perspektif tatanan hidup baru dikaji dari keputusan

92
Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Mengenai Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Al Rofiq Hermawan1¹, Amalia Rusti Mutiara Dewi², Intan Widyasari³, Salsabilla Firdaus Rahma Putri, SholehUniversitas Negeri Semarang [email protected]¹, Dewi/[email protected]², [email protected]³, [email protected], [email protected]Abstract The purpose of writing this paper is to present the perspective of a New Life Order in the Covid-19 Pandemic Era studied from the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number HK.01.07 / MENKES / 328/2020. Regarding a new life order that must be adjusted to a recent phenomenon whose end is not yet known is a big challenge for the community and also the government, of course. In this article, we will discuss the new life order, the condition of the community with a new life order, health protocols according to the study of the ministerial decree Number HK.01.07 / MENKES / 328/2020, handling when the discovery of the Covid 19 case and controlling and monitoring the application of health protocols. Abstrak Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan Prespektif Tatanan Hidup Baru di Era Pandemi Covid-19 dikaji dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020. Mengenai sebuah tatanan hidup baru yang harus disesuaikan terhadap sebuah fenomena terbaru yang belum diketahui kapan berakhirnya merupakan sebuah tantangan besar bagi masyarakat dan juga pemerintah tentunya. Dalam artikel ini akan disampaikan mengenai tatanan hidup baru, kondisi masyarakat dengan tatanan hidup baru, protokol kesehatan sesuai kajian keputusan menteri Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020, penanganan saat penemuan kasus covid 19 dan penertiban serta pengawasan dalam penerapan protokol kesehatan. Keywords: Perspective, Order, Decree of the Minister of Health, Covid -19.

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Mengenai Protokol

Kesehatan Bagi Masyarakat

Al Rofiq Hermawan1¹, Amalia Rusti Mutiara Dewi², Intan

Widyasari³, Salsabilla Firdaus Rahma Putri⁴ , Sholeh⁵

Universitas Negeri Semarang

[email protected]¹,

Dewi/[email protected]²,

[email protected]³,

[email protected]⁴ ,

[email protected]

Abstract

The purpose of writing this paper is to present the perspective of a

New Life Order in the Covid-19 Pandemic Era studied from the

Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia

Number HK.01.07 / MENKES / 328/2020. Regarding a new life

order that must be adjusted to a recent phenomenon whose end is

not yet known is a big challenge for the community and also the

government, of course. In this article, we will discuss the new life

order, the condition of the community with a new life order, health

protocols according to the study of the ministerial decree Number

HK.01.07 / MENKES / 328/2020, handling when the discovery of

the Covid 19 case and controlling and monitoring the application of

health protocols.

Abstrak

Penulisan karya tulis ini bertujuan untuk memaparkan

Prespektif Tatanan Hidup Baru di Era Pandemi Covid-19 dikaji

dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/MENKES/328/2020. Mengenai sebuah tatanan hidup

baru yang harus disesuaikan terhadap sebuah fenomena

terbaru yang belum diketahui kapan berakhirnya merupakan

sebuah tantangan besar bagi masyarakat dan juga pemerintah

tentunya. Dalam artikel ini akan disampaikan mengenai

tatanan hidup baru, kondisi masyarakat dengan tatanan hidup

baru, protokol kesehatan sesuai kajian keputusan menteri

Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020, penanganan saat

penemuan kasus covid 19 dan penertiban serta pengawasan

dalam penerapan protokol kesehatan.

Keywords: Perspective, Order, Decree of the Minister of Health,

Covid -19.

Page 2: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PENDAHULUAN

Pandemi COVID-19 yang telah

melanda hampir di semua Negara di

seluruh dunia. COVID19, pertama

kali muncul di Wuhan, propinsi Hubei,

China, pada akhir Desember 2019.

Untaian Novel Coronavirus,

menyebabkan sindrom pernapasan

akut, dan menyebabkan kematian di

seluruh dunia. Data global per 20

Juni 2020 menunjukkan bahwa

sebanyak 8.465.085 orang di 216

negara terkonfirmasi Covid-19

dengan 454.258 orang diantaranya

meninggal dunia

(https://covid19.go.id). COVID-19

sudah merebak di Indonesia sejak

Januari 2020 dan per tanggal 20 Juni

2020, terkonfirmasi positif sebanyak

45.029 dan meninggal sebanyak

2.429. Dengan merebaknya COVID-

19, masyarakat dianjurkan untuk

bekerja dari rumah, belajar dari

rumah, dan berdoa di rumah. Diikuti

dengan protocol kesehatan seperti

sering mencuci tangan, selalu

mengenakan masker, social

distancing, hindari kerumunan,

menjaga imun tubuh dengan

konsumsi makanan sehat dan

vitamin, serta cukup istirahat. Dalam

Muhyiddin, (2020), pada 28 Mei 2020

pemerintah pusat melalui Menteri

Perencanaan Pembangunan

Nasional / Kepala Bappenas dalam

jumpa pers bersama Menteri Luar

Negeri dan Tim Pakar Gugus Tugas

Penanganan Covid-19

menyampaikan Protokol Masyarakat

Produktif dan Aman Covid19 menuju

Normal Baru (new normal), hidup

berdampingan dengan Covid-19.

Pemerintah perlu mengedukasi

masyarakat tentang normal baru

sedini dan semasif mungkin,

setidaknya sampai vaksin dan obat

Covid-19 tersedia atau kasus Covid-

19 dapat ditekan menjadi sangat

kecil. Protokol kesehatan juga harus

diterapkan dengan disiplin yang ketat

dalam setiap kegiatan sehari-hari

(Muhyiddin, 2020).

Dari tabel 1 terlihat jika

Indonesia tidak termasuk dalam 10

besar negara dengan kasus Covid-19

terbesar. Namun demikian kasus di

Indonesia juga tidak sedikit data dari

worldometer menunjukkan sampai

dengan tanggal 29 Juni 2020 kasus

Covid-19 di Indonesia sebanyak

54.010 dengan jumlah kematian

sebanyak 2.754 dan sembuh

sebanyak 22.936 jiwa.

Sejak tanggal 13 Maret 2020,

pemerintah Indonesia juga telah

membentuk Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Corona

Virus Disease 2019 (Covid19) dalam

rangka mempermudah koordinasi

yang dilakukan antarlembaga serta

pencegahan dan penanggulangan

dari dampak Covid-19. Gugus tugas

ini berada pada Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB)

yang melibatkan berbagai

kementerian, lembaga, dan unit

Page 3: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

pemerintahan lain seperti

Kementerian Kesehatan, Kepolisian

Republik Indonesia, Tentara Nasional

Indonesia (TNI) serta pemerintah

daerah.

New normal, merupakan fase

normal yang baru, artinya manusia

tetapi menjalani kehidupannya secara

normal namun mesti menerapkan

protocol kesehatan dalam setiap

aktifitasmya. Hal ini pun dirasakan di

Kabupaten Sukohrajo dimana

Kabupaten Sukoharjo saat ini masuk

dalam zona merah dimana per

tanggal 19 April 2020 masih ada 10

orang terkonfirmasi COVID-19. Sejak

pandemi ini merebak, di Kabupaten

Sukoharjo menjalakan protocol yakni

bekerja dari rumah seperti pertemuan

online, maupun kuliah dan

pembimbingan online. Dengan

gagasan new normal ini, kegiatan

yang semula dilakukan secara daring,

kembali dilakukan secara luring atau

tatap muka. Akibat dari

permasalahan tersebut maka

manajemen semestinya bisa

mengkaji ulang peraturan yang

selama ini telah di gunakan supaya

dapat bertahan serta bisa terus

berkembang.

Normal Baru adalah suatu

cara hidup baru atau cara baru dalam

menjalankan aktivitas hidup ditengah

pandemi covid-19 yang belum

selesai. Sigit menerangkan, Normal

Baru dibutuhkan untuk

menyelesaikan masalah kehidupan

selama Covid-19. Normal Baru ini

sebagai alternatif sebagai dasar

kebijakan nasional untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi. Karena,

konsumsi masyarakat berhubungan

dan kegiatan produksi dan distribusi.

Selain itu, dia menjelaskan, kondisi

sosial juga membutuhkan interaksi.

Juga, kegiatan keagamaan yang

tidak mungkin terus-menerus

mengurung penganutnya dalam

ruang daring (online).

Normal Baru, secara umum

disepakati tanpa sadar, yakni

menerangkan suatu kondisi yang

terbentuk akibat lamanya kehidupan

sosial masyarakat selama Covid-19.

Waktu lama disini berarti cukup untuk

menyamakan pendapat terkait waktu.

Misalnya, kasus Covid-19 di

Indonesia saja sudah lebih dari

hitungan bulan. Kalau dihubungkan

dengan kasus di Wuhan. Waktu yang

membentuk prilaku baru ini bahkan

sudah melebihi dari enam bulan.

Sehingga, kebiasaan itu menjadi

kebiasaan baru yang akan melekat

dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga dapat disimpulkan

bahwa PSBB tidak dicabut, tapi kita

harus memiliki sebuah tatanan

kehidupan baru (New Normal) untuk

bisa berdampingan dengan Covid-19.

Artinya, kehidupan masyarakat

berjalan. Tapi kita juga harus bisa

menghindari diri dari COVID-19,

dengan cara cuci tangan setelah

beraktivitas, jaga jarak yang aman,

dan pakai masker”.

METODE

Dalam penulisan artikel ilmiah

ini, penulis menggunakan jenis

penelitian kualitatif dengan

pendekatan kepustakaan. Penelitian

kualitatif adalah jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh

melalui prosedur statistic atau bentuk

hitungan lainnya dan bertujuan

Page 4: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

mengungkap gejala secara holistic-

kontekstual melalui pengumpulan

data dari latar alami (Sugiarto,2015).

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif

dan cenderung menggunakan

analisis dengan pendekatan

induktif/kualitatif dan hasil penelitian

lebih menekankan pada makna

daripada generalisasi. Analisis

induktif yaitu menganalisis

berdasarkan daya yang diperoleh

selanjutnya dikembangkan sesuai

permasalahan yang sudah

disampaikan atau diuraikan.

Teknik pengumpulan data

menggunakan studi

kepustakaan/studi pustaka. Dalam

hal ini pengumpulan data ataupun

sumber data menggunakan artikel,

jurnal, dokumen resmi, atau buku,

serta penelitian terdahulu yang telah

dilaksanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tatanan Hidup Baru

Kenormalan baru dalam

Bahasa Inggris disebut dengan new

normal pada mulanya adalah istilah

bidang ekonomi dan bisnis yang

merujuk keadaan keuangan pada

tahun 1998, 2008 dan 2020 saat

adanya pandemi Covid-19. Sejak

tahun itu istilah kenormalan baru

dipergunakan dalam berbagai

aktivitas yang menandakan bahwa

terdapat suatu perbedaan yang

sebelumnya dianggap tidak normal

pada saat ini menjadi normal dan

umum untuk dilakukan(Okezone.

2020).

New Normal adalah paradigma

hidup baru, di mana manusia harus

berdamai berdampingan dengan

Covid-19, yaitu hidup sesuai dengan

protokol kesehatan, seperti pola

hidup sehat dan bersih serta

menggunakan masker selama vaksin

belum ditemukan (Kumala dan

Junaidi 2020).

Kenormalan baru telah

menjadi wacana secara global dalam

rangka menjadikan masyarakat untuk

berteman dengan Covid-19. Pada

pelaksanaan kenormalan baru

masyarakat harus melakukan

perubahan perilaku, beradaptasi dan

hidup berdampingan dengan Covid-

19.

Kenormalan baru ini adalah

upaya dari mempersiapkan untuk

dapat beraktivitas di luar rumah

secara maksimal, oleh karenanya

masyarakat harus dapat beradaptasi

dalam menjalani perubahan perilaku

yang baru. Perubahan pola hidup ini

tentunya harus dilaksanakan secara

bersama dengan melaksanakan

protokol kesehatan sebagai bentuk

pencegahan penyebaran dan

penularan Covid-19 (Widisuseno dan

Sudarsih 2020).

Dalam pelaksanaan

kenormalan baru ini masyarakat

harus berperan aktif dan turut

mentaati protokol kesehatan yang

telah ditetapkan. Dalam era

kenormalan baru ini seluruh

masyarakat harus melaksanakan

dengan baik agar permasalahan

pandemi Covid-19 segera dapat

teratasi. Selain itu pemerintah harus

memastikan masyarakat telah

memahami apa yang dimaksud

dengan kenormalan baru. Semua

bagian harus mengambil peran dalam

rangka memastikan agar

pelaksanaan kenormalan baru dapat

Page 5: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

terlaksana dan pandemi Covid-19

segera berakhir.

Kondisi Masyarakat Dengan

Tatanan Hidup Baru

Kondisi pandemic covid-19

yang ada telah menjadikan pola

kehidupan sehari-hari yang berubah

dengan maksud meminimalisir

ataupun mencegah penyebaran virus

(Mahardhani 2020). Dengan berbagai

alasan tersebut sehingga sangat

penting diterapkan tatanan hidup

yang baru di era pandemic covid-19

ini.

Tatanan hidup baru

merupakan salah satu siasat jitu

dalam mengendalikan penyebaran

virus corona sebelum vaksin

ditemukan (Pragholapati, 2020).

Dalam tatanan hidup baru, berbagai

aktivitas yang dilakukan masyarakat

sebisa mungkin dilakukan dengan

tetap memperhatikan protokol

kesehatan. Hal ini dapat di terapkan

di setiap aktivitas seperti saat

bekerja, bersekolah, berpergian,

belanja, makan, pergi ke fasilitas

kesehatan, dan lain sebagainya.

Salah satu bentuk nyata dari

tatanan hidup baru yang diterapkan di

era pandemic covid-19 ini adalah

cara bekerja yang sebelumnya work

from office berubah menjadi work

from home. Hal ini merupakan upaya

atau gaya baru dalam beraktivitas

khususnya dalam bekerja.

Keberadaan pandemic covid-19,

menjadikan bekerja dari rumah

adalah suatu keharusan. Beberapa

organisasi maupun perusahaan

sudah siap bahkan telah

melaksanakan skema bekerja dari

rumah baik sebagian maupun seluruh

pegawai (Mungkas, 2020). Namun

juga masih ada yang melaksanakan

bekerja di kantor dengan tetap

memperhatikan protokol kesehatan

yang dapat meminimalisir

penyebaran virus covid-19. Hal

tersebut merupakan salah satu

bentuk tatanan hidup baru di era

covid-19.

Dengan adanya berbagai

kegiatan dalam menghadapi era New

Normal maka saat ini ada banyak

sector yang dirugikan salah satu

contohnya adalah pada bidang

ekonomi.

a. Pada Sektor

Pemerintahan & Ekonomi

Sistem perekonomian adalah

sistem yang digunakan oleh suatu

negara untuk mengalokasikan

sumber daya yang dimilikinya baik

kepada individu maupun organisasi

di negara tersebut. Tetapisemenjak

adanya pamdemi ini negara

memiliki krisis ekonomi yang

diperkirakan menjadi lemah dari

tahun-tahun sebelumya ,bahkan

menurut penuturan Mentri Keuangan

bahwa pertumbuhan ekonomi bisa

tertekan hingga level 2,5 % hingga

0 % hal itu bisa terjadi ketika tidak

di lakukan strategi pencegahan

yang baik dan tepat untuk

mengatasi hal tersebut, dan saat ini

negara telah menambahkan intensive

untuk petugas kesehatan sebesar

20 % dan jumlah bidang kesehatan

sebesar 6,1 Triliun dan juga pada

saat ini dan juga hal ini menjadi

perhatian bagi ekonomi global pada

saat ini termasuk negara asean

karena itu Mentri keuangan

menyampaikan bahwa dalam rapat

bersama Gubernur Bank dan para

Page 6: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Mentri keuangan se ASEAN

membicarakan strategi-strategi

penangan untuk tetap menjaga

kestabilan perekonomian global yang

sedang terancam saat ini karen

covid-19 termasuk ekonomi nasional

juga mengalami dampak dari

Covid-19 saat ini dan dalam rapat

di sampaikan bagaimana ekonomi

global merespon Covid ini karena

menjadi perhatian khusus saat ini.

Dala rapat di sampaikan juga

bagimana mencari fitamin atau obat-

obatan untuk mencegah Covid-19

tetapi saat ini belum di temukan obat

untuk Covid-19.

Hal yang dilakukan adalah

Indonesia merupakan negara Asia

pertama yang mampu menerbitkan

Global Bonds (surat utang) sejak

adanya Covid-19 dan bertujuan untuk

menjaga pembiayaan secara aman

dan menambah cadangan devisa

bagi bank Indonesia. Hal itu

menunjukan bahwa masih ada

kepercayaan pasar keuangan global

atas pengelolaan kebijakan APBN

yang prudent dan kebijakan makro

yang baik/sound kementrian

keuangan terus menjaga dan

berkomitmen untuk menjaga

prinsip-prinsip kehati-hatian

akuntabilitas dan transparansi

dalam menjaga APBN karena

menjadi instrumen penting dalam

tercapai tujuan bernegara dan untuk

menjaga negara dalam menghadapi

berbagai tantangan berat seperti

yang saat ini terjadi yaitu ancaman

Covid-19 dampak yang dialami

sector ekonomi saat ini adalah

1. Untuk pekerja yang

dirumahkan dan kena PHK,

lebih dari 1,5 juta,”. Dari

jumlah ini, 90 persen

dirumahkan dan 10 persen

kena-PHK. Sebanyak 1,24 juta

orang adalah pekerja formal

dan 265 ribu pekerja informal.

2. Selanjutnya dampak kedua,

PMI Manufacturing Indonesia

mengalami kontraksi atau

turun hingga 45,3 pada Maret

2020. Padahal dari angka

terakhir yaitu Agustus 2019,

PMI Manufacturing masih

berada di angka 49. Adapun

PMI Manufacturing ini

menunjukkan kinerja industry

pengolahan,baik dari sisi

produksi,permintaan

baru,hingga ketenagakerjaan.

3. Impor pada triwulan I 2020

turun 3,7 persenyear-to-date

(ytd).

4. Inflasi / peningkatan harga

secara umumdan terus

menerus Maret 2020

mencapai 2,96 persenyear-on-

year. Inflasi ini disumbangkan

oleh harga emas perhiasan

dan beberapa komoditas

pangan.

5. 12.703 penerbangan di 15

bandara dibatalkan sepanjang

Januari-Maret 2020.

Rinciannya yaitu 11.680 untuk

penerbangan domestik dan

1.023 untuk penerbangan

internasional.

6. Kunjungan turis turun hingga

6.800 per hari, khususnya

turis. dari Cina.

7. Angka kehilangan pendapatan

disektor layanan udara

mencapai Rp.207miliar.

Sekitar Rp.4,8 diantaranya

disumbang dari penerbangan

Page 7: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

dari dan ke Cina. 8.

Penurunan okupansi /

penempatan pada 6 ribu hotel

turun hingga 50 persen.

Dari semua perhitungan

kerugian di atas, implementasi

akhirnya berada pada ranah individu

dan entitas usaha. Negara

mengalami „kerugian‟ karena

pendapatan anjlok khususnya dari

pajak sedangkan belanja melonjak

karena harus mengatasi kondisi

darurat, menyediakan jaring

pengaman sosial, mengatasi

penderita sakit, pengerahkan aparat

dan tenaga kesehatan ekstra,

membayar bunga untuk utang baru,

dll. Namun kerugian itu nanti

akan dikompensasi pada pendapatan

(pajak dan non-pajak) berikutnya,

sehingga pada dasarnya negara

akan impas alias tidak rugi, kecuali

apabila dalam pelaksanaan ada

kebocoran/pencurian/korupsi

terhadap asset negara.Maka

kerugian nasional tsb akan

ditransmisikan menjadi kerugian

warga negara. Sehingga, angka Rp.

517Triliun + bunga utang negara

yang baru,akan diturunkan menjadi

kerugian perusahaan dan individu.

Adapun secara umum bentuk nyata

kerugian itu antara lain berupa:

Bagi Entitas Usaha:

1. Hilangnya pendapatan karena

tidak ada penjualan, namun

pengeluaran tetap terjadi

meski tidak sepenuhnya.

kerugian riil akan berbeda-

beda tergantung jenis

pengeluaran apa yang tetap

dilakukan. Di antara

pengeluaran yang relatif tetap

adalah sewa tempat (atau

penyusutan gedung apabila

milik sendiri) beserta biaya

rutin yang menyertainya, gaji

staf yang tidak mungkin

di-PHK karena berbagai

alasan, pengamanan,

pembayaran kepada supplier

yang tak bisa lagi ditunda,

dll.

2. Timbulnya denda/penalti

akibat ketidaktepatan waktu

pengiriman.

3. Kerusakan barang apabila

tertahan di Gudang atau di

jalan, atau pembayaran

premi. Tambahan apabila

mengaplikasikan asuransi.

4. Timbulnya biaya pesangon

apabila melakukan PHK

5. Timbulnya denda/bunga

apabila menggunakan dana

talangan atau utang, atau

apabila tidak dapat

membayar sesuai ketentuan

jumlah maupun waktu.

6. Dana darurat atau dana sosial

yang tidak dapat ditunda, dll.

7. Kerugian apabila perusahaan

terpaksa menjual asset

dengan harga murah

8. Kerugian yang tak ternilai

apabila krisis itu

menyebabkan modal

perusahaan terkuras hingga

skala usaha menyusut

atau bahkan bangkrut.

9. Namun demikian, perusahaan

mungkin memiliki pamasukan

dari tagihan penjualan

sebelumnya, yang tetap

dapat mengurangi kerugian

atau defisit anggaran pada

bulan berjalan. Dengan

Page 8: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

catatanpenagihan berhasil

alias klien mampu

membayar sesuai ketentuan.

Bagi Individu:

1. Hilangnya gaji dan atau

tunjangan selama masa krisis,

atau hilangnya pemasukan

bagi pelaku usaha/profesi

informal.

2. Denda/bunga akibat telat atau

tidak bayar kewajiban (misal

cicilan kredit, utang jatuh

tempo, dsb). Dan kerugian

immateri apabila hal itu

mengakibatkan performa

ketaatan bayar menjadi buruk

dalam catatan Bank Indonesia

3. Pengeluaran ekstra bagi

anggota keluarga dalam

kondisi darurat.

4. Bunga utang baru apabila

menggunakan dan talangan.

5. Kerugian tak ternilai apabila

krisis itu mengakibatkan

hilangnya pekerjaan (karena

PHK atau usaha bangkrut

dan tidak dapat bangkit

lagi).

Sebagai catatan, sampai

dengan pertengahan April, telah

terkonfirmasi oleh Kementerian

Tenaga Kerja, terjadi PHK terhadap

1,5juta pekerja. Dan tentu masih

banyak yang tidak terkonfirmasi atau

tidak melapor.

b. Dampak pada bidang

Pendidikan

Dampak dari bidang

pendidikan dirasakan dari pihak

murid, orang tua, maupun guru.

Dampak dari murid yaitu murid

merasa dipaksa belajar jarak jauh

tanpa sarana dan prasarana

memadai di rumah. Kemudian

berkurangnya daya serap murid

karena kurangnya bimbingan.

Dampak selanjutnya dari murid

timbulnya rasa jenuh karena

berkurangnya interaksi antar murid.

Dampak terhadap orang

tua yaitu penambahan

pengeluaran karena biaya

pembelian kuota internet. Kemudian

orang tua terkadang kesulitan

mengajari anaknya, apalagi orang tua

yang pendidikannya rendah.

Dampak terhadap guru yaitu

guru dituntut untuk melek teknologi

baik tua maupun muda. Guru harus

mempersiapkan media interaksi yang

menarik agar murid tidak jenuh.

Kompetensi guru dalam

menggunakan teknologi akan

mempengaruhi kualitas program

belajar mengajar oleh karena itu

sebelum diadakan program belajar

online para guru wajib untuk

diberikan pelatihan terlebih dahulu.

Saran dan masukan kepada

instansi terkait yaitu sebelum

dilaksanakan program pembelajaran

online perlu dipersiapkan fasilitas

pendukung, kompetensi serta

pelatihan terlebih dahulu kepada

siswa, guru dan para orang tua.

Tanpa persiapan yang baik

maka akan mempengaruhi

kualitas hasil belajar mengajar.

Untuk anak usia kelas 1-3 masih

dibutuhkan bantuan orang tua untuk

mendampingi pembelajaran di rumah,

minimal untuk mempersiapkan

teknologi sebelum dan sesudah

pembelajaran online berlangsung

sehingga peserta didik dapat

mengikuti pembelajaran online.

Page 9: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Dengan demikian dukungan

dan kerjasama orang tua demi

keberhasilan pembelajaran sangat

dibutuhkan. Komunikasi guru dan

sekolah dengan orang tua harus

terjalin dengan lancar. Artinya, ada

pengeluaran tambahan biaya yang

harus dibayar oleh guru baik

berupa material maupun non-

material.

Protokol Kesehatan Dalam

Pencegahan Dan Pengendalian

Covid

Protokol kesehatan pada

tempat dan fasilitan umum seperti

Pasar dan sejenisnya, Pusat

Perbelanjaan/Mall/Pertokoan dan

sejenisnya,

Hotel/Penginapan/Homestay/Asrama

dan sejenisnya, Rumah

Makan/Restoran dan sejenisnya,

Sarana dan Kegiatan Olahraga,

Moda Transportasi,

Stasiun/Terminal/Pelabuhan/Bandar

Udara, Lokasi Daya Tarik Wisata ,

Jasa Perawatan Kecantikan/Rambut

dan sejenisnya , Jasa Ekonomi

Kreatif , Kegiatan Keagamaan di

Rumah Ibadah , Jasa

Penyelenggaraan Event/Pertemuan

terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Bagi Pihak Pengelola

1. Memperhatikan informasi

terkini serta himbauan dan

instruksi pemerintah pusat

dan pemerintah daerah

terkait COVID-19 di

wilayahnya. Informasi

tersebut secara berkala

dapat diakses pada laman

https://infeksiemerging.ke

mkes.go.id,

www.covid19.go.id, dan

kebijakan pemerintah

daerah setempat.

2. Mengatur pekerja yang

dapat beroperasi mengikuti

ketentuan pemerintah

daerah setempat.

3. Membentuk Tim/Pokja

Pencegahan COVID-19 di

fasilitas umum untuk

membantu pengelola

dalam penanganan

COVID-19 dan masalah

kesehatan lainnya.

4. Menerapkan jaga jarak di

area fasilitas umum

dengan berbagai cara,

seperti pengaturan jarak

antar toko, memberikan

tanda khusus jaga jarak.

5. Menyediakan fasilitas cuci

tangan pakai sabun yang

memadai dan mudah

diakses oleh pedagang

dan pengunjung.

6. Melakukan pembersihan

dan disinfeksi secara

berkala (paling sedikit tiga

kali sehari) pada area atau

sarana yang digunakan

bersama seperti pegangan

tangga, tombol lift, pintu

toilet dan fasilitas umum

lainnya.

7. Mengoptimalkan sirkulasi

udara dan sinar matahari

masuk area fasilitas

umum. Jika terdapat AC

lakukan pembersihan filter

secara berkala.

8. Menyediakan ruangan

khusus/pos kesehatan

untuk penanganan

pertama apabila ada

warga yang mengalami

Page 10: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

gangguan kesehatan di

fasilitas umum.

9. Melakukan sosialisasi dan

edukasi kepada pekerja

tentang pencegahan

penularan COVID-19 yang

dapat dilakukan dengan

surat pemberitahuan,

pemasangan spanduk,

poster, banner,

whatsapp/sms blast,

radioland dan lain

sebagainya. Adapun

materi yang diberikan

meliputi pengetahuan

tentang COVID-19 dan

cara penularannya, wajib

penggunaan masker, cuci

tangan pakai sabun

dengan air mengalir, jaga

jarak dan etika batuk

(bahan dapat diunduh

pada laman

www.covid19.go.id dan

www.promkes.kemkes.go.i

d).

10. Memasang media

informasi di lokasi-lokasi

strategis untuk

mengingatkan pengunjung

agar selalu mengikuti

ketentuan jaga jarak

minimal 1 meter, menjaga

kebersihan tangan, dan

kedisiplinan penggunaan

masker di seluruh lokasi.

11. Pemberitahuan

informasi tentang larangan

masuk ke area fasilitas

umum bagi pekerja dan

pengunjung yang memiliki

gejala demam, batuk,

pilek, nyeri tenggorokan,

dan/atau sesak nafas.

