power point 5 [compatibility mode]

69
KUMPULAN POWER POINT MATA KULIAH MATA KULIAH PENDIDIKAN TUNARUNGU 1

Upload: vuque

Post on 17-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

KUMPULAN POWER POINTMATA KULIAHMATA KULIAH

PENDIDIKAN TUNARUNGU 1

Page 2: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Pengertian tunarunguGearhart (1980) yang dikutip Neely (1982:95-96) dalam The Conference of Executives of American Schools for The Deaf, mendefinisikan tunarungu sebagai berikut: “A deaf person is one whose hearing disability is so great that he or she cannot understand speech through the use that he or she cannot understand speech through the use of the ear alone, with or without a hearing aid. A hard of hearing person is one whose hearing disability makes it difficult to hear but who can, with or without the use of hearing aid, understand speech”.

Page 3: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

Hallahan & Kauffman (1991:266) bahwa : “Tunarungu merupakan istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang berat, yang digolongkan ke dalam tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).

Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar.

Orang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran”.

Page 4: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

• Moores (1982:6) mendefinisikan tunarungu sebagai berikut:

“ A deaf person in a one whose hearing is disable to an extent (usually 70 dB ISO or greater) that precludes the understanding of speech through the ear alone, with or without the use of a hearing aid.ear alone, with or without the use of a hearing aid.

A hard of hearing is one whose hearing disabled to an extent (usually 35 to 69 dB ISO) that make dificult, but does not preclude, the understanding of speech through the ear alone, without or with a hearing aid” .

Page 5: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• seorang tunarungu adalah mereka yang kurang mampu untuk mendengar atau tidak mendengar sama sekali bunyi atau suara pada intensitas tertentu sebagai akibat dari tidak tertentu sebagai akibat dari tidak berfungsinya indera pendengaran sebagaimana mestinya, baik tanpa maupun menggunakan alat bantu dengar.

Page 6: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penggolongan ketunarunguan & Batasan Penggolongan ketunarunguan & Batasan Peristilahan didasarkan pada tiga faktorPeristilahan didasarkan pada tiga faktorPenggolongan ketunarunguan & Batasan Penggolongan ketunarunguan & Batasan Peristilahan didasarkan pada tiga faktorPeristilahan didasarkan pada tiga faktor

•• Kemampuan seseorang guna menyimak suara Kemampuan seseorang guna menyimak suara

cakapan (conversational speech)cakapan (conversational speech)

•• Kemampuan untuk membedakan berbagai sumberKemampuan untuk membedakan berbagai sumber

dan sifat bunyi (daya diskriminasi/pembeda)dan sifat bunyi (daya diskriminasi/pembeda)

•• Batas pengerasan/penguatan bunyi yang dihasilkanBatas pengerasan/penguatan bunyi yang dihasilkan

ABD (alat bantu dengar)ABD (alat bantu dengar)

Bo

A. Boothroyd, 1982)

Page 7: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penggolongan ketunarunguan & Batasan Peristilahan

Ketunarunguan (Hearing Impairtment)

Kehilangan pendengaran(hearing Loss)

Gangguan dlm kemampuan Mendeteksi bunyi

Gangguan Proses Pendengaran(Auditory Process Disorder)

Gangguan dalam kemampuan menafsirkan pola-pola bunyi/sound pattern

Total Sangatberat

BeratSevere

SedangModerate

RinganMild

(tingkat kehilangan pendengaran berdasarkan pengukuranAmbang pendengaran dalam deciBell)

Tuli/Deaf Kurang Dengar /Hard of Hearing

(p

pe

(penggambaran berdasarkan fungsi/penggunaan pendengaran)

Page 8: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Klasifikasi dan jenis-jenis ketunarunguan

Kelompok I Kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses/ke-TRan ringan; daya tangkap thd suara cakapan manusia normal

Kelompok II Kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses (ketunarunguan sedang); daya tangkap thd suara cakapan manusia hanya sebagian.

Kelompok Kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses Kelompok III

Kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses (ketunarunguan berat); daya tangkap thd suara cakapan manusia tidak ada.

