitas yang ada. Dalam pembelajaran

sejarah tuntutannya seperti dalam tugas diskusi dan mempresentasikan hasil

diskusinya yang sudah disusun dalam bentuk power point. Selain itu kreativitas

siswa dalam bentuk tugas-tugas yang lain misalnya membuat peta dan sebagainya.

nah itu siswa bisa berimajinasi dan mengungkapkannya dalam bentuk tulisan atau

yang lainnya.97

Selanjutnya guru mengatakan bahwa ketika siswa dikatakan mampu

berpikir kreatif dan inovatif sebenarnya sudah punya agenda untuk melakukan

kegaitan, siswa diajak untuk lebih kreatif. Guru tidak mendominasi, tetapi

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergerak yang positif. Membuat

Media pembelajaran bisa menarik perhatian siswa, seperti power point yang

bervariasi tidak hanya dengan tulisan, video dan sebagainya meskipun masih

dalam proses yang panjang.

Sebagai guru dalam hal kreativitas, biasanya saya membuat media

pembelajaran yang lebih menarik misalnya power point dengan gambar-gambar

dan animasi yang menarik, media video dan sebagainya. dengan tujuan supaya

anak atau siswa bisa lebih antusias dan bersemangat dalam pembelajaran

tersebut.98 Selanjutnya guru juga menggunakan media yang dapat merangsang

kemampuan berpikir tingkat kreatif dan inovatif seperti kegaitan literasi digital di

97 CL 3. 98 CL 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

70

awal pembelajaaran serta mamfasilitasi tanya jawab interaktif secara kritis dan

logis dalam proses pembelajaran tersebut.99

Dalam dokumen RPP, contoh soal dan penialain yang dipersiapkan oleh

guru menunjukkan bahwa usaha dan cara untuk merangsang siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif dan inovatif dalam belajar semakin dirasakan dan

dijalankan secara langsung.100

c. Kemampuan Memecahkan Masalah dan Mengambil Keputusan

Jika siswa dikatakan memiliki kemampuan memecahkan masalah berarti

setiap kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk mampu memecahkan masalah

dan dari itu siswa juga dituntut untuk bisa mengambil keputusan dalam

pembelajaran tersebut. Maka siswa memang harus bisa mempersiapkan diri

supaya tidak kaget dengan materi yang disampaikan sedikit. Tetapi seringkali juga

menemukan siswa yang tidak serius, asyik dengan kegaiatannya sendiri dan

sebagainya. sehingga guru tetap memegang peranan penting di dalamnya.

Mengingat latar belajar siswa yang ada di sekolah ini bermacam-macam. Tetap

harus bisa melihat situasi dan kondisi yang ada ketika pembelajaran

berlangsung.101

Dalam menyampaikan pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS dijelaskan

oleh ibu Atik, selain guru sebagai vasilitator dan siswa yang aktif sebagaimana

diamanatkan dalam kurikulum 2013. Dalam penerapannya guru tetap memberikan

materi dan penjelasan dengan tujuan agar siswa lebih memahami. Mengingat

99 CL 1. 100 CL 2. 101 CL 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

71

bahwa karakter siswa berbeda-beda, dengan cara dan gaya belajar serta

penangkapannya juga berbeda. Ada banyak siswa yang lebih menginginkan

bahwa guru juga harus menjelaskan, bercerita kejadian atau peristiwa sejarah yang

terkait dengan tema pembelajarannya. Sehingga tidak hanya siswa yang mencari

dan menemukan dalam pembelajaran tetapi guru harus memberikan peneguhan

dan penguatan yang benar102. Maka dari proses tersebut barulah dapat membuat

soal-soal evaluasi yang sesuai dengan apa yang telah dibahas dan dikerjakan.103

Selanjutnya ibu Atik juga mengatakan bahwa jika siswa dikatakan memiliki

kemampuan memecahkan masalah berarti setiap kegiatan pembelajaran siswa

dituntut untuk mampu memecahkan masalah dan dari itu siswa juga dituntut

untuk bisa mengambil keputusan dalam pembelajaran tersebut. Siswa harus

mampu memahami apa yang menjadi perintah dalam setiap prosesnya.

d. Kemampuan Mengaitkan Materi dengan Pengetahuan Baru

Seseorang dikatakan mampu mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan

pengetahuan yang baru dalam kegiatan pembelajaran sejarah misalnya dengan

mengunjungi situs sejarah yang berada di sekitar lingkungan sekolah. Selama ini

mereka melakukannya sendiri atau bersama dalam kelompok yang mereka

tentukan sendiri. Saya sebenarnya mempunyai agenda, tetapi memang belum bisa

direalisasikan karena terbatas waktu (jam pelajaran). Tetapi ada juga dalam tema

tertentu saya membuat penelitian (sejarah peminatan) karena keterbatasan waktu.

Maka saya memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian secara

berkelompok dengan mengunjungi Candi Borobudur, dan Museum secara

102 CL 3. 103 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

72

mandiri, tanpa pendampingan guru. Disitu mereka melakukan kegiatan tersebut

dengan melakukan wawancara, membuat laporan dan video, bukti tiket masuk,

dokumentasi dan sebagainya104. Sedangkan ibu Atik menambahkan bahwa orang

yang mampu memiliki kemampuan mengaitkan pengetahuan yang ia miliki

dengan pengetahuan baru dalam pembelajaran adalah mereka yang sering dan

suka membaca. Dengan demikian mereka memiliki banyak pengetahuan, dan

biasanya ketika diberi kesempatan bertanya, ungkapan yang biasa diutarakan

adalah “saya pernah membaca …..” hal itu menunjukkan bahwa siswa tersebut

mampu mengaitkan pengetahuan yang ia miliki dengan pengetahuan baru yang ia

dapatkan di kelas.105

Evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS), dikatakan oleh ibu Atik bahwa setiap soal itu memiliki levelnya masing-

masing. Soal dalam ulangan harian berbeda dengan soal dalam penilaian tengah

semester dan penilaian akhir semester. HOTS digunakan dalam soal yang

berbentuk uraian saja sedangkan bentuk pilihan ganda baru pada level C1 dan C2

saja. Dalam ulangan harian jenis soal berbentuk uraian sehingga dibagi ke dalam

beberapa kategori yang sedang dan yang HOTS. HOTS belum bisa diterapkan

dalam setiap soal. Yang bersifat HOTS biasanya berupa soal yang pernah

didiskusikan di kelas, yang kemudian ditampilkan dalam kisi-kisi dan penjelasan

sebelum ulangan atau ujian. Pernyataan tersebut didukung juga oleh ibu Sari

bahwa soal-soal HOTS yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

104 CL 4 105 CL 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

73

Yogyakarta ini masih dalam proses, artinya belum berjalan maksimal sesuai

dengan tuntutan pemerintah.

e. Kemampuan Mengkreasi atau Mencipta

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS juga ditunjukkan dengan

kemampuan dalam mengkreasi atau mencipta. Menurut ibu Atik kemampuan

mengkreasi siswa ditunjukkan dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru apa

pun bentuknya. Hasil kerja tersebut yang kemudian dinilai yang dimasukan dalam

penilaian psikomotor siswa.106 Selain siswa yang dituntut untuk menghasikan

karya atau projek, guru juga demikian. Salah satu yang buat guru adalah dengan

membuat modul yang digunakan sebagai sumber referensi bagi siswa dalam

belajar. Hal lain yang dilakukan ibu Sari adalah dengan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bergerak dan belajar yang positif. Membuat Media

pembelajaran bisa menarik perhatian siswa, seperti power point yang bervariasi

tidak hanya dengan tulisan, video dan sebagainya. tuntutan tersebut tetap dalam

proses yang panjang.107

Sebagai guru dalam hal kreativitas, biasanya Ibu Atik membuat media

pembelajaran yang lebih menarik misalnya power point dengan gambar-gambar

dan animasi yang menarik, media video dan sebagainya. dengan tujuan supaya

anak atau siswa bisa lebih antusias dan bersemangat dalam pembelajaran tersebut.

guru juga menggunakan media yang dapat merangsang kemampuan berpikir

tingkat kreatif dan inovatif seperti kegaitan literasi digital di awal pembelajaaran

106 CL 3. 107 CL 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

74

serta mamfasilitasi tanya jawab interaktif secara kritis dan logis dalam proses

pembelajaran tersebut.108

f. Kemampuan Berefleksi

Upaya pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS sejalan dengan tujuan

pendidikan ada abad 21 ini dimana pembelajaran yang erat kaitannya dengan

teknologi dan informasi dan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalamnya.

Guru selalu menekankan bahwa pembelajaran sejarah yang erat kaitannya dengan

nilai-nilai nasionalisme, nilai patriotisme, nilai karakter dan sebagainya hendak

mengajak siswa meneladaninya dan diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah tidak hanya sekedar hafalan seperti yang selama ini dipikirkan orang109.

Setiap kali proses pembelajaran sejarah berlangsung siswa diajak untuk bisa

menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran tersebut. Kemudian bisa

secara spontan mengungkapkan atau dengan cara menulis dalam buku catatan.

Harapannya dengan adanya refleksi siswa dapat memaknai secara benar terkait

dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi. Dengan demikian siswa

juga semakin terlatih untuk memaknai setiap pengalaman yang ia alami dalam

kehidupan sehari-hari sehingga semakin berkembang karakter positif. Selain itu

juga supaya bisa mempengaruhi semangat belajarnya sehingga semakin

memperoleh nilai yang maksimal.110

108 CL 3 109 CL 4. 110 CL 3, CL 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

75

2. Persepsi Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS)

Evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS) yang diberikan oleh guru kepada siswa di SMA Pangudi Luhur Santo

Yusup Yogyakarta meliputi beberapa tahap seperti persiapan yang dilakukan oleh

pihak sekolah maupun oleh guru mata pelajaran itu sendiri. Persiapan yang

dilakukan oleh guru seperti mulai mengenalkan beberapa model pembelajaran

yang menuntut siswa untuk lebih berpikir secara kristis, logis, inovatif,

menganalisis dan sebagainya.

Secara umum pengetahuan siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS) masih sangat baru dan

sederhana saja. Hal ini diketahui ketika peneliti melakukan wawancara. Pada

pertanyaan pertama apa yang mereka ketahui tentang Higher Order Thinking Skill

(HOTS), jawaban spontan yang diberikan adalah soal-soal yang sulit dan sulit

dipahami, bacaan atau literasinya panjang padahal intinya sedikit, serta kesannya

membuat jenuh.111 Ada juga yang menjawab HOTS merupakan soal yang sulit

dan di luar dugaan, artinya belum pernah diajarkan oleh gurunya.112 Namun dalam

pertanyaan selanjutnya ketika dikaitkan dengan pengalaman belajar mereka di

kelas ternyata jawaban yang diberikan sedikit berbeda. Seperti yang diungkapkan

oleh Reyden bahwa HOTS merupakan kesempatan untuk berimajinasi secara

lebih luas tentang segala sesuatu yang baru.

111 CL 7, CL 9, CL 11, CL 12. 112 CL 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

76

Selain itu juga menurutnya HOTS juga menuntut siswa untuk lebih berpikir

secara kreatif, mandiri dengan mengemukakan gagasan-gagasan yang ada dalam

pikirannya.113 Selanjutnya menurut Isabela HOTS merupakan cara berpikir kita

secara lebih kritis, lebih inovatif, lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab.114

Demikian juga yang dikatakan Sekar bahwa masa SMA masa menjelang dewasa

harusnya sudah bisa berpikir kritis.115 Pernyataan tersebut juga didukung oleh

Odil yang juga mengatakan bahwa sebenarnya HOTS itu tidak hanya sebatas soal

yang sulit, tetapi lebih diajak untuk lebih kreatif dalam menjawabnya dan supaya

lebih kritis juga.116 HOTS juga menuntut saya berpikir mandiri dengan

mengemukakan gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran saya.117

Valen mengatakan bawah untuk ukuran siswa SMA berpikir kritis dan

menganalisis bukanlah hal yang sulit. Namun tuntutan dalam soal tersebut

biasanya untuk bisa menganalisis dan hal tersebut justru mengajaknya untuk lebih

kreatif.118 Berbeda dengan pernyataan yang diungkapkan oleh David bahwa

HOTS menurutnya selain cara berpikir yang lebih dewasa dan kreatif, jika sebagai

guru harus lancar dalam mengajar dan kreatif dalam menyajikan materi kepada

siswa di kelas.119 Sedangkan Dustin mengatakan bahwa selain soal HOTS juga

termasuk di dalamnya metode pembelajaran yang sudah matang dan bisa dipakai

secara menyeluruh.120

113 CL 5. 114 CL 10. 115 CL 8 116 CL 4. 117 CL 5. 118 CL 5. 119 CL 13. 120 CL 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

77

a. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah menurut pendapat beberapa

siswa mengatakan bahwa bukanlah sesuatu yang sulit, karena pada usia SMA

dianggap sudah mampu untuk berpikir secara kristis. Hal itu didukung oleh

pendapat Sekar bahwa pembelajaran sejarah selama ini menarik, kita diajak untuk

memperbaiki diri, lebih fokus dalam belajar agar memperoleh nilai yang

maksimal.121 Selain itu dikatakan bahwa berpikir kritis itu termasuk tipe orang

yang berpikiran dewasa, tahu yang benar dan yang tidak benar.

Kalau tidak jelas dia pasti bertanya sampai mendapatkan jawababan yang

jelas dan dimengerti.122 Menurut Isabela bahwa berpikir kritis dalam pembelajaran

sejarah biasanya siswa diajak belajar sambil mencari, membuat teks, memuat

catatan sendiri dengan konsep-konsep sehingga memudahkannya untuk

memahami.123 Ada siswa yang berpendapat bahwa berpikir kritis itu tidak hanya

mengiyakan sesuatu yang ia dengar tetapi dia harus mampu menanyakan

kebenaran, artinya dan harus bisa membuktikannya.124

Kemampuan berpikir kritis itu sebenarnya menurut David kita tidak hanya

berhenti pada satu titik saja. Misalnya dalam diskusi kelompok, tidak hanya

menyetujui begitu saja dengan pendapat teman, tetapi harus klarivikasi terlebih

dahulu, mencari sumber yang banyak untuk dapat membuktikannya. Berpikir

kritis juga kita haru bisa mempertanggung jawabkannya sama halnya dengan yang

121 CL 8. 122 CL 9. 123 CL 10. 124 CL 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

78

ungkapkan Reyden.125 Selanjutnya kemampuan berpikir kritis menurut Valen

bahwa belajara sejarah itu tidak hanya sekedar menghafal, atau hanya mengingat

masa lalu saja, tetapi kita bisa menemukan makna dari semua yang telah

diperjuangkan para pendahulu kita. Kita menemukan pengaruhnya dari

peninggalan peninggalan Hindu Budha seperti candi-candi Borobudur Prambanan

dan sebagainya. Kadang semakin tertantang, karena saya bisa menggunakan

bahasa sendiri. Saya termasuk tipe yang suka penasaran dalam belajar, maka kalau

bisa saya harus mengetahui intinya sehingga memudahkan saya untuk

menjelaskannya waktu mengerjakan soal ujian.126

b. Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif

HOTS menuntut kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Dalam proses

wawancara ini menemukan beberapa pemahaman tentang kemampuan berpikir

kreatif dan inovatif antara lain, Tidak terbatas pada satu sumber. Misalnya dalam

menerjakan tugas yang diberikan guru kita bisa menggunakan berbagai sumber

juga termasuk dari internet. Artinya tidak terbatas pada apa yang tertulis di buku

teks tetapi kita bisa membuatnya dengan konsep yang kita miliki.127 Selanjutnya

ada yang mengatakan bahwa berpikir kritis dan inovatif itu hampir sama dengan

berpikir kritis.

Kreatif itu seperti bakat-bakat kita. Orang kreatif juga tidak hanya

mengikuti yang sudah ada di buku, tetapi dia bisa membuatnya sendiri sesuai

dengan idenya. Artinya di situ kita bisa membuat sesuatu yang baru dan

125 CL 13, CL 14. 126 CL 6. 127 CL 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

79

berbeda.128 Sejalan dengan Betari, kemampuan berpikir kreatif itu orang yang

tidak hanya berhenti pada satu jawaban saja tetapi akan mencari tahu sebanyak-

banyaknya infirmasi yang berkaitan dengan itu. Kreatif dengan menggunakan

kata-kata sendiri dalam menjawab pertanyaan guru, tidak terbatas pada buku dan

hafalan. Menemukan sesuatu yang baru dari apa yang kita baca entah dari buku

maupun dari website.129 Selain itu ada siswa yang mengatakan bahwa kemampuan

berpikir kreatif dan inovatif itu banyak macamnya, bisa dalam mengerjakan tugas

dengan menggunakan kalimat sendiri, kreativitas dalam tugas seperti membuat

power point yang menarik, membuat peta dan sebagainya. Apalagi di zaman

sekarang ini hampir semua menggunakan alat digital atau elektronik.130

c. Kemampuan Memecahkan Masalah dan Mengambil Keputusan

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HOTS juga mengajak siswa untuk

memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Beberapa pendapat siswa terkait dengan kemampuan memecahkan masalah dan

mengambil keputusan merupakan sesuatu yang wajar. Memecahkan masalah itu

menjadi bagian dari hidup kita. Setiap kali pasti kita menemukan masalah baik

dalam pelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Sebagai siswa SMA harusnya bisa

menyelesaikannya dengan baik.131. Ada siswa mengungkapkan bahwa

kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan itu jika ada kasus

atau masalah siswa diajak untuk melihat, mengerti apa kasusnya.

128 CL 13. 129 CL 10. 130 CL 8. 131 CL 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

80

Kemudian mencoba menganalisis dan dapat mengambil keputusan jika itu

berkaitan langsung dengan kita. Biasanya dalam pelajaran sejarah itu diberikan

guru ketika ada diskusi kelompok.132 Selanjutnya pendapat yang mengatakan

bahwa memecahkan masalah itu sebenarnya adalah latihan supaya kita dapat

menyelesaikannya secara benar. Jika ada permasalah kita mudah kaget, tetapi

dihadapi dan diselesaikan. Memecahkan masalah adalah suatu yang wajar bagi

siswa SMA dan mampu bertangggung jawab.133 Ada juga yang mengatakan

bahwa dari materi itu kita mencari dan memcahkan masalah yang ada di dalamnya

dengan pemahaman yang kita miliki. Intinya jika ada soal atau masalah maka kita

harus bisa menyelesaikannya sampai tuntas, hal tersebut memberikan dampak dan

pengalaman yang berharga bagi kita atau saya sendiri.134

d. Kemampuan Mengaitkan Pengetahuan dengan Pengetahuan Baru

Berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengaitkan pengetahuan yang

didapat dengan pengetahuan yang baru, beberapa siswa berpendapat bahwa

pelajaran sejarah itu selalu berkaitan dengan kehidupan yang telah dialami oleh

nenek moyang kita. Nah itu bisa kita pelajari, misalnya dari peninggalan-

peninggalan yang kita lihat sekarang ini. Banyak candi-candi yang sangat

mempengaruhi kehidupan kita sekarang. Kalau sekarang kita bisa menikmati

keindahaannya bahkan menjadi tempat wisata yang bagus. Dari situ budaya kita

semakin dikenal oleh dunia,135 ada juga yang mengatakan harus banyak membaca

132 CL 9, CL 14. 133 CL 7, CL 13. 134 CL 5, CL 6. 135 CL 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

81

baik dari buku-buku pelajaran atau sumber lain dari website, sehingga mengetahui

lebih banyak sehingga jika ada diskusi tidak terkejut.136

Ada juga yang mengatakan bahwa setiap siswa itu pernah mengetahui

sesuatu. Maka ketika ada kata atau pengetahuan yang baru biasanya dia bisa lebih

mengerti apalagi kalau itu hampir sama dengan apa yang pernah dia baca

sebelumnya137. Pendapat lain mengatakan bahwa mengaitkan kemampuan

mengaitkan pengetahuan yang didapat dengan pengetahuan baru itu biasanya

muncul pada saat kita melakukan diskusi kelompok. Kalau kita belum pernah

membaca sebelumnya biasanya akan susah untuk mengerti atau memahami,

bingung. Maka seharusnya paling tdak kita sudah membacanya sehingga kita tahu

kebenarannya. Dalam diskusi atau debat di kelas bisa muncul pengetahuan baru

baik dari teman kelompok maupun dari kelompok lain atau pun dari guru. Karena

biasanya guru memberikan semacam kesimpulan atau memberitahukan yang

benar jika ada yang kurang sesuai dalam diskusi atau presentasi itu.138

e. Kemampuan Mengkreasi atau Mencipta

Aspek lain dalam evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan mengkreasi. Beberapa siswa

mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam kreasi. Kreativitas yang menantang

itu adalah membuat laporan tertulis, membuat video, dan membuat power point

dengan animasi yang menarik. Karena banyak siswa yang akhirnya mengandalkan

temannya. Tetapi saya lebih senang bisa membuatnya sendiri dari pada

136 CL 5, CL 4, CL 7, CL 8, CL 13, CL 14. 137 CL 9. 138 CL 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

82

mengandalkan orang lain.139 Menurut saya itu hal yang wajar, apalagi sekarang

dengan jamannya teknologi. Kita dituntut untuk lebih kreatif mengembangkan

bakat-bakat kita lewat alat teknologi tersebut,140 banyak siswa menganggap

sebagai tantangan dan tergantung pemahaman pribadi masing-masing.

Selanjutnya ada siswa yang mengatakan bahwa meskipun soalnya sulit atau

HOTS, malah semakin menantang dirinya untuk banyak membaca dan hal itu

sangat menguntungkan bagi dirinya.141 Dalam soal pilihan ganda hampir semua

siswa mengatakan bahwa tidak terlalu mengalami kesulitan karena sebenarnya

jawabannya sudah ada hanya bagaimana mereka dapat memilihnya dengan tepat.

f. Kemampuan Berefleksi

Mata pelajaran sejarah sarat dengan nilai. Maka dalam proses

pembelajarannya siswa diajak untuk menemukan pesan atau makna yang

terkandung di dalamnya. Hal itu ditunjukan dengan kemampuan siswa dalam

merefleksikan nilai atau pesan pada setiap akhir pembelajaran. Siswa di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusuf Yogyakarta yang menjadi narasumber dalam

penelitian ini mengatakan bahwa dalam pelajaran sejarah sebenarnya banyak hal

yang dapat kita ambil pesannya. Peninggalan-peninggalannya yang indah seperti

candi-candi, relief, artefak dan sebagainya. Disitu menunjukkan bahwa nenek

moyang kita memiliki pengetahuan dan penghargaan yang tinggi bagi Tuhan atau

Dewa penciptanya yang dapat kita contoh untuk kehidupan kita sekarang.142

139 CL 8. 140 CL 7, CL 10, CL 6, CL 5, CL 4. 141 CL 12, CL 14. 142 CL 14, CL 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

83

Dikatakan juga bahwa dari setiap peristiwa kita bisa belajar atau ambil

maknanya untuk kehidupan kita. Misalnya pengaruhnya dalam bidang budaya

yang sampai sekarang masih kita pegang seperti saling menghargai, menghormati

dan sebagainya.143 Selanjutnya beberapa siswa mengatakan bahwa guru mengajak

kami untuk menemukan nilai-nilai penting yang ada dalam proses belajar tersebut.

Macam-macam jawaban, dan biasanya secara langsung diungkapkan atau ditulis

dalam buku catatan.144 Dikatakan juga bahwa nilai-nilai dalam pembelajaran

sejarah mendukung hidup kita.145 Dan pesan lainnya adalah kita harus menjaga

dan merawatnya.146

3. Kendala yang Dihadapi oleh Guru dan Siswa dalam Evaluasi

Pembelajaran Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Kurikulum 2013 menuntut adanya penilain atau evaluasi. Dalam

menjalankan proses evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta memiliki kendala tersendiri baik yang

dihadapi oleh guru maupun oleh siswa. Kendala yang dihadapi oleh guru dalam

membuat soal evaluasi bertaraf HOTS pertama-tama adanya tuntutan agar nilai

siswa harus tuntas, maka diwajibkan mengadakan remidi bagi yang tidak tuntas.

Dengan pengalaman tersebut membuat kesan bagi siswa ada kesempatan untuk

mengulang atau remidi. Kendala lain yang dihadapi guru terkait dengan sarana

dan prasarana belajar seperti ketika siswa diberi kesempatan untuk menggunakan

143 CL 13. 144 CL 10. 145 CL 8. 146 CL 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

84

teknologi dalam mengerjakan tugas kelompok di kelas. Jika menggunakan laptop,

tidak semua siswa memilikinya, maka diberi kelonggaran untuk menggunakan HP

karena semua anak pasti memilikinya. Yang sering kali terjadi jika semua anak

menggunakan HP, tidak menutup kemungkinan mereka akan mengakses yang lain

selain tugas yang diberikan. Hal itulah yang akan menimbulkan masalah. Selain

itu ada siswa yang tidak mau mencatat.