12. Dalam hal fasilitas

umum yang dilengkapi

dengan alat mobilisasi

vertikal, lakukan

pengaturan sebagai

berikut:

- Penggunaan lift:

membatasi jumlah

orang yang masuk

dalam lift, membuat

penanda pada lantai lift

dimana penumpang lift

harus berdiri dan posisi

saling membelakangi.

- Penggunaan tangga:

jika hanya terdapat 1

jalur tangga, bagi lajur

untuk naik dan untuk

turun, usahakan agar

tidak ada orang yang

berpapasan ketika naik

dan turun tangga. Jika

terdapat 2 jalur tangga,

pisahkan jalur tangga

untuk naik dan jalur

tangga untuk turun.

13. Melakukan

pemeriksaan suhu tubuh di

semua pintu masuk

fasilitas umum. Jika

ditemukan pekerja atau

pengunjung dengan suhu

> 37,3 oC (2 kali

pemeriksaan dengan jarak

5 menit) tidak

diperkenankan masuk.

Petugas pemeriksa suhu

menggunakan masker dan

pelindung wajah

(faceshield). Pelaksanaan

pemeriksaan suhu agar

didampingi oleh petugas

keamanan.

Page 11: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

14. Pekerja atau

pengunjung yang tidak

menggunakan masker

tidak diperkenankan

masuk.

15. Jika diperlukan, secara

berkala dapat dilakukan

pemeriksaan rapid test

kepada para pekerja

berkoordinasi dengan

dinas kesehatan setempat

atau fasilitas pelayanan

kesehatan. Agar lebih

efektif dapat menggunakan

skrining self assessment

risiko COVID-19 terlebih

dahulu.

b. Bagi Pekerja di Fasilitas

Umum

1. Memastikan diri dalam

kondisi sehat sebelum

berangkat ke fasilitas

umum. Jika mengalami

gejala seperti demam,

batuk, pilek, nyeri

tenggorokan, dan/atau

sesak nafas, tetap di

rumah dan periksakan diri

ke fasilitas pelayanan

kesehatan apabila

berlanjut.

2. Saat perjalanan dan

selama bekerja selalu

menggunakan masker,

menjaga jarak dengan

orang lain, dan hindari

menyentuh area wajah.

Jika terpaksa akan

menyentuh area wajah

pastikan tangan bersih

dengan cuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir

atau menggunakan

handsanitizer.

3. Melakukan pembersihan

area bekerja masing-

masing sebelum dan

sesudah bekerja (termasuk

meja dagang, pintu/railing

door kios, etalase, dll).

4. Melakukan upaya untuk

meminimalkan kontak

dengan pelanggan,

misalnya menggunakan

pembatas/partisi (misal

flexy glass/plastik),

menyediakan wadah

khusus serah terima uang,

dan lain lain.

5. Pekerja harus selalu

berpartisipasi aktif

mengingatkan pengunjung

dan sesama rekan

kerjanya untuk

menggunakan masker dan

menjaga jarak minimal 1

meter.

6. Jika kondisi padat dan

penerapan jaga jarak sulit

diterapkan, maka

penggunaan pelindung

wajah (faceshield)

bersama masker sangat

direkomendasikan sebagai

perlindungan tambahan.

7. Saat tiba di rumah, segera

mandi dan berganti

pakaian sebelum kontak

dengan anggota keluarga

di rumah, serta

membersihkan

handphone, kacamata, tas,

dan barang lainnya

dengan cairan disinfektan.

8. Meningkatkan daya tahan

tubuh dengan menerapkan

Page 12: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PHBS seperti

mengkonsumsi gizi

seimbang, aktivitas fisik

minimal 30 menit sehari

dan istirahat yang cukup

dengan tidur minimal 7

jam, serta menghindari

faktor risiko penyakit.

c. Bagi Pengunjung di

Fasilitas Umum

1. Memastikan diri dalam

kondisi sehat sebelum

keluar rumah, jika

mengalami gejala seperti

demam, batuk, pilek, nyeri

tenggorokan, dan/atau

sesak nafas, tetap di

rumah dan periksakan diri

ke fasilitas pelayanan

kesehatan apabila

berlanjut.

2. Selalu menggunakan

masker saat perjalanan

dan selama berada di

fasilitas umum.

3. Menjaga kebersihan

tangan dengan sering

mencuci tangan pakai

sabun dengan air mengalir

atau menggunakan

handsanitizer.

4. Hindari menyentuh area

wajah seperti mata,

hidung, dan mulut.

5. Tetap memperhatikan jaga

jarak minimal 1 meter

dengan orang lain.

6. Jika kondisi padat dan sulit

menerapkan jaga jarak

agar tidak memaksakan

diri masuk ke fasilitas

umum, namun apabila

terpaksa tambahan

penggunaan pelindung

wajah (faceshield)

bersama masker sangat

direkomendasikan sebagai

perlindungan tambahan.

Isolasi, Penanganan Awal Kasus

Rujukan Terhadap Kasus Suspek

A. Isolasi dan Penanganan Kasus

Awal

Pelaku perjalanan yang sudah

dilakukan wawancara dan

anamnesa dan dinyatakan

sebagai kasus suspek segera

dilakukan isolasi di RS rujukan

untuk mendapatkan

tatalaksana lebih lanjut

1. Pelaku perjalanan ditempatkan

dalam ruang isolasi sementara

yang sudah ditetapkan di

bandara, yakni:

- Kasus suspek menjaga jarak

sedikitnya 1meter satu sama

lain dalam ruangan yang

sama.

- Terdapat kamar mandi

khusus yang hanya digunakan

oleh kasus suspek

2. Petugas di titik masuk

menginstruksikan kasus

suspek untuk melakukan

halhal sebagai berikut:

- Menggunakan masker medis

ketika menunggu untuk

dipindahkan ke fasilitas

kesehatan yang diganti secara

berkala atau apabila telah

kotor.

- Tidak menyentuh bagian

depan masker dan apabila

tersentuh wajib menggunakan

pembersih berbahan dasar

alkohol atau sabun dan air.

Page 13: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

- Apabila tidak menggunakan

masker, tetap menjaga

kebersihan pernafasan dengan

menutup mulut dan hidung

ketika batuk dan bersin

dengan tisu atau lengan atas

bagian dalam. Diikuti dengan

membersihkan tangan

menggunakan pembersih

berbahan dasar alkohol atau

sabun dan air.

3. Petugas di titik masuk harus

menghindari masuk ke ruang

isolasi sementara. Apabila

terpaksa harus masuk, maka

wajib mengikuti prosedur

sebagai berikut:

- Petugas menggunakan APD

lengkap.

- Membersihkan tangan

menggunakan pembersih

berbahan dasar alkohol atau

sabun dan air sebelum dan

sesudah memasuki ruang

isolasi.

4. Tisu, masker, dan sampah lain

yang berasal dari dari ruang

isolasi sementara harus

ditempatkan dalam kontainer

tertutup dan dibuang sesuai

dengan ketentuan nasional

untuk limbah infeksius.

5. Permukaan yang sering

disentuh di ruang isolasi harus

dibersihkan menggunakan

desinfektan setelah ruangan

selesai digunakan oleh

petugas yang menggunakan

alat pelindung diri (APD) yang

memadai.

6. Pembersihan dilakukan

dengan menggunakan

desinfektan yang mengandung

0.5% sodium hypochlorite

(yang setara dengan 5000

ppm atau perbandingan 1/9

dengan air).

B. Penyiapan Protokol

Transportasi Untuk Kasus

Suspek

Menghubungi RS rujukan

untuk memberikan informasi kasus

suspek yang akan dirujuk;

Memastikan ketersediaan ambulans

dan peralatan di dalamnya lengkap

dan berfungsi dengan baik;

Memastikan ketersediaan APD

petugas kesehatan yang akan

merujuk kasus suspek; Menerapkan

prosedur pencegahan dan

pengendalian infeksi dalam

melakukan rujukan pasien;

Melakukan disinfeksi pada mobil

ambulans dan pengantar sesuai

dengan SOP.

C. Pertimbangan Pencegahan

dan Pengendalian Infeksi

untuk Ambulan dan Petugas

Transportasi yang Bertugas di

Ambulan

Petugas dan sopir yang akan

merujuk kasus suspek menggunakan

APD lengkap; APD sekali pakai harus

dibuang sesuai dengan aturan terkait

pembuangan limbah infeksius medis.

APD yang dapat digunakan kembali

dilakukan dekontaminasi terlebih

dahulu sebelum digunakan kembali

(desinfeksi dan sterilisasi);

Pengemudi ambulan terpisah dari

kasus suspek (dengan jarak aman

lebih dari 1 meter). Pengemudi

ambulans tidak perlu menggunakan

APD jika jarak aman tersebut

terpenuhi. Jika pengemudi ambulan

juga harus membantu memasukkan

kasus suspek ke ambulans, maka

pengemudi ambulans harus

Page 14: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

mengikuti rekomendasi yang ada di

poin sebelumnya; Staf transportasi

yang bertugas di ambulans harus

secara rutin menjaga kebersihan

tangan dengan mencuci tangan

dengan air mengalir dan sabun, atau

hand sanitizer berbasis alkohol

sebelum memakai APD dan setelah

selesai memakai APD; Ambulans dan

kendaraan angkut harus dibersihkan

dan didesinfeksi, khususnya di area

yang berhubungan dengan kasus

suspek. Pembersihan dapat

dilakukan, menggunakan desinfektan

yang mengandung 0,5% natrium

hipoklorit (yaitu setara dengan 5000

ppm) dengan perbandingan 1 bagian

disinfektan untuk 9 bagian air.

Penertiban dan Pengawasan

Dalam Penerapan Protokol

Kesehatan

Secara berkala atau jika

dibutuhkan, aparat pengamanan

melakukan penertiban dan

pengawasan penerapan protokol

kesehatan di tempat dan fasilitas

umum. Penertiban dan pengawasan

tersebut dilaksanakan secara

berkoordinasi atau dengan

mengikutsertakan

kementerian/lembaga/pemerintah

daerah sesuai dengan tugas dan

fungsinya masing-masing(Kementrian

Kesehatan Indonesia 2020). Sebagai

contoh TNI-Polri yang ditugaskan

mengawasi dan mendorong

masyarakat untuk disiplin dalam

menerapkan protokol kesehatan di

1.800 objek, yang umumnya

merupakan pusat keramaian seperti

pasar, mal hingga tempat wisata,

mereka bukan untuk menegakkan

hukum namun untuk mengedukasi

masyarakat agar lebih tertib dalam

protokol kesehatan di tempat

umum(Indonesia 2020).

Masyarakat harus melakukan

perubahan pola hidup dengan

tatanan dan adaptasi kebiasaan yang

baru agar dapat hidup produktif dan

terhindar dari penularan COVID-19.

Protokol kesehatan berlaku bagi

siapa saja yang terlibat atau berada

di tempat dan fasilitas

umum(KemenkesRI 2020). Pada

prinsipnya peraturan tersebut

berfungsi untuk menekan angka

penyebaran virus sekaligus dalam

rangka mengembalikan kestabilan

ekonomi masyarakat di tatanan hidup

baru ini(HukumOnline.com 2020).

Dalam penertipan dan

pengawasan di tempat umum seperti

wisata suatu daerah atau desa dapat

dibantu oleh satgas covid desa,

sehingga satgas covid tidak hanya

bertugas menghimpun dan

mengoordinasikan sumbangan dari

berbagai donatur dalam rangka

penanganan wabah Covid-19 hingga

koordinasi penyaluran bantuan ke

daerah-daerah(Indradi et al. 2020).

Dalam penertipan dan

pengawasan penerapan protokol

kesehatan ini bukan hanya tanggung

jawab gugus tugas percepatan

penanganan covid namun semua

lapisan masyarakat. Sehingga setiap

individu memiliki kesadaran untuk

menjaga kesehatannya, yang

nantinya setiap individu dapat saling

mengingatkan apabila melihat

seseorang yang tidak tertib dalam

protokol kesehatan seperti tidak

memakai masker di tempat umum,

saling berkerumun, dll.

Page 15: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Gugus tugas percepatan penanganan

covid 19 memiliki banyak tugsa.

Menurut Pasal 6 dalam Keppres

Nomor 7 Tahun 2020, Gugus COVID-

19 dibentuk dengan lima tujuan.

Pertama, meningkatkan ketahanan

nasional di bidang kesehatan. Kedua,

mempercepat penanganan covid-19

melalui sinergi antar

kementerian/lembaga dan

pemerintah daerah. Ketiga,

meningkatkan antisipasi

perkembangan eskalasi penyebaran

covid-19. Keempat, meningkatkan

sinergi pengambilan kebijakan

operasional. Kelima, meningkatkan

kesiapan dan kemampuan dalam

mencegah, mendeteksi, dan

merespons terhadap covid-19(Wijaya

2020). Maka dari itu untuk

meringankan tugas gugus tugas

percepatan penanganan covid-19

adalah tanggu jawab semua lapisan

masyarakat. Setiap masyarakat wajib

menjaga ketertiban dalam protokol

kesehatan utamanya ditempat umum.

SIMPULAN

Setiap warga negara harus mematuhi

peraturan yang telah ditetapkan. Dan

diwajibkan juga turut berpartisipasi

dan bertanggungjawab untuk

mensukseskan peraturan yang telah

dibuat, agar mekanisme berjalan

dengan baik. Adanya pandemi Covid-

19 telah menjadikan perubahan pada

tatanan kehidupan, termasuk pada

tata laku masyarakat, dan

rekonstruksi struktur sosial yang ada.

Semua warga negara harus mampu

beradaptasi dari segala kondisi

seperti pandemi Covid 19 ini. Setiap

warga negara harus disiplin dalam

mematuhi peraturan khususnya

protokol kesehatan yang telah

ditetapkan didalam fasislitas umum,

untuk menjaga kondisi diri sendiri dan

orang lain. Sehingga dapat memutus

mata rantai penyebaran Covid 19 dan

maasyarakat dapat beraktivitas

dengan normal seperti semula.

DAFTAR PUSTAKA

Asbari. M.,Nurhayati.

W.,Purwanto.A,. (2020). The effect

of parenting style and genetic

personality on children character

development. Jurnal Penelitian dan

Evaluasi Pendidikan : 23(2). DOI

:

https://dx.doi.org/10.21831/pep.v23i2.

28151

HukumOnline.com. 2020. “Menkes

Terbitkan Protokol Kesehatan di

Tempat Umum.” Kementerian

Kesehatan RI.

https://www.kemkes.go.id/article/

view/20062000001/menkes-

terbitkan-protokol-kesehatan-di-

tempat-umum.html.

Indonesia, Media. 2020. “Keberadaan

TNI-Polri Saat New Normal

Bukan Untuk Penegakan

Hukum.”

Indradi, Adelia Rachma Indriaswari

Susanto Antonius Havik et al.

2020. “Politik Hukum Pemerintah

dalam Penanganan Pandemi

Covid-19.” Universitas Gajah

Mada: 1–44. demajusticia.org.

KemenkesRI. 2020. “Menkes

Terbitkan Protokol Kesehatan di

Tempat Umum.” Kementerian

Kesehatan RI.

https://www.kemkes.go.id/article/

view/20062000001/menkes-

terbitkan-protokol-kesehatan-di-

tempat-umum.html.

Page 16: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Kementrian Kesehatan Indonesia.

2020. “Corona virus disease

2019.” Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 9(Pedoman Pembatasan

Sosial Berskala Besar dalam

Rangka Percepatan Penanganan

Corona Virus Disease 2019

(COVID-19)): 2–6.

http://jurnalrespirologi.org/index.p

hp/jri/article/view/101.

Kumala, Ratih, dan Ahmad Junaidi.

2020. “Strategi Bisnis Dan

Pemanfaatan Kebijakan Pajak Di

Masa Pandemi COVID-19 Dan

Era New Normal (Studi Kasus

Pelaku UKM Marketplace).”

21(1): 1–9.

Mahardhani, Ardhana Januar. 2020.

“JPK : Jurnal Pancasila dan

Kewarganegaraan

http://journal.umpo.ac.id/index.ph

p/JPK/index ISSN 2527-7057

(Online) ISSN 2549-2683 (Print)

Menjadi Warga Negara yang

Baik pada Masa Pandemi Covid-

19: Persprektif Kenormalan Baru

Ardhana.” JPK : Jurnal Pancasila

dan Kewarganegaraan 5(2): 65–

76.

Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari

Rumah (Working From

Home/WFH): Mnuju Tatanan

Baru Era Pandemi Covid-19. The

Indonesian Journal of

Development Planning, 126-150.

Okezone. 2020. “„Kenormalan Baru

Padanan New Normal, Istilah

yang Dibakukan Badan Bahasa

Kemendikbud.‟” 28 Mei.

https://nasional.okezone.com/rea

d/2020/05/28/337/2220886/kenor

malan-baru-padanan-new-

normal-istilah-yang-dibakukan-

badan-bahasa-kemendikbud.

Pasardana, 2020, Penjelasan Sri

Mulyani Terkait Sumber

Pendanaan Untuk

Penanganan Covid--19 di

Indonesia.

https://pasardana.id/news/202

0/4/2/penjelasan-sri-mulyani-

terkait-sumber-pendanaan-

untuk-penanganan-covid-19-

di-indonesia/[Online] Tersedia:

[2 April 2020].

Pragholapti, A. (2020). New Normal

"Indonesia" After Covid-19

Pandemic. Edukasi dan

Kesehatan, 1-6.

Rudiatin, E., & Ramadhan, A. I.

(2018). Kekuatan Moral

Dan Budaya, Mendukung

Perekonomian Indonesia:

Sebuah Gambaran Usaha

Kecil Dan Menengah.

BASKARA Journal of

Business & Entrepreneurship,

1(1), 21-34.

Widisuseno, Irianto, dan Sri Sudarsih.

2020. “EDUKASI MEMBANGUN

KESADARAN TANGGAP

DARURAT BENCANA COVID 19

SEBAGAI BUDAYA

GOTONGROYONG WARGA

PERUMAHAN KETILENG

INDAH SENDANG MULYO -

SEMARANG.” 4.

Wijaya, Vunny. 2020. “Evaluasi

Kinerja Gugus Tugas Percepatan

Penanganan Covid-19.” : 1–30.

Page 17: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Perubahan Interaksi Sosial Warga Kelurahan Kartasura Kabupaten

Sukoharjo Selama Masa Pandemi Covid-19

Agnes Aprilia Rahayu (2501417126) Pend. Seni Drama Tari dan Musik

Fransisca Elvira H (7101417250) Pend. Ekonomi

Ardiana Dwi Hapsari (4201417070) Pend. Fisika

Wanda Hamidah S. P (3401417048) Pend. Sosiologi dan Antropologi

Arwinda Yoke Fitrila (2311417034) Bahasa dan Sastra Asing

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh

virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-

19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang

ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19

awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini

juga bisa menular dari manusia ke manusia. Sejak kasus pertama ditemukan pada

tanggal 2 Maret 2020 hingga kini kenaikan angka pasien positif masih terus tinggi.

Portal berita Kompas melansir bahwa penambahan kasus baru masih terjadi

dalam jumlah tinggi, meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berjalan

lebih dari lima bulan. Data pemerintah yang masuk hingga Sabtu, 8 Agustus 2020

pukul 12.00 WIB memperlihatkan ada 2.277 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam

terakhir. Sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 123.503 orang.

Penambahan kasus pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 28 provinsi.

Artikel ini akan berfokus pada dampak sosial yang ditimbulkan akibat adanya

pandemi Covid-19. Banyak aspek sosial yang terdampak, salah satu aspek sosial

terbesar yang terdampak yaitu interaksi sosial. Dimana interaksi sosial merupakan

merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia.(Soerjono

Soekanto, 1982; 55). Karena penularan virus yang sangat cepat dan mudah pada

sesama manusia, untuk menekan keadaan supaya tidak semakin buruk maka kini

masyarakat harus mulai menyadari bahwa interaksi sosial seperti pertemuan

kelompok, kerumunan, atau kegiatan dalam bentuk apapun yang banyak

melibatkan orang lain kini harus sangat dibatasi. Tentu saja ini akan membawa

masyarakat kita pada sebuah kebiasaan baru yang menyebabkan perubahan

sosial. Perubahan sosial sendiri merupakan perubahan-perubahan masyarakat

mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,

interaksi sosial dan lain sebagainya. (Soerjono Soekanto, 1982, 259).

Page 18: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

ABSTRACT

COVID-19 is a disease caused by the severe acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus. COVID-19 can cause respiratory system

disorders, from mild symptoms such as flu to lung infections, such as pneumonia.

COVID-19 was originally transmitted from animals to humans. After that, it is

known that this infection can also be transmitted from human to human. Since the

first case was discovered on March 2, 2020, until now the increase in the number

of positive patients is still high. The news portal Kompas reported that the addition

of new cases was still high, even though the Covid-19 pandemic in Indonesia had

been going on for more than five months. Government data that entered until

Saturday, August 8 2020 at 12.00 WIB showed that there were 2,277 new cases

of Covid-19 in the last 24 hours. So that the total Covid-19 cases in Indonesia

reached 123,503 people. The addition of positive cases of Covid-19 confirmed

patients is spread across 28 provinces. This article will focus on the social impacts

caused by the Covid-19 pandemic. Many social aspects are affected, one of the

biggest social aspects affected is social interaction. Where social interaction is a

dynamic social relationship that concerns the relationship between individuals,

between groups of people (Soerjono Soekanto, 1982; 55). Due to the very fast and

easy transmission of the virus to fellow humans, in order to suppress the situation

so that it does not get worse, now people must start to realize that social

interactions such as group meetings, crowds, or activities of any kind that involve a

lot of other people must now be very limited. Of course this will lead our society to

a new habit that causes social change. Social change itself is changes in society

regarding social values, patterns of organizational behavior, the composition of

social institutions, layers in society, power and authority, social interactions and so

on. (Soerjono Soekanto, 1982, 259).

PENDAHULUAN

COVID-19 adalah penyakit

yang disebabkan oleh

virus severe acute respiratory syndr

ome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

COVID-19 dapat menyebabkan

gangguan sistem pernapasan, mulai

dari gejala yang ringan seperti flu,

hingga infeksi paru-paru,

seperti pneumonia. COVID-19

awalnya ditularkan dari hewan ke

manusia. Setelah itu, diketahui

bahwa infeksi ini juga bisa menular

dari manusia ke manusia.

Penularannya bisa melalui cara-cara

berikut: (1) Tidak sengaja menghirup

percikan ludah (droplet) yang keluar

saat penderita COVID-19 bersin atau

batuk. (2) Memegang mulut, hidung,

atau mata tanpa mencuci tangan

terlebih dulu, setelah menyentuh

benda yang terkena droplet penderita

COVID-19. (3) Kontak jarak dekat

(kurang dari 2 meter) dengan

penderita COVID-19 tanpa

mengenakan masker. Gejala

awal infeksi COVID-19

bisa menyerupai gejala flu, yaitu

Page 19: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

demam, pilek, batuk kering, sakit

tenggorokan, dan sakit kepala.

Setelah itu, gejala dapat hilang dan

sembuh atau malah

memberat. Penderita dengan gejala

yang berat bisa mengalami demam

tinggi, batuk berdahak atau berdarah,

sesak napas, dan nyeri dada.

Kasus pertama penyakit ini

bermula dari China daratan, diduga

persisnya di kota Wuhan, provinsi

Hubei, salah satu kawasan

perniagaan di China. Dari sanalah

virus tersebut merambah ke berbagai

belahan negara dengan sangat

cepat, sejalan dengan pergerakan

manusia yang berinteraksi bebas, di

alam “hidup tanpa batas”

atau borderless. Mengerikan

memang, karena sebaran virus

tersebut bergerak seirama dengan

pergerakan manusia, dan manusia

telah menjadi carrier atau pembawa

virus itu sendiri. Setelah itu, COVID-

19 menular antarmanusia dengan

sangat cepat dan menyebar ke

puluhan negara, termasuk Indonesia,

hanya dalam beberapa bulan. Kasus

pertama penyakit ini di Indonesia

terjadi pada bulan Maret 2020

dengan jumlah pasien sebanyak dua

orang yang dibawa melalui

perjalanan dari luar negeri. Setelah

ditemukan kasus pertama, untuk

meminmalisir penambahan kasus

maka pemerintah mulai menerapkan

beberapa aturan baru seperti

Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) dimana aturan ini membatasi

sebagian besar aktivitas pada lingkup

ekonomi dan sosial karena virus ini

sangat mudah menular antar

manusia.

Sejak kasus pertama

ditemukan pada tanggal 2 Maret

2020 hingga kini kenaikan angka

pasien positif masih terus tinggi.

Portal berita Kompas melansir bahwa

penambahan kasus baru masih

terjadi dalam jumlah tinggi, meskipun

pandemi Covid-19 di Indonesia sudah

berjalan lebih dari lima bulan. Data

pemerintah yang masuk hingga

Sabtu, 8 Agustus 2020 pukul 12.00

WIB memperlihatkan ada

2.277 kasus baru Covid-19 dalam 24

jam terakhir. Sehingga total kasus

Covid-19 di Indonesia mencapai

123.503 orang. Penambahan kasus

pasien konfirmasi positif Covid-19

tersebar di 28 provinsi. Penambahan

tertinggi terdapat di provinsi DKI

Jakarta (686 kasus), disusul Jawa

Timur (429), Jawa Barat (240),

Sulawesi Selatan (107), dan

Sumatera Utara (101). Adapun

terdapat enam provinsi yang tidak

tercapat kasus baru Covid-19 dalam

24 jam terakhir yaitu Aceh, Bangka

Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi

Tengah, Papua, dan Nusa Tenggara

Timur. Penambahan kasus yang

masih dan semakin masif membuat

pemerintah harus kembali mengkaji

kebijakan-kebijakan baru yang

disesuaikan dengan seluruh aspek

terkait seperti sosial dan ekonomi.

Penyakit yang berasal dari

virus ini menyebar dengan sangat

cepat dan mempengaruhi hampir

seluruh aspek kehidupan manusia

mulai dari sosial, ekonomi, kesehata,

serta budaya. Sehingga WHO

menyebutkan bahwa Covid-19 ini

menyebabkan pandemi. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 20: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

(KBBI) pandemi merupakan wabah

penyakit yang berjangkit serempak

meliputi daerah geografis yang luas.

Hal ini berarti Covid-19 bukan lagi

merupakan penyakit sepele seperti

yang dikatakan pada awal

kemunculannya diklaim bahwa Covid-

19 ini mirip dengan flu biasa namun

ternyata kenyataannya tidak seperti

itu. Selama ini belum ditemukan

vaksin untuk Covid-19 ini sehingga

penyebaran dan penularannya

memang akan masih sangat mudah.

Namun, beberapa negara

menerapkan masing-masing

kebijakan untuk menekan angka

pasien positif seperti memberlakukan

pembatasan dan pengawasan

wilayah (lockdown), membiarkan

warganya beraktifitas seperti biasa

dengan kedisiplinan mengenai

protokol kesehatan, atau tidak

memberlakukan lockdown tetapi

Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB).

Pemerintah Indonesia yang

sempat memberlakukan PSBB

ternyata tidak cukup berhasil untuk

menekan angka penyebaran Covid-

19 ini. Kasus pertama yang

ditemukan di Jakarta ternyata kini

mampu menyebar hingga daerah.

Jawa Tengah yang kini termasuk

zona merah Covid-19 ini terus

menunjukkan angka kenaikan pasien

positif. Adanya hal ini tentu akan

membawa banyak perubahan pada

hampir seluruh aspek kehidupan,

seperti kesehatan, sosial, ekonomi,

bahkan budaya. Artikel ini akan

berfokus pada dampak sosial yang

ditimbulkan akibat adanya pandemi

Covid-19. Banyak aspek sosial yang

terdampak, salah satu aspek sosial

terbesar yang terdampak yaitu

interaksi sosial. Dimana interaksi

sosial merupakan merupakan

hubungan-hubungan sosial yang

dinamis yang menyangkut hubungan

antara orang-perorangan, antara

kelompok-kelompok

manusia.(Soerjono Soekanto, 1982;

55). Karena penularan virus yang

sangat cepat dan mudah pada

sesama manusia, untuk menekan

keadaan supaya tidak semakin buruk

maka kini masyarakat harus mulai

menyadari bahwa interaksi sosial

seperti pertemuan kelompok,

kerumunan, atau kegiatan dalam

bentuk apapun yang banyak

melibatkan orang lain kini harus

sangat dibatasi. Tentu saja ini akan

membawa masyarakat kita pada

sebuah kebiasaan baru yang

menyebabkan perubahan sosial.