Kelompok IV

Kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses (ketunarunguan sangat berat); daya tangkap thd suara cakapan manusia tidak ada sama sekali

Kelompok V Kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses (ketunarunguan total) daya tangkap thd suara manusia tidak ada sama sekali

Page 9: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Klasifikasi ketunarunguan (Boothroyd)Klasifikasi ketunarunguan (Boothroyd)Klasifikasi ketunarunguan (Boothroyd)Klasifikasi ketunarunguan (Boothroyd)

BerdasarkanTk kehilanganpendengaran

BerdasarkanSaat terjadinya

Kehilanganpendengaran

Berdasarkan Tempat

kerusakan

BerdasarkanTaraf

Penguasaanbahasa

Ringa

n 24-40 dB

Se

dang, 41-55 dB

Se

dang be

rat, 56-70 dB

Be

rat, 71-90 dB

Sa

ngat be

rat, le

bih dari 120 dB

Tuna

rungu baw

aa

n

Tuna

rungu sete

lah la

hir

Tuli konduktif

Tuli se

nsoris

Tuli pra

baha

sa

Tuli purna

baha

sa

Page 10: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Klasifikasi ketunarunguan• Berdasarkan saat terjadinya

a. ketunarunguan bawaan, artinya ketika

anak lahir sudah mengalami tunarungu

dan indera pendengarannya sudah dan indera pendengarannya sudah

tidak berfungsi lagi

b. ketunarunguan setelah lahir, artinya

terjadi ketunarunguan setelah anak lahir

akibat kecelakaan atau suatu penyakit

Page 11: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Berdasarkan tingkat kerusakan

• Kerusakan pada bagian telinga luar dan tengah, shg menghambat bunyi-bunyian yang akan masuk ke dalam telinga (Tuli konduktif)telinga (Tuli konduktif)

• Kerusakan pada telinga bagian dalam shg tidak dapat mendengar bunyi/suara (tuli sensoris)

Page 12: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Berdasarkan taraf penguasaan bahasa

• Tuli pra bahasa adalah mereka yang menjadi tuli sebelum dikuasainya suatu bahasa (usia 1,6 tahun) artinya anak menyamakan tanda tertentu seperti mengamati, menunjuk, meraih namun seperti mengamati, menunjuk, meraih namun belum membentuk sistem lambang.

• Tuli purna bahasa, adalah mereka yang menjadi tuli setelah menguasai bahasa, yaitu telah menerapkan dan memahami sistem lambang yang berlaku di lingkungan.

Page 13: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Audibility convensional speech

Discrimination capacity

For speech

Learning modality

Audibility of conventional speech

Discrimination capacity

For speech

Learning modality

15-30 dB Mild Normal Normal Auditory Normal normal auditory

Without Amplification With AmplificationThresholdRange

DescriptionOf HearingLoss

31-60 dB Moderat Partial Almost

Normal

Auditory n’ Vision

Normal Almost normal

Auditory

61-90 dB Severe None Irrelevant Visual Normal Good Auditory

n’ vision

91-120 dB

Profound None Irrelevant Visual Normal Poor Auditory n’ vision

121 dB or more

Total None Irrelevant Visual None Irrelevant Visual

Page 14: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Selesai

Page 15: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penyebab ketunarunguan

Page 16: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penyebab ketunarunguan (Trybus)

• Keturunan• Penyakit bawaan• Komplikasi selama kehamilan dan

kelahirankelahiran• Radang selaput otak (meningitis)• Otitis media• Luka/radang, penyakit anak-anak

Page 17: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Faktor internal diri anak1. Faktor keturunan dari salah satu atau kedua

orangtua yg mengalami ketunarunguan. Kondisi genetik yang berbeda disebabkan oleh gen yang dominan represif dan berhubungan dengan jenis kelamin.berhubungan dengan jenis kelamin.

2. Campak jerman (Rubella) yg diderita ibu sewaktu mengandung.

3. Keracunan darah (Toxaminia). Kerusakan pada plasenta yang mempengaruhi pertumbuhan janin.

Page 18: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Faktor eksternal anak1. Anak mengalami infeksi pada saat

dilahirkan.

2. Meningitis radang selaput otak

3. Otitis media3. Otitis media

4. Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat pendengaran bagian tengah dan dalam

Page 19: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penyebab terjadinya ketunarunguan tipe konduktif

• Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga luar dapat disebabkan antara lain:

a. tidak terbentuknya lubang telinga bagian

luar yang dibawa sejak lahirluar yang dibawa sejak lahir

b. terjadinya peradangan pada lubang

telinga luar (otitis media)

Page 20: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Kerusakan/gangguan pada telinga tengah dapat disebabkan oleh:

• Ruda paksa, adanya tekanan/benturan yang keras yang mengakibatkan perforasi (pecahnya) membran tympany dan lepasnya rangkaian tulang pendengaran.