Kendala lain yang diahadapi guru adalah adanya kesempatan remidi yang

menjadi kesan siswa masih mengandalakan adanya kesempatan kedua jika tidak

tuntas dalam ulangan maupun ujian. Selanjutnya kendala yang sering dihadapi

oleh guru, ibu Atik mengatakan bahwa seringkali siswa kurang sabar dalam

memahami soal-soal yang ada, padahal soal-soal yang disediakan perlu dipahami

secara benar.147

Setelah melihat dan mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS, tentunya guru melalukan evaluasi

dan mengupayakan untuk menyelesaikan kendala tersebut. Cara yang dilakukan

dikatakan oleh ibu Sari adalah dengan melakukan pendekatan personal atau secara

pribadi, menegur jika terdapat siswa yang sering sibuk dengan dirinya sendiri,

ribut, ngobrol dan sebagainya. Memberikan kisi-kisi kepada siswa, dan

membahasakanya bersama-sama di kelas, maka saya yakin siswa akan mampu

menyelesaikan setiap soal yang saya berikan. Adanya kisi-kisi dan penjelasan

yang cukup di kelas, harapannya mereka lebih fokus untuk belajar. Dan saya

yakin mereka bisa mengerjakannya. Hampir semua mata pelajaran selalu ada kisi-

147 Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

85

kisi, maka saya yakin siswa akan menyelesaikannya dengan baik, kalau mereka

belajar dengan maksimal.148

Selanjutnya ibu Atik juga mengatakan bahwa guru jangan pernah bosan-

bosannya untuk memberikan pemahaman kepada siswa, karena latar belakang

siswa beraneka ragam.149 Selain itu guru memberikan banyak latihan kepada

siswa terkait pemahaman dalam mengerjakan soal evaluasi yang disediakan oleh

guru baik waktu ulangan harian maupun waktu penilaian tengah semester (PTS).

Terkait dengan sarana belajar dengan menggunakan laptop dan handphone

(HP), cara mengatasinya yaitu guru harus bisa mengaturnya seperti dalam satu

kelompok anak hanya boleh mengoperasikan satu HP saja. Hal ini dilakukan

untuk mengurangi kecenderungan anak untuk mengaktifkan situs yang lain selain

yang berkaitan dengan tugas.

Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam melakukan evaluasi

pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) secara umum

terkait dengan situasi belajar di kelas biasanya hampir semua siswa mengatakan

bahwa seringkali kelasnya kurang kondusif, ramai atau banyak yang ngobrol

sendiri ketika guru menjelaskan, ada juga siswa yang tidak memperhatikan seperti

tidur di kelas saat pembelajaran berlangsung. Hal itu membuat sebagian besar

siswa menjadi kurang fokus belajar.150

Selain itu kendala yang dihadapi oleh siswa yang lain terkait dengan

evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS biasanya karena kurang fokus

148 CL 3. 149 CL 4. 150 CL 13, CL 12, CL 10, CL 8, CL 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

86

belajar, kurang membaca dan kurang sabar dalam memahami soal. Ada juga yang

mengatakan soal yang diberikan kadang-kadang keluar dari kisi-kisi yang

diberikan oleh guru.151 Selajutnya ada yang mengatakan soal-soalnya terlalu

panjang, soalnya kadang sulit dimengerti, padahal waktu yang disediakan sedikit

atau terbatas.152 Kendala lain yang dihadapi siswa yang diungkapkan oleh Sekar

terkadang ia tidak memahami soal dengan baik sehingga sulit untuk

menjawabnya. Padahal tingkat kesulitan soal masih dalam batas normal. Maka

dengan pengalaman tersebut mereka belajar lebih teliti dan lebih sabar.153

Solusi atau cara mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi itu jawaban

yang diberikan siswa sangat bervariasi. Terkait dengan situasi kelas yang kurang

kondusif beberapa siswa mengatakan mencoba untuk tidak terlibat dengan teman-

teman yang ribut, lebih menahan diri, fokus dalam belajar, lebih memperhatikan

guru dan terlibat aktif dalam diskusi kelompok.154

Selain itu solusi atau cara yang tepat dalam menjalankan evaluasi

pembelajaran sejarah berbasis HOTS banyak siswa yang mengungkapkannya

untuk belajar lebih giat, jangan pernah takut untuk mencari, mencoba dan jangan

pernah menyerah. Semakin tekun belajar, banyak membaca minimal sehari 10

menit agar memiliki wawasan yang luas, lebih sabar untuk memahami soal yang

diberikan dan menyelesaikan soal-soal baik yang diberikan oleh guru maupun

yang adalah dalam buku atau lks.155

151 CL 13, CL 6, CL 4, CL 3. 152 CL 9, CL 4, CL 5. 153 CL 11. 154 CL 7, CL 4, CL 5, CL 8. 155 CL 4, CL 5, CL 9, CL 13, CL 14.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

87

Berbagai sistuasi yang dialami siswa dalam evaluasi pembelajaran sejarah

biasanya sebelum ulangan harian maupun penilaian tengah semester dan penilaian

akhir semester, guru memberikan kisi-kisi soal dan dibahas bersama di kelas.156

Soal ulangan harian biasanya berbentuk uraian sedangkan Penilaian Tengah

Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) dalam dua bentuk yakni

pilihan ganda (PG) dan uraian.157 Selanjutnya beberapa siswa mengatakan jika

soal yang berbentuk uraian menuntut mereka untuk berpikir lebih keras, lebih

mengutamakan pemahaman dan dengan menggunakan bahasa atau kalimat

mereka yang mereka pahami. Bentuk soal uraian baik ulangan harian maupun

pada PTS dan PAS menggunakan literasi yang sangat panjang, hal itu menjadi

tantangan sendiri bagi siswa. Ada juga siswa yang mengatakan tidak suka dengan

bentuk soal yang terlalu panjang tetapi lebih pada intinya saja.158 Menurut Isabel

soal uraian itu sebenarnya membutuhkan jawaban analisis kita jadi bukan sekedar

menghafal saja.159 Sedangkan Valen dan Izmi mengatakan bahwa evaluasi yang

uraian mengajaknya untuk lebih kreatif menjawab dengan menggunakan kalimat-

kalimat yang saya pahami, menganalisis dengan pemahamannya.160

156 CL 11, CL 12, CL 13, CL 14. 157 CL 4, Cl 5, CL 6, CL 7, CL, 8, CL 9, CL 10, CL 11, CL 12, CL 13. 158 CL 7, CL 8. 159 CL 10. 160 CL 5, CL 11, CL 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

88

C. Pembahasan

1. Persepsi Guru Terhadapa Evaluasi Pemebalajaraan Sejarah Berbasis

Higher Order Thinking Skill (HOTS)

Evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill

(HOTS) bukanlah hal yang baru bagi guru sejarah di SMA Pangudi Luhur Santo

Yusup Yogyakarta. Hal itu dapat dilihat melalui berbagai macam cara dan usaha

agar bisa tersampaikan dengan baik kepada siswa dalam proses belajar di kelas.

HOTS pada dasarnya menuntut sebuah proses yang panjang sehingga siswa

benar-benar biasa mengerti, memahami yang kemudian berdampak pada cara

mereka mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. HOTS menuntut suatu

keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan-keterampilan

itu antara lain:

a. Kemampuan Berpikir Kritis

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejarah di

sekolah terkait dengan tuntutan evaluasi yang bertaraf HOTS ini berjalan tahap

demi tahap. Dikatakan bahwa untuk sampai pada taraf HOTS diperlukan proses

yang cukup panjang. Dalam proses tersebut siswa dilibatkan secara aktif sesuai

dengan tuntutan kurikulum 2013 bahwa dalam pembelajaran siswa yang harus

berperan aktif sedangkan guru lebih sebagai vasilitator. Kegiatan yang sering

terjadi atau metode yang seringkali digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah

diskusi dalam kelompok, yang kemudian dipertanggung jawabkan hasil

diskusinya kepada guru dan siswa yang lain yang ada dalam kelas tersebut. Dari

hasil presentasi itu seringkali muncul tanggapan maupun pertanyaan terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

89

dengan topik yang dibahas sehingga suasana pembelajaran menjadi hidup dan

menambah wawasan dan pengetahuan bagi siswa. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Bimo Walgito mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses

penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui

alat indera161.

Proses evaluasi yang dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran sejarah

terkait dengan kemampuan berpikir kritis siswa misalnya dengan memberikan

latihan-latihan baik dari buku teks, lks, maupun soal yang telah disusun oleh guru

sendiri. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan, melatih dan mengasah

kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Hal lain yang dilakukan dalam proses

berpikir kritis dibuktikan dengan mengerjakan soal-soal evaluasi pada waktu

ulangan maupun ujian. Selain itu latihan tersebut juga sebagai pengalaman

tersendiri bagi siswa dalam mengerjakannya dan sebagai pengetahuan bentuk soal

yang diberikan.

Temuan-temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru

mengupayakan, dan menjalankan pembelajaran sejarah berbasis HOTS dengan

menggunakan media-media pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk

berpikir tingkat tinggi. Hal tersebut sejalan dengan yang tertuang dalam Undang

Undang No 20 yang menyatakan adanya perbedaan mendasar evaluasi dalam

kurikulum 2013 sebelum revisi dengan evaluasi dalam kurikulum 2013 revisi

sangat menonjol. Jika sebelumnya yang menjadi penekanannya adalah Higher

Order Thinking (HOT). Penekanan dalam HOT adalah analisis, evaluasi dan

161 Bimo Walgito, op.cit., hal. 100.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

90

kreasi. Sedangkan yang menjadi tekanan dalam HOTS adalah suatu keterampilan.

Di dalam HOTS terdapat berpikir kritis, berpikir kreatif, penyelesaian masalah

atau Problem Solving, dan membuat keputusan.162

b. Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif

Proses pembelajaran sejarah yang berbasis pada Higher Order Thinking

Skill (HOTS) yang dilaksanakan SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

sudah berjalan sesuai dengan kurikulum 2013 revisi. Hal ini diperkuat dengan

bukti ketika peneliti melakukan observasi. Guru berperan sebagai vasilitator dan

siswa yang berperan aktif. Keaktifan itu terlihat ketika siswa mengikuti kegiatan

literasi digital lewat e-learning, kemudian berdiskusi dan mengerjakan latihan

yang telah tersedia. Selain itu pada hari-hari selanjutanya kegiatan pembelajaran

berpusat pada siswa seperti diskusi kelompok, presentasi dan sebagainya. Media-

media yang digunakan dalam pembelajaran diharapkan mampu membangkitkan

semangat dan gairah belajar siswa.

Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pembelajaran sejarah

yang berbasis HOTS khusunya dalam penilaian atau evaluasi yang selama ini

masih dianggap bahwa evaluasi bertaraf HOTS hanya terbatas pada bentuk soal

uraian saja sedangkan bentuk pilihan ganda dirasa masih sangat sangat sulit.

Selain itu dikatakan bahwa dalam membuat soa-soal evaluasi tidak bisa langsung

pada level HOTS, karena ada aturannya. Ada tingkatan atau levelnya masing-

masing. Mulai dari C1, C2, C3 dan C4. Meskipun demikian belum 100%

langsung tuntas.

162 Ridwan Abdulah, op.cit., hal. 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

91

Belum semua siswa siap menghadapi evaluasi. Hal itu ditunjukkan dengan

berbagai kesempatan remidial yang dianjurkan oleh dinas maupun yang

diprogramkan pihak sekolah. Selain itu masih ada anggapan ada kesempatan

remidi sehingga kesannya berbeda. Siswa dirasa belum siap 100% dalam

mengikuti ulangan maupun ujian. Dirasakan bahwa dengan adanya kesempatan

remidi membuat siswa akan terus beranggapan selalu ada kesempatan kedua

bahkan ketiga.

Kajian tersebut menunjukkan bahwa terdapat suatu proses yang panjang

yang harus dilalui oleh guru. Guru benar-benar berusaha mempersiapkan diri

sebaik-baiknya dalam memberikan pembelajaran kepada para siswa. Banyak

faktor yang harus diperhatikan mulai dari perencanaan, persiapan, proses

pelajaran, memberikan latihan-latihan, kisi-kisi, hingga pada pemberian soal

evaluasi dan penilaian akhir. Khususnya evaluasi yang berbasis HOTS. HOTS

dijalankan sesuai dengan latar belakang sekolah dan keberadaan siswa di sekolah

tersebut. Evaluasi bertaraf HOTS tetap diberikan namun disesuaikan dengan

keadaan kelas dan siswanya. Hal tersebut sejalan dengan tujuan HOTS dalam

Undang-Undang yakni untuk meningkatkan keterampilan kemampuan berpikir

siswa pada level yang lebih tinggi, terutama berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis dalam menerima berbagai informasi yang datang kepadanya,

berpikir kreatif, dalam memecahkan masalah dengan pengetahuan-pengetahuan

yang dimilikinya, serta membuat keputusan-keputusan yang kompleks.163

163 Ibid., hal. 90-92.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

92

c. Kemampuan Memecahkan Masalah dan Mengambil Keputusan

Berdasarkan pengalaman guru dalam pembelajaran sejarah selama ini

terkait dengan aspek kemampuan memecahkan masalah dan mengambil

keputusan yakitu dengan memberikan kegiatan diskusi kepada siswa. Selama

proses diskusi tersebut guru mengamati kegiatan siswa, seperti mencari sumber-

sumber yang sesuai dengan tema diskusi, menganalisa dan menemukan solusi

yang sesuai dengan kemapuan pemahaman mereka. Pada kesempatan itu guru

mempunyai peran penting dengan mengkritisi apa yang menjadi temuan siswa

dalam diskusi tersebut. Maksudnya adalah agar memecahkan masalah dan

mengambil keputusan yang dilakukan oleh siswa tersebut sungguh bisa

dipertanggung jawabkan.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ridwan Abdullah yang menyatakan

bahwa kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan adalah salah

satu aspek dalam HOTS. Memecahkan masalah atau problem solving merupakan

upaya menggunakan kemampuan berpikir untuk mengatasi suatu kesulitan.164

Sedangkan mengambil keputusan adalah suatu upaya dan langkah yang ditempuh

untuk menyelesaikan masalah melalui berbagai tahapan sehingga dapat

mengambil suatu keputusan yang tepat.165

d. Kemampuan Mengaitkan Pengetahuan Pengetahuan Baru

Mengaitkan pengetahuan yang miliki dengan pengetahuan yang baru

merupakan pengalaman yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Dikatakan

mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengetahuan yang baru

164 Ridwan Abdulah, op.cit., hal. 93. 165 Ibid., hal. 167.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

93

mengandaikan siswa sudah pernah membaca dan mengetahuinya sebelum

kegiatan pembelajaran berlangsung. Sehingga pada saat pembelajaran siswa tidak

terkejut dengan hal-hal baru yang baru ia dapatkan.

Usaha untuk mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan

pengetahuan yang baru dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan cara

mengunjungi situ-situs bersejarah yang ada di sekitar lingkungan sekolah atau

yang terdekat. Misalnya mengunjungi candi Borobudur, museum dan sebagainya.

Kegiatan tersebut bertujuan supaya anak atau siswa dapat mengetahuinya secara

nyata apa yang telah mereka pelajari di kelas. Seseorang dikatakan mampu

mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang baru dalam

kegiatan pembelajaran sejarah misalnya dengan mengunjungi situs sejarah yang

berada di sekitar lingkungan sekolah.

Guru memberi penugasan siswa untuk melakukan penelitian secara

berkelompok dengan mengunjungi Candi Borobudur, dan Museum secara

mandiri, tanpa pendampingan guru. Selama ini siswa melakukannya sendiri atau

bersama dalam kelompok yang mereka tentukan sendiri. Disitu siswa melakukan

kegiatan tersebut dengan melakukan wawancara, membuat laporan dan video,

bukti tiket masuk, dokumentasi dan sebagainya. Guru mempunyai anggapan

bahwa orang yang mampu memiliki kemampuan mengaitkan pengetahuan yang ia

miliki dengan pengetahuan baru dalam pembelajaran adalah mereka yang sering

dan suka membaca.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ridwan Abdullah yang menyatakan

bahwa berpikir divergen merupakan pengembangan pikiran dari satu informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

94

menjadi berbagai ide atau sudut pandang.166 Dengan demikian mereka memiliki

banyak pengetahuan, dan biasanya ketika diberi kesempatan bertanya, siswa

sering memberitahukan jika pernah membaca suatu buku ketika guru meminta

siswa untuk berpendapat tentang suatu materi baru. Hal itu menunjukkan bahwa

siswa tersebut mampu mengaitkan pengetahuan yang ia miliki dengan

pengetahuan baru yang ia dapatkan di kelas.

e. Kemampuan Mengkreasi atau Mencipta

Kemampuan mengkreasi atau mencipta merupakan salah satu aspek dalam

kurikulum 2013 revisi khususnya dalam standar penilaian. Dimana segala hasil

kerja atau kreativitas siswa memiliki nilai tersendiri. Mengkreasi atau mencipta

yang dituntut kepada guru adalah dengan menembukan hal-hal baru yang dapat

disajikan secara kreatif kepada siswa. Misalnya dengan mengadakan modul

khusus yang digunakan sebagai saran belajar yang lebih parktis kepada siswa.

Kemampuan mengkreasi siswa ditunjukkan dengan tugas-tugas yang diberikan

oleh guru apa pun bentuknya. Hasil kerja tersebut yang kemudian dinilai yang

dimasukan dalam penilaian psikomotor siswa. Guru juga dituntut untuk

menghasilkan karya seperti siswa salah satu yang buat guru adalah dengan

membuat modul yang digunakan sebagai sumber referensi bagi siswa dalam

belajar.

Hal di atas sesuai dengan pendapat Howard Gardner yakni pengetahuan

yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas dalam mengkreasi produk adalah

pengalaman mendalam dan fokus pada suatu kajian tertentu yang membuat

166 Ibid., hlm. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

95

seseorang menjadi ahli, serta kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen

dengan cara yang baru.167 Jadi seorang yang kreatif harus memiliki pengetahuan

yang luas dan menguasai satu atau dua bidang secara mendalam.

f. Kemampuan Berefleksi

Dalam pembelajaran sejarah kemampuan merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung di dalam materi pembelajaran menjadi bagian yang tidak dapat

dipisahkan. Dalam kurikulum 2013 revisi sangat menekankan pentingnya guru

membantu siswa dalam menemukan nilai-nilai penting yang terkandung dalam

pembelajaran sejarah. Nilai-nilai tersebut seperti nilai nasionalis, nilai patriotisme,

nilai karakter, nilai kebhinekaan atau pluralitas. Sebagai guru semakin bangga

ketika siswa mampu merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam

pembelajaran pada kehidupan sehari hari. pembelajaran sejarah yang erat

kaitannya dengan nilai-nilai positif dalam kehidupan. Guru mengajak siswa

meneladani dan diperjuangkan nilai-nilai positif tersebut dalam kehidupan sehari-

hari. Pelajaran sejarah tidak hanya sekedar hafalan seperti yang selama ini

dipikirkan orang. Setiap kali proses pembelajaran sejarah berlangsung guru

mengajak siswa untuk bisa menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam

pembelajaran tersebut. Kemudian bisa secara spontan mengungkapkan atau

dengan cara menulis dalam buku catatan.

Temuan tersebut sesuai dengan yang terdapat dalam kamus besar bahasa

Indonesia bahwa refleksi berarti suatu gerakan atau pantulan di luar kemauan atau

167 Ridwan Abdullah, op.cit,. hlm. 28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

96

kesadaran sebagai jawaban atas suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.168

Dengan adanya refleksi siswa dapat memaknai secara benar terkait dengan

peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi. Dengan demikian siswa juga

semakin terlatih untuk memaknai setiap pengalaman yang ia alami dalam

kehidupan sehari-hari sehingga semakin berkembang karakter positif. Selain itu

juga supaya bisa mempengaruhi semangat belajarnya sehingga semakin

memperoleh nilai yang maksimal.

2. Persepsi Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Higher

Order Thinking Skill (HOTS)

Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan (objek, kualitas, hubungan

antar gejala, maupun peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti.169

Siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta memiliki persepsi yang

sedikit berbeda dengan guru. Hal itu merupakan akibat dari proses diterimanya

suatu rangsangan yang berupa situasi atau peristiwa yang sering mereka dengar

maupun yang mereka alami. Maka menimbulkan suatu persepsi yang

berkembangan dari yang negatif menjadi positif terkait dengan evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS).

a. Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap siswa terkait dengan

persiapan yang mereka lakukan dalam menghadapi pembelajaran sejarah di kelas

antara lain membaca buku-buku pelajaran atau dari sumber yang lain baik di

sekolah maupun di rumah, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

168 Desi Anwar, op.cit, hal. 336. 169 Irwanto dkk, Psikologi Umum, Jakarta: Garmedia, 1989, hal. 71.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

97

Selain itu juga membaca dan mengingat kembali materi sebelumnya yang pernah

disampaikan oleh guru maupun dalam diskusi yang terjadi pada pertemuan

sebelumnya. Selajutnya persiapan lain yang dilakukan oleh siswa adalah kesiapan

mental sehingga lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di

kelas.

Siswa-siswi yang mempunyai kebiasaan melakukan persiapan menyadari

bahwa sebagai seorang siswa memang sudah sewajarnya meempersiapkan diri

dalam mengahadapi sesuatu apa pun mata pelajarannya. Misalnya ketika ada

diskusi kelompok mau tidak mau harus memiliki pengetahuan sehingga tidak

hanya menunggu informasi dari guru. Hal ini juga disadari bahwa sistem

pembelajaran yang mereka alami sekarang memang siswalah yang lebih aktif,

meskipun guru juga masih berperan seperti menjelaskan dalam pengantar dan

memberikan semacam peneguhan dan kesimpulan pada akhir pembelajaran.

Siswa yang tidak melakukan persiapan khusus atau belajar tergantung mood

atau suasana hati, biasanya menjadi kurang bersemangat dalam kelas. Sehingga

suasana kelas menjadi tidak kondusif karena ada yang sibuk dengan urusan

pribadinya atau ngobrol dengan teman yang lain untuk menghilangkan kejenuhan

dan kebosanannya. Hal positif yang dialami oleh beberapa siswa mengatakan

bahwa jika terjadi suasana yang kurang kondusif mereka mempunyai tanggung

jawab untuk saling menegur dan mengingatkan selain dari guru. Hal tersebut

didukung dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional bahwa yaitu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

98

menyadarkan siswa tentang cita-cita nasional yaitu Undang-Undang dan Pancasila

serta perjuangan untuk mewujudkan cita-citanya sepanjang masa.170

b. Kemampuan Berpikir Kreatif dan Inovatif

Proses pembelajaran sejarah yang selama ini mereka alami dan terlibat di

dalamnya menunjukkan bahwa mereka melaksanakan konsep pembelajaran yang

berbasis HOTS. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban-jawaban yang diberikan

dalam kesempatan wawancara. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa siswa

yang mengatakan bahwa seringkai terjadi kegiatan berdiskusi di kelas,

mempresentasikan hasil diskusi yang telah dibuat dalam bentuk power point,

mencari dan menemukan penyelesaian permasalahan lewat kasus yang disediakan

guru membantu siswa untuk bertanggung jawab, mencari alternatif sumber untuk

menambah pengetahuan mereka. Setelah melakukan diskusi biasanya siswa diberi

kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan teman

lain boleh mengajukan pertanyaan atau menanggapi hasil diskusi tersebut. Dari

tanggapan dan pertanyaan itulah yang membuat siswa harus mampu mencari,

menemukan jawaban yang lebih luas dan meyakinkan kepada teman lainnya. Pada

intinya bahwa mereka harus dapat mempertanggung jawabkan data yang mereka

temukan. Selain itu juga guru secara kreatif menggunakan media-media yang

menarik sesuai dengan tema, seperti lewat media video dan literasi digital dan

sebagainya.

Hal di atas sesuai dengan pendapat Ridwan Abdullah yang mengatakan

bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir terampil dan bertanggung jawab

170 Harry Widyantono, op. cit, hal. 131.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

99

ketika seseorang mempelajari suatu permasalahan dari semua sudut pandang, dan

terlibat dalam penyelidikan sehingga dapat memperoleh opini, penilaian, atau

pertimbangan terbaik menggunakan kecerdasannya untuk menarik kesimpulan.171

Pemahaman siswa tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam proses

pembelajaran sejarah mengalami perkembangan. Siswa meyakini bahwa evaluasi

yang berbasis HOTS pada pelajaran sejarah menuntut mereka untuk memiliki

keterampilan. Keterampilan itu seperti kemampuan kreatif dan inovatif,

c. Kemampuan Memecahkan Masalah dan Mengambil Keputusan

Pemahaman untuk dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan

tentunya seorang siswa harus mampu berpikir kompleks. Maka yang dibutuhkan

adalah keterampilan dan sikap yang dewasa, siap menerima tantangan.

Sebagai siswa dalam memecahkan masalah khususnya dalam menyelesaikan soal

evaluasi dalam pembelajaran sejarah yang diberikan oleh guru. Dalam

mengerjakan soal-soal evaluasi tersebut, siswa dituntut sampai susnggunh-

sungguh memahami maksud ada apa yang menjadi pokok dari soal tersebut. Hal

itu dilakukan agar siswa dapat menyelesaikannya sesuai dengan permintaan soal.