Perubahan sosial sendiri merupakan

perubahan-perubahan masyarakat

mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola

perilaku organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan-lapisan

dalam masyarakat, kekuasaan dan

wewenang, interaksi sosial dan lain

sebagainya. (Soerjono Soekanto,

1982, 259). Perubahan yang terjadi

kini akan banyak membawa

perubahan lain dalam interaksi sosial

masyarakat. Interaksi sosial kini akan

sangat dibatasi dan minim terjadi

padahal pada dasarnya manusia

merupakan makhluk sosial dimana ia

akan tetap membutuhkan orang lain

untuk membantu aktivitas dalam

kehidupannya maka dengan kata lain

sebagai makhluk sosial yang

membutuhkan orang lain maka

interaksi sosial kini harus tetap ada

Page 21: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

dengan bentuk yang berbeda sesuai

dengan perubahan sosial yang

terjadi.

Artikel ini akan berfokus pada

perubahan sosial yang terjadi di

Kelurahan Kartasura, Kecamatan

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo,

Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Kartasura sendiri merupakan daerah

urban yang masih termasuk dalam

wilayah Soloraya. Daerah urban

menurut KBBI, yaitu daerah yang

berkenaan dengan kota. Kartasura

merupakan wilayah strategis yang

berada dekat dengan Kota Surakarta

dimana Surakarta sendiri merupakan

sebuah kawasan perkotaan.

Masyarakat daerah urban seperti

warga Kartasura tentu akan bersifat

atau cenderung meniru perilaku dari

masyarakat perkotaan. Banyak

perubahan terjadi pada warga

Kartasura selama pandemi ini

berlangsung. Mulai dari munculnya

kembali kegiatan gotong royong yang

biasanya hanya terjadi menjelang

Hari Kemerdekaan RI saja kini

dilakukan sering untuk menjaga dan

mengadaptasi kebiasaan baru karena

perubahan sosial yang terjadi.

PEMBAHASAN

Pandemi akibat penyakit

Covid-19 yang kini meluas hampir

seluruh dunia membuat banyak

aspek kehidupan berubah. Aspek

kehidupan yang berubah tidak hanya

pada segi kesehatan melainkan juga

pada segi sosial, ekonomi, bahkan

budaya. Terhitung sejak sembilan

bulan dari kasus pertama yang

ditemukan di Wuhan daratan China

hingga kini Covid-19 yang belum

ditemukan vaksinnya ini masih

menjadi ancaman bagi mayoritas

penduduk dunia. Persebarannya

yang cepat dan sangat mudah serta

belum ditemukannya vaksin untuk

Covid-19 membuat kasus ini sulit

dikendalikan. Bagi beberapa negara

terutama Indonesia yang belum bisa

mengendalikan angka kenaikan

pasien positif tentu saja Covid-19 ini

masih sangat mengancam siapapun.

Indonesia yang sudah pernah

melewati masa PSBB dan kini

sedang mengadaptasi kebiasaan

baru atau new normal ternyata belum

bisa dikatakan berhasil untuk

menekan kenaikan angka pasien

positif.

Pemerintah kini berada posisi

dilematis untuk menghadapi keadaan

sulit ini belum kunjung menemukan

solusi tepat. Sebab jika diberlakukan

lockdown pasti akan terjadi krisis

ekonomi yang dampaknya akan

sangat buruk namun jika

diberlakukan new normal seperti saat

ini nyatanya belum menjadi solusi

tepat. Kebiasaan baru yang sedang

diterapkan di Indonesia dimana

aktivitas mulai kembali berjalan

dengan normal tetapi dengan

menerapkan protokol kesehatan

sesuai yang dianjurkan oleh World

Health Organization (WHO).

Kedisiplinan warga untuk mematuhi

seluruh protokol kesehatan, tidak

berpergian, tidak menghadiri atau

mengadakan kegiatan yang

menyebabkan kerumunan, hingga

usaha pemerintah untuk

Page 22: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

menggalakan taggar berupa

#dirumahaja nyatanya belum mampu

untuk menekan kenaikan angka

pasien positif penyakit ini. Namun,

pemerintah masih terus berusaha

mengeluarkan kebijakan-kebijakan

baru untuk menghadapi keadaan sulit

pada hampir seluruh aspek agar

pandemi ini segera berakhir dan

seluruh kehidupan kembali seperti

semula.

Karena Jawa Tengah

merupakan zona merah dan per

Sabtu (8/8/20) angka positif Covid-19

terdapat 10.865 kasus, sedangkan

pasien dalam pengawasan (PDP)

terdapat 12.435 kasus menunjukkan

bahwa pandemi ini belum usai dan

masih sangat mengancam. Karena

hal tersebut maka pemerintah

mengeluarkan kebijakan-kebijakan

baru sebagai usaha menekan angka

pasien positif. Tetapi, hal ini tentu

akan berdampak pada beberapa

perubahan dari sistem kebiasaan

saat sebelum terjadi pandemi.

Perubahan dimulai dari tidak adanya

kegiatan yang melibatkan banyak

orang sehingga menimbulkan

kerumunan akan sangat mengurangi

interaksi sosial dari warga sendiri.

Tidak berpergian apabila bukan

karena kepentingan mendesak juga

mengurangi interaksi sosia, sebab

saat sebelum terjadi pandemi

berpergian ini digunakan sebagai

waktu untuk bertemu dan berkumpul

dengan saudara, teman, maupun

sahabat tetapi kini hal tersebut harus

dihindari sebab kita tetap berpotensi

untuk tertular atau menularkan.

Mengharuskan kita untuk tetap

dirumah dan menimilasiri interaksi

dengan orang lain tentu akan

membuat kita harus beradaptasi

dengan perubahan signifikan yang

kini terjadi.

Perubahan sosial sendiri

merupakan perubahan-perubahan

masyarakat mengenai nilai-nilai

sosial, pola-pola perilaku organisasi,

susunan lembaga kemasyarakatan,

lapisan-lapisan dalam masyarakat,

kekuasaan dan wewenang, interaksi

sosial dan lain sebagainya. (Soerjono

Soekanto, 1982, 259 dalam Itsna

Fai‟zatun 2019:4). Perubahan sosial

ini tidak hanya dirasakan sebagian

warga saja, melainkan hampir

seluruh warga Indonesia merasakan

hal ini. Tentu bukan hal mudah untuk

mengadaptasi kebiasaan baru dalam

waktu yang singkat. Begitupun yang

dirasakan warga Kelurahan Kartasura

bahwa mengadaptasi kebiasaan baru

bukanlah hal yang mudah untuk

dilakukan. Mengingat daerah

Kartasura bukan sebuah perkotaan

yang sangat diperhatikan maka

edukasi yang diberikan pihak terkait

mengenai perubahan-perubahan ini

akan lebih lama dilakukan sebab

tidak semua warga Kelurahan

Kartasura mengerti mengenai

pandemi akibat Covid-19 ini. Pada

wilayah Kelurahan Kartasura

perangkat teknologi dan informasi

memang tidak sulit untuk didapatkan

tetapi sebagian warga yang masih

tradisional dan berpendidikan rendah

memang sedikit sulit untuk mengerti

informasi dan edukasi mengenai

Covid-19.

Karena perubahan sosial ini

tidak hanya meliputi satu aspek

melainkan banyak aspek maka

memang diperlukan adaptasi

mengenai hal ini. Menurut Farley

Page 23: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

(1990, dalam Sztompka (2004): 56),

perubahan sosial adalah perubahan

perilaku, hubungan sosial, lembaga,

dan struktur sosial pada waktu

tertentu. Seperti halnya yang terjadi

di Kelurahan Kartasura dimana

perubahan tidak hanya pada

perubahan perilaku melainkan juga

pada hubungan sosial, lembaga, dan

struktur sosial. Pada wilayah

Kelurahan Kartasura sendiri kini

memiliki tenaga kesehatan yang

bertugas untuk mengawasi warga

yang terindikasi Covid-19, tentu saja

tenaga kesehatan ini akan

bekerjasama dengan ketua RT atau

ketua RW untuk membantu

memantau warga dan melaporkan

apabila terjadi gejala Covid-19.

Namun, perubahan ini tidak selalu

disambut baik oleh warga Kelurahan

Kartasura sebab pada satu kasus

yang pernah terjadi seorang warga

yang baru saja kembali dari Madura,

Jawa Timur disarankan oleh warga

dan RT setempat untuk melakukan

isolasi mandiri selama 14 hari tetapi

warga ini menolak dengan alasan

mereka sehat dan tidak memiliki

gejala penyakit Covid-19. Tetapi

warga yang paham mengenai hal ini

terus memberikan pengertian pada

warga ini untuk melakukan isolasi

mandiri demi kebaikan mereka dan

warga kampung setempat akhirnya

warga tersebut berkenan untuk

melakukan isolasi mandiri dirumah

mereka. Hal ini membuktikan bahwa

perubahan sosial yang kini terjadi

dalam waktu singkat memang sulit

untuk diterima oleh beberapa warga

Kelurahan Kartasura. Tidak hanya itu,

perubahan perilaku warga Kelurahan

Kartasura yang kini sadar betapa

pentingnya menerapkan protokol

kesehatan sebagai upaya

pencegahan Covid-19 dibuktikan

dengan warga mulai memasang

tempat cuci tangan didepan rumah

masing-masing, memasang tempat

cuci tangan di depan warung atau

pertokoan, memasang tempat cuci

tangan di ujung gang kampung, dan

penyemprotan disinfektan yang rutin

dilakukan oleh swadaya warga

Kelurahan Kartasura juga menujukan

bahwa warga Kelurahan Kartasura

mulai mengadaptasi perubahan

perilaku yang termasuk pada

perubahan sosial.

Perubahan sosial lain yang

terjadi adalah hubungan sosial antar

warga Kelurahan Kartasura, saat

sebelum terjadi pandemi warga

Kelurahan Kartasura setiap bulan

rutin mengadakan pertemuan warga

antar RT maupun Kelurahan namun

kini pertemuan itu tidak lagi dilakukan

mengingat keadaan yang masih

membahayakan. Komunikasi antar

warga yang biasanya rutin terjadi

saat pertemuan warga kini beralih

pada grup WhatsApp. Kemajuan

teknologi dan informasi nyatanya

membawa dampak positif untuk

perubahan yang kini sedang terjadi.

Kemudahan mengakses internet

menjadi semakin mudahnya orang-

orang untuk mengetahui

perkembangan dunia (Wahyudi dan

Sukmasari, 2018:6). Adanya grup

WhatsApp ini memudahkan antar

warga menyampaikan informasi yang

sedang terjadi. Dengan adanya hal

tersebut, komunikasi antar warga dan

informasi yang perlu untuk diketahui

warga tetap bisa tersampaikan

walaupun tanpa berinteraksi

Page 24: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

langsung. Perubahan sosial yang

terjadi dalam lembaga warga

Kelurahan Kartasura yaitu pada

kegiatan Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) yang rutin diadakan satu

bulan sekali kini ditiadakan

mengingat bayi dan anak-anak

termasuk rentan tertular virus Covid-

19 ini. Namun, kegiatan ini tidak

semata-mata berhenti begitu saja,

melainkan ada petugas dari

Posyandu yang melakukan

pemantauan door to door sehingga

kegiatan ini tetap rutin berjalan

dengan mengadaptasi perubahan

sosial yang terjadi sesuai dengan

keadaan saat ini.

Selain itu, banyak aspek

perilaku dan hubungan sosial lain

yang berubah seiring dengan

adaptasi kebiasaan baru yang

diterapkan pemerintah. Dimana

Kelurahan Kartasura yang masuk

wilayah urban tetapi masih menganut

sistem gotong royong juga terlihat

perbedaannya. Sekarang apabila

warga memiliki hajat hanya sedikit

yang membantu, sebelum saat terjadi

pandemi warga yang memiliki hajat

akan banyak dibantu oleh tetangga

ada yang membantu bagian dapur

atau bagian depan atau sering

disebut “sambatan”. Kini apabila ada

warga yang memiliki hajat akan

melibatkan orang lain seminimal

mungkin sehingga tidak terjadi

kerumunan dan tidak menciptakan

klaster baru Covid-19. Perilaku lain

yang berubah dari warga Kelurahan

Kartasura adalah menyadari betapa

penting menggunakan masker saat

berada diluar rumah. Awal aturan ini

diterapkan masih banyak warga yang

belum terbiasa dan mengeluh untuk

menggunakan masker tetapi aturan

kini semakin diperketat, misalnya

untuk menghadiri kepentingan yang

mendesak seperti pengurusan surat

kependudukan, ke bank, atau ke

tempat lain wajib memakai masker.

Adanya edukasi yang dilakukan terus

menerus ini membuat warga

Kelurahan Kartasura kini sadar akan

pentingnya menggunakan masker.

Wajib untuk memakai masker saat

keluar rumah dan mencuci tangan

sesering mungkin kini menjadi

perilaku baru yang diadaptasi dari

pandemi yang kini sedang terjadi.

Selain itu, aspek ekonomi yang

memiliki dampak buruk dimana

semakin banyak pengangguran dan

warga yang pendapatannya

berkurang selama pandemi ini

membuat tingkat kriminalitas semakin

meningkat, misalnya kasus pencurian

dan perampokan dengan alasan

terhimpit beban ekonomi. Untuk

mengantisipasi hal ini, warga

Kelurahan Kartasura mengadakan

ronda malam setiap RT. Ronda

malam yang sempat tidak dilakukan

warga kini dengan adanya kasus

pencurian dan perampokan tersebut

kembali diadakan. Perubahan sosial

yang terjadi saat ini tidak semata-

mata berakibat pada sesuatu yang

baru lalu buruk melainkan perubahan

sosial yang kini terjadi memang

warga sendiri perlu waktu untuk

beradaptasi dengan kebiasaan-

kebiasaan baru untuk kebaikan

bersama. Edukasi terus dilakukan

pemerintah kepada masyarakat untuk

menghadapi kebiasaan baru ini.

Menerima perubahan bukan berarti

menghilangkan jati diri sebagai

makhluk sosial yang melakukan

Page 25: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

interaksi dengan orang lain

melainkan membiasakan diri pada

kebiasaan baru untuk meminimalisir

kemungkinan terburuk tertular Covid-

19 dengan tetap berinteraksi dengan

orang lain melalui teknologi yang ada.

Mungkin hal ini akan memakan waktu

bagi beberapa warga untuk bisa

mengikuti kebiasaan baru ini tetapi

kini sudah banyak warga Kelurahan

Kartasura yang menyadari

pentingnya menyesuaikan diri

dengan kebiasaan baru yang sesuai

dengan protokol kesehatan ajuran

pemerintah.

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan

yang sudah dijelaskan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa perubahan

sosial yang terjadi pada warga

Kelurahan Kartasura tidak hanya

berdampak negatif melainkan juga

banyak membawa dampak positif.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa

perubahan sosial merupakan

perubahan-perubahan masyarakat

mengenai nilai-nilai sosial, pola-pola

perilaku organisasi, susunan lembaga

kemasyarakatan, lapisan-lapisan

dalam masyarakat, kekuasaan dan

wewenang, interaksi sosial dan lain

sebagainya. ((Soerjono Soekanto,

1982, 259 dalam Itsna Fai‟zatun

2019:4). Adanya pandemi akibat

Covid-19 ini membawa banyak

perubahan pada hampir seluruh

aspek perubahan sosial. Warga

Kelurahan Kartasura membutuhkan

waktu untuk beradaptasi dengan

kebiasaan-kebiasaan baru yang kini

sedang diterapkan.

Atas apa yang sudah

dituliskan, kami berharap kepada

pemerintah untuk melakukan langkah

tegas untuk menekan angka pasien

positif. Apabila hal ini tidak segera

dilakukan dengan keputusan yang

tepat maka pandemi ini akan terus

terjadi dan akan semakin banyak

mengubah aspek kehidupan warga.

Perubahan yang terjadi tanpa aba-

aba dan dalam waktu yang benar-

benar singkat ini terkesan memaksa

sebagian warga yang tidak mampu

mengikuti perubahan yang terjadi.

Apabila hal ini terus terjadi maka

banyak warga yang semakin tidak

peduli dengan adanya perubahan

sosial yang sedang diadaptasi

sehingga hal ini hanya akan

memperburuk keadaan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Anang Sugeng.

“Pengaruh Media Sosial dalam

Perubahan Sosial Masyarakat di

Indonesia”. 2015.

Fai‟zatun, Itsna.

“PERUBAHAN INTERAKSI SOSIAL

DI DESA PALAS JAYA KECAMATAN

PALAS KABUPATEN LAMPUNG

Page 26: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

SELATAN TAHUN 1997-2018”. 2019:

Universitas Lampung.

Hernawan, Wawan. “Pengaruh

Media Massa Terhadap Perubahan

Sosial Budaya dan Modernisasi

dalam Pembangunan”. Universitas

Bandar Lampung.

Hatu, Rauf. “PERUBAHAN

SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT

PEDESAAN (Suatu Tinjauan Teoritik-

Empirik)”. 2011: Universitas Negeri

Gorontalo.

Masuku, Jakaria S.

“INTERAKSI SOSIAL: STUDI KASUS

PERUBAHAN SOSIAL DI

KABUPATEN KEPULAUAN SULA

PROVINSI MALUKU UTARA”. 2017:

Universitas Pattimura.

Nurrizka, Annisa Fitrah. “Peran

Media Sosial di Era Globalisasi Pada

Remaja di Surakarta Suatu Kajian

Teoritis dan Praktis Terhadap

Remaja dalam Perspektif Perubahan

Sosial”. 2016: Universitas

Tanjungpura.

https://www.alodokter.com/covi

d-19 diakses pada Sabtu, 8 Agustus

2020 pukul 17.00

https://nasional.kompas.com/r

ead/2020/08/09/08450581/update-8-

agustus-2277-kasus-baru-covid-19-

65-pasien-meninggal-hingga-

1749?page=all diakses pada Sabtu, 8

Agustus 2020 pukul 17.00

https://corona.jatengprov.go.id/

data diakses pada Sabtu, 8 Agustus

2020 pukul 17.00

https://covid19.go.id/p/berita/s

atgas-penanganan-covid-19-sebut-

zona-risiko-tinggi-di-33-

kabupatenkota-menurun diakses

pada Sabtu, 8 Agustus 2020 pukul

17.00

https://covid19.go.id/p/berita/s

atgas-penanganan-covid-19-minta-

masyarakat-tetap-terapkan-protokol-

kesehatan diakses pada Sabtu, 8

Agustus 2020 pukul 17.00

https://lifestyle.kompas.com/re

ad/2020/05/12/085714720/perhatikan

-3-dampak-pandemi-covid-19-

terhadap-anak?page=all diakses

pada Sabtu, 8 Agustus 2020 pukul

17.00

https://pusbangasn.bkn.go.id/b

erkah-covid-19/ diakses pada Sabtu,

8 Agustus 2020 pukul 17.00

https://www.suara.com/healt

h/2020/06/02/163000/peneliti-

ungkap-dampak-media-sosial-

pada-mental-selama-wabah-covid-

19?page=a diakses pada Sabtu, 8

Agustus 2020 pukul 17.00

https://www.unpad.ac.id/2020/

05/melihat-pandemi-covid-19-dalam-

kacamata-sosial-budaya/ diakses

pada Sabtu, 8 Agustus 2020 pukul

17.00

Page 27: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Pembelajaran Online Sebagai

Langkah dan Metode Baru Dunia

Pendidikan Siasati Pandemi

Rizky Nurmalasari¹, Olivia Syifa

Safira², Yohana Setyani³, Kartika

Irma Lestari⁴ , Aulya Khairul

Fatihin⁵

Universitas Negeri Semarang

[email protected].

id ¹,

[email protected] ²,

[email protected]

³,

[email protected] ⁴ ,

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk

membahas tentang Pembelajaran

Online Sebagai Langkah dan Metode

Baru Dunia Pendidikan Siasati

Pandemi. Pembelajaran online atau

daring (dalam jaringan) merupakan

sebuah alternatif untuk mengatasi

masalah proses pembelajaran yang

terganggu akibat adanya pandemi

Covid-19. Penulisan artikel

menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan mengumpulkan data

dari berbagai artikel jurnal mengenai

pembelajaran kelas daring. Dalam

pelaksanaannya, pembelajaran

online dihadapkan dengan banyak

hambatan yang muncul dari berbagai

sisi. Banyak masyarakat yang masih

tidak siap, dan masih bingung

dengan penerapan sistem belajar

daring yang ada. Alhasil banyak

kekurangan dan masalah diperoleh

dibandingkan hasil yang diharapkan.

ABSTRACT

This study aims to present about

Online Learning as the New Steps

and Methods in Education to Cope

with the Pandemic. Online learning is

an alternative to overcome the

problem of disrupted learning process

due to the Covid-19 pandemic. The

article uses qualitative research by

collecting data from various journal

articles about online classroom

learning. In its implementation, online

learning is faced with obstacles that

arise from various sides. Many

people are still not ready and

confused with the learning system.

As a result, we ended up with errors

and problems rather than expected.

Keywords: Online Learning, Covid-

19

PENDAHULUAN

Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) pertama kali ditemukan

di kota Wuhan, China pada akhir

Desember 2019. Virus ini menular

sangat cepat dan telah menyebar

hampir ke semua negara, termasuk

Indonesia, hanya dalam waktu

beberapa bulan saja. Sehingga WHO

pada tanggal 11 Maret 2020

menetapkan wabah ini sebagai

pandemi global. Pandemi yang

berarti menyebarnya sebuah penyakit

secara global ke seluruh negara di

belahan dunia ini telah melumpuhkan

beragai aspek dan sisi dari

Page 28: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

kehidupan. Oleh karena terlalu

cepatnya penyebaran virus ini

membuat beberapa negara

menetapkan kebijakan untuk

memberlakukan lockdown dalam

rangka mencegah penyebaran virus

corona. Diberlakukan kebijakan

Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) di Indonesia bertujuan untuk

memutus rantai penyebaran virus ini.

Semua kegiatan yang dilakukan di

luar rumah harus dihentikan sampai

pandemi ini mereda.

Akibatnya, jatuhnya

perokonomian banyak negara

menjadi sorotan utama akan dampak

yang muncul dari pandemi ini. Aspek

kesehatan yang berkaitan langsung

tak luput dari suasana kacau.

Dipersempitnya ruang gerak serta

kegiatan di luar rumah juga

berdampak pada aktifitas pendidikan

dalam kegiatan belajar mengajar.

Beberapa pemerintah daerah

memutuskan menerapkan kebijakan

untuk meliburkan siswa dan mulai

menerapkan metode belajar dengan

sistem daring (dalam jaringan) atau

online. Kebijakan pemerintah ini

mulai efektif diberlakukan di

beberapa wilayah provinsi di

Indonesia pada hari Senin, 16 Maret

2020 yang juga diikuti oleh wilayah-

wilayah provinsi lainnya.

Sistem pembelajaran daring

(dalam jaringan) merupakan sistem

pembelajaran online yang

menggunakan jaringan internet tanpa

adanya tatap muka secara langsung

antara siswa dan pengajar.

Diterapkannya pembelajaran daring

guna menyiasati pandemi ini

didasarkan pada Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia melalui Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan

dalam Masa Darurat Penyebaran

Corona Virus Disease (COVID-19).

Pembelajaran online sangat

berbeda dengan pembelajaran

konvensional dikarenakan lebih

menekankan pada ketelitian dan

kejelian peserta didik dalam

menerima dan mengolah informasi

yang disajikan secara online (Riyana

2019: 1.14).

Dalam sistem pembelajaran

ini, kegiatan belajar mengajar

menggunakan metode atau pola

pembelajaran bermedia dan

dilaksanakan melalui perangkat

personal computer (PC) atau laptop

yang terhubung dengan koneksi

jaringan internet. Pola pembelajaran

bermedia ini menekankan pada peran

media sebagai sumber informasi

utama dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pola pembelajaran ini guru lebih

ditekankan untuk memfasilitasi siswa

dalam memperoleh informasi yang

tepat.

Dengan majunya teknologi,

pembelajaran dapat dilakukan melalui

berbagai macam platform. Dhull &

Sakshi (2017) mengatakan bahwa

siswa dapat berinteraksi dengan

pengajar menggunakan aplikasi

aplikasi seperti E-classroom, Video

Conference, Telepon atau Live Chat,

Zoom maupun melalui WhatsApp

group. Dengan demikian, guru dapat

memastikan siswa mengikuti

pembelajaran dalam waktu yang

Page 29: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

bersamaan, meskipun di tempat yang

berbeda.

METODE

Penulisan artikel

menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan

kepustakaan. Dikutip dari Nazir

(1988:111); Studi kepustakaan

adalah teknik pengumpulan data

dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku,

litertur-literatur, catatan-catatan, dan

laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang

dipecahkan.

Pengumpulan data studi

pustaka mengumpulkan data dari

berbagai sumber seperti buku-buku

ilmiah, laporan penelitian, tesis dan

disertasi, peraturan-peraturan, buku

tahunan, ensiklopedia, dan sumber-

sumber tertulis baik tercetak maupun

elektronik lain yang sebelumnya telah

dilaksanakan.

Data dalam penelitian ini,

pengumpulan diperoleh dari artikel

pada jurnal, dan berita online. Peneliti

melakukan penelusuran dengan

menggunakan kata kunci

“Pembelajaran Daring”

“Pembelajaran Daring pada Masa

Pandemi”

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyebaran virus Covid-19

sangat berdampak pada semua

aspek kehidupan masyarakat, dan

dirasakan juga oleh dunia pendidikan.

Pemerintah Indonesia terpaksa

mengambil kebijakan dengan

meliburkan seluruh aktivitas

pendidikan, dan harus menghadirkan

proses pendidikan alternatif bagi

siswa yang tidak dapat menjalani

kegiatan pembelajaran secara

langsung. Pemerintah sudah

mengimbau untuk melakukan semua

kegiatan dari rumah untuk memutus

penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan menerbitkan Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan

dalam Masa Darurat Penyebaran

Corona Virus Disease (COVID-19).

Namun dalam

pelaksanaannya, pembelajaran

online atau daring melewati banyak

hambatan yang muncul dari berbagai

sisi. Dalam prakteknya pembelajaran

secara daring memerlukan bantuan

teknologi. Dari sisi ini nampak

ketidaksiapan yang benar-benar

terlihat nyata. di beberapa daerah

khususnya pedalaman desa, banyak

yang bingung dan belum paham

dengan metode pembelajaran dari

rumah. Tak sedikit pula orang tua

yang menganggap bahwa metode

belajar online ini bukanlah sekolah.

Ketika ada seseorang yang

beranggapan demikian, ini sudah

menandakan bahwa Indonesia tidak

siap dengan pembelajaran online.

Apalagi metode ini diterapkan seperti

“tergesa-gesa” dan seakan menjadi

jalan pintas guna menyiasati

permasalahan yang ada.

Permasalahan yang terjadi

bukan hanya terdapat pada sistem

media pembelajaran akan tetapi

Page 30: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

ketersediaan kuota yang

membutuhkan biaya cukup tinggi

harganya bagi siswa dan guru guna

memfasilitasi kebutuhan

pembelajaran daring. Kuota yang

dibeli untuk kebutuhan internet

menjadi melonjak dan banyak

diantara orangtua siswa yang tidak

siap untuk menambah anggaran

dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan

yang sangat penting bagi siswa, jam

berapa mereka harus belajar dan

bagaimana data (kuota) yang mereka

miliki, sedangkan orangtua mereka

yang berpenghasilan rendah atau

dari kalangan menengah kebawah

(kurang mampu). Hingga akhirnya hal

seperti ini dibebankan kepada

orangtua siswa yang ingin anaknya

tetap mengikuti pembelajaran daring.

Orangtua harus memberikan waktu

ekstra untuk membantu anak dalam

pendampingan belajar, maka mereka

harus banyak mengurangi waktu

rutinitas sehari-hari dan

menyempatkan diri disela-sela

kesibukan mereka.

Pembelajaran daring tidak bisa

lepas dari jaringan internet. Koneksi

jaringan internet menjadi salah satu

kendala yang dihadapi siswa yang

tempat tinggalnya sulit untuk

mengakses internet, apalagi siswa

tersebut tempat tinggalnya di daerah

pedesaan, terpencil dan tertinggal.