• Terjadinya peradangan/otitis media• Terjadinya peradangan/otitis media

• Otosclerosis, yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki tulang stapes yang mengakibatkan tulang tsb tidak dapat bergetar pada oval window (selaput yang membatasi telingan tengah dan dalam) shg getaran tidak dapat diteruskan ke telingan dalam.

Page 21: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

• Tympanisclerosis, yaitu adanya lapisan kalsium/zat kapur pada membran timpani dan tulang pendengaran, shg organ tsb tidak dapat menghantarkan getaran ke telingan dalam dengan baik untuk diubah menjadi kesan suara.

• Anomali congenital dari tulang pendengaran atau tidak terbentuknya tulang pendengaran yang dibawa sejak lahir tetapi gangguan tidak terbentuknya tulang pendengaran yang dibawa sejak lahir tetapi gangguan pendengarannya tidak bersifat progresif.

• Disfungsi tube eustachii (saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan rongga mulut), akibat alergi atau tumor pada nasopharynk.

Page 22: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penyebab terjadinya tunarungu tipe sensorineural

• Ketunarunguan yang disebabkan oleh faktor genetik, bahwa ketunarunguan tersebut disebabkan oleh gen ketunarunguan yang menurun dari orangtua kepada anaknya.

• Penyebab ketunarunguan faktor non genetik, • Penyebab ketunarunguan faktor non genetik, antara lain:a. rubella, penyakit yang disebabkan oleh

virus yang menyerang ibu hamil pada usia kandungan tri semester pertama

Page 23: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

b. Ketidaksesuaian antara darah ibu dan anak. Apabila ibu yang mempunyai darah dengan Rh – mengandung janin dengan Rh +, maka sistem pembuangan anti bodi pada ibu tsb akan merusak sel-sel darah Rh + janin anaknya.

c. meningitis, radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang labyrinth melalui sistem sel-sel bakteri yang menyerang labyrinth melalui sistem sel-sel udara pada telinga tengah. Meningitis menjadi penyebab utama ketunarunguan yang bersifat acquired (ketunarunguan yang didapat setelah lahir).

d. Trauma akustik, disebabkan oleh suara bising dalam jangka waktu lama.

Page 24: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• Terima Kasih

Page 25: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

DAMPAK KETUNARUNGUAN

Page 26: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Dampak Ketunarunguan• Dampak langsung dari ketunarunguan adalah

(1) terbatasnya/kurangnya pemerolehan atau perbendaharaan bahasa (vocabulary) akibatnya mereka mengalami kelambatan dalam mereka mengalami kelambatan dalam perkembangan komunikasi,

(2) terhambatnya komunikasi secara reseptif (menangkap/memahami pembicaraan orang lain) dan secara ekspresif (bicara).

Page 27: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• ketunarunguan sebagai kelainan primer yang bersifat motoris (fisik), dapat mengakibatkan terjadinya kelainan sekunder (dampak) pada berbagai aspek kehidupan dan perkembangan ATR, yaitu dalam kemampuan berbahasa dan berkomunikasi, fungsi sosial, emosi, kognitif, dan proses belajarnya.

• hilangnya kemampuan mendengar (tunarungu) adalah terhambatnya komunikasi dengan dan

• hilangnya kemampuan mendengar (tunarungu) adalah terhambatnya komunikasi dengan dan diantara kaum tunarungu serta lingkungannya.

• seseorang mengalami ketunarunguan sejak lahir, ia tidak akan mengembangkan kemampuan berbahasanya secara spontan, shg dlm usaha utk bermasyarakat akan timbul brbgi prmasalahan spt aspek sosial, emosional dan mental.

Page 28: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• anak tunarungu tidak mampu menangkap kata-kata atau pembicaraan orang lain melalui pendengarannya, sehingga tidak terjadi proses peniruan suara setelah masa terjadi proses peniruan suara setelah masa meraban.

• Proses peniruannya hanya terbatas pada peniruan visual atau menangkap pembicaraan orang lain melalui gerak bibir.