Proses membuat keputusan dilakukan dengan mengumpulkan segala

informasi yang pernah diterimanya kemudian dicerna, diolah secara tepat

sehingga dapat mengambil keputusan yang benar. Dalam evaluasi pembelajaran

sejarah yang sering dilakukan oleh siswa adalah mencoba memahami maksud dari

perintah, yang kemudian diterima, memahami sesuai dengan pengalaman yang

171 Ridwan Abdulah, op.cit., hal. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

100

telah diterimanya kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan pada lembar

jawabanya yang telah disediakan.

Temuan di atas sesuai dengan yang tertuang dalam Permendikbud 2018

yang menyatakan bahwa evaluasi dalam pembelajaran sejarah yang berbasis

HOTS yang dilakasanakan di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogakarta ini

adalah berdasarkan standar yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) 2018. Kemampuan memecahkan

masalah dan mengambil keputusan merupakan salah satu unsur yang harus dilalui

dalam proses evaluasi. Memecahkan masalah menurut Garofalo dan Lester dalam

buku Pembelajaran Berbasis HOTS mengatakan bahwa problem solving adalah

proses yang mencakup visualisasi, sosiasi, abstraksi, pemahaman, manipulasi,

bernalar, analisis, sintesis, dan generalisasi yang masing-masing harus diatur dan

dikoordinasikan.172

d. Kemampuan Mengaitkan Pengetahuan dengan Pengetahuan Baru

Kemampuan mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan

yang baru merupakan suatu keterampilan yang harus diliki oleh siswa. Sejalan

dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS.

Untuk dapat mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang

baru siswa dituntut untuk membiasakan diri dengan membaca dan berliterasi.

siswa berpendapat bahwa pelajaran sejarah itu selalu berkaitan dengan kehidupan

yang telah dialami oleh nenek moyang kita, misalnya dari peninggalan-

peninggalan yang kita lihat sekarang ini. Banyak candi-candi yang sangat

172 Ridwan Abdulah, op.cit., hal. 27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

101

mempengaruhi kehidupan sekarang. Dengan membaca baik dari buku-buku

pelajaran atau sumber lain dari website, siswa mengetahui lebih banyak sehingga

jika ada diskusi tidak sulit untuk memahami Dengan pernah mengetahui atau

melakukan sesuatu hal membuat siswa mudah memahami materi baru yang

diajarkan guru.

Temuan tersebut sesuai yang diungkapkan Suharsimi bahwa evaluasi

merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,

dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.173 Sejalan

dengan evaluasi yang dituntut oleh Kemendikbud 2018 bahwa evaluasi atau

penilaian merupakan sebuh proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mencapai hasil belajar siswa.174 Dengan terbiasa mengaitkan materi atau

pengetahuan baru dengan pengalaman yang pernah diperoleh membuat siswa

menjadi lebih berkembang dalam berpikir dan menganalisis suatu hal.

e. Kemampuan Mengkreasi atau Mencipta

Dalam pembelajaran sejarah kemampuan siswa dalam mengkreasi menjadi

penting. Siswa diajak untuk menghasilkan sesuatu atau produk yang bermanfaat

bagi dirinya. Kemampuan mengkreasi siswa juga termasuk dalam mengerjakan

atau menyelesaikan soal-soal evaluasi yang diberikan oleh guru. Bagi siswa

kemampuan mengkreasi yang paling menantang adalah membuat karya tulis,

membuat video, power point yang menarik. Meskipun demikian tantangan yang

dihadapi oleh siswa dalam tugas tersebut adalah adanya siswa yang masih

mengandalkan kemampuan teman atau orang lain. Namun masih banyak siswa

173 Suharsimi, loc.cit., hal. 1. 174 Kemendikbud, loc.cit., hal. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

102

yang senang membuatnya sendiri dari pada mengandalkan orang lain. Dengan

demikian dirinya semakin dilatih dan dipersiapkan untuk lebih berntanggung

jawab, dan mandiri. Mereka dituntut untuk lebih kreatif mengembangkan bakat-

bakatnya lewat alat teknologi yang ada. Hal tersebut diperkuat dengan taksonomi

dikemukakan Krathwohl dan Bloom tentang kemampuan mengkreasi bagi siswa.

Temuan tersebut sesuai dengan pendapat Kus Andini bahwa kemampuan

mengkreasi dalam kurikulum 2013 revisi, khususnya dalam HOTS menjadi

bagian dari penilaian psikomotor siswa. Kegiatan yang mendukung aspek

mengkreasi ini diantaranya membuat berbagai media yang mendukung sarana

belajar siswa. Mengkreasi yang dimaksud adalah hasil atau produk yang dibuat

oleh siswa seperti membuat karya tulis, membuat video, dan sebagainya. Hal itu

didukung pendapat Krathwohl yang mengatakan bahwa kemampuan mengkreasi

(creating) adalah menggenaralisasikan suatu ide atau cara pandang terhadap

sesuatu, merancang cara dalam menyelesaikan permasalahan serta

mengorganisasikan unsur-unsur menjadi struktur baru yang belum pernah ada.175

f. Kemampuan Berefleksi

Dalam pembelajaran sejarah siswa diajak untuk menemukan nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya. Selain itu siswa juga menemukan makna melalui

pengalaman-pengalamannya selama dalam proses pembelajaran sehingga dirinya

semakin terbantu. Peninggalan-peninggalannya yang indah seperti candi-candi,

artefak, relief dan lain-lain. Hal itu menunjukkan bahwa nenek moyang kita

175 Kus Andini Purbaningrum. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP dalam Pemecahan

Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar. JPPM Vol. 10 No. 2. Tangerang: FKIP

Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

103

memiliki pengetahuan dan penghargaan yang tinggi bagi Tuhan atau penciptanya

yang dapat kita contoh untuk kehidupan kita sekarang. Dikatakan juga bahwa dari

setiap peristiwa sejarah kita bisa belajar atau mendapatkan maknanya untuk

kehidupan kita. Misalnya pengaruhnya dalam bidang budaya yang sampai

sekarang masih kita pegang misalnya saling menghargai, menghormati, toleransi,

gotong royong dan sebagainya. Siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yusuf

Yogyakarta yang menjadi narasumber dalam penelitian ini mengatakan bahwa

dalam pelajaran sejarah sebenarnya banyak hal yang dapat kita ambil pesannya.

Peninggalan-peninggalannya yang indah seperti candi-candi. Disitu menunjukkan

bahwa nenek moyang kita memiliki pengetahuan dan penghargaan yang tinggi

bagi Tuhan atau penciptanya yang dapat kita contoh untuk kehidupan kita

sekarang.

Temuan tersebut sesuai dengan teori Paul Suparno yang menyatakan bahwa

refleksi adalah langkah sangat penting dalam mendalami pengalaman yang ada.

Melalui refleksi siswa diajak untuk menggali pengalaman mereka sedalam-

dalamnya dan seluas-luasnya serta mengambil maknanya bagi hidup pribadi,

hidup bersama dalam masyarakat.176 Kebiasaan merefleksi dapat bermanfaat

dalam menyikapi setiap peristiwa serta bisa belajar atau mengambil maknanya

untuk kehidupan. Misalnya pengaruhnya dalam bidang budaya yang sampai

sekarang masih kita pegang. Saling menghargai, menghormati, toleransi, gotong

royong, dan sebagainya.

176 Paul Suparno, S.J. Prinsip-Prinsip Pedagogi Ignatian Dan Pengalaman Implementasi Visi, Misi,

Nilai Dasar Dan Ppi Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: USD, 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

104

3. Kendala yang dihadapi Guru dan Siswa dan Cara Mengatasi Kendala

dalam Evaluasi Pembelajaran Sejarah Berbasis Higher Order Thinking

Skill (HOTS)

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thnking

Skill (HOTS) di SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta berjalan sesuai

dengan apa yang menjadi tuntutan pemerintah maupun yayasan terkait. Dalam

menjalankan proses pembelajaran yang berbasis HOTS diakui baik oleh guru

maupun siswa belum berjalan 100%. Hal itu ditunjukan dengan berbagai macam

kendala yang dihadapinya.

Sebagai guru mengakui bahwa sejak dalam proses pembelajaran sampai

dengan melakukan evaluasi dalam ulangan harian maupun penilaian tengah

semester belum bisa dikatakan semua sudah pada standar HOTS. Kendala-kendala

yang ditemui adalah beragamnya kemampuan siswa dalam menjalankan

pembelajaran dan evaluasinya. Meskipun demikian guru tetap mengusahakan

menjalankannya dengan tetap memperhatikan kemampuan siswa. Hal itu

dibuktikan dengan kesediaan menempatkan diri sebagai vasilitator dan siswa yang

lebih berperan aktif di dalam kelas meskipun guru tetap berperan penting di

dalamnya. Dikatakan bahwa peran guru sebagai vasilitator 50% sedangkan siswa

50%.

Upaya lain dalam mengatasi kendala-kendala dalam evaluasi pembelajaran

sejarah berbasis HOTS adalah dengan membuat suasana belajar yang menarik dan

menyenangkan dengan media-media pembelajaran yang menarik, seperti power

point dengan animasi yang menarik, video dan sebagainya. Selain itu memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

105

motivasi dan pemahaman yang tepat kepada siswa yang kurang maksimal dalam

belajar sehingga tidak lagi mengandalkan adanya kesempatan remidi atau

mengulang. Selanjutnya dalam memberikan penilaian kepada siswa

memperhatikan ketentuan-ketentuan sesuai dengan standar yang ada.

Temuan tersebut sejalan dengan yang dianjurkan oleh pemerintah

(Permedikbud) bahwa penilaian berorientasi HOTS memaksimalkan keterampilan

guru dalam melakukan penilaian. Guru harus menekankan pada penilaian sikap,

pengetahuan dan keterampilan yang bisa meningkatkan keterampilan peserta didik

dalam proses pembelajaran berorientasi HOTS.177

Kendala dalam evaluasi pembelajaran sejarah berbasis HOTS pada siswa

terletak pada kesiapan, dan pemahaman siswa terhadap soal evaluasi yang

disediakan guru. Seorang siswa perlu melakukan persiapan sehingga dapat

mengetahui serta memahami secara tepat dan benar apa yang diminta melalui

soal-soal yang disediakan. Dikatakan bahwa pengalaman mereka dalam

mempersiapkan diri secara matang dengan membaca sumber-sumber yang

mendukung pembelajaran sejarah akan memudahkan mereka dalam mengerjakan

soal-soal yang disediakan.

Selain itu jenis evaluasi HOTS yang mereka temui selama ini adalah dengan

bentuk pernyataan soal yang cukup panjang sehingga membuat siswa kurang

mampu memahaminya secara tepat. Maka cara yang tepat menurut siswa yakni

dengan tetap fokus, mencoba memahami dengan benar apa yang menjadi

pertanyaanya sehingga bisa menjawab sesuai dengan permintaan.

177 Permendikbud 2018, op.cit., hal. 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

106

Temuan di atas sejalan dengan karakteristik penilaian dalam kurikulum

2013 yang tertuang dalam Permendikbud no 104 tentang penilaian hasil belajar

siswa yang meliputi komptensi sikap atau spiritual, pengetahuan, dan

keterampilan yang dilakukan secara terencana, dan sistematis selama dalam

proses pembelajaran.178

178 Amirono dan Daryanto., op.cit. hal. 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

107

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkah hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Guru mempunyai persepsi positif terhadap evaluasi pembelajaran sejarah

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Hal itu ditunjukkan dengan

usaha dan persiapan guru yang cukup memadai dalam menerapakan evaluasi

yang berbasis HOTS. Aspek-aspek yang tersebut antara lain:

a. Kemampuan berpikir kritis ditandai dengan guru menempatkan diri sebagai

vasilitator dan siswa yang lebih berperan aktif di dalam kelas meskipun guru

tetap berperan penting di dalamnya. Langkah-langkah yang dipersiapkan

guru agar siswa siap mengikuti pembelajaran sejarah dan mampu berpikir

kritis adalah dengan menyediakan media pembelajaran yang menantang dan

menarik sehingga merangsang siswa dalam berpikir siswa.

b. Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif yang dilakukan oleh guru yakni

dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi bakat

dan kemampuannya dalam belajar sejarah.

c. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam

evaluasi pembelajaran sejarah ditandai dengan kemampuan guru dalam

memberikan materi pembelajaran yang menantang kemampuan siswa dalam

mencari dan menemukan solusi serta dapat mengambil sebuah keputusan

yang tepat terkait dengan pembelajaran sejarah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

108

d. Kemampuan mengaitkan pengetahuan dengan pengatahuan baru usaha

untuk mengaitkan pengetahuan yang dimiliki siswa dengan pengetahuan

yang baru dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan cara mengunjungi

situ-situs bersejarah yang ada di sekitar lingkungan sekolah atau yang

terdekat. Seperti mengunjungi candi Borobudur, candi Prambanan, museum

dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan supaya siswa dapat mengetahui

dan melihatnya secara langsung apa yang telah mereka pelajari di kelas.

e. Mengkreasi atau mencipta yang dituntut kepada guru adalah dengan

menemukan hal-hal baru yang dapat disajikan secara kreatif kepada siswa.

Misalnya dengan mengadakan modul khusus yang digunakan sebagai sarana

belajar yang lebih parktis kepada siswa.

f. Kemampauan berefleksi yang dimiliki guru adalah dengan memberikan

tuntunan dan arahan berupa pertanyaan reflektif kepada siswa sehingga

mampu merefleksikan dan menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam

pembelajaran pada kehidupan sehari hari.

2. Siswa memiliki persepsi yang positif terhadap evaluasi pembelajaran sejarah

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS). Hal itu ditunjukkan dengan

kesiapan siswa dalam menjalankan evaluasi yang bertaraf HOTS. Aspek-aspek

yang tersebut antara lain:

a. Berpikir kritis adalah proses mengolah suatu informasi dari berbagai sudut

pandang untuk memperoleh suatu kesimpulan. Artinya siswa tidak hanya

menerima informasi tanpa melakukan klarivikasi, tetapi selalu

mengklarivikasi informasi yang diterimanya sampai dapat memahaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

109

b. Kemampuan berpikir kreatif dan inovatif adalah proses berpikir terampil

dan bertanggung jawab ketika seseorang mempelajari suatu permasalahan

dari semua sudut pandang, dan terlibat dalam penyelidikan sehingga dapat

memperoleh opini, penilaian, atau pertimbangan terbaik menggunakan

kecerdasannya untuk menarik kesimpulan. Sesuai dengan teori tersebut

berikir kritis yang diperjuangkan dan dijalankan oleh siswa yakni sebagai

sikap yang memiliki kemampuan untuk membedakan yang salah dan benar,

tidak hanya menyetujui sesuatu yang belum dipahami sepenuhnya.

c. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan sebagai siswa

dalam memecahkan masalah khususnya dalam menyelesaikan soal evaluasi

dalam pembelajaran sejarah yang diberikan oleh guru. Dalam mengerjakan

soal-soal evaluasi tersebut, siswa dituntut sampai sungguh-sungguh

memahami maksud dan apa yang menjadi pokok dari soal tersebut. Hal itu

dilakukan agar siswa dapat menyelesaikannya sesuai dengan permintaan

soal.

d. Kemampuan mengaitkan pengetahuan dengan pengatahuan baru sejalan

dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran sejarah berbasis HOTS.

Untuk dapat mengaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan

yang baru siswa dituntut untuk membiasakan diri dengan membaca.

e. Kemampuan mengkreasi dalam pembelajaran sejarah menjadi penting.

Siswa diajak untuk menghasilkan sesuatu atau produk yang bermanfaat bagi

dirinya. Kemampuan mengkreasi siswa juga termasuk dalam mengerjakan

atau menyelesaikan soal-soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

110

f. Kemampuan berefleksi dalam pembelajaran sejarah, siswa diajak untuk

menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kemampuan

berefleksi tersebut dapat diungkapkan secara langsung atau lisan maupun

melalui tulisan berupa puisi maupun dalam bentuk gambar. Makna dari hasil

refleksi yang ditemukan melalui pengalaman-pengalaman siswa membatu

siswa dalam perjuangan hidup selanjutnya dan siswa semakin diperkaya.

3. Evaluasi pembelajaran sejarah berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

yang telah dilaksanakan juga memiliki berbagai kendala baik terhadap guru

maupun terhadap siswa. Kendala yang dihadapi guru adalah situasi dan kondisi

siswa yang sangat beragam sehingga harus lebih teliti dalam menyajikan soal

dan adaya tuntutan agar semua siswa harus tuntas dalam evaluasi. Solusi yang

dilakukan adalah dengan terus menerus memberikan latihan-latihan selama

proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kendala yang dihadapi siswa

lebih pada kesulitan untuk memahami soal yang panjang, kurang fokus dan

kurang sabar. Maka cara yang tepat untuk menyelesaikannya adalah dengan

belajar untuk lebih teliti, fokus, dan mempersiapkan diri secara matang dalam

menghadapi pembelajaran maupun dalam mengerjakan soal evaluasi.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat melakukan supervisi secara rutin

terhadap data-data pendukung maupun media pembelajaran yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

111

disajikan dalam RPP dan segala fasilitas pendukung belajar siswa dan

memberikan kesempatan kepada guru untuk membekali diri dengan

pemahaman-pemahaman tentang HOTS.

2. Bagi guru agar terus meningkatkan pemahaman terhadap evaluasi berbasis

Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan dapat menerapkannya dalam proses

pembelajaran sejarah di kelas.

3. Bagi siswa diharapkan meningkatkan keterampilan dan pemahaman yang tepat

dalam melaksanakan evaluasi yang berbasis HOTS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

112

DAFTAR PUSTAKA

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Amirono dan Daryanto. 2013. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum.

Yogyakarta: Gava Gramedia.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikolgi Umum. Yogyakarta: Andi.

Chotimah dan Fathurroman. 2018. Paradigma Baru Sistem Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Daryanto dan Syaiful Karim. 2017 Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava

Media.

Desi Anwar. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Abdi Tama,

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta.

Etta Mamang, Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

-------. 2018. Implementasi Kurikulum 2013 Revisi dalam Era Revolusi Indutri

4.0. Jakarta: Rosdakarya Remaja Putra.

Faryadi Qais. 2017. Pedoman Mengajar Efektif Teori dan Model Pembelajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ghony Djunaidi dan Almanshur Fauzan. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Ar-Ruszz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

113

Hatta Saputra. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global:

Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (Higher Order

Thinking SkillS) Bandung: Smilles.

Hendra Kurniawan. 2018. Kajian Kurikulum dan Bahan Ajar Sejarah SMA

Menurut Kurikulum 2013. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

Kemendikbud. 2018. Buku Penialaian Berorientasi Higher Order Thinking

Skills.

Irwanto dkk. 1989. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lexy, J. Moleong. 1988. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi Proyek

Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

-------. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

-------. 2018. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Nyanyu Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Rahman Hamid dan Muhammad Saleh. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah,

Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Ridwan Abdulah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Hingher Order Thinking

Skills). Tangerang: Tsmart Pringing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

114

Sarjono Kartodirjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah,

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatid Kualitatif dan R&D (cetakan ke-

4). Bandung: Alfabeta.

………... 2018. Metode Penelitian Kualitatif Untuk Penelitian Yang Bersifat:

Eksploratif, Enterpretif Dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi 3. Jakarta:

Bumi Aksara.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencara Prenada Media Group.

Internet

Anikwidiastuti@, Staff.uny.ac.id, 2017 diakses pada tanggal 10 Meret 2019, pkl.

14.20 WIB

Purwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah, dan Nur Endah Januarti. 2018. Implementasi

Penilaian Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran

Sosiologi SMA di Kota Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Diakses pada tanggal 06 Maret 2019, pkl. 11.20 WIB

Siti Zubaidah. 2016. Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan

Melalui Pembelajaran, Jurusan Biologi-FMIPA. Malang: Universitas

Negeri Malang. Diakses pada 12 Apri 2019, pkl. 10.15 WIB.

Yustina Mogi. 2018. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika pada

Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Siswa Kelas XI Sosial SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

115

Kolese De Britto Yogakarta: Universitas Sanata Dharma. Diakses pada

tanggal 06 Maret 2018, pkl. 11.30 WIB.

https://pgsd.binus.ac.id/2017/08/08/pendidikan-abad-21/ diakses pada tanggal 6

Maret 2019, pkl. 16.15 WIB.

Jurnal

Kus Andini Purbaningrum. 2017. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

SMP dalam Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau dari Gaya Belajar.

JPPM, 10 (2).

Suparno, Paul. 2017. Prinsip-Prinsip Pedagogi Ignatian Dan Pengalaman

Implementasi Visi, Misi, Nilai Dasar Dan PPI Dalam Pembelajaran.

Husna Nur Andini. 2018. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya

dengan Kemampuan Literasi Matematika. Prisma 1.

Etistika Yuni Wijaya, Dwi Agus Sudjimat, dan Amat Nyoto. 2016. Transformasi

Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Di Era Global.

Luciana Dwi Noma, Baskoro Adi Prayitno, dan Suwarno. 2016. PBL Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X SMA.

Bioedukasi, 9, (2), hal. 62-66.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

116

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

117

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 Penyusunan Proposal √

2 Perizinan √

3 Pengumpulan Data √ √

4 Analisis Data √ √

5 Penulisan Laporan √ √

LAMPIRAN 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

118

CATATAN LAPANGAN 1

INSTRUMEN OBSERVASI

Sekolah : SMA Pangudi Luhur Santo Yusuf Yogyakarta

Kelas : X IPS 3

Jam ke : 3 - 4

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Guru Mapel : Ibu Th. Alit Elia Kurniasari, S.Pd.

Observer : Kristina Ludwina Ome

Hari, Tanggal : Sabtu, 27 April 2019

A. AKTIVITAS GURU DI KELAS

PETUNJUK:

1. Amati aktivitas guru di kelas dalam melakukan interaksi belajar mengajar!

2. Berilah tanda √ yang sesuai dengan keadaan yang Anda amati!

No ASPEK YANG DIAMTI YA TIDAK

A MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apresiasi

2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai

dan rencana kegiatannya

B KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1. Mendorong siswa memproses materi

pembelajaran untuk menumbuhkan kempampuan

metakognitif

2. Menggunakan pendekatan atau strategi

pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang

akan dicapai

3. Mengakomodasi kemampuan tingkat tinggi siswa

4. Menggunakan media yang dapat merangsang

siswa untuk berpikir tingkat tinggi

5. Memfasilitasi tanya jawab interaktif secara kritis

dan logis

6. Melakukan penilaian yang berbasis HOTS

C PENUTUP

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

3. Melakukan refleksi pembelajaran dengan

LAMPIRAN 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

119

mengarahkan siswa untuk mengaitkan nilai-nilai

yang didapat untuk diaplikasikan dalam

keseharian

4. Memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai

remedi

5. Memberikan arahan, kegiatan atau tugas sebagai

bagian pengayaan

B. AKTIVITAS KELAS DI KELAS

NO BUTIR-BUTIR SASARAN YA TIDAK

1 Siswa antusias mengikuti proses pembelajaran

sejarah

2 Siswa mengekspresikan kemampuan metakognitifnya

dalam pembelajaran

3 Siswa menanggapi pembelajaran dengan kritis dan

logis

4 Siswa terlibat dalam memanfaatkan media

pembelajaran untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir tingkat tingginya

5 Siswa menandai/menulis hal-hal penting √

6 Siswa terlibat dalam aktivitas tanya jawab secara

kritis dan logis

7 Siswa berpartisipasi secara aktif dalam diskusi √

8 Siswa menunjukkan kreativitas dalam memecahkan

masalah terkait dengan materi pembelajaran

9 Siswa antusias menanggapi tugas yang diberikan

oleh guru

10 Pada akhir pembelajaran siswa berefleksi

dengan mengaitkan nilai-nilai yang didapat untuk

diaplikasi dalam keseharian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

120

C. ANEKDOT

Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Setelah guru

menyampaikan pengantar atau apersepsi dan tujuan dari pembelajaran hari itu

siswa diminta untuk mempersiapkan laptop yang terdiri dari 1 meja 1 laptop.

Tema pembelajarannya adalah pengaruh kebudayaan Hindu Budha pada

perkembangan masyarakat Indonesia sampai sekarang ini. Sebelum diskusi, guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk berliterasi dengan media digital yang

diakses melalui e-learning sekolah tersebut. Secara umum suasana kelas sangat

kondusif.

Mengetahui

Guru Mapel Observer

Ibu Th. Alit Elia Kurniasari, S. Pd Kristina Ludwina Ome

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

121

LEMBAR ANGKET GURU

Petunjuk pengisian Angket /Kuesioner

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan yang

dialami.

Keterangan : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Keterangan

SS S TS STS

1 Soal-soal yang saya berikan kepada

siswa mengenai teori-teori masuknya

agama Hindu, Buddha, dan Islam di

Indonesia membuat siswa mampu

memahami serta menganalisis hal-hal

yang berkaitan dengan proses masuknya

agama Hindu Budha.

2 Untuk mempelajari perkembangan

kehidupan masyarakat, pemerintahan,

dan budaya, pada masa Kerajaan Hindu,

Buddha, dan Islam saya mengarahkan

siswa untuk membuat peta konsep

menggunakan software aplikasi maupun

manual.

