power point diare
DESCRIPTION
diare ikmTRANSCRIPT
LAPORAN PENELITIAN
HUBUNGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP FAKTOR
SOSIODEMOGRAFI DAN FAKTOR LINGKUNGAN DI DESA PAMOTAN
KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2012
DOSEN PEMBIMBING :Sugiharto, dr, M.Kes,(MARS)
OLEH :Nurman Candra Cahyadi
Dwi RachmawatiEvi Kurniawati
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),studi mortalitas dan riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun di ketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di indonesia
Dari data puskesmas Porong bulan Januari – September 2012 menunjukkan angka kejadian diare pada desa Pamotan kecamatan Porong lebih tinggi dibandingkan dengan desa-desa lain dalam wilayah kerja puskesmas Porong kabupaten Sidoarjo
Distribusi Proporsi Kejadian Diare pada Anak Usia 1-3 tahun Pada Bulan Januari sampai dengan September 2012 Berdasarkan Desa di Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
No. DESA Jumlah kejadian diare usia 1-3
tahun
Presentase kejadian (%)
123456789
10
Porong MindiJuwet KenongoGedangSiringJatirejoPamotanGlagaharumPlumbonRenokenongo
43192029912837030
1,56,771034
28,924,4
10
Jumlah 288 100
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adakah hubungan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun terhadap faktor sosiodemografi dan faktor lingkungan di Desa Pamotan, Kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo ?
Mengetahui hubungan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun terhadap faktor sosiodemografi dan faktor lingkungan di Desa Pamotan, Kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo
2. Tujuan khusus
Mengidentivikasi kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun di desa pamotan kecamatan porong kabupaten sidoarjo
Tingkat pendidikan Ibu
Jenis pekerjaan Ibu
Usia Ibu
Pendapatan keluarga
Sumber Air bersih
Jenis tempat pembuangan tinja
Jenis lantai rumah
D. Manfaat hasil Penelitian1. Bagi institusi atau program
2. Bagi Penelitian
Memberikan informasi bagi instansi terkait tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian diare pada anak usia 1 - 3 tahun sehingga dapat dijadikan dasar dalam pengambilan kebijakan dan penanggulangan diare
Salah satu kewajiban tri
dharma perguruan Tinggi, yaitu
dalam bidang penelitian, menambah
wawasan dan pengalaman bagi
peneliti.
Meningkat pengetahuan
akademisi
menambah referensi bidang
pengetahuan kesehatan
masyarakat khususnya kesehatan lingkungan
3. Bagi masyarakatDapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang bahaya diare,sehingga angka kematian akibat diare bisa ditekan seminimal mungkin
Dapat dipakai sebagai informasi dalam memberikan motivasi kepada masyarakat, khususnya para ibu guna mencegah terjadinya diare
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup materi ini dibatasi pada faktor lingkungan yang meliputi sumber air minum, tempat pembuangan tinja, jenis lantai rumah dan faktor sosiodemografi yang meliputi pendidikan ibu, pekerjaan ibu, usia ibu dan pendapatan keluarga yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 1 - 3 tahun di Desa Pamotan Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Diare
Berdasarkan jenis
Kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi 3kali atau lebih
berlangsung kurang dari
14 hari
disertai darah dalam
tinjanya
berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus
mungkin disertai penyakit
lain, seperti demam,
gangguan gizi atau penyakit
lainnya
Diare akut Disentri persiste
nMasalah
lain
Etiologi
Faktor Infeksi
pada saluran
pencernaan merupakan penyebab
utama diare pada anak
Faktor malabsorpsi
•Lemak•Karbohudrat•protein
Faktor makanan
makanan yang tercemar, basi,
beracun, terlalu banyak lemak, mentah
dan kurang matang.