Karena letak geografis yang jauh dari

jangkauan sinyal, maka terkadang

jaringan seluler tidak stabil sehingga

menghambat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran sehingga pembelajaran

menjadi kurang optimal.

Jika ditinjau dari faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran daring, akan terlihat

semakin banyak kekurangan dan

problem yang diperoleh dibandingkan

hasil yang diharapkan. Selain

pemerintah yang menjadi garda

terdepan dalam dunia pendidikan

dengan peraturan-peraturan

pendidikan, ada pihak lain yang

memiliki peran penting untuk

keberhasilan pembelajaran

online/daring, di antaranya :

1. Siswa / Pelajar

Perlu dipahami jika setiap

orang khusunya anak memiliki

metode atau cara tersendiri dalam

menerima dan memahami ilmu

ataupun informasi tertentu. Secara

umum diketahui bahwa ada beberapa

anak yang cenderung lebuh mudah

memahami sesuatu dengan

membaca atau media tertulis. Ada

yang lebih mudah memahami

sesuatu dengan mencoba menulis

kembali apa yang diterimanya.

Namun ada juga yang cenderung

lebih mudah untuk menangkap

sesuatu dengan metode

mendengarkan ceramah atau

penjelasan dari pihak lain. Dari sini

dapat dikaji bahwa seringkali dijumpai

dalam pembelajaran daring selama

masa pandemi ini, guru hanya

memberikan materi dalam bentuk

tulisan (powerpoint, ebook, buku

bacaan, dll) dan disebarkan melalui

media sosial tertentu seperti

Whatsapp, email, atau forum kelas

online seperti Google Classroom.

Dengan cara ini para siswa

diharuskan dan diharapkan dapat

membaca untuk kemudian

Page 31: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

memahami sendiri materi apa yang

diberikan. Padahal seperti yang

sudah disebut di awal, ada beberapa

siswa yang kesulitan memahami

sesuatu dengan membaca sendiri

materi yang diberikan. Mereka perlu

sebuah penyampaian materi dalam

bentuk suara (bisa dengan video,

voicenote) agar lebih mengerti. Atau

cara lain yang dapat dilakukan guru

untuk menyampaikan ilmu

pengetahuannya kepada siswa yakni

menggunakan Grup Whatsapp,

dimana guru sebelumnya akan

membuat video pembelajaran lalu

dikirim ke grup untuk amati oleh para

siswa.

2. Tenaga Pengajar

Perlu disadari bahwa

ketidaksiapan guru dan siswa

terhadap pembelajaran daring juga

menjadi masalah. Perpindahan

sistem belajar konvensional ke sistem

daring amat mendadak, tanpa

persiapan yang matang. Tetapi

semua ini harus tetap dilaksanakan

agar proses pembelajaran dapat

berjalan lancar dan siswa aktif

mengikuti walaupun dalam kondisi

pandemi Covid-19. Tenaga pengajar

juga harus optimis dapat

meningkatkan mutu pembelajaran

melalui pembelajaran online. Selain

terbatasnya fasilitas yang dimiliki atau

tersedia untuk pengajar dalam

menyampaikan materi, kurangnya

inovasi juga menjadi penghambat

keberlangsungan serta keberhasilan

metode pembelajaran daring ini.

Banyak pengajar yang sudah terbiasa

mengajar dengan metode tradisional

namun kemudian secara tiba-tiba

harus mengubah metode

mengajarnya menjadi lebih modern.

Hal inilah yang menggambarkan jelas

jika edukasi serta pengembangan

metode pembelajaran sangat

diperlukan bukan hanya kepada

peserta didik namun juga kepada

tenaga pengajar. Dalam kaitannya

dengan pembelajaran online, guru

harus memperhatikan kualitas

pembelajaran yang diberikan. Harus

mampu mengkombinasikan

bagaimana memberikan

pembelajaran materi dengan

memberikan tugas kepada peserta

didik. Maka dari itu sangat diperlukan

guru untuk mengembangkan diri

pada teknologi dan inovasi

pembelajaran.

3. Orangtua / Wali /

Pendamping

Orang tua merupakan bagian

terpenting dalam mewujudkan

keberhasilan pembelajaran online.

Pasalnya, orang tua harus membantu

menyadarkan pelajar bahwa sekolah

online ini bukanlah liburan. Mereka

harus tetap mengikuti pendidikan dari

rumah. Dengan dukungan orang tua,

tentu akan lebih mudah bagi pelajar

untuk menerima metode

pembelajaran ini. Ramai diberbagai

media sosial yang menceritakan

pengalaman orangtua siswa selama

mendampingi anak-anaknya belajar

baik positif maupun negatif. Seperti

misalnya ternyata ada orangtua yang

sering marah-marah karena

mendapatkan anaknya yang sulit

diatur sehingga mereka tidak tahan

dan menginginkan anak mereka

belajar kembali di sekolah. Kejadian

ini memberikan kesadaran kepada

orangtua bahwa mendidik anak itu

ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu

dan kesabaran yang sangat besar.

Page 32: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Sehingga dengan kejadian ini

orangtua harus menyadari dan

mengetahui bagaimana cara

membimbing anak-anak mereka

dalam belajar. Setelah mendapat

pengalaman ini diharapkan para

orangtua mau belajar bagaimana

cara mendidik anak-anak mereka di

rumah.

KESIMPULAN

Ketidaksiapan guru dan siswa

menjadi masalah yang

mempengaruhi pembelajaran daring.

Perpindahan sistem belajar sangat

mendadak dan diikuti dengan tidak

adanya persiapan yang matang.

Meskipun begitu, semua harus tetap

terlaksana agar proses pembelajaran

tetap berjalan lancar dan siswa aktif

mengikuti meski dalam kondisi di

tengah pandemi. Komponen penting

proses pembelajaran daring harus

ditingkatkan dan diperbaiki agar

menghindari kegagapan. Komponen

seperti internet yang stabil, kemudian

gawai atau komputer yang mumpuni,

aplikasi dengan platform yang mudah

digunakan, dan sosialisasi tentang

kelas daring yang bersifat efisien,

efektif, kontinyu, dan integratif

kepada seluruh masyarakat.

Untuk mengatasi

permasalahan ini, pemerintah

harusnya memberi kebijakan untuk

mempermudah proses pembelajaran

daring dengan membuka gratis

layanan aplikasi daring, bekerjasama

dengan provider internet.

Mempersiapkan kurikulum dan

silabus untuk digunakan pada kelas

daring juga perlu dilakukan.

Dalam prosesnya, sangat

penting bagi pendidik untuk

menambahkan pesan-pesan edukatif

kepada orangtua dan peserta didik,

tentang pandemi Covid-19. Dengan

begitu, efeknya akan sangat bagus,

programnya tepat sasaran, dan

tercapai capaian pembelajarannya.

Daftar Pustaka

Riyana, C. (2019). Produksi Bahan

Pembelajaran Berbasis Online.

Universitas Terbuka.

M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1988.

Dhull, I., & Sakshi. (2017). Online

Learning. International Education &

Research Journal (IERJ), 3(8), 32–34

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020).

Pembelajaran Daring di Tengah

Wabah Covid-19. BIODIK, 6(2), 214-

224.

https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759

Dewi, Wahyu. (2020). Dampak

COVID-19 terhadap Implementasi

Pembelajaran Daring di Sekolah

Dasar. EDUKATIF: JURNAL ILMU

PENDIDIKAN. 2. 55-61.

10.31004/edukatif.v2i1.89.

Purwanto, Agus, dkk. (2020). Studi

Eksploratif Dampak Pandemi COVID-

19 Terhadap Proses Pembelajaran

Online di Sekolah Dasar. Journal os

Education, Psychology and

Counseling, 2(1), 6-7.

Page 33: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

URGENSI PSBB DIKAJI DARI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR

9 TAHUN 2020 BERKAITAN DENGAN CORONA VIRUS DISEASE 2019

Muntasy Syahrul S – Pendidikan Teknik Otomotif, Universitas Negeri Semarang

Rijal Istaqim – Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Negeri Semarang

Debora Jessica Desideria Tanya – Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang

Efryda Rhesky Revyana – Ilmu Hukum, Universitas Negeri Semarang

Rizka Barokah – Pendidikan Anak Usia Dini , Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Mewabahnya Corona Virus Disease 2019 yang menyerang sistem pernapasan

pada manusia telah menjadi pandemi yang dihadapi oleh seluruh dunia.

Peningkatan jumlah kasus Corona Virus Disease 2019 menjadi dasar penetapan

Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk mengurangi penyebaran Corona Virus

Disease 2019 di Indonesia. Pembatasan Sosial Berskala Besar yang telah di atur

pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 dikaji sesuai dengan

urgensi yang terjadi di Indonesia, termasuk dikaji dari perspektif Hak Sipil dan

Politik serta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam kehidupan

sehari-hari. Pembatasan Sosial Berskala Besar dilakukan tidak hanya di lingkup

wilayah, tetapi diterapkan juga dalam lingkup daerah.

Kata kunci: Kasus, Corona Virus Disease 2019, Peraturan Menteri Kesehatan,

Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Abstract

The outbreak of Corona Virus Disease 2019 which attacks the respiratory system

in humans has become a pandemic faced by the whole world. The increase in the

number of Corona Virus Disease 2019 cases is the basis for establishing Large-

Scale Social Restrictions to reduce the spread of Corona Virus Disease 2019 in

Indonesia. The Large-Scale Social Restrictions that have been regulated in the

Minister of Health Regulation Number 9 of 2020 are reviewed in accordance with

the urgency that occurs in Indonesia, including being studied from the perspective

of Civil and Political Rights and the application of Large-Scale Social Restrictions

in everyday life. Large-scale social restrictions are carried out not only in the

regional scope, but also in the regional scope.

Keywords: Cases, Corona Virus Disease 2019, Minister of Health Regulation,

Large-Scale Social Restrictions.

PENDAHULUAN

Page 34: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Corona Virus Disease atau yang lebih dikenal dengan sebutan COVID-19

adalah suatu virus yang menyebabkan terganggunya pernapasan, infeksi paru-

paru hingga menyebabkan kematian. Virus ini dapat menyerang siapa saja

tergantung sistem kekebalan tubuh yang dimiliki. COVID-19 ini pertama kali

muncul di Wuhan, China pada akhir taun 2019 dan telah menyerang di penjuru

dunia termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan saja.

Hal ini menyebabkan beberapa negara menerapkan kebijakan untuk

memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus ini. Di

Indonesia sendiri menerapkan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar

untuk menekan penyebaran virus ini.

Gejala awal infeksi virus corona bisa menyerupai flu, yaitu demam, pilek,

batuk kering, sakit tenggorokan dan pusing. Gejala tersebut bisa sembuh bahkan

bisa memberat, jika penderita mengalami demam tinggi disertai batuk berdahak

dan nyeri di dada, itu merupakan reaksi tubuh ketika melawan virus corona. Jika

mengalami gejala tesebut disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama 14

hari, jika gejala tesebut hilang, itu berarti kita aman dari virus corona, namun jika

sebaliknya, kita harus pergi ke dokter untuk melakukan pengecekan lebih lanjut.

Ada dugaan bahwa virus corona awalnya ditularkan dari hewan ke

manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus corona juga menular dari

manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat

penderita COVID-19 batuk atau bersin

2. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah

menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19

3. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Virus corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih

berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang

yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya

lemah, misalnya pada penderita kanker. Karena mudah menular, virus corona

juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-

19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan orang-orang yang memiliki kontak

dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona atau

COVID-19 . Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan

menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

Page 35: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

1. Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari

orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan

mendesak.

2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,

termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di

hari raya, misalnya Idul Adha.

3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang

mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar

rumah atau di tempat umum.

4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti

mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang

cukup, dan mencegah stres.

6. Hindari kontak dengan penderita COVID-19 , orang yang dicurigai positif

terinfeksi virus corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau

pilek.

7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian

buang tisu ke tempat sampah.

8. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,

termasuk kebersihan rumah.

PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar)

Meningkatnya jumlah kasus dan/atau jumlah kematian akibat penyebaran

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19 ) yang meluas melintas wilayah dan

negara sehingga berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya,

pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Dengan

mempertimbangkan segala aspek yang terdampak dan menekan penyebaran

COVID-19 maka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditetapkan di

Indonesia.1

PSBB sendiri merupakan Pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu

wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 sedemikian rupa untuk mencegah

kemungkinan penyebaran COVID-19. Dalam penerapannya, PSBB meliputi

peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan,

pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, pembatasan kegiatan sosial

1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020.

Page 36: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

dan budaya, pembatasan moda transportasi, dan pembatasan kegiatan lainnya

khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan. 2

METODE PELAKSAAN PENELITIAN

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan

seperti berikut :

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap ini penulis melakukan identifikasi terhadap permasalahan-

permasalahan yang sedang terjadi baru-baru ini karena adanya COVID-19 di

antaranya adalah adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di

Indonesia.

2. Tahap Studi Literatur

Penulis melakukan studi literatur untuk mencari jawaban dan permasalahan yang

ada. Studi literatur yang dilakukan oleh penulis terdiri dari kegiatan review

terhadap penelitian- penelitian yang telah ada dalam bidang yang telah diteliti.

Penulis juga melakukan identifikasi dan analisis pada sejumlah teori-teori yang

relevan dalam penerapan dan pelaksanaan PSBB.

3. Tahap Evaluasi dan Analisis Data

Dalam tahap ini terdiri dari penjelasan mengenai kegiatan survei yang dilakukan

serta analisis data. Kegiatan survei dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu : (1)

penulis melakukan survei dengan mengamati penerapan PSBB yang sedang

berlaku di Indonesia (2) hasil tahapan pertama disajikan secara deskripsi (3)

penyimpulan atas sajian data hasil analisis.

Menurut M. Berndetson. Et.al, metode kualitatif merupakan metode yang

digunakan untuk meningkatkan pemahaman dalam suatu bidang ilmu maupun

memberikan penjelasan tentang suatu bidang ilmu. Metode kualitatif sering

diartikan sebagai pekerjaan ke lapangan dan analisis terhadap sejumlah hal yang

terorganisir yang terbatas jumlahnya. Permasalahan dianalisis dengan melakukan

investigasi dan melibatkan aspek manusiawi atau organisasi dalam kaitannya

dengan teknologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Urgensi PSBB Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020

Dikaji Dari Perspektif Hak Sipil dan Politik

Dengan angka kematian yang terus bertambah akibat terpapar virus corona yang

mengganas, pemerintah didesak oleh keadaan yang demikian untuk segera

2 Ibid, Pasal 13 Ayat (1).

Page 37: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

bertindak demi keselamatan. Hadirlah Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9

Tahun 2020. Hal itu bisa dilihat di bagian „menimbang‟ dalam peraturan tersebut.

Pada huruf a di bagian menimbang dinyatakan bahwa,

bahwa penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID19) dengan jumlah kasus

dan/atau jumlah kematian telah meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas

negara dan berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan

dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia;3

Pernyataan tersebut diletakkan di bagian pertama (pada huruf a) bukanlah tanpa

alasan. Hal ini menyeret dua hal penting dalam hidup yakni hak sipil dan politik.

Dengan adanya kematian, terlepas apakah penyebabnya, di situ hak hidup

seseorang pun tercabut. Sebab hak hidupnya hanya melekat selama ia hidup.

Akan tetapi, yang menjadi tanggungjawab atas kehidupan seseorang adalah

mengapa ia menghadapi kematian. Dalam hal ini, misalnya, karena terpapar virus

Corona, maka, pemerintah atas nama negara harus campur tangan untuk sebisa

mungkin warga negaranya menghadapi kematian dengan seaman mungkin.

Bukan karena pembiaran, kelalaian oleh negara.

Hak sipil dan politik, menurut Karel Vasak, ahli hukum Perancis, sebagaimana

dikutip Haryanto (2000), membagi sejarah perkembangan HAM dalam tiga

generasi. Generasi pertama HAM adalah hak sipil dan politik yang berimplikasi

pada tuntutan masyarakat terhadap perlakuan sewenang-wenang dari penguasa.

Generasi kedua adalah hak ekonomi, sosial, dan budaya. Generasi ini muncul

sebagai buah dari ketidakadilan sosial dimana perjuangan masyarakat berpusat

pada tuntutan atas pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan dasar. Generasi ketiga

dikenal sebagai hak solidaritas, yang muncul menjelang akhir abad 20. Hak ini

diperjuangkan tidak hanya semata-mata untuk kepentingan individu tetapi juga

kepentingan kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa secara historis penegakan

hak sipil dan politik merupakan upaya awal perjuangan penegakan HAM.4

Mencoloknya karakter generasi ketiga pada perkembangan HAM terlihat secara

implisit dalam pernyataan berikut sebagaima tertera dalam Pasal 1:5

Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu

penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona

Virus Disease 2019 (COVID-I9)

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa generasi ketiga pada perkembangan HAM

menekankan solidaritas antara kepentingan individu dan kelompok, demikianlah

yang tercermin pada pasal di atas di mana kepentingan individu dan kelompok

menjadi satu kesaturan pertimbangan diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala

3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 bagian menimbang, huruf a.

4 Muhardi Hasan dan Estika Sari, “Hak Sipil dan Politik”. Demokrasi. Vol. IV, No. 1, 2005, hlm. 96.

5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020.

Page 38: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Besar (PSBB). Pernyataan antara, “pembatasan kegiatan tertentu penduduk

dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease...” dengan

pernyataan “...sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran

Corona Virus Disease...” berusaha mengimbangi kepentingan individu dan

kelompok secara adil. Kepentingan individu diwakili oleh pernyataan pertama,

sedangkan kepentingan kelompok diwakili oleh pernyataan kedua.

Sebelum menelisik lebih jauh, maka perlu bagi kita terlebih dulu melihat

bagaimana Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik mengaturnya,

tepatnya di Pasal 53:6

No. Pasal Uraian

1. 6 Hak atas kehidupan

2. 7 Bebas dari siksaan dan perlakuan tidak manusiawi

3. 8 Bebas dari perbudakan dan kerja paksa

4. 9 Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi

5. 10 Hak orang tahanan atas perlakuan manusiawi

6. 11 Bebas dari penahanan atas hutang

7. 12 Bebas berpindah dan memilih tempat tinggal

8. 13 Kebebasan bagi warga negara asing

9. 14 Hak atas pengadilan yang jujur.

10. 15 Perlindungan dari kesewenang-wenangan hukum kriminal

11. 16 Hak atas pengakuan yang sama di hadapan hukum

12. 17 Hak atas kebebasan pribadi (privasi)

13. 18 Bebas untuk berpikir, berkeyakinan, dan beragama

14. 19 Bebas untuk berpendapat dan berekspresi

15. 20 Larangan propaganda perang dan diskriminasi

16. 21 Hak untuk berkumpul

17. 22 Hak untuk berserikat

18. 23 Hak untuk menikah dan berkeluarga

19. 24 Hak anak

20. 25 Hak berpolitik

21. 26 Kesamaan di muka umum

22. 27 Hak bagi kaum minoritas

Jika kembali melihat pada pernyataan pada Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 9 Tahun 2020, maka kepentingan individu yang dimaksud adalah berkaitan

dengan haknya secara pribadi melakukan kegiatan di lingkungannya. Ini dapat

digolongkan dalam Pasal 17 ayat (1), misalnya, yang menyatakan:7

6 Muhardi Hasan dan Estika Sari, “Hak Sipil dan Politik”. Demokrasi. Vol. IV, No. 1, 2005, hlm. 96.

7 International Covenant on Civil and Political Rights, diakses melalui

https://www.ohchr.org/Documents/ProfessionalInterest/ccpr.pdf

Page 39: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

No one shall be subjected to arbitrary or unlawful interference with his privacy,

family, home or correspondence, nor to unlawful attacks on his honour and

reputation.

Pemaknaan privasi itu sendiri berbeda-beda. Di Indonesia, „privasi‟ (privacy) lebih

dimaknai sebagaimana KBBI memberikan definisi, yaitu kebebasan; keleluasaan

pribadi.8

Hal ini berbeda dengan yang dimaknai masyarakat Barat yang cenderung kepada

the quality of being secluded from the presence or view of others ; the condition of

being concealed or hidden.9

Pembatasan privasi (dalam makna KBBI) ini memang jika dibaca secara harfiah

dalam kacamata Peraturan ICCPR terhadap apa yang diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentu dianggap unlawful. Tetapi,

Peraturan yang membatasi privasi tersebut memiliki alasan yang melibatkan hak-

hak sipil dan politik masyarakat luas yang jika tidak diutamakan akan menjadi

taruhan yang jauh lebih unlawful. Hal ini karena pembatasan tersebut dianggap

mampu memberi kendali agar angka penyerangan brutal terhadap kehidupan

penduduk yang berwujud nyawa itu oleh virus Corona yang mengganas terhadap

kebebasan privasi seseorang yang tidak dikendalikan tidak meningkat (drastis).

B. PENERAPAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR

Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dilakukan selama masa inkubasi

terpanjang (14 hari). Jika masih terdapat bukti penyebaran berupa adanya kasus

baru, dapat diperpanjang dalam masa 14 hari sejak ditemukannya kasus terakhir.

1. Peliburan Sekolah

a) Yang dimaksud dengan peliburan sekolah adalah penghentian proses

belajar mengajar di sekolah dan menggantinya dengan proses belajar

mengajar di rumah dengan media yang paling efektif.

b) Pembatasan kegiatan semua lembaga pendidikan, pelatihan, penelitian,

pembinaan, dan lembaga sejenisnya, dengan tetap dapat menjalankan

proses pembelajaran melalui media yang paling efektif dengan

mengutamakan upaya pencegahan penyebaran penyakit.

c) Pengecualian peliburan sekolah bagi lembaga pendidikan, pelatihan,

penelitian yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan.

2. Peliburan Tempat Kerja

a) Yang dimaksud dengan peliburan tempat kerja adalah pembatasan proses

bekerja di tempat kerja dan menggantinya dengan proses bekerja di

rumah/tempat tinggal, untuk menjaga produktivitas/kinerja pekerja.

b) Pengecualian peliburan tempat kerja yaitu bagi kantor atau instansi tertentu

yang memberikan pelayanan terkait pertahanan dan keamanan, ketertiban

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses melalui https://kbbi.web.id/privasi

9 WordWeb Dictionary, pencarian arti kata ‘privacy’.

Page 40: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak dan gas, pelayanan

kesehatan, perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan

impor, distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya sebagai berikut:

1. Kantor pemerintah di tingkat pusat dan daerah, badan usaha milik

negara, badan usaha milik daerah, dan perusahaan publik tertentu

seperti:

a) Kantor Pemerintah terkait aspek pertahanan keamanan:

1) Instansi Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2) Instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)

b) Bank Indonesia, lembaga keuangan, dan perbankan

c) Utilitas publik (termasuk pelabuhan, bandar udara, penyeberangan, pusat

distribusi dan logistik, telekomunikasi, minyak dan gas bumi, listrik, air dan

sanitasi)

d) Pembangkit listrik dan unit transmisi

e) Kantor pos

f) Pemadam kebakaran

g) Pusat informatika nasional

h) Lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara

i) Bea Cukai di pelabuhan/ bandara/ perbatasan darat

j) Karantina hewan, ikan, dan tumbuhan

k) Kantor pajak

l) Lembaga/badan yang bertanggung jawab untuk manajemen bencana dan

peringatan dini

m) Unit yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan dan memelihara

kebun binatang, pembibitan, margasatwa, pemadam kebakaran di hutan,

menyiram tanaman, patroli dan pergerakan transportasi yang diperlukan.

n) Unit yang bertanggung jawab untuk pengelolaan panti asuhan/ panti jompo/

panti sosial lainnya.

Kecuali untuk TNI/POLRI, kantor tersebut di atas harus bekerja dengan jumlah

minimum karyawan dan tetap mengutamakan upaya pencegahan penyebaran

penyakit (pemutusan rantai penularan) sesuai dengan protokol di tempat kerja.10

2. Perusahaan komersial dan swasta:

a) Toko-toko yang berhubungan dengan bahan dan barang pangan atau

kebutuhan pokok serta barang penting, yang mencakup makanan (antara

lain: beras, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, bawang bombay,

gula, minyak goreng, tepung terigu, buah-buahan dan sayuran, daging sapi,

daging ayam, telur ayam, ikan, susu dan produk susu, dan air minum dalam

kemasan) termasuk warung makan/rumah makan/restoran, serta barang

penting yang mencakup benih, bibit ternak, pupuk, pestisida, obat dan

vaksin untuk ternak, pakan ternak, gas LPG, triplek, semen, besi baja

konstruksi, dan baja ringan.

10

. Permenkes 9/2020 Pasal 13 ayat (2).

Page 41: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

b) Bank, kantor asuransi, penyelenggara sistem pembayaran, dan ATM,

termasuk vendor pengisian ATM dan vendor IT untuk operasi perbankan,

call center perbankan dan operasi ATM.

c) Media cetak dan elektronik.

d) Telekomunikasi, layanan internet, penyiaran dan layanan kabel. IT dan

Layanan yang diaktifkan dengan IT (untuk layanan esensial) sebisa

mungkin diupayakan untuk bekerja dari rumah, kecuali untuk mobilitas

penyelenggara telekomunikasi, vendor/supplier telekomunikasi/IT, dan

penyelenggara infrastruktur data.

e) Pengiriman semua bahan dan barang pangan atau barang pokok serta

barang penting termasuk makanan, obat-obatan, peralatan medis.

f) Pompa bensin, LPG, outlet ritel dan penyimpanan Minyak dan Gas Bumi.

g)Pembangkit listrik, unit dan layanan transmisi dan distribusi.

h)Layanan pasar modal sebagaimana yang ditentukan oleh Bursa Efek Jakarta.

i) Layanan ekspedisi barang, termasuk sarana angkutan roda dua berbasis

aplikasi dengan batasan hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk

penumpang.

j) Layanan penyimpanan dan pergudangan dingin (cold storage).

k) Layanan keamanan pribadi. Kantor tersebut di atas harus bekerja dengan

jumlah minimum karyawan dan tetap mengutamakan upaya pencegahan

penyebaran penyakit (pemutusan rantai penularan) sesuai dengan protokol di

tempat kerja.

3. Perusahaan industri dan kegiatan produksi:

a) Unit produksi komoditas esensial, termasuk obat- obatan, farmasi, perangkat

medis atau alat kesehatan, perbekalan kesehatan rumah tangga, bahan baku dan

zat antaranya.

b) Unit produksi, yang membutuhkan proses berkelanjutan, setelah mendapatkan

izin yang diperlukan dari Kementerian Perindustrian.

c) Produksi minyak dan gas bumi, batubara dan mineral dan kegiatan yang terkait

dengan operasi penambangan.

d) Unit manufaktur bahan kemasan untuk makanan, obat-obatan, farmasi dan alat

kesehatan.

e) Kegiatan pertanian bahan pokok dan holtikultura.

f) Unit produksi barang ekspor.

g) Unit produksi barang pertanian, perkebunan, serta produksi usaha mikro kecil

menengah. Kantor tersebut di atas harus bekerja dengan jumlah minimum

Page 42: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

karyawan dan tetap mengutamakan upaya pencegahan penyebaran penyakit

(pemutusan rantai penularan) sesuai dengan protokol di tempat kerja.

4. Perusahaan logistik dan transportasi

a) Perusahaan angkutan darat untuk bahan dan barang pangan atau barang

pokok serta barang penting, barang ekspor dan impor, logistik, distribusi, bahan

baku dan bahan penolong untuk industri dan usaha mikro kecil menengah.

b) Perusahaan pelayaran, penyeberangan, dan penerbangan untuk angkutan

barang.

c) Perusahaan jasa pengurusan transportasi dan penyelenggara pos.

d) Perusahaan jasa pergudangan termasuk cold chain Kantor tersebut di atas

harus bekerja dengan jumlah minimum karyawan dan tetap mengutamakan upaya

pencegahan penyebaran penyakit (pemutusan rantai penularan) sesuai dengan

protokol di tempat kerja.

5. Pembatasan Kegiatan Keagamaan

a) Bentuk pembatasan kegiatan keagamaan adalah kegiatan keagamaan yang

dilakukan di rumah dan dihadiri keluarga terbatas, dengan menjaga jarak setiap

orang.

b) Semua tempat ibadah harus ditutup untuk umum.

c) Pengecualian kegiatan keagamaan sebagaimana huruf a dilaksanakan dengan

berpedoman pada peraturan perundang-undangan, dan fatwa atau pandangan

lembaga keagamaan resmi yang diakui oleh pemerintah.

d) Pemakaman orang yang meninggal bukan karena COVID-19 dengan jumlah

yang hadir tidak lebih dari dua puluh orang dapat diizinkan dengan

mengutamakan upaya pencegahan penyebaran penyakit (pemutusan rantai

penularan).