Page 29: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Fungsi pendengaran (D.A. Ramsdell)

• fungsi pendengaran bagi manusia ada dalam beberapa jenjang, yaitu(1) sebagai jenjang lambang adalah untuk memahami bunyi bahasa, (2) sebagai jenjang tanda/peringatan yaitu sebagai (2) sebagai jenjang tanda/peringatan yaitu sebagai pertanda akan adanya suatu kejadian dalam lingkungan manusia, dan(3) jenjang primitif dimana bunyi hanya berfungsi sebagai latar belakang segala kegiatan hidup sehari-hari. Kondisi Ketiga fungsi tersebut berlangsung secara progresif, simultan dan terintegratif.

Page 30: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Karakteristik kognitif ATR• Inteligensi seorang tunarungu secara potensial pada

umumnya sama dengan orang normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasa (Myklebust, dalam Moores, 1982:148).

• Keterbatasan informasi dan kurangnya daya abstraksi • Keterbatasan informasi dan kurangnya daya abstraksi pada seorang tunarungu akan menghambat proses pencapaian pengetahuan yang lebih luas, dengan demikian perkembangan inteligensi secara fungsionalpun terhambat.

• Hal ini mengakibatkan seorang tunarungu kadang menampakkan keterlambatan dalam belajar.

Page 31: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• kesulitan akademik yang dihadapi ATR bukanlah karena masalah kognitif yang kurang akan tetapi sebenarnya kesulitan dalam berbahasa”.

• tidak ada perbedaan kuantitatif dalam kemampuan intelektual kaum tunarungu dibandingkan dengan orang mendengar.

• analisa mendalam terhadap hasil berbagai sub tes, menunjukkan adanya perbedaan kualitatif, oleh karena mereka mengalami kesulitan oleh karena mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang menuntut pemahaman abstrak.

• walaupun ATR dalam segi kuantitas setara dengan anak yang mendengar, namun dari segi kualitas, anak tunarungu nampak inferior.

Page 32: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Karakteristik Sosial emosional• Fungsi emosi diartikan sebagai persepsi seseorang tentang dirinya, dan fungsi sosial adalah sebagai persepsi tentang hubungan dirinya dengan orang lain dalam situasi sosial (Boothroyd, 1982).

• Kekurangan dalam kemampuan berbahasa • Kekurangan dalam kemampuan berbahasa verbal menyebabkan anak tunarungu sulit mengungkapkan perasaan maupun keinginannya pada orang mendengar, shg hal tersebut menimbulkan perasaan negatif yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi dan sosialnya.

Page 33: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

• ATR seringkali salah menafsirkan sesuatu, dan hal tersebut menjadi tekanan bagi emosinya, sehingga dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan kecenderungan menampilkan dengan kecenderungan menampilkan sikap menutup diri, atau menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan.

• Sulit untuk bersosialisasi dan kurang dapat menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan situasi dan kondisi baru

Page 34: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Implikasi ketunarunguan thd perkemb akademik/belajar

• sulit dalam mempelajari materi pelajaran yang lebih bersifat verbal, sedangkan untuk materi non verbal seperti keterampilan tangan dan OR, pd umumnya tidak mengalami hambatan berarti.

• sulit memahami penjelasan guru, apabila guru tidak menggunakan metode komunikasi yang tidak menggunakan metode komunikasi yang betul-betul sesuai dengan kemapuan berkomunikasi ATR.

• sulit memahami materi yang bersifat abstrak• kesulitan untuk tugas2 kognitif yang banyak mengandalkan kemampuan pemahaman bahasa.

Page 35: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

See youSee you

Page 36: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Sikap dan pola interaksiSikap dan pola interaksiorangtua dan ATR

Page 37: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

DEPRIVASI EMOSIDEPRIVASI EMOSIDEPRIVASI EMOSIDEPRIVASI EMOSI

KURANG MENdpt PENGALAMAN YG MENYENANGKAN :

KASIH SAYANG, CINTA, PERHATIAN, KEGEMBIRAAN, KESENANGAN, KEPUASAN &

RASA INGIN TAHU

MENGAPA ?