Makanan yang terkontaminasi
Faktor psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabk
an diare kronis
diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis
Epidemiologi
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita
Beberapa perilaku dapat meningkatkan risiko penyebab terjadinya diare, antara lain menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah buang air besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar
anak menjadi cengeng dan gelisah, Suhu badan meninggi
Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan
empedu
Lecet pada anus
Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang
Muntah sebelum dan sesudah diare
Dehidrasi
Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
Gejala Diare
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diare
A. Faktor sosiodemografi
Tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan ibu
Pekerjaan Ibu atau aktifitas ibu dalam berorganisasi sosial berpengaruh pada kejadian diare pada anak sebab di harapkan ibu mendapat informasi tentang pencegahan diare
Pendidikan yang kurang menjadikan masyarakat sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular, Dengan sulitnya menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular
Usia Ibu
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap cara penanganan dalam mencegah terjadinya diare pada anak, semakin tua usia ibu maka kesiapan dalam mencegah terjadinya diare akan semakin baik
Pendapatan keluarga
Tingkat pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang baik akan berpengaruh pada fasilitas yang di berikan. Jika tingkat pendapatan baik maka fasilitas kesehatan khususnya di dalam rumah akan terjamin. Misalnya dalam penyediaan air bersih, penyediaan jamban sendiri, dll
Faktor lingkungan
Sumber air minum
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum,
masak, mandi, mencuci
Macam-macam sumber air minum
• Air hujan atau air angkasa• Air permukaan seperti air sungai, air rawa dan danau• Air tanah• Mata air yang berasal dari dasar tanah atau melalui celah-celah batu
Jenis tempat pembuangan tinja
• Jamban cemplung (kakus)•Jamban cemplung berberventilasi•Jamban empang•Jamban leher angsa
Syarat pembungan tinja yang memenuhi aturan kesehatan :
• Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya• Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya• Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya• Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan binatan lain• Tidak menimbulkan bau• Pembuatannya murah• sederhana• Dapat diterima oleh pemakainya
Jenis lantai rumah
Lantai yang baik adalah lantai yang dalam keadaan kering dan tidak
lembab
Bahan lantai harus kedap air dan mudah di bersihkan
Di tinjau dari jenis alas dan bahan dasar penutup bagian bawah, jenis lantai rumah mempunyai hubungan
bermakna dengan kejadian diare pada anak
Faktor perilaku
Pemberian Asi eksklusif
Penggunaan botol susu
Kebiasaan cuci tangan
Kebiasaan membuang tinja
Penggunaan air minum yang tercemar
Penggunaan jamban
Pemberian imunisasi campak
BAB III Kerangka konsep dan hipotesis penelitianA. Kerangka konsep
Faktor LingkunganFaktor Sosiodemografi Faktor Perilaku
a.Sumber air minum
b.Jenis tempat pembuangan tinja
c.Jenis lantai
Kejadian diare(anak usia 1-3 tahun)
a. Pemberian ASI eksklusif
b.Penggunaan botol susu
c.Kebiasaan cuci tangan
d.Kebiasaan membuang tinja
e.Menggunakan air yang tercemar
f.Menggunakan jamban
a.Tingkat pendidikan ibu
b.Jenis pekerjaan ibu
c.pendapatan keluarga
d.Umur ibu
= Variable diteliti
= Variable tidak diteliti
B. Hipotesis
Tingkat pendidikan ibu Jenis pekerjaan ibu Usia ibu Pendapatan keluarga Sumber air minum Jenis tempat pembuangan tinja Jenis lantai rimah
Ada hubungan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun di desa pamotan kecamatan porong kabupaten sidoarjo terhadap
BAB IV METODE PENELITIAN
A.Rancangan penelitian
B. Populasi dan Sampel
Penelitian bersifat observasional dengan
pendekatan cross sectional analitik study
Populasi