6. Pembatasan Kegiatan di Tempat atau Fasilitas UmumDalam bentuk

pembatasan tempat atau fasilitas umum dengan memperhatikan pemenuhan

kebutuhan dasar penduduk, kecuali:

a) Supermarket, minimarket, pasar, toko, atau tempat penjualan obat-obatan

dan peralatan medis kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang

penting, bahan bakar minyak, gas, dan energi.

b) Fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka pemenuhan

pelayanan kesehatan. Rumah sakit dan semua instansi medis terkait,

termasuk unit produksi dan distribusi, baik di sektor publik maupun swasta,

seperti apotek, unit transfusi darah, toko obat, toko bahan kimia dan

Page 43: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

peralatan medis, laboratorium, klinik, ambulans, dan laboratorium penelitian

farmasi termasuk fasilitas kesehatan untuk hewan akan tetap berfungsi.

Transportasi untuk semua tenaga medis, perawat, staf medis, layanan

dukungan rumah sakit lainnya tetap diizinkan untuk beroperasi.

c) Hotel, tempat penginapan (homestay), pondokan dan motel, yang

menampung wisatawan dan orang-orang yang terdampak akibat COVID-

19, staf medis dan darurat, awak udara dan laut.

d) Perusahaan yang digunakan/diperuntukkan untuk fasilitas karantina.

e) Fasilitas umum untuk kebutuhan sanitasi perorangan.

f) Tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar penduduk

lainnya termasuk kegiatan olah raga.

Pengecualian tersebut dilaksanakan dengan tetap memperhatikan

pembatasan kerumunan orang serta berpedoman pada protokol dan

peraturan perundang-undangan.

7. Pembatasan Kegiatan Sosial dan Budaya

Pembatasan kegiatan sosial dan budaya dilaksanakan dalam bentuk

pelarangan kerumunan orang dalam kegiatan sosial dan budaya serta

berpedoman pada pandangan lembaga adat resmi yang diakui pemerintah dan

peraturan perundang-undangan. Hal ini juga termasuk semua perkumpulan

atau pertemuan politik, olah raga, hiburan, akademik, dan budaya.

8. Pembatasan Moda Transportasi

a) Transportasi yang mengangkut penumpangSemua layanan transportasi

udara, laut, kereta api, jalan raya (kendaraan umum/pribadi) tetap berjalan

dengan pembatasan jumlah penumpang.

b) Transportasi yang mengangkut barang

Semua layanan transportasi udara, laut, kereta api, jalan raya tetap

berjalan untuk barang penting dan esensial, antara lain:

1) Angkutan truk barang utuk kebutuhan medis, kesehatan, dan sanitasi

2) Angkutan barang untuk keperluan bahan pokok

3) Angkutan untuk makanan dan minuman termasuk barang seperti sayur-

sayuran dan buah-buahan yang perlu distribusi ke pasar dan

supermarket

4) Angkutan untuk pengedaran uang

5) Angkutan BBM/BBG

6) Angkutan truk barang untuk keperluan distribusi bahan baku industri

manufaktur dan assembling

7) Angkutan truk barang untuk keperluan ekspor dan impor

8) Angkutan truk barang dan bus untuk keperluan distribusi barang kiriman

(kurir servis, titipan kilat, dan sejenisnya)

9) Angkutan bus jemputan karyawan industri manufaktur dan assembling

10) Angkutan kapal penyeberangan

Page 44: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

c. Transportasi untuk layanan kebakaran, layanan hukum dan ketertiban, dan

layanan darurat tetap berjalan.

d. Operasi kereta api, bandar udara dan pelabuhan laut, termasuk bandar udara

dan pelabuhan laut TNI/POLRI, untuk pergerakan kargo, bantuan dan evakuasi,

dan organisasi operasional terkait tetap berjalan.

9. Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan

Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan

dikecualikan pada kegiatan-kegiatan operasi militer/kepolisian baik sebagai unsur

utama maupun sebagai unsur pendukung dengan cakupan sebagai berikut:

a) Kegiatan Operasi Militer:

1) Kegiatan operasi militer perang dan kegiatan operasi militer selain perang.

2) Kegiatan operasi militer yang dilaksanakan TNI untuk mendukung Gugus

Tugas Percepatan Penanganan COVID- 19, baik di tingkat nasional,

maupun di tingkat daerah provinsi/kabupaten/kota.

3) Kegiatan operasi militer yang dilaksanakan TNI dalam rangka menghadapi

kondisi darurat negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Kegiatan operasi POLRI:

1) Kegiatan operasi kepolisian terpusat maupun kewilayahan.

2) Kegiatan kepolisian yang dilaksanakan unsur kepolisian untuk mendukung

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, baik di tingkat nasional,

maupun di tingkat daerah provinsi/kabupaten/kota.

3) Kegiatan rutin kepolisian untuk tetap terjaminnya keamanan dan ketertiban

masyarakat.11

Kesimpulan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan berdampak pada

pembatasan ruang gerak semua masyarakat di wilayah tersebut, sehingga

penanggulangan COVID-19 dalam situasi kedaruratan kesehatan masyarakat

dapat berjalan efektif. Dalam menjalankan respons kedaruratan kesehatan

masyarakat melalui pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar tersebut

tetap mengedepankan keselamatan dan kepentingan masyarakat baik di

tingkat nasional maupun daerah.

Daftar Pustaka

Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020.

Jurnal

11

peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

Page 45: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Hasan, M., Estika Sari. 2005. “Hak Sipil dan Politik”. Demokrasi. Vol. IV,

No. 1.

Websites

International Covenant on Civil and Political Rights, diakses melalui

https://www.ohchr.org/Documents/ProfessionalInterest/ccpr.pdf

Merry Dame Cristy Pane.2020 Virus Corona atau severe acute respiratory

syndrome coronavirus. Jakarta: alodokter

Kamus

Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses melalui https://kbbi.web.id/privasi

WordWeb Dictionary.

Page 46: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

DAMPAK PENYEBARAN HOAX COVID – 19 PADA PERILAKU MASYARAKAT

DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN CARA PENCEGAHANNYA

Eva Nur Falah R1, M Taufik Nur Fuad2, Novi Nur A3,

Rayvalno Gusen4, Sigit Sabdo P5

1)Fakultas Ilmu Sosial, 2) Fakultas Teknik, 3) Fakultas Ekonomi,

4) Fakultas Hukum, 5) Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

ABSTRACT

Cases of spreading hoax news about Covid-19 are currently found on social media

and people's daily lives. The spread of this hoax news caused the public to panic

and divide people's perceptions about Covid-19. Therefore, this study aims to

analyze the "Impact of Hoax Covid-19 Spread on Community Behavior in

Sukoharjo Regency and How to Prevent It". The research method uses descriptive

research methods by browsing websites and official sites. The results of this study

concluded that from the beginning of the corona virus, it was found until May 2020

that there were 1401 cases related to the Corona virus hoax, both related to

people infected or infected with the Corona virus, Corona virus treatment and

prevention, and people's behavior in dealing with covid-19 hoax news. News of the

spread of this hoax is mostly found on social media. Prevention of the spread of

hoaxes can be done by carefully looking at provocative titles, observing site

addresses, checking facts, checking the authenticity of photos and participating in

anti hoax discussion groups.

Keyword : social media, hoax covid-19, public behavior, prevention

ABSTRAK

Kasus penyebaran berita hoax mengenai Covid-19 saat ini banyak ditemukan di

media sosial dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Penyebaran berita hoax ini

mengakibatkan masyarakat panik dan memecah belah persepsi masyarakat

mengenai Covid-19. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

mengenai “Dampak Penyebaran Hoax Covid – 19 pada Perilaku Masyarakat di

Kabupaten Sukoharjo dan Cara Pencegahanya”. Metode penelitian menggunakan

metode penelitian deskriptif dengan menelusuri website dan situs resmi. Hasil

penelitian ini menyimpulkan dari awal mula virus corona ditemukan hingga bulan

Mei 2020 tercatat 1401 kasus hoax terkait virus Corona baik terkait orang yang

terinfeksi atau terjangkit virus Corona, Pengobatan dan Pencegahan virus Corona,

serta perilaku masyarakat dalam menghadapi berita hoax dari covid-19.

Penyebaran berita hoax ini paling banyak ditemukan di media sosial. pencegahan

penyebaran hoax dapat dilakukan dengan berhati-hat melihat judul yang

provokatif, Mencermati alamat situs, Memeriksa Fakta, Cek keaslian foto dan ikut

dalam grup diskusi anti hoax.

Kata Kunci : media sosial, hoax covid-19, perilaku masyarakat, cara

pencegahan

Page 47: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PENDAHULUAN

Teknologi merupakan suatu sarana atau sebuah sistem yang sangat

berguna untuk menyediakan informasi atau barang – barang yang diperlukan bagi

kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI). Di Era Revolusi Industri

saat ini, teknologi sangat berkembang dengan cepat dan sangat diperlukan untuk

mempermudah dan mempersingkat pekerjaan. Bahkan saat ini hampir seluruh

golongan masyarakat baik pelajar maupun pekerja tidak dapat dipisahkan dengan

teknologi terutama Internet untuk mengakses Media Sosial. Perkembangan

teknologi yang sangat cepat ini membuat berita munculnya Corona Virus Disease

2019 (COVID-19) di China pada akhir tahun 2019 ini menyebar dengan cepat dan

membuat dunia menjadi gempar karena jenis virus baru yang belum terdapat

obatnya. Merebaknya Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di dunia termasuk

di Indonesia mendapat perhatian yang serius dan menjadi perbincangan semua

orang sampai sekarang.

Penyebaran berita mengenai Covid-19 ini berkembang dengan cepat di

masyarakat karena masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan informasi

mengenai Covid-19 dan menyebarluaskan kepada masyarakat lain melalui media

sosial tanpa dipilah dan ditelusuri kebenarannya terlebih dahulu. Seiring dengan

perkembangan kasus Covid-19 yang semakin meningkat ini mengakibatkan

pemberitaan tentang Covid-19 menjadi perbincangan panas di media sosial. Hal

ini mengakibatkan masyarakat menjadi panik dengan pemberitaan yang belum

tentu benar dan dibahas dimana – mana ini, sehingga memecah belah persepsi

masyarakat menganai Covid-19.

Situasi dan kondisi yang tidak kondusif di lingkungan masyarakat ini

mengakibatkan penyebaran berita baik yang benar ataupun hoax dianggap benar

oleh masyarakat tanpa mengetahui bagaimana fakta dari berita tersebut. Hal ini

pun berakibat pada perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari – hari, karena

berita hoax tersebut menyebabkan masyarakat yang buta akan teknologi tidak

mengetahui bagaimana kebenaran berita itu sampai akhir. Ini pun juga terjadi di

Kabupaten Sukoharjo yang mudah terpengaruh akan penyebaran berita Hoax

mengenai Covid-19. Sehingga masyarakat menjadi takut untuk bersosialisasi

seperti takut untuk pergi kepasar atau tempat ramai lainnya karena mereka terlalu

takut terkena virus Corona setelah membaca atau mendengar berita entah itu

benar atau hoaks.

Penjelasan diatas membuat peneliti tertarik untuk menganalisis mengenai

“Dampak Penyebaran Hoax Covid – 19 pada Perilaku Masyarakat di

Kabupaten Sukoharjo dan Cara Pencegahanya”.

TINJAUAN PUSTAKA

Media sosial ialah sekelompok saluran komunikasi online yang mempunyai

tujuan input, berinteraksi, berbagi konten serta berkolaborasi berbasis komunitas

tertentu (Juditha, C;2018). Media sosial merupakan salah satu sarana yang efektif

dan efisien untuk memberikan informasi kepada orang lain yang mempunyai

berbagai kepentingan. Media sosial biasanya digunakan oleh masyarakat untuk

Page 48: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

berbagi teks, gambar, suara, dan vidieo informasi yang berasal dari orang lain

maupun perusahaan (Kotler dan Keller; 2009).

Dalam buku komunikasi 2.0, Ardianto menjelaskan jika media sosial dapat

disebut jejaring sosial online karena media sosial mempunyai kekuatan sosial,

dimana kekuatan ini dapat membuat opini publik yang ada di masyarakat mudah

untuk dipengaruhi. Hal ini dapat dilihat pada media sosial yang mampu

membentuk opini, sikap dan perilaku publik atau masyarakat (Ardianto, 2011:xii).

Damarsuti (2011 : 218) menyebutkan bahwa komunikasi dengan menggunakan

media sosial dapat memberikan perngaruh terhadap:

1. Kepercayaan, Nilai, dan Sikap

2. Pandangan Dunia.

3. Organisasi Sosial.

4. Tabiat Manusia.

5. Orientasi Kegiatan.

6. Persepsi diri dan orang lain.

Hoax dalam kamus oxford (2017) adalah sebuah bentuk penipuan yang

bertujuan untuk membuat kelucuan atau membawa bahaya sementara hoax

dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai berita bohong, informasi palsu

atau kabar dusta. Sedangkan menurut kamus bahasa Inggris, hoax berarti

mengolok – olok, cerita bohong dan memperdaya atau menipu (Christiany,

2018). Hoax sendiri merupakan suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan

pemberitaan palsu atau usaha untuk menipu atau mengakali pembaca agar

mempercayai sesuatu. Hoax mempunyai tujuan sebagai lelucon, iseng, hingga

untuk membentuk opini publik yang intinya menyesatkan. Apalagi jika pengguna

media sosial tidak kritis dalam membagikan berita yang telah dibaca kepada

pengguna media sosial lainnya (Christiany, 2018).

Informasi atau berita (pesan) hoax diproduksi kemudian digunakan

pengguna media sosial dengan mengirimkan informasi tersebut ke pengguna

lainnya. Dalam proses ini anatara pengirim dan penerima dapat saling bertukar

peran ataupun sebaliknya. Pesan yang dimaksud disini adalah semua informasi

atau berita hoax/ yang tidak benar yang disebarkan melalui media sosial seperti

whatssapp dan portal berita (Christiany, 2018). Presiden Joko Widodo sendiri

menyatakan bahwa hoax merupakan bagian dari era keterbukaan yang harus

dihadapi. Presiden meminta seluruh pihak menghentikan penyebaran hoax dan

fitnah yang dapat memecah bangsa, terutama yang beredar melalui media

sosial (Widodo, 2017).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan

melakukan penelusuran melalui web site Gugus Tugas Percepatan Covid-19

https://covid19.go.id/p/hoax-buster , Kementrian Komunikasi dan Informasi

https://www.kominfo.go.id dan Solopos https://solopos.com selama bulan Juli dan

Agustus. Pencarian informasi dilakukan menggunakan kata kunci hoax covid-19.

Page 49: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Selanjutnya, dilakukan pengelompokan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu, 1.

Topik berita tentang hoax virus corona. 2. Penyebaran berita hoax covid-19. 3.

Perilaku masyarakat menyikapi berita hoax virus Corona. 4. Cara pencegahan

penyebaran hoax. Selanjutnya, data yang diperoleh akan dilakuakn diskusi dan

kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Berita hoax terkait Virus Corona

A. Berita hoax tentang yang terjangkit/terinfeksi Virus Corona

Beredar pesan berantai di Whatsapp yang menyatakan sejumlah RSUD

di Jakarta dan Depok ditutup lantaran karyawannya terpapar virus Corona atau

Covid-19. Berdasarkan hasil penelusuran, beberapa bagian informasi dalam

pesan berantai tersebut keliru. Dilansir dai tribunnews.com, Direktur RSUD Pasar

Rebo, dr Isnindyarti secara resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor

32/SE/2020 yang berisikan pernyataan klarifikasi. (Gugus Tugas Pecepatan

Penanganan Covid19 ; 16 Juli 2020)

Berita bohong juga beredar melalui pesan Whatsapp terkait warga

Sukoharjo terpapar corona. Dalam pesan yang beredar mencatut nama Walikota

Solo FX Hadi Rudyatmo yang menyatakan warga sukoharjo terpapar virus

corona. Menanggapi hal tersebut Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo melalui

jejaring Whastapp tegas mengatakan bahwa pesan tersebut hoax. (Tribunnews

Solo ; 14 Maret 2020)

Gambar. Hoax Warga Sukoharjo Terpapar Virus Corona

Beredar sebuah pesan broadcast Whatsapp yang menyebutkan bahwa

telah meninggal seorang warga Jalan Panda Sukoharjo. Warga tersebut diklaim

meninggal karena terkena virus corona. Faktanya berita tersebut adalah hoax

setelah dikonfirmasi Camat Grogol. (Kominfo ; 22 Maret 2020)

Page 50: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Gambar. Pesan Hoax terkait warga positif Covid-19

B. Berita hoax tentang kesehatan

Beredar sebuah gagasan bahwa koloid perak (Colloidal Silver) dapat

menjadi obat virus Corona. Perak koloid adalah partikel kecil dari logam yang

tersuspensi dalam cairan. Minuman ini diklaim mampu mengobati semua jenis

penyakit, mampu berperan sebagai antiseptik, dan membantu sistem kekebalan

tubuh termasuk membunuh virus Corona. Faktanya, gagasan tersebut telah

dibantah oleh Otoritas Kesehatan Amerika Serikat bahwa tidak ada bukti jenis

perak ini efektif untuk kondisi kesehatan apapun. CNN Internasional melalui akun

Twitternya juga menginformasikan bahwa tidak ada bukti bahwa Colloidal Silver

atau koloid perak dapat melindungi kita dari virus Corona. (Kominfo ; 12 Maret

2020)

Gambar. Perak Koloid tidak bisa menyembuhkan virus corona (Kominfo

; 2020)

Beredar informasi bahwa minuman berakohol bisa mengurangi risiko

terpapar covid-19. Terkait hal tersebut pihak San Luke Hospital menegaskan tidak

benar minum alkohol dapat menurunkan infeksi virus corona. Seharusnya yang

Page 51: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

harus dilakukan adalah melakukan kebersihan yang baik, bukan mebersihkan diri

dengan alkohol. (Kawal Covid 19 ; 12 Maret 2020)

Gambar. Pesan bahwa minum alkohol dapat mengurangi risiko virus

corona (Adi Syafitrah : 2020)

Beredar di media sosial Facebook sebuah unggahan yang

menginformasikan bahwa asap rokok mampu membunuh Virus Corona karena

komposisi rokok terdiri dari tembakau dan cengkeh.

Faktanya, dilansir dari Liputan6.com bahwa informasi tersebut dibantah

oleh Dokter Spesialis Paru Feni Fitriani, Ketua Pokja Masalah Rokok

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang mengatakan bahwa hal tersebut tidak

benar. Bahkan, seorang perokok lebih mudah menjadi sakit bukan hanya Virus

Corona namun juga penyakit lainnya seperti kanker paru.

Gambar. Asap rokok dapat membunuh virus corona

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka informasi dalam pesan berantai

tersebut terdapat konteks yang salah pada beberapa bagiannya sehingga

dapat menyebabkan kesesatan pemahaman. Oleh sebab itu, konten tersebut

masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

Page 52: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

2. Penyebaran Berita Hoax Covid-19

Penyebaran berita hoax dapat melalui media sosial seperti, pesan

berantai di Whatsapp, Portal Berita maupun interaksi secara langsung.

Kementrian Komunikasi dan Informatika RI mencatat sebanyak 1401 sebaran isu

hoaks yang beredar melalui platform jejaring sosial di kalangan masyarakat

hingga bulan Mei (Kominfo ; 2020). Penyebaran hoax tersebut bila tidak dicegah

sejak dini dapat memberikan efek bahaya bagi masyarakat Indonesia, khusunya

Sukoharjo. Maka dari itu masyarakat akan lebih sulit untuk memperoleh informasi

yang benar maupun salah.

3. Perilaku Masyarakat

Beredarnya berita hoax tentang covid-19 yang makin meningkat yaitu

1401 isu hoax hingga bulan Mei (Kominfo : 2020). Berita hoax apabila tidak

adanya kesadaran dari masyarakat akan berdampak pada perilaku masyarakat.

Berikut dampak penyebaran berita hoax terhadap perilaku masyarakat khusunya

Sukoharjo.

1. Masyarakat akan gampang sekali percaya dengan berita-berita hoax yang

dikemas sedemikian rupa, seolah-olah seperti berita itu benar, tanpa

melakukan klarifikasi berita tersebut.

2. Penyebaran berita hoax tersebut dapat menimbulkan kepanikan publik.

Seperti halnya isu lcokdown yang akan membuat harga di pasaran

melambung tingi dan akhirnya membeli barang yang berlebihan tanpa

mementingkan kebutuhan pribadi dan orang lain.

3. Penyebaran berita hoax mengakibatkan masyarakat yang tidak paham

mengenai virus corona menerimanya dengan mentah-mentah tanpa

melakukan klarifikasi langsung. Seperti halnya, ada warga yang diduga

terjangkit virus corona kemudian masyarakat malah menjauhinya.

4. Cara Pencegahan Penyebaran Hoax Covid-19

Menurut Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho

menyebutkan, lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam

mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli :

1. Hati-hati dengan judul yang provokatif

Dapat kita amati dalam berita hoax, seringkali mempunyai judul yang

provokatif, misalnya, dengan langsung menuju kepada pihak dengan jelas.

Berita hoax biasanya diambil dari berita resmi yang kemudian isinya diubah-

ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki pembuat hoax.

Untuk mencegahnya, sebaiknya saat membaca berita yang mempunyai

judul provokatif langsung mencari referensi berita yang sama dari situs online

resmi pemerintah.

2. Cermati Alamat Situs

Untuk berita yang bersumber dari website mencantumkan link, sebaiknya

cermatilah terlebih dahulu alamat website yang dimaksud. Pastikan berasal

dari situs berita resmi yang sudah terverifikasi sehingga informasinya valid.

3. Periksa Fakta

Page 53: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Ketika menemukan sebuah berita pastikan sumber dari berita tersebut janga

mudah percaya apabila informasi dalam berita bukan berasal dari institusi

resmi. Selanjutnya amati perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan

fakta dan opini. Fakta biasanya disertai dengan kesaksian dan bukti. Opini

biasanya bersifat subjektif yang dapat dilihat dari penulis berita yang hanya

mengemukakan pendapat dan kesannya.

4. Cek Keaslian Foto

Di era teknologi digital saat ini tidak hanya koten berupa teks yang bisa

dimanipulasi melainkan konten lain yang berupa foto atau video. Ada kalanya

pembuat berita palsu juga memanipulasi foto untuk memprovokasi pembaca.

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa menggunakan mesi penncarian

google yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian google

image.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Di media sosoial terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax. Di

grup diskusi ini netizen bisa ikut bertanya apakah suatu informasi merupakan

hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang

lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya

crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

hingga bulan Mei 2020 tercatat 1401 kasus hoax terkait virus Corona baik terkait

orang yang terinfeksi atau terjangkit virus Corona, Pengobatan dan Pencegahan

virus Corona, perilaku masyarakat dalam menghadapi berita hoax dari covid-19.

Penyebaran berita hoax paling banyak terjadi melalui media sosial.

Penyebaran berita hoax harus segera dihentikan agar tidak menimbulkan

keresahan di masyarakat. Cara untuk mencegah penyebaran hoax adalah

sebagai berikut : Hati-hati dengan judul yang provokatif, Mencermati alamat situs,

Memeriksa Fakta, Cek keaslian foto dan ikut dalam grup diskusi anti hoax.

Page 54: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Juditha, C. (2018). Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta Antisipasinya

Hoax Communication Interactivity in Social Media and Anticipation. 3(1),

31–44.

Sosial, D. I. M. (2012). Perilaku pengguna dan informasi. 58–70.

Corona, V. (2020). ANALISIS BERITA HOAX COVID - 19 DI MEDIA SOSIAL DI.

1(9), 60–73.

Yunita. 2017. Ini Cara Mengatasi Berita Hoax di Dunia Maya.

“https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-

di-dunia-maya/0/sorotan_media” (diakses 13 Agustus 2020)

Yusuf. 2020. Kominfo Temukan 1.401 Sebaran Isu Hoaks Terkait Covid-

19.”https://aptika.kominfo.go.id/2020/05/kominfo-temukan-1-401-sebaran-

isu-hoaks-terkait-covid-19/” (diakses 13 Agustus 2020)

Tem WEB UNJA.2020.Cegah Hoax Corona (Covid-19 Indonesia), Mahasiswa bisa

apa?.”https://www.unja.ac.id/2020/03/19/cegah-hoax-corona-covid-19-

indonesia-mahasiswa-bisa-apa/”(diakses 13 Agustus 2020)

Kominfo. 2020. [Hoaks]Asap Rokok Mampu Membunuh Virus

Corona.“https://www.kominfo.go.id/content/detail/25062/hoaks-asap-

rokok-mampu-membunuh-virus-corona/0/laporan_isu_hoaks” (diakses 13

Agustus 2020)

Kawal Covid-19. 2020. [Salah]Minuman Beralkohol bisa Mengurangi Risiko Infeksi

dari Novel Corona Virus;Covid-

19.“https://kawalcovid19.id/content/425/salah-minuman-beralkohol-bisa-

mengurangi-risiko-infeksi-dari-novel-coronavirus-covid-19” (diakses 13

Agustus 2020)

Kominfo. 2020. [Hoaks] Warga Jalan Panda Sukoharjo Dikabarkan Meninggal

karena Virus

Corona.“https://www.kominfo.go.id/content/detail/25286/hoaks-warga-

jalan-panda-sukoharjo-dikabarkan-meninggal-karena-virus-

corona/0/laporan_isu_hoaks” (diakses 13 Agustus 2020)

Permatasari Reni. 2020. Bahaya Berita Hoax Covid-19 yang bisa Menghancurkan

Hidupmu.“https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/05/12/193758/bahay

a-berita-hoax-covid-19-yang-bisa-menghancurkan-hidupmu” (diakses 13

Agustus 2020)

Page 55: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan
Page 56: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT DAN BERSIH SEBAGAI UPAYA

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN COVID-19 DI KABUPATEN

SUKOHARJO

Rannisa Dyah E12, Faisal Nur A13, M. Alwi S14, Dimas Agung Y15, Gadis S16.

Abstrak

Penyebaran penyakit Corona Virus Diseases-19 atau dikenal dengan Covid-19

virus yang menginfeksi pada saluran pernafasan. Munculnya wabah Covid-19

mendorong pentingnya untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS merupakan starategi yang dapat

mencegah penyebaran Covid-19. Hal yang dapat dilakukan di keluarga dan

lingkungan yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, menyiapkan akses

terhadap sarana, mengidentifikasi kegiatan keluarga dan masyarakat serta

menyediakan informasi mengenai praktek PHBS yang tepat. Beberapa tips

menjaga kesehatan yaitu mencuci tangan dengan sabun, menggunakan

handsanitezer, tutup mulut dan hidung dengan siku ketika batik atau bersin, serta

membersihkan alat alat yang sering digunakan. PHBS merupakan langkah awal

yang efektif dan mudah diterapkan di berbagai lapisan masyarakat. Sehingga

masyarakat terus dihimbau untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Kata kunci : PHBS, Covid-19, Pencegahan

The spread of Corona Virus Diseases-19 or known as Covid-19 virus that infects

the respiratory tract. The emergence of the Covid-19 outbreak encourages the

importance of providing education to the public about clean and healthy living

habits (PHBS). PHBS is a strategy that can prevent the spread of Covid-19.

Things that can be done in the family and the environment are increasing

knowledge and abilities, preparing access to facilities, identifying family and

community activities and providing information about proper PHBS practices.

Some tips for maintaining health are washing hands with soap, using a hands-on

freezer, covering your mouth and nose with your elbows when batik or sneezing,

and cleaning frequently used tools. PHBS is an effective and easy first step to be

applied at various levels of society. So that the community continues to be urged

to improve clean and healthy living habits in an effort to prevent the spread of

Covid-19.

Keywords: PHBS, Covid-19, Prevention

Page 57: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PENDAHULUAN

Pola Hidup Sehat dan Bersih merupakan semua perilaku kesehatan yang

dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya

mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif

dalam aktivitas masyarakat.

Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk

menularkan pengalaman mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok

ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi

informasi. Ada berbagai informasi yang dapat dibagikan seperti materi edukasi

guna menambah pengetahuan serta meningkatkan sikap dan perilaku terkait cara

hidup yang bersih dan sehat.

Pola Hidup Sehat dan Bersih adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan

menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan

agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup

bersih dan sehat.

Terdapat langkah – langkah berupa edukasi melalui pendekatan pemuka atau

pimpinan masyarakat, pembinaan suasana dan juga pemberdayaan masyarakat

dengan tujuan kemampuan mengenal dan tahu masalah kesehatan yang ada di

sekitar; terutama pada tingkatan rumah tangga sebagai awal untuk memperbaiki

pola dan gaya hidup agar lebih sehat.

Tujuan utama dari gerakan Pola Hidup Sehat dan Bersih adalah meningkatkan

kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi awal dari

kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari – hari

yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah terciptanya

masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan

kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan

memenuhi standar kesehatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya untuk memperkuat

budaya sesorang, kelompok maupun masyarakat agar peduli dan mengutamakan

kesehatan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih berkualitas (Kemenkes,

2020). Menurut Kemsos.go.id (2020), PHBS merupakan perilaku yang harus

dilakukan secara terus-menerus agar menjadi suatu pola kebiasaan.

Terdapat beberapa hal-hal penting untuk membangun budaya PHBS di keluarga

dan lingkungan, yakni:

Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu agar mau dan

mampu mengambil tindakan yang dapat meningkatkan dan memelihara

kesehatannya.

Page 58: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Menyiapkan akses terhadap sarana yang diperlukan untuk praktik PHBS

baik di tempat tinggal maupun di lingkungan sekitar.

Mengidentifikasi kebiasaan keluarga dan masyarakat yang menghalangi

mereka dalam mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Menyediakan informasi tentang praktik-praktik PHBS yang tepat.

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona

jenis baru. Pada jenis corona sebelumnya, diketahui penyebaran utamanya

adalah dari kontak jarak dekat, orang ke orang melalui jalur pernapasan dari

percikan batuk maupun napas (droplets). Menurut Covid-19.go.id (2020), terdapat

3 yang perlu diketahui untuk melakukan langkah resiko penularan COVID-19,

yaitu:

Menghadapi COVID-19 terdapat beberapa

tips dalam menjaga kesehatan, yakni:

CARA MENGURANGI RESIKO

Sering cuci tanga dan

melakukan kegiatan yang

dianjurkan pemerintah

mengenai pengurangan resiko.

Menjaga kesehatan diri

merupakan benteng pertama

pertahanan melawan COVID-19

MENCARI INFORMASI YANG BENAR

Virus corona adalah penyakit baru dan

para ahli masih terus melakukan

penelitian sejauh mana keganasan dan

tingkat penyebarannya. Informasi

berubah cepat dan banyak informasi

menyesatkan dari oknum-oknum

tertentu. Ikuti selalu perkembangan

informasi dari sumber yang kredibel.

APA YANG PERLU DILAKUKAN JIKA

SAKIT?

Gejala utama infeksi virus

corona adalah demam, batuk,

dan sesak napas. Kelompok

lansia dan orang dengan

penyakit menahun (kronis)

memiliki resiko lebih tinggi.

Ketahui apa yang perlu

dilakukan saat mengalami 3

gejala itu.

Page 59: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

MASYARAKAT PATUH MENGGUNAKAN MASKER

Cuci tangan pakai sabun saat tiba di rumah, tempat kerja atau

sekolah, sebelum makan sebelum menyiapkan makanan, dan

setelah menggunakan toilet.

Gunakan cairan pembersih tangan (minimal 60% alkohol) bila sabun

dan air mengalir tidak tersedia.

Tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin

atau gunakan tisu, yang langsung dibuang ke tempat sampah

tertutup setelah digunakan. Cuci tangan dengan sabun dan air

mengalir atau cairan pembersih tangan.

Bersihkan benda, permukaan, dan alat-alat yang sering digunakan,

khususnya yang berada/ digunakan secara umum, seperti meja,

keyboard computer, pegangan pintu, dll. Bersihkan dengan cairan

disinfektan. (Kemsos, 2020)

Pada saat ini, banyak masyarakat dilingkungan kita yang patuh terhadap

seberapa bahaya COVID-19, masyarakat telah banyak mengindahkan anjuran

pemerintah untuk menggunakan handsanitizer serta masker ketika keluar dari

ruang karantina sendiri yaitu rumah. Pada setiap tempat-tempat makan juga telah

melakukan protokol kesehatan yaitu memberikan tanda jarak pemesanaan setiap

konsumen, memberi jarak pada tempat makan serta para karyawan yang

menggunakan masker dan alat protokol kesehatan.

Ada banyak tipe virus corona yang dapat menginfeksi manusia, termasuk

yang menyebabkan sakit pada saluran pernapasan. Virus corona (COVID-19)

adalah penyakit baru, yang disebabkan virus corona yang baru yang sebelumnya

tidak pernah ditemukan pada manusia. Gejala utama adalah demam, rasa lelah

dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,

hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami

biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Namun bila mengalaminya,

tidak berarti Anda terkena virus corona karena gejala-gejala itu mirip dengan flu

PROTOKOL KESEHATAN PADA TEMPAT MAKAN

PENGGUNAAKN HANDSANITIZER DI SETIAP KEGIATAN

Page 60: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

biasa. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus corona akhirnya sembuh.

Kelompok lansia (lanjut usia) dan mereka yang memiliki masalah kesehatan

memiliki risiko yang lebih besar. Segera kontak sarana kesehatan untuk

konsultasikan lebih lanjut. (Kemenkes, 2020)

Kelompok lansia (lanjut usia) dan orang dengan masalah kesehatan

menahun (kronis) seperti penyakit jantung, diabetes dan penyakit

paru berisiko mengalami sakit yang serius.

Jika Anda merasa tidak sehat, demam, lelah dan batuk kering,

istirahatlah yang cukup dirumah dan cukup minum. Bila keluhan

berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak atau napas

cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan

Jaga jarak setidaknya 1 meter dari anggota rumah tangga lainnya.

Pada saat berobat ke fasilitas layanan kesehatan gunakan masker.

Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin yang benar

dengan menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu

yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup.

Pada fasilitas layanan kesehatan masyarakat, terdapat features:

Tenaga kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan screening

suspect. Jika memenuhi kriteria suspek virus corona (COVID-19), pasien

akan dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan yang siap

menanganani COVID-19.

Jika tidak memenuhi kriteria suspek, pasien akan dirawat inap atau rawat

jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter

KESIMPULAN

Munculnya wabah Covid-19 mendorong pentingnya untuk memberikan edukasi

terhadap masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS

merupakan starategi yang dapat mencegah penyebaran Covid-19. Hal yang dapat

dilakukan di keluarga dan lingkungan yaitu meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan, menyiapkan akses terhadap sarana, mengidentifikasi kegiatan

keluarga dan masyarakat serta menyediakan informasi mengenai praktek PHBS

yang tepat. Tujuan utama dari gerakan Pola Hidup Sehat dan Bersih adalah

meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan yang menjadi

awal dari kontribusi individu – individu dalam menjalani perilaku kehidupan sehari

– hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah

terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan

dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup yang menjaga kebersihan dan

memenuhi standar kesehatan.

Page 61: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Anik, M. (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Trans Info

Media

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari:

www.depkes.go.id/.../profilkesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-

2015.pdf. Pada Tanggal 10 Agustus 2020

Kemkes.go.id. (2016, 01 Jnuari). PHBS. Diakses pada 10 Agustus 2020,. dari

http://promkes.kemkes.go.id/phbs

Kemsos.go.id. (2020. 09 April). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Diakses pada 10

Agustus 2020. dari https://www.kemsos.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-

phbs

Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Putra, R. S. (2016). Perilaku Hidup Bersih Sehat. Diakses dari http://

promkes.depkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-di-sekolah. Pada

tanggal 10 Agustus 2017.

Page 62: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Peran Pendampingan Orangtua dalam Pembelajaran Daring Siswa Sekolah

Dasar di Sukoharjo

Gita Fajar Ramadhania, Setianto Wicaksono, Yuliyanti

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Adanya pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk

menutup sekolah dan meniadakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka

sebagai upaya pencegahan memutus mata rantai penularan Covid-19. Kegiatan

belajar mengajar secara tatap muka digantikan dengan pembelajaran dalam

jaringan (daring). Pembelajaran daring tentu dilakukan dengan sangat berlawanan

dengan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran daring dirasa menyulitkan

banyak pihak terkait, seperti guru, siswa, dan orangtua dimana semua pihak

terkait harus segera beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam waktu yang

singkat. Ketidaksiapan berbagai pihak menghadapi hal ini menyebabkan

kebingungan dan kerancuan dalam pelaksanaanya.

Peran orangtua sangat penting dalam membantu, membimbing, dan memantau

anak-anak mereka selama pembelajaran daring. Selain sebagai pengganti guru

bagi anak-anak mereka, orangtua juga berperan sebagai fasilitator yang

menyediakan seluruh sarana prasana yang dibutuhkan anak-anak mereka selama

pembelajaran daring. Berbagai kesulitan dirasakan oleh orangtua di Kecamatan

Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo mulai dari sarana prasarana utama seperti

smartphone dan internet, kegagapan teknologi, serta pembagian waktu yang tidak

efektif antara menemani anak dalam pembelajaran daring dengan pekerjaan lain.

Namun, ada banyak manfaat yang didapatkan dari pembelajaran daring ini,

seperti mengeratkan kedekatan antara orangtua dan anak dan terjalinnya

komunikasi yang intens antara orangtua dan anak.

Abstract

The existence of the Covid-19 pandemic made the government take a policy to

close schools and eliminate face-to-face teaching and learning activities as an

effort to prevent breaking the chain of Covid-19 transmission. Face-to-face

teaching and learning activities are replaced with online learning. Online learning

is of course carried out in the very opposite of face-to-face learning. Online

learning is considered to be difficult for many stakeholders, such as teachers,

students, and parents, where all parties concerned must immediately adapt to new

habits in a short time. The unpreparedness of various parties to face this situation

caused confusion and confusion in its implementation.

Page 63: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Parents play a very important role in assisting, guiding and monitoring their

children during online learning. Apart from being a substitute for the teacher for

their children, parents also act as facilitators who provide all the infrastructure

needed by their children during online learning. Parents in Sukoharjo District,

Sukoharjo Regency have experienced various difficulties, starting from the main

infrastructure such as smartphones and the internet, technology stuttering, and the

ineffective time sharing between accompanying children in online learning and

other jobs. However, there are many benefits that can be obtained from this online

learning, such as strengthening the closeness between parents and children and

establishing intense communication between parents and children.

Page 64: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

PENDAHULUAN

Bermula dari China daratan,

diduga persisnya di kota Wuhan,

provinsi Hubei, salah satu kawasan

perniagaan di China pada akhir

Desember 2019 ditemukan virus baru

bernama Covid-19. COVID-19

adalah penyakit yang disebabkan

oleh virus severe acute respiratory

syndrome corona virus 2 (SARS-

CoV-2). COVID-19 dapat

menyebabkan gangguan sistem

pernapasan, mulai dari gejala yang

ringan seperti flu, hingga infeksi

paru-paru, seperti pneumonia.

Pandemi yang kini sedang melanda

hampir seluruh bagian dunia

membawa banyak perubahan pada

aspek kehidupan manusia. Seluruh

dunia yang tidak siap dengan adanya

virus baru ini tentu mengalami

kebingungan sehingga harus dengan

cepat bergerak untuk membentuk

kebijakan-kebijakan baru supaya

virus ini dapat segera dihentikan.

Keadaan baru yang terjadi sangat

cepat ini membuahkan kebijakan

yang terkesan tergesa-gesa dan tidak

dikaji secara matang.

Kasus pertama Covid-19 di

Indonesia terdeteksi di wilayah

Jakarta pada 2 Maret 2020 lalu

dengan jumlah pasien positif

sebanyak dua orang. Sebelum terjadi

kasus pertama di Indonesia, virus

yang sudah merebak di China,

Jepang, bahkan negara-negara di

Eropa ini tidak dijadikan pemerintah

sebagai acuan untuk mempersiapkan

kebijakan-kebijakan baru untuk

menghadapi datangnya virus yang

sangat mudah menular antar

manusia ini. Saat kasus pertama

terjadi di Indonesia pemerintah juga

terkesan tidak tegas dalam

melakukan pencegahan supaya

Covid-19 ini tidak terjadi secara

besar-besaran. Hal ini ditandai

dengan di berbagai daerah masih

adanya pertemuan dalam jumlah

besar yang menyebabkan

kerumunan, warga yang bebas keluar

masuk dari satu daerah ke daerah

lain, bahkan masih adanya

penerbangan ke luar negeri dapat

dijadikan bukti tentang

ketidakseriusan pemerintah dalam

mencegah terjadinya kasus baru

akibat Covid-19. Riset yang tidak

mendalam mengenai Covid-19

sempat membuat beberapa tokoh

berpengaruh menyatakan pendapat

bahwa Covid-19 tidak bisa hidup

pada suhu di Indonesia. Sedangkan

disisi lain banyak masyarakat yang

belum memahami apa itu Covid-19

tentu mudah percaya dengan adanya

pernyataan yang dikeluarkan

tersebut. Masyarakat yang tidak

memiliki kesadaran mengenai bahaya

Covid-19 dan tidak teredukasi

dengan baik akan menganggap

bahwa Covid-19 ini penyakit sepele.

Edukasi awal yang tidak tepat dan

tidak segera dilakukan membawa

dampak buruk bagi Indonesia.

Hingga saat ini hal tersebut

menyebabkan keadaan yang terus

memburuk, setelah lima bulan sejak

ditetapkannya kasus pertama Covid-

19 di Indonesia angka kenaikan

pasien positif hingga saat ini masih

sangat tinggi.

Pemerintah yang dari awal

tidak siap dengan hal ini tentu saja

membuat kebijakan-kebijakan baru

Page 65: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

yang cenderung “mentah” dan

tergesa-gesa. Kebijakan yang diambil

pemerintah sebagai langkah awal

mencegah penularan virus ini antara

lain, seperti Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dengan

melakukan penutupan mall, bioskop,

tempat makan, lokasi pariwisata,

tempat hiburan, dan lain-lain yang

sekiranya dapat menimbulkan

keramaian atau kerumunan, lalu

penutupan sekolah dan universitas

yang diklaim sebagai tempat yang

berpotensi menularkan Covid-19.

Kebijakan pemerintah dengan

melakukan penutupan berbagai

lokasi strategis di berbagai sektor

membuat masyarakat yang bekerja di

tempat tersebut, membutuhkan

tempat tersebut, atau yang berkaitan

langsung dengan penutupan di

berbagai sektor itu merasakan

dampak signifikan.

Dalam artikel ini akan berfokus

pada pembahasan sektor pendidikan

yang terdampak pandemi Covid-19

dimana peran orangtua dalam

membantu kegiatan belajar mengajar

anak-anak mereka akan sangat

berpengaruh. Penutupan sekolah dan

universitas jelas membuat kegiatan

belajar mengajar yang biasa

dilakukan secara tatap muka akan

terhambat. Langkah pemerintah

dalam menutup sekolah untuk

menekan angka penyebaran kasus

Covid-19 dalam segi kesehatan

dinilai tepat, karena anak-anak yang

cenderung memiliki sistem kekebalan

tubuh yang rendah dan rentan

terkena virus sehingga akan lebih

baik jika mereka belajar dari rumah.

Kegiatan belajar mengajar yang

harus terus berlangsung membuat

pemerintah mengeluarkan kebijakan

berupa sistem pembelajaran melalui

dalam jaringan (daring). Siswa yang

tidak hadir secara tatap muka dengan

guru di dalam kelas tetap dapat

melakukan kegiatan belajar mengajar

melalui media atau secara virtual.

Namun, dalam segi pendidikan tentu

saja hal ini bukan langkah yang tepat

mengingat banyak faktor penghambat

yang ada. Keadaan geografis di

Indonesia yang beragam

mengakibatkan persebaran teknologi

dan informasi tidak terjadi secara

merata dengan kata lain tidak seluruh

wilayah di Indonesia dapat terjangkau

oleh sinyal internet. Bagi beberapa

penduduk Indonesia, smartphone

merupakan suatu kebutuhan tersier

atau kebutuhan mewah sehingga

adanya pembelajaran dalam jaringan

ini akan terasa sangat sulit. Hingga

hambatan-hambatan lain yang

menyebabkan sulitnya pembelajaran

dalam jaringan yang kini sedang

dilakukan sebagai wujud kebijakan

dari pemerintah.

PEMBAHASAN

Sejak ditemukan kasus

pertama pasien positif Covid-19 pada

2 Maret 2020 lalu, banyak upaya

yang telah dilakukan pemerintah

untuk menekan penyebaran Covid-19

yang sudah menjadi pandemi pada

hampir seluruh bagian dunia

termasuk Indonesia. Mulai dari

penutupan beberapa sektor yang

dinilai akan mengundang keramaian

atau kerumunan dimana hal tersebut

akan berpotensi untuk menjadi

Page 66: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

penyebab penyebaran virus Covid-19

hingga penutupan pada sektor

pendidikan. Kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan secara

tatap muka dinilai akan berpotensi

sebagai penyebab penyebaran

Covid-19 sehingga pemerintah

mengambil langkah untuk saat ini

hingga waktu yang belum ditentukan

meniadakan kegiatan belajar

mengajar secara tatap muka dan

mengganti pembelajaran melalui

dalam jaringan (daring).

Dilansir pada situs resmi milik

pemerintah Provinsi Jawa Tengah

hingga Sabtu (8/8/20) jumlah pasien

positif sebanyak 10.865 orang,

pasien dalam pemantauan (PDP)

sebanyak 12.435 orang, sedangkan

orang dalam pemantauan (ODP)

sebanyak 47.010 orang. Angka yang

terhitung tinggi tersebut membuat

Jawa Tengah masuk pada zona

merah dimana penyebaran dan

penularan Covid-19 pada wilayah ini

masih sangat masif. Artikel ini akan

berfokus pada salah satu kecamatan

yang ada di Jawa Tengah, yaitu

Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten

Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo

berbatasan dengan Kota Surakarta di

utara, Kabupaten Karanganyar di

timur, Kabupaten Wonogiri dan

Kabupaten Gunungkidul (Daerah

Istimewa Yogyakarta) di selatan,

serta Kabupaten Klaten dan

Kabupaten Boyolali di barat.

Bengawan Solo membelah

kabupaten ini menjadi dua bagian:

Bagian utara pada umumnya

merupakan dataran rendah dan

bergelombang, sedangkan bagian

selatan dataran tinggi dan

pegunungan. Sebagian daerah di

perbatasan utara merupakan daerah

perkembangan Kota Surakarta,

mencakup kawasan Grogol dan

Kartasura. Kartasura merupakan

persimpangan jalur Surabaya-Solo-

Yogyakarta dengan Solo-Semarang.

Kecamatan Sukoharjo sendiri

merupakan ibukota kecamatan dari

Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan

Sukoharjo terletak di dataran tinggi

dengan tinggi 105 m diatas

permukaan laut dengan luas wilayah

4.458 ha. Kecamatan Sukoharjo

terdiri dari 14 kelurahan, yaitu

Kelurahan Kenep, Banmati, Mandan,

Begajah, Gayam, Joho, Jetis,

Combongan, Kriwen, Bulakan,

Dukuh, Sukoharjo, Bulakrejo, dan

Sonorejo. Memiliki 201

kampung/dukuh, 145 rukun warga

(RW), dan 468 rukun tetangga (RT).

Penutupan sekolah sejak

bulan Maret 2020 hingga saat ini

membawa banyak perubahan dan

dampak bagi siswa, guru, bahkan

orangtua. Angka pasien positif yang

hingga kini masih tinggi membuat

pembelajaran secara langsung tidak

bisa dilakukan dan pembelajaran

dalam jaringan (daring) ini belum

dapat diperkirakan kapan akan

berakhir. Pembelajaran daring yang

mengharuskan siswa untuk tetap

mengikuti kegiatan belajar mengajar

secara virtual dengan melakukannya

dirumah memiliki efek beragam bagi

yang terdampak. Tentu saja

pembelajaran daring ini menimbulkan

banyak kontroversi karena hambatan

yang ada, mulai dari sarana pra

sarana utama yang dibutuhkan

berupa smartphone dan internet,

Page 67: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

materi yang tidak tersampaikan

dengan baik, tugas yang dirasa tidak

sebanding dengan materi yang

diberikan, hingga ketidakmampuan

menyerap informasi melalui media

yang sangat berbeda dengan

kegiatan belajar mengajar secara

tatap muka menjadi beberapa

hambatan dari sekian banyak

hambatan yang dirasakan saat

pembelajaran daring ini.

Pandemi yang terjadi secara

tidak terduga dalam waktu yang

sangat singkat dan ketidaksiapan

pemerintah sejak adanya temuan

kasus pertama di Wuhan membuat

pemerintah kini mengambil kebijakan

dengan menerapkan kegiatan

pembelajaran secara daring.

Pembelajaran daring ini dirasa sangat

menyulitkan sebab semua pihak yang

terlibat harus beradaptasi dengan

cepat untuk perubahan yang sangat

signifikan. Pergantian kurikulum yang

seharusnya dikaji selama bertahun-

tahun dengan adanya pandemi ini

membuat semua pihak yang terlibat

harus menyesuaikan diri dengan

sangat luar biasa cepat hanya dalam

hitungan bulan. Tentu saja

pembelajaran daring ini tidak akan

efektif untuk mengganti pembelajaran

secara tatap muka, namun demi

alasan Kesehatan, pembelajaran

daring tetap dilakukan hingga batas

waktu yang belum ditentukan, serta

evaluasi dan perbaikan mengenai

pembelajaran daring ini terus

dilakukan seiring berjalannya waktu.

Pendidikan anak sekolah dasar (SD)

yang akan menjadi fokus penelitian

pada artikel ini menarik untuk ditulis,

sebab dalam pembelajaran usia anak

SD sebagian besar masih

membutuhkan pantauan dan

bimbingan dari orangtua. Sebelum

terjadi pandemi ini, sebagian besar

orangtua menyerahkan pendidikan

anak mereka sepenuhnya pada

sekolah namun pada keadaan saat

ini dimana seluruh aktivitas anak didik

hanya dapat dilakukan dirumah,

tanggung jawab orangtua untuk

membimbing dan memantau anak

mereka semakin besar.

Untuk Kecamatan Sukoharjo

sendiri warga memiliki mata

pencaharian yang beragam mulai dari

bertani, buruh pabrik, karyawan

swasta, dan lain-lain. Pekerjaan

orangtua yang menyita waktu kini

harus mulai dibagi dengan membantu

anak untuk bisa mengikuti

pembelajaran daring. Sebab untuk

usia anak SD mayoritas belum

memiliki smartphone sendiri, artinya

anak tersebut akan menggunakan

smartphone milik orangtua mereka

untuk bisa mengikuti pembelajaran

daring. Oleh karena itu, orangtua kini

harus ada untuk membantu anak

mereka mengikuti pembelajaran

daring. Dapat dikatakan bahwa

keadaan saat ini memaksa orangtua

yang sebelumnya menyerahkan

pendidikan anak sepenuhnya kepada

sekolah kini dipaksa untuk lebih

memperhatikan dan mendampingi

anak-anak mereka selama

pembelajaran masih dilakukan

dirumah. Pada hakikatnya pendidikan

merupakan suatu sistem yang saling

berkaitan antara komponen satu

dengan komponen lainnya.

Komponen tersebut antara lain

komponen siswa, guru, media, serta

Page 68: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

lingkungan. Lingkungan yang

mendukung pembelajaran dan

keberhasilan anak adalah lingkungan

sekolah dan lingkungan keluarga

serta lingkungan pergaulan sehari-

hari. Salah satu lingkungan yang turut

menentukan keberhasilan anak

dalam pendidikan adalah lingkungan

keluarga (Wuriyanti, 2012:2-3).

Dalam pembelajaran daring faktanya

tidak hanya membawa efek negatif

yang menyulitkan pihak terkait,

namun juga memberikan efek positif

yang dibawa secara tidak langsung

dimana orangtua akan lebih

memperhatikan keberlangsungan

pembelajaran ini untuk anak mereka.

Akan tetapi tidak dapat

dipungkiri bahwa beberapa orangtua

yang bekerja diluar rumah maupun

dari rumah (work from home / WFH)

merasa kerepotan mengenai hal ini.

Mereka harus membagi waktu antara

pekerjaan, urusan rumah tangga,

hingga menemani anak sekolah

secara daring serta mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru

mereka. Awalnya pembelajaran

daring ini sangat menyulitkan pihak-

pihak terkait termasuk orangtua

sendiri, namun seiring berjalannya

waktu orangtua mulai beradaptasi

supaya anak-anak mereka tetap bisa

mengikuti pelajaran yang diberikan

oleh sekolah. Dengan berbagai

hambatan yang ada, orangtua mulai

memikirkan solusi agar hal ini tidak

lagi menjadi sesuatu yang

menyulitkan meskipun akan

memakan waktu lama untuk bisa

benar-benar mengikuti alur dari

pembelajaran daring ini. Dari sisi lain,

materi yang disampaikan oleh guru

melalui media, dinilai tidak efektif

untuk membuat anak memahami

pelajaran yang diberikan oleh karena

itu orangtua memiliki tugas untuk

menyampaikan materi yang diberikan

tersebut langsung kepada anak-anak

mereka sehingga dengan adanya hal

ini anak-anak akan lebih mudah

mengerti daripada harus mencerna

informasi yang diberikan secara

daring. Adanya hal ini akan

menciptakan interaksi antara

orangtua dan anak dalam bentuk

komunikasi antar pribadi. Komunikasi

antar pribadi yang terjalin antara

orangtua dan anak akan membawa

banyak manfaat, salah satunya anak

akan merasa diperhatikan apabila

dibantu untuk belajar secara daring

dan menyelesaikan tugas sekolah

mereka. Tentu saja bentuk perhatian

orang tua kepada pendidikan anak ini

memiliki implikasi luas terhadap

aktivitas pendidikan dan aktivitas

bergaul anak dengan lingkungannya

(Wuriyanti, 2012:4).

Peran lain yang diberikan

orangtua dalam pembelajaran daring

adalah orangtua memberikan

bantuan berupa dorongan atau

motivasi kepada anak-anak mereka

untuk bisa mengumpulkan tugas

yang diberikan dengan tepat waktu.

Sebelum terjadi pandemi, orangtua

jarang melakukan hal ini alasannya

sibuk dengan pekerjaan mereka

masing-masing, namun saat ini jika

anak melakukannya sendiri di rumah

tanpa dibantu dalam kegiatan belajar

dan penyelesaian tugas mereka tentu

pembelajaran daring juga tidak akan

maksimal. Peran orangtua dalam

menggantikan guru untuk anak-anak

Page 69: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

mereka akan sangat berarti, sebab

orang tua yang selalu memberi

perhatian pada anaknya, terutama

perhatian pada kegiatan belajar

mereka dirumah, akan membuat

anak lebih giat dan lebih

bersemangat dalam belajar karena ia

tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja

yang berkeinginan untuk maju, akan

tetapi orang tuanya juga memiliki

keinginan yang sama. Sehingga hasil

belajar atau prestasi belajar yang

diraih oleh siswa menjadi lebih baik

(Cahyati, 2020: 153). Peran orangtua

dalam pendidikan anak-anak yang

sempat tidak diperhatikan kini mulai

dibentuk melalui pembelajaran

daring.

Usaha yang dilakukan

orangtua pun beragam, mulai dari

menemani anak-anak mereka

melakukan sekolah online,

mengingatkan jadwal sekolah,

menerima tugas dan menyampaikan

pada anak-anak mereka,

menyediakan layanan internet

dengan upaya membeli kuota data

atau memasang wifi, membantu

anak-anak mereka mengerjakan

tugas yang tidak berbatas pada tugas

tertulis saja melainkan juga tugas

praktik dimana anak-anak

melaksanakan tugas dari guru

mereka dan orangtua bertugas

merekam video untuk dikumpulkan.