ANAK ADALAH PERMATA HATI –

KEHADIRAN ABK DI

TENGAH-2 KELUARGA

“SYMBOLIC DEATH CRISIS”

MUNCUL BERBAGAIKRISIS

PSIKOLOGIS

ANAK ADALAH PERMATA HATI –TMPT BERBAGAI TUMPUAN,

HARAPAN & CITA-2

MUNCUL SIKAP-SIKAP

P.E.N.O.L.A.K.A.N

TDK ADA SATU ORANGTUA PUN YG MENGHARAPKAN

ANAKNYA CACAT

“SYMBOLIC DEATH CRISIS”HANCURNYA CITA-CITA , HARAPAN

MASA DEPAN

KRISIS YG BERHUB DGNPERAWATAN, PENGASUHAN, PENDIDIKAN, BIMBINGAN,

DSB.

KEBERFUNGSIAN KEL SBG DIK, ASUH,

DSBTDK SBGMN MESTINYA

ANAK LBH BANYAK BELJ

POLA-2 RESPON UNPLEASANT

Page 38: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

POLA PERKEMBANGAN RESPON ORTU THD ABK

POSITIFPOSITIFPOSITIFPOSITIF

OGDEN & LIPSETT (1982)

NEGATIFNEGATIFNEGATIFNEGATIF

KEBERHASILAN BERGANTUNGPD INFORMASI YG DIPEROLEH

DARI LINGKUNGAN

Page 39: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

KRISIS PSIKOLOGIS PADA KELUARGA ABKKRISIS PSIKOLOGIS PADA KELUARGA ABKKRISIS PSIKOLOGIS PADA KELUARGA ABKKRISIS PSIKOLOGIS PADA KELUARGA ABK(MOORES, 1973)

Page 40: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Pola perilaku ortu dan dampaknya thd tk laku anak

Pola Perlakuan Orangtua

Perilaku Orangtua Profile Tingkah laku Anak

Overprotection (terlalu melindungi)

• kontak yg berlebihan dgn

anak

• pemberian bantuan kpd nak

yg terus menerus.

• mengawasi kegiatan anak

• perasaan tidak aman

• agresif, mudah gugup

• melarikan diri dari

kenyataan

• sangat bergantung• mengawasi kegiatan anak

scr berlebihan

• memecahkan masalah anak

• sangat bergantung

• M P O, menyerah

• kurang mampu

mengendalikan emosi

• kurang PD, homesick

• mudah terpengaruh

• menolak tanggungjawab

• troublemaker

• sulit dlm bergaul

Page 41: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

Permisive • memberikan kebebasan untuk berfikir atau berusaha

• menerima ide/pendapat

• membuat anak merasa diterima

• toleran dan memahami kelemahan

anak

• cenderung memberi drpd mnerima

• pandai mencari jalan

keluar

• dapat bekerjasama

• percaya diri

• penuntut dan tidak

sabaran

Rejection • bersikap masa bodoh, kaku • agresif, sulit bergaulRejection • bersikap masa bodoh, kaku

• kurang memperdulikan anak

• menampilkan sikap permusuhan /

dominasi thd anak

• agresif, sulit bergaul

• pendiam, sadis

• submissive ( kurang dpt

mengerjakan tugas,

suka mengasingkan diri,

pemalu, mudah

tersinggung, penakut)

Page 42: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

acceptance • memberi perhatian dan cinta

kasih tulus kpd anak

• menempatkan anak pada posisi

penting

• mngembangkan hub yg hangat

dgn anak

• respek thd anak

• mendorong anak utk

mnyatakan perasaan dan

• kooperatif, bersahabat

• loyal, emosi stabil

• ceria dan optimis

• mau bertanggungjawab

• jujur, dapat dipercaya

• memiliki perencanaan

jelas utk masa depan

• realistik (memahami

kekuatan & kelemahan mnyatakan perasaan dan

pendapatnya

• berkom scr terbuka dan mau

mendengarkan masalahnya

kekuatan & kelemahan

dirinya scr objektif

Domination • mendominasi anak • bersikap sopan, dan

sangat hati-hati

• pemalu, penurut,

mudah bingung, inferior

• tidak bisa bekerjasama

Page 43: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

submission • senantiasa memberikan

sesuatu yg diminta anak

• membiarkan anak berperilaku

semaunya di rumah

• tidak patuh

• tidak bertanggung

jawab

• agresif dan teledor

• otoriter

• terlalu percaya diri

Punitive/ • mudah mmberikan hukuman • impulsif, nakalPunitive/ over dicipline

• mudah mmberikan hukuman

• menanamkan kedisiplinan

scr keras

• impulsif, nakal

• tdk dapat mengambil

keputusan

• sikap bermusuhan

atau agresif

Page 44: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Jika anak dibesarkan dengan CELAAN, ia belajar MEMAKIJika anak dibesarkan dengan PERMUSUHAN, ia belajar BERKELAHIJika anak dibesarkan dengan CEMOOHAN, ia belajar RENDAH DIRI