seluruh ibu yang memiliki anak usia 1 - 3 tahun di Desa Pamotan Kecamatan Porong Sidoarjo sebanyak 145 orang
sampelSebanyak 20 responden
dengan menggunakan rumus simple random sampling
n : Jumlah sampelZα : Kesalahan 5% menggunakan
skor tabelP : Proporsi dari kejadian yang sakitQ : (1-P)d : simpangan dari kekuatan penelitian
0,2
n = Zα² PQ d²
n = Zα² PQ d²n = 1,96² x 0,289 x (1- 0,289) 0,2²n = 0,7893 0,04n = 19,8 n di bulatkan menjadi 20 sampel
Teknik pengambilan sampel
Peneliti mendaftar
semua anggota populasi
masing-masing anggota populasi
diberi nomor dalam kertas
kecil
dimasukkan ke dalam suatu
tempat (kaleng)
Setelah proses pengadukan, kemudian
peneliti mengambil gulungan kertas satu
per satu sampai diperoleh 20 sampel
yang diperlukan
kemudian digulung
Setelah nomer keluar,
peneliti mencocokan data nama
populasi yang sebelumnya sudah di tulis
Kemudian dengan bantuan
bidan desa dan kader posyandu peneliti
mengadakan pembagian kuesioner
C. Variabel penelitian
Bebas
faktor lingkungan•sumber air minum•Jenis tempat pembuangan tinja•jenis lantai
Faktor sosiodemografi•pendidikan ibu, jenis•pekerjaan ibu, pendapatan•keluarga dan usia ibu
Terikat
kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun di Desa
Pamotan, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
E. Definisi Operasional•Kejadian DiareSuatu keadaan dimana terjadi buang air besar cair atau mencret dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari dalam kurun waktu 9 bulan terakhir yang dialami oleh Anak usia 1-3 tahun yang terpilih sebagai sampel
•Tingkat pendidikan ibuPendidikan formal terakhir yang telah diselesaikan oleh responden
Desa Pamotan Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo
penelitian dilaksanakan pada
1 Oktober - 3 November 2012
• Usia Ibu Usia ibu dalam satuan tahun
• Pendapatan keluargaBanyaknya akumulasi pendapatan semua anggota keluarga , setelah dikonversi menjadi rupiah perbulan
•Pekerjaan ibuKegiatan pokok ibu yang dilakukan setiap hari untuk memperoleh upah/gaji
• Jenis tempat pembuangan tinjaMacam tempat buang tinja yang digunakan keluarga termasuk anak usia 1-3 tahun untuk membuang tinja
• Jenis lantai rumahBahan utama pembuat lantai rumah
• Sumber air minumSumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari untuk kebutuhan minum dan memasak
F. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data1. Jenis data
2. Sumber data
3. Cara pengumpulan data
kualitatif kuantitatif
Primer Sekunder
Data primer dilakukan dengan wawancara
secara langsung pada responden dan
pengamatan secara langsung
data sekunder diperoleh dari
instansi kesehatan yang bersangkutan
4. Instrumen penelitian
5. Pengolahan data
Kuesioner
alat pengumpul data yang berisi daftar pertanyaan
yang akan diajukan kepada responden dan sudah tersusun dengan baik
• Editing• Coding• Entry• Tabulating
G. Analisis Data
Analisis Data menggunakan program SPSS. 16
1. Analisis univariat
2. Analisis bivarial
Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai α) sebesar 95%:• jika nilai p > α (0,05) maka
hipotesis penelitian (Ho) ditetima• jika nilai p < α (0,05) maka
hipotesis penelitian (Ho) diterima
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Pamotan merupakan satu dari
353 desa atau kelurahan yang ada di
wilayah Kabupaten Sidoarjo dan
termasuk satu dari 10 desa di Kecamatan
Porong. dengan luas wilayah 126.775 Ha
Jumlah penduduk : 3.825 jiwaKepala keluarga : 1.117laki-laki : 1.928 jiwaPerempuan : 1.897 jiwa
B. Hasil Analisis Univariat1. Faktor Sosiodemografi
a. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden
Hubungan antara usia ibu dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun. Uji statistik Chi square p=1,00 (p>0,05)
Usia Ibu Kejadian Diare Total
Tidak Diare Diare
Frekuensi
(%) Frekuensi
(%) Frekuensi
(%)
Resiko Rendah
5 25 10 50 15 75
Resiko Tinggi
1 5 4 20 5 25
Jumlah 6 30 14 70 20 100
b. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Diare. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 0,802 (p> 0,05).