Pembelajaran daring juga dinilai

menimbulkan dampak pengeluaran

yang lebih besar, yaitu untuk pulsa

dan koneksi internet, serta menuntut

orang tua untuk melek akan teknologi

demi mendukung proses

pembelajaran di rumah (Cahyati,

2020:156). Hal ini tentu tidak akan

maksimal tanpa adanya bantuan dan

dukungan moral dan materiil dari

mereka sebagai orangtua. Beberapa

orangtua yang tidak mengerti

mengenai teknologi akan meminta

bantuan saudara atau tetangga

mereka untuk mengajarkan pada

anak mereka mengenai kegiatan

pembelajaran daring yang kini

sedang diterapkan oleh pemerintah.

PENUTUP

Penutupan sekolah sebagai

salah satu upaya pemerintah untuk

memutus mata rantai penyebaran

virus Covid-19 memang menimbulkan

pro dan kontra. Pada penetapan

awalnya pembelajaran secara tatap

muka yang digantikan dengan

pembelajaran secara daring memang

dirasa menyulitkan bagi pihak terkait.

Dalam sudut pandang pendidikan,

pergantian seluruh sistem lama

dengan sistem baru yang

mengadaptasi pembelajaran daring

memang dirasa tergesa-gesa dan

sulit untuk diikuti karena dilakukan

dalam waktu yang sangat singkat dan

dilakukan tanpa persiapan

sebelumnya. Pihak terkait mulai dari

guru, siswa, hingga orangtua mulai

beradaptasi dengan kebiasaan baru

yang dirasa menyulitkan namun

pembelajaran daring dinilai menjadi

langkah tepat, mengingat anak-anak

yang belum memiliki ketahanan tubuh

yang baik memang cenderung mudah

terkena virus sehingga berpotensi

akan tertular.

Peran orangtua dalam

kegiatan pembelajaran daring

memang sangat diperlukan. Selain

menjadi pengganti guru, orangtua

Page 70: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

juga berperan sebagai fasilitator bagi

anak-anak mereka untuk bisa

mengikuti pembelajaran daring ini.

Selain itu, orangtua juga akan

berperan banyak dalam penyelesaian

tugas teori maupun praktik yang

diberikan oleh sekolah sebab pada

anak usia SD mereka memang masih

memerlukan pendampingan dan

bantuan dari orangtua untuk

menyelesaikan tugas-tugas sekolah

mereka. Interaksi yang terjalin secara

terus menerus akibat adanya

pembelajaran daring ini membuat

hubungan antara orangtua dengan

anak akan semakin dekat, anak akan

merasakan perhatian yang diberikan

orangtua mereka selama

menjalankan pembelajaran daring,

dan komunikasi yang baik antara

anak dan orangtua akan terjalin

dengan baik sehingga menimbulkan

kedekatan diantara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyati, Nika. “Peran Orangtua

dalam Pembelajaran di Rumah Saat

Pandemi Covid-19”. 2020: STIKP

Muhammdiyah Kuningan.

Jailani, M Syahran. “Teori Pendidikan

Keluarga dan Tanggung Jawab

Orangtua dalam Pendidikan Anak

Usia Dini.” 2014: IAIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

Khadijah. “Pola Kerja Sama Guru dan

Orangtua Mengelola Bermain AUD

Selama Masa Pandemi Covid-19”.

2020: Universitas Islam Negeri

Sumatra Utara Medan.

Persada, Nova Mega. “Pelibatan

Orangtua pada Pendidikan Anak di

SD Sains Islam Al Farabi Sumber

Cirebon.” 2017: Universitas Negeri

Semarang.

Wuriyanti, Niken. “Optimalisasi Peran

Orangtua dalam Pengerjaan Tugas

Rumah Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Matematika pada Siswa Kelas

III SD Negeri 04 Kuto Tahun

Pelajaran 2010/2011”. 2012:

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

https://www.kompasiana.com/pikalou

hata/5ef86ef5d541df6a8b26e182/bel

ajar-daring-efektifkah-untuk-siswa-sd

diakses pada Selasa, 11 Agustus

2020 pukul 13.00

https://solo.tribunnews.com/2020/06/

16/pembelajaran-daring-saat-corona-

bikin-siswa-tak-paham-materi-ini-

penjelasan-disdik-sukoharjo?page=2

diakses pada Selasa, 11 Agustus

2020 pukul 13.00

https://radarsolo.jawapos.com/read/2

020/08/07/207978/tiada-sinyal-

internet-guru-datangi-murid belajar-

di-tepi-jalan-desa diakses pada

Selasa, 11 Agustus 2020 pukul 13.00

https://sukoharjo.sukoharjokab.go.id/

profil diakses pada Selasa, 11

Agustus 2020 pukul 13.00

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupate

n_Sukoharjo diakses pada Selasa, 11

Agustus 2020 pukul 13.00

https://www.alodokter.com/covid-19

diakses pada Sabtu, 8 Agustus 2020

pukul 12.00

Page 71: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

https://corona.jatengprov.go.id/data

diakses pada Sabtu, 8 Agustus 2020

pukul 12.00

Page 72: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

URGENSI PENERAPAN NEW NORMAL DITINJAU DARI SUDUT

PANDANG EKONOMI

Oleh

Lutfi Hakim Mahendra(1401417155), Adam Mujahid Al

Ishfahani(3301417030), Azis Al Rosyid(8111417035), Anisa Endah Dwi

Safitri(811141247)

ABSTRAK

Pandemi covid-19 merupakan virus yang sampai sekarang belum

ditemukan obat penawarnya. Negara hadir sebagai pelayan rakyat

yangmana setiap kebijakannya haruslah berdasarkan pada Asas-asas

umum pemerintahan yang baik (AAUPB). Negara haruslah memberikan

keamanan kenyamanan dan pemenuhan fasilitas kehidupan berbangsa

dan bernegara untuk warga negara Indonesia. Sudah banyak kebijakan

pemerintah untuk pencegahan penularan virus covid-19. Yaitu dengan

penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar tentunya semua aktifitas

pekerjaan, sekolah dan perekonomian semua harus tiarap. Banyak

sekali permasalahan yang terjadi ketika pandemi ini. Seperti tindak

pidana, karena terjadi krisis perekonomian. Maka selanjutnya

pemerintah mengeluarkan kebijakan New Normal sebagai upaya

pemulihan keadaan perekonomian di negeri ini. Semua pihak haruslah

ikut bekerjasama dan berpartisipasi didalam pelaksanaan New Normal

yangmana tujuan salah satunya adalah membaiknya keadaan di negara

Indonesia.

Kata Kunci: Covid-19, Ekonomi, New Normal

I. PENDAHULUAN

Pada tahun 2020 ini bagaikan suatu lampu yang tidak bernyala,

semua terasa gelap dan membingungkan. Negara ini dilanda suatu

virus yang berasal dari kota Wuhan China yaitu virus corona atau covid-

19. Menurut beberapa media menyebutkan bahwa versi dari Pemerintah

China asal mula wabah tersebut berasal pasar hewan laut di Wuhan,

kemudian ada sumber lain yang mengatakan bahwa virus ini berasal

dari kelelawar. Dan adapula yang menyebut bahwa virus ini merupakan

golongan Virus SARS. Sampai sekarangobat penawarnyapun belum

ditemukan, karena masih banyak diagnosa yang macam-macam terkait

virus covid-19 ini.

Di Indonesia, virus ini pertama kali ditemukan pada dua warga

Depok, Jawa Barat pada awal maret 2020. Virus ini menular lewat lendir

(droplet) manusia positif covid-19 yang meloncat ke manusia negatif

covid-19, yangmana lendir tersebut saat manusia positif covid-19 bersin,

batuk dan bicara ke manusia yang negatif covid-19. Melihat keadaan

seperti ini, Pemerintah selaku pelayan masyarakat harus segera

membuat kebijakan terkait penanganan dan pencegahan virus covid-19.

Page 73: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Dari kebijakan seperti upaya lockdown agar warga tidak keluar rumah

dulu, kemudian kerja dari rumah atau work from home dan kemudian

pembelajaran sekolah secara daring. Hal ini terbukti Presiden Joko

Widodo mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan

Sosial Berskala Besar, Keputusan Presiden (Keppres) Penetapan

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan Peraturan Pengganti Undang-

Undang (Perppu) Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem

Keuangan.

Penetapan terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan

kewenangan Menteri Kesehatan, hal ini bertujuan agar setiap daerah di

Indonesia tidak membuat kebijakan sendiri terkait Pembatasan Sosial

Berskala Besar ini. Namun pada praktiknya masih ada daerah yang

melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar ini tanpa seizin

pemerintah pusat. Tujuan-tujuan pemerintah terkait penangan dan

pencegahan covid-19 tersebut memang baik namun jika kita melihat

dari kacamata perekonomian tentunya bisa mengakibatkan paceklik,

tidak ada pemasukan sama sekali bagi warga negara yang sedang tidak

bekerja. Dengan kebijakan ini, banyak sekali pabrik-pabrik yang tutup

mereka mem-phk karyawannya bagaimana tidak. Pemerintah melarang

diadakannya perkumpulan banyak orang. Tentunya pihak pabrik harus

mengurangi pekerjanya dan tingkat produksi juga menurun dan

permintaan konsumenpun juga menurun, bagaimana hal ini harus

dilakukan pihak pabrik sendiri tidak memiliki banyak dana untuk

menggaji pekerjanya. Kemudian pada angkutan umum seperti pesawat,

kereta api, kapal dan bis tentunya juga ikut terdampak. Bagaimana

tidak, setiap masyarakat disuatu daerah tidak boleh berkunjung ke

daerah lain yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus covid-

19.

Dengan keadaan seperti ini Pemerintah mau tak mau harus

bertanggungjawab untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan

masyarakat. Seperti pemberian subsidi pembayaran listrik, pemberian

bantuan sosial tunai (BST), yangmana sampai saat ini sudah turun tiga

kali untuk masyarakat terdampak covid-19 ini. Masyarakat sendiri

dengan keadaan seperti sudah mulai bosan karena tidak berbuat apa-

apa dan tidak mendapatkan penghasilan, merekapun sudah tidak

memikirkan kesehatan mereka, mereka berfikir urusan nyawa adalah

urusan tuhan tetapi mereka tetap harus mengisi perut mereka dengan

nasi. Bagaiamana caranya, caranya yaitu bekerja.

Pemerintah juga sudah melakukan upaya apapun namun kurang

bisa mengcover permasalahan di negeri ini. Maka pemerintah

melakukan kebijakan New Normal life atau adaptasi kebiasaan baru,

lalu seberapa Urgent kah pelaksanaan New Normal life ini dan hal-hal

apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat ketika

keadaan pandemi ini ?

Page 74: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

II. PEMBAHASAN

Dua bulan pasca penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB), Pemerintah Indonesia kini bersiap untuk memutar kembali roda

ekonomi yang lesu sebagai dampak dari penerapan PSBB tersebut.

Gelagat Pemerintah Indonesia untuk kembali memutar roda ekonomi

terlihat pertama kali saat Presiden Joko Widodo mengungkapkan

bahwa masyarakat Indonesia harus hidup berdamai dengan Covid-19

sampai ditemukannya vaksin yang efektif. Pernyataan tersebut

kemudian diterjemahkan lebih lanjut menjadi sebuah istilah yang akhir-

akhir ini sering menjadi pembicaraan banyak orang, yakni “New Normal”

atau kenormalan baru.New Normal life merupakan suatu tatanan

kehidupan baru yang mana mengharuskan diri untuk berdamai dengan

pandemi virus corona dimana tingkat pertumbuhan jumlah kasus positif

masih tinggi. Dalam artian yang lebih sempit bahwa masyarakat dapat

melakukan aktivitas secara normal namun tetap melaksanakan protokol

kesehatan yang telah diterapkan oleh pemerintah seperti memakai

masker jika akan keluar rumah, selalu mencuci tangan atau

menggunakan handsanitizer, serta melakukan sosial distancing.

Skenario kenormalan baru telah disiapkan oleh Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian dan direncanakan mulai berlaku

sejak 1 Juni2020ditandai dengan keluarnya Surat Edaran (SE) Menteri

Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/335/2020 tentang Sektor Jasa dan

Perdagangan (Area Publik) dalam Mendukung Keberlangsungan

Usaha. Dengan adanya New Normal ini industri dan jasa sudah boleh

beroperasi dengan mengikuti protokol kesehatan. Dalam rencana awal

tersebut, terdapat lima fase kenormalan baru, yakni 1 Juni, 8 Juni, 15

Juni, 6 Juli, serta 20 Juli. Persiapan besar-besaran menuju era

kenormalan baru ditandai dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke

berbagai titik strategis untuk memantau persiapan kenormalan baru,

satu hari pasca libur lebaran.

Menurut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian

Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Prof. Widodo Muktiyo

berpendapat bahwa Kenormalan baru (new normal) adalah membuka

kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas

dengan tetap menggunakan protokol kesehatan terkait covid-19

Kebijakan kenormalan baru ini, bagaikan buah simalakama. Di satu

sisi, masyarakat akan rentan tertular virus jika protokol jaga jarak

dilonggarkan. Di sisi lain, memaksa orang-orang untuk tetap tinggal di

rumah juga akan berdampak berat pada ekonomi, sebagaimana data

yang telah disampaikan di atas.Beberapa hal yang dilakukan oleh

pemerintah dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19 yaitu

Page 75: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

adanya penyemprotan disinfektan diberbagai wilayah atau bangunan

yang rentan akan terserang covid-19. Disinfektan sendiri merupakan

proses dekonteminasi yang mana membunuh segala hal yang terkait

dengan virus dan bakteri (mikroorganisme) pada benda mati. Perlu

diketahui bahwa larutan disinfektan harus dipersiapkan dan digunakan

sesuai dengan anjuran. Konsentrasi larutan yang tidak pas tentu akan

mengurangi keefektifan disinfektan17.

Munculnya era new normal merupakan salah satu dampak dari

tuntutan ekonomi masyarakat yang mulai tak terkendali. Dalam rangka

mengkongkritkan fase kenormalan baru, Kementerian Kesehatan telah

menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan mengenai Panduan

Pencegahan Dan Pengendalian Covid-19 Di Tempat Kerja Perkantoran

Dan Industri. Surat Keputusan tersebut menjadi sebuah protokol di

dalam menjalankan fase kenormalan baru, dimana pekerja diharapkan

untuk menjaga jarak minimal dari rekan kerjanya ketika masuk kantor,

para pekerja juga diimbau untuk mengenakan pakaian khusus kerja,

pengukuran suhu menggunakan thermogun pada pintu masuk serta

penggunaan masker sekarang merupakan sebuah kewajiban.

Melengkapi aturan kenormalan baru tersebut, Pemerintah Indonesia

juga akan menerjunkan ratusan ribu personel TNI-Polri ke sejumlah titik

untuk memastikan bahwa masyarakat disiplin terhadap physical

distancing.

Di atas kertas, segala daya upaya Pemerintah Indonesia dalam

rangka menjalankan kenormalan baru terlihat meyakinkan. Akan tetapi

pertanyaan kuncinya adalah apakah kita sudah siap menerapkan

kenormalan baru ini?

Ketahanan masyarakat yang berkaitan dengan kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya (pendidikan, maka dan minum,rasa

aman dll) menjadi terancam sejak adanya covid-19. Dalam kondisi

seperti inilah kerentanan sosial dapat terjadi. Pro kontra adanya new

normal memang nyata adanya. Disatu sisi merupakan upaya dalam

menanggulangi kerentanan sosial, disatu sisi merupakan anak panah

yang siap kapan saja menyerang ketahanan tubuh masyarakat.

Di dalam memasuki kenormalan baru ini, maka kita harus

menemukan titik tengah kepentingan antara kesehatan dan ekonomi.

Kesiapan tersebut dapat dijawab dengan menggunakan perspektif

hukum, yang dalam hal ini berdasarkan teori sistem hukum yang dicetus

oleh Friedman. Dimana agar tujuan hukum tersebut dapat tercapai

adalah ketika sistem hukum yang terdiri dari struktur, substansi dan

17

https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/pembersihan-dan-disinfeksi-permukaan-lingkungan-dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=2842894b_2 diakses pada 13 Agustus 2020

Page 76: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

budaya hukum berjalan dengan maksimal. Struktur hukum mengacu

pada bagaimana Pemerintah dan penegak hukum di dalam mengatur

masyarakatnya, adapun subtansi hukum merupakan kumpulan norma

hukum yang ada, serta budaya hukum sebagai sikap dari masyarakat

terhadap hukum dalam menghadapi pandemi ini. Oleh karena itu,

apabila ingin sukses di dalam menjalankan kenormalan baru, maka

seluruh pemangku kepentingan serta masyarakat harus disiplin

menjalankan protokol-protokol serta aturan yang telah dibuat.

Akan tetapi bila menimbang lebih jauh lagi, new normal memang

harus diberlakukan demi kelangsungan perekonomian negara.

Kebutuhan ekonomi masyarakat, terutama kebutuhan dasar seperti

makanan dan kesehatan dalam keadaan seperti ini haruslah menjadi

fokus utama bagi pemerintah. Bayangkan bilamana masa PSBB terus

diterapkan tanpa adanya kegiatan ekonomi yang berlangsung, tentu

akan terjadi kekacauan ekonomi bahkan kekacauan di segala aspek

kehidupan negara. Ibarat dua sisi koin yang beriringan, dapat

disandingkan dengan keadaan sosial-ekonomi. Bila satu sisi tertekan

maka sisi lainnya pun terimbas tekanan tersebut18.

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and

Finance (Indef), Bhima Yudhistira memang penerapan new normal tidak

langsung berdampak 100% pulih pada sektor ekonomi, dikarenakan

permintaan ekspor yang masih rendah dan pelaku usaha pun kesulitan

dalam memperoleh bahan baku. Memang new normal diklaim bisa

atasi perekonomian negara yang terpuruk namun harus diingat juga

bahwa hal itu tidak langsung membuat perekonomian tersebut naik

secara pesat19. Namun menurut Ekonom Senior Institut Kajian

Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi new normal dirasa

cukup efektif, bila beberapa sektor perekonomian dibuka di daerah zona

hijau dengan tetap berkomitmen dengan menjalankan protokol

kesehatan (pengendalian / pencegahan wabah), maka prinsip kehati-

hatian sangatlah perlu di terapkan20

Dengan adanya kasus positif Covid-19 di Indonesia yang terus

meningkat sejalan dengan pemberlakukan Ne Normal hal ini perlu

adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat yang bersifat

wajib untuk dipatuhi, pemerintah mengimbau kepada seluruh

18

Lestari, N. P. (2020). New Normal: Ekonomi Vs Kesehatan. Arsip Publikasi Ilmiah Biro Administrasi Akademik

19

https://www.merdeka.com/uang/indef-new-normal-tak-langsung-pulihkan-ekonomi.html diakses pada 13 Agustus 2020 20

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200608/9/1249888/new-normal-pembukaan-9-sektor-dongkrak-pertumbuhan-ekonomi-di-tengah-pandemi diakses pada 13 Agustus 2020

Page 77: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi angka penyebaran.

Jika ditilik dari sejarahnya, sebenarnya perilaku PHBS telah digaungkan

sejak dulu, tetapi tidak diterapkan secara benar-benar, bahkan

kebanyakan mengabaikan. Mencuci tangan terlupakan, terasa awam

dan berlebihan menggunakan masker, hingga etika bersin dan batuk

yang terlupakan. Perilaku tersebut merupakan hal yang normal

dilakukan. Kondisi tersebut kini berubah. Masyarakat bergerak dengan

cepat dan mengubah perilaku normal tersebut dalam menghadapi

pandemi ini. Tidak hanya di Indonesia, masyarakat di seluruh dunia

menjalankan protokol pencegahan Covid-19. Semua kalang-an tanpa

terkecuali, dari kalangan pejabat hingga pedagang keliling, terdorong

untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat.penerapkan PHBS

merupakan new normal, normal yang baru, pola kehidupan yang baru di

tengah pandemi ini. Semua lapisan masyarakat yang pasti pada awal

pandemi merasa berat dan tidak biasa melakukan kebiasaan baru ini

menjadi teredukasi dan tersadar akan pentingnya mencegah penyakit

dan menjaga kondisi kesehatan. Mereka lebih well informed dan aware

atas kesehatan diri mereka sendiri, mencari se-banyak mungkin

informasi tentang kesehatan, menerapkan pola hidup yang sehat

melalui olahraga, dan mengkonsumsi makanan bersih dan sehat.

Ditambah, pembatasan jarak secara sadar dilakukan dan dialihkan

dengan pertemuan secara daring.Semua ini dilakukan demi outcome

yang sama yaitu menjaga kesehatan diri sendiri dan komunitas.

Pemerintah sebagai perencana kebijakan haruslah konsisten dalam

menjalankan perannya seperti pemenuhan perlindungan sosial,

pelayanan sosial, jaminan sosial merupakan hal yang mutlak diberikan

kepada masyarakat. Dengan begitu masyarakat akan merasa

terlindungi dan memiliki kepercayaan kepada pemerintah. Kebijakan-

kebijakan publik yang dikeluarkan pemerintahpun juga harus sejalan

dengan kondisi masyarakat, bukan malah memberatkan hidup

masyarakat yang mana membutuhkan bantuan bukan tambahan

beban21. Seperti halnya yang dikatakakn oleh Brian Z Tamanaha dalam

bukunya “On The Rule Of Law”, bahwa negara seharunya hadir dalam

hal pemenuhan hak individual warga negara sejalan dengan tujuan dari

new normal.

Kemudian, sampai kapan harus menjalankan kehidupan new normal

ini? Kapan wabah ini berakhir? Pertanyaan itu merupakan retorika untuk

saat ini. Siapa pun belum dapat memastikan. Dilihat dari tren yang

21

https://kolom.tempo.co/read/1351996/negara-masyarakat-dan-era-new-normalhttps://kolom.tempo.co/read/1351996/negara-masyarakat-dan-era-new-normal diakses pada 13 Agustus 2020

Page 78: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

belum menunjukkan penurunan jumlah penyebaran dan masih fluktuatif,

kita belum bisa meramalkan kondisi ini akan segera berakhir. Flattening

curve yang menjadi target belum dapat terealisasi. Untuk itu, sebelum

vaksin pencegahan SARSCoV-2 ditemukan, masyarakat harus mulai

menerima kondisi baru ini, adaptasi terhadap beberapa hal baru

merupakan ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan.Tidak dimungkiri bahwa

terdapat sisi negatif dari wabah ini. Ketidakstablian perekonomian,

terbatasnya ruang gerak, hilangnya pekerjaan, hingga melonjaknya

angka kriminalitas.

Namun, terdapat hal-hal yang dapat memberikan gambaran sebagai

parameter “new normal”.Pedagang yang menjual produknya melalui

sistem online, para guru yang berbagi ilmu dengan cara yang

bervariatif, dan kesempatan untuk mendapatkan informasi yang lebih

luas melalui pertemuan-pertemuan daring. Semua ini kembali pada diri

kita, menanamkan mindset tentang kondisi pandemi ini merupakan

langkah awal yang dapat diterapkan. Tidak bisa tipungkiri Bentuk new

normal membawa kita untuk menemukan pola baru dalam kehidupan

sosial, beraktivitas, maupun bekerja. Masa pandemi saat ini dapat

membawa perubahan ke hal positif asalkan semua pihak memiliki sudut

pandang yang baik. Bersama-sama mencari solusi terhadap

keterbatasan yang ditemui menjadi salah satu kunci supaya kehidupan

terus bergerak. Segala aspek diupayakan untuk tetap berjalan, tetapi

dengan tetap disiplin menjalankan koridor kebersihan dan kesehatan

yang dianjurkan. Menemukan ritme yang tepat da-lam kehidupan baru

untuk mencapai makna hidup di tengah segala keterbatasan.

Pemerintah pun juga telah mengim-bau bahwa kita harus berdamai

dengan keadaan ini. Masyarakat dituntut untuk menjalani kehidupan

produktif dengan tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat

sebagai langkah yang baik agar terhindar dari penularan.

Kebijakan new normal yang diambil pemerintah haruslah terencana

dengan baik, bila perencanaan kebijakan kurang matang maka

berpotensi memunculkan lonjakan jumlah kasus positif setiap harinya.

Maka dari itu sinergi dari semua pihak sangatlah dibutuhkan agar

pademi covid-19 cepat berlalu dan segera beraktivitas seperti biasanya.

III. KESIMPULAN

New Normal life merupakan suatu tatanan kehidupan baru yang

mana mengharuskan diri untuk berdamai dengan pandemi virus corona

dimana tingkat pertumbuhan jumlah kasus positif masih tinggi. Dalam

artian yang lebih sempit bahwa masyarakat dapat melakukan aktivitas

secara normal namun tetap melaksanakan protokol kesehatan yang

telah diterapkan oleh pemerintah seperti memakai masker jika akan

Page 79: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

keluar rumah, selalu mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer,

serta melakukan sosial distancing.

Kenormalan baru (new normal) adalah membuka kembali aktivitas

ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan tetap

menggunakan protokol kesehatan terkait covid-19 Semua ini kembali

pada diri kita, menanamkan mindset tentang kondisi pandemi ini

merupakan langkah awal yang dapat diterapkan. Tidak bisa tipungkiri

Bentuk new normal membawa kita untuk menemukan pola baru dalam

kehidupan sosial, beraktivitas, maupun bekerja.

Masa pandemi saat ini dapat membawa perubahan ke hal positif

asalkan semua pihak memiliki sudut pandang yang baik. Bersama-

sama mencari solusi terhadap keterbatasan yang ditemui menjadi salah

satu kunci supaya kehidupan terus bergerak. Segala aspek diupayakan

untuk tetap berjalan, tetapi dengan tetap disiplin menjalankan koridor

kebersihan dan kesehatan yang dianjurkan. Menemukan ritme yang

tepat da-lam kehidupan baru untuk mencapai makna hidup di tengah

segala keterbatasan. Pemerintah pun juga telah mengim-bau bahwa

kita harus berdamai dengan keadaan ini. Masyarakat dituntut untuk

menjalani kehidupan produktif dengan tetap menjalankan pola hidup

bersih dan sehat sebagai langkah yang baik agar terhindar dari

penularan.

IV. DAFTAR PUSTAKA

https://www.untan.ac.id/covid-19-indonesia-new-normal-dan-

sebuah-pembelajaran/

https://www.itera.ac.id/siapkah-kita-dengan-new-normal/

Sudibyakto, H. A. Manajemen bencana di Indonesia ke mana?.

UGM PRESS, 2018.

Page 80: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Bantuan Ekonomi Sebagai Wujud Kepedulian Pemerintah Kepada

Masyarakat Terdampak Covid-19

Annisa Yunita Dwi Amalia1, Bunga Mellinda Febriarni2, Estu Rahayu3, Galuh

Fisabilillah4

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang

[email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

ABSTRAK

Dimasa pandemi Covid-19 pada saat ini memberikan pengaruh yang cukup

besar kepada perekonomian. Pandemi ini berpengaruh buruk bagi perekonomian

dunia dan Indonesia karena terjadi bersamaan dengan menurunnya harga

komoditas dan gejolak pasar keuangan . Kondisi tersebut memaksa Pemerintah

untuk menata ulang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) baik dari

sisi penerimaan maupun belanjanya. Presiden menerbitkan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Keuangan

Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan sebagai payung hukum atas perubahan

penggunaan APBN. Sebanyak 84% masyarakat Indonesia mengalami penurunan

penghasilan (money.kompas.com) dan 1,7 juta karyawan mengalami Pemutusan

Hubungan Kerja (Data Kementrian Ketenagakerjaan, 27 Mei 2020). Karenanya

pemerintah menyediakan beberapa jenis program bantuan ekonomi yang akan

didistribusikan kepada masyarakat terdampak Covid-19. Diantaranya adalah

Kebijakan mengenai penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan, Kartu

Sembako, Kartu Prakerja, Pembebasan Tarif listrik 450 VA dan diskon tarif listrik

bagi 900 VA.

ABSTACT

During the Covid-19 pandemic at this time it had a considerable impact on

the economy. This pandemic had a negative impact on the world economy and

Indonesia as it coincided with falling commodity prices and financial market

turmoil. This condition forces the Government to rearrange the State Revenue and

Expenditure Budget (APBN) both in terms of revenue and expenditure. The

President issued a Government Regulation in Lieu of Law (Perppu) Number 1 of

2020 concerning State Finances and Financial System Stability as a legal

Page 81: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

umbrella for changes in the use of the State Budget. As many as 84% of

Indonesians experienced a decrease in income (money.kompas.com) and 1.7

million employees experienced layoffs (Data from the Ministry of Manpower, 27

May 2020). Therefore, the government provides several types of economic

assistance programs that will be distributed to people affected by Covid-19.