3 Saya merasa senang jika siswa dapat

mengerjakan soal-soal yang saya berikan

serta mampu menerapkan nilai-nilai

kehidupan yang didapatkan dalam proses

pembelajaran pada kehidupannya.

LAMPIRAN 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

122

4 Saya merasa bangga apabila dalam

diskusi siswa mau menuliskan hal-hal

penting mengenai topik yang sedang

dipresentasikan serta mampu

mengajukan pertanyaan yang relavan

namun sulit terealisasi dengan baik.

5 Saya akan mengarahkan siswa untuk

saling menghargai satu sama lain tanpa

memandang perbedaan yang ada.

6 Pembelajaran abad 21 menuntut saya

untuk memanfaatkan teknologi dalam

proses pembelajaran salah satunya

dengan cara memanfaatkan media

audiovisual sebagai media pembelajaran

bagi siswa.

7 Saya menyajikan soal-soal yang

bermuatan pemecahan masalah bagi

siswa dengan melampirkan isu-isu aktual

pada kehidupan masa kerajaan Islam

8 Saya bangga ketika siswa mampu

menyelesaikan evaluasi yang disediakan

sampai memecahkan permasalahan yang

kompleks dan mampu mengambil

keputusan.

9 Setiap siswa tidak selalu sama dalam

menyelesaikan permasalahan yang sama

terkait tema pembelajaran yang sama.

10 Saya merasa puas apabila siswa dapat

mengerjakan soal-soal terkait pemecahan

masalah mengenai berbagai isu aktual/

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

123

kehidupan pada masa kerjaan Islam

11 Untuk menambah pemahaman siswa

dengan situasi konkrit maka saya akan

memberikan tugas (studi kasus) sampai

siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan.

12 Kejayaan Mataram Islam masih

dirasakan sampai saat ini. Maka

perangkat pembelajaran yang saya

siapkan mampu mendorong siswa untuk

mengaitkan ilmu pengetahuan yang telah

dimilikinya dengan ilmu baru yang

didapatnya.

13 Saya senang ketika siswa bertanya

tentang keterkaitan makna keberadaan

stupa yang ada di Candi Borobudur.

14 Pendidikan abad 21 mendorong siswa

untuk mampu menggunakan teknologi

dengan sebaik-baikanya salah satunya

dengan memanfaatkan software editing

video untuk proses pembuatan video

mengenai bukti-bukti peninggalan

Kerjaan Hindu dan Buddha berupa

candi-candi yang ada di wilayah

Yogyakarta dan Jawa Tengah namun

seringkali terbentur dengan adanya

sarana yang kurang mendukung.

15 Saya menyusun modul pembelajaran

sendiri untuk melengkapi materi yang

belum termuat dalam buku diktat serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

124

untuk mengasah keterampilan saya

dalam tulis menulis.

16 Saya akan memberikan penugasan

berupa lembar diskusi siswa yang

memuat isu-isu aktual untuk

meningkatkan kemampuan berpikir

kompleks sehingga siswa dapat

mengambil sikap dalam berbagai

keadaan tetapi beberapa siswa kurang

antusias dan serius dalam

mengerjakannya.

17 Dalam proses pembelajaran saya

memberi arahan kepada siswa dalam

menggunakan berbagai aplikasi yang

menunjang pembelajaran agar dapat

digunakan dengan sebaik-baiknya dan

memberikan manfaat yang besar bagi

proses perkembangannya.

Ketika tema pembelajaran terkait dengan

kerajaan Islam saya mengajak siswa

untuk berkunjung ke keraton

Yogyakarta.

18 Saya memaknai dan menerapkan setiap

nilai yang diperoleh dari pembelajaran

karena itu saya menerapkannya juga

kepada siswa

19 Setelah proses pembelajaran saya

mengajak siswa untuk merefleksikan

nilai-nilai yang didapatkan dalam

pembelajaran itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

125

20 Saya semakin bangga ketika siswa

merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran pada

kehidupan sehari hari namun hanya

sedikit siswa mampu merefleksikan

nilai-nilai tersebut.

21 Saya akan mendorong siswa untuk

mengaitkan seni arsitektur pada masa

Islam yang masih eksis hingga saat ini.

22 Penerapan Evaluasi yang menuntut hasil

kreativitas siswa seringkali terbentur

dengan kondisi lapangan seperti

ketersediaan media pembelajaran yang

terbatas.

23 Kurikulum 2013 revisi menuntut saya

semakin terbuka dan inovatif. Maka saya

selalu mengikuti setiap perkembangan

dan informasi yang menunjang

pengetahuan saya terkait dengan tema-

tema pembelajaran yang ada.

24 Manganalis dan memecahkan masalah

dengan menggunakan bahasa sendiri

menjadi ciri siswa yang sudah memiliki

keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Maka saya akan mengutamakan

jawaban-jawaban yang menggunakan

bahasa sendiri secara tepat dan benar.

25 Tidak semua soal-soal yang disediakan

dapat dikerjakan secara maksimal oleh

siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

126

LEMBAR ANGKET SISWA

Petunjuk pengisian Angket /Kuesioner

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pernyataan yang

dialami.

Keterangan : SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Keterangan

SS S TS STS

1 Saya lebih mampu memahami

pentingnya mengenal budaya bangsa

sendiri setelah menyelesaikan tugas

membuat kliping mengenai jenis-jenis

akulturasi dari masa Hindu dan Budha

serta Islam di Nusantara.

2 Setelah membaca buku tentang

kesultanan Islam di Nusantara lalu saya

merancang peta konsep agar lebih

mudah memahami materi untuk

persiapan penilaian akhir semester.

3 Saya merasa termotivasi untuk semakin

menghargai antar umat beragama setelah

mempelajari dan mengerjakan soal-soal

tentang contoh akulturasi kebudayaan

Hindu dan Budha serta Islam di

Nusantara.

4 Ketika guru memberi tugas untuk

menguraikan contoh akulturasi Hindu,

Budha dan Islam di Nusantara, saya

LAMPIRAN 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

127

terdorong untuk lebih bertoleransi

dengan teman yang berbeda agama.

5 Seringkali terjadi perbedaan pandangan

dan kecenderungan beranggapan

pahamku adalah yang paling benar, hal

ini membuat saya menjadi tidak

bersemangat dalam bergaul dengan

teman-teman yang berbeda pandangan

dengan saya.

6 Saya senang menandai bagian penting

tentang materi Kesultanan Islam di

Nusantara karena isinya terlalu banyak

sehingga memudahkan saya

mengerjakan tugas dari guru.

7 Ketika mengerjakan soal tentang

terjadinya kepulauan Indonesia, saya

menjadi tahu jika pelajaran sejarah

berkaitan pula dengan geografi.

8 Ketika mendapat tugas membuat

makalah tentang jenis manusia purba di

Nusantara, saya terdorong untuk

berkunjung ke museum Purbakala

Sangiran agar mendapat gambaran nyata.

9 Setelah mengerjakan tugas tentang

terjadinya kepulauan Indonesia, saya

merasa semakin termotivasi untuk ikut

menjaga kekayaan alam Indonesia agar

tidak lagi diambil bangsa lain.

10 Ketika mendapat tugas membuat artikel

mengenai terbentuknya kepulauan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

128

Indonesia, saya sudah paham pokok

pembahasannya jadi tidak sulit bagi saya

untuk menuliskan dengan bahasa saya

sendiri.

11 Saya dapat dengan mudah mengerjakan

soal uraian tentang bukti peninggalan

masa Hindu dan Buddha di Nusantara

karena saya pernah berkunjung ke Candi

Prambanan dan Borobudur.

12 Saat mendapat tugas menuliskan

karakteristik candi Budha dan Hindu,

saya kurang antusias untuk

mengerjakannya karena harus

mengunjungi beberapa situs peninggalan

serta mengeluarkan banyak biaya

13 Tugas membuat video tentang materi

kerajaan Hindu dan Budha sangat

penting untuk menumbuhkan

keterampilan saya dalam menghadapi

tantangan revolusi 4.0

14 Untuk menghasilkan artikel ilmiah yang

optimal tentang bukti peninggalan masa

Hindu dan Budha di Nusantara, saya

akan melakukan penelitian dengan

berkunjung ke candi Prambanan dan

candi Plaosan

15 Jika mendapat soal evaluasi yang rumit,

saya menjadi kurang bersemangat dalam

menyelesaikannya

16 Soal-soal evaluasi sekarang ini menuntut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

129

saya untuk berpikir lebih matang dalam

menjawabnya, namun terkadang waktu

yang disediakan tidak cukup untuk

menyelesaikan semuanya

17 Saat mendapat tugas untuk merangkum

materi peninggalan Kerajaan Samudera

Pasai, saya akan menyertakan pula

gambar yang mendukung penjelasan

tersebut

18 Saya sadar agar mampu memberikan

jawaban tepat saat ulangan tentang

pembagian zaman manusia purba, maka

saya harus mengerti karakteristik

masing-masing zaman tersebut

19 Saya sangat senang ketika mampu

menjawab pertanyaan lisan dari guru

dengan menggunakan kalimat saya

sendiri tentang masa bercocok tanam

20 Saya senang ketika berkunjung ke

museum purbakala Sangiran untuk

menambah pengetahuan dan pemahaman

saya mengenai keberadaan manusia

purba di nusantara, namun saya kurang

bersemangat dalam membuat

laporannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

0

REKAPITULASI ANGKET GURU

Pernyataan Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

SS 2 1 2 0 2 2 0 1 0 2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 2 1 0 1 2 0

S 0 1 0 2 0 0 2 1 0 0 1 2 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 2

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0

Total 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

No Nama Guru Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 Ibu Lia SS S SS S SS SS S SS TS SS S S TS S S STS S S S SS SS TS SS SS S

2 Ibu Widi SS SS SS S SS SS S S STS SS SS S TS SS SS TS SS SS SS SS S STS S SS S

PERSENTASE MASING-MASING PERNYATAAN

Pernyataan Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

SS 100 50 100 0 100 100 0 50 0 100 50 0 0 50 50 0 50 50 50 100 50 0 50 100 0

S 0 50 0 100 0 0 100 50 0 0 50 100 0 50 50 0 50 50 50 0 50 0 50 0 100

TS 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 100 0 0 50 0 0 0 0 0 50 0 0 0

STS 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 50 0 0 0

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

LA

MP

IRA

N 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

1

REKAPITULASI ANGKET SISWA

No. N. SISWA Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 S STS S S TS S S S S SS S S SS S TS S S S SS SS

2 S S TS TS TS STS S SS S S S S TS S SS S SS SS SS SS

3 S S TS S S TS SS SS SS TS TS TS S S S TS SS S TS S

4 S TS S SS TS TS S S S TS TS TS S S S TS S SS SS S

5 S TS SS S TS S SS TS S S TS S TS S TS TS S S S S

6 S STS S S S STS SS S S TS S STS S S TS TS S SS S SS

7 S SS S SS STS SS S S SS TS TS SS SS TS S S SS S S TS

8 S TS SS S SS TS S SS S S SS TS STS TS SS SS SS SS S SS

9 S S SS SS STS S S SS SS S S S S S S SS S S S SS

10 S TS SS S STS S S TS SS S S TS S S S S SS S SS S

11 SS S SS SS TS S SS S S TS TS TS TS S TS S S S STS SS

12 S SS S SS STS SS S S S TS TS SS SS TS S S SS S S TS

13 S S TS TS TS STS S SS S S S S TS S S S S S S S

14 S S S S STS S S SS S S S SS SS SS SS S SS S S SS

15 TS TS SS S STS TS S STS SS S TS TS STS STS S S S S S SS

16 SS TS SS SS STS SS S TS SS S S STS S S TS SS SS S SS S

17 S S S S TS S TS TS S S S S TS TS S S S S S SS

18 S S SS SS S TS SS SS SS S TS SS S TS S S S SS S S

19 S S SS SS TS S S S S S S TS S S TS S S S S S

20 S S SS SS STS S S TS SS SS SS S S S SS SS S SS SS SS

21 S SS TS SS S TS SS S SS TS TS STS TS S S SS S S SS S

22 TS TS S S TS TS S TS S S TS TS TS TS TS TS S S S S

LA

MP

IRA

N 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

2

23 TS TS S SS TS TS S S S S TS TS TS TS S TS S S S S

24 S TS S SS S S S TS SS S S STS TS TS S S S S S TS

25 TS S SS S TS S S SS S S S TS S S TS TS S S S S

26 TS S S S STS TS S S S S S S S SS TS S SS SS SS S

27 TS S SS S TS S S SS S S S TS S S TS S S S S S

28 S TS TS S TS TS S TS S S S TS S S TS S S S S S

29 S TS TS S TS TS S S S S S TS S S TS S S S S S

30 S S S S STS S S SS S S S TS S S STS S SS S S S

31 S S SS S STS TS S TS S TS TS S TS S S SS S S S S

32 S S TS SS TS TS S S S S S TS S S S S S S S S

33 TS TS S SS S TS SS S SS S S TS S S TS TS TS SS S TS

34 S TS TS TS S TS S S S TS S TS TS TS TS S TS TS S S

35 S TS S S TS S S S S S S STS S S STS TS S S SS SS

36 SS S SS S TS S SS S SS S S S SS S TS SS SS S SS SS

37 SS S SS SS SS S S SS SS S SS S S S TS S TS S SS SS

38 TS S S S TS S S TS S S S S TS TS S S TS S S TS

39 S SS SS S STS S SS TS SS S S SS SS S SS TS SS SS SS SS

40 S TS S S TS TS SS TS SS S TS TS TS TS STS S TS SS SS SS

41 S TS S S TS TS S S S TS TS TS TS S S S TS S S S

42 S S S SS TS S S S S TS S TS S S S S S SS SS TS

43 SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S S S S SS SS SS SS

44 S S S S S SS SS TS SS S S TS TS S S S S S S SS

45 S S S SS STS TS S S S S TS TS S S SS S S S S SS

46 S S S S SS S S S S S SS S S SS SS SS S SS SS S

47 S S SS SS TS S S S S S S TS S S TS S S S S TS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

3

48 S S S SS TS S S S S SS S TS S SS STS TS S S S S

49 TS TS S S TS S S S S TS S S S S S S S S S S

50 S S SS SS TS SS S S SS S S TS S S S S S SS SS SS

51 S S SS SS TS SS S S SS S S TS S S S S S SS S SS

52 SS S SS S SS S SS S SS S SS S SS S SS S SS SS S SS

53 S TS S S TS S S TS SS TS S STS S S TS SS SS S S SS

54 S TS SS SS STS TS SS TS S TS S TS S TS TS S TS S S S

55 S TS S S TS S S S S S TS TS S S TS S S S S S

56 S TS S S TS S S S S S S S S S S S TS S S S

57 TS STS SS SS STS TS S STS SS S S S TS TS SS SS TS SS SS SS

58 S S S S TS S S S S S S S S S S S S S S S

59 S S S S TS S S S S S S TS S TS S S S S S S

60 S S S S TS S S S S S S TS S TS S S S S S S

61 S TS S S TS TS S TS S TS TS TS TS TS S S S S S S

62 S TS SS SS TS TS S TS SS S TS TS TS TS TS S SS SS SS TS

63 S SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS SS S S TS SS SS SS SS SS

64 SS S SS SS STS S SS S SS SS SS TS SS S S SS SS SS SS S

65 S SS SS SS TS SS SS SS SS S S TS TS SS TS SS SS SS SS SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

13

4

JUMLAH MASING-MASING PERNYATAAN

Pernyataan Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SS 7 7 27 28 6 9 17 14 26 6 8 6 8 5 9 13 19 21 22 25

S 48 32 30 34 8 31 47 32 39 44 39 19 36 42 29 41 37 43 41 32

TS 10 23 8 3 35 22 1 17 0 15 18 34 19 17 23 11 9 1 1 8

STS 0 3 0 0 16 3 0 2 0 0 0 6 2 1 4 0 0 0 1 0

Total 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65

PERSENTASE MASING-MASING PERNYATAAN

Pernyataan Nomor Urut Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SS 11 11 41.5 43.1 9.2 13.8 26.2 21.5 40 9.23 12.3 9.23 12.3 7.69 13.8 20 29.2 32.3 33.8 38.5

S 74 49 46.2 52.3 12 47.7 72.3 49.2 60 67.7 60 29.2 55.4 64.6 44.6 63.1 56.9 66.2 63.1 49.2

TS 15 35 12.3 4.62 54 33.8 1.54 26.2 0 23.1 27.7 52.3 29.2 26.2 35.4 16.9 13.8 1.54 1.54 12.3

STS 0 4.6 0 0 25 4.62 0 3.08 0 0 0 9.23 3.08 1.54 6.15 0 0 0 1.54 0

Total 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

135

13

5

KISI -KISI PERTANYAAN WAWANCARA GURU

No Kisi-kisi Pertanyaan

1 Kesiapan guru mengimplementasikan pembelajaran sejarah yang

berbasis HOTS

2 Tantangan yang dihadapi dalam menjalankan proses pembelajaran

sejarah yang berbasis HOTS

3 Evaluasi atau penilaian pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS

4 Kendala atau kesulitan yang dihadapi dalam melakukan evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS

5 Cara mengatasi kendala atau kesulitan dalam melaksanakan

evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS

LAMPIRAN 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

136

13

6

KISI -KISI PERTANYAAN WAWANCARA SISWA

No Kisi-kisi Pertanyaan

1 Berpikir Kritis

2 Berpikir kreatif dan inovatif

3 Mampu merefleksikan

4 Mampu memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan

5 Mampu mengaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan

pengetahuan yang baru

6 Mampu mengkreasi

LAMPIRAN 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

137

13

7

DAFTAR RESPONDEN SISWA

No Nama No Nama

1 Alexander Dustin D. S 33 Theresia Lili

2 Pratamjana Weka W. 34 Aldo Santoso

3 Lionel Surya 35 Johanes Avila Rama Giovanni

4 Martinus Marsel Adin 36 Yusuf Lintang Dimas Saputra

5 Emanuel Brian Erlangga 37 Devlin Rodericg A.

6 Dominggo Agusto Erlangga 38 Thomas Alan P.

7 Carlie Siagian 39 Dionysius Bagus

8 Josheleen Hadasa S. 40 Christhoper Ariel Ganendra

9 Karyssa Cynthia H. 41 Odilia Natalia

10 Dyah Galuh Kencana Sekarjati 42 Gabriella Ratri

11 Angela Yosanda 43 Timotius Novian Winanda

12 Sanggir Gandhang P. 44 Antonius Istori Prayogi

13 Vincent Aurelia 45 Nicolaus Ivan Adrianata

14 David Aldo Nugroho 46 Christhoper Rayden D. N. S

15 Michael Andhika 47 Aditia

16 Ronald 48 Izmi Dinda Lintang P.

17 Priska Grace Irena 49 Natania Acintya Putri

18 Caroline Ayudya P.N. Ruing 50 Bernardus Yamanda Karel D.

19 Nicholas Dimas P 51 Laurensius Reinando

20 Gabriel Babtista A. 52 Maria Valen Aritonang

21 Marcelino Kenang Hanusia 53 Raden R. S.

22 Marcel Satrioputra 54 Godeliva Jessie T.

23 Stephen Henry P.P.S. 55 Sandra Widya Lestari

24 Monika Kandua 56 Maureen Darakmanti

25 Ashia Nova 57 Yohanes Grace Andika Ananta

26 Salvatore Andry S.K.L. 58 Joakhin Tharob

27 Yohanes Redos 59 Daniel Cahyadi

LAMPIRAN 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

138

13

8

28 Monica Alvita Hapsari 60 Alexander Elang

29 Isabela Betari 61 Enrico Oktora Narendra

30 Emanuel Wahyu 62 Natalia Sandika

31 Antonius Wisnu 63 Rangga Tri Nugroho

32 Sovia Terling 64 Samuel Ananda Gemilang

33 Rosita 65 Gregorius Krisnanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

139

13

9

DAFTAR NARASUMBER

a. Guru Mata Pelajaran Sejarah SMA Pangudi Luhur Santo Yusup

Yogyakarta:

1. Ibu Th. Alit Elia Kurniasari, S.Pd.

2. Ibu F. Widi Astutik, M.Pd.

b. Siswa SMA Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta:

1. Odilia Natalia

2. Christhoper Rayden Devkreasna N. S

3. Maria Valen Aritonang

4. Michael Andhika

5. Dyah Galuh Kencana Sekarjati

6. Priska Grace Irena

7. Isabela Betari

8. Izmi Dinda Lintang

9. David Aldo Nugroho

10. Alexander Dustin D.S

LAMPIRAN 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

140

14

0

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA GURU

1. Berkaitan dengan kurikulum 2013 revisi tentang pembelajaran sejarah yang

berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS), bagaimana pendapat ibu

tentang hal tersebut?

2. Apakah ibu pernah mendapatkan pelatihan sebagai persiapan untuk

merancang dan melaksanakan pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

3. Bagaimana persiapan yang ibu lakukan berkaitan dengan perencanaan

pembelajaran sejarah yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)

4. Bagaimana penilaian yang ibu lakukan dalam evaluasi pembelajaran sejarah

yang berbasis HOTS?

5. Bagaimana cara ibu atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

memberikan evaluasi yang berbasis HOTS?

6. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun perencanaan

pembelajaran atau RPP yang bertaraf HOTS?

7. Bagaimana bentuk modul dan sumber-sumber seperti apakah yang ibu

gunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPP yang berbasis HOTS?

8. Seperti apakah jenis evaluasi yang ibu gunakan dalam kaitannya dengan

HOTS?

9. Menurut ibu bagaimana orientasi pembelajaran pada abad 21 ini?

10. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam pembelajaran

sejarah?

11. Menurut ibu seperti apakah siswa dikatakan memiliki kemampuan kreatif

dan inovatif dalam belajar sejarah di kelas?

12. Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan mengambil

kesimpulan dalam pembelajaran sejarah?

13. Bagaimana siswa dikatakan mampu mengaitkan pengetahuan yang ia miliki

dengan pengetahuan yang baru?

14. Apakah yang dimaksud dengan refleksi dalam pembelajaran sejarah? Dan

seperti apakah pelaksanaan refleksi tersebut?

LAMPIRAN 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

141

14

1

15. Menurut ibu apakah yang membedakan antara evaluasi yang bertaraf HOTS

dan dan yang biasa atau starandar C1-C3?

16. Manurut ibu, jika tema pembelajaran yang berkaitan dengan kerajaan-

kerajaan yang ada di nusantara, apakah pernah mengajak siswa untuk

mengunjungi situs peninggalannya?

17. Apakah kegiatan tersebut berdampak pada semangat nasionalisme dan

kesadaran toleransi siswa?

18. Apakah metode yang dilakukan ibu dalam pelaksanaan evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS paling efektif dan mencapai

tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah?

19. Menurut ibu sejauh ini seberapa efektif penerapan evaluasi pembelajaran

sejarah yang berbasiss HOTS di sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

ini?

20. Menurut ibu apa kelebihan dari evaluasi yang berbasis HOTS?

21. Kendala apa saja yang ibu alami ketika menerapakan evaluasi yang berbasis

HOTS pada sekolah ini?

22. Apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

142

14

2

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA SISWA

1. Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

2. Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran

sejarah?

3. Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

4. Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran

sejarah?

5. Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam

pembelajaran sejarah?

6. Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang

baru anda dapatkan?

7. Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

8. Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

9. Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

10. Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

11. Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

12. Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

13. Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

14. Menurut anda bagaiaman seorang siswa dikatakan mampu memecahkan

masalah dan mengambil keputusan dalam sebuah pembelajaran di kelas

khususnya dalam pembelajaran sejarah?

15. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

LAMPIRAN 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

143

14

3

CATATAN LAPANGAN 4

WAWANCARA GURU

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Ibu F. Widi Astutik, M. Pd

Waktu : Rabu, 8 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana pendapat ibu tentang Kurikulum 2013 revisi yang mulai

digunakan sejak tahun 2017 khususnya pada aspek HOTS (Higher Order

Thinking Skill) dalam pembelajaran Sejarah?

I : Pendapat saya tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam

pembelajaran sejarah dalam Kurikulum 2013 revisi, di SMA PL sebenarnya

HOTS itu sudah ada bahkan sebelum kurikulum 2013 kita sudah diajak, sudah

dikenalkan dalam pembuatan soal yang HOTS khusunya kelas X dan XI. Di

sekolah ini lebih yang belum dipahami soal yg sulit, padahal sekolah khusunya

anak-anak menanggapi HOTS adalah soal yang sulit. Hal ini yang belum

dipahami oleh siswa semuanya. Dikatakan sulit, namun sebenarnya tidak,

tetapi untuk bisa menjawab maka Sebenarnya siswa diajak untuk memahami,

lewat semacam sebelum bisa menjawab, di dalamnya ada proses. proses yang

Panjang. Tetapi memang untuk bisa menjawab tetapi membutuhkan proses.

Siswa diajak untuk memahami soalnya terlebih dahulu, baru bisa menjawab.