Jika anak dibesarkan dengan PENGHINAAN, ia belajar MENYESALI DIRIJika anak dibesarkan dengan TOLERANSI, ia belajar MENAHAN DIRIJika anak dibesarkan dengan DORONGAN, ia belajar PERCAYA DIRI

Jika anak dibesarkan dengan SEBAIK-BAIK PERLAKUAN, ia belajar KEADILANJika anak dibesarkan dengan PUJIAN, ia belajar MENGHARGAIJika anak dibesarkan dengan PUJIAN, ia belajar MENGHARGAI

Jika anak dibesarkan dengan RASA AMAN, ia belajar MENARUH KEPERCAYAANJika anak dibesarkan dengan DUKUNGAN, ia belajar MENYENANGI DIRINYAJika anak dibesarkan dengan KASIH SAYANG DAN PERSAHABATAN, ia belajar

MENEMUKAN CINTA DALAM KEHIDUPAN

Page 45: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

SelesaiSelesai

Page 46: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Perolehan bicara bahasaanak tunarunguanak tunarungu

Page 47: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Proses perolehan bahasa1. Mendengar, meniru, mengingat, serta proses persepsi (mengolah

rangsangan yang diterima melalui indera).

2. Myklebust (1963) mengemukakan bahwa proses pemerolehan bahasa anak yang mendengar berawal dari adanya pengalaman atau situasi bersama antara bayi dengan ibunya dan orang-orang lain yang berarti baginya dalam lingkungan terdekatnya. Anak tidak diajarkan kata-kata kemudian artinya, melainkan melalui pengalamannya ia “belajar” menghubungkan antara pengalaman dan lambang bahasa yang diperoleh melalui pendengarannya. Proses ini lambang bahasa yang diperoleh melalui pendengarannya. Proses ini merupakan dasar dari berkembangnya bahasa batin (inner language). Setelah itu, anak mulai memahami hubungan antara lambang bahasa dengan benda atau kejadian yang dialaminya, dan terbentuklah bahasa reseptif.Setelah bahasa reseptif “agak” terbentuk, anak mulai mengungkapkan diri melalui kata-kata sebagai awal kemampuan bahasa ekspresif. Setelah anak memasuki usia sekolah, penglihatan berperan dalam perkembangan bahasanya, yaitu melalui kemampuan membaca (bahasa reseptif melalui penglihatan) dan menulis (bahasa ekspresif melalui penglihatan).

Page 48: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Bagan perolehan bahasa anak mendengarPERILAKU BAHASA VERBAL (Anak yang mendengar)

BAHASA EKSPRESIF VISUAL(Menulis)

BAHASA RESEPTIF VISUAL(Membaca)

BAHASA EKSPRESIF AUDITORY( Bicara )

BAHASA RESEPTIF AUDITORI(Mengerti bahasa lingkungan)

BAHASA BATIN ( INNER LANGUAGE) Hubungan antara lambang auditori dengan pengalaman sehari-hari

P E N G A L A M A N

Page 49: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Bagan perolehan bahasa ATRPERILAKU BAHASA VERBAL

(Anak tunarungu)

BAHASA EKSPRESIF VISUAL(Menulis)

BAHASA RESEPTIF VISUAL(Membaca)

BAHASA EKSPRESIF AUDITORYBAHASA EKSPRESIF AUDITORY( Bicara )

BAHASA RESEPTIF VISUAL(Mengerti ungkapan bahasa lingkungan)

BAHASA BATIN (INNER LANGUAGE) Hubungan antara lambang visual dengan pengalaman sehari-hari

P E N G A L A M A N

Page 50: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Proses mendengar

• Kemampuan mendengar mrpk aspek penting dalam proses komunikasi.

• Telinga berfungsi sbg perantara dari rangsangan bunyi yg menuju ke pusat pengertian (persepsi pendengaran).pengertian (persepsi pendengaran).

• Pada telinga dalam, pusat persepsi berperan menyeleksi dan menganalisis apa yang didengar.

Page 51: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Proses meniru

• Meniru adalah suatu mekanisme tingkah laku yg cenderung dilakukan oleh manusia untuk mengulangi perbuatan atau perilaku scr sengaja, perbuatan atau perilaku scr sengaja, shg perilaku tsb berangsur-angsur menjadi miliknya.