Among them are policies regarding beneficiaries of the Family Hope Program,

Basic Food Cards, Pre-Employment Cards, 450 VA electricity rates exemptions

and a discount on electricity rates for 900 VA.

Pendahuluan

Dampak Virus Corona atau Covid-19 nampaknya berimbas pada semua

sektor terutama ekonomi. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi

Indonesia di tahun ini akan tertekan di level 2,1 persen. Hal ini disebabkan oleh

terus meluasnya persebaran Covid-19 baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Bank Indonesia (BI) pun telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi RI menjadi

di Bawah 5 Persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja yang biasanya mampu

tumbuh mencapai 5,02 persen.

Hal ini diakibatkan oleh melambatnya pertumbuhan ekonomi karena

pandemi Covid-19. Keterlambatan ini ditandai dengan memburuknya kondisi

lingkungan eksternal dan melemahnya permintaan dalam negeri seiring dengan

menurunnya sentimen bisnis dan konsumen.

Pandemi Covid-19 akan berimplikasi buruk bagi perekonomian dunia dan

Indonesia pada tahun ini, karena terjadi bersamaan dengan menurunnya harga

komoditas dan gejolak pasar keuangan. Inflasi yang terjadi ditahun ini pun

diproyeksi akan mengalami peningkatan ke level 3 persen, karena ketatnya

pasokan pangan dan depresiasi mata uang yang diperkirakan dapat diimbangi

sebagian oleh penurunan harga bahan bakar non-subsidi, serta subsidi tambahan

untuk listrik dan pangan. Namun, pada tahun 2021 inflasi diyakini kembali ke level

normal, yakni 2,8 persen.

Sampai 11 April lebih dari 1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan

hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan. Di mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari

sektor formal, 265.000 dari sektor informal. Banyak karyawan yang kehilangan

pekerjaaan, gajinya menurun, dan tidak perpanjang kontrak bagi karyawan

kontrak.

Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia di bawah level 50 yakni hanya

45,3 pada Maret 2020. Ketiga, lebih dari 12.703 penerbangan di 15 bandara

dibatalkan sepanjang Januari-Februari, dengan rincian 11.680 penerbangan

Page 82: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

domestik dan 1.023 penerbangan internasional. Terjadinya lock down sehingga

seluruh masyarakat diperintahkan untuk di rumah.

Sekitar Rp 207 miliar kehilangan pendapatan di sektor pelayanan udara,

dengan sekitar Rp 48 miliar kehilangan disumbangkan oleh penerbangan dari

China. Angka turis menurun hingga 6.800 per hari, khususnya turis dari China.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia memperkirakan penurunan

tingkat okupansi di sekitar 6.000 hotel di Indonesia dapat mencapai 50%. Ini bisa

mempengaruhi turunnya devisa pariwisata lebih dari setengah tahun lalu. Ketujuh,

impor Indonesia sepanjang Januari-Maret 2020 turun 3,7% year to date (ytd).

Semua memikirkan kesehatan dan menjaga kesehatan, sehingga tidak ada waktu

untuk berkunjung ke tempat wisata.

Inflasi pada bulan Maret 2020 tercatat sebesar 2,96% year on year (yoy)

disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan serta beberapa harga pangan

yang melonjak. Meski, terjadi deflasi pada komoditas aneka cabai dan tarif

angkutan udara.

Hasil dan Pembahasan

Payung Hukum Relaksasi Bantuan sosial

Pandemi penyakit Covid-19 telah membuat pemerintahan di seluruh dunia

kalang kabut. Sampai awal April lalu, secara global lebih dari sejuta orang

terinfeksi dan lebih dari 200 ribu di antaranya meninggal dunia. Semua

pemerintahan melakukan mobilitasi anggaran untuk penanggulangannya, guna

menambah kapasitas pelayanan kesehatan maupun daya tahan ekonomi

masyarakat.

Pemerintah Indonesia pun harus pontang panting menghadapi wabah

global ini. Dampak pandemi seperti efek kartu domino, yang awalnya menyengat

kesehatan publik dan kemudian merambat ke sektor lain. Tak dapat dicegah.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun harus ditata ulang, baik

dari sisi penerimaan maupun belanjanya.

Untuk memberikan payung hukum atas segala perubahan pengunaan instrumen

APBN ini, Presiden Joko Widodo dengan cepat menerbitkan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang

Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Perppu diteken Presiden 31

Maret dan diserahkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati

bersama Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, mewakili pemerintah, kepada

Page 83: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung Nusantara 3 lantai 2 DPR

pada Kamis, 2 April 2020.

Presiden Jokowi menandatangani perppu itu sebagai respons atas

penyebaran Covid-19, yang telah membuat krisis kesehatan dan krisis

kemanusiaan, baik secara domestik maupun global, yang berpotensi menciptakan

krisis ekonomi maupun krisis keuangan.

Oleh karena itu, langkah-langkah extra ordinary perlu dilakukan karena kita

menghadapi kondisi yang di luar kebiasaan. Di sini perppu bisa dijadikan sebagai

landasan hukum untuk merespons dan melakukan langkah-langkah penyelamatan

kesehatan dan keselamatan masyarakat, membantu masyarakat yang terdampak,

membantu dunia usaha dan sektor ekonomi, dan diharapkan menjaga stabilitas

sektor keuangan,

Untuk bisa menangani Covid-19, anggaran bidang kesehatan diprioritaskan

dan beberapa langkah sudah dilakukan. Pertama, melalui realokasi

dan refocusing dari APBN 2020 maupun APBD di setiap pemerintah daerah.

Tambahan anggaran kesehatan sebesar Rp75 triliun yang akan nanti dilakukan

rinciannya akan disusun dalam bentuk perpres.

Dana Rp75 triliun bidang kesehatan ini menyangkut penambahan

anggaran untuk pembelian alat kesehatan, termasuk alat pelindung diri (APD)

bagi seluruh tenaga medis, pengadaan obat-obatan, meng-upgrade 132 rumah

sakit rujukan di seluruh Indonesia, baik RS pusat maupun daerah. Dalam paket

tambahan anggaran ini di dalamnya ada insentif dokter spesialis Rp15 juta per

bulan, dokter umum Rp10 juta, perawat Rp7,5 juta, tenaga kesehatan lainnya dan

tenaga administrasi RS Rp5 juta yang diberikan selama 6 bulan. Ada pula,

santunan kematian sebesar Rp300 juta per orang.

Penyaluran Rp75 triliun ini bisa melalui BNPB sebagai gugus tugas untuk

penanganan Covid-19 maupun melalui Kementerian Kesehatan. Sebagian lainnya

melalui pemerintah daerah (APBD).

Bantalan Bantuan Sosial

Presiden juga menginstruksikan supaya jaminan dan bantuan sosial bisa

ditingkatkan. Sasarannya ialah masyarakat termiskin yang akan terkena dampak

wabah itu, baik karena menyusutnya aktivitas ekonomi maupun terdampak oleh

langkah-langkah seperti pembatasan sosial yang meluas, dengan adanya

kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, bahkan ibadah di rumah.

Pemerintah membelanjakan anggaran untuk social safety net, bantalan sosial,

bagi penduduk miskin yang terdampak oleh wabah Covid-19.

Page 84: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Maka, ada penambahan Rp110 triliun untuk peningkatan jaminan sosial

(bansos). Penyalurannya, antara lain, dengan meningkatkan jumlah penerima

manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), dari 9,2 juta menjadi 10 juta keluarga.

Nilai kemanfaatannya dinaikkan 25 persen dari yang sebelumnya Rp2 juta

menjadi Rp2,5 juta per KK. Beberapa pemerintah daerah, Pemprov Jawa Timur,

misalnya, menyiapkan penambahan paket senilai Rp150 ribu bagi semua

penerima kartu PKH pada semasa krisis berlangsung.

Penerima kartu sembako pun dimekarkan dari 15,2 juta menjadi 20 juta KK,

dan nilai manfaatnya pun dinaikkan dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu per bulan.

Pemerintah memberi pembebasan listrik bagi pelanggan listrik 450 kVA dan bagi

pelanggan listrik 900 kVA diberikan diskon 50% untuk tiga bulan.

Penambahan pos dana prakerja itu dimaksudkan agar bisa membantu lebih

banyak lagi orang yang kehilangan pekerjaan, karena adanya pembatasan sosial

yang semakin meluas. Pemerintah juga menambahkan Rp70 triliun untuk

mendukung dunia usaha yang sedang menghadapi masa sulit. Stimulus ini untuk

membebaskan mereka dari beban pajak-pajak karyawannya (PPH-21).

Ada pula pembebasan PPN tertentu serta PPH-25 yang akan mendapatkan

pengurangan 30% untuk 6 bulan. Semua ditanggung pemerintah. Dalam perppu

juga dimasukkan klausul adanya penurunan tarif PPh badan dari 25% menjadi

22%.

Stabilitas Sektor Keuangan

Bagian kedua Perppu ialah mengenai stabilitas sektor keuangan.

Konteksnya, ketika kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terus memburuk

seperti saat ini, akibat wabah tekanan Covid-19, pada gilirannya semua itu juga

akan menekan stabilitas sektor keuangan. Oleh karena itu, di dalam perppu diatur

langkah-langkah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) dapat melakukan

tindakan demi mencegah terjadinya krisis keuangan.

Untuk Bank Indonesia (BI), diharapkan dapat membantu likuiditas bagi bank

sistemik maupun nonsistemik serta bisa membeli surat berharga negara (SBN) di

pasar perdana dalam situasi pasar yang sangat tidak normal.

Dalam perppu ini juga terdapat pula pedoman bagi langkah-langkah bagi

LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) untuk bisa menangani bank yang

bermasalah. Ada pula di situ pedoman hukum bagi OJK untuk melakukan

relaksasi dan melakukan tindakan-tindakan diperlukan agar lembaga-lembaga

keuangan tetap bisa dijaga kesehatannya. KSSK juga diharapkan bekerja sama

dengan kejaksaan, kepolisian, dan KPK agar potensi moral hazard atau

penyalahgunaan dari perppu ini bisa dihindari.

Page 85: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Defisit APBN

Segala bantuan dan stimulus ekonomi itu nilainya diperkirakan mencapai

sekitar Rp405,1 triliun. Dengan adanya guncangan pada sisi penerimaan maupun

belanja itu, Menteri Keuangan mengakui bahwa sulit mempertahankan defisit

APBN pada level di bawah 3 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto), seperti

amanat UU Nomor 17 tahun 2013 tentang Keuangan Negara. Sejauh ini,

diperkirakan defisit mencapai 5,07 persen.

Presiden Joko Widodo menerbitkan Perppu Nomor 1 tahun 2020 itu juga untuk

memberikan pijakan hukum atas lojakan defisit itu. Bahkan, lonjakan defisit

kemungkinan masih akan terjadi pada tahun anggaran 2021 dan 2023. Pada 2023

diharapkan normal kembali. Menteri Keuangan Sri Mulyani sendiri yakin, defisit

2020 ini pun tak akan melampaui 5 persen.

Kesejahteraan sosial ekonomi

Kesejahteraan sosial ekonomi yang diberikan pemerintah saat ini dimana

Konsep “kesejahteraan” yang memasukkan tujuan kemanusiaan dan keruhaniaan,

tentu akan berakibat pada keharusan mendiskusikan secara ilmu ekonomi apa

hakekat tujuan kesejahteraan tersebut dan bagaimana merealisasikannya.

Tujuan-tujuan konsep kesejahteraan tersebut tidak hanya mencakup soal

kesejahteraan ekonomi dalam arti materi semata, tetapi juga mencakup

permasalahan persaudaraan manusia dan keadilan sosial-ekonomi, kesucian

kehidupan, kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan

kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan masyarakat.

Paradigma kesejahteraan ekonomi rakyat memang sangat perlu diupayakan demi

peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Upaya-upaya ke arah

tingkat kesejahteraan ekonomi tersebut selama ini dianggap cukup memadai

melalui peningkatan kemakmuran rakyat (pembangunan ekonomi) atau melalui

program-program penanggulangan kemiskinan yang hasilnya memang sejauh ini

masih belum menggembirakan.

Terbukti bahwa berbagai upaya dan beberapa program-program

pemerintah yang banyak tidak berhasil, terutama karena dilaksanakan dalam

kerangka sistem ekonomi pasar bebas yang kapitalistik liberal, yang tidak peduli

pada "nasib" rakyat kecil dan membiarkan terjadinya persaingan liberal antara

konglomerat dan ekonomi rakyat. Inilah masalah besar sistem perekonomian yang

kini berjalan di Indonesia. Sehubungan dengan usaha penciptaan kesejahteraan

ekonomi rakyat tersebut, agenda pemerintah yang telah ditetapkan tersebut

merupakan agenda untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Rakyat, dimana

agenda ini diarahkan pada pencapaian lima sasaran pokok, yaitu:

Page 86: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

1. Pengurangan kemiskinan dan pengangguran;

2. Berkurangnya kesenjangan antar wilayah;

3. Meningkatkan kualitas manusia,

4. Membaiknya mutu lingkungan hidup, dan

5. Meningkatnya dukungan infrastruktur.

Sedangkan terdapat juga agenda kinerja pemerintah dalam bidang kesejahteraan

ekonomi rakyat yang diuraikan dalam delapan bidang, yaitu:

a) Penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan sosial;

b) Ekonomi;

c) Pembangunan daerah;

d) Sumber daya manusia;

e) Agama;

f) Sumber daya alam dan lingkungan hidup;

g) Infrastruktur dan;

h) Penanggulangan pascabencana alam.

Dilihat dari segi realitas saat ini, agenda tersebut sebagian besar tidak

dapat dijalankan dengan benar, justru semakin membuat masyarakat kecil

mengalami kesenjangan hidup yang semakin meningkat dalam hal perekonomian

yang semakin sulit, ditambah lagi dengan berbagai macam persoalan

perekonomian negara, mulai dari permasalahan kenaikan harga BBM, krisis

energi, krisis pangan yang mengakibatkan kenaikan harga barang kebutuhan

pokok, dan dengan adanya Pandemi Penyakit Covid19 yang sudah mewabah

secara Global.

Kesejahteraan ekonomi sangat sulit dicapai bila keadaan perekonomian

tidak semakin membaik, dan masalah ekonomi dianggap wilayah kecil yang

merupakan bagian dari wilayah besar masyarakat. Dengan perkembangan

masyarakat yang makin komplek, kehidupan ekonomi menjadi makin penting dan

lama-kelamaan dalam sistem (ekonomi) kapitalisme seakan-akan menjadi jauh

lebih penting daripada masyarakat sendiri. Masyarakat Indonesia telah menyadari

Page 87: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

bahwa krisis yang dihadapi sejak 1997 merupakan krisis multidimensi (politik,

ekonomi, budaya), namun orang cenderung dengan mudah menyebutnya sebagai

krisis ekonomi.

Bantuan Sosial

Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) secara spesifik adalah mereka

yang dulunya bekerja sekarang menganggur karena dampak Covid-19. Kalau

memakai 14 kriteria miskin dari PKH (program keluarga harapan), tidak masuk.

Selain kehilangan pekerjaan, penerima BLT ini adalah masyarakat yang sama

sekali belum dapat dana PKH, Kartu Pra-kerja, dan belum menerima bantuan

jaring pengaman sosial lainnya.

Bantuan ini merupakan bagian dari program jaring pengaman sosial sesuai

Keputusan Menteri Sosial Nomor 54/HUK/2020 tentang Pelaksanaan Bantuan

Sosial Sembako dan Bantuan Sosial Tunai Dalam Penanganan Dampak Covid-

19.

Pengelolaan Fiskal Untuk Menjaga Keberlanjutan Keuangan Negara

Pemerintah berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan fiskal di tahun 2020,

dimana realisasi defisit APBN hingga Maret 2020 mencapai 0,44% Produk

Domestik Bruto (PDB). Sementara itu posisi defisit keseimbangan primer pada

Maret 2020 telah turun hampir Rp30 triliun dibandingkan periode yang sama di

tahun sebelumnya. Dengan kondisi tersebut, realisasi pembiayaan APBN melalui

utang hingga Maret 2020 juga mengalami penurunan sebesar 57,17% jika

dibandingkan realisasi pada periode tahun sebelumnya. Penurunan tersebut juga

didorong oleh adanya tekanan di pasar keuangan pada bulan Maret, yang

berdampak pada menurunnya likuiditas karena meningkatnya volatilitas pasar

keuangan yang ditunjukkan oleh peningkatan yield, turunnya IHSG, dan

melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Dalam menghadapi kondisi

tersebut, Pemerintah menjalankan strategi pengelolaan pembiayaan utang secara

hati hati (prudent) dan terukur. Sejalan dengan hal ini, Pemerintah telah

mengubah jadwal penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dalam valuta asing,

dari semula di bulan Maret menjadi di bulan April 2020.

Kebijakan Penanganan Pandemi ke Depan Dalam Menjaga Keuangan Negara

Menteri keuangan menyatakan bahwa stimulus yang sudah disampaikan

kepada seluruh dunia usaha dan masyarakat itu sifatnya broadbase. “Jadi APBN

meng-cover kebutuhan kesehatan, bidang sosial, dan bidang ekonomi yang

semuanya mengalami dampak seperti domino efek, kesehatan memukul sosial,

sosial memukul ekonomi dan nanti ekonomi juga pasti akan mempengaruhi dari

sektor keuangan, terutama dari lembaga-lembaga keuangan bank dan bukan

bank”, ucap Menkeu.

Page 88: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Menkeu juga menambahkan dari sisi sosial masyarakat Kementerian

Keuangan mencoba melancarkan stimulus/kebijakan-kebijakan untuk bisa

mengurangi dampak shock Covid-19 yang sangat besar ini. “Untuk masyarakat,

tentu tidak bisa seluruhnya shock di absorb oleh APBN. Namun APBN berusaha

untuk bisa mendukung ketahanan sosial masyarakat. Dari sisi sosial ekonomi

APBN mencoba untuk memberikan dukungan agar shock itu tidak merusak atau

dalam hal ini menyebabkan kebangkrutan yang sifatnya masif”, ungkap Menkeu.

Jenis Bantuan Ekonomi

Dalam mengatasi ini, pemerintah pusat telah memutuskan untuk memenuhi

kebutuhan pokok masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat di lapisan

bawah, termasuk semua yang merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Seperti

pengusaha, pegawai, pekerja pabrik, sopir taksi, sopir bus, sopir truk, pengemudi

ojek, petugas parkir, para pengrajin, pedagang kecil, pelaku usaha mikro, dan

masih banyak lagi.

Program bantuan ekonomi :

1. Kebijakan mengenai penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan,

yang diberikan kepada 10 juta keluarga penerima dengan total

anggarannya adalah Rp37,4 triliun.

2. Kartu Sembako, diberikan kepada 20 juta penerima, per orang diberikan

Rp200.000 per bulannya dan totalnya adalah Rp43,6 triliun.

3. Kartu Prakerja, yang sudah dsampaikan sebanyak 5,6 juta orang, berupa

insentif pascapelatihan sebesar Rp600.000 selama 4 bulan. Anggaran yang

disiapkan adalah Rp20 triliun.

4. Pembebasan tarif listrik 450 VA dan diskon tarif listrik untuk 900 VA. Yang

tadi yang 450 VA 24 juta pelanggan dan yang 900 VA 7 juta pelanggan.

Anggaran yang disiapkan adalah Rp3,5 triliun.

Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa pemerintah

telah menambahkan beberapa kebijakan bantuan lainnya, yaitu :

1. Bantuan sosial (bansos) yang baru, yaitu Bantuan Khusus Bahan Pokok

Sembako dari Pemerintah Pusat untuk masyarakat di DKI (Jakarta).

2. Bantuan Sembako untuk wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi

yang diberikan kepada 1,6 juta jiwa atau 576 ribu KK, sebesar Rp600.000

per bulan selama 3 bulan, dengan total anggaran Rp1 triliun.

3. Masyarakat di luar Jabodetabek, akan diberikan Bantuan Sosial Tunai

kepada 9 juta KK yang tidak menerima Bansos PKH maupun Bansos

Sembako.

4. Sebagian Dana Desa juga segera dialokasikan untuk bantuan sosial di

desa yang diberikan kepada kurang lebih 10 juta keluarga penerima

Page 89: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

dengan besaran Rp600.000 per bulan selama 3 bulan dan total anggaran

yang disiapkan adalah Rp21 triliun.

5. Memperkuat Program Padat Karya Tunai di kementerian-kementerian,

yang total anggarannya adalah Rp16,9 triliun. Tak hanya itu, menurut

Presiden, ada di kementerian-kementerian yang lain, Kementerian

Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, kemudian Kementerian

Perhubungan.

6. Polri juga akan melaksanakan Program Keselamatan. Ini seperti Program

Kartu Prakerja, yang dinamakan Program Keselamatan oleh Polri, yang

mengkombinasikan bantuan sosial dan pelatihan.

Berikut sederet bantuan pemerintah selama pandemi Corona :

1. Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 Juta Keluarga Penerima

Manfaat (KPM). Penyaluran PKH yang sebelumnya per 3 bulan akan

dilakukan menjadi per bulan mulai April. Untuk bulan April-Juni, KPM akan

menerima PKH sebanyak 2 kali. Durasi penyaluran ini akan berlangsung

selama 1 tahun, dengan peningkatan anggaran dari sebelumnya Rp 29,13

triliun menjadi Rp 37,4 triliun.

2. Program Kartu Sembako untuk 20 Juta penerima. Sebelumnya, program

ini untuk 15,2 juta penerima eksisting dengan besaran Rp150 ribu per bulan

sejak Januari-Februari. Saat ini, ada penambahan 4,8 juta penerima

tambahan dengan besaran Rp 200 ribu per bulan mulai Maret-Desember.

Dengan penambahan ini, total anggaran yang disiapkan menjadi Rp 43,6

triliun dari sebelumnya Rp 28,08 triliun.

3. Program Kartu Pra Kerja untuk 5,6 juta peserta dengan total anggaran Rp

20 triliun. Dari program ini, setiap peserta akan menerima biaya pelatihan,

insentif bulanan dan survei dengan total batuan sebesar Rp 3,55 juta. Saat

ini, pemerintah juga sedang melakukan pendataan pekerja terdampak

COVID-19 baik yang ter-PHK, dirumahkan dengan unpaid leave, maupun

yang mengalami penurunan income, yang kemudian akan diprioritaskan

menjadi penerima kartu Pra Kerja.

4. Pemerintah memberikan diskon tarif bagi Pelanggan 450 VA dan 900 VA

Subsidi. Dari data, Rumah Tangga daya 450 VA adalah sebanyak 24 Juta

pelanggan, dan akan diberikan pembebasan biaya listrik. Sedangkan untuk

Rumah Tangga daya 900 VA subsidi sebanyak 7 Juta pelanggan akan

diberikan keringanan biaya listrik sebesar 50%. Masa berlaku keringanan

ini adalah untuk Bulan April-Juni 2020.

5. Stimulus Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tujuannya adalah untuk

meringankan beban UMKM. Skema kebijakan adalah melakui relaksasi

kebijakan penyaluran KUR, melalui penundaan angsuran dan pembebasan

bunga selama 6 bulan.

6. Bantuan sosial khusus untuk 2,6 juta jiwa atau 1,2 juta kepala keluarga

(KK) warga DKI Jakarta dan 1,6 juta jiwa atau 576 ribu KK warga

Page 90: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

Bodetabek berupa sembako setara Rp 600.000 per bulan selama tiga

bulan.

7. Program keselamatan yang dilaksanakan Polri. Bantuan ini berupa bansos

dan pelatihan yang ditujukan untuk pengemudi taksi, sopir bus, truk hingga

kernet. Targetnya ada 197 ribu orang dengan bantuan sejumlah Rp

600.000 per bulan selama tiga bulan dengan total anggaran Rp 360 miliar.

8. Program bansos dana desa yang ditujukan untuk 10 juta keluarga dengan

besaran Rp 600.000 per keluarga selama tiga bulan. Total anggarannya Rp

21 triliun.

9. Percepatan program padat karya tunai yang diharapkan mampu mencetak

lapangan kerja. Total anggarannya Rp 16,9 triliun tersebar di Kementerian

Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian

Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Contohnya, di Kementerian Desa

diharapkan dapat mencetak 59 ribu pekerja, dan di Kementerian PUPR

mencetak 530 ribu pekerja.

Implementasi Penyaluran Bantuan

Terdapat tujuh prgram pemerintah yang dirancang sebagai program Jaring

Pengaman Sosial. Berikut rinciannya:

1. Program Keluarga Harapan (PKH)

PKH yang biasanya diberikan setiap tiga bulan sekali akan diberikan

menjadi sebulan sekali. Selain itu, nilai manfaat yang diterima masyarakat

juga akan dinaikkan 25%. Dana anggaran yang telah disiapkan pemerintah

untuk program PKH adalah sebanyak Rp37.4 triliun.

2. Kartu Sembako

Pemerintah menyasar masyarakat penerima kartu sembako adalah

sebanyak 20 juta keluarga. Jenis bantuan yang telah menggunakan

anggaran sebanyak Rp43.6 triliun nanti nantinya akan dibagikan sebesar

Rp200 ribu per bulan yang akan berlangsung selama 12 bulan ke masing-

masing penerima.

3. Bantuan Sosial (Bansos) Sembako

Selama 3 bulan (April - Juni 2020), total anggaran yang telah disiapkan

pemerintah untuk bantuan jenis ini adalah sejumlah Rp3.42 triliun diluar

penerima PKH ataupun kartu sembako.

Target sasaran penerima bansos sembako ini ditaksir hingga 1.3 juta

keluarga untuk daerah DKI Jakarta, serta 600 ribu keluarga untuk daerah

Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

4. Bantuan Sosial (Bansos) Tunai

Bantuan ini akan diberikan selama tiga bulan dengan indeks bantuan

sebesar Rp600 ribu per bulan per keluarga. Menurut Juliari, penerima

Page 91: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

bantuan ini adalah mereka yang belum menenerima bansos PKH, BPNT,

maupun kartu pra kerja.

Para penerima bantuan program ini adalah seluruh keluarga yang ada di

dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data tambahan dari

pemerintah daerah yang selama ini tidak pernah menerima bansos.

Daftar Pustaka :

1. Hidranto, F. 2020. Payung Hukum Relaksasi dan Bantalan Sosial.

Indonesia.go.id 6

April 2020. https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-

angka/ekonomi/payung-hukum-relaksasi-dan-bantalan-sosial

Tanggal Akses : 13 Agustus 2020

2. Kusuma, H. 2020. Catat Ini Sederet Bansos Pemerintah Selama Darurat

Corona. Detik

10 April 2020. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-

4972353/catat-ini-sederet-bansos-pemerintah-selama-darurat-corona

Tanggal Akses : 14 Agustus 2020

3. Larassaty, L. 2020. 10 Bantuan yang Diberikan Pemerintah Indonesia

Selama Pandemi

Covid-19 untuk Rakyat. GridHealth.ID 10 April 2020.

https://health.grid.id/read/352099069/10-bantuan-yang-diberikan-

pemerintah-indonesia-selama-pandemi-covid-19-untuk-rakyat?page=all

Tanggal Akses : 12 Agustus 2020

4. Santia, T. 2020. Terkapar 6 Nama Besar Yang Harus PHK Ratusan

Karyawan Akibat

Corona. Liputan6 19 Juli 2020.

https://m.liputan6.com/bisnis/read/4309209/terkapar-6-nama-besar-yang-

harus-phk-ratusan-karyawan-akibat-corona

Tanggal Akses : 14 Agustus 2020

Page 92: Perspektif Tatanan Hidup Baru Dikaji dari Keputusan

5. Setiawan, S. 2020. Survei 84% Masyarakat Akui Pendapatan Turun Karena

Corona.

Money Kompas 26 Juni 2020.

https://money.kompas.com/read/2020/06/26/122922726/survei-84-persen-

masyarakat-akui-pendapatan-turun-karena-corona?page=all

Tanggal akses : 14 Agustus 2020

6. Tri, A. 2020. Bantu Warga Terdampak Corona Dinsos Sukoharjo Data

Penerima BLT

Kemensos Sebesar Rp 600Ribu. Solo Tribunnews 5 Mei 2020.

https://solo.tribunnews.com/2020/05/05/bantu-warga-terdampak-corona-

dinsos-sukoharjo-data-penerima-blt-kemensos-sebesar-rp-600-ribu.

Tanggal Akses : 14 Agustus 2020