Sekolah memfasilitasi untuk mengadakan pelatihan-pelatihan dalam membuat

soal yang HOTS. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan peluang

kepada sekolah dan guru-guru untuk belajar belajar bersama mempersiapkan

diri. Dinas mengundang setiap sekolah untuk mengadakan pelatihan seperti

merancang dan membuat RPP hingga proses penilaian.

Persoalan anak jaman sekarang memang berbeda seperti yang dulu. Misalnya

menulis saja cukup sulit. Siswa diajak untuk memahami soal itu sehingga bisa

LAMPIRAN 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

144

14

4

menjawab soal yang diberikan. Kalau siswa memahami, bukan menghafal.

HOTS ditekankan memang tidak untuk menghafal, tetapi untuk bisa

memahami. Ketika anak paham maka dia akan bisa menjawab soal-soal

tersebut. HOTS memang menuntut sebuah proses untuk bisa menjawab dengan

benar.

P : Bagaimana cara ibu menyampaikan pembelajaran sejarah yang HOTS kepada

siswa?

I : Soal guru sebagai fasilitator, siswa yang aktif. Namun dalam penerapannya

guru tetap memberikan materi karena. Dari hasil proses ada diskusi, latihan

soal, presntasi dan sebagainya. memang tidak semua materi tetapi

Setiap soal ada level. Soal ulangan harian dan ulangan tengah semesester selalu

ada levelnya sendiri-sendiri. Diskusi juga ada. Mengingat k 13 siswa yang

lebih aktif sedangkan guru sebagai fasilitator, namun tidak sepenuhnya seperti

itu tergantung tema tema tertentu. Hasilnya belum bisa dikatakan semua sudah

100 persen HOTS. Mengingat ada aturannya dalam membuat soal. Yang

HOTS itu hanya 2 persen. Yang wajib sekian persen, tetapi kalau mau

dilebihkan terserah. Soal-soal HOTS bertahap. Dari hasil diskusi itu baru saya

munculkan dalam kisi-kisi di ulangan harian dan ujian tengah semester dibuat

berbeda.

P : Bagaimana hasil dari evaluasi yang dikerjakan siswa?

I : Hasilnya memang beragam. Karena tidak semua soal itu bersifat HOTS. Sudah

dibagi berapa persen. Jadi tidak semua soal itu sudah bersifat HOTS. Dengan

alasan supaya siswa tidak kaget. Siswa memang diajak untuk mengetahui

prosesnya itu. Apalagi kelas yang sekarang duduk di kelas X.

P : Bagaimana bentuk modul dan sumber-sumber seperti apakah yang ibu

gunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPP yang berbasis HOTS?

I : Modul ada. Modul dibuatkan dan diapload di e-learning, namun tidak di

cetak. Modul digunakan sebagai referensi tambahan. Tidak semuanya,

mengingat ini merupakan peralihan. Disini juga anak mendapatkan buku yang

dipinjam sekolah. Ada anak yang ngomong maunya langsung dengar dari ibu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

145

14

5

ada yang mau dari buku. Karena mereka berbeda karakternya. Sejauh mana

menjalankan anak itu biasanya lebih banyak dan senang.

P : Jenis evaluasi seperti apakah yang ibu gunakan dalam kaitannya dengan

HOTS?

I : Soal-soal HOTS biasanya lebih pada soal essay bukan pilihan ganda. Kalau

dibuat dalam bentuk pilihan ganda sangat tidak memungkinkan karena

levelnya pada C1 dan C2.

P : Menurut ibu bagaimana orientasi pembelajaran pada abad 21 ini?

I : Seperti yang dijelaskan tadi, bahwa anak-anak memang lebih senang dengan

menggnakan IT, dibandingkan yang biasa. Namun terdapat kendala alat atau

teknologi yang digunakan adalah laptop dan handpohone (HP). Jika

menggunan laptop, tidak semua anak memilikinya, tetapi kalau menggunakan

HP semua anak pasti memilikinya. Maka guru harus bisa mengaturnya seperti

dalam satu kelompok anak hanya boleh mengoperasikan satu HP saja. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi kecenderungan anak untuk mengaktifkan situs

yang lain selain yang berkaitan dengan tugas. Kendalanya anak cenderung

tidak mau mencatat.

P : Menurut ibu sejauh ini seberapa efektif penerapan evaluasi pembelajaran

sejarah yang berbasis HOTS di sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ini?

I : Hasilnya belum bisa dikatakan berhasil semua. Karena ada aturannya,

misalnya soal yang HOTS berapa persen, yang sedang berapa persen. Artinya

tidak bisa dipaksakan setiap soal HOTS semua. Kembali pada proses, dan

bertahap.

Saya memuatkan modul, namun tidak dicetak hanya diapload di el learning.

Namun tidak semuanya. Namun ada yang belum. Tugas juga diapload di sana.

Ini masih masa peralihan dari kurikulum yang lama.

Disini anak mendapakan buku yang dipinjam di sekolah. Terdapat juga siswa

yang lebih senang mendengar dari yang ibu bicarakan dari pada membaca

buku.

Persiapannya tanya ajawab dengan anak. Anak-anak itu biasanya lebih mudah

ingat ketika kita pernah berkomunikasi atau tanya jawab dengan guru dari pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

146

14

6

membaca sendiri. Masing-masing anak mempunyai kemampuan nya sendiri

sendiri. Saya secara terbuka menjelaskan kepada anak buku buku atau referensi

yang saya pakai.

Anak-anak lebih suka berdiskusi atau tanya jawab sejauh pengalaman saya

mereka lebih antusias daripada meminta mereka membaca sendiri. Masing-

masing anak memiliki karakternya yang berbeda. Tetapi ketika ketika tugasnya

langsung di aplod di e - learning dengan adanya batasan waktu. Penggunaan

alat teknologi informasi seperti handphone (HP) dalam diskusi kelompok

biasanya dibatasi. Misalnya satu kelompok diperbolehkan satu handphone.

P : Menurut ibu apa kelebihan dari evaluasi yang berbasis HOTS?

I : Kelebihan HOTS itu terletak pada proses dimana anak atau siswa mencari dan

menemukan sesuatu sesuai dengan apa yang diperintahkan baik dalam tugas

maupun mengerjakan soal-soal evaluasi.

P : Menurut ibu apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam pembelajaran

sejarah?

I : Berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah yang seringkali terjadi adalah

ketika siswa tidak berhenti pada satu jawaban. Misalnya ada siswa yang

bertanya kepada guru terkait dengan tema pembelajaran sejarah, dan guru

menjelaskan sesuai dengan pertanyaan tersebut, tetapi siswa tersebut tidak

langsung menerima begitu saja tetapi masih ada argument lain yang ia berikan

untuk memperjelas pertanyaan dan jawaban itu. Contoh dalam materi

peninggalan Hindu Budha. Mengapa pada waktu itu mereka membuat candi

begitu banyak dan dengan jarak yang berdekatan? Hal itu menjadi menarik

karena pada akhirnya diatara siswa bisa menyampaikan pendapat mereka

kepada yang lainnya.

P : Menurut ibu seperti apakah siswa dikatakan memiliki kemampuan kreatif dan

inovatif dalam belajar sejarah di kelas?

I : Daya kreatif dan inovatif siswa itu berbeda-beda. Setiap siswa memiliki

karakter dan kemampuan yang berbeda. Untuk siswa zaman sekarang memang

lebih kreatif, hampir dalam segala bidang. Kreatif memanfaatkan kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan berikirnya dengan segalafasilitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

147

14

7

ada. Dalam pembelajaran sejarah tuntutannya seperti dalam tugas diskusi dan

mempresentasikan hasil diskusinya yang sudah disusun dalam bentuk power

point. Selain itu kreativitas siswa dalam bentuk tugas-tugas yang lain misalnya

membuat peta dan sebagainya. nah itu siswa bisa berimajinasi dan

mengungkapkannya dalam bentuk tulisan atau yang lainnya.

P : Bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan mengambil

kesimpulan dalam pembelajaran sejarah?

I : Jika siswa dikatakan memiliki kemampuan memecahkan masalah berarti

setiap kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk mampu memecahkan

masalah dan dari itu siswa juga dituntut untuk bisa mengambil keputusan

dalam pembelajaran tersebut.

P : Bagaimana siswa dikatakan mampu mengaitkan pengetahuan yang ia miliki

dengan pengetahuan yang baru?

I : Orang yang mampu memiliki kemampuan mengaitkan pengetahuan yang ia

miliki dengan pengetahuan baru dalam pembelajaran adalah mereka yang

sering dan suka membaca. Dengan demikian mereka memiliki banyak

pengetahuan, dan biasanya ketika diberi kesempatan bertanya, ungkapan yang

biasa diutarakan adalah “saya pernah membaca …..” hal itu menunjukkan

bahwa siswa tersebut mampu mengaitkan pengetahua yang ia miliki dengan

pengetahuan baru yang ia dapatkan di kelas.

P : Bagaimana kemampuan dalam berkreasi guru dan siswa dalam proses belajar

dan pembelajaran sejarah di kelas?

I : Bagi seorang guru berkreasi itu menjadi tuntutan utama. Berkreasi dalam

menyiapakan bahan ajar, mempersiapkan media-media pembelajaran yang

sesuai sampai dalam tahap mengajar. Sedangkan bagi siswa lebih pada tugas

yang harus dikerjakan siswa yang pada akhirnya diberikan penialaian khusus

yakni nilai psikomotornya.

P : Apakah yang dimaksud dengan refleksi dalam pembelajaran sejarah? Dan

seperti apakah pelaksanaan refleksi tersebut?

I : Pelajaran sejarah itu sebenarnya sarat dengan nilai dan makna. Hampir setiap

tema mempunyai nilai yang bisa kita ambil maknanya dalam kehidupan sehari-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

148

14

8

hari. Setiap pembelajaran sejarah, pada akhirnya siswa diajak untuk

merekleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran sejarah tersebt.

Atau siswa diajak untuk bisa menemukan nilai-nilai positif yang bisa menjadi

semangat atau motivasi dalam hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

149

14

9

CATATAN LAPANGAN 5

WAWANCARA GURU

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Ibu Th. Alit Elia Kurniasari, S.Pd.

Waktu : Selasa, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana pendapat ibu tentang Kurikulum 2013 revisi yang mulai

digunakan sejak tahun 2017 khususnya pada aspek HOTS (Higher Order

Thinking Skill) dalam pembelajaran Sejarah?

I : Pendapat saya terkait dengan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis

Higher Order Thinking Skill (HOTS) di sekolah ini; pembelajaran HOTS ini

merupakan tujuan k 13, dimana siswa dituntut untuk kritis, kreatif, dan mampu

mebuat kesimpulan. Artinya siswa mampu menyelesaikan masalah, atau berikir

tingkat tinggi, artinya tidak ahanya menghafal tetapi mampu menemukan nilai-

nilai yang ditemukan di dalamnya.

P : Bagaimana persiapan yang ibu lakukan terkait dengan penerapan evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : Pemerintah sudah menyiapkan menerapkan guru untuk memberikan

pembelakan seminar whoksop di SMA Bopkri 2. Guru-guru diberikan

pelatihan khusus seperti membuat RPP, juga dalam membuat soal-soal. Guru

dibekali sungguh sebagai vasilitator, dan siswa yang harusnya lebih aktif.

Secara teori memang seperti itu meskipun masih sulit dengan kenyataan yang

saya hadapi di sini. Guru ternyata masih tetap berceramah. Maka HOTS di sini

masih dalam proses, artinya belum berjalan secara maksimal. Memeberikan

pendampingan. Dalam membuat soal yang memang dituntut untuk mengasah

kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Seperti berdiskusi,

LAMPIRAN 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

150

15

0

Penekanan di RPP untuk guru itu justru lebih sebagai vasilatator. Guru hanya

menyampaikan tujuan,

Meskipun teorinya seperti itu, namun guru tetap memgang kendali. Disini

belum 100% melepaskan anak yang menentukan atau berdiskusi sendiri. Disini

tetap memengang peran penting. Mengingat situasi dan kondisi anak ketika

berada di kelas sera latar belakang anak atau siswa. HOTS sepenuhnya

memang masih dalam proses, dengan tetap elihat relaita kemampuan anak.

P : Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan ibu dalam menerapkan evaluasi

pembelajaran sejarah berbasis HOTS?

I : Pengalaman saya dalam menemukan cara-cara supaya siswa siap untuk

mengikuti pembelajaran sejarah yakni dengan mendekati siswa secara individu,

membuat media pembelajaran lebih menarik, seperti media power point yang

tidak hanya berisikan tulisan saja tetapi juga dengan gambar-gambar dan

animasi yang menarik, menggunakan media video dan sebagainya yang

memancing supaya siswa lebih menarik siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Meski pun demikian masih ada juga siswa yang asyik dengan dunianya sendiri,

tidak serius belajar, tidur, ribut dan sebagainya biasanya saya menegur secara

personal.

P : Bagaimana cara ibu membuat evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis

HOTS?

I : Kalau membuat evaluasi itu berbeda antara Ulangan Harian (UH), Penilaian

Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS). Ada

pembagiannya seperti PTS dan PAS biasanya terdiri dari dua bentuk yakni

bentuk pilihan ganda dan uraian. Soal pilihan ganda lebih pada taraf c1 dan c2

seperti menghafal dan menjelaskan. Soal pilihan ganda cenderung membatasi

cara berpikir sehingga lebih cenderung pada hafalan saja dan belum sampai

pada taraf HOTS. Tetapi pada bagian uraian biasanya sudah sampai pada taraf

HOTS mulai dari C3 sampi C4. Soal yang diberikan dalam Ulangan Harian

bentuknya uraian dan bisa sampai pada taraf HOTS atau C 3 dan C4.

P : Kendala apa saja yang ibu temui dalam membuat evaluasi pembelajaran

sejarah yang bertaraf HOTS?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

151

15

1

I : Kendala dalam membuat tes evaluasi bertaraf HOTS, biasanya sebelum

melakukan evaluasi saya memberikan kisi-kisi. sudah menyampaikan di kelas,

maka saya yakin siswa akan mampu menyelesaikan setiap soal yang saya

berikan. Adanya kisi-kisi dan penjelasan yang cukup di kelas, harapannya

mereka lebih fokus untuk belajar. Dan saya yakin mereka bisa

mengerjakannya. Hampir semua mapel selalu ada kisi-kisi, memberi kisi-kisi,

maka saya yakin siswa akan menyelesaikannya dengan baik, kalau mereka

belajar dengan maksimal.

P : Bagaimana hasil yang diperoleh siswa selama ini setelah melakukan berbagai

macam cara dalam proses pembelajaran yang selama ini diterapkan di kelas?

I : Dengan adanya program remidi, malah membuat anak-anak terkesan

menggampangkan berpandangan bahwa jika sekarang belum tuntas maka

masih ada kesempatan kalau ketika ujian Berpikir bahwa masih ada

kesempatan remidi. Dari dinas biasanya dituntut siswa harus tuntas. Maka

siswa. Kalau di sini kesempatan remidi hanya sampai tiga kali. Dengan adanya

remidi terkesan siswa masih mengandalkan remidi atau ada kesempatan

berikutnya bahkan ada juga siswa yang sebelum ulangan bertanya kapa nada

waktu remidinya. Sehingga kesan “masih ada kesempatan kedua” ada dalam

benak siswa.

Generasi sekarang kesannya selalu diberi kesempatan, sehingga memberi

peluang banyak siswa yang tidak tuntas. Dan pengalaman belajar sekarang

tidak sampai 50% bisa sekali tuntas. Sedangkan yang lainnya masih harus

mengulang atau remidi.

P : Menurut ibu apa yang dimaksud dengan berpikir kritis dalam pembelajaran

sejarah?

I : Dalam pembelajaran sejarah tidak hanya menghafal tapai menemukan nilai-

nilai yang di dapat dan kemudian diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Penekanannya siswa lebih aktif sebeprti diskusi, berkolaborasi dan sebagainya.

Dalam membuat soal itu memang dipersiapkan supaya siswa dapat me

P : Menurut ibu seperti apakah siswa dikatakan memiliki kemampuan kreatif dan

inovatif dalam belajar sejarah di kelas?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

152

15

2

I : Sebenarnya sudah punya agenda utnuk melakukan kegaitan, siswa diajak

untuk lebih kreatif. Guru tidak mendominasi, tetapi memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bergerak yang positif. Membuat Media pembelajaran bisa

menarik perhatian siswa, seperti power poin yang bervariasi tidak hanya

dengan tulisan, video dan sebagainya. tuntutan tersebut tetap dalam proses

yang panjang.

Kalau sebagai guru dalam hal kreativitas, biasanya saya membuat media

pembelajaran yang lebih menarik misalnya power point dengan gambar-

gambar dan animasi yang menari, media video dan sebagainya. dengan tujuan

supaya anak atau siswa bila lebih antusias dan bersemangat dalam

pembelajaran tersebut.

P : Bagaimana dikatakan siswa memiliki kemampuan untuk memecahkan

masalah dan mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Jika siswa dikatakan memiliki kemampuan memecahkan masalah berarti

setiap kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk mampu memecahkan

masalah dan dari itu siswa juga dituntut untuk bisa mengambil keputusan

dalam pembelajaran tersebut. Maka siswa memang harus bisa mempersiapkan

diri supaya tidak kaget dengan materi yang disampaikan sedikit. Tetapi

seringkasi juga menemukan siswa yang tidak serius, asyik dengan

kegaiatannya sendiri dan sebagainya. akhirnya saya atau gur tetap memegang

peranan penting di dalamnya. Mengingat latar belajang siswa yang ada di

sekolah ini bermacam-macam. Tetap harus bisa melihat situasi dan kondis

yangada ketika pembelajaran berlangsung.

P : Bagaimana siswa dikatakan mampu mengaitkan pengetahuan yang ia miliki

dengan pengetahuan yang baru?

I : Seperti kegiatan mengunjungi situs sejarah yang berada di sekitar lingkungan

sekolah. Selama ini mereka melakukannya sendiri atau bersama dalam

kelompok yang mereka tentukan sendiri. Saya sebenarnya mempunyai agenda,

tetapi memang belum bisa direalisasikan karena terbatas waktu (jam pelajaran)

Tetapi ada juga dalam tema tertentu saya membuat penelitian (sejarah

peminatan) katenan keterbatasan waktu. Sehingga agak sulit. Maka saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

153

15

3

memebrika kesempatan untuk melakukan penelitian secara berkelompok ke

candi Borobudur, museum, tanpa pendampingang guru. Nah disitu mereka

melakukan kegiatan tersebut dengan melakukan wawancara, membuat laporan

dan video, bukti tiket masuk, dokumentasi dan sebagainya.

P : Bagaimana kemampuan dalam berkreasi guru dan siswa dalam proses belajar

dan pembelajaran sejarah di kelas?

I : Sebagai guru tentunya harus mengenal situasi dan kondisi siswa di setiap

kelas. Guru juga harus beisa berkreasi dalam menerapkan pembelajaran sejarah

sehingga siswa semakin antusias sehingga bisa cepat memahami materi yang

diajarkan.

P : Apakah yang dimaksud dengan refleksi dalam pembelajaran sejarah? Dan

seperti apakah pelaksanaan refleksi tersebut?

I : Dalam pembelajaran sejarah itu memang sarat dengan nilai, tidak hanya pada

hafalan saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

154

15

4

CATATAN LAPANGAN 6

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan/Kls : Odilia Natalia / X IPS 1

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : Ketika saya mendengar kata HOTS awalnya saya mengertinya sebagai soal-

soal yang sulit dan biasanya diluar dugaan. Artinya belum pernah diajarkan

oleh guru. Tetapi sebenarnya tidak hanya sebatas itu, tetapi saya diajak untuk

dapat lebih kreatif dalam menjawabnya dan supaya kita lebih kritis juga.

P : Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Membaca buku, dan mengerjakan tugas-tugas atau latihan soal.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Selama ini saya alami seperti biasanya di awal pelajaran guru memberikan

seperti pengantar dan penjelasan materi pelajaran hari itu, kemudian kalau ada

diskusi kelompok kita diskusi kemudian presentasi dalam bentuk power point.

Suasananya terkadang ramai karena ada anak yang suka ribut atau ngobrol

ketika berdiskusi.

Selama ini biasanya ramai apalagi ketika guru menjelaskan, tetapi jika kita

berdiskusi biasanya kita langsung mengerjakannya. Terkadang guru memberi

poin bagi siswa yang aktif, maka saya berjuang untuk mendapat poin itu

suapaya bisa menambah nilai.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Jika menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, saya lebih senang

menggunakan Bahasa saya sendiri, karena saya lebih bisa membahasakan dan

LAMPIRAN 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

155

15

5

saya lebih bangga, daripada saya saya hanya mencatat atau menyalin dari

dalam buku.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Dalam pelajaran sejarah Indonesia seringkali media yang sering digunakan

power point, dan video serta seringkali siswa diminta untuk diskusi dan

mempersentasikan hasil diskusinya. Berpikir kreatif dan kritis itu bisa

ditunjukan ketika kita melakukan diskusi dan presentasi. Karena di situ kita

biisa menyampaikan pemahaman dan pengetahuan kita terhadapa materi yang

diberikan oleh guru. Dalam menganalisis

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Hal itu bisa diketahui dengan banyak mebaca, karena dengan membaca kita

akan mengetahui lebih banyak daripada ketika hanya menunggu informasi dari

guru saja.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : memecahkan masalah itu menjadi sesuatu yang wajar. Jika seseorang

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Menurut saya setiap materi pelajaran pasti ada artinya. Dalam pelajaran

sejarah juga sama. Banyak hal yang bisa saya pelajari seperti peninggalan-

peninggalan sejarah yang bagus seperti candi candi. Di sana sudah ada nilai

toleransinya. Maka kita diajak untuk bisa saling menghargai satu sama lain.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

I : Menurut saya membuat tugas makalah atau setelah adanya kegiatan

mengunjungi situs sejarah. Itu menambah pengalaman dan pengetahuan buat

saya dalam berkreasi mengembangkan ide-ide yang saya miliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

156

15

6

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Menurut saya soal-soalnya sulit dan banyak bacaannya tetapi intinya sedikit.

Menurut saya lebih baik langusng saja atau langsung pada intinya. Namun

tetap ada usaha mau membaca supaya bisa mengerti dan menjawab. Jika soal

yang membutuhkan analisis memang agak sulit karena saya termasuk orang

yang sulit membuat dengan kata-kata sendiri, dan saya termasuk tipe yang suka

menghafal.

P : Apakah kendala atau kesulitan yang anda hadapi dalam mengerjakan evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya tergantung dari dalam dirinya sendiri.

P : Menurut anda seorang siswa dapat memecahkan masalah dan mengambil

keputusan dalam sebuah pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah?

I : Tergantung suasana hati (mood). Pada saat senang biasanya dengan cepat dan

mudah bisa berpikir dan memecahkan masalah, begitu juga sebaliknya. Tetapi

sebagai siswa apa pun situasi kita, kita tetap harus bisa menyelesaikannya.

P : Bagaimana cara anda mengatasi kesuitan-kesulitan tersebut?

I : Tetap berusaha selalu mengingat dan menghafal, tetap bekerja dengan jujur,

jangan menyerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

157

15

7

CATATAN LAPANGAN 7

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan/Kls : Christhopet Rayden D. N. S. / X IPS 1

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS kesempatan uantuk berimajinasi secara lebih luas, tentang sesuatu

yang baru. HOTS juga menuntut siswa atau saya untuk lebih berpikir secara

kreatif, mandiri dengan mengemukakan gagasan-gagasan yang ada dalam

pikiran saya.

P : Bagaimana persiapanyang anda lakukan dalam menghadapi pembelajaran

sejarah yang berbasis HOTS

I : Tidak ada persiapan khusus yang saya lakukan, hanya mengerjakan tugas jika

ada tugas yang diberikan oleh guru, dan membaca materi-materi yang pernah

diajarkan oleh guru.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang anda alami di kelas?

I : Dalam proses pembelajaran sejarah yang saya alami di kelas sudah jelas,

dimana saya dituntut untuk lebih kreatif. Seperti dalam berdiskusi dengan

kelompok dalam menyelesaikan suatu soal yang telah disediakan oleh guru.

Saya bersemangat karena diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide dan

gagasan saya. Dalam proses diskusi biasanya siswa harus sampai pada

memecahkan masalah tersebut dan dapat menarik sebuah kesimpulan yang

telah didapatnya. Guru juga sering menggunakan bebrgai media ketika

mengajar di kelas. Pengalaman saya selama ini dalam pembelajaran sejarah

cukup seru, dan siswa lumayan aktif.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

LAMPIRAN 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

158

15

8

I : Berpikir kritis itu berarti kita tidak langsung menanggapi dengan sikap

langsung menerima begitu saja, tetapi harus mempelajarinya secara kritis

apakah itu benar atau tidak.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : menurut saya untuk kreatif dan lebih inovatif itu sebenarnya tantangan supaya

saya bisa menciptakan sesuatu yang baik buat diri saya sendiri maupun orang

lain. Kalau di pelajaran sejarah biasnyatugas yang sesuai dengan kreatif dan

inovatif ini biasanya seperti membuat power point yang kreatif sebelum

dipresentasikan.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Menurut saya kita harus banyak membaca sehingga memngetahuinya lebih

banyak dan tidak kaget kalau ada hal-hal yang baru.

