KELOMPOK B-15KETUA : Rizki Fauzi Rahman 1102013254SEKRETARIS : Tetty Prasetya Ayu Lestari 1102013283ANGGOTA : Pratiwi Astrid Anggraeny Nasir 1102013228

Nadira 1102013201Nerissa Arviana Rahadianthi 1102013210Nourma Kusuma Winawan 1102013214Sandi Rizki Ardianto 1102012260Vemindra Dinda Laksono 1102013296

SKENARIO BENGKAK SELURUH TUBUH

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, dibawa ibu nya ke dokter karena bengkak diseluruh tubuh. Keluhan juga disertai dengan BAK menjadi jarang dan tampak keruh. Sebelum sakit, nafsu makan pasien baik. Pasien mengalami radang tenggorokan 2 minggu yang lalu, sudah berobat ke dokter dan dinyatakan sembuh. Riwayat sakit kuning sebelum /nya disangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : komposmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 100x/menit, suhu 37 ? C, frekuensi napas 24x/menit. Didapatkan bengkak pada kelopak mata, tungkai dan kemaluan. Pada abdomen didapatkan ascites. Jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan urinalisis didapatkan proteinuria dan hematuria.

SASARAN BELAJAR LO.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tractus Urinarius

◦ 1.1 Makroskopik Tractus Urinarius◦ 1.2 Mikroskopik Tractus Urinarius

LO.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Ginjal◦ 2.1 Fungsi ginjal◦ 2.2 Mekanisme pembentukan urin

LO.3 Memahami dan Menjelaskan Sindrom Nefrotik◦ 3.1 Definisi Sindrom Nefrotik◦ 3.2 Etiologi Sindrom Nefrotik◦ 3.3 Klasifikasi Sindrom Nefrotik◦ 3.4 Epidemiologi Sindrom Nefrotik

◦ 3.5 Patofisiologi Sindrom Nefrotik◦ 3.6 Manifestasi Klinis Sindrom Nefrotik◦ 3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding Sindrom

Nefrotik◦ 3.8 Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik◦ 3.9 Komplikasi Sindrom Nefrotik ◦ 3.10 Prognosis Sindrom Nefrotik

LO.4 Memahami dan Menjelaskan Adab Berkemih dan Kenajisan Urin

1.1 Makroskopik Tractus Urinarius

http://worldhealthnews24.blogspot.com/2015/01/tentang-saya.html

https://www.pinterest.com/pin/352688214541435117/

https://ilper.wordpress.com/2012/04/19/sistem-perkemihan-urinaria/

1.2 Mikroskopik Tractus Urinarius

(Korteks) (Medulla)

(Glomerulus) (Apparatus Juksta Glomerular)

http://www.highlands.edu/academics/divisions/scipe/biology/faculty/harnden/2122/notes/urinary.htm

(Vesica Urinaria)

2.1 Fungsi ginjal

Fungsi ekskresi◦ Mempertahankan osmolalitas plasma◦ Mempertahankan pH plasma◦ Mempertahankan kadar masing-masing

elektrolit plasma◦ Mengekskresikan produk akhir nitrogen dan

metabolisme protein

Fungsi non ekskresi◦ Menghasilkan renin◦ Menghasilkan eritropoietin◦ Memetabolisme vitamin D◦ Degradasi insulin◦ Menghasillkan prostaglandin

2.2 Mekanisme pembentukan urin

https://www.boundless.com/physiology/textbooks/boundless-anatomy-and-physiology-textbook/the-urinary-system-25/kidney-physiology-240/overview-of-urine-formation-steps-1171-2197/

3.1 Definisi Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan manifestasi klinis yang ditandai oleh proteinuria masif (> 3,5 g/1,73 m2 luas permukaan tubuh per hari atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+), hipoalbuminemia (kurang dari 3 g/dl), edema, hiperlipidemia, lipiduria, hiperkoagulabilitas, dan dapat disertai hiperkolesterolemia (> 200 mg/dL). Selain gejala-gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula hipertensi, hematuria, bahkan kadang-kadang azotemia. (IPD, 2010)

3.2 Etiologi Sindrom Nefrotik

Etiologi sindrom nefrotik pada anak-anak sebagian besar (90%) merupakan idiopatik. Sisanya (10%) disebabkan glomerulonefritis tipe membranous dan membranoproliferatif. Tingkat penyakit teridir dari penyakit perubahan minimal (85%), proliferasi mesangial (5%), dan sklerosis fokal (10%).