Page 52: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Faktor yg mempengaruhi proses peniruan

1. Komponen pendengaran, baik organ maupun persyarafannya harus dalam kondisi baik/normal.

2. Otak dan persyarafan berfungsi menyampaikan info serta mengolah menyampaikan info serta mengolah berbagai rangsangan.

3. Keadaan psikologis, meliputi kemampuan mental (IQ) yang tinggi, kestabilan emosi.

4. Lingkungan yang mendukung

Page 53: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Proses mengingat• Berkaitan dgn kemampuan daya ingat (mrpk bag dari suatu proses pemerolehan informasi yg berhub dgn kemampuan berfikir seseorang dlm melaksanakan tugas pemecahan masalah).

• Proses tsb mrpk suatu rangkaian yg dimulai dari kegiatan menangkap info, menyimpannya dari kegiatan menangkap info, menyimpannya dan mengungkapkannya kembali.

• Ada dua bag penting, yaitu daya ingat jangka pendek/short term memory dan daya ingat jangka panjang/long term memory

• Kemampuan mengingat sangat dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan kondisi lingkungan

Page 54: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

• Proses memahami dan menginterpretasikan atau menafsirkan info sensoris yang diterima oleh indera

• Proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus.

• Stimulus didapat dari proses penginderaan thd objek, peristiwa, atau hubungan2 antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

PROSES PERSEPSI

objek, peristiwa, atau hubungan2 antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak.

• Istilah persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tsb.

Page 55: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Proses pengolahan persepsi

• Melakukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.

• Melakukan perbedaan antara figure (rangsangan inti) dan background (latar belakang).

• Menciptakan bagian-bagian menjadi satu • Menciptakan bagian-bagian menjadi satu kesatuan. Kemampuan memadukan berbagai komponen yang terdiri dari bermacam-macam elemen menjadi suatu kesatuan sehingga membentuk satu pengertian tersendiri.

Page 56: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Persepsi Auditif• Kemampuan untuk memahami dan menginterpretasikan segala sesuatu yang didengar.

• Persepsi ini mencakup kemampuan:- Kesadaran fonologis : kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata, suku kata, dan fonem (bunyi huruf)

- Diskriminasi auditif : kemampuan mngingat perbedaan antara bunyi2fonem dan mengidentifikasi kata2 yang sama dengan bunyi2fonem dan mengidentifikasi kata2 yang sama dengan kata-kata yang berbeda

- Ingatan auditif : kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang didengar

- Urutan auditif : kemampuan mengingat urutan hal-hal yang disampaikan secara lisan

- Perpaduan auditif : kemampuan memadukan elemen2 fonem tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang utuh

Page 57: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Terima kasih

Page 58: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Tunarungu GandaTunarungu Ganda

Page 59: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Definisi/pengertiantunarungu ganda

• Anak yang mengalami ketunarunguan juga disertai hambatan atau kelainan lainnya (ganda).

• Ganda bisa berarti lebih dari satu, atau • Ganda bisa berarti lebih dari satu, atau mengalami dua macam kelainan sekaligus, atau tiga kelainan sekaligus, bahkan mungkin empat kelainan sekaligus.

Page 60: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Kelompok ATR ganda1. ATR-netra, yaitu anak yang mengalami

ketunarunguan sekaligus mengalami tunanetra.2. ATR-grahita, yaitu anak yang mengalami

tunarungu sekaligus mengalami tunagrahita.3. ATR-daksa, yaitu anak yang mengalami

tunarungu sekaligus mengalami tunadaksa.tunarungu sekaligus mengalami tunadaksa.4. ATR sekaligus mengalami tunanetra dan

tunagrahita.5. ATR sekaligus mengalami tunanetra,

tunagrahita dan tunadaksa.

Page 61: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Penempatan pendidikan ATR ganda

1. Penyerahan (Referal) dari lembaga masyarakat dan rumah sakit.

2. Pemindahan dari program sekolah khusus (SLB-G) kepada program sekolah khusus (SLB-B). Apabila kelainan tambahan yg dialami ATR tidak terlalu berat.dialami ATR tidak terlalu berat.

3. Pemindahan dari program SLB-B kepada program SLB-G. Dilaksanakan apabila kelainan tambahan dari anak tsb bertambah berat shg memerlukan pelayanan yang lebih khusus lagi.

Page 62: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Beberapa cara menghilangkan perilaku menyimpang ATR ganda

1. Tindakan korektif berlebih (Over correction), sbg salah satu alternatif yg melibatkan hukuman dan usaha mengurangi perilaku menyimpang.Tujuannya adalah untuk mendidik ATR Tujuannya adalah untuk mendidik ATR bertanggungjawab penuh thd kerusakan atau kekacauan yg disebabkan perilakunya.Merupakan cara tepat utk menghilangkan perilaku yg tidak pantas, dan dijadikan pola perlakuan yang menetap.

Page 63: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

2. Time-out. Sbg suatu cara tepat yg bersifat temporer utk mengalihkan perhatian anak dari situasi yang tidak sesuai dgn norma-norma yang berlaku, kpd situasi yang memperkuat perilaku yang diharapkan.yang diharapkan.Yang perlu diperhatikan dalam time-out:a. pengelolaan time-out. Adanya dialogantara anak dan guru serta perlunya reinforcement.

Page 64: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

b. pengalihan situasi/lokasi yang tidak menyenangkanATR ganda. Guru dituntut kritis dalam melaksanakantime-out.

c. konsistensi prosedur time-out. Prosedur time out harusdilaksanakan scr sistematis sampai pada tahap evaluasiutk memperoleh data tingkat keefektifan programtime-out tsb.time-out tsb.

d. lokasi time-out. Harus secara kontinyu dievaluasi scr cermat guna menjamin bahwa time-out bebas dari sumber reinforcement negatif dan dilaksanakan di dalam ruangan kelas.

Page 65: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

e. periode time-out relatif singkat. Prosestime out bagi ATR berlangsung maksimum10 menit, atau tergantung kondisi ATR.

f. reinforcement perilaku. Proses time outdimaksudkan utk mengurangi perilaku ygtidak baik pada ATR ganda, utk itu perlu tidak baik pada ATR ganda, utk itu perlu motivasi pribadi dari guru.

g. pemberitahuan hasil proses time-out. Guru harus bertindak bijaksana denganmemberikan alasan-alasan yang tepat.

Page 66: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

3. Pemantapan perilaku. Dilakukan dengan pemberian reinforcement yg sungguh-sungguh dan berlangsung beberapa menit. Kemudian frekuensinya dikurangi.

4. Kontak mata. Harus memperhatikan jarak antara guru dan anak, untuk selanjutnya antara guru dan anak, untuk selanjutnya dilatih bersamaan dgn aktivitas meniru.

5. Aktivitas meniru. Harus diawali dari sesuatu yg sederhana yang berpangkal dari kontak mata dgn berbagai kegiatan.

Page 67: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

lanjutan

6. Pengembangan konsep. Terjadi apabila anak belajar dan berusaha mengembkannya sesuai dng ketentuan dan cermat. Dilakukan dgn cara guru menjelaskan materi dari bagian-bagian kecil dan dikemb dengan pemahaman lebih lanjut shg anak dapat menghub dari bag-bag materi tsb menjadi materi yang lebih utuh.

7. Belajar mandiri. Anak diberi kesempatan melalui 7. Belajar mandiri. Anak diberi kesempatan melalui kerja mandiri dalam ruangan khusus/ruangan kerja. Dalam pelaksanaannya ATR ganda harus diberi kesempatan utk melaksanakan aktivitas dan harus menikmati aktivitas tsb. Guru harus memberikan reinforcement melalui ide-ide yang mendukung terlaksananya belajar mandiri.

Page 68: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Aktivitas kebutuhan dasar ATR ganda1. Menyediakan makanan dan perawatan yang

layak2. Melatih menggunakan toilet (toilet training)3. Mengajarkan keterampilan motorik, bahasa,

kognisi, sosial dan merawat diri.4. Melatih orientasi dalam lingkungan keluarga,

masyarakat dan situasi sosial yang bervariasi.4. Melatih orientasi dalam lingkungan keluarga,

masyarakat dan situasi sosial yang bervariasi.5. Mentranfer tujuan budaya.6. Meningkatkan keterampilan interpersonal dan

sosialisasi.7. Mengendalikan perilaku anak dan memberikan

bimbingan

Page 69: POWER POINT 5 [Compatibility Mode]

Alhamdulillah