P : Menurut anda seperti apakah siswa dikatakan mampu memecahkan masalah

dan mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Memecahkan masalah yang saya tahu yaitu jika ada permasalahan baik yang

besar ataupun masalah kecil kita harus tahu cara untuk menyelesaikannya.

Kalau dalam pelajaran biasanya lewat diskusi misalnya kasus sosial sehingga

kita dapat mengetahui suatu kebenarannya. Nah dari masalah itu kita dapat

maknanya seperti apa utuk kehidupan kita selanjutnya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Biasanya terjadi di akhir pelajaran. Biasanya guru mengajak kita untuk

menemukan nilai-nilai yang diperoleh dalam pembelajaran hari itu.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Tugas kreativitas atau untuk mendapatkan nilai psikomotor biasanya kita

diminta membuat power point dengan animasi yang bagus dan

mempresentasikannya di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

159

15

9

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajara

sejarah?

I : Menurut saya yang paling menantang adalah membuat video dan laporan

ilmiah atau karya tulis.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Soal-soal evaluasi yang diberikan guru bervariasi. Selama ini kalau ulangan

harian biasanya bentuknya uraian, sedangkan untuk UTS bentuknya pilihan

ganda dan uranaian. Dalam soal ualangan biasanya kita diminta untuk

menjawab.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya mungkin soalnya yang terlalu Panjang khususnya yang polihan

ganda, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya. Waktunya

yang diberikannya juga menurut saya kurang.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Caranya adalah semakin tekun untuk belajar, banyak membaca sehingga

memiliki pengtahuan yang luas. Karena dengan membaca saya memiliki

banyak wawasan dalam menyelesaikan sol-soal yang berikan guru baik waktu

ulangan maupun ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

160

16

0

CATATAN LAPANGAN 8

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan/Kls : Maria Valen Aritonang / X IPS 1

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS itu biasanya tingkat kesulitan dalam soal. Hal itu yang susit

diselesaikan oleh siswa. Tuntutan dalam soal itu biasanya untuk bisa

menganalisis dan hal itu justru mengajak saya untuk lebih kreatif.

P : Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Biasanya membaya buku terkait dengan pelajaran sejarah atau dari modul

yang disiapka oleh guru atau melalui bacan-bacaan dari web.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Seperti biasanya diawali dengan mendengarkan penjelasan guru, kemudian

katadang diberi kesempatan membaca lewat media digital atau e-learning

sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan soal-soal yang disediakan.

Kada juga kita berdiskusi sesuai dengan tema yang diberikan oleh guru.

Setelah berdiskusi biasanya kita presentasi di depan kelas. Nah biasanya terjadi

debat antara kelompok dengan teman yang lain. Kemudian guru memberikan

semacam penjelasan yang lebih sesuai dengan sumber-sumber yang guru baca

atau guru ketahui.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Sejarah itu tidak hanya sekedar menghafal, atau hanya mengingat masa lalu

saja, tetapi kita bisa menemukan makna dari semua yang telah diperjuangkan

para pendahulu kita. Kita menemukan menemukan pengaruhnya dari

peninggalan peninggalan Hindu Budha seperti candi-candi Borobudur

LAMPIRAN 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

161

16

1

Prambanan dan sebagainya. Kadang semakin tertantang, karena saya bisa

menggunakan bahasa sendiri. Saya termasuk tipe yang suka penasaran dalam

belajar, maka kalau bisa saya harus mengetahui intinya sehingga memudahkan

saya untuk menjelaskannya waktu mengerjakan soal ujian.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Sebagai siswa SMA, jika diajak untuk lebih kreatif itu tidak terlalu sulit,

tergantung kemauan dan minat pribadi. Saya sendiri mesara senang dan

tertantang untuk berkreasi, entah dalam pelajaran maupun dalam mengerjakan

tugas. Contohnya ketika suatu saat kita diajak untuk mengunjungi tempat

peninggalan bersejarah, di situ akan semakin menumbuhkan rasa bangga

terhadap para pendahulu.

Negatifnya dari kegiatan tersebut kita harus membuat laporannya. Saya tidak

suka membuat laporannya. Media yang digunakan bagi saya saya lebih senang

mendengarkan langsung dari guru. Berkreasi bagi siswa biasanya berupa tugas

setelah melakukan diskusi kita membuat power point dan mempresentasikan di

depan teman-teman.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Menurut saya sebenarnya pelajaran sejarah itu selalu berkaitan dengan

kehidupan yang telah dialami oleh nenek moyang kita. Nah itu bisa kita

pelajari, misalnya dari peninggalan-peninggalan yang kita lihat sekarang ini.

Banyak candi-candi yang sangat mempengaruhi kehidupan kita sekarang.

Kalau sekarang kita bisa menikmati keindahaannya bahkan menjadi tempat

wisata yang bagus. Dari situ budaya kita semakin dikenal oleh dunia

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Menurut saya biasanya saat kita diberi tugas kelompok dengan materi

tertentu. Dari materi itu kita mencari dan memcahkan masalah yang ada di

dalamnya dengan pemahaman yang kita miliki. Intinya jika ada soal atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

162

16

2

masalah maka kita harus bisa menyelesaikannya sampai tuntas, hal itu

memberikan dampak dan pengalaman yang berharga bagi kita atau saya

sendiri.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Pembelajaran sejarah yang syarat dengan nilai ternyata semakin menambah

pemahaman saya bahwa segala sesuatu ang pernah terjadi itu bernilai bagi kita.

Peninggalan-peninggalan sejarah yang sekarang ini kita nikmati adalahhasil

kerja keras nenekmoyang kita. Maka kita harus bisa menghargai dan

menjaganya.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Menurut saya tugas yang biasa menuntut kreativitas itu misalnya kita diberi

tugas membuat power point yang menarik dari bahan diskusi kelompok. Selain

itu pernah kita menggambar peta Indonesia dan sebagainya.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajara

sejarah?

I : Tugas-tugas itu memang menantang siswa untuk lebih kreatif menunjukkan

bakat-bakatnya. Tetapi terkadang malas untuk mengejakannya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Tanggapannya terhadap evaluasi Pembelajaran sejarahh berbasis HOTS,

ukuran siswa SMA untuk berpikir kritis dan menganalisis bukanlah hal yang

sulit. Namun hal tersebut tergantung pada minat setiap siswa. Belajar sejarah

menurut saya sebenarnya menyenangkan bukan hanya saja soal menghafal.

Dalam evaluasi yang selama ini saya alami lebih mengajak saya untuk kreatif

menjawab dengan menggunakan kalimat-kalimat yang saya pahami,

menganalisis dengan pemahaman saya. Hal itu biasanya lebih pada soal yang

bentuknya uraian. Kalau pilihan ganda bisa dan lebih mudah. Evaluasi Sejarah

yang berbasis HOTS yang saya alami selama ini semakin tertantang, dimana

saya dituntut untuk memahami konsep sehngga saya lebih mudah untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

163

16

3

menuangkannya dalam tulisan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat

sendiri. Saya tidak suka yang hanya mengikuti buku teks, tetapi saya lebih

kreatif untuk menemukan jawababnnya.

P : Apakah kendala atau kesulitan yang anda alami ini dalam mengerjakan

evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya mungkin soalnya yang terlalu panjang khususnya yang polihan

ganda, sehingga membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya. Waktunya

yang diberikannya juga menurut saya kurang.

P : Bagaiaman cara memahami dan menemukan makna dalam setiap materi yang

anda dapatkan di kelas seperti dalam tema pengaruh peninggalan Hindu

Budha?

I : Dengan tema Hindu-Budha membantu saya untuk menemukan makna

bahwa, yang memiliki pengaruh besar bagi kebudayaan yang ada di Indonesia.

Segala bentuk peninggalan Hindu Budha sampai pada masa Islam ternyata

memberikan dampak yang sangat besar bagi perkembangan kebudayaan

Indonesia.

P : Bagaimana pendapat anda dengan pembelajaran sejarah yang berbasis

teknologi dan informasi (TI)?

I : Pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi semakin membantu saya

untuk semakin menemukan inti dari pembelajaran yang disampaikan hari itu.

Selain itu juga saya lebih suka jika guru juga selalu memberikan penguatan

sebagai suatu kesimpulan dari

P : Apakah pembelajaran sejarah yang anda alami selama ini membantu anda

untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya?

P : Bagaimana cara yang anda lakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

I : Caranya adalah semakin tekun untuk belajar, banyak membaca sehingga

memiliki pengtahuan yang luas. Karena dengan membaca saya memiliki

banyak wawasan dalam menyelesaikan sol-soal yang berikan guru baik waktu

ulangan maupun ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

164

16

4

CATATAN LAPANGAN 9

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Michael Andika X IPS 3

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS menurut saya adalah soal-soal yang sulit. Banyak bacaan atau literasi

padahal intinya sedikit, saya lebih senang supaya langsung pada intinya,

meskipun demikian saya tetap mengusahakan untuk menjawabnya dengan

maksimal.

P : Bagaimana cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Mempsiapkan diri dengan membaca buku pelajaran ataupun modul yang

disediakan guru. Selain itu juga mengerjakan soal-soal yang ada di buku lks.

Pembelajaran sejarah yang saya dapat sangat memungkinkan untuk

memunculkan sikap oleransi atar umat beragama. Seperti sekarang ini sikap

menghargai teman-teman yang sedang menjalani ibadah puasa.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang anda alami selama ini?

I : Seperti biasa kadang diskusi baru kemudian presentasi. Hasil diskusi biasanya

kita buat dalam bentuk power point. Selain itu guru juga menjelaskan dan

memberi tugas yang harus dikerjakan. Tugas itu bisa lewat buku, atau e-

learning sekolah.

Media pembelajaran yang digunakan guru sering bervariasi. Tetapi bagi saya

lebih senang media yang digunakan adalah PPT. karena ada inti dari pelajaran

dan memudahkan saya untuk mengerti dari apa yang sampaikan.

LAMPIRAN 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

165

16

5

P : Bagaimana tanggapan anda terkait dengan pembelajaran sejarah yang

berbasis HOTS khusunya dalam berpikir kritis?

I : Berpikir kritis dalam proses pembelajaran di kelas, selama ini kita lebih santai

namun serius. Saya lebih memilih untuk berdiskusi dan debat daripada

mendengarkan ceramah. Dalam diskusi saya suka menyampaikan pendapat-

pendapat saya sesuai apa yang pernah say abaca atau dengarkan sebelumnya.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Kreatif dan inovasi itu orang yang melakukan sesuatu yang biasa dengan ide

yang luar biasa. Dalam evaluasi belajar sejarah, misalnya bisa menciptakan alat

untuk lebih memahami sejarah.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Dengan cara membaca supaya kita dapat mengetahui lebih banyak dan lebih

luas pengetahuan itu. Sehingga jika ada pengetahuan yang baru saya dapat saya

menjadi lebih mantap, lebih yakin bahwa itu benar atau ada.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Memecahkan masalah itu sebenarnya adalah latihan supaya kita dapat

menyelesaikannya secara benar. Jika ada permasalah kita mudah kaget, tetapi

dihadapi dan diselesaikan. Memecahkan masalah adalah suatu yang wajar bagi

siswa SMA.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Pembelajaran sejarah yang saya dapat sangat memungkinkan untuk

memunculkan sikap toleransi atar umat beragama. Seperti sekarang ini sikap

menghargai teman-teman yang sedang menjalani ibadah puasa.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

166

16

6

I : Menurut saya itu hal yang wajar, apalagi sekarang dengan jamannya

teknologi. Kita dituntut untuk lebih kreatif mengembangkan bakat-bakat kita

lewat alat telnologi tersebut.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajara

sejarah?

I : Membuat video dan mungkin menulis artikel atau laporan ilmiah.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Kalimatnya terlalu Panjang sehingga sulit menangkap. Meskipun nilai saya

sudah mencapai rata-rata. Saya mendapat segitu. puas. Media yang biasanya

digunakan guru saya lebih suka dengan media yang berbasis teknologi karena

selain keren tapi saya me

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendala yang sering saya alami adalah situasi kelas yang kadang kurang

kondusif, ramai sehingga saya terkadang ikut terlibat dalam situasi itu,

sehingga belajar saya menjadi tidak fokus. Kendalam dalam mengerjakan

evaluasi biasanya soal yang terlalu Panjang sehingga agak sulit dimengerti.

Meskipun seperti itu saya bersyukur selama ini nilai yang saya peroleh bisa

mencapai KKM bahkan lebih.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Kendala yang sering saya alami adalah situasi kelas yang kadang kurang

kondusif, ramai sehingga saya terkadang ikut terlibat dalam situasi itu,

sehingga belajar saya menjadi tidak fokus. Kendalam dalam mengerjakan

evaluasi biasanya soal yang terlalu Panjang sehingga agak sulit dimengerti.

Meskipun seperti itu saya bersyukur selama ini nilai yang saya peroleh bisa

mencapai KKM bahkan lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

167

16

7

CATATAN LAPANGAN 10

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Diagaluh Sekar X IPS 3

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang HOTS (Higher Order Thinking Skill)?

I : Bagus, kerena bisa mendukung proses pembelajaran. Selain itu SMA masa-

masa menjelang dewasa, makanya kita sudah harus bisa berpikir kritis.

P : Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Banyak membaca buku, mengerjakan latihan-latihan soal baik dari lks

maupun yang diberikan dalam bentuk yang lainnya.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Dalam pembelajaran sejarah selama ini di kelas semenurut saya sudah sampai

pada taraf HOTS. Misalnya dalam berdiskusi biasanya kita bersama-sama

berusaha sama-sama. Tidak usah harus siapa yang memulai duluan.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Pelajaran sejarah selama ini sangat menarik. Kita diajak memperbaiki diri,

sama lebih fokus dengan pelajaran supaya mendapat nilai yang lebih maksimal

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Kreatif itu banyak macamnya, bisa dalam mengerjakan tugas dengan

menggunakan kalimat sendiri, kreativitas dalam tugas seperti membuat power

point yang menarik, membaut peta dan sebagainya. apalagi di zaman sekarang

ini hampir semua menggunakan alat digital. Nah disitu kita harus bisa

menggunakan untuk melatih kemampuan kita.

LAMPIRAN 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

168

16

8

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Dengan cara memabaca. Baik lewat buku maupun media elektronik yang

menjadi sarana belajar juga bagi siiswa.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Jika berdiskusi di kelas, disediakan kasus tertentu. Nak bagaimana kita

mencoba menganalisis permasalahan itu dan mencari jawabanyannya dan dapat

mempertanggung jawabkannya. Kalau mengambil keputusan biasanya harus

tegas.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Nilai nilai yang saya dapatkan dalam pembelajaran sejarah Sejarah;

manfaatnya lebih mendukung hidup saya.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Biasanya lebih sering itu presentasi dan guru juga menjelaskan. Kalau saya

secara priibadi saya lebih senang guru juga harus menjelaskan karena supaya

lebih jelas dan memudahkan saya untuk memahaminya. Kalau hanya melihat

dari videonya saja seringkali tidak serius, kurang memperhatikan, sering

banyak ributnya sehingga tidak fokus belajaranya.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajara

sejarah?

I : Membuat laporan atau karya tulis. Karena kita harus tahu sumbernya dan kita

tidak asal menulisnya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Biasa saja, dan lumayan bisa mencapai KKM, namun juga sekolah

memberikan kesempatan untuk remidi, sehingga bisa terbantu. Selama ini biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

169

16

9

saja. Dan saya bisa mencapai KKM, meskipun masih ada remidi. Nilai-nilai

yang saya pelajari dari pemb.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya sering ribut di kelas, masih banyak ngobrol

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Lebih diam dan fokus dengan pembelajaran supaya nilai bisa maksimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

170

17

0

CATATAN LAPANGAN 11

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Grace Priska Irena X IPS 3

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana pendapatmu tentang HOTS (Higher Order Thinking Skill)?

I : HOTS menurut saya lebih pada soal yang sulit dipahami oleh siswa.

P : Bagaimana persiapan yang anda lakukan terkait dengan pembelajaran sejarah

yang berbasis HOTS selama ini?

I : Persiapannya biasa saja, baca-baca buku pelajaran dan mengerjakan tugas jika

ada pekerjaan rumah (PR).

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Prosesnya tergantung dari gurunya. Ada yang ceramah dalu baru diskusi,

kemudian ada presentasi dari siswa, debat mengerjakan tugas atau latihan…

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Menurut saya berpikir kritis itu orang yang berpikiran dewasa, tahu yang

benar dan yang tidak benar. Kalau ada yang tidak jelas dia pasti bertanya

sampai mendapatkan jawaban yang jelas dan dimengerti.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Saya lebih senang dengan model debat, power point, mengerjakan latihan

soal, diskusi. Saya sendiri lebih senang dengan model debat karena lebih seru.

Selain itu biasanya guru akan memberi tahu yang benar.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

LAMPIRAN 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

171

17

1

I : Menurut saya setiap siswa itu pernah mengetahui sesuatu. Maka ketika ada

kata atau pengetahuan yang baru biasanya dia bisa lebih mengerti apalagi kalau

itu hampir sama dengan apa yang pernah dia baca sebelumnya.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Kalau ada kasus atau masalah siswa diajak untuk melihat, mengerti apa

kasusnya, lalu mencoba menanalisis dan dapat mengambil keputusan jika itu

berkaitan langsung dengan kita. Biasanya dalam pelajaran sejarah itu diberikan

guru ketika ada diskusi kelompok.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Menurut saya itu baik, karena siswa diajak untuk mengerti bahwa sebenarnya

nenek moyang kita sudah memberikan banyak hal, seperti peninggalan-

peninggalan bersejarah. Misalnya candi-candi yang bagus yang dulu digunakan

untuk berdoa kepada dewa. Kita harus belajar dari pengalaman masa lalu

supaya bermanfaat bagi kehidupan kita.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Bagi saya itu menjadi tantangan supaya saya lebih kreatif di kelas maupun

ketika mengerjakan soal.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

I : Kreativitas yang menantang itu adalah membuat laporan tertulis. Karena

banyak siswa yang akhirnya mengandalkan temannya. Tetapi saya lebih senang

bisa membuatnya sendiri dari pada mengandalkan orang lain.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Saya lebih senang dengan model debat, power point, mengerjakan latihan

soal, diskusi. Saya sendiri lebih senang dengan model debat karena lebih seru.

Selain itu biasanya guru akan memberi tahu yang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

172

17

2

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya itu di soal uraian, tetapi sifatnya menganalisis. Terkadang bentuk

soalnya Panjang padahal intinya sedikit, sehingga agak sulit memahami.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Banyak membaca, belajar lebih fokus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

173

17

3

CATATAN LAPANGAN 12

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Isabela Betari X IPS 3

Waktu : Rabu, 14 Mei 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS merupakan cara berfikir kita secara lebih kritis, lebih inovatif, lebih

dewasa dan lebih bertanggung jawab.

P : Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Saya punya cara sendiri untuk belajar. Menemukan cara belajar sendiri,

mengontrol, merangkum. Berfikir dengan wawasan yang saya miliki. Dan

biasanya itu membuat saya lebih enjoi. Dan ternyata hal itu mempengaruhi

nilai-nilai saya khususnya dalam pelajaran sejarah. Nilai yang saya peroleh

selama ini lumayan bisa melewati KKM.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis alam pembelajaran sejarah?

I : HOTS dalam pembelajaran biasanya kita diajak belajara sambil mencari,

membuat teks, dan membuat catatan sendiri, dengan menurut cara pandang

saya. Saya lebih suka dengan cara saya sendiri dengan konsep-konsep sehingga

memudahkan saya untuk memahami sesuatu, dari pada saya harus menghafal

sekian banyak isi buku atau catatan.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Berpikir kreatif itu orang yang tidak hanya berhenti pada satu jawaban saja

tetapi akan mencari tahu sebanyak-banyaknya infirmasi yang berkaitan dengan

itu. Kreatif dengan menggunakan kata-kata sendiri dalam menjawab

LAMPIRAN 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

174

17

4

pertanyaan guru, tidak terbatas pada buku dan hafalan. Menemukan sesuatu

yang baru dari apa yang kita baca entah dari buku maupun dari websait.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Itu biasanya muncul pada saat kita melakukan diskusi kelompok. Kalau kita

belum pernah membaca sebelumnya biasanya akan susah untuk mengerti atau

memahami, bingung. Maka seharusnya paling tdak kita sudah membacanya

sehingga kita tahu kebenarannya. Dalam diskusi atau debat di kelas bisa

muncul pengetahuan baru baik dari teman kelompok maupun dari kelompok

lain ataupun dari guru. Karena biasanya guru memberikan semacam

kesimpulan atau memberitahukan yang benar jika ada yang kurang sesuai

dalam diskusi atau presentasi itu.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Memecahkan masalah itu menjadi bagian dari hidup kita. Setiap kali pasti kita

menemukan masalah baik dalam pelajaran di kelas ataupun di luar kelas.

Sebagai siswa SMA harusnya bisa menyelesaikannya dengan baik.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Biasanya dilakukan setelah pelajaran berakhir. Guru mengajak kami untuk

menemukan nilai-nilai penting yang ada dalam proses belajar tersebut. Macam-

macam jawaban, dan biasanya secara langsung diungkapakan atau ditulis

dalam buku catatan.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Bagi saya itu tantangan. Tergantung pribadi masing-masing. Saya senang

dengan tantangan, maka apapun bentuk tgasnya saya akan berusaha

menyelsaikannya dengan baik. Jadi orang yang kreatif juga tergantung

pemahaman dan kemauan orang tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

175

17

5

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

I : Seperti dalam tugas dimana kita diminta untuk membuat power point dari

hasil diskusi kita.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Tergantung gurunya, namun hampir semuanya hampir sama. Dalam

pembelajaran sejarah, bagaimana saya mencari, saya membuat, dan saya

memahami sehingga saja dapat menjawab soal yang diberikan guru.

Khususnya soal yang bentuknya uraian biasa lebih membutuhkan jawaban

analisis kita, jadi bukan sekedar hafalan saja.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendalanya: mau ulangan, materinya banyak, kadang-kadang kata-katanya

sussah atau agak sulit dimengerti, namun tidak menjadi beban, tetap saya

mencoba dan mencoba memahami. Kendala lainnya adalah sepertinya dengan

soal yang agak sulit itu waktu yang diberikan juga terbatas.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Solusinya: belajar lebih giat, jangan pernah takut untuk mencari, dan

mencoba tetapi jangan menyerah. Dan bagi saya pembelajaran sejarah yang

HOTS khususnya dalam evaluasinya semakin merasa tertantang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

176

17

6

CATATAN LAPANGAN 13

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Aurelia Dwi H. X IPS 1

Waktu : Senin, 10 Juni 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : Soal yang sulit dan membuat saya kurang tertarik, karena akan membebani

pikiran para siswa terutama saya sehingga membuat jenuh.

P : Bagaiaman persiapan yang anda lakukan dalam mengikuti pembelajaran

sejarah yang berbasis HOTS?

I : Biasanya saya melihat dan membaca materi yang ada mencoba untuk

memahami dan mempelajarinya. Saya mengalami biasa saja tidak ada yang

terlalu berat. Kadang gurunya mengajak saya untuk bisa berpikir lebih kreatif,

dengan cara berdiskusi dan mengerjakan soal-soal.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Semakin mendorong saya untuk terus berusaha dan belajar.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendala yang saya alami adalah terkadang sulit memahami materi yang

diberikan dan soal-soal yang cukup sulit dimengerti.

LAMPIRAN 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

177

17

7

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Cara mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menambah variasi

pembelajaran misalnya dengan menggunakan video-video yang menarik siswa

dan saya berusaha lebih fokus dalam belajar setiap harinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

178

17

8

CATATAN LAPANGAN 14

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Izmi Dinda Lintang X IPS 1

Waktu : Senin, 10 Juni 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Apa yang anda ketahui tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS menurut saya soal yang sulit dan membuat saya menarik, karena akan

membebani pikiran para siswa terutama saya sehingga membuat jenuh.

P : Bagaiaman cara anda dalam mempersiapkan diri dalam pembelajaran sejarah?

I : Sering terjadi tanya jawab dan diskusi. Guru juga meminta kita untuk

berkreatif dengan membuat media bantu untuk memperlancar sarana belajar.