3.3 Klasifikasi Sindrom NefrotikTabel 1. Klasifikasi kelainan glomerulus pada sindrom nefrotik primer

1. Kelainan minimal (KM)2. Glomerulosklerosis (GS)

Glomerulosklerosis fokal segmental (GSFS) Glomerulosklerosis fokal global (GSFG)

3. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus (GNPMD)4. Glomerulonefritis proliferatif mesangial difus eksudatif5. Glomerulonefritis kresentik (GNK)6. Glomerulonefritis membrano-proliferatif (GNMP)

GNMP tipe I dengan deposit subendotelial GNMP tipe II dengan deposit intramembran GNMP tipe III dengan deposit transmembran/subepitelial

7. Glomerulopati membranosa (GM)8. Glomerulonefritis kronik lanjut (GNKL)

3.4 Epidemiologi Sindrom Nefrotik

Pada anak-anak (< 16 tahun) paling sering ditemukan nefropati lesi minimal(75%-85%) dengan umur rata-rata 2,5 tahun, 80% < 6 tahun saat diagnosis dibuat dan laki-laki dua kali lebih banyak daripada wanita. SN dapat menyerang semua umur tetapi terutama menyerang anak-anak yang berusia antara 2-6 tahun. Anak laki-laki lebih banyak menderita dibandingkan anak perempuan dengan rasio 3:2. Pada anak-anak kira-kira 90% disebabkan oleh panyakit Glomerulus primer dan 10% adalah sekunder disebabkan oleh penyakit sistemik seperti nefritis Henoch-Schonlein, Lupus Eritematous Sistemik, amyloidosis dan sebagainya.

3.5 Patofisiologi Sindrom Nefrotik

http://medicscientist.com/nephrotic-syndrome-symptoms-causes-treatment

3.6 Manifestasi Klinis Sindrom Nefrotik

• Proteinuria

• Hipoalbuminemia

• Hiperlipidemia

• Sembab atau edema

3.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding Sindrom Nefrotik

Diagnosis1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisis3. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan

antara lain:◦ Urinalisis dan bila perlu biakan urin◦ Protein urin kuantitatif, dapat

berupa urine 24 jam atau rasio protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari

◦ Pemeriksaan darah

Diagnosis Banding1. Sembab nonrenal:

◦ Gagal jantung kongestif◦ Gangguan nutrisi◦ Edema hepatal

2.Glomerulonefritis akut3. Lupus sistemik eritematosus.

3.8 Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik

•Suportif

•Medikamentosa

3.9 Komplikasi Sindrom Nefrotik

◦ Infeksi

◦ Hipovolemia◦ Hipertensi◦ Trombosis◦ Gagal Ginjal Akut◦ Osteoporosis◦ Gizi Buruk

3.10 Prognosis Sindrom Nefrotik

Sebagian besar (+ 80%) sindrom nefrotik primer memberi respons yang baik terhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% di antaranya akan relapse berulang dan sekitar 10% tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid.

• Tidak buang air di tempat mandi, air tergenang, atau air mengalir.

• Tidak buang air kecil sambil berdiri

• Wajib menghilangkan najis yang terdapat pada kedua jalan (istinja)

• Tidak bersuci dengan tangan kanan

• Menggosok tangan dengan tanah setelah bersuci

• Mendahulukan kaki kiri saat hendak masuk

DAFTAR PUSTAKA◦ Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.◦ Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5thed. US: FA Davis Company; 2007.◦ Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.◦ William W. Hay. Current Pediatric Diagnosis and Treatment 16th edition. McGraw-Hill Education, Europe, 2002◦ Price, Sylvia A, 1995 Patofisiologi :konsep klinis proses-proses penyakit, ed 4, EGC, Jakarta. ◦ Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC◦ Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGC◦ Gartner, Leslie P. & James L. Hiatt. 2007. Color Atlas of Histology, Fourth Edition. Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Wilkins◦ drus, Alwi dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI◦ Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi, Edisi V. Jakarta: EGC◦ Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Volume 2 Edisi 6. Jakarta: EGC◦ Putz, Reinhard & Reinhard Pabst. 2006. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2 Edisi 22. Jakarta: EGC◦ Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins, Volume 2 Edisi 7. Jakarta: EGC◦ Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Edisi 2. Jakarta: EGC◦ Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC◦ Sofwan,Achmad. 2013. Bahan Kuliah Anatomi Sistem Urinarius. Jakarta: FK YARSI