Pendidikan Ibu
Kejadian Diare Total
Tidak Diare Diare
Rendah 1 1 3 4
Sedang 2 4 10 14
Tinggi 3 1 1 2
Total 6 14 20
c. Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan Ibu
Hubungan antara Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Diare. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 0,642 (p > 0,05),
Pekerjaan Ibu Kejadian Diare Total
Tidak Diare Diare
Bekerja 3 9 12
Tidak Bekerja 3 5 8
Total 6 14 20
d. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga
Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 0,003 (p< 0,05) Pendapatan Kejadian Diare Total
Tidak Diare Diare
< UMR 2 14 16
> UMR 4 0 4
Total 6 14 20
2. FAKTOR LINGKUNGAN
a. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Air Minum
Sumber Air Minum
Kejadian Diare TotalTidak Diare Diare
Terlindung 4 2 6
Tidak Terlindung 2 12 14
Total 6 14 20
Hubungan antara Sumber Air Minum dengan Kejadian Diare. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 0,037 (p < 0,05)
b. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Lantai Rumah
Hubungan antara Jenis Lantai Rumah dengan Kejadian Diare. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 0,042 (p < 0,05),
Jenis Lantai Rumah
Kejadian Diare TotalTidak Diare Diare
Kedap Air 6 6 12
Tidak Kedap Air 0 8 8
Total 6 14 20
c. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pembuangan Tinja
Hubungan antara Tempat Pembuangan Tinja dengan Kejadian Diare. Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa p = 1,000 (p > 0,05)
Tempat Pembuangan Tinja Kejadian Diare TotalTidak Diare Diare
Jamban Sehat 6 12 18
Jamban Tidak Sehat 0 2 2
Total 6 14 20
BAB VI PEMBAHASAN1. Hubungan antara Usia responden dengan
kejadian diare
2. Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan kejadian diare
Usia responden terbanyak tergolong risiko rendah yaitu sebesar 75%,Kategori usia resiko rendah adalah umur 20 - 35 tahun. Jika dilihat dari hubungan dengan kejadian diare pada
anak usia 1-3 tahun, umur ibu tidak berhubungan dengan kejadian diare, dengan nilai p = 1,00
tingkat pendidikan responden lebih banyak yang berpendidikan sedang yaitu sebesar 70%. Kategori pendidikan
sedang yaitu tamat SMP dan tidak tamat SMA
3. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan kejadian diare
pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,802. Hal ini memberi arti bahwa
tingkat pendidikan seseorang belum tentu menjamin dimilikinya pengetahuan tentang diare dan pencegahannya
Pendapatan keluarga responden lebih banyak pada pendapatan yang kurang dari UMR yaitu sebesar 80%. UMR
Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp. 1.252.000,-. Jika dilihat hubungan antara kejadian diare dengan pendapatan
keluarga, pendapatan keluarga mempengaruhi kejadian diare anak dengan nilai p = 0,003
4. Jenis pekerjaan responden dengan kejadian diare
5. Hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare
sebagian besar responden tidak bekerja sebesar 60%. dengan tidak adanya aktivitas di luar rumah, menjadikan kegiatan mengasuh dan merawat anak tidak terbatas. Dalam penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,642
Dari hasil uji bivariat didapatkan nilai p = 0,037 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada hubungan antara sumber air minum dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun
6. Hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare
7. Hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare
jenis tempat pembuangan tinja merupakan sarana sanitasi yang berkaitan dengan kejadian diare, tempat pembuangan tinja yang tidak saniter akan memperpendek rantai penularan penyakit diare. Dari hasil uji bivariat didapatkan nilai p = 1,00 (p > 0,05) maka tidak terdapat hubungan antara jenis tempat pembuangan tinja dengan kejadian diare
Dari hasil uji bivariat didapatkan nilai p = 0,042 (p < 0,05), sehingga ada hubungan yang signifikan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare. Dengan banyaknya responden yang memiliki lantai rumah yang tidak kedap air sangat memungkinkan lantai menjadi sarang kuman, debu yang dapat menjadi pencetus terjadinya diare pada anak
Keterbatasan penelitian
Pada penelitian ini kualitas fisik sumber
air minum tidak diteliti, sumber air minum yang tidak memenuhi syarat fisik berdasarkan kesehatan dapat
menyebabkan terjadinya diare
faktor perilaku seperti pemberian ASI eksklusif, penggunaan botol susu, kebiasaan cuci tangan, kebiasaan membuang tinja, menggunakan air minum yang tercemar, penggunakan jamban, pemberian imunisasi campak tidak diteliti
karenakan waktu yang tidak memadai untuk
dilakukannya penelitian tersebut
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Ada hubungan yang bermakna antara Pendapatan keluarga dengan kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan
nilai p = 0,003
Ada hubungan yang bermakna antara smber air minum dengan kejadian diare
pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,037
Ada hubungan yang bermakna antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada
anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,042
Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur Ibu dengan kejadian diare
pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 1,00
Kesimpulan Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan Ibu dengan
kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,802
Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan Ibu dengan
kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 0,642
Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis pembuangan tinja dengan
kejadian diare pada anak usia 1-3 tahun dengan nilai p = 1,00
B. SaranBagi instansi terkait:Hendaknya petugas kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan untuk memotivasi masyarakat dalam pengadaan dan penggunaan sumber air minum yang terlindungi, pengunaan lantai yang kedap air dan pemakaian jamban yang sehat
Bagi masyarakat •Diharapkan lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat•Mengupayakan jamban yang memenuhi syarat sanitasi•Mengupayakan untuk menambah pembuatan WC umum yang dapat dipakai secara bersama-sama, terutama bagi masyarakat yang belum memiliki jamban
Bagi peneliti lainPenelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan menambah faktor-faktor lain diluar penelitian ini
TERIMA KASIH