Bagai saya dengan media-media tersebut membanu saya untuk semakin lebih

memahami

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Menurut saya dengan cara menulis dengan bahasa dan kalimat saya sendiri

sehingga memudahkan saya untk lebih memahami materi yang disediakan oleh

guru.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Menurut saya orang berpikir kritis itu tidak hanya mengiyakan sesuatu yang

ia dengar tetapi diah harus mampu menanayakan kebenarannya, anrtinya, dan

harus bisa membuktikannya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

LAMPIRAN 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

179

17

9

I : Artinya kita tidak hanya berhenti dengan apa yang sudah kita ketahui, tetapi

lebih banyak mencaritahu lagi dari buku atau sumber lainnya. Makanya kita

harus banyak membaca.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Jenis soal yang saya dapat itu biasanya juga terdapat soal-soal yang sulit atau

yang HOTS. Hal itu semakin membuat saya untuk sunggu-sungguh belajar dan

memahami pertanyaan tersebut. Dan hasilnya termasuk baik. Jenis soal yang

berikan itu terdiri dari pilihan ganda dan uraian. Kalau yang pilihan ganda

biasanya soalnya tidak terlalu sulit, sedangkan uraian agak sulit.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendala yang saya alami adalah terkadang saya tidak memahami soal dengan

baik, sehingga merasa sulit untuk menjawabnya. Padahal soalnya tidak terlalu

rumit. Saya diajak untuk lebih teliti, dan biasanya sebelumnya sudah diberi

kisi-kisi.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Cara mengatasi kesulitan tersebut adalah biasanya setelah melakukan evaluasi

saya biasanya mencari lagi jawaban-jawaban dari buku-buku yang ada,

sehingga lebih memahami jawaban yang benar. Selain itu juga supaya saya

tidak mudah lupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

180

18

0

CATATAN LAPANGAN 15

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : David Aldo Nugroho X IPS 3

Waktu : Selasa, 11 Juni 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana pendapat anda tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : Menurut saya HOTS itu lebih pada cara berpikir yang lebih dewasa, lebih

kreatif, Jika sebagai guru harus lancar dalam mengajar dan kreatif dalam

menyajikan materi kepada siswa di kelas.

P : Menurut anda bagaimana persiapan yang anda lakukan dalam mengikuti

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Lebih banyak membaca supaya saya mudah mengikuti pembelajaran di kelas

sehingga saya juga mudah untuk memahami materi yang disajikan oleh guru.

Maka ketika ada diskusi, saya sudah punya bahan dan tahu materi yang akan

dibahas, bisa bertukar pikiran, mencari solusi atas apa yang menjadi topik dan

menemukan jawaban yang benar.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Menurut saya itu tergantung gurunya, artinya bagaimana guru bisa

menyampaikan pembelajaran yang menarik sehingga siswa bersemangat di

dalamnya. Tetapi di pelajaran sejarah juga suasanananya berbeda antara sejarah

Indonesia dan sejarah peminatan. Sejarah Indonesia lebih seru, lebih

bersemangat karena guru menggunakan berbagai macam media sehingga lebih

menarik. Kita lebih sering diskusi kelompok, presentasi. Susana lebih kondusif

dibanding dengan ketika guru memberi ceramah.

LAMPIRAN 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

181

18

1

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Berpikir kreatif itu sebenarnya menurut saya kita tidak hanya berhenti pada

satu titik saja. Misalnya dalam diskusi kelompok, kita tidak hanya menyetujui

begitu saja dengan pendapat teman, tetapi harus klarivikasi dulu, mencari

sumber yang banyak untuk dapat membuktikannya. Berpikir kritis juga kita

haru bisa mempertanggung jawabkannya.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

I : Mungkin hampir sama dengan berpikir kritis. Kreatif itu seperti bakat-bakat

kita. Orang kreatif juga tidak hanya mengikuti yang sudah ada di buku, tetapi

dia bisa membuatnya sendiri sesuai dengan idenya. Artinya di situ kita bisa

membuat sesuatu yang baru dan berbeda. Hal tersebut menjadi tantangan buat

saya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Pertama-tama harus banyak membaca supaya kita banyak mengetahui.

Sehingga ketika ada yang baru kita tidak terkejut, tetapi justru semakin banyak

pengetahuan kita. Artinya kita cepat nyambung (conec).

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Memecahkan masalah itu bisa dari kasus yang ada di sekitar kita. Jika dalam

diskusi biasanya kita mencari tahu permasalahannya, dan jika itu berada di

pihak saya maka saya harus bisa memecahkannya dan bisa mengambil

keputusan yang baik. Di situ juga kita dilatih untuk bertanggung jawab.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Sejarah itu banyak nilainya. Banyak maknanya, mulai dari peninggalan-

peninggalanya sampai sekarang ini. Dari setiap peristiwa kita bisa belajar atau

ambil maknanya untuk kehidupan kita. Misalnya pengarusnya dalam bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

182

18

2

budaya yang sampai sekarang masih kita pegang. Saling menghargai,

menghormati dan sebaginya.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Itu menjadi tantangan besar. Kesempatan untuk melatih kemampuan saya,

dan untuk siswa SMA memang harus seperti itu.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

I : Membuat video dari tugas pelajaran sejarah, membuat laporan setelah kita

melakukan kegiatan.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Sebelum ulangan maupun ujian, biasanya guru selalu memberikan kisi-kisi,

supaya siswa atau saya lebih fokus belajar. Kisi-kisi tersebut juga dibahas

bersama di kelas. Saya pribadi biasanya belajar selain dari kisi-kisi itu juga dari

buku sumber yang lain karena biasanya ada juga soal diluar kisi-kisi. Jenis soal

ulangan biasanya berbentuk uraian, dan kita diminta untuk lebih pada

menganalisis. Saya lebih senang soal yang seperti itu karena menambah

wawasan saya dan saya lebih bisa membahasakan dengan kalimat saya sendiri

dari pada kalimat dari buku. Sedangkan PTS dan PAS berbentuk pilihan ganda

dan uraian. Meskipun ada soal yang sulit atau tarafnya HOTS, untuk saya

malah semakin menantang untuk semakin banyak membaca, karena untungnya

buat saya sendiri, dan saya semakin mandapat banyak ilmu.

Semua materi biasanya sudah disediakan atau sudah dijelaskan oleh guru. Hanya

tergantung pada siswa itu sendiri.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Biasanya kendala atau kesulitan yang saya hadapi seperti meskipun sudah ada

kisi-kisi, banyak juga soal yang keluar dari kisi-kisi. Sering juga soalnya

bercabang. Suasana belajar tekadang kurang kondusif, ramai, sehingga kalau

diskusi sering tidak fokus dan saya terkadang ikut ramai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

183

18

3

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Mau tidak mau harus membaca buku. Karena tidak soal itu keluar dari kisi-

kisi. Maka saya harus punya ketegasan untuk membaca atau literasi minimal

sehari 10 menit untuk menambah pengetahuan saya. Dengan pengalaman itu

saya bersyukur nilai saya bisa di atas KKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

184

18

4

CATATAN LAPANGAN 16

WAWANCARA SISWA

Judul : Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Evaluasi Pembelajaran

Sejarah Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMA

Pangudi Luhur Santo Yusup Yogyakarta

Peneliti : Kristina Ludwina Ome

Informan : Alexander Dustin D. S X IPS 3

Waktu : Selasa, 11 Juni 2019

Keterangan P: Peneliti

I: Informan

P : Bagaimana pendapat anda tentang Higher Order Thinking Skill (HOTS)?

I : HOTS menurut saya selain cara kita dalam berpikir secara tinggi dan

menyeluruh terhadap mata pelajaran HOTS juga termasuk tipe soal yang sulit.

Selain itu juga metode pembelajaran yang sudah matang dan bisa dipakai

secara menyeluruh.

P : Menurut anda bagaimana persiapan yang anda lakukan dalam mengikuti

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Persiapan yang saya lakukan mempelajari dahulu materi yang akan diberikan

guru, mencari informasi yang sesuai dengan materi supaya lebih siap dan

memahami ketika guru menjelaskan dan berdiskusi serta menjawab pertanyaan

dari guru.

P : Bagaimana proses pembelajaran sejarah yang selama ini anda alami?

I : Guru memberi penjelasan dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok,

presentasi atau mengerjakan soal latihan di lks atau yang ada di e-elarning.

P : Bagaimana pendapat anda tentang berpikir kritis dalam pembelajaran sejarah?

I : Pelaksanaan pembelajaran sejarah selama ini biasanya kita diajak untuk lebih

banyak berdiskusi dengan teman dalam kelompok. Dalam diskusi itu kita

diajak untuk mencari informasi tentang materi yang dibahas lewat alat

komunikasi yang kita miliki, baik lewat laptop maupu hanphone.

P : Menurut anda seperti apakah berpikir kreatif dan inovasif dalam pembelajaran

sejarah?

LAMPIRAN 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

185

18

5

I : Tidak terbatas pada satu sumber. Misalnya dalam mengerjakan tugas yang

diberikan guru kita bisa menggunakan berbagai sumber juga termasuk dari

internet. Artinya tidak terbatas pada apa yang tertulis di buku teks tetapi kita

bisa membuatnya dengan konsep yang kita miliki.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengaitkan pengetahuan yang anda

dapat dalam proses pembelajaran sebelumnya dengan pengetahuan yang baru

anda dapatkan?

I : Dengan banyak membaca supaya kita juga semakin banak mengetahui.

Sehingga jika berdiskusi atau debat di kelas kita tidak pasif tetapi aktif.

P : Menurut anda seperti apakah siswa mampu memecahkan masalah dan

mengambil keputusan dalam pembelajaran sejarah?

I : Memecahkan masalah itu juga sebuah kesempatan bagi siswa untuk berlatih.

Guru memberi contoh kasus, kemudian kita berdiskusi mencari jawaban yang

sesuai sehingga kita dapat mengambil keputusan yang benar. Artinya kita juga

harus bertanggung jawab atas keputusan kita.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam merefleksikan nilai-nilai yang

terkandung dalam pembelajaran sejarah?

I : Dalam pelajaran sejarah sebenarnya banyak hal yang dapat kita ambil

pesannya. Peninggalan-peninggalannya yang indah seperti candi candi. Disitu

menunjukkan bahwa nenek moyang kita memiliki pengetahuan dan

penghargaan yang tinggi bagi Tuhan atau penciptanya. Hal itu yang dapat kita

contoh untuk kehidupan kita sekarang.

P : Bagaimana pendapat anda ketika guru memberikan tugas yang menuntut

kemampuan kreativitas siswa?

I : Menurut saya itu kesemapatan dan tantangan untuk menunjukkan

kemampuan atau bakat yang kita miliki. Kalau di sejarah biasanya seperti

membuat power poin dengan animasi yang bagus, kreatif, membuat madding

dan sebagainya.

P : Menurut anda kreasi seperti apa yang paling menantang dalam pembelajaran

sejarah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

186

18

6

I : Yang paling menantang adalah membuat laporan setelah kegiatan selesai dan

videonya.

P : Bagaimana pengalaman anda dalam mengerjakan soal atau evaluasi

pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS selama ini?

I : Menurut saya menyenangkan dan tidak terlalu sulit. Biasanya soal yang

diberikan rata-rata sudah ada dalam kisi-isi yang sudah diberikan dan dibahas

di kelas. Kalau tidak mempersiapkan diri pasti tidak bisa mengerjakan

maksimal, tetapi kalau benar-benar belajar biasanya bisa mencapai KKM atau

lebih. Jenis soal biasanya ada yang sulit dan ada juga yang biasa atau sedang.

P : Apakah kendala atau kesulitan apa saja yang anda alami ini dalam

mengerjakan evaluasi pembelajaran sejarah yang berbasis HOTS?

I : Kendala dalam evaluasi biasanya soal-soal yang agak sulit dan sepertinya

waktunya kurang, sehingga terkadang tidak selesai dalam menjawab semua

soal yang ada. Terkadang juga suasana kelas yang rame sehingga belajar

menjadi tidak fokus.

P : Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala atau kesulitan tersebut?

I : Cara mengatasinya selain dengan adanya remidi yang diberikan oleh guru,

saya berusaha belajar lagi dengan giat sehingga dapat memperoleh nilai yang

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

187

18

7

LEMBAR PENGAMATAN DOKUMEN

EVALUASI PEMBELAHARAN SEJARAH BERBASIS HIGHER ORDER

THINKING SKILL (HOTS)

NO DOKUMEN KETERSEDIAAN KELENGKAPAN

KET. A TA L TL

1 Silabus

2 RPP √ √

3 Kisi-kisi Soal √ √

4 Soal √

5 Kunci Jawaban √ √

6 Nilai √ √

Keterangan :

A : Ada

TA : Tidak Ada

L : Lengkap

TL : Tidak Lengkap

LAMPIRAN 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

188

18

8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA PAngudi Luhur Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah

Kelas/Semester : X/I

Materi Pokok : Berpikir Sejarah

Alokasi Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran @ 45 Menit

Tahun Ajaran : 2018/2019

A. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2: Mengahayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. Menghayati dan enagmalkan perilaku jujur, disiplin, santun,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,

responsive, dan pro aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan

perkembangan anak di lingkunag, keluarga, sekolah, masyarakat, dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan

internasional.

KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu

menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

LAMPIRAN 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

189

18

9

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.5 Menganalisis cara berpikir

diakronik dan sinkronik dalam karya

sejara

3.5.1 Menjelaskan tentang kemampuan

berpikir secara kronologis

3.5.2 Menjelaskan tentang kemampuan

berpikir secara periodisasi

3.5.3 Menjelaskan tentang kemampuan

berpikir secara kausalitas

3.5.4 Menjelaskan cara berpikir diakronik

dan sinkronik dalam karya sejarah\

3.5.5 Menjelaskan perbedaan diakronik

dan sinkronik

4.5 Menyajikan hasil telaah tentang

penerapan cara berpikir diakronik

dan sinkronik dalam karya sejarah

melalui tulisan dan/atau media lain

4.5.1 Melakukan kajian tentang penerapan

cara berpikir diakronik dan

sinkronik dalam karya sejarah

melalui tulisan dan/ atau media

lain

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran Discovery Learning dengan pendekatan Saintifik,

peserta didik dapat menjelaskan pengertian sinkronik dan diakronik, membedakan

cara berpikir sinkronik dan diakronik, menjelaskan tentang pengertian kauslitas

dan contoh meperapannya, membedakan kronologis dan periodisasi dan

penerapannya dalam penulisan sejarah, memberi contoh karya-karya sejarah

Pengembangan IPK sampai mencapai KD

Berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreatif,

kolaboratif, dan komunikatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

190

19

0

dengan prinsip sinkronis, diakronis, kausalitas, periodisasi dan kronologi,

membuat presentasi dengan menerapkan cara berpikir sejarah dalam mengkaji

peristiwa-peristiwa yang dipelajarinya dengan baik.

D. Materi Pembelajaran

Berpikir sejarah (Diakronik dan Sinkronik)

4. Fakta

Galtung, Sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich

dia dalam Bahasa Latin artinya melui/ melampaui dan chronicus

artinya waktu

5. Konsep

Mendeskripsikan kemampuan berpikir secara kronologis, periodisasi

dan kausalitas

Mendeskripsikan cara berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya

sejarah

6. Prinsip

Kajian tentang penerapan tentang cara berikir diakronik dan

sinkronik dalam karya sejarah

7. Prosedur

Membuat informasi hasil telaah dalam penerapan cara berpikir

diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah melalui tulisan dan/atau

media lain.

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientifik

2. Metode : Diskusi dan Eksperimen

3. Model : Discovery Learning

F. Media Pembelajaran

Media

Worksheet atau lembar kerja siswa

Lembar penilaian

Perpustakaan sekolah

Alat / Bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

191

19

1

Penggaris, spidol, papan tulis

Laptop, infocus

Slide presentasi (PPT)

G. Sumber Belajar

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata

Pelajaran Sejarah (Peminatan) kelas X: Jakarta: Kemeterian Pendidikan

dan Kebudayaan.

2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku SIswa Mata

Pelajaran Sejarah (Peminata) kelas X: Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan

3. Buku Teks pelajaran yang relevan

4. Multimedia interaktif dan internet

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Ke-1 (3x45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru:

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman siswa dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

dilakukan

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

192

19

2

Apabila materi/tema projek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh

dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang materi:

Berpikir sejarah diakronik

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indicator, dan

KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok kerja

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti (150 Menit)

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Simulation

(simulasi/pemberi

an rangsangan)

Siswa diberi motivasi atau rangsangan untuk memunculkan

perhatian pada topik materi Berpikir Sejarah diakronik dengan

cara:

Melihat (tanpa atau dengan alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan

Mengamati

Lembar kerja materi Berpikir sejarah diakronik

Pemberian contoh-contoh berpikir sejarah diakronik untuk

dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb

Membaca

Kegiatan lierasi ini dilakukan dirumah dan di sekolah

dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku

penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Beripikir sejarah diakronik

Menulis

Literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

193

19

3

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait

Berpikir sejarah diakronik

Mendengar

Pemberian materi berpikir sejarah diakronik oleh guru

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global

tentang materi pembelajaran mengenai materi: Berpikir

sejarah diakronik

Untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,

ketelitian, mencari informasi.

Problem stateman

(pertanyaan/identi

vikasi masalah)

Guru memberikan kesempatan pada peserta ddik untuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan

dengan gambit yang disajikan dan akan dijawab melalui

kegiatan belajar, contohnya:

Mengajukan pertanyaan tentang materi:

Berpikir sejarah diakronik

Yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang

diamati (dimulai dari pertanyaan factual sampai ke pertanyaan

yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa

ingin tahu kemapuan merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang hidup cerdas dan belajar

sepanjang hayat.

Data collection

(pengumpulan

data)

Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk

memperlihatkan telah diidentifikasi melalui kegiatan:

Mengamati objek/kejadian

Mengamati dengan saksama materi berpikir sejarah

diakronik yang sedang dipelajari dalam bentuk

gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba

menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Critical

Thinking

Kegiatan

Literasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

194

19

4

Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari

dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna

menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi

berpikir sejarah diakronik yang sedang dipelajari

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat

dipahami dari kegitan mengamati dan membaca yang akan

diaajukan kepada gur berkatan dengan materi Berpikir

sejarah diakronik yang sedang dipelajari

Wawancara/tanya jawab dengan narasumber

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi Berpikir

sejarah diakronik yang telah disusun dalam daftar

pertanyaan kepada

Siswa dibenuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Siswa dan guru secara bersama-sama membahas contoh

dalam buku paket mengenai materi Berpikir sejarah

diakronik

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Berpikir sejarah

diakronik yang telah diperoleh pada buku catatan dengan

tulisan yang rapi dan menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar.

Memperesentasikan ulang

Siswa mengkomunikasikan secara lisan atau

mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Berpikir

sejarah diakronik sesuai ngan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi:

Berpikir sejarah diakronik

Dengan ditanggapi aktif oleh siswa dari kelompok lainnya

sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yag dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

195

19

5

dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan

menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku

pegangan siswa atau lembar kerja yang disediakan dengan

cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, dan sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan

belajar sepanjang hayat.

Data processing

(pengolahan data)

Siswa dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil

pengamatan dengan cara:

Berdiskusi tentang data dari materi:

Berpikir sejarah diakronik

Mengolah informasi dari berpikir sejarah diakronik yang

sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan

sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan

informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Siswa mengerjakan beberapa soal mengenai materi Berpikir

sejarah diakronik

Verivication

(Pembuktian)

Siswa mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverivikasi

hasil pengamatannya dengan dat-data atau teori pada buku

sumber melalui kegiatan

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari

berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada ang betentangan untuk mengembangkan

sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi:

berpikir sejajarah diakronik

Kolaboration

(kerjasama) dan

Critical Thingking

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

196

19

6

Antara lain dengan: siswa dan guru secara bersama-sama

membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh

siswa.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

Creativity

(kreativitas)

Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Berpikir sejarah

diakronik berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau medialainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi keompok secara klasikal

tentang materi Berpikir sejarah diakronik

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan

tentang materi Berpikir sejarah diakronik dan ditanggapi

oleh kelompok yang mempresentasikan

Bertanya atas presentasi tentang materi Berpikir sejarah

diakronik yang dilakukan dan siswa lain diberi kesempatan

untuk menjawabnya.

Menyimpulkan tentang poin-point penting yang muncul

dalam kegiata pembelajaran yang baru dilakukan berupa:

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi

Berpikir sejarah diakronik

Menjawab pertanyaan tentang materi berpikir sejarah

diakronik yang terdapat pada buku pegangan siswa atau

lembar kerja yang disediakan.

Bertnya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan

dengan materi Berpikir sejarah diakronik yang akan selesai

dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi berpikir sejarah

diakronik yang terdapat pada buku pegangan siswa atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

197

19

7

lembar keraj yang telah disediakan secara individu untuk

mengecek kemampuan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan: Selama pembelajaran Berikir sejarah diakronik berlangsung, guru

mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,

disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, Tangguh menghadapi masalah

tanggung jawab, raa ingin tahu, peduli lingkungan.

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Siswa:

Membuat resume (creativity) dengan bimbingan guru tentang poin-point penting

yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Berpikir sejarah

diakronik yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Berpikir sejarah

diakronik yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang

harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau di rumah.

Guru:

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk amteri

Berpikir sejarah diakronik

Siswa yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja

dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian

tugas.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Berikir sejarah diakronik

kepada kelompok yang memiliki kineja dan kerjasama yang baik.

2. Pertemuan Ke- 2 (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru:

Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

198

19

8

Memeriksa kehadiran siswa sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis siswa dalam mengawali kegiatan pembelajaran

Apersepsi

Mengaitkan materi/tema kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman siswa dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

dilakukan

Motivasi

Memberikan gambaran tentang manfaat pembelajaran yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari

Apabila materi/tema projek ini dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh

dikuasai dengan baik, maka siswa diharapkan dapat menjelaskan tentang materi:

Berpikir sejarah diakronik

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan

KKM pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok kerja

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti (105 Menit)

Sintak Model

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Simulation

(simulasi/pemberi

an rangsangan)

Siswa diberi motivasi atau rangsangan untuk memunculkan

perhatian pada topik materi Berpikir Sejarah sinkronik dengan

cara:

Melihat (tanpa atau dengan alat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

199

19

9

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan

Mengamati

Lembar kerja materi Berpikir sejarah sinkronik

Pemberian contoh-contoh berpikir sejarah diakronik untuk

dapat dikembangkan siswa, dari media interaktif, dsb

Membaca

Kegiatan lierasi ini dilakukan dirumah dan di sekolah

dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku

penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan

dengan Beripikir sejarah sinkronik

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait

Berpikir sejarah sinkronik

Mendengar

Pemberian materi Berpikir sejarah sinkronik oleh guru

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global

tentang materi pembelajaran mengenai materi: Berpikir

sejarah sinkronik

Untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan,

ketelitian, mencari informasi.

Data

collection

(pengumpulan

data)

Peseta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk

menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui

kegiatan:

Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Berpikir sejarah

sinkronik yang sedang dipelajari dalam bentuk

gambar/video/slide presentasi yang disajikam dan

mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

200

20

0

mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai

sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman

tentang materi berpikir sejarah sinkronik yang sedang

dipelajari.

Aktivitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum

dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca

yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan

materi berpikir sejarah sinkronik yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan narasumber

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi

berpikir sejarah sinkronik yang telah disusun dalam

daftar pertanyaan kepada guru.

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas

contoh dalam buku paket mengenai materi berpikir

sejarah sinkronik.

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi berpikir

sejarah sinkronik yang telah diperoleh pada buku

catatan dengan tulisan yang rapih dan menggunakan

bahasa indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasika ulang

Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau

mempreentasikan materi dengan rasa percaya diri

Berpikir sejarah sinkronik sesuai pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi:

Berpikir sejarah sinkronik

Dengan di tanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok

lainnya sehingga diperoleh pengetahuan baru yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

201

20

1

dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan

menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku

pegangan peserta didim atau pada lembar kerja yang disediakan

dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,jujur,sopan,

menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,

menerapkan kemampuan mengunpulkan informasi melalui

berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan

belajar dan belajar sepanjang

Data

processing

(pengolahan

Data)

Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data

hasil pengamatan dengan cara:

Berdiskusi tentang data dari Materi:

Berpikir sejarah sinronik

Mengolah informasi dari materi berpikir sejarah sinkronik

yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan

sebelumnya maupun hasil dari kegiatan mengamati dan

kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang

berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada

lembang kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal tentang maeri

berpikir sejarah sinkronik.

Verification

(pembuktian)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan

memverifikasikan hasil pengamatannya dengan data-data atau

teori pada buku sumber melalui kegiatan:

Menambah keluasaan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari

berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan

siakp jujur, teliti, disiplin, taan aturan, kerja keras,

kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir

induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

202

20

2

Berpikir sejarah sinkronik

Antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-

sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh

peserta didik.

Generalization

(menarik

kesimpulan)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyiapkan hasil diskusi tentang materi berpikoir sejarah

sinkronik berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengenbangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan

berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal

tentang materi:

Berpikir sejarah sinkronik

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan

tentang materi berpikir sejarah sinkronik dan ditanggapi

oleh kelompok yang mempresentasikannya.

Bertanya atas presentasi tentang materi Berpikir sejarah

sinkronik yang di lakukan dan peserta didik lain diberi

kesempatan untuk menjawabnya.

Menyimpulkan tentang poin-poin penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa:

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi:

Berpikir sejarah sinkronik

Menjawab pertanyaan tentang materi berpikir sejarah

sinkronik yang terdapatpada buku peganga peserta didik

atau pada lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

melempar beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan

dengan materi berpikir sejarah sinkronik yang akan selesai

dipelajari

Menyelesai kan uji kompetensi untuk materi berpikir sejarah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

203

20

3

sinkronik yang terdapat pada buku pegangan peserta didik

atau pada lembar kerja yang telah disediakan secara individu

untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Berpikir sejaran sinkronik berlangsung, guru

mrngamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,

disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah

tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan.

Kegiatan Penutup ( 15 Menit )

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-

point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi

berpikir sejarah sinkronik yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pembelajaran berpikir

sejarah sinkronik yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang

harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya diluar jam sekolah atai

dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi

pelajaran berpikir sejarah sinkronik

Peserta didik yang selesai mngerjakan tugas projek/produk/portofolio /unjuk

kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk

penilaian tugas

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran berpikir sejarah sinkronik

kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama baik.

3. Pertemuan Ke-3 (3 x 45 menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru :

Orientasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

204

20

4

Melskuksn pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran

Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin

Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran.

Aperpespsi

Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.

Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya

Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan di

lakukan.

Motivasi

memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Apabila materitema/projek kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang

materi :

Interpretasi dan periodisasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Mengajukan pertanyaan

Pemberi Acuan

Memberitahukan materi pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat

itu.

Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar,indikator, dan KKM

pada pertemuan yang berlangsung

Pembagian kelompok belajar

Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model Kegiatan Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

205

20

5

Pembelajaran

Stimulation

(stimullasi pemberian

rangsangan)

Peserta didik diberi motovasi atau rangsangan untuk

memusatkan perhatian pada topik materi Interpretasi dan

Periodisasi cara :

Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan.

Mengamati

Lembar kerja materi Interpretasi dan Periodisasi

Pemberian contoh-contoh materi Interpretasi dan

Periodisasi untuk dapat dikembangkan peserta didik,

dari media interaktif, dsb

Membaca

Kegiatan literasi ini dilakukan dirumah dan disekolah

dengan membaca materi dari buku paket atau buku-

buku penunjang lainnya, dari internet atau materi yang

berhubungan dengan Interpretasi dan Periodisasi

Menulis

Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan

terkain interpretasi dan periodisasi

Mendengar

Pemberian materi Interpretasi dan Periodisasi oleh

guru.

Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global

tentang materi pembelajaran mengenai materi:

interpretasi dan periodisasi

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan

kedisplinan, ketelitian, mencari informasi.

Probleme statemen

(pertanyaan/identifika

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik unuk

mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

206

20

6

si masalah) berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan di jawab

melalui kegiatan belajar, contohnya :

Mengajukan pertanyaan tentang materi :

Interpretasi dan periodisasi

Yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan

untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang

diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke

pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan

kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan

pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu

untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection

(pengumpulan data)

Peserta didik mengumpulkan informsi yang relevan untuk

menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui

kegiatan:

Mengamati objek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Interpretasi dan

Periodisasi yang sedang dipelajari dalam bentuk

gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan

mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks

Secara disiplin melalukan kegiatan literasi dengan

mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai

sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman

tentang materi Interpretasi dan Periodisasi yang sedang

dipelajari.

Aktifitas

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum

dapat dipahami dari kegiatan mengamati dan membaca

yang akian diajuikan kepada guru berkaitan dengan

materi Interpretasi dan Periodisasi yang sedang

dipelajari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

207

20

7

Wawancara/tanya jawab dengan narasumber

Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi

Interpretasi dan Periodisasi yang telah disusun dalam

daftar pertanyaan kepada guru.

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk :

Mendiskusikan

Peserta didik dan guru bersama-sama membahas contoh

dalam buku paket mengenai materi Interpretasi dan

Periodisasi

Mengumpulkan informasi

Mencatat semua informasi tentang materi Interpretasi

dan Periodisasi yang telah diperoleh pada buku catatan

dengan tulisan yang rapih dan menggunakan bahasa

indonesia yang baik dan benar.

Saling tukar informasi tentang materi :

Interpretasi dan periodisasi

Dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari

kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah

pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan

diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan

metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan

dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti,

jujur, sopan, menghargai pendapat oranglain,

kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang

dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan

belajar sepanjang hayat.

Data

processing

(pengolahan data)

Peserta didik dan kelompoknya berdiskusi mengolah data

hasil pengamatan dengan cara:

Berdiskusi tentang data dari Materi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

208

20

8

Interpretasi dan periodisasi

Mengolah informasi dari materi Interpretasi dan

Periodisasi yang sudah dikumpulkan dari hasil

kegiatan/pertemuan sebelumnya maupun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan

informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan

pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjalkan beberapa soal mengenai

materi Interpretasi dan Periodisasi

Verification

(pembuktian)

Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan

memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau

tepri pada buku sumber melalui kegiatan

Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari

berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda

sampai kepada yang bertentangan untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin,taan aturan,

kerja keras, kemampuan menerapkan prosedure dan

kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam

membuktikan tentang materi :

Interpretasi dan Periodisasi

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara

bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah

dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization

(menarik kesimpulan)

Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan

Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Interpretasi

dan Periodisasi berupa kesimpulan berdasarkan analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk

mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi,

kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

209

20

9

pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara

klasikal tentang materi :

Interpretasi dan Periodisasi

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang

dilakukan tenang materi Interpretasi dan Periodisasi dan

ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Inerpretasi dan

Periodisasi yang dilakukan dan peserta didik lain diberi

kesempatan untuk menjawabnya.

Menyimpulkan tentang poin-poin penting yang muncul

dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan

berupa :

Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang

materi :

Interpretasi dan Periodisasi

Menjawab pertanyaan tentang materi Interpretasi dan

Periodisasi yang terdapat pada buku pgangan peserta

didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa

berkaitan dengan materi Interpretasi dan Periodisasi

yang akan selesai di pelajari

Menyelesaikan uji kompetensiuntuk materi Interpretasi

dan Periodisasi yang terdapat pada buku pegangan

peserta didik atau pada lembar kerja yang telah

disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Interpretasi dan Periodisasi berlangsung, guru

mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme,

disiplin, rasa percaya diri, berprilaku jujur, tangguh menghadapi masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

210

21

0

tanggungjawab, rasa ingin tahu, perduli lingkungan

Kegiatan penutup ( 15 Menit )

Peserta didik :

Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-

point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi

Interpretasi dan Periodisasi yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pembelajara Interpretasi dan

Periodisasi yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang

harus mempelajari pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah ata

dirumah.

Guru :

Memeriksa pekerjaan siswa yang baru selesai langsung diperiksa untuk

materi pelajaran Interpretasi dan Periodisasi

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek /produk /portofolio

/unjuk kerja yang benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk

penilaian tugas

Memberi penghargaan untuk materi pembelajaran Intepretasi dan Periodisasi

kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

1. Teknik Penilaian (terlampir)

g. Sikap

Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta

didim sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara

umum. Pengamatan langsun dilakuka oleh guru. Berikut contoh

instrumen penilaian sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

211

21

1

No Nama Siswa Aspek Perilaku yang

Dinilai

Jumlah

skor

Skor

sikap

Kode

nilai

BS JJ TJ DS

1 Soenarto 75 75 50 75 275 68,75 C

2 ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :

BS : Bekerja sama

JJ : Jujur

TJ : Tanggung Jawab

DS : Disiplin

Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Cukup

25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4

= 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50, 00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang dinialai

Penilaian Diri

Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik,

maka peserta didik diberikan kesempatan unyuk menilai kemampuan dirinya

sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objaktif, maka guru hendaknya

menjelaskan terlebuh dahulu dari tujuan penilaian diri ini, menentukan kompetensi

yang akan dinilai, kemudian mentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

212

21

2

merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format penilaiannya disiapkan

oleh guru terlebih dahulu. Berikut contoh format penilaian :

4...

100

250

2

Ketika kami berdiskusi, setiap

anggota mendapatkan

kesempatan untuk berbicara.50

Kode Nilai

1selama diskusi, saya ikut serta

mengusulkan ide/gagasan.50

No Pernyataan Ya TidakJumlah

SkorSkor Sikap

C62.5

3

Saya ikut serta dalam membuat

kesimpulan hasil diskusi

kelompok.50

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400

3. Skor sikap = ( jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100 ) = (250 : 400) x 100 = 62,50

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan

keterampilan.

Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri.

Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan

penilaian, membuat kriteria penilaian, danjuga menentukan format penilaiannya. Berikut

contoh format penilaian teman sebaya :

Nama yang diamati : ...

Pengamat : ...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

213

21

3

1 100

2 100

3 100

4 100

5 50

No TidakJumlah

Skor

Skor

SikapPernyataan Ya

Kode

Nilai

Mau menerima pendapat teman.

Memberikan solusi terhadap

prmasalahan.

Memaksakan pendapat sendiri kepada

anggota kelompak.

Marah saat diberi kritik.

450 90,00 SB

...

Catatan :

1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk penyataan yang positif, sedangkan untuk

pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100

2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikali jumlah kriteria = 5 x 100 = 500

3. Skor sikap = ( jumlah skor dibagi maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C)

00,00 – 25,00 = Kurang (K)

- Penilaian Jurnal (Lihat lampiran)

h. Pengetahuan

- Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)

- Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

Praktek Monolog atau Dialog

Penilaian Aspek Percakapan

25 50 75

1

2

3

4

5

6

NoJumlah

SkorSkor Sikap

Gestur

Kode

Nilai

Intonasi

Pelafalan

Kelancaran

Ekspresi

Penampilan

Aspek yang DinilaiSkala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

214

21

4

- Penugasan (Lihat lampiran)

Tugas Rumah

a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku pserta didik

b. Peserta didik meminta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah

mengerjakan tugas rumah dengan baik

c. Peserta didik mengumpulakan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan

untuk mendapatkan penilaian.

c. Keterampilan

- Penilaian Untuk Kerja

Contoh instrumen penilaian untuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian

ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

Instrumen Penilaian

1

2

3

4

No Aspek yang DinilaiSangat

baik (100)

Baik

(75)

Kurang

Baik (50)

Tidak

Baik (25)

Kesesuaian respon dengan pertanyaan

Keserasian pemilihan kata

Kesesuaian penggunaan tata bahasa

Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor

maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi

No 100 75 50 25

1

2

3

4

Aspek yang Dinilai

Penguasaan materi diskusi

Kemampuan menjawab pertanyaan

Kemampuan mengolah kata

Kemampuan menyelesaikan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

215

21

5

Keterangan :

100 = Sangat Baik

75 = Baik

50 = Kurang Baik

25 = Tidak Baik

- Penilaian Proyek

- Penilaian produk

- Penilaian Portofolio

Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR,

dll.

4. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a. Remedial

Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),

maka guru bisa memberikan soal yang pernah diujikan pada siswa

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ....................................................................

Kelas/Semester : ....................................................................

Mata Pelajaran : .....................................................................

Ulangan Harian Ke : .....................................................................

Tanggal Ulangan Harian : .....................................................................

Bentuk Ulangan Harian : .....................................................................

Materi Ulangan Harian : .....................................................................

(KD / Indikator) : .....................................................................

KKM : .....................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

216

21

6

1

2

3

4

5

6

dst

KeteranganNo

Nama

Peserta

Didik

Nilai

Ulangan

Indikator yang

Belum Dikuasai

Bentuk

Tindakan

Remedial

Nilai

Setelah

remedial

b. Pengayaan

Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut:

1) Membaca buku-buku tentang cara bepikir diakronik dan sinkronik dalam

karya sejarah

2) Mencari informasi secara online tentang pengertian kausalitas dan contoh

penerapannya.

3) Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang kronologi dan

periodisasi dan penerapannya dalam penulisan sejarah

Mengetahui :

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Br. Yohanes Sudaryono M.Pd, FIC F. Widi Astutik, M.Pd

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

217

21

7

Penilaian Pengetahuan:

Kisi-kisi Soal

Mata Pelajaran : Sejarah Perminatan

Kelas/ Semester : X IPS / 1

Bentuk Soal : Uraian

KD Materi Indikator Soal Bentuk

Soal

No

Soal

KD 3.5

menganalisis

cara berpikir

diakronik

dan sinkronik

dalam

karya sejarah

Cara

berpikir

diakronik dan

sinkronik

dalam

karya sejarah

Disajikan pertanyaan

peserta

Didik dapat menjelaskan

pengertian diakronik

Uraian 1

Disajikan pertanyaan

peserta

didik dapat menjelaskan

pengertian sinkronik

Uraian 2

Disajikan

pertanyaan peserta

didik dapat menjelaskan

pengertian kronologis

Uraian 3

Disajikan pertanyaan

peserta

didik dapat memberikan

contoh

kronologis dalam peristiwa

sejarah

Uraian 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

218

21

8

SOAL ESSAY

Kerjakan Soal-soal dibawah ini:

No Soal

1

2

3

4

Jelaskan pengertian diakronik!

Jelaskan pengertian sinkronik!

Jelaskan pengertian dari kronologis!

Tuliskanlah contoh dari kronologis dalam peristiwa sejarah!

Kunci Jawaban Essay

1. Pengertian berpikir diakronis adalah kemampuan memahami peristiwa

dengan melakukan penelusuran pada masa lalu

2. Sementara berpikir sinkronik memahami peristiwa dengan mengabaikan

aspek perkembangannya. Cara berpikir sinkronik memperluas ruang dalam

suatu peristiwa.

3. Pengertian berpikir kronologis adalah kemampuan memahami peristiwa

dengan melakukan penelusuran pada masa lalu.

4. Contoh dari kronologis memahami Proklamasi Kemerdekaan Bangsa

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan menelusuru pejuangan

perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Belanda

pada abad ke- 17

Skor Penilaian Tes Tertulis

Skor Essay

1

2

3

4

Jml Skor

Maksimal

0

0

0

20

20

20

20

5

5

5

5

0

25

25

25

No Skor Jawaban BenarSkor Jawaban

Mendekati BenarSkor Jawab salah

Skor Tidak

Menjawab

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

219

21

9

Materi Ajar

KEMAMPUAN BERPIKIR KRONOLOGIS, DIAKRONIK DAN

SINKRONIK DALAM SEJARAH

A. BERPIKIR SEJARAH

Kemampuan berpikir yang dihasilkan dalam pembelajaran sejarah, yaitu

kemampuan berpikir kronologis, kemampuan periodisasi, kemampuan berpikir

kausalitas, dan kemampuan berpikir diakronik dan sinkronik. Seluruh kemampuan

berpikir ini, tidak hanya sangat diperlukan untuk memahami suatu peristiwa

sajarah, tetapi juga dapat digunakan untuk memahami peristiwa pada masa kini

maupun ang akan datang.

1. Kemampuan Berpikir Kronoligis

Kronologis mengandung arti pengetahuan tentang urutan waktu dari

sejumlah kejadian atau peristiwa. Pengatahuan ini sangat penting dalam pelajaran

sejarah yang senatiasa menekankan perlunya pengurutan seluruh kejadian atau

peristiwa berdasarkan pengurutan waktunya, yakni menepatkan kejadian atau

peristiwa yang terjadinya lebih dahulu dari pada yang terjadi kemudian. Sebagai

contoh: peristiwa yang terjadi pada tahun 1945 lebih didahulukan daripada

peristiwa yang terjadi pada tahun 1946, atau peristuwa yang terjadi pada bulan

Januari lebih didahulukan daripada peristiwa yangterjadi pada bulan Februari,

atau peristiwa yang terjadi pada hari Senin didahulukan daripada peristiwa yang

terjdi pada hari Selasa, atau peristiwa yang terjadi pada jam 8 lebih didahulukan

daripada peristiwa yang terjadi pada jam 9

Meski kemampuan berpikir kronologis merupakan sesuatu yang sanagt penting

dalam sejarah, namun sejarah tidak dapat disamakan dengan kronik. Pengertian

kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Di dalam

kronik hanya dilakukan pencatatan terhadap peristiwa tanpa mempedulikan

keterkaitan antar peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya.

Sementara kronologi sangat menekankan keterkaitan antar peristiwa yang pertama

dengan yang kedua dan selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

220

22

0

Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu yang

bergerak dari belakang ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan,

atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga mencapai titik awal. Oleh karena

itu, gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai

proses perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat

linear dan progresif tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu

yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Diantara dimensi waktu itu, sejarah

mempelajari peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Namun peristiwa masa lalu

dalam sejarah mempunyai keterkaitan dengan masa kini, dan masa depan.

Keterkaitan ketiga dimensi waktu itu berada dalam kerangka berpikir kausalitas

yang akan dijelaskan pada bagian yang lain dalam modul ini.

2. Kemampuan Berpikir Diakronik

Pengertian berpikir diakronis adalah kemampuan memahami peristiwa

dengan melakukan penelusuran pada masa lalu. Sebagai contoh memahami

Proklamasi Kemerdakaan Bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Belanda pada

abad ke-17. Oleh karena itu cara berpikir diakronis sangat mementingkan proses

terjadinya sebuah peristiwa.

3. Kemampuan Berpikir Sinkronik

Sementara berpikir sinkronik memahami peristiwa dengan mengabaikan

aspek perkembangannya. Cara berpikir sinkronik memperluas ruang dalam suatu

peristiwa. Sebagai contoh Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus dijelaskan dengan

menguraikan berbagi aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan hubungan

internasional. Oleh karena itu cara berpikir sinkronik sangat mementingkan

struktur yang terdapat dalam setiap peristiwa.

Berpikir merupakan cara berpikir yang khas sejarah, sementara berpikir

sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu social. Dapat disimpulkan

bahwa cara berpikir sejarah itu bersifat diakronik, memanjang dalam waktu, serta

mementingkan proses terjadinya peristiwa. Sedangkan cara berpikir ilmu-ilmu

sosial itu bersifat sinkronik, melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur

dalam suatu perisriwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

221

22

1

Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat

dipengaruhi perrkenbangan ilmu-ilmu social. Pengarug itu dapat digolongkan

kedalam tiga macam, yaitu konsep, teori, dan permasalahan.

Konsep

Bahasa latin conceptus yang berarti gagasan atau ide. Para sejarawan

banyak mengungkapkan konsep ilmu-ilmu social. Sebagai contoh sejarawan

Anhar Gonggong dalam disentasinya tentang Kahar Muzakkar menggunakan

konsep politik lokal untuk menerangkan konflik antargolongan di Sulawesi

Selatan. Konsep ilmu sosial lain yang digunakannya adalah konsep dari psykologi

etnis yang terdapat dalam masyarakat Sulawesi Selatan, yaitu sirik yang berarti

harga diri atau martabat.

Teori

Bahasa Yunani theoria berarti kaidah yang mendasari suatu gejala, yang

sudah melalui verifikasi. Sebagai contoh adalah karya sejarawan Ibrahim Alfian,

Perang di Jalan Allah. Ia menerangkan perang Aceh dengan teori perilaku kolektif

dri ilmu social. Dalam teori itu diterangkan bahwa perilaku kolektif dapat

ditimbulkan, melalui dua syarat, yaitu ketegangan structual dan keyakinan yang

terbesar. Dalam kasus perang Aceh yang di teliti Ibrahim Alfian dijelaskan adanya

ketegangan antara orang Aceh dengan pemerintah colonial Hindia Belanda

(ketegangan structural), dan keyakinan yang terbesar di kalangan masyarakat

Aceh bahwa musuh musuh mereka adalah golongan kafir. Pertentangan antara

kafir dan muslim itulah yang menghasilkan ideology perang sabil.

Permasalahan

Dalam sejarah banyak sekali permasalahan ilmu-ilmu socia yang dapat di

angkat jadi topic-topic penelitian sejarah. Sebagai contoh adalah karya sejarawan

Sartono Kartodirdjo tentang perkembangan peradapan priyayi yang ditulis

berdasarkan permasalahan elite dalam pemerintahan kolonial, kemunculannya,

lambang-lambangnya, dan perubahan-perubahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

22

2

DAFTAR NILAI SISWA

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SEMESTER : Genap

KELAS : X.IPS

MATA PELAJARAN : Sejarah Perminatan

NO INDUK NAMA UH1 UH2 UH3 UH4 UH5 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 K1 K2 K3 K4 K5

1 5179 ALEXANDER ALDO 78 78 80 75 90 85 70 90 80 100 80 90 80 78 78 80 88 80

2 5180 ALEXANDER ELANG 80 75 80 75 85 95 75 95 76 90 90 75 97 77 78 80 80 80

3 5181 ALFONSUS 85 85 80 78 91 65 78 100 80 90 80 80 80 75 82 76 80 80

4 5182 ANTONIUS 75 5 75 0 53 95 75 90 80 85 100 95 100 75 85 82 82

5 5183 ASIMA RIA 78 75 75 82 95 95 95 75 90 85 95 100 72 85

6 5184 AURELIA 95 100 90 85 100 85 100 100 100 90 80 80 85 75 83 84 82 85

7 5185 BERNADUS 89 80 85 70 88 90 95 100 100 90 80 75 92 75 83 80 80 85

8 5186 CHRISTHOPER RAYDEN 93 95 78 80 58 75 75 100 75 95 90 82 82 86

9 5187 CHRISTHOPER ARIEL 96 95 90 90 92 85 75 100 100 100 90 95 100 75 82 82 83 88

10 5188 DANIEL CAHYADI 100 100 90 100 100 95 100 100 100 100 100 100 95 84 85 80 85 95

11 5189 DEBORA LISTU 100 80 80 80 100 95 100 100 100 100 100 97 88 84 80 85 90 92

12 5190 DEVLIN RODERICK 78 75 90 90 89 90 75 100 100 100 90 90 95 85 80 83 83

13 5191 DIONISIUS BAGUS 75 0 78 78 45 90 75 80 78 60 80 75 100 75 85 80 85

14 5192 ENRICO OKTORA 75 80 80 90 100 90 75 100 100 100 90 90 88 78 85 80 85 88

15 5193 GABRIELLA RATRI 75 75 80 90 90 100 95 90 75 100 100 100 75 75 85

16 5194 GODELIVA JESSIE 100 100 90 90 100 95 100 100 100 100 100 97 88 85 80 83 90 90

17 5195 GREGORIUS KRISNANDA 78 78 80 70 100 95 78 95 100 100 100 90 90 75 85 75 80 80

18 5196 IZMI DINDA 78 78 85 80 95 85 100 100 100 90 80 100 95 76 83 80 82 92

19 5197 JOAKHIM THAROB 95 95 90 100 100 90 75 100 100 100 90 95 100 78 82 82 83 98

LA

MP

IRA

N 2

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

223

22

3

20 5198 JOANNES AVILA 78 78 78 80 95 95 75 95 80 100 90 100 80 78 78 80 88 80

21 5199 LAURENSIUS RENANDO 75 75 80 78 52 85 75 100 80 80 90 83 80 80 83

22 5200 MARGARETA AYU 78 75 80 75 85 90 100 90 80 100 100 78 80 80 84 85

23 5201 MAUREEN DARA 75 75 78 80 100 95 100 100 100 85 100 100 100 88 85 80 85 85

24 5202 NATALIA SANDIKA 85 80 80 80 97 95 100 78 100 85 100 100 95 85 80 84 83

25 5203 NATANIA ACINTYA 75 75 75 75 97 100 100 75 85 85 100 95 100 83 80 83 85

26 5204 NICOLAUS IVAN 75 75 78 75 80 85 75 95 95 100 100 85 80 78 78 80 88 82

27 5205 ODILIA NATALI 90 80 80 75 85 95 100 100 100 100 90 93 90 82 80 80 84 80

28 5206 PASCHALIS LUCKY 78 80

29 5207 R. RAGUPTHA 78 78 75 65 83 85 78 75 75 75 75 88 80 78 85 75 80 82

30 5208 RANGGA TRI 95 75 90 100 100 90 80 100 100 100 80 90 100 80 82 80 83 85

31 5209 SAMUEL ANANDA 78 75 90 95 100 90 75 95 75 85 90 95 100 75 78 84 80 90

32 5210 SANDRA WIDYA 95 85 90 90 100 95 100 100 100 100 100 97 90 84 80 85 90 90

33 5211 THOMAS ALAN 78 78 90 80 100 95 100 100 100 85 95 90 95 78 85 82 84 95

34 5212 TIMOTIUS NOVIAN 80 80 90 90 67 86 75 75 95 80 80 75 93 75 80 80 83

35 5213 YOHANES GRACE 35 57 95 78 94 95 75 100 100 100 100 97 85 75 85 86 90 82

36 5214 YUSUF LINTANG 78 75 90 80 75 90 75 90 75 100 90 97 97 76 80 80 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

224

22

4

DOKUMENTASI WAWANCARA

Wawancara dengan Ibu Th. Alit Elia S.Pd

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Wawancara dengan Ibu F. Widi Astutik, M.Pd

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

LAMPIRAN 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

225

22

5

Wawancara dengan Isabela Betari

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Maria Valen

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

226

22

6

Wawancara dengan David Aldo Nugroho

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Wawancara dengan Alexander Dustin

(Sumber: Dokumen Pribadi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

227

22

7

SURAT IZIN MELAKSANAKAN PENELITIAN

LAMPIRAN 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: PERSEPSI GURU DAN SISWA TERHADAP EVALUASI ...repository.usd.ac.id/35336/2/151314030_full.pdfData collection is done through observation, documents, questionnaires, and interviews

228

22

8

SURAT PERNYATAAN SUDAH MELAKSANAKAN PENELITIAN DI

SMA PANGUDI LUHUR SANTO YUSUP YOGYAKARTA

LAMPIRAN 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI